Kebiasaan belajar Fisika siswa jurusan IPA kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.

(1)

ABSTRAK

Fransiskus, Trisudieli Lahagu. 2016. Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar fisika siswa SMA Kelas XI Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang melibatkan 506 siswa di SMA Kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kebiasaan belajar siswa 68.70% berada pada kategori cukup. Sebanyak 68.38% sarana prasarana belajar siswa belum memadai, 75.49% siswa kesulitan dengan cara belajarnya, 68.97% siswa mengalami kesulitan dalam mengatur jadwal belajar, dan 56.91% lingkungan tempat belajar masih sangat kurang dalam proses menunjang belajar siswa. Kata kunci: Kebiasaan siswa, Kabupaten Nias Barat.


(2)

ABSTRACT

Fransiskus. Trisudieli Lahagu. 2016. The Habbit of Science Stundent XI Grade Senior High School West Nias Regency in Learning Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aim of this research is to reveal the physics learning condition of grade XI Science Class Student in Physics Class in Nias Barat Regency. This research covered 506 students of SMA in Nias Barat Regency. The result of research shows that most of student learning habbit are 68.70% and it is in the learning are inadequate, 75.49% of students have difficulties in their learning, 68.97% of students have difficulties arranging their study schedule, and 56.91% of learning environment are still lacking in supporting student learning process. Keywords: Student habbit, Nias Barat Regency


(3)

KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JURUSAN IPA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Oleh

FRANSISKUS TRISUDIELI LAHAGU NIM: 121424032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JURUSAN IPA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Oleh

FRANSISKUS TRISUDIELI LAHAGU NIM: 121424032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JLRUSAN IPA KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT

Oleh:

Fransiskus Tl・isudieli Lahagu

NIⅣI:121424032

15 Juni 2016 Tciah discnりui Olehi


(6)

KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISヽ XJURUSAN IPA KELAS XI

SEKOLAⅡ

MENENGAⅡ

ATAS KABUPATEN NIAS BARAT

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Fransi skus Trisudieii Lahagu

Ketua

Seketaris

Anggota

Anggota

Anggota

Yogyakaria, 29 iuli 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Dekan,


(7)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Penulis


(8)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiskus Trisudieli Lahagu

NIM : 121424032

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JURUSAN IPA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 29 Juli 2016 Yang menyatakan


(9)

vi ABSTRAK

Fransiskus, Trisudieli Lahagu. 2016. Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar fisika siswa SMA Kelas XI Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang melibatkan 506 siswa di SMA Kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kebiasaan belajar siswa 68.70% berada pada kategori cukup. Sebanyak 68.38% sarana prasarana belajar siswa belum memadai, 75.49% siswa kesulitan dengan cara belajarnya, 68.97% siswa mengalami kesulitan dalam mengatur jadwal belajar, dan 56.91% lingkungan tempat belajar masih sangat kurang dalam proses menunjang belajar siswa.

Kata kunci: Kebiasaan siswa, Kabupaten Nias Barat.


(10)

vii

ABSTRACT

Fransiskus. Trisudieli Lahagu. 2016. The Habbit of Science Stundent XI Grade Senior High School West Nias Regency in Learning Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aim of this research is to reveal the physics learning condition of grade XI Science Class Student in Physics Class in Nias Barat Regency. This research covered 506 students of SMA in Nias Barat Regency. The result of research shows that most of student learning habbit are 68.70% and it is in the learning are inadequate, 75.49% of students have difficulties in their learning, 68.97% of students have difficulties arranging their study schedule, and 56.91% of learning environment are still lacking in supporting student learning process.


(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat kepada penulis, sehingga skripsi ini akhirnya dapat selesai disusun. Skripsi yang berjudul “ Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat” diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Drs. T, Sarkim, M.Ed., Ph. D, dan Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.SI selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan dalam skripsi ini.

2. Pihak Sekolah Menengah Atas se Kabupaten Nias Barat yang telah memberikan kesempatan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

3. Seluruh siswa/i Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten Nias Barat kelas XI IPA yang telah berkontribusi dalam membantu selama proses penelitian. 4. Kepada rekan-rekanku Felegi Daeli, Fajrin Saratisa Hia, dan Yosefin

Sulystiawantic Gulo yang selalu membantu dan memberi semangat selama penelitian.

5. Teman seperjuanganku angkatan 2012 dari Nias Barat di berbagai Program Studi yaitu Kak Metina Gulo, Kak Dewi Asmarawati Gulo,


(12)

ix

Fiberniat Lahagu, Kak Rohani Lahagu, Timotius Gulo, Agus Petra Gulo, Seri Jefry Adil Waruwu, Silvester Hia, Otami Hia, Mariati Daeli, Postinus Gulo, Firminus Gulo, Poppy Ceria Zai, Rismawati Halawa, Wasri Kristiani Gulo, dan Sri Pengabdian Gulo.

6. Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengajaran yang berguna dalam perkuliahan.

7. Staf sekretariat JPMIPA atas bantuannya selama menjadi mahasiswa dan membantu dalam pembuatan surat ijin penelitian.

8. Wakil Rektor IV dan Sanata Dharma Student Residence yang telah banyak membantu selama proses perkuliahan.

9. Humas Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan material dalam melaksanakan penelitian.

10.Ayahanda Fatizaro Lahagu dan Ibunda Noibe Lahagu yang selalu memberikan doa, nasihat, dan motivasi, serta memberikan banyak dukungan material maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Kakakku Averlin K. Lahagu, SCMM dan Augustina Lahagu, dan Adikku Dominikus Lahagu yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 12.Teristimewah adikku tercinta Yustina Lahagu (Alm) selama hidupnya

selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi.

13.Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan dan kerjasamanya selama kuliah.


(13)

x

14.Teman-teman Komunitas Ikatan Mahasiswa Nias USD terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama kuliah.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Selanjutnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Juli 2016

Penulis


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Pengertian ... 5

F. Deskripsi Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7


(15)

xii

B. Kebiasaan Belajar ... 8

1.Pengertian Kebiasaan Belajar ... 8

2.Klasifikasi Kebiasaan Belajar ... 8

a. Sarana dan Prasarana Belajar Siswa ... 9

b. Cara Belajar Siswa ... 10

c. Waktu Belajar Siswa ... 11

d. Tempat Belajar Siswa ... 12

C. Kabupaten Nias Barat ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Subjek Penelitian ... 17

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

D. Metode Penelitian ... 17

E. Instrumen Penelitian ... 18

1. Kuesioner Chek List ... 18

2. Kuesioner Pilihan Ganda ... 19

F. Validitas Instrumen ... 19

G. Metode Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Deskripsi Penelitian ... 22

B. Data Penelitian ... 25

1. Kuesioner Chek List ... 25


(16)

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar nama sekolah di Kabupaten Nias Barat………... 15 Tabel 2. Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar Siswa…...………. 18 Tabel 3. Data sebaran sampel siswa kelas XI Jurusan IPA di

Kabupaten Nias Barat……….

23

Tabel 4. Jadwal Penelitian………...…... 24 Tabel 5. Analisis Rerata Persentase Kebiasaan Belajar siswa SMA

Kelas XI Jurusan IPA pada pelajaran fisika se-Kabupaten

Nias Barat……….

25

Tabel 6. Skor kebiasaan belajar siswa setiap sekolah………….…..…... 26 Tabel 7. Kebiasaan siswa pada setiap indikator…….………..………… 27 Tabel 8. Indikator sarana prasarana untuk setiap sekolah …..…………. 29 Tabel 9. Indikator cara belajar untuk setiap sekolah…..……….. 30 Tabel 10. Indikator waktu belajar untuk setiap sekolah………. 31 Tabel 11. Indikator tempat belajar untuk setiap sekolah………. 31


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian……….………... 1

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian……… 2

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian……….………... 3

Lampiran 4. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian………... 4

Lampiran 5. Daftar Hadir ………...……… 5

Lampiran 6. Analisis Data Tabel 6..……… 6

Lampiran 7. Analisis Data Tabel 7 ………...……….. 7

Lampiran 8. Analisis Data pilihan ganda tabel 8-11……...………. 8

Lampiran 9. Analisis Data pilihan ganda………...………. 9


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman begitu terasa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini lebih berdampak lagi bagi Indonesia dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Demikian pula dengan dunia pendidikan saat ini, yang di dalamnya siswa dituntut untuk mengasah otak dan keterampilannya. Untuk mencapai hal tersebut, seorang individu (siswa) sudah memiliki pola atau kebiasaan dalam belajar yang baik. Seperti dikemukakan Oemar Hamalik (1983:21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan tindakan. Sejalan dengan uraian tersebut, Noer Rohmah (2015:172) berpendapat bahwa belajar yaitu setiap perubahan yang relativ menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.

Hal ini dikemukakan Bimo Walgito (2010:186) belajar adalah suatu proses, maka dalam belajar adanya masukan, yaitu yang akan diproses dan adanya hasil dari proses tersebut. Apabila hal ini digambarkan, maka akan didapati skema sebagai berikut. Dari hal tersebut dapat dikemukanan bahwa belajar merupakan sesuatu yang terjadi dalam


(20)

diri individu yang disebabkan oleh latihan atau pengalaman. Belajar dipengaruhi oleh berbagai komponen yang akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu bisa berupa fasilitas, materi, guru, lingkungan, orangtua, dan siswa yang memerankannya. Fasilitas dalam hal ini lebih pada laboratorium, komputer, lingkungan sekolah, dan perpustakaan.

Di dalam proses belajar mengajar, siswa seringkali menganggap bahwa belajar itu sangat sulit dan membuat frustasi tetapi sebaliknya ada juga siswa yang mengatakan bahwa belajar itu sangat mudah. Hal tersebut mungkin ada kaitannya dengan kebiasaan belajar yang diterapkan oleh siswa itu sendiri. Kebiasaan belajar itu perlu diketahui karena kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran itu berbeda-beda. Sebagian siswa lebih suka guru mereka menjelaskan di depan kelas. Ada siswa yang senang dan mudah memahami apa yang dipelajari jika belajar di keramaian bahkan di kerumunan atau di tempat darmawisata, sebaliknya ada siswa yang senang belajar di tempat sepi atau di keheningan malam. Ada juga siswa yang senang belajar jika hanya seorang diri, tetapi sebaliknya ada siswa yang lebih senang belajar jika sekebiasaan berkelompok. Adapun siswa yang senang belajar kalau sambil mendengarkan musik. Apapun kebiasaan yang ditempuh siswa, perbedaan kebiasaan belajar itu menunjukkan kebiasaan tercepat untuk bisa menyerap informasi dari luar dirinya. Informasi yang diterima siswa tersebut, ada yang diperoleh dari guru, buku pelajaran, internet, dan lingkungan.


(21)

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Nias Barat untuk melihat sejauh mana kebisaan belajar yang sering diterapkan oleh siswa pada mata pelajaran fisika. Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang terbentuk tahun 2009 dan tergolong masih baru. Dalam beberapa tahun terakhir ini sistem pendidikan Nias Barat memiliki permasalah yaitu kekurangan tenaga pendidik untuk mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil observasi pada tahun 2015 ini terhitung hanya ada sejumlah 10 tenaga pendidik bidang studi Fisika dan lainnya adalah guru bidang studi lain mengampu mata pelajaran Fisika yang mencakup keseluruhan sekolah yang ada di Nias Barat. Begitu juga untuk sarana dan prasarana belajar siswa yang ada di setiap sekolah yang masih kurang memadai baik perpustakaan sekolah, laboratorium, dan sumber belajar internet. Dari hal tersebut peneliti ingin meneliti bagaimana kebiasaan belajar siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten . Sehingga dalam skripsi ini diambil judul Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat ?


(22)

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi Siswa

Dapat memberikan pengetahuan bagi siswa untuk mengenali kebiasaan belajarnya sendiri, sehingga dalam belajar siswa tidak merasa terbebani dan belajar sesuai dengan kebiasaan belajarnya.

2. Bagi Sekolah

Dapat menjadi upaya bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa-siswi dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Mempunyai pengalaman melakukan penelitian dan dapat mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan pendidikan dan dapat menambah wawasan dalam upaya memberikan pengetahuan mengenai kebiasaan belajar kepada siswa.

4. Bagi Guru

Mendapat gambaran mengenai kebiasaan belajar siswanya, sehingga dalam proses pembelajaran guru bisa menyesuaikan gaya mengajarnya.


(23)

5. Bagi Kabupaten Nias Barat

Mengetahui kebiasaan keseluruhan tentang kebiasaan belajar siswa sehingga menjadi pedoman di Kabupaten Nias Barat dalam mengembangkan kurikulum.

E. Batasan Pengertian

Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu hanya mendeskripsikan kebiasaan belajar siswa terhadap pelajaran fisika.

F. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan riset survey. Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan penelitian seorang diri, tetapi bekerja sebagai tim yang terdiri dari 4 orang. Dimana penelitan yang dilakukan peneliti sendiri terkait kebiasaan belajar siswa. Untuk tingkat kemampuan belajar fisika siswa penelitian dilakukan oleh Felegi Daeli, tingkat persepsi belajar fisika siswa penelitian dilakukan oleh Fajrin Saratisa Hia, dan untuk tingkat minat belajar siswa di penelitian dilakukan oleh Yosefin Sulystiawantic Gulo. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Jurusan IPA Kelas XI se-Kabupaten Nias Barat.


(24)

Ada tiga alasan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Nias Barat dan dilakukan secara tim, yaitu:

1. Penelitian ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan di Kabupaten Nias Barat.

2. Penelitian ini nantinya akan digunakan sebagai profil pendidikan di Kabupaten Nias Barat.

3. Peneliti ingin melihat kebiasaan belajar siswa SMA Jurusan IPA pada pelajaran fisika.

Oleh karena itu, berdasarkan tiga alasan diatas peneliti dan 3 rekan peneliti memiliki kesamaan-kesamaan dalam teori, sampel dan populasi yang diteliti. Dalam analisis dan pembahasan peneliti akan saling merujuk hasil penelitian dari data yang diperoleh 3 rekan peneliti.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Belajar

Menurut Driyarkara (1980: 128), pendidikan adalah sesuatu bentuk hidup bersama, pemasukkan manusia muda ke dalam alam nilai-nilai dan kesatuan antar pribadi yang mempribadikan.

Dalam pendidikan tidak terlepas proses belajar. Belajar merupakan proses penting dalam hidup manusia, dan berlangsung sepanjang hayat. Harold Spers dalam Nyayu Khodijah (2014: 47) mengatakan bahwa learning is to observe, to read, to imitate, to tray something themselves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, mengimitasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk). Definisi ini menekankan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan ketika orang belajar.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dialami setiap individu dalam menambah ilmu pengetahuan dengan mempelajarinya dan memahaminya, sehingga dalam proses berpikir lebih logis dan dapat menafsirkan ilmu pengetahuan dalam proses ke pemahaman yang lebih baik untuk kemudian mempraktekkannya.


(26)

B. Kebiasaan Belajar

Untuk memahami tentang kebiasaan belajar, maka penulis akan mengulas tentang kebiasaan belajar siswa tentang pengertian kebiasaan belajar, klasifikasi kebiasaan belajar.

1. Pengertian Kebiasaan Belajar

Kebiasaan unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi siswa adalah kebiasaan belajar yang mereka terapkan, yang membuat mereka merasa terbantu dan terbaik dalam menyerap dan mengolah informasi sehingga belajar dan berkomunikasi akan lebih mudah. Lebih lanjut Covey (1994: 35) mengungkapkan bahwa kebiasaan adalah faktor yang kuat di dalam diri kita. Covey melanjutkan menegaskan bahwa, kebiasaan merupakan titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Jadi, untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi suatu kebiasaan haruslah dilandasi pengetahuan, keterampilan dan keinginan.

2. Klasifikasi Kebiasaan Belajar

Hergenhahn & Matthew (2010) mengatakan bahwa kebiasaan adalah respons yang menjadi diasosiasikan dengan sejumlah besar stimulus. Semakin banyak stimula yang menimbulkan respons, semakin kuat kebiasaan. Seorang guru haruslah bisa mengenali kebiasaan siswanya dalam memperoleh informasi yang diberikan. Oemar Damalik (1983: 114) berpendapat bahwa setiap orang mempunyai kebiasaan belajarnya sendiri-sendiri.


(27)

Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengenali kebiasaan belajar siswa, maka penelitian ini hanya menitikberatkan pada ke-4 pengklasifikasian kebiasaan belajar siswa. Sebagai seorang guru haruslah mengenali kebiasaan belajar siswanya. Adapun pengklasifikasian, sebagai berikut;

a. Sarana dan Prasarana Belajar Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 999), sarana adalah segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 893), prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa sarana dan prasarana adalah segala bentuk perantara yang digunakan dalam proses memberi dan menyampaikan informasi untuk sampai kepada penerima. Penerima dalam hal ini adalah siswa.

Di dalam proses belajar siswa, sarana dan prasarana sangat berpengaruh dalam menunjang belajar. Seperti berikut ini;

 Perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat dari kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan sekolah. The Liang Gie (1995: 48) berpendapat bahwa Setiap siswa harus mengunjungi perpustakaan di sekolahnya untuk mampu membantu usaha belajar, namun perpustakaan hanya dapat memberikan manfaat kepada seorang siswa kalau sisw


(28)

sungguh-sungguh memanfaatkan buku yang tersedia. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa keberadaan perpustakaan disekolah sangatlah memberikan manfaat kepada siswa untuk mendapatkan infomasi tentang ilmu pengetahuan.

 Laboratorium merupakan salah satu wahan belajar siswa untuk menghasilkan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang berkualitas. Dalam arti luas laboratorium dikenal dengan jantung ilmu pengetahuan. Laboratorium sedikitnya mencakup sebagai tempat melakukan demonstrasi ataupun percobaan/eksperimen, dan tempat praktikum.

 Internet merupakan sumber belajar, yang didalamnya terhadap informasi ilmu penetahuan yang selalu ter update setiap saat. Siswa diharapkan untuk menggunakan internet sebagai teman belajar dan memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan.

b. Cara Belajar Siswa

Oemar Damalik (1983: 30) mengatakan bahwa, cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Artinya, kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Cara belajar ini bisa berupa individual ataupun kelompok. Pengelompokkan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan cara untuk mencapai tujuannya, yaitu memahami apa yang didapatkannya dan


(29)

memasukkan ke dalam otak. Lebih lanjut lagi, Oemar Damalik menegaskan bahwa cara belajar yang baik menentukan hasil belajar yang diharapkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran disekolah, setiap siswa mempunyai cara tertentu dalam belajar. Ada siswa yang lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan dengan guru menjelaskan dipapan tulis, siswa yang lebih suka mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dengan melakukan percobaan, ada siswa yang lebih suka menyelesaikan latihan soal daripada mendengarkan penjelasan, ada siswa yang lebih suka belajar dan mengerjakan latihan soal dengan melakukannya sendiri, ada siswa yang lebih suka belajar secara berkelompok, ada siswa yang lebih suka belajar dengan meringkas materi yang telah dipelajari, adapula siswa baru bisa belajar dalam keadaan sunyi dan begitu juga sebaliknya.

c. Waktu Belajar Siswa

Di dalam proses pendidikan, waktu belajar adalah waktu yang digunakan siswa untuk mendapatkan informasi dan memasukannya kedalam otak. Siswa perlu memiliki kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Ada siswa yang menggunakan waktu belajar pada sore hari setelah pulang sekolah. Namun ada juga siswa yang lebih suka belajar di malam hari ataupun pada pagi hari setelah bangun tidur.


(30)

Dari jadwal tersebut menjadi suatu rutinitas ataupun kebiasaan. Belajar sesuai jadwal yang telah dibuat siswa akan sangat membantu dalam memahami bahan pelajaran. Banyaknya mata pelajaran disekolah ditambah dengan tugas dari guru, siswa dituntut untuk membagi waktu untuk belajar, sehingga hal itu akan membantu siswa dalam memahami pelajaran disekolah.

Siswa diharapkan bisa belajar secara mandiri, dan mempunyai ketertarikan dan rasa ingin tahu yang besar dalam belajar. Namun demikian, ada baiknya jikalau siswa mengatur jadwal belajarnya sefleksibel mungkin, hal ini dimaksud agar siswa dalam belajar penuh dengan kesadaran tanpa ada unsur paksaan dari orang lain. Siswa yang mampu menggunakan waktu belajar secara rutin dan teratur niscaya akan sangat membantu dalam memperoleh hasil dan meningkatkan prestasi belajar.

d. Tempat Belajar Siswa

Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, 3) lingkungan masyarakat (Munib, 2004: 76). Dari pengertian tersebut Lingkungan yang berperan aktif dalam proses membantu siswa dalam belajar, dan dari hal tersebut siswa memiliki kebiasaan belajar.

Keluarga merupakan penunjang siswa dalam belajar. Hubungan seorang anak dengan keluarga yang baik sangatlah


(31)

berpengaruh dalam menunjang proses belajarnya. Hal ini ditandai jikalau seorang anak yang kesusahan dalam memahami materi pelajaran ataupun tugas dari sekolah akan menanyakan kepada orangtua ataupun saudaranya.

Lingkungan sekolah adalah tempat dimana siswa dibentuk dan terbentuk. Proses pembentukan ini terjadi seiring dengan proses belajar dan mengajar di dalam sekolah. Setiap individu (siswa) yang aktif dalam lingkungan sekolah sangatlah baik dalam proses pembentukan dan membantunya dalam belajar. Hal ini dikarenakan lingkungan sekolah sebagai tempat siswa dalam belajar dari guru dan teman sebanyanya.

Lingkungan masyarakat adalah tempat ketiga siswa setelah lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Kebiasaan siswa dalam bergaul di dalam masyarakat menjadi faktor siswa yang berpengaruh dalam belajar. Masyarakat yang baik bisa menjadi menjadi teman/sahabat dalam membantu siswa untuk proses belajarnya. Menurut The Liang Gie (1979: 22), sebuah syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya tempat belajar. Tempat belajar yang baik adalah lingkungan yang mendukung siswa selama melakukan kegiatan belajar.


(32)

C. Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini terbentuk pada tanggal 26 Mei 2009 sebagai salah satu hasil pemekaran dari kabupaten Nias (www.niasbaratkab.go.id). Luas wilayah Kabupaten Nias Barat 544.09 Km2 yang terdiri dari 8 Kecamatan dan 110 Desa dengan Ibukotanya terletak di Kecamatan Lahomi. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Nias Barat meliputi: (www.niasbaratkab.go.id)

1. Sebelah Utara Kecamatan Tugala Oyo Kabupaten Nias Barat 2. Sebelah Selatan Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Barat

3. Sebelah Timur Kecamatan Botomuzoi, Kecamatan Hili Serangkai Kecamatan Gido dan Kecamatan Mau Nias

4. Sebelah Barat dengan samudera Hindia

Sama seperti Kabupaten Lainnya, Nias Barat juga memilki lembaga pendidikan sekolah tingkat SD, SMP dan SMA baik negeri maupun swasta yang tersebar pada 8 Kecamatan.

Kabupaten ini mempunyai 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta yang tersebar pada 7 kecamatan. Daftar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar pada 7 kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


(33)

Tabel 1. Daftar nama sekolah di kabupaten Nias Barat Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu SMAN 1 Sirombu SMAS Kristen Arastamar Lolofitu Moi SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi Lahomi SMAN 1 Lahomi Mandrehe SMAN 1 Mandrehe

SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel Moro'o SMAN 1 Moro'o Ulu Moro'o SMAN 1 Ulu Moro'o Mandrehe Utara SMAN 1 Mandrehe Utara

SMAS Permata

Masing-masing sekolah diatas berada dibawah naungan Dinas Pendidikan kabupaten Nias Barat. Oleh karena itu, sekolah-sekolah ini mengikuti peraturan kurikulum yang berlaku. Sampai saat ini kurikulum yang digunakan oleh masing-masing sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berikut dibawah ini peta administrasi Kabupaten Nias Barat.


(34)

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan riset survey. Data kuantitatif peneliti peroleh dengan menyebarkan kuesioner/angket pada siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.

B. Subjek Penelitian

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Nias Barat, dengan jumlah siswa keseluruhan 506 orang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari, semester genap tahun ajaran 2015/2016.

2. Tempat Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas di seluruh Kabupaten Nias Barat.


(36)

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan riset survey. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa yang ada di seluruh Kabupaten Nias Barat. Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membagikan kuesioner/angket kepada siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Nias barat.

E. Instrumen Penelitian

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan tentan kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari 34 item pertanyaan terbagi dalam dua jenis, yaitu 29 item untuk kuesioner chek list dan 5 item untuk kuesioner pilihan ganda.

a. Kuesioner Chek List

Dalam kuesioner chek list ini berisi pernyataan-pernyataan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup empat aspek kebiasaan belajar belajar siswa. Butir-butir soal dari kuesioner ini dibuat berdasarkan Penyebaran butir soal berdasarkan aspek kebiasaan belajar dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.


(37)

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar Siswa Aspek Kebiasaan Belajar No. Butir Sarana dan Prasarana

Belajar Siswa

18,20,33,34

Cara Belajar Siswa 1,2,3,4,5,6,7,8,9,13,15,16,19,21,2 2,25,2627,28,29

Waktu Belajar Siswa 10,11,23,24,32 Tempat Belajar Siswa 12,14,17,30,31

b. Kuesioner Pilihan Ganda

Kuesioner pilihan ganda terdiri dari 5 item pertanyaan yang mencakup sarana prasarana belajar siswa, waktu belajar siswa, dan tempat belajar siswa. Pilihan jawaban yang tersedia pada masing-masing soal dalam kuesioner berbeda-beda. Untuk soal 30 pilihan jawaban ada 4, soal nomor 31 pilihan jawaban ada 2, soal no 32 sampai 34 pilihan jawaban ada 3. Kuesioner pilihan ganda secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

F. Validitas Instrumen

Menurut Suparno (2007: 68) dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan Fisika: Buku Kuliah Mahasiswa validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian,


(38)

penuh arti, bergunanya kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan riset survey, yaitu dengan menyebarkan kuesioner/angket pada siswa Sekolah Menengah Atas di seluruh Kabupaten Nias Barat dengan kuesioner yang digunakan adalah Chek List.

G. Metode Analisis Data

Kuesioner chek list terdiri dari 29 pertanyaan dan jawaban yang diisi oleh siswa yang telah dikategorikan kedalam pertanyaan positif dan negatif dianalisis dengan penskoran sebagai berikut:

1. Jawaban dari pernyataan yang positif.  Skor 4 untuk jawaban sangat setuju.  Skor 3 untuk jawaban setuju.  Skor 2 untuk jawaban tidak setuju.

 Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. 2. Jawaban dari pertanyaan yang negatif.

 Skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.  Skor 3 untuk jawaban tidak setuju.

 Skor 2 untuk jawaban setuju.  Skor 1 untuk jawaban sangat setuju.

Skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner tersebut diolah dengan kebiasaan menjumlahkan skor masing-masing variabel kebiasaan belajar


(39)

siswa. Dari hasil penjumlahan skor tersebut kemudian jumlah skor itu dibagi dengan jumlah skor maksimum dari kuesioner dan dikalikan dengan 100%. Hasil perhitungan tersebut diperoleh skor keseluruhan kuesioner kebiasaan belajar siswa dalam bentuk persentase.

Berdasarkan hasil perhitungan skor item keseluruhan kuesioner kebiasaan belajar siswa, peneliti menginterprestasikan rerata dari skor keseluruhan ke dalam skala yang dikategorikan menjadi 3 sebagai berikut:  Interval 25% – 50% berarti siswa memiliki kebiasaan belajar yang

kurang.

 Interval 51– 75 berarti siswa memiliki kebiasaan belajar yang cukup.  Interval 76 – 100 berarti siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik.


(40)

BAB IV

DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten Nias Barat. Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang terletak di dalam wilayah Pulau Nias yang memiliki delapan kecamatan. Delapan kecamatan tersebut adalah: Kecamatan Lolofitu Moi, Kecamatan Mandrehe Utara, Kecamatan Lahomi, Kecamatan Sirombu, Kecamatan

Mandrehe, Kecamatan Ulu Moro’o, Kecamatan Moro’o, dan Kecamatan

Mandrehe Barat.

Kabupaten Nias Barat memiliki 12 Sekolah Menengah Atas dimana terdiri dari 9 Sekolah Menengah Atas Negeri dan 3 Sekolah Menengah Atas Swasta. Peneliti dalam pengambilan data menggunakan 11 SMA dikarenakan SMAS Permata yang ada di Kecamatan Mandrehe Utara tidak memiliki Jurusan IPA kelas IX.

Dalam penelitian ini sampel data untuk kuesioner kebiasaan belajar siswa diambil di kelas XI IPA yang terdiri 11 SMA dengan jumlah keseluruhan 506 siswa, seperti pada tabel berikut ini:


(41)

Tabel 3. Data Sebaran Sampel Siswa Kelas XI Jurusan IPA di Kabupaten Nias Barat

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 3 SMAN 1 Lahomi 25 4 SMAS Kristen Arastamar 7 5 SMAN 1 Sirombu 72 6 SMAS BNKP Karamel 44 7 SMAN 1 Mandrehe 84 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 9 SMAN 2 Mandrehe 47 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 11 SMAN 1 Moro'o 70

Jumlah……… 506

Penelitian di 11 SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat dilaksanakan pada tanggal 9-20 Februari 2016. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu observasi kesekolah (mengkomunikasikan jadwal kepada kepala sekolah dan guru pengampu fisika kelas IX untuk waktu pengambilan data, dan wawancara), dan tahap yang kedua yaitu membagikan kuesioner kepada siswa.


(42)

Selama melaksanakan penelitian, peneliti mendapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu ada beberapa siswa yang mengikuti bimbingan belajar persiapan mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional) sehingga beberapa siswa tidak mengisi kuesioner yang peneliti berikan. Selain hal itu, waktu pengambilan data yang sangat terbatas, sehingga dalam pengambilan data di beberapa sekolah dilaksanakan dalam satu hari disertai dengan wawancara dengan kepala sekolah dan guru pengampu mata pelajaran bidang fisika. Berikut jadwal penelitian yang telah dilakukan pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Jadwal Penelitian

No Nama Sekolah Tanggal Pelaksanaan Penelitian 1 SMAN 1 Mandrehe 10, 12 Februari 2016

2 SMAS BNKP Karamel 10, 13 Februari 2016 3 SMAS Kristen Arastamar 12 Februari 2016 4 SMAN 1 Ulu Moro'o 13 Februari 2016 5 SMAN 2 Mandrehe 13 Februari 2016 6 SMAN 1 Lahomi 15 Februari 2016 7 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016 8 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016 9 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016 10 SMAN 1 Sirombu 18 Februari 2016 11 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016


(43)

Dari hasil wawancara di 11 SMA kepada guru yang mengampu mata pelajaran fisika diketahui bahwa sebagain guru bukan dari lulusan (bidang) fisika. Hal tersebut dikarenakan minimnya guru lulusan bidang fisika di Kabupaten Nias Barat. Guru dengan lulusan fisika mengajar di sekolah SMAN 1 Mandrehe, SMAN 1 Sirombu, SMAN 1 Mandrehe

Utara, SMAN 1 Lahomi, SMAS BNKP Karmel, SMAN 1 Moro’o, SMAS

Arastamar dan SMAN 2 Mandrehe. Sedangkan SMAN Lolofitu Moi,

SMAN 2 Lolofitu Moi, dan SMAN 1 Ulu Moro’o guru.

Penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan terlaksana dengan baik. (Berita acara pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1).

B. Data Penelitian

Kuesioner kebiasaan belajar siswa diukur dengan instrument berupa kuesioner kebiasaan belajar siswa. Kuesioner kebiasaan belajar siswa terbagi menjadi 2 bagian yaitu kuesioner chek list dan kuesioner pilihan ganda yang bertujuan agar hasilnya saling mendukung.

1. Kuesioner Chek List

Pada kuesioner chek list, data yang diperoleh diolah dengan cara menjumlahkan skor masing-masing aspek kebiasaan belajar siswa. Dari analisis secara keseluruhan menggunakan SPSS diperoleh data sebagai berikut:


(44)

Tabel 5. Analiss Rerata Persentase Kebiasaan Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Kelas XI Jurusan IPA Pada Pelajaran Fisika Se-Kabupaten Nias Barat

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skor 506 50.00 137.00 100.86 11.80 Valid N

(listwise) 506

(Analisis pada lampiran 5)

Berdasarkan tabel 5 diperoleh rerata persentase dari masing-masing variabel kebiasaan belajar siswa yaitu 100.86 ± 11.80, untuk variable kebiasaan dengan persentase minimum sampai maksimum sebesar 50.00 sampai dengan 137.00. Dari data tersebut secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar siswa SMA Jurusan IPA Kelas XI Se-Kabupaten Nias Barat memiliki persentase yang baik (positif).

Selaras dengan hasil diatas, maka dibuat tabel skor setiap untuk setiap sekolah, seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Skor kebiasaan belajar siswa setiap sekolah

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel Rata-Rata 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 64.08 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 70.73 3 SMAN 1 Lahomi 25 71.61 4 SMAS Kristen Arastamar 7 73.30 5 SMAN 1 Sirombu 72 69.33 6 SMAS BNKP Karamel 44 70.31


(45)

7 SMAN 1 Mandrehe 84 70.99 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 69.68 9 SMAN 2 Mandrehe 47 70.18 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 67.75 11 SMAN 1 Moro'o 70 71.10 Jumlah rata-rata keseluruhan….. 69.91 (Analisis pada lampiran 6)

Dari data pada tabel 6 diketahui siswa memilki nilai rata-rata secara keseluruhan 69.91% atau berada pada kategori B (Baik) atau hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat merasa bahwa memiliki kebiasaan positif terhadap Fisika. Kebiasaan belajar tersebut merupakan persepsi siswa, bukan keadaan faktual atau yang sebenarnya.

Dilihat dari skor setiap sekolah SMAS Kristen Arastamar adalah sekolah yang mempunyai nilai tertinggi dengan memperoleh 73.30%, sedangkan untuk nilai paling rendah dari sekolah SMAN 1 Lolofitu Moi dengan skor 64.08%.

Untuk mengetahuinya nilai kebiasaan belajar siswa pada setiap indikator, dibuat tabel seperti ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7. Kebiasaaan Siswa Pada Setiap Indikator

No Aspek Kebiasaan Kategori Jumlah

Sampel

A B C D

1 Sarana Prasarana Belajar Siswa

148 263 87 8 506 2 Cara Belajar Siswa 31 400 74 1 506 3 Waktu Belajar Siswa 77 220 178 31 506 4 Tempat Belajar Siswa 158 201 119 28 506 (Analisis pada lampiran 7)


(46)

Dari tabel 7 diketahui bahwa:

a. Aspek sarana dan prasarana belajar siswa diketahui 148 atau 29.24% merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan sangat baik, 263 atau 51.97% yang merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan baik, 87 atau 17.19% yang merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan kurang baik dan 8 atau 1.58% yang merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan tidak baik. Data tersebut tersebut merupakan persepsi siswa, bukan keadaan faktual.

Pernyataan kuesioner yang didasari teori bahwa yang mencakup sarana prasarana belajar siswa disekolah adalah ketersediaan sumber belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, internet tidak ada masalah/hambatan. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (81,21%) siswa kelas XI Jurusan IPA di Nias Barat merasakan bahwa sarana dan prasarana sebagai penunjang untuk belajar fisika baik, atau dapat dikatakan para siswa tidak ada masalah dalam hal sarana dan prasarana pembelajaran.

Data diatas merupakan persepsi siswa terhadap ketersediaan sarana prasarana disekolah sudah memadai, tetapi secara faktual tidak demikian. Dilihat dari sarana prasarana belajar siswa saat melakukan penelitian yang masih belum memadai dapat dikatakan tidak ada. Dari hasil observasi saat melakukan penelitian di semua sekolah hampit tidak ada laboratorium sebagai tempat


(47)

pembelajaran siswa setelah ruangan kelas. Begitu juga perpustakaan yang terbilang masih belum memadai sumber belajar didalamnya (buku-buku pelajaran). Begitu juga sumber belajar internet masih belum tersedia. Dari data siswa merasa sudah tercukupi atau tidak ada masalah soal sarana prasarana di karenakan siswa belum mengerti dan memahami apa itu perpustakaan, laboratorium dan sumber belajar internet. Siswa merasa buku yang digunakan selama ini sudah cukup ( 1 buku paket yang dipinjamkan dari sekolah) dan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Dari hasil observasi yang dilakukan, guru hampir tidak pernah melakukan percobaan/praktikum di setiap pembelajaran karena kurangnya alat laboratorium, ruangan, dan karena guru tersebut bukan ahli dibidang fisika tetapi mengajar fisika.

b. Aspek cara belajar siswa diperoleh 31 atau 6.12% termasuk kualifikasi A, 400 atau 79.05% termasuk kualifikasi B, 74 atau 14.62% termasuk kualifikasi C, dan 1 atau 0.19% termasuk kualifikasi D. Secara keseluruhan nilai siswa berada pada kategori B (baik), artinya siswa tidak mempunyai kesulitan dalam memahami fisika lewat percobaan, diskusi, menyelesaikan soal-soal. Begitu juga untuk siswa yang senang belajar dalam keadaan sunyi, ataupun belajar sambil mendengarkan musik.


(48)

c. Aspek ketiga tentang waktu belajar siswa didapat untuk yang kualifikasi A adalah 77 atau 15.21%, 220 atau 43.47% termasuk kualifikasi B, 178 atau 35.17% termasuk kualifikasi C, dan 31 atau 6.21% termasuk kualifikasi D. Data membuktikan bahwa ada sebagian besar nilai siswa berada pada kategori B dan sebagian berada pada kategori C. Dari data ada 206 siswa dalam menggunakan waktu untuk belajar masih kurang.

d. Aspek tempat belajar siswa diperoleh data 158 atau 31.22% yang memiliki kualifikasi A, 201 atau 39.72% yang memiliki kualifikasi B, 119 atau 23.51% yang memiliki kualifikasi C, dan 28 atau 5.53% yang memiliki kualifikasi D. Berdasarkan presentase tersebut, menunjukkan bahwa tempat belajar siswa (lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat) sebagian besar sangat berpengaruh dalam menunjang belajar siswa.

Selaras dengan hasil dari aspek sarana prasarana, cara belajar, waktu belajar, dan tempat belajar tersebut diatas diketahui bahwa mempunyai pengaruh positif terhadap kebiasaaan belajar siswa, artinya hal ini mendukung teori yang diungkapkan oleh Henry Clay Lindgren (dalam The Liang Gie, 1995: 194) bahwa dengan semakin baik kebiasaan belajar maka prestasi dapat meningkat.


(49)

Untuk mengetahui nilai kebiasaan siswa pada setiap indikator di setiap sekolah, dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 8. Indikator Sarana Prasarana untuk setiap Sekolah No Nama Sekolah Sarana Prasarana (%) 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 64.39

2 SMAN 1 Mandrehe Utara 75.25 3 SMAN 1 Lahomi 75.2 4 SMAS Kristen Arastamar 70.85 5 SMAN 1 Sirombu 74.88 6 SMAS BNKP Karamel 76.54 7 SMAN 1 Mandrehe 76.61 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 73.04 9 SMAN 2 Mandrehe 74.04 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 73.5 11 SMAN 1 Moro'o 73.48

Dari tabel 8 berdasarkan aspek sarana prasarana secara keseluruhan nilai siswa berada pada kategori B dengan nilai yang berbeda-beda. Siswa di setiap sekolah tidak mengalami kesulitan dalam fasilitas sarana prasarana, baik dari perpustakaan, internet, laboratorium. Skor tertinggi terdapat di SMAN 1 Mandrehe dengan memperoleh skor 76.61%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi 64.39%.

Berikut pada tabel 9 dipaparkan kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar siswa.


(50)

Tabel 9. Indikator Cara Belajar untuk setiap Sekolah

No Nama Sekolah Cara Belajar (%)

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 63.99 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 69.7 3 SMAN 1 Lahomi 69.36 4 SMAS Kristen Arastamar 72.77 5 SMAN 1 Sirombu 68.51 6 SMAS BNKP Karamel 68.34 7 SMAN 1 Mandrehe 69.7 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 68.12 9 SMAN 2 Mandrehe 67.98 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 67.4 11 SMAN 1 Moro'o 70.42

Dari tabel 9 aspek cara belajar secara keseluruhan skor siswa berada pada kategori B dengan nilai yang berbeda-beda, atau dapat dikatakan siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh skor 72.77%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 63.99%.

Berikut pada tabel kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar siswa.

Tabel 10. Indikator Waktu Belajar untuk setiap Sekolah

No Nama Sekolah Waktu Belajar (%)

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 63.82 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 67.18 3 SMAN 1 Lahomi 68.8 4 SMAS Kristen Arastamar 81.42 5 SMAN 1 Sirombu 64.79


(51)

No Nama Sekolah Waktu Belajar (%) 6 SMAS BNKP Karamel 68.52

7 SMAN 1 Mandrehe 68.45 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 68.81 9 SMAN 2 Mandrehe 69.04 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 60.83 11 SMAN 1 Moro'o 67.57

Dari tabel aspek tentang waktu belajar siswa secara keseluruhan berada pada kategori positif dengan nilai yang berbeda-beda. Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh skor 81.42%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 2 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 60.83%.

Berikut untuk tabel kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar siswa.

Tabel 11. Indikator Tempat Belajar untuk setiap Sekolah

No Nama Sekolah Tempat Belajar (%)

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 66.27 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 73.75 3 SMAN 1 Lahomi 74.4 4 SMAS Kristen Arastamar 69.52 5 SMAN 1 Sirombu 70.83 6 SMAS BNKP Karamel 73.48 7 SMAN 1 Mandrehe 72.3 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 74.12 9 SMAN 2 Mandrehe 77.73 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 69.44 11 SMAN 1 Moro'o 75.71 (Analisis tabel 8 – 11 pada lampiran 8)

Dari tabel diatas berdasarkan aspek tempat belajar siswa secara keseluruhan skor siswa berada pada kategori B, dimana siswa di setiap


(52)

sekolah tidak mengalami kesulitan di lingkungan tempat belajarnya. Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh skor 77.73%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 66.27%.

2. Kuesioner Pilihan Ganda

Pernyataan soal nomor 30 “Ketika menghadapi kesulitan mempelajari fisika diluar sekolah, saya menanyakan kepada ?” pilihan jawaban adalah “teman, orangtua, saudara, dan guru”. Dari pernyataan tersebut diperoleh data 64.82% atau dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa memilih teman sebagai pilihan untuk menanyakan pelajaran yang sulit setelah pulang sekolah.

Pernyataan soal nomor 31 “Ketika menghadapi kesulitan mempelajari fisika disekolah, saya menanyakan kepada:” dengan

pilihan jawaban adalah “teman, dan guru”. Siswa 77.07% memilih guru sebagai pilihan paling pertama. Dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa sangat mempercayai guru sebagai sumber belajar yang utama saat menghadapi kesulitan belajar.

Pernyataan soal nomor 32 “Berapa lama waktu yang saya gunakan belajar belajar fisika di luar sekolah?” dengan pilihan jawaban adalah

kurang 1 jam, antara 1-2 jam, lebih dari 2 jam”. Dari pernyataan tersebut 54.15% waktu belajar siswa kurang dari satu jam. Artinya bahwa pada aspek ini sebagian waktu belajar yang siswa gunakan untuk belajar setelah pulang sekolah masih kurang. Hal ini dibuktikan


(53)

dari hasil kuesinoner chek list yang diberikan nilai siswa berada pada kategori C dan D. Dari hasil pada tabel 7 diketahui bahwa nilai siswa dominan berada pada kategori B dan C atau masih ada sebagian besar siswa belum mempunyai kebiasaan yang baik dalam mengatur waktu untuk belajar. Siswa masih sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajarnya.

Pernyataan soal nomor 33 “Sumber untuk belajar fisika yang tersedia di sekolah adalah?” dengan pilihan jawaban adalah “ Tersedia lebih dari satu buku pelajaran untuk setiap murid, tersedia satu buku pelajaran setiap murid, satu buku pelajaran dipergunakan untuk beberapa murid ”. 52.56% siswa memilih tersedia lebih dari satu buku pelajaran setiap murid.

Pernyataan soal nomor 34 “Sumber belajar fisika yang tersedia dirumah adalah:” dengan pilihan jawaban “Buku pelajaran yang diberikan/dipinjamkan oleh sekolah, buku pelajaran dari sekolah dan buku yang dibeli sendiri, hanya satu buku”. Sebanyak 42.09% siswa mempunyai sumber belajar (buku) dirumah yang dipinjam dari sekolah.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat merasa bahwa sarana prasarana sebagai penunjang belajarnya seudah memadai, tetapi hal demikian tidak secara faktual.

2. Rata-rata cara belajar siswa berada pada kategori baik dengan skor 85.17%, artinya bahwa siswa siswa merasa bahwa tidak mengalami kesulitan dengan cara belajarnya.

3. Siswa yang mengalami kesulitan mempelajari fisika di lingkungan sekolah, sebagian besar memilih menanyakan kepada guru. Tetapi jika berada diluar sekolah (setelah pulang sekolah), siswa memilih menanyakan kepada kepada teman.

4. Waktu yang digunakan siswa dalam belajar masih kurang. Artinya bahwa siswa sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajar.

5. Sebanyak 42.09% siswa mempunyai sumber belajar (buku) dirumah yang dipinjam dari sekolah.


(55)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, sebaiknya lebih memperhatikan kebiasaan belajar siswa sehingga semakin lebih baik lagi.

2. Bagi Sekolah, lebih perhatian terhadap kebiasaan siswa dalam belajar. 3. Bagi penelitian lebih lanjut hendaknya indikator-indikator yang ada dikembangkan lagi. Selain dengan kuesioner, bisa juga dengan jumlah sampel yang digunakan misalnya kelas X ataupun Kelas XII.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketika. Balai Pustaka: Jakarta.

Driyarkara, 1986. Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Hergenhahn, B. R & Olson M. H. 2010. Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana

Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES

N.N. Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id. Diakses pada tanggal 01 Juni 2016.

Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id. Diakses tanggal 01 Juni 2016.

Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.

Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika: Buku Kuliah Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.


(57)

The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Efisien 2. Yogyakarta: Liberty

Van Rossum and Hammer. 2010. A Model Of Students’ Developing Conceptions of Learning and Teaching ( http://igitur-archive.library.uu.nl/disserations/2010-0517200219/rossum.pdf

diakses pada tanggal 08 Desember 2015).

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.


(58)

40

Angket Kebiasaan Belajar

Nama : ………. Kelas : ………. Sekolah : ………. Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda untuk setiap pernyataan berikut ini!

Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya lebih suka menyelesaikan soal-soal pelajaran Fisika daripada mendengarkan penjelasan teori. 2. Saya lebih suka menerima pelajaran fisika dengan

melakukan percobaan/praktikum daripada dijelaskan dengan ceramah

3. Saya lebih suka membaca buku teks Fisika sendiri daripada mendengar penjelasan dari guru

4. Saya lebih mudah mengingat materi pelajaran Fisika dengan mencatat apa yang diberikan oleh guru daripada membaca sendiri

5. Saya lebih mudah memahami penjelasan teman daripada penejelasan guru.


(59)

41 mencatat apa yang diberikan oleh guru.

7 Saya mudah terganggu oleh keributan ketika saya sedang belajar.

8 Saya dapat memahami pelajaran Fisika walaupun tanpa membaca buku asalkan saya mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

9. Saya lebih memahami dengan mudah pelajaran Fisika dalam bentuk diskusi.

10. Saya selalu meluangkan waktu untuk belajar di rumah setelah pulang sekolah.

11. Saya selalu menyelesaikan soal-soal pelajaran fisika yang diberikan oleh guru

12. Saya hanya belajar fisika kalau mau ulangan 13. Saya suka belajar Fisika sambil mendengarkan

musik

14. Saya lebih sering mengerjakan PR di sekolah pada pagi hari daripada mengerjakannya di rumah 15. Saya mudah mengerti pelajaran Fisika jika belajar

dalam keadaaan sunyi.

16. Saya sering berdiskusi tentang pelajaran Fisika di luar sekolah bersama teman-teman.

17. Saya terbiasa menyelesaikan latihan soal yang ada di dalam buku pelajaran Fisika.

18. Saya mencari di internet materi pelajaran Fisika yang telah saya pelajari disekolah.

19. Ketika mengerjakan soal-soal saya lebih suka kerja sendiri daripada kelompok.


(60)

42

21. Saya lebih memahami pelajaran Fisika apabila disajikan dengan gambar daripada uraian catatan. 22. Saya lebih mudah memahami materi dengan

melihat percobaan daripada sekedar mendengarkan penjelasan.

23. Saya terbiasa mempelajari ulang pelajaran Fisika pada sore hari.

24. Setiap minggu saya belajar Fisika secara teratur. 25. Saya terbiasa membuat ringkasan materi pelajaran

Fisika pada saat guru menjelaskan.

26. Saya selalu mempersiapkan keperluan studi pada malamnya sebelum keesokan harinya berangkat. 27. Saya lebih mudah memahami pelajaran Fisika

dengan menggunakan media gambar (visual) dari pada penjelasan teori.

28. Saya terbiasa, ke perpustakaan sekolah mencari buku pelajaran Fisika untuk belajar.

29. Saya lebih tertarik untuk belajar dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran disekolah.

Lingkarilah jawaban pilihan berganda berikut ini sesuai dengan kebiasaan anda! 30. Ketika menghadapi kesulitan mempelajari fisika diluar sekolah, saya menanyakan kepada:

a. teman b. orangtua


(61)

43 d. guru

31. Ketika menghadapi kesulitan mempelajari fisika disekolah, saya menanyakan kepada:

a. teman b. guru

32. Berapa lama waktu yang saya gunakan belajar fisika di luar sekolah ? a. kurang 1 Jam

b. antara 1 – 2 jam c. lebih dari 2 jam

33. Sumber untuk belajar fisika yang tersedia di sekolah adalah: a. Tersedia lebih dari satu buku pelajaran untuk setiap murid b. Tersedia satu buku pelajaran setiap murid

c. Satu buku pelajaran dipergunakan untuk beberapa murid 34. Sumber belajar fisika yang tersedia di rumah adalah:

a. Buku pelajaran yang diberikan/dipinjamkan oleh sekolah b. Buku pelajaran dari sekolah dan buku yang dibeli sendiri c. Hanya buku catatan


(62)

44 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian


(63)

45 Lampiran 3a. Surat Keterangan Penelitian


(64)

46 Lampiran 3b. Surat Keterangan Penelitian


(65)

47 Lampiran 3c. Surat Keterangan Penelitian


(66)

48 Lampiran 3d. Surat Keterangan Penelitian


(67)

49 Lampiran 3e. Surat Keterangan Penelitian


(68)

50 Lampiran 3f. Surat Keterangan Penelitian


(69)

51 Lampiran 3g. Surat Keterangan Penelitian


(70)

52 Lampiran 3h. Surat Keterangan Penelitian


(71)

53 Lampiran 3i. Surat Keterangan Penelitian


(72)

54 Lampiran 3j. Surat Keterangan Penelitian


(73)

55 Lampiran 3k. Surat Keterangan Penelitian


(74)

56 Lampiran 4a. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(75)

(76)

58 Lampiran 4b. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(77)

59 Lampiran 4c. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(78)

60 Lampiran 4d. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(79)

61 Lampiran 4e. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(80)

(81)

(82)

64 Lampiran 4f. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(83)

(84)

66 Lampiran 4g. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(85)

(86)

(87)

69 Lampiran 4h. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(88)

(89)

71 Lampiran 4i. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(90)

(91)

73 Lampiran 4j. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(92)

(93)

75 Lampiran 4k. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian


(94)

(95)

77 Lampiran 5a. Daftar Hadir


(96)

(97)

79 Lampiran 5b. Daftar Hadir


(98)

80 Lampiran 5c. Daftar Hadir


(99)

81 Lampiran 5d. Daftar Hadir


(100)

82 Lampiran 5e. Daftar Hadir


(1)

207

Kode

Kuisioner Nama Sekolah

Pilihan Ganda

30 31 32 33 34

404 SMAN 2 Moi C B A A B

405 SMAN 2 Moi A A A B A

406 SMAN 2 Moi A B B A B

407 SMAN 2 Moi A A A A A

408 SMAN 2 Moi D B B A A

409 SMAN 2 Moi C B A A B

410 SMAN 2 Moi A B B A A

411 SMAN 2 Moi A B A A A

412 SMAN 2 Moi A B A A A

413 SMAN 2 Moi A B A A A

414 SMAN 2 Moi A B A A A

415 SMAN 2 Moi A B A B A

416 SMAN 2 Moi A B A B A

417 SMAN 2 Moi D B B A B

418 SMAN 2 Moi A B B C A

419 SMAN 2 Moi A B A B C

420 SMAN 2 Moi A B A A C

421 SMAN 2 Moi C B A A A

422 SMAN 2 Moi C B B A B

423 SMAN 2 Moi A B A B A

424 SMAN 2 Moi A B A A B

425 SMAN 2 Moi A A A A B

426 SMAN 2 Moi C B A A A

427 SMAN 2 Moi A B A A A

428 SMAN 2 Moi C B A C C

429 SMAN 2 Moi A B B B B

430 SMAN 2 Moi A B A B A

431 SMAN 2 Moi C B B A A

432 SMAN 2 Moi A B A A A

433 SMAN 2 Moi A B A A C

434 SMAN 2 Moi A B A A B

435 SMAN 2 Moi A B A B A

436 SMAN 2 Moi A B A C A

70.83 10.42 70.83 54.17 60.42

89.58 27.08 29.17 31.25

22.92 2.08 16.67 8.33

6.25

437 SMAN 1 Moro'o C B A B A

438 SMAN 1 Moro'o D A A A B

439 SMAN 1 Moro'o A B A A B

440 SMAN 1 Moro'o A B A C B

441 SMAN 1 Moro'o C A C C B

442 SMAN 1 Moro'o A B B A A

443 SMAN 1 Moro'o A B B A B

444 SMAN 1 Moro'o C B B B B

445 SMAN 1 Moro'o D A A C C

446 SMAN 1 Moro'o C B B A A

447 SMAN 1 Moro'o D B A B A


(2)

208

Kode

Kuisioner Nama Sekolah

Pilihan Ganda

30 31 32 33 34

449 SMAN 1 Moro'o A A A A C

450 SMAN 1 Moro'o C A A A A

451 SMAN 1 Moro'o A B A C A

452 SMAN 1 Moro'o A A B A B

453 SMAN 1 Moro'o A B A B A

454 SMAN 1 Moro'o A A A C C

455 SMAN 1 Moro'o C B B A B

456 SMAN 1 Moro'o D A B B A

457 SMAN 1 Moro'o A B B A B

458 SMAN 1 Moro'o D A A B C

459 SMAN 1 Moro'o A B C C C

460 SMAN 1 Moro'o A B C A B

461 SMAN 1 Moro'o A B A C A

462 SMAN 1 Moro'o A B B B B

463 SMAN 1 Moro'o C B B A A

464 SMAN 1 Moro'o A B A B A

465 SMAN 1 Moro'o A B B A B

466 SMAN 1 Moro'o D B B A C

467 SMAN 1 Moro'o A B A A A

468 SMAN 1 Moro'o A B A A A

469 SMAN 1 Moro'o C A A C B

470 SMAN 1 Moro'o A B A C A

471 SMAN 1 Moro'o A B B B A

472 SMAN 1 Moro'o A B B A B

473 SMAN 1 Moro'o A B B B A

474 SMAN 1 Moro'o A B B B A

475 SMAN 1 Moro'o A B A B B

476 SMAN 1 Moro'o A B B A A

477 SMAN 1 Moro'o C A A B C

478 SMAN 1 Moro'o A B A B A

479 SMAN 1 Moro'o A B A B A

480 SMAN 1 Moro'o C B A A A

481 SMAN 1 Moro'o A B B C C

482 SMAN 1 Moro'o A A A B B

483 SMAN 1 Moro'o D B A C A

484 SMAN 1 Moro'o A B A B B

485 SMAN 1 Moro'o A A A B A

486 SMAN 1 Moro'o C B B B A

487 SMAN 1 Moro'o A A A C C

488 SMAN 1 Moro'o A B B A B

489 SMAN 1 Moro'o A A A B C

490 SMAN 1 Moro'o A B A C C

491 SMAN 1 Moro'o D A B B A

492 SMAN 1 Moro'o A B A A B

493 SMAN 1 Moro'o A B A B C

494 SMAN 1 Moro'o A B A C C

495 SMAN 1 Moro'o C B A A A

496 SMAN 1 Moro'o A B B A A


(3)

209

Kode

Kuisioner Nama Sekolah

Pilihan Ganda

30 31 32 33 34

498 SMAN 1 Moro'o A B B A B

499 SMAN 1 Moro'o A B B A B

500 SMAN 1 Moro'o A B B B A

501 SMAN 1 Moro'o C B A B A

502 SMAN 1 Moro'o A B A C A

503 SMAN 1 Moro'o D A B A B

504 SMAN 1 Moro'o A B A C A

505 SMAN 1 Moro'o C B A A B

506 SMAN 1 Moro'o C B A C C

A

65.71

24.29

58.57

38.57

44.29

B

75.71

37.14

35.71

34.29

C

21.43

4.29

25.71

21.43


(4)

210

Lampiran 10. Kuesioner yang diisi siswa


(5)

(6)