BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018

Tahun 2013-2018 abar

aJ

Bbapped tegis

stra rencana

KAT A PEN GAN T AR

Buku Rencana Strategis Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 hasil revisi tahun 2016 dikemas dalam tujuh bab, meliputi : Pendahuluan, memuat tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan. Gambaran Pelayanan Bappeda Provinsi Jawa Barat, memuat tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi Bappeda, sumber daya Bappeda, kinerja pelayanan Bappeda, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Bappeda. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi, memuat tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Bappeda, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, serta penentuan isu-isu strategis.Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran, Strategi Dan Kebijakan, memuat tentang visi dan misi Bappeda Provinsi Jawa Barat, tujuan dan sasaran jangka menengah Bappeda Provinsi Jawa Barat, strategi dan kebijakan Bappeda Provinsi Jawa Barat, Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran Dan Pendanaan Indikatif, memuat tentang program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Indikator Kinerja Opd Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD, memuat tentang indikator kinerja Bappeda Provinsi Jawa Barat yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD, dan Penutup, memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra Bappeda Tahun 2013 – 2018.

Dalam penyusunan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat ini, menggunakan pendekatan logical framework sehingga diperoleh kebijakan, strategi dan indikator kinerja Bappeda untuk mendukung tercapainya indikator pembangunan yang tertuang dalam Misi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, khususnya Misi ke Tiga. Dengan terbitnya renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat hasi revisi ini, diharapkan menjadi acuan bagi para insane Bappeda dan seluruh stakeholders Bappaeda untuk mampu memberikan inspirasi positif dalam menghadapi dinamika pembangunan Jawa Barat.

Bandung, Februari 2016

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Ir. Yerry Yanuar, MM. i

DAFTAR ISI

Hal. Kata Pengantar

I Daftar Isi

ii Daftar Tabel

iii Daftar Gambar

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda

2.2 Sumber Daya Manusia

2.3 Sarana dan Prasarana

2.4 Kinerja Pelayanan SKPD

2.5 Jenis Pelayanan Administrasi

2.6 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD yang Dihadapi

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA

PROVINSI JAWA BARAT

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda

24 Provinsi Jawa Barat

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

3.3 Telaahan Renstra Bappenas dan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

36 Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Bappeda

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda

A. Tujuan

B. Sasaran

4.3 Strategi dan Kebijakan Bappeda

A. Strategi

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB 6 INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD

6.1 Indikator Kinerja SKPD

6.2 Indikator Kinerja Utama SKPD 53

PENUTUP

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 2.1

14 Kelamin Tahun 2013 Tabel 2.2

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa BaratBerdasarkan Jenis

14 Golongan Tahun 2013 Tabel 2.3

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa BaratBerdasarkan

15 Pendidikan Tahun 2013 Tabel 2.4

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa BaratBerdasarkan Tingkat

18 Tabel 2.5

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD

19 Tabel 3.1

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD

27 Berdasarkan Pohon Masalah Tabel 3.2

Rekapitulasi Analisis Permasalahan Bappeda Provinsi Jawa Barat

30 Tabel 4.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Jawa Barat 2013-2018

42 Tabel 4.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

52 Tabel 5.1

Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

58 Dan Pendanaan Indikatif Tabel 6.1

Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,

65 Tabel 6.2

Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Indikator Kinerja Utama Bappeda

DAFTAR GAMBAR

Hal. Gambar 2.1

13 Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA

46 Indikator Kinerja Bappeda Jawa Barat Gambar 4.2

Kerangka Analisis Logical Frame Work Dalam Menentukan

47 Bappeda Jawa Barat Gambar 4.3

Kerangka Analisis Keterkaitan Antar Fungsi Kelembagaan

48 Gambar 6.1

Kerangka Analisis Pohon Kinerja Bappeda Jawa Barat

Keterkaitan Antara Indikator Kinerja Bappeda Provinsi Jawa

64 Barat yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan yang disusun sebagai panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda dalam jangka 5 (lima) tahun ke depan pada masa kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat. Sehingga Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Tahun 2013-2018 dituangkan ke dalam kebijakan, strategi, dan program perencanaan pembangunan yang mengacu kepadaRPJMD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 55 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Renstra ini merupakan pedoman bagi penyusunan rencana kerja dan penganggaran tahunan Bappeda Provinsi Jawa Barat.

Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat periode 2013-2018 menyajikan agenda utama Bappeda Provinsi Jawa Barat untuk mengantisipasi masalah dan kendala yang belum sepenuhnya tertangani pada periode 2008-2013 yang diperkirakan akan timbul pada lima tahun ke depan sebagai akibat dari perubahan lingkungan strategis yang dinamis, baik lingkungan strategis di tingkat regional, nasional maupun global, serta perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini. Renstra disusun untuk menjamin kontinuitas dan konsistensi program pembangunan sekaligus menjaga fokus sasaran yang akan dicapai dalam periode tersebut. Renstra juga menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur dan diverifikasi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi.

Sebagai dokumen perencanaan formal suatu instansi pemerintah, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat 2013-2018 disusun melalui proses partisipatif, teknokratis dan politis, yang berpedoman pada; (1) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan; (2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbarui oleh UU NO. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (3) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (4) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (5) Peraturan Daerah No. 24 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Perubahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025; dan (6) Peraturan Daerah Nomor 55 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

Prosespenyusunan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan Rancangan Renstra, Rancangan Akhir Renstra, hingga penetapan

Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan serta tahapan penyusunan Renstra Bappeda Tahun 2013- 2018 mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, sebagaimana Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Keterkaitan dan Tahapan Penyusunan RenstraSKPD BerdasarkanPermendagri Nomor 54 Tahun 2010

Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat menyajikan agenda utama perencanaaan pembangunan untuk mengantisipasi masalah dan kendala pembangunan yang belum sepenuhnya tertangani pada periode 2008-2013, dan perubahan lingkungan strategis yang diperkirakan akan timbul pada lima tahun berikutnya. Penyususnan Renstra Bappeda dilakukan dengan komitmen dalam menjamin kontinuitas dan konsistensi program pembangunan sekaligus menjaga fokus sasaran yang akan dicapai dalam periode 2013-2018. Renstra Bappeda juga menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur dan diverifikasi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi. Sebagai dokumen perencanaan,Renstra Bappeda juga memperhatikan perencanaan sebagai alat manajerial yang ditujukan untuk memelihara keberlanjutan dan meningkatkan kinerja lembaga.

Berkaitan dengan hirarki organisasi, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat merupakan penjabaran dari RPJPD Perubahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2018, serta memperhatikan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, juga memperhatikan Undang-Undang no 25 Tahun 2004 tentang SPPN yang menyebutkan bahwa lembaga Perencana Pembangunan di Indonesia harus mengemban tugas dan misi sebagai berikut:

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas antar daerah, sektor, ruang, waktu, fungsi antara pusat dan daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan;

4. Mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan dengan melibatkan masyarakat; dan

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Dalam rangka meningkatkan sinergitas penyusunan perencanaan pembangunan baik dengan Pemerintah Pusat maupun dengan Kabupaten/Kota, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat dalam penyusunannya juga memperhatikan Renstra Kementerian/Lembaga khususnya Renstra Bappenas Tahun 2010-2014 serta Renstra Bappeda Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Demi tercapainya pelaksanaan tugas dan misi tersebut, maka Bappeda perlu menetapkan tujuan, arah dan sasaran yang ingin dicapai kurun waktu lima tahun ke depan untuk mencapai visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagaimana diamanatkan di dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2009-2014. Untuk mencapai tujuan lembaga diperlukan strategi pencapaiannya melalui suatu strategi, kebijakan, program dan kegiatan, yang selanjutnya Renstra tersebut akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan sesuai dengan prioritas yang akan dicapai.

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan salah satu dokumen teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan indikasi rencana program lima tahunan meliputi program internal maupun eksternal, yaitu yang merupakan program SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, program lintas SKPD, dan program lintas wilayah.

Dinamika Pembangunan saat ini menuntut dipenuhinya akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah Daerah sehingga Gubernur Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 061/Kep.1409-org/2015 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut setiap Organisasi Perangkat Daerah harus mendukung Indikator Kinerja Utama Gubernur sesuai dengan TUPOKSI dari masing-masing OPD. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Bappeda Provinsi Jawa Barat perlu menyesuaikan indikator kinerja Bappeda melalui penyesuaian Rencana Strategis (Renstra) Bappeda yang mendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama Gubernur.

Proses penyusunan revisi Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 selain mengikuti alur pada Gambar 1.1, juga dilakukan melalui tahapan : 1). Menyusun komponen- komponen yang mendukung keterukuran bagi keberhasilan pembanguan Jawa Barat; 2). Menganalisis Proses penyusunan revisi Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 selain mengikuti alur pada Gambar 1.1, juga dilakukan melalui tahapan : 1). Menyusun komponen- komponen yang mendukung keterukuran bagi keberhasilan pembanguan Jawa Barat; 2). Menganalisis

Gambar 1.2

Tahapan Penyusunan Revisi RenstraBappeda Provinsi Jawa Barat

Memperhatikan perencanaan sebagai alat manajerial untuk memelihara keberlanjutan dan meningkatkan kinerja lembaga, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat 2013-2018 hasil revisi disusun sebagai kelanjutan dari Renstra periode 2008-2013. Pencapaian produk-produk perencanaan dan hasil-hasil kajian stratejik pembangunan, restrukturisasi organisasi, pembinaan Sumber Daya Aparatur, penyempurnaan manajemen selama periode 2008-2013 merupakan modal bagi perencanaan program pembangunan daerah 2013-2018.

1.2. Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang mendasari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2008 – 2013, adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4483);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran negara nomor 4816);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahuun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran negara Nomor 4817);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 (lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 11);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi (lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran daerah Nomor 45);

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Daerah dan sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran daerah Tahun 2008 Nomor 19 Seri D, Tambahan Lembaran daerah Nomor 54);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran daerah Tahun 2008 Nomor 20 seri D, Tambahan lembaran daerah Nomor 55);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat (Lembaran daerah Tahun 2008 Nomor 21 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 56);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Barat (Llembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 22 Seri D, Tambahan lembaran Daerah Nomor 57);

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 23 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 58);

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA) Provinsi Jawa Barat (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 64);

24. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2025;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 55 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA) Provinsi Jawa Barat (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 64);

28. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 78 Seri E)

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renstra ini adalah sebagai pedoman bagi seluruh komponen/aparatur Bappeda Provinsi dalam melaksanakan kegiatan selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan juga sebagai dasar perencanaan tahunan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang berkesinambungan, sinergis, terpadu, akuntabel dan bermutu tinggi.

Tujuan penyusunan Renstra Bappeda adalah mengoptimalkan peran perencanaan pembangunan dalam pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi yang tercantum didalam RPJPD Perubahan Provinsi Jawa Barat 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018, sehingga terjadi sinergitas tupoksi Bappeda selaku perencana pembangunan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 -2018, disusun dalam sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN, memuat tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT, memuat tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi Bappeda, sumber daya Bappeda, kinerja pelayanan Bappeda, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Bappeda.

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, memuat tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Bappeda, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra

Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, serta penentuan isu-isu strategis.

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, memuat tentang visi dan misi Bappeda Provinsi Jawa Barat, tujuan dan sasaran jangka menengah Bappeda Provinsi Jawa Barat, strategi dan kebijakan Bappeda Provinsi Jawa Barat

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN

PENDANAAN INDIKATIF, memuat tentang program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

BAB 6 INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD, memuat tentang indikator kinerja Bappeda Provinsi Jawa Barat yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB 7 PENUTUP, memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra Bappeda Tahun 2013 – 2018.

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah kedepan dituntut untuk semakin mengedepankan perencanaan pembangunan partisipatif. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka sistem perencanaan pembangunan mencakup 5 (lima) pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu : Politik, Teknokratik, Partisipatif, Atas- Bawah dan Bawah-Atas.

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

Secara umum dalam lima tahun terakhir, kualitas penyelenggaraan di bidang perencanaan daerah di Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan yang ditandai dengan fenomena:

1. Meningkatnya keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan antara lain : DPRD, Instansi Vertikal, Perguruan Tinggi, LSM, Asosiasi, Organisasi Profesi, lembaga dalam dan luar negeri, dan sektor swasta;

2. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif;

3. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran;

4. Meningkatnya intensitas fasilitasi dan koordinasi perencanaan antar tingkat strata pemerintahan oleh Bappeda dan SKPD terkait;

5. Meningkatnya penyediaan data, informasi pembangunan Jawa Baratkepada masyarakat dan instansi.

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda Provinsi Jawa Barat

Tugas Bappeda sebagai salah satu perangkat daerah yaitu membantu Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas perencanaan pembangunan daerah, sebagaimana diamanatkan juga dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala BAPPEDA dalam hal ini Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat bertanggungjawab terhadap tugas pokok dan fungsi perencanaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Barat Nomor 17 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Provinsi Jawa Barat.

Tugas Pokok Bappeda Provinsi Jawa Barat

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah provinsi, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Perencanaan daerah tersebut meliputi aspek fisik, ekonomi, sosial dan budaya, pemerintahan, pendanaan pembangunan, pengendalian dan evaluasi, menyelenggarakan dan perencanaan Daerah Kabupaten/Kota, serta mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis data pembangunan.

Fungsi Bappeda Provinsi Jawa Barat

1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang perencanaan pembangunan daerah;

3. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan Pemerintah Daerah bidang perencanaan pembangunan daerah;

4. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan Darah Kabupaten dan Daerah Kota;

5. Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan

pemerintah Daerah Provinsi di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

6. Penyelenggaraan identifikasi, pengolahan dan penganalisaan data pembangunan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta sebagai upaya pencapaian visi dan misi

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Bappeda selalu berupaya untuk terus meningkatkan kinerjanya sebagai lembaga perencanaan yang handal dengan menjadikan organisasi pembelajaran (learning organization) dalam semua aspek termasuk penerapan good governance dan clean government. Dalam lima tahun ke depan, Bappeda memprioritaskan pada peningkatan kapasitas, kecepatan dan mutu pelayanan, serta efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumberdaya yang dimiliki. Anggaran berbasis kinerja akan menjadi dasar penganggaran, sehingga sasaran dan indikator pencapaian hasil dari program pembangunan dipersiapkan secara jelas dan terukur serta digunakan dalam pengendalian dan evaluasi secara konsisten. Untuk menjawab perubahan lingkungan strategis Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Bappeda selalu berupaya untuk terus meningkatkan kinerjanya sebagai lembaga perencanaan yang handal dengan menjadikan organisasi pembelajaran (learning organization) dalam semua aspek termasuk penerapan good governance dan clean government. Dalam lima tahun ke depan, Bappeda memprioritaskan pada peningkatan kapasitas, kecepatan dan mutu pelayanan, serta efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumberdaya yang dimiliki. Anggaran berbasis kinerja akan menjadi dasar penganggaran, sehingga sasaran dan indikator pencapaian hasil dari program pembangunan dipersiapkan secara jelas dan terukur serta digunakan dalam pengendalian dan evaluasi secara konsisten. Untuk menjawab perubahan lingkungan strategis

Sistem pengendalian dan evaluasi akan terus dioptimalkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan serta kajian stratejik pembangunan daerah, baik yang terkait dengan metodologi dan pelaksanaannya maupun penggunaan dan tindak lanjut hasilnya. Selain itu, peningkatan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seluruh insan Bappeda akan terus dipacu mengingat produk perencanaan yang dinamis, efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas pengetahuan dan keterampilan sumber daya aparatur perencananya.

Terorganisirnya basis data dan informasi pembangunan merupakan salah satu prioritas program ke depan, sehingga Bappeda dan pemangku kepentingan lainnya akan lebih mudah untuk mengakses, mencari dan mengungkapkan data dan informasi sebagai input dalam proses perencanaan pembangunan. Bappeda akan terus pula melakukan segala upaya untuk menjamin produk perencanaan dan hasil kajian stratejik pembangunan tidak saja berdaya guna dan berdaya hasil bagi penentu kebijakan tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh stakeholders dan publik.

Berdasarkan Perda No. 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat yang telah berubah dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011, maka susunan organisasi BAPPEDA adalah sebagai berikut :

Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin perumusan,menetapkan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan ,dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok badan.

A. Sekretariat, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan program dan anggaran internal badan,lintas sektor,kewilayahan dan lintas pemerintahan sesuai dengan kewenangannya, serta melaksanakan manajemen kegiatan kesekretariatan. Membawahkan:

a. Subbagian Perencanaan;

b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Umum.

B. Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi (PE),mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan dan melaksanakan penelitian spesifik serta pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Membawahkan:

a. Subbidang PE, Fisik, Ekonomi dan Pendanaan Pembangunan;

b. Subbidang PE Sosial, Budaya dan Pemerintahan.

C. Bidang Fisik, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian dan penyusunan bahan kebijakan teknis serta mengkoordinasikan perencanaan pembangunan dalam aspek penataan C. Bidang Fisik, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian dan penyusunan bahan kebijakan teknis serta mengkoordinasikan perencanaan pembangunan dalam aspek penataan

a. Subbidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;

b. Subbidang Infrastruktur Wilayah.

D. Bidang Ekonomi, mempunyai tugas pokok penyelenggaraan pengkajian dan penyusunan bahan kebijakan teknis serta mengkoordinasikan perencanaan pembangunan ekonomi berbasis kewilayahan dan sektoral dalam aspek pertanian secara luas, industri, industri pariwisata dan industri kreatif, perdagangan, jasa dan investasi. Membawahkan:

a. Subbidang Pertanian;

b. Subbidang Dunia Usaha, Industri, Perdagangan dan Pariwisata.

E. Bidang Sosial dan Budaya, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian dan penyusunan bahan kebijakan teknis serta mengkoordinasikan perencanaan pembangunan sumberdaya manusia, yang meliputi aspek pendidikan, kesehatan, kebudayaan, keluarga berencana, kependudukan, tenaga kerja, transmigrasi, kemiskinan, kesejahteraan sosial, serta pemberdayaan perempuan, anak dan masyarakat , pemuda dan olahraga, serta kebencanaan. Membawahkan:

a. Subbidang Kependudukan dan Kesehatan;

b. Subbidang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan.

F. Bidang Pemerintahan, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian dan penyusunan bahan kebijakan teknis serta mengkoordinasikan perencanaan aspek aparatur, politik, hukum, ketentraman dan ketertiban, komunikasi dan informasi serta aspek kerjasama perencanaan pembangunan. Membawahkan:

a. Subbidang Aparatur, Politik dan Hukum;

b. Subbidang Kerja Sama Pembangunan.

G. Bidang Pendanaan Pembangunan, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian dan penyusunan bahan kebijakan teknis dan koordinasi perencanaan aspek pendanaan pembangunan. Membawahkan:

a. Subbidang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

b. Subbidang Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

H. Unit Pelaksana Teknis Balai Pusat Data dan Analisis Pembangunan,membawahkan:

a. Kepala

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi Pendataan dan Analisa;

d. Seksi Pelayanan Informasi dan Komunikasi.

Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA

2.2. Sumber Daya Manusia

Komposisi jabatan dalam struktur organisasi BAPPEDA Provinsi Jawa Barat berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas adalah: 1 (satu) orang Eselon II; 8 (delapan) orang Eselon III terdiri dari 1 (satu) orang sekretaris dan 6 (enam) orang kepala bidang dan 1 (satu) kepala balai serta 15 orang Eselon IV yang terdiri dari 6 (enam) orang kasubbag dan 9 kasubid. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya sehari-hari Bappeda juga didukung oleh tersedianya 30 (tiga puluh) tenaga fungsional perencana, 1 (satu) orang fungsional pustakawan dan 1 (satu) orang tenaga fungsional arsiparis.

Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan terutama dalam menciptakan BAPPEDA sebagai center of knowledge dan learning organization. Komposisi jumlah pegawai Bappeda dengan latar belakang pendidikan sarjana lebih besar dibandingkan dengan yang bukan sarjana, secara signifikan diharapkan memberikan andil yang cukup besar. Komposisi pegawai BAPPEDA berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 101 orang laki-laki atau 71,63% dan perempuan sebanyak 40 orang atau 28,37%, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. Sedangkan komposisi Pegawai Bappeda berdasarkan tingkat golongan yaitu golongan 4 sebanyak 31 Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan terutama dalam menciptakan BAPPEDA sebagai center of knowledge dan learning organization. Komposisi jumlah pegawai Bappeda dengan latar belakang pendidikan sarjana lebih besar dibandingkan dengan yang bukan sarjana, secara signifikan diharapkan memberikan andil yang cukup besar. Komposisi pegawai BAPPEDA berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 101 orang laki-laki atau 71,63% dan perempuan sebanyak 40 orang atau 28,37%, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. Sedangkan komposisi Pegawai Bappeda berdasarkan tingkat golongan yaitu golongan 4 sebanyak 31

Tabel 2.1

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013

JENIS KELAMIN

No

UNIT KERJA

3. BIDANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI

4. BIDANG FISIK

5. BIDANG EKONOMI

6. BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA

7. BIDANG PEMERINTAHAN

8. BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

9. KOMITE PERENCANA

10. UPTB PUSDALISBANG

11. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

JUMLAH TOTAL

Sumber: Data Kepegawaian, 2013

Tabel 2.2

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Golongan Tahun 2013

GOLONGAN

No UNIT KERJA JUMLAH

3 PENGENDALIAN DAN

EVALUASI 1 1 1 2 2 1 3 0

4 BIDANG FISIK 7 1 1 3 2 1 6 0 0 5 BIDANG EKONOMI

6 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 6 BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA

6 2 1 3 1 1 2 1 1 0 7 BIDANG PEMERINTAHAN

GOLONGAN

No UNIT KERJA JUMLAH

8 BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN 6 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 9 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

37 7 2 2 1 12 1 17 1 6 25 0 0 10 UPTB PUSDALISBANG

7 1 1 1 2 3 1 1 1 3 0 11 KOMITE PERENCANA

JUMLAH TOTAL

Sumber: Data Kepegawaian, 2013

Tabel 2.3

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

PENDIDIKAN

No UNIT KERJA

D4 D3 D2 D1 SLTA

TDK JMLH ADA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1. KEPALA BADAN

- - 1 2. SEKRETARIAT

40 2 8 - - 75 3. BIDANG PENELITIAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI

- - 11 4. BIDANG FISIK

1 - - 16 5. BIDANG EKONOMI

1 - - 17 6. BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA

- - 14 7. BIDANG PEMERINTAHAN

- - 11 8. BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

1 - - 12 9. UPTB PUSAT DATA DAN ANALISIS PEMBANGUNAN

10. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

- - 35 11. KOMITE PERENCANA

2 65 57 2 12 0 0 55 3 11 0 0 207 Sumber: Data Kepegawaian, 2013

TOTAL

Perencanaan pembangunan yang disusun oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat melalui proses pengkajian yang mendalam dari para tenaga ahli sesuai keahliannya. Dengan demikian, perencanaan pembangunan yang dilakukan Bappeda tidak terlepas dari perencanaan dengan pendekatan teknokratik, untuk itu dibentuklah Komite Perencana (KP), yaitu sekumpulan tenaga ahli/pakar yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur yang memiliki kemampuan untuk merumuskan dan memberikan masukan dalam bidang perencanaan yang dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat.

2.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan Bappeda Provinsi Jawa Barat adalah Gedung kantor seluas 6.800 m²,Kendaraan Dinas sebanyak 21 Unit, Saluran Telepon sebanyak 16 Line, ruang rapat yang memadai dapat menampung 20 s/d 250 Orang yaitu ruang rapat utama; RS.Soehoed Warnaen dan Operation Room serta 7 ruang rapat biasa.

Guna mendukung proses peningkatan kualitas perencanaan Provinsi Jawa Barat, Bappeda juga sedang membangun sebuah Kampus Lapangan di Pasirjambu Kabupaten Bandung, dengan nama : Kampus Lapangan Perencanaan Pembangunan Daerah (KLP2D) Provinsi Jawa Barat.

Untuk proses menertibkan administrasi pengelolaan barang dan jasa di Bappeda, seluruh barang inventaris telah di inventarisir dan tercatat dalam Buku Inventaris Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Jika dilihat dari jumlah aset, dapat diketahui bahwa jumlah aset yang dikuasai Bappeda Provinsi Jawa Barat sebanyak Rp. 66.384.810.334, sedangkan aset yang tidak digunakan adalah senilai Rp. 584.616.580 (0,88%).

2.4. Kinerja Pelayanan Bappeda Provinsi Jawa Barat

Secara umum, salah satu kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan yang menjadi hak setiap warga negara ataupun memberikan pelayanan kepada warganegara yang memenuhi kewajibannya terhadap negara. Kewajiban pemerintah, maupun hak setiap warga negara pada umumnya disebutkan dalam konstitusi suatu Negara, termasuk Bappeda Provinsi Jawa Barat didalamnya.

Jika dilihat dari jenisnya, pelayanan dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis pelayanan, yaitu: • Pertama, Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan / Penguasaan Tanah dan sebagainya.

• Kedua, Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk / jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

• Ketiga: Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos, dan lain sebagainya.

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan pola pelayanan maka dapat dibedakan dalam 5 macam pola, yaitu : • Pertama, Pola Pelayanan Teknis Fungsional. Adalah pola pelayanan masyarakat yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya.

• Kedua, Pola Pelayanan Satu Pintu. Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.

• Ketiga, Pola Pelayanan Satu Atap. Pola pelayanan disini dilakukan secara terpadu pada

satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing. • Keempat, Pola Pelayanan Terpusat. Adalah pola pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.

• Kelima, Pola Pelayanan Elektronik. Adalah pola pelayanan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat on-line.

Berdasarkan jenis dan pola pelayanan yang telah disebutkan diatas, maka pada dasarnya Bappeda Provinsi Jawa Barat melaksanakan jenis pelayanan administrasi dengan pola pelayanan teknis fungsional dan pola pelayanan elektronik.

Satu hal penting yang perlu digarisbawahi adalah Bappeda memberikan pelayanan tidak hanya kepada publik saja (masyarakat) tetapi juga melaksanakan pelayanan kepada unsur-unsur pemerintahan lainnya, yaitu unsur Pimpinan Daerah, OPD/Biro Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat serta kepada Instansi Vertikal yang terkait dengan perencanaan pembangunan, khususnya Kementerian Dalam Negeri dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Gambaran kinerja Bappeda Provinsi Jawa Barat periode lima tahun sebelumnyadiperoleh dari Dokumen LaporanAkuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah (LAKIP), sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.

Tabel 2.4

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD

Tabel 2.5

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD

2.5. Jenis Pelayanan Administrasi

Jenis pelayanan administrasi yang dilaksanakan adalah dengan menyediakan berbagai dokumen perencanaan resmi yang dibutuhkan dalam proses pembangunan daerah. Dokumen- dokumen tersebut adalah 1) dokumen Peraturan Gubernur tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Murni dan RKPD Perubahan sebagai dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni dan APBD Perubahan; 2) dokumen Kebijakan Umum dan Anggaran serta Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS); 3) Buku Jawa Barat dalam Angka (Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat); 4) dokumen dokumen kajian strategis perencanaan pembangunan di Jawa Barat yang meliputi dokumen kajian bidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang fisik (Infrastruktur dan Tata Ruang Lingkungan Hidup) serta dokumen perencanaan bidang pemerintahan.

Dokumen-dokumen tersebut disusun setiap tahun dan kemudian disosialisasikan kepada seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) pembangunan di Jawa Barat. Sedangkan dokumen – dokumen yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, yaitu dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat tahun 2005 – 2025 yang berlaku selama 20 tahun, dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat tahunb 2009 – 2029 yang juga berlaku selama 20 tahun, dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat yang disusun selama 5 tahun sekali bersamaan dengan masa jabatan Kepala Daerah.

Setiap dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat kemudian dijadikan pedoman oleh seluruh Kabupaten/Kota dan OPD/Biro ataupun stakeholders lainnya dalam menyusun dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Selain pelayanan secara administrasi berupa dokumen, Bappeda Provinsi Jawa Barat juga memberikan pelayanan yang sifatnya Surat Rekomendasi dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan kabupaten/kota, yaitu dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota.

Selain itu, seiring dengan telah terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.24 Tahun 2012 tentang Satu Data Pembangunan Jawa Barat, maka Bappeda Jawa Barat pun melaksanakan Diseminasi Data pembangunan yang dilakukan dalam bentuk media cetak dan elektronik secara berkala, juga dalam bentuk media cetak berupa buku, leaflet, majalah, jurnal, koran, dan bentuk lainnya. Selain itu, kami melaksanakan pula diseminasi data pembangunan dalam bentuk media elektronik berupa layanan pesan singkat (Short Message Service), radio, televisi, laman (website), dan bentuk lainnya.

Pola Pelayanan Elektronik Bappeda Provinsi Jawa Barat saat ini masih terus mengembangkan sistem pelayanan kepada masyarakat, yaitu dengan ber-inovasi membuat layanan KM. 0 Pro Poor Jabar serta Sistem RKPDJabar Online 2101. Layanan KM. 0 Pro Poor Jabar ini merupakan sebuah sistem informasi berbasis spasial dan a-spasial. Tujuan dari dibuatnya Sistem Informasi KM. 0 Pro Poor Jabar untuk Pengendalian dan Perwalian RTS (Rumah Tangga Sasaran) hingga Lepas dari kondisi kemiskinan. Prinsip kerjanya cukup sederhana, yaitu dengan melakukan survei koordinat dan identitas RTS dengan

Sementara RKPD JABAR Online 2101 adalah suatu sistem informasi perencanaan secara online dengan alamat : www.rkpdjabarOnline.jabarprov.go.id yang dibuat untuk proses pengusulan program dan kegiatan prioritas Provinsi Jawa Barat dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan tahunan, yaitu dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat.

RKPD Jabar Online 2101 merupakan salah satu inovasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk proses perencanaan, sehingga terwujud efektifitas dan efisiensi perencanaan di Jawa Barat. Sistem RKPD Jabar Online memberikan kemudahan aksesbilitas pengusulan program dan kegiatan dari berbagai stakeholder pembangunan, dimana stakeholder pembangunan diajak turut serta berperan aktif merencanakan pembangunan di Jawa Barat. Salah satu titik kritis yang dapat diatasi dengan RKPD Jabar Online ini adalah bagaimana mewujudkan mekanisme seleksi program dan kegiatan prioritas tingkat provinsi yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan aturan perundangan yang ada. Selain itu, secara teknis, sistem informasi ini dipersiapkan sebagai bank data usulan program dan kegiatan pembangunan sampai dengan tahun 2101. Adanya RKPD Jabar Online 2101 diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang lebih akuntabel dan transparan di Jawa Barat dalam rangka mewujudkan Jawa Barat sebagai provinsi termaju di Indonesia.

2.6. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda Provinsi

Jawa Barat yang Dihadapi

Siklus perencanaan pembangunan tahunan daerah dilaksanakan secara kontinyu setiap tahun. Setiap Provinsi dan Kabupaten dituntut untuk membuat sebuah dokumen perencanaan tahunan dengan sebutan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat daftar rencana program dan kegiatan prioritas untuk satu tahun mendatang sesuai dengan Permendagri No 54 Tahun 2010. Proses pembahasan program dan kegiatan prioritas tersebut dilaksanakan melalui metode Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang, dimulai dari tingkat Musrenbang Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Musrenbang Kabupaten/Kota, Musrenbang Provinsi dan terakhir di Musrenbang Nasional. Sementara di tingkat OPD Provinsi, pembahasan dan musyawarah program dan kegiatan prioritas dilaksanakan melalui "Forum OPD Provinsi".

Selain menampung hasil Musrenbang dan Forum OPD, RKPD ini juga memuat daftar usulan program hibah dan bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang mengajukan bantuan. Jumlah daftar hibah dan bantuan sosial ini bisa mencapai Selain menampung hasil Musrenbang dan Forum OPD, RKPD ini juga memuat daftar usulan program hibah dan bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk disampaikan kepada pihak-pihak yang mengajukan bantuan. Jumlah daftar hibah dan bantuan sosial ini bisa mencapai

Pada saat RKPD Jabar Online belum ada, permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

Permasalahan Umum

1. Terbatasnya akses masyarakat untuk berperan aktif dalam perencanaan pembangunan di Jawa Barat:

2. Proses Perencanaan pembangunan lebih didominasi oleh kepentingan partai politik golongan tertentu;

3. Tidak adanya kepastian hukum bagi masyarakat saat mengusulkan program dan kegiatan;

4. Stakeholders hanya dapat mengusulkan program dan kegiatan sampai dengan 1 (satu) tahun ke depan.

Permasalahan Khusus

1. Perbedaan format dan persyaratan pengusulan program dan kegiatan dari stakeholders

2. Sulitnya pemilahan dan penentuan kategori usulan kegiatan oleh stakeholders;

3. Sulitnya proses seleksi usulan kegiatan prioritas yang dilakukan oleh Bappeda selaku perencana provinsi dan juga oleh OPD Provinsi selaku perencana sektoral;

4. Data usulan program dan kegiatan yang disampaikan ke provinsi seringkali tercecer dan hilang berkasnya;

5. Usulan yang disampaikan berupa kertas dan dokumen sehingga memerlukan ruang/space yang sangat besar untuk menyimpan dokumen tersebut;

6. Proses report yang dihasilkan memerlukan pengolahan data yang rumit dan waktu yang lama;

7. Report tidak dapat diakses oleh stakeholders secara langsung. Sementara itu, dalam konteks pengembangan KM. 0 Pro Poor Jawa Barat, diawali untuk

mengatasi kondisi tidak terstrukturnya data-data pembangunan yang ada di Jawa Barat. Hal ini sangatlah wajar terjadi karena di Provinsi Jawa Barat terdapat 1 (satu) Badan Pusat Statistik (BPS) di Tingkat Provinsi dan 27 BPS di setiap Kabupaten/Kota. Untuk mengatasi hal diatas, maka diperlukan suatu lembaga yang dapat menjadi jembatan dan menjadi pengelola data-data pembangunan yang ada di Jawa Barat, khususnya data kemiskinan. Data kemiskinan ini sangatlah penting, karena sering dijadikan sebagai tolok ukur indikator pembangunan yang muncul dalam setiap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah di akhir tahun.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18