ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UPN ”Veteran” Jawa Timur.
ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UPN ”Veteran” Jawa Timur
SKRIPSI
Diajukan Oleh : Attalarik Syah Panigoro
0713010187/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR
(2)
ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UPN ”Veteran” Jawa Timur
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Kepada Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh : Attalarik Syah Panigoro
0713010187/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAWA TIMUR
(3)
SKRIPSI
ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UPN ”Veteran” Jawa Timur
Disusun Oleh: Attalarik Syah Panigoro
0713010187/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 29 Juli 2011
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi
Sekretaris
Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak
Anggota
Rina Mustika, SE, MM Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP. 196309241989031001
(4)
SKRIPSI
ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UPN ”Veteran” Jawa Timur yang diajukan
Attalarik Syah Panigoro 0713010187/FE/AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Indrawati Yuhertianan, MM, Ak Tanggal :………
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi NIP. 196003301986031003
(5)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UPN ”Veteran” Jawa Timur” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Keberhasilan menyelesaikan penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yamg sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSI, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, AK, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi.
(6)
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah membekali penulis dengan pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
6. Ayahanda Alm. Darwin Panigoro dan Ibunda Umi Rufaida yang tercinta, penulis menyampaikan sembah sujud yang tulus atas doa dan segala jerih payah serta pengorbanannya dalam mendidik penulis hingga saat ini, serta support dari kakakku Irma Panigoro dan adikku Carrisa Panigoro yang tidak hentinya mendorong dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Untuk Windhy, yang selalu setia menemani dan memberikan semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi, semangat dan keceriaan bagi penulis selama ini yakni Gendut, Berot, Ucup, Abang, Pak Bos, Nduk, Pipy, Uchie, Jovita, Vievy, Rizka, Gandhy, Yohan dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terima kasih atas dorongan dan doanya.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dapat memberi sumbangan yang berguna bagi almamater tercinta.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surabaya, Juli 2011
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTARTABEL ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK...x
ABSTRACT... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 6
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Perencanaan Keuangan... 9
2.2.1.1. Proses Perencanaan Keuangan... 9
2.2.1.2. Alasan Diperlukannya Perencanaan Keuangan ... 11
2.2.1.3. Jenis Perencanaan Keuangan ... 13
2.2.1.4. Siklus Kehidupan Manusia dan Perencanaan Keuangan .... 15
2.2.1.4. Solusi Mengatasi Masalah Keuangan ... 22
2.2.2. Anggaran Keuangan ... 22
2.2.3. Gender ... 25
2.2.4. Kepribadian ... 28
2.2.5. Kerangka Pikir ... 30
2.2.6. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
(8)
3.1.1. Definisi Operasional... 31
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 33
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 33
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 34
3.2.1. Populasi ... 34
3.2.2. Sampel ... 34
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 36
3.3.2 Pengumpulan Data ... 36
3.4. Uji Kualitas Data... 36
3.4.1. Uji Validitas ... 36
3.4.2. Uji Reliabilitas... 37
3.4.3. Uji Normalitas ... 37
3.4.4. Asumsi Klasik ... 38
3.4.5. Auto Korelasi ... 38
3.4.6. Multikolinieritas ... 38
3.4.7. Uji Heterokedastisitas ... 39
3.5. Teknik Analisis ... 39
3.6. Uji Hipotesis ... 40
3.6.1. Uji Kesesuaian Model Regresi Linier (Uji F) ... 40
3.6.2. Uji Pengaruh Regresi Linier Berganda (Uji t)... 41
BAB VI PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Objek Penelitian ... 42
4.1.1. Sejarah Umum UPN “Veteran” Jatim ... 42
4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 44
4.1.2.1. Visi ... 44
4.1.2.2. Misi ... 44
4.1.2.3. Tujuan ... 45
4.1.2.4. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi... 45
(9)
4.2. Diskripsi Hasil Penelitian ... 46
4.2.1. Gender (X1) ... 46
4.2.2. Kepribadian (X2) ... 47
4.2.3. Perencanaan Keuangan Pribadi (Y) ... 50
4.3. Diskripsi Hasil Pengujian ... 52
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas ... 52
4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 53
4.3.3. Uji Normalitas ... 54
4.3.4.Uji Asumsi Klasik ... 55
4.3.4.1. Multikolinieritas ... 55
4.3.4.2. Heterokedastisitas ... 56
4.3.5. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 57
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
5.1. Kesimpulan ... 63
5.2. Saran ….. ... 63
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Pikir……… 30
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. ProsesPenyusunan Anggaran………...23
Tabel 4.1. Demografi Responden berdasarkan Jenis Kelamin………...46
Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Kepribadian………...47
Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Perencanaan Keuangan Pribadi……….49
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian………51
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Perencanaan Keuangan Pribadi………..52
Tabel 4.6.Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian……….53
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas………54
Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinieritas………...55
Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas………...55
Tabel 4.10. Hasil Estimasi Koefisien Regresi…...………...56
Tabel 4.11. Hasil Uji F………...57
Tabel 4.12. Nilai R Square………...58
(12)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Maping
Lampiran 2 Kuesioner Lampiran 3 Tabulasi Data Lampiran 4 Tabel Frekuensi Lampiran 5 Uji Validitas Lampiran 6 Uji Realibilitas
Lampiran 7 Uji Normalias dan Heterokedastisitas Lampiran 8 Uji Regresi Linier Berganda
(13)
ANALISA KEPRIBADIAN DAN GENDER TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UPN ”Veteran” Jawa Timur Oleh :
Attalarik Syah Panigoro
ABSTRAK
Perencanaan keuangan menjadi perhatian banyak peneliti karena pengetahuan ini mampu memberikan pedoman bagi seseorang untuk merealisasikan tujuan hidupnya. Perencanaan yang dilakukan lebih dini hasilnya akan lebih baik, oleh karena itu peneliti beruapaya untuk mengeksplorasi bagaimana para dewasa lajang melakukan perencanaan keuangan dalam hidupnya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan tujuan untuk mengumpulkan data melalui keusioner. Penelitian ini membahas tentang pengaruh dari kepribadian dan gender terhadap perencanaan keuangan pribadi dalam mengelola keuangannya, dimana datanya diperoleh dari jawaban dari responden.
Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa para responden mengelola keuangannya. Faktor kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi karena mereka mempunyai tujuan keuangan masing-masing yang bebeda pada setiapa masing-masing individu, sedangkan faktor gender tidak mempengaruhi karena hamper setiap responden mengelola perencanaan keuangannya.
(14)
Analysis of Personality and Gender on Personal Financial Plan of the Economic Students of UPN "Veteran" Jawa Timur
by:
Attalarik Syah Panigoro
Abstract
Financial Plan has drawn attention to many researchers due to its knowledge that is able to provide guidelines for a person to realize his purpose in life. Since early plan will give better result, researchers try to explore the way of single plan their finance in his life.
This research uses quantity method in collecting data through questions. This research discusses the influences of personality and gender factors of a person on his personal financial plan in managing finance. The data derives from the respondents' answers.
The result of the research states that the respondents manage their finance. Personality factor affects personal financial plan since every respondent has different financial goal. As for gender factor, it does not affect personal financial plan since every respondent manages his financial plan.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perencanaan keuangan menjadi perhatian banyak peneliti karena pengetahuan ini mampu memberikan pedoman bagi seseorang untuk merealisasikan tujuan hidupnya. Perencanaan yang dilakukan lebih dini akan lebih baik Saat ini perencanaan keuangan mengalami perkembang sangat pesat. Dahulu perencanaan keuangan digunakan pada perusahaan untuk merencanakan keuangan kedepannya. Namun, saat ini perencanaan keuangan tidak hanya untuk perusahaan. Perencanaan keuangan juga dibutuhkan oleh industri kecil, industri rumahan, rumah tangga bahkan untuk pribadi.
Penelitian tentang perencanaan keuangan mulai mendapat perhatian. Kebanyakan penelitian berfokus pada pengelolaan keuangan pribadi yang telah berkeluarga. Belum banyak penelitian yang mengupas tentang pengelolaan keuangan pribadi pada dewasa yang masih lajang.
Perencanaan keuangan diperlukan untuk menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga. Tanpa perencanaan keuangan akan cenderung memboroskan uang yang telah diperoleh dengan susah payah. Menghabiskan uang hari ini untuk memenuhi kebutuhan hari ini. Para karyawan dengan gaji bulanan cenderung bersikap seperti ini, karena yakin bahwa bulan depan
(16)
akan memperoleh gaji, pada mahasiwapun juga seperti itu, mahasiswa merasa setiap bulan mendapatkan uang saku dari orang tua.
Masih banyak mahasiswa yang belum merencanakan keuangannya. Hal ini yang menyebabkan para mahasiswa boros dan menghabiskan uang tanpa memikirkan hari berikutnya.
Kenyataan diatas membuktikan bahwa hanya perusahaan yang mutlak mengelola keuangan secara baik, keluarga dan individupun harus mahir menangani keuangannya agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur keseimbangannya. Merencanakan keuangan pribadi dan keluarga mutlak dilakukan agar perjalanan hidup selanjutnya lebih aman (Sembel et all, 2003)
Perencanaan Keuangan secara definisi adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana. Tujuan hidup dapat termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun. (Ric Edelman, 1998) memaparkan alasan mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan oleh individu maupun keluarga. Pada intinya dapat dikatakan bahwa perencanaan keuangan menjadi penting karena tanpa perencanaan yang baik, maka hidup yang bagi sebagian besar anggota masyarakat sudah sulit akan menjadi sulit. Bertambahnya penderitaan yang bisa dihindari dengan melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan terarah.
Tidak seorang pun yang ingin mengalami kondisi keuangan yang buruk. Namun banyak juga orang yang tidak menyadari pentingnya manajemen keuangan dalam kehidupan finansialnya. Salah satu tujuan dari pengelolaan keuangan adalah
(17)
menghindari situasi yang disebut dengan defisit dalam keuangan, karena perencanaan keuangan keluarga tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang berpendapatan besar, tetapi setiap orang baik kaya atau miskin perlu untuk membuat perencanaan hidupnya guna mewujudkan tujuan hidupnya, namun perbedaannya hanya dalam pengalokasian dan pengelolaan uang masing-masing individu.
Banyak masalah keuangan yang terjadi pada mahasiswa seperti kehabisan uang saku bulanan, tidak bisa memenuhi kebutuhan pribadi, dan telat membayar SPP. Hal ini dikarenakan mahasiswa tidak merencanakan keuangannya sehingga meyebabkan mahasiswa menggunakan uang SPP untuk memenuhi kebutuhannya, karena mahasiswa yakin bulan depan akan mendapatkan uang saku, dan melunasi hutangnya dengan menyerahkan sebagian uang saku yang seharusnya digunakan sebaik mungkin pada bulan ini. Sehingga masalah itu tidak akan ada jalan keluarnya, selain dengan cara mengatur keuangannya. Dengan perencanaan yang baik, masalah-masalah keuangan di atas tidak akan terjadi.
Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pribadi bukan hanya karena kebiasaan atau faktor dukungan lingkungan, tetapi ternyata bisa juga didapatkan melalui pendidikan formal. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi yang mendapat pengajaran tentang keuangan, seharusnya mahasiswa melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan terampil dan bijaksana, selain itu perencanaan keuangan merupakan proses belajar untuk mandiri terhadap mengatur seluruh keuangannya di masa kini dan masa mendatang.
(18)
Lewat banyak permasalahan yang sudah ditemui maka sekarang seorang mahasiswa fakultas ekonomi di UPN Veteran Jawa Timur sangat dipertaruhkan karena pada dasarnya seorang mahasiswa telah mempelajari ilmu-ilmu ekonomi yang selama ini
telah dipelajari dan baiknya diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam mengelola dan merencanakan keuangan pribadi.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: ”Analisa Gender dan Kepribadian Terhadap Perencanaan Keuangan Pribadi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi (UPN Veteran Jawa Timur)”.
1.2. Perumusan Masalah
Setelah dilihat dari latar belakang yang ada, maka berikut ini dibuat suatu perumusan masalah yaitu:
1. Apakah faktor gender mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi?
2. Apakah faktor kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi?
1.3. Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti gender dan kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi.
(19)
1.4. Manfaat Penelitian
Penyusunan skripsi ini adalah kewajiban sebagaimana layaknya setiap mahasiswa yang telah selesai menempuh pendidikan tahap akhir di bangku kuliah. Adapun manfaat penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap perencanaan keuangan pribadi.
b. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan perencanaan keuangan bagaimana seharusnya mahasiswa ekonomi yang mempelajari keuangan sudah melakukan perencanaan keuangan sejak dini.
c. Bagi UPN “Veteran” Jawa Timur
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini, serta sebagai Dharma Bhakti terhadap perguruan tinggi khususnya Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan kajian berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Yose Rizal S.A (2009)
Penelitian yang berjudul ”Study Perencanaan Keuangan Pada Dewasa Lajang di Komunitas Pecinta Sulap RnB Magic Community Surabaya” adapun perumusan masalahnya adalah bagaimanakah pengelolaan keuangan pribadi pada masa dewasa lajang dan implementasi perencanaan keuangannya. Hasil kesimpulan dari penelitan ini adalah individu dewasa lajang mengetahui apa yang diinginkan kedepan, mereka memiliki tujuan dan cita-cita. Namun demikian, tujuan tersebut belum sepenuhnya berkriteria Spesifik, Measurable, Attainable, Reality, Time-bound. Selain itu, dalam perencanaan keuangan belum ada sinkronisasi antara tujuan hidup dan manajemen keuangan informan. Karena hal ini dapat dipahami karena ketidak jelasan tujuan menyebabkan mareka kurang dapat menentukan prioritas pengeluaran. Mengenai implementasi perencanaan keuangan masih menggunakan format yang sederhana bahkan ada informan yang tidak mencatat keuangannya karena menganggapnya terlalu rumit.
2. Fitria Widyasari (2009)
Penelitian yang berjudul ”Studi Tentang Kinerja Wanita dalam Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan
(21)
Siwalankerto Surabaya ” adapun perumusan masalahnya adalah bagaimanakah kinerja wanita khususnya ibu dalam mengelola keuangan keluarga dan bagaimana cara untuk merencanakan secara keseluruhan. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah keuangan yang sistematis dan lengkap, dapat membantu bahkan memberikan informasi yang signifikan tentang harta kekayaan maupun informasi lainnya yang berhubungan dengan keuangan keluarga sehingga dapat lebih mengerti oleh anggota keluarga lainnya. Agar dapat lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang penting dalam keuangan keluarga.
3. Yohnson (2004)
Penelitian yang berjudul ”Peran Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya” adapun perumusan masalahnya adalah apakah minat dalam merencanakan keuangan rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu-ibu rumah tangga. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan peran univesitas dalam rangka menciptakan keluarga yang mapan dalam hal keuangan di Surabaya. Setiap universitas di Surabaya mulai mengambil peran membuka program-program diatas. Para pengajar keuangan di universitas harus mengambil peran aktif yaitu mengambil gelar profesi keuangan yaitu menjadi finacial planner dan menjadi pembicara dalam program sosialisasi manfaat dan pelatihan perencanaan keuangan. Dengan adanya peningkatan peran aktif universitas di Surabaya maka banyak terdapat keluarga mapan di Surabaya dalam kondisi keuangan yang mengalami positif cashflow, semakin banyak aktiva
(22)
likuid dapat melakukan investasi yang tepat, merencanakan dana pendidikan sesuai dengan tujuan kelurga lainnya.
4. Wahyu Aprilia (2010)
Penelitian yang berjudul ”Studi tentang pemahaman anggaran dalam perencanaan keuangan pada keluarga dosen akuntansi (kasus UPN Veteran Jatim)” adapun perumusan masalahnya adalah baagaimana pemahaman dosen akuntansi terhadap anggaran dalam perencanaan keuangan keluarga hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah para dosen akuntansi sangat memahami mengenai anggaran dalam perencanaan keuangan dalam keluarga. Cara para dosen akuntansi untuk merencanakan keuangan keluarga secara keseluruhan sangat terorganisir dengan baik, hal ini dilihat dari hasil wawancara yang diperoleh yang menyebutkan bahwa mereka menanamkan dananya dalam bentuk investasi dan asuransi yang menurutnya lebih menguntungkan.
5. Fisher, Patti J (2010)
Penelitian yang berjudul ”Perbedaan gender dalam perilaku tabungan pribadi” adapun perumusan masalahnya adalah apakah perbedaan gender berhubungan dengan tindakan perilaku menabung antara laki-laki dan perempuan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah cara menabung antara pria dan wanita terlihat berbeda berdasarkan hasil yang telah diketahui, seperti halnya faktor yang berhubungan dengan tabungan. Kelompok-kelompok ini berbeda dalam segi karakteristik, tapi tidak ada perbedaan yang signifikan ditemukan dari porsi wanita dan pria dalam
(23)
menabung secara reguler. Hampir 61% pria lebih hemat dari tahun sebelumnya, sedangkan hanya 47% wanita berhemat.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Perencanaan Keuangan
Financial Planning atau perencanaan keuangan mulai populer di Indonesia sekitar tiga sampai empat tahun terakhir. Mereka yang menekuni profesi ini menyebut dirinya sebagai Financial Planner yakni orang-orang yang mendampingi individu atau keluarga untuk menyusun rencana keuangan guna mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah dipilih atau ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks ini perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan keuangan pribadi (Personal Finance) daripada keuangan perusahaan (Corporate Finance). Primeplanner, family financial planner mendefinisikan financial planning sebagai ”proses perencanaan guna mencapai tujuan-tujuan hidup melalui pengelolaan keuangan secara terampil, cerdas, dan bijaksana”. Definisi ini dibuat dalam pengertian yang lebih bersifat praktis dan operasional.
Perencanaan keuangan tidak bisa dilakukan satu kali untuk selamanya-lamanya. Perencanaan akan berkembang mengikuti dinamika kehidupan dari mereka yang merencanakannya. Berbagai perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan harus terus-menerus diakomodasi untuk memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan keuangan yang pernah dibuat sebelumnya.
2.2.1.1. Proses Perencanaan Keuangan a. Penentuan tujuan keuangan
(24)
Setelah memahami kondisi keuangan saat ini, kita lebih siap untuk menetukan tujuan keuangan yang spesifik dan realistis dalam kaitan dengan perencanaan keuangan pribadi secara terpadu. Salah satu kunci lain dalam menentukan tujuan keuangan pribadi adalah realistis, agar secara rasional bisa di capai melalui pelaksanaan dan usaha yang berkesinambungan. Untuk itu perlu dipertimbangkan situasi kondisi saat ini. Dalam menentukan tujuan jangan sampai tujuan ini menjadi seperti penguk merindukan bulan. Ciri realistis sangatlah penting karena tujuan keuangan merupakan pilar penting perencanaan keuangan keluarga. Tujuan yang terlalu mulus akan menjadi bomerang karena bebannya akan terasa sangat berat sehingga menjadi enggan untuk melakukan perencanaan dan usaha pencapaiannya. Selain itu, tujuan juga harus diurutkan berdasarkan prioritasnya. Bila ada beberapa tujuan keuangan, perlu dikaji urutan prioritasnya. Keterbatasan dan kendala sumber daya yang kita miliki sering mengharuskan kita untuk memilih tujuan yang paling penting harus dicapai lebih dulu. Setelah tujuan prioritas tercapai, tujuan lain bisa dikejar bila kondisi memungkinkan.
b. Penyusunan rencana strategi untuk mencapai tujuan
Setelah mengetahui tujuan awal dan tujuan keuangan pribadi, langkah selanjutnya adalah penyusunan strategi untuk mencapai tujuan keuangan pribadi, sebagai persiapan penyusunan strategi, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap kondisi keuangan. Dari analisis dapat dilihat terpenuhinya ciri SMART dari tujuan keuangan pribadi yang ditentukan. Analisis ini juga membantu mengidentifikasi kesesuaian antara keinginan kita atau nilai-nilai yang kita miliki dan kebiasaan serta penggunaan
(25)
pendapatan bulanan. Bila ditemukan ketidak sesuaian, maka perlu ditentukan sasaran jangka pendek untuk menangani kesenjangan ini. Selanjutnya, strategi yang disusun kembali harus memenuhi ciri realistis dan memiliki batas waktu.
c. Pembelajaran untuk melengkapi diri dengan pengetahuan
Perencanaan keuangan dapat membantu kita meningkatkan diri kita dengan mengarahkan kita untuk mempelajari diri kita dengan mengarahkan kita untuk mempelajari pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan membangun sikap baru.
d. Pelaksaan strategi dengan bekerja keras dan bekerja cerdas
Agar tujuan keuangan bisa tercapai, kita perlu mengembangkan kebiasaan untuk bekerja keras dan cerdas (Work hard and Smart). Kebiasaan inilah yang dalam jangka panjang akan menentukan masa depan kita.
e. Pemantauan dan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki
Langkah berikutnya adalah terus mengelola sumber daya dan memantau pelaksana perencanaan agar sesuai dengan rencana. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, perlu dilakukan tindakan pemulihan. Tindakan ini bisa berupa mengembalikan perjalanan pada jalur semula, atau mengubah rencana karena sudah tidak relevan lagi dengan situasi saat ini. Revisi mungkin terjadi karena keadaan keuangan keluarga selalu berubah.
2.2.1.2. Alasan Diperlukananya Perencanaan Keuangan
Alasan diperlukannya perencanaan keuangan selain menambah kekayaan ialah menjaga agar kehidupan keuangan tidak kacau akibat ada hal-hal yang tidak
(26)
sesuai keinginan seperti dana tak terduga, kenaikan harga pasar, kebutuhan pribadi naik, dan lain sebagainya.
Dalam buku The Truth About Money (1998), yag dikutip oleh Ric Edelman memaparkan 11 alasan mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan oleh individu maupun keluarga. Menurut Edelman, melaksanakan perencanaan keuangan lebih memungkinkan untuk :
1. Melindungi diri sendiri dan keluarga dari berbagai resiko yang berdampak secara finansial seperti kecelakaan, penyakit, kematian, dan tuntutan hukum;
2. Mengurangi hutang / hutang pribadi / keluarga;
3. Membiayai kehidupan saat tidak lagi berada dalam rentang usia produktif (ini berkaitan dengan naiknya tingkat ekspetasi hidup rata-rata manusia di suatu negara);
4. Membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk membesarkan anak; 5. Menyediakan biaya pendididkan anak sampai perguruan tinggi; 6. Membayar biaya pernikahan anak;
7. Membeli rumah; 8. Membeli kendaraan;
9. Mampu menentukan masa pensiun dengan gaya hidup yang kita inginkan; 10. Membayar biaya-biaya perawatan yang bersifat jangka panjang;
11. Mewariskan kesejahteraan kepada generasi berikutnya (anak, cucu, cicit, canggah)
(27)
Daftar alasan rasional diatas bisa ditambah dan diperpanjang sesuai dengan tujuan-tujuan kehidupan yang sangat bervariasi dari orang ke orang. Misalnya, berlibur bersama sahabat, keluarga dan kerabat ke mancanegara setahun sekali, membiayai orang tua dan keluarga untuk umroh, naik haji, atau mengunjungi tanah suci, membiayai anak asuh di panti asuhan, dan sebagainya.
Pada intinya dapat dikatakan bahwa perencanaan keuangan menjadi penting karena tanpa perencanaan yang baik, maka hidup yang bagi sebagian besar anggota masyarakat sudah sulit akan semakin sulit. Bertambahnya penderitaan itu bisa dihindari dengan melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan terarah.
Perencanaan memungkinkan untuk menentukan arah dan memberi makna atas keputusan-keputusan finansial yang kita ambil. Perencanaan juga berguna agar lebih memahami dan mengerti dampak atau konsekuensi keputusan finansial terhadap kondisi keuangandan pemenuhan kebutuhan kehidupan.
Perencanaan keuangan membuat lebih jelas melihat ketertarikan keputusan finansial dengan aspek finansial lainnya secara keseluruhan, dan lebih jeli mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap tujuan hidup kita. Dengan perencanaan keuangan, juga dimungkinkan untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam perjalanan hidup kita dan merasa lebih aman atau nyaman karena segala sesuatu yang beresiko terhadap kondisi finansial telah diantisipasi sebelumnya.
Disamping memaparkan 11 alasan rasional yang pada intinya menegaskan arti penting dari proses perencanaan keuangan, Edelman juga menyebutkan 4 masalah
(28)
utama yang membuat orang gagal menciptakan kehidupan yang sejahtera adalah sikap menunda-nunda, kebiasaan menghabiskan, inflasi, dan pajak.
2.2.1.3. Jenis Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan individu mencakup beberapa perencanaan seperti dibawah ini (Malinda, 2007):
1. Perencanaan Investasi
Bertujuan melakukan akumulasi kekayaan pribadi (Wealth accumulation). Misalnya berupa, pengalokasian dana kedalam instrumen investasi seperti tabungan bank, reksa dana, polis asuransi jiwa, saham, dan properti.
2. Perencanaan Resiko atau Asuransi
Bertujuan untuk mendapatkan nilai ekonomi hidup (economic live value) yang menjadi dasar kebutuhan asuransi jiwa. Nilai hidup sama dengan kapasitas pendapatan seseorang. Jika nilai ekonomi seseorang mencari nafkah berkurang atau hilang, maka keluarganya secara finansial akan mengalami kerugian atau tidak siap. Biasanya resiko penanggulangan berbentuk suatu penggantian pendapatan bagi keluarga karena meninggal dini, cacat, atau menderita penyakit kritis.
3. Perencanaan Pajak Pribadi (Personal Tax Planning)
Bertujuan untuk efisiensi kewajiban membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Efisien pajak bukan usaha untuk menghindar dari pajak.
4. Perencanaan Hari Tua (Retirement Planning)
Bertujuan melakukan analisis kebutuhan dana (Capital need analysis) berupa dana hari tua.
(29)
5. Perencanaan warisan (Estate Planning)
Apabila seseorang meninggal, maka harta miliknya bukan lagi miliknya. Perencanaan warisan adalah proses mengumpulkan dana serta membagikan kekayaan secara efisien dan efektif setelah orang tersebut meninggal sesuai dengan keinginannya.
2.2.1.4. Siklus Kehidupan Manusia dan Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan pribadi umumnya melakukan pendekatan individual. Hal ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan siklus kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia ialah perjalanan hidup manusia yang selalu dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan meninggalnya individu tersebut. Perencanaan dengan melihat pendekatan siklus kehidupan manusia dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat pertimbangan kebutuhan dimasa yang akan datang.
Menurut (Malinda, 2007), sebelum membuat suatu perencanaan keuangan, langkah awal yang harus dilakukan ialah kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data mencakup siklus kehidupan manusia, profil resiko, dan kebutuhan dana darurat.
Setiap masa dalam siklus kehidupan manusia mempunyai karakteristik yang mirip yang akan dibahas menggunakan siklus kehidupan yang telah disederhanakan. Malinda menjelaskan berbagai perilaku individu dalam setiap masa siklus kehidupan yang disarikan secara lengkap berikut ini:
Usia Sekolah Dasar sampai lulus Perguruan Tinggi S1 di usia 20-an (masa anak-anak) :
(30)
umumnya orang masih berada di bangku sekolah pendidikan dasar dan seluruh biaya hidup ditanggung oleh orang tua. “Lived is beatiful, with no responsibilities what so ever…” kira-kira begitulah gambaran hidup seseorang pada masa kanak-kanak dan remajanya. Hanya saja memang tidak seindah kenyataannya jika berkaitan dengan uang.
Saat di Perguruan Tinggi, kebanyakan masih dibiayai orang tua, tetapi pengaruh teman-teman, mengikuti tren, atau mungkin memang terpaksa banyak juga yang harus paruh waktunya mencari penghasilan tambahan untuk tambahan ongkos kuliah. Dengan naiknya ongkos kuliah, transportasi, dan buku-buku memang agak sulit jika harus mengandalkan orang tua. Mempunyai uang sendiri kedengarannya lebih keren dan gaul. Lebih bebas menentukan pilihan dimana dalam membelanjakan uang, juga sesekali mentraktir orang tua dan bisa jadi kebanggaan tersendiri. Asalkan bisa membagi waktu dengan jadwal kuliah yang harus segera diselesaikan, maka bekerja paruh waktu atau berusaha mendapat uang sendiri sambil kuliah tentunya bisa dilakukan. Bekerja sambil kuliah memang memanfaatkan waktu luang dengan positif. Tentunya kita sedikit banyak bisa mempraktikkan apa yang dipelajari selama di sekolah.
(31)
Penghasilan belum terlalu besar saat ini karena itu mulailah membangun kebiasaan berbelanja dengan cara mengeluarkan uang sesuai dengan anggaran yang sudah direncanakan.
Pada masa ini biasanya orang masih malas menabung, tetapi rajin berbelanja. Namun seberapa penghasilan anda, usahakanlah untuk selalu bisa menyisihkan uang secara rutin dari penghasilan tiap bulan. Pastikan bahwa anda mempunyai tabungan di bank dalam kondisi nyaman, fasilitas lengkap, biaya administrasi rendah dengan bunga tabungan yang bersaing. Pisahkan tabungan dengan rekening rekening gaji.
Cobalah untuk bisa membentuk sejumlah dana darurat, yaitu sejumlah dana yang dengan sengaja disisihkan untuk membiayai pengeluaran mendadak yang sifatnya darurat. Pada usia ini kebutuhan dana darurat belum terlalu besar sehingga cukup mencadangkan sebesar 1 kali pengeluaran anda perbulan. Anda bisa menempatkan rekening dana dararut ini di rekening tabungan.
Mulai berpikir mengenai persiapan pensiun, walaupun masih jauh panggang dari api alias masih lama sekali anda pensiun, tidak ada salahnya sudah mulai mempersiapkan sejak sekarang. Tidak pernah ada kata terlalu cepat dan terlalu dini untuk persiapan pensiun. Jika perusahaan tempat anda bekerja mempunyai program dana pensiun sendiri, bergabunglah, atau anda bisa mengikuti program pensiun Jamsostek dari pemeerintah atau belilah program
(32)
dana pensiun yang ditawarkan lembaga keuangan lain seperti bank dan perusahaan asuransi.
Jangan membeli asuransi jiwa jika anda belum mempunyai tanggungan atau terkecuali ada hutang yang harus diselesaikan, namun pertimbangan untuk mengambil asuransi kesehatan jika perusahaan tempat anda bekerja tidak meng-cover biaya ini.
- Di usia 30-an (masa menikah)
Pada saat ini anda mungkin sudah menikah karena itu perlu sekali meng-cover penghasilan anda dengan asuransi jiwa apalagi jika sudah memiliki anak. Jangan sampai keluarga yang anda tinggalkan mengalami derita finansial yang terlalu parah karena anda meninggal terlalu cepat.
Dengan adanya anak, maka sudah saatnya mempersiapkan dana pendidikan anak. Anda bisa mempersiapkan dengan cara menabung ditabungan pendidikan, mengambil asuransi pendidikan, atau kedalam produk investasi lain.
Pertimbangkan jika untuk mengambil asuransi kecelakaan yang lebih lengkap seprti asuransi yang meng-cover risiko kecelakaan, penyakit kritis, cacat tetap akibat kecelakaan, atau risiko-risiko kesehatan lain yang belum dicakup oleh tunjangan kesehatan dari perusahaan anda.
Jangan lupa untuk meng-cover harta benda anda dengan asuransi kerugian seperti asuransi kendaraan atau asuransi kebakaran
(33)
Pastikan bahwa anda mengambil cicilan kredit rumah atau KPR yang tidak terlalu memberatkan anda. Luangkan waktu untuk membandingkan penawaran KPR antara bank yang satu dengan yang lain dan jangan malas untuk berburu rumah idaman anda, agar sesuai antara budget dengan keinginan.
Jika anda mempunyai sejumlah harta, buat surat wasiat. Membuat surat wasiat sebanarnya mudah dan tidak mahal, tetapi orang belum terbiasa sebab tidak tahu caranya. Padahal sangat penting dilakukan agar keluarga yang ditinggal tidak berebut harta warisan, juga memudahkan berbagai urusan administrasi bagi pasangan dan anak-anak. Sebaiknya tanyalah kepada teman yang ahli atau seorang notaris yang sudah berpengalaman dalam membuat surat wasiat.
Evaluasi terus program pensiun yang sudah anda ikuti, pastikan telah memberikan pengembalian investasi sejumlah yang diharapkan.
Jika anda masih bergulat dengan tagihan kartu kredit, berusahalah mengendalikan gaya hidup anda dan secara bertahap lunasi tagihan-tagihan hutang tersebut. Paling tidak carilah cara-cara begaimana agar anda bisa membayar cicilan hutang-hutang ini dengan cara yang paling murah.
Tambah pengetahuan dan pengalaman anda dalam berinvestasi, bersikap krestif dan mulailah berinvertasi diluar produk bank. Carilah investasi dengan biaya murah, setoran investasi yang fleksibel, mudah diakses, pajak yang kecil bahkan kalau bisa bebas pajak, dan likuid.
(34)
Di usia 40-an (masa tua)
Berusahalah untuk meningkatkan setoran tabungan dan investasi setiap tahunnya terutama untuk persiapan pensiun. Pastikan setoran tabungan dan investasi selalu naik sesuai dengan kenaikan penghasilan anda. Setiap kali mendapat rejeki lebih baik berupa bonus atau THR, sisihkan terlebih dahulu untuk menambah investasi anda.
Evaluasi lagi jumlah uang pertanggungan asuransi jiwa yang anda ambil, apakah jumlahnya sudah sesuai dengan kebutuhan untuk meng-cover risiko kehilangan pengahasilan. Jika biaya hidup anda telah berubah, naik atau turun, maka sebaiknya jumlah uang pertanggungan asuransi jiwanya juga disesuaikan.
Pastikan cicilan KPR anda tetap berjalan dengan semestinya sesuai jadwal. Simpan segala bukti pembayaran berikut catatan saldo terakhir dari hutang KPR anda. Jika suku bunga naik, dan karena jumlah cicilannya menjadi terlalu berat, bisa anda pertimbangkan untuk memperpanjang waktunya.
Sebaliknya, jika beruntung anda memiliki sejumlah dana yang cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk mengadakan pelunasan KPR sebagian atau seluruhnya dari sisa saldo KPR sekarang. Melakukan hal ini bisa membuat anda menghemat bunga KPR dan mempercepat waktu pelunasan.
(35)
Disaat menjelang pensiun, ada baiknya anda mengetahui saldo pensiun anda yang terakhir, sehingga bisa melakukan evaluasi dan revisi jika dana yang terkumpul masih jauh dari target.
Review semua investasi anda, jika hampir semua investasi anda beresiko tinggi segelah melakukan verifikasi dan alokasi secara proporsional ke investasi yang resikonya lebih rendah.
Catat kapan cicilan KPR yang terakhir dan pastikan bahwa pembayaran cicilan KPR sudah selesai sebelum anda pensiun.
Pertimbangkanlah untuk mengalami asuransi kesehatan hari tua, yang meng-cover biaya-biaya kesehatan dan rawat inap dirumah sakit yang terjadi. Asuransi keseatan hari tua atau long term care insurance ini keuntungannya seharusnya bisa dinikmati pada saat pensiun sampai seumur hidup anda.
Di usia pensiun 55 atau 60-an (masa pensiun)
Inilah saatnya untuk mengajukan klaim dana pensiun dari program pensiun yang anda ikuti selama ini. Dana pensiun yang anda ikuti dari perusahaan tempat anda bekerja, biasanya akan memberikan seluruh total dana pensiun secara sekaligus didepan, sehingga selanjutnya anda tinggal mengambil sesuai dengan kebutuhan tiap bulan, dan menginvestasikan sisanya agar terus berkembang kedalam instrumen investasi yang tidak beresiko, namun bisa pendapatan tetap setara dengan bunga.
(36)
Jika anda mengikuti program pensiun yang diselenggarakan Jamsostek, segeralah ajukan klaim kepada badan pemeerintah ini. Anda bisa mendapatkan dua pilihan, apakah bisa diambil sekaligus atau mengambilnya secara bulanan seperti layaknya gaji. Jika anda sempat beberapa kali pindah keerja, namun program pensiun Jamsostek pada perusahaan sebelumnya belum sempat anda klaim, namun sudah terlanjur memulai yang baru, jangan segan-segan untuk mengajukan klaim.
Barang kali dulu pernah iseng mengikuti program pensiun yang ditawarkan oleh bank atau perusahaan asuransi. Jangan malu untuk mengajukan klaim hanya karena merasa uangnya tidak seberapa. Sebab sedikit atau banyak pada masa usia ini jumlah berapa pun akan sangat berarti..
Berhati-hatilah pada investasi yang beresiko tinggi, karakternya yang fluktuatif kemungkinan besar kurang cocok dengan usia dan kesehatan anda.
Periksalah kembali surat wasiat anda apakah sudah seperti yang anda inginkan, buatlah perubahan jika perlu. Pastikan bahwa pasangan anda dan anak-anak anda mengetahui wasiat tersebut.
Pertimbangkanlah untuk menyisihkan sejumlah dana tunai untuk mempersiapkan dana kematian bagi anda dan pasangan. Kedengarannya memang sangat tidak menyenangkan juga menakutkan, tetapi tindakan ini akan sangat membantu keluarga yang ditinggal walaupun tidak bisa mengurangi
(37)
kesedihan orang-orang yang dicintai anda telah anda tinggalkan. (Malinda, 2007)
2.2.1.5. Solusi Mengatasi Masalah Keuangan
Untuk mengendalikan sumber daya pribadi dan keluarga dapat menjadi tantangan khusus. Kredit atau berutang adalah solusi yang paling mudah untuk mengatasi masalah keuangan dengan cepat. Padahal berhutang akan menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar karena akan ada bunga hutang yang harus dibayar. Bagi beberapa orang lainnya, mereka selalu berupaya mencari pendapatan yang lebih besar untuk mengatasi masalah keuangan. Para pakar keuangan mengatakan bahwa untuk mengatasi problem keuangan berkaitan dengan kesadaran akan dari mana sumber uang dan pengeluarannya serta kesediaan untuk membuat keputusan yang terinformasi. Karena itu, solusi untuk mengatasi masalah keuangan adalah membuat anggaran keuangan.
2.2.2. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan merupakan bagian dari perencanaan keuangan pribadi. Anggaran merupakan perwujudan dari perencanaan keuangan yang dibuat berlandaskan pada tujuan individu baik jangka pendek maupun jangka panjang. Anggaran pendapatan dan belanja merupakan jantung dari sebuah perencanaan yang baik dan efektif. Anggaran yang diperhitungkan secara benar akan memaksimalkan persiapan sasaran maupun tujuan keuangan jangka panjang ditengah keterbatasan pendapatan. Perhatikan tabel berikur tentang proses penyusunan anggaran, penyusunan anggaran dilakukan melalui enam tahap.
(38)
Tabel 2.1. Proses Penyusunan Anggaran
Sumber : Sembel, Ichsan, dan Lubis, 2003.
Berikut penjelasan tabel 2.1. proses penyusunan anggaran: 1. Penentuan sasaran dan tujuan keuangan
Langkah awal dari sebuah perencanaan anggaran adalah penentuan sasaran serta tujuan keuangan masa depan. Contoh dari sasaran adalah meningkatkan kemampuan atau tingkat menabung keuangan pribadi. Sasaran keuangan lebih menitikberatkan kepada tujuan-tujuan jangka pendek. Sasaran ini bisa dilihat dari hasil analisis catatan keuangan yang telah dibuat pada awal proses perencanaan keuangan pribadi.
2. Pengumpulan data keuangan
Penentuan sasaran dan tujuan
Mendata informasi keuangan
Membuat perencanaan anggaran
Analisis Anggaran
Tinjauan ulang dan kontrol perencanaan Laksanakan perencanaan anggaran
(39)
Langkah kedua dalam menyusun anggaran keuangan pribadi adalah pengumpulan data keuangan. Anggaran merupakan proyeksi pendapatan dan pengeluaran pribadi untuk masa depan. Informasi dari catatan keuangan, baik catatan kekayaan maupun catatan arus kas, merupakan informasi awal yang berguna untuk menyusun anggaran. Kebutuhan akan pengeluaran masa depan dan alokasi dana untuk tujuan keuangan keluarga juga harus dimasukkan dalam perhitungan. Dan yang penting menyiapkan dana darurat.
3. Penyusunan anggaran
Anggaran merupakan hasil pengumpulan dana dan perangkuman semua ekspektasi pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya selama satu tahun kedalam bentuk tabel. Ditengah tabel terdapat ekspektasi pengeluaran bulanan yang diperoleh dari catatan arus kas.
4. Analisis anggaran
Setelah disusun, anggaran harus dianalisis dengan cermat. Alur kas yang terjadi baik surplus maupun defisit harus dikaji dengan baik.
5. Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran merupakan implementasi anggaran dengan megikuti tahapan-tahapan sebelumnya tersebut.
6. Peninjauan ulang dana pengendalian pelaksaan anggaran
Langkah akhir dari proses penyusunan anggaran adalah meninjau ulang dan mengendalikan atau mengawasi pelaksanaan anggaran.(Sembel et all, 2003).
(40)
Maraknya isu-isu seputar gender yang berkembang dalam organisasi, mengakibatkan istilah gender banyak mendapat perhatian masyarakat, setiap individu dalam proses perkembangan mengelami belajar berperan sesuai dengan jenis kelaminnya (sex) masing-masing. Sebelum meneliti terlebih dahulu kita perlu membedakan konsep gender dengan kata sex (jenis kelamin), pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jensi kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jensi kelamin tertentu.. (Fakih,2007:7)
Berikut pembagian jenis kelamin berdasarkan peran menurut Bem Sex Inventory (Nrangwesty,1995). peran jenis kelamin secara umum terbagi menjadi empat kelompok yaitu maskulin, feminin, androgini, dan undifferentiated.
a. Peran Maskulin
Menunjukkan pada tingkat dimana seseorang memenuhi harapan sosial tentang bagaimana seharusnya berprilaku atau berpenampilan, dari pendapat di atas maka tanpa dikaitkan dengan jenis seks individu dapat dikatakan bahwa peran seks maskulin menunjukkan pada tingkat dimana seseorang memiliki karakteristik yang memenuhi harapan sosial tentang karakteristik pria.
Peran seks maskulin diantaranya agresif, independen dan kompetitif, logis, dan rasional, suka berpetualangan atau mencari pengalan baru, mudah mengambil keputusan, percaya diri, asertif, berorientasi pada tujuan dan pengembangan diri, berani mengambil risiko, dominan, berani mengambil sikap, penuh inisiatif, percaya diri sendiri, sportif dan suka menganalisa, cepat mengambil keputusan, berdikari,
(41)
suka melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain, bersifat maskulin, suka bersaing untuk mencapai cita-cita tinggi dan suka memimpin.
b. Peran Feminin
Peran seks feminin menunjukkan pada tingkat dimana seseorang memenuhi harapan sosial tentang bagaimana seharusnya wanita berprilaku tau berpenampilan, berbagai literatur menyebutkan beberapa karakteristik peran seks feminin berikut ini, yaitu: emosional, sensitif, ekspresif, memahami perasaan orang lain, melindungi, kooperatif, hangat, simpatik, lembut, penyayang, suka menolong, menyenangkan orang lain, mudah terpengaruh dan suka manja atau kekanak-kanakan.
c. Peran Androgini
Terdapat sejumlah pandangan secara teoritis maupun hasil dari berbagai penelitian mengenai peran seks androgen, menurut Block (Nrangwesty, 1995) menyatakan bahwa androgini yaitu suatu proses adaptasi dalam menghadapi tuntutan masing-masing dimensi. individu dengan peran seks androgini mampu meleburkan karakteristik feminin dan maskulin, orientasi instrumental dan ekspresif.
Individu androgini adalah orang yang memiliki temperamen feminin dan maskulin dalam kadar yang tinggi sehingga bebas dan dleksibel untuk menampilkan aktivitas dan ketrampilan sesuai tuntutan keadaan bagi sejunlah kapabilitas dan sensitivitas yang unik. individu androgen dapat menjadi asertif ketika dibutuhkan dan juga mampu bersikap hangat dan eksprsesif bila situasi menuntut demikian.
Peran seks androgini meliputi karakteristik maskulin sekaligus karakteristik feminin, yaitu: mempertahankan keyakinan sendiri, mandiri, tegas, berkepribadian
(42)
teguh, suka memaksakan kehendak sendiri pada orang lain, memiliki kemampuan untuk memimpin, berani mengambil resiko, dominan, berani mengambil sikap, penuh inisiatif, percaya diri, sportif dan suka bersaing, peka terhadap kebutuhan orang lain, penug pengertian, penyayang, suka menghiburorang lain yang berduka, hangat dalam pergaulan, senang pada anak-anakm lemah lembut, suka mengalah, suka dirayu, setia, berbicara secara lemah lembut, mudah terpengaruh keadaan orang lain, manja atau kekanak-kanakan dan tidak suka berbicara kasar.
d. Peran Undifferentiated
Peran undifferentiated atau tidak terbedakan menunjukkan pada karakteristik yang tidak termasuk dalam peran seks maskulin, feminin atau androgen dimana individu memiliki skor feminin maupn maskulin di bawah rata-rata. maka dapat disimpulkan bahwa peran seks undifferentiated berkaitan dengan keberadaan karakteristik feminin dan maskulin bersama-sama dalam nilai rendah pada satu individu (laki-laki maupun perempuan).
Konsep gender menurut fakih (2007:8) yaitu sifat yang melekat pada kaum perempuan maupun laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Ciri dari sifat itu sendiri dapat dipertukarkan dengan kata lain ada pria yang mempunyai sifat seperti wanita, demikian sebaliknya.
Perubahan ciri dari sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lain, bahkan dari kelas ke kelas, sedangkan jenis kelamin biologis (sex) akan tetap atau tidak berubah.
(43)
Uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gender adalah ciri-ciri anatomis dan fisiologis yang membedakan antara pria dan wanita, dengan membawa sifat, nilai dan peran yang berbeda pula diantara keduanya sehingga mempengaruhi tiap individu dalam berpenampilan, berpikir, berprilaku maupun bereperasaan. . 2.2.4. Kepribadian
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan pada diri sesorang. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir (Robbins, 2001). Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian sangat banyak dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial. Bagaimana orang mendifinisikan kepribadian, beberapa prinsip pada umumnya diterima oleh para ahli psikologi. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi, apabila tidak maka individu itu tidak mempunyai arti.
2. Kepribadian di organisasi dalam pola tertentu, pola ini sedikit banyak yang dapat diamati dan diukur.
3. Walaupun kepribadian mempunyai berbagai segi yang dangkal, seperti sikap untuk menjadi pemimpin tim, dan inti yang lebih dalam, seperti sentimen mengenai wewenang, atau etika kerja.
(44)
4. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dan khas. Setiap orang berbeda satu sama lain dalam beberapa hal.
Kepribadian saling berhubungan erat dengan persepsi, sikap, belajar, dan motivasi sehingga perilaku atau setiap upaya untuk memahami perilaku sebenarnya tidak lengkap jika tidak memepertimbangkan kepribadian.
Terdapat tiga pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian, yaitu: 1. Pendekatan Ciri (Thrait Theoris)
Menurut pandangan allport, seorang ahli teori, ciri-ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan individu. Menurut seorang ahli psikologi, Cottel, ciri-ciri yang membentuk kepribadian diantaranya adalah pendiam, ramah-ramah, praktik imajinatif, santai-tegang, rendah hati, dan tegas.
2. Pendekatan Psikodinamis (Pyschodinamic Theories)
Freud menerangkan perbedaan kepribadian individu dengan mengemukakan bahwa orang menghadapi perangsang secara berbeda-beda. Untuk memperjelas perbedaan ini, freud menggambarkan pertentangan yang terus menerus antara dua bagian dari kepribadian yaitu dengan id dan super ego, yang diperlunak oleh ego. 3. Pendekatan Humanistis (Humanistic Theoris)
Pandangan humanistis tentang pemaham kepribadian dicirikan oleh sikap atas perkembangan dan perwujudan diri individu. teori ini menekankan pentingnya cara orang berpersepsi terhadap dunia kerja dan merupakan semua kekuatan yang mempengaruhinya.
(45)
2.2.5. Kerangka Pikir
Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah kerangka pikir yang ditunjukkan dengan gambar 1, sebagai berikut :
Regresi Linier Berganda Gambar 1 : Kerangka Pikir 2.2.6. Hipotesis
H1 = Diduga ada pengaruh gender terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi UPN Veteran Jawa Timur.
H2 = Diduga ada pengaruh kepribadian terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa fakultas ekonomi UPN Veteran Jawa Timur.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Gender (X1)
Kepribadian (X2)
Perencanaan Keuangan Pribadi (Y)
(46)
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan konsep, sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan konsep, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan dengan cara yang lebih baik.
Dalam bagian ini akan dijelaskan definisi operasional yang akan diteliti dari masing-masing variabel yang terdapat dalam model analisis.
a. Variabel Bebas
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik positif maupun negatif (Burhan, 2005: 62). Jadi dengan kata lain variabel terikat ditentukan oleh variabel bebasnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gender dan kepribadian.
1. Gender (X1)
Gender adalah perbedaan dan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Sehingga gender belum tentu sama di tempat yang berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya
(47)
ditempat mereka berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
2. Kepribadian (X2)
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan pada diri seseorang. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan dipertimbangkan mahasiswa dalam merencanakan keuangannya yang sesuai dengan kepribadiannya. Hal ini dikarenakan seseorang akan senang dengan apa yang dilakukannya bila sesuai dengan pribadinya sendiri.
b. Variabel Terikat
Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas (Burhan, 2005: 62). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perencanaan keuangan pribadi.
1. Perencanaan Keuangan Pribadi (Y)
Perencanaan keuangan pribadi adalah suatu proses pencapaian tujuan pribadi melalui manajemen keuangan yang berstuktur dan tepat. Memang tidak mungkin untuk merencanakan semua, tetapi dengan perencanaan yang baik, setiap individu mempunyai kesempatan membuat keputusan yang lebih tepat agar hasilnya lebih baik.
(48)
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel X1 adalah skala nominal, sedangkan untuk variabel X2 dan Y digunakan skala interval dengan teknik pengukurannya dengan menggunakan differential scale semmantic yang mempunyai skala point 1 sampai 7 yaitu skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan terlampir sebagai penelitian yang akan diteliti dan diukur.
3.1.3. Pengukuran Variabel
Adapun pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Gender (X1)
Variabel ini diukur menggunakan skala nominal yaitu skala yang paling sederhana dimana angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanya sekedar kode maupun label (Umar, 2007:44). Gender dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Laki-laki Kode = 1 b. Perempuan Kode = 0 2. Kepribadian (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari (Griffin, 2004) dengan 12 item pertanyaan. Teknik pengukuran variabel menggunakan differential scale semantic, yang mempunyai skala 7 point.
(49)
Sangat tidak setuju Sangat setuju sekali
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poitn 1 sangat tidak setuju sekali kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi sampai dengan pilihan pada point 7 sangat setuju sekali kepribadian mempengaruhi perencanaan keuangan pribadi.
3. Perencanaan Keuangan Pribadi (Y)
Variabel ini diukur dengan 11 item pertanyaan. Teknik pengukuran variabel menggunakan differential scale semantic, yang mempunyai skala 7 point.
1 2 3 4 5 6 7
Tidak pernah Selalu
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih point 1 tidak pernah berarti tidak merencanakan keuangan pribadi sampai dengan piihan pada point 7 selalu berarti merencanakan keuangan pribadi.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Burhan, 2005: 99). Populasi dalam penelitian ini 355 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang terdiri dari angkatan 2007, yang masih menjadi mahasiswa aktif (Biro Admik, 2011).
(50)
Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan respresentatif dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004:44). Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan cara menentukan target elemen populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan datanya.
Dasar pertimbangan pemilihan kriteria yang diambil adalah :
1. Para responden terdiri dari mahasiswa Fakultas Ekonomi yaitu Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi.
2. Para responden adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan tahun 2007.
Dengan ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh rumus : N
n ……….(Umar, 2003 : 146) 1 + N(e)
Dimana :
n jumlah sampel N jumlah populasi
e persen kelonggaran ketidakadilan karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan yaitu 10%
Sedangkan sampel minimal yang dianjurkan berdasarkan rumus diatas adalah: 355
n
(51)
78,02 78 responden
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 78 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jatim.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung tanpa perantara atau dari sumber aslinya (Burhan, 2005: 122). Sedangkan sumber data berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 78 responden.
3.3.2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi: 1. Kuesioner
Pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data.
2. Observasi
Pengumpulan dan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti. 3.4. Uji Kualitas Data
(52)
Uji Validitas (Sumarsono, 2004 : 31) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan (ditunjukkan dengan taraf signifikasi lebih kecil dari 0.05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut menpunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31)..
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009 : 45).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan Uji Statistik Cronbach Alpha ().
Ukuran untuk menentukan reliabilitas adalah (Ghozali, 2002 : 133): 1. Jika nilai alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel
(53)
3.4.3. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40).
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal (Sumarsono, 2004 :43).
3.4.4. Asumsi Klasik
Algifari (2000: 83) menyatakan bahwa model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least Squares/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (best linear unbias estimator/BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik.
3.4.5. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain atau time series (Ghozali, 2006: 99). Dalam pengujian ini ,
(54)
uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan bukan data series (Gujarati, 1999 : 201).
3.4.6. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006: 95).
Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinieritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < dari 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2006: 57-59). 3.4.7. Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas (Ghozali, 2009: 125).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) > 0.05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas dari Heterokedastisitas
(55)
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2+ e Keterangan :
Y = Perencanaan Keuangan Pribadi X1 = Gender
X2 = Kepribadian α = Konstanta β 1-2 = Koefisien regresi e = Standart Error 3.6 Uji Hipotesis
3.6.1 Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji sesuai atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh dari gender (X1), dan kepribadian (X2) terhadap perencanaan keuangan pribadi (Y).
Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut:
a. Ho : β1 = β2 = βj = 0 (tidak sesuai/tidak cocok model regresi yg digunakan)
b. Ha : salah satu dari βj ≠ 0 (sesuai / cocok model regresi yg digunakan) c. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat
(56)
d. Dengan F hitung sebesar : Fhit = R2 / (k – 1) (1 – R2) / (n – k ) Keterangan :
Fhit = F hasil perhitungan R2 = koefisien regresi k = jumlah variabel n = jumlah sampel
3.6.2 Uji Pengaruh Regresi Linier Berganda (Uji t)
Untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut :
a. Hipotesis statistik
H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1 dan X2 terhadap Y) H1 : βj ≠ 0 (terdapat pengaruh X1 dan X2 terhadap Y)
Dimana j = 1, 2, ………., k : variabel ke j sampai dengan ke k.
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.
c. Dimana nilai t hitung : thit = bj
se(bj) Keterangan :
thit = t hasil perhitungan b
(57)
se = standart error
BAB IV PEMBAHASAN 4.1.Diskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Umum UPN ”Veteran” Jatim
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan ”Veteran” (AAPV) Surabaya.
Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) ”Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi no.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN ”Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di
(58)
bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnya pada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Cadang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : KEP/01/11/1993 tanggal 27 Pebuari 1993 tentang Penataan UPN ”Veteran”. UPN ”Veteran” Cabang Jawa Timur, yang semula di bawah UPN ”Veteran” Yogyakarta, menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN ”Veteran” Jawa Timur.
Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor ; Kep/0307/U/1994- 10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangungan Nasional melalui Pelaksanaan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari perguruan tinggi kedinasan menjadi perguruan tinggi swasta. UPN ”Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT yang telah di akui.
Sesuai dengan Instruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Pebuari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”, telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.
(59)
Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA), dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (Mak) dengan ijin penyelenggaraan No : 2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu program studi baru, yaitu Teknik Informatika di bawah Fakultas Teknologi Industri, dengan ijin Operasi No. 2140/D/T/2005 tanggal 11 Juli 2005 serta program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasional Nomor : 183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.
4.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan
4.1.2.1. Visi
UPN “veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita ke depan yang dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan, modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional, inovatif dan produktif, dilandasi moral pancasila, jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan Turut serta mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia melalui wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” adalah sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(60)
Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “veteran” Jawa Timur mempunyai misi yaitu :
a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman.
b. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, kreatif, inovatif, dan produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga kerja serta menciptakan lapangan kerja.
c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
4.1.2.3. Tujuan
Menunjang pembangunan nasional di bidan pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap pembangunan nasional.
(61)
Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 jurusan yaitu Management, Akutansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan telah mempunyai status akreditas B. Sedangkan Akutansi mempunyai status akreditas A.
4.1.2.5. Gambaran Umum Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Pada dasarnya mahasiswa dalam berperilaku mereka identik untuk sama seperti dengan teman- teman yang lain. Mahasiswa yang berstatus ekonomi menengah ke atas, mahasiswa tersebut cenderung untuk berperilaku glamour dan konsumtif dalam hal apapun. Yang mana dalam suasana kampus seperti ajang dalam persaingan bagi sesama mahasiswa. Bagi mahasiswa yang berstatus ekonomi menengah ke bawah hanya bisa menyesuaikan dalam hal berpakaian, tapi juga tidak yang bermerk dan mahal.
4.2. Diskripsi Hasil Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan deskripsi masing-masing variabel penelitian yang meliputi gender, kepribadian dan perencanaan keuangan pribadi.
4.2.1. Gender (X1)
Berikut adalah deskripsi variabel gender yaitu kategori jenis kelamin mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian:
(62)
Tabel 4.1. Demografi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jurusan
Laki-laki Perempuan
Jumlah Persentase Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan 5 Orang 2 Orang 7 Orang 9%
Manajemen 11 Orang 12 Orang 23 Orang 31%
Akuntansi 21 Orang 27 Orang 48 Orang 60%
Jumlah 37 Orang 41 Orang 78 Orang 100%
Persentase 47,4% 52,6% 100%
Sumber: Data hasil Kuesioner
Berdasarkan Tabel 4.1. Diketahui bahwa demografi responden untuk jenis kelamin diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 37 orang (47,4%), dan responden Perempuan sebanyak 41 orang (52,6%). Dan demografi responden untuk Jurusan diketahui bahwa responden Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan sebanyak 7 orang (9%), responden Jurusan Manajemen 23 orang (31%), dan responden Jurusan Akuntasnsi 48 orang (60%).
4.2.2. Kepribadian (X2)
Berikut adalah deskripsi variabel kepribadian yaitu ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat khas dari mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian:
(63)
1 2 3 4 5 6 7
1 1 11 23 24 15 3 359
1% 1% 14% 29% 31% 19% 4% 100%
1 2 10 40 17 6 2 330
1% 3% 13% 51% 22% 8% 3% 100%
0 5 10 31 25 7 0 331
0% 6% 13% 40% 32% 9% 0% 100%
0 0 13 31 19 11 4 352
0% 0% 17% 40% 24% 14% 5% 100%
0 4 17 26 17 14 0 332
0% 5% 22% 33% 22% 18% 0% 100%
0 2 17 31 19 1 8 336
0% 3% 22% 40% 24% 1% 10% 100%
0 1 8 22 41 6 0 355
0% 1% 10% 28% 53% 8% 0% 100%
1 3 14 19 2 9 0 189
1% 4% 18% 24% 3% 12% 0% 62%
1 2 13 27 26 7 2 338
1% 3% 17% 35% 33% 9% 3% 100%
2 1 7 27 27 13 1 353
3% 1% 9% 35% 35% 17% 1% 100%
1 1 11 24 23 16 2 357
1% 1% 14% 31% 29% 21% 3% 100%
1 2 10 23 32 9 1 348
1% 3% 13% 29% 41% 12% 1% 100%
Total 8 24 141 324 272 114 23 3980 4,25
X2.11 4,58
X2.12 4,46
2,42 4,33 4,53 4,60 4,23 4,24 4,51 4,31 4,55 X2.8 X2.9 X2.10 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.6 X2.7 Item Skor Total Mean
X2.5 4,26
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.2. diketahui bahwa rata-rata jawaban responden pada 12 item pertanyaan variabel kepribadian berada pada nilai 3 hingga 6, hal ini menunjukkan responden cenderung setuju dengan item-item pertanyaan variabel kepribadian, berikut ini adalah penjelasan dari jawaban pertanyaan:
- Pada pertanyaan 1 hingga 4 yang mengukur tingkat keakuran dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa
(64)
Timur tingkat keakuran dengan keluarga dan teman sangat baik. Baik dalam hubungan, menerimat pendapat, dan bekerja sama.
- Pada pertanyaan 5 hingga 7 yang mengukur tingkat kesungguhan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa Timur tingkat kesungguhan pada masing-masing individu sangat baik dalam mencapai suatu tujuan, para mahasiswa berani mengambil resiko dan tidak mudah menyerah untuk mencapai tujuannya. Sehingga para mahasiswa merasa puas dengan hasil yang dilakukannya.
- Pada pertanyaan 8 hingga 10 yang mengukur tingkat emosionalitas negatif dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa Timur tingkat emosional negatif kurang baik. Para mahasiswa menganggap situasi dan kondisi kepribadian tidak mempengaruhi tujuan yang diinginkan, sedangkan lingkungan dapat mempengaruhi kepribadian. Rata-rata para mahasiswa termasuk individu yang tenang, santai, dan sabar.
- Pada pertanyaan 11 hingga 12 yang mengukur tingkat keterbukaan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa Timur tingkat keterbukaan dengan teman dan orang yang baru dikenal sangat baik. Baik dalam cara bergaul dan menerima ide-ide baru.
(65)
Berikut adalah deskripsi variabel perencanaan keuangan pribadi yaitu proses pencapaian tujuan pribadi melalui manajemen keuangan dari mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang menjadi responden penelitian:
Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Perencanaan Keuangan Pribadi
1 2 3 4 5 6 7
0 0 7 28 22 18 3 372
0% 0% 9% 36% 28% 23% 4% 100%
0 0 11 23 28 15 1 362
0% 0% 14% 29% 36% 19% 1% 100%
0 2 5 22 31 13 5 375
0% 3% 6% 28% 40% 17% 6% 100%
1 1 9 29 25 10 3 352
1% 1% 12% 37% 32% 13% 4% 100%
7 6 16 22 21 6 0 296
9% 8% 21% 28% 27% 8% 0% 100%
7 7 25 16 18 5 0 280
9% 9% 32% 21% 23% 6% 0% 100%
0 1 19 26 15 15 2 342
0% 1% 24% 33% 19% 19% 3% 100%
0 2 15 27 18 10 6 349
0% 3% 19% 35% 23% 13% 8% 100%
2 0 16 31 21 6 2 329
3% 0% 21% 40% 27% 8% 3% 100%
0 2 15 29 23 8 1 335
0% 3% 19% 37% 29% 10% 1% 100%
3 8 17 32 9 9 0 297
4% 10% 22% 41% 12% 12% 0% 100%
Total 20 29 155 285 231 115 23 3689 4,30
Y11 3,81
4,47 4,22 4,29 Y8 Y9 Y10 Y6 Y7 4,77 4,64 4,81 4,51 3,59 4,38 Item Skor Total Mean
Y5 3,79
Y1 Y2 Y3 Y4
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui bahwa rata-rata jawaban responden pada 11 item pertanyaan variabel perencanaan keuangan pribadi berada pada nilai 3 hingga 6, hal ini menunjukkan responden cenderung setuju dengan item-item pertanyaan
(66)
variabel perencanaan keuangan pribadi, berikut ini adalah penjelasan dari jawaban pertanyaan:
- Pada pertanyaan 1 hingga 4 yang mengukur penentuan tujuan keuangan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa Timur dalam menentukan tujuan keuangan sangat baik, rata-rata para mahasiswa memperkirakan biaya, menyesuaikan kondisi, dan merencanakan jangka waktu untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
- Pada pertanyaan 5 hingga 8 yang mengukur anggaran pendapatan dan pengeluaran dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa Timur dalam menganggarkan dan mengevaluasi pendapatan dan pengeluarannya cukup baik, beberapa mahasiswa ada yang belum membuat dan mengevaluasi anggaran keuangannya. Sedangkan dalam menyisihkan pendapatan dan membuat tabungan sangat baik, rata-rata para mahasiswa telah menyisihkan dan membuat tabungan.
- Pada pertanyaan 9 hingga 11 yang mengukur implementasi perencanaan keuangan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi ”UPN” Veteran Jawa Timur dalam membuat maupun menentukan tujuan keuangan dan memperkirakan biaya maupun menyesuaikan kondisi keuangan sangat baik, para mahasiswa telah melakukannya. Sedangkan dalam menganggarkan
(67)
dan mengevaluasi anggaran cukup baik, beberapa mahasiswa ada yang belum membuat dan mengevaluasi anggaran keuangannya.
4.3. Diskripsi Hasil Pengujian
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi pearson. Jika korelasi pearson antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menghasilkan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%), maka item pertanyaan dinyatakan valid.
Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variabel kepribadian:
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian Item Pertanyaan Nilai Korelasi Nilai Signifikansi Keterangan
X2.1 0,718 0,000 valid X2.2 0,782 0,000 valid X2.3 0,607 0,000 valid X2.4 0,666 0,000 valid X2.5 0,685 0,000 valid X2.6 0,645 0,000 valid X2.7 0,628 0,000 valid X2.8 0,800 0,000 valid X2.9 0,709 0,000 valid X2.10 0,627 0,000 valid X2.11 0,726 0,000 valid X2.12 0,729 0,000 valid
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 4.4. diketahui bahwa 12 item pertanyaan pada variabel kepribadian mempunyai nilai signifikansi korelasi pearson kurang dari 0,05, dengan
(1)
Tabel 4.13. Hasil Uji t Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients Model
B Std.
Error Beta
t Sig.
Gender 0,181 0,191 0,103 0,948 0,346
Kepribadian 0,383 0,127 0,327 3,005 0,004
Sumber : Lampiran 8
Berdasarkan Tabel 4.13. dapat dijelaskan hasil uji t sebagai berikut:
1. Pengujian pengaruh gender terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur menghasilkan nilai probabilitas (sig.) uji t sebesar 0,346 lebih besar dari 0,05 (α=5%), sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian disimpulkan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur. Berdasarkan hasil ini hipotesis pertama penelitian yang menduga ada pengaruh gender terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, tidak terbukti kebenarannya.
2. Pengujian pengaruh kepribadian terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur menghasilkan nilai probabilitas (sig.) uji t sebesar 0,004 kurang dari 0,05 (α=5%), sehingga diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian disimpulkan bahwa kepribadian berpengaruh signifikan terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
(2)
Koefisien regresi variabel kepribadian sebesar 0,383 menunjukkan kepribadian berpengaruh positif.
3. Signifikan terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur. Artinya semakin baik kepribadian yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, maka semakin baik pula perencanaan keuangan pribadi mereka. Berdasarkan hasil ini hipotesis kedua penelitian yang menduga ada pengaruh kepribadian terhadap perencanaan keuangan pribadi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, terbukti kebenarannya.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas yaitu gender dan kepribadian, hanya variabel kepribadian yang berpengaruh terhadap perencanaan keuangan pribadi. Sedangkan gender tidak bepengaruh signifikan terhadap perencanaan keuangan pribadi.
Tidak berpengaruh signifikannya gender terhadap perencanaan keuangan pribadi menunjukkan bahwa gender bukan merupakan faktor utama dari pengaruh perencanaan keuangan pribadi. Karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan adalah setara. Setara baik sebagai subyek maupun obyek, setara untuk sama-sama dipertimbangkan kebutuhan spesifiknya. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki potensi untuk berkontribusi dalam melakukan semua pekerjaan, beberapa wanita telah membuktikan bahwa mereka bisa mengalahkan laki-laki. Contoh dari wanita yang bisa mengalahkan pria adalah Megawati, Megawati bisa menjadi
(3)
pemimpin negara atau presiden, hal ini membuktikan bahwa wanita tidak bisa di anggap remeh oleh para pria. Di penelitian ini gender tidak berpengaruh karena pada dasarnya setiap mahasiswa mempunyai cara-cara yang berbeda dalam perencanaan keuangannya. Setiap individu memiliki kesadaran untuk mandiri, hal ini memudahkan setiap individu melakukan perencanaan keuangan. Bentuk pencatatan keuangan setiap individu bermacam-macam, ada yang mencatat tiap hari di diary, binder atau handphone. Tidak setiap pengeluaran dilakukan pencatatan karena mereka menganggap sangat rumit atau bahkan malas. Pencatatan keuangan dilakukan ketika ada pemasukan atau pengeluaran yang besar. Namun demikian mereka menganggap bahwa pencatatan keuangan sangat bermanfaat untuk merealisasikan tujuan mereka, jadi faktor gender tidak berpengaruh karena hampir semua individu melakukan perencanaan keuangannya dengan cara yang berbeda tergantung masing-masing individu.
Berpengaruhnya kepribadian terhadap perencanaan keuangan pribadi menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jatim masing-masing individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Sikap, perasaan, ekspresi, dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.Sehingga pada setiap mahasiswa perencanaan keuangan pribadinya berbeda-beda.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000, Analisis Regresi teori, kasus, dan solusi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Aprilia, Wahyu, 2010, ”Studi Tentang Pemahaman Anggaran Dalam Perencanaan Keuangan Pada Keluarga Dosen Akuntansi (Kasus UPN Veteran Jatim)”, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(5)
Edelman, Ric, 1998, The Truth About Money, http://www.ricedelman.com/.
Fakih, Mansour, 2007, Kecerdasan Emosi dan Kesetaraan Gender http://www.scribd.com/doc/31442614.
Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hariyono, Anwar dan Anwar, Muhadjir, 16-17 Maret 2011, Metodologi Penelitian dan Software Statistika, Workshop UPN Veteran Jawa Timur..
Malinda, Maya, 2007, Perencanaan Keuangan Pribadi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Patti J¸ Fisher, 2010¸Gender Deifference in Personal Saving Behaviors, http://findarticles.com/p/articles/miqa5468/is201001/ain54716703/
Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS, Penerbit Mediakom, Yogyakarta. Rizal, Yose, 2009, ”Study Perencanaan Keuangan Pada Dewasa Lajang di
Komunitas Pecinta Sulap RnB Magic Community Surabaya”, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Sembel, Roy, Muhammad Ichsan dan Parpudi Lubis, 2003, Smart Saving and Borrowing for Ordinary Family, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sitorus, Augustine, 1987, Praktek Anggaran, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi revisi. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Teorionline, 2011, Perbedaan Individu: Kepribadian,
http://teorionline.wordpress.com/2011/02/25/perbedaan-individu-kepribadian-1/.
Umar, Husein, 2004, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis. Cetakan keenam, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
.
Umar, Nasaruddin, 2009, Perspektif Gender Dalam Islam, Penerbit Yayasan Paramadina, Jakarta.
(6)
Widyasari, Fitria, 2009, ”Studi Tentang Kinerja Wanita dalam Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan Siwalankerto Surabaya”, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Yohnson, 2004, ”Peran Universitas di Surabaya Dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya”, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/. Yuhertiana, Indrawati dan Rizal, Yose, 2010, ” Studi Perencanaan Keuangan
Pribadi Pada Masa Dewasa Lajang: Pendekatan Pro-Job PadaSebuah Komunitas Pecinta Sulapdi Surabaya, The 4th National Conference – Faculty of Business Widya Mandala Catholic University
Yulyanna, Chandra, 2005, 5 Tahapan Perencanaan Keuangan Pribadi, www.http://keuanganpribadi.com/.