Kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Kabupaten Nias Barat Dalam bidang fisika.

(1)

ABSTRAK

Felegi Daeli. 2016. Kemampuan Siswa Kelas XI IPA SMA Kabupaten Nias Barat Dalam Bidang Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara dalam bidang Fisika. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA se Kabupaten Nias Barat dengan jumlah 506 orang. Pengukuran dilakukan dengan tes pilihan ganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum kemampuan siswa SMA di kabupaten Nias Barat sangat rendah. Hal ini terlihat dari skor kemampuan siswa hanya 26.40% dengan kategori sangat rendah. Skor pada tingkat mengingat 29.40%, tingkat memahami 24.29%, tingkat menerapkan 25.30%, dan tingkat menganalisis 26.85% dengan kategori masing-masing tingkat berada pada kategori tidak baik. Siswa mempunyai skor pada bidang Fisika yaitu bidang Mekanika 27.4%, Optika 23.5%, Termofisika 27.4%, dan Kelistrikan 25.8% dengan kategori tiap bidang tersebut yaitu kategori sangat rendah.


(2)

ABSTRACT

Felegi Daeli. 2016. The Physics Mastery of Year 11 High School Students Of The District West Nias. Thesis. Physics Education Study Program, Departmen of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Yogyakarta.

The research was aiming at the assessing the physics mastery of year 11 high school students of the district West Nias, North Sumatera. The numbered the students was 506 students. The results revealed that the average score was 26.40% which was classified as very low. The highest average score was in the area of Mechanics and Thermophysics that reach 27.40%, meanwhile the lowest average score was in the area of Optics which reach only 23.50%.


(3)

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI IPA SMA

KABUPATEN NIAS BARAT DALAM BIDANG

FISIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Felegi Daeli NIM: 121424038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI IPA SMA

KABUPATEN NIAS BARAT DALAM BIDANG

FISIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: Felegi Daeli NIM: 121424038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

f --'


(6)

SKBIPSI

KEMAMPUAFI

SISWA

KELAS

XI IPA

SMA

KABUPATEN

IYIAS

BARAT

DALAM

BIDA}IG

FISIKA

'

Dip".siapkan dan ditulis oleh:

Yogyakarta 27 Juli20l6

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

ilt te

'(-#,-

{

E=Lr+7;fif

'}"*..ffouar

Da{'

It,

Bt*isius

Sarkim.


(7)

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang'hertanda fangan dibawah ini,

Narna : FeldgiDaeli

NIM

:121424038

Menyatakan bahwa, dengan sesungguhnya skripsi yeng saya tulis tidak memuat karya atau karya orang lain, kecuali yang telah disebu$qan dalam kutipan dan daftax pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah-YogYatartao 27 JuIi 2016 Penulis,


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

I.]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Felegi Daeii Nomor Induk

Mahasiswa

:121424038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KEMAMPUAN

SISWA

KELAS

XI

IPA

SMA

KABUPATEN

NIAS

BARAT

DALAM

BIDANG

FISIKA

Beserta perangj<at yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak

untuk menyimpan,

mengatihkan dalam bentuk media 1ain, mengelolanya dalam bentuk pengakalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

medialain untukkepentingan akademis tanpaperlumemintaiiin dari sayqrnauplun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal : 27 Juli 2016 Yang menyatakan,

G

:---'

Felegi Daeli


(10)

ABSTRAK

Felegi Daeli. 2016. Kemampuan Siswa Kelas XI IPA SMA Kabupaten Nias Barat Dalam Bidang Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA di Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara dalam bidang Fisika. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA se Kabupaten Nias Barat dengan jumlah 506 orang. Pengukuran dilakukan dengan tes pilihan ganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara umum kemampuan siswa SMA di kabupaten Nias Barat sangat rendah. Hal ini terlihat dari skor kemampuan siswa hanya 26.40% dengan kategori sangat rendah. Skor pada tingkat mengingat 29.40%, tingkat memahami 24.29%, tingkat menerapkan 25.30%, dan tingkat menganalisis 26.85% dengan kategori masing-masing tingkat berada pada kategori tidak baik. Siswa mempunyai skor pada bidang Fisika yaitu bidang Mekanika 27.4%, Optika 23.5%, Termofisika 27.4%, dan Kelistrikan 25.8% dengan kategori tiap bidang tersebut yaitu kategori sangat rendah.


(11)

ABSTRACT

Felegi Daeli. 2016. The Physics Mastery of Year 11 High School Students Of The District West Nias. Thesis. Physics Education Study Program, Departmen of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Yogyakarta.

The research was aiming at the assessing the physics mastery of year 11 high school students of the district West Nias, North Sumatera. The numbered the students was 506 students. The results revealed that the average score was 26.40% which was classified as very low. The highest average score was in the area of Mechanics and Thermophysics that reach 27.40%, meanwhile the lowest average score was in the area of Optics which reach only 23.50%.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“KEMAMPUAN SISWA KELAS XI IPA SMA KABUPATEN NIAS BARAT

DALAM BIDANG FISIKA”, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dan kesulitan yang timbul dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. dan Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan dan pengarahan selama penelitian sampai penulisan skripsi ini.

2. Bapak Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan izin dalam segala kepentingan.

3. Para Dosen Prodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.

4. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat atas pemberian ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian diseluruh SMA di Kabupaten Nias Barat.

5. Bapak/Ibu Kepala SMA dan Guru pengampu mata pelajaran Fisika atas bantuan dan dukungannya.

6. Siswa kelas XI IPA SMA se Kabupaten Nias Barat yang telah meluangkan waktu dalam proses pengambilan data.

7. Ayahanda Yafeti Daeli, Ibunda Isani Zebua, adik Ridho Juniarto Daeli, Fatilina Daeli, dan Seal Tiel Daeli yang telah memberikan motivasi, nasihat, dukungan dan doa.

8. Fajrin Saratisa Hia yang telah memberikan motivasi, saran, dukungan dan doanya.

9. Tim kelompok skripsi Rati Hia, Frans Lahagu dan Sefin Gulo atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.


(13)

10.Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis.

11.Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan ide dalam proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 27 Juli 2016


(14)

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.. vi

ABSTRAK………. vii

ABSTRACT………... viii

KATA PENGANTAR……… ix

DAFTAR ISI……….. xi

DAFTAR TABEL……….. xiii

DAFTAR GAMBAR………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Batasan Masalah………. 4

C. Rumusan Masalah………... 4

D. Tujuan Penelitian……… 4

E. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II LANDASAN TEORI………... 5

A. Kemampuan Berdasarkan Hakekat Fisika…….….….…... 5

B. Tujuan Pembelarajan ….….….….….….….….….….…… 6

C. Evaluasi Pembelajaran……… 9

D. Materi Fisika….….….….….….….….….….….….….….. 11

E. Kabupaten Nias Barat….….….….….….….….….….…... 12

BAB III METODE PENELITIAN….….….….….….….….….….…... 17

A. Jenis Penelitian ….….….….….….….….….….….….…... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ….….….….….….….….…. 17 C. Populasi dan Sampel Penelitian ….….….….….….….….. 18


(15)

D. Variabel Penelitian ….….….….….….….….….….….…. 18 E. Instrumen Penelitian….….….….….….….….….….….… 18 F. Validitas Instrumen………... 19 G. Metode Analisis Data….….….….….….….….….….…… 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….….….…… 21 A. Pelaksanaan Penelititian ….….….….….….….….….…… 21 B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ….….….….….…… 23 1. Deskripsi data secara umum….….….….….….….….. 23 2. Kemampuan siswa berdasarkan tingkatan/level dalam

aspek kognitif….….….……… 25 3. Kemampuan siswa perbidang dalam Fisika….….….. 31 4. Kemampuan siswa persekolah…...….….….….….…. 34

BAB V PENUTUP….….….….….….….….….….….….….….….…. 38

A. Kesimpulan ….….….….….….….….….….….….….…... 38 B. Saran ….….….….….….….….….….….….….….….…... 39 DAFTAR PUSTAKA….….….….….….….….….….….….….….….…. 40


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap kecamatan di

Kabupaten Nias Barat ……….. 13

Tabel 2. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan di Kabupaten Nias Barat ……….. 14

Tabel 3. Jumlah siswa SMA dan SMK yang tersebar pada setiap kecamatan di Kabupaten Nias Barat ………... 15

Tabel 4. Daftar nama sekolah di setiap kecamatan ………... 15

Tabel 5. Daftar nama sekolah di kabupaten Nias Barat ……… 17

Tabel 6. Kisi-kisi soal berdasarkan bidang-bidang dalam fisika …….. 19

Tabel 7. Penskoran berdasarkan butir soal ……… 20

Tabel 8. Pengkategorian skor ………. 20

Tabel 9. Jadwal pelaksanaan penelitian disetiap sekolah... 21

Tabel 10. Deskripsi Data Secara Keseluruhan……….. 23

Tabel 11. Distribusi Frekuensi dan Mean Pada Setiap Kategori……….. 24

Tabel 12. Rata-rata Skor (%) Tiap Tingkatan Pada Aspek Kognitif……. 25

Tabel 13. Distribusi Mean Tiap Bidang Fisika………. 31

Tabel 14. Distribusi Skor Setiap Sekolah………. 34

Tabel 15. Distribusi skor yang diperoleh sekolah dalam tiap level…….. 35

Tabel 16. Distribusi skor yang diperoleh setiap sekolah dalam bidang-bidang Fisika……… 36


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kabupaten Nias Barat………... 13 Gambar 2. Grafik hubungan antara jumlah siswa terhadap persentase

skor……… 24 Gambar 3. Grafik hubungan antara persentase skor terhadap


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian……… 42

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian……… 52

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan……… 53

Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian……… 54

Lampiran 5. Berita Acara dan Daftar Hadir Siswa……….. 65

Lampiran 6. Distribusi Jawaban Siswa……… 115

Lampiran 7. Distribusi Skor Siswa……….. 137

Lampiran 8. Distribusi Skor Pada Pilihan Jawaban Siswa……….. 159

Lampiran 9. Analisis Skor Pada Masing-masing Level dalam Aspek Kognitif……… 160

Lampiran 10. Skor pada setiap butir soal……… 165

Lampiran 11. Lembar Jawaban Siswa………..……….. 166

Lampiran 12. Distribusi Skor Pada Setiap Bidang Dalam Fisika………… 180


(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar mempunyai tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Tujuan pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran berbeda-beda. Dalam mata pelajaran Fisika, tujuan yang ingin dicapai salah satunya untuk menguasai konsep dan prinsip Fisika serta memupuk sikap ilmiah. Konsep dan prinsip Fisika ini diperoleh dari gejala-gejala fisik yang terjadi pada alam. Oleh karena itu, Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala fisik dari alam.

Belajar ilmu Fisika merupakan hal yang menyenangkan karena mempelajari fenomena yang ada disekitar kita. Fenomena ini merupakan hal yang tidak asing tetapi sering dijumpai bahkan sering dilakukan setiap hari. Pada kenyataannya, siswa mempunyai anggapan bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Ada berbagai alasan yang diungkapkan oleh siswa salah satunya yaitu bahwa Fisika itu merupakan mata pelajaran yang isinya rumus-rumus yang memang sulit dipahami. Pandangan ini membuat motivasi dan minat siswa untuk belajar Fisika menurun.

Kemampuan siswa dalam mempelajari Fisika sangat dipengaruhi oleh motivasi dan minat siswa itu sendiri dalam belajar Fisika. Disamping itu, masih banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa antara lain guru pengampu, sarana dan prasarana, dan faktor-faktor yang lain. Guru banyak mempunyai peran untuk menanamkan minat dan motivasi pada siswa untuk belajar. Tetapi sumber untuk belajar Fisika semuanya bukan pada guru saja.


(20)

Guru hanya mendampingi supaya siswanya aktif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selama ini, siswa telah mengandalkan gurunya sebagai satu-satunya sumber untuk belajar. Maka siswa hanya menunggu materi yang diberikan oleh guru. Kebiasaan ini akan berakibat langsung pada kemampuan siswa dalam menguasai materi Fisika yang dipelajarinya.

Kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada masing-masing daerah berbeda-beda. Hal ini dapat ditunjukkan dengan survei tentang kualitas pendidikan yang dimiliki oleh setiap daerah. Pada tahun ini, kota yang memiliki tingkat atau kualitas pendidikan yang tinggi dipegang oleh kota Yogyakarta. Hal ini merupakan kebanggaan pada masing-masing daerah. Kota atau daerah yang masih belum mencapai kualitas yang baik juga saling bersaing untuk membenahi pendidikan pada daerahnya. Langkah awal yang ditempuh untuk membenahi masalah pendidikan tersebut dengan mengetahui tingkat kemampuan para siswanya. Tingkat kemampuan ini dilihat pada masing-masing bidang, misalnya pada bidang Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, dan lain sebagainya.

Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang baru terbentuk dari kabupaten Nias. Kualitas pendidikan di kabupaten ini sangat rendah hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang dimaksud adalah tenaga pengajar yang profesional pada bidangnya. Dari hasil observasi pada tahun 2015, SMA di kabupaten Nias Barat sangat kekurangan tenaga pengajar khususnya dalam bidang Fisika. Jumlah guru bidang Fisika yang


(21)

sudah tercatat sebagai guru PNS atau GKD (Guru Kontrak Daerah) adalah 10 orang yang tersebar pada 12 sekolah. Selain itu juga, fasilitas penunjang proses pembelajaran yang ada tiap sekolah sangat minim. Dalam penelitian ini, peneliti berminat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang Fisika. Kemampuan siswa yang ingin diukur yaitu siswa SMA di kabupaten Nias Barat. Peneliti memilih kabupaten Nias Barat sebagai tempat penelitian karena peneliti ingin melihat sejauh mana tingkat pengetahuan Fisika siswa SMA diseluruh kabupaten Nias Barat. Peneliti juga merupakan anak daerah yang melanjutkan studi di Yogyakarta dengan harapan bahwa setelah menyelesaikan program S1 Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma, peneliti kembali ke Nias Barat untuk mengabdi sebagai seorang guru Fisika. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat dimana letak kekurangan siswa dalam mata pelajaran Fisika.

Penelitian ini dilakukan bersama dengan peneliti lain yang mengambil sampel yang sama dengan peneliti atau dilakukan dengan tim. Anggota tim yaitu 4 orang dengan topik penelitian yang berbeda-beda sehingga instrumen yang digunakan digabungkan menjadi sebuah buku kecil atau booklet. Tujuan penelitian ini dilakukan dengan tim yaitu untuk mempermudah dalam pengambilan data setiap siswa yang tersebar diseluruh SMA di kabupaten Nias Barat.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengukur tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA di Kabupaten Nias Barat dalam bidang Fisika.


(22)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu penelian ini hanya membahas tentang kemampuan siswa dalam aspek kognitif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana kemampuan siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Nias Barat dalam bidang Fisika?”.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Nias Barat dalam bidang Fisika.

E. Manfaat Penelitian

Dengan terlaksananya penelitian ini maka akan mempunyai beberapa manfaat, yaitu :

1. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan memperluas pengetahuan dalam bidang pengukuran tingkat kemampuan siswa dalam bidang Fisika.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat

Sebagai tolak ukur untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat pendidikan khususnya dalam bidang Fisika.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berdasarkan Hakikat Fisika

Kemampuan merupakan kecakapan, kepandaian, atau kepiawaian yang dimiliki seseorang. Dalam dunia pendidikan, kemampuan atau kecakapan sering kali dilihat pada prestasi yang dimiliki oleh seorang siswa. Prestasi ini merupakan hasil belajar siswa setelah mempelajari berbagai mata pelajaran. Pada penelitian ini, kemampuan yang dibahas yaitu kemampuan siswa dalam bidang Fisika. Kemampuan dalam bidang Fisika atau sains tidak lepas dengan hakekat sains itu sendiri.

Berdasarkan hakekatnya sains mempunyai tiga aspek yaitu aspek produk, aspek proses, dan aspek sikap. Aspek produk dalam sains diterapkan pada prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang didalamnya merupakan hasil rekaan manusia. Hasil rekaan ini yang nantinya digunakan untuk menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang ada didalamnya. Melalui prinsip, hukum, dan teori yang dirumuskan mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, memprediksi peristiwa yang akan terjadi dan dapat diuji dengan eksperimen yang berkaitan (Carin & Sund. 1998:4). Hal itu merupakan tujuan yang harus dicapai dalam aspek produk.

Aspek proses pada sains merupakan metode diperolehnya pengetahuan yang berupa prinsip, hukum, dan teori. Metode ini merupakan metode keilmuan yang terus dikembangkan berdasarkan hasil atau metode sebelumnya. Metode keilmuan ini mempunyai kerangka dasar yaitu sadar akan adanya masalah dan


(24)

perumusan masalah, pengamatan dan pengumpulan data yang relevan, penyusunan atau klasifikasi data, perumusan hipotesis, deduksi dan hipotesis, serta mengadakan tes atau pengujian kebenaran hipotesis. Dari kerangka tersebut maka aktivitas yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, membuat laporan, dan mengkomunikasikan hasil yang diperoleh (Sarkim : Humaniora dalam Pendidikan Sains).

Berdasarkan proses yang dicapai untuk mendapatkan produk dalam sains maka membentuk sikap keilmuan. Sikap keilmuan ini merupakan salah satu aspek dalam sains yaitu aspek sikap. Aspek ini merupakan hasil dari proses yang dilalui oleh seorang ilmuan. Aspek sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan ketika mengembangkan pengetahuan baru. Nilai-nilai ini diantaranya adalah tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, dan terbuka terhadap pendapat orang lain (Sarkim : Humaniora dalam Pendidikan Sains).

B. Tujuan Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2008:125), tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari bahasan tertentu. Menurut Bloom (dalam Sanjaya, 2008:125-130), tujuan pembelajaran yang harus dirumuskan terbagi dalam tiga domain, yaitu domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Domain kognitif


(25)

adalah tujuan pembelajaran dalam bidang kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Pengetahuan merupakan tingkatan paling rendah dalam tujuan kognitif. Pada tingkatan ini, siswa mampu mengingat informasi yang sudah dipalajarinya. Kemampuan ini kebanyakan dicapai dengan menghafalkan teks atau rumus yang telah diberikan. Misalnya, siswa mampu menyebutkan bunyi hukum Newton I, mampu menyebutkan rumus kecepatan, dan lain sebagainya. Tingkatan ini sangat penting untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih tinggi.

Pemahaman merupakan tingkatan yang bukan hanya mengingat fakta. Kemampuan yang dicapai pada tingkatan ini yaitu kemampuan menjelaskan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep. Misalnya, siswa mampu menjelaskan transfer panas secara konveksi. Pemahaman untuk menafsirkan sesuatu, contohnya yaitu menjelaskan grafik kecepatan terhadap perpindahan posisi.

Aplikasi/penerapan merupakan tujuan kognitif yang berhubungan dengan kemampuan menerapkan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Pada tujuan ini siswa mampu menerapkan teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep yang telah dipelajari ke dalam situasi baru. Kemampuan yang dicapai siswa pada kemampuan penerapan ini, misalnya siswa mampu memecahkan persoalan dengan menggunakan hukum-hukum, konsep-konsep, teori-teori yang ada pada Fisika. Kemampuan tercapai jika didukung oleh kemampuan mengingat dan memahami konsep tertentu.


(26)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bahan tersebut (Sanjaya, 2008:127). Tujuan kognitif ini merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks dan hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah menguasai kemampuan memahami dan menerapkan. Tingkatan ini digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran tingkat atas.

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Analisis mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, sedangkan sistesis adalah kemampuan untuk menyatukan unsur atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh. Kemampuan menganalisis dan sintesis merupakan kemampuan dasar untuk mengembangkan atau menciptakan inovasi dan kreasi baru (Sanjaya, 2008:127).

Evaluasi merupakan tujuan kognitif yang paling tinggi. Tujuan ini merupakan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu. Penilaian ini diambil berdasarkan maksud dan kriteria tertentu. Tujuan ini juga merupakan kemampuan untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu. Misalnya, memberikan keputusan bahwa sesuatu yang diamati itu baik, buruk, menguntungkan, merugikan, dan lain sebagainya. Kemampuan ini diperoleh ketika kemampuan sebelumnya dipenuhi.

Tingkatan-tingkatan tujuan pembelajaran pada domain kognitif ini saling berkaitan satu sama lain. Artinya tingkatan paling rendah merupakan prasyarat bagi


(27)

tingkatan selanjutnya. Tingkatan pengetahuan, pemahaman, dan merapkan merupakan tujuan kognitif tingkat rendah. Artinya, pada tingkatan ini siswa hanya mampu mengingat, mengungkapkan apa yang diingatnya dan menerapkannya sesuai dengan aturan-aturan tertentu yang sifatnya pasti. Tingkatan analisis, sintesis, dan evaluasi merupakan tujuan kognitif tingkat tinggi. Dikatakan tujuan kognitif tingkat tinggi karena kemampuan pada tingkatan ini siswa bukan hanya mampu mengingat atau mampu menerapkan. Tetapi siswa mempunyai kemampuan berkreasi dan kemampuan mencipta (Sanjaya, 2008:128).

Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan taksonomi Bloom mengalami revisi dengan memasukkan unsur metakognitif sebagai tingkatan tertinggi dari domain kognitif. Tingkatan ini dinamakan sebagai mencipta (create) yang menggantikan posisi evaluasi dengan menghilangkan sistesis. Semua tingkatan dalam domain kognitif yang asalnya kata benda diubah menjadi kata kerja. Misalnya, pengetahuan (knowledge) diubah menjadi mengingat (remembering). Oleh karena itu, tingkatan dalam domain kognitif berdasarkan hasil

revisi tersebut adalah tingkatan paling rendah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan tingkatan paling tinggi mencipta (Krathwohl, D.R. 2002).

C. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan proses yang ditempuh untuk pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran dengan kriteria tertentu (Uno & Koni, 2012:3). Kriteria ini


(28)

merupakan batas kriteria minimal. Kriteria yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Kriteria yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan berdasarkan pada keadaan kelompok atau bersifat relative disebut Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Penilaian Acuan Relatif (PAR).

Menurut Sudijono (2011:5-9), evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu yang mencakup dua kegiatan yaitu pengukuran dan penilaian. Untuk dapat menentukan nilai maka dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran tersebut adalah pengujian atau dalam istilah pembelajaran yaitu tes. Fungsi evaluasi pembelajaran secara pokok yaitu (1) mengukur kemajuan pembelajaran, (2) menunjang penyusunan rencana pembelajaran, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali dalam proses pembelajaran.

Gronlund & Linn (Kusaeri & Suprananto, 2012:10-11), evaluasi pembelajaran digolongkan dalam 4 kelompok yaitu:

1. Evaluasi penempatan (placement evaluation) yaitu untuk menentukan kemampuan siswa di awal pembelajaran.

2. Evaluasi formatif (formatif evaluation) yaitu untuk memantau kemajuan belajar selama pembelajaran.

3. Evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation) yaitu untuk mendiagnosis berbagai kesulitan siswa selama pembelajaran.


(29)

4. Evaluasi sumatif (summative evaluation) yaitu untuk mengevaluasi prestasi siswa di akhir pembelajaran yang didesain untuk menentukan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai.

D. Materi Fisika

Fisika merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan kurikulum, materi Fisika yang diberikan untuk dipelajari oleh siswa dibagi-bagi pada tiap tingkatan kelas. Pembagian ini tentu berdasarkan tingkat kesulitan dari materi tersebut. Materi yang diberikan pada kelas X merupakan materi-materi dasar dalam Fisika sedangkan pada kelas XI merupakan materi lanjutan dari materi yang telah diberikan pada kelas X. Materi-materi yang tersebar pada kelas X dan XI berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu:

1. Kelas X :

a. Besaran dan Pengukuran b. Vektor

c. Hukum Newton d. Suhu dan Kalor e. Optika Geometri f. Alat Optik g. Listrik Dinamis 2. Kelas XI :


(30)

b. Hukum Newton tentang Gerak c. Usaha dan Energi

d. Elastisitas

e. Momentum dan Impuls

Materi Fisika diatas digolongkan kedalam empat bidang yaitu bidang Mekanika, bidang Termofisika, bidang Optika, dan bidang Kelistrikan.

E. Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten di propinsi Sumatera Utara, Indonesia yang berdiri pada tanggal 26 Mei 2009.Berdasarkan UU Nomor 46 Tahun 2008, luas wilayah Kabupaten Nias Barat adalah 544,09 Km2

yang terdiri dari 8 Kecamatan dan 110 Desa dengan ibukota terletak di Kecamatan Lahomi. Kabupaten Nias Barat berbatasan dengan (www.niasbaratkab.go.id) :

1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Tugala Oyo Kabupaten Nias Utara. 2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Selatan. 3. Sebelah Timur dengan Kecamatan Botomuzoi, Kecamatan Hiliserangkai,

Kecamatan Gido, dan Kecamatan Mau Kabupaten Nias. 4. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

Batas-batas wilayah Kabupaten Nias Barat tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut:


(31)

Gambar 1. Peta Kabupaten Nias Barat (sumber: Bappeda Nias Barat)

Berdasarkan data pada tahun 2015 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, jumlah sekolah yang tersebar diberbagai tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK diseluruh Kabupaten Nias Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap kecamatan di Kab. Nias Barat

No Kecamatan Jumlah Total

SD SMP/MTS SMA/MA SMK

1 Lahomi 14 3 1 2 20

2 Lolofitu Moi 10 4 2 1 17

3 Mandrehe 17 8 3 2 30

4 Mandrehe Barat 11 3 - 2 16

5 Mandrehe Utara 14 5 2 2 23


(32)

No Kecamatan Jumlah Total

SD SMP/MTS SMA/MA SMK

7 Sirombu 15 6 2 - 23

8 Ulu Moro’o 8 3 1 1 13

Jumlah 103 38 12 11 164

Jumlah guru yang tersebar dalam berbagai tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK pada setiap kecamatan di Kabupaten Nias Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan di Kab. Nias Barat

No Kecamatan Total Total

PNS GKD GTT

1 Lahomi 106 15 39 160

2 Lolofitu Moi 102 9 29 140

3 Mandrehe 213 33 53 299

4 Mandrehe Barat 59 10 37 106

5 Mandrehe Utara 57 16 40 113

6 Moro’o 71 22 48 141

7 Sirombu 122 14 40 177

8 Ulu Moro’o 39 15 35 89

Jumlah 769 134 321 1224

Jumlah siswa SMA dan SMK di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2015 pada Tabel 3 berikut:


(33)

Tabel 3. Jumlah siswa SMA dan SMK pada setiap kecamatan di Kab. Nias Barat

No Kecamatan Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Total

1 Lahomi 340 308 648

2 Lolofitu Moi 369 327 696

3 Mandrehe 871 768 1634

4 Mandrehe Barat 90 100 190

5 Mandrehe Utara 243 230 473

6 Moro’o 273 219 492

7 Sirombu 303 295 598

8 Ulu Moro’o 145 143 288

Jumlah 2634 2385 5019

Kabupaten ini mempunyai 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta yang tersebar pada 7 kecamatan. Daftar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar pada 7 kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Daftar nama sekolah di setiap kecamatan Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu SMAN 1 Sirombu

SMAS Kristen Arastamar Lolofitu Moi SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi

Lahomi SMAN 1 Lahomi

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel

Moro'o SMAN 1 Moro'o

Ulu Moro'o SMAN 1 Ulu Moro'o

Mandrehe Utara SMAN 1 Mandrehe Utara SMAS Permata


(34)

Masing-masing sekolah diatas berada dibawah naungan Dinas Pendidikan kabupaten Nias Barat. Oleh karena itu, sekolah-sekolah ini mengikuti peraturan kurikulum yang berlaku. Sampai saat ini kurikulum yang digunakan oleh masing-masing sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu desain penelitian yang menggunakan data berupa skor atau angka-angka dan kemudian dianalisis menggunakan statistik. Desain penelitian yang digunakan adalah riset survey cross-sectional. Survey cross-sectional yaitu mengumpulkan informasi dari suatu sampel yang telah diambil dari populasi, yang telah ditentukan sebelumnya. Informasi dikumpulkan pada satu waktu tertentu (Suparno 2010:150).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMA se-Kabupaten Nias Barat. Nama-nama sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Daftar nama sekolah di kabupaten Nias Barat. Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu SMAN 1 Sirombu

SMAS Kristen Arastamar Lolofitu Moi SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi


(36)

Kecamatan Nama Sekolah

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel

Moro'o SMAN 1 Moro'o

Ulu Moro'o SMAN 1 Ulu Moro'o

Mandrehe Utara SMAN 1 Mandrehe Utara SMAS Permata

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 semester genap yaitu pada bulan Februari 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA di kabupaten Nias Barat. Sampel pada penelitian ini adalah sama dengan populasi. Dimana seluruh siswa kelas XI IPA SMA di kabupaten Nias Barat digunakan sebagai sampel.

D. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam bidang Fisika.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes pilihan ganda. Soal-soal dibuat berdasarkan materi Fisika yang telah dipelajari siswa dari kelas X (semester gasal-genap) sampai kelas XI (semester gasal). Pengambilan materi yang


(37)

dipelajari siswa disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah yaitu kurikulum 2006 (KTSP).

Tabel 6. Kisi-kisi soal berdasarkan bidang-bidang dalam fisika. Aspek kognitif

Butir Soal

Mekanika Termofisika Optika Kelistrikan

Level mengingat 1,5,10,14 25 18,22 29

Level memahami 2,6,7,8,15 26 19,20,21 31

Level menerapkan 3,9,11,16 27 23 30

Level menganalisis 4,,12,13,17 28 24 32

Soal-soal yang digunakan sebagai instrumen merupakan soal pilihan berganda. Soal-soal ini diambil dari buku Seri Pendalaman Materi Fisika untuk SMA/MA. Instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

F. Validitas Instrumen

Jenis validitas instrumen yang dilakukan adalah validitas isi. Validitas ini dilakukan oleh dua orang dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

G. Metode Analisis Data

Untuk memberikan skor pada masing-masing soal yang dijawab benar dan salah oleh siswa ditunjukkan pada Tabel 7.


(38)

Tabel 7. Penskoran berdasarkan butir soal

No Siswa Nomor Soal Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 dst 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 dst 2 2

3 3 4 4 dst dst

Soal yang dijawab benar oleh siswa diberikan skor satu (1) dan jika salah diberikan skor nol (0). Pemberian skor ini dituliskan pada kolom nomor soal yang telah tersedia pada masing-masing level kognitif. Untuk melihat kemampuan siswa berdasarkan level kognitif yaitu dengan menjumlahkan skor yang dijawab benar pada masing-masing level kognitif.

Skor yang diperoleh setiap responden merupakan persentase jawaban yang benar dari jumlah kesuluruhan soal yang diberikan. Skor ini kemudian dikategorikan menjadi 5 yaitu, A (sangat tinggi), B (tinggi), C (cukup), D (rendah), dan E (sangat rendah) dengan masing-masing interval skor berdasarkan PAP tipe II (Masidjo, 1995).

Tabel 8. Pengkategorian skor

No Kategori Interval Skor (%) Keterangan

1 A 81 -100 Sangat Tinggi

2 B 66 - 80 Tinggi

3 C 56 - 65 Cukup

4 D 46 - 55 Rendah


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI IPA seluruh Kabupaten Nias Barat yaitu pada tanggal 9 – 25 Februari 2016. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti memberikan surat permohonan ijin penelitian di Kabupaten Nias Barat. Setelah diberikan ijin dari dinas pendidikan kabupaten Nias Barat kepada peneliti maka peneliti mengunjungi sekolah untuk pengambilan data. Surat permohonan ijin penelitian dan surat ijin penelitian dari Dinas Pendidikan Nias Barat dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan soal-soal Fisika pada siswa kelas XI tiap SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat. Untuk memberikan soal kepada siswa terlebih dahulu melakukan kunjungan di sekolah dengan tujuan menegosiasi jam yang akan digunakan pada saat penelitian. Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari sekolah dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 9. Jadwal pelaksanaan penelitian disetiap sekolah No. Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan Penelitian 1 SMAN 1 Mandrehe 10, 12 Februari 2016

2 SMAS BNKP Karamel 10, 13 Februari 2016 3 SMAS Kristen Arastamar 12 Februari 2016 4 SMAN 1 Ulu Moro'o 13 Februari 2016 5 SMAN 2 Mandrehe 13 Februari 2016 6 SMAN 1 Lahomi 15 Februari 2016


(40)

No. Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan Penelitian 7 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016

8 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016 9 SMAN 1 Sirombu 18 Februari 2016 10 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016 11 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016

Waktu pelaksanaan penelitian diatas merupakan waktu pengambilan data atau pemberian soal-soal kepada siswa. Dari waktu tersebut terlihat bahwa ada beberapa pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal yang sama. Tetapi pelaksanaan penelitian tersebut dilaksanakan pada jam yang berbeda karena ada beberapa sekolah yang masuk pada sore hari.

Dalam pengambilan data pada masing-masing sekolah dilakukan dalam tim dengan jumlah anggota 4 orang yaitu peneliti sendiri, Fajrin Saratisa Hia, Fransiskus Trisudieli Lahagu, dan Yosefin Sulistyawantic Gulo. Masing-masing anggota tim mempunyai topik penelitian yang berbeda-beda. Untuk mempermudah dalam pengambilan data maka dilakukan secara serentak artinya siswa mengisi instrumen dari keempat peneliti secara bersamaan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan oleh keempat peneliti disatukan ke dalam buku kecil/booklet.

Penelitian dilakukan dalam tim sangat membantu untuk menyebarkan kuisioner di 11 sekolah menengah atas yang tersebar di kabupaten Nias Barat. Selain itu juga, membantu dalam melakukan pengawasan siswa yang melakukan pengisian kuisioner dalam kelas yang berbeda untuk setiap sekolah. Berita acara dan daftar hadir siswa dapat dilihat pada Lampiran 5.


(41)

B. Data, Analisis Data dan Pembahasan 1. Deskripsi data secara umum

Data yang diperoleh merupakan jawaban dari setiap butir soal. Distribusi jawaban siswa dan distribusi skor siswa dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Dengan bantuan program SPSS diperoleh deskripsi umum tentang data yang diperoleh. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Tabel 10. Dari hasil tersebut diketahui bahwa skor kemampuan siswa di kabupaten Nias Barat secara keseluruhan adalah 26.40%. Pencapaian ini dapat digolongkan pada kategori sangat rendah (E). Artinya kemampuan siswa tersebut masih sangat rendah dari kategori cukup (C).

Tabel 10. Deskripsi Data Secara Keseluruhan

N Minimum

(%) Maximum (%) Mean (%) Std. Deviation

Skor 506 6.00 53.00 26.40 7.99648

Valid N

(listwise) 506

Analisis untuk melihat penyebaran masing-masing skor (%) yang diperoleh 506 responden dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2. terlihat bahwa skor terdistribusi pada skor 6% sampai 53% dan sebagian besar responden memiliki skor pada 25%.


(42)

Gambar 2. Grafik hubungan antara jumlah siswa terhadap persentase skor

Banyaknya responden yang berada pada masing-masing kategori dapat dilihat pada Tabel 11. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa yaitu 498 dari 506 orang berada pada kategori E (sangat rendah) dengan rata-rata skor 26%. Dan sebagian kecil berada pada kategori D (rendah) dengan rata-rata skor 50%. Tidak ada seorang pun siswa yang berada pada kategori C (cukup), B (tinggi), dan A (sangat tinggi). Distribusi skor pada pilihan jawaban dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi dan Mean Pada Setiap Kategori Kategori Interval

Skor (%)

Mean Persentase

Skor (%) Frekuensi

Persentase Jumlah Siswa (%)

A 81 -100 0 0 0


(43)

Kategori Interval Skor (%)

Mean Persentase

Skor (%) Frekuensi

Persentase Jumlah Siswa (%)

D 46 - 55 50 8 1.58

E 0 - 45 26 498 98.42

2. Kemampuan siswa berdasarkan tingkatan/level dalam aspek kognitif Berdasarkan tingkatan pada aspek kognitif maka skor rata-rata yang diperoleh siswa terpapar pada Tabel 12. Analisis skor pada masing-masing level dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan siswa berada pada level mengingat dengan persentase skor 29.40%. Pada level ini siswa mampu mengungkapkan kembali informasi yang telah diperoleh. Siswa yang berada level ini lebih banyak menghafalkan teks atau rumus dan mengungkapkannya kembali.

Tabel 12. Rata-rata Skor (%) Tiap Tingkatan Pada Aspek Kognitif Aspek Kognitif Mean (%) Kategori

Level Mengingat 29.40 E (Sangat Rendah) Level Memahami 24.29 E (Sangat Rendah) Level Menerapkan 25.30 E (Sangat Rendah) Level Menganalisis 26.85 E (Sangat Rendah)

Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata skor yang paling rendah yaitu pada level memahami dengan persentase skor 24.29%. Artinya, pada level ini siswa belum mampu menjelaskan dan menafsirkan atau belum mampu menangkap makna dalam suatu konsep. Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa terjadi anomali skor atau ketidaknormalan skor. Terlihat bahwa skor pada level menerapkan dan menganalisis lebih besar dari pada skor pada level memahami. Hal ini disebabkan


(44)

oleh soal-soal yang digunakan peneliti pada level memahami merupakan soal-soal konseptual tentang Fisika. Dapat dilihat bahwa siswa sangat kurang dalam menguasai konsep-konsep Fisika. Tetapi pada level menganalisis dan level menerapkan peneliti menggunakan soal-soal yang membutuhkan perhitungan dan penurunan rumus. Terlihat bahwa siswa lebih mampu menyelesaikan soal-soal perhitungan dari pada menyelesaikan soal-soal konseptual. Hal ini terlihat pada persentase skor rata-rata pada level menerapkan dan level menganalisis lebih besar dari pada persentase skor rata-rata pada level memahami.

Jika dilihat pada masing-masing soal maka persentase skor paling tinggi yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 27 dengan skor 59%. Skor pada masing-masing butir soal dapat dilihat pada lampiran 10. Soal tersebut adalah

”perhatikan tabel koefisien muai panjang berikut : logam 1 = 1.2x10-5/0C, logam 2 = 2.6x10-5/0C, logam 3 = 9.6x10-5/0C, logam 4 = 4.2x10-5/0C, dan logam 5 =

1.1x10-5/0C. Pada suhu kamar, panjang awal kelima logam sama. Logam yang

terpanjang saat dipanaskan adalah logam . . . ”. Sedangkan skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 26 dengan skor 6.3%. Soal tersebut adalah ”nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celsius dan Fahrenheit

adalah...”. Dari soal ini terlihat bahwa keseluruhan siswa belum menguasai konsep skala pada termometer. Lembar jawaban siswa dapat dilihat pada Lampiran 11.

a. Level mengingat

Pada level ini diperoleh persentase skor rata-rata yaitu 29.40% dengan kategori E (sangat rendah). Artinya pada level ini siswa belum mampu


(45)

mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari. Skor paling tinggi yang peroleh siswa pada level ini yaitu soal nomor 5 dan nomor 14 dengan persentase skor 57% dan 54%. Soal nomor 5 yaitu menunjukkan benda dalam keadaan diam pada grafik jarak (s) terhadap waktu (t). Terlihat bahwa 57% siswa dapat menunjukkan benda dalam keadaan diam dari grafik s vs t sedangkan 43% siswa lainnya masih belum mampu menunjukkannya. Soal nomor 14 yaitu syarat-syarat yang berlaku pada tumbukan lenting sempurna. Dari soal ini 54% siswa mampu menyebutkan syarat-syarat yang berlaku pada tumbukan lenting sempurna sedangkan 46% lainnya masih belum mampu. Sebagian besar siswa pada soal ini menjawab bahwa salah satu syarat berlakunya tumbukan lenting sempurna yaitu tidak berlakunya hukum kekekalan momentum.

Persentase skor paling rendah yang diperoleh siswa pada level mengingat yaitu pada soal nomor 25, 18, dan 29 dengan skor 10%, 13% dan 13%. Soal nomor 25 yaitu ”suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan....(a) lambat mendidih, (b) cepat mendidih, (c) lambat melebur, (d) lambat naik suhunya jika dipanaskan,

(e) cepat naik suhunya jika dipanaskan.”. dari soal ini terlihat bahwa hampir seluruh siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Tetapi kebanyakan siswa menjawab bahwa suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan cepat mendidih. Jawaban lainnya adalah suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan cepat naik suhunya jika dipanaskan.

Soal nomor 18 yaitu ”cermin cembung menghasilkan bayangan...” dari soal ini hampir seluruh siswa tidak dapat menyebutkan sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung atau hanya 13% yang menjawab dengan benar. Kebanyakan


(46)

siswa menjawab bahwa cermin cembung menghasilkan bayangan nyata dan besar atau cermin cembung menghasilkan bayangan maya dan diperbesar. Soal nomor 29 yaitu ”arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat....” dari persentase skor yang diperoleh siswa pada soal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mampu menjawab dengan benar soal tersebut. Kebanyakan siswa menjawab bahwa arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat potensial listrik pada setiap titik dalam penghantar tersebut. Jawaban yang diharapkan adalah arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat beda potensial listrik pada ujung-ujung penghantar tersebut.

b. Level memahami

Persentase skor rata-rata yang diperoleh siswa pada level ini adalah 24.29% dengan skor paling tinggi yaitu pada soal nomor 6 yaitu 56%. Soal ini yaitu

”seseorang penerjun dengan parasut ternyata melayang dan jatuh dengan

kecepatan konstan. Hal ini diakibatkan karena....” dari soal ini 56% siswa menjawab dengan benar. Tetapi kebanyakan siswa menjawab bahwa seseorang penerjun dengan parasut ternyata melayang dan jatuh dengan kecepatan konstan diakibatkan karena tidak ada gaya yang bekerja penerjun. Artinya hampir setengah dari jumlah siswa belum mampu memahami atau menguasai konsep dari peristiwa tersebut.

Skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 7 dan 26 dengan skor 7.1% dan 6.3%. Soal nomor 7 yaitu ”Dengan mengabaikan gaya gesek, perhatikan pernyataan berikut! 1) jika dua buah benda dengan massa


(47)

berbeda dijatuhkan secara bersamaan maka benda dengan massa besar lebih

cepat, 2) jika dua buah benda dengan massa berbeda dijatuhkan secara bersamaan

maka benda dengan massa kecil lebih cepat, 3) massa tidak mempengaruhi

kecepatan benda yang jatuh, 4) kecepatan benda yang jatuh dipengaruhi oleh

ukuran benda, 5) kecepatan benda yang jatuh dipengaruhi oleh bentuk benda.

Pernyataan yang benar dari pernyataan diatas adalah....”. Dari soal ini hampir seluruh siswa menjawab bahwa benda yang jatuh dipengaruhi oleh massa, ukuran, dan bentuk benda. Artinya bahwa siswa belum menguasai konsep gerak jatuh bebas.

Soal nomor 26 yaitu ”Nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer

Celcius dan Fahrenheit adalah...” dari soal ini hanya 6.3% siswa yang menjawab dengan benar. Tetapi hampir seluruh siswa menjawab bahwa nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celcius dan Fahrenheit adalah 400 atau -320. Artinya,

hampir seluruh siswa belum mampu memahami atau menguasai konsep dan konversi skala pada termometer.

c. Level menerapkan

Pada level ini, persentase skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 25.30% dengan skor tertinggi pada soal nomor 27 yaitu 59%. Soal tersebut adalah

”Perhatikan tabel koefisien muai panjang berikut : logam 1 = 1.2x10-5/0C, logam 2 = 2.6x10-5/0C, logam 3 = 9.6x10-5/0C, logam 4 = 4.2x10-5/0C, dan logam 5 =

1.1x10-5/0C. Pada suhu kamar, panjang awal kelima logam sama. Logam yang


(48)

pada soal ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari jumlah siswa masih belum mampu menerapkan konsep pemuaian kedalam soal tersebut.

Skor paling rendah yang diperoleh siswa pada level ini yaitu pada soal nomor 11 dengan skor 12%. Soal tersebut adalah ”Sebuah pegas dengan konstanta pegas sebesar 400 N/m disimpangkan sejauh 12 cm, besarnya energi potensial

yang dimiliki pegas adalah...”. Soal ini merupakan penerapan konsep energi pada pegas tetapi terlihat bahwa hampir seluruh siswa belum mampu menerapkan konsep tersebut untuk menghitung besanya energi potensial pada pegas.

d. Level menganalisis

Pada level ini, persentase skor rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 26.85%. Dari beberapa soal dalam level ini diperoleh skor paling tinggi yaitu pada soal nomor 4 dengan skor 35%. Soal ini tentang menghitung resultan dua buah vektor gaya dengan titik tolak yang sama tetapi arah gayanya yang berbeda. Dari soal tersebut siswa menghitung komponen resultan gaya pada sumbu x dan y. Berdasarkan hasil yang diperoleh hampir setengah dari jumlah siswa mampu menyelesaikan dan menganalisis soal tersebut. Tetapi sebagian besar siswa masih belum mampu menyelesaikan soal tersebut.

Skor terendah yang diperoleh siswa yaitu berada pada soal nomor 12 dengan skor 15%. Soal tersebut tentang menentukan besar energi potensial dari grafik hubungan antara gaya terhadap pertambahan panjang pegas. Dari grafik tersebut jika pertambahan panjangnya 6 cm, berapa besar energi potensial dari pertambahan panjang tersebut. Dari hasil yang diperoleh, hampir seluruh siswa belum mampu


(49)

menganalisis grafik tersebut untuk menentukan besarnya energi potensial dari pertambahan panjang pegas tersebut.

3. Kemampuan Siswa Perbidang dalam Fisika

Skor yang diperoleh siswa berdasarkan bidang-bidang dalam Fisika dapat dilihat pada Tabel 13. Skor rata-rata paling besar yang diperoleh siswa berada pada bidang Mekanika dan Termofisika yaitu 27.4%. Skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu bidang Optika dengan skor 23.5% dan skor pada bidang Kelistrikan yaitu 25.8%. Distribusi skor pada masing-masing bidang dalam Fisika dapat dilihat pada Lampiran 12.

Tabel 13. Distribusi Mean Tiap Bidang Fisika

Bidang Mean (%) Kategori

Mekanika 27.4 E (Sangat Rendah)

Optika 23.5 E (Sangat Rendah)

Termofisika 27.4 E (Sangat Rendah) Kelistrikan 25.8 E (Sangat Rendah)

Dari Gambar 2 dibawah dapat dilihat lebih jelas distribusi skor pada masing-masing bidang dalam Fisika. Skor rata-rata terendah yang diperoleh siswa yaitu 23.5% berada pada bidang Optika. Soal yang paling sulit pada bidang ini yaitu soal nomor 19. Soal tersebut adalah ”jika sebuah benda di depan lensa positif digerakkan mendekati lensa, bayangan nyata akan...”. Dari soal tersebut hampir seluruh siswa menjawab bahwa bayangan nyata akan bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat dari bendanya. Jawaban lain yang diungkapkan siswa adalah bayangan nyata akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan bendanya.


(50)

Dalam bidang optika juga skor rata-rata paling besar yang diperoleh siswa adalah pada soal nomor 22 dengan skor 41%. Soal tersebut yaitu ”ciri-ciri bayangan maya

adalah...”. Selain jawaban yang sebenarnya, siswa juga menjawab bahwa ciri bayangan maya adalah tidak dapat dilihat oleh mata dan selalu diperbesar dari ukuran yang sebenarnya.

Gambar 3. Grafik hubungan antara persentase skor terhadap bidang-bidang dalam Fisika.

Pada bidang kelistrikan, siswa memperoleh skor rata-rata yaitu 25.8%. Skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 29 dengan skor 13%. Soal ini merupakan soal konseptual tentang arus listrik yang mengalir ke dalam suatu penghantar. Tetapi sebagian besar siswa menjawab bahwa yang dibutuhkan arus listrik untuk dapat mengalir ke dalam suatu penghantar yaitu muatan positif dan muatan negatif yang ada pada penghantar. Seharusnya arus listrik mengalir


(51)

dalam suatu penghantar jika ada elektron dalam penghantar tersebut. Sedangkan skor paling besar yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 31 dengan skor 45%. Soal ini tentang ”semakin besar beda potensial pada ujung-ujung kawat

penghantar maka semakin...” tetapi selain jawaban yang benar, siswa juga menjawab bahwa semakin besar beda potensial pada ujung kawat penghantar maka semakin besar pula hambatan jenis penghantar.

Pada bidang mekanika, siswa memperoleh skor yang paling rendah pada soal nomor 7 dengan skor 7.1%. Soal tersebut berbicara tentang gerak jatuh bebas yaitu jika sebuah benda dijatuhkan maka dengan mengabaikan gaya gesek udara, kecepatan benda yang dijatuhkan tidak dipengaruhi oleh massa. Tetapi kenyataannya hampir seluruh siswa menjawab bahwa benda yang bermassa besar lebih cepat dari pada benda yang bermassa kecil ketika dijatuhkan secara bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di kabupaten Nias Barat mempunyai konsep yang sangat rendah tentang gerak jatuh bebas. Sedangkan skor paling besar yang diperoleh siswa berada pada soal nomor 5 dengan skor 57% tentang membaca grafik s (jarak) vs t (waktu).

Siswa memperoleh skor paling tinggi pada bidang Termofisika yaitu berada pada soal nomor 27 dengan skor 59% tentang menentukan logam terpanjang saat dipanaskan dari data yang telah tersedia. Sedangkan skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 26 dengan skor 6.3% tentang nilai suhu yang sama pada skala termometer Celsius dan Fahrenheit. Penjelasan tentang soal ini telah dibahas pada persentase skor paling tinggi yang diperoleh siswa.


(52)

4. Kemampuan Siswa Persekolah

Berikut adalah tabel distribusi skor pada setiap sekolah di Kabupaten Nias Barat. Dari Tabel 14. ini terlihat bahwa semua sekolah berada pada kategori E (sangat rendah) artinya kemampuan Fisika siswa pada masing-masing sekolah sangat rendah. Distribusi skor pada setiap sekolah dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 14. Distribusi Skor Setiap Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel Skor

Skor

(%) Kategori

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 422 25.9 E (Sangat Rendah)

2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 145 28.3 E (Sangat Rendah)

3 SMAN 1 Lahomi 25 295 36.9 E (Sangat Rendah)

4 SMAS Kristen Arastamar 7 45 20.1 E (Sangat Rendah)

5 SMAN 1 Sirombu 72 565 24.5 E (Sangat Rendah)

6 SMAS BNKP Karamel 44 371 26.3 E (Sangat Rendah)

7 SMAN 1 Mandrehe 84 683 25.4 E (Sangat Rendah)

8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 303 22.5 E (Sangat Rendah)

9 SMAN 2 Mandrehe 47 397 26.4 E (Sangat Rendah)

10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 401 26.1 E (Sangat Rendah)

11 SMAN 1 Moro'o 70 639 28.5 E (Sangat Rendah)

Persentase skor paling tinggi yang diperoleh sekolah yaitu SMAN 1 Lahomi 36.9%. Pada setiap soal, SMAN 1 Lahomi mendapat skor paling besar pada soal nomor 5 dan 14 dengan jumlah siswa yang menjawab dengan benar 22 siswa dari 25 siswa atau dalam persentase skor yaitu 88% dari 100%. Soal nomor 5 yaitu menunjukkan benda dalam keadaan diam dari grafik perpindahan (s) terhadap waktu (t). Dan soal nomor 14 yaitu tentang syarat berlakunya tumbukan lenting sempurna. Dari persentase skor tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa SMAN 1 Lahomi mampu menunjukkan benda dalam keadaan diam dan mampu mengungkapkan syarat berlakunya tumbukan lenting sempurna. Tetapi


(53)

pada soal nomor 7 dan 25 siswa SMAN 1 Lahomi memperoleh skor 0%. Soal nomor 7 tentang faktor-faktor atau besaran yang mempengaruhi kecepatan benda yang jatuh dengan mengabaikan gaya gesek udara dan soal nomor 25 yaitu pengaruh kalor jenis zat terhadap suhu. Artinya, siswa tidak tahu konsep gerak jatuh bebas dan pengaruh kalor jenis yang dimiliki zat terhadap suhu. Hal ini ditunjukkan tidak ada siswa yang mampu menjawab dengan benar soal tersebut.

Skor paling rendah adalah SMAS Kristen Arastamar 20.1% dengan skor tertinggi pada soal nomor 5 dan 22 dengan jumlah siswa yang menjawab dengan benar yaitu 4 siswa dari 7 siswa atau dengan persentase skor 57.14%. Soal nomor 22 yaitu menyebutkan ciri-ciri bayangan maya. Dari persentase skor pada soal nomor 5 dan 22 tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mampu menunjukkan bedan dalam keadaan diam dari grafik s vs t dan mampu menyebutkan ciri-ciri dari bayangan maya. Tetapi, pada soal nomor 7, 9, 11, 13, 18, 21, 26, dan 29 siswa SMAS Kristen Arastamar memperoleh skor 0% atau tidak ada siswa yang menjawab dengan benar pada 8 butir soal tersebut.

Berikut adalah tabel distribusi skor dan kategori yang dimiliki setiap sekolah pada setiap level pada aspek kognitif:

Tabel 15. Distribusi skor yang diperoleh sekolah dalam tiap level

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel

Level

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis

Skor

(%) Kategori

Skor

(%) Kategori

Skor

(%) Kategori

Skor

(%) Kategori

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 28.7 E 23.9 E 28.9 E 22.4 E 2 SMAN 1 Mandrehe

Utara 16 32.8 E 27.5 E 26.8 E 25.9 E 3 SMAN 1 Lahomi 25 40.0 E 40.4 E 30.3 E 34.9 E 4 SMAS Kristen

Arastamar 7 25.0 E 15.7 E 16.3 E 24.5 E 5 SMAN 1 Sirombu 72 29.9 E 24.0 E 20.2 E 23.4 E 6 SMAS BNKP Karamel 44 34.7 E 21.4 E 22.1 E 28.2 E 7 SMAN 1 Mandrehe 84 27.7 E 21.9 E 23.1 E 30.1 E 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 22.6 E 20.2 E 23.8 E 24.5 E


(54)

No Nama Sekolah Jumlah Sampel

Level

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis

Skor

(%) Kategori

Skor

(%) Kategori

Skor

(%) Kategori

Skor

(%) Kategori

9 SMAN 2 Mandrehe 47 28.2 E 22.6 E 27.7 E 28.6 E 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 28.9 E 23.3 E 25.3 E 27.7 E 11 SMAN 1 Moro'o 70 29.3 E 28.1 E 30.6 E 26.1 E

Dari Tabel 15. diatas diperoleh kategori pada masing-masing level/tingkatan dalam aspek kognitif yang diperoleh tiap sekolah adalah sebagai berikut:

Berdasarkan kategori skor pada tabel diatas menunjukkan bahwa kategori pada setiap level/tingkatan dalam aspek kognitif masing-masing sekolah berada pada kategori E (sangat rendah). Kategori ini merupakan kategori terendah artinya kemampuan Fisika siswa pada masing-masing sekolah sangat rendah walaupun level/tingkatan kognitifnya rendah.

Tabel 16. berikut merupakan tabel distribusi skor dan kategori skor yang diperoleh setiap sekolah pada setiap bidang dalam Fisika.

Tabel 16. Distribusi skor yang diperoleh setiap sekolah dalam bidang Fisika

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel

Bidang

Mekanika Termofisika Optika Kelistrikan

Skor

(%) Kategori Skor

(%) Kategori Skor

(%) Kategori Skor

(%) Kategori

1

SMAN 1 Lolofitu

Moi 51 24.9 E 31.9 E 23.5 E 27.9 E 2

SMAN 1 Mandrehe

Utara 16 31.6 E 26.6 E 25.0 E 21.9 E 3 SMAN 1 Lahomi 25 43.8 E 25.0 E 36.6 E 20.0 E 4

SMAS Kristen

Arastamar 7 21.0 E 21.4 E 20.4 E 14.3 E 5 SMAN 1 Sirombu 72 24.9 E 22.9 E 25.0 E 23.6 E 6

SMAS BNKP

Karamel 44 28.1 E 25.6 E 25.0 E 22.2 E 7 SMAN 1 Mandrehe 84 26.3 E 27.1 E 22.4 E 25.0 E 8

SMAN 1 Ulu

Moro'o 42 21.3 E 28.0 E 21.1 E 25.0 E 9 SMAN 2 Mandrehe 47 28.4 E 30.3 E 19.1 E 26.6 E 10

SMAN 2 Lolofitu

Moi 48 25.5 E 27.1 E 24.4 E 30.7 E 11 SMAN 1 Moro'o 70 30.8 E 30.0 E 21.0 E 30.4 E


(55)

Persentase skor yang paling tinggi pada bidang Mekanika terdapat pada SMAN 1 Lahomi dengan skor 43.8% dan persentase skor paling rendah yaitu

SMAS Kristen Arastamar dengan skor 21.0% dan SMAN 1 Ulu Moro’o dengan skor 21.3%.

Pada bidang Termofisika, persentase skor paling tinggi yaitu SMAN 1 Lolofitu Moi dengan skor 31.9% sedangkan persentase skor paling rendah yaitu SMAS Kristen Arastamar dengan skor 21.4%.

Sekolah yang mendapat persentase skor paling tinggi yaitu SMAN 1 Lahomi dengan skor 36.6% dan persentase skor paling rendah pada bidang Optika yaitu SMAN 2 Mandrehe dengan skor 19.1%.

Pada bidang kelistrikan, sekolah yang mendapat persentase skor paling

tinggi yaitu SMAN 2 Lolofitu Moi dan SMAN 1 Moro’o dengan skor 30.7% dan 30.4% dan persentase skor paling rendah yaitu SMAS Kristen Arastamar dengan skor 14.3%.


(56)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas XI IPA SMA di kabupaten Nias Barat yaitu :

1. Persentase skor rata-rata 26.40% kategori E (sangat rendah). Artinya, siswa mempunyai kemampuan yang sangat rendah dalam bidang Fisika.

2. Skor pada level dalam aspek kognitif skor yang diperoleh siswa yaitu, level mengingat 29.40%, level memahami 24.29%, level menerapkan 25.30%, dan level menganalisis 26.85%. Skor pada masing-masing level tersebut berada pada kategori E (sangat rendah).

3. Skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam setiap bidang Fisika yaitu, bidang Mekanika 27.4%, bidang Optika 23.5%, bidang Termofisika 27.4%, dan bidang Kelistrikan 25.8%. Selain itu juga siswa di kabupaten Nias Barat mempunyai konsep yang sangat rendah tentang Fisika. Hal ini ditunjukkan oleh skor pada soal-soal konseptual lebih kecil dibandingkan soal-soal perhitungan.


(57)

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya evaluasi oleh dinas pendidikan bersama dengan kepala sekolah tentang pengembangan mutu pendidikan dan pencapaian hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran Fisika.

2. Perlu adanya pelatihan atau pengembangan metode pembelajaran Fisika untuk para guru Fisika.

3. Guru perlu mengembangkan suatu metode pembelajaran konstekstual sehingga siswa menguasai konsep Fisika.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Carin, A.A. dan Sund, R.B. 1989. Teaching Modern Science. 5th Ed. Coumbus: Merrill Publishing Company.

Isaacs, Geoff. 1998. Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Teaching and Educational Development Institude. University of Quessland.

Krathwohl, D.R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory Into Practice. Volume 41. Number 4. The Ohio State University.

Kusari dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lasmi, N.K. 2015. Seri Pendalaman Materi Fisika untuk SMA/MA. Ed. Rev. Jakarta: Esis.

Loughran, John. 2010. What Expert Teachers Do : Enhancing Professional Knowledge for Classroom Practice. Australia: Monash University.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

N.N. Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id. Diakses pada tanggal 01 Juni 2016.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sarkim, T. 2013. Humaniora dalam Pendidikan Sains. Reader Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Fisika. Pendidikan Fisika. Universitas Sanata Dharma.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Uno, Hamzah B. dan Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi


(59)

(60)

Lingkarilah jawaban yang paling tepat dari soal-soal pilihan ganda dibawah ini !

1. Besaran berikut yang merupakan besaran turunan adalah …. a. Waktu, momentum, panjang

b. Momentum, gaya, kecepatan c. Panjang, massa, waktu d. Energi, usaha, suhu e. Usaha, kecepatan, suhu 2. Dimensi energi adalah ….

a. [M][L]-2[T]2 b. [M][L][T] -2 c. [M][L][T]2 d. [M][L]2[T]-2 e. [M][L]2[T]2

3. Perhatikan gambar pengukuran panjang balok berikut.

Hasil pengkuruan yang diperoleh dengan menggunakan jangka sorong adalah …. a. 4,20 cm

b. 4,24 cm c. 4, 25 cm d. 4, 35 cm e. 4, 40 cm


(61)

Komponen resultan vektor berdasarkan sumbu X dan sumbu Y adalah …. a. 10 N dan 10 √3 N

b. 10 N dan 30 √3 N c. 30 N dan 30 √3 N d. 30 √3 N dan 10 N e. 30 √3 N dan 30 N 5. Perhatikan grafik berikut.

Berdasarkan grafik tersebut, bagian yang menunjukkan benda dalam keadaan diam

ditunjukkan oleh nomor ….

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

6. Seorang penerjun dengan parasut ternyata melayang dan jatuh dengan kecepatan konstan. Hal ini diakibatkan karena…

a. Penerjun tidak memiliki bobot b. Tanpa ada angin

c. Resultan gaya pada penerjun sama dengan nol d. Tidak ada gaya yang bekerja pada penerjun


(62)

7. Dengan mengabaikan gaya gesek, perhatikan pernyataan berikut!

1) Jika dua buah benda dengan massa berbeda dijatuhkan secara bersamaan maka benda dengan massa besar lebih cepat.

2) Jika dua buah benda dengan massa berbeda dijatuhkan secara bersamaan maka benda dengan massa kecil lebih cepat.

3) Massa tidak mempengaruhi kecepatan benda yang jatuh. 4) Kecepatan benda yang jatuh dipengaruhi oleh ukuran benda. 5) Kecepatan benda yang jatuh dipengaruhi oleh bentuk benda.

Pernyataan yang benar dari pernyataan diatas adalah…

a. (1), (2), (3), (4), dan (5) b. (2), (3), (4), dan (5) c. (1), (3), dan (5) d. (3) dan (4) e. (3)

8. Perhatikan pernyataan berikut!

1) Besar percepatan benda yang dilempar keatas sama dengan besar percepatan benda yang jatuh.

2) Percepatan benda keatas arahnya berlawanan dengan percepatan gravitasi. 3) Percepatan tergantung pada arah kecepatan benda.

4) Percepatan benda yang dilempar keatas dan yang jatuh tergantung pada massa benda tersebut.

Pernyataan yang benar dari pernyataan diatas adalah…

a. (1), (2), (3), dan (4) b. (1), (2) dan (3) c. (1), (2) dan (4) d. (2), (3) dan (4) e. (2) dan (4)

9. Sebuah benda yang bermassa m meluncur kebawah pada bidang miring yang licin seperti gambar berikut.


(63)

Besar percepatan dan gaya normalnya adalah ….

a. g sin ɵ dan mg sin ɵ b. g sin ɵ dan mg cos ɵ c. g cos ɵ dan mg sin ɵ d. g cos ɵ dan mg cos ɵ e. g tan ɵ dan mg cos ɵ

10.Sebuah benda berpindah tempat karena usaha yang dilakukan oleh gaya, bernilai

nol jika arah gaya tersebut ….

a. Berlawanan dengan perpindahan b. Searah dengan arah perpindahan

c. Membentuk sudut 450 terhadap arah perpindahan

d. Membentuk sudut 600 terhadap arah perpindahan

e. Tegak lurus terhadap arah perpindahan

11.Sebuah pegas dengan konstanta pegas sebesar 400 N/m disimpangkan sejauh 12

cm. besarnya energi potensial yang dimiliki pegas adalah ….

a. 3 J b. 12 J c. 24 J d. 48 J e. 200 J

12.Grafik berikut menunjukkan hubungan pertambahan panjang pegas karena pengaruh gaya yang berbeda-beda.


(64)

Besar energi potensial pegas pada saat pertambahan panjang 6 cm adalah …. a. 0,09 J

b. 0,16 J c. 0,18 J d. 0, 25 J e. 0, 32 J

13.Perhatikan data percobaan pegas antara gaya (F) dan panjang pegas sebagai berikut.

F (N) Δx (cm)

20 5

30 7, 5

40 10

50 12,5

Berdasarkan data tersebut, besar konstanta pegas adalah ….

a. 4 x 102 N/m b. 5 x 102 N/m c. 6 x 102 N/m d. 1,0 x 102 N/m e. 1,2 x 102 N/m

14.Pernyataan berikut berlaku untuk berbagai jenis tumbukan : 1) Berlaku hukum kekekalan momentum

2) Tidak berlaku hukum kekekalan momentum 3) Berlaku hukum kekekalan energi kinetik 4) Tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik 5) Koefisien restitusinya sama dengan nol (e = 0) 6) Koefisien restitusinya sama dengan satu (e = 1)


(65)

c. (1), (3), dan (6) d. (2), (4), dan (5) e. (2), (5), dan (6)

15.Momentum terbesar dimiliki oleh ….

a. Benda bermassa 90 kg dengan kecepatan 36 k/jam b. Benda bermassa 50 kg dengan kecepatan 72 k/jam c. Benda bermassa 40 kg dengan kecepatan 20 k/jam d. Benda bermassa 30 kg dengan kecepatan 90 k/jam e. Benda bermassa 15 kg dengan kecepatan 30 k/jam

16.Sebuah bola karet dilempar secara horizontal sehingga menumbuk dinding vertikal dengan kecepatan 2 m/s tegak lurus terhadap dinding. Jika yang terjadi adalah

tumbukan lenting sempurna, besar kecepatan bola setelah tumbukan adalah…

a. Nol b. 0.5 m/s c. 1 m/s d. 2 m/s e. 4 m/s

17.Bola voli dijatuhkan dari ketinggian 2 m dari atas tanah. Jika koefisien restitusi antara bola dan tanah adalah 0,8; ketinggian bola pada pantulan pertama adalah …. a. 1,28 m

b. 1, 20 m c. 0,96 m d. 0, 80 m e. 0, 64 m

18.Cermin cembung menghasilkan bayangan …. a. Nyata dan diperkecil

b. Tergantung jarak benda terhadap cermin c. Nyata dan sama besar

d. Maya dan diperkecil e. Maya dan diperbesar

19.Jika sebuah benda di depan lensa positif digerakkan mendekati lensa, bayangan


(66)

c. Tetap

d. Mendekati lensa

e. Bergerak dengan kecepatan yang sama dengan bendanya

20.Hukum pemantulan yang menyatakan bahwa besar sudut pantul sama dengan besar

sudut datang hanya berlaku pada…

a. Cermin datar.

b. Cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. c. Permukaan yang halus.

d. Semua jenis permukaan e. Sinar-sinar istimewa.

21.Seseorang membaca dengan menggunakan kacamata. Kacamata berfungsi untuk… a. Membentuk bayangan dari objek ke titik yang dapat dilihat oleh mata.

b. Memperbesar bayangan c. Memperkecil bayangan d. Menambah cahaya pada mata e. Memperdekat bayangan 22.Ciri-ciri bayangan maya adalah….

a. Dapat dilihat oleh mata b. Tidak dapat dilihat oleh mata c. Dapat ditangkap oleh layar

d. Selalu diperkecil dari ukuran yang sebenarnya e. Selalu diperbesar dari ukuran yang sebenarnya. 23.Yang dimaksud dengan bidang datar adalah….

a. Bidang pantul

b. Bidang yang memuat bidang gambar c. Garis normal

d. Cermin

e. Permukaan halus

24.Objektif sebuah mikroskop berupa lensa cembung dengan jarak fokus f. Benda yang diteliti dengan mikroskop tersebut harus ditempatkan di bawah lensa objektif pada


(67)

d. Sama dengan 2f e. Lebih besar dari 2f

25.Suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan …. a. Lambat mendidih

b. Cepat mendidih c. Lambat melebur

d. Lambat naik suhunya jika dipanaskan e. Cepat naik suhunya jika dipanaskan

26.Nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celcius dan Fahrenheit adalah

….

a. 400 b. 200 c. -200 d. -320 e. -400

27.Perhatikan tabel koefisien muai panjang logam berikut. Logam Koefisien muai panjang (α)

1 1,2 x 10-5/0C 2 2,6 x 10-5/0C

3 9,6 x 10-5/0C 4 4, 2 x 10-5/0C 5 1,1x 10-5/0C

Pada suatu kamar, panjang awal kelima logam sama. Logam yang terpanjang saat

dipanaskan adalah logam dengan nomor ….

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5


(68)

dan C adalah 240C. suhu campuran A dan C adalah …. a. 140C

b. 170C c. 200C d. 230C

e. 260C

29.Arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat… a. Potensial listrik pada setiap titik pada penghantar tersebut

b. Elektron dalam penghantar tersebut

c. Beda potensial listrik pada ujung-ujung penghantar tersebut d. Muatan positif dalam penghantar tersebut

e. Muatan positif dan negatif dalam penghantar tersebut 30.Perhatikan rangkaian berikut.

Resistor pengganti rangkaian tersebut adalah….

a. 8 Ω b. 7 Ω c. 6 Ω d. 5 Ω e. 4 Ω

31.Semakin besar beda potensial ujung-ujung kawat penghantar maka semakin : 1) Besar muatan listrik yang mengalir melalui penghantar.

2) Besar kuat arus listrik yang mengalir melalui penghantar. 3) Besar nilai hambatan jenis penghantar.

Pernyataan yang benar adalah…

a. (1) dan (3) b. (2) dan (3)


(69)

32.Tiga hambatan 3 Ω, 4 Ω, dan 5 Ω disusun secara seri, kemudian dipasang pada beda potensial 12 V. Daya yang dipakai oleh hambatan 5 Ω adalah…

a. 25 W b. 12 W c. 5 W d. 4 W e. 3 W


(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

176


(2)

(3)

178


(4)

(5)

180

Lampiran 12. Distribusi skor pada setiap bidang dalam Fisika

1 5 10 14 2 6 7 8 15 3 9 11 16 4 12 13 17 S k o r % 2 5 2 6 2 7 2 8 S k o r % 18 2 2 19 2 0 2 1 2 3 2 4 S k o r % 2 9 3 0 3 1 3 2 S k o r % SM A N 1 Lo lo fitu M o i 51 10 26 16 27 17 26 5 9 5 11 19 4 2 14 7 7 11 2 16 2 5 6 2 39 18 6 5 3 2 6 19 5 18 9 17 10 8 4 2 4 7 11 26 13 5 7 2 8 SM A N 1 M andrehe Utara 16 10 9 2 8 3 9 4 6 4 1 6 5 4 6 3 4 2 8 6 3 2 1 1 9 6 17 2 7 2 9 1 3 5 2 6 2 8 2 5 1 3 8 2 14 2 2 SM A N 1 Laho mi 25 16 22 4 22 14 21 0 6 15 3 19 3 3 20 2 1 15 18 6 4 4 0 1 18 6 2 5 2 5 4 10 12 10 10 6 12 6 4 3 7 2 1 12 5 2 0 2 0 SM A S Kristen A rastamar 7 1 4 1 2 1 2 0 3 1 2 0 0 2 2 1 0 3 2 5 2 1 2 0 2 2 6 2 1 0 4 1 2 0 1 2 10 2 0 0 1 1 2 4 14 SM A N 1 Siro mbu 72 19 39 16 32 10 46 4 14 8 14 22 10 9 28 7 13 14 3 0 5 2 5 12 5 31 18 6 6 2 3 13 30 13 17 26 7 20 12 6 2 5 11 9 30 18 6 8 2 4 SM A S B NKP Karamel 44 18 23 7 29 12 20 2 5 4 10 14 5 8 16 9 14 14 2 10 2 8 4 4 22 15 4 5 2 6 8 27 3 22 9 4 4 7 7 2 5 6 5 13 15 3 9 2 2 SM A N 1 M andrehe 84 16 40 22 39 13 49 5 16 5 12 36 9 10 24 19 31 30 3 7 6 2 6 8 4 45 34 9 1 2 7 16 30 6 26 25 12 17 13 2 2 2 15 12 35 22 8 4 2 5 SM A N 1 Ulu M o ro 'o 42 2 22 6 17 7 15 1 8 8 6 16 3 6 16 6 7 6 15 2 2 1 4 3 25 15 4 7 2 8 3 17 6 14 7 5 10 6 2 2 1 5 9 16 12 4 2 2 5 SM A N 2 M andrehe 47 12 33 6 24 11 26 1 13 11 7 23 8 5 14 6 10 17 2 2 7 2 8 7 0 32 18 5 7 3 0 2 17 3 12 6 12 11 6 3 19 5 4 23 18 5 0 2 7 SM A N 2 Lo lo fitu M o i 48 8 36 8 23 9 24 2 8 7 12 12 5 8 16 8 11 11 2 0 8 2 5 4 4 33 11 5 2 2 7 7 17 2 17 16 10 13 8 2 2 4 8 5 23 23 5 9 3 1 SM A N 1 M o ro 'o 70 18 32 24 51 25 43 12 17 15 16 28 10 24 23 6 14 9 3 6 7 3 1 4 8 41 31 8 4 3 0 5 25 4 22 12 18 17 10 3 2 1 5 13 39 28 8 5 3 0

N a m a S e k o la h J um la h S a m pe l

S k o r P a da S e t ia p Le v e l

M e k a nik a T e rm o f is ik a O pt ik a Ke lis t rik a n


(6)

181

No

Nama Sekolah

Jumlah

Sampel

Skor

Skor (%)

Kategori

1

SMAN 1 Lolofitu Moi

51

422

25.9

E

2

SMAN 1 Mandrehe Utara

16

145

28.3

E

3

SMAN 1 Lahomi

25

295

36.9

E

4

SMAS Kristen Arastamar

7

45

20.1

E

5

SMAN 1 Sirombu

72

565

24.5

E

6

SMAS BNKP Karamel

44

371

26.3

E

7

SMAN 1 Mandrehe

84

683

25.4

E

8

SMAN 1 Ulu Moro'o

42

303

22.5

E

9

SMAN 2 Mandrehe

47

397

26.4

E

10

SMAN 2 Lolofitu Moi

48

401

26.1

E

11

SMAN 1 Moro'o

70

639

28.5

E

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 SM A N 1 Lo lo fitu M o i 51 10 17 11 14 26 26 5 9 19 16 4 7 7 27 5 2 11 6 5 18 9 19 17 10 6 2 39 18 7 11 26 13 422 25.86 2 SM A N 1 M andrehe Utara 16 10 3 1 6 9 9 4 6 6 2 5 3 4 8 4 4 2 2 1 3 5 9 2 6 1 1 9 6 1 3 8 2 145 28.32 3 SM A N 1 Laho mi 25 16 14 3 20 22 21 0 6 19 4 3 2 1 22 15 3 15 4 12 10 10 10 6 12 0 1 18 6 2 1 12 5 295 36.88 4 SM A S Kristen A rastamar 7 1 1 2 2 4 2 0 3 0 1 0 1 0 2 1 2 3 0 1 2 0 4 1 2 2 0 2 2 0 1 1 2 45 20.09 5 SM A N 1 Siro mbu 72 19 10 14 28 39 46 4 14 22 16 10 7 13 32 8 9 14 13 13 17 26 30 7 20 12 5 31 18 11 9 30 18 565 24.52 6 SM A S B NKP Karamel 44 18 12 10 16 23 20 2 5 14 7 5 9 14 29 4 8 14 8 3 22 9 27 4 4 4 4 22 15 6 5 13 15 371 26.35 7 SM A N 1 M andrehe 84 16 13 12 24 40 49 5 16 36 22 9 19 31 39 5 10 30 16 6 26 25 30 12 17 8 4 45 34 15 12 35 22 683 25.41 8 SM A N 1 Ulu M o ro 'o 42 2 7 6 16 22 15 1 8 16 6 3 6 7 17 8 6 6 3 6 14 7 17 5 10 4 3 25 15 5 9 16 12 303 22.54 9 SM A N 2 M andrehe 47 12 11 7 14 33 26 1 13 23 6 8 6 10 24 11 5 17 2 3 12 6 17 12 11 7 0 32 18 5 4 23 18 397 26.40 10 SM A N 2 Lo lo fitu M o i 48 8 9 12 16 36 24 2 8 12 8 5 8 11 23 7 8 11 7 2 17 16 17 10 13 4 4 33 11 8 5 23 23 401 26.11 11 SM A N 1 M o ro 'o 70 18 25 16 23 32 43 12 17 28 24 10 6 14 51 15 24 9 5 4 22 12 25 18 17 4 8 41 31 5 13 39 28 639 28.53 N o N a m a S e k o la h J um la h

S a m pe l

S k o r T ia p B ut ir S o a l