Rancangan Awal RKPD 2018 – Bahan sosialisasi publik

(1)

IV -1

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2018

4.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Jangka Menengah

Tahun 2018 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018. Perencanaan pembangunan daerah tahun 2018 dituangkan dalam RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018. Visi pembangunan daerah Jawa Tengah dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 yaitu:

MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI

Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi

Makna yang termuat dalam visi pembangunan Jawa Tengah jangka menengah tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Sejahtera

Kondisi sejahtera menunjukkan kemakmuran suatu masyarakat, yaitu masyarakat yang terpenuhi hak sosial dasar seperti akses pada pelayanan dasar mencakup pangan, kesehatan, pendidikan, penciptaan dan perluasan lapangan kerja, akses aman air minum, rumah layak huni, perlindungan masyarakat dan kesejahteraan sosial; peningkatan hubungan sosial masyarakat, mempunyai akses terhadap informasi; tersedianya prasarana dan sarana pelayanan publik serta pendukung perekonomian yang memadai dan terpelihara dengan baik mencakup jalan dan jembatan.

Dalam pencapaian visi Jawa Tengah sejahtera maka upaya yang dilakukan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar, indeks kebahagiaan, dan masyarakat mudah bekerja, yang menyangkut pangan, kesehatan, pendidikan, penciptaan dan perluasan lapangan kerja, akses aman air minum, rumah layak huni, perlindungan masyarakat dan kesejahteraan sosial, hubungan sosial masyarakat, dan akses terhadap informasi.

Pemenuhan kebutuhan dasar rakyat bersifat dinamis, dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan sesuai dengan aspirasi dan tuntutan yang berkembang di masyarakat. Untuk itu prasarana dan sarana, supra dan infrastruktur dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat baik secara fisik maupun non-fisik serta sosial dan politik harus secara terus menerus mengikuti dinamika perubahan, serta dibuka ruang yang seluas-luasnya untuk mencapai kemajuan dan perkembangan bagi kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.


(2)

IV -2

b. Berdikari

Berdikari merupakan tindakan yang didasarkan pada kekuatan sendiri atau berposisi berdiri di atas kaki sendiri. Artinya membangun Jawa Tengah berdasarkan kekuatan yang ada di Jawa Tengah dan mengekplorasi seluruh potensi yang dapat digunakan, baik di Jawa Tengah, Nasional, maupun Internasional. Untuk laku kerjanya, berdaulat dalam kemitraan dengan para pihak, menjadi sendi gerak kerja bersama yang saling menghormati.

Berdikari dalam membangun ekonomi Jawa Tengah dilakukan berdasarkan kekuatan yang ada melalui eksplorasi seluruh potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat dan mencapai daya saing yang kompetitif utamanya menuju kedaulatan pangan dan kedaulatan energi.

Dalam upaya pencapaian visi Jawa Tengah berdikari yang difokuskan pada pangan dan energi dilakukan melalui eksplorasi seluruh potensi IPTEK, kearifan lokal, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, SDM dan kerjasama; serta peningkatan keterampilan, pengetahuan, peluang dan pengembangan diri masyarakat.

Untuk mewujudkan Jawa Tengah Berdikari, tiga hal yang perlu dilakukan, yaitu:

1) Membangun berdasarkan kekuatan dan sumber daya yang ada di Jawa Tengah, agar terhindar dari jebakan ketergantungan dengan pihak eksternal;

2) Mengekplorasi seluruh potensi baik ilmu dan pengetahuan, teknologi, kearifan lokal, sumber daya alam dan lingkungan, serta SDM Jawa Tengah dimanapun bermukim, untuk mendukung dan meningkatkan kekuatan sendiri;

3) Melakukan kerjasama dengan para pihak, dalam dan luar negeri, secara berdaulat, saling menghormati dan menguntungkan dalam jangka pendek maupun panjang.

Pada era globalisasi, bidang-bidang terkait komunikasi dan informatika, perdagangan, jasa produksi, teknologi, hiburan, transportasi, pariwisata dan tenaga kerja tidak lagi terhalangi oleh jarak dan batas-batas wilayah administrasi. Berdikari harus tetap dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tidak mengingkari realitas globalisasi atau mengisolasi diri dan menutup peluang kerjasama dengan berbagai pihak di Indonesia dan dunia.

Potensi Jawa Tengah lainnya adalah rakyat Jawa Tengah yang tersebar di berbagai pelosok tanah air dan penjuru dunia sebagai promotor dalam mencari mitra kerjasama strategis di bidang


(3)

IV -3

perdagangan, jasa, produksi, pariwisata, tenaga kerja, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun bidang terkait lainnya.

Prinsip Berdikari adalah membuka ruang bagi seluruh rakyat Jawa Tengah untuk dapat mengakses dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan penentuan arah pembangunan. Selain itu juga memfasilitasi akses rakyat terutama rakyat kecil untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya dengan prinsip sesuai kebutuhan, berkelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup, serta menyediakan ruang publik untuk mempromosikan temuan, karya dan produk rakyat. Hal ini merupakan upaya untuk mengubah ketidakberdayaan rakyat hingga mampu berdiri di atas kaki sendiri, bukan memberikan ikan tetapi memberikan “kail dan jala”. Dengan kata lain memberikan pengetahuan, keterampilan, dan peluang untuk pengembangan diri masyarakat secara maksimal sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan potensi bagi pemenuhan kebutuhan produksi, jasa, maupun potensi ekonomi yang ada di lingkungan masyarakat.

Selain itu berdikari dapat diartikan sebagai suatu kondisi terbentuknya daerah yang mampu mengelola segenap potensi ekonomi, politik, sosial, budaya melalui kerjasama dan sinergitas. Prinsip ini ditunjukkan dengan tercapainya daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat; terbangunnya jaringan sarana dan prasarana pembangunan, pemerintahan dan pelayanan yang merata yang berdampak pada berkurangnya kesenjangan antar wilayah, pembangunan perdesaan dan daerah perkotaan yang bersinergi; optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset daerah dan sumber-sumber keuangan lainnya bagi kepentingan pembangunan; dan meningkatnya investasi dalam pembangunan yang didukung kondusivitas politik daerah.

Berdikari hanya akan dicapai dengan sistem dan tata kelola pemerintahan yang mampu memproteksi daerahnya dari intervensi pihak luar yang merugikan rakyat Jawa Tengah, membuka ruang seluas-luasnya bagi rakyat terutama rakyat kecil untuk dapat mengakses aset Jawa Tengah, memberikan jaminan kepada rakyat terutama rakyat kecil untuk terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan pembangunan Jawa Tengah. Sistem tata kelola yang demikian membutuhkan aparatur pemerintah yang mempunyai sikap, tindakan, dan perilaku sebagai pelayan masyarakat yang dilandasi semangat dan nilai keutamaan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.

Sehingga makna utuh dari Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” yaitu merupakan instrumen untuk menciptakan nilai-nilai kesejahteraan yang setara bagi segenap komponen masyarakat Jawa Tengah dan mewujudkan


(4)

IV -4

kondisi Jawa Tengah yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya, yang dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, dengan dilandasi semangat dan nilai keutamaan “Mboten Korupsi, Mboten

Ngapusi”.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh 7 (tujuh) misi pembangunan daerah, yaitu:

1.Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan;

2.Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggu-langi Kemiskinan dan Pengangguran;

3.Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”; 4.Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan

Persatuan dan Kesatuan;

5.Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak; 6.Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan

Dasar Masyarakat;

7.Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan.

Guna mewujudkan visi dan misi pembangunan tersebut, maka pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 memiliki tujuan, sasaran, dan arah kebijakan yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan

Tujuan: Memberikan haluan pada 6 (enam) misi yang lain dalam pengamalan ajaran Tri Sakti Bung Karno.

Sasaran:

a. Meningkatnya demokratisasi, kesejahteraan dan nilai-nilai budaya berbasis ajaran Trisakti Bung Karno;

b. Terjaminnya kedaulatan pangan melalui ketersediaan (produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal;

c. Terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal; d. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat;

e. Meningkatnya pemahaman masyarakat atas budaya Jawa.

Arah Kebijakan: Mewujudkan reformasi birokrasi, meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan etika dan budaya politik


(5)

IV -5

masyarakat, memperkuat ekonomi kerakyatan dan membangun budaya gotong royong sebagai nilai-nilai dasar Trisakti Bung Karno. 2. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan,

Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran Tujuan:

a. Menurunkan jumlah penduduk miskin; b. Menurunkan jumlah penganggur;

c. Mewujudkan Desa Mandiri/Berdikari melalui Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi;

d. Mengembangkan Koperasi dan UMKM;

e. Meningkatkan kelembagaan ekonomi pedesaan;

f. Meningkatkan produk berkualitas ekspor dan penggunaan produk dalam negeri;

g. Meningkatkan iklim dan pengembangan investasi; h. Mewujudkan pembangunan yang berkeadilan;

i. Meningkatkan pencegahan permasalahan sosial dan pemerataan akses pelayanan bagi PMKS.

Sasaran :

a. Menurunnya angka kemiskinan;

b. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka;

c. Terjaminnya kedaulatan pangan melalui ketersediaan (produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal;

d. Terjaminnya ketersediaan energi dengan potensi lokal;

e. Meningkatnya jumlah dan kualitas daya saing dan produktivitas Koperasi dan UMKM;

f. Meningkatnya kelembagaan ekonomi pedesaan;

g. Meningkatnya kualitas produk unggulan orientasi ekspor dan pengendalian impor non migas;

h. Meningkatnya realisasi investasi;

i. Meningkatnya keadilan gender dan perlindungan anak;

j. Meningkatnya kualitas hidup serta perlindungan terhadap perempuan dan anak termasuk anak berkebutuhan khusus;

k. Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan dan kesetaraan penyelenggaraan pendidikan;

l. Meningkatnya kualitas dan keterampilan masyarakat;

m.Meningkatnya upaya pencegahan permasalahan sosial dan aksesibilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi yang berperspektif HAM.

Arah Kebijakan :

a. Mengurangi penduduk miskin diprioritaskan pada kepala rumah tangga miskin tidak produktif dan produktif dengan tingkat


(6)

IV -6

kemiskinan tinggi, melalui pola pendampingan charity program dari pemerintah serta pola pemberdayaan dan pengembangan UMKM; b. Penguatan basis data perencanaan dan sistem informasi terpadu

untuk penanggulangan kemiskinan;

c. Optimalisasi pemasaran pariwisata, peningkatan peran serta masyarakat dan pengembangan destinasi wisata;

d. Memprioritaskan pendidikan kejuruan dan keterampilan SDM berbasis kompetensi;

e. Mengembangkan kondusivitas hubungan industrial dan kesejahteraan tenaga kerja;

f. Optimalisasi penerapan Sapta Usaha Tani didukung pemanfaatan teknologi dan modernisasi alat mesin pertanian berwawasan lingkungan serta mendorong penggunaan pupuk organik;

g. Mengembangkan regulasi ketahanan pangan/kedaulatan pangan termasuk alih fungsi lahan pertanian utamanya LP2B dan reformasi agraria dalam rangka mempertahankan produksi dan produktifitas pertanian;

h. Meningkatkan ketersediaan, distribusi, keterjangkauan, kualitas, keamanan pangan berbasis sumber daya lokal dan penanganan rawan pangan serta penyediaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat;

i. Meningkatkan pemanfaatan potensi panas bumi dan energi alternatif dengan penggunaan pilihan teknologi sederhana, tepat guna dan ramah lingkungan;

j. Meningkatkan pembangunan jaringan listrik perdesaan; k. Meningkatkan budaya hemat energi;

l. Mengembangkan wirausaha baru diarahkan pada usaha kreatif bernilai tambah tinggi;

m.Meningkatkan kapasitas dan produktivitas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) diarahkan pada fasilitas akses modal kerja, pembimbingan teknis dan pendampingan manajerial berbasis sumber daya lokal;

n. Optimalisasi kelembagaan ekonomi perdesaan;

o. Optimalisasi pengembangan akses dan informasi pasar melalui perkuatan jejaring sentra dan klaster;

p. Peningkatan kualitas, keberagaman, produktivitas, dan promosi serta mendorong penerapan standar mutu produk lokal;

q. Membangun kesadaran bersama untuk mengutamakan penggunaan produk dalam negeri;

r. Mendorong terciptanya iklim penanaman modal yang berdaya saing, kondusif dan responsif terhadap perubahan kebijakan nasional dan global;

s. Mendorong percepatan implementasi PUG dan PUHA;

t. Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak;


(7)

IV -7

u. Meningkatkan kualitas pelayanan penanganan kasus kekerasan berbasis gender, anak dan trafficking;

v. Meningkatkan upaya pencegahan, penanganan dan pengurangan risiko terjadinya kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran terhadap perempuan dan anak;

w. Meningkatkan jangkauan layanan pendidikan dengan pemberian Bantuan Siswa Miskin pada jenjang pendidikan khusus dan pendidikan menengah;

x. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik; y. Meningkatkan keterampilan dan kewirausahaan pemuda; z. Pengembangan dan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa);

aa.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana panti rehabilitasi sosial serta Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten

Ngapusi

Tujuan :

a. Menciptakan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang kompeten, profesional, tersertifikasi, berintegritas, dan berorientasi pada pelayanan prima;

b. Menciptakan sistem birokrasi yang transparan dan akuntabel; c. Melaksanakan penegakan hukum.

Sasaran :

a. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi aparatur yang tersertifikasi dan berintegritas serta sistem pola karier yang jelas; b. Meningkatnya cakupan layanan pengukuran Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah; c. Meningkatnya cakupan layanan pengukuran ISO terhadap unit

pelayanan publik;

d. Terwujudnya kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP); e. Terwujudnya tertib administrasi kependudukan;

f. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

g. Meningkatnya kualitas penyusunan laporan keuangan pemerintahan daerah sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual;

h. Tercapainya laporan keuangan daerah dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian;

i. Terwujudnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

j. Terwujudnya peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP);


(8)

IV -8

k. Terwujudnya penegakan dan harmonisasi produk hukum yang mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Arah Kebijakan :

a. Mengembangkan sumber daya aparatur yang berintegritas, netral, kompeten dan/atau tersertifikasi, kapabel, berkinerja tinggi, sejahtera dan sistem pembinaan karier yang terbuka;

b. Memprioritaskan perubahan cara pandang dan perilaku dari birokrat menjadi pelayan publik;

c. Meningkatkan sarana penanganan pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi;

d. Meningkatkan kualitas pelayanan berupa kecepatan, kemudahan dan kepastian serta transparansi proses perijinan;

e. Meningkatkan investasi pada seluruh kabupaten/kota;

f. Meningkatkan pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil;

g. Mengimplementasikan aksi PPK yang difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan penganggaran, serta transparansi pengadaan barang/jasa pemerintah;

h. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi pemberdayaan aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

i. Mendorong terciptanya BUMD yang sehat, berdaya saing tinggi, dan menghasilkan profit serta bersinergi dengan SKPD terkait;

j. Meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan daerah yang handal;

k. Meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi APIP;

l. Menerapkan sistem tata kerja birokrasi berbasis teknologi informasi; m.Mengoptimalisasikan proses penyusunan peraturan

perundang-undangan di daerah;

n. Penanganan pelanggar peraturan daerah melalui tindakan-tindakan preventif dan represif.

4. Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan

Tujuan :

a. Menurunkan potensi konflik antar kelompok masyarakat, suku dan agama;

b. Memperkuat Pancasila sebagai dasar negara dan 3 pilar kebangsaan dalam budaya dan jati diri masyarakat;


(9)

IV -9

d. Mewujudkan budaya Jawa Tengah yang semakin berkembang pada semua aspek kehidupan.

Sasaran :

a. Tertanganinya kejadian konflik antar kelompok masyarakat, suku dan agama;

b. Meningkatnya peran kelembagaan sosial masyarakat dalam menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya dan jati diri bangsa; c. Meningkatnya upaya revolusi mental dan jiwa kebhinekaan guna

membangun karakter bangsa;

d. Menguatnya semangat kebangsaan, persatuan dan jiwa patriotik; e. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat;

f. Meningkatnya peran partai politik dan organisasi masyarakat dalam proses demokrasi;

g. Meningkatnya pemahaman masyarakat atas budaya Jawa;

h. Meningkatnya sikap dan perilaku masyarakat yang dijiwai oleh keluhuran budaya Jawa;

i. Meningkatnya pelaksanaan tradisi budaya Jawa dalam kehidupan masyarakat.

Arah Kebijakan :

a. Meningkatkan peran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas Intelejen Daerah (Kominda), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) terutama pada wilayah yang rawan konflik;

b. Meningkatkan wawasan kebangsaan bagi masyarakat di lingkungan pendidikan formal maupun non formal;

c. Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat dalam olahraga; d. Meningkatkan fasilitas dukungan sarpras keolahragaan guna

menunjang prestasi olahraga;

e. Meningkatkan partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan;

f. Meningkatkan pendidikan politik masyarakat terutama kelompok pemilih pemula dan masyarakat berpendidikan rendah;

g. Meningkatkan kapasitas kader partai politik dan relawan Ormas yang terdaftar;

h. Meningkatkan pendidikan karakter dan budaya sejak dini; i. Meningkatkan pelestarian dan pengembangan seni dan budaya. 5. Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan

dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak

Tujuan :

a. Meningkatkan peran masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;


(10)

IV -10

b. Meningkatkan kesesuaian program pembangunan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami masyarakat.

Sasaran :

a. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

b. Berkurangnya kesenjangan pembangunan antar wilayah;

c. Meningkatnya ketepatan waktu dan mutu pelaksanaan pembangunan daerah.

Arah Kebijakan :

a. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan melalui forum rembug;

b. Mempublikasikan kebijakan dan hasil pembangunan melalui media massa;

c. Meningkatkan partisipasi aktif anak dalam pembangunan yang responsif anak;

d. Meningkatkan keterlibatan aktif masyarakat, dalam forum perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan;

e. Peningkatan pemanfaatan hasil penelitian perguruan tinggi.

6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat

Tujuan :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

b. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan;

c. Meningkatkan budaya baca masyarakat;

d. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman;

e. Meningkatkan penanganan infrastruktur pertanian dalam arti luas. Sasaran :

a. Menurunnya angka kematian dan angka kesakitan;

b. Menurunnya Drop Out (DO) KB dan Unmet Need serta meningkatnya peserta KB aktif/Contraceptive Prevalence Rate (CPR);

c. Meningkatnya kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan; d. Meningkatnya kualitas pendidikan;

e. Meningkatnya budaya baca masyarakat;

f. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan akses aman air minum, sanitasi, perumahan layak huni;

g. Meningkatnya kinerja layanan jaringan irigasi dan ketersediaan air baku serta partisipasi masyarakat.

Arah Kebijakan :

a. Meningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan melalui pemenuhan prasarana sarana pelayanan kesehatan


(11)

IV -11

dasar dan rujukan, serta pemerataan tenaga kesehatan dan non kesehatan, serta peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi; b. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana

pendidikan jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus; c. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada

jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus;

d. Meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas, serta partisipasi swasta dalam penyelenggaraan pendidikan;

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana perpustakaan;

f. Meningkatkan kualitas dan kapasitas prasarana sarana serta sistem penyediaan akses aman air minum dan sanitasi (SPAM dan TPA Regional);

g. Meningkatkan kualitas Rumah Tidak Layak Huni pada masyarakat berpenghasilan rendah/miskin;

h. Meningkatkan kualitas dan kapasitas prasarana dan sarana jaringan irigasi serta pengembangan tampungan air baku secara berkelanjutan;

i. Meningkatkan kerjasama dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipasi, penyediaan akses aman air minum dan sanitasi serta air baku berbasis pemberdayaan.

7. Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Tujuan :

a. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dan pelayanan transportasi;

b. Meningkatkan kualitas dan kapasitas infrastruktur komunikasi; c. Menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan; d. Meningkatkan ketangguhan dalam penanggulangan bencana.

Sasaran :

a. Meningkatnya kinerja penanganan jalan dan jembatan;

b. Meningkatnya ketersediaan dan kondisi moda serta keselamatan transportasi;

c. Meningkatnya penanganan banjir dan rob serta pantai kritis di muara sungai;

d. Meningkatnya kondisi dan ketersediaan infrastruktur dan transportasi strategis dan peran serta masyarakat;

e. Meningkatnya cakupan masyarakat pengguna sarana teknologi komunikasi dan informasi;

f. Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan;

g. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.


(12)

IV -12

a. Meningkatkan struktur, pelebaran, rehabilitasi dan pemeliharaan berkala serta menjaga kondisi baik jalan dan jembatan, dengan mengupayakan peningkatan kecepatan penanganan kerusakan jalandan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan untuk menuju jalan bebas lubang;

b. Meningkatkan penuntasan penanganan secara bertahap dan terarah pada ruas jalan dan jembatan utamanya untuk mendukung pembangunan sosial, ekonomi dan pengembangan wilayah (ruas perbatasan provinsi, akses wisata, akses penghubung Pantura-Pansela, pembangunan perkotaan dan perdesaan, alternatif jalan nasional dan akses langsung jalan arteri, daerah rawan bencana dan strategis lainnya);

c. Meningkatkan ketersediaan peralatan yang mendukung pemeliharaan jalan dan SDM teknis kebinamargaan; pengembangan sistem informasi manajemen dan publik menyesuaikan perkembangan teknologi dan struktur konstruksi jalan; meningkatkan fungsi perencanaan, pengawasan dan monitoring evaluasi serta mempersiapkan rencana penanganan infrastruktur strategis diantaranya rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang dan pengembangan akses menuju kawasan wisata unggulan;

d. Meningkatkan penataan sistem transportasi antar moda, pengembangan angkutan massal (mass rapid transport) di wilayah perkotaan, perluasan jangkauan pelayanan transportasi di perdesaan serta peningkatan keselamatan lalu lintas secara komprehensif dan terpadu bersama dengan Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/ Kota;

e. Meningkatkan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana sarana pengendalian banjir dan pantai kritis di muara sungai utamanya pada Wilayah Sungai Bodri Kuto dan Pemali Comal;

f. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan fasilitasi dalam pengembangan, penyediaan dan penanganan infrastruktur strategis utamanya kewenangan pemerintah dan kabupaten/kota (jalan tol, jalan strategis pendukung perekonomian, waduk/embung, irigasi, pengendalian daya rusak air); transportasi (bandar udara, pelabuhan, terminal, kereta api dan ASDP); pengembangan infrastruktur lintas kabupaten/kota dan penanganan rob utamanya di wilayah Pantura;

g. Meningkatkan upaya dukungan pembiayaan dan penanganan dari Pemerintah dan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Public Private

Partnership), Corporate Social Responsibility (CSR) serta

mengupayakan dukungan Pemerintah Provinsi dalam peningkatan kondisi infrastruktur kabupaten/kota dan desa;


(13)

IV -13

h. Meningkatkan pengendalian pembangunan infrastruktur dengan meminimalkan pemanfaatan LP2B, kawasan resapan air, dan pengurangan emisi GRK;

i. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung pemerintahan yang akuntabel dan transparan;

j. Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; k. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pihak terhadap

fungsi dan manfaat penataan ruang sebagai langkah awal sebelum penerapan sanksi atas penegakan Perda;

l. Meningkatkan pengelolaan dan sebaran RTH;

m.Meningkatkan penanganan lahan kritis dan kerusakan wilayah pesisir dengan melibatkan peran aktif masyarakat;

n. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

o. Meningkatkan kapasitas manajemen penanggulangan bencana (mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi).


(14)

IV -14

Tabel 4.1.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018

Visi : Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”

No Misi Tujuan Sasaran Arah Kebijakan

1 Membangun Jawa Tengah

berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di

Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan

Memberikan haluan pada 6 (enam) misi yang lain dalam

pengamalan ajaran Tri Sakti Bung Karno

a. Meningkatnya demokratisasi,

kesejahteraan dan nilai-nilai budaya berbasis ajaran Trisakti Bung Karno;

b. Terjaminnya kedaulatan pangan

melalui ketersediaan (produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal;

c. Terjaminnya ketersediaan energi

dengan potensi lokal;

d. Meningkatnya partisipasi politik

masyarakat;

e. Meningkatnya pemahaman

masyarakat atas budaya Jawa.

Mewujudkan reformasi birokrasi, meningkatkan pelayanan publik,

mengembangkan etika dan budaya politik masyarakat, memperkuat ekonomi

kerakyatan dan membangun budaya gotong royong sebagai nilai - nilai dasar Trisakti Bung Karno.

2 Mewujudkan

Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan,

Menanggulangi

a. Menurunkan jumlah

penduduk miskin;

b. Menurunkan jumlah

penganggur;

a. Menurunnya angka kemiskinan;

b. Menurunnya Tingkat Pengangguran

Terbuka;

c. Terjaminnya kedaulatan pangan

a. Mengurangi penduduk

miskin diprioritaskan pada kepala rumah tangga miskin tidak produktif dan


(15)

IV -15

Kemiskinan dan

Pengangguran c. Mewujudkan Desa Mandiri/ Berdikari melalui Kedaulatan

Pangan dan Kedaulatan Energi;

d. Mengembangkan Koperasi dan

UMKM;

e. Meningkatkan kelembagaan

ekonomi pedesaan;

f. Meningkatkan produk

berkualitas ekspor dan penggunaan produk dalam negeri;

g. Meningkatkan iklim dan

pengembangan investasi;

h. Mewujudkan pembangunan

yang berkeadilan;

i. Meningkatkan pencegahan

permasalahan sosial dan pemerataan akses pelayanan bagi PMKS.

melalui ketersediaan (produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal;

d. Terjaminnya ketersediaan energi

dengan potensi lokal;

e. Meningkatnya jumlah dan kualitas

daya saing dan produktivitas Koperasi dan UMKM;

f. Meningkatnya kelembagaan

ekonomi pedesaan;

g. Meningkatnya kualitas produk

unggulan orientasi ekspor dan pengendalian impor non migas;

h. Meningkatnya realisasi investasi;

i. Meningkatnya keadilan gender dan

perlindungan anak;

j. Meningkatnya kualitas hidup serta

perlindungan terhadap perempuan dan anak termasuk anak

berkebutuhan khusus;

k. Meningkatnya ketersediaan,

keterjangkauan dan kesetaraan penyelenggaraan pendidikan;

l. Meningkatnya kualitas dan

produktif dengan tingkat kemiskinan tinggi, melalui

pola pendampingan charity

program dari pemerintah serta pola pemberdayaan dan pengembangan UMKM;

b. Penguatan basis data

perencanaan dan sistem informasi terpadu untuk penanggulangan

kemiskinan;

c. Optimalisasi pemasaran

pariwisata, peningkatan peran serta masyarakat dan pengembangan destinasi wisata;

d. Memprioritaskan

pendidikan kejuruan dan keterampilan SDM berbasis kompetensi;

e. Mengembangkan

kondusivitas hubungan industrial dan

kesejahteraan tenaga kerja;

f. Optimalisasi penerapan

Sapta Usaha Tani didukung pemanfaatan teknologi dan


(16)

IV -16

keterampilan masyarakat;

m. Meningkatnya upaya pencegahan

permasalahan sosial dan aksesibilitas PMKS dalam memperoleh pelayanan dan rehabilitasi yang berperspektif HAM.

modernisasi alat mesin pertanian berwawasan lingkungan serta

mendorong penggunaan pupuk organik;

g. Mengembangkan regulasi

ketahanan pangan/ kedaulatan pangan

termasuk alih fungsi lahan utamanya LP2B dan

reformasi agraria dalam rangka mempertahankan produksi dan produktifitas pertanian;

h. Meningkatkan ketersediaan,

distribusi, keterjangkauan, kualitas, keamanan pangan berbasis sumber daya lokal dan penanganan rawan pangan serta penyediaan cadangan pangan

pemerintah dan masyarakat;

i. Meningkatkan pemanfaatan

potensi panas bumi dan energi alternatif dengan penggunaan pilihan


(17)

IV -17

teknologi sederhana, tepat guna dan ramah

lingkungan;

j. Meningkatkan

pembangunan jaringan listrik perdesaan;

k. Meningkatkan budaya

hemat energi;

l. Mengembangkan wirausaha

baru diarahkan pada usaha kreatif bernilai tambah tinggi;

m. Meningkatkan kapasitas

dan produktivitas Koperasi Usaha Mikro Kecil

Menengah (KUMKM) diarahkan pada fasilitas akses modal kerja,

pembimbingan teknis dan pendampingan manajerial berbasis sumber daya lokal;

n. Optimalisasi kelembagaan

ekonomi perdesaan;

o. Optimalisasi pengembangan

akses dan informasi pasar melalui perkuatan jejaring sentra dan klaster;


(18)

IV -18

p. Peningkatan kualitas,

keberagaman, produktivitas, dan promosi serta

mendorong penerapan standar mutu produk lokal;

q. Membangun kesadaran

bersama untuk

mengutamakan penggunaan produk dalam negeri;

r. Mendorong terciptanya

iklim penanaman modal yang berdaya saing, kondusif dan responsif terhadap perubahan kebijakan nasional dan global;

s. Mendorong percepatan

implementasi PUG dan PUHA;

t. Meningkatkan kualitas

hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak;

u. Meningkatkan kualitas

pelayanan penanganan kasus kekerasan berbasis


(19)

IV -19

v. Meningkatkan upaya

pencegahan, penanganan dan pengurangan risiko terjadinya kekerasan,

eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran terhadap perempuan dan anak;

w. Meningkatkan jangkauan

layanan pendidikan dengan pemberian Bantuan Siswa Miskin pada jenjang pendidikan khusus dan pendidikan menengah;

x. Meningkatkan kompetensi

dan kesejahteraan pendidik;

y. Meningkatkan keterampilan

dan kewirausahaan pemuda;

z. Pengembangan dan

penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa);

aa.Meningkatkan kualitas dan

kuantitas sarana dan

prasarana panti rehabilitasi sosial serta Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial


(20)

IV -20

3 Mewujudkan

Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi

a. Menciptakan penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang kompeten, profesional, tersertifikasi, berintegritas, dan berorientasi pada pelayanan prima;

b. Menciptakan sistem birokrasi

yang transparan dan akuntabel;

c. Melaksanakan penegakan

hukum.

a. Meningkatnya profesionalisme dan

kompetensi aparatur yang

tersertifikasi dan berintegritas serta sistem pola karier yang jelas;

b. Meningkatnya cakupan layanan

pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah;

c. Meningkatnya cakupan layanan

pengukuran ISO terhadap unit pelayanan publik;

d. Terwujudnya kelembagaan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);

e. Terwujudnya tertib administrasi

kependudukan;

f. Terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

g. Meningkatnya kualitas penyusunan

laporan keuangan pemerintahan daerah sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual;

h. Tercapainya laporan keuangan

daerah dengan opini Wajar Tanpa

a. Mengembangkan sumber

daya aparatur yang berintegritas, netral, kompeten dan/atau tersertifikasi, kapabel, berkinerja tinggi, sejahtera dan sistem pembinaan karier yang terbuka;

b. Memprioritaskan perubahan

cara pandang dan perilaku dari birokrat menjadi pelayan publik;

c. Meningkatkan sarana

penanganan pengaduan masyarakat berbasis pada teknologi informasi;

d. Meningkatkan kualitas

pelayanan berupa

kecepatan, kemudahan dan kepastian serta

transparansi proses perijinan;

e. Meningkatkan investasi

pada seluruh kabupaten/kota;

f. Meningkatkan pengelolaan


(21)

IV -21

Pengecualian;

i. Terwujudnya Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah;

j. Meningkatnya kapabilitas Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP);

k. Terwujudnya penegakan dan

harmonisasi produk hukum yang mendorong pencapaian

akuntabilitas dan kondusivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

dan catatan sipil;

g. Mengimplementasikan aksi

PPK yang difokuskan pada peningkatan kemudahan berusaha, transparansi perencanaan dan penganggaran, serta transparansi pengadaan barang/jasa pemerintah;

h. Meningkatkan efektivitas

dan efisiensi penyelenggaraan

pemerintahan, pengelolaan keuangan, optimalisasi pemberdayaan aset daerah, serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

i. Mendorong terciptanya

BUMD yang sehat, berdaya saing tinggi, dan

menghasilkan profit serta bersinergi dengan SKPD terkait;

j. Meningkatkan manajemen

pengelolaan keuangan daerah yang handal;


(22)

IV -22

k. Meningkatkan kualitas tata

kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi APIP;

l. Menerapkan sistem tata

kerja birokrasi berbasis teknologi informasi;

m. Mengoptimalisasikan proses

penyusunan peraturan perundang-undangan di daerah;

n. Penanganan pelanggar

peraturan daerah melalui tindakan-tindakan preventif dan represif

4 Memperkuat Kelembagaan

Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan

a. Menurunkan potensi konflik

antar kelompok masyarakat, suku dan agama;

b. Memperkuat Pancasila sebagai

dasar negara dan 3 pilar

kebangsaan dalam budaya dan jati diri masyarakat;

c. Meningkatkan partisipasi

politik masyarakat;

d. Mewujudkan budaya Jawa

Tengah yang semakin berkembang pada semua aspek kehidupan.

a. Tertanganinya kejadian konflik

antar kelompok masyarakat, suku dan agama;

b. Meningkatnya peran kelembagaan

sosial masyarakat dalam menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya dan jati diri bangsa;

c. Meningkatnya upaya revolusi

mental dan jiwa kebhinekaan guna membangun karakter bangsa;

d. Menguatnya semangat kebangsaan,

persatuan dan jiwa patriotik;

a. Meningkatkan peran Forum

Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM),

Komunitas Intelejen Daerah (Kominda), Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum

Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) terutama pada wilayah yang rawan konflik;


(23)

IV -23

e. Meningkatnya partisipasi politik

masyarakat;

f. Meningkatnya peran partai politik

dan organisasi masyarakat dalam proses demokrasi;

g. Meningkatnya pemahaman

masyarakat atas budaya Jawa;

h. Meningkatnya sikap dan perilaku

masyarakat yang dijiwai oleh keluhuran budaya Jawa;

i. Meningkatnya pelaksanaan tradisi

budaya Jawa dalam kehidupan masyarakat.

b. Meningkatkan wawasan

kebangsaan bagi

masyarakat di lingkungan pendidikan formal maupun non formal;

c. Meningkatkan akses dan

partisipasi masyarakat dalam olahraga;

d. Meningkatkan fasilitas

dukungan sarpras keolahragaan guna menunjang prestasi olahraga;

e. Meningkatkan partisipasi

aktif pemuda dalam pembangunan;

f. Meningkatkan pendidikan

politik masyarakat terutama kelompok pemilih pemula dan masyarakat

berpendidikan rendah;

g. Meningkatkan kapasitas

kader partai politik dan relawan Ormas yang terdaftar;

h. Meningkatkan pendidikan


(24)

IV -24

dini;

i. Meningkatkan pelestarian

dan pengembangan seni dan budaya

5 Memperkuat Partisipasi

Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak

a. Meningkatkan peran

masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

b. Meningkatkan kesesuaian

program pembangunan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami masyarakat.

a. Meningkatnya keterlibatan

masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

b. Berkurangnya kesenjangan

pembangunan antar wilayah;

c. Meningkatnya ketepatan waktu dan

mutu pelaksanaan pembangunan daerah.

a. Meningkatkan keterlibatan

masyarakat dalam pengambilan keputusan

melalui forum rembug;

b. Mempublikasikan kebijakan

dan hasil pembangunan melalui media massa;

c. Meningkatkan partisipasi

aktif anak dalam pembangunan yang responsif anak;

d. Meningkatkan keterlibatan

aktif masyarakat, dalam forum perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan;

e. Peningkatan pemanfaatan

hasil penelitian perguruan tinggi

6 Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat

a. Meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat;

b. Meningkatkan ketersediaan,

keterjangkauan, kualitas,

a. Menurunnya angka kematian dan

angka kesakitan;

b. Menurunnya Drop Out (DO) KB dan

Unmet Need serta meningkatnya

a. Meningkatan akses dan

mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan melalui pemenuhan prasarana


(25)

IV -25

kesetaraan dan kepastian dalam penyelenggaraan pendidikan;

c. Meningkatkan budaya baca

masyarakat;

d. Meningkatkan kualitas

lingkungan permukiman;

e. Meningkatkan penanganan

infrastruktur pertanian dalam arti luas.

peserta KB aktif/Contraceptive

Prevalence Rate (CPR);

c. Meningkatnya kesempatan

masyarakat memperoleh pendidikan;

d. Meningkatnya kualitas pendidikan;

e. Meningkatnya budaya baca

masyarakat;

f. Meningkatnya pemenuhan

kebutuhan akses aman air minum, sanitasi, perumahan layak huni;

g. Meningkatnya kinerja layanan

jaringan irigasi dan ketersediaan air baku serta partisipasi masyarakat.

sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, serta pemerataan tenaga kesehatan dan non kesehatan, serta

peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi;

b. Meningkatkan ketersediaan

dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan jenjang Pendidikan

Menengah dan Pendidikan Khusus;

c. Meningkatkan mutu

pendidik dan tenaga

kependidikan pada jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus;

d. Meningkatkan tata kelola

dan akuntabilitas serta partisipasi swasta dalam penyelenggaraan

pendidikan;

e. Meningkatkan kualitas dan

kuantitas sarana perpustakaan;


(26)

IV -26

kapasitas prasarana sarana serta sistem penyediaan akses aman air minum dan sanitasi (SPAM dan TPA Regional);

g. Meningkatkan kualitas

Rumah Tidak Layak Huni pada masyarakat

berpenghasilan rendah/miskin;

h. Meningkatkan kualitas dan

kapasitas prasarana dan sarana jaringan irigasi serta pengembangan tampungan air baku secara

berkelanjutan;

i. Meningkatkan kerjasama

dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipasi, penyediaan akses aman air minum dan sanitasi serta air baku berbasis pemberdayaan.

7 Meningkatkan

Infrastruktur untuk Mempercepat

a. Meningkatkan daya dukung

infrastruktur dan pelayanan transportasi;

a. Meningkatnya kinerja penanganan

jalan dan jembatan;

b. Meningkatnya ketersediaan dan

a. Meningkatkan struktur,

pelebaran, rehabilitasi dan pemeliharaan berkala serta


(27)

IV -27

Pembangunan Jawa Tengah yang

Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

b. Meningkatkan kualitas dan

kapasitas infrastruktur komunikasi;

c. Menerapkan konsep ramah

lingkungan dalam setiap pembangunan;

d. Meningkatkan ketangguhan

dalam penanggulangan bencana.

kondisi moda serta keselamatan transportasi;

c. Meningkatnya penanganan banjir

dan rob serta pantai kritis di muara sungai;

d. Meningkatnya kondisi dan

ketersediaan infrastruktur dan transportasi strategis dan peran serta masyarakat;

e. Meningkatnya cakupan masyarakat

pengguna sarana teknologi komunikasi dan informasi;

f. Terwujudnya pembangunan

berwawasan lingkungan;

g. Meningkatnya kapasitas

kelembagaan dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.

menjaga kondisi baik jalan dan jembatan, dengan mengupayakan peningkatan kecepatan penanganan kerusakan jalan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan untuk menuju jalan bebas lubang;

b. Meningkatkan penuntasan

penanganan secara

bertahap dan terarah pada ruas jalan dan jembatan utamanya untuk

mendukung pembangunan sosial, ekonomi dan

pengembangan wilayah (ruas perbatasan provinsi, akses wisata, akses

penghubung Pantura-Pansela, pembangunan perkotaan dan perdesaan, alternatif jalan nasional dan akses langsung jalan arteri, daerah rawan bencana dan strategis lainnya);

c. Meningkatkan ketersediaan


(28)

IV -28

pemeliharaan jalan dan SDM teknis kebinamargaan; pengembangan sistem informasi manajemen dan publik menyesuaikan perkembangan teknologi dan struktur konstruksi

jalan; meningkatkan fungsi

perencanaan, pengawasan dan monitoring evaluasi serta mempersiapkan rencana penanganan infrastruktur strategis diantaranya rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang dan

pengembangan akses menuju kawasan wisata

unggulan;

d. Meningkatkan penataan

sistem transportasi antar moda, pengembangan

angkutan massal (mass

rapid transport) di wilayah perkotaan, perluasan jangkauan pelayanan transportasi di perdesaan


(29)

IV -29

serta peningkatan keselamatan lalu lintas secara komprehensif dan terpadu bersama dengan Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/ Kota;

e. Meningkatkan

pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan

prasarana sarana

pengendalian banjir dan pantai kritis di muara sungai utamanya pada Wilayah Sungai Bodri Kuto dan Pemali Comal;

f. Meningkatkan koordinasi,

integrasi, sinkronisasi dan fasilitasi dalam

pengembangan, penyediaan dan penanganan

infrastruktur strategis utamanya kewenangan pemerintah dan

kabupaten/kota (jalan tol, jalan strategis pendukung perekonomian,


(30)

IV -30

pengendalian daya rusak air); transportasi (bandar udara, pelabuhan, terminal, kereta api dan ASDP); pengembangan

infrastruktur lintas kabupaten/kota dan

penanganan rob utamanya di wilayah Pantura;

g. Meningkatkan upaya

dukungan pembiayaan dan penanganan dari

Pemerintah dan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership),

Corporate Social

Responsibility (CSR) serta mengupayakan dukungan Pemerintah Provinsi dalam peningkatan kondisi

infrastruktur

kabupaten/kota dan desa;

h. Meningkatkan pengendalian

pembangunan infrastruktur dengan meminimalkan pemanfaatan LP2B,


(31)

IV -31

pengurangan emisi GRK;

i. Optimalisasi pemanfaatan

teknologi informasi dalam mendukung pemerintahan yang akuntabel dan

transparan;

j. Meningkatkan pemanfaatan

dan pengendalian pemanfaatan ruang;

k. Meningkatkan pemahaman

dan kesadaran para pihak terhadap fungsi dan manfaat penataan ruang sebagai langkah awal sebelum penerapan sanksi atas penegakan Perda;

l. Meningkatkan pengelolaan

dan sebaran RTH;

m. Meningkatkan penanganan

lahan kritis dan kerusakan wilayah pesisir dengan melibatkan peran aktif masyarakat;

n. Perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup;


(32)

IV -32

manajemen

penanggulangan bencana (mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi).


(33)

IV -33

4.2 Prioritas Pembangunan Daerah

RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 memasuki tahun terakhir di tahun 2018. Oleh karena itu, prioritas pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2018 lebih fokus pada percepatan penyelesaian sasaran dan target yang belum tercapai. Selain itu, pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2018 juga diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional yang tertuang dalam RKP Tahun 2018. a. Arah Kebijakan Pembangunan Nasional Jangka Menengah Tahun

2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018

Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, kebijakan pembangunan nasional diarahkan pada upaya pencapaian visi dan misi pembangunan nasional tahun 2015-2019. Visi tersebut adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”, yang dilakukan melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim;

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera;

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional;

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional jangka menengah tersebut, ditetapkan sembilan agenda prioritas yang disebut “Nawa Cita”, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;


(34)

IV -34

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Implementasi kesembilan agenda prioritas pembangunan nasional tersebut dijabarkan dalam strategi pembangunan nasional dalam 3 (tiga) dimensi pembangunan yaitu:

1. Dimensi pembangunan manusia meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan, mental/karakter;

2. Dimensi pembangunan sektor unggulan meliputi kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, pariwisata dan industri;

3. Dimensi pemerataan dan kewilayahan yaitu antar kelompok pendapatan, dan antar wilayah meliputi desa, pinggiran, luar Jawa, dan kawasan timur.

Ketiga dimensi tersebut perlu didukung oleh kondisi kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, serta tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi.

Pembangunan nasional jangka menengah dilaksanakan untuk mencapai sasaran utama pembangunan nasional di tahun 2019, antara lain meliputi:

1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 8,0%; 2. Laju inflasi sebesar 3,5%;

3. PDB per kapita sebesar Rp. 72.217 ribu; 4. Indeks Gini sebesar 0,36;

5. Tingkat kemiskinan sebesar 7,0 - 8,0%;

6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 76,3;

7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,0 – 5,0%.

Perencanaan pembangunan nasional tahun 2018 dalam rangka mendukung pencapaian sasaran utama pembangunan nasional tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018. Pendekatan yang digunakan dalam proses perencanaan pembangunan nasional tahun 2018 adalah Holistik, Tematik, Integratif, Dan Spasial melalui penguatan kebijakan Money Follow Program.

Rencana pembangunan nasional tahun 2018 diprioritaskan pada 10 (sepuluh) prioritas dan program prioritas yaitu:

1. Pendidikan

a. Pendidikan Vokasi

b. Pendidikan kualitas guru 2. Kesehatan

a. Peningkatan kesehatan ibu dan anak b. Pencegahan dan penanggulangan penyakit


(35)

IV -35 3. Perumahan dan Permukiman

a. Penyediaan perumahan layak b. Air bersih dan sanitasi

4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata a. Pengembangan 3 kawasan pariwisata (dari 10)

b. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dari 10) c. Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14)

d. Perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja e. Peningkatan ekspor barang dan jasa bernilai tambah tinggi 5. Ketahanan Energi

a. EBT dan konservasi energi b. Pemenuhan kebutuhan energi 6. Ketahanan Pangan

a. Peningkatan produksi pangan

b. Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk irigasi) 7. Penanggulangan Kemiskinan

a. Jaminan dan bantuan sosial tepat sasaran b. Pemenuhan kebutuhan dasar

c. Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi 8. Infrastruktur, Konektivitas, Dan Kemaritiman

a. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi (darat, laut, udara, dan intermoda)

b.Pengembangan telekomunikasi dan informatika 9. Pembangunan wilayah

a. Pembangunan wilayah perbatasan dan daerah tertinggal b. Pembangunan perdesaan

c. Reforma agraria

d. Pencegahan dan penanggulangan bencana e. Percepatan pembangunan Papua

10. Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan a. Penguatan pertahanan

b. Stabilitas politik dan keamanan c. Kepastian hukum

d. Reformasi birokrasi

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2018, maka dalam RKP Tahun 2018 ditetapkan sasaran makro pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2018 yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,94%; 2. Tingkat kemiskinan sebesar 12,10%;

3. Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 4,9% (RPJMN 2015-2019). b. Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2018

Pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2018 diarahkan pada upaya penuntasan capaian sasaran dan target akhir pembangunan jangka menengah tahun 2013-2018. Dengan memperhatikan hasil kinerja


(36)

IV -36

pembangunan tahun sebelumnya, dan berbagai permasalahan serta isu strategis, maka kebijakan pembangunan daerah tahun 2018 ditujukan untuk “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Berdikari”. Guna percepatan pencapaian tujuan pembangunan daerah tahun 2018 tersebut, ditetapkan prioritas pembangunan daerah tahun 2018, meliputi:

1. Penguatan daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan;

2. Penguatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui upaya pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin; 3. Penguatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai

bidang dan cakupan layanan sosial dasar;

4. Penguatan ketahanan pangan dan energi yang didukung pembangunan pertanian dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi secara berkelanjutan;

5. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan serta pengurangan resiko bencana;

6. Pemantapan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik.

Prioritas pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 tersebut dijabarkan lebih rinci dalam fokus pembangunan, yaitu sebagai berikut:

1. Penguatan daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan, difokuskan pada:

a. Peningkatan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM melalui pengembangan produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal melalui pendekatan OVOP; penguatan kapasitas dan kelembagaan koperasi; perluasan akses pembiayaan dengan pendampingan manajemen dan usaha; peningkatan kualitas sumber daya manusia pengurus/pengelola koperasi dan UMKM dengan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, bimbingan teknis dan magang;

b. Penguasaan akses dan informasi pasar, promosi, kemitraan/kerjasama usaha dengan mengoptimalkan perkuatan jejaring antar sentra/klaster industri dan mendorong penerapan standar mutu produk lokal;

c. Peningkatan realisasi dan persebaran investasi dengan memberikan kemudahan perizinan, pengembangan klaster industri yang berbasis potensi lokal yang menyerap tenaga kerja, peningkatan promosi, membangun citra positif potensi dan peluang investasi; d. Perluasan dan pengembangan kesempatan bekerja; peningkatan


(37)

IV -37

kompetitif; perbaikan iklim dan penguatan hubungan industrial ketenagakerjaan; serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja; e. Pembangunan pariwisata sesuai potensi lokal daerah untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan promosi daya tarik destinasi wisata, penyediaan infrastruktur pendukung, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM Pariwisata, serta optimalisasi pemasaran pariwisata;

2. Penguatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui upaya pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin, difokuskan pada:

a. Pemenuhan layanan dasar pendidikan, kesehatan, dan perumahan berupa: beasiswa miskin, jaminan kesehatan masyarakat non kuota APBN, perbaikan rumah tidak layak huni, listrik perumahan, jamban dan kelambu;

b. Jaminan perlindungan sosial, utamanya bagi kepala rumah tangga miskin non produktif;

c. Peningkatan perlindungan, rehabilitasi, pemberian jaminan dan pemberdayaan PMKS;

d. Pengembangan usaha ekonomi produktif berbasis potensi lokal; pemberdayaan UMKM; permodalan bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan UKM; pelatihan dan keterampilan kerja di berbagai Balai Latihan Kerja; pemberdayaan, pelatihan dan pemberian modal bagi Keluarga Rawan Sosial Ekonomi dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi;

e. Pengembangan kewirausahaan pemuda untuk meningkatkan ketrampilan serta menumbuhkan jiwa wirausaha pemuda dan wirausaha baru berbasis Usaha Kecil Menengah;

f. Penyediaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terintegrasi Nomor Induk Kependudukan guna memenuhi akses layanan sosial dasar;

g. Verifikasi dan validasi sasaran program Kartu Jateng Sejahtera (KJS) dengan data PBDT 2015;

3. Penguatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang dan cakupan layanan sosial dasar, difokuskan pada:

a. Penyediaan secara bertahap Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang Kelas Baru SMA/SMK/SLB sesuai SNP untuk meningkatkan daya tampung siswa lulusan SMP/MTs/SMPLB;

b. Penyediaan pendampingan BOS untuk peningkatan penyeleng-garaan Satuan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus; c. Peningkatan kualifikasi S1/D4 dan sertifikasi bagi pendidik

SMA/SMK/SLB;

d. Pendampingan akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit, Sertifikasi Tenaga Kesehatan, pendampingan masyarakat beresiko kesehatan


(38)

IV -38

melalui program OSOC, penyelesaian pentahapan pemenuhan sarana dan prasarana Rumah Sakit;

e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana panti rehabilitasi sosial serta Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS);

f. Pengembangan kepedulian dan kepeloporan pemuda untuk meningkatkan peran serta aktif pemuda dalam pembangunan; 4. Penguatan ketahanan pangan dan energi yang didukung

pembangunan pertanian dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi secara berkelanjutan, difokuskan pada:

a. Pengembangan komoditas padi gogo, padi lahan salinitas, jagung hibrida dan intensifikasi kedelai;

b. Pengembangan kawasan hortikultura buah dan sayuran;

c. Pemanfaatan lahan melalui integrated farming system (IFS) untuk komoditas padi, jagung dan kedelai;

d. Peningkatan penanaman dan intensifikasi tebu;

e. Pengembangan ternak pada sentra produksi sapi dan kambing; f. Pengembangan perikanan budidaya melalui pemanfaatan pakan

mandiri dan pengembangan perikanan tangkap dengan optimalisasi penggunaan alat tangkap ramah lingkungan;

g. Pembangunan dan pengisian Lumbung Pangan Masyarakat Desa (LPMD) serta terwujudnya lumbung cadangan Pemerintah Provinsi; h. Peningkatan Rasio Elektrifikasi (RE) melalui peningkatan pelayanan

jaringan listrik melalui pembangunan jaringan listrik perdesaan; sambungan listrik murah; fasilitasi perijinan dan jaringan pelayanan serta akses listrik kepada PLN; fasilitasi dukungan pembangunan PLTU Batang, Jepara dan Cilacap;

i. Peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) terhadap

energy mix di Jawa Tengah;

5. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan serta pengurangan resiko bencana, dengan fokus pada:

a. Penanganan infrastruktur jalan dan jembatan yang merupakan ruas alternatif jalan nasional/provinsi (sejajar pantura), ruas jalan eks alih status kabupaten/kota, ruas jalan rawan bencana, ruas jalan yang terdapat penyempitan (bottle-neck), ruas penghubung wilayah pantai utara-selatan, ruas jalan di perbatasan (Jawa Barat, Jawa Timur dan DIY), peningkatan akses/konektivitas ke wilayah kemiskinan tinggi serta ruas pendukung sektor pariwisata, industri dan pertanian;

b. Penanganan infrastruktur perhubungan untuk meningkatkan keselamatan pada daerah rawan kecelakaan (blackspot);

c. Penataan sistem transportasi massal untuk mengatasi kemacetan melalui peningkatan pelayanan transportasi publik dan keselamatan utamanya percepatan operasionalisasi Angkutan


(39)

IV -39

massal anglomerasi Kedungsapur (koridor Semarang - Bawen); keselamatan lalu lintas angkutan jalan dan fasilitasi percepatan rencana Bandara Wirasaba Purbalingga;

d. Penanganan infrastruktur jaringan irigasi utamanya pada daerah lumbung pangan melalui peningkatan kondisi jaringan irigasi yang tersinkronisasi dengan Kabupaten/kawasan penghasil padi dan sawah LP2B serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat; e. Penanganan sungai dan muaranya (pantai) pada daerah rawan

banjir dan rob pada Wilayah Sungai Bodri Kuto dan Pemali-Comal utamanya di Sungai Bodri, Kendal, Blukar, Damar, Bulanan, Meduri, Bremi, Pemali, Comal serta mendorong pada Wilayah Sungai kewenangan Pusat utamanya di Sungai Bengawan Solo, Banjir Kanal Timur (BKT), Serang, Juwana, Lusi, Wulan, Kabuyutan, Cisanggarung, Gelis, Piji, Logung, Mangkang, Progo, Wawar, Tipar, Serayu, Citanduy, Cibereum, Cikonde, Luk Ulo dan sabuk pantai di wilayah Pantura;

f. Penanganan bangunan penampungan air pada daerah rawan kekeringan melalui peningkatan ketersediaan air baku dengan memperbanyak pembangunan embung/penanganan tampungan air sebagai bagian dari “program pembangunan 1.000 embung” serta mendorong dukungan Nasional, Kabupaten/kota dan masyarakat/ swasta terhadap program tersebut;

g. Penanganan infrastruktur air minum melalui peningkatan cakupan pelayanan air bersih utamanya percepatan penyelesaian dan operasionalisasi pengembangan SPAM Regional (Bregas, Keburejo); pelibatan peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan serta pengelolaan air bersih;

h. Penanganan sanitasi dan drainase di daerah kumuh perkotaan/ miskin pedesaan melalui pembangunan MCK Komunal dan Dukungan Program SANIMAS serta rintisan pengelolaan IPLT;

i. Pengelolaan sampah/TPA melalui percepatan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Regional (TPA Regional Magelang);

j. Rehabilitasi hulu DAS dan pesisir (mangrove) dan pemantauan kualitas air, udara dan tanah melalui rehabilitasi dan konservasi DAS termasuk lahan kritis dan kawasan pesisir;

k. Pemantauan kualitas air, udara dan tanah melalui program penilaian kinerja perusahaan dan program kali bersih, pembangunan IPAL di sentra-sentra IKM dan peningkatan kapasitas pelaku usaha UMKM untuk menurunkan beban pencemaran akibat pembuangan air limbah;

l. Penyediaan logistik untuk mencukupi kebutuhan kabupaten/kota terdampak bencana;

m.Pemenuhan sarana dan prasarana peralatan penanggulangan bencana;


(40)

IV -40

n. Pengembangan Early Warning System bencana berbasis masyarakat;

o. Pengembangan masyarakat tangguh bencana;

6. Pemantapan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik, dengan fokus pada:

a. Pemantapan kondusivitas wilayah dan antisipasi terhadap dampak Pilkada serentak Kabupaten/Kota dan Provinsi;

b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan dan kehidupan berdemokrasi;

c. Perbaikan dan peningkatan kinerja birokrasi yang mencakup 8 area perubahan, yaitu:

1) Manajemen perubahan yang dilaksanakan antara lain melalui implementasi penetapan agent of change (Kader Revolusi Mental) dan kode etik Aparatur Sipil Negara;

2) Penguatan Pengawasan yang bebas dari KKN melalui implementasi Aksi PPK; penerapan SPIP, pembangunan Zona Intregitas, penanganan pengaduan masyarakat melalui berbagai media; optimalisasi SIMWAS-Online untuk percepatan tindaklanjut rekomendasi hasil pengawasan;

3) Penguatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah melalui optimalisasi penggunaan e-SAKIP; peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi melalui penetapan Indikator Kinerja Utama dan pengembangan sistem pengukuran kinerja berbasis elektronik;

4) Penataan dan Penguatan Organisasi melalui penyusunan produk hukum daerah bidang kelembagaan, penataan kelembagaan non struktural;

5) Penataan Tatalaksana meliputi sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melalui penerapan sistem tata kerja birokrasi berbasis teknologi informasi dan pembentukan PTSP;

6) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur yang berintegritas, kompeten, kapabel, profesional, dan berkinerja tinggi melalui pemgembangan pegawai ASN berbasis kompetensi, penyusunan kelas jabatan dan pola pembinaan karir yang terbuka;

7) Peraturan Perundang-undangan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif serta selaras melalui penerapan kebijakan peraturan perundang-undangan; pengawasan dan penanganan terhadap pelanggaran peraturan daerah; pemantauan dan evaluasi Perda/Perkada secara berkala;

8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik melalui peningkatan kualitas dan pendekatan layanan kepada masyarakat berupa kecepatan, kemudahan, kepastian dan transparansi berbasis


(41)

IV -41

teknologi informasi dengan menyusun Standart Operasional

Prosedure dan penyediaan media pengaduan masyarakat;

d. Peningkatan kualitas penyusunan laporan pemerintahan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual;

e. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi aparatur yang tersertifikasi, kompeten, kapabel, berintegritas, serta didukung oleh sistem pembinaan karir yang jelas dan terbuka (merit system);

f. Peningkatan layanan publik melalui perluasan cakupan pengukuran kinerja unit layanan publik, pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

g. Gerakan revolusi mental yang berorientasi pada nilai-nilai utama yaitu integritas, peningkatan etos kerja dan budaya gotong-royong; h. Peningkatan nilai-nilai tradisi, kesenian dan budaya daerah melalui

pagelaran dan pertunjukan kesenian rakyat;

i. Peningkatan peran pemuda dalam wawasan kebangsaan, keimanan dan ketaqwaan, pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan pencegahan HIV/AIDS guna menangkal upaya destruktif;

j. Peningkatan sarana dan prasarana keolahragaan melalui pembangunan asrama atlet dan gedung terpadu II di Jatidiri.

Tujuan, arah kebijakan, prioritas dan fokus pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 merupakan upaya guna mencapai target sasaran makro pembangunan daerah tahun 2018 yaitu :

a. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9 – 6,2%; b. Laju inflasi sebesar 4,5 ± 1%;

c. PDRB per kapita sebesar Rp. 27,13 juta;

d. Indeks Gini sebesar 0,337 dan Indeks Williamson sebesar 0,6986; e. Persentase penduduk miskin sebesar 10,40 – 9,93%;

f. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 71,59, dengan komponen: 1) Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 75,05 tahun;

2) Harapan Lama Sekolah (HLS) sebesar 13,35 tahun; 3) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 7,15 tahun;

4) Pengeluaran per Kapita Yang Disesuaikan sebesar 10.334,75 ribu per tahun;

g. Indeks Pembangunan Gender (IPG) sebesar 69,99 dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebesar 71,99;

h. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,13%; dan i. Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 103,27.

Prioritas pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2017 selain guna mencapai target sasaran pembangunan daerah tahun 2017, juga untuk mendukung kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam RKP Tahun 2017. Guna melihat adanya dukungan dan keterkaitan antara kebijakan pembangunan daerah Jawa Tengah tahun 2017 dengan kebijakan pembangunan nasional, dapat digambarkan dalam Tabel 4.2 berikut.


(42)

IV -42

Tabel 4.2.

Keterkaitan Isu Strategis dan Prioritas Daerah Dengan Prioritas Nasional dan Strategi Pembangunan Nasional Tahun 2017

No Isu Strategis Prioritas Daerah/Fokus Prioritas Nasional Strategi Pembangunan Nasional

1 2 3 4 5

1 a. Pengurangan

kemiskinan

b. Pengurangan

pengangguran

Penguatan daya saing ekonomi daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan:

a. Peningkatan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM

b. Penguasaan akses dan informasi pasar, promosi,

kemitraan/kerjasama usaha

c. Peningkatan realisasi dan persebaran investasi

d. Pengembangan ketenagakerjaan

e. Pembangunan pariwisata sesuai potensi lokal daerah

1. PN 4:

Pengembangan dunia usaha dan pariwisata

2. PN 7:

Penanggulangan kemiskinan

Dimensi sektor unggulan

2 Pengurangan

Kemiskinan Penguatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui upaya pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin:

a. Pemenuhan layanan dasar pendidikan, kesehatan, dan

perumahan

b. Jaminan perlindungan sosial

c. Peningkatan perlindungan, rehabilitasi, pemberian jaminan dan

pemberdayaan PMKS

d. Pengembangan usaha ekonomi produktif berbasis potensi lokal

e. Pengembangan kewirausahaan pemuda

f. Penyediaan Data PMKS yang terintegrasi NIK

g. Verifikasi dan validasi sasaran program KJS

1. PN 3: Perumahan

dan Permukiman

2. PN 7:

Penanggulangan kemiskinan

a. Dimensi

pembangunan manusia

b. Dimensi sektor

unggulan

3 Pengurangan

Kemiskinan Penguatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia diberbagai bidang dan cakupan layanan sosial dasar:

a. Penyediaan secara bertahap Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang

Kelas Baru SMA/SMK/SLB sesuai SNP

b. Penyediaan pendampingan BOS

1. PN 1: Pendidikan


(43)

IV -43

No Isu Strategis Prioritas Daerah/Fokus Prioritas Nasional Nasional

1 2 3 4 5

c. Peningkatan kualifikasi S1/D4 dan sertifikasi bagi pendidik

SMA/SMK/SLB

d. Peningkatan pelayanan kesehatan

e. Peningkatan pelayanan sosial

f. Peningkatan peran serta aktif pemuda dalam pembangunan

4 a. Kedaulatan

pangan

b. Kedaulatan

energi

Penguatan ketahanan pangan dan energi yang didukung

pembangunan pertanian dalam arti luas serta pengembangan dan pemanfaatan energi secara berkelanjutan:

a. Pengembangan komoditas pertanian dan pangan

b. Pengembangan kawasan hortikultura buah dan sayuran

c. Pemanfaatan lahan melalui integrated farming system (IFS)

d. Pengembangan ternak pada sentra produksi sapi dan kambing

e. Pengembangan perikanan budidaya dan tangkap

f. Pengembangan lumbung cadangan pangan

g. Peningkatan Rasio Elektrifikasi (RE);

h. Peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

1. PN 5: Ketahanan

Energi

2. PN 6: Ketahanan

Pangan

Dimensi sektor unggulan

5 Pembangunan

Infrastruktur Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan serta pengurangan resiko bencana:

a. Penanganan infrastruktur jalan dan jembatan

b. Penanganan infrastruktur perhubungan

c. Penanganan infrastruktur jaringan irigasi dan sumberdaya air

lainnya

d. Penanganan infrastruktur air minum, sanitasi dan drainase di

daerah kumuh perkotaan dan miskin pedesaan serta pengelolaan sampah/TPA

e. Rehabilitasi hulu DAS dan pesisir (mangrove) dan pemantauan

kualitas air, udara dan tanah

1. PN 3: Perumahan

dan Permukiman

2. PN 6: Ketahanan

Pangan

3. PN 8:

Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

4. PN 9:

Pembangunan Wilayah

a. Dimensi sektor

unggulan

b. Dimensi pemerataan


(44)

IV -44

No Isu Strategis Prioritas Daerah/Fokus Prioritas Nasional Nasional

1 2 3 4 5

f. Mitigasi dan penanganan bencana

6 Tata Kelola Pemerintahan, Demokratisasi, dan Kondusivitas Wilayah

Pemantapan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik:

a. Pemantapan kondusivitas wilayah

b. Peningkatan partisipasi masyarakat

c. Perbaikan dan peningkatan kinerja birokrasi

d. Gerakan revolusi mental

e. Peningkatan nilai-nilai tradisi, kesenian dan budaya daerah

f. Peningkatan peran pemuda dalam wawasan kebangsaan,

keimanan dan ketaqwaan, pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan pencegahan HIV/AIDS

g. Peningkatan sarana dan prasarana keolahragaan

1. PN 10: Politik,

Hukum,

Pertahanan dan Keamanan

Mendukung kondisi kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan

ketertiban, politik dan demokrasi, serta tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi


(1)

IV -99

No Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi

c. Pembentukan tim pengawas pemanfaatan ruang di masing-masing wilayah

Purwomanggung

d. Penindak tegas dan memberikan sanksi bagi masyarkat yang

menggunakan lahan lindung untuk kegiatan budidaya

Purwomanggung

e. Penindaktegasan bagi penambang

liar Purwomanggung

f. Pengerukan wilayah DAS Purwomanggung 5

Tata Kelola

a. Peningkatan fasilita umum berskala

regional Puwomanggung

b. Pembentukan badan yang dapat dijadikan wadah oleh petani dalam mensepakati harga

Purwomanggung

c. Peningkatan kerjasama dengan swasta di wilayah purwomanggung terkait suplay bahan baku hasil pertanian holtikultura

Kab. Magelang, Kab Purworejo, Kab. Temanggung d. Perketat perijinan pada lahan

lindung Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

e. Pemberian sanksi administrasi bagi pelanggar perijinan dan pengguna lahan lindung

Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

f. Peningkatan peran serta masyarakat

dalam pengawasan hutan lindung Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

g. Pembentukan KSM terkait pemanfaatan hutan lindung disekitarnya

Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

h. Pemberian insentif bagi

kelompok/masyarakat yang menjaga dan melindungi kawasan lindung

Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

i. Peningkatan pemahaman

masyarakat terkait fungsi kawasan lindung dan bahaya akan daerah rawan bencana

Kab. Wonosobo, Kab. Temanggung, Kab. Magelang

j. Pelarangan aktivitas masyarakat di akwasan lindung dan daerah KRB 1-3

Kab. Magelang

k. Pembentukan desa-desa yang akan

dijadikan sistem sister village Kab. Magelang, l. Pemanfaatan sumber air sebagai

sumber air untuk regional Sungai Begaluh, Kab. Wonosobo m. Pengembangan kerjasama dalam

TPA Regional


(2)

IV -100

8.

Banglor

Wilayah pengembangan Banglor meliputi 2 (dua) kabupaten di

perbatasan sebelah timur-utara Jawa Tengah dengan Jawa Timur yaitu

Kabupaten Rembang dan Blora. Arah pengembangan wilayah

difokuskan sebagai PKW dengan kawasan perkotaan Cepu sebagai

simpul utama, ditunjang oleh koridor perkotaan Rembang-Lasem.

Sektor unggulan yang dapat dikembangkan adalah pertambangan

minyak dan gas, pertambangan mineral, perikanan, pariwisata,

perhubungan, pertanian, yang ditunjang oleh kehutanan, perkebunan

dan peternakan. Arah pengembangan sektor unggulan dilakukan dalam

wadah kerjasama perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang disebut

sebagai

regionalisasi

Ratubangnegoro

(Blora-Tuban-Rembang-Bojonegoro). Sedangkan potensi regional yang dimiliki wilayah

pengembangan Banglor adalah: (1) primer berupa minyak dan gas,

garam, perikanan; (2) sekunder berupa

furniture

, pengolahan ikan; dan

(3) tersier berupa pariwisata terutama pengembangan kawasan

pariwisata Pakudjembara (Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Rembang,

Blora dan Demak) yang merupakan suatu platform kerjasama

pengembangan ekonomi daerah, dengan fokus pengembangan

pariwisata,

dengan

harapan

menjadi

pemicu

pertumbuhan

perekonomian wilayah dalam arti luas di kawasan tersebut..

Potensi unggulan yang dimiliki dan dapat terus dikembangkan

yaitu:

a.

Kabupaten Rembang: industri unggulan batik, garam; klaster

genteng dan batu bata, garam rakyat, gula tumbu, batik tulis Lasem,

bordir dan konveksi di Kecamatan Sedan, mangga, pengolahan hasil

perikanan; serta destinasi wisata Taman Rekreasi Pantai Kartini dan

Wana Wisata Mantingan;

b.

Kabupaten Blora: industri unggulan mebel, keramik, batik; klaster

pertanian, mineral dan bahan tambang, pariwisata,

handycraft

dan

mebel, pangan olahan, batik; serta destinasi wisata Waduk

Tempuran dan Wana Wisata Hutan Jati Blora.

Pengembangan wilayah Banglor diarahkan pada Pengembangan

Agrowanapolitan, Industri, dan Pertambangan Secara Berkelanjutan.

Sasaran pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan, dan TPT yang akan

dicapai wilayah Banglor tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19.

Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, dan TPT Tiap

Kabupaten/Kota di Wilayah Banglor Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Ekonomi (%) Kemiskinan (%) Angka TPT (%)

1 Rembang 5,60 – 6,00 14,74 5,48


(3)

IV -101

Guna mencapai sasaran tersebut, dan mendukung arah kebijakan

pembangunan daerah tahun 2018, maka strategi pengembangan

wilayah Banglor sebagai berikut:

a.

Peningkatan kualitas jaringan jalan untuk mendukung aktivitas dan

konektivitas wilayah baik inter maupun eksternal wilayah Banglor,

serta daerah perbatasan;

b.

Peningkatan pengembangan potensi sektor pertanian dan perikanan

di wilayah Banglor;

c.

Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang terutama untuk

perlindungan kawasan lindung;

d.

Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat

wilayah Banglor;

e.

Peningkatan kerjasama antar daerah terutama terkait dengan

kerjasama daerah perbatasan.

Dengan sasaran dan strategi tersebut, kemudian dijabarkan dalam

program intervensi pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah yang

diarahkan untuk mencapai sasaran pengembangan wilayah dan

mendukung tercapainya kebijakan pembangunan daerah tahun 2018,

sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.20.

Tabel 4.20.

Program Intervensi Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Di Wilayah Banglor

No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi

1 Ekonomi a. Perbaikan sistem pertanian yang lebih adaptif terhadap musim

Banglor

b. Pengembangan titik pengeboran

baru di Kecamatan Cepu Blora c. Perbaikan jaringan jalan yang

mendukung pengembangan kawasan pesisir

KecamatanKaliori-Rembang-Pancur-Sluke-Kragan-Sarang

Rembang

d. Pemantapan fungsi TPI yang akan mendukung

pengembangan perikanan Kecamatan Kaliori-Rembang-Pancur-Sluke-Kragan-Sarang

Rembang

e. Pemantapan pengembangan pelabuhan Rembang yang terintegrasi dengan aktivitas industri

Kecamatan Sluke Rembang

f. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Ekonomi Kreatif melalui eksplorasi potensi lokal


(4)

IV -102

No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi

g. Pengembangan klaster industri berbasis masyarakat:

1) Klaster kerajinan kayu dan

batik Blora Kabupaten Blora 2) Klaster kerajinan logam,

genteng dan batu bata, garam rakyat, bordir dan konveksi Sedan, gula tumbu, dan Batik Lasem

Kabupaten Rembang

2 Infrastruktur Wilayah

a. Penertiban bangunan-bangunan yang melanggar sempadan pantai Kecamatan Kaliori- Rembang-Pancur-Sluke-Kragan-Sarang

Rembang

b. Pengembangan manggrove untuk mengurangi abrasi c. Pengembangan tanggul-tanggul

untuk mengurangi dampak gelombang pasang

d. Penstrerilisasian aktivitas

budidaya pada kawasan lindung Banglor e. Pengembangan terasering pada

lahan yang rawan longsor f. Perbaikan jalan-jalan yang

merupakan jalur evakuasi Banglor g. Perbaikan ruang-ruang yang

digunakan sebagai jalur evakuasi

h. Penertiban pemanfaatan ruang di pesisir yang tidak sesuai dengan tata ruang

Rembang

i. Perbaikan jalan-jalan rusak di perkotaan

Banglor j. Perbaikan jaringan jalan

pertanian yang rusak

k. Penyiapan jalan-jalan untuk pengembangan industri dan pertambangan

l. Pengembangan jalan lingkar Rembang untuk membuka akses wilayah baru

3 Sosial a. Penyediaan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh wilayah

Banglor

b. Pengoptimalan sekolah internasional di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora yang melayani regional Banglor


(5)

IV -103

No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi

c. Peningkatan kualitas pengajar pendidikan

Banglor d. Pemberian pelatihan rutin bagi

kelompok UMKM untuk meningkatkan inovasi

Banglor

e. Penyediaan sarana kesehatan yang memadai dan merata serta mudah aksesnya bagi

masyarakat dengan sistem pelayanan yang berhierarki di wilayah Banglor

Banglor

f. Perbaikan infrastruktur jalan pada kawasan-kawasan perbatasan

Banglor

g. Penyediaan sarana yang memadai utuk menunjang aktivitas di perbatasan

Banglor

4 Tata Kelola a. Pengembangan TPA regional Banglor di Kecamatan Temurejo, Kabupaten Blora yang melayani wilayah secara merata

Kabupaten Blora

b. Pengembangan SPAM regional di wilayah Banglor

c. Penyepakatan sektor ekonomi

yang dikembangkan supaya terintegrasi dan tidak saling bersaing

Banglor

d. Pembentukan badan pengelola yang berperan aktif dalam mendorong pengembangan wilayah Bregasmalang

Banglor

e. Pengadaan koordinasi secara rutin bagi Badan Pengelola pengembangan wilayah Bregasmalang untuk menghasilkan strategi pengembangan wilayah yang berkelanjutan

f. Pemberdayaan kader potensial dari setiap wilayah anggota Bregasmalang untuk menjadi perwakilan dalam badan pengelola pengembangan wilayah Bregasmalang

g. Pembagian peran yang jelas dan adil bagi seluruh perwakilan badan pengelola pengembangan wilayah Bregasmalang


(6)

IV -104

No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi

5 Lingkungan Hidup

h. Pelestarian sumber daya air melalui pengendalian lahan terbangun

Banglor

i. Pelestarian sumber daya tanah melalui pengembangan aktivitas di atas lahan sesuai dengan daya tampung dan kemampuan lahan

j. Pelestarian sumber daya hutan melalui konservasi dan

peremajaan hutan kritis

k. Penertiban pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan kesesuaian lahan

Banglor

l. Penerapan perangkat insentif dan disinsentif bagi

pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah Banglor m. Penyusunan masterplan rawan

bencana di seluruh wilayah Banglor guna membatasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan kondisi rawan bencana di wilayah Banglor