PTK DELIK XI IPA 4 2010 (B)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Upaya Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di tingkat sekolah menengah yakni mengganti kurikulum, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, mengintensifkan kegiatan workshop, seminar, MGMP, serta menaikkan gaji pegawai negeri dan tunjangan fungsional guru. Bahkan pemerintah memberikan tunjangan khusus bagi guru yaitu tunjangan profesi sebesar gaji pokok. Hal ini bertujuan agar kualitas pendidikan dapat meningkat sejalan dengan meningkatnya kinerja guru.
Pelajaran fisika dianggap pelajaran paling sulit menurut siswa, ini logis karena belajar fisika membutuhkankan pemahaman konsep materi yang cukup banyak, daya imajinasi yang kuat serta harus menguasai dasar matematika yang kuat pula.Oleh karenanya guru harus pandai merancang kegiatan yang dapat memotivasi peserta didik agar pelajaran fisika tidak lagi menjadi momok bagi siswa. Penampilan guru harus menarik, bahasa penyampaian harus jelas, sekali-kali perlu adanya humor agar tidak jenuh. Dan yang lebih penting adalah menggunakan model dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Jika perlu menggabungkan beberapa model pembelajaran.
Kegiatan pengajaran IPA dapat dilaksanakan melalui pendekatan induktif dan deduktif. Moh. Amin ( 1987:115 ) mengemukakan bahwa di dalam pengajaran melalui pendekatan induktif kegiatan percobaan dilaksanakan lebih awal dari proses belajar mengajar, di dalam pendekatan induktif kegiatan percobaan bertujuan menemukan materi, konsep dan teori dari fakta yang ada.
(2)
Sedangkan di dalam pendekatan deduktif kegiatan percobaan akan mengikuti uraian guru, karena bertujuan untuk membuktikan konsep yang telah disampaikan oleh guru
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka untuk pembelajaran fisika perlu menggabungkan pendekatan sentral guru dengan pendekatan sentral siswa. Metode yang tepat adalah metode pembelajaran melalui dengar – lihat – kerjakan (delikan). Model ini pada hakekatnya mengabungkan model ekspositori dan inquiry. Sesuai dengan namanya model delikan menempuh tiga langkah yaitu (a) aktivitas siswa mendengarkan informasi bahan pengajaran dari guru, (b) aktivitas siswa melihat berbagai prose, gejala, fakta yang diperlihatkan oleh guru bisa melalui LCD, (c) aktivitas kerja yaitu mengerjakan tugas-tugas yang dibeikan guru yang berkenaan dengan bahan pengajaran (Purwnto : 1997 ). Model delikan berorientasi pada CBSA, sebagai bentuk operasional dari pendekatan ketrampilan proses.
Pada kelas XI IPA 1 nilai perolehan fisika pokok bahasan gerak harmonis dengan metode ceramah memperoleh nilai rata-rata kelas 65, ini sangat memprihatinkan karena masih jauh dari nilai KKM nya sebesar 75. Maka peneliti mencoba pembelajaran model delikan pada kelas lain untuk membandingkan keberhasilannya, yaitu kelas XI IPA 4 dengan pokok bahasan yang sama, diharapkan nilai rata-rata kelasnya meningkat paling tidak mencapai nilai KKM.
(3)
B. Permasalahan
Permasalahan yang dirumuskan peneliti berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran dalam pokok bahasan gerak harmonis dengan model delikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal?
2. Apakah aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal pada pokok bahasan gerak harmonis dapat ditingkatkan dengan pembelajaran model delikan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal dalam pokok bahasan gerak harmonis melalui pembelajaran model delikan.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal melalui pembelajaran model delikan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa
a. Diharapkan meningkatkan terjadinya aktivitas belajar siswa.
b. Diharapkan siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dalam kelompoknya.
(4)
c. Diharapkan siswa terampil menyelesaikan soal fisika tentang gerak harmonis.
d. Diharapkan siswa terampil menyelesaikan soal-soal gerak harmonis.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan kreativitas guru dalam pengembangan materi pelajaran. b. Dengan usaha dan mencoba variasi mengajar yang menarik, guru akan
berproses ke arah lebih baik.
c. Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara berfikir. d. Guru dapat sedikit demi sedikit menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa, guru maupun materi yang dirasa sulit disampaikan pada prose belajar mengajar.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Diharapkan nilai siswa SMA Negeri 3 Tegal dalam menempuh Ulangan Harian Blok semakin meningkat.
b. Dengan PTK ini diharapkan terjadinya perubahan pendekatan pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 3 Tegal ke arah lebih baik sehingga menunjang keberhasilan belajar di sekolah.
c. Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan inovasi pendidikan, dan praktisi pendidikan di SMA Negeri 3 Tegal.
(5)
KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukan beberapa definisi.
a. Morgan, mengemukakan: ”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
b. Gagne, menyatakan bahwa: ”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan (performance-nya) berubah dan waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” c. Witherington, mengemukakan: ”Belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar. Menurut M. Ngalim Purwanto (1990:85) bahwa pengertian belajar adalah sebagai berikut.
a. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
(6)
b. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
Belajar merupakan kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, bagian terbesar upaya riset dan eksperiman psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupan.
2. Model Mengajar Dengar – Lihat – Kerjakan (Delikan)
Model delikan diangkat dan dikembangkan oleh Nana Sudjana atas dasar pengalaman empiris di lapangan. Kenyataan ini kemudian dikaji dari sudut teori dalam bidang pengajaran, terutama dari segi kegiatan
(7)
belajar siswa dalam hubungannya dengan guru dan siswa (Nana Sudjana:1996).
Sesuai dengan namanya, model ini ada tiga aktivitas belajar siswa yaitu mendengar (menyimak) yang dimaksud adalah memperhatikan dan menangkap makna uraian yang diberikan oleh guru tentang bahan pengajaran (materi). Lebih luas lagi prosesw dengar tidak hanya terbatas pada uraian guru, tetapi juga uraian – uraian dari media instruksional lain seperti kaset (rekaman). Proses lihat adalah aktivitas siswa dalam hal mengamati seperti mengamati demonstrasi, mengamati contoh pembahasan soal, mengamati tayangan percobaan atau lainnya melalui LCD. Sedangkan proses kerja diartikan sebagai aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru dalam rangka penerapan konsep-konsep bahan pengajaran. Misalnya mengerjakan soal-soal latihan, mendiskusikan pemecahan masalah, mengisi Lembar Kerja Siswa, melaksanakan praktikum di laboratorium, dan sebagainya. Dengan proses kerja ini diharapkan siswa lebih menguasai bahan pengajaran yang dijelaskan oleh guru.
Mendengar – melihat merupakan kegiatan manusia yang paling utama dalam kehidupannya dalam rangka memperluas wawasan. Nana Sudjana (1966) menegaskan bahwa kegiatan mendengar dan melihat merupakan bagian penting dari aspek kognitif. Dengan demikian, kegiatan tersebut merupaqkan awal dalam proses belajar mengajar sebelum mengarah siswa menuju pada kegiatan belajar mengajar yang lebih kompleks. Mengerjakan (doing ) merupakan perwujudan sikap dan tingkah laku
(8)
manusia (aspek psikomotorik). Aspek ini berkaitan dengan aspek kognitif dalam pengertian bahwa aspek kognitif mempengaruhi aspek efektif (sikap) dan aspek psikomotorik (perbuatan, behavior).
Apabila ditinjau dari segi jenjang kognitif dalam proses belajar, kegiatan mendengar dan melihat terutama menunjang tercapainya aspek kognitif tingkat rendah, yakni pengetahuan dan pemahaman, sedangkan kegiatan mengerjakan menunjang aspek kognitif tingkat tinggi, yakni aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Oleh karena itu model delikan ini dapat digunakan untuk mencapai semua jenjang aspek kognitif. Dalam model de3likan ini aspek dengar dan lihat lebih banyak berorientasi pada guru, sedangkan aspek kerja lebih banyak berpusat pada siswa. Dengan demikian ada keseimbangan antara kegiatan guru sebagai pengajar dan kegiatan siswa sebagai pelajar.
Dalam aplikasinya model delikan menempuh beberapa tahapan meliputi tahapan Pra Instruksional, Instruksional, Evaluasi dan Tindak Lanjut. Untuk proses dengar, lihat dan kerjakan dilakukan pada tahapan instruksional, sedangkan pada tahapan eveluasi meliputi kegiatan proses, hasil dan kesimpulan. Untuk perbaikan dan pengayaan dilakukan pada tahapan tindak lanjut.
(9)
3. Proses Pembelajaran Fisika M o d e l M e n g a ja r D e lik a n
Pra Instruksional Absensi siswa, kegiatan apersepsi, informasi materi
Instruksional
Dengar Siswa menyimak bahan pengajaran yang dijelaskan guru, dan bertanya apabila masih belum jelas
Melihat
Siswa melihat peragaan guru (demonstrasi), contoh soal-soal yang dikerjakan guru, membaca buku literatur, dan lain-lain
Kerjakan
Siswa melakukan eksperimen di
Lab., mengerjakan tugas,
melakukan diskusi, mengisi
lembar kerja siswa.
Evaluasi
Proses
Bimbingan guru dan
pemantauan belajar siswa,
perbaikan belajar siswa,
pembahasan hasil tugas dan soal - soal latihan tes
Hasil Pemeriksaan hasil-hasil tugas dan hasil tes formatif, penilaian hasil tugas dan hasil belajar.
Kesimpulan /
Rangkuman Guru dan siswa membuat kesimpulan / resume pelajaran
(10)
Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika di lapangan, ternyata masih belum memuaskan. Jika diamati lebih dalam lagi, ternyata kemampuan siswa dalam unit-unit tertentu sangatlah beraneka ragam. Misalnya, ada sebagian siswa yang pandai dalam hafalan teori atau hafal rumus tetapi dalam proses matematikanya lemah atau mengalami hambatan. Ada juga sebagian siswa yang pandai dalam hitungan, tetapi dalam pemahaman konsep masih juga mengalami hambatan.
Pelajaran fisika mempunyai sifat sekrup, suatu materi melandasi materi berikutnya, sehingga suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Untuk mempelajari fisika hendaklah berprinsip pada hal-hal berikut.
a. Materi fisika disusun menurut urutan tertentu atau setiap topik fisika berdasarkan subtopik tertentu.
b. Seorang siswa dapat memahami suatu topik fisika jika telah memahami subtopik pendukung atau prasyaratnya.
c. Perbedaan kemampuan antar siswa dalam mempelajari atau memahami suatu topik fisika dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh perbedaan penguasaan subtopik prasyaratnya.
d. Penguasaan topik baru oleh siswa tergantung pada topik sebelumnya. e. Mengulangi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan merupakan
suatu kebutuhan dan bukan suatu beban sehingga dapat dilaksanakan dengan ikhlas dalam mengerjakan tugas yang berupa latihan soal-soal. 4. Uraian Materi yang Terkait dengan Penelitian
(11)
Sebelum diberikan materi tentang gerak harmonis , siswa perlu diberi stimulus dengan cara siswa diminta untuk menceritakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan gerak yang bersifat berulang-ulang. Pegas diberi bandul atau tali diberi bandul kemudian diayunkan.
F = K. Δx Ket. F = gaya ( Newton )
Δx = pertambahan panjang ( meter ) K = tetapan pegas ( Newton / meter ) T = 2π √ l/g Ket. T = periode ayunan ( secon )
l = panjang tali ( meter )
g = percepatan gravitasi bumi ( meter/s2)
T = 2π √m/K Ket. m = massa beban ( kilogram ) K = tetapan pegas ( Newton / meter )
B. Kerangka Berpikir
Materi gerak harmonis khususnya tentang pegas dan ayunan jika dijelaskan dengan model ceramah siswa masih kabur pemahamannya, hal ini bisa dilihat pada hasil ulangan harian pada kelas lain. Bertolak dari masalah tersebut peneliti mencoba merancang penelitian dengan model pembelajaran yang bervariatis, yaitu menggabungkan ceramah, penayangan gambar melalui LCD, dan praktikum tentang gerak harmonis.
Untuk itu peneliti mengangkat masalah tentang apakah cara pembelajaran dengan model dengar – lihat – kerjakan (delikan) dapat meningkatkan hasil belajar fisika dan apakah dapat meningkatkan aktifitas
(12)
belajar siswa kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 3 Tegal dalam menyelesaikan soal – soal fisika pada materi gerak harmonis.
C. Hipotesis Tindakan
Dengan dasar kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka hipotesis tindakan pada penelitian ini diajukan sebagai berikut. Melalui model pembelajaran dengar – lihat – kerjakan (delikan) dalam menyelesaikan soal-soal fisika maka hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal dapat ditingkatkan.
(13)
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tegal yang beralamat di Jalan Sumbodro Nomor 81 Tegal, Telepon (0283) 351093. Jarak dari pusat kecamatan satu kilometer dan jarak ke pusat kota dua kilometer.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 33 siswa meliputi 14 siswa putra dan 19 siswa putri.
C.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dibuat dalam dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yang telah dilaksanakan sehingga diharapkan dari tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi perubahan yang sesuai dengan keinginan yang harus dicapai. Keempat tahapan yang telah ditempuh yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Siklus I Perencanaan
1. Menyusun skenario pembelajaran dengan model dengar-lihat-kerjakan. 2. Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai partner penelitian. 3. Membuat lembar kerja siswa atau naskah soal diskusi
(14)
5. Membuat naskah soal untuk tes akhir siklus I. 6. Membuat lembar observasi siswa.
7. Membuat lembar observasi guru.
Tindakan
1. Guru menyiapkan alat bantu yang diperlukan.
2. Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa. 3. Guru melakukan apersepsi gerak harmonis pada pegas. 4. Guru menjelaskan aturan main berdiskusi.
5. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok.
6. Tiap-tiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang dipimpin oleh masing-masing ketua kelompok.
7. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS, guru mengamati dan memberi bimbingan pada kelompok yang masih mengalami kesulitan.
8. Tiap kelompok diwakili oleh seorang siswa untuk menuliskan hasil diskusi di papan tulis.
9. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi gaya gesekan
10. Siswa mengerjakan tes akhir siklus I.
(15)
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut.
1. Pengamatan terhadap siswa a. Kehadiran siswa.
b. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. c. Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas.
d. Keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas.
e. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan LKS dengan berdiskusi kelompok dipimpin oleh ketua kelompok.
f. Ketrampilan siswa menulis di papan tulis. g. Hubungan kerja antar siswa.
h. Suasana diskusi antar siswa. i. Keberanian siswa dalam bertanya. j. Hasil tes akhir siklus I.
2. Pengamatan terhadap guru. a. Kepribadian guru.
1) Kegembiraan bekerja. 2) Keramahtamahan.
3) Kecakapan dalam bertindak. 4) Keluwesan dengan siswa. b. Penampilan guru di depan kelas. c. Cara menyampaikan materi pelajaran. d. Cara pengelolaan kelas.
(16)
f. Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran g. Cara guru membentuk kelompok belajar siswa.
h. Cara guru dalam menyampaikan bimbingan kelompok yang membutuhkan.
i. Waktu yang dibutuhkan guru. j. Guru menggunakan ICT di kelas.
Pengamatan terhadap siswa dan terhadap guru dalam pembelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan rekan guru sebagai seorang pengamat. Pengamat mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan oleh guru.
Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil kerja siswa, lembar pengamatan yang telah diisi dan hasil diskusi yang dilakukan peneliti, pengamat. Analisis dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I merupakan acuan untuk melakukan siklus II. Kelebihan yang ada dipertahankan dan kekurangan yang terjadi diperbaiki.
Siklus II Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi. 2. Melakukan pembentukan kelompok-kelompok kecil menjadi 7 kelompok,
akan tetapi pada pembentukan kali ini siswa diberi kewenangan untuk membentuk berdasarkan teman dekat, guru hanya membatasi jumlah
(17)
anggota kelompok dan dalam kelompok harus ada yang lebih pintar dalam kelompoknya sebagai ketua diskusi.
3. Menentukan tempat duduk siswa sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk berdasarkan teman dekat dalam satu kelompoknya.
4. Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai partner penelitian. 5. Membuat kembali lembar kerja siswa, baik untuk praktikum maupun untuk
diskusi.
6. Membuat naskas soal untuk tes akhir siklus II
Tindakan
1. Guru menyiapkan bahan pembelajaran model dengar – lihat - kerjakan. 2. Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran siswa.
3. Guru mengadakan apersepsi tentang gerak harmonis pada ayunan sederhana.
5. Guru mempersilahkan kepada tiap-tiap kelompok yang sudah dibentuk oleh siswa sendiri berdasarkan teman dekat dalam pergaulan untuk melakukan praktikum.
6. Selama siswa melakukan praktikum guru mengamati dan membimbing jalannya praktikum.
7. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS, guru mengamati dan memberi bimbingan pada kelompok yang masih mengalami kesulitan.
8. Tiap kelompok diwakili oleh seorang siswa untuk menuliskan hasil diskusi di papan tulis.
(18)
9. Guru bersama siswa menyimpulkan kembali hasil belajar pada materi tersebut.
10. Seluruh siswa diberi pekerjaan rumah kembali secara individual. 11. Siswa mengerjakan tes akhir siklus II.
Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek
yang diamati adalah sebagai berikut. 1. Pengamatan terhadap siswa.
a. Kehadiran siswa.
b. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. c. Keantusiasan siswa dan kerja sama dalam praktikum.
d. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan LKS dengan berdiskusi. e. Hubungan kerja antar siswa.
f. Suasana diskusi antar siswa. g. Keberanian siswa dalam bertanya. h. Hasil tes akhir siklus II.
2. Pengamatan terhadap guru. a. Kepribadian guru.
1). Kegembiraan bekerja. 2). Keramahtamahan.
(19)
4). Keluwesan dengan siswa. b. Penampilan guru di depan kelas. c. Cara menyampaikan materi pelajaran. d. Cara pengelolaan kelas.
e. Penggunaan bahasa.
f. Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran. g. Cara guru membentuk kelompok belajar siswa.
h. Cara guru dalam menyampaikan bimbingan ketika siswa praktikum. i. Waktu yang dibutuhkan guru.
Pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan rekan guru sebagai seorang pengamat. Pengamat mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan.
Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil kerja siswa, lembar pengamatan yang telah diisi dan hasil diskusi yang dilakukan peneliti, pengamat dari teman sejawat dan pengawas. Analisis dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran model delikan. Jik hasilnya belum sesuai yang diharapkan, maka hasil refleksi dari siklus II dapat digunakan sebagai rujukan apakah perlu atau tidak dilakukannya siklus ke III.
(20)
D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. hasil pengamatan dari teman sejawat yang membantu sebagai pengamat. b. hasil tes tertulis siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal.
c. hasil laporan praktikum siswa. 2. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini melalui 2 cara yaitu: a. Non tes
Cara ini diperoleh dengan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan partisipasi siswa dan lembar observasi.
b. Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar fisika pada pokok bahasan gerak harmonis.
Data hasil pembelajaran yang diambil dengan memberikan tes kepada siswa setelah pelaksanaan siklus. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Adapun rincian pelaksanaan tesnya adalah sebagai berikut. 1). Tes akhir siklus I
Dilaksanakan setelah materi gerak harmonis tentang pegas diselesaikan.
2). Tes akhir siklus II
Dilaksanakan setelah dua kali pertemuan dengan materi gerak harmonis tentang ayunan sederhana.
(21)
E. Tolok Ukur keberhasilan
Yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak harmonis melalui model pembelajaran dengar – lihat – kerjakan (delikan) akan mengalami peningkatan dari pencapaian rata-rata sebelumnya menjadi minimal 75, dengan pencapaian persentase hasil belajar minimal 75%.
(22)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis data, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Bahwa pembelajaran model dengar-lihat-kerjakan dapat meningkatkan keaktifan siswa baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Bahwa pembelajaran model dengar-lihat-kerjakan dapat meningkatkan hasil prestasi siswa, hal ini dapat ditunjukkan persentase peningkatannya.
3. Pada siklus I nilai siswa yang mencapai nilai 75 (KKM) sebesar 51,5% dengan nilai rata-rata kelas 71,4.
4. Pada siklus II nilai siswa yang mencapai KKM sebesar 81,8% dengan nilai rata-rata kelas 82,4.
5. Untuk keaktifan siswa dalam berdiskusi kelompok meningkat dari 60,6% menjadi 87,8%.
B. Pembahasan
Untuk menentukan model delikan yang efektif dan memperoleh hasil yang maksimal, peneliti menggunakan subyek penelitian kelas XI IPA 4 tahun ajaran 2010/2011 sekaligus sebagai walikelas dan guru pengampu fisika. Sebagai pembanding menggunakan nilai perolehan ulangan harian kelas XI IPA 1
(23)
dengan pokok bahasan yang sama yaitu gerak harmonis pada pegas dan ayunan.
Siklus I
Peneliti melakukan skenario pembelajaran yang telah disiapkan pada pertemuan ke 1 tanggal 14 Oktober 2010 dengan model :
a. Dengar : Ceramah di depan kelas tentang materi gerak harmonis pada ayunan..
b. Lihat : Guru memperlihatkan gambar pada papan tulis proses bertambahnya pegas dibebani disertai penjelasannya.
c. Kerjakan : Siswa melakukan praktikum di laboratorium pada pertemuan ke 2.
Setelah praktikum siswa diminta membuat laporan beserta penyelesaian evaluasi praktikum, dimaksud agar siswa lebih dapat memahami konsep gerak harmonis pada ayunan. Pada pertemuan ke 3 tanggal 19 Oktrober 2010 peneliti melakukan evaluasi siklus ke I dengan alokasi waktu 45 menit. Dari hasil evalusai dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Siswa yang aktif mengerjakan soal secara individu ada 20 siswa ( 60,6% ) sisanya 13 siswa lebih banyak diam ( 39,4% ).
2. Siswa yang aktif dalam kelompoknya ada 17 siswa ( 51,5% ) sedangkan lainnya lebih banyak bercanda 16 siswa ( 48,5% ).
3. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 ada 16 siswa ( 48,5% ) sedangkan yang tuntas mencapai KKM atau lebih dari 75 ada 17 siswa ( 51,5% ).
(24)
4. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 71,4.
Pada tindakan siklus I hasilnya masih belum memuaskan sesuai yang diharapkan. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor antara lain, siswa belum siap praktikum karena LKS yang diberikan mendadak sehingga siswa belum sempat mempelajari. Pada proses lihat guru kurang menekankan visualitasnya, karena hanya sebatas gambar saja di papan tulis. Hal ini bisa diatasi misalnya dengan pemutaran flash melalui LCD. Maka untuk memperoleh hasil yang diharapkan peneliti melakukan skenario pembelajaran yang ke 2.
Siklus II
Peneliti melakukan skenario pembelajaran ke 2 yang telah disiapkan pada pertemuan tanggal 21 Oktober 2010 dengan model :
a. Dengar : Ceramah di depan kelas tentang materi gerak harmonis pada pegas dibantu dengan pemutaran flash.
b. Lihat : Guru memperlihatkan proses bertambahnya pegas bekerja bolak balik pada tayangan LCD.
c. Kerjakan : Siswa melakukan praktikum di laboratorium pada pertemuan ke 4.
Setelah praktikum siswa diminta membuat laporan beserta penyelesaian evaluasi praktikum, dimaksud agar siswa lebih dapat memahami konsep gerak harmonis pada pegas. Pada pertemuan ke 4 tanggal 21 Oktrober 2010 peneliti melakukan evaluasi siklus ke II dengan alokasi waktu 45 menit. Dari hasil evalusai dapat disimpulkan sebagai berikut :
(25)
1. Siswa yang aktif mengerjakan soal secara individu ada 29 siswa ( 87,8% ) sisanya 4 siswa lebih banyak diam ( 12,1% ).
2. Siswa yang aktif dalam kelompoknya ada 27 siswa ( 81,8% ) sedangkan lainnya lebih banyak diam 6 siswa ( 18,2% ).
3. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 ada 5 siswa ( 15,2% ) sedangkan yang tuntas mencapai KKM atau lebih dari 75 ada 28 siswa ( 84,9% ).
4. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 81,8.
Pada II hasilnya memuaskan sesuai yang diharapkan. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor antara lain, pada prose dengar dan lihat guru telah menyajikan proses pembelajaran yang lebih menarik dengan penayangan Flash tentang gerak harmonis melalui LCD. Faltor lain yang lebih penting lagi adalah kesiapan guru untuk memperbaiki metode pembelajaran dan kesiapan siswa untuk melakukan praktikum yang diawasi oleh peneliti, observer, dan pengawas kota tegal.
(26)
PENUTUP
A. Simpulan
Bertolak dari hasil penelitian dengan pembelajaran model dengar-lihat-kerjakan (delikan) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Bahwa model pembelajaran yang bervariasi dalam materi fisika sangat mempengaruhi prestasi siswa.
2. Dengan pembelajaran model delikan pada pokok bahasan gerak harmonis ayunan dan pegas sangat relevan.
3. Pada siklus I dan II ada peningkatan yang memuaskan, terutama pada nilai batas ketuntasan 75. Pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 51,5% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 84,9% dengan nilai rata-rata kelas 82,4.
4. Pada siklus II masih ada 5 siswa yang belum mencapai nilai 75 ( KKM ), maka siswa tersebut perlu diadakan remedial.
5. Pada siklus II ada peningkatan prosentase jumlah siswa yang nilainya telah mencapai 75 yaitu dari 51,5% naik menjadi 81,8%.
6. Pada pembelajaran model delikan telah mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat prosentasenya dari 60,6% menjadi 87,8%.
(27)
Sarannya adalah sebagai berikut.
1. Dalam pembelajaran fisika hendaknya guru sering menggunakan model delikan daripada model ekspositori.
2. Hendaknya guru dalam memberi contoh soal lebih ditekankan pada kehidupan sehari-hari.
3. Dalam proses belajar hendaknya guru lebih bersahabat, ramah, cepat merespon sehinnga siswa timbul keberanian untuk menjawab atau bertanya bahkan berpendapat.
4. Guru harus pandai memadukan model pembelajaran bilamana fasilitas di sekolah kurang memadai.
5. Guru harus mau untuk belajar menggunakan media komputer, LCD dan lainnya untuk mempermudah proses dengar dan lihat pada model delikan.
(28)
Bob Foster. 2005. Terpadu Fisika SMA untuk Kelas XI. Jakarta : Erlangga. Depdiknas. 2004. Kurikulum Mata Pelajaran Fisika SMA dan MA. Jakarta:
Depdiknas.
Kanginan, Marten. 2006. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Nana Sudjana. 1996. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara. Supiyanto. 2005. Fisika SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi. Semarang: UNNES.
Tim MKDK. 1996. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang.
---2010. Modul Pembelajaran Karya Ilmiah. BKD kota Tegal.
(29)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : FISIKA Kelas / Semester : XI IPA / I Tahun Pelajaran : 2010/ 2011
Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
Kompetensi Dasar
1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran. Indikator
1. Mendeskripsikan karakteristik gerak pada ayunan
2. Mendeskripsikan karakteristik gerak pada getaran pegas.
3. Menjelaskan hubungan antara periode getaran dengan massa beban berdasarkan data pengamatan.
4. Menganalisis gaya simpangan, kecepatan, dan percepatan pada gerak getaran.
Alokasi Waktu : 8 JP A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian osilasi (getaran). 2. Menjelaskan pengertian periode.
3. Menjelaskan pengertian amplitudo. 4. Menjelaskan pengertian frekuensi.
(30)
5. Menjelaskan osilasi pegas pada bidang datar.
6. Menjelaskan hubungan antara periode getaran dengan massa beban. 7. Menganalisis simpangan benda yang berosilasi.
8. Menganalisis kecepatan benda yang berosilasi. B. Materi Pembelajaran
1. ayunan 2. pegas
C. Metode Pembelajaran1
1. Model : - Direct Instruction (DI) - Cooperative Learning
2. Metode : - Delikan ( dengar – lihat – kerjakan ) - Eksperimen
D. Langkah-langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Motivasi dan Apersepsi:
- Bagaimana syarat benda dikatakan berosilasi (bergetar)? Prasyarat pengetahuan:
- Apakah yang dimaksud dengan osilasi (getaran)? b. Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil
perangkat praktikum
(31)
eksperimen Elaborasi
Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan besaran-besaran dalam gerak getaran pada ayunan.
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan pengertian periode, amplitudo, frekuensi, dan frekuensi sudut.
Konfirmasi
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
c. Kegiatan Penutup (5 menit)
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Motivasi dan Apersepsi:
(32)
- Bagaimana syarat terjadinya osilasi pegas pada bidang datar?
Prasyarat pengetahuan:
- Apakah yang dimaksud dengan posisi setimbang? b. Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil pegas,
statip, dan beban.
Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
mengetahui osilasi pegas pada bidang datar. Elaborasi
Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru untuk mendapatkan persamaan frekuensi osilasi benda (frekuensi sudut).
Peserta didik memperhatikan rumusan untuk menentukan hubungan antara periode getaran dengan massa beban yang disampaikan oleh guru.
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan hubungan antara periode getaran dengan massa beban yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal menentukan hubungan antara periode getaran dengan massa beban untuk dikerjakan oleh peserta
(33)
didik.
Konfirmasi
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
c. Kegiatan Penutup (5 menit)
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
PERTEMUAN KETIGA a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Bagaimana mendapatkan persamaan kecepatan osilasi benda?
Prasyarat pengetahuan:
- Bagaimana mendapatkan persamaan simpangan osilasi benda?
b. Kegiatan Inti (75 menit) Eksplorasi
Peserta didik memperhatikan rumusan untuk mendapatkan persamaan simpangan osilasi benda yang disampaikan oleh guru.
(34)
Guru menjelaskan rumusan untuk mendapatkan persamaan kecepatan osilasi benda.
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan simpangan dan kecepatan osilasi benda yang disampaikan oleh guru.
Elaborasi
Guru memberikan beberapa soal menentukan simpangan dan kecepatan osilasi benda untuk dikerjakan oleh peserta didik. Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik memperhatikan rumusan untuk mendapatkan persamaan percepatan osilasi benda yang disampaikan oleh guru. Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan percepatan
osilasi benda yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal menentukan percepatan osilasi benda untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Konfirmasi
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum.
c. Kegiatan Penutup (5 menit)
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
(35)
PERTEMUAN KEEMPAT a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi:
- Apa yang terjadi jika sebuah pegas digantungi beban? Prasyarat pengetahuan:
- Apakah syarat terjadinya perubahan panjang pada pegas yang digantungi beban?
b. Kegiatan Inti (75 menit) Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil pegas,
statip, dan beban.
Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
mengetahui pengaruh beban yang digantung pada pegas. Elaborasi
Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah
sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan periode osilasi, panjang maksimum, dan panjang minimum pegas saat berisolasi yang disampaikan oleh guru.
(36)
panjang maksimum, dan panjang minimum pegas saat berisolasi untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Konfirmasi
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
E. Sumber Belajar
a. Buku Fisika SMA 2A Marteen Kanginan b. Alat dan bahan praktikum
F. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis Tes unjuk kerja b. Bentuk Instrumen:
Uraian
(37)
Contoh tes uraian
Sebuah pegas memiliki konstanta 1.000 N/m. Pegas berada di atas lantai datar yang licin di mana salah satu ujung pegas diikatkan pada tempat yang tetap, sedangkan ujung lainnya ditambatkan benda bermassa 0,5 kg. Benda disimpangkan sejauh 10 cm dari posisi setimbang. Tentukan: a) frekuensi osilasi benda, b) simpangan sebagai fungsi waktu, c) kecepatan sebagai fungsi waktu, dan d) percepatan sebagai fungsi waktu.
Tegal, 12 Oktober 2010 Mengetahui
Kepala SMA 3 Tegal Guru Mata Pelajaran
Drs.Wuryanto Drs. Ahmad Khariri
(38)
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS
NO. UNSUR-UNSUR KETERANGAN
1. Nilai Melakukan sungguh-sungguh percobaan
dengan penuh tanggung jawab
Materi : percobaan pengukuran periode pegas
2. Tujuan Menanamkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan dengan teliti dan cermat
Menghargai dan dapat menggunakan alat percobaan dengan hati-hati
3. Pola Perilaku Melaksanakan tugas sampai selesai
Melatih kerjasamaa dengan teman melalui percobaan di laboratorium
Melaksanakan tugas tepat waktu dan semua siswa terlibat di dalamnya Siswa dapat menghargai waktu
4. Stimulus Aksi Kelompok siswa yang dapat melakukan merangkai alat dan melakukan percobaan dengan benar akan mendapat pujian baik dari guru
(39)
5. Refleksi dan Evaluasi
Kelompok siswa yang dapat merangkai alat dan melakukan percobaan dengan benar diberikan poin tambahan dari guru
Setiap siswa mengerjakan evaluasi secara pribadi dikerjakan secara jujur.
(40)
Lampiran 2
NASKAH DISKUSI SIKLUS I
1. Jelaskan apa yang dimaksud getaran 3. Jelaskan apa yang dimaksud periode 4. Jelaskan apa yang dimaksud frekuensi
5. Jelaskan hubungan antara massa beban pada pegas dengan pertambahan panjang .
(41)
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN DISKUSI SIKLUS I
1. Getaran adalah usikan atau gangguan pada suatu medium yang bergerak bolak-balik.
2. Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu getaran
3. Frekuensi adalah jumlah getaran yang ditempuh dalam waktu satu detik.
4. Massa pada suatu pegas berbanding lurus terhadap pertambahan panjang pegas.
5. Massa pada ayunan tidak mempengaruhi periode ayunan, karena periode ayunan hanya dipengaruhi oleh panjang tali dan gravitasi.
(42)
Lampiran 4
NASKAS TES AKHIR SIKLUS I
1. Suatu pegas digantung vertikal dan pada ujung pegas diberi beban 2 kg, hingga pegas bertambah panjang 10 cm. Jika pegas ditarik sejauh 2 cm ke bawah, hitunglah energi potensial sebelum beban dilepas.
2. Suatu titik materi bergetar harmonis dengan amplitudo 50 cm. Bila suatu saat energi potensial sama dengan energi kinetik, hitunglah besar simpangannya.
3. Suatu ayunan sederhana melakukan getaran harmonis sebanyak 30 getaran tiap menit. Jika g = 10 m/s2, hitunglah panjang talinya .
4. Suatu pegas digantung vertikal dan pada ujungnya diberi beban 2 kg sehingga pegas bertambah panjang 20 cm. Jika pegas ditarik ke bawah sejauh 10 cm lalu dilepaskan, hitunglah kecepatannya saat melewati titik setimbang.
5. Seutas tali panjang 12 m digetarkan terus – menerus sehingga pada tali merambat gelombang transversal sebanyak 2,5 gelombang . Jika cepat rambat gelombang 24 m/s. Hitunglah frekuensinya.
(43)
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I 1. Ep = 0,02 Joule
2. Y = 25√2 cm 3. L = 100 cm 4. V = 0,5√2 m/s 5. F = 5 Hz
(44)
Lampiran 6
NASKAH SOAL DISKUSI SIKLUS II
1. Sebuah partikel bergetar harmonis dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 8 cm. Bila massa benda 10 gram maka besar kecepatanpada saat suhu fasanya 300 adalah ….
2. Sebuah pegas digantungi beban yang bermassa m. Jika x adalah pertambahan panjang pegas, maka periode benda jika dibiarkan bergerak adalah ….
3. Sebuah benda melakukan getaran harmonis dengan amplitudo A. Pada saat kecepatannya sama dengan setengah kecepatan maksimum maka simpangannya
4. Simpangan getaran harmonis dari sebuah pegas dengan amplitudo
√
2 cm sewaktu mempunyai energi kinetik dua kali energi potensial adalah ….5. Dari persamaan getaran harmonis :
(45)
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN DISKUSI SIKLUS II
1. Y = 4 centimeter
2. T = 2π √m/k atau T = 2π√x/g 3. Y = 0,5√3 dari amplitudonya 4. Y= √2/3 dari amplitudonya 5. Y= 20 cm dan f = 5 Hz.
(46)
Lampiran 8
NASKAH TES AKHIR SIKLUS II
1. Sebuah benda melakukan getaran harmonis dengan persamaan simpangan: y = 10 sin π t cm, maka kecepatan simpangan setelah
3
4 detik adalah
….
2. Sebuah partikel massanya 10 gram diikat dengan seutas tali yang cukup panjag diberi simpangan maksimum 2 cm. Jika frekuensi getarnya 40 Hz, maka besar energi maksimum getaran partikel itu adalah ….
3. Pada saat energi kinetik benda yang bergetar selaras sama dengan energi potensialnya maka ….
4. Suatu pegas digantung vertikal dan pada ujung pegas diberi beban 2 kg, hingga pegas bertambah panjang 10 cm. Jika pegas ditarik sejauh 2 cm ke bawah, hitunglah energi potensial sebelum beban dilepas.
5. Sebuah benda digantungkan pada pegas bertambah menjadi 23 cm dari semula 20 cm. Jika diberi beban lagi bertambah panjang menjadi 26 cm. Tentukan besar gaya sekarang.
(47)
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II 1. Y = 5√3 centimeter
2. E = 0.0256 Joule
3. Ketika Ep = Ek maka kemungkinan sudut fasenya 450 atau kemungkinan nilai simpanganya 0,5√2 dari amplitudonya.
4. Ep = 0,04 Joule
(48)
Lampiran 10
DAFTAR NAMA KELOMPOK KELOMPOK 1 1Ahmad Muflih 2.Ahmad Yunus 3.Dimas Bagus 4.Fikri Rahman 5.M. Faza KELOMPOK 2 1.Apriliani 2.Asti 3.Aulia Zulfatun 4.Dina Nur A 5.Dinar A
KELOMPOK 3 1.Ari Pamungkas 2.M. Fathul A 3.Muh.Syaefur R 4.Muh. Zulfi 5.Reza Eka
KELOMPOK 4 1.Eko Nita 2.Evi Sri Rejeki 3.Isti Nur K 4.Mareta Ayu 5.Martia Arba KELOMPOK 5 1.Nur Amalia 2.Nurul Anggi 3.Nurul H 4.Nur yunita KELOMPOK 6 1.Rezki Budiaji 2.Roikhan Falah 3.Sigit P 4.Syahrizal 5.Tiok Aji KELOMPOK 7 1.Ristia Purwo 2.Suci Wulandari 3.Theodora 4.Vani Ayu W
(49)
Lampiran 11
Lembar Pengamatan Diskusi Siklus I keaktifan Kemampuan dalam memecah
pertanyaan tunggal
Kemampuan dalam menyelesaikan soal
Aktif Pasif Mampu Belum mampu 6,0 6,0
I X X X
II X X X
III X X X
IV X X X
V X X X
VI X X X
VII X X X
Keterangan Aspek yang dinilai :
1. Keantusiasan kelompok dalam berdiskusi dan menyelesaikan tugas 2. Keberanian kelompok untuk mengerjakan di depan kelas.
3. Suasana diskusi antar siswa dalam satu kelompok. 4. Keberanian kelompok dalam bertanya.
(50)
Lampiran 12
Lembar Pengamatan Diskusi Siklus II Keaktifan Kemampuan dalam memecah
pertanyaan tunggal
Kemampuan dalam menyelesaikan soal
Aktif Pasif Mampu Belum mampu 6,0 6,0
I X X X
II X X X
III X X X
IV X X X
V X X X
VI X X X
VII X X X
Keterangan Aspek yang dinilai :
1. Keantusiasan kelompok dalam berdiskusi dan menyelesaikan tugas 2. Keberanian kelompok untuk mengerjakan di depan kelas.
3. Suasana diskusi antar siswa dalam satu kelompok. 4. Keberanian kelompok dalam bertanya
(51)
Lampiran 13
(52)
No Nama Siswa
Keaktifan Dalam Proses
Pembelajaran
Dalam Kelompok
Siklus I Siklus I
Aktif Pasif Aktif Pasif
1 Ahmad M X X
2 Ahmad Yunus X X
3 Apriliani X X
4 Ari Pamungkas X X
5 Asti Putri X
6 Aulia Zulefatun X X
7 Dhimas Bagus X X
8 Dina Nuraina Arif X X
9 Dinar Andaramukti X X
10 Ekonita X X
11 Evi Srirejeki X X
12 Fikri Rahman H X X
13 Isti Nurkhalimah X X
14 M. Faza X X
15 Mareta Ayu X X
16 Martia Arba X X
17 M. Fathul Adhim X X
18 Muh. Syaefur R X X
19 Muh. Zulfi X X
20 Nur Amalia X X
21 Nurul Anggi X X
(53)
23 Nur Yunita X X
24 Reza Eka X X
25 Risti P X X
26 Rezki Budiaji X X
27 Rhoihan Falah X X
28 Sigit Tri Prasetyo X X
29 Suci Wulandari X X
30 Syahrizal Umar X X
31 Teodora R X X
32 Tiok Aji X X
33 Vani Ayu X X
Jumlah 20 13 17 16
Keterangan Aspek Penilaian :
1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2. Kekondusifan suasana pembelajaran.
3. Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas.
4. Keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas.
5. Kemampuan siswa dalam memecah pertanyaan tunggal menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan.
6. Keterampilan siswa menulis di depan papan tulis. 7. Keberanian siswa dalam bertanya.
8. Hubungan kerja antar siswa. 9. Suasana diskusi antar siswa. 10. Kehadiran siswa.
(54)
(55)
Lampiran 14
(56)
No Nama Siswa
Keaktifan Dalam Proses
Pembelajaran
Dalam Kelompok
Siklus I Siklus I
Aktif Pasif Aktif Pasif
1 Ahmad M X X
2 Ahmad Yunus X X
3 Apriliani X X
4 Ari Pamungkas X X
5 Asti Putri X
6 Aulia Zulefatun X X
7 Dhimas Bagus X X
8 Dina Nuraina Arif X X
9 Dinar Andaramukti X X
10 Ekonita X X
11 Evi Srirejeki X X
12 Fikri Rahman H X X
13 Isti Nurkhalimah X X
14 M. Faza X X
15 Mareta Ayu X X
16 Martia Arba X X
17 M. Fathul Adhim X X
18 Muh. Syaefur R X X
19 Muh. Zulfi X X
20 Nur Amalia X X
21 Nurul Anggi X X
(57)
23 Nur Yunita X X
24 Reza Eka X X
25 Risti P X X
26 Rezki Budiaji X X
27 Rhoihan Falah X X
28 Sigit Tri Prasetyo X X
29 Suci Wulandari X X
30 Syahrizal Umar X X
31 Teodora R X X
32 Tiok Aji X X
33 Vani Ayu X X
Jumlah 29 4 27 6
Keterangan Aspek Penilaian :
1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2. Kekondusifan suasana pembelajaran.
3. Keantusiasan siswa dalam melaksanakan tugas.
4. Keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas.
5. Kemampuan siswa dalam memecah pertanyaan tunggal menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan.
6. Keterampilan siswa menulis di depan papan tulis. 7. Keberanian siswa dalam bertanya.
8. Hubungan kerja antar siswa. 9. Suasana diskusi antar siswa.
(58)
10. Kehadiran siswa.
Keterangan : keaktipan Individu = 87,8 % Keaktipan kelompok = 81,8 %
(59)
Lampiran 15
(60)
No Nama siswa
Nilai Tes Akhir Siklus I
1 Ahmad M 78
2 Ahmad Yunus 70
3 Apriliani 73
4 Ari Pamungkas 55
5 Asti Putri 85
6 Aulia Zulfatun 55
7 Dimas Bagus 59
8 Dina Nuraina Arif 74
9 Dinar Andarumukti 78
10 Ekonita 77
11 Evi Srirejeki 78
12 Fikri Rahman 69
13 Isti Nurkhalimah 78
14 M. Faza 66
15 Mareta Ayu 75
16 Martia Arba 71
17 M. Fathul Adhim 71
18 M. Staifur R 67
19 Muh. Zulfi 50
20 Nur Amalia 78
21 Nurul Anggi 76
22 Nurul Hidayah 76
23 Nur Yunita 75
(61)
25 Ristia P 76
26 Rezki Budiaji 78
27 Roikhan Falah 79
28 Sigit Tri Prasetyo 70
29 Suci Wulandari 72
30 Syahrizal Umar 64
31 Theodora R G 64
32 Tiok Aji P 63
33 Vani Ayu 81
Jumlah 2356 Rata-Rata 71,4
(62)
Yang tuntas KKM = 51,5 %
Lampiran 16
(63)
No Nama siswa
Nilai Tes Akhir Siklus I
1 Ahmad M 80
2 Ahmad Yunus 85
3 Apriliani 85
4 Ari Pamungkas 73
5 Asti Putri 95
6 Aulia Zulfatun 70
7 Dimas Bagus 70
8 Dina Nuraina Arif 85
9 Dinar Andarumukti 97
10 Ekonita 85
11 Evi Srirejeki 81
12 Fikri Rahman 76
13 Isti Nurkhalimah 87
14 M. Faza 78
15 Mareta Ayu 80
16 Martia Arba 79
17 M. Fathul Adhim 76
18 M. Staifur R 70
19 Muh. Zulfi 65
20 Nur Amalia 78
21 Nurul Anggi 87
22 Nurul Hidayah 78
23 Nur Yunita 78
(64)
25 Ristia P 86
26 Rezki Budiaji 78
27 Roikhan Falah 79
28 Sigit Tri Prasetyo 76
29 Suci Wulandari 72
30 Syahrizal Umar 77
31 Theodora R G 80
32 Tiok Aji P 75
33 Vani Ayu 88
Jumlah 2719 Rata-Rata 82,4 Yang tuntas KKM = 81,8 %
Lampiran 17
LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP GURU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH PENGAWAS
No. Aspek yang dinilai Nilai
1. Kepribadian guru
a. Kegembiraan bekerja b. Keramahtamahan
c. Kecakapan dalam bertindak d. Keluwesan dengan siswa
85 85 80 95
2. Penampilan guru di depan kelas 81
3. Cara menyampaikan materi pelajaran 82
4. Cara pengelolaan kelas 91
5. Penggunaan bahasa 80
6. Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran 78
7. Cara guru membentuk kelompok belajar siswa 90
8. Cara guru dalam menyampaikan bimbingan
kelompok yang membutuhkan
80
9. Penggunaan ICT dalam pembelajaran 80
10. Waktu yang dibutuhkan 91
(65)
A : Baik sekali Rentang nilai A : 91-100
B : Baik B : 71-90
C : Sedang C : 51-70
Kesimpulan dan saran secara umum:
Tegal, 21 Oktober 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah Observer
Pengawas
Drs. H. Wuryanto, M Pd Drs. H. Suroto,
MM
NIP. 19571128 198312 1 003 NIP. ...
Lampiran 18
LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA PROSES PEMBELAJARAN OLEH OBSERVER
No. Aspek yang dinilai Nilai
1. Kepribadian guru
a. Kegembiraan bekerja
b. Keramahtamahan
c. Kecakapan dalam bertindak
d. Keluwesan dengan siswa
71 85 85 85
2. Penampilan guru di depan kelas 80
3. Cara menyampaikan materi pelajaran 90
4. Cara pengelolaan kelas 90
5. Penggunaan bahasa 85
6. Suara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran 80
7. Cara guru membentuk kelompok belajar siswa 80
8. Cara guru dalam menyampaikan bimbingan
kelompok yang membutuhkan 80
(66)
Rata-rata 85,9
A : Baik sekali Rentang nilai A :
91-100
B : Baik B : 71-90
C : Sedang C : 51-70
Kesimpulan dan saran secara umum:
Tegal, 21 Oktober 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah Observer
Drs. H. Wuryanto, M Pd Dra.
MUSSIDAH.
NIP. 19571128 198312 1 003 NIP.
196302171987032004
Lampiran 19
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 3 Jalan Sumbodro No. 81 Telp.(0283) 351093 Kota Tegal
SURAT IJIN PENELITIAN
(67)
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMA Negeri 3 Tegal menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
Nama : Drs. Ahmad Khariri NIP : 19660720199403 1 005 Pangkat/Gol. : Pembina/Iva
Yang bersangkutan diijinkan melaksanakan penelitian tindakan kelas di SMA Negeri 3 Tegal pada tanggal 1 oktober 2010 sampai dengan tanggal 31 Nopember 2010 di kelas XI IPA 4 dengan pokok bahasan gerak harmonis pada ayunan dan pegas.
Demikian surat keterangan penelitian diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tegal, 1 Oktober 2010
Kepala Sekolah
Drs. H. Wuryanto M.Pd NIP: 19571128 198312 1 003
Lampiran 20
(68)
Siswa sedang sibuk menyimak materi yang sedang dijelaskan guru
(69)
Para siswa sedang pada mengerjakan di depan kelas hasil kerjaannya.
(70)
Para siswa sedang sibuk praktikum
(71)
Pak guru sedang menjelaskan materi dengan tayangan LCD
(72)
Serius mengerjakan praktikum
(73)
(74)
Mengukur pertambahan panjang pegas
(75)
Siswa serius mengamati apa yang terjadi pada pegas
(76)
(77)
Suasana praktikum
Guru ikut mengamati
(78)
Para observer berdiskusi serius.
Lampiran 21
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM DAN HASIL
Kompetensi : Menyelidiki periode dari suatu ayunan sederhana
Indikator : Siswa dapat menemukan hubungan antara periode dengan massa beban yang digantung dan panjang tali penggantung serta dapat menentukan percepatan gravitasi tempat ayunan berada
No.Soal : 1
I. Tujuan
Menyelidiki periode dari suatu ayunan sederhana II. Alat dan bahan yang diperlukan.
1. Benang 2. Statif 3. Stopwatch 4. Kertas grafik
(79)
5. Beban gantung (massa benda) 6. Mistar
III. Kegiatan
1. Gambarkan beban pada ujung tali seperti pada gambar 2. Ayunkan beban dengan suudut simpangan kecil
3. Ukur dengan stopwatch waktu untuk 10 ayunan penuh (untuk menentukan T) agar mudah pengamatannya
4. Dengan panjang tetap, ubah beban yang digantungkan
No .
Beban (gram) Waktu 10 ayunan Waktu 1 ayunan Gravitasi 1 2 3 4 5
Masukkan data dalam tabel berikut : Tabel I : panjang tali = 120cm
Tabel II : m = gram (silahkan tentukan sendiri berat bebannya) No
. L (cm)
Waktu 10
ayunan T T2
1 2 3 4 5
(80)
IV. Diskusi dan pertanyaan
1. Dari tabel I, apakah waktu ayun T dipengaruhi oleh besarnya beban yang dipakai ?
2. Dari tabel II, apakah waktu ayun T dipengaruhi oleh panjang tali ? 3. Buatlah grafik T2 terhadap L, hubungan T2 dengan L adalah ... 4. Tentukan besarnya kemiringan grafiknya !
5. Hitunglah nilai rata – rata g (percepatan gravitasi) dari L yang kamu dapat !
V. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari kegiatan diatas serta jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi hasilnya !
Kompetensi yang diuji : Menggunakan persamaan hukum Hooke untuk menghitung konstanta elastisitas beberapa bahan
Indikator : Siswa dapat menentukan konstanta elastisitas beberapa bahan elastis
I. Tujuan
1. Dapat melukis grafik hubungan antara pertambahan panjang (∆x) dengan gaya beban (F)
2. Depat menentukan konstanta gaya pegas dari pegas, karet gelang dan pentil
3. Dapat memecahkan masalah yang timbul akibat percobaan ini II. Alat dan Bahan yang diperlukan
1. Statif
2. Mistar / Penggaris 3. Beban
4. Pegas, karet gelang dan pentil III. Urutan kegiatan
(81)
1. Mula – mula gantungkan pegas pada statif 2. Ukurlah panjang pegas tersebut
3. Berikan beban pada pegas tersebut (misal 100 gram, .... dst)
4. Catatlah pertambahan panjang pegas setiap kali menambahkan beban 5. Ulangi langkah diatas untuk karet gelang dan pentil. (gunakan g = 9,8
m/s-2 )
6. Masukan data – data hasil pengukuran dalam tabel berikut ini
Lo = ... cm
No. m (kg) F (N) lt (m) ∆x (m) k (N/m)
1 2 3 4 5 ... ...
IV. Diskusi dan Pertanyaan
1. Lukislah grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x)
(82)
2. Hitunglah konstanta pegas dan energi potensial masing – masing bahan ! 3. Bagaimanakah hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang
(∆x)?
4. Kerjakanlah soal berikut ini :
a. Suatu pegas mula – mula tergantung pada lift yang diam. Pegas ini bertambah panjang 1 cm, jika digantungi beban yang massanya 1 kg. Lift bergerak ke bawah dengan percepatan 2,5 ms-2. Hitunglah berapa cm pertambahan panjangnya !
b. Jika tiga buah pegas masing – masing mempunyai konstanta k1 = 2 N/m, k2 = 3 N/m, k3 =- 6 N/m. Hitunglah konstanta pegas yang mungkin terjadi jika ketiga pegas tersebut disusun secara seri dan paralel !
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)