ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR.
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Yuwansyah Rizki Kartika Putra 1013010161/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Progdi Akuntansi
Diajukan oleh :
Yuwansyah Rizki Kartika Putra 1013010161/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(3)
yang diajukan
Yuwansyah Rizki Kartika Putra 1013010161/FE/AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Tanggal : ………
NIP. 19611011 199203 1001
Mengetahui Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1003
(4)
yang diajukan
Yuwansyah Rizki Kartika Putra 1013010161/FE/AK
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Tanggal : ………
NIP. 19611011 199203 1001
Mengetahui Ketua Program Studi
Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA NIP. 19611011 199203 1001
(5)
Disusun oleh :
Yuwansyah Rizki Kartika Putra 1013010161/FE/AK
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA Sekretaris
Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks Anggota
Dra. Ec. Tituk D.W, M.Aks Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
(6)
hidayah, dan karunianya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatnya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR”.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
(7)
5. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Drs. Sjafii, MM, AK selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.
7. Ayahanda tercinta yang selalu kurindukan walapun beliau hanya dapat melihat dari surga, Ibuku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu serta kakak dan neneku. Karena kalian penulis terinspirasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
9. Teman – teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(8)
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Maret 2014
(9)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 6
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 12
2.2.1 Pengertian Akuntansi Secara Umum ... 12
2.2.2 Sistem Informasi ... 13
(10)
2.2.3.3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 16
2.2.3.4. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi ... 16
2.2.3.5. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 19
2.2.3.6. Pengembangan Sistem Informasi ... 20
2.2.4 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Kinerja SIA ... 21
2.2.4.1. Partisipasi Pemakai ... 22
2.2.4.2. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai ... 22
2.2.4.3. Dukungan Manajemen Puncak ... 22
2.2.4.4. Kemampuan Teknik Personal ... 22
2.2.5 Kerangka Pikir ... 23
2.2.5.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.2.5.2. Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Sistem Informasi Akuntansi ... 24
2.2.5.3. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 26 2.2.5.4. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Terhadap
(11)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 30
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel ... 31
3.2.1Definisi Operasional ... 31
3.2.2Pengukuran Variabel... 33
3.3 Teknik Penentuan sampel... 37
3.3.1 Populasi... 37
3.3.2 Sampel... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4.1 Jenis Data... 38
3.4.2 Sumber Data ... 38
3.4.3 Pengumpulan Data ... 38
3.5 Uji Kualitas Data ... 39
3.5.1 Uji Validitas ... 39
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 40
3.5.3 Uji Normalitas ... 40
3.6 Uji Asumsi Klasik , Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 41
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 41
(12)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 47
4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Jawa Timur ... 47
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ... 48
4.1.3 Sumber Daya Dinas Kesehatan Provinsi ... 49
4.1.3.1 Tenaga Kesehatan Dinas Keshatan Provinsi ... 49
4.1.3.2 Tenaga Kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Provinsi ... 50
4.1.4 Sarana dan Prasana ... 50
4.1.5 Pembiayaan ... 52
4.1.6 Struktur Organisasi ... 54
4.2. Deskripsi Jawaban Responden ... 55
4.2.1 Karakteristik Responden ... 55
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
4.3.1 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 57
4.3.2 Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 63
4.3.3 Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 65
4.3.4 Deskripsi Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) ... 69
(13)
4.4.2 Uji Realiabilitas ... 79
4.4.3 Uji Normalitas ... 81
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 82
4.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 82
4.5.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 84
4.5.3 Uji Kecocokan Model (Uji F) ... 87
4.5.4 Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 88
4.5.5 Uji Hipotesis (Uji t) ... 89
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
4.7. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 96
BAB V KESINPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 97
5.2. Saran ... 98
5.3. Keterbatasan dan Implikasi Penelitian ... 100
5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 100
5.3.2 Implikasi Penelitian ... 101 Daftar Pustaka
(14)
4.1 Jenis Kelamin Responden ... 55
4.2 Umur Responden ... 55
4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 56
4.4 Jabatan ... 56
4.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 58
4.6 Partisipasi Pemakai (X1) ... 64
4.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 67
4.8 Distribusi Frekuensi Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) ... 70
4.9 Distribusi Frekuensi Kemampuan Teknik Personal (X4) ... 72
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 75
4.11 Hasil Uji Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 76
4.12 Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 77
4.13 Hasil Uji Variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (X3) ... 78
4.14 Hasil Uji Validitas Kemampuan Teknik Personal X4 ... 79
4.15 Hasil Uji Realiabilitas ... 80
4.16 Hasil uji Normalitas ... 81
(15)
4.20 Uji F ... 88
4.21 Nilai R2 ... 88
4.22 Hasil Uji t ... 90
(16)
(17)
Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian Pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Variabel Penelitian Lampiran 4 : Hasil Jawaban Responden Pada Kuesioner
Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas Lampiran 6 : Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 7 : Hasil Uji Normalitas Lampiran 8 : Multikolonieritas Lampiran 9 : Heteroskedastisitas
Lampiran 10 : Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 11 : Uji F
Lampiran 12 : Uji R Square Lampiran 13 : Uji t
(18)
Yuwansyah Rizki Kartika Putra
Abstrak
Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu penyedia informasi khususnya informasi keuangan yang banyak dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa pihak yang terlibat dalam penggunaan informasi keuangan meliputi pihak internal maupun eksternal. Sistem informasi tidak akan berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu didukung oleh banyak faktor seperti partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk menguji secara empiris adanya keterlibatan partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan dan kepala sub bagian keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebanyak 24 orang. Variabel bebas yang digunakan adalah partisipasi pemakai (X1), dukungan
manajemen puncak (X2), program pelatihan dan pendidikan pemakai (X3),
kemampuan teknik personal (X4), sedangkan variabel terikat yang digunakan
yaitu kinerja sistem informasi akuntansi (Y). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian.
Berdasarkan analisis regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak yang memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, sedangkan variabel partisipasi pemakai dan program pelatihan dan pendidikan pemakai dan kemampuan teknik personal tidak memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Keyword : Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Kemampuan Teknik Personal, Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(19)
1.1 Latar belakang masalah
Kebutuhan instansi tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan informasi. Seperti halnya di era globalisasi saat ini, persaingan, perubahan dan perkembangan yang cepat dapat memperngaruhi sistem informasi. Sistem informasi tidak akan berkembang dengan sendirinya , tetapi perlu didukung oleh banyak faktor yang mampu menjadikan efektivitas sistem akan tercapai.
Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat SIA merupakan salah satu penyedia informasi khususnya informasi keuangan yang banyak dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa pihak yang terlibat dalam penggunaan informasi keuangan meliputi pihak eksternal maupun pihak internal. Pihak eksternal misalnya kreditur, calon investor, kantor pajak, masyarakat, lembaga keuangan, yang semua memerlukan informasi keuangan dalam kaitanya dengan kepentingan mereka dalam pengambilan keputusan dan menjalankan instansi. (Hadisoebroto, 2004 : 238).
Kinerja sistem informasi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi dan mampu memberikan kepuasan bagi pemakainya. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi partisipasi pemakai, tingkat kemampuan pemakai
(20)
sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai. (Hadisoebroto, 2004 : 238).
Kesuksesan sebuah sistem melibatkan beberapa faktor berpengaruh yaitu penggunaan sistem dengan kemampuanya dalam menggunakan sistem, keterlibatan pengguna dan partisipasi pengguna dalam tahap pengembangan sistem, fasilitas pelatihan dan pendidikan bagi pengguna sistem informasi yang bersangkutan, keberadaan organisasional itu baik berupa dukungan dari manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, ukuran organisasi. Sementara itu kesuksesan sebuah sistem informasi itu sendiri dapat diukur dari kepuasan pengguna sistem tersebut dan penggunaan dari sistem informasi tersebut. (Hadisoebroto, 2004 : 249).
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analyst, pemakai (user), sponsor dan customer. Perubahan dari sistem manual ke dalam sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Perubahan perilaku dan organisasional ini dapat berupa resistency to change. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). (Lau, 2004 : 24).
Untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, maka diperlukan adanya partisipasi dari pemakai. Harapan
(21)
dari berpartisipasinya pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah agar pemakai dapat memperoleh kepuasan atas sistem yang dikembangkan. (Lau, 2004 : 24). Diperlukanya partisipasi dalam pengembangan sistem informasi telah diakui secara luas dalam literatur. Partisipasi merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama pengembangan sistem informasi (Lau, 2004 : 27).
Partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukan intervensi personal yang nyata dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai yaitu dengan mengembangkan harapan realitis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta memperkecil adanya resistance to change dari pemakai terhadap informasi yang akan dikembangkan. Oleh karena itu, pasrtisipasi pemakai untuk mencapai keberhasilan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sehingga pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai (Lau, 2004 : 28).
Kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi berperan penting dalam pengembangan sistem informasi untuk dapat menghasilkan informasi guna menciptakan laporan perencanaan yang akurat. Oleh karena itu, setiap karyawan harus dapat menguasai penggunaan sistem
(22)
berbasis komputer agar dapat memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegritas, dapat menyimpan data dan mengambil data dalam jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan matematik, menghasilkan laporan dengan tepat waktu dalam berbagai bentuk, serta dapat menjadi alat bantu keputusan. (Ayu Putri, 2011 : 6).
Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang peran penting dalam tahap siklus pengembangan dan dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Selain itu, manajemen puncak melalui kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan berpengaruh pada keberhasilan sistem informasi akuntasni. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak. Dukungan tersebut penting tidak hanya alokasi sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan tersebut, namun yang terpenting memberikan strong signal bagi karyawan bahwa suatu perubahan yang dilakukan merupakan sesuatu yang penting. (Lau, 2004 : 29).
Instansi dalam mengikuti dan mengembangkan sistem informasi akuntansi harus mengusahakan keberadaan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai sistem informasi akuntansi. Karena dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta
(23)
keterbatasan sistem informasi akuntansi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja, Montazemi (1998), dikutip Komara (2005).
Kehadiran SIA (Sistem Informasi Akuntansi) tidak dapat diabaikan begitu saja. Organisasi pada umumnya dan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim pada khususnya tidak dapat memilih untuk memiliki SIA atau tidak, karena keberadaan SIA merupakan suatu keharusan. Kehadiran Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang dapat bersaing dengan instansi lain dan terpecaya akan terwujud dengan keberadaan SIA yang hadir dengan ketepatannya, keakuratanya, dan kecepatanya dalam menyajikan informasi keuangan. Kesuksesan SIA bagi Dinas Kesehatan Provinsi Jatim akan meningkatkan kinerja dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. (Hadisoebroto, 2004 : 238).
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap
narasumber, Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mengalami permasalahan yaitu pada kepuasan karyawan terhadap sistem yang disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen puncak begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem informasi yang dihasilkan, kurang relevan dan tepat waktu. Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji adanya Partisipasi Pemakai dalam pengembangan SIA, Kemampuan Teknis Personal Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Faktor Keberadaan Program Pelatihan dan
(24)
Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
Dari uraian diatas yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kualitas sistem berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka hal ini menarik peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Dinas Kesehatan Provinsi Jatim”.
1.2 Perumusan Masalah
Penulis merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu “Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai, pelatihan dan pendidikan pemakai, dukungan manajemen puncak dan kemampuan teknik personal secara bersama-sama terhadap keberhasilan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dalam Dinas Kesehatan Provinsi Jatim ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dalam perumusan diatas maka tujuan penelitian adalah untuk menguji secara empiris adanya pengaruh partisipasi pemakai, pelatihan dan pendidikan pemakai, dukungan manajemen puncak dan
(25)
kemampuan teknik personal terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, instansi, dan Universitas :
a. Bagi Peneliti :
Dengan penelitian ini dapat dijadikan suatu perbandingan antara teori-teori yang selama ini peneliti dapatkan dengan kenyataan yang ada sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi, perumusan dan kesesuaian antara teori yang diperoleh, sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah yang ada.
b. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi alternative dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan serta sebagai bahan informasi bagi pihak manajemen mengenai kinerja sistem informasi akuntansi.
c. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini. Selain itu, dapat memberikan sumbangan wawasan terhadap penelitian akuntansi yang berhubungan dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu tentang masalah Sistem Informasi Akuntansi yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain :
Penelitian pertama dilakukan oleh Ronaldi (2012) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Taksi di Surabaya”. Variabel penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana jenis data yang dipergunakan oleh penulis adalah data primer yang didapat dengan melakukan Adminstering Written Quesionnaires. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor dukungan manajemen puncak dan formalisasi pengembangan sistem memberikan hasil kinerja yang positif sehingga tercipta kepuasan pengguna Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan taksi di Surabaya.
Kemudian penelitian kedua dilakukan oleh Rasmadi (2011),
(27)
Informasi Akuntansi pada OSM Finance Operation Sub Unit 02 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Variabel Penelitian ini adalah Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana jenis data yang dipergunakan oleh peneliti ini adalah puposive
sampling, yaitu pengambilan sampel yang mempunyai tujuan atau target
tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi memberikan hasil yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, namun keterlibatan pemakai, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, serta keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Selanjutnya penelitian ketiga dilakukan oleh Amalia (2011), dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo”. Variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana jenis data yang dipergunakan adalah data kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Dukungan Manajemen Puncak memberikan hasil kinerja yang positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi, sedangkan Keterlibatan
(28)
pemakai, Kemampuan Teknik Personal, Ukuran Organisasi, Formalisasi pengembangan SI, serta Lokasi Departemen SI tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksud dipandang perlu untuk dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Objek, tempat, dan lokasi penelitian serta waktu penelitian.
(29)
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel
1 Hendra Ronaldi (2012) Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Taksi di Surabaya
X1 = Keterlibatan Pengguna X2 = Kapabilitas Personal SI X3 = Dukungan Manajemen Puncak
X4 = Formalisasi Pengembangan Sistem X5 = Program Pelatihan dan Pendidikan Pengguna
X6 = Komite Pengendalian SI X7 = Lokasi Departement SI Y = Kinerja Sistem Infromasi Akuntansi
2 Bettina Ema Putri Rasmadi (2011)
Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada OSM Finance Operating Sub Unit 02 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
X1 = Keterlibatan Pemakai X2 = Kemampuan Teknik Personal
X3 = Dukungan Manajemen Puncak
X4 = Formalisasi Pengembangan Sistem X5 = Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
3 Luciana Spica Almilia (2011)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintahan di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo
X1 = Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem
X2 = Kemampuan Teknik Personal
X3 = Ukuran Organisasi X4 = Dukungan Manajemen Puncak
X5 = Formalisasi Pengembangan Sistem X6 = Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
X7 = Keberadaaan Dewan Pengarah Sistem Informasi X8 = Lokasi Departement Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
4 Yuwansyah Rizki Kartika Putra (2013)
Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
X1 = Partisipasi Pemakai X2 = Dukungan Manajemen Puncak
X3 = Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
X4 = Kemampuan Teknik Personal
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(30)
2.2 Landasan Teori
Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevan dengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan dalam sub-sub bab meliputi partispasi pemakai, pelatihan dan pendidikan pengguna, dukungan manajemen puncak dan teknik personal.
2.2.1 Pengertian Akuntansi Secara Umum
Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi ,
sehingga menurut Mursyidi (2010:17), Akuntansi adalah proses
pengidentifikasian data keuangan, memproses pengolahan dan
penganalisaan data yang relevan untuk diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan. Oleh karena itu akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Fess (2005:10), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi disebut dengan bahasa perusahaan, karena melalui bidang akuntansilah
perusahaan dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan orang-orang akan yang akan mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan tersebut.
(31)
2.2.2 Sistem Informasi
2.2.2.1.Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai (A. Hall, ( 2001:7 ).
Menurut Wilkinson (1993:7), sistem informasi adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumberdaya (maunusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
2.2.2.3 Sistem Informasi Akuntansi
2.2.2.3.1.Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui suatu perusahaan sangat memerlukan sistem sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif dalam menyajikan informasi.
Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendefinisikan sistem
informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah :
Menurut Widjajanto (2001 : 4) Sistem Informasi akuntansi adalah susunan bebagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapanya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan
(32)
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi akuntansi yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006 : 6) Sistem Informasi “berbasis komputer” merupakan suatu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi informasi yang berguna.
Dari uraian defnisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam entitas, seperti perusahaan bisnis yang mengerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk mentransformasikan data ekonomi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi.
2.2.3.2.Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut A. Hall (2001: 13) elemen-elemen penting dalam sistem informasi akuntansi adalah :
1. Pemakai akhir (End User), dibagi kedalam dua kelompok umum yaitu eksternal dan internal. Pemakai eksternal meliputi para kreditur, para pemegang saham, para investor potensial, agen-agen pembuat peraturan, otoritas pajak, para pemasok, dan pelanggan. Sedangkan para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap tingkat organisasi, juga personel operasi.
(33)
2. Sumber Data, adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber internal dan eksternal.
3. Pengumpulan Data, merupakan tahap operasioanal pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki sistem itu sah (valid), lengkap dan bebas dari kesalahan material.
4. Pemrosesan Data, Sekali dikumpulkan, data biasanya perlu diproses untuk menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemrosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai kompleks.
5. Manajemen Database, Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan dan non-keuangan. Manajemen database memiliki tiga tugas mendasar yaitu penyimpanan, perbaikan dan penghapusan.
6. Penghasil Informasi, merupakan proses mengumpulkan, mengatur, memformat dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi tersebut dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, suatu laporan yang terstruktur , atau pesan dilayar komputer.
7. Umpan Balik, adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai suatu sumber data.
(34)
2.2.3.3.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pihak
eksternal maupun pihak internal, sistem informasi akuntansi harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikan pedoman manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.
Menurut A. Hall (2001 : 18), tujuan sistem informasi akuntansi yang spesifik dapat berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem, yaitu :
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
2.2.3.4.Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2002 : 8-14) Sistem akuntansi melayani kebutuhan informasi dari beragam pemakai informasi. Para pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu pemakai internal, dan pemakai eksternal.
(35)
a. Pemakai Internal
1. Manajer dan staf internal. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran organisasinya, mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan mengambil tindakan atau langkah korektif manakala dibutuhkan. Pemakai internal dapat meminta jenis informasi apapun yang mereka butuhkan, yang mampu disediakan oleh sistem akuntansi, untuk membuat keputusan-keputusan atas aktivitas atau operasional internal perusahaan.
2. Pemilik perusahaan atau dewan direksi, membutuhkan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajer dan menentukan imbalan bagi manajer manakala kinerja mereka mengesankan.
b. Pemakai Eksternal
1. Pemegang Saham, pemegang saham memerlukan laporan eksternal bertujuan untuk menjawab pertanyaan pemegang saham intu sendiri, seperti : berapa laba usaha tahun berjalan dan tahun lalu?, apakah aktiva memadai untuk mencapai rencana bisnis ?, apakah biaya pemasaran sesuai dengan tingkat dan jenis penjualan?, apakah tagihan pelanggan dibayar secara tepat waktu ?, dan apakah tagihan pelanggan dibayar secara tepat waktu?, dan apakah pinjaman perusahaan terlalu besar atau wajar ?
(36)
2. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan, pemodal potensial biasanya mengkalkulasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
3. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang atau jasa, dan sumber daya keuangan bagi perusahaan, baik berupa kucuran kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
4. Auditor eksternal, untuk memeriksa dan memberikan opini tentang apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan eksternal dari perusahaan-perusahaan yang bersaing digunakan oleh auditor untuk membantu menilai kewajaran laporan keuangan klien.
5. Karyawan, para karyawan menaruh perhatian pada penilaian posisi finansial perusahaan, guna menunujukan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Serikat pekerja dan kelompok karyawan memakai informasi akuntansi untuk mengevaluasi kesanggupan perusahaan
dalam mengkompensasi tenaga kerjanya. Karyawan juga
mengevaluasi risiko dan imbalan dalam hubungan kepegawaian.
6. Badan pemerintahan, pemerintahan membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar
(37)
untuk membuat statistik pendapatan nasional dan statistik lainya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarka angka-angka yang tertera dalam laporan keuangan.
7. Pemasok, pemasok kerap kali memakai informasi akuntansi tentang pelanggan mereka untuk menilai resiko ketidaksanggupan pembeli membayar barang dan jasa yang dibelinya.
8. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba (nonprofit organizations) seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola bermacam-macam aktivitasnya. Mereka perlu menyusun anggaran, menggaji pegawai, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
9. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Masyarakat memakai banyak informasi finansial untuk
mengevaluasi keberadaan ekonomi perusahaan di tengah
masyarakat.
2.2.3.5.Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
Karakteristik kualitas informasi menurut Jogiyanto (2000 : 30) meliputi:
(38)
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak atau menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai informasi tidak boleh terlambat.
c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila inforamsi tersebut aktual dan mutakhir. Informasi yang relevan, apabila informasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
2.2.3.6.Pengembangan Sistem Informasi
Siklus pengembangan sistem menurut Wilkinson (1993 : 14) terdiri atas beberapa tahap :
a. Perencanaan sistem, meletakan dasar bagi sistem informasi baru atau sistem informasi hasil revisi.
b. Analisis Sistem, tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem yang baru disamping juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.
(39)
c. Desain Sistem, tahap ini diakhiri dengan hasil spesifikasi desain yang lengkap dan paling sesuai dengan situasi serta keadaan perusahaan sekarang dan yang akan datang.
d. Justifikasi dan seleksi sistem, tahap ini juga mencakup evaluasi usulan-usulan dari produsen peralatan pemrosesan, agar
peralatan yang paling sesuailah yang dipilih untuk
mengimplementasikan desain.
e. Implementasi Sistem, terdiri dari langkah-langkah penyelesaian rician desain baru, perekrutan dan pelatihan karyawan-karyawan
baru, memasang dan menguji-coba peralatan baru,
mengkonversi arsip-arsip ke media yang baru, dan
“menghidupkan mesin” sistem baru.
2.2.4. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Kinerja SIA
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut : partisipasi pemakai, pelatihan dan pendidikan pengguna, dukungan manajemen puncak dan kemampuan teknik personal.
(40)
2.2.4.1.Partisipasi Pemakai
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi dari koefisien korelasi menunjukan hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntasi.
2.2.4.2.Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa antara instansi yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan pendidikan pemakai dan instansi yang tidak memperkenalkannya terdapat perbedaan yang signifikan dengan kepuasan pemakai, tetapi tidak terbukti menunjukan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem.
2.2.4.3.Dukungan Manajemen Puncak
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa variabel dukungan manajemen puncak meiliki hubungan yang positif dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
2.2.4.4.Kemampuan Teknik Personal
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa variabel kemampuan teknik personal sistem informasi, dari koefisien korelasinya menunjukan hubungan yang positif terhadap variabel kepuasan pemakai.
(41)
2.2.5 Kerangka Pikir
2.2.5.1.Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Nunik (2005) dalam Hariadi (2010 : 44), Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para individu dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh terhadap individu tersebut dan salah satu cara untuk memotivasi. Partisipasi dalam pengembangan sistem informasi dari tahap perencanaan, pengembangan, dan implementasi sistem informasi, dalam pengembangan sistem informasi pemakai berpartisipasi secara langsung akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi, maka partisipasi pemakai dapat digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja sistem informasi akuntansi.
Jen (2002) dan Nunik (2005) dalam Hariadi (2010 : 45) mengatakan bahwa dengan keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Teori yang mendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah teori Y dari Mc Gregor
Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor (1957) ini diantaranya menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan
(42)
diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka agar belajar menerima dan mencari tanggung jawab (Davis dan Newstrom, 1994 dalam Hariadi, 2010: 45).
Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi
2.2.5.2.Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan pendidikan pemakai dengan perusahaan yang tidak memperkenalkanya tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhdap kepuasan pemakai, tetapi tidak terbukti menunjukan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem. Pemakaian sistem, tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan diantara perusahaan yang menjalankan program pelatihan dan pendidikan pemakai untuk memberikan penelitian yang memadai terhadap sistem informasi yang digunakan (Jen, 2002).
Sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan
untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan
(43)
membuat pemakai tersebut menjadi puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik (Jen, 2002).
Teori yang melandasi adalah Teori Profesional yang dikemukakan oleh Scott (1966) dikuti dari Liliweri (1997 : 45) mengemukakan bahwa seseorang disebut profesional apabila dia memiliki karakteristik, antara lain setelah mendapat pelatihan dan pendidikan profesional di sekolah, pelatihan dalam lembaga, ataupun pelatihan kursus. Seseorang profesional telah dan selalu menambah wawasan pengetahuan serta ketrampilan yang khusus, atas dasar itu dia dapat melakukan mekanisme kontrol atas pekerjaan.
Menurut Jen (2002), program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Jen, 2002) tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara instansi yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dibandingkan dengan yang tidak.
Menurut pendapat Choe (1996) yang dikutip oleh Jen (2002 : 140), instansi yang memperkenalkan program pelatihan dan pendidikan karyawan akan memiliki kinerja sistem informasi akuntansi yang lebih tinggi.
Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa instansi yang
(44)
memiliki kinerja yang lebih baik, karena dapat menggunakan sistem informasi akuntansi yang telah dikuasainya dengan baik, sehingga menciptakan kepuasan terhadap pemakai.
2.2.5.3.Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoprasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada (Jen, 2002).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dalam Jen (2002) menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan hasil penelitian Choe (1996) dalam Jen (2002) yang menemukan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
Teori yang mendukung adalah teori Nilai Guna (utility theory) menurut Neumann (1999 : 201) adalah bahwa manusia memilih alternatif yang tidak memiliki harapan tertinggi tetapi memiliki kegunaan yang diharapkan tinggi.
(45)
sistem informasi dalam instansi akan mengingkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem tersebut, karena mendapat dukungan dari manajemen puncak di instansi tempat karyawan bekerja.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif anatra dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dan kinerja sistem informasi akuntansi, dengan adanya dukungan manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses pengembangan sistem dan operasinya, maka kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem yang ada akan semakin tinggi pula.
2.2.5.4.Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Robins (1996 : 86) dalam Widodo (2005 : 32),
kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dan pekerjaanya. Dengan kemampuan yang ada, kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga memberikan kepuasan.
Dalam teori ERG (Existance, Related, Growth) Alderfer kebutuhan ini terpenuhi oleh keterlibatan yang kuat dalam atau lingkungan kerja, yang didalamnya menggambarkan adanya pemanfaatan secara penuh keahlian dan kemampuan serta pengembangan secara kreatif atas
(46)
keahlian-keahlian dan kemampuan yang baru. Kebutuhan ini sangat dekat dengan kebutuhan aktualisasi diri, dan sebagian dari kebutuhan harga diri.
Jen (2002 : 138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat kemampuan teknik personal sistem informasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntasi.
Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi akuntansi. Kemampuan merupakan keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis dari penjelasan diatas yang terdapat pada kerangka pikir, maka dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini :
(47)
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Uji Regresi Linier Berganda
2.2.6. Hipotesis
Sebagaimana telah dikemukakan pada perumusan masalah,
landasan teori, dan tujuan penelitian diatas, maka selanjutnya dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H : Diduga terdapat pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, serta Kemampuan Teknik Personal terhadap keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi.
Partisipasi Pemakai (X1)
Dukungan Manajemen Puncak
(X2) Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
(Y)
Kemampuan Teknik Personal (X4)
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
(48)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Supranto (2000 : 21) objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas Tuckman, penelitian merupakan suatu usaha yang sistemastis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah (asystematic attempt to provide answer to question). Sistemastis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generalisasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melaui alat primernya yaitu empiris dan analisis. Arikunto (2001 : 29) merupakan objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Menurut Suharsini Arikunto (1998 : 18) objek penelitian adalah variabel atau apa saja yang menjadi titik suatu penelitian.
Objek Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah faktor-faktor Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Program pelatihan dan pendidikan pemakai, serta kemampuan teknik personal yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem
(49)
Jatim. Dimana komponen faktor-faktor Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan pendidikan Pemakai, serta Kemampuan Teknik Personal yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi sebagai variabel “X” sedangkan kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel “Y”.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2.1 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel bebas (independent
variabel) dan satu variabel terikat (dependent variable). Skala pengukuran
yang digunakan dalam mengukur variabel bebas maupun variabel terikat adalah dengan menggunakan skala interval. Menurut Indriantoro dan Supomo (1991), skala interval merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang di ukur.
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
a. Variabel Terikat (Y)
1. Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) yaitu tingkat penilaian atas efektifitas operasional sistem informasi didalam organisasi dengan menggunakan kepuasan pemakai, pemakai sistem dan kualitas sistem informasi sebagai ukuranya.
(50)
b. Variabel Bebas (X)
1. Partisipasi Pemakai (X1)
Partisipasi merupakan keikutsertaan yang dilakukan oleh pemakai
mulai tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap
implementasi sistem informasi.
2. Dukungan Manajemen Puncak (X2)
Dukungan Manajemen Puncak merupakan suatu dorongan yang
dilakukan dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia, pengarah dan pengawasan untuk
mengembangkan sistem informasi bagi perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditemukan.
3. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3)
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan guna meningkatkan keahlian atau kemampuan, pemahaman dan pengetahuan pengguna dari sistem informasi yang digunakan.
4. Kemampuan Teknik Personal (X4)
Kemampuan Teknik Personal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan sistem berdasarkan pengalaman.
(51)
3.2.2 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala Semantic Differential (Sumarsono 2004 : 25) yang terukur dalam skala (7) tujuh point dengan pola sebagai berikut :
Sangat Tidak Setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7
Penilaian yang digunakan adalah nilai 1 – 3 untuk intensif sangat tidak setuju, nilai 4 untuk insentif cukup setuju, dan 5 – 7 insentif sangat setuju.
Beberapa indikator yang digunakan adalah
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntasni (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem (Y) ini di ukur dengan menggunakan instrument yang memiliki 16 item pertanyaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa kuesioner antara lain :
1. Sistem Informasi Akuntansi mampu membantu instansi berfungsi lebih baik
2. Sistem Informasi Akuntansi berperan penting dalam kesuksesan kinerja instansi
(52)
3. Sistem Informasi Akuntansi mampu meningkatkan kepuasan kinerja
4. Sistem Informasi Akuntansi selalu dapat memberikan informasi yang dibutuhkan instansi
5. Penilaian terhadap Sistem Informasi Akuntansi yang sudah ada
6. Seberapa puas menggunakan Sistem Informasi yang sudah ada
7. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi yang sudah ada terhadap penyelesaian tugas dengan lebih mudah dan efisien
8. Kontribusi dalam mencapai tujuan dan misi instansi
9. Ketertarikan karyawan terhadap sistem yang sudah ada
10. Kelengkapan sistem yang ada terhadap informasi yang akurat dan dapat dipercaya
11. Penyesuaian Sistem Informasi Akuntansi terhadap perkembangan kebutuhan informasi sekarang dan masa depan
12. Sistem mampu membantu instansi lebih baik
13. Kesediaan pengguna dalam menjalankan sistem
14. Ketepatan waktu dalam memperoleh informasi
(53)
b. Partisipasi Pemakai (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator tingkat partisipasi pengguna dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, ini diukur dengan menggunakan instrument yang memiliki 5 item pertanyaan antara lain :
1. Tingkat partisipasi dalam pengembangan sistem
2. Tingkat pengaruh pengguna sistem
3. Penentuan prosedur pengendalian dan keamanan sistem yang dikembangkan
4. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan dan laporan kemajuan pengembangan sistem
5. Melakukan pengujian terhadap sistem informasi
c. Dukungan Manajemen puncak (X2)
Varibel ini diukur dengan menggunakan indikator tingkat pemahaman manajemen puncak terhadap sistem informasi, keterlibatan manajemen puncak dan dukungan manajemen puncak. Ini diukur dengan menggunakan instrumen yang memiliki 5 item pertanyaan antara lain :
1. Perhatian terhadap evaluasi kinerja sistem informasi akuntansi
(54)
3. Keaktifan dalam perencanaan operasi sistem
4. Keterlibatan dalam masalah yang berhubungan dengan sistem
5. Penguasaan komputer
d. Program Pelatian dan Pendidikan Pemakai (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator keberadaan dan manfaat fasilitas pendidikan. Ini diukur dengan menggunakan instrument yang memiliki 4 item pertanyaan antara lain :
1. Pelatihan dan pendidikan dalam penggunaan sistem informasi akuntansi dengan benar
2. Perlunya program pendidikan dan pelatihan dalam instansi
3. Keuntungan dari program pelatihan dan pendidikan terhadap instansi
4. Peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi setelah diperkenalkan program pelatihan dan pendidikan
e. Kemampuan Teknik Personal (X4)
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator latar belakang keahlian yang memiliki oleh pemakai. Ini diukur dengan menggunakan instrument yang memiliki 4 item pertanyaan antara lain :
1. Tingkat kemampuan personal dalam sitem informasi akuntansi
(55)
3. Lamanya pengabdian kerja terhadap kemampuan personal
4. Peningkatan kualitas kerja
3.3 Teknik Penentuan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi menurut Sumarsono (2004 : 44) merupakan kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenali generalisasi dari hasil penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah kepala sub bagian keuangan dan para staf divisi keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang berlokasi di Jalan Achmad Yani no. 118 Surabaya dan berjumlah sebanyak 24 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagaian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 : 44). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiono 2010 : 85). Jadi sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 responden.
(56)
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari survey dan dokumentasi maupun dari angket atau kuesioner yang diisi oleh responden.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data yang diambil peniliti berasal dari obyek yang diteliti yaitu seluruh karyawan bagian keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi.
3.4.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu :
a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada instansi untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan kuisioner.
b. Dokumentasi
Dalam penelitian juga dilakukan pengumpulan dokumen-dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.
(57)
c. Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan kepada para responden yang berisi pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor.
3.5 Uji Kualitas Data 3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa saja yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.
Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung ) > 0,30. Semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. (Azwar, 2003 : 153)
(58)
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari varibel atau konstruk. Suatu kesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006 : 45).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (�).
Ukuran untuk menentukan reliabilitas adalah (Ghozali, 2006:46) :
1. Jika nilai alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel.
2. Jika nilai alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel.
3.5.3 Uji Normalitas
Menurut Soemarsono (2004 : 40), Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.
(59)
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.
3.6 Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), Artinya pengambilan keputusan uji F daan uji t tidak
boleh bias. Untuk menghasilkan BLUE maka harus dipenuhi diantara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu :
a. Tidak boleh ada autokorelasi
b. Tidak boleh ada multikolonieritas
c. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji
F dan uji t menjadi bias.
1. Uji Multikolonieritas.
Menurut Ghozali (2001 :91), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
(60)
Multikolonieritas dapat dibuat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Tolerance mengukur variabelitas varibel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jika nilai tolerance sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = i/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan kolonieritas
yang masih dapat ditolerir (Ghozali 2006 : 92).
Kriteria pengujiannya :
a. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas
b. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolonieritas
2. Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali 200 : 105).
Menurut Santoso (2001 : 208), untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah :
(61)
b. Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.
3. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data times series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectional) (Gujarati, 1995 : 201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan bukan data times series tetapi data cross sectional yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga untuk autokorelasi tidak dilakukan.
3.6.2 Teknik Analisis
Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan :
Y = Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
β0 = Konstanta
β1X1 = Partisipasi pemakai
β2X2 = Dukungan Manajemen Puncak
β3X3 = Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
(62)
e = Faktor Kesalahan Baku
(Anonim, 2011 : L-21)
3.6.3 Uji Hipotesis
3.6.3.1 Uji F (Uji Kesesuaian Model)
Menurut Ghozali (2006 : 164) Uji anova atau F test apabila probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) atau dapat dikatakan partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, tingkat kemampuan pemakai SIA dan program pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keberhasilan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Uji F dengan prosedur sebagai berikut :
a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 (Model regresi tidak cocok)
b. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 (Model regresi cocok)
Kriteria keputusan :
a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Artinya variabel partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
(63)
b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Artinya variabel partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, kemampuan teknik personal secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja sistem informasi akuntansi. (Ghozali, 2006 :88)
3.6.3.2 Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk pengujian yang dilakukan terhadap koefisien regresi secara individual, yakni dengan melihat pengaruh dari seluruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006 : 88).
1. H0 : β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dari
variabel partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
2. H0 : β1 ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang positif dari
variabel partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
3. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05.
4. Kriteria Keputusan
a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak
(64)
puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal tidak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima
yang berarti bahwa partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
(65)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam perda 9 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh Kepala Dinas yang dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang terdiri :
1. Bidang Pelayanan Kesehatan
2. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan
3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
4. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya. Sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Penyusunan Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Tata Usaha.
Dinas Kesehatan Provinsi juga mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk
(66)
penyakit khusus, pengembangan pengobatan tradisioanal, pelatihan petugas kesehatan dan pendidikan tertentu. UPT tersebut yaitu :
1. Rumah Sakit Kusta Kediri
2. Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto
3. Rumah Sakit Paru Dungus Madiun
4. Rumah Sakit Paru Jember
5. Rumah Sakit Paru Batu
6. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya
7. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun
8. Balai Pemberatasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan
9. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Surabaya
10. UPT Materia Medika Batu
11. UPT Akademi Gizi Surabaya
12. UPT Akademi Keperawatan Madiun
13. UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang
4.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam Perda tersebut Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan
(67)
tugas pembantuan dibidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi antara lain :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur
4.1.3. Sumber Daya Dinas Kesehatan Provinsi
4.1.3.1. Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
Tenaga kesehatan merupakan pendukung utama dalam pembangunan kesehatan. Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan seharusnya sesuai dengan kebutuhan. Jumlah pegawai Dinas Kesehatan pada tahun 2008 sebanyak 473 orang. Dari jumlah tersebut yang mempunyai pendidikan S2 sebanyak 69 orang, pendidikan S1 sebanyak 185 orang, dan D3 sebanyak 31 orang, Sedangkan yang mempunyai pendidikan SMA/sederajat sebanyak 154 orang, SMP/sederajat sebanyak 18 orang, dan SD/sederajat sebanyak 14 orang. Ditinjau dari Pangkat/Golongan, dari 473 orang terdiri dari golongan IV sebanyak 40 orang, golongan III sebanyak 351 orang, golongan II sebanyak 68 orang, dan golongan I sebanyak 14 orang.
(68)
4.1.3.2. Tenaga Kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah pegawai UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2008 menurut data kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 588 orang. Dari jumlah tersebut yang mempunyai pendidikan S2 sebanyak 57 orang, pendidikan S1 sebanyak 124 orang, pendidikan D3 sebanyak 123 orang, dan D1 sebanyak 9 orang. Sedangkan yang mempunyai pendidikan SMA/sederajat sebanyak 219 orang, SMP/sederajat sebanyak 30 orang, dan SD/sederajat sebanyak 26 orang. Ditinjau dari Pangkat/Golongan, dari 588 orang tersebut terdiri dari golongan IV sebanyak 42 orang, golongan III sebanyak 275 orang, golongan II sebanyak 256 orang, dan golongan I sebanyak 15 orang.
4.1.4. Sarana dan Prasarana
Dinas Keshatan Provinsi Jawa Timur terletak di Jalan A. Yani 118 Surabaya dengan luas lahan 215.975 m2 merupakan aset dari departemen kesehatan. Adapun 5 gedung perkantoran, gudang dan cold room adalah aset Pemerintah Provinsi Jatim. Pada akhir tahun 2008 telah dibangun 1 gedung dan 1 gudang yang diperuntukan regional bencana yang merupakan aset dari Departemen Kesehatan, sedangkan aset lain berupa :
1. BP4 Surabaya yang terletak di Jl. Karang Tembok No. 39 Surabaya
(69)
3. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya di Jl. Gayung Kebonsari Timur No. 47 Surabaya
4. UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat di Murnajati Lawang dan Bendul Merisi Surabaya
5. RS Khusus Kusta Sumberglagah Mojokerto , Jl. Sumberglagah Pacet, Mojokerto
6. RS Khusus Kusta Kediri , Jl. Veteran No. 12 Kediri
7. RS Khusus Paru Batu, Jl. A. Yani No. 10-13 Batu
8. RS Khusus Paru Dungus, Jl. Dungus Wungu Madiun
9. RS Khusus Paru Jember, Jl. Nusa Indah No. 28 Jember
10. Akademi Keperawatan Soedono Madiun, Jl. Imam Bonjol No. 1 Madiun
11. BP4 Pamekasan, Jl. Bojonegoro No.17 Pamekasan
12. UPT Materia Medika, Jl. Lahor 87 Batu
13. BP4 Madiun, Jl. Yos Sudarso 112 B Madiun
Memiliki kendaraan dinas sebanyak 134 buah terdiri dari 82 buah kendaraan roda dua dan 52 kendaraan roda empat.
(70)
4.1.5. Pembiayaan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan dengan biaya dari APBD Provinsi dan APBN serta dari bantuan/pinjaman luar negeri (pinjaman pemerintah pusat). APBD Provinsi selain membiayai Dinas Kesehatan Provinsi beserta UPT nya juga membiayai 5 Rumah Sakit Provinsi. Tahun 2006 belanja kesehatan total dari APBD Provinsi sebesar Rp. 596 M atau 11,05% dari total APBD. Pada tahun 2007 sebesar Rp. 706 M atau naik 12,31%. Pada tahun 2008 secara total anggaran lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 799 M. Namun secara persentase menurun menjadi 10,93%. Kemungkinan penurunan persentase adalah kegiatan pilkada gubernur yang menyerap banyak biaya.
Dari total belanja kesehatan, Dinas Kesehatan mendapat alokasi berturut-turut pada tahun 2006, 2007, dan 2008 sebesar 14,2%, 15,3%, 16,2%. Anggaran tersebut membiayai kegiatan-kegiatan baik yang ada di provinsi, mendukung Kabupaten/Kota maupun UPT Dinas Kesehatan Provinsi non Rumah Sakit karena UPT Rumah Sakit mendapat alokasi tersendiri. APBN membiayai kegiatan dekosentrasi dan tugas pembantuan. APBN tahun 2006 sebesar Rp. 412 M tahun 2007 sebesar Rp. 378 M dan tahun 2008 sebesar Rp. 213 M. Sebagian anggaran tersebut berupa dana dekonsentrasi yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan di Provinsi selain mendukung Kabupaten/Kota utamanya kegiatan untuk menurunkan
(71)
dikelola langsung oleh Rumah Sakit Provinsi dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota.
Bantuan luar negeri selain mendapatkan dari Unicef dan bantuan USAID untuk program kesehatan ibu dan anak, juga bantuan dari proyek KNCV, NLR, Global Found, GAVI, American Red Cross dan lainya untuk membayai program pencegahan dan pemberantasan penyakit. Guna mendukung pembangunan kesehatan utamanya untuk upaya kesehatan masyarakat, tak bisa dihitung jumlah dana yang telah dikeluarkan masyarakat baik partisipasi perorangan maupun dalam bentuk dana kelompok format ataupun informal.
Beberapa Kabupaten/Kota dalam 3 tahun terakhir telah menerapkan pelayanan gratis bagi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan pelayanan rawat inap di kelas III RSUD setempat dengan dukungan APBD Kabupaten/Kota. Adapun jenis manfaat pelayanan serta litimasi pelayanan sangat bervariasi antar daerah. Sampai saat ini belum pernah ada evaluasi tentang kebijakan tersebut terkai derajat kesehatan masyarakat. Berkenaan dengan pembiayaan kesehatan khususnya pemeliharaan kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah
mempersiapkan pelaksanaan program Jaminan Sosial Nasional
sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 40/ 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 4/ 2008 tentang Jaminan Kesehatan Daerah dan Peraturan Gubernur Nomor 4/2009 tentang Juklak Jaminan Kesehatan Daerah.
(72)
4.1.6 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
(Sumber : www.dinkes.jatimprov.go.id)
KEPALA DINAS KESEHATAN
Sekretariat Sub Bagian Penyusunan Program Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Keuangan Bidang Pelayanan Kesehatan Sekesi Kesehatan Dasar & Penunjang
Seksi Kesehatan Rujukan & Khusus
Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Bidang Pengembangan & Pemberdayaan Kesmas Seksi Perencanaan Pendayagunaan & Pengembangan SDM Kesehatan Seksi Penyehatan
Lingkungan Seksi Pembiayaan Kesehatan Seksi Informasi & Litbang Kesehatan Seksi Pencegahan, Pengamatan Penyakit & Penanggulangan Masalah Kesehatan Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang Pengendalian Penyakit & Masalah Kesehatan Seksi Kefarmasian & Perbekalan Kesehatan Seksi Promosi Kesehatan Seksi Gizi Kelompok Jabatan Fungsional
(1)
100
5.3. Keterbatasan dan Implikasi Penelitian
5.3.1. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidak obyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat memepengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.
2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuesioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh variabel lain yang masih mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi sehingga dalam penelitian mendatang hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti : ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi.
(2)
101
5.3.2. Implikasi Penelitian
Penelitian ini memunculkan implikasi bagi peneliti selanjutnya yaitu :
1. Koefisien determinasi yang dihasilkan yaitu 70,4% mengisyaratkan masih terdapat variabel bebas lain yang turut mempengaruhi kinerja SIA, sehingga penelitian yang akan datang perlu diamati variabel lain seperti : ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi, kompleksitas organisasi, dan lain sebagainya.
2. Program pelatihan dan pendidikan pemakai dalam penelitian ini tidak di eksplorasi kaitanya dengan teknik atau pendekatan program yang dilaksanakan oleh responden.
Berdasarkan jawaban responden faktor-faktor yang perlu ditingkatkan dalam kinerja sistem informasi akuntansi adalah partisipasi pemakai, program pelatihan dan pendidikan pemakai, dan kemampuan teknik personal. Partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukan kegiatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, sampai dengan tahap implementasi sistem informasi. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Sedangkan program pelatihan dan pendidikan pemakai yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi,
(3)
102
tentunya tujuan dari pelatihan bermacam-macam dan masing-masing berbeda satu sama lain. Maka dari itu bila suatu pelatihan dan pendidikan dilaksankan, terlebih dahulu harus ditetapkan manfaat apa saja yang hendak dicapai serta jenis pelatihan mana yang digunakan sehingga meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.
Sedangkan kemampuan teknik personal pemakai merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi berdasarkan pengalaman. Maka dari itu semakin tingginya kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi yang menjadi salah satu faktor bagi tercapainya keberhasilan suatu instansi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Anonim, 2011, Pedomam Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Program
Studi Akuntansi, FE, UPN “Veteran”, Surabaya.
Azwar, Saifudin, 2003, Reabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Bodnar, George dan Hopwood, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba
Empat, Jakarta.
Fess, Warren Reeve, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke Dua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Ghozali Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar, 1995, Ekonomika Dasar, (Edisi Bahasa Indonesia), Penerjemah Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Indriantoro dan Bambang Supomo 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2000, Sistem Informasi Berbasis Komputer, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Mursyidi, 2010, Akuntansi Dasar, Ghalia Indonesia, Bogor.
Robins, S.P, 1996, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Oleh Hadyana Pujaatmaka, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2000, Metode Penelitian, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Berbasis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.
(5)
Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian, Edisi Revisi, Surabaya.
Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Wilkinson, Joseph W, 1993, Accounting Information System, Edisi Ketiga,
Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.
Jurnal
Almilia, Luciana Spica, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Di Wilayah Surabaya Dan Sidoarjo, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas.
Hadisoebroto, Andreas Emanuel, 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Widya Manajemen &
Akuntansi, Volume 4, Nomor 3, Halaman 248-263.
Jen, Thjai Fung, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 4, Nomor
2, Halaman 135-154.
Komara, Acep, 2006, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”, Jurnal Simposium Nasional (SNA) 6, Halaman 143-160
Lau, Elfreda Aplonia, 2004, Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap
Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Lima Variabel Moderatting, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume
7, Nomor 1, Halaman 23-43.
Rasmadi, Bettina Ema Putriani, 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada OSM Finance Operation Sub Unit 02 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk,
Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Halaman 1-15.
Ronaldi, Hendra, 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Transportasi Taksi di Surabaya, Jurnal Unika Widya Mandala
Akuntansi, Volume 1, Nomor 3, Halaman 70-76.
Widodo, Erlang, 2005, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
(6)
Skripsi
Ayu Putri, Yullian, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada PT. Intermas Tata Surabaya, Skripsi Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim,
Surabaya.
Hariadi, R, 2010, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada PT. Pusri PPD Jatim Surabaya, Skripsi Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim,
Surabaya.
Setiawan, Dedy, 2009, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada PT. Surabaya Mekabox di Surabaya,
Skripsi Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, Surabaya.
Referensi Website