PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS-GAMES-TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA KELAS VII SMP NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS-GAMES-TOURNAMENT) TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA KELAS VII
SMP NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
Oleh:
Veicmen Gultom NIM. 408121100
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2013
(2)
(3)
v
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Daftar Lampiran viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Rumusan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 4
1.6 Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 5
2.1.1 Pengertian Belajar 5
2.1.2 Hasil Belajar 5
2.2 Pembelajaran dan model pembelajaran 6
2.2.1 Pembelajaran 6
2.2.2 Model Pembelajaran 7
2.2.3 Model Pembelajaran Konvensional 8
2.2.4 Pembelajaran Kooperatif 9
2.2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams-Games-Tournament (TGT) 14
2.3 Materi Pelajaran 23
(4)
vi
2.4 Kerangka Konseptual 30
2.5 Hipotesis 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 32
3.2.1 Populasi Penelitian 32
3.2.2 Sampel Sampel Penelitian 32
3.3 Variabel Penelitian 32
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 33
3.4.1 Jenis Penelitian 33
3.4.2 Desain Penelitian 33
3.5 Prosedur Penelitian 33
3.6 Instrumen Penelitian 34
3.6.1 Validitas Isi 34
3.7 Teknik Analisis Data 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 38
4.2. Pembahasan 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45
(5)
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran konvensional 9 Tabel 2.2 Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan
kelompok belajar konvensional 11 Tabel 2.3 Enam langkah utama (sintaks) dalam pembelajaran kooperatif 14 Tabel 2.4 Sintaks pembelajaran kooperatif tipe TGT 17 Tabel 2.5 Penghitungan poin turnamen untuk 4 pemain 21
Tabel 2.6 Penghitungan poin turnamen untuk 5 pemain 21
Tabel 2.7 Kriteria penghargaan yang disarankan 22
Tabel 2.8 Sifat-sifat berbagai macam zat menurut sifatnya 24
Tabel 3.1 Two Group Pretes – Posttest Design 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi tes materi pokok wujud zat 35 Tabel 4.1 Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 38 Tabel 4.2 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39 Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas data pretes 40
Tabel 4.4 Hasil uji t data pretes 40
Tabel 4.5 Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 41
(6)
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Penempatan pada meja turnament 19
Gambar 2.2 Air dalam tiga wujud 24
Gambar 2.3 Skema perubahan wujud zat 25
Gambar 2.4 Kain yang dijemur 26
Gambar 2.5 Susunan molekul zat padat, zat cair dan zat gas 26 Gambar 2.6 Perbedaan Ketinggian Permukaan Air dan Raksa
dalam Pipa Kapiler 28
Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan
kelas kontrol 39
Gambar 4.2 Diagram batang data postes kelas eksperimen dan
(7)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 47 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 61
Lampiran 3 Lembar kerja siswa 67
Lampiran 4 Soal-soal Tournament 69
Lampiran 5 Tes hasil Belajar 70
Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes hasil Belajar 73 Lampiran 7 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 74
Lampiran 8 Lembar Angket Siswa 80
Lampiran 9 Lembar wawancara guru 83 Lampiran 10 Rekapitulasi nilai pretes dan postes kelas eksperimen 87 Lampiran 11 Rekapitulasi nilai pretes dan postes kelas kontrol 91 Lampiran 12 Data pretes dan postes kelas eksperimen 94 Lampiran 13 Data pretes dan postes kelas kontrol 96 Lampiran 14 Perhitungan rata-rata, varians dan standar deviasi 97
Lampiran 15 Uji normalitas data 100
Lampiran 16 Uji homogenitas data 102
Lampiran 17 Uji hipotesis 104
Lampiran 18 Hasil games turnamen siswa kelas eksperimen 107 Lampiran 19 Tabel wilayah luas di bawah kurva normal 0 ke z 111 Lampiran 20 Daftar nilai presentil untuk distribusi F 113 Lampiran 21 Daftar nilai presentil untuk distribusi t 114 Lampiran 22 Dukumentasi Penelitian 115
(8)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara menyampaikan materi itu dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima materi pelajaran tersebut, agar siswa mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah. Namun kenyataannya banyak juga siswa yang tidak mencapai nilai sesuai KKM, termasuk mata pelajaran fisika.
Banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM pada mata pelajaran fisika mungkin disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan kondisi siswa sehingga menimbulkan kejenuhan pada diri siswa. Media pembelajaranpun masih jarang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP 1 Percut Sei tuan, dari 40 orang siswa, 50% menyatakan guru jarang menggunakan media saat mengajar, 38% menyatakan guru hanya menggambarkan media, dan 12% menyatakan bahwa guru hanya meyebutkan medianya saja.
Selain itu juga disebabkan faktor yang terdapat di dalam diri siswa seperti sikap mereka terhadap fisika. Mereka beranggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit, sehingga siswa terlebih dahulu merasa jenuh sebelum mempelajarinya. Hal ini diketahui peneliti ketika dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Data diperoleh bahwa dari 40 siswa 58,5% mengatakan bahwa fisika itu sulit dan membosankan, sedangkan 41,5% mengatakan fisika itu kadang menyenangkan tetapi terkadang sulit dan membosankan. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bidang studi fisika bapak Suprianto, beliau menyatakan bahwa yang menyebabkan hasil belajar fisika itu rendah antara lain karena minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap fisika masih rendah dan kemampuan matematika siswa yang rendah sehingga
(9)
2
menyulitkan siswa dalam menyelesaikan soal perhitungan fisika, padahal matematika merupakan alat bantu untuk memecahkan berbagai persoalan fisika.
Dari 40 orang siswa SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan 55 % menginginkan belajar sambil bermain ketika belajar fisika, dan 45 % menginginkan banyak praktek dan demonstrasi. Model pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT yakni model yang berpusat kepada siswa. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT melibatkan siswa untuk berdiskusi, berdemonstrasi dan melakukan permainan dalam bentuk turnamen. Kegiatan diskusi kelas sudah banyak terapkan guru dalm pembelajaran, tetapi pada umumnya hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi, sebagian lagi hanyalah sebagai penonton dan kurang aktif. Hal ini didukung dengan hasil wawancara peneliti dengan bapak Suprianto yang menyatakan hanya sebagian siswa yang aktif ketika diskusi kelas seperti mengajari kawan kelompok, bertanya dan menyatakan pendapat.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model yang membuat siswa bekerja sama dan saling membantu dalam belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Artzt & Newman (Trianto,2011:56) bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap kelompok memiliki tanggung jawab untuk yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Salah satu teknik kooperatif yang diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah teknik TGT dimana model pembelajaran tipe TGT adalah suatu pendekatan yang menyebabkan kelompok kecil selama kegiatan belajar mengajar bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas atau untuk mencapai tujuan bersama. Sama halnya dengan kooperatif STAD, kooperatif tipe TGT ini cocok digunakan mengajarkan ilmu fisika untuk sekolah menengah pertama. Keunggulan pembelajaran tipe TGT adalah adanya turnamen akademik dalam proses pembelajaran. Dimana setiap anggota kelompok mewakili kelompoknya untuk melakukan turnamen.
Penelitian yang terkait tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT telah dilakukan oleh Ilan Nia Lestari pada tahun pelajaran 2009/2010 dan
(10)
3
Masytoh Batubara pada tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian Ilan Nia Lestari, diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen adalah 4,480 dan kelas kontrol adalah 4,497. Sementara nilai rata-rata post test untuk kelas eksperimen adalah 7,168 dan untuk kelas kontrol adalah 6,724. Dari hasil penelitian Masytoh Batubara, diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen adalah 42,38 kelas kontrol adalah 41,88. Sementara nilai rata-rata postest untuk kelas eksperimen adalah 67,13 dan untuk kelas kontrol adalah 60,13.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournament) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII SMP Negeri 1 Percut sei tuan ''
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, diperoleh identifikasi masalah bahwa :
1. Guru jarang menggunakan media pada saat pembelajaran 2. Siswa menganggap pelajaran fisika sulit
3. Siswa menganggap belajar fisika itu membosankan 4. Hanya sebagian siswa yang aktif ketika diskusi kelas.
1.3 Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VII semester 1 SMP N 1 Percut sei tuan Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.
3. Hasil belajar IPA siswa pada materi pokok zat dan wujudnya di Kelas VII Semester 1 SMP N 1 Percut sei tuan tahun pelajaran 2012/2013.
(11)
4
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe TGT ? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara model kooperatif tipe TGT dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar fisika ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe TGT .
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;
1. Sebagai informasi mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi wujud zat
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi IPA untuk mennggunakan model membelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi peneliti, dapat memperdalam pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk dapat diterapkan dimasa yang akan datang.
4. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.
(12)
45 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan uji hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
1. Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Percut sei tuan T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok zat dan wujudnya adalah � = 62,68 (tidak tuntas secara kelas)
2. Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri Percut sei tuan T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok zat dan wujudnya adalah � = 70,78 (tuntas secara kelas)
3. Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok zat dan wujudnya kelas VII SMP Negeri 1 Percut sei tuan T.P 2012/2013.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti memiliki saran kepada calon guru peneliti selanjutnya antara lain :
1. Menggunakan media yang lebih bagus seperti mind map pada tahap menyampaikan pelajaran kepada siswa
2. Menjelaskan tahap-tahap model kooperatif tipe TGT terlebih dahulu, terutama pada saat melaksanakan games tournamen
3. Menggunakan games turnamen yang sederhana, yang tidak memakan banyak waktu pada tahap evaluasinya.
(13)
46
DAFTAR PUSTAKA
Amanah (2011), http://amanahtp.wordpress.com/2011/11/20/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournaments/
Arikunto, Suharsimi., (2006), Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati., Mudjono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Hamid, Abdul., (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Pascasarjana UNIMED,
Medan.
Ilan Nia Lestari., (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Energi Dan Daya Listrik di MTsN1, Fisika UNIMED, Medan.
Masytoh Batubara., (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 2 Medan T.P 2010/2011, Fisika UNIMED, Medan.
Sanjaya, Wina., (2011), Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Media Group,Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar &Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rinela Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2010), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Trianto,. (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Media Group, Jakarta.
Winarsih, Anni., Nugroho, A., Sulityoso., Zajuri, M., Supliyadi., Suyanto, Slamet., (2008), IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII, Grasindo, Jakarta.
(14)
ii
RIWAYAT HIDUP
Veicmen Gultom dilahirkan di Tarabunga, Kab. Toba samosir pada tanggal 28 Mei 1990. Ayah bernama James Gultom dan ibu bernama Ida sianipar dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk SD Negeri 173532 Tarabunga, dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Balige, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Balige dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis diterima di UNIMED, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan kegiatan ekstra kurikuler Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu UKMKP (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protesten) dan IKBKF (Ikatan Mahasiswa Kristen Fisika).
(1)
2
menyulitkan siswa dalam menyelesaikan soal perhitungan fisika, padahal matematika merupakan alat bantu untuk memecahkan berbagai persoalan fisika.
Dari 40 orang siswa SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan 55 % menginginkan belajar sambil bermain ketika belajar fisika, dan 45 % menginginkan banyak praktek dan demonstrasi. Model pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT yakni model yang berpusat kepada siswa. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT melibatkan siswa untuk berdiskusi, berdemonstrasi dan melakukan permainan dalam bentuk turnamen. Kegiatan diskusi kelas sudah banyak terapkan guru dalm pembelajaran, tetapi pada umumnya hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi, sebagian lagi hanyalah sebagai penonton dan kurang aktif. Hal ini didukung dengan hasil wawancara peneliti dengan bapak Suprianto yang menyatakan hanya sebagian siswa yang aktif ketika diskusi kelas seperti mengajari kawan kelompok, bertanya dan menyatakan pendapat.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model yang membuat siswa bekerja sama dan saling membantu dalam belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Artzt & Newman (Trianto,2011:56) bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap kelompok memiliki tanggung jawab untuk yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Salah satu teknik kooperatif yang diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah teknik TGT dimana model pembelajaran tipe TGT adalah suatu pendekatan yang menyebabkan kelompok kecil selama kegiatan belajar mengajar bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas atau untuk mencapai tujuan bersama. Sama halnya dengan kooperatif STAD, kooperatif tipe TGT ini cocok digunakan mengajarkan ilmu fisika untuk sekolah menengah pertama. Keunggulan pembelajaran tipe TGT adalah adanya turnamen akademik dalam proses pembelajaran. Dimana setiap anggota kelompok mewakili kelompoknya untuk melakukan turnamen.
Penelitian yang terkait tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT telah dilakukan oleh Ilan Nia Lestari pada tahun pelajaran 2009/2010 dan
(2)
Masytoh Batubara pada tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian Ilan Nia Lestari, diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen adalah 4,480 dan kelas kontrol adalah 4,497. Sementara nilai rata-rata post test untuk kelas eksperimen adalah 7,168 dan untuk kelas kontrol adalah 6,724. Dari hasil penelitian Masytoh Batubara, diperoleh nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen adalah 42,38 kelas kontrol adalah 41,88. Sementara nilai rata-rata postest untuk kelas eksperimen adalah 67,13 dan untuk kelas kontrol adalah 60,13.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournament) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII SMP Negeri 1 Percut sei tuan ''
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, diperoleh identifikasi masalah bahwa :
1. Guru jarang menggunakan media pada saat pembelajaran 2. Siswa menganggap pelajaran fisika sulit
3. Siswa menganggap belajar fisika itu membosankan 4. Hanya sebagian siswa yang aktif ketika diskusi kelas.
1.3 Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VII semester 1 SMP N 1 Percut sei tuan Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.
3. Hasil belajar IPA siswa pada materi pokok zat dan wujudnya di Kelas VII Semester 1 SMP N 1 Percut sei tuan tahun pelajaran 2012/2013.
(3)
4
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe TGT ? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara model kooperatif tipe TGT dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar fisika ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe TGT .
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;
1. Sebagai informasi mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi wujud zat
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi IPA untuk mennggunakan model membelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi peneliti, dapat memperdalam pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk dapat diterapkan dimasa yang akan datang.
4. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.
(4)
45
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan uji hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
1. Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Percut sei tuan T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok zat dan wujudnya adalah � = 62,68 (tidak tuntas secara kelas)
2. Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri Percut sei tuan T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok zat dan wujudnya adalah � = 70,78 (tuntas secara kelas)
3. Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok zat dan wujudnya kelas VII SMP Negeri 1 Percut sei tuan T.P 2012/2013.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti memiliki saran kepada calon guru peneliti selanjutnya antara lain :
1. Menggunakan media yang lebih bagus seperti mind map pada tahap menyampaikan pelajaran kepada siswa
2. Menjelaskan tahap-tahap model kooperatif tipe TGT terlebih dahulu, terutama pada saat melaksanakan games tournamen
3. Menggunakan games turnamen yang sederhana, yang tidak memakan banyak waktu pada tahap evaluasinya.
(5)
46
DAFTAR PUSTAKA
Amanah (2011), http://amanahtp.wordpress.com/2011/11/20/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournaments/
Arikunto, Suharsimi., (2006), Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati., Mudjono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Hamid, Abdul., (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Pascasarjana UNIMED,
Medan.
Ilan Nia Lestari., (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Energi Dan Daya Listrik di MTsN1, Fisika UNIMED, Medan.
Masytoh Batubara., (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Di Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 2 Medan T.P 2010/2011, Fisika UNIMED, Medan.
Sanjaya, Wina., (2011), Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Media Group,Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar &Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rinela Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2010), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Trianto,. (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Media Group, Jakarta.
Winarsih, Anni., Nugroho, A., Sulityoso., Zajuri, M., Supliyadi., Suyanto, Slamet., (2008), IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII, Grasindo, Jakarta.
(6)
ii
RIWAYAT HIDUP
Veicmen Gultom dilahirkan di Tarabunga, Kab. Toba samosir pada tanggal 28 Mei 1990. Ayah bernama James Gultom dan ibu bernama Ida sianipar dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk SD Negeri 173532 Tarabunga, dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Balige, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Balige dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis diterima di UNIMED, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan kegiatan ekstra kurikuler Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu UKMKP (Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protesten) dan IKBKF (Ikatan Mahasiswa Kristen Fisika).