PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI

METODE TALKING STICK PADA SISWAKELAS V MI MA’ARIF DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh : Serly Mahfudha NIM : D07211026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Serly Mahfudha. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW Melalui Metode Talking

Stick Pada Siswa Kelas V Mi Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo.

Skripsi, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam, Metode Talking Stick, Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW.

Hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada materi Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah kelas V di MI Ma’arif Durungbanjar masih belum maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, sulitnya menemukan metode yang sesuai dengan materi, serta proses pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah sehingga cenderung membuat siswa tidak semangat dalam belajar dan membuat hasil belajar siswa rendah. Menanggapi hal tersebut, maka akan dilaksanakannya pembelajaran metode Talking Stick sebagai salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan diadakannya penelitian ini yakni: 1) Untuk mengetahui penerapan metode Talking stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick.

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan metode Talking Stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI

Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo? 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar

Sejarah Belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo?.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus, dalam satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan berjalan dengan baik dan terdapat peningkatan pada setiap siklusnya. observasi aktifitas guru pada siklus I mencapai 74% dan pada siklus II mencapai 89,5%. Sedangkan pada observasi aktifitas siswa pada siklus I mencapai 71,25% dan pada siklus II mencapai 88,75%. Selain itu, hasil belajar siswa pun meningkat, hasil rata-rata dari siklus I yaitu 70,95 pada siklus siklus II meningkat menjadi 90,36. Sedangkan pada hasil prosentase pada siklus I mencapai 54,54% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tindakan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Lingkup Penelitian ... 5

F. Segnifikansi Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 7

H. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10


(7)

1. Pengertian Hasil Belajar ... 10

2. Tipe-Tipe Hasil Belajar ... 12

3. Tujuan Hasil Belajar ... 17

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

B. Metode Pembelajaran Talking Stick ... 20

1. Pengertian Metode Talking Stick ... 20

2. Tujuan Metode Talking Stick ... 21

3. Langkah-langkah Metode Talking Stick ... 22

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick ... 23

C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 24

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ... 24

2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 27

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 28

4. Spesifikasi materi Sejarah Kebudayaan Islam ... 29

D. Peningkatan Hasil Belajar Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dengan Metode Talking Stick ... 33

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 38

C. Variabel yang Diteliti ... 39

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 44

F. Indikator Kinerja ... 49

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 52

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Durungbanjar ... 52 B. Gambaran Siswa dalam Pembelajaran SKI Materi Peristiwa Akhir


(8)

Hayat Rasulullah ... 54

C. Hasil Penelitian ... 56

1. Siklus I ... 56

2. Siklus II ... 75

D. Pembahasan ... 93

BAB V PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 101

RIWAYAT HIDUP ... 102 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1

Guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan di sekolah, harus bijaksana menentukan segala hal yang sesuai sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar adalah dominan, karena kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka transfer of knowledge dan transfer of values sekaligus.2

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Islam (PAI) yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat

1

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 1.

2


(10)

2

Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara Substansial, mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.3

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran karakter, sehingga siswa harus merasakan secara langsung kesan yang didapatkan dengan cara menjadi pelaku secara langsung. Dengan memberikan pembelajaran secara langsung materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik akan lebih lebih dipahami oleh peserta didik.

Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasi dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.4

Dalam mengajarkan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, guru harus menemukan metode yang tepat agar siswa lebih bersemangat dan tidak lagi menganggap bahwa pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membosankan. Sehingga dalam pembelajaran siswa dapat berperan aktif serta dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.

3

Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008), hal. 21. 4


(11)

3

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, guru seringkali menemui beberapa kendala didalam menentukan metode belajar yang sesuai dengan materi atau bahan ajar yang akan disampaikan. Guru masih saja terpaku dan menggunakan metode yang lama seperti ceramah dan diskusi. Hal tersebut tidak bisa dianggap sepele, karena jika dilakukan secara terus menerus, siswa akan merasa jenuh dan mengakibatkan siswa enggan untuk belajar dan sehingga menganggu daya serap mereka dalam memahami materi sehingga hasil yang diperoleh dari pembelajaran tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Metode yang tidak tepat dan monoton dapat menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Maka dari itu, dengan menggunakan metode ini diharapkan siswa dapat memahami apa yang dipelajari sehingga hasil belajar yang diperoleh mendapatkan hasil yang memuaskan.

Begitu juga dari data yang diperoleh dari guru, hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa dalam tes formatif, masih terlihat memprihatinkan. Dari 11 siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo yang dijadikan subjek penelitian, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥70 pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dapat dilihat hasilnya yaitu hanya 4 siswa yang bisa mencapai KKM, sedangkan sisanya yakni 7 siswa masih berada pada nilai dibawah KKM.5

5

Nur Hadi, Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo, 1 April 2015


(12)

4

Berdasarkan dari permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH SAW MELALUI

METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF

DURUNGBANJAR CANDI SIDOARJO

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah seperti berikut :

1. Bagaimana penerapan metode Talking stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi

Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang dipilih untuk mengatasi rendahnya hasil belajar pada materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo adalah dengan menggunakan metode Talking Stick. Dengan menggunakan metode tersebut diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meningkat.


(13)

5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan metode Talking stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW melalui metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti membahas tentang peningkatan hasil belajar siswa materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW menggunakan metode Talking Stick pada siswa kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo, dan mendeskripsikan kemajuan hasil belajar siswa pada materi tersebut. F. Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu membawa manfaat yaitu :

1. Secara umum yaitu :

a. Proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam di MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan.


(14)

6

b. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat (tidak konvensional), tetapi bersifat variatif.

2. Manfaat secara khusus yaitu : a. Siswa

1) Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

2) Siswa lebih bersemangat dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam. 3) Melatih peserta didik untuk membaca sekaligus langsung

mengemukakan kembali apa yang telah di pelajari dalam proses belajar mengajar.

4) Hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan. b. Guru

1) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan metode Talking Stick yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan keprofesionalan guru dalam pembelajaran.

2) Memberikan informasi kepada guru, akan pentingnya menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui inovasi dan kreasi pembelajaran. Agar tercipta proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.


(15)

7

Sebagai masukan dalam menemukan hambatan dan kelemahan dalam penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengatasi maslah-masalah pembelajaran yang sedang dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa yang optimal demi kemajuan lembaga pendidikan (sekolah).

d. Peneliti

Bagi peneliti membawa wawasan dan pengetahuan lebih dalam dan sebagai latihan dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta sebagai landasan dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam.

e. Masyarakat

Dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian tindakan kelas penulis mengangkat judul “Peningkatan Hasil

Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Durungbanjar

Candi Sidoarjo”

Dengan definisi rincian judul sebagai berikut:

1. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, efektif dan psikomotor. Penelitian ini difokuskan pada satu ranah dalam teori hasil


(16)

8

belajar yang mengarah pada ranah kognitif yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan.

2. Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas V semester I adalah materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah Saw dengan SK dan KD sebagai berikut:

a. Standar Kompetensi: Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

b. Kompetensi Dasar: Menceritakan peristiwa-peristiwa di akhir hayat Rasulullah SAW.

3. Metode Talking Stick adalah salah satu metode pembelajaran yang bermanfaat karena ia mampu menguji kesiapan siswa, melatih keterampilan mereka dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk terus siap dalam situasi apapun.6

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini, penulis membagi menjadi lima bab dengan beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat di bawah ini:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

6

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran Pembelajaran (Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2013), hal.225.


(17)

9

Bab II membahas tentang kajian teori yang berisikan tentang hasil belajar, Sejarah Kebudayaan Islam di MI, metode Talking Stick, materi Peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW serta peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode Talking Stick.

Bab III membahas tentang jenis penelitian, setting dan karakteristik subjek penelitian, variabel yang diteliti, rencana tindakan, data dan cara pengumpulannya, indikator kinerja, tim peneliti dan tugasnya.

Bab IV berisikan tentang hasil penelitian pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua serta pembahasannya.


(18)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendifinisikan kata pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.7

Belajar adalah sebuah kata yang sudah akrab disemua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar maupun mahasiswa, kata “belajar” merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi untuk mereka dengar. Bahkan sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua kegiatan yang mereka lakukan dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.8

Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, perubahan perilaku relatif permanen, Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung, akan tetapi perubahan perilaku tersebut bersifat potensial, perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

7

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2013), hal. 18.

8


(19)

11

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap.

Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

b. Kemampuan Intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitif. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.


(20)

12

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standart perilaku.9

2. Tipe-Tipe Hasil Belajar

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif

1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall). Kemampuan pengetahuan ini merupakan kemampuan taraf yang paling rendah. Pengetahuan hafalan merupakan termasuk pengetahuan yang bersifat factual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, dan rumus.

2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala didahului oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Oleh sebab itu, pemahaman tingkat tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar

9

Agus Supriyono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hal. 5.


(21)

13

mengingat fakta, tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan menerjemahkan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam sesuatu.

3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.

4) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurangi suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

5) Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan


(22)

14

tema, rencana, atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.

6) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat pemilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud dan kriteria tertentu.

b. Tipe hasil belajar bidang afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/perhatian dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, teman sekelas, dan kebiasaan belajar. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, namun bidang afektif harus nampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai siswa.

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar yaitu:

1) Receiving (menerima)

Receiving atau penerimaan yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,


(23)

15

keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding (jawaban)

Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang dating dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian)

Valuing atau penilaian yakni berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala dan stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organisasi

Organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.


(24)

16

Karakteristik nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.10

c. Tipe hasil belajar bidang psikomotor pengetahuan hafalan (Knowladge)

Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk ke dalam domain ini:

1) Persepsi (perception) 2) Kesiapan (set) 3) Meniru (imitation) 4) Membiasakan (habitual) 5) Menyesuaikan (adaption) 6) Menciptakan (Organization)

Jadi dapat disimpulkan tipe hasil belajar tidak bisa berdiri sendiri, melainkan berhubungan antara satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Akan tetapi demikan tidak berarti bidang afektif dan psikomotor diabaikan.

10

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013), hal. 54.


(25)

17

3. Tujuan Hasil Belajar

Tujuan dari hasil belajar adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

b. Untuk memberikan umpan-balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam pencapaian kompetensi.

c. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.

d. Untuk umpan-balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

e. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektifitas pendidikan.11

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

11

Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Strategi Belajar-Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pusta Karya, 2014), hal. 82.


(26)

18

1) Faktor kematangan atau pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia.12

2) Faktor Kecerdasan atau intelegensi

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagu, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.13

3) Faktor latihan dan ulangan

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.

4) Faktor motivasi

Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan dicapai dari belajar.

12

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2013), hal. 32.

13


(27)

19

5) Faktor pribadi

Sifat-sifat kepribadian turut berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.

b. Faktor External (yang berasal dari luar diri)

Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor di luar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut:

1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga

2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami anak-anak.

3) Faktor guru dan cara mengajarnya. saat anak belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimilki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Faktor guru dan cara mengajarnya berkaitan erat dengan ketersediaan alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah.


(28)

20

6) Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan. Pada umumnya, motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja, bahkan tidak dengan sadar.14

B. Metode Pembelajaran Talking Stick 1. Pengertian Metode Talking Stick

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick adalah suatu model pemebelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Awal mula munculnya metode Talking Stick (Tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagaimana namanya, Talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Siswa yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

14

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2013), hal. 34.


(29)

21

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran metode Talking Stick merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sama dan bekerja sendiri sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan mengoptimalisasi partisipasi siswa.

Dalam penerapan metode Talking Stick ini, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, kecerdasan, atau minat yang berbeda. Metode ini cocok digunakan untuk semua kelas dan semua tingkatan umur.15

2. Tujuan Metode Talking Stick

Dalam kegiatan belajar-mengajar tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai, pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh kemampuan seorang guru. Guru memiliki peranan yang sangat besar. Dengan demikian, seorang guru pada saat melakukan proses belajar mengajar harus memperhatikan tujuan instruksional yang ingin dicapai oleh murid.

Metode yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan dari metode Talking Stick bila dilihat dari rumusan konsep metode tersebut, yang didalamnya memperhatikan partisipasi siswa dalam

15

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2014), hal. 224.


(30)

22

memperoleh dan memahami pengetahuan serta mengembangkannya. Karena metode Talking Stick merupakan salah satu metode dalam kooperatif learning, maka tujuan yang dimiliki Talking Stick hampir sama dengan pembelajaran kooperatif learning. Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.16

Tujuan dari Metode Talking Stick adalah siswa diajak belajar bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajaranya, siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dapat bekerja sama dalam satu kelompok, siswa dapat mengungkapkan pendapat secara langsung sehingga siswa memiliki keberanian dan siswa lebih aktif serta pembelajaran lebih menyenangkan sehingga pembelajaran lebih efektif.

3. Langkah-langkah Metode Talking Stick

Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ± 20 cm

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

c. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana

16

Agus Supriyono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hal. 109.


(31)

23

d. Setelah siswa selesai mempelajari isinya, guru mempersilakan siswa untuk menutup isi bacaan.

e. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru member pertanyaan dan siswa yang memegang togkat tersebut harus menjawab. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. f. Guru memberi kesimpulan

g. Guru melakukan evaluasi/penilaian h. Guru menutup pembelajaran17

4. Kelebihan dan kekurangan Metode Talking Stick

a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick

Adapun kelebihan metode pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:

1) Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran 2) Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat

3) Memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai

4) Peserta didik berani mengemukakan pendapat. b. Kekurangan metode Talking Stick adalah sebagai berikut:

17

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2014), hal. 225.


(32)

24

1) Membuat siswa senam jantung

2) Siswa yang tidak siap tidak bisa menjawab 3) Membuat peserta didik tegang

4) Ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.18

C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu, sejarah, kebudayaan, dan Islam. Berikut akan dijelaskan pengertian masing-masing kata tersebut.

Kata sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun yang artinya pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang berasal dari bahasa Yunani historia yang artinya ilmu. Banyak sekali pengertian sejarah yang diberikan oleh para ahli diantaranya, R. Aron menyebutkan bahwa sejarah adalah kajian tentang masa lalu manusia, dan menurut March Bloch sejarah merupakan aktivitas-aktivitas manusia pada masa lalu.

Sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang berarti bulan dilangit. Menurut bahasa, tarikh berarti sebagai berikut:

1. Penentuan awal berita khusus berdasarkan masa 2. Perhitungan zaman/waktu, dan

18

Aris Soimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum2013, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hal. 199.


(33)

25

3. Penentuan waktu terjadinya peristiwa secara tepat.

Sedangkan menurut istilah, pengertian tarikh adalah ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan. Jadi sejarah dalam pengertian history dan tarikh memiliki persamaan yaitu ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa manusia dimasa lalu.

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan yang lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi, (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.19

Menurut Kuntjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang terakhir wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.20

Islam secara bahasa berarti tunduk dan patuh. Sedangkan menurut istilah Islam memiliki pengertian agama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril dan risalahnya disampaikan ke seluruh umat manusia sampai akhir jaman. Pemeluk agama

19

Effat Al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, (Bandung: Pustaka,1986), hal. 5. 20


(34)

26

Islam di sebut muslim. Islam memiliki arti selamat. Seseorang dinyatakan telah masuk Islam apabila ia telah berikrar bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW, adalah utusan Allah sebagai kesaksian terhadap keimanan dan ajaran ketauhidan yang dinamakan dengan Syahadat. Mengerjakan penyembahan terhadap Allah yang di sebut shalat, walaupun tatacara shalat secara tersurat tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an secara rinci, tetapi gerakan dalam shalat telah dicontohkan oleh Rasullulah saw. Islam mengerjakan umatnya untuk saum (menahan diri) dari segala perbuatan dosa pada bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu melaksanakannya.

Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, telah membawa bangsa Arab jahiliyah yang terbelakang Akhlak menjadi bangsa yang maju di segala bidang. Islam dengan cepat bergerak mengembangkan peradaban yang kokoh dalam kehidupan umat manusia sampai sekarang. Bahkan Badri Yatim mengatakan peradaban Barat yang sangat maju sekarang mulanya bersumber dari kebudayaan Islam yang masuk ke Eropa dari Spanyol. Tidak dapat di pungkiri bahwa Islam merupakan peradaban yang sempurna. Landasan dari kebudayaan Islam adalah agama. Kebudayaan Islam sangat penting, karena merupakan landasan bagi terciptanya hukum Islam yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadits.

Perjalanan sejarah kebudayaan Islam yang sangat panjang tidak terlepas dari sejarah perkembangan politik umat Islam tersebut, oleh karena


(35)

27

sistem politik dan pemerintahan merupakan salah satu aspek penting terhadap perkembangan kebudayaan Islam. Jadi, pengertian sejarah kebudayan Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari hasil karya, rasa dan cipta orang-orang Islam di masa lalu, baik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan tata kehidupan lainnya.

2. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Sebagai dasar pandangan hidup, maka mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan


(36)

28

c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti kebudayaan atau peradaban Islam di masa lampau

d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya sejarah Islam melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.21

Jadi, dapat menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari umat Islam yang memiliki rasa bangga yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

21


(37)

29

c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathul Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.

e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.22

4. Spesifikasi Materi Sejarah Kebudayaan Islam

Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah

Pada tanggal 25 Zulqa’dah tahun 10 H/622 M. Rasulullah bersama

kaum Muslimin melakukan haji Wada’ (haji perpisahan). Sementara

kekuasaan kota Makkah diserahkan kepada Abu Dajjanah Al-Ansari. Rasulullah beranjak meninggalkan Madinah bersama seluruh anggota keluarga. Bersama mereka puluhan ribu jamaah lainnya, kurang lebih 100.000 ribu orang dan dalam perjalanan jumlah umat islam atau rombongan bertambah menjadi 114.000 ribu orang.

Di Dzulhulaifa, rombongan beristirahat semalam. Esok harinya, Muhammad berganti pakaian dengan mengenakan kain ihram. Demikian pula orang-orang Muslim lainnya. Mereka kemudian bergerak lagi ke arah Makkah

menyerukan do’a talbiah:

َّلَكْيبَل

َلَكْيّبَلَ.كْيبَلَم

شَا

ِرْي

ك

ََل

ك

ََلب

ْي

ك

َ إَ.

َْل

ح

ْد

َ

ِنلْع

َََل

ك

َ

ْل

ْ

ك

22


(38)

30

ََل

شا

ِرْي

ك

َ

كَل

Artinya:

“Kami penuhi panggilan-Mu ya Allah tidak ada sekutu bagi-Mu segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah padamu tidak ada sekutu bagi-Mu.

Pada hari keempat Zulhijah, Rasulullah bersama kaum muslimin, berangkat ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Setelah itu, beliau melanjutkan pelaksanaan haji, yaitu pergi ke Mina. Rasulullah di Mina selama sehari semalam dan mengumpulkan batu-batuan yang akan digunakan untuk melempar jumrah. Ketika Rasulullah sampai di Mina, beliau melempar jumrah Aqabah, mencukur rambut, dan memotong hewan kurban. Pada hari kesebelas dan kedua belas, beliau melempar ketiga jumrah yaitu jumrah Aqabah, Wusta, dan Ula. Setelah selesai beliau kembali ke Makkah untuk mengakhiri rangkaian ibadah haji dengan melakukan tawaf ifadah.

Ketika Rasulullah melaksanakan wukuf di padang Arafah beliau

memberikan Khotbah Wada’ artinya khotbah perpisahan. Di muka khalayak

ramai ini Nabi mengucapkan satu pidato yang mempunyai daya yang abadi. Dalam pidato itu Nabi menyatakan kepada kaum Muslimin yang hadir, bahwa belaiau telah menyampaikan agama Islam dengan sempurna. Berikut ini adalah kutipan dari pidato Rasulullah:


(39)

31

Wahai manusia! Dengarkanlah perkataanku ini! Aku tidak dapat memastikan, apakah aku akan dapat bertemu lagi dengan kamu sekalian, di tempat seperti ini sudah tahun ini atau tidak.

Wahai manusia! Sesungguhnya darah kamu diharamkan menumpahkannya, dan hartamu diharamkan mengganggunya, kecuali ada satu hak riba semua dibatalkan, kamu hanya berhak atas uang pokok. Dengan demikian kamu tiada menganiaya dan tidak pula teraniaya. Sesuatu pertumpahan darah yang dilakukan dimasa jahiliyah tidak ada diyatnya lagi. Sesunggguhnya syetan telah putus asa untuk disembah di muka bumi, akan tetapi dia masih menginginkan yang lain dari itu, sebab itu awaslah selalu terhadapnya.

Wahai manusia! Tuhanmu hanyalah satu, dan asalmu juga hanyalah satu. Kamu semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah. Orang yang paling mulia di antara kamu pada sisi Tuhan ialah yang paling bertaqwa. Orang Arab tidak ada kelebihannya dari bukan Arab, dan orang yang bukan Arab pun tidak ada kelebihannya dari orang Arab, kecuali karena taqwanya.23 Selesai mengucapkan pidatonya, tak lama kemudian beliau menerima wahyu yang terakhir yaitu Surah al-Maidah ayat 3.24

َْلي

ْو

ََ

ْك

ْ

ت

ََل

ُْم

َِد

ْين

ُْم

َ

َْت

ْ

ت

َع

َْي

ُْم

َِن

ْع

ِتْي

َ

ر

ِض

ْي

ت

ََل

ُم

َْل

ِاْس

َا

َ

نْيِد

ا

َ

23

Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1990), hal. 219 24


(40)

32

Artinya: “ pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu, untukmu,

dan telah aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu” (Q.S. Al-Maidah/5:3)

Demam Rasulullah semakin hari semakin bertambah. Namun, beliau mencoba tetap melakukan aktivitas biasa. Beberapa kisah menyebut bahwa Rasul masih bercanda dengan Aisyah di saat sakit. Namun, saat serangan demamnya menguat sewaktu di rumah Maimunah. Muhammad tak dapat berbuat apapun selain berbaring. Beliau kemudian dipindahkan di tempat Aisyah.25

Rasulullah tidak kuat lagi berjamaah di masjid, Rasulullah memerintahkan Abu Bakar untuk menggantikannya. Dengan adanya perintah ini Rasulullah mengisyaratkan bahwa beliau menghendaki setelah Rasulullah meninggal Abu Bakarlah sebagai penggantinya.

Rasulullah SAW sakit beberapa hari, waktu demi waktu kesehatan Rasulullah semakin menurun. Bertepatan pada hari senin tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 M . Rasulullah menghembuskan napas yang terakhir dalam usia 63 tahun dalam pangkuan Aisyah.

Dengan peristiwa ini, umat muslim merasa sangat kehilangan. Hati mereka terasa gundah, mereka sangat sedih seakan tidak percaya kalau Muhammad telah meninggal. Begitu juga yang telah dialami oleh Umar bin Khattab, dia tidak percaya atas berita meninggalnya Muhammad. Bahkan dia

mengatakan, “ Siapa yang berkata Muhammad telah wafat, akan saya penggal

25


(41)

33

lehernya”, namun Abu Bakar mengingatkan semua dengan membaca ayat

Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 144:26

َّلإَد حمَام

ََلِتُقَْ َأَ امَْنِئاَفََُ ْوسرل َِهِْبَقَْنِمَْتَخَْدَقٌَ ْوسرَا

ََيَعَْمتْبََقْن

َقْع

َاًْيشَه َرضيَْنََفَِهْيبِقعَىَعَْبَِقْنيَْنم َْمُ ِبا

Artinya:

Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu para Rasul sebelumnya. Apakah bila ia wafat atau terbunuh, apakah kamu akan berbalik ke belakang? Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang beruntung.

Dua puluh tiga tahun Muhammad menjadi Rasul. Muhammad SAW pun wafat dengan meninggalkan Uswatun Hasanah. Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin bangsa, keagamaan, kemasyarakatan juga sekaligus pemimpin yang baik.

D. Peningkatan Hasil Belajar Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW Metode Talking Stick

Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dengan menggunakan metode Talking Stick, dapat mewujudkan pembelajaran yang menarik secara berkelompok. Siswa sebelumnya membaca materi yang akan diajarkan oleh guru kemudian guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang sudah dipelajari siswa. Dengan cara

26


(42)

34

bergantian guru memberikan pertanyaan kepada semua anak dengan menggunakan tongkat yang disebut dengan Talking Stick.

Dalam metode Talking Stick siswa diharapkan mampu memahami materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dengan baik. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki pengetahuan tentang Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya, serta memperoleh pengetahuan baru.

Metode ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan, serta rasa kerja sama dalam kelompok mereka tumbuh. Pemahaman siswa akan materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW akan lebih menyenangkan. Metode pembelajaran Talking Stick diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.


(43)

35

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, yakni menggunakan bentuk kolaboratif, yang mana guru merupakan mitra kerja peneliti.

Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas.27

1. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.

27

Prof. DR. H. Wina Sanjaya, M.PD, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2009), hal.25.


(44)

36

2. Tindakan adalah perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.

3. Kelas adalah menunjukkan pada tempat proses pemebelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa direkayasa.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.28

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh karena itu begitu pentingnya PTK untuk proses perbaikan, maka penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari kemampuan profesional guru.

28 Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 11.


(45)

37

Bagan prosedur PTK model Kurt Lewin:

Gambar 3.1

Prosedur PTK Model Kurt Lewin

Secara keseluruhan, bagan tersebut mempunyai empat tahapan dalam PTK yang membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.

Untuk mengatasi masalah dan memperbaiki proses pembelajaran agar lebih bermutu maka mungkin diperlukan lebih dari satu siklus.

Tahapan-Siklus II Perencanaan

ulang

Dan seterusnya Identifikasi masalah

Perencanaan (planning)

Siklus I Refleksi

(reflecting) Tindakan

(Acting)

Observasi (observing)


(46)

38

tahapan dalam siklus tersebut meliputi: pertama, sebalum melaksanakan tindakan, peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua,setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang, barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan (observing) dikelas yang meliputi: 1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; 2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok; 3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitan tindakan kelas ini akan dilaksDQDNDQ GL 0, 0D¶DULI Durungbanjar Candi Sidoarjo untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V.


(47)

39

Penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir semester genap yakni pada bulan April 2015. Waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adaODK VLVZD NHODV 9 0, 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU

tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa dalam satu kelas 11 siswa, yaitu 7 siswa laki - laki dan 4 siswi perempuan. Kompetensi Dasar

.' \DQJ GLJXQDNDQ DGDODK ³Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW´

Objek penelitian ini adalah VLVZDNHODV90,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL

Sidoarjo yang hasil belajarnya masih di bawah KKM. Selain itu

pembelajaran dengan menggunakan metode Talking Stick juga belum

pernah di terapkan pada sekolah tersebut.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah peningkatan

hasil belajar materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW dalam mata

pelajaran SKI melalui metode Talking StickNHODV90,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU

Candi Sidoarjo. Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :

1. Variabel input VLVZDNHODV90,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL

Sidoarjo


(48)

40

3. Variabel output : peningkatan hasil belajar materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus dan setiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu: tahap membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi, mengadakan refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai. Jika sampai pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

Siklus 1

1. Menyusun perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, menyusun fasilitas atau sarana seperti media yang di perlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk menganalis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu : lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini melaksanakan pembelajaran dengan materiPeristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW.Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:


(49)

41

a. Guru melakukan apersepsi dan motivasi, agar siswa siap menerima materi yang akan diajarkan dengan penuh semangat.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c. Guru memperkenalkan metode Talking Stick yang akan dilaksanakan

selama proses pembelajaran.

d. Guru memberikan tugas individu sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, yaitu:

Kegiatan awal

-- Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

- Berdoa dengan di pimpin oleh perwakilan siswa

- Memeriksa kehadiran siswa

- Menyampaikan tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan tentang

KDMLZDGD¶5DVXOXOODKVDNLW ZDIDW

- Memberikan yel±\HO ³NHODV 9""""""" ³ ODOX VLVZD VHUHPSDN

PHQMDZDE³LVWLPHZDOXDUELDVD<(6´ Kegiatan Inti

- Guru menginstrusikan kepada siswa untuk membaca materi

- Setelah selesai membaca buku secara sekilas siswa dipersilahkan untuk menutup bukunya.

- Guru membentuk siswa menjadi empat kelompok


(50)

42

- Guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya

-

Guru memberikan memberikan pertanyaan kepada semua siswa

dan siswa harus menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW

- Setelah semua menjawab pertanyaan dari guru

- Guru menanyakan kepada siswa materi yang belum dipahami

- Guru memberikan tugas individu

- Guru bersama siswa mengkoreksi tugas tersebut

Penutup

- Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada minggu berikutnya

- Untuk kegiatan akhir guru mengulang lagi tentang apa yang sudah dipelajari dan manfaatnya.

- Memberi semangat pada siswa untuk selalu giat belajar.

- Guru menutup pembelajarn dengan berdoa dan mengingatkan

siswa-siswi untuk belajar dan di akhiri dengan salam.

e. Menyiapkan lembar pengumpulkan data dengan bantuan guru yang bertugas selama pembelajaran. Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam belajar selama proses pembelajaran.


(51)

43

3. Tahap observasi (pengamatan)

Tahap ini, melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW pada mata pelajaran sejarah kebudayaaan Islam dengan metode Talking Stick kelas V MI 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU &DQGL 6LGRDUMR. Hal yang dilakukan pengamat adalah:

a. Mengamati dan mencatat semua gejala yang muncul selama proses

perbaikan pembelajaran dalam lembar observasi.

b. Menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu: 1) Lembar pengamatan kegiatan siswa.

2) Lembar pengamatan kegiatan guru. 3) Lembar tes tertulis.

4) Lembar tes lisan

5) Lembar kerja siswa (LKS). 4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW.


(52)

44

pada siklus I untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

Setelah pelaksanaan siklus I pertama dengan empat tahapan tersebut di atas, apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan yang dilakukan dalam siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahan baru yang menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila ditunjukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk meyakinkan, atau untuk menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukkan untuk mengatasi berbagai hambatan/kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.

E. Data dan Cara Pengumpulan 1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.29

Dengan demikian maka peneliti menggunakan dua data untuk keperluan antara lain:

a. Data Kualitatif

29P. Joko Subagyo, Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal . 87.


(53)

45

Data yang berupa penerangan dalam bentuk uraian atau penjelasan (tidak berbentuk angka).30

Adapun yang termasuk data kualitatif pada penelitian ini adalah data-data untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, selain itu data kualitatif juga digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu penyajian dalam bentuk angka-angka.31

Adapun yang termasuk data kuantitatif pada penelitian ini adalah data-data tentang kemampuan mengidentifikasi siswa (tes).

2. Cara Pengumpulan Data

Sumber data PTK ini adalah : a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode Talking Stick terhadap hasil belajar pada Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAWdalam proses pembelajaran.

30

Ibid., 94.

31


(54)

46

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1) Observasi

Merupakan proses pengamatan atau pengindraan langsung terhadap kondisi, situasi, proses, dan prilaku saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan cara metode Talking Stickyang dilaksanakan guru dan peneliti. Lembar observasi terlampir.

2) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan respond. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar mengajar yang diajarkan oleh guru sebelum dan sesudah adanya tindakan (penggunaan metode Talking Stick). Lembar Observasi Terlampir.

3) Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, jenis yang digunakan adalah tes tulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Selain itu juga menggunakan nontes yang berupa penilaian


(55)

47

performance. Tes tulis dituangkan dalam soal pada akhir pembelajaran.

4) Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut. Dokumen terdiri atas buku-buku, surat, dokumen resmi, foto. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai penunjang data.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan dinamis yang dilakukan oleh para guru-dan peneliti, bergerak dari komponen tindakan dalam satu siklus ke siklus lain, sampai membangun interpentasi, dengan fokus utamanya rencana (plan) dan tindakan (act) atau aspek praktis.32

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dilihat dari nilai-nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar dan lain-lain. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh.

32


(56)

48

Data hasil pengamatan mengenai aktifitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dapat dianalisis dengan memberikan skala penilaian pada tabel observasi siswa dan guru. Skala penilaiannya sebagai berikut:

4 = Sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Analisis tingkat keberhasilan atau presentase hasil belajar siswa dapat dilihat pada tiap siklusnya. Pada masing-masing siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tulis dan non tes

(performance). Rata-rata diperoleh atau dihitung dengan cara

menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dan membaginya dengan jumlah siswa. Adapun untuk menghitung nilai rata-rata dapat menggunakan rumus:

¦

¦

N

X

X

Keterangan : X = Nilai rata-rata

Ȉ; = Jumlah semua nilai siswa


(57)

49

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar kelas digunakan rumus sebagai berikut:

݈ܰ݅ܽ݅ ൌௌ௞௢௥௬௔௡௚ௗ௜௣௘௥௢௟௘௛

ௌ௞௢௥௠௔௞௦௜௠௔௟ ܺͳͲͲΨ

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika kelas tersebut 85% siswa tuntas dalam belajar, dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut33:

Tabel 3.1

Tingkat Keberhasilan Siswa

Tingkat keberhasilan (%) Kriteria

90% - 100% 80% - 89%

65% -79% 55% - 64%

55%

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Gagal

33


(58)

50

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya).34

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasil belajar siswa pada

pelajaran sejarah kebudayaaan Islam materi Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah SAW dapat meningkat. Diukur dari presentase pemahaman

siswa sebelum menggunakan metode Talking Stick dan sesudah

menggunakan metode Talking Stick.

2. Meningkatnya ketuntasan belajar menjadi 85%.

3. Meningkatnya hasil belajar siswa rata-UDWDPHQMDGL• G. Tim Peneliti dan Tugasnya

1. Nama Ketua Tim Peneliti

a. Nama : Serly Mahfudha

b. NIM : D07211026

c. Mitra Kerja 0,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL6LGRDUMR

2. Anggota Tim Peneliti

a. Nama : Nur Hadi S. Pd


(59)

51

b. Jabatan Fungsional : Guru Mata Pelajaran SKI

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam proses pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V terkait materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW menggunakan metode Talking Stick. Sehingga akan diketahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW metode Talking Stick.

Guru berkolaborasi bersama dengan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. mereka bertanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan kelas ini dan memberikan evaluasi hasil belajar mengenai pembelajaran.


(60)

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. *DPEDUDQXPXP0,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL6LGRDUMR

0DGUDVDK ,EWLGDL\DK 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU PHUXSDNDQ VDODK VDWX

pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi

Kabupaten Sidoarjo, Madrasah ini berdiri pada tahun 1969. Madrasah

,EWLGDL\DK0D¶DULI'XUXQJEDQMDULQLEHUVWDWXVWHUDNUHGLWDVL³%´

0DGUDVDK ,EWLGDL\DK 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU PHPLOLNL ILVLN EDQJXQDQ

bertingkat, dan juga memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai.

Madrasah Ibtidaiyah 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU MXJD PHPLOLNL WHQDJD SHQGLGLN

yang professional.

9LVL GDQ 0LVL VHUWD WXMXDQ 0, 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU &DQGL 6LGRDUMR

adalah sebagai berikut:

1. Visi

³Terwujudnya manusia yang BERIMTAQ dan BERIPTEK berorentasi

SDGD$KOXVVXQDK:DO-DPD¶DK$swaja)´

2. Misi

a. Menumbuh kembangkan sikap, perilaku dan amaliah yang Islami di

0DGUDVDK\DQJEHUKDOXDQ$KOXVXQQDKZDOMDPD¶DK$6:$-$

b. Melakukan bimbingan dan pembelajaran secara Aktif, Inovatif,


(61)

53

c. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing

yang sehat kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi

akademik maupun non akademik

d. Menerapkan menajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga Madrasah, Komite, Pengurus Madrasah dan Stakeholders

dalam pengambilan keputusan

e. Mendorong membantu dan menfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan dan bakat sehingga dapat

dikembangkan secara optimal dan memiliki daya saing yang tinggi

f. Menciptakan lingkungan Madrasah yang sehat, bersih dan indah.

3. 7XMXDQ0DGUDVDK,EWLGDL\DK0D¶DULI'XUXQJEDQMDU

TUJUAN TAHAP I (2014-2015)

a. Meningkatkan pengalaman 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,

Santun)

b. 0HQLQJNDWNDQSHQJDODPDQ6KRODWEHUMDPD¶DK'KXKXU,VWLTKRWVDK

Yasin dan Tahlil

c. Meningkatkan nilai rata-rata US secara berkelanjutan

d. Mewujudkan Tim Olahragaan kesenian yang mampu bersaing

e. Meningkatkan kepedulian warga Madrasah terhadap Kesehatan,


(62)

54

TUJUAN TAHAP II (2017-2019)

a. Meningkatkan jumlah sarana/prasarana serta pemberdayaaan yang

mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik

b. Meningkatkan jumlah peserta didik yang menguasai Bahasa Arab

dan Inggris secara aktif

c. Mewujudkan Madrasah sebagai lembaga Pendidikan yang

diperhitungkan (IMTAQ DAN IPTEK) oleh masyarakat

d. Mewujudkan Madrasah sebagai Madrasah Pilihan Utama.

B. Gambaran Siswa dalam Pembelajaran SKI Materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Sejarah

.HEXGD\DDQ ,VODP NHODV 9 GL 0, 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDr Sidoarjo, yakni

Bapak Nur Hadi, S. Pd, beliau menjelaskan bahwa nilai KKM untuk mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah 70, yang merupakan ketetapan

\DQJ VXGDK DGD GDODP NXULNXOXP .763 0, 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU &DQGL

Sidoarjo. Berdasarkan hasil ulangan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasullah masih dibawah KKM. Kelas V

yang berjumlah 11 siswa. dapat dilihat hasilnya yaitu hanya 4 siswa yang bisa

mencapai KKM, sedangkan sisanya yakni 7 siswa masih berada pada nilai

dibawah KKM. $GDSXQKDVLOXODQJDQVLVZD0,0D¶DULI'XUXQJEDQMDU&DQGL


(63)

55

TABEL 4.1

HASIL ULANGAN SISWA SEBELUM DILAKSANAKAN SIKLUS

No. Nama Siswa Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1.

Ahmad Fajar R 60 9

2.

Ach. Rangga D 65 9

3.

Fira Firnanda 70 9

4.

M. Basirin N 75 9

5.

M. Hafiludddin 60 9

6.

M. Ilham 80 9

7.

M. Rian Adi S 55 9

8.

M. Syafiq A 65 9

9.

Reni Putri R 65 9

10.

Rizqi Aulia A 85 9

11.

Sitoresmi Kusuma N 65 9

Jumlah Nilai 745

Keterangan:

Siswa yang tuntas = 4


(64)

56

TABEL 4.2

DISTRIBUTIF HASIL FORMATIF SISWA SEBELUM DILAKSANAKAN

SIKLUS

No. Uraian Prestasi Siswa

1. Nilai rata-rata tes formatif

(745:11)

67,72

2. Jumlah Siswa yang tuntas belajar 4

3. Prosentasi ketuntasan belajar

ሺሺͶǣ ͳͳሻ ൈ ͳͲͲሻ

36 %

Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata siswa

masih dibawah standart kelulusan minimal yakni 67,72 dan prosentasi

kelulusanya 36%.

C. Hasil Penelitian

Hasil penelitian diuraikan dalam bebarapa tahap siklus yang dilaksanakan

dalam proses pembelajaran di kelas. dalam penelitian ini juga diambil beberapa

data yang berada diluar kegiatan pada masing-masing yakni wawancara,

observasi, dan evaluasi akhir materi. Uraiannya sebagai berikut:


(65)

57

Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan. Dimana waktu yang ada pada setiap pertemuan adalah 2 x 35

menit atau dua jam pelajaran. Siklus pertama ini yang terdiri perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi seperti berikut:

a. Perencanaan (Planing)

Siklus I ini akan dilaksanakan pada tanggal 10 April 2015 tepatnya

pukul 08.40 WIB di kelas V MI 0D¶DULI 'XUXQJEDQMDU &DQGL Sidoarjo.

Pada siklus ini direncanakan satu kali pertemuan yakni untuk pelaksanaan

pembelajaran dan pemberian soal tes kepada siswa. Adapun kegiatan

yang direncanakan yakni sebagai berikut:

1) Menyusun perencanaan pembelajaran dengan metode Talking Stick

2) Menyiapkan lembar instrumen (lembar pengamatan aktivitas guru,

lembar pengamatan aktifitas siswa, lembar materi bacaan siswa,

lembar soal)

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP Siklus I)

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus I ini dilaksanakan pada

tanggal 10$SULO6XEMHNSHQHOLWLDQDGDODKVLVZDNHODV90,0D¶DULI

Durungbanjar Candi Sidoarjo yang berjumlah 11 siswa. Yakni 7 laki-laki

dan 4 perempuan. Pada proses belajar mengajar mengacu pada rencana


(66)

58

inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal dimulai dengan apersepsi,

pada kegiatan apersepsi dimulai dengan guru membuka pelajaran dan

PHQJXFDSNDQ VDODP EHUGR¶D EHUVDPD VLVZD VHUWD PHPHULNVD NHKDGLUDQ

siswa. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan diajarkan dan

juga menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru memberi

motivasi kepada siswa tentang pentingnya belajar Sejarah Kebudayaan

Islam materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah. Kemudian guru bertanya

kepada siswa serempak menjawab yel-yel kelas: kelas V???? lalu siswa

VHUHPSDN PHQMDZDE ,VWLPHZD«/XDU ELDVD«<(666«<(666«

setelah melakukan yel-yel tersebut siswa terlihat lebih bersemangat dan

siap menerima pelajaran.

Kegiatan inti yang dilakukan pada inti pembelajaran yakni guru

mengajak siswa untuk membaca materi Peristiwa Akhir Hayat

Rasulullah. Siswa tampak serius membaca materi tersebut. Kemudian

guru memberikan sedikit pertanyaaan-pertanyaan yang mendasar dan

mudah untuk memberikan umpan siswa.

Kemudian guru menjelaskan sedikit mengenai materi tersebut,

Guru menginstruksikan kepada siswa untuk membentuk kelompok kecil

2-3 orang perkelompok untuk saling berdiskusi mengenai materi tersebut

yang dianggapnya sulit sehingga teman sekelompok bisa membantu.

Guru memberikan pengarahan kepada siswa mengenai proses


(67)

59

Reni, dan Hafil masih beberapa kali bertanya tentang apa yang harus

mereka lakukan sehingga guru menjelaskan lagi kepada mereka.

Guru menginstruksikan kepada siswa untuk bernyanyi bersama

seperti menyanyi lagu balonku dan pelangi. Yang sebelumnya guru

menyiapkan sebuah tongkat, kemudian tongkat tersebut diberikan kepada

salah satu siswa yang berada di paling ujung, lalu secara bersama-sama

guru dan siswa mulai menyanyikan lagu dan siswa memberikan tongkat

tersebut ke temannya secara berurutan dan kembali lagi kesiswa yang

pertama, tongkat berputar sampai lagu tersebut selesai. Ketika lagu

tersebut selesai siswa yang sedang memegang tongkat akan mendapatkan

pertanyaan dari guru. Begitu seterusnya sampai semua siswa

mendapatkan pertanyaan dari guru.

Setelah siswa mendapat pertanyaan dari guru, guru menanyakan

materi yang kiranya kurang faham dan kurang dimengerti. Ada bebarapa

siswa bertanya seperti Amanda dan Ilham mengenai rukun haji yang

GLODNXNDQ QDEL NHWLND KDML ZDGD¶ \DQJ NXUDQJ PHUHND IDKDPL 6HWHODK

guru menjelaskan, siswa mengerjakan soal yang sebelumnya sudah

disediakan oleh guru meskipun pembagiaan soal sedikit menjadi gaduh

karena siswa saling berebut. Setelah siswa mengerjakan dengan tenang

dan dikumpulkan dimeja guru dan kemudian guru menilai pekerjaan


(68)

60

Pada akhir pembelajaran guru memberikan penguatan kepada siswa

mengenai pembelajaran yang telah berlangsung. Kemudian siswa dan

guru bersama-sama membuat kesimpulan. Sebelum pelajaran diakhiri,

guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu belajar dirumah.

Lalu guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa bersama dan memberikan

salam penutup yang di jawab dengan antusias oleh seluruh siswa.

Setelah selesai melakukan pembelajaran, peneliti berdiskusi dengan

guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam terkait dengan

pembelajaran sebagai pertimbangan perbaikan atau peningkatan dalam

siklus II yang akan dilakukan nantinya.

c. Pengamatan (Observing)

1) Hasil Observasi Nilai pada Siklus 1

TABEL 4.3

HASIL PENILAIAN SIKLUS I

No. Nama Siswa Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1.

Ahmad Fajar R 63,5 9

2.

Ach. Rangga D 66 9

3.

Fira Firnanda 79 9

4.


(69)

61

5.

M. Hafiludddin 59 9

6.

M. Ilham 70 9

7.

M. Rian Adi S 61,5 9

8.

M. Syafiq A 79 9

9.

Reni Putri R 66 9

10.

Rizqi Aulia A 84 9

11.

Sitoresmi Kusuma N 75 9 Jumlah Nilai 780,5

Keterangan:

Siswa yang tuntas = 6

Siswa yang tidak tuntas = 5

TABEL 4.4

DISTRIBUTIF HASIL PENILAIAN SISWA SIKLUS I

No. Uraian Prestasi Siswa

1. Nilai rata-rata tes formatif

(780,5:11)

70,95


(70)

62

3. Prosentasi ketuntasan belajar

ሺሺ͸ǣ ͳͳሻ ൈ ͳͲͲΨሻ

54,54 %

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan

metode Talking Stick dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

siklus I diperoleh rata-rata tes formatif 70,95 dan prosentase

ketuntasan dalam belajar mencapai 54,54% dengan jumlah siswa yang

tuntas dalam belajar yakni 6 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa

secara keseluruhan nilai yang dicapai siswa sudah mencapai KKM

namun perlu adanya peningkatan. Prosentase yang didapatkan masih

jauh dari prosentase yang dikehendaki yakni 85 %.

2) Hasil Observasi Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran dengan

Metode Talking Stick

TABEL 4.5

DATA HASIL OBSERVASI AKTIFITAS GURU SIKLUS I

No Aspek yang diamati Nilai Skor

Peroleh an

1 2 3 4

I PERSIAPAN

x Guru telah mempunyai dan telah menyiapkan RPP dengan lengkap


(71)

63

dan tepat

x Guru telah menyiapkan metode pembelajaran yang akan digunakan

berupa metode Talking Stick

9

x Guru telah menyiapkan media pembelajaran dengan baik berupa

tongkat

9

x Guru telah menyiapkan soal-soal latihan dengan baik pada siklus I

dan II

9

x Guru telah berpakaian santun dalam mengajar

9

II PELAKSANAAN

Kegiatan awal

x Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa bedoa sebelum

pelajaran dimulai

9

x Guru mengabsen siswa 9

x Guru memotivasi siswa dengan menggunakan yel-yel

9


(72)

64

dengan siswa tentang pelajaran

minggu lalu

x Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

9

Kegiatan inti Eksplorasi

x Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan

dipelajari

9

x Guru memberikan umpan pada siswa untuk menjawab pertanyaan

yang diberikan

9

Elaborasi

x Setelah selesai membaca guru mempersilahkan siswa untuk

menutup bukunya dan membentuk

sebuah kelompok

9

x Guru bertanya kepada siswa secara bergantian dengan menggunakan

tongkat

9


(1)

95

Gambar 4.3

Diagram Rata-rata Hasil Belajar

b. Ketuntasan Hasil Belajar (%)

Gambar 4.4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rata-rata Hasil Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II


(2)

96

Dari Diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada setiap masing-masing siklus. Pada awalnya sebelum dilakukan siklus, nilai rata-rata ulangan siswa 67,72, kemudian pada siklus I rata-rata siswa naik menjadi 70,95 dan pada siklus II meningkat menjadi 90,36. Pada prosentase hasil belajar sebelum diadakannya siklus mencapai 36%, kemudian pada siklus I meningkat 54,54% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%.

Penerapan metode Talking Stick pada pembelajaran materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW kelas V MI Ma¶DULI Durungbanjar Candi Sidoarjo sangatlah efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.


(3)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode Talking Stick pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode Talking Stick pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam kelas V MI Ma’arif Durungbanjar Candi Sidoarjo berjalan dengan baik

dan mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus I mencapai 74% dan pada siklus II mencapai 89,5%. Sedangkan pada observasi aktifitas siswa pada siklus I mencapai 71,25% dan pada siklus II mencapai 88,75%.

2. Peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V dengan menggunakan penerapan metode Talking Stick mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata dari siklus I yaitu 70,95 pada siklus siklus II meningkat menjadi 90,36. Sedangkan pada hasil prosentase pada siklus I mencapai 54,54% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%.


(4)

98

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan metode Talking Stick hendaknya dapat menjadikan alternatif dalam meningkatkan aktivitas guru serta siswa dan hasil belajar siswa. Karena penerapan metode yang baik dapat mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

2. Pelaksanaan metode Talking Stick diperlukan persiapan yang matang. Guru hendaknya mempersiapkan komponenya dengan baik dan memahami langkah-langkah pembelajaran dengan baik agar siswa dapat mengerti metode yang diajarkan oleh guru sehingga siswa memahami instruksi dari guru.

3. Penelitian yang berikutnya pada metode Talking Stick dapat diterapkan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang lain atau metode yang sama dengan melakukan perbaikan-perbaikan agar memperoleh hasil yang lebih baik.


(5)

99

DAFTAR PUSTAKA

Abror Rahman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Arif Mustofa &Muhammad Thobroni. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:

AR-RUZZ MEDIA

Bahri Syaiful Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bisri M. Djaelani. 2004. Sejarah Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: Buana Pustaka. Departemen Pendidikan Agama Islam. 2008. Permenag: Jakarta.

Effat Al-Sharqawi. 1986. Filsafat Kebudayaan Islam. Bandung: Pustaka.

Hamzah dan Nurdin Muhammad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muhammad Jauhar &Nur Hamiyah. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Muhibin Syah. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

P. joko Subagyo. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto Ngalim. 2012. Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Sanjaya Wina. Penelitian Tindakan Kelas. 2009. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

SM Ismail. 2008. Strategi pembelajaran berbasisPAIKEM. Semarang: Lsis.

Soimin Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA


(6)

100

Sudjana Nana. 1998. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Pustaka Mertiana.

Sudjana Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukardi M. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supriyono Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah Muhibin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syalabi. 1990. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wiratmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di Mi Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi

0 7 179

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadireji I Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukohar

0 0 16

Peningkatan motivasi belajar SKI materi Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah melalui strategi team quiz pada siswa Kelas V MI Nurul Khoiriyah Glodog Palang Tuban.

0 0 111

Peningkatan pemahaman materi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW mata pelajaran SKI menggunakan media Wayang Kertas di kelas V MI Raudlatul Muta’allimin 1 Wonoayu Sidoarjo.

0 0 99

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SKI MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS VA MINU BERBEK WARU SIDOARJO.

0 3 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA ISRA’ MI’RAJ MENGUNAKAN STRATEGI TTW (THINK TALK WRITE) PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM LAMONGAN.

1 8 116

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa terhadap Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui Metode Talking Stick di Kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo

0 0 11

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas 4 SD Darul Ulum Kebonsari Surabaya

0 0 17

Peningkatan Prestasi Belajar Materi Rasul-rasul Allah melalui Model Talking Stick pada Siswa Kelas V SD

0 0 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI FATHU MAKKAH MELALUI METODE BERMAIN CERITA DAN MENYANYI PADA SISWA KELAS V MI ASINAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI

0 0 112