PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKSARA MANDARIN MELALUI METODE SHUFA DI SD MARSUDIRINI SURAKARTA

(1)

commit to user

PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

AKSARA MANDARIN MELALUI METODE SHUFA

DI SD MARSUDIRINI SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Program Studi Bahasa China FSRR

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SUCIPTO

NIM C9607302

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

Disetujui untuk diuji,

Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Laporan Tugas Akhir : PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKSARA MANDARIN MELALUI

METODE SHUFA DI SD MARSUDIRINI

SURAKARTA

Nama : Sucipto

NIM : C9607302

Pembimbing

1. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum.

Pembimbing I NIP. 195811011986012001

(...)

2. Feng Huai Zhong Pembimbing II


(3)

commit to user

iii

Diterima dan Disyahkan oleh Dewan Penguji Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Judul Laporan Tugas Akhir : Peningkatan Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Aksara Mandarin Melalui Metode Shufa di SD Marsudirini Surakarta

Nama Mahasiswa : Sucipto

NIM : C9607302

Dewan Penguji

Nama: Tanda Tangan

1. Drs. Y. Suwanto, M.Hum.

(Ketua) NIP. 196110121987031002

(...)

2. M. Bagus Sekar Alam, S.S., M.Si.

(Sekretaris) NIP. 197709042005011001

(...)

3. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum.

(Penguji I) NIP. 195811011986012001

(...)

4. Feng Huai Zhong

(Penguji II) NIP.

(...)

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Dekan,

NIP. 195303141985061001 Drs. Sudarno, M.A.


(4)

commit to user

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“你要你会,你不要你不会.”

Kamu mau kamu bisa, kamu tidak mau kamu tidak bisa.

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk - Ayah Ibu tercinta.

- Saudara-saudara ku terkasih. - Segenap keluarga besarku yang


(5)

commit to user

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila Tugas Akhir ini merupakan jiplakan dari Penelitian/Karya Ilmiah/Skripsi/Tugas Akhir orang lain, maka saya siap menerima sanksi, baik secara secara akademis maupun hukum.

Surakarta, Januari 2011 SUCIPTO NIM C9607302


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat serta anugerah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI SISWA

DALAM BELAJAR AKSARA MANDARIN MELALUI METODE SHUFA

DI SD MARSUDIRINI SURAKARTA” ini dengan selamat tak ada halangan

suatu apapun juga.

Maka dengan kerendahan hati perkenankan penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini guna melengkapi dan memenuhi persyaratan akhir program D3 Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selain itu, penulis menyadari, bahwa di dalam penulisan Tugas Akhir ini, telah mendapatkan bantuan yang berupa moril atau material dari beberapa pihak. Untuk itu, penulis tak lupa menucapkan terimakasih, kepada yang terhormat: 1. Drs. Sudarno, M.A., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Sastra Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Bahasa China Fakultas Seni Rupa dan Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya kepada penulis.

3. Feng Huai Zhong, selaku Pembimbing II yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis.


(7)

commit to user

vii

4. Tim penguji yang telah menyediakan waktu untuk menguji dan memberikan masukan untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberikan dukungan.

6. Segenap sivitas akademika Fakultas Seni Rupa dan Sastra yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun.

Penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan sumbangan yang berarti perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern ini.

Penulis menyadari masih jauh dari sempurna, karena mengingat adanya pengetahuan yang penulis miliki sangat terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Surakarta, Januari 2011 Penulis


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan 5

D. Manfaat 5

BAB II LANDASAN TEORI 6

A. Kajian Teori tentang Prestasi Belajar 6

B. Kajian Teori tentang Menulis Hanzi 10

C. Kajian Teori tentang Shufa 12


(9)

commit to user

ix

BAB III PEMBAHASAN 16

A. Gambaran Umum SD Marsudirini 16

B. Kegiatan Praktik Mengajar 17

C. Hasil Evaluasi 38

D. Hambatan dan Solusinya 42

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 44

A. Simpulan 44

B. Saran untuk SD Marsudirini 44

DAFTAR PUSTAKA 46


(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Contoh Goresan 11

Tabel 2.2. Contoh radikal 11

Tabel 2.3. Aturan Penulisan Aksara Mandarin 11

Tabel 3.1. Daftar Anak Kelas IV A 18

Tabel 3.2. Presensi Magang (Praktik Mengajar) 20

Tabel 3.3. Menulis Hanzi 24

Tabel 3.4. Menulis Hanzi 29

Tabel 3.5. Menulis Hanzi 31

Tabel 3.6. Ketertarikan Siswa Dalam Belajar Bahasa Mandarin 36 Tabel 3.7. Daftar Nilai Sebelum Anak Mengenal Shufa 37 Tabel 3.8. Daftar Nilai Setelah Siswa Menerapkan Menulis Aksara


(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Media Shufa 47

Lampiran 2. Kegiatan Belajar Mengajar 48

Lampiran 3. Hasil Karya Anak 49

Lampiran 4. Angket 50

Lampiran 5. Surat Permohonan Praktek Magang 52

Lampiran 6. Surat Tugas 53

Lampiran 7. Daftar Presensi Magang 54


(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia, seorang guru dituntut harus senantiasa melakukan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan atensi dan apresiasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercapai peningkatan prestasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta didik/murid. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta.

Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.

Dalam penerapan model-model pembelajaran tersebut, seorang guru dapat menyisipkan dalil-dalil serta seni-seni pakem yang menjadi bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan yang diajarkan. Secara khusus, seni-seni yang melekat pada ilmu pengetahuan tersebut telah melalui berbagai proses


(13)

commit to user

penyempurnaan sehingga menjadi dasar dari ilmu pengetahuan yang diajarkan.

Sebagai perencana dan organisator kegiatan belajar-mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan proses belajar yang sehat. Untuk itulah guru perlu memodifikasi bentuk-bentuk pengajarannya sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh anak didik dengan baik. Salah satu cara yang dapat ditempuh seorang guru adalah mengimplementasikan seni-seni yang terkandung dalam suatu ilmu pengetahuan secara praktis agar siswa mampu memahaminya secara lebih mendalam serta tidak terjadi kesalahan implementasi pada siswa didik.

Dalam pengajaran bahasa Mandarin salah satu seni yang terkenal adalah

Shufa yang merupakan bentuk seni kaligrafi Cina. Melalui pendekatan

pengajaran dengan menerapkan Shufa, siswa diajak berinteraksi tentang bagaimanakah seni kaligrafi dari Cina tersebut sehingga pengetahuan siswa akan latar belakang dari bahasa Mandarin dapat bertambah. Pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Mandarin. Peningkatan prestasi belajar tersebut juga harus didukung oleh daya kreativitas siswa dalam mengeksplorasi pakem-pakem yang terdapat dalam Shufa.

Kreativitas tersebut terletak pada kemampuan siswa untuk melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya. Seorang anak kecil asyik bermain dengan balok-balok yang mempunyai bentuk dan warna yang bermacam-macam, setiap kali dapat


(14)

commit to user

menyusun sesuatu yang baru, artinya baru bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah membuat hal yang semacam itu. Anak ini adalah anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang hanya membangun sesuatu jika ada contohnya.

E. Mulyasa (2005:163) mengemukakan empat prinsip dasar sinektik tentang kreativitas. Pertama, kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh E. Mulyasa menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Kedua, proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Secara tradisional, kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir kreatif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal.

Kemudian yang terakhir, guru tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran tetapi guru dituntut juga untuk mampu menilai kinerja sendiri. Keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan


(15)

commit to user

dengan nilai. Untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai, penulis melakukan perbaikan pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran ditunjukan dengan dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai prestasi belajar. Untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai, penulis menerapkan bentuk pembelajaran bahasa mandarin menggunakan teknik Shufa. Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan suatu studi kasus yang berjudul “Peningkatan

Prestasi Siswa dalam Pembelajaran Akasara Mandarin Melalui Metode

Shufa di SD Marsudirini Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimakah penerapan metode Shufa dalam penulisan aksara Mandarin dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran aksara Mandarin di SD Marsudirini Surakarta.

2. Hambatan apa sajakah yang ditemui dalam penerapan metode Shufa dan bagaimanakah cara mengatasinya ?


(16)

commit to user

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana metode Shufa dapat meningkatkan prestasi belajar menulis aksara Mandarin.

2. Mendiskripsikan hambatan-hambatan yang ditemui dan solusinya dalam penerapan menulis aksara Mandarin menggunakan metode Shufa.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoretis

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan memberikan sumbangan bagi pihak lain yang ingin mengetahui secara mendalam tentang methode Shufa dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Bagi penulis, melalui laporan Tugas Akhir ini penulis berharap dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki secara profesional sebagai seorang calon tenaga pendidik/guru, khususnya untuk pengembangan mata pelajaran bahasa Mandarin.


(17)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah: “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005:467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Noehi Nasution (1998:4) menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.

Prestasi belajar merupakan lambang pemuas hasrat ingin tahu (Abraham Maslow, 1984). Sedangkan Ketut Sukardi (1983) mengemukakan bahwa: “Prestasi belajar adalah suatu hasil yang maksimal yang diperoleh dalam usaha mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.


(18)

commit to user

Menurut Zainal Airifin (1990) prestasi belajar berfungsi:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap anak didik. Indikator suatu metode pengajaran dikatakan berhasil adalah prestasi belajar yang meningkat. Melalui prestasi belajar, seorang guru dapat mengetahui penyerapan materi ajar oleh siswa berjalan dengan baik. Prestasi belajar juga dapat dikaitkan dengan proses interaksi antara seorang guru dan siswa, jika prestasi belajar rata-rata kelas baik maka dapat dikatakan bahwa terjadi interaksi yang sehat antara guru dengan siswa. Jadi bisa dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang diperoleh seseorang dalam kegiatan belajar yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf, simbol, maupun angka.

Seseorang dengan prestasi belajar lebih baik dapat mengaktualisasikan diri lebih baik daripada orang lain dengan prestasi belajar yang lebih rendah. Proses pendewasaan seorang murid dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Jika seseorang mempunyai prestasi belajar yang baik, maka ia dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya lebih baik daripada seseorang dengan prestasi belajar yang


(19)

commit to user

lebih rendah. Dalam meraih prestasi belajar, seorang siswa harus didukung dengan berbagai faktor-faktor lain diluar kemampuan belajarnya. Faktor-faktor tersebut antara lain: metode pembelajaran, media belajar, sarana dan prasarana belajar, serta seorang pengajar yang kompeten.

Seluruh proses pembelajaran tersebut baru dikatakan berhasil jika prestasi belajar anak didik menunjukkan perkembangan secara signifikan. Terdapat korelasi yang selaras antara faktor-faktor internal dan eksternal anak didik agar prestasi belajar dapat diraih. Disinilah peran guru sebagai fasilitator, di satu sisi guru harus senantiasa memotivasi siswa agar giat belajar dan di sisi lain guru harus mampu menjawab tantangan perkembangan jaman dengan memodifikasi model-model pembelajaran yang disampaikannya kepada siswa.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ. IQ yang tinggi dapat meramalkan kesuksesan prestasi belajar. Namun demikian pada beberapa kasus, IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan seseorang dalam belajar dan hidup bermasyarakat.

Sementara itu, Muhibbin Syah (2008) mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar dan mengklasifikasikannya menjadi dua bagian, yaitu:


(20)

commit to user a. faktor-faktor internal

Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik. Yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

i) Faktor fisiologis

Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.

ii) Faktor psikologis

Yang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain:

1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang.

2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap.

3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.


(21)

commit to user b. faktor-faktor eksternal

Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang termasuk faktor-faktor ini antara lain yaitu :

i) Faktor sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

ii) Faktor non-sosial, meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat dan sumber belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

B. Kajian Teori tentang Menulis Hanzi

1. Pengertian Hanzi

Hanzi biasa disebut sebagai aksara Mandarin. Kata Hanzi berasal dari penggabuangan 2 kata, yaitu Han (汉) dan zi (字). Han adalah nama salah satu suku di China, sedangkan Zi artinya adalah huruf, sehingga Hanzi dapat diartikan sebagai huruf suku Han di China.

2. Unsur unsur pembentuk Aksara Mandarin (Suparto, 2009)

a. Goresan adalah unsur pembentuk aksara yang terkecil dan merupakan unsur pembentuk aksara tunggal, contohnya:


(22)

commit to user

Tabel 2.1. Contoh Goresan Goresan 1 Goresan 2 aksara arti

人 orang

入 masuk

b. Komponen adalah unsur pembentuk aksara gabungan. Komponen terbentuk dari goresan-goresan. Misalnya aksara 星 (xīng) terbentuk

dari aksara 日( ) dan aksara 生( shēng).

c. Radikal adalah gabungan dari goresan yang membentuk komponen aksara yang memiliki makna.

Tabel 2.2. Contoh Radikal

No Aksara radikal Nama Radikal Aksara Mandarin

1 wàngzipángr

2 hémùpángr

3 西 xīzìtóur

4 zhúzìtóur

3. Aturan Penulisan Aksara Mandarin

Tabel 2.3. Aturan Penulisan Aksara Mandarin

no Keterangan Aksara Urutan Penulisan

1 Héng lalu shù

2 Piě lalu

3 Dari atas kebawah

4 Dari kiri ke kanan

5 Luar lalu kedalam

6 Luar,dalam lalu tutup


(23)

commit to user

C. Kajian Teori tentang Shufa

1. Pengertian Shufa

Shufa adalah sebuah sebuah cara dalam menulis aksara Hanzi. Shufa juga dapat dikatakan sebagai seni dalam menulis Hanzi. Seni Shufa dianggap memiliki seni yang tinggi dan unik. Nilai seni kaligrafi ditemukan dalam irama dan baris. Ini merupakan outlet bagi seniman untuk mempraktikkan disiplin diri dan konsentrasi serta melepaskan pikiran terdalam dan emosi.

2. Asal-usul Shufa

Asal-usul dari seni Shufa agak sulit untuk dilacak, tapi cerita-cerita lokal menyatakan seni Shufa telah ada sejak masa Kaisar Huang yang legendaris (2497-2398 SM) Pada waktu itu gambar pictograph-seperti yang terukir di cangkang kura-kura. Dari Dinasti Shang (1766-1050 SM) juga diketemukan cangkang kura kura yang bertuliskan Hanzi, untuk Dinasti Zhou (1100-221 SM) seni Shufa juga mengalami perkembangan yang pesat dan sudah digunakan untuk menghiasi barang-barang perunggu.

Baru setelah Kaisar Qin Shi Huang, yang terkenal karena perannya dalam Tembok Besar serta mampu menyatukan seluruh china daratan. Seni Shufa mengalami perkembangan yang sangat maju, Seni Shufa disetarakan dengan seni seni yang lain. Kaisar Qin Shi Huang juga menyederhanakan karakter Hanzi, serta membuat aturan yang standar dalam menulis Hanzi sehingga sangat memudahkan orang dalam mempelajari Hanzi.


(24)

commit to user

Pada masa dinasti Tang (618-907 AD) jenis baru dibentuk script kursif dan standar. Jenis stroke kaligrafi jauh lebih sederhana dan ditulis dengan bebas, tetapi tidak mudah dibaca. Selama periode ini ada banyak ahli kaligrafi Cina yang terkenal di seluruh negeri. Setelah jatuhnya Dinasti Tang, kaligrafi mulai menurun sebelum menghidupkan kembali lagi setelah kejatuhan Dinasti Ming (1368-1644 AD).

D. Metode Mengajar

Metode mengajar ataupun yang digunakan guru adalah bagian utuh dari proses pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus).

Pengertian metode mengajar menurut Mulyasa (2003) adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode mengajar merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

Proses pembelajaran dan kerjasama guru-siswa dikatakan mencapai sasaran dan tujuan belajar, apabila melalui cara atau model yang pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Jadi, alasan guru memilih/menetapkan suatu metode ialah:

a) metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional;


(25)

commit to user

b) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar;

c) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa makin jelas;

d) metode dipilih guru dengan asas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar;

e) model yang berdayaguna, belum tentu tunggal, jadi suatu model dapat digunakan secara kombinasi dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media.

Guru dapat memodifikasi model tersendiri dan menggunakannya dalam menyampaikan materi kepada siswa jika model tersebut dirasa dapat memaksimalkan potensi penerimaan materi oleh siswa. Macam-macam metode mengajar menurut Suwarna, dkk. (2006), antara lain:

a. Metode Ceramah

Model ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Model ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan model pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.

b. Metode Tanya Jawab

Model tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh


(26)

commit to user

guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.

c. Metode Peragaan

Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertentu dan sebagainya.

d. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.

e. Metode Permainan

Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok.


(27)

commit to user

16

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SD Marsudirini

1. Sejarah SD Marsudirini

SD Marsudirini berlokasi di Jl. Sugiyopranoto No. 2 Surakarta. SD Marsudirini merupakan salah satu sekolah favorit di Surakarta dengan sarana dan prasarana lengkap serta guru-guru yang berkompenten di bidangnya masing-masing. Pencapaian tersebut bukanlah sesuatu hal yang instan, butuh waktu, kerja keras dan dedikasi dari pihak-pihak yang terkait. SD Marsudirini telah melalui tahap-tahap proses pendewasaan sehingga tingkat profesionalitas dan integritas SD Marsudirini sangat terjaga. Perkembangan dunia pendidikan serta tingkat persaingan yang semakin ketat menuntut SD Marsudirini selalu meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.

Dulu awalnya SD Marsudirini berdiri pada tahun 1926 dengan didirikannya SD berbahasa Belanda (HIS). Dalam perkembangannya, HIS tersebut berubah menjadi SD Santa Maria, pada tahun 1977 SD Santa Maria berfusi dengan SD Santo Yusup (berdiri pada tahun 1930), dan SD Santa Clara (berdiri pada tahun 1954) menjadi SD Marsudirini Surakarta sampai sekarang.

Nama Marsudirini mempunyai akronim Maria suci dyah rinumpaka niskala yang berarti Maria Perawan Suci yang Tak Bernoda.


(28)

commit to user

Dengan payung Yayasan Marsudirini yang berkedudukan di Semarang. Sebagai SD Katholik berkualitas SD Marsudirini mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

2. Visi

Sebagai Penyelenggara Pendidikan Dasar SD Marsudirini Surakarta mempersiapkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar dengan semangat cinta kasih membentuk pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab, menghayati nilai-nilai luhur dengan memelihara keharmonisan hubungan antar sesama dan lingkungan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta Alam.

3. Misi

Melalui budaya belajar dan bekerja, SD Marsudirini Surakarta:

a) Membantu mengembangkan intelektual secara kreatif dan inovatif mengutamakan jiwa sportif sebagai citra Allah yang mengasihi.

b) Membantu mengembangkan pendidikan nilai agar siswa mampu bersikap disiplin, jujur, dan mandiri.

c) Membantu mengembangkan sikap kepedulian siswa terhadap sesama dan lingkungannya.

B. Kegiatan Praktik Mengajar

1. Observasi kelas

Pada dasarnya SD Marsudirini sangat memperhatikan lingkungan kegiatan belajar mengajar terjaga secara kondusif baik itu secara fisik


(29)

commit to user

maupun secara psikologis. Sekolah dengan taraf yang tinggi sangat intens dalam menjaga agar tidak ada hambatan sekecil apapun yang mungkin mengganggu kegiatan belajar mengajar. Suasana kelas 4A sendiri sangat rapi, bersih, dan teratur. Atmosfer kegiatan belajar mengajar berjalan sangat terkendali, sehingga suasana yang dirasakan sangat mendukung peningkatan prestasi siswa. Guru memegang penuh kendali suasana setiap kegiatan dalam kelas. Jadi guru bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kondisi kelas. Secara tidak langsung, kondisi kelas turut memepengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kelas 4A lingkungan belajar sangat terjaga dengan baik. Hal ini dikarenakan apresiasi dan partisipasi dari setiap individu baik itu guru, karyawan, dan siswa dalam menjaga kondisi tetap kondusif dan terkendali.

Tabel 3.1 Daftar Anak Kelas IV A

No Induk Nama Siswa

1 1603 Bernadus Prakosa S. 2 1604 Erza Jhuniza Vici S. 3 1608 Celina Febiola 4 1613 Febriyan Nurmas G. 5 1616 Geasella Haylung Y. 6 1617 Georgia Monica C. 7 1620 Joan Emilie Sulistya 8 1625 Rizky Hartono 9 1626 Salsabila Alfianti P. 10 1627 Sekar Arum Agatha 11 1634 Anastasia Kiranahita


(30)

commit to user

12 1640 Donny Hendrawan 13 1641 Duhita Adwitya H. 14 1646 Fransisca Cahya K. 15 1650 I. Made Aditya L. 16 1652 Joshua Jaler Jendral 17 1654 Leonardo Milenio P. 18 1656 Margaretha Yunitri 19 1659 Monica Ardhika A. 20 1663 Rosita Rose Marry 21 1665 Veronica Nhimas A. 22 1666 Vincentius Stephen 23 1673 Bernardus Alfin K. 24 1674 Carolus Aditya C. 25 1679 Clara Valentine F. 26 1691 Mourin Fransisca 27 1702 Thomas Serafim D. 28 1723 Izha Adhi N. 29 1725 Johan Kartika C. 30 1729 Liliana Kitty S. 31 1730 Lioni Christine Azali 32 1732 Maria Paulina Kasni 33 1738 Vina Angelika H. 34 1741 Wahyu Budhi U. 35 1747 Gregorius Aryo D. 36 2093 MA.Dian Pratiwi 37 2099 Damiana Nirmala M.


(31)

commit to user 2. Pembuatan rencana pengajaran

Tabel 3.2. Presensi Magang (Praktik Mengajar)

No Tgl Kls Kegiatan Keterangan

1 Jumat, 12 Mei 2010

4A Menerima petunjuk dari guru pembina

Mengajar 8 goresan

Menghafal nama 8 goresan dengan gerakan

Memberikan PR menulis 8 goresan sebanyak satu lembar.

Siswa mencatat Siswa mengikuti gerakan guru. Siswa mencatat PR di buku penghubung. 2 Jumat,

19 Mei 2010

4A Membuka kelas

Menulis Hanzi dan latihan menulis Memberikan PR Menutup kelas Siswa latihan menulis dibuku catatan. Siswa mencatat tugas PR di buku penghubung. 3 Jumat,

26 Mei 2010

4A Membuka kelas

Tanya jawab, Permainan tebak Hanzi Ulangan Menutup kelas Siswa menjawab pertannyaan guru. Siswa mengerjakan ulangan . 4 Jumat,

2 April 2010

4A Membuka kelas

Pengenalan tentang sejarah Shufa Cara menggunakan Shufa

Menulis Hanzi dengan media Maobi Memberikan PR Menutup kelas Siswa mendengarkan pemaparan meteri. Siswa latihan menulis di lembaran koran . 4 Jumat,

9 April 2010

4A Membuka kelas

Menulis Hanzi dan latihan menulis Memberikan PR

Menutup kelas

Siswa latihan menulis dibuku catatan Siswa mencatat PR dibuku penghubung. 6 Jumat,

16 April 2010

4A Membuka kelas

Tanya jawab, Permainan tebak Hanzi Ulangan Menutup kelas Siswa menjawab pertannyaan guru. Siswa mengerjakan ulangan .


(32)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SD : SD Marsudirini

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin Kelas / Semester : IV A

Jenis Teks : -

Tema : Alam sekitar Aspek / Skill : Menulis Alokasi Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan : Pertama 1. Standar Kompetensi :

Menulis informasi tentang alam sekitar dalam Hanzi dan Pinyin 2. Kompetensi Dasar :

Menulis Hanzi dengan tepat Menulis Hanyu Pinyin 3. Tujuan Pembelajaran :

Pada akhir pembelajaran siswa dapat menulis goresan dan tahu nama goresan.

4. Materi Pembelajaran :

a) Goresan Dasar Huruf Mandarin :

1. “Diǎn “ : bentuknya menyerupai titik, digurat dari atas ke bawah. ( )

2. “ Héng “ : guratan horizontal, digurat dari kiri ke kanan. ( ) 3. “ Shù “ : guratan vertical, digurat dari atas ke bawah. ( )


(33)

commit to user

4. “ Gōu “ : bentuknya seperti kait dengan bagian ujung naik ke atas. ( )

5. “ “ : guratan diagonal, digurat naik ke atas dari kiri ke kanan. ( )

6. “ Piě“ : guratan diagonal, digurat dari kanan ke kiri kearah bawah. ( )

7. “ “ : guratan horizontal, digurat dari kiri ke kanan bawah. ( ) 5. Metode Pembelajaran :

Ceramah dan drill

6. Langkah-langkah Kegiatan : a. Kegiatan Pendahuluan

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (5 menit)

b. Kegiatan Inti

• Menulis goresan pada buku catatan. (10 menit) • Menghafal nama goresan dengan gerakan. (10 menit) • Latihan menulis pada buku harian. (15 menit) • Menanyakan kesulitan siswa selama KBM (5 menit) • Menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari (3 menit) 7. Sumber Belajar

Buku teks Percakapan Mandarin Modern 1, Pustaka Internasional, Bandung, 2009, BAB 1 hal. 11-12


(34)

commit to user 8. Media

Papan tulis (white board), Spidol, LCD

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SD : SD Marsudirini

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin Kelas / Semester : IV A

Jenis Teks : -

Tema : Alam Sekitar Aspek / Skill : Menulis Alokasi Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan ke : Kedua A.Standar Kompetensi:

Menulis informasi tentang alam sekitar dalam Hanzi dan Pinyin B.Kompetensi Dasar:

Menulis Hanzi dengan tepat

Menulis Hanyu Pinyin dan Shengdiao C.Tujuan Pembelajaran :


(35)

commit to user D.Materi Pembelajaran:

Tabel 3.3. Menulis Hanzi

No Urutan goresan Pinyin dan Arti

1 (matahari)

2 Yuè (bulan)

3 Shān (gunung)

4 Shí (batu)

5 Tiān (sawah)

6 (tanah)

7 Huǒ (api)

8 Shuǐ (air)

9 (kayu)

10 (padi)

E.Metode Pembelajaran: Ceramah dan drill

F. Langkah-langkah Kegiatan: 1. Kegiatan Pendahuluan

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (5 menit) 2. Kegiatan Inti

a. Menulis goresan pada buku catatan. (10 menit) b. Latihan menulis pada buku harian. (20 menit)

c. Memberikan PR . (3 menit)

(Setiap hari menulis hanzi selama 15 menit )

d. Menanyakan kesulitan siswa selama KBM (5 menit) e. Memberikan PR dan menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari.


(36)

commit to user G. Sumber Belajar

Buku teks Percakapan Mandarin Modern 1, Pustaka Internasional, Bandung, 2009, BAB 1 hal. 11-12

H. Media

Papan tulis (white board).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SD : SD Marsudirini

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin Kelas / Semester : IV A

Jenis Teks : -

Tema : Alam kitar Aspek / Skill : Menulis Alokasi Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan ke : Ketiga A. Standar Kompetensi :

Menulis informasi tentang alam sekitar dalam Hanzi dan Pinyin B. Kompetensi Dasar :

Menulis Hanzi dengan tepat

Menulis Hanyu Pinyin dan Shengdiao C. Tujuan Pembelajaran :

Pada akhir pembelajaran siswa dapat :


(37)

commit to user E. Materi Pembelajaran :

Materi ujian

1. Menterjemahkan (Mandarin – Indonesia) a. huǒ

b. c. shuǐ d. shí e. tián f. shān g. h. yuè i. j.

2. Menulis Hanzi a. 土

b. 日

c. 月

d. 火

e. 田

f. 石


(38)

commit to user

h. 水

i. 禾

j. 木

F. Metode Pembelajaran : Ceramah dan drill

G. Langkah-langkah Kegiatan : 1. Kegiatan Pendahuluan

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (5 menit) 2. Kegiatan Inti

a. Tanya jawab dan permainan tebak huruf ( 10 menit)

b. Pengujian (20 menit)

c. Memberikan PR (3 menit)

(Setiap hari menulis Hanzi selama 15 menit )

d. Menanyakan kesulitan siswa selama KBM (5 menit)

e. Memberikan PR dan menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari (2 menit)

H. Sumber Belajar

Buku teks Percakapan Mandarin Modern 1, Pustaka Internasional, Bandung, 2009, BAB 1 hal. 11-12

中文。第一册练习册(A)暨南大学出版社,中国。广州

B. Media


(39)

commit to user RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SD : SD Marsudirini

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin Kelas / Semester : IV A

Jenis Teks : -

Tema : Alam sekitar Aspek / Skill : Menulis Alokasi Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan ke : Keempat A.Standar Kompetensi:

Menulis informasi tentang alam sekitar dalam Hanzi dan Pinyin B.Kompetensi Dasar:

Menulis Hanzi dengan tepat

Menulis Hanyu Pinyin dan Shengdiao C.Tujuan Pembelajaran :

Pada akhir pembelajaran siswa dapat :


(40)

commit to user D.Materi Pembelajaran :

Tabel 3.4. Menulis Hanzi

no Urutan goresan Pinyin dan Arti

1 (matahari)

2 Yuè (bulan)

3 Shān (gunung)

4 Shí (batu)

4 Tiān (sawah)

5 (tanah)

6 Huǒ (api)

8 Shuǐ (air)

9 (kayu)

10 (padi)

E.Metode Pembelajaran :

Ceramah,Tanya jawab serta Peragaan F. Langkah-langkah Kegiatan :

1. Kegiatan Pendahuluan

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (3 menit) 2. Kegiatan Inti

a. Sejarah seni Shufa ( 5 menit) b. Athuran dalam menulis dengan maobi (15 menit) c. Praktek menulis . (15 menit) (Setiap hari menulis Hanzi selama 15 menit )

d. Menanyakan kesulitan siswa selama KBM (5 menit) e. Memberikan PR dan menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari.


(41)

commit to user G. Sumber Belajar

Buku teks Percakapan Mandarin Modern 1, Pustaka Internasional, Bandung,

2009, BAB 1 hal. 11-12 中文。第一册练习册(A)暨南大学出版社,中

国。广州 H. Media

LCD,koran, tinta,maobi, palet,kain lap.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SD : SD Marsudirini

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin Kelas / Semester : IV A

Jenis Teks : -

Tema : Alam sekitar Aspek / Skill : Menulis Alokasi Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan ke : Kelima A.Standar Kompetensi:

Menulis informasi tentang alam sekitar dalam Hanzi dan Pinyin B.Kompetensi Dasar:

Menulis Hanzi dengan tepat


(42)

commit to user C.Tujuan Pembelajaran :

Pada akhir pembelajaran siswa dapat:

Siswa dapat menulis dan membaca 15 aksara Hanzi.

Siswa dapat membuat kalimat dengan kata bantu you dan meiyou. D.Materi Pembelajaran:

Tabel 3.5. Menulis Hanzi

no Urutan goresan Pinyin dan Arti

1 (matahari)

2 Yuè (bulan)

3 Shān (gunung)

4 Shí (batu)

4 Tiān (sawah)

5 (tanah)

6 Huǒ (api)

8 Shuǐ (air)

9 (kayu

10 (padi)

11 Wo ( saya)

12 Ni (kamu)

13 Ta ( dia)

14 You (mempunyai)

15 Mei ( tidak )

E.Metode Pembelajaran : drill

F. Langkah-langkah Kegiatan : 1. Kegiatan Pendahuluan


(43)

commit to user 2. Kegiatan Inti

a. Pemaparan penggunaan you,meiyou (10 menit) b. Menulis menggunakan Shufa (20 menit)

c. Memberikan PR (3 menit)

(Setiap hari menulis Hanzi selama 15 menit )

d. Menanyakan kesulitan siswa selama KBM (5 menit) e. Memberikan PR dan menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari.

(2 menit) G. Sumber Belajar

Buku teks Percakapan Mandarin Modern 1, Pustaka Internasional, Bandunng, 2009, BAB 1 hal. 11-12, 中文,练习册第1册A, beijing13-26

H. Media

Buku teks, papan tulis ( white board ), LCD, koran , tinta, palet, kain lap.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SD : SD Marsudirini

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin Kelas / Semester : IV A

Jenis Teks : -

Tema : Alam sekitar Aspek / Skill : Menulis Alokasi Waktu : 1 x 45 menit Pertemuan ke : Keenam


(44)

commit to user A. Standar Kompetensi :

Menulis informasi tentang alam sekitar dalam Hanzi dan Pinyin B. Kompetensi Dasar :

Menulis Hanzi dengan tepat

Menulis Hanyu Pinyin dan Shengdiao C. Tujuan Pembelajaran :

Pada akhir pembelajaran siswa dapat :

Siswa dapat menulis dan membaca 10 aksara Hanzi. D. Materi Pembelajaran :

Materi ujian

1. Menterjemahkan (Mandarin – Indonesia) a. huǒ

b. c. shuǐ d. shí e. tión

f. wǒ yǒu shān g. nǐ méi yǒu mù h. tā yǒu yue i. nǐ yǒu hé j. wǒ méiyǒu rì 2. Menulis Hanzi


(45)

commit to user

b. 日

c. 月

d. 火

e. 田

f. 我有石

g. 他没有山

h. 我有水

i. 你有禾

j. 他没有木

C. Metode Pembelajaran : D. Langkah-langkah Kegiatan :

a. Kegiatan Pendahuluan

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (5 menit) E. Kegiatan Inti

a. Tanya jawab dan permainan tebak huruf. ( 10 menit)

b. Pengujian (20 menit)

c. Memberikan PR (3 menit)

(Setiap hari menulis Hanzi selama 15 menit )

d. Menanyakan kesulitan siswa selama KBM (5 menit)


(46)

commit to user F. Sumber Belajar

中文。第一册练习册(A)暨南大学出版社,中国。广州

G. Media

Buku teks, papan tulis ( white board ), LCD

3. Proses Belajar Mengajar

1. Jumat, 12 Mei 2010

Pada pertemuan pertama penulis akan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, peragaan. Saat ini suasa kelas sangat tenang dan tertib.Penulis menjelaskan nama 8 goresan dan cara menuliskannya, siswa memperhatikan penjelasan penulis lalu mencatat dalam buku catatan.

Penulis mengajarkan cara menghafal nama 8 goresan dengan gerakan/peragaan, seluruh siswa berdiri dan mengucapkan nama delapan goresan dengan peragaan.

Siswa melakukan drill menulis bentuk 8 goresan sambil mengucapkan namanya. Penulis menanyakan kepada siswa apa yang menjadi kesulitan dalam proses belajar. Penulis menyimpulkan kegiatan hari ini.

2. Jumat, 19 Mei 2010

Pada pertemuan kedua ini penulis akan menggunakan metode ceramah dan drill. Pertama-tama penulis memasuki kelas lalu ketua kelas memimpin memberikan salam kepada penulis. Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.


(47)

commit to user

Penulis menanyakan tentang nama goresan yang telah dipelajari pada pertemuam sebelumnya. Siswa dapat menjawab dengan lancar ketika penulis melakukan suatu peragaan nama goresan.

Penulis mulai menuliskan urutan goresan sehingga membentuk sebuah aksara Mandarin. Siswa mencatat urutan goresan.

Penulis mengajak siswa untuk melakukan latihan menulis aksara Mandarin. Penulis memberikan PR untuk menulis aksara Mandarin setiap hari menulis aksara Mandarin selama 15 menit.

Penulis menyimpulkan apa yang telah dipelajari.

3. Jumat, 26 Mei 2010

Pada pertemuan ketiga ini penulis menggunakan metode tanya jawab dan pemberian tugas. Penulis menunjukan gambar aksara Mandarin dan siswa menjawab arti aksara Mandarin. Penulis membagikan buku ulangan dan lembar soal. Siswa mengerjakan dengan tertib. Setelah waktu ujian habis penulis mengumpulkan buku ulangan.

Hambatan yang dihadapi. 27 siswa mengalami kesulitan pada menghafal urutan goresen, 5 siswa mengalami kesulitan dalam hal menghafal bentuk secara keseluruhan.5 siswa mengalami kesulitan dalam hal kesutitan dalam hal memahami makna dalam tulisan.

Penulis mengumumkan pada pertemuan ke empat siswa akan belajar tentang Shufa, maka diharuskan membawa koran bekas, kain lap, palet. Penulis menyimpulkan pembelajaran.


(48)

commit to user 4. Jumat, 2 April 2010

Pada pertemuan keempat penulis menerapkan menulis aksara Mandarin menggunakan Shufa. Penulis memasuki kelas dan memberikan salam. Siswa terlihat sangat sibuk dalam menyiapakan alat peraga. Meja siswa kurang rapi dan bersih. Penulis menyampaikan tujuan pengajaran hari ini. Penulis menceritan tentang sejarah Shufa dan cara menggunakan maobi. Penulis menjelaskan tentang makna aksara mandarin. Penulis memutarkan cara menulis aksara Mandarin dengan slide LCD. Penulis memperagakan menulis aksara Mandarin menggunakan Maobi serta menceritakan tentang aksara radikalnya. Penulis menugaskan siswa untuk menulis Aksara Mandarin menggunakan Shufa

Penulis memberikan PR menulis Aksara Mandarin. Penulis menanyakan masalah yang dihadai dalam proses pembelajaran. Hambatan yang ditemui 10 anak tidak membawa koran, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan lancar. 3 siswa menumpahkan tinta milik siswa lain sehingga kelas terlihat kotor.

5. Jumat, 9 April 2010

Pada pertemuan kelima penulis menggunakan metode drill dan tanya jawab. Penulis memberi tugas kepada siswa untuk menulis 5 kali pada setiap aksara Mandarin. Penulis menganjurkan pada siswa untuk membuat kalimat / kata-kata motivasi menggunakan maobi. Siswa mulai menulis menggunakan maobi sesuai dengan kreativitasnya.


(49)

commit to user

Penulis menanyakan kesulitan yang dihadap anak dan membantu menyelesaikannya. Penulis memberikan tugas membuat 10 kalimat menggunakan maobi sesuai dengan kreativitas anak. Penulis menyimpulkan kegiatan dan menutup kelas dengan sapaan.

Hambatan yang di temui adalah 3 anak tidak membawa koran, 2 anak tidak membawa kain serbet, dan 2 anak menumpahkan tinta.

6. Jumat, 16 April 2010

Pada pertemuan keenam ini penulis menggunakan metode tanya jawab dan pemberian tugas. Penulis menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Penulis menunjukan gambar aksara Mandarin dan siswa menjawab arti aksara Mandarin. Penulis membagikan buku ulangan dan lembar soal. Siswa mengerjakan dengan tertib. Setelah waktu ujian habis penulis mengumpulkan buku ulangan.

Penulis menyampaikan kata perpisahan dan harapan penulis kepada siswa. Penulis menutup kegitan belajar mengajar dengn berfoto bersama dan mengucapkan salam perpisahan.

C. Hasil Evaluasi

1. Evaluasi Kondisi awal IV A

Berdasarkan pada tabel ketertarikan siswa dalam belajar bahasa Mandarin, kelas IVA adalah kelas yang memiliki 31 siswa yang menyukai bahasa Mandarin, 4 siswa merasa biasa saja dan hanya 2 siswa yang tidak tertarik belajar bahasa Mandarin, namun jika dilihat dari prestasi siswa


(50)

commit to user

dalam menulis aksara Mandarin sangat memprihatinkan. 17 siswa memiliki nilai dibawah 60. Jika dipersenkan sekitar 45% siswa memiliki nilai dibawah 60.

Tabel 3.6. Ketertarikan Siswa Dalam Belajar Bahasa Mandarin Seberapa menariknya Seberapa

belajar bahasa Mandarin menurut anak-anak ?

menarikkah

pelajaran menulis Hanzi menurut anak-anak ?

Sangat menarik 17 18

Menarik 14 15

Biasa saja 4 2

Kurang menarik 1 -

Sama sekali tidak menarik

1 2

Tabel 3.7. Daftar Nilai Sebelum Anak Mengenal Shufa 1 Bernadus Prakosa Setiawan A.N 35 2 Erza Jhuniza Vici Satria 30

3 Celina Febiola 80

4 Febriyan Nurmas Gautama 40 5 Geasella Haylung Yuwono 90 6 Georgia Monica Candra 70 7 Joan Emilie Sulistya Putri 95

8 Rizky Hartono 60

9 Salsabila Alfianti Puteri 75 10 Sekar Arum Agatha Karinsia 60 11 Anastasia Kiranahita 100

12 Donny Hendrawan 40

13 Duhita Adwitya Hapsari 80 14 Fransisca Cahya Kartika 50 15 I. Made Aditya Laksana 60 16 Joshua Jaler Jendral 50 17 Leonardo Milenio Putra 60


(51)

commit to user

19 Monica Ardhika Anugrah 65

20 Rosita Rose Marry 55

21 Veronica Nhimas Ayuningtyas 35 22 Vincentius Stephen Santoso 50 23 Bernardus Alfin Kriscahya 40 24 Carolus Aditya Chandra 75 25 Clara Valentine Febiola 60

26 Mourin Fransisca 90

27 Thomas Serafim Desantos 55 28 Izha Adhi Natalendra 55 29 Johan Kartika Candra 45 30 Liliana Kitty Sozanolo 45 31 Lioni Christine Azali 60 32 Maria Paulina Kasni 85 33 Vina Angelika Handoko 35

34 Wahyu Budhi Utomo 70

35 Gregorius Aryo Danang 60

36 MA.Dian Pratiwi 50

37 Damiana Nirmala MA 95

NILAI RATA-RATA 60.4

2. Evaluasi Kondisi Terakhir IV A

Setelah mengikuti penerapan menulis aksara Mandarin menggunalan Shufa nilai rata rata kelas menjadi 81,2. Nilai tersebut naik

20,8 dari nilai rata rata sebelumnya 60,4.enam siswa memiliki nilai 100. Siswa terlihat lebih kreatif dalam mengekspresikan kemampuan menulis aksara Mandarin, mereka menulis kata-kata motivatisi pada sebuah kertas lalu ditempelkan pada dinding kelas, papan mading.


(52)

commit to user

Tabel 3.8. Daftar Nilai Setelah Siswa Menerapkan Menulis Aksara Mandarin Menggunakan Shufa

1 Bernadus Prakosa Setiawan A.N 70 2 Erza Jhuniza Vici Satria 75

3 Celina Febiola 95

4 Febriyan Nurmas Gautama 85 5 Geasella Haylung Yuwono 100 6 Georgia Monica Candra 85 7 Joan Emilie Sulistya Putri 95

8 Rizky Hartono 60

9 Salsabila Alfianti Puteri 100 10 Sekar Arum Agatha Karinsia 85 11 Anastasia Kiranahita 100

12 Donny Hendrawan 100

13 Duhita Adwitya Hapsari 95 14 Fransisca Cahya Kartika 100 15 I. Made Aditya Laksana 85 16 Joshua Jaler Jendral 60 17 Leonardo Milenio Putra 90

18 Margaretha Yunitri 60

19 Monica Ardhika Anugrah 85

20 Rosita Rose Marry 95

21 Veronica Nhimas Ayuningtyas 60 22 Vincentius Stephen Santoso 60 23 Bernardus Alfin Kriscahya 60 24 Carolus Aditya Chandra 90 25 Clara Valentine Febiola 90

26 Mourin Fransisca 95

27 Thomas Serafim Desantos 70 28 Izha Adhi Natalendra 60 29 Johan Kartika Candra 60 30 Liliana Kitty Sozanolo 80 31 Lioni Christine Azali 65


(53)

commit to user

32 Maria Paulina Kasni 95 33 Vina Angelika Handoko 55

34 Wahyu Budhi Utomo 85

35 Gregorius Aryo Danang 90

36 MA.Dian Pratiwi 70

37 Damiana Nirmala MA 100

NILAI RATA-RATA 81.2

3. Evaluasi Keberhasilan

Penggunaan Shufa dalam pengajaran menulis aksara Mandarin dapat meningkatkan prestasi anak. Terbukti dari meningkatnya nilai rata rata kelas dari 60,4 menjadi 81,2 . Sebelum penerapan pengajaran menulis aksara Mandarin menggunakan Shufa 17 anak memiliki nilai di bawah 60, setelah penerapan pengajaran menulis aksara Mandarin menggunakan Shufa hanya seorang anak yang memiliki nilai di bawah 60 (anak tersebut sebenarnya telah mengalami peningkatan dari nilai sebelumnya 35 menjadi 55).

Anak juga mengalami peningkatan hasrat dalam menulis aksara Mandarin terbukti dari karya anak yang ditempel pada mading, lampion kertas, pintu kelas.

D. Hambatan dan Solusinya

1. Tinta sering tumpah dan mengotori tempat belajar.

Solusinya adalah sebelum proses pembelajaran menulis aksara Mandarin dengan menggunakan Shufa guru wajib menyediakan kain pel didalam


(54)

commit to user

ruang belajar, sehingga jika sewaktu waktu tinta anak tumpah guru/siswa dapat langsung membersihkannya.

2. Anak sering lupa membawa koran/Maobi sebagai media menulis Hanzi Solusinya adalah setiap kertas koran (media untuk menulis Hanzi) yang sisa harus disimpan dalam lemari kelas, agar jika ada anak yang lupa membawa koran, anak tersebut dapat mengambil koran di dalam lemari, sehingga proses menulis aksara Mandarindapatberjalan dengn lancar.


(55)

commit to user

44

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penerapan metode Shufa dalam pembelajaran menulis aksara Mandarin di SD Marsudirini Surakarta sangat berdampak positif terhadap peningkatan prestasi siswa. Tingkat pemahaman siswa terhadap unsur-unsur aksara Mandarin menjadi lebih komprehensif, siswa lebih interaktif dengan guru, siswa kritis terhadap materi yang disampaikan guru, nilai mata pelajaran bahasa Mandarin meningkat, terbukti dari hasil ujian yang mengalami peningkatan, ini merupakan indikator peningkatan prestasi belajar.

Sebagai penerapan metode Shufa banyak ditemui hambatan. Misalnya, tinta sering tumpah dan mengotori tempat belajar, siswa sering lupa membawa koran dan Maobi (sebagai media menulis Hanzi). Melalui interaksi yang tercipta, hambatan tersebut dapat segera diatasi sehingga tidak mengganggu proses belajar, misalnya siswa sebelum dapat menggunakan media lain dalam menulis Hanzi, maupun guru cepat tanggap dengan menciptakan kegiatan-kegiatan baru terkait materi yang diajarkan.

B. Saran untuk SD Marsudirini

Setelah melihat keadaan di dalam proses pembelajaran menulis Hanzi menggunakan Shufa, maka terdapat beberapa saran yang ingin penulis sampaikan untuk perbaikan, diantaranya adalah:


(56)

commit to user

1. Sekolah perlu memiliki alat peraga Maobi (kuas untuk menulis Hanzi) sehingga proses pembelajaran menulis aksara Mandarin dengan menggunakan Shufa dapatberjalan dengan lancar.

2. Sekolah perlu menyedikan buku khusus untuk latihan menulis Hanzi yang sesuai dengan standar buku latihan menulis Hanzi.


(57)

commit to user

46

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1990. Dasar Kependidikan. Surakarta: FKIP UNS.

Maslow, Abraham. 1984. Motivation and Personality. New York: Harper and Row.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional:Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, Noehi. Et.all. 1998. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.

Satrio, Adi. 2005. Kamus Ilmiah Populer. Visi7.

Sukardi, Ketut. 1983. Psikologi Pendidikan Keluarga. Yogyakarta: Rosdakarya. Suparto. 2009. Percakapan Mandarin Modern. Bandung: Pustaka Internasional. Suparto.2002.Kemiripan Aksara Mandarin.Bandung.Puspaswara.

Suparto.2002.Kamus Bushou Aksara Mandarin.Bandung.Pustaka Mandarin. Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

DATA MELALUI INTERNET

http//www.baike.baidu.com [diakses, 4 Maret 2010] http//www.euroasiasoftware.com [diakses, 29 Maret 2010] http//www.kuang darwu.wordpress.com [diakses, 4 Maret 2010] http//www.shufa.com [diakses, 10 April 2010]


(1)

commit to user

Tabel 3.8. Daftar Nilai Setelah Siswa Menerapkan Menulis Aksara Mandarin Menggunakan Shufa

1 Bernadus Prakosa Setiawan A.N 70

2 Erza Jhuniza Vici Satria 75

3 Celina Febiola 95

4 Febriyan Nurmas Gautama 85

5 Geasella Haylung Yuwono 100

6 Georgia Monica Candra 85

7 Joan Emilie Sulistya Putri 95

8 Rizky Hartono 60

9 Salsabila Alfianti Puteri 100

10 Sekar Arum Agatha Karinsia 85

11 Anastasia Kiranahita 100

12 Donny Hendrawan 100

13 Duhita Adwitya Hapsari 95

14 Fransisca Cahya Kartika 100

15 I. Made Aditya Laksana 85

16 Joshua Jaler Jendral 60

17 Leonardo Milenio Putra 90

18 Margaretha Yunitri 60

19 Monica Ardhika Anugrah 85

20 Rosita Rose Marry 95

21 Veronica Nhimas Ayuningtyas 60

22 Vincentius Stephen Santoso 60

23 Bernardus Alfin Kriscahya 60

24 Carolus Aditya Chandra 90

25 Clara Valentine Febiola 90

26 Mourin Fransisca 95

27 Thomas Serafim Desantos 70

28 Izha Adhi Natalendra 60

29 Johan Kartika Candra 60

30 Liliana Kitty Sozanolo 80


(2)

commit to user

32 Maria Paulina Kasni 95

33 Vina Angelika Handoko 55

34 Wahyu Budhi Utomo 85

35 Gregorius Aryo Danang 90

36 MA.Dian Pratiwi 70

37 Damiana Nirmala MA 100

NILAI RATA-RATA 81.2

3. Evaluasi Keberhasilan

Penggunaan Shufa dalam pengajaran menulis aksara Mandarin

dapat meningkatkan prestasi anak. Terbukti dari meningkatnya nilai rata rata kelas dari 60,4 menjadi 81,2 . Sebelum penerapan pengajaran menulis aksara Mandarin menggunakan Shufa 17 anak memiliki nilai di bawah 60,

setelah penerapan pengajaran menulis aksara Mandarin menggunakan

Shufa hanya seorang anak yang memiliki nilai di bawah 60 (anak tersebut

sebenarnya telah mengalami peningkatan dari nilai sebelumnya 35 menjadi 55).

Anak juga mengalami peningkatan hasrat dalam menulis aksara Mandarin terbukti dari karya anak yang ditempel pada mading, lampion kertas, pintu kelas.

D. Hambatan dan Solusinya

1. Tinta sering tumpah dan mengotori tempat belajar.

Solusinya adalah sebelum proses pembelajaran menulis aksara Mandarin


(3)

commit to user

ruang belajar, sehingga jika sewaktu waktu tinta anak tumpah guru/siswa dapat langsung membersihkannya.

2. Anak sering lupa membawa koran/Maobi sebagai media menulis Hanzi

Solusinya adalah setiap kertas koran (media untuk menulis Hanzi) yang sisa harus disimpan dalam lemari kelas, agar jika ada anak yang lupa membawa koran, anak tersebut dapat mengambil koran di dalam lemari, sehingga proses menulis aksara Mandarindapatberjalan dengn lancar.


(4)

commit to user

44 BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penerapan metode Shufa dalam pembelajaran menulis aksara Mandarin di SD Marsudirini Surakarta sangat berdampak positif terhadap peningkatan prestasi siswa. Tingkat pemahaman siswa terhadap unsur-unsur aksara Mandarin menjadi lebih komprehensif, siswa lebih interaktif dengan guru, siswa kritis terhadap materi yang disampaikan guru, nilai mata pelajaran bahasa Mandarin meningkat, terbukti dari hasil ujian yang mengalami peningkatan, ini merupakan indikator peningkatan prestasi belajar.

Sebagai penerapan metode Shufa banyak ditemui hambatan. Misalnya, tinta sering tumpah dan mengotori tempat belajar, siswa sering lupa membawa koran dan Maobi (sebagai media menulis Hanzi). Melalui interaksi yang tercipta, hambatan tersebut dapat segera diatasi sehingga tidak mengganggu proses belajar, misalnya siswa sebelum dapat menggunakan media lain dalam

menulis Hanzi, maupun guru cepat tanggap dengan menciptakan

kegiatan-kegiatan baru terkait materi yang diajarkan.

B. Saran untuk SD Marsudirini

Setelah melihat keadaan di dalam proses pembelajaran menulis Hanzi

menggunakan Shufa, maka terdapat beberapa saran yang ingin penulis


(5)

commit to user

1. Sekolah perlu memiliki alat peraga Maobi (kuas untuk menulis Hanzi)

sehingga proses pembelajaran menulis aksara Mandarin dengan

menggunakan Shufa dapatberjalan dengan lancar.

2. Sekolah perlu menyedikan buku khusus untuk latihan menulis Hanzi yang sesuai dengan standar buku latihan menulis Hanzi.


(6)

commit to user

46

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1990. Dasar Kependidikan. Surakarta: FKIP UNS.

Maslow, Abraham. 1984. Motivation and Personality. New York: Harper and

Row.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional:Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, Noehi. Et.all. 1998. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.

Satrio, Adi. 2005. Kamus Ilmiah Populer. Visi7.

Sukardi, Ketut. 1983. Psikologi Pendidikan Keluarga. Yogyakarta: Rosdakarya. Suparto. 2009. Percakapan Mandarin Modern. Bandung: Pustaka Internasional. Suparto.2002.Kemiripan Aksara Mandarin.Bandung.Puspaswara.

Suparto.2002.Kamus Bushou Aksara Mandarin.Bandung.Pustaka Mandarin. Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

DATA MELALUI INTERNET http//www.baike.baidu.com [diakses, 4 Maret 2010] http//www.euroasiasoftware.com [diakses, 29 Maret 2010] http//www.kuang darwu.wordpress.com [diakses, 4 Maret 2010] http//www.shufa.com [diakses, 10 April 2010]