Minat siswa SMA kelas XI IPA terhadap mata pelajaran fisika di Kabupaten Nias Barat.

(1)

vii ABSTRAK

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 pada sebelas SMA yang ada di Nias Barat. Jumlah saampel dari penelitian ini adalah 506 siswa kelas XI Jurusan IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Siswa memiliki kemauan yang besar dalam belajar fisika dengan persentase 80,29% dan menemukan manfaat dan pengalaman dalam proses belajar dengan persentase 78,43% akan tetapi siswa tidak memimpikan untuk belajar lebih lanjut, terbukti dari persentase tujuan yang ingin dicapai hanya 59,04%.


(2)

viii ABSTRACT

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. THE INTEREST OF STUDENTS GRADE XI SCIENCE TOWARD PHYSICS SUBJECT IN WEST NIAS REGENCY. Undergraduate Thesis. Physics Education Program of Study, Mathematics and Natural Sciences Education Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to know the interest of student toward the high school physics’ course in West Nias Regency. The research was done in February 2016 at eleven of Senior High Schools in West Nias. The amount of the sample from this research are 506 students, grade XI major of IPA. Instrument which is used in this research is a questionnaire of students’ interest toward the high school physics’ course in West Nias.

The result of this research shows that the interest of students toward the physics’ course is in good category with percentage 74,89%. Students have the big passion in learning physics with percentage 80,29% and found the benefits and the experiences in learning process with percentage 78,43%. However, most of students do not want to learn physics more advanced. It is proved from the percentage of the purpose that wants to be reached only 59,04%.


(3)

MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA

PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

YOSEFIN SULISTYAWANTIC GULO

NIM: 121424035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(4)

i

MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA

PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

YOSEFIN SULISTYAWANTIC GULO

NIM: 121424035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“DAN APA SAJA YANG KAMU MINTA DALAM DO’A DENGAN

PENUH KEPERCAYAAN, KAMU AKAN MENERIMANYA”

(Matius 21:22)

Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi langkah hidupku 2. Kedua orang tuaku tercinta

Mazira Gulo Sarimina Gulo

3. Adik-adikku yang terkasih Iman fanotona Gulo Grace Sicilya Gulo Evaluasi Saro Gulo

4. Orang Terdekatku (Yuferi Waruwu) 5. Pemerintah Kabupaten Nias Barat

6. Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 pada sebelas SMA yang ada di Nias Barat. Jumlah saampel dari penelitian ini adalah 506 siswa kelas XI Jurusan IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Siswa memiliki kemauan yang besar dalam belajar fisika dengan persentase 80,29% dan menemukan manfaat dan pengalaman dalam proses belajar dengan persentase 78,43% akan tetapi siswa tidak memimpikan untuk belajar lebih lanjut, terbukti dari persentase tujuan yang ingin dicapai hanya 59,04%.


(11)

viii ABSTRACT

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. THE INTEREST OF STUDENTS GRADE XI SCIENCE TOWARD PHYSICS SUBJECT IN WEST NIAS REGENCY. Undergraduate Thesis. Physics Education Program of Study, Mathematics and Natural Sciences Education Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to know the interest of student toward the high school physics’ course in West Nias Regency. The research was done in February 2016 at eleven of Senior High Schools in West Nias. The amount of the sample from this research are 506 students, grade XI major of IPA. Instrument which is used in this research is a questionnaire of students’ interest toward the high school physics’ course in West Nias.

The result of this research shows that the interest of students toward the physics’ course is in good category with percentage 74,89%. Students have the big passion in learning physics with percentage 80,29% and found the benefits and the experiences in learning process with percentage 78,43%. However, most of students do not want to learn physics more advanced. It is proved from the percentage of the purpose that wants to be reached only 59,04%.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Minat Siswa SMA Kelas XI-IPA Terhadap Mata Pelajaran Fisika Di Kabupaten Nias Barat”.

Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik yang berbeda-beda yang dilaksanakan oleh 4 orang mahasiswa yaitu Fajrin Saratisa Hia, Felegi Daeli, Fransiskus Trisudieli Lahagu beserta penulis. Kebersamaan penelitian ini adalah untuk melihat profil pendidikan di Kabupaten Nias Barat. Karena topik yang dibahas berbeda-beda maka landasan teori dipelajari oleh peneliti, metode penelitian dikembangkan bersama-sama, namun pada hasil analisis data, perumusan pembahasan ditulis berdasarkan hasil respon dari partisipan yang diteliti. Dengan demikian dalam pengerjaan penelitian ini, tidak ada penjiplakan kalimat di antara mahasiswa. Jika terdapat kesamaan kalimat atau frasa dalam penulisan maka itu merupakan hasil diskusi bersama, bukan hasil penjiplakan satu dengan yang lainnya.

Selama penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ir. Sri agustini Sulandari M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi.

2. Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dosen pembimbing II yang telah membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(13)

x

3. Orangtua tercinta Ayahanda Mazira Gulo dan Ibunda Sarimina Gulo yang telah memberikan cinta dan kasihnya yang luar biasa. Terimakasih karena telah memberikan segalanya.

4. Buat adik-adikku (Iman, Grace dan Evaluasi) serta keluarga besarku, terimakasih atas doa, cinta dan dukungan.

5. Orang terdekatku (Yuferi Waruwu) yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa, kasih sayang dan perhatian sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua program Studi Pendidikan Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

7. Drs. Domi Severinus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan kekuatan, semangat, dan motivasi.

8. Dwi Nugraheni, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa Kerjasama pada program studi Pendidikan Fisika, yang selalu mengarahkan, memotivasi, mendengarkan segala keluh kesah selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

9. Pemerintah Kabupaten Nias Barat khususnya Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Sanata Dharma serta mendukung penelitian yang dilaksanakan di daerah sendiri (Kabupaten Nias Barat). 10. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan serta siswa-siswi SMA Se-Kabupaten Nias Barat yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

11. Segenap staf Wakil Rektor IV yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan perhatian selama belajar di Universitas Sanata Dharma 12. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu

tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.


(14)

xi

13. Student Residence Sanata Dharma (Pamong, Suster, Teman-teman asrama) yang telah mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan studi sampai penulisan skripsi ini.

14. Rekan seperjuangan (Fajrin Saratisa Hia, Felegi Daeli, Fransiskus Trisudieli Lahagu) atas kerjasama, semangat, masukan, dukungan dan suka-dukanya.

15. Teman-teman seperjuangan Beasiswa Nias Barat.

16. Sahabatku Tuti yang selalu jadi tempat curhat dikala sudah hampir putus asa.

17. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2012. 18. Rekan-rekan KKN yang selalu memberikan dukungan.

19. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Penulis


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Pembatasan Masalah... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II: LANDASAN TEORI ... 5


(16)

xiii

B. Deskripsi Kabupaten Nias Barat ... 6

C. Pengertian Minat ... 7

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 11

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. Jenis Penelitian ... 15

B. Subyek Penelitian ... 15

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

D. Instrument Penelitian ... 17

E. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV: HASIL DAN ANALISIS ... 23

A. Deskripsi Data Penelitian ... 23

B. Data dan Analisis ... 25

C. Pembahasan ... 34

BAB V: PENUTUP ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43 LAMPIRAN


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Ket. Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat 7 Tabel 3.1 Daftar Nama SMA yang dilakukan Penelitian 16 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat 18 Tabel 3.3 Klasifikasi Item Pernyataan Positif dan Pernyataan

Negatif

20

Tabel 3.4 Kategori Minat Siswa 22

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian disetiap Sekolah 24 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perolehan Skor Minat Siswa 26 Tabel 4.3 Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika Secara

Keseluruhan

27

Tabel 4.4 Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika disetiap Sekolah Berdasarkan Indikator

29

Tabel 4.5 Skor Keseluruhan Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika disetiap Sekolah

31

Tabel 4.6 Minat Siswa Berdasarkan Peringkat Skor Item Pernyataan Tertinggi

39

Tabel 4.7 Minat Siswa Berdasarkan Peringkat Skor Item Pernyataan Terendah


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Ket.Gambar Nama Gambar Halaman


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Ket. Lampiran Nama Lampiran Halaman

Lampiran 1A Angket Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika 45 Lampiran 2A Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Lolofitu Moi 48 Lampiran 2B Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe Utara 51 Lampiran 2C Daftar Presensi Siswa SMAN Lahomi 52 Lampiran 2D Daftar Presensi Siswa SMAS Kristen Arastamar 53 Lampiran 2E Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Sirombu 54 Lampiran 2F Daftar Presensi Siswa SMAS BNKP Karmel 59 Lampiran 2G Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe 61 Lampiran 2H Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Ulu Moro’o 66 Lampiran 2I Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Mandrehe 68 Lampiran 2J Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Lolofitu Moi 70 Lampiran 2K Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Moro’o 73 Lampiran 3A Berita Acara SMAN 1 Lolofitu Moi 77 Lampiran 3B Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe Utara 79 Lampiran 3C Daftar Presensi Siswa SMAN Lahomi 80 Lampiran 3D Daftar Presensi Siswa SMAS Kristen Arastamar 81 Lampiran 3E Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Sirombu 82 Lampiran 3F Daftar Presensi Siswa SMAS BNKP Karmel 85 Lampiran 3G Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe 87


(20)

xvii

Lampiran 3H Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Ulu Moro’o 90 Lampiran 3I Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Mandrehe 92 Lampiran 3J Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Lolofitu Moi 94 Lampiran 3K Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Moro’o 96 Lampiran 4A Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa 98 Lampiran 5A Skor Hasil Jawaban Angket Siswa 104 Lampiran 5B Skor Minat Siswa Berdasarkan Setiap Item 130 Lampiran 5C Skor Minat Siswa Setiap Aspek dan Indikator 131 Lampiran 6A Surat Permohonan Izin Penelitian 169 Lampiran 6B Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 170


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika adalah berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga tujuan pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi IPA juga merupakan suatu proses penemuan yang dapat dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fisika juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap positif terhadap IPA khususnya Fisika, yaitu siswa merasa tertarik untuk mempelajari fisika lebih lanjut. Namun dalam kenyatannya banyak siswa yang tidak tertarik dengan mata pelajaran fisika, siswa beranggapan bahwa fisika itu sulit karena kebanyakan teori dan rumus-rumus yang harus dipelajari.

Seperti yang penulis lihat dalam pembelajaran Fisika, seringkali siswa sulit untuk dapat mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Kemungkinan penyebab hal tersebut, antara lain faktor guru, faktor fasilitas, faktor lingkungan, atau dari siswa itu sendiri. Yang jelas pelajaran fisika menjadi sesuatu yang tidak menarik, sukar, membosankan dan menakutkan. Disinilah tugas guru sebagai pendidik yang berusaha untuk mencari penyebab yang paling mendasar sehingga timbul


(22)

anggapan yang seperti itu. Sebenarnya apa yang mereka alami dan rasakan sehingga mereka kurang berminat terhadap pelajaran fisika? Akan menjadi gangguan bagi mereka dalam belajar fisika. Jika siswa tidak berminat dan tidak berkemampuan dalam belajar fisika maka makin sedikit siswa yang akan menyukai Fisika.

Nias Barat merupakan kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2009 dan masih tergolong baru di kepulauan Nias. Pendidikan yang masih belum terlaksana secara maksimal menjadi permasalahan saat ini dan jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya, Nias Barat masih jauh tertinggal. Dari hasil observasi awal diindikasikan bahwa sistem pendidikan Nias Barat memiliki permasalahan yaitu kekurangan tenaga pendidik untuk mata pelajaran fisika. Pada kenyataannya pada tahun 2015 terhitung hanya ada sejumlah 10 tenaga pendidik bidang fisika yang mencakup keseluruhan sekolah yang ada di Nias Barat. Masalah lain adalah fasilitas pendidikan yang kurang memadai, antara lain: perpustakaan, laboratorium, alat dan bahan praktikum. Hal ini sangat terlihat jelas bahwa tidak banyak siswa yang lulusan SMA ingin melanjutkan pendidikannya di bidang fisika, misalnya menjadi guru fisika.

Nias Barat memiliki dua belas satuan sekolah menengah. Dimana ada sembilan sekolah yang berstatus Negeri dan tiga sekolah yang berstatus Swasta. Dari dua belas sekolah SMA yang ada di Nias Barat, ada beberapa sekolah dimana guru yang mengajarkan fisikanya diampu oleh guru Matematika dan Biologi.


(23)

Oleh karena pembelajar itu adalah siswa Nias Barat, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Minat Siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai : Bagaimanakah Minat Siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Minat Siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.

D. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan dibahas agar arah yang hendak dicapai lebih jelas. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada Minat Siswa dalam Pelajaran Fisika.


(24)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat

Sebagai bahan acuan dalam mengetahui dan meningkatkan minat siswa dalam belajar khususnya untuk mempelajari fisika.

2. Bagi Peneliti

Mempunyai pengalaman melakukan penelitian dan dapat mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan pendidikan.


(25)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fisika atau Sains

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka (1991), Fisika adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang zat dan energi. Fisika ( Bahasa Yunani : physikos, “ alamiah”, dan physis, :Alam” ) adalah Sains atau ilmu tentang alam dalam makna terluas.

Analisis terhadap gagasan Piaget dan Wadsworth tentang pengetahuan fisika, Suparno (2007: 12) mengidentifikasi bahwa Pengetahuan fisika adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekasaran, berat, serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu dengan yang lain.

Adapun yang disampaikan Sarkim (1998: 140) Sains sebagai suatu produk keilmuan mencakup konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia, juga untuk keperluan praktis manusia.

Jadi sains secara umum adalah suatu cara untuk mempelajari berbagai aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik & melalui berbagai metode saintifik yang terbakukan.


(26)

B. Deskripsi Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di dalam wilayah pulau Nias Propinsi Sumatera Utara dan berada di sebelah Barat Pulau Nias yang berjarak ± 60 dari Kota Gunungsitoli. Berdasarkan UU Nomor 46 Tahun 2008, luas wilayah kabupaten Nias Barat adalah 544,09 KM2 yang terdiri dari 8 kecamatan dan 110 Desa dengan ibukota terletak di Kecamatan Lahomi.

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat memiliki satuan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK di setiap kecamatan. Terkhusus untuk tingkat satuan pendidikan SMA, Nias Barat memiliki 12 buah sekolah dari 8 kecamatan. Dari dua belas sekolah tersebut ada sembilan sekolah menengah yang


(27)

berstatus negeri dan tiga berstatus swasta. Berikut Daftar nama-nama sekolah di kabupaten Nias Barat.

Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat

C. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa

Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu

SMAN 1 Sirombu

SMAS Kristen Arastamar

Lolofitu Moi

SMAN 1 Lolofitu Moi SMAN 2 Lolofitu Moi Mandrehe

Utara

SMAN 1 Mandrehe Utara SMAS Permata

Lahomi SMAN 1 Lahomi

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel Moro'o SMAN 1 Moro'o Ulu Moro'o SMAN 1 Ulu Moro'o


(28)

senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas objek tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat seseorang tersebut.

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1984). Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut, sehingga seseorang mendalaminya. Slameto (2010) mengatakan bahwa minat (interest) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungan. Apabila sesuatu itu memberikan kesenangan kepada dirinya, kemudian ia akan berminat terhadap sesuatu itu. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu, karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya dan ia pun akan berniat untuk mempelajarinya.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Adanya hubungan seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, dapat menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga


(29)

tercipta adanya penerimaan. Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya minat yang ada.

Menurut W.S. Winkel (1996:188), bahwa minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu. Jadi menurut pendapatnya, kecenderungan dan kesadaran subyek yang sudah menetap dalam dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa senang mempelajari materi yang telah diberikan.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu di luar diri tersebut, atau semakin besar minat siswa dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri siswa terhadap apa yang dipelajarinya, maka ia tidak akan menguasai materi yang dipelajari (Slameto, 2010).

Menurut Hurlock (1989) minat diartikan sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya, bila mereka melihat sesuatu yang mempunyai arti bagi dirinya. Dengan demikian minat adalah kesadaran seseorang terhadap sesuatu dan yang mendorong orang tersebut untuk memusatkan perhatian terhadap sesuatu itu dengan disertai perasaan puas dan senang.

Suatu minat dapat diekpresikan melalui suatu pertanyaan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,


(30)

dapat pula dimanifestisakan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada diirnya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu moment atau kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting yang menarik perhatian dan dapat mendorong untuk mengetahui, memperoleh atau menggali dan mencapainya tujuan yang diinginkan.

Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila didalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya. Dalam proses belajar minat merupakan salah satu faktor psikologis yang penting dalam belajar, minat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.


(31)

Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak akan mungkin melakukan sesuatu. Misalnya, seorang anak menaruh minat terhadap bidang studi Fisika, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang alam.

Titik awal untuk keberhasilan dalam mengajar adalah dengan membangkitkan minat belajar siswa karena rangsangan. Rangsangan tersebut, membawa pada perasaan senang siswa terhadap pelajaran dan membangkitkan semangat untuk belajar.

Jika minat siswa dibangkitkan, maka seluruh perhatiannya dipusatkan pada mata pelajaran yang akan dipelajarinya. Minat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam pelajaran.

Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah suatu perhatian yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut dengan apa yang menjadi perhatiannya.

D. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Minat

Menurut Crow (1982) minat berhubungan dengan masalah dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional.

a. Faktor dorongan dari dalam. Rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah atau aktivitas lain yang mendukung.


(32)

b. Faktor motif sosial. Minat dalam upaya mengembangkan diri dan dalam ilmu pengetahuan, mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja atau memperoleh penghargaan dari teman atau keluarga.

c. Faktor-faktor emosional. Minat berkaitan dengan perasaan emosi. Misalkan keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedang kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.

Namun, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang bersumber dari dalam diri (faktor internal) maupun yang berasal dari luar (faktor eksternal). Faktor internal meliputi niat, rajin, motivasi dan perhatian. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, guru dan fasilitas sekolah, dan teman sepergaulan.

Menurut Safari (dalam Herlina, 2010), bahwa untuk mengetahui berapa besar minat belajar siswa, dapat diukur melalui :

1. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan karena adanya minat. Biasanya apa yang paling dia sukai mudah sekali untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari kegairahan dan tujuan dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan dan tujuan ini dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut dan tidak merasa lelah dan putus asa dalam mengembangkan


(33)

pengetahuan dan selalu semangat serta gembira dalam mengerjakan tugas ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru. Bisa juga siswa menyukai pelajaran tersebut karena metode guru dalam mengajar menyenangkan atau bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan, atau kegiatan dalam pembelajaran tidak monoton.

2. Kepuasan, sering kali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya atau merasa berhasil dalam pelajaran serta menemukan manfaat dalam proses belajar, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.

3. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan pelajaran. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan/inisiatif untuk belajar. 4. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran

tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi Suryabrata (1987) “Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang


(34)

menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi.

Untuk mengetahui apakah siswa berminat dalam belajar, dapat dilihat dari beberapa indikator mengenai minat belajar. Indikator ini disusun berdasarkan aspek minat siswa. Aspek mengenai minat siswa yang dimaksud adalah kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Berdasarkan aspek tersebut, Rasyid (2010) merumuskan indikator tentang minat belajar siswa sebagai berikut : (1) tertarik pada pelajaran, (2) tertarik pada guru, (3) keberhasilan dalam pelajaran, (4) menemukan manfaat dalam proses belajar, (5) mempunyai inisiatif untuk belajar, (6) konsentrasi dalam belajar, (7) kemauan dalam belajar, (8) ada tujuan yang ingin dicapai.


(35)

15 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode survei. Metode survei (Kasmadi, 2013: 63) mengumpulkan data dengan cara menggunakan survei ke lapangan untuk kasus-kasus yang jumlah populasinya relatif besar. Pada penelitian ini menggunakan metode survei guna memperoleh informasi keadaan suatu responden. Sistem yang dibahas pada penelitian ini adalah Minat siswa terhadap Fisika. Penelitian survei ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi kelas XI jurusan IPA sebanyak 506 responden dari sebelas sekolah SMA yang ada di Nias Barat. Masing-masing 51 siswa dari SMAN 1 Lolofitu Moi, 16 siswa dari SMAN 1 Mandrehe Utara, 25 siswa SMAN 1 Lahomi, 7 siswa dari SMAS Kristen Arastamar, 72 siswa SMAN 1 Sirombu, 44 siswa dari SMAS BNKP Karmel, 84 siswa dari SMAN 1 Mandrehe, 42 siswa dari SMAN 1 Ulu Moro’o, 47 siswa dari SMAN 2 Mandrehe, 48 siswa dari SMAN 2 Lolofitu Moi dan 70 siswa dari SMAN 1 Moro’o.


(36)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di sebelas SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat. Nama-nama sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Daftar nama sekolah yang dilakukan penelitian.

Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu

SMAN 1 Sirombu

SMAS Kristen Arastamar

Lolofitu Moi

SMAN 1 Lolofitu Moi SMAN 2 Lolofitu Moi Lahomi SMAN 1 Lahomi

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel

Moro’o SMAN 1 Moro’o

Ulu Moro’o SMAN 1 Ulu Moro’o

Mandrehe Utara SMAN 1 Manderehe Utara

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/16 semester genap, dan dimulai dari tanggal 6 Februari sampai dengan 20 Februari 2016.


(37)

D. Instrumen Penelitian

Instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan yang dibentuk berupa angket/kuesioner, yang kemudian diberikan kepada objek penelitian.

Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah disediakan alternatif jawaban. Dalam pembuatan kuesioner minat memerlukan kisi-kisi kuesioner minat. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada bab kajian pustaka, aspek yang dinyatakan dalam kuesioner minat meliputi minat terhadap fisika yang berkaitan dengan kesukaan, kepuasaan, keterlibatan, perhatian dan motif/dorongan.

Kuesioner minat siswa terhadap mata pelajaran fisika berisi pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan menyebabkan siswa berminat pada mata pelajaran fisika. Sedangkan untuk pernyataan negatif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan menyebabkan siswa berminat pada pelajaran fisika.

Secara keseluruhan kuesioner ini memiliki total 30 butir pernyataan. Kisi-kisi kuesioner minat ditunjukkan pada tabel 3.2


(38)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Siswa

Aspek Informasi Yang Ingin

Dicari

Indikator Contoh Pernyataan Jumlah Butir Soal No Item Minat Kesukaan Ketertarikan pada Ilmu

Dengan mempelajari fisika kita lebih dekat dengan alam 7 1,2,3, 4,5,6, 7 Ketertarikan pada guru

Guru fisika yang saat ini mengajar saya sangat menyenangkan

3 8,9,10

Ada tujuan yang ingin dicapai

Saya ingin melanjutkan

perkuliahan dibidang fisika/sains 3 28,29, 30 Kepuasaan Keberhasilan dalam pelajaran

Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran Fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya.

4 11,12, 13,14

Menemukan manfaat

Setelah mengikuti pelajaran ini, saya jadi


(39)

Aspek Informasi Yang Ingin

Dicari

Indikator Contoh Pernyataan Jumlah Butir

Soal

No Item

dalam proses belajar

tahu hubungan antara ilmu yang saya pelajari dengan hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

17

Keterlibatan Mempunyai Inisiatif untuk Belajar

Saya akan mencatat hal-hal yang penting pada saat guru fisika menjelaskan walaupun guru tidak memintanya. 5 18,19, 20,21, 22 Perhatian Konsentrasi dalam Belajar

Saya serius memperhatikan

pelajaran saat guru menjelaskan

3 23,24, 25

Kemauan dalam belajar

Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti, saya akan mencoba


(40)

Aspek Informasi Yang Ingin

Dicari

Indikator Contoh Pernyataan Jumlah Butir

Soal

No Item

mempelajarinya dengan teliti sampai bisa

Berdasarkan kisi-kisi kuesioner Minat Siswa pada tabel 3.2 maka dapat diklasifikasikan item pernyataan positif dan item pernyataan negatif seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Klasifikasi item pernyataan positif dan pernyataan negatif

No Pernyataan Nomor Pernyataan

1 Positif 1, 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 26, 27, 28, 29, 30.

2 Negatif 3, 5, 6, 7, 13, 14, 21, 22, 24, 25.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan pengolahan data dari lapangan yaitu berupa kuesioner terhadap siswa SMA kelas XI se Kabupaten Nias Barat.


(41)

1. Skoring Hasil Kuesioner

Pernyataan siswa untuk kriteria pernyataan Positif diberi skor 4 (empat) untuk jawaban SS, skor 3 (tiga) untuk jawaban S, skor 2 (dua) untuk jawaban TS dan skor 1 (satu) untuk jawaban STS, dan untuk kriteria pernyataan Negatif diberi skor 4 (empat) untuk jawaban STS, skor 3 (tiga) untuk jawaban TS, skor 2 (dua) untuk jawaban S dan skor 1 untuk jawaban SS.

2. Penskoran

Untuk mengetahui skor setiap siswa maka digunakan

= 100%

3. Klasifikasi tingkat minat siswa terhadap pelajaran fisika

Untuk mengetahui tingkat minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat terhadap fisika maka hasil penskoran diklasifikasikan. Karena jumlah total pernyataan untuk kuesioner minat siswa terhadap fisika adalah 30 maka:

a. Skor untuk siswa

Skor minimal = 1 x 30 = 30 Skor maksimal = 4 x 30 = 120 Range = 120–30 = 90


(42)

b. Pembagian interval

Lalu skor diklasifikasikan dalam 5 interval, maka lebar intervalnya 90 : 5 = 18. Maka skor yang diperoleh dari minat siswa terhadap fisika akan diklasifikasikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Kategori Minat siswa

Skor Siswa Interval ( %) Kategori Minat

103 - 120 ≥85 Sangat Baik

85–102 70–84 Baik

67 - 84 55–69 Cukup

49–66 40–54 Kurang


(43)

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA yang ada di Nias Barat pada bulan Februari 2016. Jumlah satuan pendidikan sekolah menengah atas yang ada di Kabupaten Nias Barat ada dua belas sekolah, dimana sembilan diantaranya berstatus Negeri dan 3 diantaranya berstatus swasta. Akan tetapi dari dua belas sekolah tersebut hanya ada sebelas sekolah yang telah dilaksanakan penelitian. ini disebabkan karena ada satu sekolah yang tidak memiliki kelas XI jurusan IPA.

Dalam melaksanakan penelitian untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat diawali dengan penyusunan instrumen dari bulan november 2015 hingga januari 2016. Dan bersamaan dengan penyusunan instrumen ini peneliti juga mengkomunikasikan hal ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat terkait dengan penelitian yang akan dilaksankan pada bulan februari. Penelitian ini dilaksanakan pada tingkat satuan SMA yang ada di Nias Barat dengan target penelitian adalah siswa kelas XI – IPA dan juga melakukan wawancara kepada guru yang mengampu mata pelajaran fisika.


(44)

dimulai pada tanggal 6 Februari 2016 sampai dengan tanggal 20 Februari 2016. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang dapat mengetahui minat siswa terhadap mata pelajara fisika.

Sebelum menyebarkan angket pada siswa, peneliti terlebih dahulu mengurus perizinan kepada pihak sekolah, menyampaikan tujuan, bertemu dengan guru fisika dan kemudian mengatur jadwal untuk melakukan penelitian. Pengaturan jadwal untuk melakukan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran fisika.

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian disetiap Sekolah

No Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan

1 SMAN 1 Mandrehe

10 Februari 2016 2 SMAS BNKP Karmel

3 SMAN 1 Mandrehe

12 Februari 2016 4 SMAS Kristen Arastamar

5 SMAS BNKP Karmel

13 Februari 2016 6 SMAN 1 Ulu Moro'o

7 SMAN 2 Mandrehe

8 SMAN 1 Lahomi 15 Februari 2016 9 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016 11 SMAN 1 Sirombu 18 Februari 2016


(45)

No Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan 12 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016 13 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016

A. Data dan Analisis

Pengambilan data diikuti oleh 506 siswa kelas XI – IPA di SMA Kabupaten Nias Barat. Untuk pengisian kuesioner partisipan diberi waktu selama 30 menit.

Sesuai dengan teknik analisa yang telah diuraikan pada Bab III, data yang telah terkumpul direkapitulasikan sesuai dengan indikator yang sesuai. Interpretasi data dapat dijabarkaan kedalam tabel berikut.

1. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA secara keseluruhan

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan (pada lampiran 5A halaman 104) maka dapat diketahui distribusi frekuensi perolehan skor Minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat seperti pada tabel 4.2.


(46)

Tabel 4.2. Frekuensi skor Minat siswa terhadap pelajaran fisika. No Kualifikasi Interval

Skor (%) Mean (%) Frekuensi Frekuensi (%) Frekuensi Komulaitf

1 A ≥ 85 88,12 62 12,25 62

2 B 70–84 76,50 313 61,86 375

3 C 55–69 65,60 124 24,51 499

4 D 40–54 52,29 6 1,19 505

5 E ≤ 39 35,83 1 0,20 506

Dari tabel di atas, persentase Minat siswa SMA kelas XI-IPA di kabupaten Nias Barat berada pada kualifikasi sangat baik sebesar 12,25%, pada kualifikasi baik sebesar 61,86% dan pada kualifikasi cukup sebesar 24,51%, kualifikasi kurang sebesar 1,19% dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 0,20%. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebanyakan siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang baik terhadap mata pelajaran fisika.

Berdasarkan indikator Minat siswa, persentase masing-masing item indikator ditunjukkan pada tabel 4.3.


(47)

Tabel 4.3. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA Kabupaten Nias Barat No Indikator Minat

(%)

(%) S.D (%)

1 Ketertarikan pada ilmu 74,44

74,89 6,65 2 Ketertarikan pada guru 76,12

3 Ada tujuan yang ingin dicapai 59,04 4 Keberhasilan dalam belajar 76,93 5 Menemukan manfaat dalam proses

belajar

78,43

6 Mempunyai inisiatif untuk belajar 78,21 7 Konsentrasi dalam belajar 75,16 8 Kemauan dalam belajar 80,29

Keterangan:

(%) : rata-rata skor minat siswa setiap indikator (%) : rata-rata skor minat siswa keseluruhan . D : Standar deviasi

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong Baik dengan rata-rata skor 74,89% ini dapat dikatakan bahwa siswa SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang baik terhadap pelajaran fisika, dan standar deviasi 6,65% maka dari hasil


(48)

tersebut dapat dikatakan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika pada setiap indikator menyebar. Dari delapan indikator diatas, minat siswa paling baik yaitu pada indikator kemauan dalam belajar dengan persentase 80,29% dan tergolong Baik, ini berarti bahwa siswa SMA se-Kabupaten Nias Barat memiliki kemauan dalam belajar fisika, sedangkan yang paling lebih kecil persentase dari indikator minat tersebut adalah ada tujan yang ingin dicapai dengan persentase 59,04% dan tergolong dalam kategori Cukup, ini menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa SMA di Kabupaten Nias Barat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari fisika. Tetapi untuk semua indikator minat siswa terhadap pelajaran fisika tegolong Baik.

2. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA setiap sekolah

Dari hasil analisis data (pada lampiran 5C halaman 131) maka dapat diketahui Minat siswa terhadap pelajaran Fisika SMA setiap sekolah seperti pada tabel 4.4.


(49)

Tabel 4.4. Minat siswa SMA kelas XI-IPA terhadap pelajaran fisika setiap sekolah berdasarkan Indikator Minat

N

o Sekolah N

I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8

Skor (%) Kuali fikasi Skor (%) Kuali fikasi Skor (%) Kuali fikasi Skor (%) Kuali fikasi Skor (%) Kuali fikasi Skor (%) Kuali fikasi Skor (%) Kualifi kasi Skor (%) Kuali fikasi

1 S1 51 73,67 B 75,98 B 59,31 C 72,06 B 77,61 B 73,43 B 74,02 B 75,98 B

2 S2 16 75,00 B 75,00 B 53,65 C 75,39 B 83,33 B 80,31 B 71,35 B 81,25 B

3 S3 25 74,57 B 76,00 B 59,00 C 77,75 B 81,67 B 79,20 B 74,67 B 84,50 A

4 S4 7 78,57 B 83,33 B 67,86 C 79,46 B 78,57 B 86,43 A 78,57 B 83,93 B

5 S5 72 75,25 B 74,54 B 56,94 C 76,91 B 77,20 B 74,93 B 71,64 B 76,91 B

6 S6 44 73,38 B 73,86 B 58,90 C 76,56 B 77,65 B 76,36 B 74,05 B 78,69 B

7 S7 84 75,85 B 75,60 B 56,94 C 77,23 B 79,37 B 78,99 B 76,69 B 81,85 B

8 S8 42 69,00 C 74,39 B 66,67 C 74,85 B 76,42 B 78,05 B 71,95 B 79,27 B

9 S9 47 78,65 B 78,01 B 61,17 C 82,18 B 82,62 B 82,02 B 79,96 B 84,57 A

10 S10 48 72,69 B 74,65 B 57,64 C 75,78 B 75,87 B 78,85 B 76,39 B 80,21 B

11 S11 70 73,88 B 80,12 B 62,02 C 78,57 B 77,38 B 80,71 B 77,02 B 81,79 B


(50)

Keterangan : S1 = SMAN 1 Lolofitu Moi

S2 = SMAN 1 Mandrehe utara

S3 = SMAN 1 Lahomi

S4 = SMAS Kristen Arastamar

S5 = SMAN 1 Sirombu

S6 = SMAS BNKP Karmel

S7 = SMAN 1 Mandrehe

S8 = SMAN 1 Ulu Moro’o

S9 = SMAN 2 Mandrehe

S10 = SMAN 2 Lolofitu Moi


(51)

Berdasarkan Indikator Minat siswa SMA kelas XI-IPA terhadap pelajaran fisika pada tabel 4.4. maka dapat diketahui distribusi skor keseluruhan minat siswa terhadap pelajaran fisika disetiap sekolah seperti pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Skor keseluruhan Minat siswa terhadap pelajaran fisika setiap sekolah

No Nama Sekolah N

Rata-rata Skor Keseluruhan

aspek

Kategori

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 72,45 B 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 74,31 B

3 SMAN 1 Lahomi 25 75,24 B

4 SMAS Kristen Arastamar 7 79,28 B

5 SMAN 1 Sirombu 72 73,01 B

6 SMAS BNKP Karmel 44 73,3 B

7 SMAN 1 mandrehe 84 75,03 B

8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 72,54 B

9 SMAN 2 Mandrehe 47 78,36 B

10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 73,62 B


(52)

Berdasarkan hasil yang dihasilkan dalam tabel 3.5 lalu diklasifikasikan berdasarkan tabel 2.4, maka diketahui :

Siswa-siswi SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang Baik terhadap pelajaran fisika. Dimana SMAN 1 Lolofitu Moi memiliki rata-rata skor sebesar 72,45%. SMAN 1 Mandrehe Utara memiliki rata-rata skor 74,31%. SMAN 1 Lahomi memiliki rata-rata skor 75,24%. SMAS Kristen Arastamar memiliki rata skor 79,28%. SMAN 1 Sirombu memiliki rata-rata skor 73,01%. SMAS BNKP Karmel memiliki rata-rata-rata-rata skor 73,30%. SMAN 1 Mandrehe memiliki rata-rata skor 75,03%. SMAN 1 Ulu Moro’o memiliki rata-rata skor 72,54 %. SMAN 2 Mandrehe memiliki rata-rata skor 78,36%. SMAN 2 Lolofitu Moi memiliki rata-rata skor 73,62%. SMAN 1 Moro’o memiliki rata-rata skor 75,84%.

Sementara itu secara lebih rinci, analisis terhadap unsur-unsur minat yang ditelusuri dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

 Secara keseluruhan ketertarikan pada ilmu fisika pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor 74,59%.

 Secara keseluruhan ketertarikan pada guru yang mengajar fisika pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor 76,50%.

 Secara keseluruhan Ada tujuan yang ingin dicapai pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias barat tergolong cukup dengan rata-rata skor 59,04%.


(53)

 Secara keseluruhan keberhasilan dalam belajar fisika pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik sengan rata-rata skor 76,98%.

 Secara keseluruhan menemukan manfaat dalam proses belajar pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor 78,88%.

 Secara keseluruhan mempunyai inisiatif untuk belajar pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor 79,03%.

 Secara keseluruhan konsentrasi dalam belajar fisika pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor 75,12%

 Secara keseluruhan teliti dalam pelajaran fisika pada sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor 80,81%

B. PEMBAHASAN

Minat terhadap pelajaran fisika adalah ketertarikan terhadap pelajaran fisika diindikasikan dengan perhatian, percaya diri, kepuasan, semangat dan pengorbanan dalam mengikuti pelajaran fisika.

Dalam penelitian ini, hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat terhadap mata


(54)

pelajaran fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat berminat dalam pelajaran fisika.

Minat siswa terhadap pelajaran fisika dalam penelitian ini dibagi berdasarkan lima aspek yaitu: (1) Kesukaan; (2) Kepuasan; (3) Keterlibatan dan (4) Perhatian.

Untuk aspek minat siswa tentang Kesukaan, berdasarkan hasil analisis didapati bahwa ketertarikan pada ilmu fisika siswa kelas XI-IPA di SMA Se-Kabupaten Nias Barat tergolong Baik, itu berarti bahwa siswa SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki ketertarikan yang baik terhadap pelajaran fisika. Akan tetapi ketertarikan pada ilmu fisika SMA Negeri 1 Ulu Moro’o lebih rendah dibandingkan dengan sekolah yang lainnya, dimana Persentase ketertarikan pada ilmu fisika SMA Negeri 1Ulu Moro’o sebesar 69,00% dan berada pada kategori cukup. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada angket yang di isi oleh siswa yang bersangkutan. Dimana sebagian besar responden di SMA Negeri 1 Ulu Moro’o setuju bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah menimbulkan kebosanan dan suasana menjadi tegang, fisika hanya berguna bagi para ahli saja dan fisika cenderung membentuk orang menjadi acuh tak acuh dan tidak ramah. Dan untuk hasil analisis tentang ketertarikan pada guru siswa SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong Baik, itu berarti bahwa siswa tertarik dengan guru yang mengajar fisika. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa yang mana hampir seluruh siswa menyatakan bahwa guru fisika yang mengajar fisika saat ini


(55)

menyenangkan. Akan tetapi pada indikator Ada Tujuan yang Ingin di Capai tergolong dalam kategori cukup dengan rata-rata skor 59,04%. Pada indikator ini hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan perkuliahan di bidang fisika atau sains, tidak ingin menjadi guru fisika.

Untuk aspek minat siswa tentang Keterlibatan, berdasarkan hasil analisis didapati bahwa Inisiatif untuk belajar fisika siswa kelas XI-IPA SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik. Akan tetapi mempunyai inisiatif untuk belajar SMAS Kristen Arastamar lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang lainnya. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.4 bahwa siswa SMAS Kristen Arastamar berada pada kategori Sangat Baik dengan persentase sebesar 86,43%. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada angket yang di isi oleh siswa yang diteliti minatnya. Dimana sebagian besar responden di SMAS Kristen Arastamar menyatakan bahwa responden mencatat hal-hal yang penting pada saat guru fisika menjelaskan walaupun guru tidak memintanya dan mempelajari kembali pelajaran fisika yang telah dipelajari disekolah setelah sampai dirumah.

Untuk aspek minat siswa tentang perhatian, berdasarkan hasil analisis didapati bahwa kemauan dalam belajar siswa kelas XI-IPA di SMA Se-Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik. Akan tetapi kemauan dalam belajar fisika SMA Negeri 1 Lahomi dan SMA Negeri 2 Mandrehe lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang lainnya. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.4 bahwa siswa SMA Negeri 1 Lahomi berada pada kategori


(56)

Sangat Baik dengan persentase sebesar 84,50% dan SMA Negeri 2 Mandrehe juga berada pada kategori Sangat Baik dengan persentase sebesar 84,57%. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada angket yang diteliti minatnya. Dimana hampir seluruh responden di SMA Negeri 1 Lahomi dan SMA Negeri 2 Mandrehe berpendapat bahwa ketika ada materi atau soal yang tidak dimengerti, mereka mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa.

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis minat siswa terhadap fisika disebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat berada kategori Baik. Akan tetapi dari empat aspek yang telah diuraikan pada landasan teori, aspek kesukaan dengan indikator ada tujuan yang ingin dicapai didapati bahwa siswa-siswi di sebelas sekolah SMA di Nias Barat berada pada kategori Cukup dengan rata-rata persentase untuk seluruh SMA adalah 59,04%. Hal ini berarti hanya sedikit siswa yang berkeinginan atau memiliki motifasi untuk mempelajari fisika. Dari aspek motif/dorongan ada item pernyataan yang menyatakan bahwa ada keinginan untuk melanjutkan perkuliahan dibidang fisika atau sains, dan ada keinginan untuk bekerja di bidang pekerjaan yang berhubungan dengan fisika. Pada pernyataan ini hampir seluruh siswa di sebelas sekolah yang ada di Nias Barat tidak setuju untuk memiliki keinginan dalam melanjutkan perkuliahan dibidang fisika (misalnya untuk menjadi guru fisika) atau sains dan ada keinginan untuk bekerja di bidang pekerjaan yang berhubungan dengan fisika.


(57)

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa minat siswa tehadap pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik.

Secara keseluruhan dari delapan indikator minat skor paling tinggi adalah 80,12% pada indikator kemauan dalam belajar. Hal ini didukung oleh jawaban apada angket yang telah diisi siswa yang diteliti minatnya, dimana sebagian besar siswa memiliki kemauan untuk mempelajari materi atau soal yang tidak dipahami degan baik sampai bisa. Kemuadian skor tertiggi kedua adalah 78,43% pada indikator menemukan manfaat dalam proses belajar. Dimana hampir seluruh siswa setuju bahwa setelah mempelajari fisika siswa jadi tahu hubungan antara ilmu yang dipelajari dengan halhal yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat logis, sesuai dengan pendapat Slameto “Minat adalah suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, dapat berupa seseorang, suatu objek, suatu situasi, suatu aktivitas dan lain sebagainya.

Dari hasil analisis diatas kita dapat menyatakan bahwa siswa SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki kecenderungan yang besar pada kemauan dalam belajar dan juga menemukan manfaat dalam proses belajar fisika sedangkan ada tujuan yang ingin dicapai memiliki kecenderungan yang rendah. Meskipun hasil analisis minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat terhadap Pelajaran Fisika itu Baik atau Tinggi dengan konstribusi minat 74,89% tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa minat siswa untuk


(58)

mempelajari fisika tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan untuk bekerja atau menjalani karir dalam bidang fisika/sains. Karena Timbulnya minat dalam belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia.

Evaluasi terhadap perolehan skor pada setiap item pernyataan dalam kuesioner selanjutnya digunakan untuk melihat adanya keragaman posisi skor terttinggi dan terendah pada sebelas sekolah dengan membandingkan empat skor tertinggi dan terendah. Pada tabel 4.6 dan 4.7 ditunjukkan bahwa adanya perbedaan peringkat skor untuk beberapa item pernyataan. Skor secara keseluruhan setiap item dapat dilihat pada lampiran 5B halaman 130.

Tabel 4.6. Minat siswa berdasarkan peringkat skor item pernyataan tertinggi

No Item Pernyataan Skor (%)

1 Fisika Hanya berguna bagi para ahli saja 84,54 %

2 Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya

83,25

3 Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti, saya akan mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa

81,92

4 Pelajaran fisika bukan hanya memberikan banyak pengetahuan untuk saya, tetapi juga pengalaman


(59)

Tabel 4.7. Minat siswa berdasarkan peringkat skor item pernyataan terendah.

No Item pernyataan Skor (%)

1 Saya ingin melanjutkan perkuliahan dibidang fiika atau sains

44,91 %

2 Pelajaran fisika sangat membantu kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain

65,51

3 Saya merasa puas dengan pencapaian saya dalam pelajaran fisika

66,45

4 Saya ingin bekerja dalam bidang pekerjaan yang berhubungan dengan fisika

66,70

Berdasarkan pada tabel 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa skor paling tertinggi adalah pada item pernyataan nomor 5 dengan skor 84,54% skor tertinggi kedua pada item nomor 12 dengan skor 83,25% skor tertingggi ketiga pada item nomor 26 dengan skor 81,92% dan skor tertinggi keempat pada soal item nomor 17 dengan skor 81,52%. Sedangkan skor terendah pertama pada item pernyataan nomor 28 dengan skor 44,91% skor terendah kedua pada item pernyataan nomor 30 dengan skor 65,51% skor terendah ketiga pada item pernyataan nomor 11 dengan skor 66,45% dan skor terendah keempat pada item pernyataan nomor 29 dengan skor 66,70%. Perbedaan peringkat skor menunjukkan adanya perbedaan prioritas minat siswa kelas XI


(60)

IPA terhadap pelajaran fisika. Kemungkinan karena siswa memiliki perilaku sistem pembelajaran yang diberlakukan kepada siswa.


(61)

41 BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Penelitian tentang minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa Siswa SMA Kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang Baik untuk mempelajari fisika dengan persentase secara keseluruhan adalah 74,89%.

Sementara itu untuk hasil analisis terhadap indikator minat didapatkan bahwa secara keseluruhan siswa kelas XI-IPA SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki

Ketertarikan pada ilmu fisika tergolong dalam kategori baik dengan presentase rata-rata skor 74,59%.

Ketertarikan pada guru tergolong dalam kategori baik dengan presentase rata-rata skor 76,50%.

Ada tujuan yang ingin dicapai tergolong dalam kategori baik dengan presentase rata-rata skor 59,04%.

Keberhasilan dalam belajar fisika tergolong dalam kategori baik dengan persentase rata-rata skor 76,98%.


(62)

Menemukan manfaat dalam proses belajar tergolong baik dengan presentaase rata-rata skor 78,88%.

Mempunyai inisiaatif utuk belajar tergolong baik dengan presentase rata-rata skor 79,03%.

Konsentrasi dalam belajar tegolong baik dengan presentase rata-rata skor 75,12%.

Teliti dalam pelajaran tergolong dalam kategori baik dengan presentasi rata-rata skor 80,81%.

Akan tetapi meskipun mereka memiliki minat yang baik untuk mempelajari fisika itu tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan untuk bekerja atau menjalani karir dalam bidang fisika/sains.

B. SARAN

Berdasakan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu :

 Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambah dengan melakukan wawancara kepada beberapa siswa.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Crow, Lestar.D. 1982. Psychologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Djaali, 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Hurlock, Elisabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kasmadi dan Sunariah, N.S. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: alfabeta.

Safari. 2010. Apakah Sih Minat Itu? Tersedia di

http://kamriantiramli.wordpress.com/2012/04/19/apa-sih-minat-itu.html diunduh 3 desember 2015

Sarkim, T. 1998. Humaniora Dalam Pendidikan Sains. Dalam Sumaji, dkk. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktik dan Menyenangkan. Yogyakarta: USD.

Suryabrata S. 1987. Psikologi Pendidikan, Penerbit Rajawali. Jakarta.

Tim Penyusun. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta: Balai Pustaka.


(64)

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Balajar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(65)

Lampiran 1A Angket Minat siswa terhadap mata pelajaran fisika

Angket Minat Murid SMA Se-Kabupaten Nias Barat Terhadap Mata Pelajaran Fisika

Nama :

Kelas :

Sekolah : Petunjuk !

Centang (√) salah satu jawaban yang sesuai dengan perasaan anda yang sebenarnya. Keterangan :

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 4 = setuju 5 = sangat setuju

No Pernyataan 1 2 4 5

1 Saya senang mempelajari fisika

2 Dengan mempelajari fisika kita lebih dekat dengan alam.

3 Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah menimbulkan kebosanandan suasana menjadi tegang 4 Pelajaran fisika memiliki banyak teori dan

rumus-rumus

5 Fisika hanya berguna bagi para ahli saja

6 Fisika merupakan bidang studi yang sulit dipelajari bagi kebanyakan orang

7 Fisika cenderung membentuk orang menjadi acuh tak acuh dan tidak ramah.


(66)

8 Guru fisika yang saat ini mengajar saya sangat menyenangkan

9 Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pelajaran fisika

10 Saya tetap belajar fisika siapa pun guru yang akan mengajar fisika.

11 Saya merasa puas dengan pencapaian saya dalam pelajaran fisika

12 Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya 13 Fisika tidak dapat membantu saya untuk menuju suatu

keberhasilan yang besar.

14 Saya tidak yakin bisa berhasil dalam pelajaran fisika 15 Setelah mengikuti pelajaran ini, saya jadi tahu

hubungan antara ilmu yang saya pelajari dengan hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari

16 Banyak hal dalam kehidupan nyata yang dibahas dalam pelajaran fisika

17 Pelajaran fisika bukan hanya memberikan banyak pengetahuan untuk saya, tetapi juga pengalaman berharga lainnya.

18 Saya akan mencatat hal-hal yang penting pada saat Guru Fisika menjelaskan walaupun guru tidak memintanya.

19 Saya akan mempelajari kembali pelajaran fisika yang telah dipelajari di sekolah setelah sampai dirumah. 20 Apabila esok hari ada pelajaran fisika, malam


(67)

mempersiapkannya

21 Saya tidak berusaha mencari tahu informasi jika guru memberikan tugas fisika

22 Saya memilih diam ketika saya tidak mengerti dengan apa yang diajarkan oleh guru daripada saya harus bertanya.

23 Saya serius memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan.

24 Saya sering melamun di dalam kelas saat pelajaran fisika.

25 Saya merasa terganggu jika ada teman saya yang mengajak bicara pada saat guru menjelaskan pelajaran 26 Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti,

saya akan mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa

27 Ketika saya tidak bisa mengerjakan soal fisika maka saya tidak mengerjakannya lagi.

28 Saya ingin melanjutkan perkuliahan dibidang fisika/sains

29 Saya ingin bekerja dalam bidang pekerjaan yang berhubungan dengan fisika

30 Pelajaran fisika sangat membantu kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

Lampiran 6I Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMAN 1 Ulu Moro’o


(2)

(3)

Lampiran 6K Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMAN 2 Lolofitu Moi


(4)

(5)

(6)