Analisis Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

ANALISIS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I SEKOLAH DASAR DABIN II KECAMATAN CANDISARI SEMARANG (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar) SKRIPSI OLEH MAHARDIKA DEWI PERTIWI

NPM: 09120027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKUTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG

ANALISIS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I SEKOLAH DASAR DABIN II KECAMATAN CANDISARI SEMARANG (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar) SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH MAHARDIKA DEWI PERTIWI

NPM: 09120027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKUTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG

SKRIPSI ANALISIS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I SEKOLAH DASAR DABIN II KECAMATAN CANDISARI SEMARANG (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar)

Yang disusun dan diajukan oleh MAHARDIKA DEWI PERTIWI

NPM 09120027

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan

Di hadapan dewan penguji

Semarang, Mei 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Hadi Soeroso, M.M. Drs. Djariyo, M.Pd. NPP. 094901366

NIP. 195106171981031002

SKRIPSI ANALISIS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I SEKOLAH DASAR DABIN II KECAMATAN CANDISARI SEMARANG (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar)

yang disusun dan diajukan oleh MAHARDIKA DEWI PERTIWI NPM 09120027

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Mei 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Ketua, Sekretaris

Dra. M. Th. S.R. Retnaningdyastuti, M.Pd. Drs. Djariyo, M.Pd. NIP. 195306031981032001

NIP. 195106171981031002

Penguji I Drs. Hadi Soeroso, M.M. NPP. 094901366

Penguji II Drs. Djariyo, M.Pd.

NIP. 195106171981031002 ................................................

Penguji III Mei Fita Asri U., S.Pd. M.Pd. NPP. 098401240

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Jalan menuju pengetahuan dimulai dengan membalik halaman buku.

(Anonim)

2. Belajar membaca bagaikan menyalakan api; setiap suku kata yang di eja akan menjadi percik yang menerangi.

(Victor Hugo)

3. Ada banyak cara kecil untuk meluaskan dunia anak-anak. Cinta buku adalah yang terbaik dari segalanya.

(Jacqueline Kennedy)

4. Dua kekuatan yang berhasil mempengaruhi pendidikan manusia: seni dan sains. Keduanya bertemu dalam buku. (Maxim Gorky)

5. Seringkali dibutuhkan keberanian yang lebih besar untuk membaca buku daripada untuk bertempur di medan perang. (Sutton Elbert Griggs)

6. Makin banyak kamu membaca, makin banyak yang kamu tahu; makin banyak yang kamu pelajari, makin banyak tempat yang akan kamu kunjungi.

(Dr. Seuss)

Persembahan:

Ku persembahkan skripsi ini untuk:

1. Kedua

tuaku yang selalu mendukungku untuk meraih cita-citaku,

orang

2. Adikku Putut Moko Ginta dan Joko Padmanto yang selalu menyemangatiku,

3. Calon suamiku, Sri Widodo.,S.Kom yang selalu memotivasi dan membimbingku,

4. Keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan semangat,

5. Teman-teman kelas A PGSD angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebut satu persatu,

6. Almamaterku IKIP PGRI Semarang.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmad, nikmat dan inayah Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar Dabin II Kecamatan Candisari Semarang (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar)” ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. selaku rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk belajar di IKIP PGRI Semarang,

2. Dra. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi,

3. Drs. Djariyo, M.Pd. selaku ketua jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang yang telah menyetujui usulan topik skripsi yang penulis ajukan,

4. Drs. Hadi Soeroso, M.M. selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan guna menyempurnakan proses penulisan yang telah diberikan kepada penulis,

5. Drs. Djariyo, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan guna menyempurnakan proses penulisan yang telah diberikan kepada penulis,

6. Taufiq Hidayat, S.Pd. selaku kepala UPTD Kecamatan Candisari Semarang yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian buku pada Dabin II Kecamatan Candisari Semarang,

7. Y. Dwi Lisning Retno N, S.Pd., M.M. selaku pengawas Dabin II Kecamatan Candisari Semarang yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian buku pada Dabin II Kecamatan Candisari Semarang,

8. Seluruh kepala sekolah pada Dabin II Kecamatan Candisari Semarang yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan observasi dan pengambilan data buku Bahasa Indonesia untuk kelas I Sekolah Dasar,

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, sekolah, dan penulis sendiri, serta pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.

Semarang, Mei 2013

Penulis

ABSTRAK

Mahardika Dewi Pertiwi. NPM 09120027 “Analisis Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar Dabin II Kecamatan Candisari Semarang (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar)”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP PGRI Semarang. 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya buku teks Bahasa Indonesia yang belum terseleksi kelayakannya, baik kelayakan isi/ materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaannya. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui apakah buku teks pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 1 Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah masih sesuai jika digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam kurikulum 2013.

Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah apakah isi/ materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan isi/ materi, standar kelayakan penyajian, standar kelayakan bahasa, dan standar kelayakan kegrafikaan yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan? Serta apakah buku Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar yang diteliti masih tepat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013?

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buku teks pelajaran yang digunakan oleh Sekolah Dasar yang masuk pada Dabin II Kecamatan Candisari Semarang. Sampel buku yang dijadikan penelitian adalah buku Bahasa Indonesia karangan Bambang Trimansyah yang digunakan oleh SD Karanganyar Gunung 01 dan SD Candi 04.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh tingkat kelayakan isi/ materi buku mencapai 90,5%, kelayakan penyajian buku mencapai 98,8%,

kelayakan bahasa buku mencapai 93,1%, kelayakan Kegrafikaan buku mencapai 100%. Serta buku Bahasa Indonesia untuk kelas 1 Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah masih tetap layak digunakan pada kurikulum 2013.

Saran yang dapat peneliti sampaikan supaya guru sebelum memilih buku yang akan digunakan harus mampu menilai kelayakan buku tersebut, supaya buku yang digunakan memang layak dipakai dalam proses belajar mengajar. Saran lain yang dapat peneliti sampaikan adalah guru dan siswa tetap bisa memakai buku ini pada kurikulum 2013 yang akan datang sebagai tambahan bahan ajar bagi siswa. walaupun pada kurikulum 2013 yang akan datang buku yang akan dipergunakan baik oleh guru ataupun oleh siswa sudah ditentukan dan disediakan oleh pemerintah.

Tabel 106 Kriteria Kesesuaian Penyajian Buku yang Mampu Menimbulkan Motivasi/ Daya Tarik............................................................ 245

Tabel 107 Penyajian Data Penyajian Buku yang Mampu Memberi Interaksi (pemberian stimulus dan respon) Semester 1................................ 246

Tabel 108 Penyajian Data Penyajian Buku yang Mampu Memberi Interaksi (pemberian stimulus dan respon) Semester 2................................ 247

Tabel 109 Kriteria Kesesuaian Penyajian Buku yang Mampu Memberi Interaksi (pemberian stimulus dan respon).................................................. 248

Tabel 110 Penyajian Data Kelengkapan Informasi Buku Semester 1......... 249

Tabel 111 Penyajian Data Kelengkapan Informasi Buku Semester 2......... 250

Tabel 112 Kriteria Kesesuaian Kelengkapan Informasi Buku..................... 251

Tabel 113 Penyajian Data Urutan Penyajian Buku Semester 1................... 252

Tabel 114 Penyajian Data Urutan Penyajian Buku Semester 2................... 253

Tabel 115 Kriteria Kesesuaian Urutan Penyajian Buku.............................. 254

Tabel 116 Pembahasan Data Tingkat Keterbacaan Buku Semester 1......... 256

Tabel 117 Pembahasan Data Tingkat Keterbacaan Buku Semester 2......... 260

Tabel 118 Kriteria Kesesuaian Keterbacaan Buku...................................... 264

Tabel 119 Pembahasan Data Kejelasan Informasi Buku Semester 1.......... 265

Tabel 120 Pembahasan Data Kejelasan Informasi Buku Semester 2.......... 266

Tabel 121 Kriteria Kesesuaian Kejelasan Informasi Buku.......................... 267

Tabel 122 Pembahasan Data Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia Semester 1.................................................................................... 268

Tabel 123 Pembahasan Data Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia Semester 1.................................................................................... 269

Tabel 124 Kriteria Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.............................................................................................. 270

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 1 Penyusunan Kompetensi Dasar untuk kurikulum 2013....................... 55

Bagan 2 Kerangka Berfikir Penilaian Kelayakan Buku Teks............................ 144

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Kurva Normal Skala Lima Gronlund.................................................. 87

Grafik 2 Kurva Normal Kriteria Buku yang Diadaptasi dari Kurva Normal SkalaLima Gronlund.......................................................................................... 89

Grafik 3 Kurva Normal Kriteria Buku yang diadaptasi dari Kurva Normal Skala Lima Gronlund (Pembahasan)................................................................. 216

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 1 Hasil Kriteria Kelayakan Isi/ Materi buku.................................... 291

Diagram 2 Hasil Kriteria Kelayakan Penyajian Buku..................................... 292

Diagram 3 Hasil Kriteria Kelayakan Bahasa Buku......................................... 294

Diagram 4 Hasil Kriteria Kelayakan Kegrafikaan Buku................................. 295

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan menurut Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 mempunyai pengertian bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlah mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga pendidikan secara tidak langsung pendidikan merupakan sebuah usaha/ upaya untuk memanusiakan manusia.

Tujuan pendidikan nasional menurut Undang Undang Sisdiknas (2008: 7) itu sendiri adalah agar berkembangnya potensi yang dimiliki oleh peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan menjadi sangat penting untuk setiap manusia, utamanya pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar. Khususnya dalam era globalisasi seperti sekarang ini, maka peserta didik harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Perkembangan zaman memaksa peserta didik harus memiliki bekal yang cukup berupa pengetahuan dan keterampilan. Salah satu bekal pengetahuan yang bisa diperoleh peserta didik Pendidikan menjadi sangat penting untuk setiap manusia, utamanya pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar. Khususnya dalam era globalisasi seperti sekarang ini, maka peserta didik harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Perkembangan zaman memaksa peserta didik harus memiliki bekal yang cukup berupa pengetahuan dan keterampilan. Salah satu bekal pengetahuan yang bisa diperoleh peserta didik

Soegeng (2007: 97) menjelaskan bahwa salah satu penunjang proses pembelajaran adalah adanya sarana belajar untuk siswa. Sarana penunjang belajar dalam proses pembelajaran merupakan suatu unsur (komponen) masukan alat (instrumental input). Fungsi dari sarana penunjang adalah mengoptimalkan proses pendidikan. Yang termasuk dalam kategori sarana penunjang pendidikan antara lain perpustakaan, laboratorium, alat peraga, media pendidikan, komputer, museum, dll. Salah satu media pendidikan yang dimaksud adalah buku pelajaran yang menjadi sumber belajar bagi para peserta didik.

Selaras dengan Soegeng, Kusdaryani dan Trimo (2009: 15) juga mengatakan pendidikan sebagai suatu sistem. Dalam sistem tersebut mencakup unsur-unsur (elemen, komponen) diantaranya sebagai berikut: (1) pendidik: subyek yang memberikan bimbingan, pesan, nilai-nilai, pengaruh atau pengetahuan; (2) peserta didik: manusia muda yang belum dewasa, sebagai masukan bahan mentah (raw input); (3) tujuan pendidikan: kearah mana manusia muda itu akan di bawa/ dibimbing atau dijadikan apa, sebagai keluaran, hasil atau lulusan (out-put); (4) materi pendidikan: nilai-nilai, pesan, pengaruh atau pengetahuan yang akan ditanamkan; (5) proses pendidikan: interaksi antara pendidik dengan peserta didik; (6) sarana- Selaras dengan Soegeng, Kusdaryani dan Trimo (2009: 15) juga mengatakan pendidikan sebagai suatu sistem. Dalam sistem tersebut mencakup unsur-unsur (elemen, komponen) diantaranya sebagai berikut: (1) pendidik: subyek yang memberikan bimbingan, pesan, nilai-nilai, pengaruh atau pengetahuan; (2) peserta didik: manusia muda yang belum dewasa, sebagai masukan bahan mentah (raw input); (3) tujuan pendidikan: kearah mana manusia muda itu akan di bawa/ dibimbing atau dijadikan apa, sebagai keluaran, hasil atau lulusan (out-put); (4) materi pendidikan: nilai-nilai, pesan, pengaruh atau pengetahuan yang akan ditanamkan; (5) proses pendidikan: interaksi antara pendidik dengan peserta didik; (6) sarana-

Karena pendidikan merupakan sebuah sistem, yaitu kesatuan yang terdiri atas unsur-unsur (elemen, komponen) yang saling terkait dan saling menentukan, saling melengkapi sekaligus saling membatasi. Maka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional masing-masing komponen dalam pendidikan harus saling mendukung.

Seperti yang telah dijabarkan diatas, buku merupakan salah satu unsur sumber belajar yang sangat menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Selain itu buku juga dapat memberikan fasilitas pendukung keberhasilan belajar seorang peserta didik atau keberhasilan mengajar seorang guru. Buku merupakan salah satu sarana yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk membantunya dalam proses kegiatan belajar baik yang berlangsung disekolahan ataupun sebagai sarana penunjang belajar di rumah. Buku menjadi salah satu faktor kebutuhan belajar bagi peserta didik, maka tak ayal bila buku menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi peserta didik. melalui kegiatan membaca buku peserta didik menjadi tahu tentang berbagai hal yang sebelumnya mereka belum ketahui.

Seiring dengan makin pesatnya perkembangan teknologi, semakin berkembang pulalah perkembangan buku buku yang ada. Hal itu dapat terlihat sekarang ini banyak buku-buku sekolah yang sangat beragam Seiring dengan makin pesatnya perkembangan teknologi, semakin berkembang pulalah perkembangan buku buku yang ada. Hal itu dapat terlihat sekarang ini banyak buku-buku sekolah yang sangat beragam

Dengan adanya penilaian kelayakan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dari pemerintah seperti ini maka diharapkan akan mampu memenuhi standar kelayakan buku yang beredar di sekolah-sekolah. Serta dengan adanya penilaian dari pemerintah tentang kelayakan buku akan mampu mengurangi resiko ketidaklayakan buku yang beredar bagi peserta didik. Dengan begitu buku pelajaran yang telah lolos penilaian standar kelayakannya sudah pas bila dijadikan salah satu sumber belajar oleh guru untuk peserta didik ataupun oleh peserta didik secara mandiri baik sebagai sumber belajar di sekolah atau sumber belajar di rumah oleh peserta didik secara mandiri.

Melalui buku teks pelajaran peserta didik diharapkan dapat memperoleh informasi baru meskipun informasi tersebut diperoleh dari sumber lain selain dari guru. Seperti paradigma pendidikan yang akhir-akhir ini bergeser dari guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student centered), maka peserta Melalui buku teks pelajaran peserta didik diharapkan dapat memperoleh informasi baru meskipun informasi tersebut diperoleh dari sumber lain selain dari guru. Seperti paradigma pendidikan yang akhir-akhir ini bergeser dari guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student centered), maka peserta

Sekolah, guru, peserta didik, bahkan orang tua peserta didik harus mampu memilih dan memilah buku-buku yang baik dan layak digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Dengan harapan peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang baik serta berkualitas pula melalui buku pelajaran.

Sesuai keputusan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) maka menetapkan bahwa dalam melakukan pengawasan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah melalui standarisasi buku teks pelajaran, telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 11 tahun 2005 yang telah di perbaharui dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 12 tahun 2008 yang isinya tentang buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk di gunakan dalam proses pembelajaran serta di dukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 2 tahun 2008 tentang buku.

Merujuk pendapat Muljono (2010: 1) selama ini kelemahan dalam dunia pendidikan lebih disamaratakan dengan kualitas guru sebagai penyampai materi pembelajaran yang paling utama. Padahal apa bila ditengok lebih jauh sesungguhnya keberhasilan pembelajaran tidak hanya Merujuk pendapat Muljono (2010: 1) selama ini kelemahan dalam dunia pendidikan lebih disamaratakan dengan kualitas guru sebagai penyampai materi pembelajaran yang paling utama. Padahal apa bila ditengok lebih jauh sesungguhnya keberhasilan pembelajaran tidak hanya

Sangat jelas dari pendapat Muljono bahwa peserta didik dalam posisinya sebagai pusat pembelajaran (student centered) dituntut untuk aktif mencari berbagai sumber informasi dan berbagai sumber pengetahuan dari berbagai macam sumber belajar, utamanya adalah sumber belajar dari buku- buku pelajaran.

Muljono (2010: 2) Idealnya, keberagaman mutu pendidikan dapat diatasi antara lain dengan adanya acuan kurikulum dan sarana yang standar. Salah satu sarana standar yang dimaksud adalah buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran yang standar akan mampu memberikan informasi yang sama serta mengacu pada sasaran yang sama bagi semua penggunanya. Dengan demikian, kesenjangan pencapaian mutu pendidikan antar daerah ataupun antar sekolah dapat diminimalkan.

Maka dalam mencapai buku sebagai sumber belajar yang standar diperlukan adanya sebuah penilaian kelayakan buku-buku yang beredar di sekolah-sekolah dan penilaian buku-buku yang di gunakan oleh peserta didik dalam belajar. Penilaian tersebut tidaklah harus dilakukan oleh pemerintah, Maka dalam mencapai buku sebagai sumber belajar yang standar diperlukan adanya sebuah penilaian kelayakan buku-buku yang beredar di sekolah-sekolah dan penilaian buku-buku yang di gunakan oleh peserta didik dalam belajar. Penilaian tersebut tidaklah harus dilakukan oleh pemerintah,

Sementara itu, buku-buku pelajaran pada umumnya menjadi rujukan utama dalam proses pembelajaran. Guru sering kali tidak merujuk pada kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam perencanaan dan implementasi pembelajarannya, tetapi kebanyakan guru justru merujuk pada buku teks pelajaran yang digunakannya atau yang sudah pilih oleh sekolahnya. Dengan demikian, buku-buku pelajaran haruslah disusun dengan baik dan benar, terutama kaitannya dengan konsep dan aplikasi konsep, agar buku justru tidak menjadi sumber pembodohan bagi peserta didik, melainkan menjadi sumber pencerdasan bagi peserta didik.

Menurut Soeroso (1991: 1) mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan sebagai mata pelajaran yang harus dipelajarai oleh siswa sebab pada jenjang sebalumnya siswa belum pernah belajar Bahasa Indonesia secara formal. Maka dengan belajar Bahasa Indonesia siswa akan menguasai bahasa dengan benar sekaligus juga sebagai sarana untuk mempelajari materi pada pelajaran yang lainnya. Hal seperti ini Menurut Soeroso (1991: 1) mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan sebagai mata pelajaran yang harus dipelajarai oleh siswa sebab pada jenjang sebalumnya siswa belum pernah belajar Bahasa Indonesia secara formal. Maka dengan belajar Bahasa Indonesia siswa akan menguasai bahasa dengan benar sekaligus juga sebagai sarana untuk mempelajari materi pada pelajaran yang lainnya. Hal seperti ini

Dengan kedudukan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sangat penting bagi peserta didik, maka dibutuhkan pula penunjang mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi peserta didik. Salah satu penunjang tersebut adalah dengan buku pelajaran bagi peserta didik. Buku pelajaran bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang strategis dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia karena buku menjadi sarana yang sangat penting dalam upaya pengembangan dan pencapaian kompetensi berbahasa dan bersastra Indonesia serta pengembangan sikap dan budi pekerti peserta didik. Namun, pada kenyataannya masih banyak ditemukan buku pelajaran Bahasa Indonesia yang belum memperhatikan kelayakan isi/ materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, serta kelayakan kegrafikaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak, khususnya buku pelajaran untuk kelas I Sekolah Dasar.

Menurut perkembangan kognitif Piaget dalam Sumantri dan Nana (2007: 2.12) dikatakan bahwa anak-anak pada usia 5-7 tahun memasuki tahap operasional konkrit (concrete operations) sehingga anak belum mampu Menurut perkembangan kognitif Piaget dalam Sumantri dan Nana (2007: 2.12) dikatakan bahwa anak-anak pada usia 5-7 tahun memasuki tahap operasional konkrit (concrete operations) sehingga anak belum mampu

Dalam penggunaan buku sendiri harus dipilih mana buku yang layak digunakan dan mana yang tidak layak. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui layak kah buku-buku pelajaran khususnya buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang tidak termasuk Buku Sekolah Elektronik (non-BSE) yang beredar untuk siswa kelas I Sekolah Dasar khususnya pada Dabin II kecamatan Candisari Semarang yang mana pada tahap perkembangannya masih tahap peralihan taman kanak kanak ke jenjeng sekolah dasar. Buku yang ingin peneliti jadikan penelitian adalah buku-buku yang paling banyak di gunakan oleh Sekolah Dasar yang berada pada Dabin II kecamatan Candisari Semarang. Dipilihnya buku pelajaran yang tidak termasuk BSE karena seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa buku BSE sudah lolos pengujian kelayakannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ataupun oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk).

Sekolah Dasar yang berada pada wilayah Dabin II Kecamatan Candisari Semarang sendiri terdiri dari SD Candi 04, SD Kaliwiru, SD Karanganyar Gunung 01, SD Santo Aloysius, SD Muhammadiyah 03, dan SD Mondial. Setelah di lakukan observasi dan wawancara dengan guru-guru

yang mengajar kelas I pada sekolah-sekolah tersebut maka diperoleh buku Bahasa Indonesia untuk kelas I Sekolah Dasar dengan judul buku Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia karangan Bambang Trimansyah dan diterbitkan oleh Grafindo. Sekolah dasar yang menggunakan buku tersebut antara lain SD Candi 04, dan SD Karanganyar Gunung 01. Para guru yang menggunakan buku tersebut beralasan bahwa buku tersebut sudah disediakan oleh sekolah sehingga tinggal memakai saja serta bukunya bagus dan menarik. Pendapat sudah disediakan oleh sekolah, bagus dan menarik belum tentu memenuhi standar kelayakan buku seperti yang telah ditetepkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) ataupun Pusat Perbukuan (Pusbuk) tentang standar kelayakan buku yang memenuhi 4 standar kelayakan , yaitu standar kelayakan isi/ materi, standar kelayakan penyajian, standar kelayakan bahasa, dan standar kelayakan grafikanya. Dari ini peneliti ingin mengetahui apakah buku tersebut memang sudah memenuhi standar kelayakan buku sehingga buku tersebut sudah sesuai apabila digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.

Selain alasan tersebut peneliti juga ingin menilai buku karangan Bambang Trimansyah tersebut apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang akan diberlakukan untuk tahun ajaran yang akan datang, yaitu kurikulum 2013. Yang mana orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge), http://bidpsnpkabkatingan.wordpress.com .

Buku yang baik seyogyanya buku yang mencerminkan pengintegrasian antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) secara seimbang. Serta buku yang baik adalah buku yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, utamanya peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar. Yang mana peserta didik kelas 1 masih berada pada tahap operasional konkrit yang baru mulai belajar membaca, menulis, serta berhitung. Sehingga kurang tepat jika pada peserta didik kelas 1 yang dalam bukunya banyak menuntuT siswa untuk membaca dengan lancar apalagi membaca dengan bacaan yang terlalu panjang, (Yusuf, 2011: 69-70)

Bertolak dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dengan judul buku Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia karangan Bambang Trimansyah dan diterbitkan oleh Grafindo apakah sudah layak digunakan sebagai bahan ajar yang khususnya diperuntukkan untuk kelas I Sekolah Dasar kaitannya dengan aspek kelayakan isi/ materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif dan tingkat kemampuan berfikir siswa kelas I Sekolah Dasar. Oleh karena itu penelitian skripsi ini mengambil judul: “Analisis Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar Dabin II Kecamatan Candisari Semarang (Suatu Kajian Sebagai Kelayakan Bahan Ajar)”

B. Fokus Penelitian

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua permasalahan yang di identifikasi akan di teliti. Untuk iti maka peneliti memfokuskan permasalahan yang ada berkaitan dengan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia khususnya untuk siswa kelas I Sekolah Dasar Dabin II kecamatan Candisari Semarang sebagai berikut: “Buku pelajaran yang beredar di Sekolah Dasar ada yang belum terseleksi kelayakannya oleh pemerintah (kelayakan isi/ materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan)”.

Penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas I Sekolah Dasar diantaranya sebagai berikut:

1. Apakah isi/ materi yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan isi/ materi yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk) ?

2. Apakah penyajian yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas

I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan penyajian yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk) ?

3. Apakah bahasa yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan 3. Apakah bahasa yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan

4. Apakah kegrafikaan yang digunakan dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan penyajian yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk) ?

5. Apakah buku Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah masih tepat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan mutu sarana sumber belajar bagi siswa khususnya buku teks yang digunakan oleh Sekolah Dasar yang berada pada wilayah Dabin II kecamatan Candisari Semarang.

2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan kesesuaian buku buku pelajaran yang digunakan di Sekolah Dasar yang berada pada wilayah Dabin II kecamatan Candisari Semarang berdasarkan Standar

Kriteria (Mutu) Buku Teks Pelajaran yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah isi/ materi yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan isi/ materi yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk).

b. Untuk mengetahui apakah penyajian yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan penyajian yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk).

c. Untuk mengetahui apakah bahasa yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan kebahasaan yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk)

d. Untuk mengetahui apakah kegrafikaan yang digunakan dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah sudah sesuai dengan standar kelayakan penyajian yang sudah ditetapkan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk) .

e. Apakah buku Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar karangan Bambang Trimansyah masih tepat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis, manfaat tersebut terinci sebagai berikut:

1. Manfaat Toeretis

a. Untuk mengkaji teori tentang penilaian buku pelajaran.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap penilaian buku pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar yang berada pada wilayah Dabin II kecamatan Candisari Semarang (SD Karanganyar Gunung 01 dan SD Candi 04), khususnya mengenai kesesuaian buku terhadap aspek penilaian buku yang meliputi 4 aspek (kelayakan isi/ materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian).

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap Sekolah Dasar yang berada pada wilayah Dabin II kecamatan Candisari Semarang khususnya SD Karanganyar Gunung 01 dan SD Candi 04, apabila masih ingin memakai buku tersebut sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik untuk kurikulum yang akan datang, yaitu kurikulum 2013.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi IKIP PGRI Semarang : Hasil penelitian buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas I Sekolah Dasar ini bisa digunakan sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang.

b. Bagi peneliti: Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk memahami analisis buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 1 Sekolah Dasar dan selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

c. Bagi sekolah : Memberikan gambaran bagaimana memilih buku pelajaran yang baik dan sesuai dengan stantar penilain kelayakan buku pelajaran yang baik.

d. Bagi Guru : Memberikan gambaran bagaimana memilih buku pelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran, khususnya buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas I Sekolah Dasar yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi psikologis siswa kelas I Sekolah Dasar yang masuk pada tahap operasional konkrit (concrete operations).

Selain itu juga memberikan gambaran pada guru untuk mengetahui apakah buku Bahasa Indonesia karangan Bambang Trimansyah tersebut masih dapat dipakai pada kurikulum yang akan datang, yaitu kurikulum 2013.

e. Bagi Siswa : Memberikan gambaran bagaimana memilih buku pelajaran yang baik untuk digunakan sebagai sumber belajar di sekolah ataupun secara mandiri.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman istilah yang dipakai dalam judul, maka istilah istilah tersebut perlu ditegaskan maknanya. Beberapa istilah yang digunakan di dalam judul penelitian yaitu Analisis, Buku Pelajaran, Bahasa Indonesia (sebagai mapel di SD), dan Bahan Ajar.

1. Analisis Pengertian analisis menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis adalah analisis merupakan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.

sedangkan pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis ) dikatakan bahwa analisis (1) penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb), (2) Manguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, (3) penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya, (4) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya. Namun pengertian analisis yang kaitannya dengan analisis buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dari pengertian diatas adalah yang nomor dua, yaitu Manguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan sedangkan pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis ) dikatakan bahwa analisis (1) penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb), (2) Manguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, (3) penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya, (4) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya. Namun pengertian analisis yang kaitannya dengan analisis buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dari pengertian diatas adalah yang nomor dua, yaitu Manguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan

Selain itu Wiradi mengatakan analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya. http://pengertianbahasa.blogspot.com

2. Buku Pelajaran/ Buku Teks Pelajaran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

(2010) (dalam http://id.shvoong.com ) buku teks merupakan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standart, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Sedangkan

menurut

Tarigan

3. Bahasa Indonesia (sebagai mapel di SD) Merujuk dari Standar Isi (2006: 119-120), Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

4. Bahan Ajar Berdasarkan Nasional Center for Vocational Education Research Ltd/ National Center for Competency Based Training yang disampaikan dalam Diklat/ Bimtek SNP/ KTSP Tahun 2009 dijelaskan bahwa bahan ajar adalah bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud adalah bahan tertulis dan bahan tidak tertulis.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI online) (dalam http://www.artikata.com) bahan ajar mempunyai pengertian segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis dan tidak tertulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Konsep Dasar Kurikulum

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan, bahkan ada yang mengatakan bahwa kurikulum merupakan jantung sekolah. Walaupun kurikulum sangat penting bagi sekolah, namun istilah kurikulum perta justru muncul dari bidang olah raga. Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti “suatu jarak yang harus di tempuh” Webster (1856) (dalam Soeroso, 2011: 1).

Menurut Soeroso (2011: 1) dikatakan bahwa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta kebutuhan peradaban bangsa, munculah berbagai pengertian tentang kurikulum. Pengertian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran.

b) Kurikulum diartikan sebagai pengalaman yang diperoleh murid dari sekolah.

c) Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar siswa.

d) Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen(Webster).

e) Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu (Webster).

f) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (pasal

1, PP nomor 19/ 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Berdasarkan pendapat diatas maka kurikulum merupakan

komponen pendidikan yang di dalamnya terurai rencana pelajaran serta tujuan, isi, bahan ajar sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan. Selain itu kurikulum merupakan sesuatu yang harus ditempuh oleh siswa untuk dapat naik ke jenjang berikutnya atau untuk memperoleh ijazah tertentu.

b. Konsep Dasar KTSP

Menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) (dalam Mulyasa, 2007: 19-20) dikatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan. Jadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan Menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) (dalam Mulyasa, 2007: 19-20) dikatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan. Jadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus memperhatikan dan menyeesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga dikembangkan atas dasar Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 khususnya pasal

36 ayat 1 dan 2 yang mengatur tentang kurikulum. Menurut Mulyasa (2007: 19-20) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) haruslah dipahami bahwa KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi, dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Sekolah dan komite sekolah bertugas mengembangkan kurikulum dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan.

Sedangkan menurut Soeroso (2011: 74) menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sehingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan benar- benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik Sedangkan menurut Soeroso (2011: 74) menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sehingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan benar- benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik

Jadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang yang dibuat dan dikembangkan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan memperhatikan kondidsi dan potensi lingkungan satuan pendidikan. Dengan demikian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan sesuai dengan masing-masing karakteristik satuan pendidikan.

c. Prinsip Pengembangan KTSP

Menurut Soeroso (2011: 76) dijelaskan bahwa kurikulum yang baik harus disusun secara cermat, logis, sistematis, serta memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasarinya.

Selain itu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) juga telah menentukan prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai berikut:

a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik ataupun kepentingan lingkungannya. Prinsip ini berangkat dari pemikiran bahwa setiap peserta didik mempunyai potensi yang harus dikembangkan secara optimal demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.

b) Beragam dan terpadu. Setiap peserta didik merupakan individu yang masing-masing mempunyai karakter yang berbeda-beda, serta harus memperhatikan keberagaman sosial budaya ekonomi. Kurikulum haruslah disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antar komponen, komponen wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri.

c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh sebab itu, kurikulum harus menjamin perolehan pengalaman dalam mengikuti dan memanfaatkan hal-hal tersebut.

d) Relevan dengan kebutuhan hidup. Kurikulum hendaknya disusun dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan hidup siswa pada masa kini dan masa yang akan datang. Baik berkaitan dengan pengembangan diri pribadi masyarakat, dunia kerja, dan usaha.

e) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian ilmu dan mata pelajaran yang

kurikulum

mencakup mencakup

f) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum harus mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

g) Seimbang antara kepentingan nasional, dan kepentingan daerah. Jadi dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus memperhatikan beberapa prinsip, diantaranya adalah cermat; logis; sistematis; berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik ataupun kepentingan lingkungannya; beragam dan terpadu; tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; relevan dengan kebutuhan hidup; menyeluruh dan berkesinambungan; belajar sepanjang hayat; serta harus seimbang antara kepentingan nasional, dan kepentingan daerah.

d. Tujuan KTSP

Menurut Mulyasa (2007: 22) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan serta memberdayakan satuan pendidikan/ sekolah melalui adanya pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan Menurut Mulyasa (2007: 22) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah untuk memandirikan serta memberdayakan satuan pendidikan/ sekolah melalui adanya pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan

Selain tujuan umum, menurut Mulyasa (2007: 22) tujuan khusus dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian sekolah dalam

mengelola, dan memberdayakan sumberdaya yang ada di lingkungan sekolah.

mengembangkan

kurikulum,

b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5