KITAB TAISIRUL KHOLAQ SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MORAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI NUR KHODIJAH III DENANYAR JOMBANG.

(1)

KITAB

TAISIRUL KHOLAQ

SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN MORAL SANTRI DI PONDOK

PESANTREN PUTRI NUR KHODIJAH III DENANYAR

JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Amalia Cholilah NIM. B93213103

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Amalia Cholilah, NIM. B93213103, 2016, Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan Moral Santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang.

Santri ialah murid yang bermukim di pondok pesantren dengan tujuan belajar ilmu-ilmu agama di pondok pesantren salah satu contohnya di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang. Walaupun di pondok pesantren terkenal sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan yang didalamnya juga mencakup mengenai akhlaq/moral, tetapi akhlaq para santri sering terlihat minim dalam menghormati orang yang lebih tua. Maka untuk menanggulangi hal yang demikian perlulah santri mendapatkan pendalaman mengenai kitab-kitab ataupun pelajaran yang telah dikajinya. Dalam hal ini peneliti mengangkat kitab Taisirul Kholaq sebagai media upaya pengembangan moral santri.

Dalam proses kitab taisirul kholaq sebagai upaya pengembangan moral santri peneliti menggunakan tahapan-tahapan bimbingan dan konseling secara umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh santri kelas 1 tingkat MA/MAN berjumlah 49 santri yang nantinya terbagi menjadi dua kelompok. Teknik sampling yang digunakan terdapat dua macam, yaitu non probability sampling dengan teknik jenuh, karena semua populasi diikutsertakan, ini berlaku pada kelompok eksperimen yang terdiri dari 8 santri kelas 1 MA, kelompok ini merupakan kelompok yang mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq. Teknik sampling yang kedua ialah probability sampling dengan teknik simple random sampling (pengambilan sampel diambil secara acak), ini berlaku pada kelompok control yang terdiri dari 8 santri kelas 1 MAN, kelompok ini merupakan kelompok yang tidak mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq.

Data dikumpulkan dengan menggunakan yang berisi data meliputi kitab Taisirul Kholaq dan data untuk pengembangan moral santri yang keduanya menggunakan instrument berupa angket.

Metode analisis data menggunakan uji komparatif pada dua sampel yang berkorelasi untuk mengetahui adanya perbedaan pada dua kelompok penelitian. Ditemukan angka sebesar 10,597 dan ini menunjukkan adanya perbedaan yang positif pada santri yang mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq dan yang tidak mendapatkannya. Mengenai efektifitas terdapat angka sebesar 90,7% yang mana menunjukkan bahwa efektifitas kitab Taisirul Kholaq pada pengembangan moral santri terbilang baik. Selain itu, ditemukan pula perbedaan pada santri yang mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq dan tidak, sebesar 22,3%.


(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 8

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 9

3. Jenis dan Sumber Data ... 11

4. Variabel dan Indikator Penelitian... 12

5. Definisi Operasional... 13

6. Teknik Pengumpulan Data ... 16

7. Teknik Analisis Data ... 18

G. Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 22

1. Kitab Taisirul Kholaq ... 22

a. Sekilas Tentang Kitab Taisirul Kholaq ... 22

b. Pesan-Pesan Moral dalam Kitab Taisirul Kholaq ... 25

2. Pengembangan Moral Santri ... 36

a. Pengertian Pengembangan Moral ... 37

b. Proses Perkembangan Moral Remaja ... 42

c. Tahap-Tahap Perkembangan Moral ... 42

d. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Remaja . 47 e. Karakteristik Santri Bermoral ... 54

3. Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan Moral Santri ... 61


(8)

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 67

C. Hipotesis Penelitian ... 71

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 73

1. Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 73

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 74

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 74

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 75

5. Santri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 81

6. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 85

7. Tata Tertib Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 84

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 89

1. Uji Validitas Data ... 94

2. Uji Reliabilitas Data ... 96

C. Hipotesis Penelitian ... 99

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan Moral di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 101

B. Analisis Pengujian Hipotesis Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan Moral di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 106

C. Analisis Keefektifan Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan Moral di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 109

D. Analisis Perkembangan Moral Santri Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan Moral di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 113

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 117

B. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Santri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang

Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran 2016/2017 ... 82

Tabel 3.2 Santri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang Berdasarkan Tempat Tinggal Asal Santri Tahun 2016 ... 82

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Harian Santri Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 83

Tabel 3.4 Kegiatan Ekstra Santri ... 84

Tabel 3.5 identitas Responden ... 90

Tabel 3.6 Desain Kuesioner Skala Kitab Taisirul Kholaq sebagai Pengembangan Moral ... 91

Tabel 3.7 Penyajian Data Hasil Jawaban Responden ... 92

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Skala Kitab Taisirul Kholaq ... 95

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Pengembangan Moral ... 96

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Menurut Alpha ... 97

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kitab Taisirul Kholaq ... 98

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Skala Pengembangan Moral ... 98

Tabel 4.1 Perbedaan kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 107

Tabel 4.2 Data Hasil Angket Kitab Taisirul Kholaq di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 111

Tabel 4.3 Data Hasil Angket Pengembangan Moral di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang ... 114


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren merupakan sarana bagi santri untuk mengembangkan ilmu agama yang mereka miliki, baik ilmu aqidah, akhlaq, tauhid, fiqih, tafsir dan ilmu agama lainnya. Murid yang menimba ilmu di pondok pesantren dikenal dengan sebutan santri. Santri marupakan mereka yang ber-tholabul ‘ilmi di pondok pesantren, biarpun ia menjadi santri yang menetap di pondok pesantren maupun santri kalong. Santri kalong ialah sebutan bagi santri yang datang ke pondok pesantren ketika kajian keagamaan dimulai, dan pulang ke tempat tinggalnya ketika kajian telah usai.

Mayoritas dikalangan kita, pengasuh pondok pesantren menerima santri yang berada pada jenjang sekolah menengah atau setara dengan SMP hingga SMA juga ada beberapa pesantren bagi mahasiswa. Dimana menurut teori psikologi perkembangan, usia santri berada pada masa pubertas.1 Namun ada juga yang berpendapat bahwa usia sekolah menengah (13 tahun – 19 tahun) merupakan usia remaja.2 Masa pubertas merupakan masa dimana seorang anak tidak lagi bersifat reaktif, tetapi anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupanya mendatang. Dalam kegiatanya ia lakukan dengan

1 F. J. Monks, Psikologi Perkembangan , ( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,

1991), hlm. 219.


(11)

2

penuh semangat, namun ia sendiri belum memahami akan hakikat yang dicarinya.3

Para psikolog menyebut masa remaja sebagai masa storm and stress. Storm and stress merupakan fenomena universal pada masa remaja dan bersifat normatif. Semua proses tersebut menuju kedewasaan. Namun ada yang menganggap bahwa storm and stress murni bersumber pada faktor biologis. Ada beberapa karakteristik yang mewarnai pengalaman masa remaja, yaitu konflik dengan orang tua, problem emosi yang bersumber pada suasana hati, kecenderungan perilaku yang mengundang resiko.4 Seseorang yang sedang menjalani masa pubertas maupun masa remaja mengalami berbagai macam konflik, yaitu (1) Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas, (2) Konflik antara kebebasan dan ketergantungan dengan orang tua, (3) Konflik antara kebutuhan seks dan agama serta nilai sosial, (4) Konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari ketika kecil dengan prinsip dan nilai yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya, (5) Konflik menghadapi masa depan.5

Fenomena konflik pada masa remaja tidak jarang terjadi di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang. Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III merupakan salah satu pesantren yang berada di naungan Yayasan Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, dan satu-satunya pesantren yang santri-santrinya ialah para kaum hawa. Berdasarkan

3 Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA 2005), hlm.

123.

4 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm.

108-109.


(12)

3

informasi dari pembina dan pengasuh Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang, akhlaq moral santri secara umum sudah bagus dalam arti berperilaku baik, baik dengan sesama teman, dengan pengasuh maupun gurunya, tidak mengganggu teman-temannya, taat pada peraturan ponpes (pondok pesantren). Namun, ada pula santri yang berperilaku sebaliknya yakni menunjukkan perilaku tidak menghormati pembina ponpes, sering melanggar peraturan pesantren (baik peraturan yang berlaku di dalam ponpes maupun diluar ponpes).

Berdasarkan fenomena dan pendapat beberapa ahli mengenai konflik yang terjadi pada masa remaja di Ponpes Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang, maka dibutuhkan suatu pemecahan masalah terhadap konflik ini. Agar perilaku remaja tidak menyimpang, harus ada pelatihan, didikan, dan pendampingan yang positif. Karena masa remaja adalah masa labil untuk mengambil keputusan. Sehinggga harus ada yang mendampingi, menegur, memperhatikan penuh perkembangan anak pada masa remaja.6

Bermoral maupun berakhlaq baik merupakan kewajiban setiap manusia, terutama seorang muslim kepada muslim yang lainnya. Rasulullah SAW telah bersabda

سحْل ة يَسل عبْتأ تْ ك امثْيح ه قَتإ

ساَ ل قلخ ا حْمت ة

نسح قلخب

)ى مرتل

(

Artinya, : “Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik yang akan menghapusnya, dan bergaullah dengan sesama manusia dengan

akhlaq yang baik.” (HR. Tirmidzi)7

6 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan,…hlm. 242.

7 Syaikh Imam Nawawi, Terjemah Hadits Arbain An-Nawawiyah, (Semarang: Pustaka Nuun), hlm. 20.


(13)

4

Sebagaimana pada hadits tersebut telah tertuang bahwasanya kita diperintahkan untuk bertaqwa kepada Allah dimanapun kita berada. Bertaqwa kepada Allah berarti ber-amar ma’ruf nahi munkar (berbuat yang baik dan meninggalkan yang buruk), dengan mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik. Hal ini dikarenakan perbuatan yang baik akan menutupi perbuatan yang buruk. Disebutkan semikian karena selama kita tahu dan sadar bahwa perbuatan itu buruk maka kita tidak akan melakukannya dan akan melakukan yang baik, dan hal tersebut akan terus dilakukan hingga menjadi sebuah kebiasaan dan pada akhirnya lupa pada perbuatan yang negative atau buruk.

Untuk menanggulangi adanya kesenjangan antara perilaku santri dan moral yang seharusnya ada pada diri santri maka perlu adanya kajian akhlaq sebagai upaya dalam rangka pengembangan moral santri.

Pengembangan merupakan upaya meningkatkan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, mutu melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masa kini maupun masa depan.8

Moral yaitu rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Moral dapat disebut juga sebagai standart baik dan buruk yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu

8 Kamusbahasaindonesia.org/pengembangan, diakses pada 10 Oktober 2016, pukul 22.07


(14)

5

sebagai makhluk sosial (Rogers, 1985). Dalam pandangan Kohlberg, anak-anak dan remaja menafsirkan segala tindakan dan perilakunya sesuai dengan struktur mental mereka sendiri dan menilai hubungan sosial dan perbuatan tertentu sebagai adil atau tidak adil, baik atau buruk, juga seiring dengan tingkat perkembangan atau struktur moral mereka masing-masing.9 Keberadaan moral berdampingan dengan adanya moralitas, yakni kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai atau prinsip moral.10 Jadi yang dinamakan moral ialah sebuah nilai yang memunculkan asumsi baik maupun buruk pada suatu kejadian yang ada di masyarakat.

Sesuai dengan penjabaran diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwasanya pengembangan moral santri merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan nilai/norma positif dari perbuatan yang dilakukan oleh santri di lingkungannya. Berawal dari sebuah tindakan santri yang dipandang buruk oleh lingkungannya, akan menjadi tindakan yang bernilai baik dan tindakan yang sudah dianggap baik akan bernilai lebih baik lagi, dan hal tersebut diakui oleh lingkungan setempat.

Sebagai wujud dari usaha pengembangan moral santri, maka santri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang perlu mengikuti pendalaman kajian kitab Taisirul Kholaq. Kitab Taisirul Kholaq ialah sebuah kitab yang berisi ringkasan ilmu akhlaq yang mudah difahami bagi pelajar pemula.

9 Moh. Ali, Perkembangan Remaja, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 136.

10 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja


(15)

6

B. Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.

Maka dari luasnya ruang lingkup moral, dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti berfokus pada masalah moral santri mencakup memperlakukan diri sendiri serta ketika berinteraksi dengan sesama manusia (hablum minannaas), diantaranya berinteraksi dengan guru, orang tua, teman sebaya, kerabat, dan ketika bergaul.

C. Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang dan batasan masalah yang sudah tertera sebelumnya maka peneliti merumuskan sebuah masalah yang hendak diketahui, yaitu:

1. Bagaimana proses pelaksanaan kitab kitab Taisirul Kholaq sebagai upaya mengembangkan moral santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang?

2. Seberapa besar tingkat efektifitas kitab Taisirul Kholaq untuk mengembangkan moral santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang?

3. Seberapa besar perkembangan moral pada santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang?


(16)

7

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki sebuah tujuan, yaitu:

1. Mengetahui proses pelaksanaan kitab kitab Taisirul Kholaq sebagai upaya mengembangkan moral santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang

2. Mengetahui besarnya tingkat efektifitas kitab Taisirul Kholaq untuk mengembangkan moral santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang.

3. Mengetahui besarnya perkembangan moral pada santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat dalam bidang teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai dengan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan rujukan khususnya dalam masalah penerapan pengembangan moral santri melalui kitab Taisirul Kholaq.

2. Secara Praktis a. Bagi Masyarakat


(17)

8

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan contoh atau teladan yang baik bagi masyarakat mengenai proses pengembangan moral santri melalui kitab Taisirul Kholaq.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dimaksudkan agar bermanfaat sebagai petunjuk juga bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang relevan sesuai dengan hasil penelitian.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini ialah pendekatan penelitian kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif ialah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.11

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan penelitian untuk menguji hipotesis dengan cara melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen yang dikenakan perlakuan dengan kondisi yang dapat dikontrol.12 Pada penelitian eksperimental memungkinkan peneliti sedini mungkin untuk mengontrol variabel-variabelnya, sehingga tingkat kepastian jawaban hasil penelitian jauh lebih terkontrol, hubungan sebab

11 S. Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 105.

12 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 39.


(18)

9

akibat juga dapat ditelusuri dengan jelas.13 Hal ini diambil karena peneliti akan membandingkan kelompok yang sudah mendapatkan perlakuan dan tidak mendapatkan perlakuan.

Jenis penelitian yang digunakan ialah eksperimen random posttest only control group. Maksudnya ialah peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelompok control, lalu memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Pada kegiatan akhir sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen, kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok control) diberikan posttest.14 Jadi, pada kelompok eksperimen yang diberikan ialah perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelompok control hanya posttest.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a. Populasi

Secara etimologi populasi diartikan sebagai jumlah orang atau benda di suatu daerah yang memiliki sifat universal. Populasi ialah objek secara keseluruhan yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau diteliti.15 Populasi dalam penelitian ini ialah santri kelas 1 tingkat sekolah menengah atas (MA dan MAN) yang ada di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah 3 Denanyar Jombang dengan jumlah 49 santri.

13 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm. 172. 14 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian,… hlm. 9 .

15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 80.


(19)

10

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.16 Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan data, tenaga dan waktu maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok dengan beberapa karakteristik yang sama pada masing-masing kelompoknya. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel santri kelas 1 MA sebagai kelompok eksperimen dan santri kelas 1 MAN sebagai kelompok control, dengan jumlah masing-masing dari keduanya sebanyah 8 santri.

c. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling berupa probability sampling dengan menggunakan purpossive random sampling yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara acak untuk kelompok control,17 dan non probability sampling dengan menggunakan teknik jenuh

16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D,… hlm. 81. 17 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian,… hlm. .


(20)

11

yaitu teknik penentuan sampling bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel untuk kelompok eksperimen.18

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini ialah:19 1) Jenis Data Primer

Yaitu data yang langsung diambil dari sumber pertama di lapangan. Hal ini untuk mendapatkan informasi mengenai latar belakang dan masalah klien, perilaku klien, dampak yang dialaminya, pelaksanaan proses pengembangan moral, serta hasil yang didapatkan oleh klien setelah ia mendapatkan materi mengenai pengembangan moral kitab taisirul kholaq.

2) Jenis Data Sekunder

Yaitu data yang diambil dari sumber kedua sebagai pelengkap dari data primer. Hal ini untuk mendapatkan informasi tentang gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan klien, riwayat pendidikan dan perilaku sehari-hari klien.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan ialah: 1) Sumber Data Primer

18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D,… hlm. 62-68.

19 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif,


(21)

12

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari klien dan lingkungannya yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan pemberian angket kepada klien. Dalam hal ini data primer bersumber dari pengasuh, pembina dan beberapa santri Pesantren Putri Nur Khodijah 3 Denanyar Jombang.

2) Sumber Data Sekunder

Yaitu data yang didapatkan dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari data-data yang sudah tersedia dan diperoleh peneliti dengan membaca, melihat atau mendengarkan. Disini peneliti menggali data berupa buku profil Ponpes, foto, hasil rekaman, surat-surat dan dokumen semacamnya.

4. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel penelitian ialah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.20 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas (variabel x)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.21 Dalam penelitian ini

20 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 3. 21 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,… hlm. .


(22)

13

variabel bebasnya ialah kajian kitab Taisirul Kholaq, dengan indikator:

1) Sikap santri adanya kajian kitab Taisirul Kholaq 2) Kedisiplinan

3) Keaktifan 4) Pemahaman

b. Variabel terikat (variabel y)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.22 Variabel terikat dalam penelitian ini ialah pengembangan moral, dengan indikator:

1) Santun

2) Dapat mengendalikan emosi 3) Kreatif

4) Rendah hati 5) Toleransi 6) Pemaaf

7) Memelihara silaturrahmi 8) Jujur

5. Definisi Operasional

a. Kitab Taisirul Kholaq

Kitab Taisirul Kholaq merupakan sebuah kitab yang disusun oleh Hafiz Hasan Al-Masudi berasal dari Baghdad. Kitab beliau


(23)

14

yang berjudul Taisirul Kholaq berisi mengenai macam-macam akhlaq moral yang dapat dipelajari oleh pelajar pemula. Materi kitab Taisirul Kholaq diantaranya (1) Taqwa, (2) Tata krama seorang guru, (3) Tata krama seorang pelajar, (4) Hak-hak orang tua, (5) Hak-hak kerabat, (6) Hak-hak tetangga, (7) Tata krama pergaulan, (8) Lemah lembut, (9) Persaudaraan, (10) Tata krama majlis, (11) Tata krama makan, (12) Tata krama minum, (13) Tata krama tidur, (14) Tata krama di dalam masjid, (15) Kebersihan, (16) Jujur dan dusta, (17) Amanah, (18) Terjaga, (19) Harga diri, (20) Kesatuan, (21) Kemurahan, (22) Merendahkan diri, (23) Keluhuran hati, (24) Dengki hati/keras kepala, (25) Dengki, (26) Ghibah, (27) Adu domba, (28) Sombong, (29) Tipuan, (30) Aniaya, (31) Keadilan.

Materi-materi yang akan diprioritaskan dalam penelitian ini antara lain tata krama seorang pelajar/siswa; hak-hak kedua orang tua; hak-hak kerabat, hak-hak tetangga, tata krama pergaulan dan persaudaraan. Dimana dalam beberapa materi tersebut telah mencakup moral yang menjadi focus dalam penelitian ini.

b. Pengembangan Moral Santri

Pengembangan merupakan upaya meningkatkan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, mutu melalui pendidikan


(24)

15

dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masa kini maupun masa depan.23

Moral berasal dari bahasa latin “moris” yang berarti adat istiadat, nilai-nilai atau tata cara kehidupan.24 Elizabeth B. Hurlock dalam salah satu karyanya mengungkapkan yang dimaksud moral ialah tata cara, kebiasaan dan adat dimana dalam perilaku dikendalikan oleh konsep-konsep moral yang memuat peraturan yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan dalam perilaku yang diharapkan oleh seluruh anggota kelompok.25 Sedangkan menurut Gunarsa, moral merupakan seperangkat nilai-nilai berbagai perilaku yang harus dipatuhi.

Kata santri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang yang sholeh. Sedangkan menurut istilah lain, berarti orang-orang yang belajar pada guru agama.26 Maka dapat dipahami bahwa santri merupakan omurid yang belajar dengan didampingi guru agama dengan tujuan untuk lebih mendalami ilmu agama Islam.

Jadi pengembangan moral santri ialah sebuah proses yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kwalitas moral yang ada pada

23 Kamusbahasaindonesia.org/pengembangan, diakses pada 10 Oktober 2016, pukul 22.07

WIB.

24 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,… hlm. . 25 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 74.

26 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm. 20.


(25)

16

diri santri agar lebih sesuai dengan masyarakat ataupun lingkungannya, terutama dalam hal memperlakukan diri sendiri, ketika beriteraksi dengan orang yang lebih tua juga teman sebaya dan moral ketika santri bergaul dengan siapapun.

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, ada beberapa metode yang digunakan, diantaranya:

a. Metode Observasi

Metode observasi ialah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek dan subjek penelitian dengan seksama menggunakan seluruh alat indera.27

Metode ini penulis gunakan untuk mengamati santri ketika melaksanakan pendalaman kajian kitab taisirul kholaq, juga mengamati moral santri ketika berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

b. Metode Wawancara (Interview)

Metode ini ialah metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada responden yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan dengan tujuan penelitian.28 Wawancara dapat pula dikatakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi,

27 Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi

(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 146.

28 Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi,…


(26)

17

dimana pewawancara bertanya langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.29

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan moral santri yang berupa keterangan-keterangan secara langsung dari santri, pengurus, pembina dan pengasuh Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah 3 Denanyar Jombang.

c. Metode Dokumentasi

Metode ini ialah mencari data mengenai suatu hal variabel atau sumber-sumber data yang banyak dipakai dalam penelitian ini berupa sejumlah dokumen, catatan, buku, transkip, surat kabar, makalah dan lain-lain.30

Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui daftar nama dan asal tempat tinggal santri yang menjadi sampel dalam penelitian. d. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis responden untuk dijawab.31 Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah angket tertutup untuk mengetahui keefektifan upaya pengembangan moral melalui kajian kitab Taisirul Kholaq dan perkembangan moral pada santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah 3 Denanyar Jombang.

29 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian,… hlm. 372.

30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,… hlm. 188.

31 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 142.


(27)

18

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Sebab dari hasil itu dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan instrument penelitian berupa angket.

Data-data yang sudah terkumpul terlebih dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data melalui proses sebagai berikut:

c. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembangkan respondent.

d. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) yang berupa angket pada jawaban respondent yang diterima.

e. Tabulating (tabulasi), yaitu menyusun dan menghitung data hasul pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.32

Setelah mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, maka langkah selanjutnya yang ditempuh ialah menganalisa data yang diperoleh. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Data Kuantitatif

Setelah data terkumpul, data diukur dan dimasukkan dalam sebuah rumus untuk mengetahui seberapa besar perbedaan sampel yang mendapatkan perlakuan dan tidak, maka menggunakan uji statistic dua sampel yang berkorelasi, dengan rumus:

32 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), hlm. 87.


(28)

19

� = ̅ − ̅

√∑ �2− ∑ � ²

� � � − Keterangan

̅ : rata-rata skor kelompok 1

̅ : rata-rata skor kelompok 2 D : jumlah skor kelompok 1 dan 2 n : jumlah pasangan skor

b. Analisis Data Kualitatif

Dalam teknik analisis data kualitatif yang diperoleh dalam bentuk kualitatif diubah menjadi data kuantitatif kemudian dijumlah dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan. Kemudian ditafsirkan dalam kualitatif, misalnya baik (100%), cukup (75%), kurang baik (40-55%) dan tidak baik (0-40%).33

Selanjutnya hasil dari presentase perhitungan skor rata-rata yang dihasilkan akan di deskripsikan dengan menggunakan ketentuan:

76% - 100% = baik 56% - 75% = cukup baik 40% - 55% = kurang baik 0% - 39% = tidak baik


(29)

20

Untuk analisis data kualitatif ini, penulis menggunakan sebuah rumus, yaitu:

� = � x % Keterangan

P : Persentase � : besar skor nilai

n : jumlah skor nilai maksimal (diambil dari perkalian antara jawaban alternatif tertinggi, jumlah responden dan banyaknya item pernyataan) = 5 x 8 x 24 = 960

Adapun data yang dianalisa dengan menggunakan perolehan skor sesuai penafsiran diatas ialah data tentang keefektifan kitab Taisirul Kholaq dan peningkatan moral santri yang akan menunjukkan seberapa besar perbedaan moral santri yang berada pada kelompok control dan kelompok eksperimen.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang hendak penulis susun sebagai laporan, maka penulis memandang perlu mengubah sistematika pembahasan. Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Bagian awal, terdiri dari judul penelitian (sampul laporan), persetujuan dosen pembimbing, pengesahan tim penguji, motto dan persembahan, pernyataan dan otentisitas skripsi, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar dan daftar grafik.


(30)

21

Bagian inti, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi beberapa sub-bab, antara lain:

Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka, yang terdiri dari kajian teoritik meliputi kajian tentang pengembangan moral santri, selayang pandang mengenai kitab taisirul kholaq; hasil penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis penelitian.

Bab III Penyajian Data, berisi mengenai deskripsi data penelitian meliputi deskripsi umum objek penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian, deskripsi hasil penelitian dan hipotesis penelitian.

Bab IV Analisis Data, membahas mengenai uji hipotesis penelitian, analisis data mengenai keefektifan kita Taisirul Kholaq pada pengembangan moral santri, serta perkembangan moral santri di Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang.

Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dam lampiran-lampiran.

Demikian sistematika pembahasan dari skripsi yang berjudul

Pengembangan Moral Santri melalui Kitab Taisirul Kholaq di Pondok


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Kitab Taisirul Kholaq

a. Sekilas Tentang Kitab Taisirul Kholaq

Kitab Taisirul Kholaq di susun oleh seorang ulama’ bernama Hafiz Hasan Al-Mas’udi atau Abu Hasan Ali bin Al-Husayn bin Abdullah Al-Mas’udi. Beliau dilahirkan di Baghdad, Iraq menjelang abad ke-9M dan dilaporkan meninggal dunia di Mesir pada tahun 345H/1956M.

Hafidz Hasan Al-Mas’udi yang sejak kecil mendapat pendidikan langsung dari orang tuanya memiliki cita-cita yang tinggi. Atas dasar ingin menjalankan penyelidikan menyebabkan beliau menceburi bidang pelayaran di seluruh pelosok dunia. Al-Mas’udi gemar melakukan pelayaran, dari hasilnya berlayar beliau memiliki kemahiran dan pengalaman penting yang seterusnya menyumbang kepada pengetahuan berlayar. Beliau telah membuat catatan tentang peristiwa pelayaran untuk pribadinya dan membuat catatan yang amat berguna terhadap ilmu pelayaran.

Hafiz Al-Mas’udi merupakan ulama’ yang ahli dalam berbagai bidang ilmu, seperti geografi, pelayaran, sampai ahli dalam ilmu keagamaan. Diantara karya-karyanya dalam bidang akhlaq adalah kitab Taisirul Kholaq dengan menggunakan bahasa Arab, di


(32)

23

dalam ilmu hadits beliau menulis sebuah kitab yang berjudul Minhah Al-Mugis dan kitab Al-Ausat ialah karyanya dalam bidang sejarah.34

Kajian dalam kitab Taisirul Kholaq ialah ringkasan ilmu akhlaq untuk pelajar tingkat dasar. Hafidz Hasan Al-Mas’udi berpendapat bahwa ilmu akhlaq adalah kumpulan kaidah untuk mengetahui kebaikan hati dan semua alat perasa lainnya. Objek pembahasan ilmu akhlaq ialah tingkah laku baik atau jeleknya. Adapun buah ilmu akhlaq ialah kebaikan hati dan semua anggota badan ketika di dunia dan keberhasilan mencapai derajat yang mulia di akhirat nanti.35

Pada kitab Taisirul Kholaq terdapat 31 (tiga puluh satu) kajian/pembahasan yang berkaitan dengan segala perilaku kita sehari-hari ketika berinteraksi dengan Allah, sesama manusia maupun akhlaq kepada diri sendiri, diantaranya:

1) Taqwa (At-Taqwa)

2) Tatakrama seorang guru (Adabul Mu’allimi)

3) Tatakrama seorang pelajar/siswa (Adabul Muta’allimi) 4) Hak-hak kedua orang tua (Huququl Walidaini)

5) Hak-hak kerabat (Huququl Qorobati) 6) Hak-hak tetangga (Huququl Jironi)

7) Tatakrama pergaulan (Adabul Mu’asyaroti)

34 Documentmuhammadrabuddin/2015/04/skripsi.html?m=1, diakses pada 10 Oktober

2016, pukul 22:25.

35 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi, (Jombang:


(33)

24

8) Lemah lembut (Al-Ulfatu) 9) Persaudaraan (Al-Akhou)

10)Tatakrama majlis (Adabul Majalisi) 11)Tatakrama makan (Adabul Akli) 12)Tatakrama minun (Adabusysyurbi) 13)Tatakrama tidur (Adabunnaumi)

14)Tatakrama di dalam masjid (Adabul Masjidi) 15)Kebersihan (An-Nadhofatu)

16)Jujur dan dusta (Ash-Shidqu wal Kadzibu) 17)Amanah (Al-Amanatu)

18)Terjaga (Al-‘Affatu) 19)Harga diri (Al-Muruatu) 20)Kesatuan (Al-Hilmu) 21)Kemurahan (As-Sakhou)

22)Merendahkan diri (At-Tawadlu’u) 23)Keluhuran diri (‘Izzatun Nafsi) 24)Dengki hati/keras kepala (Al-Hiqdu) 25)Dengki (Al-Hasadu)

26)Ghibah/mengumpat/menggunjing (Al-Ghibatu) 27)Adu domba (An-Namimatu)

28)Sombong (Al-Kibru) 29)Tipuan (Al-Ghururu) 30)Aniaya (Adh-Dhulmu)


(34)

25

31)Keadilan (Al-‘Adlu)

Tersebut di atas merupakan materi-materi yang termuat dalam kitab Taisirul Kholaq.

b. Pesan-Pesan Moral dalam Kitab Taisirul Kholaq

Setelah melihat banyaknya para pelajar terutama dalam kalangan pondok pesantren yang terlihat bersungguh-sungguh dalam belajar namun masih belum dapat dikatakan berhasil secara maksimal dalam mengamalkan dan menyiarkannya. Hal tersebut disebabkan karena mereka masih tergiur dengan adanya pengaruh dari teknologi saat ini dan terbawa oleh perilaku/kebiasaan kurang baik yang berasal dari daerah tetangga.

Dalam kitab Taisirul Kholaq tidak hanya berisi mengenai akhlaq seorang anak kepada orang tua/gurunya, tetapi juga berisi mengenai perilaku yang sebaliknya (orang tua/guru kepada anak-anaknya). Selain itu juga berisi mengenai akhlaq yang sebaiknya keluar dari dalam diri seorang muslim ketika berhadapan dengan sesama manusia dan Allah SWT dan lingkungan alam sekitarnya. Namun, yang menjadi focus dalam penelitian ini yaitu moral ketika berhadapan dengan sesama manusia, yaitu akhlaq kepada sesama manusia dan kepada diri sendiri.

1) Akhlaq kepada sesama manusia


(35)

26

ه : ل ْل

َ ْ ل تْس م ه ع َ ْ ل سْن ْْ ْ ج يف ب سل

ْ ف : ْ ب م . ه ْ ك هْتعض ه ْ ك هْت حف هم م .مع ت م ه ش

ت ْنم عْ ل ب هْيل ْ عي ْيف هعْس ب

هح ْ ه ْسج بْيت ْ

.

Ayah dan ibu merupakan sebab adanya manusia, andaikan bukan karena jerih payah mereka manusia tidak dapat hidup dengan bahagia. dan andaikata tidak ada kenistaan orang tua tentu anak tidak merasakan nikmatnya hidup. Ibu yang telah mengandung dengan susah payah, ayah mencurahkan semua kemampuannya dalam mencapai kebaikan untuk perawatan badan dan jiwa anaknya. Maka, anak harus selalu mengingat jiwa baik kedua orang tuanya, sebagai wujud terimakasih kepada mereka.

ت ْعن كْ ي ْ هْي ع ب يف

َ ه ْم ل تْ ي ْ , ْي ع ه ْ يل

تل ْنع هف ْ ًض غ عش خ عم س ْ ي ْ ي ْع ب ك

ي ْ ي َ ْ ل ل ج لْي ي َ ٍ ف ْ ب ْ ل ي ْ يَ ْ

م م

ه مْ ي ْ ْغ ْل ْح ل ب ل عْ ي ْ تمْ خ يف َ

ف ْ ْع ْل ب

Seorang anak wajib mengingat nikmat atas pemberian orang tua agar anak bersyukur kepada kedua orang tua. Dan agar anak selalu mematuhi semua perintah kedua orang tua (kecuali jika

perintahnya melanggar syari’at), duduk

dihadapannya dengan sopan dan tidak mengungkir kesalahan mereka, tidak menyakiti mereka meskipun dengan ucapan hus, tidak membantah, tidak berjalan di depan kedua orang tua kecuali ketika melayani mereka, mendoakan orang tua agar mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT, mendorong orang tua agar berbuat baik, serta mencegahnya dalam kemungkaran agar anak menjadi sebab orang tuanya selamat dari siksa api neraka.36

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 36 yaitu:

ع

ب ل ب ن سح ني ل ل ب يش هب ك ت َ ه

بح ل ب ل ل ب ل

ل نيك س ل م تيل

ل ب

َ ت م ك نم بحي ه م ن ي ت م م لي سل نب ب

ف


(36)

27

Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tia ibu dan bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejswat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan

membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa’: 36).37

Dari ayat tersebut telah dijelaskan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua disebutkan setelah bertauhid dan menyembah kepada Allah SWT, dilihat dari berbagai segi yaitu:

(1) Orang tua telah menjadi sebab kehadiran anaknya dan telah mendidiknya

(2) Pemberian yang diberikan kedua orang tua terhadap anaknya seperti pemberian Allah kepada makhluk-Nya, dan keduanya tidak mengharap pujian dan balasan kepada yang diberi

(3) Tidak ada kesempurnaan yang dimiliki seorang anak, kecuali orang tua selalu mencari dan menginginkannya untuk kepentingan anaknya dan mereka tidak pernah berhenti memperjuangkannya.

b) Hak dan kewajiban kepada sanak keluarga

ْن ْْ

ق

ْنع ن مح ل لْص ب ه م ْ ق ه ح ْ ْمه : س

مح ل ه ن ْح ل ن : ل عت ه ْ ي( : . ي ل ق عْ ق

ع ق ْنم هتْ ص ص ْن ف ي ْس ْنم ْس ل تْ تْش

هتتب

37 Al-Qur’an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya:


(37)

28

Sanak kerabat ialah orang-orang yang mempunyai hubungan family dengan kita. Allah telah memerintahkan untuk menyambung hubungan silaturrahim sanak keluarga dan melarang memutusnya.

ْل ْم ق ْ ح ع م سْن ْْل غ ْ ي ف

ْم ْ م ح ْ ي َف ب ي

ْ ,هْي ع

ت ْ ل ْمه ل حتي ْم ل عض تي ْ ,ٍ ْ ق َ ٍلْ عب

ْم ب م ع ْ حْل ف ْمه ع سي ْ ,ْم ْ م بْيغي ْن ع ْسي

, ق

نْيج تْحم ْيغ ن ك ْ ,ن ْم تم

ل م ْ ع ع ْ ي ْ

ي ل ب ْمه عتي ْ هْي عف كل ْنمٍ ْئش ل

Karena itu setiap orang wajib menjaga hak-hak sanak family dan memenuhinya. Tidak menyinggung perasaan salah seorang sanak family, baik dengan tindakan maupun ucapan. Ramah kepada sanak family, sabar menghadapi gangguan sanak family meski telah melewati batas, menanyakan anggota keluarga yang tidak terlihat, membantu dalam mendapatkan kebutuhan mereka, melindungi dari segala yang membahayakannya meskipun mereka tidak memerlukan dan sering berkunjung ke tempat tinggalnya.38

c) Adab dalam bergaul

ْ م : ْي ك ب آ

ثْي ح ل ء غص ْْ بن ْل نْيل .هْج ْل قَ

لل ل نع حْ ل ْ ْل ْ ع ْ سل ْك َب ق ْل ْي عْل

ل بج ْ م كل إف غْل ْل ب تْف ْْ ْ ت س ْل

ْنم ْ س

ل نيْع

Terdapat banyak sekali etika pergaulan, yang dijelaskan dalam kitab Taisirul Kholaq antara lain; bermuka menyenangkan, ramah, mendengar ucapan orang lain, tidak sombong, diam ketika teman sedang bergurau, memaafkan teman yang khilaf, santun, tidak membanggakan diri dengan pangkat maupun kekayaan. Sebab membanggakan diri dapat berakibat menjatuhkan harga diri.

ل ْيقَ هنِ , سل ْتك : ْ م

ْس ِْ متْ ي َ ْن

Adab bergaul yang terakhir yaitu menyimpan rahasia, sebab tidak ada nilai bagi orang yang tidak dapat menyimpan rahasia.39

d) Kerukunan

ْل ل ب ْ تْس ْْ يه

ْم ئ ب

سْ خ ب ْس ,

38 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 17-19. 39 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 22-23.


(38)

29

Kerukunan ialah perasaan tenteram ketika hidup bersama orang banyak dan senang ketika bertemu dengan mereka. adapun sebab-sebab terciptanya kerukunan ada lima:

ْي ْْ ك ِ :نْي ل ل

.فْ عْل بج ْ ي

ف ي ْم ْيل تي هب ق ع ْ ْحي سْن ْْ ِ :بس ل ْين ث

ْتس ت مح ل :م س هْي ع ه ص ي ل ق ك ,ْم ْ ع ِْ

. ْت عت

ل ث

تْ ي ْنم لك بح هس ْ ع بح سْن ْْ ِ ه

ْل :

. ْيل

ل ل سْح ْْ ه ْل : عب

.

نْي ج ْل نْيب . ه ْ س خآ ك ء خ ْْ : سم خ

ْن ِْ

.ْم ت ْل ْي ت ْم ت ب ْ تل

(1) Ada kepercayaan agama, karena iman yang sempurna akan melahirkan rasa kasih sayang terhadap sesamanya.

(2) Ada hubungan nasab, karena pada dasarnya manusia saling berhubungan dan cenderung cinta kepada familinya dan selalu berusaha menyelamatkan manusia.

(3) Ada ikatan perkawinan, karena seseorang apabila mencintai istri atau suaminya tentu menyukai pula kepada setiap orang yang mempunyai hubungan dengannya.

(4) Berbuat baik, yaitu berbuat baik kepada sesama manusia

(5) Ada pertalian persaudaraan, sebagaimana sikap Rasulullah SAW yang mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dengan orang-orang-orang-orang Anshar agar kuat hubungan mereka dan bertambah rukun.

تْس ْْ فَ ف : ْل ِْ لْ ْل م

, ْ تل ْل ع عتل

. ْ م ِْ تْعت ْح ِْ مْي تْست كل ب

Adapun manfaat dari kerukunan adalah dapat saling memberikan kebaikan diantara semua manusia dan tolong menolong dalam usaha baik dan taat kepada Allah SWT, dengan demikian akan meluruskan perilaku dan keadilan dalam beberapa hal.40

e) Persaudaraan

ْ م لك ْنم ب ْ يف

ْل ْيب ق حت نْي ْ ل نْيب ب ه

عْل ,سْ ل ب ن ع ْْ ْل ب س ْل خ ْْل

َ ل نع ْ


(39)

30

ع ْ سل هل ف تل ْ ت هْي ع فْي ْ تل ء ف ْل َْخ ْْ

ف ْ ْع ْل ب مْ يف نْي ل ه ْ ي ْ ل ض ْ ي ب م تل ْ ي

ي ْ ْل نع ْ ي

م تْس ْْ

حْل نْسحب هل عْ

Persaudaraan ialah pertalian hubungan cinta kasih antara dua orang. Masing-masing dari mereka berusaha berbuat baik kepada lainnya dengan cara memberi bantuan kepada lainnya. Baik berupa harta, tenaga, sikap memaafkan, ketulusan, kesetiaan, usaha meringankan bebannya, tidak salig membebani, selalu berkata baik sesuai ajaran agama, menganjurkan berbuat baik dan menghindarkan dari kemungkaran serta saling memohon kebaikan kepada Allah.

لْ ف م

َْخ ِْ نس ح ب ق تل ع ثعْ ي هنِ ْي ف ء خ ِْ

ث ْنم ه ه عج نْي ْل َْص ْ ي هب ْ ْل نْيب ف ل ي

ْم ْيب ح ْص ه ت ف : ف ْ تل

Adapun manfaat persaudaraan itu sangat besar, sebab ia dapat mendorong seseorang berbudi mulia, menciptakan kerukunan dan perdamaian yang diharapkan oleh Allah SWT dari hasil taqwa.41 f) Adab seorang murid kepada guru

لْ ف ْنم ْك ه ْ ف تْعي ْ ْ ف : تْس عم هب آ م

ْ ْل هم م ْ

ْل ْ م .هح ْ ي ب ي هنِ هْي ع هْي ل

ِْ ب هس ْ يف

ْ ي َ .هل ْ ي م ل ء غْص ْْ نْسح

هم ي هن تْس م ْ ي ْ ف م هت ْ حب ء عْل نم ْيغ

Hendaklah seorang murid meyakini bahwa gurunya lebih hebat dari kedua orang tua karena seorang guru telah mendidik jiwa seorang murid, murid sebaiknya menundukkan kepala dihadapan seorang guru serta belajar dengan penuh tatakrama, mendengarkan dengan baik terhadap apa yang dikatakan kepadanya. Satu hal yang perlu diperhatikan seorang murid yaitu tidak memuji seorang guru didepan guru yang lain dikhawatirkan merasa terhina.42

41 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 27-29. 42 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 12.


(40)

31

2) Akhlaq kepada diri sendiri a) Kebersihan

ْل ْ ل ْل ف ن ْم ْع

سْن ْْل يغ ْ يف , ع ْ ش ب ْ ْ م

لْسغْل ب هْين نْه ل حْي ْستل ب هسْ ْعش عتم ,هن ْل فْي ْ ت

ْ تْس ْْ ْ تْس ْْ ب ه ْن سل

ْ ْل ب ف حْس ْل

هتْحت م لْسغب ف

Sesungguhnya kebersihan badan, pakaian dan

tempat merupakan tuntunan syari’at. Maka dari itu

setiap orang seharusnya selalu membersihkan badannya. Lebih-lebih kebersihan dan kerapian rambut dengan menyisir dan berminyak, sedangkan kedua telinga dengan membasuh dan mengusapnya, kebersihan mulut dengan berkumur dan bersiwak, kebersihan hidung denganmenghisap air dan menyemprotkannya, juga kebersihan kuku dengan membasuh kotoran yang ada di bawahnya.

ظْ ح ْنم ف ل

ض , ْ سل ْق ْ ْل ه ح ل

ل عت ه ْعن ْ , ْي عْل

Kebersihan diperintahkan untuk menjaga kesehatan, mengilangkan rasa sedih, menimbulkan keriangan, menyenangkan teman dan untuk melahirkan nikmat Allah SWT.43

b) Kejujuran

قب ْل قب ي ب ْخ ْْ ه ْ ل

م ْ ي لْ عْل ِ ء ْ ْل نْي ل لْ عْل : ْ ل ْس

ع ْ

تْ يف

ْل هسْ ل ه ح ص ض ْ ي َف ْل م ْ ل

بح ص كل ك ض ْنع ْ ي ْ ل ب مْ ي نْي ل ِ ْ ل

هنِ ْ ل َ هسْ ل ض ْ يَ ء ْ ْل

عْي ب ي حتل ب ْ ي

ْل

Jujur yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Sebab-sebab kejujuran ialah akal, agama dan harga diri. Akal menjadi sebab kejujuran karena ia memahami manfaat kejujuran. Agama menjadi sebab kejujuran karena ajaran agama memerintahkan berbuat jujur. Demikian pula dengan orang yang memiliki harga diri, dia tidak akan senang jika dirinya tidak berbuat jujur, karena orang yang menjaga harga dirinya itu selalu


(41)

32

berusaha menghiasi dirinya dengan hiasan yang baik.44

c) Amanah

ت نْي ل ل ْ ي ف , ع ْ ح ل عت ه ْ حب ي ْل يه

ي ْل ِ ْم ِْ ظ ْحت ,

ْع ِْ

لْعف ْنع ع ه ْ حب

ْنع : ع ع ْ حب ي ْل ي ْ ْل تْج

ْ مْ ْل

ء ْف ْ ت ٍ ْ ْ ٍ ْ ْ ْيك يف فْي ْ تل ْ ت ,عئ ْل

ْ يعْل ْس ِْ

يْن ل نْي ل ف ل ح ْص ه م هسْ ل تْ ي ْ ,

Amanah ialah melaksanakan hak-hak dan kewajiban kepada Allah SWT dan hak-hak kepada hamba-Nya. Dengan adanya amanah, maka agama akan menjadi sempurna, harga diri terpelihara dan harta kekayaan akan terjaga. Sebab, melaksanakan kewajiban kepada Allah berarti mengamalkan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan melaksanakan kewajibannya kepada manusia, berarti mengembalikan barang titipan kepada yang memiliki, tidak mengurang timbangan atau takaran, tidak memberikan rahasia atau aib orang lain serta memilih sesuatu yang cocok untuk dirinya baik dalam agama maupun dunia.45

d) Al-‘Iffah (Menjaga diri)

ْنم يه .

ل لئ

م ح ْل نع ت سْ ل ص يه

ْ ل ك :لئ

ْل نم ْي ك تي ْي ع , ه ْس

ْل ف ْش

ْل ل س ْل ء سل ع ْل

ء يحْل ْح ل ق ْل

‘Iffah ialah sikap menjaga diri dari sesuatu yang

haram dan yang tidak terpuji. Ia termasuk sifat dan perangai yang sangat mulia. Dari sifat ini timbul banyak sifat yang mulia, misalnya sabar, hidup sederhana, suka memberi, cinta damai, taqwa, tenang, berwibawa, sayang kepada orang lain dan malu.

ب ع ْل ْل بْسك ع ْ حْل ْ ت عْ ل

ْن : س

ْ

ل هْيل ْ عْ ت

Sebab-sebab mempunyai sifat ‘iffah (terjaga) ialah menjauhkan diri dari ketamakan (kerakusan), meninggalkan kesukaan mencari harta kekayaan dan hidup apa adanya.46

44 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 44-48. 45 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,,,, hlm. 48-51. 46 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 51-53.


(42)

33

e) Al-Muru’ah (Berpegang pada akhlaq mulia)

ِْ

ب كس تل ل ْ عْ ت ص يه

عْل نس حم َْخ

Muru’ah ialah sifat yang mendorong untuk berpegang

pada akhlaq mulia dan kebiasaan yang baik.

ك ْنم إف سْ ل ف ش ل ع : س

فْي ش ل ي ع

ْل ء تْب لئ ْل ْ ل ع ْل ْح هتي غ ْتن ك سْ ل

ِْ فك ل ْ ب

Hal yang dapat menimbulkan muru’ah ialah cita-cita yang tinggi dan kemuliaan jiwa. Barang siapa yang memiliki cita-cita dan mulia jiwanya itu pasti mempunyai tujuan mencapai kemuliaan, mendapatkan kelebihan, membangun kemuliaan, membagi keseangan dan berusaha menyingkirkan gangguan-gangguan.47

f) Sabar

هت ْ ق عم ه ْغ ْن م تْن ْْ ْ ت ع ح ص ل ْحت ص ه

ء يْحتْس ْْ ت ْل نع عف تل

ْل ْح : س .كل ع

ء ج ْنم

ٍ ب س ٍ ْعن ي ع ْ ئس ْل ع ل تل ْ

ْل

ْل عق ت ْ ْل

Sabar ialah sifat yang mendorong seseorang untuk meninggalkan dendam terhadap orang yang menjengkelkannya, meskipun orang tersebut mampu membalasnya. Orang dapat sabar dikarenakan ia sayang kepada orang yang bodoh, menghindari pertengkaran, merasa malu atau rishi untuk membalas, ingin berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadanya, memelihara nikmat yang dirasakan dan menunggu kesempatan yang tepat.48 g) Rendah hati

ْ ْ ْل .ٍ ل م َ ٍ سخ ْيغ ْنم بن ْل نَ

ْل ضْ خ ه

ف ,ه ح ٍ قح لك ء ْع هْ م

ْ ي َ هتج ْنع عْيض عف ْ ي َ

ف ل ع

عْف ل ْس ْنم ه هم م ْنع ْي ش

Rendah hati (tawadhu’) ialah sikap merendahkan diri

dengan hormat dan tidak rendah diri. Maksudnya yaitu memberikan hak kepada orang yang berhak, maka tidak akan mengangkat derajatnya orang rendahan dan tidak menghilangkan kemuliaan

47 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 53-55. 48 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 55-58.


(43)

34

seseorang dari kedudukannya. Tawadhu’ juga

merupakan salah satu keluhuran dan kemuliaan.49 h) Adil

: ع ْ ن ه . عْي ل قْف ع ْيف ْيسل ْ م ِْ ف طس تل ه

ه هسْ ن يف سْن ْْ ْ ع

عم هلْ ع م تْس ْْ ليْ س ك ْسي ْ

ث ه , ْيغ

:ٍ سْق ثَ

Adil ialah sikap sederhana dalam semua persoalan

dan menjalankan sesuai dengan syari’at (hukum).

Adil ada dua macam, yaitu adil terhadap diri sendiri, yakni bertindak sesuai dengan kebenaran (agama) dan adil kepada orang lain, yang terbagi menjadi tiga macam, diantaranya:

سْي ْل ت ب هتيع ف

ْ سل ْ ع

ه ح ٍ قح لك ء ْع ْ

هْي ل عم ل ْل تْس عم ْي ْ تل ْ سل عم يْع ل ْ ع

َْخإب

ْْ ْ ع

, ع ل ْ تب هل ْم عم سْن

تل

ْ ع ِْ فك ْم ْي ع

ْم

(1) Keadilan penguasan (atasan) terhadap rakyat (bawahan) dengan memberikan kemudahan kepada rakyat dan memberikan hak-hak mereka. (2) Keadilan rakyat (bawahan) terhadap penguasa

(atasan), seperti halnya murid terhadap guru dan anak terhadap orang tua, dengan cara taat secara tulus.

(3) Keadilan manusia terhadap sesamanya, dengan cara tidak menyombongkan diri di hadapan mereka dan menjauhkan gangguan dari mereka.50

Sebagai seorang muslim jika ingin menjadi pribadi yang kaffah (pencapaian pada muslim yang sempurna pribadinya) hendaknya menghindarkan berbagai sikap maupun sifat yang dapat mencelakakan dirinya sendiri, diantaranya:

a) Iri/dengki

سيف ْيغْ ل م لْ م ت م , ْيغْل نع ْع ل

ت يه

ستْكَ ب س نِ , ب ْ ْ م يه ْلب ٍ م ْ مْ ب ْتسْيل ْ غ

ْل

. ْي حْل

49 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 59-60. 50 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 79-81.


(44)

35

Yaitu mengharapkan hilangnya nikmat dari orang lain, sedangkan mengharap sama dengan yang dimiliki orang lain berarti memiliki cita-cita dan tidak tergolong akhlaq yang tercela sebab memperoleh akhlaq terpuji.

ث سحْل ْس

: ثَ

ْم ْ

ٍ ْي ل ْ سْح ْل ضْغب : ِ

ل ه ق س ٍ ْعن ْ ,ه

هْي

ْ ص ْل نع س حْل ْعي ثْيحب ,لْ ْل ف ْ سْح ْل ت : ن ل

هْيل

ئ

ْل ب س حْل حش :ثل ل

ك سْحيف ل

ْيخ هل ن ْنم ل

Sebab-sebab dengki ada tiga, yaitu:

(1) Seseorang dengki terhadap anugrah yang jelas atau nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain

(2) Orang yang didengki, anugrahnya berlebih sekiranya orang yang dengki sulit mencapai anugrah tersebut

(3) Kekikiran orang yang dengki terhadap anugrah menjadikannya dengki kepada setiap orang yang memperoleh kebaikan.51

b) Adu domba

ع ْيغْل ل ْم ل ْح ْ ْم ل ْع ْ ل ْق لْ ن يه ْي ل

سْف ْْ هْج

Yaitu menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan keadaan seseorang kepada orang lain dengan bermaksud merusak keduanya.

ْي ع تل ل ْ عْ ت ن ب ه ْ ع ْي ل نع سْن ْْ ف ي ْ ل

عْل ْحتْس عْل ن

Agar manusia terhindar dari adu domba, maka ia harus mengerti bahwa adu domba dapat menjadikan benturan antara sesama, menyalakan api permusuhan dan mendapat siksa.52

c) Mengumpat

ْ ي ب كْيخ ْك يه ْيغْل

ف ْ ل

ه ْي ْ ت كْل ب ْي ت ,ك ْج

Yaitu mengatakan seseorang dengan apa yang dibencinya, dengan maksud ingin mengurangi respect orang yang diumpat.53

51 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 64-65. 52 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 70. 53 Syekh Hafidz Husen Al-Mas’udi, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,… hlm. 66-67.


(45)

36

d) Aniaya

ل ْ يف حْل

ت ْ ْي ْ تل ب تْع ْْ ح ْنع ْ ْل ه مْ ل

ْ هسْ ل مل م ه ح ص .لئ ل ْن معي , ص ع ْل عْي ج

ع سْ ل مْ ف ْيغل مل

ْ , ل عت ه ع ف ْي ْ تل نع

ْل ء ْيإك ه ح ف طْي ْ تل نع ع يغْل مْ . ْي ْْ ْ ت

ْي ل ْيغْل

ْل ء تْف فْي ل ن ه

Yaitu keluar dari batas kewajaran karena ceroboh atau melampaui batas termasuk di dalamnya adalah semua maksiat dan segala macam perbuatan rendahan. Orang yang aniaya ada kalanya aniaya terhadap dirinya, adakalanya terhadap orang lain, aniaya terhadap dirinya sendiri merupakan penampilan dari ceroboh kepatuhan kepada Allah atau meninggalkan iman, sedangkan aniaya terhadap orang lain yaitu penampilan kecerobohan terhadap orang lain sebagaimana menyakiti tetangga, menghina tamu, berbohonf, menggunjing dan adum domba.54

2. Pengembangan Moral Santri

Berikut ini akan dijelaskan lebih jauh tentang moral yang ada pada remaja, karena pada penelitian ini yang menjadi subyeknya adalah santri putri Pondok Pesantren Nur Khodijah III Denanyar Jombang yang tergolong dalam usia remaja.

Remaja menurut Zakiyah Daradjat ialah tahap peralihan dari masa kanak-kanak; tidak lagi anak, tetapi belum dipandang dewasa. Remaja ialah unsur yang menjembatani antara unut anak-anak dan dewasa.

Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara usia 12 dan 21 tahun, dengan pembangian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir, akan


(46)

37

mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu pendapat tinjauan tesendiri.55

a. Pengertian Pengembangan Moral

Pengembangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses/cara, perbuatan untuk mengembangkan.56 Secara istilah kata pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan.57 Bila setelah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.

Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin “moris” yang berarti adat istiadat, nilai-nilai atau tata cara kehidupan.58 Dalam bahasa Indonesia ada beberapa kata yang makna dan tujuannya hampir sama dengan moral ialah Akhlaq (dari bahasa Arab) dan etika (bahasa Yunani). Akhlaq ialah kondisi jiwa yang melahirkan tindakan/perbuatan/tingkah laku, sejatinya akhlaq ialah konsistensi antara sikap dan perbuatan/perilaku. Sedangkan etika yaitu suatu

55 Monks, dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2006), hlm. 262.

56 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007, hlm. 538.

57 Hendayat Sutopo, Wedy Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum sebagai

Substansi Problem Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 45.

58 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosdakarya,


(47)

38

ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya, menyetakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.59

Elizabeth B. Hurlock dalam salah satu karya tulisnya yang berjudul “Perkembangan Anak” mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan moral ialah tata cara, kebiasaan dan adat dimana dalam perilaku dikendalikan oleh konsep-konsep moral yang memuat peraturan yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan dakam perilaku yang diharapkan oleh seluruh anggota kelompok.60

Dian Ibung mendefinisikan moral sebagai suatu keyakinan tentang benar salah, baik buruk yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran.61

Sarwono mengatakan bahwa di dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari. Hal yang termasuk

59 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1952), hlm. 2. 60 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1993), hlm. 74.

61 Dian Ibung, Nilai Moral pada Anak, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009, hlm.


(48)

39

dalam moral diantaranya adalah agama, sopan-santun, tata krama dan norma-norma masyarakat lain.62

Freud mengemukakan dalam teorinya bahwasanya moral disebut sebagai super ego yang merupakan bagian dari jiwa yang berfungsi untuk mengendalikan tingkah laku ego sehingga tidak bertentangan dengan masyarakat. Super ego dibentuk melalui jalan internalisasi (penyerapan) larangan-larangan atau perintah-perintah yang datang dari luar (khususnya orang tua). Maka ketika super ego seorang remaja telah terbentuk maka ia tidak lagi melanggar larangan atau perintah masyarakat, meskipun tidak ada yang melihatnya.63

Dalam buku Sarwono dijelaskan bahwasanya Kohlberg mengemukakan bahwa moral adalah bagian dari penalaran, yang disebut juga sebagai moral reasoning (penalaran moral). Orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik-buruknya sesuatu.64

Moral pada dasarnya merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyaraka. Moral merupakan standart baik-buruk yang ditentukan bagi individu sebagai anggota sosial. Moralitas merupakan aspek kepribadian yang diperlukan seseorang

62 Sarlito Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.

51.

63 Sarlito Sarwono, Psikologi Remaja,… hlm. 51. 64 Sarlito Sarwono, Psikologi Remaja,… hlm. 52.


(49)

40

dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban dan keharmonisan.65

Dengan adanya moral baik yang tumbuh dalam masyarakat, kehidupan bersosialisasi di dalamnya akan terasa damai. Hal tersebut harus dipatuhi, karena moral memiliki fungsi dalam mengatur, menjaga ketertiban dan menjaga keharmonisan antar masyarakat yang ada dalam pranata sosial.

Moral memiliki pengaruh pada cara pandang seseorang dalam menilai suatu masalah. Jika nilai-nilai moral yang dimiliki oleh individu bersifat baik, sesuai dengan aturan dan tata cara bersosialisasi, maka jika individu tersebut melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan moral yang di pegangnya, maka ia akan menganggap situasi tersebut tidak bermoral, atau tidak memiliki aturan dalam bersosialisasi.

Moral merupakan nilai perilaku yang harus dipatuhi, karena moral merupakan norma yang mengatur baik buruknya individu dalam suatu masyarakat. Kepribadian seseorang sangat erat kaitannya dalam kegiatan sehari-hari, moral diperlukan demi kehidupan yang damai dan harmonis sesuai dengan aturan.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara Moral, Akhlaq dan Etika. Pada sisi persamaannya, ketiganya sama-sama berbicara

65 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta


(50)

41

mengenai baik dan buruknya suatu perilaku yang dilakukan oleh manusia. Pada sisi perbedaannya, ketiganya memiliki ruang lingkup masing-masing mengenai baik dan buruknya perilaku. Jika moral berbicara baik dan buruknya perilaku berdasarkan lingkungan masyarakat dimana seseorang tinggal, akhlaq berbicara baik dan buruknya perilaku berdasarkan ajaran dalam agama Islam yakni dikembalikan kepada hukum yang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta etika merupakan ilmu yang mendasari tentang baik buruknya perilaku seseorang dengan tidak melihat sisi agama maupun dimana masyarakat tinggal.

Moral dalam penelitian ini ialah menitik beratkan kepada pola perilaku terpuji yang dimiliki oleh para santri sehingga mereka memiliki perilaku yang baik dimata orang-orang yang berada disekitar mereka, serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya pengembangan moral ialah sebuah kegiatan dalam rangka menilai dan menyempurnakan nilai moral yang dilakukan oleh individu untuk ditingkatkan agar lebih sesuai dengan masyarakat ataupun lingkungannya.

Pengembangan moral yang dimaksud oleh penulis disini yaitu bukan mengembangkan nilai moral (pendapat baik-buruk suatu hal) yang telah tertanam di masyarakat, namun mengembangkan


(51)

42

nilai moral yang berasal dari individu yang melaksanakannya. Maksudnya, menambah nilai positif dari kebiasaan yang dilakukan oleh individu yang belum sesuai dengan nilai moral yang berlaku di masyarakat seharusnya.

b. Proses Perkembangan Moral pada Remaja

Perkembangan moral akan berlangsung melalui beberapa cara sebagai berikut:

1) Pendidikan langsung

Menanamkan pengertian tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua atau orang dewasa. Disamping itu, di dalam oendidikan moral adala keteladanan orang tua, guru atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral. 2) Dengan cara mengidentifikasi alat meiru penampilan atau

tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. 3) Proses coba-coba (trial and error)

Dengan mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba, tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan dikembangkan secara terus menerus dan tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau cobaan akan dihentikan.66

c. Tahap-Tahap Perkembangan Moral

Lawrence Kohlberg seorang tokoh yang melakukan penelitian desertasinya mengenai perkembangan moral pada remaja


(1)

118

mendapatkan materi mengenai kitab Taisirul Kholaq selama tiga minggu dan santri yang tidak mendapatkannya sama sekali peneliti menggunakan metode penyebaran angket kepada 16 santri (terdiri dari 8 santri yang mendapatkan materi mengenai kitab Taisirul Kholaq dan 8 santri yang tidak mendapatkan sama sekali). Data yang didapatkan melalui angket tersebut kemudian di tabulasikan dan diuji dengan menggunakan rumus analisis komparatif dua sampel berkorelasi untuk mengetahui perbedaan dari dua sampel penelitian, serta menggunakan rumus presentase untuk mengetahui besar efektifitas Kitab Taisirul Kholaq pada pengembangan moral santri dan perkembangan moral yang terjadi pada santri. Maka dapat disimpulkan diantaranya:

1. Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti ada perbedaan antara kelompok control dan kelompok eskperimen dalam pengembangan moral melalui kitab Taisirul Kholaq. Hal ini ditunjukkan dari hasil perolehan nilai koefisien yang lebih dari angka pada tabel ditribusi t dengan derajat bebas sebesar 7 serta dengan level signifikansi 5% atau 0,05, yaitu 2,365. Hasil yang didapatkan dari proses perhitungan dengan rumus uji komparasi pada dua sampel yang berkorelasi sebesar 10,597.

2. Kitab Taisirul Kholaq memiliki efektifitas sebesar 85,1 % sebagai upaya pengembangan moral santri dan ini tergolong dalam kategori yang baik.


(2)

119

3. Keadaan moral santri yang mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq mendapatkan angka presentase sebesar 90,7% dan keadaan moral santri yang tidak mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq mendapatkan angka presentase sebesar 66,9%. Sehingga santri yang mendapatkan materi pada kitab Taisirul Kholaq (kelompok eksperimen) mengalami perkembangan moral sebesar 23,8% daripada santri yang tidak mendapatkannya (kelompok control).

B. Saran

Teriring rasa syukur Alhamdulillah yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dengan segala daya dan upaya dapat menyelesaikan karya skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan jenjang Sarjana Strata-1.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan hasil penelitin ini yang tentunya merujuk pada hasil penelitian yang sudah dengan harapan agar penelitian yang dihasilkan nantinya dapat lebih baik. peneliti dalam hal ini berusaha memberikan saran-saran agar selanjutnya penelitian dalam hal pengembangan moral dapat jauh lebih baik.

1. Bagi Santri Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang


(3)

120

Kepada santri hendaknya terus meningkatkan moral dengan cara lebih aktif dalam mengikuti kajian kitab Taisirul Kholaq dan mengamalkan butir-butir nilai moral yang terdapat didalamnya. Karena ketika seseorang telah mempelajari suatu ilmu akan lebih bermanfaat lagi ilmunya jika ia dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pihak Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang Saran penulis kepada pihak Pondok Pesantren Putri Nur Khodijah III Denanyar Jombang diharapkan agar meningkatkan kualitas yang lebih menitik beratkan pada Akhlaqul Karimah pada diri para santrinya.

3. Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam

Bagi para mahasiswa masih perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai pengembangan moral dnegan jumlah populasi yang lebih luas dan melibatkan faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pengembangan moral.


(4)

121

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk, 2005, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA).

Ali, Moh, 2006, Perkembangan Remaja, (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

Ali, Mohammad, Mohammad Asrori, 2012, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

Al-Mas’udi, Syekh Hafidz Husen, 2009, Taisirul Kholaq, Terj. M. Bustomi,

(Jombang: RIT.com).

Amin, Ahmad, 1952, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang).

Arifin, Zaenal, 2010, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Arikunto, Suharsimi, 1991, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta).

Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta).

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Bungin, Burhan, 2001, Metode Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Universitas Airlangga).

Darmawan, Deni, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Departemen Agama Republik Indonesia, 1989, Al-Qur’an dan Terjemah,, (Surabaya: Mahkota).

Documentmuhammadrabuddin/2015/04/skripsi.html?m=1, diakses pada 10

Oktober 2016, pukul 22:25.

Hasan, Iqbal, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara).

http://baiturrahmanonline.com/2015/08/03, diakses pada 10 Januari 2017, pukul 21.30 WIB.

http://www.tongkronganislami.net/2015/11, diakses pada 10 Januari 2017, pukul 22.00 WIB.

http://yana-anggraini.blogspot.com/2012/12/perkembangan-moral-remaja.html/, diakses pada 09 Desember 2016, pukul 21.40 WIB.

Hurlock, Elizabeth B, 1993, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga).

Hurlock, Elizabeth B, 1980, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga).

Hurlock, Elizabeth B, 1993, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga).

Ibung, Dian, 2009, Nilai Moral pada Anak, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo).


(5)

122

Kamusbahasaindonesia.org/pengembangan, diakses pada 10 Oktober 2016, pukul 22.07 WIB.

Kamusbahasaindonesia.org/pengembangan, diakses pada 10 Oktober 2016, pukul 22.07 WIB.

Lestari, Sri, 2012, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group). Madjid, Nur Cholis, 2997, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan,

(Jakarta: Paramadina).

Margono, S, 2000, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Monks, dkk, 2006, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press).

Monks, F. J, 1991, Psikologi Perkembangan , ( Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press).

Nawawi, Syaikh Imam, Terjemah Hadits Arbain An-Nawawiyah, (Semarang: Pustaka Nuun).

Oemarjudi, A. Kasandra, 2003, Pendekatan Cognitive Behavior dalam Psikoterapi, (Jakarta: Kreatif Media).

Panuju, Panut, 1999, Psikologi Remaja, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana).

Sabiq, Sayid, 1994, Islam Dipandang dari Segi Rohani-Moral-Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta).

Santo, John de, Agus Cremere, 1995, Tahap-Tahap Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg, (Yogyakarta: Kanisius).

Sarwono, Sarlito W, 2007, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Sarwono, Sarlito, 2005, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta).

Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta).

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta).

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta).

Sutopo, Hendayat, Wedy Soemanto, 1993, Soemanto, Pembinaan dan

Pengembangan Kurikulum sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara).

Syafaat, Aat, 2008, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Serang: PT. Raja Grafindo Persada).

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka).

Warsito, Hermawan, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama).


(6)

123

Yusuf, Syamsu, 2003, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosdakarya).

Yusuf, Syamsu, 2012, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT