LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS SISWA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS

SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh Vany Dwi Putri

1104237

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh Vany Dwi Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Vany Dwi Putri

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

VANY DWI PUTRI 1104237

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND

SAFETY SKILLS SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Dr. Ipah Saripah M. Pd NIP. 19771014 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. Uman Suherman. AS., M.Pd NIP. 19620623 198610 1001


(4)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Vany Dwi Putri. (2015). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Peningkatan Survival and Safety Skills Siswa (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015).

Survival and Safety Skills adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Salah satu cara untuk meningkatkan survival and safety skills adalah dengan memberikan layanan dasar bimbingan dan konseling. Tujuan penelian adalah memperoleh survival and safety skills siswa yang dijadikan landasan dalam pembuatan layanan dasar bimbingan dan konseling. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Alat pengukuran data adalah kuiseoner berbentuk skala yang dikembangkan berdasarkan indikator survival and safety skills untuk SMP dari Comprehensive School Counseling Program Guide 2009. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan tingkat survival and safety skills yang dimiliki siswa berada pada kategori cukup. Layanan dasar yang dikembangkan disesuaikan dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Rekomendasi penelitian ditujukan bagi pihak sekolah agar dapat melakukan kerjasama yang baik dengan pihak luar maupun orang tua untuk meningkatkan survival and safety skills siswa. Guru BK dapat melakukan bekerjasama dengan pihak sekolah, wali kelas dan guru mata pelajaran untuk mengumpulan informasi terkait survival and safety skills siswa.

Kata kunci: Survival and Safety Skills, Siswa SMP, Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling


(5)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA


(6)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTARCT

Vany Dwi Putri. (2015). Guidance Curriculum of Guidance and Counseling to Improve Students’ Survival and Safety Skills (A Descriptive Research to Student at Class VIII Of SMP Miftahul Iman In Academic Year 2014/2015) Survival and Safety Skills is a skill that must be acquired by every individual. One way to improve survival and safety skills is to provide a guidance curriculum of guidance and counseling. The goal of the research is to obtain the depiction of the students’ survival and safety skills which will be the basis to develop the guidance curriculum. A quantitative approach with descriptive methods was used in the research. The instrument in the study was questionnaire in form of scale that was developed based on indicators of junior high school students’ survival and safety skills from Comprehensive School Counseling Program Guide 2009. The population of the study was all eighth grade students of SMP Miftahul Iman in Academic Year 2014/2015. The results showed that the level of the students’ survival and safety skills was in the adequate category. The developed basic guidance was developed based on the the processed data. Based on the study, it is recommended for the

school to work with other parties, including students’ parents, to improve the students’ survival and safety skills. Counselors can collaborate with the school, homeroom teachers, and other teachers in order to gather information related to the students’survival and safety skills.

Keywords: Survival and Safety Skills, junior high school student, Guidance Curriculum of Guidance and Counseling


(7)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK………....

KATA PENGANTAR……….

UCAPAN TERIMA KASIH………...

DAFTAR ISI………

DAFTAR TABEL………

DAFTAR BAGAN...

DAFTAR LAMPIRAN………...

I iii iv vi viii ix x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian... 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penelitian... 1.4. Manfaat Penelitian... 1.5. Struktur Penulisan...

1 4 5 6 6 BAB II KONSEP DASAR LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN

KONSELING DAN SURVIVAL AND SAFETY SKILLS

2.1. Konsep Dasar Survival and Safety Skills... 2.2. Layanan Dasar dalam Bimbingan dan Konseling Perkembangan... 2.3. Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Peningkatan

Survival and Safety Skills Siswa... 2.4. Penelitian Terdahulu...

7 16

27 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN


(8)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4. Prosedur Penelitian... 3.5. Analisis Data...

39 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian... 4.2. Keterbatasan Penelitian... 4.3. Rancangan Layanan Dasar untuk Peningkatan Survival and Safety

Skills...

4.4. Hasil Validasi Layanan Dasar………….……….

43 56

56 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan…………... 5.2. Saran...

68 68


(9)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Masa remaja merupakan suatu masa yang penting bagi setiap kehidupan individu dan merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa ini dimasuki pada usia 10 sampai 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 20 tahun.

Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) masa remaja dianggap sebagai masa topan badai dan stress (storm and stress). Pada masa ini, remaja telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri. Bila terarah dengan baik, remaja akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi bila tidak maka dapat menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan dengan baik.

Habert dan Runyon (dalam Andria, 2009), mengemukakan perubahan karakteristik yang dialami remaja dapat menimbukan terjadinya konflik. Konflik yang tidak ditangani dengan baik adalah salah satu penyebab stress pada remaja. Akibatnya, kaum remaja termasuk ke dalam kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya bagi dirinya.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk jenjang menengah yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 mensyaratkan pentingnya remaja memiliki survival and safety skills. Survival and safety skills adalah kemampuan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Hal tersebut sejalan dengan aspek survival and safety skills yang harus dipenuhi oleh siswa SMP menurut buku The South California Coprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model (2008) yaitu mampu mengidentifikasi sumber daya baik di sekolah maupun di masyarakat dan mengetahui cara mencari bantuan.


(10)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ASCA (American Scool Counselor Assosiation, 2009, hlm 150), menjabarkan kemampuan survival and safety skills yang harus dimiliki siswa yaitu: (1) siswa mampu menunjukkan pengetahuan tentang informasi pribadi (misalnya, nomor telepon, alamat rumah, kontak darurat); (2) mempelajari tentang hubungan antara aturan, hukum, keamanan dan perlindungan hak-hak individu; (3) mempelajari perbedaan antara kontak fisik yang tepat dan tidak tepat; (4) menunjukkan kemampuan untuk mengatur hak dan batas-batas pribadi; (5) membedakan situasi yang membutuhkan dukungan teman sebaya dan dituasi yang memerlukan bantuan dari orang dewasa yang profesional; (6) mengidentifikasi narasumber di sekolah dan masyarakat, dan mengetahui cara untuk meminta bantuan mereka; menerapkan keterampilan pemecahan masalah dan pembuatan keputusan yang aman dan sehat; (7) mempelajari tentang bahaya emosional dan fisik dari penggunaan dan penyalah gunaan narkoba; mempelajari cara untuk mengatasi tekanan dari teman sebaya; (8) mempelajari teknik untuk mengelola stress dan konflik; dan (9) mempelajari keterampilan untuk mengelola peristiwa kehidupan.

Peristiwa kehidupan yang dapat terjadi pada remaja salah satunya adalah penganiayaan. Penganiayaan atau kekerasan memiliki konsekuensi yang mendalam, merusak masa kanak-kanak, masa remaja bahkan sepanjang hidup. Anak-anak yang telah mengalami pelecehan atau pengabaian lebih cenderung memiliki hasil kesehatan fisik atau mental yang lebih buruk (UNICEF, 2011).

Tingginya angka kekerasan yang dialami remaja tampak pada hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS) dengan dukungan teknis dari UNICEF Indonesia dan Center for Disease Control and Prevention (CDC). Masa survei ini adalah Maret-April 2014. Jumlah sampel responden diambil secara acak dari 25 provinsi, 108 kabupaten, dan 125 kecamatan dan didapatkan 11.250 responden


(11)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berusia 13-24 tahun. Hasil survei tersebut mengungkapkan setidaknya terdapat 1,5 juta reaja yang mengalami kekerasan dalam satu tahun terakhir.

Selain kekerasan, remaja juga rentan akan bahaya penyalahgunaan narkoba atau zat terlarang. Hal tersebut ditunjukkan oleh data tahun 2010 yang dicatat oleh PKPR kota Bandung menunjukkan ada 4.409 kasus narkoba yang ditangani PKPR. Ditambah dengan data Dinas Sosial kota Bandung yang mencatat 82 kasus penyalahgunaan narkoba. Gabungan kedua data tersebut jauh lebih besar dari prevalensi penyalahgunaan narkoba yang ditangani Polwitabes kota Bandung pada tahun 2007-2009 yang hanya 699 kasus (Apriyani, 2010). 40% pengguna Narkoba di kota Bandung berasal dari kalangan pelajar (Republika Online, 2007). Dapat dilihat bahwa survival and safety skills siswa dalam hal menerapkan pengetahuan siswa akan bahaya penyalahgunaan zat terlarang masih rendah.

Tekanan teman sebaya juga menjadi salah satu hal yang patut diperhitungkan. Kebanyakan anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya dan dengan demikian rawan terhadap kekerasan teman. Hal ini terjadi khususnya pada anak-anak pra-remaja (Kathryn dan David Gerdald, 2011).

Banyaknya kasus bunuh diri atau percobaan mengakhiri hidup di kalangan anak maupun remaja sangat memperihatinkan. Ruqqoyah Waris Maksood (2010) menyebutkan bahwa ‘beberapa kasus bunuh diri pada remaja merupakan reaksi dari

stress atau kekecewaan’. Sementara mantan Ketua Komnas Perlindungan Anak

(2010) mengatakan, ‘Seorang pelajar nekat bunuh diri karena stres yang berlebihan bisa karena faktor keluarga, lingkungan, hingga sekolahnya’.

Novianti (dalam Rumayanti, 2014) mengutarakan bahwa fenomena yang khas pada remaja (usia 13-18 tahun) adalah kecenderungan mereka mengenakan celana pendek (hot pants) dengan kaos oblong atau kaos tanpa lengan bahkan pakaian yang transparan ketika mereka berada di keramaian. Munculnya jejaring sosial yang dapat memperlihatkan foto-foto dengan pakaian yang telah disebutkan juga dapat memicu


(12)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadinya penculikan yang bermula pada perkenalan di jejaring sosial sehingga berujung pada pemerkosaan bahkan pembunuhan (Fadli, 2012).

Hodijah (dalam Rumayanti, 2014) menyatakan bahwa pada kenyataannya, fenomena mengenai keterampilan remaja berkaitan dengan survival and safety skills di Indonesia belum menunjukkan kemampuan yang memadai yaitu adanya siswa berusia 17 tahun yang sudah melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Hal ini menunjukkan remaja pubertas cenderung tidak sempurna menjalankan proses pengambilan keputusan yang stabil.

Survival and safety skills merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh siswa. Selama ini, belum ada data yang menyebutkan tentang survival and safety skills siswa. Sumargi (2005) menyatakan ‘kondisi di Indonesia sama dengan di Malaysia. Malaysia menyadari terlebih dahulu mengenai keterbatasan keselamatan diri dan mulai melakukan penelitian tentang itu’.

Menurut Connecticut School Counselor Association (2008) survival and safety skills berada pada area perkembangan pribadi siswa yakni siswa mampu menunjukkan aplikasi yang tepat dari keterampilan survival and safety skills untuk kesejahteraan pribadi dan fisik mereka.

Peran sekolah untuk mencapai standar kompetensi siswa sekolah menengah pertama terkait survival and safety skills tidak menutup kemungkinan mengalami keksulitan dan hambatan dikarenakan tidak tersedianya layanan yang secara khusus bertujuan untuk peningkatan survival and safety skills siswa sehingga perlu adanya layanan dasar yang berfungsi untuk membantu siswa agar dapat mengalami kesulitan dan hambatan dalam meningkatkan survival and safety skills.

Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian adalah layanan dasar yang berkaitan dengan survival and savety skills tentang cara pengembangan survival and savety skills agar dapat memenuhi aspek perkembangan pribadi siswa di SMP Miftahul Iman.


(13)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Pemahaman anak yang terbatas mengenai bahaya, menyebabkan anak kurang dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi bahaya yang muncul. Hal ini dapat berakibat fatal atas keselamatan dirinya. Lebih lagi, orang dewasa tidak selalu berada di dekat mereka sehingga tidak dapat secara optimal menjaga dan mengawasi anak (Gillham & Thomson, 1996).

Anak usia 5-15 tahun cukup rentan mendapatkan cedera, pada usia tersebut mereka mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai keinginan untuk menelusuri sesuatu dan bereksperimen yang tidak seimbang dengan kemampuan dalam memahami atau mereaksi suatu bahaya (Kuschithawati et, al, 2007).

Dalam Comprehensive School Counseling Program Guide (2009) disebutkan aspek-aspek survival and safety skills yang harus dimiliki oleh siswa SMP, yaitu:

1) membedakan antara situasi yang membutuhkan dukungan teman sebaya dan situasi yang membutuhkan bantuan profesional orang dewasa;

2) dapat memecahkan masalah secara efektif dan memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat;

3) mempelajari bahaya emosional dan fisik penyalahgunaan narkoba; dan

4) mempelajari hubungan antara aturan, hukum, keamanan dan perlindungan hak-hak individu; dan

5) dapat mengelola stres dan konflik.

Jika aspek-aspek tersebut belum terpenuhi oleh siswa, maka dapat dikatakan bahwa survival and savety skills siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan atau dikembangkan. Layanan dasar merupakan salah satu cara bagi guru BK untuk meningkatkan atau mengembangkan survival and savety skills siswa.


(14)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut.

1) Seperti apa gambaran survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015.

2) Seperti apa layanan dasar bimbingan dan konseling untuk peningkatan survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan survival and safety skills serta merumuskan rancangan layanan dasar untuk peningkatan survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman Tahun Ajaran 2014/2015 yang dinilai layak oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan bimbingan dan konseling khususnya dalam memberikan layanan dasar untuk peningkatan survival and safety skills siswa.

1.4.2. Manfaat Praktis

1) Bagi pihak sekolah diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam rancangan program sekolah yang mendukung peningkatan survival and safety skills.

2) Bagi guru BK, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai pentingnya survival and safety skills bagi siswa sehingga guru BK dapat memberikan layanan yang tepat bagi siswa.


(15)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya informasi dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.Struktur Penulisan

Penelitian terdiri dari lima bab. BAB I berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur penulisan. BAB II memaparkan teori yang relevan menganai survival and safety skills yang dapat dijadikan landasan pelaksanaan penelitian. BAB III menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. BAB IV memaparkan hasil penelitian dan penjelasannya. BAB V berisi kesimpulan penelitian dan rekomendasi.


(16)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan fenomena-fenomena objektif yang dapat dikaji secara kuantitatif dan bertujuan untuk memperoleh gambaran survival and safety skills siswa. Alasan digunakannya pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan penelitian adalah memungkinkan dilakukannya pencatatan penganalisaan data hasil penelitian secara matematis dengan menggunakan penghitungan statistik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang terjadi dan dapat menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman.

Alur penelitian dalam pengembangan layanan dasar bimbingan dan konseling dipaparkan dalam bagan berikut.

Bagan 3.1

Alur Penelitian dan Pengembangan Layanan Dasar Bimbingan untuk Meningkatkan Survival and Safety Skills

Tahap I Studi Pendahuluan

berupa: 1. studi literatur 2. studi empiris

Tahap II Desain layanan dasar

untuk meningkatkan survival and safety skills Tahap III Penelaahan dan penimbangan layanan dasar oleh pakar dan

praktisi Tahap IV Revisi dan penyusunan layanan dasar yang layak menurut pakar dan praktisi


(17)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap I adalah studi pendahuluan dengan melakukan studi literatur dan studi empiris. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari konsep survival and safety skills sedangkan studi empiris dilakukan dengan penyebaran instrumen yang telah diuji oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

Tahap II dibuatnya desain layanan dasar untuk meningkatkan survival and safety skills untuk kemudian diuji oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

Tahap III penimbangan layanan dasar yang telah disusun oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling. Selanjutnya pada tahap IV dilakukan revisi terhadap layanan dasar yang telah disusun berdasarkan masukan dari pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

3.2.Partisipan

Partisipan penelitian adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman tahun pelajaran 2014/2015. Siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman terdiri dari Kelas VIII A 27 siswa dan Kelas VIII B 29 Siswa. Jumlah seluruh partisipan dalam penelitian ini adalah 56 siswa.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan wawancara dengan salah seorang guru di SMP Miftahul Iman pada tanggal 16 Oktober 2014 yang mengatakan bahwa siswa Kelas VIII kurang memiliki kompetensi survival and safety skills dan belum tersedianya layanan dasar bimbingan dan konseling yang secara khusus bertujuan untuk meningkatkan survival and safety skills siswa.

Siswa Kelas VIII tergolong usia remaja (12-22 tahun) yang pada masa ini siswa memiliki banyak kegiatan dan memiliki pergaulan yang lebih luas. Mereka juga cenderung lebih percaya dan mengikuti perkataan teman daripada orang dewasa di sekitarnya. Selain itu, faktor fisiologis remaja telah mengalami kematangan sehingga mereka akan mengalami perluasan peran dan melakukan hal-hal yang baru bagi mereka sesuai dengan pengalaman hidup mereka.


(18)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.Instrumen Penelitian

3.3.1. Definisi Operasional Variabel (DOV) Penelitian

Penelitian layanan dasar bimbingan dan konseling dalam peningkatkan survival and safety skills siswa memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Layanan dasar sebagai variabel bebas dan survival and safety skills sebagai variabel terikat.

3.3.1.1. Survival and Safety Skills

Definisi survival and safety skills adalah kemampuan siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman untuk melindungi dirinya baik dengan pertahanan diri sendiri maupun meminta bantuan orang lain dalam melangsungkan hidup dari ancaman yang membahayakan dirinya di antaranya berupa kecelakaan, penyalahgunaan narkoba, tekanan teman sebaya, stress, konflik dan kekerasan.

Survival and safety skills dalam penelitian ini dibatasi pada indikator yang terdapat pada Comprehensive School Counseling Program Guide (2009, hlm. 19) yang harus dimiliki oleh siswa SMP, yaitu: (1) keterampilan membedakan antara situasi yang membutuhkan dukungan teman sebaya dan situasi yang membutuhkan bantuan profesional orang dewasa; (2) keterampilan memecahkan masalah secara efektif dan memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat; (3) mengetahui bahaya emosional dan fisik penyalahgunaan narkoba; (4) mengetahui hubungan antara aturan, hukum, keamanan dan perlindungan hak-hak individu; dan (5) keterampilan mengelola stres dan konflik.

3.3.1.2. Layanan Dasar

Layanan dasar adalah rancangan hipotetik mengenai proses pemberian informasi atau bantuan yang dilakukan oleh guru BK kepada seluruh siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman yang dilaksanakan baik melalui bimbingan klasikal maupun kelompok untuk peningkatan survival and safety skills.


(19)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun struktur layanan dasar terdiri dari rasional, deskripsi kebutuhan, kompetensi yang dikembangkan, tujuan, pengembangan tema, tahapan atau langkah layanan, media dan alat pendukung dan evaluasi. 3.3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen berupa angket skala survival and safety skills. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berisikan beberapa penyataan yang telah disediakan alternatif jawabannya. Pengisian angket tertutup hanya dapat dijawab responden sesuai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket sruvival and safety skills dirumuskan berdasarkan aspek survival and safety skills yang terdapat pada Comprehensive School Counseling Program Guide (2009, hlm. 19) yang harus dimiliki oleh siswa SMP.

Angket dalam penelitian ini menggunakan format rating scale. Skala penilaian berupa daftar pertanyaan untuk menilai kualitas aspek keterampilan siswa dengan rentang tertentu. Angket untuk mengukur tingkat sruvival and safety skills menggunakan rentang 1-4. Keempat alternatif respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai terendah, yaitu 1) Kurang, 2) Cukup, 3) Baik, dan 4) Baik Sekali yang tertuang dalam pilihan jawaban A, B, C dan D secara acak pada setiap butir pertanyaan.

Proses pengembangan instrumen terlebih dahulu dilakukan dengan menentukan definisi operasional variabel yakni layanan dasar sebagai variabel bebas dan survival and safety skills sebagai variabel terikat. Selanjutnya, merumuskan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabel terikat. Indikator-indikator yang telah dirumuskan dikembangkan ke dalam bentuk kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari aspek-aspek teori variabel terikat. Langkah selanjutnya yaitu mengembangkan kisi-kisi instrumen menjadi item pernyataan. Pernyataan dibuat berdasarkan indikator dari variabel terikat. Instrumen yang digunakan untuk mengukur survival and safety skills merupakan angket yang disusun oleh peneliti dan dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(20)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi–kisi Instrumen Variabel Penelitian

variabel Aspek Indikator

Item Pernyataan (+) Survival and Safety Skills Keterampilan

membedakan antara

situasi yang

membutuhkan

dukungan teman sebaya dan situasi yang membutuhkan bantuan profesional orang dewasa

1. Mampu mengidentifikasi

situasi yang

membutuhkan dukungan teman sebaya

1,2

4 2. Mampu mengidentifikasi

situasi yang

membutuhkan bantuan profesional orang dewasa

3,4

Keterampilan

memecahkan masalah secara efektif dan memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang aman dan sehat

1. Dapat memecahkan masalah secara efektif

5,6,7

7 2. Bersikap hati-hati

terhadap lingkungan sekitar dalam membuat keputusan

8,9

3. Memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk pilihan yang aman dan sehat

10,11

Mengetahui bahaya emosional dan fisik penyalahgunaan

narkoba

1. Mengatahui bahaya penyalahgunaan narkoba

12,13

4 2. Dapat mempertahankan

diri dari tekanan teman

sebaya maupun

lingkungan untuk menggunakan narkoba

14,15

Mengetahui hubungan antara aturan, hukum,

keamanan dan

perlindungan hak-hak individu

1. Mengetahui hubungan antara aturan, hukum,

keamanan dan

perlindungan hak-hak individu

16,17, 18

3

Keterampilan

mengelola stres dan konflik

1. Mengetahui cara mengelola stress dan konflik

19,20

2


(21)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji kelayakan instrumen melalui penimbangan (judgement) dalam pengembangan alat pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui tingkat klayakan instrumen dari aspek kesesuaian dengan landasan teoretis, kesesuaian dengan format dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respons. . Setiap item dinilai dengan kualifikasi memadai (M) atau tidak memadai (TM). Hasil proses judgement dijadikan landasan dalam perbaikan instrumen penelitian yang akan digunakan.

Berdasarkan pelaksanaan penimbangan instrumen, didapatkan beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain perubahan skala yang digunakan untuk instrumen agar dapat menggambarkan kompetensi survival and safety skills secara lebih jelas, menyususn pernyataan yang lebih operasional dan memperbaiki pernyataan yang rancu serta mengganti beberapa kata yang sekiranya kurang dipahami siswa.

Secara umum hasil yang diperoleh dari penimbangan (judgement) instrumen adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Hasil Judgement Instrumen Survival and Safety Skills

Kesimpulan No. Item Jumlah

Memadai 2,4,5,8,10,13,14,15,16,17,19,20 12

Revisi 1,3,6,7,9,11,12,18 8

Jumlah 20

1. Item pernyataan yang termasuk kedalam kelompok memadai menunjukkan bahwa pernyataan tersebut dapat digunakan dalam instrumen penelitian. 2. Item pernyataan dalam kelompok revisi disebabkan tata cara penulisan tidak

sesuai dengan tata cara penulisan karya tulis ilmiah atau kalimat yang sekiranya sulit dipahami siswa diganti dengan kalimat yang dapat lebih mudah dipahami.


(22)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.4. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen dilakukan kepada sampel setara yaitu lima orang siswa dari SMP Laboratorium Percontohan UPI Kelas VIII. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami direvisi sehingga dapat dipahami oleh siswa. Hasilnya, seluruh item pernyataan yang diberikan dapat dimengerti oleh siswa baik dari segi bahasa maupun makna yang disampaikan dalam pernyataan.

3.3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas Butir Item

Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown yang berarti semakin tinggi nilai validasi soal menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 21 for windows.

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, seluruh butir item pernyataan dari angket survival and safety skills dinyatakan valid. Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,445 – 0,908 pada p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa seluruh butir instrumen tepat digunakan untuk mengukur survival and safety skills siswa.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat kekonsistenan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut.

(Arikunto, 2008 hlm. 84) Keterangan:


(23)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal

= jumlah varians butir = varians total

Arikunto (2006, hlm. 276) merumuskan kriteria reliabilitas instrumen yang klasifikasinya tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Kriteria Kategori

0,81 - 1,00 Derajat keterandalan Sangat Tinggi 0,60 - 0,799 Derajat keterandalan Tinggi

0,40 - 0,599 Derajat keterandalan Sedang 0,20 - 0,399 Derajat keterandalan Rendah

0,00 - 0,199 Derajat keterandalan Sangat Rendah

Hasil pengolahan data menggunakan software SPSS versi 21 for windows untuk mencari nilai reliabilitas angket survival and safety skills. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,633. Artinya, instrumen dinyatakan memiliki tingkat konsistensi atau keterandalan yang tinggi.

3.3.6. Uji Skala

Uji skala dilakukan untuk menentukan nilai sesungguhnya masing-masing pilihan jawaban secara apriori (Subino, 1987, hlm. 124). Berikut adalah uji skala untuk item 1.

Table 3.4

Uji Skala untuk Item 1

1 2 3 4

F 12,0 4,0 1,0 39,0


(24)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4

Cp 0,214 0,286 0,304 1,000

mid point

cp 0,107 0,250 0,295 0,652

Z -1,242 -0,674 -0,540 0,390 z + 1,242 0,000 0,568 0,702 1,632

z

dibulatkan 0 1 1 2

(Subino, 1987, hlm. 124). Keterangan:

1. Nilai p (proporsi) diperoleh dari frekuensi siswa yang menjawab masing- masing poin dibagi dengan seluruh jumlah siswa.

2. Nilai cp (comulative proportion) diperoleh dengan menjumlahkan nilai p dengan nilai p pada skala sebelumnya.

3. Mid point cp diperoleh dengan mencari nilai tengah dari cp 4. Nilai z diperoleh dengan melihat tabel z dari mid point cp

Setelah diperoleh nilai z yang telah dibulatkan, nilai-nilai tersebut adalah nilai skala yang sesungguhnya. Artinya nilai skala untuk item pertama adalah 1 = 0, 2 = 1, 3 = 1 dan 4 = 2 (Subino, 1987, hlm. 124). Hasil uji skala untuk seluruh item dapat dilihat pada lampiran 3.4.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan yang dipaparkan sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut.

a) Menyusun proposal penelitian dan mempresentasikannya dalam mata kuliah Metode Riset.

b) Menyerahkan proposal penelitian yang telah disahkan oleh dosen pengampu mata kuliah metode riset bimbingan dan konseling


(25)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada Ketua Dewan Skripsi, calon dosen pembimbing dan Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

c) Membuat Surat Ketetapan Pengangkatan Dosen Pembimbing dan Surat Izin Melaksanakan Penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut. a) Mengajukan izin ke sekolah tempat penelitian.

b) Menyususn kisi-kisi instrumen dan menimbangnya kepada dosen ahli.

c) Melakukan uji keterbacaan.

d) Menyebar instrumen kepada subjek penelitian. e) Mengolah dan mengaalisis data.

f) Merancang layanan dasar dan menimbang serta mengevaluasinya kepada dosen ahli serta praktisi.

3. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan yang merupakan tahapan terakhir adalah sebagai berikut. a) Penyempurnaan penyusunan laporan akhir penelitian.

b) Hasil penelitian berupa skripsi diujikan dalam ujian sidang sarjana. c) Hasil ujian sidang kemudian dijadikan masukan untuk

penyempurnaan penelitian.

3.5.Analisis Data

3.5.1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa data yang telah diperoleh dalam pengumpulan data. Hal ini dilakukan untuk menyeleksi data yang layak untuk diolah dan tidak. Verifikasi data dilakukan dengan mengecek jumlah instrumen yang disebar dan memastikan jumlah instrumen yang ada sedah sesuai dengan instrumen yang disebarkan kepada sampel penelitian. Setelah itu,


(26)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan penyekoran data sesuai dengan pedoman penyekoran yang sudah ditentukan.

Berdasarkan hasil verifikasi data yang telah dilakukan, seluruh data yang diperoleh dari seluruh partisipan yang berjumlah 56 siswa dinyatakan layak untuk diolah.

3.5.2. Penyekoran Data

Angket yang dikembangkan digunakan untuk mengetahui tingkat survival and safety skills empat alternatif jawaban yang sudah disediakan dan diurutkan dari kemungkinan nilai tertinggi sampai kemungkinan nilai terendah, yaitu 1) Kurang (K), 2) Cukup (C), 3) Baik (B), 4) Sangat Baik (SB). Peneliti merumuskan rubrik instrumen untuk penyekoran data yang diperoleh dari sampel dan penjabaran setiap makna yang terkandung dalam setiap pilihan jawaban. Setiap alternatif jawaban mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan Skor Empat Alternatif Jawaban

SB B C K

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

2.7.3. Pengolahan Data

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui tingkat survival and safety skills siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman untuk menjadi acuan penyusunan layanan dasar untuk meningkatkan survival and safety skills adalah sebagai berikut.

1. Menghitung jumlah skor setiap siswa. 2. Menghitung rata-rata skor setiap siswa.

3. Data dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang dengan pedoman sebagai berikut.


(27)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori Survival and Safety Skills Siswa

Kategori Rentang Skor

Kurang <1,00

Cukup 1,01-2,00

Baik 2,01-3,00

Baik Sekali 3,01-4,00

Adapun interpretasi dari tingkatan survival and safety skills siswa berdasarkan kategorinya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Skor Kategori Survival amd Savety Skills Kategori Survival and

Safety Skills Interpretasi

Baik Sekali Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 76-100% kompetensi survival and Safety Skills

Baik Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 51-75% kompetensi survival and Safety Skills

Cukup Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 26-50% kompetensi survival and Safety Skills.

Kurang Pada kategori ini siswa mampu memenuhi 0-25% kompetensi survival and Safety Skills

Tabel 3.7 menunjukkan interpretasi skor hasil penelitian siswa Kelas VIII SMP Miftahul Iman dan menjadi acuan dalam upaya pemberian layanan dasar untuk meningkatkan survival and safety skills siswa. Pemberian layanan dasar difokuskan berdasarkan hasil interpretasi kategori survival and safety skills.

Persentase penguasan diperoleh dari hitungan sebagai berikut. Persentase tingkat penguasaan = x 100%


(28)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Nilai rerata survival and safety skills


(29)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berhubungan dengan gambaran survival and safety skills dan rancangan layanan dasar bimbingan dalam peningkatan survival and safety skills siswa kelas VIII SMP Miftahul Iman, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Pada umumnya survival and safety skills siswa berada pada kategori cukup. Artinya siswa belum menguasai survival and safety skills dengan baik. Dengan demikian, siswa masih perlu untuk meningkatkan survival and safety skills. 2) Rancangan layanan dasar dikembangakan berdasarkan aspek-aspek survival and

safety skills untuk siswa Sekolah Menengah Pertama, dan tugas perkembangan remaja baiki melalui strategi bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal. Hasil penilaian pakardan praktisi bimbingan dan konseling menunjukan bahwa layanan dasar sudah layak diberikan kepada siswa. Secara teoretis, layanan dasar dapat diimplementasikan di lapangan, dengan memerhatikan cara penyajian dan teknik yang tepat dalam penggunaannya.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai gambaran dan rancangan layanan dasar untuk meningkatkan survival and safety skills, berikut ini adalah saran untuk pihak-pihak terkait.

5.2.1. Pihak Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berada pada kategori cukup. Oleh karena itu, masih perlu adanya upaya untuk meningkatkan


(30)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

survival and safety skills siswa. Berikut adalah saran yang diberikan untuk pihak sekolah.

1) Pihak sekolah hendaknya dapat menyusun rancangan peningkatan keterampilan keselamatan diri untuk siswa. Hal tersebut dapat dilakukan di antaranya dengan pemasangan poster yang berkaitan dengan keselamatan siswa dan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif serta bebas dari tindak kekerasan sehingga dapat membantu untuk meningkatkan survival and safety skills siswa.

2) Sekolah hendaknya dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, seperti BNN untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, kepolisian untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya berkendara di bawah umur dan peraturan-peraturan lalu lintas serta praktisi kesehatan untuk memberikan informasi yang lebih luas terkait survival and safety skills.

3) Bekerjasama dengan orang tua untuk bersama-sama memberikan pemahaman tentang survival and safety skills kepada siswa, serta memantau perilaku dan perkembangan siswa akan kesadaran keterampilan keselamatan diri.

5.2.2. Guru Bimbingan dan Konseling

Berikut adalah saran dan rekomendasi yang diajukan kepada guru bimbingan dan konseling.

1) Guru BK dapat menggunakan layanan bimbingan untuk meningkatkan survival and safety skills siswa yang merupakan temuan akhir dari penelitian ini.

2) Guru BK hendaknya dapat bekerja sama dengan pihak sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas maupun guru mata pelajaran lainnya dalam peningkatan survival and safety skills melalui strategi yang tepat. Di antaranya dengan menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh warga sekolah dan orang tua


(31)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta memberikan layanan responsif bagi siswa yang mengalami masalah terkait survival and safety skills, baik dengan konseling kelompok maupun konseling individual.

5.2.3. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengambilan data kepada populasi yang lebih besar, sehingga data yang diperoleh lebih representatif. Pengumpulan data juga tidak hanya menggunakan angket, tetapi dengan wawancara dan observasi agar data yang diperoleh lebih akurat dan spesifik. Di samping itu, peneliti selanjutnya juga dapat mengujicobakan layanan baik secara terbatas maupun dalam skala yang lebih luas. Intervensi perlu diberikan kepada siswa agar lebih terlihat peningkatan survival and safety skills. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah assertive training atau pelatihan ketegasan untuk siswa. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat melakukan perbandingan survival and safety skills antara sekolah unggulan atau sekolah yang berakreditasi tinggi dengan sekolah yang berakreditasi rendah.


(32)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA


(33)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

American School Counselor Association. 2008. ASCA national standard for students. Alexandria.

Andria, Charles. 2009. Perbedaan jenis coping stress pada remaja awal yang mengalami konflik interpersonal dengan orangtua berdasarkan urutan kelahiran. Thesis Universitas Atmajaya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian satu pendekatan praktik. Jakarta: Rinerka Cipta Jakarta.

Barrios, L. C., Sherry, E. J., & Gallagher, S. S. (2007). Legal liability: the consequences of school injury. Journal of School Health.

Craven, R. F & Hirnle, C. J. (2003). Acute and postoperative pain. Philadelphia: Lippincott.

Connecticut State Department of Education. 2009. Comprehensive school counseling. Division of Family and Student Support Services.

Corey, Gerald. 2007. Teori dan praktek konseling & psikoterapi. Bandung:PT Refika Aditama.

Creswell, W.J. (2012.) Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research. Boston: Pearson Education.

Dire, W. 1999. Pulling your own strings: Dynamic techniques for dealing with other people. New York:Harper Collin.

Fadly, Tegar. 2012. Marak perkosaan remaja, peran guru BP perlu digalakkan.

[Online]. Tersedia:

http://news.okezone.com/read/2012/10/11/500/702196/marak-perkaosan-remaja-peran-guru-bp-perlu-digalakkan/large. Diakses pada 11 Februari 2015.

Febrianti, Fima. (2014). Efektivitas konseling singkat berfokus solusi untuk meningkatkan kemampuan mengelola stress akademik. PPB FIP UPI. Gati, Itamar. (2001). High school students. Dalam Journal of Counseling and

Development Vol. 79.

Gilham, A. & Thomson , J. A. 1996. The callenge of child safety research. London: Routhlege.


(34)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gore, Sheriff William D. Safety skills for children. San Diego County Sheriff’s Department.

Gysbers, N. C. & Henderson, P. (2006). Developing and managing your school guidance and counseling program. United States of America: The American Counseling Association.

Hodijah, Siti. 2011. Pengambilan keputusan dalam melakukan hubungan seksual pada remaja pubertas. Skripsi Universitas Mercu Buana.

Hurlock, E. (1996). Psikologi perkembangan. A.b. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1980). Development psychology: a life span approach. Alih Bahasa. Istiwidayanti & Soedjarwo. Psikologi perkembangan: pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kate, Kulkarni, Shetty, Deshmukh & Moghe. (2010) Acknowladging stress in undergraduate medical education methods if overcoming it. Current research journal of social science, 2(5).

Masunah, Juju. 2011. Profil pendidikan, kesehatan, dan sosial remaja kota bandung: masalah dan alternatif solusinya. LPPM Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Muhson, A. (2006), Teknik analisis kuantitatif. Diakses dari: staff.uny.ac.id.

Myrick, R. D. (2003). Developmental guidance and counseling: a practical approach. (edisi keempat). Minneapolis: Educational Media Corporation. Nurihsan, J. A. (2009). Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar

kehidupan. Bandung: Rafika Aditama.

Nurihsan, J. A & Agustin, M. (2013). Dinamika perkembangan anak dan remaja: tinjauan psikologi, pendidikan, dan bimbingan. Bandung: Refika Aditama. Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas

Negeri Padang.

Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.


(35)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Potter, & Perry. 1997. Fundamental of nursing: concept, process and practice Ed. Mosby Year Book Inc.

Prabowo, Irfan. (2011). Pengaruh gaya pengasuhan orangtua terhadap

kemandirian remaja. [Online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/4631395/Pengaruh_Gaya_Pengasuhan_Orangtua _Terhadap_Kemandirian_Remaja. Diakses pada 18 Agustus 2015.

Prihastomo, A. (2012). Bimbingan klasikal. [Online]. Tersedia:

https://anggunprihastomo.wordpress.com/2012/10/09/bimbingan-klasikal/. Diakses pada 2 April 2015.

Rahmantyo, T. Y. F. (2012). Upaya peningkatan kemampuan resolusi konflik melalui bimbingan kelompok bagi siwa kelas X logam SMK Negeri 1 Kalasan. Thesis UNY.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan konseling kelompok di sekolah (metode, teknik dan aplikasi). Bandung: Rizqi Press.

Rape and Abuse Crisis Center. Tips for teaching personal safety skills.

Rice, F. P. (1996) The adolescent: development, relathionship, and culture.massachusetts: Allyn and Bacon.

Rizqi, Kiki. 2013. Efektivitas teknik symbolic modeling dalam mengembangkan personal safety skills siswa. PPB FIP UPI.

Rofiq, Ainur. 2014. Survei RI-UNICEF: 1,5 Juta remaja alami kekerasan seksual

1 tahun terakhir. [Online]. Tersedia:

http://news.detik.com/read/2014/05/16/204026/2584418/10/survei-ri-unicef-15-juta-remaja-alami-kekerasan-seksual-1-tahun-terakhir. Diakses pada 25 Oktober 2014.

Rohayati, Iceu. (2011). Program bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan percaya diri siswa. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Rosie. 2012. Teaching safety skills. [Online]. Tersedia:

http://www.rosiesplace.com.au/teaching-safety-skills.html. [20 September 2014]. Diakses pada 25 Oktober 2014.

Sandy, Widia. 2012. Tingkat pengetahuan tentang keselamatan diri pada siswa di sekolah. Fakultas Ilmu Kebidanan Universitas Indonesia. Depok: tidak diterbitkan.

Santrock, J. W. (1996). Life-span development jilid II. Alih Bahasa: Chusairi & Damanik. Jakarta: Erlangga.


(36)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santrock, J. W. (2003). Adolesence sixth edition. Alih Bahasa: Adelar & Saragih. Edolescence edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Child development elevent edition. Alih Bahasa Rahmawati & Kusniati. Perkembangan Anak, edisi ketujuh jilid dua. Jakarta: Erlangga.

Siaga, Mantri. 2011. Faktor penyebab perilaku kekerasan pada remaja. [Online]. Tersedia: http://mantri-siaga.blogspot.com/2011/01/faktor-penyebab-perilaku-kekerasan-pada.html. Diakses pada 28 Oktober 2014.

South California Department of Education. 2008. The south carolina comprehensive developmental guidance and counseling program model. South California.

Springfield Public Schools. 2009. Comprehensive school counseling program guide. New York Institute of Technology

Strasser. et al. (1981). Fundamentals of safety education. New York: Macmillan. Subino. (1987). Konstruksi dan analisis tes.Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sugiyono. (2009) Metode penelitan kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010) Metode penelitan kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumargi, A. DKK. 2004. Apa yang diketahui anak-anak sekolah dasar tentang keselamatan dirinya. INSAN Vol 7 No. 3.

Sunardi. 2010. Latihan asertif. PLB FIP UPI.

Swanson. (2007). Adolescence. USA: Allegheny General Hospital, Pittsburgh. UNICEF. (2013). UNICEF: remaja rentan HIV. [Online]. Tersedia:

http://www.dw.de/unicef-remaja-rentan-hiv/a-17261987. Diakses pada 1 Maret 2015.

Wade, C & Tavris, C. (2007). Psychology, edition. Alih Bahasa Padang Mursalin & Dinastuti. Psikologi edisi ke-9. Penerbit Erlangga.

Willis, S. S. (2010). Remaja & masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Wulandari, Yunia. 2013. Layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan survival and safety skills peserta didik. PPB FIP UPI.


(37)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, Syamsu. (2009). Program bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: Rosdakarya. Yusuf, S & Nurihsan, J. A. (2010). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung:


(1)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA


(2)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

American School Counselor Association. 2008. ASCA national standard for students. Alexandria.

Andria, Charles. 2009. Perbedaan jenis coping stress pada remaja awal yang mengalami konflik interpersonal dengan orangtua berdasarkan urutan kelahiran. Thesis Universitas Atmajaya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian satu pendekatan praktik. Jakarta: Rinerka Cipta Jakarta.

Barrios, L. C., Sherry, E. J., & Gallagher, S. S. (2007). Legal liability: the consequences of school injury. Journal of School Health.

Craven, R. F & Hirnle, C. J. (2003). Acute and postoperative pain. Philadelphia: Lippincott.

Connecticut State Department of Education. 2009. Comprehensive school counseling. Division of Family and Student Support Services.

Corey, Gerald. 2007. Teori dan praktek konseling & psikoterapi. Bandung:PT Refika Aditama.

Creswell, W.J. (2012.) Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research. Boston: Pearson Education.

Dire, W. 1999. Pulling your own strings: Dynamic techniques for dealing with other people. New York:Harper Collin.

Fadly, Tegar. 2012. Marak perkosaan remaja, peran guru BP perlu digalakkan.

[Online]. Tersedia:

http://news.okezone.com/read/2012/10/11/500/702196/marak-perkaosan-remaja-peran-guru-bp-perlu-digalakkan/large. Diakses pada 11 Februari

2015.

Febrianti, Fima. (2014). Efektivitas konseling singkat berfokus solusi untuk meningkatkan kemampuan mengelola stress akademik. PPB FIP UPI. Gati, Itamar. (2001). High school students. Dalam Journal of Counseling and

Development Vol. 79.

Gilham, A. & Thomson , J. A. 1996. The callenge of child safety research. London: Routhlege.


(3)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gore, Sheriff William D. Safety skills for children. San Diego County Sheriff’s

Department.

Gysbers, N. C. & Henderson, P. (2006). Developing and managing your school guidance and counseling program. United States of America: The American Counseling Association.

Hodijah, Siti. 2011. Pengambilan keputusan dalam melakukan hubungan seksual pada remaja pubertas. Skripsi Universitas Mercu Buana.

Hurlock, E. (1996). Psikologi perkembangan. A.b. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1980). Development psychology: a life span approach. Alih Bahasa. Istiwidayanti & Soedjarwo. Psikologi perkembangan: pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kate, Kulkarni, Shetty, Deshmukh & Moghe. (2010) Acknowladging stress in undergraduate medical education methods if overcoming it. Current research journal of social science, 2(5).

Masunah, Juju. 2011. Profil pendidikan, kesehatan, dan sosial remaja kota bandung: masalah dan alternatif solusinya. LPPM Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Muhson, A. (2006), Teknik analisis kuantitatif. Diakses dari: staff.uny.ac.id.

Myrick, R. D. (2003). Developmental guidance and counseling: a practical approach. (edisi keempat). Minneapolis: Educational Media Corporation. Nurihsan, J. A. (2009). Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar

kehidupan. Bandung: Rafika Aditama.

Nurihsan, J. A & Agustin, M. (2013). Dinamika perkembangan anak dan remaja: tinjauan psikologi, pendidikan, dan bimbingan. Bandung: Refika Aditama. Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas

Negeri Padang.

Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.


(4)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Potter, & Perry. 1997. Fundamental of nursing: concept, process and practice Ed. Mosby Year Book Inc.

Prabowo, Irfan. (2011). Pengaruh gaya pengasuhan orangtua terhadap

kemandirian remaja. [Online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/4631395/Pengaruh_Gaya_Pengasuhan_Orangtua

_Terhadap_Kemandirian_Remaja. Diakses pada 18 Agustus 2015.

Prihastomo, A. (2012). Bimbingan klasikal. [Online]. Tersedia:

https://anggunprihastomo.wordpress.com/2012/10/09/bimbingan-klasikal/.

Diakses pada 2 April 2015.

Rahmantyo, T. Y. F. (2012). Upaya peningkatan kemampuan resolusi konflik melalui bimbingan kelompok bagi siwa kelas X logam SMK Negeri 1 Kalasan. Thesis UNY.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan konseling kelompok di sekolah (metode, teknik dan aplikasi). Bandung: Rizqi Press.

Rape and Abuse Crisis Center. Tips for teaching personal safety skills.

Rice, F. P. (1996) The adolescent: development, relathionship, and culture.massachusetts: Allyn and Bacon.

Rizqi, Kiki. 2013. Efektivitas teknik symbolic modeling dalam mengembangkan personal safety skills siswa. PPB FIP UPI.

Rofiq, Ainur. 2014. Survei RI-UNICEF: 1,5 Juta remaja alami kekerasan seksual

1 tahun terakhir. [Online]. Tersedia:

http://news.detik.com/read/2014/05/16/204026/2584418/10/survei-ri-unicef-15-juta-remaja-alami-kekerasan-seksual-1-tahun-terakhir. Diakses pada 25

Oktober 2014.

Rohayati, Iceu. (2011). Program bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan percaya diri siswa. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Rosie. 2012. Teaching safety skills. [Online]. Tersedia:

http://www.rosiesplace.com.au/teaching-safety-skills.html. [20 September

2014]. Diakses pada 25 Oktober 2014.

Sandy, Widia. 2012. Tingkat pengetahuan tentang keselamatan diri pada siswa di sekolah. Fakultas Ilmu Kebidanan Universitas Indonesia. Depok: tidak diterbitkan.

Santrock, J. W. (1996). Life-span development jilid II. Alih Bahasa: Chusairi & Damanik. Jakarta: Erlangga.


(5)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santrock, J. W. (2003). Adolesence sixth edition. Alih Bahasa: Adelar & Saragih. Edolescence edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Child development elevent edition. Alih Bahasa Rahmawati & Kusniati. Perkembangan Anak, edisi ketujuh jilid dua. Jakarta: Erlangga.

Siaga, Mantri. 2011. Faktor penyebab perilaku kekerasan pada remaja. [Online]. Tersedia:

http://mantri-siaga.blogspot.com/2011/01/faktor-penyebab-perilaku-kekerasan-pada.html. Diakses pada 28 Oktober 2014.

South California Department of Education. 2008. The south carolina comprehensive developmental guidance and counseling program model.

South California.

Springfield Public Schools. 2009. Comprehensive school counseling program guide. New York Institute of Technology

Strasser. et al. (1981). Fundamentals of safety education. New York: Macmillan. Subino. (1987). Konstruksi dan analisis tes.Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sugiyono. (2009) Metode penelitan kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010) Metode penelitan kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumargi, A. DKK. 2004. Apa yang diketahui anak-anak sekolah dasar tentang keselamatan dirinya. INSAN Vol 7 No. 3.

Sunardi. 2010. Latihan asertif. PLB FIP UPI.

Swanson. (2007). Adolescence. USA: Allegheny General Hospital, Pittsburgh. UNICEF. (2013). UNICEF: remaja rentan HIV. [Online]. Tersedia:

http://www.dw.de/unicef-remaja-rentan-hiv/a-17261987. Diakses pada 1

Maret 2015.

Wade, C & Tavris, C. (2007). Psychology, edition. Alih Bahasa Padang Mursalin & Dinastuti. Psikologi edisi ke-9. Penerbit Erlangga.

Willis, S. S. (2010). Remaja & masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Wulandari, Yunia. 2013. Layanan dasar bimbingan untuk mengembangkan survival and safety skills peserta didik. PPB FIP UPI.


(6)

Vany Dwi Putri , 2015

LAYANAN D ASAR BIMBINGAN D AN KONSELING UNTUK PENINGKATAN SURVIVAL AND SAFEY SKILLS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, Syamsu. (2009). Program bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: Rosdakarya. Yusuf, S & Nurihsan, J. A. (2010). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: