Peningkatan prestasi belajar matematika mengenai operasi bilangan dengan menggunakan metode permainan pada siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan.
vii
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika mengenai operasi bilangan dengan metode permainan. Penelitian ini berguna bagi guru, untuk meningkatkan prestasi belajar di kelas. Bagi siswa sangat berpengaruk dalam hal memahami pokok bahasan operasi bilangan. Dan bagi sekolah, untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode permainan. Metode permainan dirasa cocok untuk dunia anak, khususnya anak kelas I. Dengan bermain bersama teman sebaya diharapkan mereka dapat menemukan dunianya untuk mulai bersosialisasi mengenal orang lain. Langkah–langkah permainan ini diawali dengan menukarkan kartu piluhan dan satuan. Kertas puluhan dan satuan dipilih warna yang berbeda. Siswa membawa minimal 10 katu puluhan dan 20 kartu satuan. Satu kartu puluhan harus ditukar dengan sepuluh kartu satuan.
Metode permainan menukarkan kartu puluhan dengan kartu satuan tersebut sungguh amat bermanfaat, khususnya bagi siswa kelas I SD Marsudirini yang baru pertama kali menghitung bilangan, khususnya dalam hal pengurangan dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan pengurangnya.
Metode bermain dianggap paling cocok, untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I SD. Peningkatan prestasi dapat dilihat dari kenaikan ketuntasan. Keadaan kondisi awal dari 27 siswa tuntas 5 siswa ( 18,51%). Sedangkan di siklus ke II sudah meningkat. Keadaan ketuntasan setelah siklus ke II dari 27 siswa tuntas 26 siswa (96,29%). Untuk memunculkan hal-hal yang berguna tersebut diperlukan pendampingan dari orang yang lebih dewasa yang dapat memfasilitasi kegiatan bermain sehingga anak dapat belajar mengerti fungsi dan arti bermain. Kata kunci : prestasi, operasi bilangan, media permainan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
iv
Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan apa yang orang katakan bahwa kamu tak akan mampu melakukannya. (Anonim)
Gunung-gunung dan jurang-jurang dalam tak mungkin berhasil kau lalui hanya dengan lompatan-lompatan kecil. (Anonim)
Hidup bagaikan alunan musik, yang lebih dibangun dengan jiwa dan rasa dari pada sekedar dengan akal dan logika. (Khalil Gibran)
(8)
v Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Siswa-siswi kelas I SD Marsudirini Muntilan.
2. Segenap pembaca, semoga dapat menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.
(9)
(10)
vii
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika mengenai operasi bilangan dengan metode permainan. Penelitian ini berguna bagi guru, untuk meningkatkan prestasi belajar di kelas. Bagi siswa sangat berpengaruk dalam hal memahami pokok bahasan operasi bilangan. Dan bagi sekolah, untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode permainan. Metode permainan dirasa cocok untuk dunia anak, khususnya anak kelas I. Dengan bermain bersama teman sebaya diharapkan mereka dapat menemukan dunianya untuk mulai bersosialisasi mengenal orang lain. Langkah–langkah permainan ini diawali dengan menukarkan kartu piluhan dan satuan. Kertas puluhan dan satuan dipilih warna yang berbeda. Siswa membawa minimal 10 katu puluhan dan 20 kartu satuan. Satu kartu puluhan harus ditukar dengan sepuluh kartu satuan.
Metode permainan menukarkan kartu puluhan dengan kartu satuan tersebut sungguh amat bermanfaat, khususnya bagi siswa kelas I SD Marsudirini yang baru pertama kali menghitung bilangan, khususnya dalam hal pengurangan dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan pengurangnya.
Metode bermain dianggap paling cocok, untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I SD. Peningkatan prestasi dapat dilihat dari kenaikan ketuntasan. Keadaan kondisi awal dari 27 siswa tuntas 5 siswa ( 18,51%). Sedangkan di siklus ke II sudah meningkat. Keadaan ketuntasan setelah siklus ke II dari 27 siswa tuntas 26 siswa (96,29%). Untuk memunculkan hal-hal yang berguna tersebut diperlukan pendampingan dari orang yang lebih dewasa yang dapat memfasilitasi kegiatan bermain sehingga anak dapat belajar mengerti fungsi dan arti bermain. Kata kunci : prestasi, operasi bilangan, media permainan
(11)
(12)
viii
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Mengenai Operasi Bilangan dengan Menggunakan Media Permainan pada Siswa Kelas I SD Marsudirini Muntilandapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga tuntas.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, SS, BST, M.A, sebagai Kepala Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga tuntas.
3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., sebagai Koordinator PSKGJ, atas kesabarannyadalam mendampingi serta membimbing penulis saat belajar. 4. Para dosen pengajar, yang telah memberi teladan dan wacana yang
semakin menguatkan penulis untuk terus belajar.
5. Ibu Dra, Haniek Sri Pratini, M. Pd., sebagai dosen pembimbing atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mendampingi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
(13)
ix telah memberi ijin studi untuk penulis.
7. Sr. M. Rachel, OSF, selaku kepala sekolah SD Marsudirini Muntilan, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk menempuh Studi.
8. Seluruh Dewan Guru SD Marsudirini Muntilan yang telah memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Teman-teman guru yang ikut PPKHB khususnya kelompok Muntilan 10.Orang tuaku, walaupun saat itu sedang sakit tetap memberi restu agar
penulis terus maju, tapi akhirnya Tuhan berkehendak lain.
11.Adik-adikku yang penuh pengertian sebagai sumber semangat dalam menyelesaikan skripsi penelitian tindakan kelas ini.
12.Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangan. Maka penulis dengan senang hati menerima masukan yang berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga penulisan-penulisan selanjutnya lebih meningkat.
Penulis berharap semoga skripsi penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan terutama sebagai inovasi dalam bidang pendidikan.
Yogyakarta,17 Nopember 2012 Penulis
(14)
x
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN………..ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
MOTTO………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
ABSTRAK ………...vii
KATA PENGANTAR ……….viii
DAFTAR ISI ………x
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1
B. Pembatasan Masalah ……….5
C. Rumusan Masalah ……….5
D. Pemecahan Masalah ………..5
E. Batasan Pengertian ………6
F. Tujuan Penelitian ………..6
(15)
xi
A. Kajian / Landasan Teori ……… 9
1. Prestasi Belajar………9
2. Matematika ………11
3. Operasi Bilangan ………...14
4. Metode Permainan ……….14
B. Penelitian Yang Relevan ……….. 16
C. Kerangka Pikir ………...18
D. Hipotesis Tindakan ……….. 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 20
B. Setting Penelitian ……… 21
C. Rencana Tindakan ………... 25
D. Pengumpulan Data dan Instrumen ……….. …………32
E. Analisis Data ………...34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Penelitian ……… 36
B. Hasil Penelitian ……… 36
C. Pembahasan ………48
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan ………..51
B. Saran ………51
DAFTAR PUSTAKA ………....54
(16)
xii
Lapmpiran halaman
1. Silabus ……… 57
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Sklus I) ………59
3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ……… 66
4. Lembar Evaluasi Siklus I……… 68
5. Lembar Penilaian Siklus I ……….. 71
6. Kisi-kisi Siklus I ……….73
7. Kunci Jawaban Siklus I ………..74
8. Silabus Siklus II ………. 75
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ……….77
10.Lembar Kerja Siswa Siklus II ……… 83
11.Lembar Evaluasi Siklus II ………. 85
12.Lembar Penilaian Siklus II ……… 88
13.Kisi-kisi Siklus II ……….. 89
(17)
xiii
Tabel Halaman 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ………... 22 3.2 Tabel Indikator Keberhasilan ………. 34 3.3 Tabel Kriteria Keberhasilan ………34 4.1 Tabel Perbandingan Prestasi Kondisi Awal dan Siklus I ………. 38 4.2 Tabel Persentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I ……….. 39 4.3 Tabel Perbandingan Prestasi Kondisi Awal dan Siklus Akhir …… 45
(18)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 3.1 Gambar Desain Penelitian ……….. 23 4.1 Grafik Perbandingan Prestasi Kondisi Awal dan Siklus I ……….. 39 4.2 Grafik Persentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I ………. 40 4.3 Grafik Perbandingan Prestasi Kondisi Awal dan Siklus Akhir ….. 46
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran penting bagi siswa Sekolah Dasar. Namun bagi siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan, Matematika
merupakan momok (dianggap sulit) sehingga mereka merasa takut dan raut mukanya menunjukkan wajah yang kurang ceria dalam menghadapi palajaran Matematika. Dalam benak mereka sudah tergambar bahwa pelajaran Matematika itu sulit. Bahkan menurut cerita orang tua ada yang rewel saat akan berangkat
sekolah karena ada pelajaran Matematika. Ada pula yang ijin ke belakang bila disuruh mengerjakan soal latihan. Matematika sepertinya sudah menjadi ikon pelajaran paling sulit dan menjemukan. Pendek kata mereka kurang antusias, lebih-lebih dalam hal operasi bilangan khususnya dalam hal pengurangan sampai
dengan bilangan seratus dan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya. Selama ini nilai rata-rata pencapaian selalu di bawah standar (75). Padahal proses pembelajaran dapat dikatakan baik apabila tujuan pembelajaran yang akan dicapai (indikator) dapat tercapai dan nilai
rata-rata siswa di atas standar yang ditentukan atau di atas KKM.
Siswa yang duduk di kelas I SD adalah siswa yang berada pada rentang usia dini. Mereka baru saja belajar dari sekolah Taman Kanak-kanak, masih banyak bermain dari pada belajar. Masa usia dini ini merupakan masa
(20)
perkembangan yang sangat penting bagi kehidupan seorang siswa. Setiap siswa memiliki sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap obyek yang ada di lingkungannya.
Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk
menafsirkan obyek). Belajar diartikan sebagai proses interaksi diri siswa dengan lingkungannya. Siswa belajar dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dan diraba. Belajar dari yang sederhana meningkat ke yang kompleks, dari yang mudah meningkat ke hal yang sulit.
Berdasarkan pengamatan peneliti, seharusnya nilai Matematika siswa-siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan dapat mencapai di atas standar atau di atas KKM karena:
1. Pada umumnya siswa yang masuk di SD Marsudirini Muntilan sudah
melewati sekolah Taman Kanak-kanak.
2. Orang tua berpendidikan, banyak yang sarjana, walaupun masih ada beberapa yang lulus SLTA.
3. Orang tua memperhatikan/mendampingi belajar siswa di rumah, bahkan ada
yang memberikan tambahan pelajaran dengan les privat di rumah. 4. Gizi siswa SD Marsudirini Muntilan tercukupi.
5. Siswa SD Marsudirini banyak yang tinggal di lingkungan perkotaan, walaupun ada beberapa yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.
(21)
Tetapi mengapa mereka kurang antusias terhadap mata pelajaran Matematika, khususnya dalam hal pengurangan sampai dengan bilangan seratus
(100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya. Banyak juga faktor yang menyebabkan kesulitan bagi siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan dalam mengoperasikan bilangan khususnya pengurangan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Penguasaan konsep tentang operasi bilangan masih lemah, karena masih menghitung dengan menggunakan jari.
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena sudah dibayangi dengan pikiran bahwa Matematika itu sulit.
3. Mereka berasal dari bermacam-macam keluarga yang tentunya cara mengajarkannya juga berbeda-beda.
4. Siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan belum semuanya dapat menerima cara yang berbeda. Jika ada cara yang berbeda dianggap salah.
5. Guru les privatnya juga mengajarkan cara yang dipandang mudah diterima bagi siswa, padahal dalam satu kelas klasikal juga macam-macam guru les. 6. Rasa egois siswa yang masih tinggi, sehingga mereka hanya berpikir
pendapatnyalah yang paling benar.
7. Guru kurang menggunakan metode yang menarik, dan harus menyelesaikan bahan pelajaran yang banyak, sedangkan waktu yang tersedia kurang mencukupi untuk latihan-latihan.
(22)
8. Biasanya untuk pelajaran Matematika guru banyak memberi latihan dan tugas, tapi tidak dapat melihat cara-cara siswa mengoperasikan yang
berbeda.
9. Guru kurang telaten dalam mendampingi siswa, untuk menemukan cara pengurangan yang mudah diterima bagi siswa, dengan macam-macam cara yang diperoleh siswa dari keluarga.
Terkait dengan masalah yang ada di kelas I jenjang Sekolah Dasar khususnya, SD Marsudirini Muntilan, terutama dalam hal mengoperasikan pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya, masih di bawah
rata-rata standar atau di bawah KKM, maka kami berencana meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dalam hal mengoperasikan bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan
bilangan pengurangnya, dengan menggunakan metode permainan.
Maka diharapkan dengan menggunakan metode permainan ini, siswa akan lebih bersemangat, bergairah dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga siswa-siswa kelas satu SD Marsudirini Muntilan tetap senang
(23)
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan yang akan dibahas,
meliputi sebagai berikut:
1. Penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penelitian ini dibatasi hanya pada mata pelajaran Matematika tentang
pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya, dengan menggunakan metode permainan. C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimana metode permainan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai pengoperasian bilangan dalam mata pelajaran Matematika khususnya di kelas I SD Marsudirini Muntilan.
D. Pemecahan Masalah
Pada penelitian ini disusun kreasi belajar/tindakan bahwa dengan metode permainan dapat meningkatkan semangat dan prestasi belajar siswa pada
pelajaran Matematika mengenai pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya dalam mata pelajaran Matematika pada siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan.
(24)
E. Batasan Pengertian
1. Prestasi belajar adalah proses peningkatan yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. 2. Matematika adalah bahasa khusus yang menggunakan angka dan simbol
untuk mempelajari hubungan antar kuantitas.
3. Operasi bilangan adalah metode menggabungkan bilangan-bilangan dengan
menjumlah, mengurang, mengalikan, dan membagi.
4. Metode permainan adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran serta digunakan siswa untuk dapat terlibat
langsung dalam pembelajaran Matematika
5. Siswa kelas I SD adalah manusia yang masih sangat muda, yang belajar di sekolah untuk dibentuk menjadi manusia dewasa dan mendapat kesempatan untuk bertumbuh wajar sesuai bakat dan kemampuannya.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas I SD Marsudirini Muntilan Tahun Ajaran 2011/2012 dalam pelajaran
Matematika mengenai operasi bilangan dengan metode permainan dalam pembelajaran.
(25)
G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis:
Manfaat penelitian ini adalah dapat memberi wawasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode permainan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pelajaran Matematika. 2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Guru:
1) Guru menyadari metode permainan dalam pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi pembelajaran di kelas. 2) Guru dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi
oleh siswa dalam menerima pelajaran dengan menggunakan metode permainan.
3) Guru terbiasa menggunakan metode permainan dalam pembelajaran untuk meningkatkan gairah siswa dalam belajar.
4) Guru menyadari untuk selalu berkreasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
5) Guru dapat merasakan efektifitas pembelajaran dengan metode perminan dengan melihat hasil/nilai yang diperoleh siswa.
6) Guru juga ikut bersemangat bila melihat siswa yang penuh semangat, dan hasil/nilai siswa memuaskan.
(26)
7) Guru terbiasa mengadakan penelitian kecil yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karier guru itu
sendiri. b. Bagi Siswa:
1) Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas tersebut dalam memahami pokok bahasan penjumlahan dan
pengurangan dalam pelajaran Matematika.
2) Bagi siswa yang lain penelitian ini bermanfaat karena siswa lebih tertarik dan dapat lebih cepat memahami pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan dalam pelajaran Matematika
3) Secara berangsur-angsur siswa belajar untuk mencintai pelajaran Matematika yang dianggapnya sebagai pelajaran paling sulit.
4) Bila siswa sudah mencintai pelajaran, diharapkan akan pergi ke sekolah dengan gembira dan penuh semangat.
c. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi : 1) Sekolah tentunya untuk meningkatkan proses pembelajaran. 2) Sekolah dalam rangka perbaikan-perbaikan pembelajaran.
3) Sekolah agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru tidak membosankan.
(27)
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian/Landasan Teori
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar Masing-masing memiliki arti tersendiri. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008:1101) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).
Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan
tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar dalam berbagai dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas
lagi dalam bergai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.
Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari pada itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan penguasaan
hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Menurut Tabrani Rusyan dan Yani Daryani (1992:132) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Pengertian ini
(28)
menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan.
Moh Surya (1977:99) menyatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan M. Sobry Sutikno (2010:71) mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hilgart dan Bower (2007:105) dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, menyatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
suatu situasi.
Belajar menurut Darsono (2001:4) adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
(29)
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan, peningkatan prestasi yang disebut sebagai hasil belajar.
Dari beberapa pengertian di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar, dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran.
2. Matematika
Pengertian matematika menurut Janice Van Cleave (2003:23), Matematika adalah: (1) bahasa khusus yang menggunakan angka-angka dan simbol-simbol untuk mempelajari hubungan antara kuantitas, (2)
suatu bahan kajian yang obyeknya abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep di dalam matematika yang bersifat sangat kuat dan jelas.
Romberg (1992:17) mengarahkan hasil penelaahnya tentang
matematika kepada 3 sasaran utama yaitu :
a. Para sosiolog, psikolog, pelaksana administrasi sekolah dan penyusunan kurikulum memandang bahwa matematika merupakan ilmu disiplin, ketat dan statik.
(30)
b. Selama kurun waktu dua decade terakhir ini matematika dipandang sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap matematika itu sendiri.
c. Matematika dipandang sebagai suatu bahasa , struktur logika batang tubuh dan ruang, rangkaian matematika untuk menarik kesimpulan ilmu terhadap dunia fisik sebagai aktifitas intelektual.
Standar kompetensi tingkat SD/MI (Depdiknas 2008:134)
Matematika merupakan Ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas
(31)
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal
pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa.
Tujuan Matematika:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, melakukan
manipilasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
(32)
3. Operasi Bilangan
Menurut Ervina Yudha (2003:13) operasi bilangan adalah
metode menggabungkan bilangan-bilangan dengan menjumlah, mengurang mengalikan dan membagi
a. Operasi bilangan sederhana adalah operasi hitung bilangan yang hanya mengandung satu macam operasi yaitu penjumlahan atau
pengurangan dan bilangan tersebut maksimal 100.
b. Kemampuan siswa melakukan operasi hitung sederhana adalah skor yang diperoleh siswa dari ulangan operasi hitung bilangan sederhana maksimal 100.
4. Metode Permainan
Thoifuri (2008:55) menyatakan metode permainan adalah cara untuk membantu siswa lebih cepat mengetahui, memahami dan upaya
terampil dalam mempelajari bidang studi tertentu.
Dinje Borman Rumupuk (1998:77) berpendapat bahwa setiap alat baik hardware maupun software yang digunakan sebagai komunikasi, dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses
belajar mengajar.
Syaiful Bahri Djamarah (2005:34) berpendapat bahwa:
a. Metode permainan adalah salah satu cara yang dapat dijadikan perantara untuk mencapai tujuan pendidikan.
(33)
b. Faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan tertentu.suatu perbuatan dan situasi.
c. Suatu perbuatan dan situasi yang sengaja diciptakan untuk mencapai suatu tujuan yang bernilai edukatif. Perbuatan dan situasi ini ditujukan kepada anak, agar anak mengikuti apa yang telah dibuat.
Menurut Martin Handoko dan Theo Riyanto (2006:5) permainan adalah salah satu cara agar untuk membuat suatu pertemuan dalam hal ini pembelajaran menjadi segar dan hangat. Adapun tujuan permaian anatara lain: (1) siswa senang dalam mengikuti kegiatan
belajar, sehingga tidak merasa lelah dan bosan; (2) tujuan dapat tercapai secara lebih optimal karena siswa terlibat secara aktif.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah salah satu cara yang dapat membangkitkan minat belajar siswa
dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dalam suatu permainan tidak harus mahal yang penting dapat merangsang siswa untuk belajar, maka penulis menggunakan metode permainan yang dapat digunakan sebagai fasilitatot dalam bejajar sambil bermain yaitu
kartu domino yang dibuat dari kertas lipat. Sebagai pengganti ketas dapat digunakan sedotan, manik-maik, atau benda lain yang mudah ditemukan, ringan dan berbeda warna
(34)
B. Penelitian Yang Relevan
Pada bagian ini, dijelaskan contoh penelitian yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut:
Putra Endi Pertama menulis PTK dengan Judul : Penggunaan kartu bilangan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar penjumlahan dua angka pada siswa kelas I SDN
Turupinggir II Megaluh Jombang. Berdasarkan hasil penelitiannya dia menyarankan untuk menggunakan permainan kartu bilangan sebagai salah satu pembelajaran alternative khususnya pada materi penjumlahan bilangan dua angka. Namun, perlu dipertimbangkan
juga mengenai manajemen waktu dan pengelolaan kelas dengan baik. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa :
a. Penerapan pembelajaran menggunakan permainan kartu bilangan pada materi penjumlahan bilangan dua angka
dilaksanakan dengan sangat baik
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran juga sudah sangat baik dan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata skor aktivitas siswa dari siklus I dengan presentase
67,67% ke siklus II dengan presentase 85,67%.
c. Hasil belajar siswa sudah baik dan mengalami peningkatan dari pra tindakan, siklus I dan siklus II, yaitu dari nilai rata-rata
(35)
kelas pra tindakan dengan nilai 63,60 meningkat menjadi 71,60 pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84,80
Achmad Chusairi dalam PTKnya yang berjudul : Bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan ketrampilan siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat melalui penggunaan pita garis bilangan dan tangga garis bilangan. Dia menarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga pita garis bilangan dan tangga garis bilangan memudahkan siswa menyerap materi
pelajaran
b. Penggunaan media yang tepat pelajaran yang tepat, akan mendorong minat siswa dalam belajar
c. Penggunaan alat peraga garis bilangan dan tangga garis
bilangan mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. d. Tingkat ketuntasan siswa meningkat dari 48% pada siklus I
setelah dilakukan perbaikan pembelajaran meningkat menjadi 57% pada siklus II dan 82% pada siklus III
Relevansi dengan penelitian ini adalah : menggunakan metode permainan. Metode permainan ini dirasa tepat untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika mengenai operasi bilangan untuk siswa kelas I. Peneliti yang ada dalam contoh sama-sama
(36)
menggunakan benda konkret. Benda yang digunakan peneliti mudah didapat dan bersifat ringan anatara lain : kartu bilangan dan pita garis
bilangan. Kedua peletian diatas sama-sama mengambil pokok bahasan operasi bilangan. Peneliti berkesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas I, hendaknya menggunakan metode permainan. Siswa kelas I SD akan lebih mudah memahami materi sambil bermain,
sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.
C. Kerangka Berpikir
Hasil perolehan rata-rata nilai siswa kelas I SD Marsudirini
Muntilan, masih dibawah standar KKM. Khususnya dalam hal mengoperasikan pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya.
Peneliti berencana meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dalam hal mengoperasikan bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari
satuan bilangan pengurangnya, dengan menggunakan metode permainan. Peneliti menggunakan alat yang telah dipersiapkan dalam pembelajaran Matematika. Alat tersebut berupa kertas lipat yang dipotong persegi dengan ukuran 2cm. untuk membedakan
(37)
puluhan dan satuan dipilih warna yang berbeda. Diharapkan siswa dapat mempraktekkan cara menghitung dengan benda yang
konkret, dan mempraktekannya sendiri sambil bermain. Metode permainan ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi pelajaran tentang operasi bilangan.
Metode permainan ini diharapkan dapat melibatkan siswa
untuk aktif dalam kegiatan belajar. Cara seperti ini akan membekas bagi siswa, dan siswa dapat meneruskan materi ini sambil bermain, untuk meningkatkan prestasi belajar.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Dengan menggunakan metode permainan, dalam pembelajaran Matematika mengenai operasi bilangan, khususnya pengurangan
sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya dapat meningkatkan prestasi siswa kelas I SD Marsudirini di Muntilan th pelajaran 2011/2012.
(38)
20 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penilitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Dalam konteks tujuan penelitian kelas ini, secara rinci Suhardjono
(2007:61) mengemukakan sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas
3. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Mengacu pada tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, akan diperoleh hasil yang mencakup :
1. Perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja belajar siswa.
2. Perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas
(39)
3. Perbaikan dan peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, alat peraga dan sumber belajar lainnya.
4. Perbaikan dan peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses pembelajaran dan hasil siswa.
5. Perbaikan dan peningkatan kualitas upaya-upaya pemecahan
masalah-masalah pendidikan siswa
6. Perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa.
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Marsudirini, Jalan Kartini no: 14 – 16 Muntilan, Kabupaten Magelang. Letak
yang begitu strategis karena mudah dijangkau, ada di tengah kota, walaupun tidak seramai kota besar, transportasi mudah dan tidak terlalu ramai.
2. Subyek Penelitian
Penelitian ini diadakan di kelas I SD Marsudirini Tahun Pelajaram 2011/2012. Jumlah siswa 27 anak, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki, 12 siswa perempuan. Orang tua dari anak-anak tersebut pada umumnya pedagang yang menganggap matematika
(40)
merupakan pelajaran paling penting untuk gambaran masa depan.
3. Obyek Penelitian
Peningkatan Prestasi belajar matematika mengenai pemahaman operasi bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang
dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya. 4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Pengumpulan data pada bulan April 2012, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan AprMei Jun jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Peb
a. Pengumpulan Data
b. Observasi
c. Ijin
Pengambilan Data
d. Pengambilan Data
(41)
f. Penyusunan Laporan g. Persiapan
Ujian
h Ujian skripsi
h. Revisi Laporan Sekripsi
5. Desain Penelitian :
Penelitian ini direncanakan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2 jam pelajaran, seperti tampak pada gambar
Siklus I Siklus II
Gambar rangkaian langkah-langkah PTK ( Sumber Kasbolah, Kashani 2001:10)
1. perencanaan 1. Perencanaan
4. Refleksi
3. Observasi 4. Refleksi
3. Observasi
(42)
Tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan
tidakan perbaikan. Peneliti juga menyiapkan berbagai bahan seperti tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai hipotesis yang dipilih, alat peraga dan buku referensi yang relevan. b. Pelaksanaan
Pelaksanan perbaikan pembelajaran ini berdasarkan rencana yeng telah dibuat dan disimulasikan meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
c. Observasi
Observasi tindakan perbaikan ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Hasil dari pengamatan tersebut menjadi salah satu acuan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
d. Refleksi
Setiap selesai melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilakukan. Apakah tindakan yang telah dilakukan berhasil atau tidak.
(43)
Yang menjadi bahan refleksi antara lain : nilai hasil uji kompetensi, hasil pengamatan, dan minat belajar siswa selama
proses perbaikan berlangsung.
Setelah keempat langkah perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan, maka refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisis rencana berikutnya.
Jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, maka tindakan perbaikan pembelajaran akan dilakukan kembali melalui tahapan tersebut di atas.
Demikian tindakan tersebut akan dilakukan sampai
memperoleh hasil yang ditetapkan.
C. Rencana Tindakan 1. Persiapan
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran pada setiap siklus peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan
siswa dalam kegiatan tindakan perbaikan. Langkah-langkah itu misalnya mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya, menyusun silabus, RPP, dan instrumen penelitian. Peneliti juga
(44)
menyiapkan berbagai bahan seperti LKS, alat peraga, dan buku referensi yang relevan.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus Siklus I
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pada
penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas rencana, pelaksanaan, pengamatan dan pengumpulan data, refleksi.
1) Rencana Tindakan
a) Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan
pemecahan yang tepat.
b)Merancang pembelajaran dengan menggunakan mentode permainan.
c) Menyusun lembar observasi sebagai panduan dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran. d)Menyusun tes formatif
(45)
2) Pelaksanaan tindakan
a) Kegiatan Awal (10 menit) Doa pembukaan
Kesiapan kelas dilanjutkan menyanyi: Satu Dua
Tiga Empat
b) Kegiatan Inti (50 menit)
Siswa menyebutkan bilangan cacah dari 50 sampai
100.
Menghitung kertas yang berwarna merah kelipatan
puluhan (10).
Menghitung kertas yang berwarna kuning (20).
Secara berpasangan siswa disuruh maju untuk
melakukan perintah yang mengarah ke pengurangan dengan membawa kertas yang berbeda.
Siswa-siswa melakukan pengurangan dengan
memasangkan bilangan.
Siswa-siswa dibagi berkelompok untuk bermain
domino.
Siswa mengerjakan soal latihan dengan mengisi soal.
c) Kegiatan Akhir (10 menit)
Mencongak lima soal pengurangan Memotivasi siswa
(46)
Menulis PR
3) Observasi (Pengumpulan Data)
Penelitian ini dapat terlaksana atas kerjasama antara peneliti, teman sejawat, pembimbing, kepala sekolah dan siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan. Teman sejawat mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada
proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan. Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.
Dari pengamatan terhadap guru yang mengajar
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a) Guru memberi motivasi dengan permainan.
b)Guru perlu lebih detail untuk mengamati siswa saat melaksanakan tugas dari guru.
c) Guru memberikan pertanyaan secara menyeluruh dan tuntas sebagai suatu kesimpulan.
Dari pengamatan terhadap siswa ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a) Siswa secara penuh mengikuti/melaksanakan semua kegiatan dalam pembelajaran.
b)Siswa dapat menjawab semua pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran.
(47)
c) Ada 3 siswa belum dapat menggunakan media/menghitung secara tepat.
Adapun instrumen yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah:
a) Lembar observasi
b)Rencana Perbaikan Pembelajaran
c) Lembar tes formatif
d)Analisis hasil ulangan tes formatif
4) Refleksi
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus pertama pada mata pelajaran Matematika dengan materi operasi bilangan, khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan
bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya, maka peneliti dan teman sejawat akan berdiskusi sebagai refleksi sebagai berikut :
a) Belum semua siswa dapat mengoperasikan bilangan
maksimal 100.
b)Perlu lebih detail dalam mengamati cara siswa mengerjakan tugas.
(48)
c) Masih ada sebagian siswa yang belum paham tentang pengurangan.
d)Masih ada siswa yang belum serius mengikuti proses pembelajaran.
e) Sebagian siswa kurang fokus/sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran (masih sambil
bermain/sibuk dengan kegiatannya sendiri).
Karena masih ada sebagian siswa yang yang belum paham dalam operasi bilangan maka dilanjutkan ke siklus II
Siklus II
1) Rencana Tindakan
a) Kegiatan Pembelajaran diawali dengan appersepsi b) Menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
cara mengurangkan dengan menukar puluhan dan satuan,
d) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan secara individu
e) Guru menjelaskan cara bermain domino
f) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 2-3 orang
(49)
h) Siswa mengerjakan soal tes yang sudah dipersiapkan oleh guru secara individu
2) Pelaksanaan Tindakan
Merealisasikan rencana tindakan butir 1) 3) Observasi
a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian
mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi b) Memeriksa LKS
c) Memeriksa soal-soal tes hasil kerja siswa
4) Refleksi
a) Mengidentivikasi kendala-kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran
b) Membicarakan dengan teman sejawat tentang kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran
c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran pada temuan selanjutnya.
(50)
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya 1. Peubah
Operasi bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya.
2. Indikator : a. Kognitif
1) Produk
Melakukan pengurangan bilangan dua angka
khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna.
2)Proses
Melakukan pengurangan bilangan dua angka khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi
lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara memasangkan kartu bilangan.
(51)
b. Afektif
Melakukan pengurangan bilangan dua angka
khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara bermain domino.
c. Psikomotor
Melakukan pengurangan bilangan dua angka khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi
lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara mengisi titik-titik.
3. Jenis data : kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil ulangan.
4. Cara pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan melakukan ulangan pada setiap akhir siklus.
5. Instrumen
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu soal tes mengenai penjumlahan dan pengurangan.
Semua penjelasan tentang pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.2 Indikator Keberhasilan.
(52)
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan
Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrument
Prestasi belajar siswa Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKm Skor nilai tes Ulangan setiap akhir siklus Menghitung banyak siswa yang telah mencapai KKM Soal tes
E. Analisis Data
1. Kriteria keberhasilan
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir
yang diharapkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan
no Peubah Indikator Kondisi awal
Kondisi pada akhir siklus 1. Prestasi
belajar
Rata- rata siswa dalam mengerjakan soal operasi bilangan
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
48,33
18,51%
80
(53)
2. Langkah-langkah analisis a. Penyekoran :
Benar : 1 Salah : 0
b. Menghitung jumlah skor setiap siswa c. Menghitung rata-rata kelas dengan rumus :
SR = jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa
d. Menghitung persentase ketuntasan
e. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus
dengan kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi atau tidak.
(54)
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Penelitian
Melihat nilai rata-rata pelajaran Matematika khususnya dalam hal operasi bilangan masih sangat rendah yaitu 48,33, dan yang tuntas
baru 18,51% dari jumlah siswa. Peneliti mengadakan penelitian tidakan kelas untuk meningkatkan prestasi siswa. Peneliti merencanakan nilai rata-rata prestasi siswa meningkat menjadi 80 dengan ketuntasan 90%. Peneliti menggunakan metode permainan
untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika mengenai operasi bilangan dengan menggunakan metode permaian pada siswa kelas I SD Marsudirini, Muntilan, Magelang.
B. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Mengenai Operasi Bilangan Dengan Menggunakan Metode Permainan Pada Siswa Kelas I SD Marsudirini Muntilan Telah dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian ini
terbagi menjadi 2 (dua) siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
(55)
a. Perencanaan
Peneliti mempersiapkan:
1) Kertas lipat dua warna, dipotong kecil-kecil berbentuk persegi untuk membedakan puluhan dan satuan dan setiap siswa membawa kertas minimal 20 potongan untuk setiap warna. 2) Kertas lipat dipotong persegi panjang untuk permainan domino,
setiap siswa mempunyai minimal lima kartu.
43 – 17
62
81 – 19
26
3) Perangkat Rencana Pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS,
bahan ajar, soal evaluasi, lembar pengamatan, dan lembar penilaian.
b. Tindakan/Pelaksanaan
1) Siklus I diadakan dalam dua kali pertemuan (@ 2 jam
pelajaran) yaitu tanggal 14 Mei 2012 dan 10 Mei 2012.
2) Pertemuan pertama membahas tentang cara mengurangkan bilangan dengan menukar kertas puluhan menjadi satuan.
3) Siswa mengerjakan LKS dengan cara menukar kertas seperti
(56)
4) Siswa mengerjakan LKS yang kedua dengan cara memasangkan soal dengan memasangkan jawaban dengan
menarik garis.
5) Dalam pertemuan kedua diawali dengan bermain domino, dalam kelompok, setiap kelompok empat siswa.
6) Mengerjakan lembar evaluasi dan diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 4:2
Perbandingan Pencapaian Prestasi Kondisi Awal dan Siklus I
No Pembelajaran
Rata-rata
Hasil Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah presen Jumlah presen
1 Awal 48,33 5 18,51% 22 81,49%
2 Siklus I 67,77 15 55,55% 12 44,45%
(57)
Tabel 4:3
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I
No Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah presen Jumlah presen
1. Studi Awal 5 18,51% 22 81,49%
2. Siklus 1 15 55,55% 12 44,45%
Grafik 3
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I
48.33
18.51
81.49
67.77
55.55
44.45
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Nilai rata-rata Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)
awal siklus I
(58)
c. Observasi
Guru mengamati selama proses pembelajaran
berlangsung dengan mengamati keaktifan siswa, pada waktu diskusi, bermain menukar kertas, kerja kelompok, bermain domino dan mengerjakan lembar evaluasi, untuk menilai aspek afektif, psikomotorik dan kognitif.
d. Refleksi
1) Selama pembelajaran siklus pertama ini siswa Nampak antusias, ada kenaikan ketuntasan, tetapi belum mencapai standar. Seperti terlihat dalam tabel di atas.
2) Saat bermain dominopun masih menggunakan waktu yang relatif lama, maksudnya waktu yang tersedia
18.51
81.49
55.55
44.45
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)
awal siklus I
(59)
dalam jam pelajaran tersebut kurang, banyak siswa yang masih membawa sisa kartu.
3) Guru memberikan PR agar siswa membuat 3 soal pengurangan untuk ditanyakan kepada teman-teman di kelas.
Dari hasil analisis refleksi pada siklus pertama ternyata tingkat
ketuntasan belum sampai pada batas kriteria yang ditetapkan (90%). Hanya 15 siswa dari 27 siswa yang mencapai tingkat ketuntasan dan hanya 10 siswa yang menunjukkan motivasi dalam belajar (37%).
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diketahui, gejala yang
paling umum terjadi pada siswa yang belum tuntas karena mereka kesulitas dalam memahami konsep pengurangan dan ini umumnya terjadi pada kelompok siswa yang duduk di barisan depan, karena pada umumnya siswa yang duduk pada barisan paling depan adalah
siswa yang perlu bantuan dalam memahami konsep baru. Dan juga siswa yang sering usil kurang memperhatikan. Biasanya siswa yang sering usil (bermain sendiri saat guru menerangkan) juga kurang minat dalam belajar. Kelompok inilah yang diindentifikasi termasuk
kelompok yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar.
Untuk mengantifikasi hal tersebut, upaya yang dilakukan pada siklus kedua dengan mengatur posisi tempat duduk (pindah tempat) untuk bekerjasama dengan teman, dan setiap siswa diberi kesempatan
(60)
untuk melakukan permainan domino. Usaha guru yang lain untuk menambah kecermatan, ketelitian dan kecepatan menghitung adalah
dengan bermain peran sebagai guru kecil. Guru kecil mengajukan 3 pertanyaan (3 soal) kepada teman-temanya.
1. Siklus II a. Perencanaan
Peneliti mempersiapkan:
1) Kertas lipat dua warna, dipotong kecil-kecil berbentuk persegi untuk membedakan puluhan dan satuan dan setiap siswa membawa kertas minimal 20 potongan untuk setiap
warna.
2) Kertas lipat dipotong persegi panjang untuk permainan domino, setiap siswa mempunyai minimal lima kartu.
65 - 29
49
94 - 45
36
3) Perangkat Rencana Pembelajaran (silabus, RPP, LKS, bahan ajar, soal evaluasi, lembar pengamatan, dan lembar penilaian).
b. Tindakan
1)Siklus kedua diadakan dalam dua kali pertemuan (@ 2 jam pelajaran) yaitu tanggal 15 Mei 2012 dan 18 Mei 2012.
(61)
2)Pertemuan pertama membahas tentang cara mengurangkan bilangan dengan menukar kertas puluhan menjadi satuan.
3)Siswa mengerjakan LKS dengan cara menukar kertas seperti yang telah diajarkan
4)Siswa mengerjakan LKS yang kedua dengan cara memasangkan soal dengan memasangkan jawaban dengan
menarik garis.
5)Dalam pertemuan kedua diawali dengan bermain domino, dalam kelompok, setiap kelompok empat siswa.
6)Mengerjakan lembar evaluasi dan diperoleh data sebagai
berikut:
a. Pada studi awal, siswa yang tuntas belajar hanya ada 5 siswa dari 27 siswa (18,51%) dengan nilai rata-rata 48,33.
b. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 12 siswa dari 27 siswa (55,55%) dengan nilai rata-rata 67,77. c. Pada Siklus II, siswa yang tuntas belajar sudah
mencapai 26 siswa (96,29%) dengan nilai rata-rata
88,88.
Sedang siswa yang belum tuntas dalam belajar sebagai berikut: 1. Pada studi awal siswa yang belum tuntas sebanyak 22
(62)
2. pada siklus I siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa dari 27 siswa (44,45 %)
3. Pada siklus II siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa dari 27 siswa (3,71%)
Setelah dilakukan analisis terhadap tabel di atas, bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap operasi bilangan khususnya pengurangan
sampai dengan bilangan 100, setelah menggunakan media permainan dalam pembelajaran menunjukkan kenaikan angka ketuntasan yang sangat signifikan.
Tabel 4:5
Perbandingan Pencapaian Prestasi Kondisi Awal dan Siklus Akhir
No Pembelajaran Rata-rata
Hasil Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah presen Jumlah presen
1 Awal 48,33 5 18,51% 22 81,49%
2 Siklus I 67,77 15 55,55% 12 44,45%
3 Siklus II 88,88 26 96,29% 1 3,71%
Grafik 4:5
(63)
Tabel 4:6
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus Akhir
No Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Tuntas Presen
Tidak Tuntas
Presen
1. Studi Awal 5 18,51% 22 81,49%
2. Siklus I 15 55,55% 12 44,45%
3. Siklus II 26 96,29% 1 3,71%
Grafik 4:6
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus Akhir
48.33
18.51
81.49
67.77
55.55
44.45 88.88
96.29
3.71 0
20 40 60 80 100 120
Nilai rata-rata Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)
awal siklus I
(64)
b. Observasi
Guru mengamati selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengamati keaktifan siswa, pada waktu
diskusi, bermain menukar kertas, kerja kelompok, bermain domino dan mengerjakan lembar evaluasi, untuk menilai aspek afektif, psikomotorik dan kognitif.
c. Refleksi
18.51
55.55
96.29
81.49
44.45
3.71 0
20 40 60 80 100 120
awal siklus I siklus II
Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)
(65)
1)Selama pembelajaran siklus II ini siswa tampak lebih antusias, dan kenaikan ketuntasan sudah melebihi standar.
2)Pada waktu bermain domino dapat menyelesaikan dengan cepat sesuai standar waktu yang ditentukan.
3)Guru memberikan tugas di rumah untuk memperlancar cara mengoperasikan bilangan.
Pada siklus II, setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas belajar menjadi 26 siswa dari 27 siswa (96,29%) dengan nilai rata-rata 88,88. Sedangkan siswa yang menunjukkan motivasi dalam belajar
naik dari 15 siswa menjadi 26 siswa berarti naik 11 siswa lagi, ini berarti ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar 40,74%, kenaikan motivasi belajar sebesar 40,74% dan kenaikan rata-rata sebesar 21,11.
Perubahan jumlah anggota kelompok dari 2 siswa menjadi 4 siswa dan penambahan waktu untuk bermain domino, serta pekerjaan rumah dari hasil siklus pertama, juga penambahan alokasi waktu untuk mengerjakan tes
dengan cara memberikan lembar soal kepada setiap siswa (pengerjaan tes pada siklus pertama dengan menyalin soal dari papan tulis) hasilnya 26 siswa tuntas dalam belajar dan jumlah siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak
(66)
26 siswa dari 27 siswa. Ini berarti perbaikan pembelajaran sudah berhasil, bahkan sudah melampaui kriteria yang telah
ditentukan, maka upaya perbaikan berakhir pada siklus II.
C. Pembahasan
Pembahasan didasarkan hasil penelitian tampak pada tabel di bawah ini
Rekapitulasi Nilai Evaluasi dari Studi Awal sampai Siklus Akhir
No Nama Siswa KKM
Studi Awal
Siklus I
Siklus II
1. Abi Prasetya 65 65 70 100
2. Abigael Eudia Basuki 65 65 70 100
3. Albert Sebastian S 65 60 60 80
4. Cosmas Seto Adi 65 50 70 100
5. Denzel Christhoper R 65 75 80 100
6. Devon benedict Ch 65 60 80 100
7. Eko Yudiantoro 65 50 60 80
8. Eliana hartono 65 40 70 100
9. Harry Mahardika S 65 65 60 80
10. Joanna Elysia Ardina 65 50 90 100
11. Kiara May Hanjaya 65 30 50 80
(67)
13. Marcella Claresta W 65 60 60 80
14. Margaretha Fiorenza 65 50 70 100
15. Maria Alvina Putri T 65 50 60 80
16. Maria Angela Yuventa 65 30 60 80
17. Maria Veronika Ivana 65 30 50 60
18. Michael Efren K 65 50 60 80
19. Pande made Sabda B 65 50 80 100
20. Raymundus Ade H 65 30 70 100
21. Rena Octavia 65 60 90 100
22. Ridho Sonatha 65 30 50 80
23. Stefano Candra W 65 30 60 100
24. Steven Andrew W 65 30 80 100
25. Thomas Andhanu 65 40 70 80
26. Victoria Audrey P 65 60 80 100
27. Yasinta Mary Aryanti 65 30 50 80
Jumlah 1305 1830 2400
Rata - rata 48,33 67,77 88,88
Tuntas 5 15 26
% 18,51% 55,55% 96,29%
Tidak tuntas 22 12 1
% 81,49% 44,45% 3,71%
(68)
d. Pada sudi awal, siswa yang tuntas belajar hanya ada 5 siswa dari 27 siswa (18,51%) dengan nilai rata-rata 48,33.
e. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 12 siswa dari 27 siswa (55,55%) dengan nilai rata-rata 67,77.
f. Pada Siklus II, siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 26 siswa (96,29%) dengan nilai rata-rata 88,88.
Sedang siswa yang belum tuntas dalam belajar sebagai berikut:
4. Pada studi awal siswa yang belum tuntas sebanyak 22 siswa dari 27 siswa (81,49%)
5. pada siklus I siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa dari 27
siswa (44,45 %)
6. Pada siklus II siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa dari 27 siswa (3,71%)
Setelah dilakukan analisis terhadap tabel di atas, bahwa tingkat
pemahaman siswa terhadap operasi bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan 100, setelah menggunakan metode permainan dalam pembelajaran menunjukkan kenaikan angka ketuntasan yang sangat signifikan.
(69)
51
B A B V
KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada proses pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus kedua dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan dalam pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil
dari satuan bilangan pengurangnya mampu meningkatkan prestasi siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan, dalam pengoperasian bilangan dari rata-rata kondisi awal 48 menjadi 68 dalam siklus I dan mencapai 89 dalam siklus ke II. Dari ketuntasan 18 % menjadi 56% dalam siklus I dan 96%
dalam siklus II. Berarti dengan menggunakan metode permainan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mencapai 78 % .
B. Saran
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siswa kelas I SD Marsudirini di Muntilan dalam mengoperasikan bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan
(70)
pengurangnya, peneliti menyadari keterbatasan hasil penulisan ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan ini.
Dari kesimpulan hasil penelitian tersebut peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah :
a. Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas akan mendapat manfaat dalam inovasi pembelajaran
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah 2. Bagi guru :
a. Gunakan media permainan dalam mengoperasikan bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya.
b. Dalam proses pembelajaran sebaiknya dikondisikan siswa senang dan tertarik lebih dahulu dengan materi/alat perga yang kita gunakan
c. Usahakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan agar siswa benar-benar memahami konsepnya.
(71)
d. Jangan terlalu cepat dalam menjelaskan materi pembelajaran, serta waktu yang diberikan kepada siswa
dalam mengerjakan soal-soal evaluasi. 3. Bagi Peneliti lain
Pembelajaran dengan menggunakan media permainan dalam pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan
sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya mampu meningkatkan prestasi siswa dan kenaikan ketuntasan maka sekolah yang mempunyai karakteristik relatif sama dapat
menerapkan strategi pembelajaran tersebut untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar materi yang sama.
(72)
A. Tabrani Rusyan. Yani Daryani S. 1993. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta: Nine Karya Jaya.
Fr. Y. Kartika Budi. 2008. Buku Kerja Mahasiswa Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
J. Drost, SJ. 2000. Reformasi Pengajaran Salah Asuhan orang Tua? Jakarta: Grasindo
Muniasari. 2008. Kiat Jitu Belajar Bermutu. Jakarta Nobel Edumedia
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional
Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Siswa Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta
Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang : RaSAIL
Gatot Muhsetyo. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta Universitas Terbuka Martin Handoko. Theo Riyanto. 2008. Permainan Penyegar Pertemuan.. Jogyakarta :
Kanisius
Diane Tillman. 2004. Living Values Actities for Children. Jakarta : Grasindo P. Tumijan. 2006. Matematika untuk SD Kelas I. Jakarta : Grasindo
Canolty Catherine. 2000. 30 Pemainan Matematika. Bandung : Pakar Raya
Wahyudin. 2008. Pengenalan Matematika Dasar. Jakarta : IPA Abong Sulardi. 2006. Pandai Berhitung Matematika. Jakarta : Erlangga Sumatno. 2008. Matematika 1. Klaten : CV. Sahabat
(73)
Asrori Muhammad. 2009. Penelitian Tundakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima
Putra, Endi Pertama. 2011 Penggunaan Permainan Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Penjumlahan Bilangan Dua Angka Pada Siswa Kelas I
SDN Turupinggir II Megaluh Jombang, Malang : Skripsi (Sarjana)—Uneversitas
Negri Malang, S1Program Studi S1
ChusairiAhmad. 2011 PTK Bagaimana Cara Meningkatkan Pemahaman dan Ketrampilan Siswa Dalam Menjumlahlan Bilangan Bulat Melaui Penggunaan Pita Garis
Bilangan dan Tangga Garis Bilangan, Malang : Skripsi (Sarjana)—Uneversitas
(74)
(75)
Kelas / semester : I / 2
Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 100 Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
INDIKATOR MATERI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ALOKASI
WAKTU
PENILAIAN SUMBER BELAJAR
a.Kognitif :
a. Melakukan
penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara
memasangkan kertas yang berbeda warna. b. Melakukan
penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara
memasangkan kartu bilangan.
b.Afektif :
a. Melakukan
penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara bermain domino
c.Psikomotorik :
a. Melakukan
penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara mengisi titik – titik
1. Memasangkan kertas yang berbeda warna 2. Memasangkan kalimat matematika dengan kartu bilangan 3. Bermain domino
4. Mengisi titik - titik
1. Kegiatan inti Eksplorasi
a. Penggalan I
Melakukan penjumlah dengan kertas warna
b. Penggalan II
Melakukan penjumlahan dengan mencari pasangan yang benar c. Penggalan III
Melakukan penjumlahan dengan bermain domino
d. Penggalan ke IV
Melakukan penjumlahan dengan mengisi titik - titik
Elaborasi Konfirmasi e. Penutup f. Merangkum g. Menilai h. refleksi 20 menit 20 menit 20 menit 15 menit
Penilaian Kognitif
1. penilaian terhadap pengetahuan yang telah dikuasai secara lisan. 2. menggunakan lembar observasi secara tertulis
Penilaian Afektif :
penilaian dengan menggunakan skala sikap Penilaian Psikomotor : Penilaian dengan menggunakan lembar observasi 1. Kurikulum sekolah 2. Buku pegangan
: Buku matematika kelas I dari Erlangga 3. Media : kertas
lipat, kartu bilangan, domino
(76)
Kelas / semester : I / 2
Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 100
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
INDIKATOR MATERI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ALOKASI
WAKTU
PENILAIAN SUMBER BELAJAR
a.Kognitif :
c. Melakukan
pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara
memasangkan kertas yang berbeda warna. d. Melakukan
pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara
memasangkan karti bilangan.
b.Afektif :
b. Melakukan
pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara bermain domino
c.Psikomotorik :
b. Melakukan
pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara mengisi titik – titik
5. Memasangkan kertas yang berbeda warna 6. Memasangkan kalimat matematika dengan kartu bilangan 7. Bermain domino
8. Mengisi titik - titik
2. Kegiatan inti Eksplorasi
i. Penggalan I
Melakukan pengurangan dengan kertas warna
j. Penggalan II
Melakukan pengurangan dengan mencari pasangan yang benar k. Penggalan III
Melakukan pengurangan dengan bermain domino
l. Penggalan ke IV
Melakukan pengurangan dengan mengisi titik - titik
Elaborasi Konfirmasi m. Penutup n. Merangkum o. Menilai p. refleksi 20 menit 20 menit 20 menit 15 menit
Penilaian Kognitif
3. penilaian terhadap pengetahuan yang telah dikuasai secara lisan. 4. menggunakan lembar observasi secara tertulis
Penilaian Afektif :
penilaian dengan menggunakan skala sikap Penilaian Psikomotor : Penilaian dengan menggunakan lembar observasi 4. Kurikulum sekolah 5. Buku pegangan
: Buku matematika kelas I dari Erlangga 6. Media : kertas
lipat, kartu bilangan, domino
(77)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Satuan Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : I / 2
Alokasi Waktu : 2 X pertemuan ( a 4 jam pelj )
A. Standar Kompetensi :
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
B.
Kompetensi Dasar
:
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 100
C.
Indikator
:
1. Kognitif
a. Melakukan penjumlahan, dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna b. Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka
sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kartu bilangan
2. Afektif :
Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100 Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara bermain domino
3. Psikomotor :
Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara mengisi titik – titik
(78)
D.
Tujuan Pembelajaran ( TP )
Seteleh
selesai
pelajaran
diharapkan anak dapat
1. Kognitif
a. Melakukan penjumlahan, dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna b. Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka
sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kartu bilangan
2. Afektif :
Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100 Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara bermain domino
3. Psikomotor :
Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara mengisi titik – titik
E.
Materi Pembelajaran
:
Melakukan pengurangan bilangan sampai 100 dengan cara : 1. Memasangan kertas yang berbeda warna
2. Memasangkan kartu bilangan 3. Bermain domino
4. Mengisi titik – titik.
F.
Model dan Metode Pembelajaran :
(79)
2. Metode Pembelajaran :
• Tanya jawab • Tugas • Permainan
G.
Kegiatan Pembelajaran
:
1.
Kegiatan Awala) Apersepsi :
• Guru menanyakan kehadiran siswa
• Menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin doa sebelum belajar
b) Orientasi :
• Guru mengajak anak menyanyi lagu : “Ruri adalah abangku” • Secara urut guru menunjuk anak untuk menghitung 50 – 100
c) Motivasi :
• Guru memberi penguat pada siswa bahwa pelajaran matematika itu mudah dan menyenangkan
2.
Kegiatan Inti :
PERTEMUAN 1
A. Ekplorasi : dalam kegiatan eksplorasi :
Penggalan I :
• Siswa menyiapkan potongan kertas sebanyak 20 lembar untuk masing – masing warna.
• Guru dan anak sepakat untuk memilih salah satu warna sebagai bilangan puluhan dan warna yang lain sebagai satuan
• Anak – anak diajak bermain dengan menggunakan kertas puluhan dan satuan dalam penjumlahan
• Setiap sepuluh kertas satuan ditukar dengan kertas warna puluhan. • Banyak kertas puluhan dan satuan itulah sebagai hasil akhir
(80)
Penggalan II
• Guru dibantu siswa membagikan lembar kerja.
• Siswa mengerjakan soal dengan cara memasangkan antara soal dengan jawaban yang benar
• Guru keliling melihat cara kerja siswa. Bila ada yang belum jelas guru memberikan bimbingan
• Guru bersama siswa membahas laporan hasil kerja siswa. Penggalan III
• Guru membagi siswa kelas satu menjadi beberapa kelompok, (kelompok dengan teman sebangku )
• Masing – masing kelompok diberikan 5 soal latihan dalam bentuk kartu domino
• Guru menjelaskan cara bermain domino • Guru berkeliling
• Setelah dirasa cukup, guru bertanya kepada siswa siapa yang kartunya paling cepat habis dan siapa yang masih sisa.
• Tanya jawab dari soal yang ada pada kartu domino dengan cara mencongak
Penggalan IV
• Guru dibantu siswa membagi soal evaluasi • Siswa mengerjakan soal – soal evaluasi.
PERTEMUAN 2
A. Ekplorasi : dalam kegiatan eksplorasi :
Penggalan I :
• Siswa menyiapkan potongan kertas sebanyak 20 lembar untuk masing – masing warna.
• Guru dan anak sepakat untuk memilih salah satu warna sebagai bilangan puluhan dan warna yang lain sebagai satuan
• Anak – anak diajak bermain dengan menggunakan kertas puluhan dan satuan dalam pengurangan
(81)
• Jika kertas satuan dari bilangan yang dikurang masih belum cukup untuk dikurangi dengan satuan bilangan pengurangnya, maka anak – anak harus menukar kertas puluhan menjadi sepuluh kertas satuan. • Kertas satuan dari bilangan pengurang dikurangi satuan bilangan
pengurang, kertas bilangan puluhan dikurangi bilangan puluhan. • Sisa kertas puluhan dan satuan itulah sebagai hasil akhir
pengurangan. Penggalan II
• Guru dibantu siswa membagikan lembar kerja.
• Siswa mengerjakan soal dengan cara memasangkan antara soal dengan jawaban yang benar
• Guru keliling melihat cara kerja siswa. Bila ada yang belum jelas guru memberikan bimbingan
• Guru bersama siswa membahas laporan hasil kerja siswa. Penggalan III
• Guru membagi siswa kelas satu menjadi beberapa kelompok (siswa berkelompok dengan teman sebangku )
• Masing – masing kelompok diberikan 5 soal latihan dalam bentuk kartu domino
• Guru menjelaskan cara bermain domino • Guru berkeliling
• Setelah dirasa cukup, Guru bertanya kepada siswa, siapa yang kartunya paling cepat habis dan siapa yang masih sisa.
• Tanya jawab dari soal yang ada pada kartu domino dengan cara mencongak
Penggalan IV
• Guru dibantu siswa membagi soal evaluasi • Siswa mengerjakan soal – soal evaluasi
B. Elaborasi : dalam kegiatan elaborasi guru :
• Membiasakan siswa membaca dengan sikap duduk yang benar. • Membiasakan siswa menulis dengan cara dan sikap yang benar. • Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain – lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
(82)
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
• Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran yang menyenangkan • Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
• Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. c.Konfirmasi : dalam kegiatan konfirmasi guru :
• Bertanya jawab hal – hal yang belum diketahui oleh siswa
• Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Penutup : dalam kegiatan akhir guru :
a. Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
b. Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, dan guru menjawabnya.
c. Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru. d. Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
e. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah diajarkan dengan bertanya jawab.
H.
Refleksi
• Bagaimana rasanya setelah belajar penjumlahan dan pengurangan dengan cara bermain ?
• Adakah kesulitan yang kamu hadapi saat mengikuti pelajaran ?
• Memberi penguat pada siswa bahwa pelajaran matematika itu mudah dan menyenangkan
I.
Aksi
• Silakan kalau kamu ada kesulitan dalam menjumlah dan mengurang dapat dicoba dengan cara bermain kartu
• Memberi tugas PR
J.
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
:
1. KTSP 2006 / Kurikulum Sekolah 2. Standar Isi Mata pelajaran
3. Buku Paket Sekolah : buku matematika Erlangga halaman 134 – 137 4. Contoh dalam realitas kehidupan : lewat soal cerita
(83)
K.
Penilaian
:
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 1.Kognitif
A. Melakukan pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100 dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna, juga penjumlahan
B. Melakukan pengurangan, bilangan dua angka sampai dengan 100 dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kartu bilangan juga dalam penjumlahan
1. Afektif :
Melakukan pengurangan, bilangan dua angka sampai dengan 100 dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara bermain domino, juga dalam penjumlahan
2. Psikomotor :
Melakukan pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100 dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara mengisi titik – titik, juga dalam penjumlahan 1. Pengamatan * Dalam menjawab pertanyaan guru.
* ketika diskusi dengan teman sebangku
2.Hasil kerja siswa :
*Tes tertulis (soal evaluasi )
*Tes lisan
Siswa diajak bermain kartu puluhan dan satuan dalam pengurangan dan penjumlahan *bermain domino Lembar pengamatan Soal-soal essay dan lisan LKS
Jawablah soal di bawah ini dengan cara bermain kartu warna puluhan dan satuan Pasangkan soal dengan dengan jawaban yang benar
Mainkan kartu ini dengan
meletakkan kartu bilangan yang sesuai.
Isilah titik-titik di bawah ini dengan bilangan yang sesuai.
(84)
Lembar Kerja Siswa
MATEMATIKA KELAS I
Standar Kompetensi :
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
Indikator :
kognitif
1. Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dujumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna
2. Melakukan penjumlahan, dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dujumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kartu bilangan
afektif
3. Melakukan penjumlahan, dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dujumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara bermain domino psichomotorik
4. Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dujumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara mengisi titik – titik
PERTEMUAN ke 1
Petunjuk untuk siswa :
(1)
Memasangkan Kertas Warna Pengurangan
no Nama Siswa tepat tukar hasil Jml skor
Rata rata
1. Abi Prasetya 100 100 100 300 100 2. Abigael Eudia Basuki 100 100 100 300 100 3. Albert Sebastian Saputra 100 100 80 280 93 4. Cosmas Seto Adi 100 100 90 290 96 5. Denzel Christhoper Raharjo 100 100 100 300 100 6. Devon benedict Christopher 100 100 100 300 100 7. Eko Yudiantoro 100 100 100 300 100 8. Eliana hartono 100 100 100 300 100 9. Harry Mahardika Sanjaya 100 100 90 290 96 10. Joanna Elysia Ardina dabiswari 100 100 100 300 100 11. Kiara May Hanjaya 100 100 80 280 93 12. Luis Venriko Mumu 100 100 100 300 100 13. Marcella Claresta Wahyuni 100 100 80 280 93 14. Margaretha Fiorenza Jovita 100 100 100 300 100 15. Maria Alvina Putri Taufan 100 100 80 280 93 16. Maria Angela Yuventa 100 100 80 280 93 17. Maria Veronika Ivana Ernita 100 100 60 260 86 18. Michael Efren Kartiyoso 100 100 90 290 96 19. Pande made Sabda Banyu 100 100 100 300 100 20. Raymundus Ade herlambang 100 100 100 300 100 21. Rena Octavia 100 100 100 300 300 22. Ridho Sonatha 100 100 80 280 93 23. Stefano Candra Wahyudi 100 100 100 300 100 24. Steven Andrew Wibowo 100 100 100 300 100 25. Thomas Andhanu 100 100 80 280 93 26. Victoria Audrey paramita 100 100 100 300 100 27. Yasinta Mary Aryanti 100 100 70 270 90
(2)
DAFTAR NILAI MATEMATIKA KELAS I
Memasangkan Soal dan Isian Dengan Menarik Garis
Dalam Pengurangan
no Nama Siswa cepat tepat rapi jml Rata rata
1. Abi Prasetya 100 100 100 300 100 2. Abigael Eudia Basuki 100 100 100 300 100 3. Albert Sebastian Saputra 100 80 100 280 93 4. Cosmas Seto Adi 100 80 100 280 93 5. Denzel Christhoper Raharjo 100 100 100 300 100 6. Devon benedict Christopher 100 100 100 300 100 7. Eko Yudiantoro 100 80 100 280 93 8. Eliana hartono 100 80 100 280 93 9. Harry Mahardika Sanjaya 80 80 100 260 86 10. Joanna Elysia Ardina 100 100 100 300 100 11. Kiara May Hanjaya 80 60 100 240 80 12. Luis Venriko Mumu 100 100 100 300 100 13. Marcella Claresta Wahyuni 80 80 100 260 86 14. Margaretha Fiorenza Jovita 100 100 100 300 100 15. Maria Alvina Putri Taufan 80 80 100 260 86 16. Maria Angela Yuventa 80 80 100 260 86 17. Maria Veronika Ivana Ernita 60 60 100 220 73 18. Michael Efren Kartiyoso 80 80 100 260 86 19. Pande made Sabda Banyu 100 100 100 300 100 20. Raymundus Ade herlambang 100 100 100 300 100 21. Rena Octavia 100 100 100 300 100 22. Ridho Sonatha 80 80 100 260 86 23. Stefano Candra Wahyudi 100 100 100 300 100 24. Steven Andrew Wibowo 100 100 100 300 100 25. Thomas Andhanu 80 80 100 260 83 26. Victoria Audrey paramita 100 100 100 300 100 27. Yasinta Mary Aryanti 80 80 100 260 86
(3)
Bermain Domino dalam Pengurangan
no Nama Siswa Kerja
sama
cepat tepat jml Rata rata
1. Abi Prasetya 100 100 100 300 100 2. Abigael Eudia Basuki 100 100 100 300 100 3. Albert Sebastian Saputra 100 80 80 260 86 4. Cosmas Seto Adi 100 80 100 280 93 5. Denzel Christhoper Raharjo 100 100 100 300 100 6. Devon benedict Christopher 100 100 100 300 100 7. Eko Yudiantoro 100 80 100 280 93 8. Eliana hartono 100 80 90 270 90 9. Harry Mahardika Sanjaya 100 80 90 270 90 10. Joanna Elysia Ardina 100 100 100 300 100 11. Kiara May Hanjaya 100 80 80 260 86 12. Luis Venriko Mumu 100 100 100 300 100 13. Marcella Claresta Wahyuni 100 80 80 260 86 14. Margaretha Fiorenza Jovita 100 100 100 300 100 15. Maria Alvina Putri Taufan 100 80 80 260 86 16. Maria Angela Yuventa 100 80 80 260 86 17. Maria Veronika Ivana Ernita 100 60 70 230 76 18. Michael Efren Kartiyoso 100 80 90 270 90 19. Pande made Sabda Banyu 100 100 100 300 100 20. Raymundus Ade herlambang 100 100 100 300 100 21. Rena Octavia 100 100 100 300 100 22. Ridho Sonatha 100 80 70 250 83 23. Stefano Candra Wahyudi 100 100 100 300 100 24. Steven Andrew Wibowo 100 100 100 300 100 25. Thomas Andhanu 100 80 80 260 86 26. Victoria Audrey paramita 100 100 100 300 100 27. Yasinta Mary Aryanti 100 80 70 250 83
(4)
DAFTAR NILAI MATEMATIKA KELAS I
Memasangkan Kertas Warna Pengurangan
no Nama Siswa Tukarkertas mema sang domi no evalu asi jml skor
1. Abi Prasetya 100 100 100 100 400 100 2. Abigael Eudia Basuki 100 100 100 100 400 100 3. Albert Sebastian 93 93 86 80 352 88 4. Cosmas Seto Adi 96 93 93 100 382 95 5. Denzel Christhoper 100 100 100 100 400 100 6. Devon benedict Ch 100 100 100 100 400 100 7. Eko Yudiantoro 100 93 93 80 366 91 8. Eliana hartono 100 93 90 100 383 95 9. Harry Mahardika 96 86 90 80 352 88 10. Joanna Elysia Ardina 100 100 100 100 400 100 11. Kiara May Hanjaya 93 80 86 80 339 84 12. Luis Venriko Mumu 100 100 100 100 400 100 13. Marcella Claresta 93 86 86 80 345 86 14. Margaretha Fiorenza 100 100 100 100 400 100 15. Maria Alvina Putri 93 86 86 80 345 86 16. Maria Angela Y 93 86 86 80 345 86 17. Maria Veronika 86 73 76 60 335 83 18. Michael Efren K 96 86 90 80 352 88 19. Pande made Sabda 100 100 100 100 400 100 20. Raymundus Ade H 100 100 100 100 400 100 21. Rena Octavia 100 100 100 100 400 100 22. Ridho Sonatha 93 86 83 80 342 85 23. Stefano Candra 100 100 100 100 400 100 24. Steven Andrew 100 100 100 100 400 100 25. Thomas Andhanu 93 83 86 80 342 85 26. Victoria Audrey 100 100 100 100 400 100 27. Yasinta Mary 90 86 83 80 339 84
2524 93,49
(5)
(6)