Analisis pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kualitas audit terhadap manajemen laba studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 s d 2011

(1)

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS,

LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 s/d 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Fransiska Dwijayanti NIM : 092114094

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS,

LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 s/d 2011

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Fransiska Dwijayanti NIM : 092114094

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

(Matius 7: 7)

Grateful for my life, my love, and my pain.

Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak Edi Sugiarto, S.H. dan Ibu M.M. Supartini Kakak Stephanus Lukito Cahyo Purnomo Para sahabat Dian, Ariyani, Ayu, Elyunai, Juanita Sahabat kecil Bertha dan Tresa Yang terkasih Andreas Novartantyo


(6)

v MOTTO

“Perhatikan pikiran anda, mereka yang menjadikan kata-kata.

Perhatikan kata-kata anda, mereka yang menjadikannya tindakan. Perhatikan tindakan anda, mereka yang menjadikan kebiasaan.

Perhatikan kebiasaan anda, mereka yang menjadikan karakter anda.”

(Frank Outlaw)

Lakukan apa yang kamu bisa dengan apa yang kamu punya dan kamu akan mendapat apa yang kamu butuhkan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.

Menyerah adalah hal termudah untuk dilakukan. Namun tuk terus bertahan ketika semua orang mengerti jika kamu menyerah, itu kekuatan sejati.

Bahagia adalah milik mereka yang bangga menjadi dirinya sendiri, tanpa mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain tentangnya.


(7)

(8)

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai hidupku.

2. Dr. Ir. P. Wiryono Priyatamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto Akt., M.Si. QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam penyelesaikan skripsi. 5. Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. untuk waktu yang telah diberikan serta untuk bimbingan dan perhatian kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si.,Akt selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dan membimbing saya selama proses perkuliahan.


(10)

ix

7. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Penguji yang memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Antonius Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA selaku Dosen Penguji yang memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.

10.Bu Tutik sebagai Staf Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma atas pelayanan dan kesabarannya membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Kedua orang tuaku yang selalu memberikan perhatian, dukungan, semangat, dan doa yang tiada henti untuk penyelesaian skripsi ini.

12.Sahabat-sahabatku yang luar biasa dalam memberi saran, dukungan, semangat, dan kekuatan untuk penyelesaian skripsi ini.

13.Teman-teman Akuntansi angkatan 2009 atas kebersamaannya selama ini. 14.Teman-teman Cana Community atas kebersamaan, doa, dan dukungannya. 15.Teman-teman kos Tante Tuti atas waktu dan kebersamaan selama ini. 16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 2 Agustus 2013 Penulis


(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Laporan Keuangan ... 7

B. Manajemen Laba ... 9

C. Analisis Rasio Keuangan ... 14

D. Kualitas Audit ... 18

E. Pengembangan Hipotesis ... 24

F. KerangkaPemikiran Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Jenis dan Sumber Data ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 28

F. Metode Pengumpulan Data ... 29

G. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 40

A. Bursa Efek Indonesia ... 40

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 40

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 42

B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ... 42

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Data ... 53

B. Analisis Data ... 57


(12)

xi

2. Uji Asumsi Klasik ... 59

3. Analisis Regresi ... 62

4. Pengujian Hipotesis ... 65

C. Pembahasan ... 70

1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Manajemen Laba ... 70

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba ... 71

3. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba ... 72

4. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba ... 73

BAB VI PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Keterbatasan ... 76

C. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kantor Akuntan Publik Asing ... 23

Tabel 2.2 KAP yang Bekerjasama dengan KAPA ... 23

Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ... 41

Tabel 4.2 Perusahaan Sampel ... 43

Tabel 5.1 Hasil Pemilihan Sampel ... 53

Tabel 5.2 Hasil Discretionary Accruals ... 54

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif ... 57

Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 59

Tabel 5.5 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) ... 60

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ... 62

Tabel 5.7 Hasil Regresi Data Panel ... 63

Tabel 5.8 Hasil Uji F ... 65

Tabel 5.9 Perbandingan F hitung, F tabel, dan p-value ... 66

Tabel 5.10 Hasil Koefisien Determinasi ... 67


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 26 Gambar 5.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61 Gambar 5.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 68


(15)

xiv ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS,

LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 s/d 2011

Fransiska Dwijayanti NIM: 092114094 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba, (2) mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba, (3) mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba, dan (4) mengetahui apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa laporan keuangan menjadi salah satu informasi penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Laba yang ditunjukkan dalam laporan keuangan dapat mencerminkan kinerja manajemen suatu perusahaan. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan manajemen laba.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 102 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 s/d 2011. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data panel yaitu Ordinary Least Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas yang diproksi dengan current ratio, profitabilitas yang diproksi dengan ROI, dan leverage yang dihitung dengan total hutang dan total aset berpengaruh terhadap manajemen laba. Kualitas audit yang diproksi dengan kategori KAP yaitu Big Four dan Non Big Four tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.


(16)

xv ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE INFLUENCES OF LIQUIDITY, PROFITABILITY, LEVERAGE,AND AUDIT QUALITY

TOWARDS EARNINGS MANAGEMENT

An Empirical Study in Manufacturing Corporations Registered in Indonesia Stock Exchange during 2009-2011

Fransiska Dwijayanti Student Number: 092114094

Sanata Dharma University Yogyakarta

2013

The purposes of this study were to (1) analyze whether liquidity influences earnings management, (2) analyze whether profitability influences earnings management, (3) analyze whether leverage influences earnings management, and (4) analyze whether audit quality influences earnings management. The background of this study is the importance of financial report information for the life of a company. The earning which is shown in financial report can reflect the effectiveness of management in a company, that sometimes motivate the management to do earnings management.

The study is an empirical study. The sampling used is purposive sampling method, with the amount of samples are 102 manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011. This study test the panel data using Ordinary Least Square.

The result of this study shows that liquidity described by current ratio, profitability described by ROI, and leverage counted by the total liability devided by the total asset influence earnings management. The audit quality described by the category of Public Accounting Firm auditing the company are Big Four and Non Big Four do not influence the earnings management.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pertumbuhan perusahaan semakin pesat. Mulai dari perusahaan kecil, sedang hingga besar. Semakin besarnya perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab yang harus dihadapi. Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan dalam proses melaporkan kegiatannya adalah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak internal perusahaan yaitu para pemilik perusahaan. Melalui laporan keuangan, para pemilik saham dapat mengetahui kinerja manajemen perusahaannya. Pada perusahaan-perusahaan besar yang telah go public, laporan keuangan menjadi salah satu informasi penting bagi kelangsungan hidup perusahaan khususnya untuk para investor dan kreditor. Melalui laporan keuangan, para investor dan kreditor dapat mengetahui prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan.

Pada laporan keuangan, kinerja manajemen dapat dicerminkan dari laba yang ditunjukkan pada laporan laba rugi perusahaan. Menurut Statement of


(18)

Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan melakukan tindakan untuk memberikan laporan keuangan yang atraktif.

Ahmed dan Belkaoui (2000) menjabarkan pentingnya informasi laba bagi pihak-pihak yang berkepentingan, pertama karena laba dijadikan dasar bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Kedua, laba merupakan dasar dalam memperhitungkan kewajiban perpajakan perusahaan. Ketiga, laba dipandang sebagai petunjuk dalam menentukan arah investasi dan pembuat keputusan ekonomi. Keempat, laba diyakini sebagai sarana prediksi yang membantu dalam memprediksi laba dan kejadian ekonomi di masa mendatang, dan kelima, laba dijadikan pedoman dalam mengukur kinerja manajemen.

Scott (2000: 296) menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk suatu tujuan tertentu disebut dengan manajemen laba. Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Salah satu cara untuk mengukur manajemen laba adalah dengan menggunakan proksi Discretionary Accrual (DA). Discretionary Accrual adalah komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi. Tindakan manajemen laba


(19)

dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk mengambil keputusan karena manajemen laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran komunikasi antara manajer dan pihak eksternal perusahaan.

Ada beberapa analisis untuk mendeteksi tindakan manajemen laba dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis yang digunakan antara lain adalah analisis keuangan dan analisis non-keuangan. Analisis keuangan dapat ditunjukkan dengan rasio keuangan. Sedangkan analisis non-keuangan ditunjukkan dengan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi adanya tindakan manajemen laba.

Analisis rasio keuangan adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2001: 37). Ada berbagai macam rasio keuangan antara lain rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio leverage. Sedangkan rasio non-keuangan antara lain good corporate governance, ukuran perusahaan, dan kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan kualitas audit sebagai faktor yang mempengaruhi tindakan manajemen laba dalam penelitiannya terhadap perusahaan manufaktur.

B. Rumusan Masalah


(20)

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba? 4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. 4. Mengetahui apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan perusahaan terhadap tindakan manajemen laba yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri.

2. Bagi Investor dan Kreditor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dan masukan yang memberikan tambahan informasi dalam pengambilan keputusan pemberian kredit dan analisis investasi. Selain itu juga


(21)

diharapkan agar dapat menambah wawasan investor dan kreditor dalam mewaspadai kemungkinan adanya manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma maupun pihak lain yang berkepentingan terhadap topik yang diteliti penulis.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk memperdalam dan menerapkan teori yang telah dipelajari selama ini.

5. Bagi Penulis Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, dan sistematika penulisan.

Bab II: Landasan Teori

Bab ini berisi uraian tentang teori-teori dan pengembangan hipotesis yang digunakan dalam analisis pembahasan masalah dalam penelitian.


(22)

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang variabel penelitian dan definisi operasional, jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi uraian tentang gambaran singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) dan gambaran mengenai perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.

Bab V: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian tentang deskripsi data, pembahasan, pengolahan data, serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Bab VI: Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang diberikan oleh peneliti.


(23)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap yang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2002: 2). Definisi lain dari laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut PSAK No. 1, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai


(24)

pemilik, dan arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Komponen-komponen laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang memuat daftar harta kekayaan atau aktiva yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Sehingga tujuan dari penyusunan neraca ini adalah untuk memperlihatkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada saat buku ditutup yaitu pada akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun dan ditentukan sisanya, sehingga neraca sering disebut balance sheet.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang memuat tentang penghasilan serta biaya-biaya perusahaan selama periode tertentu dan diakhiri laba atau rugi bersih yang diperoleh dalam periode tersebut, Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil operasi yang telah dilakukan. 3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan ini menunjukkan sumber-sumber modal kerja yang diperoleh perusahaan dan penggunaannya dalam waktu tertentu. Adapun laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan


(25)

peningkatan atau penurunan aktiva bersih dalam suatu periode akuntansi dan atas modal perusahaan dalam periode waktu tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas berfungsi untuk memberikan informasi yang memungkinkan untuk melakukan evaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan perusahaan yaitu kemampuan untuk menghasilkan kas dan setara kas.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan-catatan yang dibuat sebagai pendukung atau penunjang atas laporan keuangan periode yang bersangkutan. Catatan-catatan tersebut merupakan catatan penting yang memuat ikhtisar kebijakan akuntansi suatu perusahaan yang berisi penjelasan-penjelasan dan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

B. Manajemen Laba

Scott (2000: 344) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunis manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan


(26)

pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba

Scott (2000: 302) dalam Rahmawati (2007) mengemukakan alasan terjadinya motivasi manajemen laba yaitu:

1. Bonus Purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.

2. Political Motivation

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

3. Taxation Motivation

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan untuk penghematan pajak pendapatan.

4. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.


(27)

5. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan akan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

Watts dan Zimmerman dalam Sulistyanto (2008) mengungkapkan adanya tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positif (positive accounting theory) yang menjadi dasar pengembangan hipotesis untuk mendeteksi manajemen laba, yaitu:

1. Bonus plan hypothesis

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.

Dalam suatu perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, maka seorang manajer perusahaan akan melakukan penaikan laba saat ini dengan memilih metode akuntansi yang mampu menggeser laba dari masa depan ke masa kini. Tindakan ini dilakukan karena manajer


(28)

termotivasi untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah yaitu bogey (tingkat laba terendah untuk mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). 2. Debt covenant hypothesis

Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.

Dalam suatu perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity cukup tinggi, maka akan mendorong manajer perusahaan untuk cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba. Hal ini dilakukan karena perusahaan yang memiliki rasio debt to equity yang tinggi akan menimbulkan kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor dan bahkan perusahaan dapat terancam melanggar perjanjian hutang.

3. Political costs hypothesis

Dalam hipotesis ini dikatakan bahwa perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba periodiknya dibandingkan di perusahaan kecil. Hal tersebut sebagai akibat adanya regulasi dari pemerintah, misalnya dengan penetapan pajak berdasarkan laba perusahaan. Kondisi inilah yang merangsang


(29)

manajer untuk mengelola dan mengatur labanya agar pajak yang dibayarkannya tidak terlalu tinggi.

Pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara: 1. Taking a bath

Pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara menjadikan laba perusahaan pada periode berjalan menjadi sangat ekstrim rendah (bahkan rugi) atau sangat ekstrim tinggi dibandingkan dengan laba pada periode sebelumnya atau sesudahnya. Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang.

2. Income Minimization

Pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih rendah daripada laba sesungguhnya. Pola ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat laba yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

3. Income Maximization

Pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi daripada laba sesungguhnya. Tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun dengan


(30)

melaporkan net income yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income Smoothing

Pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode-periode tertentu menunjukkan fluktuasi yang normal dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat laba yang diinginkan karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

C. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan perhitungan yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini merupakan cara yang saat ini masih paling efektif dalam mengukur tingkat kinerja serta prestasi keuangan perusahaan.

Menurut Riyanto (2001: 329), analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan yang lain, yang memberikan gambaran tentang sebuah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat diartikan sebagai analisis dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif (Sudjaja, 2003: 138).

Metode analisis perbandingan yang digunakan untuk menganalisis Laporan Keuangan ada dua menurut Munawir (2001: 36) yaitu:


(31)

1. Cross-sectional approach

Metode analisis perbandingan rasio keuangan dengan cara membandingkan rasio-rasio yang dimiliki suatu perusahaan dengan perusahaan industri yang sejenis pada periode yang sama. Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat kecenderungan posisi keuangan perusahaan satu dengan perusahaan yang lain dalam industri yang sejenis sehingga dapat diketahui tingkat kemajuan suatu perusahaan sepanjang waktu.

2. Time series analysis

Metode dengan membandingkan rasio-rasio yang dimiliki suatu perusahaan dengan rasio-rasio beberapa periode sebelumnya atau dari periode satu ke periode lainnya. Dari metode analisis ini dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki suatu perusahaan dari setiap periode. Sehingga metode ini dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan rencana di masa yang akan datang untuk kemajuan perusahaan.

Menurut Harahap (2004: 298), analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan menggunakan teknik lainnya, yaitu:

1. Rasio-rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Rasio-rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.


(32)

3. Rasio-rasio dapat digunakan untuk mengetahui posisi keuangan di tengah industri.

4. Rasio-rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam menganalisis model-model pengambilan keputusan dan model-model prediksi.

5. Rasio-rasio dapat digunakan untuk menstandartisir size perusahaan atau menstandartkan kemajuan perusahaan.

6. Dengan menggunakan rasio lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Dengan menggunakan rasio lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Ada beberapa jenis rasio keuangan yaitu : 1. Rasio likuiditas

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Menurut Yamit (2001: 3) yang tergolong dalam rasio likuiditas yaitu

a). current ratio= x 100%

b). quick ratio = x 100% c). cash ratio = x 100%


(33)

2. Rasio profitabilitas

Rasio yang menunjukkan tingkat kemampulabaan perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Analisis profitabilitas ini dilakukan dengan membandingkan antara rasio yang sama tahun sebelumnya dengan perolehan tahun yang bersangkutan atau dengan nilai rasio perusahaan pesaing dengan ukuran yang sama (Prasetyo, 2011: 19). a). Profit Margin =

b). Net Profit Margin =

c). ROI (Return On Investment) = d). ROE (Return On Equity) = 3. Rasio aktivitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam meningkatkan efisiensi aset (Prasetyo, 2011: 20). Rumus rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

a). Assets turnover = b). Fixed assets turnover = c). Rasio piutang dagang = d). Rasio perputaran persediaan =


(34)

4. Rasio leverage

Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang.

Rumus rasio leverage adalah sebagai berikut: Leverage =

D. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu berdasarkan Standar Profesional Akuntansi (SPAP). Standar auditing mencakup mutu profesional auditor, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor. 1. Standar Umum

a). Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b). Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.


(35)

c). Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan

a). Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b). Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c). Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a). Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b). Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c). Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.


(36)

d). Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Natalie (2007) menyebutkan ada sembilan elemen pengendalian kualitas yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam mengadopsi kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang memadai agar sesuai dengan standar profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi, dan jasa review. Sembilan pengendalian tersebut sebagai berikut: 1. Independensi

Seluruh auditor harus independen terhadap klien ketika melaksanakan tugas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah dengan mengkomunikasikan aturan mengenai independensi kepada staf. 2. Penugasan personel

Personel harus memiliki pelatihan teknis dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam penugasan. Prosedur dan kebijakan yang digunakan yaitu dengan mengangkat personel yang tepat dalam penugasan untuk melaksanakan perjanjian serta memberi kesempatan partner memberikan persetujuan penugasan.


(37)

3. Konsultasi

Jika diperlukan personel yang dapat mempunyai asisten dari orang yang mempunyai keahlian, judgement, dan otoritas yang tepat. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mengangkat individu sesuai dengan keahliannya.

4. Supervisi

Pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk meyakinkan telah sesuai dengan standar kualitas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah menetapkan prosedur-prosedur untuk me-review kertas kerja dan laporan serta menyediakan supervisi pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

5. Pengangkatan

Karyawan baru harus memiliki karakter yang tepat untuk melaksanakan tugas secara lengkap. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah selalu menerapkan suatu program pengangkatan pegawai untuk mendapatkan karyawan pada level yang akan ditempati. 6. Pengembangan profesi

Personel harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab yang disepakati. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menyediakan program peningkatan keahlian spesialisasi serta memberikan informasi kepada personel tentang aturan profesional yang baru.


(38)

7. Promosi

Personel harus memenuhi kualifikasi untuk memenuhi tanggung jawab yang akan mereka terima di masa depan. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk setiap tingkat pertanggungjawaban dalam kantor akuntan serta secara periodik membuat evaluasi terhadap personel.

8. Penerimaan dan kelangsungan kerjasama dengan klien

Kantor akuntan publik harus meminimalkan penerimaan penugasan sehubungan dengan klien yang memiliki manajemen dengan integritas yang kurang. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kriteria dalam mengevaluasi klien baru serta me-review prosedur dalam kelangsungan kerja sama dengan klien.

9. Inspeksi

Kantor akuntan harus menentukan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan elemen-elemen lain yang akan diterapkan secara efektif. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mendefinisikan luas dan isi program inspeksi serta menyediakan laporan hasil inspeksi untuk tingkat yang tepat.

Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana diubah dengan SK. Menkeu No.470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya.


(39)

Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hukum di Indonesia ada dua macam yaitu:

1. KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangkutan.

2. KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama. KAP bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam KAP yang bersangkutan.

Berikut Kantor Akuntan Publik Asing yang termasuk Big Four: Tabel 2.1 Kantor Akuntan Publik Asing

No Nama KAPA Pendapatan ($ miliar)

Tahun Fiskal

Kantor Pusat

1. Deloitte Tuoche

Tohmatsu $ 28,8 2011

Amerika Serikat

2. Pricewaterhouse

Coopers $ 26,6 2010 Inggris

3. Ernst & Young

Global $ 21,3 2010 Inggris

4. KPMG

Internasional $ 20,6 2010 Belanda

Sumber: www.wikipedia.org

Berikut KAP yang bekerjasama dengan KAPA sampai tahun 2011: Tabel 2.2 KAP yang Bekerjasama dengan KAPA

No Nama KAP Nama KAPA Mulai

Bekerjasama 1. Osman Bing Satrio &

Rekan

Delloitte Tuoche

Tohmatsu 5 November 2007

2. Haryanto Sahari & Rekan

Pricewaterhouse

Coopers 13 April 2004

3. Purwantono, Sarwoko

& Sandjaja Ernst & Young Global 4 Oktober 2006 4. Siddharta & Widjaja KPMG Internasional 11 Mei 2009


(40)

E. Pengembangan Hipotesis

1. Likuiditas dan Manajemen Laba

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Biasanya manajer memanipulasi aktiva lancar yang dimiliki perusahaan agar likuiditas perusahaan terlihat baik. Rasio likuiditas dapat menjadi indikator dalam menunjukkan adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian Fauziyah (2010) dan Chrosia (2009) menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H1: Likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Profitabilitas dan Manajemen Laba

Rasio yang menunjukkan tingkat kemampulabaan perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini semakin baik pula tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Biasanya manajemen laba dilakukan oleh manajer untuk memanipulasi komponen laba rugi yang dilaporkan perusahaan. Nilai profitabilitas dapat menjadi indikator adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Hasil penelitian Herni dan Susanto (2008) serta Guna dan Herawati (2010) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian


(41)

tersebut menggunakan metode binary logistic regression dan analisis regresi berganda. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Leverage dan Manajemen Laba

Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi nilai leverage maka risiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor akan meminta keuntungan yang semakin besar. Oleh karena itu, nilai leverage menjadi salah satu indikator adanya kemungkinan manajer dalam melakukan manajemen laba. Hasil penelitian Darmawati (2003) dan Astuti (2004) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis regresi berganda. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H3: Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. 4. Kualitas Audit dan Manajemen Laba

Tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan kepastian mengenai integritas dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Kepastian mengenai relevansi dan keandalan dari laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk membantu pihak eksternal dalam mengambil suatu keputusan bisnis (Mayangsari, 2003). Auditor yang bekerja di KAP Big Four dianggap lebih berkualitas karena


(42)

auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki program audit yang dianggap lebih akurat dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP non-Big Four (Isnanta, 2008). Pelatihan dan prosedur tersebut diduga dapat mengurangi manajemen laba. Penelitian Damayanthi (2004) serta Herni dan Susanto (2008) menyimpulkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H4: Kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba. F. Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai pengaruh variabel current ratio, ROI, leverage, dan kualitas audit terhadap manajemen laba, maka dapat disajikan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Current Ratio

(CR)

Return On Investment (ROI)

Leverage (LEV)

Kualitas Audit (AUD)

Manajemen Laba (DA)


(43)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris yaitu studi yang berprinsip pada realitas atau kenyataan di lapangan. Dalam penelitian ini studi empiris dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2011.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan International Capital Market Directory (ICMD). 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai Maret 2013.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai tahun 2011.


(44)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai tahun 2011.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berhubungan dengan rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan leverage. Sedangkan data kualitatif adalah kualitas auditor.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui berbagai macam sumber seperti Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sumber data perusahaan.

E. Populasi dan Sampel

Populasi atau universe diberi definisi sebagai keseluruhan dari objek yang akan diteliti (Boedijoewono, 2001: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 sampai 2011.


(45)

Sampel diberi definisi sebagai bagian dari populasi (Boedijoewono, 2001: 130). Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak tahun 2008-2011.

2. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami delisting selama periode penelitian.

3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya.

4. Perusahaan manufaktur yang memiliki akhir tahun buku 31 Desember dalam laporan keuangannya.

5. Perusahaan manufaktur yang melaporkan net income dan operating income serta arus kas positif dari aktivitas operasi secara berturut-turut selama periode penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dan data lain yang diperlukan berdasarkan penjelasan sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta statistik yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini.


(46)

G. Teknik Analisis Data

1. Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel Dependen

Variabel manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proksi discretionary accruals. Model ini merupakan modifikasi cross sectional dari model Jones (1991) yang dapat mendeteksi manajemen laba secara konsisten (Sanjaya, 2008).

1). Menghitung besarnya total accruals

Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai total accruals untuk sampel perusahaan yang terpilih dengan pendekatan cash flow adalah sebagai berikut:

TAit/Ait-1 = (Nit– OCFt)/Ait-1 Keterangan:

TAit : Total Accruals pada periode t

Ait-1 : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1

Nit: : Laba bersih operasi (net operating income) pada periode t

OCFt : Aliran kas dari aktivitas operasi (operating cash flow) pada periode t

2). Menghitung nilai non-discretionary accruals

Setelah diperoleh nilai total accruals, dilakukan regresi untuk memperoleh angka koefisien α1, α2, dan α3 dengan variabel dependen total accruals dan variabel independen adalah total aset tahun sebelumnya (t-1), perubahan pendapatan, dan total aset tetap kotor perusahaan pada tahun ke-t. Setelah diperoleh nilai koefisien regresi α1, α2, dan α3 maka dilanjutkan dengan menghitung


(47)

komponen nondiscretionary accruals. Model nondiscretionary accruals dirumuskan sebagai berikut:

NDAit= α1(1/ Ait-1) + α2(ΔREVit/ Ait-1) + α3(PPE it/ Ait-1) + έit Keterangan:

NDAit : Nondiscretionary accruals pada periode t

Ait-1 : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1

ΔREVit : Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t

PPE it : Aset tetap (gross property plant and equipment)

έit : Sampel error perusahaan i pada periode t

3). Menghitung discretionary accruals

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai dari discretionary accruals dengan mengurangi nilai TAit dengan nilai NDAit.

DAit = TAit/Ait-1 - NDAit Keterangan:

DAit : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t

TAit/Ait-1: Total accruals perusahaan i pada tahun t

NDAit : Nondiscretionary accruals perusahaan i pada tahun t

Nilai DA dapat bernilai nol, positif, atau negatif. Nilai nol menunjukkan manajemen laba dilakukan dengan pola perataan laba (income smoothing). Nilai positif menunjukkan adanya manajemen laba dengan pola peningkatan laba (income increasing). Sedangkan nilai negatif menunjukkan manajemen laba dengan pola penurunan laba (income decreasing).


(48)

b. Variabel Dependen 1). Likuiditas

Likuiditas diukur dengan menggunakan skala current ratio. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur variabel likuiditas adalah:

Current Ratio = x 100%

2). Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan skala rasio ROI yaitu:

ROI (Return On Investment) = 3). Leverage

Leverage diukur dengan menggunakan skala rasio hutang terhadap total aset. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur variabel leverage adalah:

Leverage = 4). Kualitas Audit

Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan oleh auditornya. Kualitas audit diukur dengan skala nominal melalui variabel dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan angka 0


(49)

digunakan untuk mewakili perusahaan yang diaudit oleh KAP Non-Big Four.

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskriptif hanya berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan (Hasan, 2009: 6).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Menurut Ghozali (2009: 91) terdapat empat uji asumsi klasik yaitu:

a). Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas di dalam model regresi sebagai berikut (Ghozali, 2009):

1). Nilai R2 yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan dan mempengaruhi variabel independen.

2). Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika cukup tinggi, maka terdapat multikolinearitas.


(50)

3). Dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Batas nilai toleransi adalah 0,10 atau nilai VIF di atas 10.

b). Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan Uji Durbin-Watson (DW Test) sebagai berikut (Santoso, 2005: 215):

1). Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2). Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3). Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatann ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya


(51)

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SREID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu:

1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, lalu menyempit), berarti telah terjadi heteroskedastisitas. 2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d). Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji statistik dalam uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian dari test of normality ini adalah:

1). Jika angka signifikansi (sig) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal. 2). Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi


(52)

4. Analisis Regresi

Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan data panel. Data panel yaitu gabungan antara data time series dan cross section. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

DAit= β1+ β2CRit+ β3ROIit+ β4LEVit+ β5AUDit+ μit Keterangan:

β : Koefisien regresi

DAit : Discretionary Accruals pada periode t

CRit : Current Ratio (Likuiditas) pada periode t

ROIit : Return On Investment (Profitabilitas) pada periode t

LEVit : Leverage pada periode t

AUDit : Kualitas Audit pada periode t

μit : error term pada periode t

5. Statistik Inferensi

Statistik inferensi adalah bagian dari statistik yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang telah tersedia. Statistik inferensi berhubungan dengan pendugaan populasi dan pengujian hipotesis dari suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik inferensi berfungsi meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian.

Pengujian Hipotesis a). Uji F

Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2007: 82).


(53)

1). Merumuskan Hipotesis H0: β1= β2= β3= β4 = 0 Ha: β1≠ β2≠ β3≠ β4≠ 0

H0 Likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kualitas audit secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ha Likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kualitas audit secara

bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba. 2). Menentukan F tabel

Nilai F tabel dengan derajat bebas = (k-1) dan (n-k) 3). Menentukan Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila F hitung > F tabel H0 tidak ditolak apabila F hitung ≤ F tabel

4). Membandingkan F hitung dengan F tabel dan melihat p value. 5). Menarik Kesimpulan

(a). H0 ditolak, berarti likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kualitas audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen laba.

(b). H0 tidak ditolak, berarti likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kualitas audit secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

b). Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi


(54)

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2009: 83).

c). Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

1). Merumuskan Hipotesis H0: β1; β2; β3; β4 = 0 Ha: β1; β2; β3; β4≠ 0

H01 Likuiditas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ha1 Likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba.

H02 Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ha2 Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. H03 Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ha3 Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

H04 Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ha4 Kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba. 2). Menentukan t tabel

Nilai t tabel dengan derajat bebas df = n-2 3). Menentukan Kriteria Pengujian

Apabila -t tabel > t hitung > t tabel , maka H0 ditolak Apabila -t tabel≤ t hitung ≤ t tabel, maka H0 tidak ditolak


(55)

4). Membandingkan t hitung dengan t tabel dan melihat p-value. 5). Menarik Kesimpulan

(a). Jika H01 ditolak, berarti likuiditas berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jika H01 tidak ditolak, berarti likuiditas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

(b). Jika H02 ditolak, berarti profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jika H02 tidak ditolak, berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

(c). Jika H03 ditolak, berarti leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jika H03 tidak ditolak, berarti likuiditas leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

(d). Jika H04 ditolak, berarti kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

Jika H04 tidak ditolak, berarti kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.


(56)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Bursa Efek Indonesia

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912 perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami keyakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:


(57)

Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia (Desember

1912)

Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda

(1914-1918) Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

(1925-1942) Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

(Awal tahun 1939)

Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup

(1942-1952) Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II (1956) Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif

(1956-1977) Perdagangan di Bursa Efek vakum (10 Agustus

1977)

Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

(1977-1987) Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrument Pasar Modal

(1987) Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia

(1988-1990) Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat

(2 Juni 1988) Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer

(Desember 1988)

Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

(16 Juni 1989)

Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya (13 Juli 1992) Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasa Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

(22 Mei 1995)

Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems) (10

November 1995)

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996


(58)

Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia (lanjutan)

(2000) Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia

(2002) BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)

(2007) Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

(02 Maret 2009)

Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

Sumber: www.idx.co.id

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia a). Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. b). Misi

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan penciptaan nilai tambah efisiensi biaya serta penerapan good governance.

B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel dipilih 34 perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia. Berikut merupakan gambaran umum mengenai perusahaan yang telah memenuhi kriteria pengujian adalah sebagai berikut:


(59)

Tabel 4.2 Perusahaan Sampel

No Nama Perusahaan KODE Kantor Akuntan Publik Asing

1 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA Deloitte 2 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST Ernst & Young 3 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF Ernst & Young 4 PT. Sekar Laut Tbk SKLT PKF Accountants &

Business Advisers 5 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP Pricewaterhouse Coopers 6 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX Baker Tilly International 7 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk FASW Deloitte

8 PT. AKR Corporindo Tbk AKRA Ernst & Young 9 PT. Budi Acid Jaya Tbk BUDI Moore Stephens 10 PT. Asashimas Flat Glass Tbk AMFG KPMG

11 PT. Berlina Tbk BRNA GrantThornton 12 PT. Trias Sentosa Tbk TRST Ernst & Young 13 PT. Holcim International Tbk SMCB Ernst & Young 14 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP Ernst & Young 15 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR Ernst & Young 16 PT. Betonjaya Manunggal Tbk BTON RSM AAJ Associates 17 PT. Lion Metal Works Tbk LION Crowe Horwath 18 PT. Tira Austenite Tbk TIRA MAZARS 19 PT. Arwana Citramulia Tbk ARNA Ernst & Young 20 PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO Ernst & Young

21 PT. Astra Graphia Tbk ASGR Pricewaterhouse Coopers 22 PT. Astra International Tbk ASII Pricewaterhouse Coopers 23 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO Pricewaterhouse Coopers 24 PT. Intraco Penta Tbk INTA Moore Stephens

25 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM Morison International 26 PT. United Tractors Tbk UNTR Pricewaterhouse Coopers 27 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA Ernst & Young

28 PT. Kalbe Farma Tbk KLBF Ernst & Young

29 PT. Merck Tbk MERK KPMG

30 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA BDO 31 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC BDO 32 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID Deloitte

33 PT. Mustika Ratu Tbk MRAT Crowe Horwath

34 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR Pricewaterhouse Coopers Sumber : www.idx.co.id


(60)

Perusahaan manufatur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis perusahaan yaitu:

1. Food and Beverages

Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi makanan dan minuman. Dalam penelitian ini, perusahaan yang menjadi sampel meliputi:

a. PT. Delta Djakarta Tbk

Perusahaan ini merupakan salah satu pemain utama dalam industri bir di Indonesia. PT Delta Djakarta Tbk menjadi bagian dari perusahaan makanan, minuman, dan kemasan terbuka terbesar di Asia Tenggara. b. PT. Fast Food Indonesia Tbk

Perusahaan ini merupakan pemegang hak waralaba tunggal untuk brand KFC di Indonesia. Perseroan mendapatkan ijin memakai brand KFC dari franchisor, Yum! Restaurant International (YRI) yang merupakan perusahaan publik di Amerika Serikat.

c. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produk yaitu produk konsumen bermerek, bogasari, minyak dan lemak nabati.

d. PT. Sekar Laut Tbk.

PT. Sekar Laut Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan khususnya krupuk, saos, dan bumbu masak. Perusahaan ini berkembang dan mulai memproduksi juga saus tomat, sambal, bumbu masak, dan makanan ringan. Produk-produk yang dipasarkan diberi merek “FINNA”.


(61)

2. Tobacco Manufactures

Tobacco Manufactures merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi rokok. Terdapat beberapa industri rokok yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Namun hanya PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia yang memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Mild, Sampoerna Kretek, serta Dji Sam Soe.

3. Textile Mill Products

Perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah PT Roda Vivatex Tbk. Perusahaan ini merupakan salah satu industri tekstil terbesar di Indonesia dengan memproduksi kain tenun filament polister.

4. Paper and Allied Products

Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan kertas. Salah satu perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Perusahaan ini memproduksi dan menjual kertas kemasan baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor. FajarPaper merupakan salah satu produsen kertas kemasan terkemuka di Indonesia. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi seluruhnya adalah kertas bekas.


(62)

5. Chemical and Allied Products

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. AKR Corporindo Tbk

PT. AKR Corporindo Tbk adalah perusahaan layanan logistik curah dan infrastruktur terkemuka di Indonesia dengan wilayah operasi di Indonesia dan Cina yang juga merupakan distributor BBM dan bahan dasar kimia swasta terbesar di Indonesia. Melalui jumlah anak perusahaan, perusahaan ini juga bergerak di bidang logistic pabrikan sertaenergi, khususnya pertambangan dan batubara.

b. PT. Budi Acid Jaya Tbk

PT. Budi Acid Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bernaung di bawah kelompok usaha Sungai Budi Group (SBG). Pada saat ini SBG telah berkembang menjadi salah satu kelompok usaha di bidang agribisnis terbesar di Indonesia.

6. Plastic and Glass Products

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. Asashimas Flat Glass Tbk

Perusahaan ini bergerak dalam industri kaca, ekspor impor, dan jasa sertifikasi mutu kaca. Jenis produk yang dihasilkan adalah kaca lembaran termasuk kaca cermin dan kaca pengaman termasuk kaca otomotif.


(63)

b. PT. Berlina Tbk

Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan plastik kemasan yang digunakan sebagai produk-produk kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari.

c. PT. Trias Sentosa Tbk

Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan BOPP film dan Polyster film yang digunakan secara luas sebagai bahan kemasan untuk bermacam-macam barang.

7. Cement

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. Holcim International Tbk

Holcim merupakan perusahaan pelopor dan inovator dalam sektor semen yang mempunyai pangsa pasar rumah, bangunan komersial, dan pengembangan infastruktur. Holcim adalah satu-satunya penyedia sepuluh jenis semen, beton, dan agregat yang saling berintegrasi. b. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen utama semen di Indonesia dan produk semen khusus yang dipasarkan dengan merek “Tiga Roda”.

c. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Sampai akhir 2010, perusahaan ini telah menguasai sekitar 43% pangsa pasar semen.


(64)

8. Metal and Allied Products

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. Betonjaya Manunggal Tbk

Perusahaan ini merupakan perusahaan Nasional yang memproduksi besi beton polos. Produk yang dihasilkan adalah besi beton polos berukuran mulai dari 6 mm sampai dengan 12 mm.

b. PT. Lion Metal Works Tbk

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan perkantoran. Namun kemudian berkembang dengan memproduksi peralatan pergudangan, kanal „C’, bahan bangunan dan konstruksi, peralatan rumah sakit, brankas, dan peralatan pengaman.

c. PT. Tira Austenite Tbk

Perusahaan ini memulai aktivitas bisnisnya sebagai perusahaan perdagangan yang berfokus sebagai distributor, perwakilan, dan agen tunggal berlisensi untuk produk-produk teknis permesinan berkualitas tinggi dari Eropa. Seiring dengan perkembangannya yang pesat, PT. Tira Austenite Tbk memperluas area bisnisnya dari perdagangan ke manufaktur. Saat ini, perusahaan juga menyediakan berbagai macam produk teknis dan pelayanannya untuk berbagai macam industri. 9. Stone, Clay, Glass, and Concrete Products


(65)

a. PT. Arwana Citramulia Tbk

PT. Arwana Citramulia Tbk merupakan perseroan industri keramik yang menyediakan bermacam-macam produk keramik dinding dan lantai. Semua produk yang dihasilkan dijual dengan merek “Arwana Keramik Tiles”.

b. PT. Surya Toto Indonesia Tbk

Pada mulanya, PT. Surya Toto Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi produk saniter. Namun seiring berkembangnya usaha, perusahaan mengembangkan segmentasi pasar di bidang peralatan dan perlengkapan dapur serta produk-produk perlengkapan rumah tangga lainnya yang berkaitan dengan produk tersebut.

10.Electronic and Office Equipment

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah PT. Astra Graphia Tbk. Perusahan ini bergerak di bidang penyedia bisnis berbasis teknologi dokumen, informasi dan komunikasi, atau yang dikenal dengan sebutan DICT.

11.Automotive and Allied Products

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. Astra International Tbk

Perusahaan ini pada awalnya bergerak dalam bidang perdagangan. Seriring dengan perjalanan waktu, Astra membentuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia. Saat ini Astra bergerak dalam enam bidang usaha yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan


(66)

pertambangan, agribisnis, teknologi informasi, infrastruktur, dan logistik.

b. PT. Astra Otoparts Tbk

PT Astra Otoparts Tbk adalah perusahaan komponen otomotif terkemuka Indonesia yang menghasilkan suku cadang kendaraan bermotor, baik untuk segmen pabrikan otomotif atau Original Equipment for Manufacturer (OEM) maupun segmen pasar suku cadang pengganti atau Replacement Market (REM).

c. PT. Intraco Penta Tbk

INTA merupakan salah satu distributor alat berat ternama di Indonesia yang telah berdiri selama 40 tahun. Produk-produk yang dimiliki perusahaan ini antara lain Volvo CE (Swedia), SDLG-Volvo CE Group (China), Ingersoll-Rand (USA), Bobcat (USA), dan Mahindra (India).

d. PT. Selamat Sempurna Tbk

PT. Selamat Sempurna Tbk merupakan salah satu produsen radiator terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi filter, radiator, minyak, pendingin, kondensor, pipa rem, pipa bahan bakar, tangki bahan bakar, sistem pembuangan, dan press parts.

e. PT. United Tractors Tbk

PT. United Tractors merupakan perusahaan distributor alat berat terkemuka di Indonesia. Selain itu, perseroan juga akftif bergerak di bidang kontraktor, penambangan, dan pertambangan batu bara.


(67)

12.Pharmaceuticals

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

Darya-Varia menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Asia Tenggara yang memproduksi gelatin lunak. Perusahaan ini memproduksi kapsul gelatin lunak dan produk cair serta memproduksi bubuk steril, produk padat bervolume rendah, dan toll manufacturing. b. PT. Kalbe Farma Tbk

Kalbe merupakan perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan ini memiliki fokus bisnis pada empat divisi yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, serta divisi distribusi dan kemasan.

c. PT. Merck Tbk

PT. Merck Tbk merupakan perusahaan di bidang farmasi dan bahan kimia yang terkemuka di Indonesia. Untuk lini bisnis bahan kimia, perusahaan menghasilkan produk-produk unggulan seperti reaktan dan instrument laboratorium serta pigmen untuk plastik, pelapis cat, dan kosmetik.

d. PT. Pyridam Farma Tbk

PT. Pyridam Farma merupakan perusahan distributor obat-obatan hewan. Namun tak lama kemudian, Pyridam mulai memproduksi produk kesehatan hewan sendiri.


(68)

e. PT. Tempo Scan Pacific Tbk

PT. Tempo Scan Pasific Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis farmasi. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini terdiri dari produksi dan pemasaran produk farmasi, perawatan kesehatan, kosmetik dan jasa distribusi.

13.Costumer Goods

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: a. PT. Mandom Indonesia Tbk

PT Mandom Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menghasilkan produk perawatan rambut. Namun kemudian berkembang dengan memproduksi produk-produk wewangian dan kosmetik. Merek utama perusahaan ini antara lain Gatsby, Pixy, dan Pucelle.

b. PT. Mustika Ratu Tbk

PT. Mustika Ratu Tbk mulai menjalankan usahanya secara komersial, yaitu dengan memproduksi jamu. Namun dalam perkembangannya, perusahaan ini mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.

c. PT. Unilever Indonesia Tbk

PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi, pemasaran, dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk-produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman dengan sari buah.


(69)

53 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2009-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Hasil Pemilihan Sampel

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia minimal sejak tahun 2008-2011. 149 2 Perusahaan yang mengalami delisting selama periode

penelitian. (28)

3 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah

dalam laporan keuangannya. (6)

4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki akhir tahun

buku 31 Desember dalam laporan keuangannya. (3) 5

Perusahaan yang tidak melaporkan net income dan

operating income serta arus kas positif dari aktivitas operasi

secara berturut-turut selama periode penelitian

(78) Jumlah Sampel Perusahaan 34

Jumlah Sampel Akhir (n) 102

Sumber: www.idx.co.id

Perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan kriteria pemilihan sampel terdapat sebanyak 34 perusahaan. Berdasarkan data dari 34 perusahaan tersebut, praktik manajemen laba dilakukan oleh semua perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat terlihat dari tabel Discretionary Accruals yang menjadi


(70)

alat ukur ada tidaknya praktik manajeman laba dalam suatu perusahaan, sebagai berikut:

Tabel 5.2 Hasil Discretionary Accruals

No Nama Perusahaan KODE Tahun DAit 1 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2009 -0.020528296

2010 0.139318742

2011 0.017546746

2 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 2009 -0.317654566

2010 -0.150341928

2011 -0.028454772

3 PT. Indofood SuksesMakmurTbk INDF 2009 0.032797693

2010 -0.045256988

2011 -0.01990042

4 PT. SekarLautTbk SKLT 2009 0.037095099

2010 0.018927503

2011 -0.005494981

5 PT. Hanjaya Mandala

SampoernaTbk HMSP 2009 0.031866821

2010 -0.052970436

2011 -0.224689376

6 PT. RodaVivatexTbk RDTX 2009 0.111485823

2010 0.176952202

2011 0.117177429

7 PT. Fajar Surya WisesaTbk FASW 2009 -0.035277002

2010 -0.116059038

2011 -0.274859623

8 PT. AKR CorporindoTbk AKRA 2009 0.004453554

2010 0.020974737

2011 -0.049668624

9 PT. Budi Acid Jaya Tbk BUDI 2009 0.013518056

2010 0.09587177

2011 0.082454195

10 PT. Asashimas Flat Glass Tbk AMFG 2009 -0.001077459

2010 0.040653966

2011 0.149419822

11 PT. BerlinaTbk BRNA 2009 0.086246151

2010 0.066927454


(71)

Tabel 5.2 Hasil Discretionary Accruals (lanjutan)

No Nama Perusahaan KODE Tahun DAit 12 PT. TriasSentosaTbk TRST 2009 0.037382304

2010 0.144382664 2011 0.088901679 13 PT. Holcim International Tbk SMCB 2009 0.052991576

2010 0.198828808

2011 0.035867282

14 PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk INTP 2009 0.103043328

2010 0.118960201

2011 0.06218428

15 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 2009 -0.017071289

2010 0.161413476

2011 0.08980244

16 PT. BetonjayaManunggalTbk BTON 2009 -0.106488342

2010 -0.144529684

2011 -0.181624944

17 PT. Lion Metal Work Tbk LION 2009 -0.068459088

2010 0.042266338

2011 0.016453398

18 PT. Tira Austenite Tbk TIRA 2009 -0.044744701

2010 0.058444105

2011 0.011738383

19 PT. ArwanaCitramuliaTbk ARNA 2009 0.088594006

2010 0.048248403

2011 0.044955935

20 PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 2009 0.020203708

2010 0.105316208

2011 0.050006868

21 PT. Astra GraphiaTbk ASGR 2009 -0.147707568

2010 -0.077243988

2011 0.113176484

22 PT. Astra International Tbk ASII 2009 0.03432243

2010 0.103186694

2011 0.056741071

23 PT. Astra OtopartsTbk AUTO 2009 0.092759251

2010 0.159039615


(72)

Tabel 5.2 Hasil Discretionary Accruals (lanjutan)

No Nama Perusahaan KODE Tahun DAit 24 PT. IntacoPentaTbk INTA 2009 -0.149139541

2010 -0.096261901 2011 -0.633255555 25 PT. SelamatSempurnaTbk SMSM 2009 -0.016942567

2010 0.102095966

2011 0.056852158

26 PT. United Tractors Tbk UNTR 2009 0.038751429

2010 0.0987531

2011 -0.192335501

27 PT. Darya-VariaLaboratoriaTbk DVLA 2009 0.040196732

2010 0.015375315

2011 0.095670626

28 PT. Kalbe FarmaTbk KLBF 2009 -0.072363811

2010 0.024388881

2011 0.041224426

29 PT. Merck Tbk MERK 2009 -0.004610422

2010 -0.20939216

2011 0.035753761

30 PT. PyridamFarmaTbk PYFA 2009 0.064253426

2010 0.0366215

2011 0.12789748

31 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 2009 -0.063298959

2010 -0.026975462

2011 0.002745216

32 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID 2009 -0.003666608

2010 0.056671856

2011 0.123293759

33 PT. MustikaRatuTbk MRAT 2009 0.074481323

2010 0.088271837

2011 0.096731993

34 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 2009 -0.065952059

2010 0.007814964

2011 -0.163703028

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan penghitungan discretionary accruals di atas, terdapat nilai DA yang positif dan negatif. Namun tidak terdapat nilai DA yang nol. Nilai


(73)

DA yang positif menunjukkan adanya manajeman laba yang dilakukan dengan pola peningkatan laba (income increasing). Sedangkan nilai DA yang negatif menunjukkan adanya manajeman laba yang dilakukan dengan pola penurunan laba (income decreasing).

B. ANALISIS DATA 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS digambarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif

Sumber: Data Olahan

Melalui hasil analisis deskriptif di atas dapat diketahui bahwa jumlah observasi dalam penelitian (N) adalah 102. Pada variabel DAit memiliki nilai minimum -0,63, nilai maksimum 0,20, mean 0,0091, dan standar deviasi 0,11801. Artinya nilai variabel DAit yang dimiliki perusahaan sampel paling kecil -0,63 dan yang paling besar 0,20. Sedangkan rata-rata


(1)

109

Lampiran 3 Hasil Pengujian Regresi Data Panel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

113

Lampiran 4 Tabel F (df = 91-135)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan Employee Diff Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

5 56 124

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011 – 2013)

1 12 21

PENGARUH LEVERAGE, OPINI AUDIT, DAN LABA/RUGI OPERASI TERHADAP AUDIT DELAY (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013)

0 4 2

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 6 17

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 6 17

PENDAHULUAN PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).

0 2 10

Analisis pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kualitas audit terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 s/d 2011.

0 4 132

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan Employee Diff Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

0 1 13

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

3 81 9