PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajar
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK
PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X
di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat dari memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh Hestu Nodya K.
NIM 0902550
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan Efektivitas Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dan Peta Pohon (Tree Maps) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)” benar -benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya sastra ini.
Bandung, Oktober 2013 Penulis
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X
di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh Hestu Nodya K.
0902550
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004
Pembimbing II,
Dr. H. Engkos Kosasih, M.Pd.
NIP 19730426200212001 Diketahui,
(4)
ABSTRAK
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN
(MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS)
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X
SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2012/2013)
Hestu Nodya K. 0902550
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa siswa kesulitan dalam menuangkan ide menjadi sebuah tulisan argumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen 1 sebelum dan sesudah pembelajaran dengan teknik mind mapping di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung; (2) keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen 2 sebelum dan sesudah pembelajaran dengan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung; (3) ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara keterampilan siswa kelas eksperimen 1 dan 2 dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik mind mapping dan keterampilan siswa kelas eksperimen kedua dalam menulis karangan argumentasi di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung; dan (4) respons siswa terhadap penerapan teknik mind mapping dan tree
maps dalam keterampilan menulis karangan argumentasi. Metode dan desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experimental
research) dengan desain dua kelompok kelas yaitu, kelas eksperimen pertama yang
mendapatkan perlakuan menggunakan teknik peta pikiran dan kelas eksperimen kedua yang menggunakan teknik peta pohon. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsof Excel 2007. Hasil rata-rata
pretest kelas eksperimen 1 dan 2 adalah 64,32 dan 62,40. Sementara itu, hasil
rata-rata posttest kelas eksperimen 1 dan 2 adalah 89,76 dan 89,20. Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk uji-t dengan taraf kepercayaan 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064. Dengan demikian, ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 1 antara sebelum dan sesudah menggunakan teknik peta pikiran. Adapun hasil perhitungan statistik untuk uji-t dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,632 > 2,064 sehingga disimpulkan ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 2 yang menggunakan teknik peta pohon. Selanjutnya, hasil perhitungan adalah lebih kecil daripada (2,27 < 2,81). Oleh sebab itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan (gain) nilai siswa di kelas eksperimen 1 dan 2. Dengan begitu, kedua teknik ini sama (kuat) memberikan pengaruh yang baik dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2012/2013.
(5)
ABSTRACT
COMPARATIVE EFFECTIVENESS OF TECHNICAL MIND MAPPING AND TREE MAPS
ARGUMENTS IN LEARNING WRITE ESSAYS (Quasi-Experimental Research on Class X
Laboratory School of Education University of Indonesia Academic Year 2012/2013)
Hestu Nodya K. 0902550
This research is motivated by concerns that students' difficulties in writing their ideas into an argument. The purpose of this study was to determine: (1) the argument essay writing skills class students experiment 1 before and after learning the technique of mind mapping in the class X SMA UPI Bandung Pilot Laboratory, (2) the argument essay writing skills class students experiment 2 before and after learning with tree maps technique in class X SMA UPI Bandung Pilot Laboratory, (3) whether there is any significant difference between the experimental class students skills 1 and 2 in the argument essay writing using mind mapping techniques and skills of students in the experimental class second argument in essay writing Pilot Laboratory High School class X UPI Bandung, and (4) the response of students to the application of the techniques of mind mapping and tree maps in the essay writing skills of argumentation. Methods and designs used in this study is quasi-experimental (Quasy experimental research) with two groups of classes that design, the first experimental class who receive treatment using mind maps and engineering classes second experiment using a tree map techniques. In this study, the data processing is done by using Microsof Excel 2007 program. Average yield grade pretest experiments 1 and 2 were 64.32 and 62.40. Meanwhile, the average yield posttest experimental class 1 and 2 are 89,76 and 89,20. Based on the results of the calculations for the statistical t-test with a level of 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) because 17,79 > 2,064. Thus, there are differences in the ability to write essays a significant argument in the experimental class 1 between before and after using the technique of mind maps. The results of the statistical calculations for the t-test with a level of 95% indicates that x2 (thitung) > x2 (ttabel)since 17.632 > 2.064 therefore concluded no difference in the ability to write essays a significant argument in the experimental class 2 using the techniques in tree maps. Furthermore, the calculation is smaller than (2.27 < 2,81). Therefore, there was no significant difference between the increase (gain) of the students in the experimental class 1 and 2. That way, both of these techniques the same (strong) gives a good effect in teaching essay writing arguments in class X SMA UPI Bandung Laboratory of the academic year 2012/2013.
(6)
DAFTAR ISI
hal.
LEMBAR PENGESAHAN………..……….
LEMBAR PERNYATAAN………...
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii
DAFTAR ISI………iv
DAFTAR TABEL………. .viii
DAFTAR GAMBAR………...x
DAFTAR LAMPIRAN………...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………...………….……. 1
B. Identifikasi Masalah ………..………4
C. Batasan Masalah ………...……….4
D. Rumusan Masalah ………..…….. 5
E. Tujuan Penelitian ………..………... 6
F. Manfaat Penelitian ………..……….…….…..6
G. Definisi Operasional ……….………….7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ………..……….……… 9
1. Ihwal Menulis ………..…………. 9
a. Pengertian Menulis………..…….. 9
b. Tujuan Menulis……….………...………... 10
c. Fungsi Menulis………...……….... 13
d. Tujuan Menulis………...……….………... 15
e. Langkah-langkah Menulis ……….…………...…..………15
2. Jenis-jenis Tulisan ………...………..………… 17
a. Narasi………...….………..…… 20
b. Eksposisi………...……..………... 21
c. Deskripsi………...……….……..……... 22
d. Argumentasi……….……….……… 23
e. Persuasi……….………..………...… 24
3. Ihwal Karangan Argumentasi ………..………..………...… 25
a. Pengertian Karangan Argumentasi…..……….……….…... 25
b. Ciri-ciri Karangan Argumentasi………..…..….……26
c. Tujuan Menulis Karangan Argumentasi…………..……...………...…… 27
d. Pola-pola Argumentasi……….……...……….…..… 28
e. Struktur Organisasi Karangan Argumentasi………... 31
f. Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi………...…… 32 g. Menulis Argumentasi dalam Pembelajaran Bahaha dan Sastra Indonesia …. 34
(7)
4. Ihwal Teknik Mind Map (Peta Pikiran) ………...….…… 35
a. Pengertian Teknik Mind Map (Peta Pikiran)………..……… 35
b. Manfaat Teknik Mind Map (Peta Pikiran)………...………..… 36
c. Kelebihan Teknik Mind Map (Peta Pikiran)……….……...……….. 37
d. Langkah-langkah Teknik Mind Map (Peta Pikiran)……… 39
e. Teknik Mind Map (Peta Pikiran) dalam Pembelajaran Menulis………... 41
5. Ihwal Teknik Tree Maps (Peta Pohon) ………...……….. 41
a. Pengertian Teknik Tree Maps (Peta Pohon)………...….41
b. Manfaat Teknik Tree Maps (Peta Pohon)………..……….… 42
c. Kelebihan Teknik Tree Maps (Peta Pohon)……… 43
d. Langkah-langkah Teknik Tree Maps (Peta Pohon……….. 43
e. Teknik Tree Maps (Peta Pohon) dalam Pembelajaran Menulis……….. 44
B. Kerangka Pemikiran ………..…………45
C. Hipotesis Penelitian ……….. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian……….…….……….. 50
1. Lokasi Penelitian ………...…50
2. Waktu Penelitian ……… 50
B. Metode dan Desain Penelitian ………..………..………. 50
C. Prosedur Penelitian …….……….………..……….. 51
1. Tahap Persiapan ………..……….……... 51
2. Tahap Pelaksanaan ………...………....…. 52
3. Tahap Akhir ……….….. 53
a. Tahap Analisis Data………..….... 53
b. Tahap Uji Hipotesis……….….... 53
c. Tahap Penarikan Kesimpulan………..……… 53
D. Sumber Data ………..………….………..………. 53
1. Populasi ………...………..……… 54
2. Sampel ……….……… 54
E. Teknik Pengumpulan Data ………..….….. 55
1. Portofolio ……….……55
2. Observasi ……….... 55
3. Angket ……….….. 55
F. Instrumen Penelitian ……….……….. 56
1. Instrumen Pengumpulan Data ……… 56
a. Portofolio……….. 56
b. Lembar Observasi………...………... 59
c. Angket ………...……….. 62
G. Pengembangan Instrumen ………..………..………. 65
H. Pengolahan Data ………..………..………….…….. 67
1. Analisis Data ………...67
2. Analisis Statistik ……….67
3. Pengolahan Data Angket ………...………….…………71
(8)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian .………...…….………..73
1. Waktu Penelitian……….. 73
2. Objek Penelitian………..……… 73
B. Deskripsi Data ..……….……..………. 74
1. Deskripsi Hasil Tes………. 74
a. Hasil Tes Awal dan Akhir di Kelas Eksperimen 1…...………..…... 74
b. Hasil Tes Awal dan Akhir di Kelas Eksperimen 2………..…. 100
2. Deskripsi Hasil Observasi………... 121
a. Hasil Observasi di Kelas Eksperimen 1………..….……. 121
b. Hasil Observasi di Kelas Eksperimen 2………...…. 125
3. Deskripsi Angket……….……. 128
a. Hasil Angket di Kelas Eksperimen 1……….………... 128
b. Hasil Angket di Kelas Eksperimen 2……….…………...……… 132
C. Pengolahan Data …..………..……. 135
1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Pretest dan Posttest……….…135
a. Uji Reliablitas Antarpenimbang Pretest Kelas Eksperimen 1………….…. 135
b. Uji Reliablitas Antarpenimbang Pretest Kelas Eksperimen 1………….…. 138
c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Posttest Kelas Eksperimen 2……… 140
d. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Posttest Kelas Eksperimen 2……… 143
2. Uji Normalitas……….………...... 146
a. Uji Normalitas Data Pretest ……..………..………. 146
b. Uji Normalitas Data Posttest ….………...… 147
3. Uji Homogenitas ……….. 147
a. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan 2……….……. 148
b. Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen 1 dan 2………..… 148
4. Uji Signifikansi Pretest dan Posttest Intrakelas……… 148
a. Uji Signifikansi Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1 ………..… 149
b. Uji Signifikansi Pretest dan Posttest Intrakelas………..………..… 150
5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak ……….………. 151
a. Uji-t Pretest Kelas XD dan XE………. 151
b. Uji-t Posttest Kelas XD dan XE………... 152
6. Uji Normalitas Gain ………. 153
7. Uji Signifikansi Antarkelas ……….. 154
8. Analisis Hasil Observasi………... 155
9. Analisis Hasil Angket ………..……… 156
D. Pembahasan Hasil Penelitian .………..…. 160
1. Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Kelas Eksperimen 1 Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Mind Mapping……... 160
2. Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Kelas Eksperimen 2 Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Tree Maps………...…. 165
3. Perbandingan Signifikansi Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2 dalam Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi ………...…...…….. 170
4. Respons Siswa terhadap Penerapan Teknik Mind Mapping dan Tree Maps dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi………… 177 BAB V PENUTUP
(9)
A. Kesimpulan ……….…..……… 182 B. Saran ……….………...……….. 183 DAFTAR PUSTAKA ... xii
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Proses pembelajaran adalah hal yang penting bagi siswa. Seiring waktu, teknik dalam pembelajaran semakin bertambah dan beragam. Berbagai macam teknik telah berhasil diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk mengoptimalkan kemampuan siswa. Salah satu teknik yang terkenal adalah teknik mind mapping. Buku mengenai teknik ini telah diterbitkan di 100 negara dan dicetak dalam 30 bahasa.
Teknik mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind
mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran sesorang (Buzan, 2005: 4). Mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan. Mind mapping membantu menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak. Dengan demikian, informasi akan lebih mudah diingat dan disusun daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2005: 5).
Teknik mind mapping yang ditemukan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an telah sukses diterapkan di berbagai hal termasuk dalam pembelajaran. Ada beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan kajian tentang teknik ini. Sebagai contoh, Hilal (2012) melakukan penelitian yang berjudul
“Penggunaan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Poster (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII-B SMPN 2
Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 70. Sementara itu, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 95,1 pada siklus II.
Selanjutnya, Khajar (2011) melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Paragraf
Eksposisi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 3 Cirebon
(11)
46,93 meningkat menjadi 69,53 dengan selisih peningkatan sebesar 22,6. Sementara itu, nilai rata-rata kelas kontrol yang semula 52,57 meningkat menjadi 59,37 dengan selisih peningkatan sebesar 6,8. Peningkatan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Walaupun keduanya mengalami peningkatan, kelas yang menggunakan teknik pemetaan pikiran (mind mapping) mengalami peningkatan lebih tinggi dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi.
Adapun Priyanti (2007) melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan Teknik Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel untuk Meningkatkan Kemampuan Reproduktif Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 22 Bandung
Tahun Ajaran 2007/2008)”. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa penghitungan uji hipotesis melalui uji perbedaan rata-rata posttest kedua kelas menghasilkan P-value= 0,00 < (=537; =0,05) pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk)=58. Dengan demikian, kesimpulannya adalah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan teknik mind mapping dan siswa yang hanya diberi perlakuan metode ceramah. Berdasarkan ketiga judul tersebut, teknik mind
mapping telah berhasil meningkatkan keretampilan siswa dalam menulis
poster, paragraf eksposisi, dan resensi novel.
Setelah sekitar 21 tahun mind mapping ditemukan, muncul metode yang serupa tetapi lebih terstruktur yang dikembangkan oleh David Hyerle. Metode itu dinamakan thinking maps. Hyerle (Hyerle dan Alper, 2012: 12) menemukan bahwa setiap jenis perangkat visual memiliki sejumlah kelemahan yang tidak bisa diabaikan. Menurutnya, teknik pemetaan pikiran yang muncul tahun 1970-an memfasilitasi pemikiran yang terbuka tetapi tidak memiliki struktur yang konsisten dan tingkat komplesitas yang lebih dalam yang diperlukan kelas pada masa mendatang. Hyerle (Hyerle dan Alper, 2012: 11) tertarik dengan tipe yang berbeda dari perangkat virtual dan akhirnya
(12)
keefektifan. Satu teknik dari metode thinking maps adalah tree maps (peta pohon). Selain mengelola informasi, dengan tree maps, seorang siswa dapat menerapkan analisis deduktif dan induktif. Dengan begitu, tree maps dapat mempermudah siswa untuk pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berdasarkan pengetahuan peneliti, belum ada penelitian skripsi tentang teknik
tree maps ini atau pun salah satu tekniknya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Ada empat aspek kebahasaan yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, yaitu tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menurut Tarigan (1994: 4), dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
Ada banyak hal yang bisa ditulis. Karya yang ditulis beraneka ragam, contohnya karangan. Jenis-jenis karangan, yaitu deskripsi, eksposisi, narasi, persuasi, dan argumentasi. Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu (Kosasih, 2002: 32). Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Dengan kata lain, karangan argumentasi harus berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Suatu karangan terdiri dari beberapa paragraf. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan (Kosasih, 2002: 69).
Sementara itu, salah satu standar kompetensi kelas X semester kedua pada silabus pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Dalam standar kompetensi tersebut terdapat sebuah kompetensi dasar yaitu, menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif.
(13)
Sebagai contoh, siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung sepakat bahwa menulis karangan narasi dan deskripsi lebih mudah daripada karangan argumentasi. Mereka pun berpendapat bahwa mereka mengalami kesulitan untuk mencari dan menuangkan ide ke dalam tulisan argumentasi. Dengan demikian, penerapan teknik yang tepat tentunya dapat memberikan hasil yang optimal dalam menulis suatu karangan argumentasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini, penulis mencobakan dua teknik pembelajaran mind
mapping dan tree maps dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Seperti yang dipaparkan pada penjelasan sebelumnya, penulis memilih karangan argumentasi sebagai bagian dari penelitian ini karena kedua teknik ini dapat diterapkan pada pembelajaran menulis dan menulis karangan argumentasi memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan karangan deskripsi dan narasi.
Dengan demikian, peneliti menerapkam kedua teknik ini dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan judul “Perbandingan Efektivitas Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dan Peta Pohon (Tree Maps) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian karena keterampilan menulis tidak bisa diperoleh secara otomatis.
2) Siswa kesulitan untuk menulis karangan argumentasi terutama menemukan dan mengembangkan ide mereka ke dalam bentuk tulisan. 3) Model atau teknik pembelajaran yang kurang variatif membuat motivasi
(14)
4) Pemanfaatan model atau teknik yang kurang sesuai menyebabkan kualitas hasil belajar siswa tidak bisa meningkat secara optimal.
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini agar masalah tidak meluas. Permasalahan yang dibahas terbatas pada pembelajaran menulis karangan argumentasi. Peneliti menggunakan teknik mind mapping dan tree
maps dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan argumentasi. Satu
kelompok siswa membuat perencanaan dengan teknik mind mapping. Sementara, satu kelompok siswa membuat perencanaan dengan teknik tree
maps. Dengan demikian, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik
mind mapping dan tree maps pada siswa di kelas X SMA Laboratorium
Percontohan UPI Bandung. Dalam perencanaan karangan, ada dua pola, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi ini adalah pola logis.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen pertama sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknik mind mapping di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung?
2) Bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen kedua sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung?
3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen pertama dalam menulis karangan argumentasi dengan
(15)
menggunakan teknik mind mapping dan kemampuan siswa kelas eksperimen kedua dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung?
4) Bagaimana respons siswa terhadap penerapan teknik mind mapping dan
tree maps dalam kemampuan menulis karangan argumentasi?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini tentunya memiliki tujuan. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
1) kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen pertama sebelum dan sesudah menggunakan teknik mind mapping di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Bandung;
2) kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen kedua sebelum dan sesudah dengan menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung;
3) ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis karangan argumentasi antara siswa kelas eksperimen pertama dengan menggunakan teknik mind mapping dan siswa kelas eksperimen kedua dengan menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung;
4) respons siswa terhadap penerapan teknik mind mapping dan tree maps dalam kemampuan menulis karangan argumentasi di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
(16)
Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, hasilnya dapat dijadikan bahan pijakan sebagai pendukung atau pengembangan untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan menggunakan teknik mind mapping dan tree maps.
2) Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, siswa, dan guru.
a) Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan mengenai penerapan teknik mind mapping dan tree maps, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
b) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya menulis karangan argumentasi dengan lebih mudah, menarik, dan tidak membosankan.
c) Bagi guru, hasil penelitian ini nanti dapat digunakan sebagai masukan untuk memilih dan menentukan teknik yang tepat dalam melakukan pengajaran. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah untuk memahami materi dan mengaplikasikannya. Karena hal tersebut, profesionalisme guru pun dapat meningkat.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap judul penelitian ini, penulis perlu menjelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut.
1) Menulis karangan argumentasi adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya dan berisi sekumpulan paragraf yang menyuguhkan
(17)
rasionalisasi, baik persetujuaan atau ketidaksetujuan yang didukung oleh seperangkat penguatan beralasan terhadap sebuah pernyataan.
2) Teknik mind mapping adalah cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak dan bentuknya seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang sehingga lebih bersifat terbuka. Teknik tersebut menghasilkan pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. 3) Teknik tree maps adalah adalah salah satu bagian dari thinking maps yang
merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak dan bentuknya seperti bagan ke bawah sehingga sifatnya lebih terstruktur.
(18)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan mengenai setting penelitian. Adapun uraiannya meliputi lokasi dan waktu penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Senjayaguru Kampus, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Kelebihan dari sekolah tersebut yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain, seperti bangku satu untuk setiap siswa, jumlah murid dibatasi, yaitu tidak lebih dari 30 siswa di setiap kelas sehingga pembelajaran lebih kondusif, dan siswa tidak perlu piket kebersihan sehingga tidak mangalami kelelahan untuk mengikuti pelajaran.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah pada semester kedua tahun ajaran 2012/2013, tanggal 20, 21, dan 27 Februari 2013.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu teknik atau metode pembelajaran yang digunakan pada suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh teknik mind mapping dan tree maps terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi. Kelompok eksperimen pertama mendapat perlakuan dengan metode mind
mapping sedangkan kelompok eksperimen kedua menggunakan teknik tree maps. Desain yang digunakan adalah nonequivalent groups
(19)
pretest-posttest design. Dalam desain ini, kedua kelompok dikenakan O1 dan O2.
Struktur desainnya adalah sebagai berikut. Tabel 3.1
Desain Nonequivalent Groups Pretest-Posttest
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
G1 T1 X1 T2
G2 T1 X2 T2
Keterangan
G1 = kelas eksperimen 1 G2 = kelas eksperimen 2 T1 = pretest
T2 = posttest
X1 = penerapan teknik mind mapping X2 = penerapan teknik tree maps
(Wiersma, 1995 dalam Nuraeni, 2012: 41)
Untuk lebih lengkap megenai hal di atas, ada dipaparan selanjutnya, yaitu prosedur penelitian.
C. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap tersebut adalah berikut ini.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Rincian dari tahap persiapan adalah di bawah ini:
1) menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian dengan studi literatur dari KTSP dan silabus;
(20)
3) survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk penelitian;
4) meminta izin untuk penelitian dengan memberikan surat izin yang dikeluarkan oleh fakultas ke SMA Laboratorim Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung;
5) melakukan judgment expert untuk instrumen penelitian;
6) menentukan populasi dan sampel (populasi yaitu siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI, dengan teknik sampel bertujuan sehingga didapatkan kelas XD sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas XE sebagai kelas eksperimen 2);
7) menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X (Wiwin Windiawati S.Pd.).
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dengan tahap sebagai berikut.
1) Peneliti melaksanakan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen 1 dan 2. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum diberikan perlakuan. Selain itu, tes ini dapat digunakan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
2) Peneliti memberi treatment dengan rincian sebagai berikut ini. a) Teknik mind mapping diterapkan di kelas eksperimen 1 (kelas
XD).
b) Teknik tree maps diterapkan kelas eksperimen 2 (kelas XE). 3) Peneliti melaksanakan tes akhir (posttest) terhadap sampel (kelas
eksperimen 1 dan 2) dengan soal yang sedikit berbeda tetapi bobot tetap sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
(21)
belajar atau keterampilan siswa dalam menulis karangan argumentasi.
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini, data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis. Rincian dari tahap akhir adalah berikut ini.
a. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini, dilakukan analisis data terhadap skor atau nilai kelas eksperimen 1 dan 2. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas dan homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen, tahap uji hipotesis dilakuakn dengan menggunakan uji-t. Namun, jika data berdistribusi tidak normal, uji hipotesis menggunakan data statistik nonparametrik dengan uji
mann-whitney. Uji tersebut dipilih karena data tidak saling berhubungan.
b. Uji Hipotesis
Ada dua hipotesis, yaitu Ho dan Ha. Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.
c. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya, kesimpulan tersebut dikaitkan dengan teori yang ditulis di bab II.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah populasi dan sampel. Penjelasan untuk keduanya adalah di bawah ini.
(22)
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Populasi terdiri dari tujuh kelas dari kelas A-G. Berikut ini adalah data populasi dari setiap kelas yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Daftar Jumlah Siswa di Kelas X SMA Laboratorim Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
1. XA 14 13 27 2. XB 12 14 26 3. XC 15 12 27 4. XD 13 12 25 5. XE 13 12 25 6. XF 14 13 27 7. XG 9 18 27
Total 90 94 157
Selanjutnya, berdasarkan pengalaman PPL di sekolah tersebut, diketahui bahwa siswa lebih menyukai untuk menulis karangan narasi dan deskripsi dibandingkan dengan karangan argumentasi karena mereka menganggap bahwa kedua jenis tulisan tersebut lebih mudah untuk dikerjakan.
2. Sampel
Teknik memilih sampel adalah simple random sampling (pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang dalam populasi itu). Cara demikian dilakukan karena anggota populasi homogen. Sampel adalah kelas XD dan XE. Setiap kelas terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Kedua kelas tersebut memiliki nilai yang mencapai KKM (minimal 75) bahkan lebih dalam menulis karangan narasi dan
(23)
deskripsi. Akan tetapi, dalam menulis karangan argumentasi masih banyak yang di bawah KKM. Selain itu, mereka berpendapat bahwa menulis karangan argumentasi itu sulit terutama untuk menemukan ide dan fakta untuk karangan argumentasi. Adapun kesulitan lain adalah mengembangkan ide karangan menjadi sebuah karangan yang utuh.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data meliputi portofolio, observasi, dan angket. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Pemberian Portofolio dari Guru
Teknik tes yang digunakan adalah pemberian portofolio kepada para siswa di kelas eksperimen 1 dan 2. Soal untuk portofolio yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa satu buah soal esai, yaitu instruksi untuk menulis karangan argumentasi. Siswa mengerjakan portofolio sebanyak dua kali. Portofolio pertama digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menulis karangan argumentasi sebelum diberi perlakuan. Setelah itu, portofolio kedua digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menulis karangan argumentasi setelah diberi perlakuan.
2. Observasi oleh Pengamat
Adapun teknik nontes yang digunakan adalah observasi. Observasi tersebut bersifat sistematis, yakni observasi yang dilakukan oleh pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Observasi dilakukan oleh dua orang, yaitu Wiwin Windiawati S.Pd. (guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMA Laboratorium UPI Bandung) dan Intani Pertiwi (mahasiswi tingkat akhir jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di UPI Bandung).
(24)
3. Pengisian Angket oleh Siswa
Dalam penelitian, angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan teknik mind mapping dan tree maps dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
F. Instrumen Penelitian
Bagian ini membahasn mengenai instrumen pengumpulan data dan pengembangan instrumen. Di bawah ini adalah paparannya.
1. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumulkan data dalam penelitian ini meliputi (1) portofolio, (2) lembar observasi, dan (3) angket.
a. Portofolio
Untuk tes awal, sebuah soal harus dikerjakan oleh siswa (soal tersebut dapat dilihat secara lengkap di lampiran). Dalam soal tersebut, ada sebuah teks yang harus dibaca oleh siswa kemudian siswa menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada teks itu. Format penilaiannya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 3.3
Skala Penilaian Paragraf Argumentasi
Komponen yang Dinilai
Skala
(1-5) Bobot Skor
1. Syarat penulisan paragraf
a. Kohesi b. Koherensi
2 2
(skor maksimal 10) (skor maksimal 10) 2. Isi paragraf
(25)
a. Pengenalan topik atau permasalahan b. Pernyataan,
ide, atau pendapat yang dikemukakan c. Alasan, data,
atau fakta yang mendukung
2
3
6
(skor maksimal 10)
(skor maksimal 15)
(skor maksimal 30)
3. Teknik penulisan a. Kalimat efektif b. Ejaan (tanda
baca, pemakaian huruf,
penulisan kata)
3 2
(skor maksimal 15) (skor maksimal 10)
Jumlah 20 (skor maksimal
100)
Arti Skala Nilai 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup 2 = kurang 1 = sangat kurang
Deskripsi penilaian skala karangan argumentasi adalah sebagai berikut. 1)Syarat penulisan setiap paragraf
(26)
5 = memiliki kesatuan bentuk yang sangat baik 4 = memiliki kesatuan bentuk yang baik 3 = memiliki kesatuan bentuk yang cukup baik 2 = memiliki kesatuan bentuk yang kurang baik 1 = memiliki kesatuan bentuk yang buruk b) Koherensi
5 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang sangat erat 4 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang erat
3 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang cukup erat 2 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang kurang erat 1 = memperlihatkan tidak ada hubungan makna antarkalimat
2)Isi paragraf
a) Pengenalan topik
5 = pengenalan topik sangat jelas dan sangat menarik 4 = pengenalan topik jelas dan menarik
3 = pengenalan topik cukup jelas dan menarik 2 = pengenalan topik kurang jelas
1 = pengenalan topik tidak jelas atau tidak ada b) Pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan
5 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan mampu menarik perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan sangat baik
4 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan mampu menarik perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan baik. 3 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan cukup menarik
perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan sangat baik
2 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan kurang menarik perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan sangat baik
(27)
1 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan tidak mampu menarik perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan sangat baik
c) Alasan, data, dan fakta yang mendukung
5 = alasan, data, dan fakta sangat membuktikan kebenaran yang disampaikan
4 = alasan, data, dan fakta membuktikan kebenaran yang disampaikan 3 = alasan, data, dan fakta cukup membuktikan kebenaran yang
disampaikan
2 = alasan, data, dan fakta kurang membuktikan kebenaran yang disampaikan
1 = alasan, data, dan fakta tidak membuktikan kebenaran yang disampaikan
3)Teknik Penulisan a) Kalimat efektif
5 = keseluruhan paragraf memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan kata yang tepat, dan logis
4 = sebagian besar paragraf memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan kata yang tepat, dan logis
3 = setengah paragraf memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan kata yang tepat, dan logis
2 = sebagian kecil paragraf memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan kata yang tepat, dan logis
1 = paragraf tidak memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan kata yang tepat, dan logis
b) Ejaan (tanda baca, penulisan huruf, dan penulisan kata) 5 = tidak ada kesalahan ejaan
4 = kesalahan ejaan 1-3 3= kesalahan ejaan 4-7
(28)
1 = semua ejaan salah
b. Lembar Observasi
Obeservasi yang dilakukan adalah observasi sistematis. Berikut di bawah ini adalah lembar observasi yang akan digunakan.
Tabel 3.4
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Observasi Aktivitas Guru
Sekolah :
Hari/tanggal :
Mata Pelajaran :
Kelas/semester :
No. Aspek Nilai
1.
Guru bertanya mengenai kesulitan apa yang dialami siswa saat mengerjakan soal tes awal, yaitu menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.
2.
Guru merepons jawaban siswa mengenai kesulitan yang dialami siswa saat menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.
3.
Guru bertanya pada siswa mengenai topik atau
permasalahan yang ada pada soal tes awal dan tanggapan mereka mengenai isi dari artikel tersebut
4.
Guru bertanya kepada siswa mengenai gambar seperti apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.
5. Guru memulai menggambar dari tengah sesuai dengan
topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.
6. Guru bertanya kepada siswa mengenai alasan mengapa
gambar dimulai tengah. dari tengah beserta alasannya.
7. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai alasan
mengapa gambar tersebut dimulai tengah. dari tengah.
8.
Guru menyarankan agar siswa menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral beserta penjelasannya. Namun, guru tidak mengharuskan siswa untuk menggunakan gambar apalagi gambar yang bagus. Siswa yang tidak bisa menggambar diperbolehkan untuk menggantinya dengan
(29)
sebuah frasa atau kalimat yang menggunakan huruf kapital.
9. Guru menerangkan mengenai pentingnya menggunakan
warna dalam membuat peta pikiran.
10. Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal apa yang
penting dalam sebuah karangan.
11. Guru membentuk cabang yang melengkung.
12. Guru menuliskan jawaban siswa yang benar ke cabang
tersebut.
13. Guru bertanya kepada siswa mengenai kira-kira mengapa
cabang yang dibuat melengkung.
14. Guru menerangkan pentingnya membuat garis hubung
yang melengkung dalam teknik peta pikiran.
15. Guru kembali menanyakan hal apa saja yang berkaitan
dengan kata kunci di cabang yang pertama. 16.
Guru menuliskan jawaban-jawaban siswa yang benar ke beberapa cabang dari cabang dan seterusnya hingga terbentuk mind mapping.
17. Guru menyarankan siswa agar menggunakan satu kata
kunci untuk setiap garis. 18.
Guru menyarankan siswa agar lebih baik menggunakan atau menambahkan gambar di cabang seperti gambar sentral.
19.
Guru menanyakan kepada siswa mengenai apakah ada hal penting yang masih belum tercantum dalam pembuatan mind mapping.
20.
Guru merespons jawaban siswa (apabila masih ada yang harus ditambahkan maka guru menambahkannya ke dalam mind mapping).
21. Guru menulis karangan argumentasi berdasarkan mind
mapping tersebut.
Keterangan Nilai 4 = baik
3 = cukup 2 = kurang 1 = buruk
Selain terdapat lembar observasi untuk kelas yang menggunakan teknik peta pikiran, ada pula lembar observasi untuk kelas yang menggunakan teknik peta pohon. Lembar tersebut disajikan di bawah ini.
(30)
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Observasi Aktivitas Guru
Sekolah :
Hari/tanggal :
Mata Pelajaran :
Kelas/semester :
No. Aspek Nilai
1.
Guru bertanya mengenai kesulitan apa yang dialami siswa saat mengerjakan soal tes awal, yaitu menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.
2.
Guru merepons jawaban siswa mengenai kesulitan yang dialami siswa saat menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.
3.
Guru bertanya pada siswa mengenai topik atau
permasalahan yang ada pada soal tes awal dan tanggapan mereka mengenai isi dari artikel tersebut
4.
Guru bertanya kepada siswa mengenai kalimat atau frasa atau kata apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.
5.
Guru merespons jawaban siswa mengenai kalimat atau frasa atau kata apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi dan memilih jawaban yang tepat.
6.
Guru memulai menulis dari atas bagian tengah dengan jawaban siswa mengenai topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.
7. Guru menyarankan agar siswa menuliskannya ke dalam
kalimat atau frasa yang efektif.
8. Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal apa yang
penting dalam sebuah karangan.
9.
Guru merespons jawaban siswa mengenai kalimat atau frasa atau kata apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi dan memilih beberapa jawaban yang tepat.
10. Guru membuat garis ke bawah.
11. Guru menuliskan jawaban siswa yang benar ke bawah
garis lurus tersebut.
12. Guru bertanya kepada siswa mengenai kira-kira mengapa
garis yang dibuat lurus.
13. Guru menerangkan pentingnya membuat garis lurus dalam
(31)
14. Guru kembali menanyakan hal apa saja yang berkaitan dengan kata kunci di cabang yang pertama.
15.
Guru menuliskan jawaban-jawaban siswa yang benar ke bawah beberapa garis dari cabang dan seterusnya hingga terbentuk tree maps.
16. Guru mengingatkan kembali agar siswa menuliskannya ke
dalam kalimat atau frasa yang efektif. 17.
Guru menanyakan kepada siswa mengenai apakah ada hal penting yang masih belum tercantum dalam pembuatan tree maps.
18. Guru menulis karangan argumentasi berdasarkan tree
maps tersebut.
Keterangan Nilai 4 = baik
3 = cukup 2 = kurang 1 = buruk
Ketika obervasi penelitian, selain memberikan lembar observasi, peneliti juga menyertakan RPP kepada kedua observer. Jenis dan format RPP disesuaikan dengan RPP yang digunakan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (RPP dapat di lihat dilampiran).
c. Angket
Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut di bawah ini adalah lembar angket untuk kelas eksperimen pertama.
Lembar Angket
Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Mind Mapping
Nama :
(32)
1. Tandai hal yang menurutmu benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu).
a. Saya memahami penulisan karangan argumentasi.
b. Menulis karangan argumentasi itu menyenangkan.
c. Saya memahami penerapan teknik mind mapping dalam karangan argumentasi.
d. Mind mapping membantu meningkatkan keterampilan dalam menulis karangan argumentasi.
e. Teknik mind mapping dapat digunakan untuk materi pembelajaran yang lain dan bisa membantu siswa.
2. Tandai hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu). a. Mind mapping membantu merencanakan karangan argumentasi. b. Mind mapping dapat melatih kreativitas siswa.
c. Mind mapping membuat penulisan karangan argumentasi menjadi lebih menyenangkan.
d. Mind mapping membantu untuk memusatkan perhatian.
e. Mind mapping membantu untuk menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dalam karangan argumentasi.
f. Mind mapping membantu mengingat dengan lebih baik.
g. Belajar karangan argumentasi lebih efisien dengan mind mapping.
h. Mind mapping dapat melihat pemetaan secara keseluruhan.
i. Mind mappingmenunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah.
j. ……….
k. ..………
l. ………..
3. Tandai hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu).
a. Walaupun membuat mind mapping menyenangkan tetapi mind mapping dalam
pengerjaannya memakan waktu.
b. Mind mapping buatan seseorang kemungkinan besar hanya bisa dimengerti oleh penulis itu sendiri.
c. ………
d. ………
(33)
Adapun untuk kelas eksperimen kedua, lembar angketnya adalah sebagai berikut.
Lembar Angket
Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Tree Maps
Nama :
Kelas :
1. Tandai hal-hal yang menurutmu benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu)
a. Saya memahami penulisan karangan argumentasi
b. Menulis karangan argumentasi itu menyenangkan
c. Saya memahami penerapan teknik tree maps dalam karangan argumentasi
d. Tree maps membantu meningkatkan keterampilan dalam menulis karangan argumentasi.
e. Teknik tree maps dapat digunakan untuk materi pembelajaran yang lain dan bisa membantu siswa
2. Tandai hal-hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu). a. Tree maps membantu merencanakan karangan argumentasi.
b. Tree maps membuat penulisan karangan argumentasi menjadi lebih menyenangkan.
c. Tree mapsmenghemat waktu untuk mengonsep karangan argumentasi. d. Tree maps membantu untuk memusatkan perhatian.
e. Tree maps membantu untuk menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dalam karangan argumentasi.
f. Tree maps buatan seseorang bisa dimengerti oleh orang lain karena bentuknya yang lebih terstruktur sehingga mudah dibaca.
g. Belajar karangan argumentasi lebih efisien dengan tree maps karena lebih terstruktur.
h. Tree maps dapat melihat pemetaan secara keseluruhan.
i. Tree mapsmenunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah.
(34)
n. ..………
o. ………..
3. Tandai hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu)
a. Tree maps dalam pembuatannya mudah tetapi agak membosankan karena harus membuat garis
b. Tree maps kurang melatih kreativitas siswa
c. ………..
d. ………...
e. ………...
G. Pengembangan Instrumen
Sebelum instrumen atau alat penelitian digunakan, instrumen harus teruji kesahihannya (validitas). Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan uji validitas konstruksi. Untuk mengauji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat ahli. Dalam hal ini, setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya, hal tersebut dikonsultasikan dengan ahli (Sugiono, 2011: 125). Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Ahli yang diminta pendapatnya adalah Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd. Ia adalah dosen pendidikan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda di UNSAP dan UPI Sumedang.
Tabel 3.6
Format Validasi Instrumen Penelitian
Lembar Validasi Instrumen Penelitian
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Materi : Menulis Karangan Argumentasi
Kelas/semester : X/2
Nama Validator : Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd.
(35)
UNSAP (Universitas Sebelas April) dan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Sumedang.
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) dalam kolom penilaian sesuai dengan pendapat Anda! Keterangan:
1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik
No. Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4 5
I Format
1. Sistem penomoran jelas
2. Pengaturan tata letak sesuai
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai
II Bahasa
1. Kebenaran tata bahasa
2. Kesederhanaan struktur kalimat
3. Kejelasan petunjuk
4. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan
III Isi
1. Kesesuaian dengan penelitian
2. Kelayakan sebagai instrumen
Kesimpulan Penilaian secara Umum
Untuk mengisi kesimpulan, mohon untuk melingkari sesuai pendapat Anda pada nomor.
A. Instrumen penelitian ini:
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik
5. Baik sekali
B. Dengan demikian, instrumen penelitian ini:
1. Belum dapat digunakan dan masih perlu konsultasi
2. Dapat digunakan dengan banyak revisi
3. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
4. Dapat digunakan tanpa revisi
Mohon untuk menuliskan butir-butir revisi (apabila ada) pada kolom saran. ………
(36)
……… ……… ……… ……… ……… ………
Validator,
(………...………… ) Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd.
195703251985031005
Di samping itu, validator pun memberikan penilaian angka dari 0-100 untuk setiap instrumen yang telah dibuat (penilaian dapat dilihat dilampiran).
H. Pengolahan Data
Pembahasan untuk pengolahan data meliputi (1) analisis data, (2) analisis data statistik, (3) pengolahan angket, dan (4) pengolahan hasil observasi.
1. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan format penilaian yang terdapat di instrumen pengumpulan data.
2. Analisis Statistik
Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Peneliti menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa.
2) Peneliti menghitung reliabilitas antarpenimbang. Untuk menguji penilaian yang dilakukan lebih dari satu orang penimbang bagi
(37)
setiap tes, uji reliabilitas tes ini menggunakan prinsip ANAVA dengan format sebagai berikut.
Tabel 3.7 Persiapan ANAVA
Kemudian, peneliti menghitung reabilitasnya dengan rumus ini:
Keterangan:
r11 = reabilitas yang dicari Vt = variansi dari testi Vk = variansi dari kekeliruan
Sebagai tolok ukur koefisien reliabilitas antarpenimbang, peneliti menggunakan tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.8
Tabel Guilford untuk Reliabilitas Antarpenimbang
Nilai Kualitas Korelasi < 0,20 Tidak ada
0,20 – 0,40 Rendah 0,40 – 0,70 Sedang 0,70 – 0,90 Tinggi 0,90 – 0,99 Tinggi sekali
1,00 Sempurna
3) Peneliti menghitung uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk Sumber
Variansi SS Db Variansi
dari testi SStΣdt2 N-1
SStΣdt2_ N-1 dari
penguji SSpΣd 2
p K-1 -
dari
kekeliruan SSkkΣd 2
kk (N-1) (K-1) SSkkΣd 2
kk (N-1) (K-1)
(38)
menguji kemampuan dua rata-rata. Untuk menentukan bahwa data mempunyai sifat yang normal atau tidak, peneliti menggunakan rumus chi kuadrat (X2). Rumusnya adalah sebagai berikut:
∑ Keterangan
Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuansi ekspektasi (harapan)
Untuk menemukan normal atau tidaknya distribusi data, kriterianya adalah sebagai berikut ini.
a) X2itung≤ X2 tabel artinya distribusi data normal. b) X2itung≥ X2 tabel artinya distribusi data tidak normal.
4) Peneliti menghitung uji homogenitas. Tujuan dari uji ini adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria berikut ini.
a) Jika F itung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen. b) Jika F itung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan uji F:
5) Peneliti menghitung signifikansi untuk membandingkan rata-rata nilai
pretest dan posttest intrakelas dengan menggunakan rumus berikut ini.
t =
√ ∑ Keterangan:
Md : rata-rata dari perbedaan pretest dan posttest Xd : deviasi masing-masing subjek (m-Md) ∑ : jumlah kuadrat deviasi
N : banyaknya sebjek pada sampel Db : ditentukan dengan N-1
(39)
a) menentukan gain (d) antar nilai pada saat pretest dan
posttestdengan rumus x1 – x2;
b) menentukan nilai Md dengaan rumus Md =∑
;
c) menentukannilai ∑ dengan rumus ∑ = ∑;
d) mentukan nilai d.b dengan rumus d.b = N-1Dari hasil hitung menggunakan rumus di atas, ada gambaran yang berbeda antara keterampilan menulis pada pretest dan posttest dengan menggunakan teknik mind mapping dan tree maps. Uji signifikan koefisien t disimpulkan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Jika t hitung< t tabel, hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja
(alternatif) ditolak.
b) Jika t hitung> t tabel, hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerja (alternatif) diterima.
6) Apabila data berdistribusi normal dan homogen, peneliti menggunakan menggunakan rumus berikut ini untuk membandingkan data tes awal dan tes akhir antarkelas:
t
=
√ Keterangan:= rata-rata kelas pertama = rata-rata kelas kedua s = simpangan
= jumlah siswa kelas pertama = jumlah siswa kelas kedua
Selanjutnya, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, peneliti menggunakan rumus berikut ini.
t’ =
√
(40)
7) Namun, apabila data tidak berdistribusi normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan uji nonparametrik.
8) Peneliti menghitung gain intrakelas, menguji normalitasnya, dan signifikansi gain antarkelas.
3. Pengolahan Angket
Pengolahan data angket menggunakan rumus berikut ini:
Keterangan:
Fo = frekuensi jawaban setiap responden N = jumlah responden
% = persentase frekuensi tiap jawaban responden Penafsiran nilainya sebagai berikut:
0% = tidak ada
1 % - 5% = hampir tidak ada 6 % - 25% = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya 50 % = setengahnya
51% - 75% = lebih dari setengahnya 76% - 95% = sebagian besar
96% - 99% = hampir seluruhnya 100% = seluruhnya
4. Pengolahan Data Hasil Observasi
Pengolahan data hasil observasi dengan cara menghitung skor dari setiap observer seperti berikut. Rumusnya adalah sebagai berikut ini.
Keterangan:
S = nilai dari tiap observer
O = jumlah nilai aspek yang diperoleh JA = jumlah seluruh aspek
(41)
Setelah itu, peneliti menghitung skor dari seluruh observer dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
St = skor total
S1 = skor dari pengamat 1 S2 = skor dari pengamat 2
Berikut ini adalah penafsiran skor total dari sikap guru: 3,10 – 4,00 = baik
2,10 – 3,00 = cukup 1,10 – 2,00 = kurang 0,00 – 1,00 = buruk
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis melakukan analisis dan pembahasan di bab IV, penulis mengungkapkan kesimpulan dan saran pada bab ini. Pemaparan dari kesimpulan dan saran adalah berikut di bawah ini.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian eksperimen semu mengenai perbandingan teknik mind mapping (peta pikiran) dan tree maps (peta pohon) pada siswa kelas X di SMA Laboratorium Percontohan UPI adalah sebagai berikut ini. 1) Hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh kelas eksperimen 1 yang
menggunakan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan dari tes awal ke tes akhir. Rata-rata siswa tes awal adalah 64,32 dan meningkat menjadi 88,15. Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk uji-t taraf kepercayaan 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064. Dengan demikian, ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 1 yang menggunakan teknik peta pikiran.
2) Siswa kelas eksperimen 2 yang menerapkan teknik tree maps dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan nilai. Nilai tes awal adalah 62,4 lalu meningkat menjadi 89,2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk uji-t dengan derajat kebebasan 24 dan taraf kepercayaan 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,632 > 2,064. Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 2 yang menggunakan teknik peta pohon.
3) Berdasarkan hasil perhitungan, lebih kecil daripada (2,27 < 2,81). Oleh sebab itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan (gain) nilai siswa di kelas XD (kelas yang menggunakan
(43)
teknik mind mapping) dan XE (kelas yang menggunakan teknik tree
maps).
4) Respons siswa kelas eksperimen 1 terhadap teknik peta pikiran adalah baik baik. Sebagai contoh, hampir seluruhnya (96%) siswa kelas eksperimen tersebut sepakat serpendapat bahwa teknik peta pikiran dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
5) Respons siswa kelas eksperimen 2 terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan teknik peta pohon adalah baik. Seluruh (100%) siswa sependapat bahwa teknik peta pohon dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat penulis uraikan sebagai berikut.
1) Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir dari masing-masing teknik (hasil dari signifikansi kelas eksperimen 1 yang diterapkan teknik peta pikiran adalah x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064 dan hasil signifikansi kelas eksperimen 2 yang diterapkan teknik peta pohon adalah x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,632 > 2,064). Selain itu, keduanya juga mendapat respons yang baik dari siswa seperti siswa dimudahkan untuk merencanakan dan menuangkan ide untuk menulis karangan argumentasi. Oleh karena itu, teknik mind map (peta pikiran) dan tree maps (peta pohon) dapat digunakan sebagai alternatif pada pembelajaran menulis karangan argumentasi.
2) Meskipun kedua teknik dinilai baik berdasarkan angket yang diisi oleh siswa, keduanya memiliki karakter yang berbeda. Mind mapping lebih dapat mengasah kreativitas siswa. Sementara itu, kelebihan mengenai terstruktur dan lebih meluas ke karakter tree maps. Teknik mind mapping
(44)
mengambilnya kembali ke luar otak dan bentuknya seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang sehingga lebih bersifat terbuka. Teknik tersebut menghasilkan pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Selanjutnya, tekknik tree maps adalah adalah salah satu bagian dari thinking maps yang merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak dan bentuknya seperti bagan ke bawah sehingga sifatnya lebih terstruktur. Dengan demikian, penerapan teknik untuk pembelajaran bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa. 3) Sebelum penelitan, masalah umum yang ditangkap oleh peneliti adalah
siswa lebih tertarik untuk menulis karangan narasi dan deskripsi dibandingkan dengan menulis karangan argumentasi. Selain itu, banyak siswa sependapat bahwa menulis karangan argumentasi itu sulit. Sebagai contoh, mereka kesulitan untuk menemukan dan menuangkan ide. Karena peneliti hanya mengetahui hal tersebut tersebut, peneliti fokus kepada mengatasi masalh itu. Peneliti baru menyadari bahwa masih banyak siswa yang tidak memahami kalimat efektif dan EYD yang baik dan benar. Oleh krena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya atau peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian ini agar tidak hanya fokus kepada hal menata dan mengembangkan ide saja tetapi juga memperhatikan ke aspek lain seperti penguasaan kalimat efektif, ejaan, dan tanda baca.
4) Peneliti beberapa kali merubah rubrik untuk penilaian karangan argumentasi yang pernah dibuat sebelumnya. Hal tersebut disebabkan peneliti merasa ada aspek yang kurang tepat baik dari bobot mau pun keterkaitan dengan karangan argumentasi. Semakin rinci aspek dan bobotnya, semakin akurat nilai yang diberikan untuk siswa. Sebagai contoh, ada beberapa aspek yang dinilai, di antaranya kepaduan, dan fakta atau pembuktian. Karena inti pembelajaram adalah menulis karangan argumentasi, aspek yang bobotnya lebih tinggi adalah fakta atau pembuktian kepada pembaca. Dengan demikian, untuk peneliti
(45)
selanjutnya, peneliti menyarankan agar lebih teliti dalam menggunakan atau merumuskan aspek format penilaian karangan argumentasi beserta bobotnya karena hal itu juga penting.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, dan Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Bandung Utama.
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya Remaja.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map Cetakan Kesebelas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Deporter, Bobby. 2009. Quantum Writer Menulis dengan Mudah, Fun, dan Hasil
Memuaskan. Bandung: Kaifa.
Deporter, Bobby, dkk. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Deporter dan Hernacki. 2005. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.
Esther. 2010. The Tree Map. [online]: Tersedia: http://em-howchildrenlearntoread.blogspot.com. [24 Mei 2013].
Finoza, L. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.
Hilal, Ru’yatul 2012. Penggunaan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Poster. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hyerle dan Alper. 2012. Thinking Maps Edisi Kedua. Jakarta: Indeks. Keraf, Gorys. 1989. Komposisi Cetakan Kedelapan. Ende: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III (Cetakan
Kedelapan Belas). Jakarta: Gramedia.
Khajar, Santi. 2011. Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran
(47)
X MAN 3 Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012). UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Kosasih, Engkos. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan untuk Sekolah Atas dan
Kejuruan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Mahmuddin. 2009. Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran Mind Mapping. [online]: Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping. [24 Mei 2013].
Nuraeni, Rina. 2012. Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD
Tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf Siswa SMA.
UPI: Bandung: tidak diterbitkan.
Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Parera, Jos. 1982. Belajar Mengemukakan Pendapat (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga.
Priyanti. 2007. Penerapan Teknik Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) dalam
Pembelajaran Menulis Resensi Novel untuk Meningkatkan Keterampilan Reproduktif Siswa (Peneliian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 22 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Rosyadi, A. Rahmat. 2008. Menjadi Penulis Profesional itu Mudah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rusyana. 1986. Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Rusyana. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang. Semi. 1995. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Mugantara.
Soedjito dan Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remadja Karya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suparno dan Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
(48)
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Wycoff, Joyce. 2005 Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Jakarta: Kaifa.
Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori hingga Praktik (Penawar Racun
(1)
183
teknik mind mapping) dan XE (kelas yang menggunakan teknik tree
maps).
4) Respons siswa kelas eksperimen 1 terhadap teknik peta pikiran adalah baik baik. Sebagai contoh, hampir seluruhnya (96%) siswa kelas eksperimen tersebut sepakat serpendapat bahwa teknik peta pikiran dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
5) Respons siswa kelas eksperimen 2 terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan teknik peta pohon adalah baik. Seluruh (100%) siswa sependapat bahwa teknik peta pohon dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat penulis uraikan sebagai berikut.
1) Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir dari masing-masing teknik (hasil dari signifikansi kelas eksperimen 1 yang diterapkan teknik peta pikiran adalah x2 (thitung) >
x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064 dan hasil signifikansi kelas eksperimen 2
yang diterapkan teknik peta pohon adalah x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena
17,632 > 2,064). Selain itu, keduanya juga mendapat respons yang baik dari siswa seperti siswa dimudahkan untuk merencanakan dan menuangkan ide untuk menulis karangan argumentasi. Oleh karena itu, teknik mind map (peta pikiran) dan tree maps (peta pohon) dapat digunakan sebagai alternatif pada pembelajaran menulis karangan argumentasi.
2) Meskipun kedua teknik dinilai baik berdasarkan angket yang diisi oleh siswa, keduanya memiliki karakter yang berbeda. Mind mapping lebih dapat mengasah kreativitas siswa. Sementara itu, kelebihan mengenai terstruktur dan lebih meluas ke karakter tree maps. Teknik mind mapping adalah cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
(2)
184
mengambilnya kembali ke luar otak dan bentuknya seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang sehingga lebih bersifat terbuka. Teknik tersebut menghasilkan pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Selanjutnya, tekknik tree maps adalah adalah salah satu bagian dari thinking maps yang merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak dan bentuknya seperti bagan ke bawah sehingga sifatnya lebih terstruktur. Dengan demikian, penerapan teknik untuk pembelajaran bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa. 3) Sebelum penelitan, masalah umum yang ditangkap oleh peneliti adalah
siswa lebih tertarik untuk menulis karangan narasi dan deskripsi dibandingkan dengan menulis karangan argumentasi. Selain itu, banyak siswa sependapat bahwa menulis karangan argumentasi itu sulit. Sebagai contoh, mereka kesulitan untuk menemukan dan menuangkan ide. Karena peneliti hanya mengetahui hal tersebut tersebut, peneliti fokus kepada mengatasi masalh itu. Peneliti baru menyadari bahwa masih banyak siswa yang tidak memahami kalimat efektif dan EYD yang baik dan benar. Oleh krena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya atau peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian ini agar tidak hanya fokus kepada hal menata dan mengembangkan ide saja tetapi juga memperhatikan ke aspek lain seperti penguasaan kalimat efektif, ejaan, dan tanda baca.
4) Peneliti beberapa kali merubah rubrik untuk penilaian karangan argumentasi yang pernah dibuat sebelumnya. Hal tersebut disebabkan peneliti merasa ada aspek yang kurang tepat baik dari bobot mau pun keterkaitan dengan karangan argumentasi. Semakin rinci aspek dan bobotnya, semakin akurat nilai yang diberikan untuk siswa. Sebagai contoh, ada beberapa aspek yang dinilai, di antaranya kepaduan, dan fakta atau pembuktian. Karena inti pembelajaram adalah menulis karangan argumentasi, aspek yang bobotnya lebih tinggi adalah fakta atau pembuktian kepada pembaca. Dengan demikian, untuk peneliti
(3)
185
selanjutnya, peneliti menyarankan agar lebih teliti dalam menggunakan atau merumuskan aspek format penilaian karangan argumentasi beserta bobotnya karena hal itu juga penting.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, dan Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Bandung Utama.
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya Remaja.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map Cetakan Kesebelas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Deporter, Bobby. 2009. Quantum Writer Menulis dengan Mudah, Fun, dan Hasil
Memuaskan. Bandung: Kaifa.
Deporter, Bobby, dkk. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Deporter dan Hernacki. 2005. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.
Esther. 2010. The Tree Map. [online]: Tersedia: http://em-howchildrenlearntoread.blogspot.com. [24 Mei 2013].
Finoza, L. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.
Hilal, Ru’yatul 2012. Penggunaan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Poster. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hyerle dan Alper. 2012. Thinking Maps Edisi Kedua. Jakarta: Indeks. Keraf, Gorys. 1989. Komposisi Cetakan Kedelapan. Ende: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III (Cetakan
Kedelapan Belas). Jakarta: Gramedia.
Khajar, Santi. 2011. Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran
(5)
xiii
X MAN 3 Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012). UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Kosasih, Engkos. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan untuk Sekolah Atas dan
Kejuruan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Mahmuddin. 2009. Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran Mind Mapping. [online]: Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping. [24 Mei 2013].
Nuraeni, Rina. 2012. Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD
Tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf Siswa SMA.
UPI: Bandung: tidak diterbitkan.
Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Parera, Jos. 1982. Belajar Mengemukakan Pendapat (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga.
Priyanti. 2007. Penerapan Teknik Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) dalam
Pembelajaran Menulis Resensi Novel untuk Meningkatkan Keterampilan Reproduktif Siswa (Peneliian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 22 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Rosyadi, A. Rahmat. 2008. Menjadi Penulis Profesional itu Mudah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rusyana. 1986. Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Rusyana. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang. Semi. 1995. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Mugantara.
Soedjito dan Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remadja Karya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suparno dan Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syamsuddin. 1994. Dari Ide-Bacaan-Simakan Menuju Menulis Efektif. Bandung: Siliwangi.
(6)
xiv
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Wycoff, Joyce. 2005 Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Jakarta: Kaifa.
Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori hingga Praktik (Penawar Racun