PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA ISRA’ MI’RAJ MENGUNAKAN STRATEGI TTW (THINK TALK WRITE) PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM LAMONGAN.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA ISRA’ MI’RAJ MENGUNAKAN STRATEGI TTW (THINK TALK WRITE) PADA SISWA

KELAS IV MI DARUL ULUM LAMONGAN

SKRIPSI Oleh:

SILVIA NUR AZIZAH NIM. D77211084

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Silvia Nur Azizah. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Peristiwa Isra’ Mi’raj Mengunakan Strategi Ttw (Think Talk Write) Pada Siswa Kelas Iv Mi Darul Ulum Lamongan. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya

Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Berdasarkan penelitian menunjukan realita bahwa dalam pembelajaran SKI kelas IV di MI Darul Ulum Sugio Lamongan, guru selalu menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa cenderung tidak semangat belajar dan membuat hasil belajar siswa mernjadi rendah. Berpijak pada latar belakang tersebut memunculkan strategi pembelajaran TTW sebagai salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti membentuk rumusan masalah yakni: 1) Bagaimana penerapan strategi TTW (Think- talk- write)

pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) meteri peristiwa Isra’ Mi’raj

siswa kelas IV MI Darul Ulum Lamongan? 2) Bagaimana peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi TTW (Think- talk- write) pada pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) meteri peristiwa Isra’ Mi’raj siswa kelas IV MI Darul Ulum

Lamongan?

Strategi pembelajaran TTW merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, berkomunikasi degan baik dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dalam proses membaca buku dan berdiskusi.

Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin yang dalam satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan observasi wawancara dokumentasi dan tes.

Strategi yang digunakan berjalan dengan baik dan terdapat peningkatan pada tiap siklusnya. Hal tersebut ditunjukan dengan meningkatnya hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I mencapai 68% menjadi 83% pada siklus II. Sedangakan hasil observasi aktifitas guru mencapai 79% menjadi 90% pada siklus II. Selain itu, hasil belajar siswa dari siklus I mencapai angka 72,05 dengan prosentase 60% menjadi 91,9 pada siklus II dengan prosentase 90%.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tindakan Yang Dipilih ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Lingkup Penelitian ... 5

F. Manfaat atau Signifikansi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar ... 9

1. Pengertian Hasil Belajar ... 9

2. Ruang Lingkup Hasil Belajar ... 10

3. Faktor- faktor yang mempengarui hasil belajar ... 15

4. Ciri- ciri hasil belajar ... 17

B. Strategi TTW (think talk write ) ... ... 18

1. Pengertian Strategi TTW (think talk write ) ... 18


(7)

3. Kebihan dan kelemahan Strategi TTW (think talk write )

... 25

C. Sejarah kebudayaan Islam ... 26

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ... 27

2. Unsur pembentuk kebudayaan ... 29

3. Wujud atau bentuk kebudayaan ... 30

4. Tujuan mempelajari sejarah kebudayaan islam ... 32

5. Manfaat mempelajari sejarah kebudayaan islam ... 33

6. Contoh kebudayaan islam ... 33

D. Materi Isra’ Mi’raj ... 34

1. Pengertian Isra’ Mi’raj ... 34

2. Kisah perjalanan Isra’ Mi’raj nabi Muhammad SAW ... 35

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 39

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 43

C. Variabel yang Diselidiki ... 45

D. Rencana Tindakan ... 45

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 48

F. Teknik Analisis data ... 52

G. Indikator Kinerja ... 55

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran umum MI Darul Ulum Lamongan ... 57

B. Gambaran Siswa Dalam Pembelajaran SKI Materi Peristiwa Isra’ Mi’raj ... 62

C. Hasil penelitian ... 64


(8)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 109

RIWAYAT HIDUP ... 110 LAMPIRAN- LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah benar-benar belajar.

Setiap pembelajaran harus direncanakan secara berurutan dan memusatkan perhatian pada siswa. Pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan siswa serta diarahkan kepada perubahan karakteristik siswa yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.1

Pendidikan di Indonesia khususnya pada tingkat dasar/madrasah memiliki mata pelajaran yang banyak untuk diajarkan kepada siswa, ada yang ilmu umum dan ada juga yang ilmu agama. Dalam ilmu agama juga banyak sekali macam- macamnya dan setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tertentu bila ditinjau dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, ataupun materi yang dipelajari dalam rangkah menunjang tercapainya kompetensi tersebut.

1


(10)

2

Pendidikan agama Islam ditingkat pendidikan di SD/MI meliputi sejarah kebudayaan Islam, fiqih, bahasa arab, akidah a hla ✁ serta qur’an hadist. Sejarah Kebudayaan Islam dapat digunakan untuk pembentukan kepribadian siswa karena dengan bercermin dari pristiwa sejarah akan diambil nilai-nilai yang dapat digunakan untuk kemajuan masa depan. Seorang guru sebagai tenaga pendidik harus mempunyai kompetensi profesional sehingga proses pembelajaran yang tidak hanya menghafal materi pembelajaran tetapi dapat mengembangkan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis.

Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang membahas tentang pristiwa-pristiwa sejarah dan bentuk-bentuk kebudayaan Islam. Dari sejarah kita dapat mengambil pelajaran yang terkandung dalam sejarahtersebut. Belajar sejarah juga bisa bermanfaat tentang dampak dari suatu aktifitas sejarah sebagai pijakan untuk melangkah ke masa depan.

Pada pembelajaran sejarah kebubudayaan Islam (SKI) sendiri guru harus membelajarkan siswa dengan berbagai model pembelajaran atau media pembelajaran yang sesuai pada karakteristik anak MI, guru juga harus bisa mengelola dengan baik, agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Dari hasil wawancara di sekolah MI Darul Ulum Lamongan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam(SKI)kelas IV. Ditemukan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tuntutan daya serapnya. Peneliti menyimpulkan


(11)

3

bahwa dari 10 siswa yang terdiri dari 6 putri dan 4 putra, hanya 3 (30 %) yang bisa mencapai KKM 75 sedangkan 7 (70 %) siswa belum tuntas, maka pendidik menggolongkan para siswa tersebut sebagai siswa dengan hasil belajar rendah.

Setelah tanya jawab dengan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),maka rendahnya hasil belajar siswa MI Darul Ulum Lamongan dikarenakan kurang mampu dan terampil dalam menguasai strategi,media, maupun dalam segi pemberian media yang bervariasi, guru juga kurang menguasainya. Pengelolaan kelas kurang baik, hal ini juga berpengaruh pada minat peserta didik yang cukup rendah dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran.2

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa MI Darul Ulum Lamongan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas IV penulis mengganggap perlu penggunaan stategi yang bervariasi, strategi tersebut adalah TTW (think- talk- write) yang lebih membantu siswa menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas yaitu dengan memakai strategi pembelajaran yang menarik, kreatif dan aktif yaitu dengan mengunakan strategi pembelajaran TTW (Think- talk- write). Strategi pembelajaran ini dapat merangsang keterampilan siswa untuk menulis dan strategi ini dapat dinilai sangat efektif dalam merangsang daya inggat serta pemahaman anak sehingga siswa dapat dengan menumbuh kembangkan

2


(12)

4

kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik .3 Strategi ini akan menjadikan siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Pembelajaran bercerita pun akan menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa.

Atas dasar permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melalukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul sebagai berikut: “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Peristiwa Isra’ Mi’raj Mengunakan strategi TTW (Think- talk- write) Pada Siswa Kelas IV MI Darul Ulum Lamongan”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan strategi TTW (Think- talk- write) pada pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) meteri peristiwa Isra’ Mi’raj siswa ✂elas IV MI Darul Ulum Lamongan?

2. Bagaimana peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi TTW (Think- talk- write) pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

meteri peristiwa Isra’ Mi’raj siswa ✂✄las IV MI Darul Ulum Lamongan? C. Tindakan yang Dipilih

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam

3

Aris shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013


(13)

5

(SKI) . oleh karena itu ,peneliti memilih untuk menggunakan strategi pembelajaran TTW (Think- talk- write) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini tentunya dengan adanya berbagai pertimbangan yaitu diantaranya: strategi pembelajaran TTW (Think- talk- write) memiliki

☎ ✆coco☎ ✝n dengan mata pelajaran SKI, terutama pada materi peristiwa Isra’

Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Mudah diapli☎✝si☎an dan hemat biaya, serta dapat membentu siswa lebih mudah dalam mengingat, memahami, materi mulai dari kegiatan membaca, membuat pertanyaan dan jawaban dan menulis sesuai dengan langkah- langkah yang terdapat dalam strategi TTW (Think- talk- write).

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi TTW (Think- talk- write) pada

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) meteri peristiwa Isra’ Mi’raj

siswa kelas IV MI Darul Ulum Lamongan.

2. Untuk mengetahui adanya peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi TTW (Think- talk- write) pada pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) meteri peristiwa Isra’ Mi’raj siswa ☎✆las IV MI Darul Ulum Lamongan.


(14)

6

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik maka dibatasi pada hal-hal berikut dibawah ini:

1. Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV MI Darul Ulum Lamongan semester genap tahun ajaran 2014-2015, penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran.

2. Implementasi (pelaksanaan) tindakan dalam penelitian ini dengan menggunakan strategi TTW (Think- talk- write) untuk meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaan Islam (SKI) kelas IV MI Darul Ulum Lamongan 3. Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi

Muhammad SAW.

F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan data di lapangan yang bermanfaat bagi:

1. Guru

a. Guru dapat mengetahui strategi serta metode yang bervariasi untuk memperbaiki sistem pembelajaran dikelas sehingga permasalahan- permasalahan yang di hadapi guru dan siswa di kelas dapat teratasi. b. Pembelajaran dikelas lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan


(15)

7

c. Menambah pengalaman guru dalam menerapkan beberapa media, metode, dan strategi, dan salah satunya adalah strategi TTW (Think- talk- write) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas profesional guru dalam melakukan pembelajaran.

2. Siswa

a. Strategi TTW (Think- talk- write) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Dengan menggunakan strategi TTW (Think- talk- write), peserta didik akan lebih aktif, kreatif, dan lebih memahami pelajaran.

c. Mampu mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaanya dengan baik(artikulatif/articulate)4

d. Prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam dapat mengalami peningkatan 3. Sekolah

a. Mengatasi dan memperbaiki masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas yang optimal demi kemajuan lembaga pendidikan

b. Meningkatkan profesionalisme guru akan perbaikan proses dan hasil belajar siswa sehingga sekolah dapat berkembang pesat.

c. Sebagai masukan dalam menemukan hambatan dan kelemahan dalam penyelenggaraan pembelajaran

4


(16)

8

d. Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi bukti bahwa pembelajaran dengan Strategi TTW (Think- talk- write) merupakan salah satu solusi yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah dapat memanfaatkan pembelajaran ini sebagai salah satu strategi yang dirujuk untuk mengatasi masalah pembelajaran rendahnya hasil belajar siswa.


(17)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Pada hakikatnya, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku . tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan. Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil (product) merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.5 Sedangkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.6

Perubahan tingkah laku dalam hal ini seperti tingkah laku yang diakibatkan oleh proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh tidak dipandang sebagai proses belajar. Sebelum ditarik kesimpulan tentang pengertian hasil belajar dari beberapa ahli, diantarannya:

5

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009), 44.

6


(18)

10

a. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil beajar merupakan realisasi potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penugasan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.7

b. Menurut Gagne dan Briggs hasil belajar adalah sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar.8

c. Menurut Asep Jihad hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan pembelajaran.9

d. Menurut Winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.10

Dari beberapa uraian definisi –definisi diatas dapat ditarik kesimpulan hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar atau setelah melakukan interaksi dengan lingkunganya guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Ruang Lingkup Hasil Belajar

Benyamin Bloomsecara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

7

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:PT

Remaja Rosda Karya , 2005), 102. 8Rosma Hartiny Sam’s, Model

PTK Teknik bermain konstruktif untuk peningkatan Hasil Belajar Matematika,(Yogyakarta: Teras, 2010),33.

9

Asep Jihad, Evaluasi pembelajaran,(Yogyakarta : Multi Pressindo, 2009),14

10


(19)

11

psikomotorik . karenah dalam sistem pendidikan nasional, rumus tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom diantarannya:

a. Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali suatu konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Ranah kognitif menurut bloom terdiri atas enam tingkatan yaitu11:

1. Tipe hasil belajar Pengetahuan

Yaitu kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Pengetahuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingatkembali suatu obyek, ide, prosedur dan lain-lain. Adapun contoh rumusan dalam indikator seperti: menceritakan apa yang terjadi, mengemukakan arti, menentukan lokasi, mendiskripsikan sesuatu, dan menguraikan apa yang terjadi.

2. Tipe hasil belajar Pemahaman

Yaitu pengetahuan terhadap hubungan antar faktor-faktor, antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. Adapun rumusan dalam indikator seperti: mengungkapkan gagasan dengan kata sendiri, menjelaskan

11

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung:PT Remaja


(20)

12

gagasan pokok, menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri, dan menjelaskan gagasan pokok.

3. Tipe hasil belajar aplikasi/ Penerapan

Yaitu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun rumusan dalam indikator seperti: melakukan percobaan, menghitung kebutuhan, dan membuat peta.

4. Tipe hasil belajar Analisis

Yaitu penyelesaian atau gagasan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian tersebut. Adapun rumusan dalam indikator seperti: merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi.

5. Tipe hasil belajar Sintesis

Yaitu kemampuan untuk menggabungkan berbagai informasi menjadi kesimpulan atau konsep. Adapun rumusan dalam indikator seperti: menentukan solusi masalah, menciptakan produk baru dan merancang model mobil mainan.

Penyatuhan unsur atau bagian- bagian ke dalam bentuk sintesis adalah berfikir divergen. Dalam fikiran divergen pemecahan dan pemahaman belum tentu bisa dipecahkan. Berfikir sintesis adalah salah satu terminal untuk menjadikan salah satu terminal untuk menjadikaan orang lebih kreatif berfikir. Kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak di


(21)

13

capai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Dengan kemampuan sintesis orang mngkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinnya atau oprasionalnya. 6. Tipe hasil belajar Evaluasi

Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi dari ranah kognitif,yaitu mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik dan buruk, adapun rumusan dalam indikator seperti: memilih solusi yang terbaik, menulis laporan, dan mempertahankan pendapat.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Sekalipun bahan pelajaran berisikan ranah kognitif, ranah afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut dan harus tampak dalam proses dan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh sebab itu penting dinilai hasilnya.

Ada beberapa ranah afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Adapun ranah afektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu12: 1. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan).

Yaitu kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepadanya dalam bentuk masalah, gejalah, situasi, dan lain-lain.

12


(22)

14

2. Responding (menanggapi)

Yaitu kesediaan memberikan respons berpartisipasi 3. Valuing (menilai atau menghargai)

Yaitu kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut.

4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)

Yaitu merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk di dalam hubungan satu dengan nilai lain.

5. Characterization (karakterisasi)

Yaitu keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengarui pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor ialah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Ranah psikomotor menurut simpson terdiri atas enam tingkatan yaitu13:

1. Perception (persepsi)

Kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. 2. Set (kesiapan)

Contoh mengetik, kesiapan sebelum lari dan gerakan shalat.

13


(23)

15

3. Guided response (gerakan terbimbing)

Kemampuan melakukan sesuatu yang dicontohkan seseorang. 4. Mechanism (gerakan terbiasa)

Kemampuan yang dicapai karenah latihan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa.

5. Adaptatian (gerakan kompleks)

Kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan caradan urutan yang tepat.

6. Origination (kreativitas)

Kemampuan menciptakan gerakan- gerakan baru yang tidak ada dari sebelumnya.

Setelah melihat beberapa uraian diatas, penelitian ini menggunakan penilaian kognitif,afektif, dam psikomotorik . 3. Faktor-faktor yang mempengarui hasil belajar

Adapun faktor- faktor yang mempengarui hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal yaitu14

1. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri yang meliputi dua faktor fisiologis (jasmani) dan faktor psikologis (rohani).

a. Faktor fisiologis

Aspek fisiologis meliputi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya dan kondisi

14


(24)

16

pasca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar sehingga hasil belajarnya dapat optimal.

b. Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengarui kuantitas dan kualitas dalam pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang dipandang umumnya adalah sebagai berikut: tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

2. Faktor eksternal

Faktor internal terdiri dari dua faktor, eksternal juga terdiri atas dua faktor yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru , para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapatmempengarui hasil belajar siswa. Masyarakat, tetangga, dan lingkungan fisik atau alam dapat juga mempengarui hasil belajar siswa.

b. Lingkungan non sosial

Faktor- faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu


(25)

17

yang digunakan belajar siswa. Faktor-faktor yang diatas menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

4. Ciri- ciri Hasil Belajar

Adapun ciri- ciri hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, keterampilan sikap dan cita-cita

b. Memiliki dampar pengajaran dan pengiring

c. Adanya perubahan mental, tingkah laku dan jasmani.

Perubahan tingkah laku sebahai hasil belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perubahan yang disadari,artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilannya telah bertambah , lebih percaya diri, dan sebagainnya.

2) Perubahan yang bersifat kontinu(berkesinambungan), artinya suatu perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang lain, misalnya seorang anak yang telah belajar membaca, ia akan berubah tingkah lakunya dari tidak bisa membaca menjadibisa membaca dengan kecakapannya dalam membaca menyebabkan ia dapat membaca lebih baik lagi dan belajar yang lain sehingga ia dapat memperoleh perubahan tingkah laku hasil pembelajaran yang lebih banyak dan luas.

3) Perubahan yang bersifatfungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi


(26)

18

individu yang bersangkutan, misalnyakecakapan dalam berbahasa inggris memberikan manfaat untuk belajar hal-hal yang lebih luas. 4) Perubahanyang bersifat positif, artinya terjadi pertambahan dalam

perubahan individu. Perubahan yang diperoleh itu senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya. Orang yang telah belajar akan merasakan ada sesuatu yang lebih banyak,sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih luas dalam dirinya.

B. Strategi TTW(Think- talk- write)

1. Pengertian strategi pembelajaran TTW (think- talk- write)

Secara etimologi, think diartikan dengan “berpikir”, talk diartikan “berbicara”, sedangkan write diartikan sebagai menulis. Jadi think talk write bisa diartikan sebagai berpikir, berbicara, dan menulis. Sedangkan strategi tink talk write adalah sebuahpembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi ) hasil bacaan dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.15

Think talk write merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. Think talk write

menekankan perlunya peserta mengkomunikasikan hasil pemikirannya.

Think adalah berpikir. Dalam kamus besar bahasa indonesia, berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

15

Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatifdan Berkarakter


(27)

19

memutuskan sesuatu. Menurut sudirman,berpikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian- pengertian diatas, berpikir (think) merupakan kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil keputusan, misalnya merumuskan pengertian, menyintesis, dan menarik kesimpulan setelah melalui proses mempertimbangkan.

Talk artinya berbicara, dalam kamus besar bahasa indonesia, berbicara artinya pertimbangan, pikiran, dan pendapat. Write artinya menulis, dalam KBBI, menulis adalah membuat huruf (angka, dsb). Oleh sebab itu model think talk write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan berpikir(think), berbicara/ berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai.16

Model pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan Lauglin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan strategi TTW di mulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing ) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini akan lebih efektif apabila dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil,

16


(28)

20

menjelaskan , mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkanya melalui tulisan.

2. Langkah- langkah strategi TTW (think-talk- write)

Langkah- langkah yang harus di lakukan dalam strategi TTW (think talk write ) adalah sebagai berikut:

a. Think

langkah pada tahap ini dimaksudkan agar siswa membaca sesuatu teks bacaan, suatu materi pelajaran kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap ini, siswa secara secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaiannya) membuatcatatanapa yang telah dibaca baik itu berupa apa yang diketahuinya maupun langkah- langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.

b. Talk

Mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa.pertanyaan selintas dengan 5W 1H .setelah itu siswabekerja dengan kelompoknya mengunakan bahan bacaan (buku paket, LKS). Pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara dan dapat membangun pemahaman dan pengetahuan bersama melalui interaksi dan percakapan antar sesama individu di dalam kelompok.


(29)

21

c. Write

Pada tahap ini sswa menuliskan hasil diskusi pada LKS yang disediakan.aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru untuk melihat pengembangan konsep siswa.

Selain hal diatas, terdapat langkah- langkah yang dilakukan guru dalam penerapan strategi pembelajaran TTW (think-talk- write), langkah- langkah tersebut adalah:17

1. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaanya.

2. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Selain itu, peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide- ide yangterdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan kedalam bahasa sendiri.

3. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).

4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu group untuk membahas isi catatan dari hasi catatan (talk). Dalam

17


(30)

22

kegiatan ini mereka sendiriuntuk menyampaikan ide- ide dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapatmenghasilkan solusi atas soal yang diberikan.

5. Dari hasil diskusi,peserta didik secara individu ,merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan, keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri pada tulisan tersebut peserta didik menghubungkan ide- ide yang diperolehnya melalui diskusi.

6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan. 7. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan

kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang untuk perwakilan kelompok menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta membarikan tanggapan.

Menurut maftuh dan nurmani (2011), langkah- langkah untuk melaksanakan think talk write adalah sebagai berikut:18

18


(31)

23

Tabel 2.1

Langkah- langkah strategi pembelajaran TTW (tink talk write)

No Kegiatan guru Aktivitas siswa

1 Guru menjelaskan think talk write

Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memahami tujuan pembelajaran 3 Guru menjelaskan sekilas

materi yang akan di diskusikan

Siswa memperhatikan dan berusaha memahami materi 4 Guru membentuk siswa dalam

kelompok terdiri atas 3-5 siswa (secara heterogen)

Siswa mendengarkan kelompoknya

5 Guru membagikan LKS pada setiap siswa, siswa membaca soal LKS,memahami masalah secara individual dan dibatkan catatan kecil (think)

Menerimadan mencoba memahami LKS kemudian membuat catatan kecil untuk di diskusikan dengan teman kelompoknya

6 Mempersiapkan siswa berinteraksi dengan teman kelompok untuk membahas isi LKS (talk), guru sebagai mediator lingkungan belajar

Siswa berdiskusi untuk merumuskan kesimpulan sebagai hasil dari diskusi dengan anggota


(32)

24

7 Mempersiapkan siswa menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya sebagai hasil kesepakatan dengan anggota kelompoknya(write).

Menulis secara sistematis hasil diskuinya untuk dipresentasikan

8 Guru meminta masing- masing perwakilan kelompok

mempersentasikan pekerjaanya

Siswa mempersentasikan hasil diskusinya

9 Guru meminta siswa dari kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari kelompok lain.

Siswa menanggapi jawaban temannya

3. Kelebihan dan kekurangan strategi TTW (think-talk- write) Kelebihan dari strategi TTW (think-talk- write) antara lain : a. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam memahami

materi ajar.

b. Dapat membantu siswa untuk memperkuat daya inggat yang lemah untuk menghafal konsep- konsep pembelajaran

c. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar

d. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman,guru, bahkan dengan diri mareka sendiri.


(33)

25

e. Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengkomunikasikan pengetahuannya.

f. Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan

g. Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas.

h. Strategi ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif karena memberikan kesempatan mengembangkan diri sehingga mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan dan bekerja sendiri.

Sedangkan kekurangan dari strategi TTW (think-talk- write),antara lain:

a. Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah

b. Tidak efektif digunakan pada kelas dengan jumlah yang terlalu banyak karena bimbingan guru tidak maksimal .

c. Ketika siswa belajar kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan karena di dominasi oleh siswa yang mampu.

d. Dalam mengimplementasikanya membutuhkan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikanya dengan waktu yang ditentukan. e. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari

standar yang telah ditetapkan.

f. Guru harus benar- benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam menerapkan strategi think talk write tidak mengalami kesulitan.


(34)

26

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam a. Pengertian Sejarah

Menurut bahasa, sejarah berarti riwayat atau kisah. Dalam bahasa arab, sejarah disebut dengan tarikh, yang mengandung arti ketentuan masa atau waktu. Sebagian orang berpendapat bahwa sejarah sepadan dengan kata syajarah yang berarti pohon (kehidupan). Sedangkan menurut istilah sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.

b. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kekuatan dan norma. Sedangkan “Daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah “kebudayaan” seringkali dikaitkan dengan istilah “peradaban”. Perbedaannya: Kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi dan teknologi. Apabila dikaitkan dengan Islam , maka kebudayaan Islam adalah hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan sunah Nabi.


(35)

27

Pengertian kebudayaan adalah ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan mainfestasi- mainfestasi kemajuan mekanis dan teknologis telah berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan yang lebih banyak terefleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi.19

Sedangkan menurut Dr. Zainal Kling dalam kamus dan pustaka istilah kebudayaan diartikan sebagai cara hidup suatu masyarakat, peradaban, kemajuan (akal budi) yang menunjuk kepada keseluruan cara hidup manusia dalam semua bidang yang melibatkan akal budi dan daya usaha mereka.

Menurut Kunjdoroningrat , kebudayaan memiliki tiga wujud , wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan seperti suatu kompleks ide- ide, gagasan, nilai- nilai, norma , peraturan dan sebagainya, wujudkebudayaan sebagai suatu kompleks dari manusia dalam masyarakat. Sedangkan yang terakhir wujud benda , yaitu wujud kebudayaan sebagai beda- benda hasil karya.20

c. Pengertian Islam

Islam berasal dari bahasa Arab yaitu “Aslama -Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut Istilah Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT pada Nabi Muhammad

19

Effat Al-Sharqawi,Filsafat Kebudayaan Islam,(Bandung:Pustaka,1986),Hal 5.

20


(36)

28

SAW sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.

Dari beberapa penjelasandiatas dapat disimpulkan Sejarah kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan pada sumber nilai-nilai Islam.

2. Unsur Pembentuk Kebudayaan Islam

Diantara unsur yang menjadi bentuk kebudayaan Islam adalah sebagai berikut:

a. Sistem Politik 1) Hukum Islam

Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaannya ketika diterapkannya hukum Islam. Didalam Islam sumber hukum utamanya adalah al-Qur’an dan Hadist.

2) Khilafah

Setelah Rasulullah SAW wafat, orang-orang yang diberi tanggung jawab melaksanakan hukum Islam adalah para pengendali pemerintahan. Kedudukan mereka adalah sebagai Khalifah atau pengganti Rasulullah SAW.

b. Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan terbagi kelompok-kelompok berikut: 1) Kelompok Penguasa


(37)

29

3) Kelompok Militer 4) Kelompok Cendekiawan 5) Kelompok Pekerja dan Budak 6) Kelompok Petani

c. Ilmu Pengetahuan

Pada masa awal perkembangan Islam, Ilmu pengetahuan kurang dapat perhatian. Ilmu pengetahuan baru dapat perhatian pada masa dinasti Abbasiyah. Pada saat itu banyak buku-buku dari disiplin Ilmu dan kebudayaan lain diterjemahkan kedalam bahasa Arab.

3. Wujud Atau Bentuk Kebudayaan Islam

Bentuk atau wujud kebudayaan Islam dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu:

a. Kebudayaan Islam yang Berwujud Ideal (Gagasan)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak (tidak dapat diraba atau disentuh). Wujud kebudayaan ini terletak di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan itu yaitu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.


(38)

30

1) Pemikiran di bidang hukum Islam muncul Ilmu Fikih

2) Pemikiran di bidang Agama muncul ilmu Tasawuf dan ilmu Tafsir

3) Pemikiran di bidang sosial politik muncul Khilafah Islam (pemerintahan Islam) yang diprakarsai oleh Nabi Muhammad dan diteruskan oleh Khulafaurrasydin.

4) Pemikiran dibidang ekonomi muncul peraturan zakat, pajak Jizyah (pajak untuk non muslim), pajak kharaj (pajak bumi), peraturan ghanimah (harta rampasan perang)

5) Pemikiran dibidang ilmu pengetahuan muncul ilmu sejarah, filsafat, kedokteran, ilmu bahasa dan lain-lain.

b. Kebudayaan Islam yang Berwujud Aktifitas

Aktifitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusialainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkrit. Terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati dan di dokumentasikan.

Contoh kebudayaan Islam yang berbentuk wujud aktifitas atau tindakan diantaranya:

1) Pemberlakuan hukum Islam seperti potong tangan bagi pencuri dan hukum rajam bagi pezinah.


(39)

31

2) Penggunaan bahasa arab sebagai bahasa resmi pemerintahan Islam pada masa dinasti Umaiyyah (masa khalifah Abdul Malik bin Marwan). Memunculkan gerakan ilmu pengetahuan dan penerjemahan ilmu-ilmu yang berbahasa persia dan yunani kedalam bahasa Arab. Gerakan Ilmu pengetahuan mencapai puncaknya pada masa dinasti Abbasiyah, dimana kota Baghdat dan Iskandaria menjadi pusat Ilmu pengetahuan ketika itu. c. Kebudayaan Islam yang Berwujud Artefak (Benda)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktifitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling kongkrit diantara ketiga wujud kebudayaan.

Contoh kebudayaan Islam yang berbentuk hasil karya diantaranya: seni ukiran kaligrafi yang terdapat dimasjid-masjid, arsitektur-arsitektur masjid dan lain sebagainya.

4. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

a. Mengetahui lintasan peristiwa, waktu dan kejadian yang berhubungan dengan kebudayaan Islam.

b. Mengetahui tempat-tempat bersejarah dan para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam.

c. Memahami bentuk peninggalan bersejarah dalam kebudayaan Islam dari satu periode ke periode berikutnya.


(40)

32

5. Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

a. Menimbulkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum muslimin masa lalu.

b. Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

c. Membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap kemajuan dunia Islam.

d. Memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari setiap kejadian untuk mencoba / meneladani dari perjuangan para tokoh di masa lalu guna perbaikan diri dari dalam diri sendiri, masyarakat, lingkungan negerinya serta demi Islam pada masa yang akan datang.

e. Memupuk semangat dan motifasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat terdahulu.

6. Contoh Kebudayaan Islam

a. Di bidang Seni: Syair, Kaligrafi, Hikayat, Suluk, Babad, Tari Saman, Tari Zapin

b. Di bidang Fisik: Masjid, Istana, Keraton

c. Di bidang Pertunjukan: Sekaten, Wayang, Hadrah, Khosidah

d. Di bidang Tradisi: Aqiqah, Khitanan, Halal Bihalal, Sadranan, Berzanzi.


(41)

33

D. Materi Isra’ Mi’raj

1. Pengertian isra’ mi’raj

Kata isra’ berasal dari bahasa arab, yang artinya berjalan pada malam hari. Sedangkan yang dimaksud Isra’ adalah perjalananNabi Muhammad SAW pada suatu malam di mulai dari masjidil haram makkah ke majidil aqsha di palestina, yang jaraknya sejauh 2.000 km.

Adapun kata mi’raj bersal dari bahasa arab yang artinya naik ke atas. Sedangkan yang di maksud dengan mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari masjidil aqsha di palestina menuju sidratul muntaha, ke baitul makmur, dan terus ke arasy untuk menghadap kepada Allah SWT. Allah SWT menceritakan peristiwa ini dalam alqur’an surat Al- isra’ ayat 1:

                                    Artinya:

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW berlangsung dalam satu malam dengan ditemani olehmalaikat jibril a.s . dalam perjalanan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW berkendaraan buroq yang artinya kendaraan yang sangat cepat. Kemudian ketika perjalanan mi’raj


(42)

34

,beliau berkendaraan ke langit seperti tangga. Isra’ mi’raj merupakan salah satu mu’jizat Nabi Muhammad saw.

2. Kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Setelah mengalami duka cita sepeninggal dua orang yang amat dicintainya dan dihormati, yaitu abu tholib dan khodijah. Allah ingin menghibur dan memuliakan beliau untuk menghadap kehadiratnya. Maka diutuslah malaikat jibril untuk menjemput beliau . peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal 27 rajab tahun ke 11 dari keNabian. Bertepatan dengan tahun 621 M . pada waktu itu Nabi telah mencapai usia 52 th.

Setelah bertemu Nabi Muhammad SAW malaikat jibril membaringkan beliau. Dada beliau di belah, lalu di cuci dengan air zam- zam, di bersikan dari segala sifat yang buruk dan diganti sifat-sifat yang baik, berupah hikmah(pengetahuan), dan kaimanan . setelah itu ditutup dan dirapatkan kembali seperti semula.

Nabi Muhammad SAW dan malaikat jibril berangkat dengan kendaraan buroq. Mereka berjalan menuju masjidil Aqsa (baitul maqdis) di palestina yang berjarak 2.000 km

Selama dalam perjalanan ini, mereka berdua sempat singga di lima tempat:

1. Kota Yastrib yang sekarang di sebut madinah Al- Munawwaroh. 2. Kota Madyan, yaitu tempat persembunyiannya Nabi musa As ketika


(43)

35

3. Bukit Tursina, tempat Nabi Musa As menerima wahyu Allah SWT , berupa kitab Taurat

4. Betlehem yaitu kota tempat kelahiran Nabi Isa As.

5. Masjidil Aqsa di Palestina, yaitutempat yang ditujuh dalam perjalanan pada malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga umat Islam setelah Makkah dan Madinah.

Pada setiap persinggahan Nabi Muhammad selalu melakukan shlat 2 rekaat. Sesampainyadi masjidil aqsa Nabi Muhammad istrahad sebentar dan melakukan shlat 2 rekaat, malaikat jibril menyediakan 2 gelas minuman satu gelas berisi susu dan madu dan satu gelas lagi berisi arak atau miniman keras.

Tetapi Nabi Muhammad memilih airsusu yang bercampur madu.setelah itu malaikat jibril mengucapkan selamat kepada beliau karena sudah memilih kebaikan bagi dirinya sendiri dan umatnya.

Dari masjidil Aqsa Nabi Muhammad SAWbersama malaikat jibril terus naik ke langit sampai ke sidrotul muntahaterus ke arsy menghadap Allah SWT, dalam perjalanan mi’raj ini Nabi Muhammad SAW dan malaikat jibril sempat singgah di tujuh lapis langit , yaitu:

1. Langit pertama, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Adam a.s

2. Langit kedua, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Isa a.s 3. Langit ketiga, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Yusuf a.s


(44)

36

4. Langit keempat, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Idris a.s

5. Langit kelima, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Harun a.s

6. Langit keenam, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Musa a.s

7. Langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW brtemu dengan Nabi Ibrahim a.s

Setelah melewati bketujuh lapis langit itu, Nabi Muhammad SAWdiajak kebaitul makmur, tempat para malaikat melakukan tawaf. Kemudian Nabi Muhammad SAW naik menuju sidratul muntaha tanpa ditemani malaikat jibril. Disinilah Nabi Muhammad SAW menerimah perintah shalat 50 waktu. Ketika hendak turun, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa a.s dan menceritakan apa yang diterimahnya dari Allah SWT, mendengar cerita tersebut Nabi Musa menyuruh Nabi Muhammad SAW agar kembali menghadap Allah guna memintah keringanan mengenai shalat 50 waktu. stelah berulang kali menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan, akhirnya Allah SWT memberikan keringanan perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW menjadi 5 waktuuntuk setiap harinya, yaitu: shalat Zuhur, Ashar, Magrib, Isya’ dan subuh. Allah menjanjikan pahala yang sama bagi umat Nabi Muhammad SAW seperti melaksanakan shalat 50 waktu.


(45)

37

Disamping itu selama perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW melihat beberapa kejadian yang merupakan tamtsil (ibarat) bagi umat manusia. Diantaranya ialah:

1. Nabi Muhammad SAW melihat sekelompok orang yang memotong padi (panen) secara terus menerus tanpa henti. Begitu dipotong terus tumbuh lagi dan langsung berbuah. Nabi bertanya kepada malaikat jibril, siapakah mereka itu?. Jibril menjawab : “mereka itu adalah gambaran dari umatmu yang gemar beramal jariyah atau mendermawankan hartanya dijalan Allah dan mereka akan mendapatkan balasan pahala terus menerus dari Allah.

2. Nabi Muhammad SAW melihat sekelompok orang yang terus memukuli kepalannya sendiri sampai pecah. Kemudian disempurnakan lagi dan terus menerus dipukul lagi sampai hancur. Nabi Muhammad SAW bertanya : siapakah mereka itu wahai jibril ? dan jibril menjawab “ mereka itu adalah umatmu yang selama hidup di dunia enggan mengerjakan shlat lima waktu, yang kelak sangat menyesal dengan memukul kepalanya sendiri.

3. Nabi Muhammad SAW melihat sekelompok orang yang selalu menggunting lidahnya sendiri. Setiap digunting terus kembali seperti semula. Ini merupakan contoh bagi orang yang pandai berbicara tetapi tidak mengamalkan segala apa yang dibicarakannya. Artinya antara perkataan tidak sesuai dengan perbuatannya.


(46)

38

4. Nabi Muhamad SAW melihat sebuah kuburan yang sangat harum. Beliau bertanya kepada jibril: “ kuburan siapakah ini?” jibril menjawab: itu adalah kuburan Siti Masyitah dan anaknya. Dia mati syahid, karena disiksa oleh raja Fir’aun dengan direbus di dalam kuali yang sedang mendidih. Dia mati karena mempertahankan imannya, tidak mau mengubah keyakinannya ketika dipaksa untuk menyembah kepada Fir’aun.

5. Nabi Muhammad SAW melihat sekelompok orang yang dihadapannya ada dua macam hidangan. Sebelah kanannya ada makanan lezat dan sebelah kirinyaada makanan busuk. Mereka dengan lahapnya memakan makanan yang busuk , beliau bertanya: siapakah mereka hai Jibril?” jibril menjawab : itu ibarat umatmu yang suka membuarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa dari pada beramal baik yang berpahala.”


(47)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), karena penelitiannya dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersusun dari tiga kata , yaitu:

1. Penelitian: menunjuk pada kegiatan mencermati suatu obyek, dengan menggunakan cara dan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh dat atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peniliti.

2. Tindakan: menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalahsekelompok siswa dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.21

21


(48)

40

Dari penjabaran data, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan –tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik- praktikpembelajaran yang dilakukan secara bersama di kelas.

Terkait dengan pengertian PTK tersebut, ada beberapa rumusan definisi PTK yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Hopkins (1993): PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan- tindakanyadalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

2. Kemmis dan Mc. Taggart (1988): PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang melaksanakan secara sistematis,terencana, dan dengan sikap mawas diri.

3. Rochman Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahanpraktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangkah pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.


(49)

41

4. Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agardapat memperbaiki dan meningkatkan praktik- praktik pembelajaran di kelas secara profesional.22

Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik- praktik belajar- mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar- mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.

Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokokyaitu:

1. Perencanaan (planning) 2. Aksi dan tindakan (acting) 3. Observasi (observing) 4. Refleksi (reflecting).23

Secara keseluruan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTKyang digambarkan dalam bentuk spiral. Seperti pada gambar di bawah ini

22

Masnur Muslich,Melaksanakan PTK Itu Mudah(Jakarta:Bumi Aksara,2009),Hal.9

23

Zainal Aqib Dkk,Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB,TK (Bandung:CV. Yrama


(50)

42

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1 prosedur PTK Model Kurt Lewin

Langkah- langkah dalam setiap siklus pada model kurt lewin adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Yaitu persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan tindakan.persiapan dapat dilakukan dengan menetapkan entry behavior,

membuat skenario pembelajaran dan menyiapkan fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan.

Perencanaan (Planning)

Refleksi (Reflecting) Tindakan (Akting)

Observasi (Observing)

Perencanaan ulang Identifikasi masalah


(51)

43

b. Aksi dan tindakan (acting)

Yaitu deskripsi tindakan yang dilakukan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

c. Observasi (observing)

Yaitu uraian tentang prosedur perekaman proses dan produk pembelajaran.

d. Refleksi (reflecting).

Yaitu uraian refleksi terkaid proses pembelajaran dan dampak tindakan perbaikan.24

Tujuan menggunakan model ini yaitu apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai targetyang diingginkan tercapai.

B. Setting dan Subyek Penelitian 1. Setting penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:

a. Tempat penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Darul Ulum Sugio Lamongan untuk mata pelajaran SKI kelas IV .

24


(52)

44

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret- mei 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik MI Darul Ulum Lamongan, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Adapun jadwal penelitian secara rinci telah tertulis dan dapat dilihat pada lampiran.

c. Siklus PTK

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiapsiklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflekting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui strategi pembelajaran TTW.

2. Subyek penelitian

Siswa kelas IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan tahun ajaran 2014- 2015, dengan jumlah siswa terdiri dari 10 siswa,terdiri dari 6 siswa perempuan, dan 4 siswa laki-laki .penelitih memilih kelas IV sebagai subyek penelitian karena pembelajaran di kelas tersebut dikatakan masih belum menguasai materi isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan baik dan benar. secara terperinci daftar jumlah siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(53)

45

Tabel 3.1

Jumlah siswa kelas IV MI Darul ulum Sugio Lamongan

No Jenis kelamin Jumlah siswa

1 Siswa laki- laki 4 siswa

2 Siswa perempuan 6 siswa

Jumlah keseluruan 10 siswa

C. Variabel yang Diselidiki

Terkait dengan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka variabel- variabel penelitian yang dijadikan titik temu untuk menjawab permasalahan tersebut yakni dengan membedakannyaatas tiga macam diantaranya yaitu:

1. Variabel input: siswa kelas IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan 2. Variabel proses: strategi pembelajaran TTW (think, talk, write) 3. Variabel output: peningkatan hasil belajar siswa

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa : 1. Rencana penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan menggunakan strategi pembelajaran TTW pada matapelajaran SKI dengan harapan adanya


(54)

46

peningkatan hasil belajar siswa. Dalam perencanaan penelitian dilakukan kegiatan antara lain:

a. Menyusun proposal penelitian b. Persiapan pelaksanaan PTK c. Persiapan parsitipasi, yaitu:

1) Memberikan simulasi kepada guu tentang penyelenggaraan

2) Melakukan konsolidasi dengan guru tentang tata caramelakukan penelitian

3) Penyusunan instrumen dan sekenario penelitian

4) Menyiapkan alat peraga yang digunakan dalam penelitian. d. Menyusun rencana tindakan

Tindakan yang akan diberikan adalah berupa strategi pembelajaran TTW dan bidang pengembangan yang diharapkan adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflekting). Secara keseluruan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus.


(55)

47

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan kelas yang ideal dilakukan secara berpasangan antara pihak yang mengamati proses yang dijalankan.

b. Tindakan (acting)

Pelaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Pelaksanaan tindakan (acting) pada tahap inimerupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c. Pengamatan (observing)

Pengamatan (observing) merupakan kegiatan yang dilakukan pengamat (observer), pada tahap ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit ap yang terjadi demi memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflekting)

Refleksi (reflekting) merupan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudahdilakukan. Dalam tahap ini guru berusaha menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah


(56)

48

sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal- hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam tahap ini, jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatanya , atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain.25

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Data

Data adalah segala sesuatu yang di peroleh dari lapangan untuk dijadikan bahan sebuah penelitian. Berdasarkan jenis penelitiannya, proses pengambilan dataterdiri atas dua klasifikasi besar, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data penelitian yang berupa angka- angka dan analisis menggunakan statistik. Angka statistik yang dimaksud disini adalah berupa nilai (skor). Data inilah yang nantinya akan menjadi tolak ukur pada penelitian hasil dari penerapan strategi TTW pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

25


(57)

49

b. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data penelitian yang dikumpulkan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi.26

Terkait dengan penelitian ini, yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah siswa-siswi kelas IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan, dimana siswa- siswi tersebut tidak hanya menjadi obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dan terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri atas: (a) hasil tugas , (b) hasil belajar, (c) hasil observasi siswa dan guru terhadap pelaksanaan atau kegiatan belajar mengajar (KBM).

2. Cara Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek. Atinya penguraian tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan peneliti selama pengumpulan dan refleksi data dalam sebuah studi kualitatif. Setiap kembali dari observasi, wawancara, atau pekerjaan penelitian lainnya. Peneliti biasanya menuliskan apa yang

26

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D(Bandung ALFABETA, 2007), hal.9.


(58)

50

terjadi . peneliti menggambarkan sebuah deskripsi tentang orang, obyek, tempat, peristiwa, aktivitas dan percakapan. Disamping itu sebagai bagian dari catatan tersebut, peneliti akan merekam ide- ide, strategi, refleksi, dan dugaan serta pola- pola yang muncul.27 Hal- hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran 2) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran

Adapun instrumen observasi dapat dilihat pada lampiran b. Wawancara

Wawncara adalah proses tanya jawab secara mendalam antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara jenis bebas terpimpin, artinya peneliti melakukan tanya jawab (wawancara ) secara bebas tetapi daftar pertanyaan yang diajukan telah disusun sebelumnya.

Wawancara ini peneliti tunjukan kepada guru mata pelajaran SKI. Sedangkan data yang ingin diambil dari kegiatan wawancara tersebut adalah untuk mengetahui penerapan strategipembelajaran TTW dan hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran SKI . wawancara ini dilaksanakan oleh peneliti pada semester 2 tahun pelajaran 2014- 2015

27


(59)

51

sebalum pelaksanaan siklus. Adapun instrumen wawancara dapat dilihat pada lampiran.

c. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat- surat, catatan harian, cendramata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal- hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat- surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen perintah atau swasta, data diserver dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain- lain.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data- data dokumentasi yang berupa nilai hasil ulangan siswa mata pelajaran SKI ,foto selama proses siklus I dan II, dan administrasi yang berkaitan dengan identitas sekolah.

d. Test

Tes adalah suatu alat yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data- data yang diinginkan. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulisdalam bebtuk pilihan ganda (multiple choice) dan uraian. Selain itu juga menggunakan ontes yang berupa penilaian produk dan performance. Tes ini ditujukan kepada siswa kelas


(60)

52

IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI . pemberian tes ini dilakukan pada saat dan setelah proses pembelajaran SKI berlangsung. Adapun instrumen tes yang digunakan peneliti dapatdilihat pada lampiran.

3. Teknik Analisis Data

Untuk dapat dicatat sebagai hasil belajar, guru diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh menjadi skor berstandar 100. Maka untuk analisis aktivitas guru dan siswa dalam PBM dianalisis dengan mengklasifikasi tingkat keaktifan dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Selanjutnya, jumlah skor yang diperoleh dari pengklasifikasian tersebut dibandingkan dengan skor maksimum lalu dikalihkan 100% untuk mengubah skor menjadi nilai.

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisa secara deskriptif. Misalnya mencari nilai rata- rata, prosentase keberhasilan belajar, dll. Data kualitatifmerupakan data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk


(61)

53

mengetahui responsiswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.28

Data hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam belajar, dianalisis dengan memberikan skala penilaian pada tabel hasil observasi, adapun skala penilaiannya adalah sebagai berikut: 4 = sangat baik

3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

Setelah dilakukan penelitian, data tersebut akan diolah secara deskriptif kualitatif. Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tulis dan nontes (produk dan performance) pada setiap akhir siklus.analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana diantaranya yaitu peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebutsehingga diperoleh nilai rata- rata ini dapat dengan menggunakan rumus:

28

Kunandar, Langkah- Langkah Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2011),Hal 128


(62)

54

=

Σ

Σ

Keterangan : � = Nilai rat- rata

Σ� = jumlah semua nilai siswa

Σ� = jumlah siswa

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secaraklasikal. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar di gunakan rumus sebagai berikut:

Nilai = � �

� �

%

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar , bahwa tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 85% dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokan ke dalam lima kategori berikut ini:

Tabel 3.2

TINGKAT KEBERHASILAN SISWA Tingkat keberhasilan (%) Arti

91- 100 % 71- 90 % 41- 70 % 21- 40 % <20%

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah


(63)

55

F. Indikator Kinerja

Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan apabila dalam penelitian ini:

1. Penerapan strategi pembelajaran TTW (think,talk,write) pada mata pelajaran SKI kelas IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan berjalan dengan baik

2. Penguasaan materi pada mata pelajaran SKI kelas IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan pada akhir penelitian meningkat hingga 85% siswa telah mencapai nilai diatas batas ketuntasan minimal.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Antara guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan peneliti yang melaksanakan pembelajaran bersama- sama sebagai observator.

1. Nama Ketua Tim Peneliti

a. Nama : Silvia Nur Azizah

b. NIM : D77211084

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Mitra Kerja : MI Darul Ulum Sugio Lamongan 2. Anggota Tim

a. Nama : Sulistyana, S. Pd. I b. Jenis kelamin : Perempuan


(64)

56

d. Mitra kerja : MI Darul Ulum Sugio Lamongan

Peneliti dan kolaborator bertanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan kelas ini.mereka terlibat dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap- tiap siklusnya. Dan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang sudah dianggap mampu memenuhi hasil yang diinginkan


(65)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini tentang peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam materiPeristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAWmenggunakan strategiTTW (Think, Talk, Write) pada kelas IV MI Darul Ulum Sugio Lamongan dapat disimpulkan: 1. Penerapan strategi pembelajaran TTW (Think, Talk, Write) pada mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas IV di MI Darul Ulum Sugio Lamongan berjalan dengan baik dan terdapat peningkatan pada tiap siklusnya. Hal tersebut ditunjukan dengan meningkatnya hasil observasi siswa siklus I ke siklus II. Hasil observasi aktivitas siswa di siklus I mancapai 68% dan meningkat menjadi 83% di siklus II. Sedangkan pada aktivitas guru mencapai 79% di siklus I dan meningkat 90% di siklus II. 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) setelah menggunakan strategi TTW

(Think, Talk, Write). Hal ini terbukti berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada materi peristiwa Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAWsangat baik. Dimana adanya peningkatan hasil belajar siswa dapatdilihat dari nilai rata- rata dari siklus I yaitu 72,05 meningkat


(66)

106

menjadi 91,9 pada siklus II. Begitu juga dengan hasil prosentase pada siklus I adalah 60% menjadi 90% pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti memberikan saran- saran sebagai berikut :

1. Guru hendaknya mampu menjadikan strategi pembelajaran TTW (Think, Talk, Write) sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan daya fikir siswa. Karena strategi pembelajaran yang baik tidak saja menciptakan situasi kelas yang kondusif, namun juga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan strategi TTW (Think, Talk, Write) hendaknya memerlukan persiapan yang matang karenanya guru harus benar- benar memahami setiap langkah kegiatan dalam strategi TTW

(Think, Talk, Write) agar dapat memberikan instruksi yang jelas dan tepat kepada siswa.

3. Penelitian yang lebih lanjut mengenai peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dapat dilakukan dengan strategi lain atau strategi yang sama dengan melakukan perbaikan- perbaikan agar memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum MI Darul Ulum Sugio Lamongan

Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Sugio Lamongan merupakan salah satu pendidikan formal dasar yang ada di Desa Daliwangun , Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan, tepatnya di Jl. Pondok Pesantren Sunan Drajat Dusun medali, Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio , Kabupaten Lamongan. Madrasah ini berdiri pada tanggal 15 Januari 1995 dan saat ini berstatus terakreditasi “A”.

Madrasah Ibtida’iyah Darul Ulum sugio Lamongan juga memiliki bangunan sekolah sendiri dengan luas tanah 16.615 m². Madrasah ini tergabung dalam satu lembaga diantaranya PAUD, TK, MI, MTS, dan MA serta pondok pesantren Sunan Drajat.

Adapun visi, misi serta tujuan Madrasah Ibtida’iyah Darul Ulum Sugio Lamongan adalah sebagai berikut:

1. Visi

“Terciptanya peserta didik yang Islami, Populis, dan Berkualitas dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, mencintai lingkungan dan tanah airnya”.


(68)

58

IndikatorVisi :

ISLAMI

Indikator :

"Segala program aktifitas yang berlangsung di Madrasah harus memiliki ruh Islam"

POPULIS

Indikator :

" Madrasah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh pendidikan tanpa memandang status sosial baik kaya atau miskin maupun jabatan orang tua calon siswa"

KUALITAS

Indikator :

"Semua program dan bentuk kegiatan pada Madrasah ditujukan kepada peningkatan kwalitas kelulusannya yang akan hidup bersaing dengan dunia luas yang semakin global dan kompetitif. Kwalitas yang diharapkan adalah Ilmu pengetahuan dan teknologi serta akhlakul karimah yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari"

2. Misi

a) Mewujudkan proses belajar mengajar dan bimbingan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pendekatan saintifik untuk


(69)

59

mencapai KI spiritual, KI sikap sosial, KI pengetahuan, dan KI keterampilan.

b) Mewujudkan penghayatan, keterampilan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam menuju terbentuknya insan yang beriman dan bertakwa. c) Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berahlakul karimah,

cerdas, sehat, disiplin dan bertanggung jawab.

d) Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis, terampil, menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni serta berkarakter.

e) Membimbing siswa untuk dapat mengenal lingkungan sehingga memiliki jiwa sosial yang tinggi.

f) Menyelenggarakan pendidikan yang bernuansa Islami dalam rangka terbentuknya Insan kamil atau manusia sempurna

g) Menanamkan dan memantapkan dasar-dasar aqidah akhlakul karimah dalam rangka menumbuhkembangkan potensi fitrah dan fungsi manusia sebagai makhluk sosial

h) Mengembangkan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang efektif, kreatif, dan inovatif

i) Memotifasi siswa untuk senantiasa belajar yang lebih tinggi dan berkesinambungan

j) Menumbuhkan kesadaran orang tua dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan


(1)

101

membuat kesepakatan siapa yang maju kedepan untuk presentasi siswa perwakilan kelompok sudah mengacungkan tangan untuk kedepan mempresentasikan hasil diskusinya dan siswa melakukanya dengan kualifikasi baik. dan siswa kelompok lainya menanggapi temannya

dengan baik. guru menginstruksikan dengan jelas kepada siswa untuk

membuat rangkuman inti sari dari seluruh pembahasan peristiwa Isra’

Mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan kualifikasi sangat baik

pada tahap konfirmasi, tanya jawab yang dilakukan guru dan siswa hanya berada pada kualifikasi cukup. dikarenakan hanya

beberapa siswa saja yang bertanya dan pada saat guru yang bertanya, hanya beberapa siswa saja yang menjawabnya secara aktif. Namun pada saat membuat kesimpulan, guru dan siswa melakukannya bersama- sama dan serentak sehingga berada pada kualifikasi baik . Pada kegiatan

penutup guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu belajar dirumah sehingga pada tahap ini sudah berada pada kualifikasi baik .

guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa bersama dan memberikan salam penutup dengan semangat sehingga berada pada kualifikasi

sangat baik. Selain itu nilai prosentase aktifitas guru pada siklus II ini


(2)

102

d. Refleksi (reflecting)

Sebagian besar dari langkah- langkah pembelajaran pada siklus II ini dapat terlaksana dengan baik. Sebelum pelajaran dimulai siswa sudah berada didalam kelas sehingga waktu pembelajaran tidak terkurangi lagi. Siswa sudah paham dengan strategi TTW dan tahu apa yang harus mereka lakukan dan tidak bingung lagi. Siswa juga sudah tidak ramai atau gaduh lagi dan mulai tertib. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan lebih baik dan guru pun memberikan penjelasan materi dengan cara yang lebih baik dan cakupan materi yang lebih luas. Sehingga dapat dikatakan baik dari pihak guru dan siswa sudah sama- sama sudah lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I. Hal tersebut secara tidak langsung membuat hasil belajar siswa menjadi meningkat yang diketahui dari perbandingan hasil postest pada siklus I dan siklus II.

D. Pembahasan

Dari hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW

mata pelajaran SKI materi Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang telah

dilakukan selama dua siklus, diperoleh beberapa temuan hasl tindakan yakni sebagai berikut:

1. Hasil yang diperoleh menunjukan penerapan strategi pembelajaran TTW berjalan dengan baik melalui perbaikan- perbaikan pada tiap siklus. Pada siklus pertama penerapan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan


(3)

103

baiksesuai dengan langkah- langkah yang sesuai dengan strategi TTW, tetapi siswa tidak begitu cekatan dalam pelaksanaanya dan msih bolak- balik bertanya. Hal ini dikarenakan strategi pembelajaran yang digunakan masih baru bagi mareka. Dalam proses pembelajaran dengan strategi TTW siswa dapat belajar banyak hal yang baru ,mulai dari membaca cepat cepat, bepikir tentang isi bacaan , berkomunikasi dengan teman secara baik, dan menulis apa yang telah ditemukan dengan melalui proses berpikir. Pada siklus kedua, siswa sudah mengenal strategi TTW dan mulai terbiasamelaksanakan setiap langkah kegiatan dalam strategi pembelajaran TTW sehingga dalam pelaksanaanya menjadi lebih baik dan lancar. Pada hasil penelitian diatas menunjukan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belaajar siswa pada materi

peritiwa Isra’ Mi;raj Nabi Muhammad SAW kelas IV di MI Darul Ulum

Sugio Lamongan. Hal ini dikarenakan strategi tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah membantu siswa dalam mengingat dan memahami materi dengan lebih mudah dancepat.

2. Berdasarkan analisis data, dapat di peroleh bahwa:

a. Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklua II. Pada aktifitas guru meningkat dari 79% menjadi 90%dan pada aktifitas siswa meningkat dari 68% menjadi 83%.


(4)

104

b. Meningkatnya hasil belajar mengajar diatas maka secara langsung hasil belajar siswa juga ikut meningkat. Hal ini dapa dilihat dari nilai rata- rata nilai perolehan siswa pada postest siklus I hasil belajar siswa mencapai 72,05 yang secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM 75, dan meningkat menjadi 91,9 pada siklus II. Begitu pula dengan prosentase hasil belajar yang meningkatdari 60% pada siklus I dengan kategori kurang,menjadi 90% pada siklus II dengan kategori meningkat secara signifikan.


(5)

107

DAFTAR PUSTAKA

Al-Sharqawi , Effat,Filsafat Kebudayaan Islam,(Bandung:Pustaka,1986)

Aqib, Zainal Dkk,Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB,TK

(Bandung:CV. Yrama Widya,2009)

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Bumi Aksara,2009) Arsyadi , Ashar, Media Pembelajaran,(Jakarta:1995)

Emzir, Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisis Data(Jakarta :Rajawali Press.2011)

Hamdayama, Jumanta, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatifdan

Berkarakter (Yogyakarta: Rajawali Press,2013)

Hamdayama, Jumanta, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatifdan

Berkarakter

Hasil wawancara dengan ibu sulistiana guru SKI Kelas IV, pada tanggal 22februari 2015.

Jihad ,Asep. Evaluasi pembelajaran,(Yogyakarta : Multi Pressindo, 2009) Kunandar, Langkah- Langkah Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2011),Hal 12

Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT Remaja

Rosadakarya,2010)

Muslich , Masnur,Melaksanakan PTK Itu Mudah(Jakarta:Bumi Aksara,2009)


(6)

108

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009)

Sam’s , Rosma Hartiny, Model PTK Teknik bermain konstruktif untuk peningkatan Hasil Belajar Matematika,(Yogyakarta: Teras, 2010)

Shoimin , Aris, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum

2013,(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media ,2014)

shoimin , Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung:PT

Remaja Rosdakarya 2005)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D(Bandung ALFABETA, 2007)

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

(Bandung:PT Remaja Rosda Karya , 2005)

Syah , Muhibbin, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007) Yatim , Badri,Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Raja Grafindo Persad,2006)


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SOAL CERITA MELALUI MODEL THINK TALK WRITE (TTW) Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Pada Soal Cerita Melalui Model Think Talk Write (TTW) Siswa Kelas V SD Negeri 02 Gemantar Tahun

0 1 14

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS IV B Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Think Talk Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV B MI Negeri Andong Tahun Pelajaran 2011/

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK- WRITE (TTW) PADA Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika d

0 0 18