PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 2 GARUT.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

DI SMKN 2 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh :

NOPITRIANA SARI

1106208

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

DI SMKN 2 GARUT

Oleh Nopitriana Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

©Nopitriana Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin dari Peneliti.


(3)

NOPITRIANA SARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 GARUT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Dadang Ahdiat M.S.A NIP: 19530411 198101 1 001

Pembimbing II

Tutin Aryanti, Ph.D. NIP: 19750815 200312 2 001

Diketahui Oleh:

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI Bandung

Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T NIP: 19621231 198803 2 005


(4)

Nopitriana Sari, 2015

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015

Nopitriana Sari NIM: 1106208


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Rumusan Masalah ... 4

1.5Tujuan Penelitian ... 4

1.6Manfaat Hasil Penelitian ... 4

1.7Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1Kajian Teori ... 6

2.2Kerangka Berfikir ... 24

2.3Hipotesis ... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 25

3.1Metode Penelitian ... 25

3.2Variabel Dan Paradigma Penelitian ... 26

3.3Data dan Sumber Data ... 27

3.4Populasi dan Sample ... 28

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6Instrumen Penelitian ... 30

3.7Uji Instrumen Penelitian ... 32


(6)

Nopitriana Sari, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

4.2Uji Normalitas Data ... 62

4.3Uji Homogenitas ... 63

4.4Uji Hipotesis ... 64

4.5Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran Guide Discovery Learning ... 18

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Mta Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ... 23

Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Tabel Populasi Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-test ... 32

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrument Post-test ... 33

Tabel 3.5 Penilaian Tes Gambar/Keterampilan ... 35

Tabel 3.6 Penilaian Sikap Siswa ... 35

Tabel 3.7 Kategori Nilai N-Gain ... 36

Tabel 3.8 Tabel Penolong Uji Normalitas Data ... 37

Tabel 4.1 Nilai Tes Tertulis Pada Pre-test ... 43

Tabel 4.2 Nilai Tes GambarPada Pre-test... 45

Tabel 4.3 Penilaian Sikap Pada Pre-test ... 46

Tabel 4.4 Nilai Gabungan Ketiga Aspek ... 47

Tabel 4.5 Nilai Tes Tertulis Pada Post-test ... 55

Tabel 4.6 Nilai Tes GambarPada Post-test ... 56

Tabel 4.7 Penilaian Sikap Pada Post-test ... 57

Tabel 4.8 Nilai Gabungan Ketiga Aspek ... 58

Tabel 4.9 Perolehan nilai gain pada aspek kognitif ... 60

Tabel 4.10 Perolehan nilai gain pada aspek psikomotorik ... 61

Tabel 4.11 Perolehan nilai gain pada aspek afektif... 63

Tabel 4.12 N-gain Tiga Aspek ... 65

Tabel 4.13 Uji Uji normalitas pre-test dan post-test dengan chi-square test ... 68

Tabel 4.14 Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.15 Uji homogenita ... 69

Tabel 4.16 Hasil Uji-t ... 69

Tabel 4.17 Nilai hasil gain (n-gain) ... 70


(8)

Nopitriana Sari, 2015

Tabel 4.19 Nilai rata-rata post-test ... 74

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Pembelajaran ... 7

Gambar 3.2 Paradigma Sederhana ... 26

Gambar 3.3 Diagram Paradigma Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Foto Pelaksanaan pre-test tes tertulis ... 41

Gambar 4.2 Foto Pelaksanaan pre-test tes gambar ... 42

Gambar 4.3 Foto presentasi hasil temuan siswa ... 49

Gambar 4.4 Foto siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ... 50

Gambar 4.5 Foto guru menjelaskan materi pembelajaran ... 51

Gambar 4.6 Foto siswa mengaplikasikan materi temuan sendiri ... 52

Gambar 4.7 Foto Pelaksanaan post-test tes tertulis ... 53


(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Kognitif ... 61

Diagram 4.2 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Psikomotorik ... 62

Diagram 4.3 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Afektif ... 64

Diagram 4.4 Perbedaan tingkatan Nilai Gain pada 3 aspek ... 65


(10)

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas dan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar, sehingga kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dapat dikembangkan yang nantinya akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Dalam kurikulum 2013, siswa dituntut menjadi siswa yang memiliki nilai afektif, kognitif dan psikomotorik yang lebih baik lagi. Selain itu siswa harus lebih aktif dan kreatif, guru bukan lagi sepenuhnya menjadi sumber belajar siswa, melainkan sebagai fasilitator.

SMKN 2 Garut merupakan sekolah menengah kejuruan yang berada di Kabupaten Garut, tepatnya berada di Jalan Suherman No. 90. SMKN 2 Garut memiliki guru kejuruan yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Sistem pembelajaran yang digunakan yaitu mengikuti kurikulum 2013, dimana anak dituntut untuk aktif dan kreatif dan mahir dalam bidang menggambar, baik manual maupun digital.

Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang diambil yaitu menggambar secara digital atau dalam pelajaran bernama Menggambar dengan Perangkat Lunak yang disingkat MDPL. Dalam pembelajaran MDPL, siswa dituntut untuk dapat mengerti dan memahami cara pengoprasian aplikasi menggambar secara digital yaitu dengan menggunakan AutoCAD. Selain itupula siswa diharapkan mampu memahami gambar kerja yang mereka kerjakan atau yang diberikan oleh guru sebagai jobsheet.

Dalam proses pembelajaran MDPL di dalam kelas, model pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran tersebut mengikuti sistem pembelajaran kurikulum 2013, dimana siswa belajar secara mandiri dengan membaca buku panduan atau buku SMK yang telah disediakan yang sesuai dengan mata pelajarannya. Namun menurut pendapat siswa langsung, yang didapat oleh peneliti selama proses pra penelitian, hampir 70% siswa dikelas XI TGB 1 yang


(11)

2

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR akan dijadikan kelas eksperimen, cara mengajar guru secara mandiri tersebut dengan atau tanpa bimbingan yang dapat dikatakan hanya siswa saja yang dituntut aktif, dapat dikatakan membosankan dan kurang kreatif. Menurut siswa, ketika guru mengajar dikelas, guru tidak menggunakan model atau metode yang dapat dikatakan mengasah kemampuan berpikir mereka secara mandiri, namun dapat membuat siswa merasa cukup bosan dan jenuh didalam kelas. Banyak siswa yang mengeluh dikarenakan siswa merasa kesulitan dan kurang paham mengenai perintah-perintah pengaplikasian AutoCAD. Hal tersebut berdampak pada penurunan kemampuan siswa dan kemampuan menggambar dengan AutoCAD yang mengakibatkan terganggunya hasil belajar siswa. Salah satunya yaitu siswa lambat dalam mengerjakan tugas gambar dan gambar yang mereka kerjakan banyak yang salah, sehingga harus mengulang lagi dari awal dan banyak waktu yang terbuang.

Melihat beberapa kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran Discovery Learning. Model Discovery Learning ini merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan mendorong siswa untuk memiliki pengalaman melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Proses berpikir disini biasanya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa.

Dalam model pembelajaran discovery learning ini terbagi menjadi dua sintak pembelajaran yaitu model guided discovery learning dan free discovery learning. Perbedaan dari kedua model ini yaitu pada free discovery learning (pembelajaran penemuan bebas), siswa menemukan sendiri tanpa bimbingan dari guru atau ahli, namun untuk guided discovery learning (pelajaran penemuan terbimbing), siswa menemukan sendiri tetapi tetap dibimbing oleh guru sehingga ada keterlibatan siswa dan guru yang dijadikan sebagai fasilitator. Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan sintak pembelajaran pada model Guided Discovery Learning, dikarenakan model ini lebih banyak digunakan oleh guru


(12)

3

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN maupun calon guru karena adanya keterlibatan antara siswa dan guru sehingga bila terjadi kesalahan ataupun kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru dan gurupun akan menjelaskan.

Dari beberapa uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Adanya siswa yang lambat dalam menggambar dengan AutoCAD dikarenakan kesulitan memahami jobsheet dan penggunaan media dengan perangkat lunak.

2. Adanya siswa yang masih belum memahami secara keseluruhan mengenai perintah gambar dengan AutoCAD dan cara mendapatkan hasil cetakan gambar yang tepat.

3. Cara mengajar guru berdampak pada pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan yaitu kriteria, ketentuan dan hasil penggambaran dengan menggunakan AutoCAD.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, Peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah perubahan hasil belajar pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery learning, dengan menggunakan sintaks pembelajaran Guide Discovery Learning.

2. Hasil belajar yang diukur pada lingkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Penelitian dilakukan pada siswa di SMK NEGERI 2 GARUT dengan kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan kelas XI TGB 1.


(13)

4

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR 4. Mata pelajaran yang akan diujikan yaitu Menggambar dengan Perangkat

Lunak.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran Discovery Learning?

2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Discovery Learning?

3. Adakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran Discovery Learning?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran Discovery Learning.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Discovery Learning

3. Untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan model Pembelajarn Discovery Learning

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah dan Guru

- Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

- Penggunaan metode pembelajaran baru yang digunakan oleh guru, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar dengan perangkat lunak dan meningkatkan hasil belajar.

- Untuk meningkatkan kemandirian, keaktifan dan kreatifitas siswa. 2. Bagi Siswa

- Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

- Untuk meningkatkan kualitas hasil lulusan siswa nantinya dengan hasil belajar yang dicapai.

- Untuk meilhat keaktifan, kreatifitas, dan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

- Untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam memahami perintah pengoprasian AutoCAD.


(14)

5

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN

3. Bagi Peneliti

- Untuk menambah pengetahuan peneliti

- Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan.

1.7 Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

Model Pembelajaran discovery learning merupakan teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk final, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran discovery learning menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui

2. Menggambar dengan Perangkat Lunak

Menggambar dengan perangkat lunak atau disingkat MDPL merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang diajarkan pada kelas XI SMK Bangunan. Pelajaran MDPL merupakan pelajaran menggambar digital dengan menggunakan media komputer. Pada pembelajaran ini, lebih menekankan kepada kemampuan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam pengaplikasian software untuk menggambar yaitu AutoCAD. Pada penelitian ini, materi pembelajaran yang diambil adalah mengenai fasilitas pendukung pada gambar dan pengaturan percetakan.

3. Hasil Belajar.

Menurut Gagne & Briggs, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Hasil belajar yang akan dinilai yaitu meliputi tiga aspek yaitu hasil belajar kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif yang mengukur sikap.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan, mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini menguji suatu hipotesis.

Pada macam penelitiannya termasuk ke dalam metode eksperimen (mengujicobakan) adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel eksperimen efektif atau tidak. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), sehingga metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

3.1.1 Desain Penelitian

Dalam pemilihan metode penelitian eksperimen dipilih bentuk desain eksperimen penelitian Pre-Experimental Design (non designs) dikarenakan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan veriabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Peneliti memilih salah satu desain dari Pre-Experimental Design (non designs) ini yaitu One-Group Pretest-Posttest Design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test.

Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

O1 = Nilai pre-test (Sebelum diberi diklat)

O2 = Nilai post-test (setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2 – O1) (Sugiyono, 2014: 110) O1 X O2


(16)

26

Nopitriana Sari, 2015

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian 3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2014: 60).

Variabel penelitian yang diambil dari permasalah dalam judul skripsi ini yaitu:

Variabel Bebas : Model Penelitian Discovery Learning Variabel Terikat : Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No. Variabel Penelitian Tahap Pertama

Kategori Kode 1. Model penelitian Discovery

Learning Independen X

2. Hasil Belajar Siswa SMK Dependen Y

3.2.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan, (Sugiyono, 2014: 66).

Dalam penelitian ini paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma sederhana. Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen. Hal ini dapat digambarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Paradigma Sederhana

X : Model Pembelajaran Y : Hasil Belajar Siswa f = Perlakuan (Penerapan Model pembelajaran)

(Sumber: Sugiyono, 2014: 66)

X Y


(17)

27

Gambaran alur paradigma penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagi berikut:

Gambar 3.3 Diagram Paradigma Penelitian

3.3 Data dan Sumber Data 3.3.1 Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/ dianalisis. Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, (Suharsimi Arikunto, 2010:161).

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari bebera sumber yaitu:

a. Nilai Hasil Pre-Test

Data nilai hasil pre-test ini diperoleh melalui pemberian soal esai sebanyak 10 butir. Materi yang diberikan mengenai fasilitas pendukung pada perangkat lunak dan setting percetakan (ploting). Selain diberikan soal yang bersifat kognitif (pengetahuan) diberikan juga soal bersifat psikomotorik (keterampilan) yaitu membuat sebuah gambar kerja berbentuk 2D.

Pre-Test

KBM dengan Model Discovery

Learning

Post-Test

Kesimpulan Hasil Penelitian

Objek

Timbal Balik


(18)

28

Nopitriana Sari, 2015

b. Nilai Hasil Post-Test

Data nilai hasil post-test ini diperoleh melalui pemberian soal esai sebanyak 10 butir. Materi yang diberikan mengenai fasilitas pendukung pada perangkat lunak dan setting percetakan (ploting). Selain diberikan soal yang bersifat kognitif (pengetahuan) diberikan juga soal bersifat psikomotorik (keterampilan) yaitu membuat sebuah gambar kerja berbentuk 2D. Soal pada post-test ini berbeda dari soal pre-test, hanya saja tingkat kesulitannya ditambah.

c. Penilaian sikap/Observasi

Data nilai sikap ini diperoleh melalui observasi langsung terhadap sikap siswa dikelas sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari. Dari observasi tersebut ada beberapa point yang dinilai.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2013:172). Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari responden di kelas XI TGB 1. Jumlah responden terdiri dari 20 siswa. Pemberian pre-test, post-test dan observasi sikap termasuk ke dalam sumber data primer, dikarenakan data tersebut diambil secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Selain dari hasil tes, sumber data juga diperoleh dari hasil karya gambar berbentuk digital atau 2D.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2014:117). Selain itu menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI TGB di SMK Negeri 2 Garut yang berjumlah 65 orang. Dimana keseluruhan jumlah kelas XI


(19)

29

TGB di SMK Negeri 2 Garut berjumlah 3 kelas yang terdiri dari 20 siswa kelas XI TGB 1, 23 siswa kelas XI TGB 2, dan 22 siswa kelas XI TGB 3.

Tabel 3.2 Populasi Peneltian

No Kelas Jumlah

1. XI TGB 1 20

2. XI TGB 2 23

3. XI TGB 3 22

Jumlah 65

3.4.2 Sample Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 118). Menurut Suharsimi Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Sampling Purposive. Purpose Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pada penelitian ini, sampel yang diambil hanya satu kelas saja yaitu pada kelas XI TGB 1 yang berjumlah 20 orang. Peneliti mengambil sampel kelas XI TGB 1 dikarenakan ada pertimbangan yaitu:

- Memiliki pemahaman yang kurang mengenai pembelajaran AutoCAD bila dibandingkan dengan 2 kelas yang lainnya.

- Rata-rata siswa kelas ini merasa kesulitan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pelajarannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014:308) menjelaskan bahwa, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pada penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa data primer. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.


(20)

30

Nopitriana Sari, 2015

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini diantaranya adalah:

a. Tes

Tes yang diberikan kepada siswa ada dua macam yaitu:

-Pre-test: tes yang diberikan kepada siswa sebelum diberlakukan model pembelajaran Discovery Learning

-Post-test: tes yang diberikan setelah penerapan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan ciri yang spesifik dibandingkan dengan wawancara dan kuesioner (angket), yaitu tidak hanya terbatas dengan orang tetapi juga dengan obyek-obyek alam yang lain.

Observasi yang digunakan yaitu untuk melihat penilaian sikap siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Obeservasi penilaian yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang digunakan oleh sekolah.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian atau dapat dikatakan sebagai suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati yang disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2014:148). Menurut Suharsimi Arikunto (2013:192), instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah:

3.6.1 Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok, (Suharsimi arikunto, 2014:193). Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan penyusunan tes ini mengacu pada kisi-kisi yang telah disusun.


(21)

31

Tes yang digunakan berupa tes yang bersifat kognitif dan psikomotorik. Tes dalam ranah kognitif berupa tes tertulis yang merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan siswa. Tes tertulis yang digunakan berbentuk esai yang dapat menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan untuk tes dalam ranah psikomotorik berupa tes tertulis berbentuk jobsheet yang nantinya akan menghasilkan sebuah portofolio atau hasil gambar berbentuk 2D.

Tes yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Pre-Test

Pengumpumpulan data dalam penelitian digunakan tes awal atau disebut Pre-test. Pre-test ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa masing-masing sebelum diperlakukan sebuah model pembelajaran Discovery Learning. Pre-test yang dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ini ada dua macam tes yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman kognitif dan psikomotorik siswa. Kompetensi dasar yang akan digunakan yaitu fasilitas pendukung dalam perangkat lunak dan setting percetakan.

b. Post-Test

Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa masing-masing setelah diterapkan atau mendapatkan perlakuan sebuah model pembelajaran Discovery Learning. Post-test yang dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ini ada dua macam tes yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman kognitif dan psikomotorik siswa. Pada post-test, tingkat kesulitan soal lebih ditingkatkan dari soal pre-test. Kompetensi dasar yang akan digunakan yaitu fasilitas pendukung dalam perangkat lunak dan setting percetakan.

3.6.2 Penilaian Sikap/ Observasi

Observasi dalam pengertian psikologi, merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra, (Suharsimi Arikunto, 2013, hlm. 199).


(22)

32

Nopitriana Sari, 2015

Observasi yang dilakukan mengguakan jenis observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

Observasi atau penilaian sikap ini dapat dikatakan sebagai data pelengkap dalam penyusunan instrumen. Pada pengamatan yang dilakukan bagian yang diamati adalah ketekunan, tanggung jawab, kejujuran, kecermatan, santun, dan proaktif yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajari.

3.7 Uji Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik dan benar, karena benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2013, hlm. 211).

3.7.1 Uji Validitas Tes

Dalam instrumen ini, uji istrumen yang digunakan yaitu pengujian validitas konstrak. Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (Judgment Experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. dimana yang bertindak sebagai ahli disini adalah guru mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak di SMK Negeri 2 Garut dan dosen yang ahli dalam materi.

Hasil dari judgment experts tersebut dimasukkan kedalam tabel validitas sebagai berikut:

Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-Test N o Kesesuaian Indikator Jml h Keput u san Ting. Kesukaran Rata-rata Kep utus an

Level soal

Rata-rata

Keput usan

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 2 2 3 2,3 Pem.

2 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 3 3,0 Peng

3 1 1 1 3 Valid 1 2 1 1,3 TS 3 3 3 3,0 Peng

4 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 2 2,7 Pem.

5 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,3 TS 2 2 2 2,0 Pem.

6 1 1 1 3 Valid 2 1 1 1,3 TS 3 3 3 3,0 Peng


(23)

33

8 1 1 1 3 Valid 2 2 1 1,7 TS 2 3 2 2,3 Pem.

9 1 1 1 3 Valid 2 1 1 1,3 TS 2 3 3 2,7 Pem.

10 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 3 3,0 Peng

Sumber: Analisis Peneliti Tabel 3.4 Uji Validitas Instrument Post-Test

N o Kesesuaian Indikator Jml h Keput u san Ting. Kesukaran Rata-rata Kep utus an

Level soal

Rata-rata

Keput usan

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 2 2 3 2,3 Pem.

2 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 3 3,0 Peng

3 1 1 1 3 Valid 1 2 1 1,3 TS 3 3 3 3,0 Peng

4 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 2 2,7 Pem.

5 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,3 TS 2 2 2 2,0 Pem.

6 1 1 1 3 Valid 2 1 1 1,3 TS 3 3 3 3,0 Peng

7 1 1 1 3 Valid 1 2 1 1,3 TS 2 2 3 2,3 Pem.

8 1 1 1 3 Valid 2 2 1 1,7 TS 2 3 2 2,3 Pem.

9 1 1 1 3 Valid 2 1 1 1,3 TS 2 3 3 2,7 Pem.

10 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 3 3,0 Peng

Sumber: Analisis Peneliti Ket: A1 = Judgment 1 (Guru Mata Pelajaran MDPL)

A2 = Judgment 2 (Dosen Ahli) A3 = Judgment 3 (Dosen Ahli)

Kesesuaian Indikator: 1 = Sesuai; 0 = Tidak Sesuai

Tingkat Kesukaran: 1 = Tidak Sukar (TS); 2 = Sukar (SK)

Level Soal: 1 = Aplikasi; 2 = Pemahaman; 3= Pengetahuan

Dari data uji validitas instrumen dengan menggunakan tabel validitas judgement

expert oleh 3 ahli, maka didapat hasil bahwa soal pre-test dan post-test tersebut valid atau

sudah sesuai dengan indikator, memiliki tingkat kesukaran yaitu tidak sukar dan masuk kedalam kategori atau level pemahaman dan pengetahuan. Dari ketiga para ahli, menyatakan bahwa soal tes dapat digunakan.


(24)

34

Nopitriana Sari, 2015

3.8 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa data kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, (Sugiyono, 2014, hlm. 207).

Setelah data hasil belajar kelas eksperimen diperoleh berupa nilai dari pre-test dan post-pre-test, maka dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan tingkatan pengetahuan siswa sebelum penerapan model pembelajaran dan sesudah penerapan model pembelajaran. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.8.1 Data Hasil Tes

a. Menghitung Skor Tes Individu

1) Tes Tertulis

Dalam perhitungan skor tes tertulis, data yang diperoleh melalui dua kali percobaan yaitu pada saat tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Hasil dari pre-test dan post-test siswa dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Rentang nilai yang digunakan adalah skala 1-100, dengan bobot soal yang telah disesuaikan dengan masing-masing soal.

2) Tes Gambar/ Keterampilan

Dalam perhitungan skor tes gambar/keterampilan, data yang diperoleh melalui dua kali percobaan yaitu pada saat tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Penilaian keterampilan pada penelitian ini dinilai dari kinerja siswa dan kemampuan siswa dalam menggambar dan menghasilkan gambar kerja yang sesuai dengan jobsheet. Pada penilaian keterampilan menggambar, terdapat tiga bagian besar yang dinilai, yaitu pada tahap sikap kerja, gambar kerja dan waktu pengerjaan.

Adapun kriteria penilaian pada tes gambar/keterampilan dapat dilihat pada tabel berikut:


(25)

35

Tabel 3.5 Penilaian Tes Gambar/Keterampilan

KOMPONE N SIKAP KERJA GAMBAR KERJA WAKTU NILAI KELENG. GAMB. KET. GAMBAR

LAYOUT HASIL

Pena- pilan

Ket. Gambar

Ketepatan

Ukuran Benar 80% Tepat

Waktu

ASPEK

PENILAIAN Tertib

Notasi Gambar

Kesesuaian Bentuk

Proporsiona

l 90%

Man diri Dimensi / Ukuran Kesesuaian Penempatan

Teratur 100% Melebih

i Arah Pot. & Renc. Atap Kesesuaian Layer Proyeksi Tampak

BOBOT 15 25 20 15 15 10

NO. 1 2 3 4 5 Dst. JUMLAH RATA-RATA

Sumber: Analisis Peneliti

3) Observasi Afektif/ Penilaian Sikap

Dalam penilaian sikap, data yang diperoleh melalui dua kali percobaan yaitu pada sikap siswa selama pelaksanaan pre-test dan post-test. Penilaian sikap tersebut menggunakan skala 1-100 agar perhitungannya sama dengan tes tertulis dan tes keterampilan, karena ketiga aspek tersebut akan diakumulasi dan dilihat rata-ratanya.

Adapun kriteria penilaian observasi sikap siswa tersebut disesuaikan dengan ketentuan dari sekolah yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6 Penilaian Sikap Siswa

No. Respo nden

Sikap

Jmlh. Ket. Tekun Tanggun

g Jawab Kejuju ran Kecer matan Sant un Proa ktif 1 2 3 4 Dst.


(26)

36

Nopitriana Sari, 2015

Sumber: Penilaian sikap SMKN 2 Garut

b. Perhitungan N-Gain

Setelah hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran, selanjutnya dihitung nilai n-gain untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan. Perhitungan nilai gain tersebut diambil dari nilai ketiga aspek yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, sehingga menghasilkan rata-rata yang akan dijadikan nilai akhir pada masing-masing siswa tersebut. Adapun perhitungannya dengan rumus sebagai berikut:

(Hake, 1999)

adapun hasil g dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel. 3.7 Kategori Nilai N-Gain

Rentang Nilai Kategori

g > 0,70 Tinggi

0,30 (g) < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

3.8.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2014). Data yang berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan apabila berdistribusi tidak normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah rumus Chi Kuadrat ( ). Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1) Mengurutkan data pre-test dan post-test dari yang terkecil hingga terbesar 2) Menentukan banyak kelas interval dengan rumus:

Keterangan : N = banyaknya kelas

3) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:


(27)

37

p : panjang kelas

R : Rentang data (Nilai maksimum-nilai minimum) k : jumlah kelas interval

4) Menghitung rata-rata (mean) dengan rumus:

X = rata-rata/mean

Xi = nilai tengah setiap kelas n = banyak kelas

5) Menghitung simpangan baku √

6) Menghitung batas atas dan batas bawah interval

- Batas atas : batas ujung kelas interval atas ditambah 0,5 - Batas bawah : batas ujung kelas interval bawah dikurang 0,5 7) Menentukan rata-rata untuk masing-masing kelas

8) Menurut nilai Z-score dicari luas O-Z dengan melihat tabel kurva normal 9) Menghitung luas daerah (LD) dengan menghitung selisih dari batas

daerah atas dan luas batas daerah bawah

10) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan tiap interval dengan banyak data (n)

11) Menghitung selisih antara frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan (fo-fe) dan membuat tabel chi-kuadrat

12) Berdasarkan nilai tabel yang didapatkan, maka besarnya koefisien chi-kuadrat dicari dengan rumus berikut:

Tabel 3.8 Tabel Penolong untuk Uji Normalitas Data dengan Chi Kuadrad

Kelas interval fo

Batas

kelas Z-score

Luas O-Z

Luas tiap

kelas O-Z fe Fo-fe (fo-fe)

2


(28)

38

Nopitriana Sari, 2015

Setelah mendapatkan hasil kemudian membandingkan hitung dan

tabel untuk mengetahui normalitas data dengan derajat kebebasan (dk) dk = k – 1, α = 0,05 untuk melihat taraf signifikasi. Jika hitung < tabel, maka data yang diuji berdistribusi normal dan pengolahannya menggunakan statistik parametrik. Maka perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas. Sebaliknya jika hitung >

tabel, maka data yang diuji berdistribusi tidak normal dan pengolahan selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik.

3.8.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Menentukan varians data. X

2) Menentukan derajad kebebasan (dk) dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2– 2

3) Menghitung nilai F (Tingkat homogenitas) Fhitung = S2b

S2k

Ket : S2b = Varian terbesar S2k = Varian terkecil

4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

3.8.4 Uji Hipotesis

Pada uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti mengumpulkan dan mengolah data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh.


(29)

39

Rumus uji hipotesis yang digunakan yaitu menggunakan uji-t, jika data yang dihitung berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik parametrik tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik non parametrik.

a. Uji-t (t-test)

Setelah menghitung data dengan uji normalitas dan homogenitas diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut, (Sugiyono, 2014: 272-274):

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumust-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =

n

1 +

n

2 – 2.

2) Bila

n

1 ≠

n

2, varian homogen (σ12 = σ22

), dapat digunakan rumus t-test dengan pooled varian. Derajad kebebasan (dk) =

n

1 +

n

2– 2.

3) Bila

n

1 =

n

2, varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22), dapat digunakan rumus t-test dengan dk =

n

1 – 1 atau dk =

n

2 – 1. Jadi dk bukan

n

1 +

n

2 – 2. 4) Bila

n

1 ≠

n

2, varian homogen (σ12 ≠ σ22). Utnuk ini digunakan t-test

dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (

n

1 – 1) dan dk (

n

2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

5) Bila sampel berkorelasi/ berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related.

Pada penelitian ini, menggunakan uji-t dengan ketentuan jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22

) maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =

n

1 +

n

2 – 2. Sehingga rumus yang digunakan pada uji-t adalah rumus Separated varian:

t =

x

1–

x

2 S12 + S22


(30)

40

Nopitriana Sari, 2015

n1 n2

(Sugiono, 2014: 273) Keterangan:

t = thitung

n1 = Jumlah responden kelompok 1 n2 = Jumlah responden kelompok 2 S1 = Standar deviasi kelompok 1 S2 = Standar devisiasi kelompok 2

x

1 = Rata-rata kelompok 1

x

2 = Rata-rata kelompok 2 df = atau db adalah N-1

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 ditolak apabila thitung > ttabel H0 diterima apabila thitung < ttabel


(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasi pengolahan data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran discovery learning dapat dikatan kurang baik karena jika ditinjau dari penilaian secara keseluruhan, dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, tidak adanya siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM pada pemberian tes awal (pre-test). Karena model pembelajaran sebelumnya yang digunakan oleh guru sebelumnya, belum digunakan secara maksimal, karena tidak adanya bimbingan langsung yang diberikan, sehingga ketika pemberian tes awal, hasil yang didapat tidak memuaskan.

2. Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran discovery learning dapat dikatakan baik jika dinjau dari penilaian secara keseluruhan, dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, adanya siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM. Pada pemberian tes akhir (post-test). Hal ini menunjukan hasil penerapan model pembelajaran discovery learning cukup memuaskan. Karena pada penerapan model pembelajaran discovery learning tersebut adanya bimbingan tetap terhadap siswa dari proses merumuskan masalah hingga menjawab dan dipresentasikan kedepan kelas hasil temuan yang didapat oleh siswa, sehingga adanya keterlibatan aktif siswa dan guru sebagai fasilitator.

3. Dari hasil penilaian tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) tersebut, dapat dikatan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan treatment dengan penerapan model pembelajaran discovery learning yang dilihat dari peningkatan nilai (gain) yang dihitung dari penilaian pre-test dan post-test dengan klasifikasi tingkatan sedang.


(32)

77

Nopitriana Sari, 2015

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyampaiakn beberapa saran yaitu: 1. Bagi siswa, model pembelajaran discovery learning ini dapat diterapkan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan model ini, siswa harus lebih aktif lagi didalam kelas, mencari materi pembelajaran yang sesuai dengan teori yang diberikan, namun tetap dibimbing oleh guru, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang akan dipelajari. Selain itupula diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik ketika proses belajar mengajar di kelas berlangsung, dikarenakan apabila tidak adanya keaktifan siswa atau interaksi antara siswa dan guru, maka proses pembelajaranpun tidak dapat terlaksanakan dengan baik, sehingga tujuan dari pembelajaran juga tidak dapat tersampaikan. 2. Bagi guru, agar dapat mempertimbangkan hasil penelitian yang telah

dilakukan karena model pembelajaran discovery learning ini juga merupakan salah satu model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, sehingga dapat pula digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran, jika model pembelajaran sebelumnya kurang maksimal. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian bahwa model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya peran guru sebagai fasilitator atau membantu siswa dalam menemukan atau merumuskan ide-ide yang mereka temui.

3. Bagi sekolah, sebaiknya fasilitas menggambar dengan media digital lebih diperhatikan. Diperlukan kontrol kualitas peralatan untuk menunjang keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada pelajan menggambar dengan perangkat lunak yang menggunakan media komputer sebagai alat untuk menggambar secara digital.

4. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian yang dilakukan selama disekolah dengan menerapkan model pembelajaran, diharapkan lebih baik lagi dalam proses pembelajarannya dan harus sesuai dengan RPP yang telah dibuat, sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu salah satunya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(1)

p : panjang kelas

R : Rentang data (Nilai maksimum-nilai minimum) k : jumlah kelas interval

4) Menghitung rata-rata (mean) dengan rumus:

X = rata-rata/mean

Xi = nilai tengah setiap kelas n = banyak kelas

5) Menghitung simpangan baku

6) Menghitung batas atas dan batas bawah interval

- Batas atas : batas ujung kelas interval atas ditambah 0,5 - Batas bawah : batas ujung kelas interval bawah dikurang 0,5 7) Menentukan rata-rata untuk masing-masing kelas

8) Menurut nilai Z-score dicari luas O-Z dengan melihat tabel kurva normal 9) Menghitung luas daerah (LD) dengan menghitung selisih dari batas

daerah atas dan luas batas daerah bawah

10) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan tiap interval dengan banyak data (n)

11) Menghitung selisih antara frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan (fo-fe) dan membuat tabel chi-kuadrat

12) Berdasarkan nilai tabel yang didapatkan, maka besarnya koefisien

chi-kuadrat dicari dengan rumus berikut:

Tabel 3.8 Tabel Penolong untuk Uji Normalitas Data dengan Chi Kuadrad

Kelas interval fo

Batas

kelas Z-score

Luas O-Z

Luas tiap

kelas O-Z fe Fo-fe (fo-fe)

2


(2)

38

Setelah mendapatkan hasil kemudian membandingkan hitung dan

tabel untuk mengetahui normalitas data dengan derajat kebebasan (dk) dk = k – 1, α = 0,05 untuk melihat taraf signifikasi. Jika hitung < tabel, maka data yang diuji berdistribusi normal dan pengolahannya menggunakan statistik parametrik. Maka perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas. Sebaliknya jika hitung >

tabel, maka data yang diuji berdistribusi tidak normal dan pengolahan selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik.

3.8.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Menentukan varians data.

X

2) Menentukan derajad kebebasan (dk) dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2– 2

3) Menghitung nilai F (Tingkat homogenitas) Fhitung = S2b

S2k

Ket : S2b = Varian terbesar S2k = Varian terkecil

4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

3.8.4 Uji Hipotesis

Pada uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti mengumpulkan dan mengolah data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh.


(3)

Rumus uji hipotesis yang digunakan yaitu menggunakan uji-t, jika data yang dihitung berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik parametrik tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik non parametrik.

a. Uji-t (t-test)

Setelah menghitung data dengan uji normalitas dan homogenitas diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut, (Sugiyono, 2014: 272-274):

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumust-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =

n

1 +

n

2– 2.

2) Bila

n

1 ≠

n

2, varian homogen (σ12 = σ22

), dapat digunakan rumus t-test dengan pooled varian. Derajad kebebasan (dk) =

n

1 +

n

2– 2.

3) Bila

n

1 =

n

2, varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22), dapat digunakan rumus t-test dengan dk =

n

1– 1 atau dk =

n

2– 1. Jadi dk bukan

n

1 +

n

2– 2. 4) Bila

n

1 ≠

n

2, varian homogen (σ12 ≠ σ22). Utnuk ini digunakan t-test

dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (

n

1 – 1) dan dk (

n

2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

5) Bila sampel berkorelasi/ berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test

sampel related.

Pada penelitian ini, menggunakan uji-t dengan ketentuan jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22

) maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =

n

1 +

n

2 – 2. Sehingga rumus yang digunakan pada uji-t adalah rumus Separated varian:

t =

x

1–

x

2 S12 + S22


(4)

40

n1 n2

(Sugiono, 2014: 273) Keterangan:

t = thitung

n1 = Jumlah responden kelompok 1 n2 = Jumlah responden kelompok 2 S1 = Standar deviasi kelompok 1 S2 = Standar devisiasi kelompok 2

x

1 = Rata-rata kelompok 1

x

2 = Rata-rata kelompok 2 df = atau db adalah N-1

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 ditolak apabila thitung > ttabel H0 diterima apabila thitung < ttabel


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasi pengolahan data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran discovery

learning dapat dikatan kurang baik karena jika ditinjau dari penilaian secara

keseluruhan, dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, tidak adanya siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM pada pemberian tes awal

(pre-test). Karena model pembelajaran sebelumnya yang digunakan oleh guru

sebelumnya, belum digunakan secara maksimal, karena tidak adanya bimbingan langsung yang diberikan, sehingga ketika pemberian tes awal, hasil yang didapat tidak memuaskan.

2. Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran discovery

learning dapat dikatakan baik jika dinjau dari penilaian secara keseluruhan,

dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, adanya siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM. Pada pemberian tes akhir (post-test). Hal ini menunjukan hasil penerapan model pembelajaran discovery learning cukup memuaskan. Karena pada penerapan model pembelajaran discovery

learning tersebut adanya bimbingan tetap terhadap siswa dari proses

merumuskan masalah hingga menjawab dan dipresentasikan kedepan kelas hasil temuan yang didapat oleh siswa, sehingga adanya keterlibatan aktif siswa dan guru sebagai fasilitator.

3. Dari hasil penilaian tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) tersebut, dapat dikatan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan

treatment dengan penerapan model pembelajaran discovery learning yang

dilihat dari peningkatan nilai (gain) yang dihitung dari penilaian pre-test dan


(6)

77

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyampaiakn beberapa saran yaitu: 1. Bagi siswa, model pembelajaran discovery learning ini dapat diterapkan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan model ini, siswa harus lebih aktif lagi didalam kelas, mencari materi pembelajaran yang sesuai dengan teori yang diberikan, namun tetap dibimbing oleh guru, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang akan dipelajari. Selain itupula diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik ketika proses belajar mengajar di kelas berlangsung, dikarenakan apabila tidak adanya keaktifan siswa atau interaksi antara siswa dan guru, maka proses pembelajaranpun tidak dapat terlaksanakan dengan baik, sehingga tujuan dari pembelajaran juga tidak dapat tersampaikan. 2. Bagi guru, agar dapat mempertimbangkan hasil penelitian yang telah

dilakukan karena model pembelajaran discovery learning ini juga merupakan salah satu model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, sehingga dapat pula digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran, jika model pembelajaran sebelumnya kurang maksimal. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian bahwa model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya peran guru sebagai fasilitator atau membantu siswa dalam menemukan atau merumuskan ide-ide yang mereka temui.

3. Bagi sekolah, sebaiknya fasilitas menggambar dengan media digital lebih diperhatikan. Diperlukan kontrol kualitas peralatan untuk menunjang keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada pelajan menggambar dengan perangkat lunak yang menggunakan media komputer sebagai alat untuk menggambar secara digital.

4. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian yang dilakukan selama disekolah dengan menerapkan model pembelajaran, diharapkan lebih baik lagi dalam proses pembelajarannya dan harus sesuai dengan RPP yang telah dibuat, sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu salah satunya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 3 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 4 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT.

0 4 29

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 1 BALIGE.

0 2 30

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PENGETAHUAN MENGGAMBAR TEKNIK DENGAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.�.

0 4 24

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL AUTOCAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK DI SMKN 9 GARUT.

0 0 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN METODESILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI PROGRAM KEAHLIAN GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 GARUT.

0 0 29

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMKN 2 GARUT.

0 2 9

Penerapan Metode Tutorial pada Mata Pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut.

1 24 91

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 1 CILAKU CIANJUR.

0 0 29