¬PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA KARTU TIKET JAHRA PADA MATERI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI WILAYAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN KADUJAJAR III KECAMATAN TANJUNG KERTA KABUPATEN SUMEDAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN KADUJAJAR III KECAMATAN TANJUNG KERTA KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh
TIAN SITI HIMZANAH 0903252
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... ..xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 7
1. Rumusan Masalah ... 7
2. Pemecahan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Batasan Istilah ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
A. Hakikat PIPS ... 14
1. Pengertan PIPS... 14
2. Tujuan PIPS ... 15
3. RuangLingkup PIPS... 16
4. HasilBelajar PIPS... 17
B. Model PembelajaranKooperatif ... 20
1. Pengertian Model PembelajaranKooperatif ... 20
2. TujuandanManfaat Model PembelajaranKooperatif ... 20
3. Macam-macamPembelajaranKooperatif ... 20
4. Model Cooperative LearningTipeJigsaw ... 23
5. Langkah-langkahModel Cooperative LearningTipeJigsaw ... 26
C. Media dalam PIPS ... 27
1. Penghertian Media Pembelajaran ... 27
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 28
3. FungsidanManfaat MediaPembelajaran ... 30
4. KriteriaPemilihan Media Pembelajaran ... 31
5. Media KartuTiketJahraPembelajaran ... 32
D. MateriPersebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia ... 33
1. Flora ... 33
2. Fauna ... 33
E. Temuan Yang Relevan ... 34
(3)
vii
2. WaktuPenelitian... 36
B. Subjek Penelitian ... 36
C. Metode dan Desain Penelitian ... 37
1. Metode Penelitian ... 37
2. Desain Penelitian ... 39
D. Prosedur Penelitian ... 41
1. Tahap Perencanaan ... 41
2. Tahap Pelaksanaan ... 42
3. Tahap Observasi ... 43
4. Tahap Refleksi ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 43
1. Pedoman Observasi ... 44
2. Pedoman Wawancara ... 44
3. Catatan Lapangan ... 45
4. LembarKerjaSiswa ... 46
5. Lembar Tes Hasil Belajar ... 46
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 47
1. TeknikPengolahan Data ... 47
a. TeknikPengolahan Data Proses ... 47
b. TeknikPengolahan Data Hasil ... 48
2. Analisis Data ... 50
G. Validasi Data ... 51
1. Member Check ... 51
2. Triangulasi ... 51
3. Audit Trail ... 52
4. Expert Opinion ... 52
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Paparan Data Awal ... 53
B. Paparan Data Tindakan ... 55
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 55
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 55
b. Paparan Data Proses Siklus I ... 57
c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 67
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 68
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 75
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 75
b. Paparan Data Proses Siklus II ... 77
c. Paparan Data Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 87
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 89
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 94
(4)
viii
1. Paparan Pendapat Siswa ... 110
2. Paparan Pendapat Guru ... 111
D. Pembahasan ... 112
1. Perencanaan ... 112
2. Pelaksanaan ... 114
a. Kinerja Guru ... 114
b. AktivitasSiswa ... 117
3. Hasil Belajar Siswa ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121
A. Kesimpulan ... 121
B. Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124
LAMPIRAN ... 126
(5)
ix
Tabel 1.1 Hasil Tes Awal ... 4
Tabel 3.1 DaftarSubjekPenelitian ... 37
Tabel 3.2Kisi-kisiWawancaraUntuk Guru ... 45
Tabel 3.3Kisi-kisiWawancaraUntukSiswa ... 45
Tabel 3.4Kisi-kisiTesHasilBelajar ... 46
Tabel 3.5KriteriaPenilaianEvaluasi... 49
Tabel 4.1 Data AwalHasilBelajarSiswa ... 54
Tabel 4.2 HasilPerencanaanPersiapanMengajarSiklus I ... 56
Tabel 4.3 Hasil ObservasiKinerja Guru Siklus I ... 63
Tabel 4.4 Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus I ... 66
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 67
Tabel 4.6AnalisisHasilPelaksanaanSiklus I ... 69
Tabel 4.7HasilPerencanaanPersiapanMengajarSiklus II ... 76
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 83
Tabel 4.9 Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus II ... 86
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 88
Tabel 4.11 HasilPerencanaanPersiapanMengajarSiklus III ... 94
Tabel 4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 101
Tabel 4.13 Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus III ... 104
Tabel 4.14Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 106
Tabel 4.15RangkumanAnalisisHasilPelaksanaanSiklus III ... 108
Tabel 4.16Rekapitulasi Data HasilBelajarSiswa ... 119
(6)
x
Gambar 2.1 IlustrasiPengelompokkanPembelajaranJigsaw ... 25
Gambar 3.1Desain Model Kemmisdan Mc. Taggart ... 40
Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 68
Gambar 4.2 Diagram PeningkatanPersiapanMengajarSiklus II... 77
Gambar 4.3 Diagram PeningkatanKinerja Guru Siklus II ... 84
Gambar 4.4 Diagram PeningkatanAktivitasSiswaSiklus II ... 87
Gambar 4.5Diagram PeningkatanHasil Belajar Siklus II ... 89
Gambar 4.6Diagram PeningkatanPersiapanMengajarSiklus III ... 95
Gambar 4.7 Diagram PeningkatanKinerja Guru Siklus III ... 102
Gambar 4.8 Diagram PeningkataanAktivitasSiswaSiklus III ... 105
Gambar 4.9 Diagram PeningkatanHasilBelajarSiswaSiklus III... 107
(7)
xi
Lampiran1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Awal ... 126
Lampiran2.Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 131
Lampiran3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 132
Lampiran 4.Penilaian Persiapan Mengajar Siklus I ... 147
Lampiran 5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 151
Lampiran 6.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 158
Lampiran 7.Hasil LKS KelompokAhliSiklus I ... 161
Lampiran 8.Hasil LKS KelompokAsalSiklus I ... 164
Lampiran 9.Hasil BelajarSiswaSiklus I ... 170
Lampiran 10. Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 178
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 180
Lampiran 12. Penilaian Persiapan Mengajar Siklus II ... 195
Lampiran 13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 199
Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 205
Lampiran 15.Hasil LKS KelompokAhliSiklus II ... 207
Lampiran 16. Hasil LKS KelompokAsalSiklus I ... 212
Lampiran 17.HasilBelajarSiswaSiklus II ... 217
Lampiran 18. Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 224
Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 226
Lampiran 20. Penilaian Persiapan Mengajar Siklus III ... 242
Lampiran 21. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 245
Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 250
Lampiran 23.Hasil LKS KelompokAhliSiklus III ... 252
Lampiran 24.Hasil LKS KelompokAsalSiklus III ... 257
Lampiran 25. Hasil BelajarSiswaSiklus III ... 262
Lampiran 26. Hasil Catatan Lapangan Siklus III ... 269
Lampiran 27. Hasil Wawancara pada Guru danSiswaSiklus III ... 271
Lampiran 28.InstrumenPenelitian ... 276
Lampiran 29.Foto-fotoKegiatanPembelajaran ... 298
Lampiran 30. Surat Izin Penelitian... 301
Lampiran 31. SK Pembimbing ... 302
Lampiran 32. Surat Keterangan Penelitian ... 303
(8)
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi manusia. Setiap individu tidak akan pernah lepas dari proses pendidikan. Pendidikan biasanya berawal saat individu itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 atau yang lebih dikenal dengan Undang-Undang-Undang-Undang Sisdiknas Pasal 1 butir 1, (Fokusmedia, 2003: 3) ditegaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Sagala(2003) “Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota maasyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran, bimbingan dan pelatihan sebagai bekal untuk kelangsungan hidup bermasyarakat dimasa yang akan datang.
Pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan di sekolah dasar mencakup beberapa bidang studi, dan salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian pendidikan IPS menurut Somantri (Sapriya, 2008: 9) sebagai berikut: „Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin
(9)
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan‟.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya seperti yang termuat dalam tujuan pembelajaran IPS.
Adapun tujuan dari ilmu pengetahuan sosial menurut kajian dari kurikulum KTSP(Depdiknas, 2006: 4) tujuan dari pengetahuan sosial adalah sebagai berikut :
1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis;
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif inkuiri,
memecahkan masalah dan keterampilan sosial;
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.
Dari tujuan IPS di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS bertujuan agar siswa mempunyai kesadaran terhadap nilai-nilai sosial di masyarakat dan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan nyata dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Pembelajaran IPS di sekolah dasar idealnya dapat membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga akan membentuk siswa dalam mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban dari pembelajaran itu sendiri serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Hal tersebut dapat tercapai antara lain dengan perencanaan pembelajaran yang optimal, pemanfaatan metode, dan penggunaan media pembelajaran.
Namun pada saat ini pembelajaran IPS belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran IPS dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS, terutama jika proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang melibatkan
(10)
siswa dan cenderung pasif. Dari permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan pada proses pembelajaran.
Hal yang sama terjadi di SDN Kadujajar III, Berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap pembelajaran IPS di lapangan, melalui observasidan tes yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012 di kelas V SDN Kadujajar III pada pelajaran IPS dengan materi “Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia” diperoleh data sebagai berikut:
1. Kinerja guru
a. Gurumembuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tetapi dalam
pelaksanaannya tidak sesuai dengan RPP.
b. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
c. Guru tidak menggunakan media pembelajaran.
d. Penyajian materi terpaku pada satu buku sumber.
e. Guru kurang menguasai pengelolaan kelas.
2. Aktivitas siswa
a. Siswa cenderung pasif dan hanya menjadi pendengar.
b. Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.
c. Masih banyak siswa yang mengobrol pada saat proses pembelajaran berlangsung.
d. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada materi sebagai berikut:
(11)
Tabel 1.1
Hasil Belajar Siswa Kelas V
Materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia
Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 65 (enam puluh lima)
Dari Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia kelas V SDN Kadujajar III masih rendah karena banyak siswa yang belum tuntas. Dari keseluruhan siswa kelas V yang berjumlah 25 orang, ternyata hanya mencapai 32% yaitu 8 siswa
No Nama siswa Item Soal Skor Nilai
Akhir
Ketuntasan
1 2 3 4 T BT
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Azizah A. √ √ √ √ 10 75 √
2. Andi Saepulloh - √ √ √ 5 40 √
3. Bentang S. √ √ √ √ 9 70 √
4. Camelia Y. √ √ √ √ 8 65 √
5. Delia Oktavia √ √ √ √ 10 75 √
6. Deni Rahmat - √ √ √ 5 40 √
7. Dwi Akbar R. √ √ √ √ 9 70 √
8. Ineu Octaviani - √ √ √ 7 50 √
9. M. Rifky √ √ √ √ 8 60 √
10. Rahma Anisa - √ √ √ 8 60 √
11. Ryan Octa F. √ √ √ √ 8 60 √
12. Rifan Fitra A. - √ √ √ 6 45 √
13. Rivan Sugiandi √ √ √ √ 9 70 √
14. Redsya Prilia √ √ √ √ 5 40 √ √
15. Siti Nurulaini √ √ √ √ 9 70 √
16. Sophian √ √ √ √ 8 60 √
17. Sandi Nurdian - √ √ √ 7 50 √
18. Sri Wahyuni - √ √ √ 6 45 √
19.
Tedi Rizky M. √ √ √ √ 8 60 √
20. Wina Amalia √ √ √ √ 7 50 √
21. Windi Herliana √ √ √ √ 8 60 √
22. Siti Nurohmah √ √ √ √ 8 60 √
23. Cristina A. √ √ √ 8 60 √
24. Intan Pratiwi √ √ √ √ 9 70 √
25. Zhalsa Alltasya - √ √ √ 5 40 √
Jumlah 190 1450 8 17
Persentase
(12)
yangmemenuhi kriteria ketuntasan, sedangkan 68% yaitu 17 siswa lainnya belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditargetkan guru yaitu 65.
Tidak tercapainya KKM yang telah ditentukan di atas disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang optimal. Dalam menyampaikan materi guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga pada saat di kelas gurulah yang sangat dominan, walaupun sesekali guru bertanya kepada siswa tetapi tidak terlihat adanya antusias siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru menekankan pada penghafalan saja tidak dengan pemahaman, sehingga kurangnya kebermaknaan pada proses pembelajaran. Untuk memperbaiki hasil belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai perlu digunakan model pembelajaran lainnya, sehingga dapat menjadikan pembelajaran menjadi kondusif dan menyenangkan.
Melihat dari hasil data awal yang diperoleh, peneliti merasa tertarik untuk melakukan perbaikan pada Pembelajaran IPS tentang Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia Kelas V SDN Kadujajar III melalui penerapan modelCooperative
Learning tipe Jigsaw menggunakan Media Kartu Tiket Jahra.
Hasan (Solihatin, 2007:4) mengemukakan bahwa „Cooperative learning
mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama‟.Pembelajaran
kooperatif bertujuan mengembangkan kebersamaan siswa dalam berkelompok dan saling menghargai setiap pebedaan yang ada dalam kelompok yang heterogen, seperti pengertian kooperatif di bawah ini.
Salvin (Solihatin, 2007:4) mengemukakan bahwa „Cooperative learning adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur anggota kelompoknya bersifat heterogen‟.
Dengan cooperative Learning, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
(13)
masing-masing, sehingga dianggap model pembelajaran ini cocok digunakan pada pembelajaran IPS.
Salah satu tipe yang dapat digunakan oleh guru dalam penyampaian materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia yaitu modelCooperative Learning tipe Jigsaw. Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. i,
Cooperative tipe Jigsaw baik digunakan dalam pembelajaran karena siswa belajar
berkelompok dalam suasana gotong royong, saling berbagi dan dapat meningkatkan ketiga aspek yaitu kognitif, apektif, dan psikomotor. Karena siswa belajar memberikan apa yang dikuasainya kepada kelompok lain, mendengarkan uraian teman dan menghapalnya, serta berbagi materi yang di dapatkannya kepada anggota kelompok sendiri.
Adapun alat untuk mendukung penerapan model Cooperative Learning tipe
Jigsaw yaitu dengan menggunakan salah satu media yang dinamakan Media Kartu
Tiket Jahra.
Raharjo (Ruswandi, 2008: 10) menyatakan bahwa
Media dalam arti yang terbatas yaitu sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk memotivasi belajar peserta didik; memperjelas informasi/pesan pengajaran; memberi tekakan pada bagian-bagian penting; memberi variasi pengajaran; memperjelas struktur pengajaran.
Media Kartu Tiket Jahra yaitu media yang dibuat sebagai inovasi dalam pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia yang akan diberikan kepada setiap siswa berupa kartu yang berisikan tiket sebuah pulau yang akan mereka kunjungi, kemudian siswa menganalisis flora dan fauna apa saja yang ada di pulau tersebut. Media Kartu Tiket Jahra ini digunakan pada saat penerapan model pembelajaran jigsaw agar siswa lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran serta mempermudah guru untuk membagi kelompok ahli.
Dari uraian di atas peneliti merencanakan suatu penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dikelas V semester I pada materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah
(14)
Indonesia.Sehingga dalam penelitian ini peneliti beri judul “Penerapan Model
Cooperatif Learning Tipe JigsawMenggunakan Media Kartu Tiket JahraPada Materi
Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang”.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian permasalahan yang muncul yaitu kesulitan siswa
dalam memahami materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah
Indonesia.Kemampuan siswa dalam memeahami pembelajaran ini masih rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada materi tersebut. Oleh karena itu dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran modelCooperative Learning tipe Jigsaw
menggunakan Media Kartu Tiket Jahrauntuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran modelCooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanMedia Kartu Tiket Jahra untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang?
c. Bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran model Cooperative Learning
tipe Jigsawmenggunakan Media Kartu Tiket Jahra untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang? d. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan modelCooperative Learning tipe
Jigsawdengan Media Kartu Tiket Jahrapada pembelajaran persebaran flora dan
fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang?
(15)
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa masalah pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas diantaranya yaitu siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, hal ini disebabkan karena penyampaian materi yang dilakukan oleh guru hanya terpaku pada salah satu metode yaitu metode ceramah sehingga siswa menjadi tidak aktif, dan tidak terjadinya pembelajaran yang kondusif, guru lebih dominan di kelas dibandingkan siswa.
Hal ini merupakan penyebab hasil belajar siswa yang masih rendah, maka untuk memecahkan masalah yang dihadapi diterapkan sebuah model pembelajaran yang diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar siswa dengan mengoptimalkan aspek kognitif, apektif, dan psikomotor, sehingga siswa lebih dominan di kelas guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Manusia merupakan makhluk sosial, tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan orang lain. Begitupun pada pembelajaran, siswa memerlukan kerjasama dalam memecahkan suatu masalah, mereka perlu berkelompok untuk berdiskusi agar mencapai tujuan yang sama.
Untuk itu perlu digunakan sebuah metode yang melatih siswa untuk memiliki tanggung jawab bersama dalam sebuah kelompok.Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan yaitu modelCooperative Learning. “Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri”(Rosalin, 2008: 111).
Dalam Cooperative Learning terdapat beberapa tipe, salah satunya Cooperative
Learning tipe Jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya Arends (Emildadiany, Novi: 2008)
(16)
Langkah-langkah model pembelajaranJigsawmenurut Lie (2004: 69) adalah sebagai berikut :
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa
yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
5. Kemudian siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka
masing-masing.
6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa salingmelengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian
cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
Variasi:
Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk Kelompok Para Ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapat bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.
Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian langkah-langkah model
pembelajaranJigsawdengan menggunakan Media Kartu Tiket Jahra sebagai berikut:
1. Guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi lima bagian sesuai
nama pulau besar yang ada di Indonesia.
2. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing- masing kelompok beranggotakan 5
(17)
3. Masing-masing siswa memilih kartu tiket untuk berjelajah nusantara dari sebuah kotak dan mendapatkan salah satu nama pulau besar yang ada di Indonesia. 4. Masing-masing siswa pergi ke salah satu pulau sesuai dari tiket yang didapatnya.
5. Siswa bertemu di tempat tersebut dengan anggota kelompok yang lain, kemudian
mereka berdiskusi menjadi kelompok ahli mengenai flora dan fauna yang ada di wilayah tersebut dengan mengerjakan LKS yang diberikan guru.
6. Masing-masing dari anggota para ahli kemudian mencatat hasil diskusinya.
7. Kemudian, mereka kembali ke kelompok asal.
8. Setelah siswa kembali ke kelompoknya, hasil diskusi mereka dengan kelompok ahli harus di jelaskan kembali ke anggota kelompok yang lain, begitupun anggota yang lain, bergiliran saling mempresentasikan hasil diskusinya dengan kelompok ahli.
9. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru
Adapun target proses dan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:
a. Proses Pembelajaran 1) Kinerja Guru
Penelitian ini berhasil jika kinerja guru dapat mencapai target dengan rincian perencanaan 100%, dan pelaksanaan 90%, sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Aktivitas Siswa (Target 80% siswa berkriteria baik)
a) Siswa bekerjasama dalam melakukan diskusi kelompok asal dan ahli.
b) Siswa melakukan pengamatan.
c) Siswa secara aktif berpartisipasi dalam tanya jawab.
b. Target Hasil Pembelajaran
Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 21 siswa yang dinyatakan tuntas dari 25 siswa atau 84 % mendapatkan ≥ nilai KKM yaitu 65.
(18)
C. Tujuan Penelitian
Berdasar pada rumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan modelCooperative
Learning tipe JigsawmenggunakanMedia Kartu Tiket Jahrauntuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui kinerja guru pada pembelajaran modelCooperative Learning
tipe Jigsawmenggunakan Media Kartu Tiket Jahra untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat pembelajaran menggunakn model
Cooperative Learning tipe Jigsaw menggunakan Media Kartu Tiket Jahra untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di Kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang.
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan modelCooperative Learning
tipe JigsawmenggunakanMedia Kartu Tiket Jahrapada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai kalangan, diantaranya :
1. Bagi Siswa
a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS khususnya pada
materi persebaran flora dan fauna di berbagai wilayah di Indonesia.
b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia.
(19)
c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan teman yang lain.
2. Bagi Guru
a. Menambah wawasan guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran
b. Mampu meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajaran menjadi lebih baik.
c. Menjadi suatu inovasi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
3. Bagi Sekolah
a. Untuk meningkatkan fungsi sekolah sebagai tempat untuk pendidikan.
b. Menjadi masukan guru-guru di sekolah yang diteliti agar lebih kreatif dalam mengajar.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya di kelas yang diteliti.
4. Bagi Peneliti
a. Memperoleh pengalam penelitian
b. menambah wawasan dalam kenyataan dunia pendidikan di lapangan.
E. Batasan Istilah
1. “Model cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang
membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman, sehinggan dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesam anggota kelompoknya akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Model belajar cooperative
learning juga mendorong peningkatkan kemampuan dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran” (Solihatin, 2007: 6) 2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends dalam Emildadiany, N: 2008)
(20)
3. Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya. Menurut Briggs (Ruswandi, 2008: 10)
4. Media Kartu Tiket Jahra adalah media yang dibuat oleh peneliti, yaitu suatu kartu tiket yang dipilih oleh siswa untuk menjelajah nusantara diantaranya lima pulau besar yang ada di Indonesia.
5. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari pemprosesan materi yang telah dipelajari sebagai alat ukur keberhasilan proses belajar. (Sulastri, 2011: 15)
(21)
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang.Pemilihan lokasi penelitian ini didasari dengan pertimbangan masalah yang dihadapi oleh siswa khususnya kelas V terdapat permasalahan pembelajaran pada materi IPS yaitu persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia, maka perlu diadakannya tindakan agar dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sebelumnya.
2. Waktu Penelitian
Waktu lamanya penelitian yang dilakukan kurang lebih selama enam bulan untuk melaksanakan tiga siklus terhitung dari mulai bulan Desember 2012 sampai awal bulan Juni 2013 karena penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai penelitian yang dilaksanakan menunjukkan keberhasilannya. Perencanaan dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Maret, kemudian pada awal bulan Mei dilaksankan tindakan sampai target penelitian dapat tercapai.
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang dengan jumlah sebanyak 25 orang dengan rincian sebanyak 14 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki-laki. Alasan yang menjadikan siswa kelas V dipilih peneliti sebagai subjek penelitian karena terdapat masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia.Untuk lebih jelasnya nama-nama siswa pada penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
(22)
Nama Siswa Kelas V SDN Kadujajar III
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Melihat permasalahan yang muncul terjadi di dalam suatu kelas maka penelitian yang dilakukan untuk memperbaikinya adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas.Wiriaatmadja (2009:13) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan
Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Guru menyadari kesalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran mereka mencari
No. Nama Jenis Kelamin
L P
1. Azizah Asmaluthfiyah √
2. Andi Saepulloh √
3. Bentang Septiadi √
4. Camelia Yulianti √
5. Delia Oktavia √
6. Deni Rahmat √
7. Dwi Akbar Ramadhan √
8. Ineu Octaviani √
9. Mochamad Rifky √
10. Rahma Anisa √
11. Ryan Octa Finisa √
12. Rifan Fitra Anugrah √
13. Rivan Sugiandi √
14. Redsya Prilia √
15. Siti Nurulaini √
16. Sophian √
17. Sandi Nurdian √
18. Sri Wahyuni √
19. Tedi Rizky Maulana √
20. Wina Amalia √
21. Windi Herliana √
22. Siti Nurohmah √
23. Cristina Angelia √
24. Intan Pratiwi √
25. Zhalsa Alltasya N. √
(23)
perubahan yang lebih baik lagi.
Sejalan dengan yang dikemukakan Hopkins (Ekawarna, 2011: 4)
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Penelitian tindakan kelas pada hakikatnya merupakan rangkaian riset-tindakan dalam rangka memecahkan masalah dengan meneliti penyebab terjadinya masalah sehingga dapat mencari solusi terbaik sampai masalah tersebut terpecahkan.
Selanjutnya menurut Arikunto (2009:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan, terhadap kegiatan belajar, berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan penelitian yang dilakukan seseorang untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas, dengan tindakan substantif sehingga terjadi perubahan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik .
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru sehingga pembelajaran yang terjadi di kelas lebih bermutu.Menurut Somadayo (2013:23) tujuan penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah
pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan
masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi
pembelajaran (misalnya; pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
(24)
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis
penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.
Pada umumnya tujuan dari dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk mengembangkan keterampilan baru dengan inovasi-inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru guna memperbaiki kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang diterapkan langsung di kelas tersebut sehingga tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai.
Pada dasarnya dengan diadakan penelitian tindakan kelas memiliki dampak besar bagi terjadinya proses pebelajaran, penelitian tindakan kelas tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga untuk keberhasilan pembelajaran bagi siswa dan guru karena dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,menantang, dan menyenangkan sehingga dapat memperbaiki mutu pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, maka penelitian tindakan kelas ini memang tepat dipilih untuk menghadapi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas yang diteliti. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki kinerja guru dan hasil belajar siswa sebelumnya sesuai dengan tujuan dan manfaat dari penelitian tindakan kelas sendiri.
2. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian ini mengacu pada desain penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggartyaitu model spiral (Wiriaatmadja 2009: 66), yaitu
„Model siklus yang dilakukan searah, berulang-ulang dan berkelanjutan yang diharapkan dalam tiap siklusnya akan dapat meningkatkan perubahan atau pencapaian hasil yang semakin meningkat‟.
Desain penelitian ini berbentuk siklus yang pada pelaksanaannya dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai dengan tercapainya hasil belajar siswa sesuai standar yang telah ditetapkan. Dari setiap siklus diharapkan tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Setiap siklus
(25)
dikemukakan Somadayo (2013: 40) Keempat komponen tersebut meliputi:
a. Perencanaan (planning)
b. Aksi/ tindakan (action)
c. Observasi (observing)
d. Refleksi (reflecting)
Untuk lebih jelasnya keempat komponen yang disebutkan di atas dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar3.1
Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)
Berikut ini merupakan penjelasan empat komponen penelitian tindakan kelas dalam desain Kemmis dan Taggart menurut Wiriaatmadja, (2009) yaitu:
a. Rencana (plan)
Perencanaan dilakukan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Permasalahan penelitian difokuskan kepada peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti merencanakan terlebih dahulu jenis tindakan apa yang akan diberikan. Biasanya pada tahap perencanaan ini secara garis besar mempersiapkan sarana dan prasarana penunjang, instrumen dan skenario pembelajaran.
(26)
Tindakan merupakan realisasi dari perencanaan tindakan yang telah
dilakukan.Pada tahap ini, semua rencana yang telah dibuat
dilaksanakan.Peneliti/guru mengajar sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, dan aktivitas belajar siswa pun sesuai dengan perencanaan. c. Observasi (observe)
Observasi merupakan upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan.Seluruh kegiatan diobservasi dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan termasuk kinerja guru dan aktivitas siswa dari mulai kegiatan awal, inti, sampai pada kegiatan akhir.
d. Refleksi (Reflect)
Refleksi merupakan upaya mencoba melihat atau merenungkan kembali apa yang telah terjadi. Setiap data yang telah diperoleh kemudian di analisis.Refleksi dilakukan untuk melihat keberhasilan dan kekurangan tindakan yang telah dilaksanakan, kemudian dilakukan perbaikan perencanaan ulang apabila masih terdapat kekurangan, begitu seterusnya sampai penelitian ini memenuhi kriteria ketuntasan.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas di SDN Kadujajar III kelas V pada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia sebagai berikut:
a. Membuat surat ijin penelitian
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Mempersiapkan sumber belajar
d. Merancang model pembelajaran Jigsaw yang akan digunakan pada proses pembelajaran
e. Menyiapkan Media Kartu Tiket Jahrasebagai pendukung dari model
pembelajaran yang digunakan
(27)
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan rancangan yang telah dibuat sebagai upaya memperbaiki kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar mengenai materi persebaran Flora dan Fauna di berbagai wilayah Indonesiamelalui model pembelajaran Jigsaw dengan menggunakan Media Kartu Tiket Jahra. Langkah pembelajaran seperti berikut ini:
a. KegiatanAwal (15 menit)
1) Mengkondisikansiswauntukmengikuti KBM.
2) Mengajaksemuasiswaberdoasesuaidengan agama
dankepercayaannyamasing-masinguntukmengawalipelajaran.
3) Memberikanapersepsidengan bertanya jawab tentang flora dan fauna yang pernah mereka lihat.
4) Menjelaskantujuanpembelajarandanpenilaian yang akandilaksanakan.
b. KegiatanInti ( 80 menit)
1) Siswa mendengarkan materi yang diterangkan oleh guru
2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5
orang.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teknik yang digunakan
4) Setiap kelompok mendapatkan satu kotak yang berisikan lima tiket jahra. 5) Masing-masing anggota kelompok memilih kartu tiket yang berisi salah satu
nama pulau besar di Indonesia.
6) Masing-masing siswa pergi ke tempat sesuai dari tiket yang didapatnya. 7) Siswa bertemu di tempat tersebut dengan anggota kelompok yang lain,
kemudian mereka berdiskusi menjadi kelompok ahli mengenai flora dan fauna yang ada pada LKS yang diberikan oleh guru.
8) Masing-masing dari anggota para ahli mencatat hasil diskusinya untuk kemudian dipresentasikan kembali pada kelompok asal.
9) Kemudian, mereka kembali ke kelompok asal.
10) Setelah siswa kembali ke kelompok asal, hasil diskusi mereka dengan kelompok ahli harus dijelaskan kembali ke anggota kelompok yang lain,
(28)
hasil diskusinya dengan kelompok ahli.
11) Kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.
12) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
13) Siswamenyimakpenjelasan guru
mengenaikesalahpemahamandanmemberipenguatan. 14) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1) Guru menyimpulkan materiyang telah dipelajari.
2) Menutup KBM
3. Tahap observasi
Peneliti melaksanakan observasi selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia di kelas lima SDN Kadujajar III.
4. Tahap Refleksi
Dalam tahap ini peneliti akan mengkaji data yang diperoleh dari tahap sebelumnya dengan menganalisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) informasi tersebut. Dalam tahap ini pula dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan pencapaian tindakan dengan melihat hasil dari beberapa instrumen dan hasil belajar siswa.
Kemudian jika belum mencapai tujuan penelitian, maka akan dilakukan perencanaan ulang guna memperbaiki siklus sebelumnya.Langkah-langkah diatas
akan dilaksanakan beberapa siklus sampai penggunaan model
pembelajaranJigsaw dengan menggunakan Media Kartu Tiket Jahramenunjukkan keberhasilannya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan hal yang paling penting untukmengukur keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Menurut Somadayo (2013:75)”Instrumen dalam
(29)
mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari
rencana tindakan yang dilakukan”. Pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini melalui observasi, wawancara dan tes. Instrumen yang akan digunakannya adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, Lembar Kerja Siswa, catatan lapangan, dan tes hasil belajar siswa.
1. Pedoman Observasi
Observasi disebut juga pengamatan yang biasanya dilakukan pada saat proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2013:84) menjelaskan
Observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Observasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.Alat penilaian observasi disebut pedoman observasi digunakan untuk merekam data hasil observasi terhadap beberapa aspek kinerja guru dari mulai perencanaan, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir. Begitupun pada aktivitas siswa selama proses pembelajran yaitu bagaimana partisipasi siswa ketika diskusi kelompok. Pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran.
2. Lembar Kerja Siswa
LKS digunakan dalam penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan Media Kartu Tiket Jahra untuk mengarahkan siswa dalam pemahaman mengenai materi persebaran flora dan fauna di berbagai wilayah di Indonesia, untuk mengantarkan siswa dalam memahami materi yang diberikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Lentera (2012)
”LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran”.
LKS yang diberikan berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan kelompok sehingga dapat memantapkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. LKS mengantarkan siswa agar siap menghadapi evaluasi.
(30)
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi, melalui pertanyaan, sejalan dengan pendapat Wahyudin (2006:41) yang
menyatakan “Tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian
pertanyaan, yang harus dijawab dengan benar”.Tes yang diberikan berupa soal isian.Tes menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
No. Indikator No. soal
1 Penyebab pembagian waktu di Indonesia yang
berdampak pada persebaran flora dan fauna
1
2. Menuliskan flora dan fauna tipe asiatis 2,5
3. Menuliskan Flora dan fauna tipe peralihan 3,6
4 Menuliskan flora dan fauna tipe australis 4,7
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan mencakup seluruh rangkaian kegiatan.Catatan lapangan Menurut Wiriaatmadja (2009: 125)
“Catatan lapangan adalah data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan,
suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya”.
Dengan menggunakan catatan lapangan peneliti akan mengetahui seluruh kegiatan yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu catatan lapangan penting dalam penelitian.
5. Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan untuk menilai hasil dan proses balajar. Menurut
Denzim (Wiriaatmadja, 2009: 117) “Wawancara merupakan pertanyaan
-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”.Pertanyaan yang diajukan biasanya dipersiapkan terlebih dahulu sesuai informasi yang ingin
(31)
sudut pandang yang lain”
Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, Pendapat, atau wawasan yang diajukan kepada responden.Wawancara bisa direkam sehingga jawaban responden bisa tercatat secara lengkap.Biasanya wawancara diajukan pada orang-orang yang terlibat dalam penelitian seperti siswa, guru, kepala sekolah atau mereka yang berada di dalam lingkungan tempat penelitian.
Untuk melaksanakan wawancara digunakan pedoman wawancara.Pedoman wawancara yang digunakan bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam melaksanakan evaluasi, dan mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pandangan guru mengenai model pembelajaran dan media yang digunakan pada saat pembelajaran.Berikut kisi-kisi wawancara pada Tabel 3.2 dan 3.3.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Wawancara Untuk Siswa
No. Kisi-kisi Wawancara No.
pertanyaan
1. Menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti
pembelajaran melalui jigsaw menggunakan Media Kartu Tiket Jahra.
1
2. Mempermudah siswa atau tidak pembelajaran
jigsaw menggunakan Kartu Tiket Jahra
pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
2
3. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran jigsaw
menggunakan Kartu Tiket Jahra pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
3
Tabel 3.3
Kisi-kisi Wawancara untuk Observer
No. Kisi-kisi Wawancara No.
pertanyaan
1 Pendapat mengenai pembelajaran yang diberikan
oleh praktikan
1
2 Manfaat pembelajaran yang diberika 2
3 Apakah pembelajaran yang diberikan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
(32)
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini berupa teknik pengolahan data proses dan dan hasil belajar siswa.
a. Teknik pengolahan data proses 1) Kinerja Guru
Pengolahan data yang dilakukan menggunakan kriteria pengolahan presentase (%) keberhasilan terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian di interpretasikan dan di deskripsikan.Jumlah indikator yang ingin dicapai sebanyak 15 indikator.Dapat dilihat pada format kinerja guru dalam lampiran.
Indikator yang dilaksanakan x 100 Skor ideal
Dalam setiap indikator skor terbesar yaitu tiga sehingga jumlah skor ideal adalah 45. Target ketercapaian indikator yaitu 90%.
2) Aktivitas Siswa
Pada aktivitas siswa terdapat beberapa aspek yang diamati pada saat pembelajaran yang terdiri dari.
Pengamatan
a) Siswa mengamati gambar dengan serius
b) Siswa mengamati gambar dengan teliti
c) Siswa mengamati media secara langsung
Partisipasi
a) Siswa dapat memberi tanggapan jawaban temannya.
b) Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan pembelajaran.
c) Siswa memiliki tanggung jawab atas tugas yang didapatnya.
Kerjasama
a) Siswa dapat menunjukan sikap kooperatif dalam kegiatan kelompok.
b) Siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dalam kelompok sesuai dengan
waktu yang disediakan.
(33)
Skor 3 = semua indikator dilaksanakan
Skor 2 = hanya dua indikator yang dilaksanakan Skor 1 = hanya satu indikator yang dilaksanakan Skor 0 = tidak melaksanakan semua indikator Skor ideal = 9
Kriteria penafsiran
Skor 7– 9 = Baik Skor 4 – 6= Cukup Skor 0 – 3 = Kurang
Target Pencapaian aktivitas siswa yaitu kriteria baik mencapai 80 %
Pengolahan data ini menggunakan skala deskriptif persentase, dengan rumus: Skor yang diperoleh siswa x 100%
Skor ideal
Perhitungan ini sesuai dengan rumus penilaian dengan persen menurut Purwanto (2012: 102) sebagai berikut.
� = × 100
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100= bilangan tetap
b. Teknik Pengolahan Evaluasi
Penilaian proses belajar siswa dan pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut:
(1) Menentukan skor dari setiap nomor soal.
(2) Menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa. (3) Memberi nilai angka dengan cara seperti berikut ini.
Nilai Akhir = Jumlah Skor yang diperoleh x 100 Skor ideal
(34)
Ketuntasan Minimum) sebagai kriteria “Tuntas” dan “ Tidak Tuntas” dengan
KKM yang telah ditentukan 65.
Konversi skor kedalam nilai adalah :Skor yang diperoleh x 100 Skor ideal
Skor ideal dari keseluruhan soal yaitu 20.Soal terdiri dari enam soal esay
Soal nomor satu : skor 2
Soal nomor dua : skor 3
Soal nomor tiga : skor 3
Soal nomor empat : skor 3
Soal nomor lima : skor 3
Soal nomor enam : skor 3
Soal nomor tujuh : skor 3
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Evaluasi
NomorSo
al Kriteria Penskoran Skor
Skor Ideal
1
Siswa menjawab 2 garis. 2
2
Siswa menjawab 1 garis. 1
Siswa menjawab salah atau tidak menjawab. 0
2
Siswa menuliskan 3 macam flora tipe asiatis dengan benar. 3
3
Siswa menuliskan 2 macam flora tipe asiatis dengan benar. 2
Siswa menuliskan 1 macam flora tipe asiatis dengan benar. 1
Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0
3
Siswa menuliskan 3 macam flora tipe peralihan dengan benar. 3
3
Siswa menuliskan 2 macam flora tipe peralihan dengan benar. 2
Siswa menuliskan 1 macam flora tipe peralihan dengan benar. 1
Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0
4
Siswa menuliskan 3 macam flora tipe australis dengan benar. 3
3
Siswa menuliskan 2 macam flora tipe australis dengan benar. 2
Siswa menuliskan 1 macam flora tipe australis dengan benar. 1
Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0
5
Siswa menuliskan 3 fauna tipe asiatis dengan benar. 3
3
Siswa menuliskan 2 fauna tipe asiatis dengan benar. 2
Siswa menuliskan 1 fauna tipe asiatis dengan benar. 1
Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0
6
Siswa menuliskan 3 fauna tipe peralihan dengan benar. 3
3
Siswa menuliskan 2 fauna tipe peralihan dengan benar. 2
Siswa menuliskan 1 fauna tipe peralihan dengan benar. 1
Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0
7
Siswa menuliskan 3 fauna tipe australis dengan benar. 3
3
Siswa menuliskan 2 fauna tipe australis dengan benar. 2
Siswa menuliskan 1 fauna tipe australis dengan benar. 1
Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0
(35)
Hasil evaluasi siswa dikatakan tuntas jika mendapat skor minimal 13, agar mendapatkan nilai > KKM yaitu 65.
2. Analisis Data
Analisis data adalah apa yang telah diteliti dikategorikan dan diklasifikasikan kemudian ditafsirkan dan disimpulkan. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2005:89)
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dfiahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
a. Reduksi data berarti merangkum. Menurut Sugiyono (2005: 92) “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Dengan reduksi, data yang telah diperoleh akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.Dalam penelitian ini data yang direduksi merupakan data hasil dari pembelajaran yang berlangsung selama penelitian. Setelah data direduksi.
b. Penyajian data Menurut Sugiyono (2005: 95) “Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut”. Dalam penelitian tindakan kelas ini data yang disajikan berupa kinerja guru, aktivitas siswa, hasil lembar kerja siswa, dan hasil evaluasi.
c. Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan sejak awal
(36)
berlangsung.
G. Validasi Data
Bentuk-bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut pendapat Hopkins (Wiriaatmadja. 2009: 168-171) terdiri dari „member chek, triangulasi, saturasi, eksplanasi saingan (kasus negatif), audit trail, key respondent reviewdan expert opinion.
Berdasarkan beberapa bentuk validasi di atas, penelitian ini menggunakan empat bentuk validasi data yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja, yaitu sebagai berikut:
1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh peneliti pada pembelajaran persebaran flora dan fauna melalui model pembelajaran Jigsaw menggunakan media kartu tiket jahra dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir pertemuan.Misalnya dengan berdiskusi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan hasil yang diperoleh, bisa dengan mendiskusikan bersama observer mengenai kekurangan guru kemudian meminta saran serta perbaikan sehingga dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Contohnya ketika ada siswa yang hasil nilai pada siklus I kurang dan sangat berbeda dengan teman lainnya kemudian peneliti melakukan member chek kepada guru kelas V keseharian dari siswa tersebut sehingga jika data yang diperoleh sama bisa dipastikan kebenarannya.
2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru dan siswa. Kegiatan triangulasi ini dilakukan secara kolaborasi dari tiga sudut pandang. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Contohnya ketika pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum mencapai target yang ditentukan, peneliti berdiskusi dengan observeruntuk mengetahui kekurangan, yaitu kinerja guru pada tahap pembelajaran Jigsaw, kemudian melihat hasil video pada tahap pembelajaran Jigsaw ternyata guru
(37)
siswa tahapan yang menurut mereka sulit ternyata pada tahap diskusi tahapan
Jigsawmaka hasil kinerja guru memang dapat dibuktikan kebenarannya bahwa
pada tahapan pembelajaranJigsaw perlu adanya perbaikan.
3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data
dengan cara mendiskusikannya dengan rekan sejawat. Dengan mendiskusikan secara terbuka mengenai data awal hasil tindakan persebaran flora dan fauna di berbagai wilayah Indonesia, data hasil tindakan siklus dan analisis refleksi dari tindakan setiap siklus. Setelah melaksanakan tindakan di siklus I peneliti meminta masukan dalam memperbaiki hasil tindakan siklus I kepada rekan sejawat yaitu Astri, kemudian mengundangnya pada pelaksanaan siklus II untuk menilai langsung kekurangan dari kinerja guru dan melakukan diskusi setelah pelaksanaan.
4. Expert Opinion, yakni meminta masukan, saran atau arahan (judgement)
terhadap masalah-masalah penelitian yang dikemukakan kepada pakar yang terkait dengan bidang kajian dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikandata hasil tindakan yang dilakukan mengenai tahapan pembelajaran Jigsaw yang masih kurang pada siklus I dan mendiskusikan perbaikan dengan dosen pembimbing I yaitu Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. dan Dosen Pembimbing II yaitu Nurdinaha Hanifah, M.Pd untuk diperbaiki di siklus II.
(38)
121
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanpadahasilpenelitiandanpembahasan yang
telahdipaparkanterhadappelaksanaandanhasiltindakanpembelajaranmelaui model
Cooperative Learning tipe JigsawmenggunakanMedia
KartuTiketJahrapadamateripersebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut.
Pembelajaranmelalui model Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahrapadamateripersebaran flora dan fauna
di wilayah Indonesia terdiridariperencanaan, pelaksanaanuntukmengetahuikinerja guru danaktivitassiswadanhasilbelajarsiswa.
Padatahapperencanaanpenelitimenyusun RPP,
tahappertamayaitumerumuskantujuanpembelajarandengan model
pembelajaranJigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahra, memilihmateri yang
akandiberikandengansumber yang relevan, mempersiapkan model
pembelajaranCooperative Learning tipe
Jigsawsehinggamenguasaidenganbaiksetiaptahapannya. MempersiapkanMedia KartuTiketJahra yang akanmenunjangpelaksanaanpembelajaranmelalui model
pembelajaranJigsaw. Membuat LKS yang
akandiberikankepadasiswapadasaattahapanJigsawberlangsung yang terdiridari
LKS kelompokasaldan LKS kelompokahli,
kemudianmenyusunlangkah-langkahpembelajaranyang mengacupada model pembelajaran yang digunakan,
mempersiapkanprosedurpenilaiansecaralengkapmulaidarisoal, kuncijawaban,
deskriptorpenilaianhingga format hasilbelajar.
Selainitumempersiapkanberbagaiinstrumenpenelitiandarimulaikinerja guru,
aktivitassiswa, catatanlapangan, serta format wawancara.Dari
hasilpenilaianperencanaandidapatkanpresentasekeberhasilanpadasiklus I mencapai 72%, siklus II meningkatmenjadi 100%, dansiklus III 100% mencapai target yang ditentukanpeneliti 100%.
(39)
Pada pelaksanaanobservasikinerjaguruterdiridarikegiatanawal, inti, dan akhir.
Fokuspenilaiankinerjaguruyaitu pada tahapanpembelajaranJigsawdimana
gurudituntutuntukmampumembimbingsiswa pada saatpelaksanaandiskusi di kelompokasal, kelompokahli, hinggakembalilagikekelompokahli. Kekurangan
pada kinerjaguruyaitukesulitandalammembimbingsiswa pada
semuatahapansehinggakelaskurangterkoordinirdenganbaik, sehinggapencapaian
pada siklus I hanya82%, setelahdilakukanperbaikanmeningkat di siklus II menjadi 93% dan di siklus III mencapai 100%
Pada prosespembelajaran pada
aktivitassiswadapatdiamatibahwasetiapsiswaaktifmelakukanpengamatan,
berpartispasi, dan melakukankerjasamabaik di kelompokasalmaupun di
kelompokahlisehinggapencapaian pada siklus I yaitu 60% berkriteriabaik, di siklus II 72% dan di siklus III mencapai 88% melebihi target yang ditentukanpenelitiyaitu 80%.
PeningkatanhasilbelajarsiswamelaluipembelajaranCooperativeLearningtipeJi
gsawmenggunakanMedia KartuTiketJahrasetiapsiklusnyameningkat.
keberhasilannyadenganmencapai 8 siswa yang tuntaspada data
awalmeningkatpesatmenjadi 17 siswa di siklus I, kemudianpadasiklus II naikmenjadi 19 siswadansiklus III menjadi 22 siswaatau 88% siswa yang lulus darijumlahseluruhsiswamelebihi target yang ditentukansebelumnyayaitu 84% .
dariperolehan data
tersebutmakapembelajaranCooperativeLearningtipeJigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahradapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa pada materipersebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwapenelitian pada
pembelajaranpersebaranflora danfauna menggunakanmodel
pembelajaranCooperative Learning tipe JigsawdenganmenggunakanMedia
KartuTiketJahrapadaperencanaanpembelajaran, kinerja guru, aktivitassiswa,
sertahasilbelajarsiswakelas V di SDN Kadujajar III
KecamatanTanjungKertaKabupatenSumedangtelahberhasil.
(40)
Berdasarkanhasilpenelitianpadamateripersebaran flora dan fauna di wilayah
Indonesia melaluipenerapanmodel Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahra di kelas V SDN Kadujajar
IIImakadapatdikemukakan saran-saran sebagaiberikut:
1. Untuk Guru
Berdasarkandarihasilpenelitiantindakankelasdenganpenerapan model
Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanKartuTiketJahradapatmeningkatkanpemahamansiswapadama
teripersebaran flora danfauna di wilayah Indonesia di Kelas V SDNKadujajar III
Kecamatan TanjungKerta Kabupaten Sumedang, makadiharapkan agar
pembelajarandenganpenerapan model Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanKartuTiketJahratetapdikembangkandan guru tidakhanyamengajarkanpembelajaran yang konvensionalsaja. Denganbimbingan,
arahan, dansebagaifasilitator guru
mampumengembangkanmotivasisiswadalammengikutipembelajaran di Kelas.
2. UntukSiswa
Siswaharusberperanaktif di
kelasdanmerespondenganbaiksetiappenyampainamateri yang dilakukanoleh
guru.Tidakhanyaberdampakpadahasilbelajartetapiberdampak pula
padaperubahansikapsetelahpembelajaran.
3. UntukSekolah
Dalampenelitianiniterbuktidenganpenerapan model Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanKartuTiketJahradapatmeningkatkanpemahamansiswapadama
teripersebaran flora danpauna di wilayah Indonesia,
makahendaknyasekolahmemfasilitasisertamenyarankan agar
penerapanpembelajaraninidilakukanpadamateri lain.
4. UntukPeneliti Lain
Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensipadapenelitianlainyang berkaitandengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.
(41)
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Asyhar, Rayandra. (2012) KreatifMengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
DepartemenPendidikanNasional. (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta
Ekawarna.(2011). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: GaungPersada Press
Emildadiany, Novi .(2008).Cooperative Learning-Teknik Jigsaw.. [Online].Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/
Fokusmedia.(2003). Undang-undangSistemPendidikanNasional No.20 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia
Hanifah,Ndkk. (2009). RagamModel Pembelajaran Di SekolahDasar.Sumedang: UPI Sumedang
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Lenterak.(2012). PengertianLembarKerjaSiswa (LKS). [Online].Tersedia:
http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-RuangKelas. Jakarta: Grasindo
Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsip-PrinsipdanTeknikEvaluasiPengajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Ruswandi, UusdanBadrudin.(2008). Media Pembelajaran.Bandung: CV
InsanMandiri
Sagala, S. (2003).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: PenerbitAlfabeta
Sadiman, dkk.(2006). Media PendidikanPengertian, Pengembanagan,
danPemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada
(43)
Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RinekaCipta
Solihatin, E.(2007). Cooperative Learning DalamPembelajaran IPS. Bandung: Rosdakarya.
SolihatindanRaharjo.(2008). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran
IPS. Jakarta: PT BumiAksara
Somadayo, S. (2013).PenelitianTindakanKelas. Yogyakarta: PT GrahaIlmu SudindanSaptani.(2009). Media Pembelajaran.Bandung: UPI PRESS
Sudjana, N (2008). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Sugiyono.(2005). MemahamiPenelitianKualitatif.Bandung: Alfabeta
Sulastri, F. (2011).Penggunaan Media
GambarBerantaiUntukMeningkatakanHasilBelajarSiswapadaPembelajaranK egiatanEkonomidalamMemanfaatkanSumberDayaAlam di Kelas IV SDN LicinKecamatanCimalakaKabupatenSumedang.Skripsi UPI Kampus Daerah
Sumedang: Tidakditerbitkan
SumiatidanAsra.2009. MetodePembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Supriatna, dkk. 2006. Pendidikan IPS SD.Bandung : UPI PRESS
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning TeoridanAplikasi PAIKEM. Surabaya: PustakaPelajar
SusilaningsihdanLimbong.(2008). IlmuPengetahuanSosialUntuk SD/MI Kelas
5.Jakarta : PusatPerbukuanDepdinkas.
Uno danMohamad.(2012).
BelajardenganPendekatanPembelajaranAktifInovatifLingkunganKreatifEfekti fMenarik. Jakarta: BumiAksara
Wiriaatmadja,R. (2009). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT
(44)
Yulaelawati.2007. KurikulumdanPembelajaranFilosofisTeoridanAplikasi. Jakarta: Pakar Raya
(1)
Pada pelaksanaanobservasikinerjaguruterdiridarikegiatanawal, inti, dan akhir. Fokuspenilaiankinerjaguruyaitu pada tahapanpembelajaranJigsawdimana gurudituntutuntukmampumembimbingsiswa pada saatpelaksanaandiskusi di kelompokasal, kelompokahli, hinggakembalilagikekelompokahli. Kekurangan pada kinerjaguruyaitukesulitandalammembimbingsiswa pada semuatahapansehinggakelaskurangterkoordinirdenganbaik, sehinggapencapaian pada siklus I hanya82%, setelahdilakukanperbaikanmeningkat di siklus II menjadi 93% dan di siklus III mencapai 100%
Pada prosespembelajaran pada
aktivitassiswadapatdiamatibahwasetiapsiswaaktifmelakukanpengamatan,
berpartispasi, dan melakukankerjasamabaik di kelompokasalmaupun di kelompokahlisehinggapencapaian pada siklus I yaitu 60% berkriteriabaik, di siklus II 72% dan di siklus III mencapai 88% melebihi target yang ditentukanpenelitiyaitu 80%.
PeningkatanhasilbelajarsiswamelaluipembelajaranCooperativeLearningtipeJi gsawmenggunakanMedia KartuTiketJahrasetiapsiklusnyameningkat. keberhasilannyadenganmencapai 8 siswa yang tuntaspada data awalmeningkatpesatmenjadi 17 siswa di siklus I, kemudianpadasiklus II naikmenjadi 19 siswadansiklus III menjadi 22 siswaatau 88% siswa yang lulus darijumlahseluruhsiswamelebihi target yang ditentukansebelumnyayaitu 84% .
dariperolehan data
tersebutmakapembelajaranCooperativeLearningtipeJigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahradapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa pada materipersebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia.
Sehinggadapatdisimpulkanbahwapenelitian pada pembelajaranpersebaranflora danfauna menggunakanmodel pembelajaranCooperative Learning tipe JigsawdenganmenggunakanMedia KartuTiketJahrapadaperencanaanpembelajaran, kinerja guru, aktivitassiswa, sertahasilbelajarsiswakelas V di SDN Kadujajar III KecamatanTanjungKertaKabupatenSumedangtelahberhasil.
(2)
Berdasarkanhasilpenelitianpadamateripersebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia melaluipenerapanmodel Cooperative Learning tipe JigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahra di kelas V SDN Kadujajar IIImakadapatdikemukakan saran-saran sebagaiberikut:
1. Untuk Guru
Berdasarkandarihasilpenelitiantindakankelasdenganpenerapan model
Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanKartuTiketJahradapatmeningkatkanpemahamansiswapadama teripersebaran flora danfauna di wilayah Indonesia di Kelas V SDNKadujajar III Kecamatan TanjungKerta Kabupaten Sumedang, makadiharapkan agar pembelajarandenganpenerapan model Cooperative Learning tipe JigsawmenggunakanKartuTiketJahratetapdikembangkandan guru tidakhanyamengajarkanpembelajaran yang konvensionalsaja. Denganbimbingan,
arahan, dansebagaifasilitator guru
mampumengembangkanmotivasisiswadalammengikutipembelajaran di Kelas. 2. UntukSiswa
Siswaharusberperanaktif di
kelasdanmerespondenganbaiksetiappenyampainamateri yang dilakukanoleh guru.Tidakhanyaberdampakpadahasilbelajartetapiberdampak pula padaperubahansikapsetelahpembelajaran.
3. UntukSekolah
Dalampenelitianiniterbuktidenganpenerapan model Cooperative Learning tipe
JigsawmenggunakanKartuTiketJahradapatmeningkatkanpemahamansiswapadama teripersebaran flora danpauna di wilayah Indonesia, makahendaknyasekolahmemfasilitasisertamenyarankan agar penerapanpembelajaraninidilakukanpadamateri lain.
4. UntukPeneliti Lain
Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensipadapenelitianlainyang berkaitandengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.
(3)
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Asyhar, Rayandra. (2012) KreatifMengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
DepartemenPendidikanNasional. (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta
Ekawarna.(2011). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: GaungPersada Press
Emildadiany, Novi .(2008).Cooperative Learning-Teknik Jigsaw.. [Online].Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/
Fokusmedia.(2003). Undang-undangSistemPendidikanNasional No.20 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia
Hanifah,Ndkk. (2009). RagamModel Pembelajaran Di SekolahDasar.Sumedang: UPI Sumedang
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Lenterak.(2012). PengertianLembarKerjaSiswa (LKS). [Online].Tersedia: http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas. Jakarta: Grasindo
Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsip-PrinsipdanTeknikEvaluasiPengajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Ruswandi, UusdanBadrudin.(2008). Media Pembelajaran.Bandung: CV InsanMandiri
Sagala, S. (2003).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: PenerbitAlfabeta
Sadiman, dkk.(2006). Media PendidikanPengertian, Pengembanagan, danPemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada
(5)
Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RinekaCipta
Solihatin, E.(2007). Cooperative Learning DalamPembelajaran IPS. Bandung: Rosdakarya.
SolihatindanRaharjo.(2008). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT BumiAksara
Somadayo, S. (2013).PenelitianTindakanKelas. Yogyakarta: PT GrahaIlmu
SudindanSaptani.(2009). Media Pembelajaran.Bandung: UPI PRESS
Sudjana, N (2008). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Sugiyono.(2005). MemahamiPenelitianKualitatif.Bandung: Alfabeta
Sulastri, F. (2011).Penggunaan Media
GambarBerantaiUntukMeningkatakanHasilBelajarSiswapadaPembelajaranK egiatanEkonomidalamMemanfaatkanSumberDayaAlam di Kelas IV SDN LicinKecamatanCimalakaKabupatenSumedang.Skripsi UPI Kampus Daerah Sumedang: Tidakditerbitkan
SumiatidanAsra.2009. MetodePembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Supriatna, dkk. 2006. Pendidikan IPS SD.Bandung : UPI PRESS
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning TeoridanAplikasi PAIKEM. Surabaya: PustakaPelajar
SusilaningsihdanLimbong.(2008). IlmuPengetahuanSosialUntuk SD/MI Kelas 5.Jakarta : PusatPerbukuanDepdinkas.
Uno danMohamad.(2012).
BelajardenganPendekatanPembelajaranAktifInovatifLingkunganKreatifEfekti fMenarik. Jakarta: BumiAksara
Wiriaatmadja,R. (2009). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT RemajaRosdakarya
(6)
Yulaelawati.2007. KurikulumdanPembelajaranFilosofisTeoridanAplikasi. Jakarta: Pakar Raya