PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG BAGI SISWA SD KELAS V.

(1)

PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG BAGI SISWA SD KELAS V

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelarSarjana Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh Nana Supriyatna

NIM 1004359

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG 2014


(2)

PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG

BAGI SISWA SD KELAS V

Oleh Nana Supriyatna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Nana Supriyatna 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini diberi judul,Pemanfaatan Komik sebagai Media Pembelajaran Berdialog bagi Siswa SD Kelas V. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya penggunaan media dalam pembelajaran berdialog. Penggunaan media yang konkret sangatlah diharapkan dalam pembelajaran ini, karena pada dasarnya siswa akan lebih paham jika menggunakan media pembelajaran yang nyata, tidak terkesan abstrak dan monoton. Oleh karena itu peneliti merancang suatu media pembelajaran berdialog dengan menggunakan komik sebagai medianya. Berdasarkan latarbelakanga terebut, dapat dirumuskan beberapa masalah penelitia diantaranya : unsur-unsur dialog apa saja yang tedapat dalam komik, bagaimana pembelajaran berdialog bagi siswa SD kelas V dengan pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran, dan bagaimana penerapan komik sebagai media pemmbelajaran berdialog bagi siswa SD kelas V.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh unsur-unsur dialog yang terdapat dalam komik, untuk mengetahui pemanfaatan komik sebagai media berdialog bagi siswa SD kelas V, dan untuk mengetahui penerapan komik sebagai media pembelajaran berdialog di SD kelas V. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Concept Analysis. Adapun hasil penelitian berdasarkan data temuan dan analisis data temuan yang didapat, diantaranya : (1) Unsur-unsur dialog yang terdapat dalam komik yaitu tokoh/penokohan,tema,latar (situasi),amanat dan moral (pesan). (2) Pembelajaran berdialog bagi siswa SD kelas V dengan pemanfaatan komik sebagai media pembelajaranyaitudapat mempermudah siswa dalam menuliskan teks dialog, yang pada prakteknya siswa dibawa oleh guru untuk berimajinasi melalui gambar yang terdapat dalam komik, kemudian dituangkan kedalam sebuah tulisan berupa teks dialog. Selain itu juga dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pengembangan kosa kata siswa, karena melalui gambar komik yang penuh dengan berbagai ekspresi, latar, dan kejadiannya, siswa bisa lebih mudah untuk menuliskan apa maksud yang disampaikan dalam gambar komik tersebut. (3) Penerapan komik sebagai media pembelajaran berdialog bagi siswa SD kelas V yaitu dengan menyiapkan sebuah komik striptan pateks, namun sudah terdapat balon-balon kata yang belum dituliskan dialognya dan membuat suatu narasi cerita mengenai komik tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemanfaatan media komikdalampembelajaran di SD kelas V dapat digunakan pada pembelajaran berdialog, karena medianya yang menarik dan dapat membuat siswa turut aktif dalam pembelajarnya. Mungkin penggunaan media ini dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif dalam pembelajaran berdialog.


(5)

ABSTRACT

This study titled, Use of Comics as a dialogue for Student Learning Media SD Class V. This research is motivated by the lack of the use of media in teaching dialogue. The use of concrete media is expected in this study, because basically students will better understand when to use a real learning media, do not seem abstract and monotonous. Investigators therefore designed a study media dialogue using comics as a medium. Based latarbelakanga stretcher, some problems can be formulated empirically include: the elements of whatever dialogue to be found in comics, learning how to dialogue for fifth grade elementary school students to the use of comics as a medium of learning, and how the application of comics as a medium for dialogue pemmbelajaran fifth grade elementary school students . The purpose of this study is to obtain the elements contained in the comic dialogue, to examine the use of comics as a medium for dialogue fifth grade elementary school students, and to determine the application of comics as a medium of learning in the elementary classroom dialogue V. The method used in this study is the method of Concept Analysis. The results of the study based on data findings and the findings of data analysis, including: (1) The elements contained in the comic dialogue that characters / characterizations, themes, background (situation), the mandate and the moral (the message). (2) Learning to dialogue for fifth grade elementary school students to the use of comics as an instructional medium that can facilitate students in writing the dialogue text, which in practice was taken by the teacher students to use their imagination through pictures contained in the comics, then poured into a dialogue text article. In addition, students can overcome difficulties in the development of students' vocabulary, because through drawing comics filled with a variety of expressions, backgrounds, and it happened, the student may be easier to write what the intent is conveyed in the comic image. (3) Application of comics as a medium for learning dialogue fifth grade elementary students is to prepare a comic strip without the text, but already there is word balloons that have not been written dialogue and create a narrative story of the comic.

The conclusion of this study is that the use of media in teaching comics in grade V can be used in learning dialogue, because the medium is interesting and can make students actively participate in pembelajarnya. Perhaps the use of this medium can be used by teachers as an alternative in learning dialogue.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangPenelitian ... 1

B. RumusanMasalahPenelitian ... 2

C. TujuanPenelitian ... 3

D. ManfaatPenelitian ... 3

E. DefinisiIstilah ... 3

BAB II KOMIK, DIALOG, DAN PEMBELAJARAN DIALOG DENGAN MEDIA KOMIK ... 5

A. Komik ... 5

B. Dialog ... 11

C. PembelajaranDialog dengan Media Komik ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. PendekatanPenelitian ... 20


(7)

C. TeknikPenelitian ... 21

D. LatardanSubjekPenelitian ... 23

E. Instrument Penelitian ... 23

F. ProsedurPenelitian... 23

BAB IV DATA TEMUAN, ANALISIS DATA TEMUAN, DAN MEDIA PEMBELAJARAN METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Data Temuan ... 24

B. Analisis Data Temuan ... 28

C. Media Pembelajaran ... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Simpulan ... 40

B. Saran ... 41

BIBLIOGRAFI ... 42

LAMPIRAN ... 44 RIWAYAT HIDUP


(8)

DAFTAR TABEL

2.1Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Alokasi Waktu... 15 4.1 Hipotesis Pembelajaran ... 34 4.2 KriteriaPenilaian ... 39


(9)

DAFTAR GAMBAR

4.1KomikKalauNyetirHati-hati ... 27 4.2PosisiTempatDuduk ... 33 4.3Writing Dialogue By Comic Strips ... 38


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 RencanaPelaksanaanPembelajaran ... 44 Lampiran 2 Surat Keterangan Pembimbing ... 48


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Kridalaksana (2008), menjelaskan bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Pembelajaran bahasa Indonesia diterapkan sejak dini, terutama pada jenjang sekolah dasar (SD).Ini penting dilakukan karena SD merupakan langkah awal bagi anak untuk menentukan masadepannya kelak.

Tidak semua yang dipelajari oleh siswa adalah hal-hal yang konkret. Banyak pula konsep-konsep abstrak yang menuntut pemahaman siswa dalam mempelajarinya, untuk mempermudah siswa dalam mempelajari hal-hal abstrak dapat digunakan media Suprihatiningrum (2013). Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa siswa tidak hanya belajar hal-hal yang konkret saja, siswa juga dituntut untuk mempelajari hal-hal yang abstrak. Untuk itu media bisa digunakan guru untuk mempermudah serta mengatasi masalah komunikasi dalam mengajarkan suatu hal yang abstrak pada materi yang akan guru sampaikan, ini artinya guru harus bisa memilih dan menggunakan media yang tepat agar suatu pesan yang disampaikan oleh guru dalam suatu materi dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik oleh siswa. Salah satu materi pembelajaran, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dalam pendidikan SD adalah berdialog. Melihat kenyataanpembelajaran berdialog di lapangan, Kegiatan berdialog banyak sekali dilakukan didalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru sering menyuruh siswa mempraktekan cara bertelepon, wawancara, berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya Tarigan (2004).


(12)

2

Pembelajaran berdialog, dari pernyataan tersebut banyak sekali dilakukan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, ini berarti pembelajaran berdialog sangat penting untuk diperhatikan, dan agar pembelajaran tersebut dapat tersampaikan dengan baik, guru harus mampu mengkomunikasikannya kepada siswa dengan baik, sesuai dengan harapan ideal pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa indonesia, secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia IndonesiaTim Bina Karya Guru(2007). Kaitannya pembelajaran dan komunikasi, pada saat pembelajaran berlangsung, akan ada pula proses komunikasi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, dengan guru menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, itu dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang guru sampaikan, ditambah dengan penggunaan media yang sesuai sebagai penunjang dalam proses pengajaran.

Terkait dengan media, salah satu media adalah komik. Komik dapat digunakan sebagai sarana komunikasi, sarana untuk menyampaikan sesuatu kepada pembaca Nugiyantoro (2005) . Jadi dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa komik merupakan suatu sarana komunikasi untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya, dan didalam pembelajaranpun peran komunikasi sangat penting.

Berdasarkan uraian diatas, dengan harapan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

kualitas hasil belajar siswa, maka peneliti mengambil judul “Pemanfaatan Komik sebagai Media Pembelajaran Berdialog bagi Siswa SD Kelas V”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini, pertanyaan-pertanyaan diajukan untuk mendapat jawaban melalui penelitian, adapun pertanyaan rumusan masalah tersebut antara lain:


(13)

3

1. Unsur-unsur dialog apa saja yang tedapat dalam komik?

2. Bagaimana pembelajaran berdialog bagi siswa SD kelas V dengan pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran?

3. Bagaimana penerapan komik sebagai media pemmbelajaran berdialog bagi siswa SD kelas V?

C. Tujuan Penelitian

1. Diperolehnya unsur-unsur dialog yang terdapat dalam komik.

2. Diketahuinya pemanfaatan komik sebagai media berdialog bagi siswa SD kelas V.

3. Didapatkannya penerapan komik sebagai media pembelajaran berdialog di SD kelas V.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengaharapkan, penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.

1. Guru SD kelas V

a. Dapat memperoleh gambaran untuk memperbaiki kualitas siswa dalam pembelajaran berdialog

b. Dapat menggunakan media yang tepat dan menarik dalam pembelajaran berdialog

2. Peneliti lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi peneliti lain untuk penelitian yang serupa.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpengertian antara pembaca dengan penulis.

1. Istilah pemanfaatan komikdalam penelitian ini adalah digunakannya komik sebagai media pembelajaran berdialog.


(14)

4

2. Istilah media pembelajaran dalam penelitian ini adalah sumber atau bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Istilah komik dalam penelitian ini adalah suatu media pengajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran berdialog.

4. Istilah Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD.

5. Istilah Dialog dalam penelitian ini adalah percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data dalam penelitian ini berupa fenomena sosial yaitu pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran. Menurut Sugiyono (2009:15), penelitian kualitatif adalah

Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowboal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis konsep (concept

analysis). metode ini dipilih karena data yang diperoleh dalam penelitian

ini berupa konsep-konsep“Concept maybe derived from interview data might be everyday concepts, or scientific concepts that have been used extensurely in qualitative and adopted into lay language” Morse (2004) konsep yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu konsep dari buku, jurnal,

dan website

Langkah-langkah dalam analisis konsep yang dilakukan, antara lain sebagai berikut.

1. Memilih konsep, konsep-konsep yang terdapat dalam buku dipilih sesuai dengan jawaban atas rumusan masalah yang dibuat.

2. Menentukan tujuan analisis, setelah konsep dipilih kemudian ditentukan tujuan dari analisis, agar bisa menentukan batasan konsep yang tepat untuk menjawab rumusan masalah.


(16)

21

3. Identifikasi kegunaan konsep, konsep yang ditemukan peneliti kemudian diperiksa penting atau tidaknya konsep tersebut dalam penelitian yang dilakukan.

4. Menentukan sifat atau kedudukan konsep, artinya setelah konsep tersebut diidentifikasi kemudian konsep tersebut ditentukan sifat/kedudukannya agar diketahui konsep yang tepat untuk mencapai tujuan rumusan masalah.

5. Membuat batasan konsep, batasan konsep dibuat agar konsep yang ditemukan tidak keluar tujuan penelitian yang dibuat.

6. Menegaskan definisi rekomendasi atau konsep yang telahdikembangkan, dalam langkah ini konsep yang telah dipilih, ditentukan tujuan analisis, diidentifikasi, ditentukan sifat atau kedudukannya, dan dibatasi barulah pada langkah akhir peneliti menegaskan definisi dari konsep yang telah ditetapkan.

C. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Zainal arifin (2011:170-171) ada beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu:

a. Observasi partisipan (participant observation) b. Wawancara mendalam (in-depth interviews)

c. Diskusi kelompok terfokus (focus groups discussion) d. Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumentasi, data yang diperoleh yaitu dari buku-buku, jurnal, dan website. Peniliti memilih teknik ini karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, selain itu sifat data dari teknik ini tidak terbatas dari ruang dan waktu, sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi dalam masa silam.


(17)

22

2. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, peneliti dalam penelitian ini kemudian menganalisis data yang terkumpul dengan beberapa langkah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi data

Data-data yang terkumpul diidentifkasi, memeriksa data yang terkumpul yang kemudian di klasifikasi. Identifikasi yang dilakukan adalah mengidentifikasi dari unsur-unsur yang ada dalam komik, bagaimana pembelajaran berdialog di SD kelas V dengan menggunakan komik sebagai media, dan bagaimana penerapan komik sebagai media pembelajaran di SD kelas V.

b. Klasifikasi data

Setelah data-data tersebut diidentifikasi kemudian data-data tersebut dikelompokan (memilah data). Data klasifikasi unsur unsur komik, bagaimana pembelajaran berdialog di SD kelas V dengan menggunakan komik, dan bagaimana penerapan komik sebagai media pembelajaran di SD kelas V.

c. Deskripsi data

Setelah data terkumpul dan diklasifikasi data tersebut kemudian dijelaskan dengan rinci, serinci mungkin sampai pada akhirnya data tersebut mudah untuk dimengerti.

d. Menginterprestasi data

Setelah data-data tersebut diidentifikasi, diklasifikasikan dan dideskripsikan,kemudian peneliti mencari dan menemukan makna dari


(18)

23

data temuan tersebut, dan nantinya pada tahap akhir menyimpulkan semuanya.

D. Latar dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 06 Februari sampai dengan 30 Mei 2014 dengan subjeknya adalah pemanfaatan komik dalam pembelajaran berdialog di SD kelas V.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan peneliti sebagai instrumen itu sendiri, karena jika penelitian itu kualitatif maka instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Baca Arifin (2011: 169), Sugiyono (2009: 305), Moleong (2012: 168).

F. Prosedur Penelitian

Untuk menghasilkan data yang sesuai dengan harapan, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan (penyusunan desain penelitian) 2. Merumuskan latar belakang masalah

3. Merumuskan masalah

4. Melakukan studi pendahuluan

5. Merumuskan tujuan dan manfaat hasil penelitian 6. Menyususn langkah-langkah pengolahan data 7. Pelaksanaan penelitian

8. Mengumpulkan data 9. Mengolah data

10. Membahas hasil dari penelitian 11. Merumuskan simpulan dan saran 12. Menyusun laporan penelitian 13. Pelaporan hasil penelitian


(19)

(20)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Unsur dialog yang terdapat dalam komik terbagi menjadi empat bagian,Pertama,tokoh/penokohan yang ditampilkan melalui gambar. Kedua, tema yang terdapat dalam komik ditampilkan melalui gambar dan bahasa. Ketiga, latar (situasi) tergambar dari gambar yang ditampilkan dan/atau dari derskripsi/teks yang terdapat pada balon-balon kata.Keempat, amanat dan moral (pesan) yang ditampilkan dalam komik terdapat pada teks pada narasi dan balon-balon kata.

Pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran dialog dapat mempermudah siswa dalam menuliskan teks dialog, yang pada prakteknya siswa dibawa oleh guru untuk berimajinasi dengan gambar yang terdapat dalam komik, kemudian dituangkan kedalam sebuah tulisan berupa teks dialog. Dengan begitu siswa bisa lebih terarah dalam menyusun teks dialognya. Selain itu juga, pemanfaatan media komik dalam pembelajaran dialog juga dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pengembangan kosa kata siswa karena dengan gambar komik yang penuh dengan berbagai ekspresi, latar, dan kejadiannya, siswa bisa lebih mudah untuk menuliskan apa maksud yang disampaikan dalam gambar komik tersebut, kemampuan pengembangan kosa kata siswa pun lebih terlihat dari hasil siswa mengamati dan menganalisis gambar komik tersebut. Pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran dialog, juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun pemanfaatannya pun harus ditunjang dengan penggunaan metode mengajar yang cocok dengan media pembelajaran dan materi pembelajaran yang diterapkan.


(21)

41

Nana Supriatna, 2014

Dalam penerapannya, komik tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi suatu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran berdialog. Terlebih dahulu menyiapkan sebuah komik strip tanpa teks, namun sudah terdapat balon-balon kata yang belum dituliskan dialognya. Tujuan dibuatnya balon-balon kata itu untuk ditulisi teks dialog oleh siswa. Kemudian dari gambar komik tersebut, guru membuat suatu narasi cerita mengenai komik tersebut. Dalam proses pembelajarannya, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai dialog dan cara menuliskan teks dialog kepada siswa, kemudian guru membagikan lembar media komik yang telah dibuat oleh guru dan guru pun menampilkan narasi cerita komik tersebut. Siswa ditugaskan untuk membaca narasi cerita terlebih dahulu, dari hasil yang telah dibaca, siswa dapat dengan mudah untuk menulis teks dialog di dalam balon-balon kata yang sudah tersedia dalam komik strip tersebut.

Jadi dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini bahwa pemanfaatan media komik dapat digunakan pada pembelajaran berdialog karena medianya yang menarik dan dapat membuat siswa aktif dalam pembelajarnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan beberapa saran untuk beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Guru SD kelas V

Untuk guru SD kelas V, penggunaan komik sebagai media pembelajaran berdialog mungkin bisa dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran pada materi berdialog di SD.

2. Peneliti lain

Untuk peneliti lain, penggunaan komik sebagai media pembelajaran berdialog, mungkin bisa dijadikan suatu referensi untuk


(22)

41

Nana Supriatna, 2014

penelitian yang serupa, dan peneliti selanjutnya mungkin juga dapat mengembangkan penelitian ini.


(23)

BIBLIOGRAFI

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Eny Enawati, H. S. (2010). Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMA Negri 3 Pontianak pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal Pendidikan IPA dan Matematika , 25-27.

Guru, T. B. (2007). Bina Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V

Semester 1. Jakarta: Erlangga.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama.

Moleong, L. J. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morse, j. (2004). Constructing Qualitatively Derived Theory Concept: Concept Construction and Thypologis. Kualitatif Health , 1385-1394.

Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Resmini, N., Churiyah, Y., & Sundari, N. (2010). Membaca dan Menulis di SD.

Bandung: UPI Press.

Riandika, B. (2013). Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama Dengan Media Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas Xi A Sma Muhamadiyah Sidareja Kabupaten Cilacap. ARTIKEL E-JURNAL , 2-3. Rudi Susilana, C. R. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2006). Media

Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Scott, M. (2001). Memahami Komik. Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia.

Suci Lestari, S. P. (2009). Media Grafis. Retrieved juni 3, 2014, from Media Komik:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PEND


(24)

IDIKAN/197706132001122-43

LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/MEDIA_GRAFIS-HSL_MHSISSWA/komik/Medgraf,.pdf

Sudjana, N., & Rivai, A. (20011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama. Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Susilo, B. J. (2010). Anak-anak merapi. Jakarta: Republika Penerbit.

Tarigan, D. (2004). Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wahyuningsih, A. N. (2012). Pengembangan Komik Media Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Mengguanakan Strategi PQ4R.

Journal of Innovative Science Education , 20.

Yafi. (2012) Kalo Nyetir Hati-hati..Tersedia di:https://id-id.facebook.com/photo.php?fbid=239674789565570&set=a.23275625359 0757.1073741829.182936558572727&type=1&theater


(1)

(2)

40

Nana Supriatna, 2014

PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG BAGI SISWA SD KELAS V

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Unsur dialog yang terdapat dalam komik terbagi menjadi empat bagian,Pertama,tokoh/penokohan yang ditampilkan melalui gambar. Kedua, tema yang terdapat dalam komik ditampilkan melalui gambar dan bahasa. Ketiga, latar (situasi) tergambar dari gambar yang ditampilkan dan/atau dari derskripsi/teks yang terdapat pada balon-balon kata.Keempat, amanat dan moral (pesan) yang ditampilkan dalam komik terdapat pada teks pada narasi dan balon-balon kata.

Pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran dialog dapat mempermudah siswa dalam menuliskan teks dialog, yang pada prakteknya siswa dibawa oleh guru untuk berimajinasi dengan gambar yang terdapat dalam komik, kemudian dituangkan kedalam sebuah tulisan berupa teks dialog. Dengan begitu siswa bisa lebih terarah dalam menyusun teks dialognya. Selain itu juga, pemanfaatan media komik dalam pembelajaran dialog juga dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pengembangan kosa kata siswa karena dengan gambar komik yang penuh dengan berbagai ekspresi, latar, dan kejadiannya, siswa bisa lebih mudah untuk menuliskan apa maksud yang disampaikan dalam gambar komik tersebut, kemampuan pengembangan kosa kata siswa pun lebih terlihat dari hasil siswa mengamati dan menganalisis gambar komik tersebut. Pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran dialog, juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun pemanfaatannya pun harus ditunjang dengan penggunaan metode mengajar yang cocok dengan media pembelajaran dan materi pembelajaran yang diterapkan.


(3)

41

Nana Supriatna, 2014

PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG BAGI SISWA SD KELAS V

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penerapannya, komik tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi suatu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran berdialog. Terlebih dahulu menyiapkan sebuah komik strip tanpa teks, namun sudah terdapat balon-balon kata yang belum dituliskan dialognya. Tujuan dibuatnya balon-balon kata itu untuk ditulisi teks dialog oleh siswa. Kemudian dari gambar komik tersebut, guru membuat suatu narasi cerita mengenai komik tersebut. Dalam proses pembelajarannya, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai dialog dan cara menuliskan teks dialog kepada siswa, kemudian guru membagikan lembar media komik yang telah dibuat oleh guru dan guru pun menampilkan narasi cerita komik tersebut. Siswa ditugaskan untuk membaca narasi cerita terlebih dahulu, dari hasil yang telah dibaca, siswa dapat dengan mudah untuk menulis teks dialog di dalam balon-balon kata yang sudah tersedia dalam komik strip tersebut.

Jadi dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini bahwa pemanfaatan media komik dapat digunakan pada pembelajaran berdialog karena medianya yang menarik dan dapat membuat siswa aktif dalam pembelajarnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan beberapa saran untuk beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Guru SD kelas V

Untuk guru SD kelas V, penggunaan komik sebagai media pembelajaran berdialog mungkin bisa dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran pada materi berdialog di SD.

2. Peneliti lain

Untuk peneliti lain, penggunaan komik sebagai media pembelajaran berdialog, mungkin bisa dijadikan suatu referensi untuk


(4)

41

Nana Supriatna, 2014

PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG BAGI SISWA SD KELAS V

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang serupa, dan peneliti selanjutnya mungkin juga dapat mengembangkan penelitian ini.


(5)

42

Nana Supriatna, 2014

PEMANFAATAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERDIALOG BAGI SISWA SD KELAS V

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BIBLIOGRAFI

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Eny Enawati, H. S. (2010). Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMA Negri 3 Pontianak pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal Pendidikan IPA dan Matematika , 25-27.

Guru, T. B. (2007). Bina Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas V

Semester 1. Jakarta: Erlangga.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama.

Moleong, L. J. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morse, j. (2004). Constructing Qualitatively Derived Theory Concept: Concept Construction and Thypologis. Kualitatif Health , 1385-1394.

Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Resmini, N., Churiyah, Y., & Sundari, N. (2010). Membaca dan Menulis di SD.

Bandung: UPI Press.

Riandika, B. (2013). Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama Dengan Media Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas Xi A Sma Muhamadiyah Sidareja Kabupaten Cilacap. ARTIKEL E-JURNAL , 2-3. Rudi Susilana, C. R. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2006). Media

Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Scott, M. (2001). Memahami Komik. Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer Gramedia.

Suci Lestari, S. P. (2009). Media Grafis. Retrieved juni 3, 2014, from Media Komik:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PEND


(6)

IDIKAN/197706132001122-43

LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/MEDIA_GRAFIS-HSL_MHSISSWA/komik/Medgraf,.pdf

Sudjana, N., & Rivai, A. (20011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama. Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Susilo, B. J. (2010). Anak-anak merapi. Jakarta: Republika Penerbit.

Tarigan, D. (2004). Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wahyuningsih, A. N. (2012). Pengembangan Komik Media Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Mengguanakan Strategi PQ4R.

Journal of Innovative Science Education , 20.

Yafi. (2012) Kalo Nyetir Hati-hati..Tersedia di:https://id-id.facebook.com/photo.php?fbid=239674789565570&set=a.23275625359 0757.1073741829.182936558572727&type=1&theater