Persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.
ABSTRAK
Fajrin. Saratisa Hia. 2016. Persepsi Siswa SMA Kelas XI IPA Di Kabupaten Nias Barat Terhadap Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika. Penelitian melibatkan 506 siswa di SMA kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memiliki persepsi positif terhadap fisika hal ini terbukti 85.57% siswa memiliki nilai rata-rata skor sebesar 73%. Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA Kabupaten Nias Barat dan hanya 9.09% siswa yang menyukai pelajaran fisika. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi awal siswa yang menganggap fisika adalah kumpulan rumus sehingga sulit dihafalkan, metode mengajar yang digunakan oleh guru serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung pembelajaran fisika. Akan tetapi masih ada 6.12% siswa yang merasa studinya kedepan dipengaruhi oleh fisika karena ilmu fisika memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi kedepan.
(2)
ABSTRACT
Fajrin. Saratisa Hia. 2016. The Perception of SMA XI IPA Kabupaten Nias Barat High School Students About Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research is to understand about the perception of SMA Kabupaten Nias Barat high school students about physics. This
research involving 506 student’s in SMA Kabupaten Nias Barat. The result
shows that 85.57% students have score 73% or in other words most of them have positive perception about physics. Otherwise, students think that physics is difficult, and only 9.09% students like physics. It is affected by their first perception about physics which has many formulas and it is difficult to memorize, the learning method that used by the teachers do not vary, and the facilities does not support the physics leaning at all. However, there are 6.12% students feel that physics affects their study and it is very important in the development of technology in the future.
(3)
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA DI KABUPATEN NIAS BARAT TERHADAP PELAJARAN FISIKA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Fajrin Saratisa Hia NIM: 121424037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA DI KABUPATEN NIAS BARAT TERHADAP PELAJARAN FISIKA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Fajrin Saratisa Hia NIM: 121424037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
SKRIPSI
PERSEPSI SISWA KELAS
XI
IPA DI KABT]PATEN NIAS BARAT TERIIADAP PELAJARAN T'ISIKA(6)
SKRIPSI
PERSEPSI SISWA IGLAS XI IPA DI KABTIPATEN FIIAS BARAT TERIIADAP PELAJARAN FISIKA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Fairin Saratisa
IIia
Ketua Se*r,etaris
Anggsta Anggota Anggota
Yoryakarta,28 Juli2016
Fakuhas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
(7)
iv
Halaman Persembahan
“Saya mengerjakan hal terbaik yang saya tahu, hal terbaik yang saya bisa dan saya bermaksud untuk melakukannya sampai akhir”
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Papa tercinta Faedona Hia
Mama tercinta Mariamah Mama tercinta Riana Gulo
Saudara/i terkasih Edri Hia, Widia Hia, Tri Juniarsa Almamaterku Universitas Sanata Dharma
(8)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahrva skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagi*n karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalarn kutipan dan daftar pustak4 sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 28 luli 2016
Fafrin Saratisa Hia
(9)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH TINTUK KEPERLUAN AKADEIVIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama
: Fajrin Saratisa HiaNIM
:121424037Demi
perkembanganilmu
pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:#PERSEPSI SISWA SMA KELAS XI IPA DI KABIIPATEN NIAS BARAT
TERI{ADAP FTSIKA"
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyirnpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta
izin
dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Yogyakarta,TS Jufi2Al6
Yang menyatakan,
9€)e
Fairin Saratisa Hia
(10)
vii
ABSTRAK
Fajrin. Saratisa Hia. 2016. Persepsi Siswa SMA Kelas XI IPA Di Kabupaten Nias Barat Terhadap Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika. Penelitian melibatkan 506 siswa di SMA kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memiliki persepsi positif terhadap fisika hal ini terbukti 85.57% siswa memiliki nilai rata-rata skor sebesar 73%. Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA Kabupaten Nias Barat dan hanya 9.09% siswa yang menyukai pelajaran fisika. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi awal siswa yang menganggap fisika adalah kumpulan rumus sehingga sulit dihafalkan, metode mengajar yang digunakan oleh guru serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung pembelajaran fisika. Akan tetapi masih ada 6.12% siswa yang merasa studinya kedepan dipengaruhi oleh fisika karena ilmu fisika memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi kedepan.
(11)
viii
ABSTRACT
Fajrin. Saratisa Hia. 2016. The Perception of SMA XI IPA Kabupaten Nias Barat High School Students About Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research is to understand about the perception of SMA Kabupaten Nias Barat high school students about physics. This
research involving 506 student’s in SMA Kabupaten Nias Barat. The
result shows that 85.57% students have score 73% or in other words most of them have positive perception about physics. Otherwise, students think that physics is difficult, and only 9.09% students like physics. It is affected by their first perception about physics which has many formulas and it is difficult to memorize, the learning method that used by the teachers do not vary, and the facilities does not support the physics leaning at all. However, there are 6.12% students feel that physics affects their study and it is very important in the development of technology in the future.
(12)
ix
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Allah Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatNya yang berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul
“Persepsi Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat Terhadap Fisika”.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan bersama dalam sebuah tim yang terdiri dari 4 anggota, yaitu Fajrin Hia, Yosefin Gulo, Felegi Daeli dan Frans Lahagu. Persamaan untuk setiap kelompok adalah penelitian dilakukan di tempat yang sama yaitu di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Nias Barat tingkat menengah atas kelas XI IPA dan sampel yang digunakan juga sama. Perbedannya adalah topik permasalahan pada setiap anggota.
Peneliti menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan perhatian dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan dengan kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si dan Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku dosen pembimbing yang mengarahkan dan membimbing penulis.
(13)
x
3. Seluruh kepala SMA Kabupaten Nias barat yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
4. Seluruh guru fisika SMA Kabupaten Nias Barat yang telah berkenan mendampingi peneliti selama pengambilan data.
5. Seluruh Siswa SMA kelas XI IPA yang telah bekerjasama sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Kedua orang tuaku serta abang, adikku dan kedua tanteku, atas doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis.
7. Kepada tim kelompok skripsi Legi Daeli, Frans Lahagu, dan Yosefin Gulo atas kebersamaan, bantuan serta kerjasamanya selama penelitian.
8. Kepada sahabat Felegi Daeli terimakasih atas doa, semangat dan sudah menjadi tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.
9. Seluruh mahasiswa pendidikan fisika 2012 atas dukungan dan kebersamaannya. 10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimkasih
dukungan, bimbingan dan doanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dapat membangun mengembangkan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Juni 2016 Penulis
(14)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA……… vi
ABSTRAK………... vii
ABSTRACK……… viii
KATA PENGANTAR……… ix
DAFTAR ISI………... xi
DAFTAR TABEL………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN……….. xiv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Batasan Masalah……….. 2
C. Rumusan Masalah………... 3
D. Tujuan Penelitian……… 3
E. Manfaat Penelitian………... 3
BAB II LANDASAN TEORI……… 4
A. Persepsi……….. 5
(15)
xii
2. Faktor-Faktor Persepsi………. 6
3. Bentuk Persepsi……….…………... 7
4. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika………... 8
5. Aspek- Aspek Persepsi………. 9
B. Kabupaten Nias Barat………... 13
C. Tinjauan Pustaka………... 16
BAB III METODE PENELITIAN... 18
A. Jenis Penelitian………. 18
B. Tempat dan Waktu Penelitian………... 18
C. Populasi Sampel……… 18
D. Variabel Penelitian……… 19
E. Instrumen Penelitian……….. 19
F. Metode Analisis Data………. 20
G. Validitas………. 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 25
A. Deskripsi Penelitian………... 25
B. Analisis Data dan Pembahasan……….. 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 42
A. Kesimpulan……… 42
B. Saran……….. 43
(16)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengelompokkan aspek persepsi yang diteliti……….... 12
Tabel 2a. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap kecamatan... 13
Tabel 2b. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan…………... 14
Tabel 2c. Jumlah siswa SMA/SMK yang tersebaar pada setiap kecamatan…………... 15
Tabel 3. Kisi- Kisi Kuesioner……….. 19
Tabel 4a. Pemberian skor pada kuesioner pernyataan negatif…... 21
Tabel 4b. Pemberian skor pada kuesioner pernyataan positif……… 21
Tabel 5. Penyebaran pernyataan positif dan negatif pada kuesioner... 22
Tabel 6. Kelompok persepsi siswa terhadap pelajaran fisika……..…… 22
Tabel 7. Bentuk Persepsi……..……… 23
Tabel 8. Jadwal Penelitian……… 26
Tabel 9. Data Perhitungan Pada Kuesioner……….... 27
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Perolehan Skor……….. 28
Tabel 11. Distribusi Skor Persepsi Siswa Per Indikator……… 29
Tabel 12. Skor Persepsi Siswa Pada Setiap Sekolah……….. 30
Tabel 13a. Distribusi Skor Pada Setiap Aspek Kognitif…………..…….. 31
Tabel 13b. Distribusi Skor Pada Setiap Aspek Afektif………..… 32
Tabel 14. Hasil Pengurutan Mata Pelajaran Secara Keseluruhan……….. 34
Tabel 15. Distribusi Pengurutan Mata Pelajaran Setiap Sekolah………... 37
Tabel 16. Presentase Mata Pelajaran Fisika berdasarkan aspek pada setiap sekolah………. 39
(17)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner………... 47
Lampiran 2a. Surat permohonan ijin penelitian……….. 55
Lampiran 2b. Surat penerimaan pelaksanaan penelitian oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat………...….. 56
Lampiran 3a-3k.Surat keterangan dari sekolah dan berita acara Pelaksanaan penelitian…………..………... 57
Lampiran 4a. Distribusi jawaban siswa………... 118
Lampiran 4b. Skor jawaban siswa………... 152
Lampiran 4c. Skor pada setiap butir pernyataan………. 176
Lampiran 5. Analisis data tabel 10………...…...……….. 177
Lampiran 6. Analisis data tabel 13a dan 13b…………..…………...…… 190
Lampiran 7. Distribusi urutan mata pelajaran ………..……… 239
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang mendasari perkembangan teknologi yang maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. IPA sangat berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Pelajaran fisika terasa menyenangkan ketika proses pembelajaran yang terlaksana tidak membosankan dan metode yang digunakan tidak hanya ceramah. Pengalaman belajar fisika yang dialami siswa di sekolah maupun di luar sekolah dapat menyebabkan timbulnya persepsi siswa terhadap fisika. Persepsi yang dimiliki oleh siswa dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi yang dimiliki setiap siswa akan membawa dampak terhadap penerimaan pelajaran fisika. Mulai dari cara belajar sampai pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar fisika.
Nias Barat merupakan Kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2009 dan masih tergolong baru di Kepulauan Nias. Pendidikan yang masih belum terlaksana secara maksimal menjadi permasalahan saat ini dan jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya Nias Barat masih jauh tertinggal.
(19)
Dalam beberapa tahun terakhir ini sistem pendidikan Nias Barat memiliki permasalahan yaitu kekurangan tenaga pendidik untuk mata pelajaran fisika. Pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi pada tahun 2015 ini terhitung hanya ada sejumlah 10 tenaga pendidik bidang studi fisika dan lainnya adalah guru bidang studi lain mengampu mata pelajaran fisika yang mencakup keseluruhan sekolah yang ada di Nias Barat. Hal ini terlihat bahwa tidak banyak siswa yang lulusan SMA ingin melanjutkan pendidikannya di bidang fisika, misalnya menjadi guru fisika. Permasalahan lainnya yaitu ada pada sarana dan prasarana pada setiap sekolah. Hampir seluruh sekolah di Nias Barat belum memilki fasiltas yang lengkap, misalnya belum tersedianya laboratorium dan ketersediaan buku di perpustakaan yang masih terbatas.
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang “persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu hanya mendeskripsikan persepsi siswa terhadap pelajaran fisika.
(20)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan masalahnya yaitu: “Bagaimanakah persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika?”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi Sekolah
Peneliti berharap sekolah dapat memberi perhatian lebih kepada siswa dalam mewujudkan angan-angannya untuk belajar fisika seperti fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika. 2. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu data pendidikan terkait persepsi siswa terhadap pelajaran fisika yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
3. Bagi Calon Guru Fisika
Peneliti berharap calon guru fisika dapat mengubah persepsi siswa secara perlahan tentang pelajaran fisika. Dengan cara membuat siswa
(21)
menjadi suka terhadap pelajaran fisika, misalnya dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran.
(22)
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Pengertian dan Prosesnya
Persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang terhadap objek tertentu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris (Bimo Walgito 2015:99). Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan; yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam diri individu sendiri. Persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman- pengalaman individu tidak sama, maka
(23)
dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers, 1965 dalam Bimo Walgito:2015:100). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan respon yang dimiliki seseorang setelah merasakan, melihat, mengamati dan mengalami yang kemudian dapat mempengaruhi tindakan, pemikiran, serta sikap dari individu.
2. Faktor-Faktor Persepsi
Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima resptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
(24)
c. Perhatian
Merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
3. Bentuk Persepsi
Proses persepsi diawali dengan penginderaan seseorang terhadap stimulus yang diterimanya melalui reseptor kemudian stimulus tersebut diteruskan ke pusat susunan saraf dan terjadi proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang diinderanya (Walgito, 2015). Meskipun stimulus yang diberikan adalah sama, namun setiap siswa akan mempersepsikannya sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang ia alami. Oleh sebab itu setiap siswa memiliki pandangan tersendiri tentang pelajaran fisika. Persepsi siswa tentang pelajaarn fisika muncul ketika ia sudah memiliki pengalaman terhadap fisika, pengalaman ini dapat terajadi kapan saja dan dimana saja. Persepsi yang dibentukpun berbeda-beda. Terdapat 2 bentuk sifat persepsi yaitu (Walgito, 2015):
1. Persepsi Positif
Pandangan terhadap suatu obyek dan menuju suatu keadaan dimana subyek memberi tanggapan cenderung menerima obyek yang ditangkapnya sesuai dengan kepribadiannya.
(25)
2. Persepsi Negatif
Pandangan terhadap suatu obyek dan menuju pada suatu keadaan dimana subyek memberi tanggapan cenderung menolak obyek yang ditangkapnya sesuai dengan pribadinya.
4. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika
What do people think of when they hear the word “physics”?. When
I tell people that I’m studying Physics (I’m going a PhD in non-linear optics and semiconductor physics at the University of Sheffield), responses vary
from “I don’t like physics it’s too hard” to nervous laughter and backing
away. I think the perception of physics as hard and boring comes from not really knowing what it is (Jasmina Chana 2014). Kutipan pengalaman dari
artikel tersebut menyimpulkan bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Peneliti mencoba menjelaskan persepsi siswa tentang pelajaran fisika berdasarkan pengalaman ketika peneliti melaksanakan PPL, di salah satu sekolah menengah di Yogyakarta dan pengalaman pada saat menempuh pendidikan di jenjang SMA. Siswa memiliki persepsi tentang pelajaran fisika di sekolahnya berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan proses belajar. Berbagai macam tanggapan siswa mengenai fisika, tanggapan itu dapat berupa tanggapan yang positif dan tanggapan negatif. Ada siswa yang beranggapan bahwa pelajaran fisika itu yang terpenting adalah menghafalkan rumus-rumus saja maka kita dapat dengan mudah mengerjakan soal fisika. Siswa lain juga beranggapan bahwa
(26)
pelajaran fisika terkadang menyenangkan ketika pelajaran fisika itu melakukan kegiatan di laboratorium, dan terlihat membosankan ketika pelajaran fisika itu belajar di dalam kelas.
Sebagian besar siswa menganggap bahwa fisika hanyalah rumus. Selain daripada itu, terlihat jelas hanya sedikit sekali siswa lulusan SMA yang melanjutkan pendidikannya di bidang fisika, misalnya saja melanjutakan pendidikannya untuk menjadi guru fisika. Hal ini terlihat pada minimnya tenaga pendidikan bidang fisika di Nias Barat. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi persepsi siswa baik itu faktor dari siswa itu sendiri maupun faktor dari luar. Dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dapat diartikan sebagai suatu pandangan siswa terhadap pelajaran fisika yang meliputi pengetahuan, pengalaman, dan proses belajar.
5. Aspek- Aspek Persepsi
Menurut Peter & Olson (1999) dalam skripsi Januarto 2008 aspek-aspek persepsi yaitu:
a. Cipta (kognitif)
Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual, yakni kemampuan anak untuk menggunakan otak untuk berpikir. Fungsi utama kognitif adalah untuk menginterpretasikan, memberi makna, dan memahami aspek utama yaitu pengalaman pribadi mereka. Setiap anak memiliki kemampuan intelektual yang berebeda-beda. Misalnya dalam
(27)
pelajaran fisika setiap siswa pasti memiliki perbedaan tingkat kepemahaman dalam belajar fisika sehingga terkadang siswa merasa kesulitan dalam belajar fisika. Aspek kognitif dapat akan membantu seseorang dalam menginterpretasikan, memberi makna, dan memahami aspek utama pengalaman pribadi seseorang sehingga terbentuk persepsi. Dapat dilihat beberapa hal yang berpengaruh dalam aspek kognitif dalam persepsi siswa terhadap pelajaran fisika meliputi:
i. Pengertian, yaitu menginterpretasikan atau menetapkan arti aspek
khusus lingkungan. Dalam hal ini setiap siswa memiliki pengertian tersendiri tentang apa yang ia lihat dari lingkungan. Oleh karena itu, siswa memiliki pengertian tersendiri tentang apa itu ilmu fisika. Misalnya, siswa beranggapan bahwa fisika itu adalah ilmu yang sama halnya dengan matematika. Persepsi yang dimiliki oleh siswa dapat juga diperoleh dari informasi-informasi di sekitarnya. ii. Penilaian, yaitu menetapkan apakah suatu aspek lingkungan
pribadi seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Dari pengertian yang diperoleh sebelumnya, maka siswa dapat menilai apakah fisika itu menyenangkan atau tidak menyenangkan.
iii. Perencanaan, yaitu menetapkan bagaimana memecahkan suatu
(28)
iv. Penerapan, yaitu membandingkan alternatif pemecahan suatu
masalah dari sudut pandang sifat yang relevan dan mencari alternatif yang terbaik.
v. Berpikir, yaitu aktivitas kognitif yang muncul disepanjang proses
pengertian dan penilaian. Atau dengan kata lain proses berpikir memiliki 3 langkah yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan.
b. Rasa (afektif)
Afektif mengacu pada tanggapan perasaaan. Perasaan merupakan salah satu unsur persepsi. Hal ini dikarenakan perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat menentukan persepsi yang terbentuk. Jika seseorang memiliki perasaan yang positif maka otomatis persepsi yang terbentuk adalah persepsi positif, dan begitu juga sebaliknya. Ada 4 jenis tanggapan afektif yaitu:
i. Perasaan, yaitu keadaan atau state individu yang menyebabkan
persepsi. Perasaan ini bisa muncul karena adanya stimulus secara eksternal maupun internal. Perasaan yang muncul secara eksternal merupakan perasaan yang dipengaruhi oleh perasaan orang lain. Contohnya ketika siswa A memiliki perasaan tidak senang tentang fisika, kemudian menceritakannya kepada siswa B tentang perasaan yang dimilikinya. Maka kemungkinan siswa B juga memiliki perasaan yang sama setelah mendengar hal tersebut. Sedangkan perasaan internal itu merupakan perasaan yang ia
(29)
munculkan sendiri oleh karena ia mengalami. Perasaan juga umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang.
ii. Suasana hati (mood), berlangsung dalam waktu yang relatif lebih
lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi.
iii. Evaluasi, secara umum orang mengidentikkan evaluasi sama
dengan menilai. Misalnya suka, tidak suka, menikmati dan jelek. Penilaian ini muncul ketika siswa mengalami tanggapan afektif.
Berdasarkan aspek-aspek yang telah di jelaskan diatas, maka dapat diuraikan aspek-aspek persepsi siswa yang ingin diteliti pada tabel 1.
Tabel 1. Pengelompokkan aspek persepsi siswa yang diteliti
Aspek Persepsi Aspek Yang Diteliti Dalam
Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Fisika Kognitif Pengertian
Penilaian Perencanaan Penerapan Afektif Perasaan
Suasana hati Evaluasi
(30)
B. Kabupaten Nias Barat
Nias Barat adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di pulau Nias provinsi Sumatera, Indonesia dan baru terbentuk pada tanggal 29 Mei 2009. Luas wilayah Kabupaten Nias Barat 544.09 Km2 yang terdiri dari 8 Kecamatan
dan 110 Desa dengan Ibukotanya terletak di Kecamatan Lahomi. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Nias Barat meliputi: (www.niasbaratkab.go.id) 1. Sebelah Utara Kecamatan Tugala Oyo Kabupaten Nias Barat
2. Sebelah Selatan Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Barat
3. Sebelah Timur Kecamatan Botomuzoi, Kecamatan Hili Serangkai Kecamatan Gido dan Kecamatan Mau Nias
4. Sebelah Barat dengan samudera Hindia
Sama seperti Kabupaten Lainnya, Nias Barat juga memilki lembaga pendidikan sekolah tingkat SD, SMP dan SMA baik negeri maupun swasta yang tersebar pada 8 Kecamatan.
Tabel 2a. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap Kecamatan
Kecamatan
Jumlah Sekolah
Total
TK SD SMP/MTS SMA/Ma SMK
Lahomi 1 14 3 1 2 21
Lolofitu Moi
- 10 4 2 1 17
Mandrehe - 17 8 3 2 30
Mandrehe Barat
(31)
Kecamatan
Jumlah Sekolah
Total
TK SD SMP/MTS SMA/Ma SMK
Mandrehe Utara
- 14 5 2 2 23
Moro’o - 14 6 1 1 22
Sirombu - 15 6 2 - 23
Ulu Moro’o - 8 3 1 1 13
Tabel 2b. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan
Kecamatan
Total
Total PNS GKD GTT
Lahomi 106 15 39 160 Lolofitu
Moi
102 9 29 140
Mandrehe 213 33 53 299 Mandrehe
Barat
59 10 37 106
Mandrehe Utara
57 16 40 113
Moro’o 71 22 48 141
Sirombu 122 14 40 177
Ulu Moro’o 39 15 35 89
(32)
Tabel 2c. Jumlah siswa SMA/SMK yang tersebar pada setiap kecamatan
Kecamatan
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Total
Lahomi 340 308 648
Lolofitu Moi
369 327 696
Mandrehe 871 768 1634
Mandrehe Barat
90 100 190
Mandrehe Utara
243 230 473
Moro’o 273 219 492
Sirombu 303 295 598
Ulu Moro’o 145 143 288
(33)
Gambar 1. Peta Nias Barat
C. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Grace Ersat Januarto (2008), ”Hubungan Antara Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Tarakanita Magelang Terhadap Pelajaran Fisika Dengan Prestasi Belajar Fisika”. Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi siswa VIII SMP Tarakanita Magelang terhadap pelajaran fisika memilki korelasi positif dengan prestasi belajar. Artinya ketika siswa memiliki persepsi positif maka prestasi yang dimiliki juga baik.
Penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Checkely Doug (2010), ”High School Student’s Perception Of Physics” penelitian ini
(34)
mengatakan bahwa hanya ada sedikit siswa yang terdaftar pada ilmu fisika dibanding dengan ilmu lainnya seperti kimia dan biologi.
(35)
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik (Suparno 2010:135). Adapun desain penelitian yang digunakan adalah riset survey cross-sectional.
Survey cross-sectional yaitu mengumpulkan informasi dari suatu sampel yang
telah diambil dari populasi, yang telah ditentukan sebelumnya. Informasi dikumpulkan pada satu waktu tertentu (Suparno 2010:150).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di seluruh sekolah tingkat SMA di Kabupaten Nias Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah bulan Februari 2016.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Seluruh siwa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat. 2. Sampel
(36)
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap pelajaran fisika.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket/kuesioner. Dimana di dalam persepsi ini meliputi pengetahuan secara umum, pengalaman dan proses belajar siswa. Kuesioner ini diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa persepsi siswa SMA Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika. Dalam angket berisikan beberapa pernyataan tentang persepsi siswa terhadap fisika. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 3 dan kuesioner terdapat pada lampiran 1.
Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner
Aspek
Persepsi Indikator
No Item Pernyataan Pada Aspek yang Diteliti Dalam Persepsi
Jumlah Pengertian Penilaian Perencanaan Penerapan
Kognitif
Pengalaman belajar fisika (K1)
1, 3, 30, 33
5, 9, 23, 24, 28, 29
9
Pentingnya belajar fisika (K2)
29 16, 20
3 Manfaat
belajar fisika (K3)
8 16 15
(37)
Kemampuan siswa dalam mempelajari fisika (K4)
34, 35
2
Aspek
Persepsi Indikator
No Item Pernyataan Pada Aspek yang Diteliti Dalam Persepsi
Jumlah Perasaan Suasana hati Evaluasi
Afektif
Pemecahan masalah yang diahadapi saat menyelesaikan persoalan fisika (A1)
18 14, 19 7, 10, 11, 13,
7
Proses belajar fisika (A2)
22 17, 32 12, 31
5 Makna fisika
bagi kehidupan manusia (A3)
4, 25, 27 3
Akibat yang diperoleh dari belajar fisika (A4)
6, 26 2, 21
4
Total 36
F. Metode Analisis Data 1. Pengisian Kuesioner
Pada setiap item pernyataan pilihan jawaban siswa terdiri dari 4 macam jawaban dan setiap jawaban memiliki skor 1-4.
Pernyataan negatif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan atau seharusnya dialami dalam pelajaran fisika. Pernyataan negatif diberikan skor sebagai berikut.
(38)
Tabel 4a. Pemberian skor pada kuesioner untuk pernyataan negatif Pilihan Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju 4 Tidak Setuju 3
Setuju 2
Sangat Setuju 1
Pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapakan atau seharusnya dialami dalam pelajaran fisika. Pernyataan positif diberikan skor sebagai berikut.
Tabel 4b. Pemberian skor pada kuesioner untuk pernyataan positif Pilihan Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2
Setuju 3
Sangat Setuju 4
2. Analisis data dari kuesioner yang diisi
Pernyataan pada kuesioner adalah 36 pernyataan, pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Penyebaran setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel 5.
(39)
Tabel 5. Penyebaran pernyataan positif dan ngatif pada kuesioner Peryataan Nomor pada kuesioner
Positif
2, 3, 7, 11, 12, 15, 18, 21, 27, 31, 33, 34, dan 35
Negatif
1, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 32 dan 36
Setiap pernyataan pada kuesioner diberikan skor masing-masing yang berdasarkan pada tabel 4 dan tabel 5. Dari skor yang diperoleh dapat dianalisis sebagai berikut (Ridwan & Sunarto 2014).
Jumlah pernyataan = 36
Skor minimal yang dimiliki siwa adalah 1 x 36 pernyataan = 36
Skor maksimal yang dimiliki siswa adalah 4 x 36 pernyataan = 144
Dari skor ini akan di kelompokkan 4 persepsi yaitu A = Baik Sekali, B = Baik, C= Kurang Baik, D = Tidak Baik
Rentang nilai antara 144 – 36 adalah 108
���� � � �� �� � � � = 48 = 27
Maka diperoleh pengelompokkan pada tabel berikut
Tabel 6. Kelompok persepsi siswa terhadap pelajaran fisika
Kelompok Bentuk Persepsi Skor Skor(%)
A Baik Sekali 118-144
(40)
Kelompok Bentuk Persepsi Skor Skor(%)
B Baik 91-117
62.6 - 81.25
C Kurang Baik 64-90
43.76 – 62.5
D Tidak Baik 36-63
25-43.75
Dari pengelompokkan yang sudah dilakukan maka dapat dikelompokkan bentuk persepsi berdasarkan teori yaitu persepsi positif dan persepsi negatif.
Tabel 7. Bentuk Persepsi
Kelompok Persepsi Bentuk Persepsi A dan B Positif
C dan D Negatif
3. Pengisian Urutan Mata Pelajaran
Pengisian tabel urutan mata pelajaran berdasarkan 3 hal yaitu tingkat kesulitan mata pelajaran fisika, tingkat kesukaan mata pelajaran fisika, dan tingkat kegunaan mata pelajaran fisika bagi studi kedepannya.
Analisis data yang dilakukan adalah dengan melihat presentase siswa dari setiap mata pelajaran berdasarkan ketiga hal tersebut.
(41)
G. Validitas
Tes yang memiliki validitas ialah instrumen yang digunakan untuk mengukur atau menakar sesuatu itu teliti dan tepat mengenai apa yang hendak diukur (Noer Rohmah:2015:233). Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi), yaitu mengukur apakah isi dari instrument yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau dites (Suparno:2010:68). Validasinya adalah validasi internal yaitu validasi yang dilakukan bersama kedua dosen pembimbing. Penelitian ini mengukur persepsi siswa terhadap pelajaran fisika maka secara keseluruhan isi dari instrumen yang diberikan adalah instrumen yang berisi beberapa pernyataan tentang fisika.
(42)
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan bersama tim yang terdiri dari 4 mahasiswa yaitu Rati Hia, Yosefin Gulo, Legi Daeli dan Frans Lahagu dengan topik permasalahan yang berbeda tetapi menggunakan sampel yang sama. Pelaksanaan penelitian pada bulan Februari 2016, di seluruh sekolah tingkat SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat. Sebelumnya peneliti sudah memberikan surat permohonan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat untuk melakukan penelitian di seluruh sekolah tingkat SMA kelas XI IPA. Dinas Pendidikan menerima permohonan yang telah dibuat. Surat permohonan ijin penelitian dan surat pemberian ijin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat terlampir pada lampiran 2a dan ran 2b. Jumlah sekolah tingkat SMA yang ada di Nias Barat adalah 12. Pada awalnya peneliti merencanakan 12 sekolah yang akan diteliti, oleh karena terdapat satu sekolah yang tidak memiliki kelas IPA maka peneliti hanya melakukan penelitian di 11 sekolah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 506 siswa SMA kelas XI IPA.
Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi terlebih dahulu ke sekolah- sekolah untuk membicarakan waktu pelaksanaan penelitian oleh peneliti. Berikut jadwal penelitian yang telah dilakukan.
(43)
Tabel 8. Jadwal penelitian
No Nama Sekolah Tanggal Pelaksanaan
Penelitian 1 SMAN 1 Mandrehe 10, 12 Februari 2016 2 SMAS BNKP Karamel 10, 13 Februari 2016 3 SMAS Kristen Arastamar 12 Februari 2016 4 SMAN 1 Ulu Moro'o 13 Februari 2016 5 SMAN 2 Mandrehe 13 Februari 2016 6 SMAN 1 Lahomi 15 Februari 2016 7 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016 8 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016 10 SMAN 1 Sirombu 18 Februari 2016 9 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016 11 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016
Kegiatan penelitian dimulai pada 09 Februari 2016 dan berakhir pada 20 Februari 2016. Laporan pelakasanaan penelitian yang terdiri dari berita acara dan daftar hadir siswa dapat dilihat pada lampiran 3a sampai 3k. Selama melaksanakan penelitian, peneliti mendapat beberapa kendala yang dihadapi yaitu ada beberapa siswa yang mengikuti bimbingan belajar persiapan mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional) sehingga ada beberapa siswa yang tidak mengisi kuesioner yang peneliti berikan, selain itu waktu yang dimiliki oleh peneliti sangat terbatas. Akibatnya peneliti hanya bisa mengunjungi 1 sekolah saja dalam satu hari dan dalam hal administrasi yang dimiliki oleh sekolah cukup terbatas meliputi fasilitas dan tenaga ahli adminstrasi, sehingga peneliti harus menunggu sedikit dalam menyelesaikan administrasi. Surat
(44)
keterangan telah melakukan penelitian dan berita acara dari setiap sekolah terlampir pada lampiran 3a sampai 3k.
Secara keseluruhan penelitian sudah terlaksana dengan baik dan kendala yang dihadapi bisa sedikit diatasi oleh peneliti dan tim peneliti.
B. Analisis data dan Pembahasan
1. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika
Dalam pengukuran persepsi siswa terhadap pelajaran fisika terdiri 36 item pernyataan, yang memiliki skor antara 1 – 4. Skor pengukuran persepsi siswa berada diantara 36 - 144. Distribusi jawaban siswa dan skor jawaban siswa terlampir pada lampiran 4a dan lampiran 4b. Skor setiap item pernyataan terdapat pada lampiran 4c.
Pengukuran dilakukan terhadap 506 siswa SMA sebagai sampel dari seluruh SMA se-Kabupaten Nias Barat. Dengan berbantuan SPSS diperoleh data perhitungan kuesioner seperti pada tabel 9.
Tabel 9. Data perhitungan pada kuesioner
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Skor 506 43.00 % 92.00% 73.77% 6.50701
Valid N (listwise) 506
Berikut diperoleh hasil distribusi frekuensi perolehan skor berdasarkan data yang diperoleh.
(45)
Tabel 10. Distribusi frekuensi perolehan skor Interval Skor Interval Skor (%) Mean (%) Kate gori Frekuensi Skor (%) Freku ensi (%) Frekuensi Kumulatif Bentuk Persepsi 118 –
144
81.26 –
100 84 A 49
9.68 49
Positif 91 – 117 62.6 –
81.25 73
B 433 85.57 482 64 – 90 43.76 –
62.5 59 C 23
4.54
505
Negatif 36 – 63 25 -
43.75 43.1 D 1
0.19
506
Berdasarkan tabel 10 siswa dapat dikelompokkan memiliki persepsi positif dan negatif tergantung pada kuesioner yang diisi. Dilihat dari skor yang dimiliki oleh siswa pada pengisian kuesioner, nilai skor diantara 36 – 90 siswa tersebut memiliki persepsi negatif terhadap pelajaran fisika dan skor diantara 91 – 144 siswa dikatakan memiliki persepsi positif terhadap pelajaran fisika.
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tabel 10 diperoleh bahwa 85. 57% siswa memilki nilai rata-rata 73% atau berada pada kelompok B (Baik) atau hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat memiliki persepsi positif terhadap fisika. Artinya siswa SMA Kabupaten Nias Barat memiliki pandangan baik tentang fisika, mereka beranggapan bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang penting diberikan di sekolah atau dapat dikatakan bahwa siswa SMA Kabupaten
(46)
Nias Barat menerima adanya pelajaran fisika. Analisis tabel 10 terdapat pada lampiran 5.
Ditinjau dari jumlah siswa yang mempunyai persepsi positif terhadap masing-masing indikator ditnjukkan pada tabel 11.
Tabel 11. Distribusi skor persepsi siswa per indikator
No Indikator Skor rata-rata (%) Kategori Frekuensi (%) Persepsi Positif Persepsi Negatif
A B C D
1 K1 73.00 B 13.44 76.68 9.68 0.20 2 K2 82.00 A 57.11 35.97 5.93 0.99 3 K3 77.50 B 46.64 41.11 11.26 0.99 4 K4 66.60 B 14.23 39.33 39.72 6.72 5 A1 68.60 B 4.74 76.28 18.77 0.20 6 A2 72.50 B 15.22 70.36 14.43 0.00 7 A3 77.80 B 43.68 48.22 6.52 1.58 8 A4 77.90 B 25.89 63.24 10.47 0.40
Dilihat dari tabel 11 diatas persentase skor rata-rata paling tinggi berada pada indikator kognitif ke-2 dengan skor 82%, berada kategori ”A” (baik sekali) dan ada sejumlah 76.68% siswa memiliki persepsi positif. Artinya hampir seluruh siswa SMA se Kabupaten Nias Barat sangat setuju bahwa pelajaran fisika sangat penting diberikan di sekolah karena fisika ke depan mempunyai sumbangan yang penting dalam perkembangan teknologi. Siswa SMA Kabupaten Nias Barat menyadari akan pentingnya pelajaran fisika dan dengan belajar mereka akan memiliki banyak
(47)
pengetahuan. Dari tabel 11 presentase skor rata-rata paling rendah pada indikator ke-4 dengan skor rata-rata 66%, berada pada kategori ”B” (baik) akan tetapi masih ada sejumlah 39.72% siswa memiliki persepsi negatif artinya siswa SMA se Kabupaten Nias Barat belum memiliki kemampuan yang baik dalam belajar fisika, dan mencapai nilai tinggi dalam pelajaran fisika. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal mulai dari metode pengajaran yang dilakukan oleh guru, dimana guru di SMA Kabupaten Nias Barat lebih cenderung menambah ilmu pengetahuan siswa saja daripada melatih siswa memecahkan masalah dan berpikir hal ini dapat ditunjukkan dari hasil item no 12 memiliki skor yang rendah yaitu berada pada 59.5%.
Tinjauan perolehan skor pada setiap sekolah ditampilkan pada tabel 12.
Tabel 12. Skor persepsi siswa pada setiap sekolah
No Nama Sekolah
Rata-rata
Kategori Skor Skor
(%) 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 104 72.2 B 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 104 72.2 B 3 SMAN 1 Lahomi 109 75.7 B 4 SMAS Kristen Arastamar 107 74.2 B 5 SMAN 1 Sirombu 105 73.1 B 6 SMAS BNKP Karamel 103 71.3 B 7 SMAN 1 Mandrehe 108 74.8 B 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 105 72.9 B 9 SMAN 2 Mandrehe 110 76.3 B
(48)
No Nama Sekolah
Rata-rata
Kategori Skor Skor
(%) 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 105 73.1 B 11 SMAN 1 Moro'o 108 74.9 B
Tabel 12 merupakan hasil perolehan skor pada setiap sekolah. Setiap sekolah mempunyai nilai rata-ratanya tersendiri, dapat dilihat bahwa skor seluruh sekolah yang ada di Nias Barat memiliki persepsi positif atau berada pada kategori “B” terhadap fisika. Jika dilihat dari skor rata persepsi positif tertinggi diperoleh oleh SMAN 2 Mandrehe yaitu berada pada skor 76.3 % atau sebagian besar siswa memiliki tanggapan yang baik terhadap pelajaran Fisika.
Untuk mengetahui pada indikator mana saja terkandung persepsi siswa setiap sekolah dapat dilihat pada tabel 13a dan 13b.
Tabel 13a. Distribusi skor pada setiap aspek kognitif
No Nama Sekolah
K1 K2 K3 K4
Skor (%) Kate gori Skor (%) Kate gori Skor (%) Kate gori Skor (%) Kate gori
1 SMAN 1 Lolofitu Moi 72.11 B 79.90 B 78.43 B 57.60 C 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 70.66 B 81.77 A 80.21 B 64.84 B 3 SMAN 1 Lahomi 75.11 B 85.67 A 80.00 B 62.00 C 4 SMAS Kristen Arastamar 75.79 B 80.95 B 71.43 B 75.00 B 5 SMAN 1 Sirombu 73.15 B 78.36 B 76.50 B 67.88 B 6 SMAS BNKP Karamel 67.68 B 77.08 B 73.30 B 67.61 B 7 SMAN 1 Mandrehe 73.97 B 85.42 A 80.56 B 66.52 B 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 71.76 B 83.13 A 77.18 B 65.48 B 9 SMAN 2 Mandrehe 75.95 B 84.22 A 77.66 B 73.67 B 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 72.34 B 81.94 A 74.83 B 66.41 B 11 SMAN 1 Moro'o 74.40 B 82.74 A 77.74 B 68.21 B
(49)
Tabel 13b. Distribusi skor pada setiap aspek afektif
No Nama Sekolah
A1 A2 A3 A4
Skor (%) Kate gori Skor (%) Kate gori Skor (%) Kate gori Skor (%) Kate gori
1 SMAN 1 Lolofitu Moi 68.70 B 70.10 B 75.33 B 75.74 B 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 66.74 B 67.50 B 78.13 B 77.34 B 3 SMAN 1 Lahomi 69.71 B 76.00 B 81.33 A 79.00 B 4 SMAS Kristen Arastamar 64.80 B 77.14 B 72.62 B 81.25 B 5 SMAN 1 Sirombu 68.50 B 71.88 B 76.62 B 75.95 B 6 SMAS BNKP Karamel 67.61 B 69.77 B 79.55 B 77.41 B 7 SMAN 1 Mandrehe 69.60 B 71.67 B 80.26 B 77.46 B 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 65.99 B 70.95 B 76.79 B 79.91 B 9 SMAN 2 Mandrehe 71.05 B 74.36 B 77.84 B 81.52 A 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 68.01 B 72.29 B 77.43 B 76.69 B 11 SMAN 1 Moro'o 68.67 B 76.86 B 76.43 B 79.02 B
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada setiap sekolah, dan dilihat berdasarkan aspek kognitif dan afektif. Seluruh sekolah di Nias Barat pada kognitif ke-1 berada pada ketegori “B” dengan nilai rata-rata skor berbeda, skor rata-rata tertinggi terdapat di SMAN 2 Mandrehe dengan skor 75.95% artinya SMAN 2 Mandrehe memiliki pengalaman belajar fisika yang baik dalam proses belajar fisika, fasilitas yang ada di SMAN 2 Manderehe cukup mendukung pembelajaran dan guru mampu membuat proses pembelajaran berjalan dengan baik yang tidak membosankan dan membuat siswa bersemangat dalam belajar fisika. Skor rata-rata terendah di SMAS BNKP Karmel dengan skor 67.68% artinya hanya cukup baik dalam pengalaman belajar fisika. Pada kognitif ke-2 (K2) skor tertinggi yaitu pada SMAN 1 Lahomi dengan skor 85.67% dan skor terendah di SMAS BNKP Karmel dengan skor 77.08%. Pada aspek kognitif pertama (K1), Kognitif ketiga (K3), Afektif pertama (A1) dan Afektif kedua (A2) seluruh SMA se Kabupaten Nias Barat berada pada kategori B artinya seluruh siswa SMA
(50)
Kabupaten Nias Barat memiliki pengalaman yang baik dalam belajar fisika, mengetahui manfaat dari belajar fisika dan menemukan solusi ketika menghadapi persoalan fisika dan dalam proses belajar fisika siswa mengetahui bahwa guru lebih baik melatih cara berpikir mereka dalam memecahkan masalah daripada hanya menambah pengetahuan. Pada aspek kognitif keempat (K4) terdapat 2 sekolah yaitu SMAN 1 Lolofitu Moi dan SMAN 1 Lahomi yang berada pada ketagori C artinya seluruh siswa di sekolah tersebut memilki persepsi negatif bahwa tidak memiliki kemampuan yang baik dalam belajar fisika dan juga belum mampu mencapai nilai yang tinggi dalam belajar fisika. Akan tetapi disamping kelemahan yang dimiliki oleh siswa SMAN 1 Lahomi mereka memilki kelebihan yaitu 81.33% siswa atau hampir seluruhnya tahu bahwa persitiwa fisika mudah ditemui dalam kehidupann sehari-hari, juga fisika dapat bermakna bagi kebaikan masyarakat dan banyak memiliki sumbangan dalam dunia kerja ke depannya.
Pada indikator selanjutnya yaitu pada indikator afektif keempat (A4) skor tertinggi diperoleh SMA N 2 Mandrehe yiatu sebesar 81.52% dan skor terendah diperoleh SMAN 1 Lolofitu Moi yaitu 75.74%. Artinya bahwa banyak siswa SMAN 2 Mandrehe tahu persis bahwa orang yang pandai fisika adalah orang yang tahu rumus fisika dan dapat menggunaknnya selain itu orang yang belajar fisika tidak selalu terlihat angker. Dapat dikatakan bahwa selama siswa SMAN 2 Mandrehe belajar fisika mereka selalu mendapatkan guru mata pelajaran fisika yang menyenangkan dan mereka
(51)
mengtahui dengan belajar fisika dapat meningkatkan nilai kerjasama dan tidak mementingkan diri sendiri. Hal ini berkebalikan dengan SMAN 1 Lolofitu Moi, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMAN 1 Lolofitu Moi belum ada guru bidang studi yang benar- benar lulusan pendidikan fisika, mata pelajaran fisika diampu oleh guru bidang studi matematika. Hal ini dapat menjadi penyebab bahwa siswa belum mampu diterima dengan baik oleh siswa SMAN 1 Lolofitu Moi. Analisis tabel 13a dan 13b terdapat pada lampiran 6.
2. Pengurutan Mata Pelajaran
Mata pelajaran diurutkan berdasarkan tiga hal yaitu berdasar kesulitan, kesukaan dan kegunaan. Distribusi pengurutan mata pelajaran oleh siswa terlampir pada lampiran 7. Dari ketiga hal tersebut dilihat manakah mata pelajaran yang menurut siswa paling sulit, disukai dan berguna untuk studi kedepannya.
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil pada tabel berikut.
Tabel 14. Hasil presentase pengurutan mata pelajaran secara keseluruhan
No Mata Pelajaran
Persentase (%) Sulit Disukai Berguna 1 Fisika 25.49 9.09 6.13 2 Kimia 23.52 10.67 7.31 3 Biologi 0.00 21.15 33.79
(52)
No Mata Pelajaran
Persentase (%) Sulit Disukai Berguna 4 Matematika 29.45 11.46 14.62 5 Bahasa Indonesia 0.59 13.44 8.10 6 Bahasa Inggris 18.38 10.87 15.22 7 Agama 1.19 18.97 11.46
8 PKN 1.38 4.35 3.36
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh siswa SMA se-Kabupaten Nias Barat mata pelajaran tersulit adalah mata pelajaran fisika setelah mata pelajaran matematika. Presentase terbesar yaitu 25.49 % pada mata pelajaran fisika artinya cukup banyak siswa menganggap bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit dibandingkan dengan ketujuh mata pelajaran lainnya. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang sulit disebabkan beberapa hal yaitu pada awalnya siswa memiliki persepsi bahwa fisika itu sama dengan mata pelajaran matematika karena banyak menghitung dan memiliki rumus yang banyak sehingga sulit untuk dihapalkan ketika ujian. Hal ini dapat ditunjukkan pada skor siswa pada item no 10 memiliki skor yang rendah yaitu 45.8% artinya siswa setuju agar dapat berhasil dalam pelajaran fisika yang terpenting adalah menghafalkan rumus- rumus. Pada akhirnya saat menyelesaikan soal fisika jika tidak tahu rumusnya maka tidak ada lagi hal yang dapat dilakukan.
(53)
Fisika juga menjadi mata pelajaran yang tidak begitu disukai, ini ditunjukkan bahwa hanya 9.09% siswa yang menyukai pelajaran fisika. Mata pelajaran fisika tidak begitu disukai oleh siswa hal ini merupakan tantangan bagi guru fisika untuk membuat siswa menyukai pelajaran fisika. Ketidak sukaan mata pelajaran ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kurangnya fasilitas pembelajaran fisika, ditunjukkan pada hasil skor yang diperoleh pada item no 33 yaitu 55.7% artinya kelengkapan fasilitas yang diberikan oleh sekolah masih kurang atu tidak lengkap. Hal ini terlihat juga pada sebelas sekolah yang ada di Kabupaten Nias Barat tidak memiliki laboratorium fisika sehingga pembelajaran fisika tidak pernah dilakasanakan di laboratorium.
Walaupun tergolong mata pelajaran yang sulit dan tidak disukai tetapi mata pelajaran fisika termasuk mata pelajaran yang masih memiliki kegunaan bagi siswa untuk melanjutkan studi ke depannya. Terlihat bahwa masih ada 6.12% siswa yang merasa studinya kedepan dipengaruhi oleh fisika. Hal ini dikarenakan siswa tau bahwa fisika memiliki banyak peran dalam perkembangan teknologi, hasilnya menunjukkan pada item no 15 siswa memiliki skor yang tinggi yaitu berada pada 72.6% dimana siswa mempunyai persepsi yang positif bahwa kemajuan teknologi saat ini sangat dipengaruhi oleh ilmu fisika.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, tidak disukai dan tidak memiliki kegunaan untuk melanjutkan studinya ke depan.
(54)
Berikut distribusi pengurutan mata pelajaran pada setiap sekolah ditampilkan pada tabel 15.
Tabel 15. Distribusi pengurutan mata pelajaran pada setiap sekolah
Nama Sekolah Mata Pelajaran
Jumlah Siswa (%)
Sulit Suka Berguna
SMAN 1 Lolofitumoi
Fisika 50.98 13.73 1.96
Kimia 19.61 9.80 1.96
Biologi 0.00 25.49 54.90
Matematika 17.65 5.88 7.84
Bahasa Indonesia 0.00 17.65 9.80
Bahasa Inggris 9.80 9.80 13.73
Agama 0.00 13.73 7.84
PKN 1.96 3.92 1.96
SMAN 1 Mandrehe Utara
Fisika 43.75 0 6.25
Kimia 0 50 25.00
Biologi 0 0 0.00
Matematika 43.75 0 12.50
Bahasa Indonesia 0 25 6.25
Bahasa Inggris 12.5 6 18.75
Agama 0 19 31.25
PKN 0 0 0.00
SMAN 1 Lahomi
Fisika 24 4 8
Kimia 68 4 4
Biologi 0 32 40
Matematika 0 32 16
Bahasa Indonesia 0 4 4
Bahasa Inggris 8 16 12
Agama 0 8 12
PKN 0 0 4
SMAS Arastamar
Fisika 28.57 28.57 14.28
Kimia 14.29 0.00 0
Biologi 0.00 0.00 14.28
Matematika 28.57 14.29 42.85714
Bahasa Indonesia 0.00 0.00 0 Bahasa Inggris 28.57 0.00 28.57
Agama 0.00 57.14 0
PKN 0.00 0.00 0
SMAN 1 Sirombu Fisika 4.17 4.17 1.39
(55)
Nama Sekolah Mata Pelajaran
Jumlah Siswa (%)
Sulit Suka Berguna
Biologi 0.00 19.44 29.17
Matematika 27.78 9.72 11.11
Bahasa Indonesia 0.00 12.50 8.33 Bahasa Inggris 5.56 15.28 22.22
Agama 2.78 27.78 16.67
PKN 4.17 1.39 2.78
SMAS Karmel
Fisika 56.82 9.09 6.82
Kimia 0.00 13.64 9.09
Biologi 0.00 11.36 20.45
Matematika 22.73 15.91 22.73
Bahasa Indonesia 0.00 9.09 0.00 Bahasa Inggris 18.18 9.09 13.64
Agama 0.00 27.27 27.27
PKN 2.27 4.55 0.00
SMAN 1 Mandrehe
Fisika 30.95 8.33 5.95
Kimia 3.57 14.29 7.14
Biologi 0.00 39.29 41.67
Matematika 44.05 4.76 16.67
Bahasa Indonesia 0.00 7.14 3.57 Bahasa Inggris 20.24 7.14 16.67
Agama 0.00 14.29 3.57
PKN 1.19 4.76 4.76
SMAN 1 Ulu Moro'o
Fisika 14.29 7.14 4.76
Kimia 11.90 2.38 0.00
Biologi 0.00 19.05 33.33
Matematika 35.71 19.05 11.90
Bahasa Indonesia 0.00 11.90 19.05 Bahasa Inggris 38.10 14.29 11.90
Agama 0.00 14.29 9.52
PKN 0.00 11.90 9.52
SMAN 2 Mandrehe
Fisika 23.40 6.38 10.63
Kimia 46.81 8.51 12.76
Biologi 0.00 14.89 25.53
Matematika 10.64 25.53 17.02
Bahasa Indonesia 0.00 8.51 6.38 Bahasa Inggris 17.02 17.02 14.89
Agama 0.00 19.15 8.51
(56)
Nama Sekolah Mata Pelajaran
Jumlah Siswa (%)
Sulit Suka Berguna
SMAN 2 Lolofitumoi
Fisika 12.50 0.00 0.0
Kimia 8.33 4.17 4.2
Biologi 0.00 18.75 43.8
Matematika 66.67 4.17 18.8
Bahasa Indonesia 4.17 43.75 18.8
Bahasa Inggris 8.33 8.33 8.3
Agama 0.00 16.67 6.3
PKN 0.00 4.17 0.0
SMAN 1 Moro'o
Fisika 15.71 22.86 14.29
Kimia 24.29 11.43 10.00
Biologi 0.00 14.29 28.57
Matematika 17.14 8.57 10.00
Bahasa Indonesia 1.43 7.14 7.14 Bahasa Inggris 35.71 8.57 14.29
Agama 5.71 18.57 11.43
PKN 0.00 8.57 4.29
Presentase mata pelajaran fisika ditinjau dari setiap sekolah disajikan pada tabel 16.
Tabel 16. Presentase mata pelajaran fisika pada setiap sekolah berdasarkan ketiga aspek
Nama Sekolah
Skor (%)
Sulit Suka Berguna
SMAN 1 Lolofitumoi 50.98 13.73 1.96
SMAN 1 Mandrehe Utara 43.75 0 6.25
SMAN 1 Lahomi 24 4 8
SMAS Arastamar 28.57 28.57 14.28
SMAN 1 Sirombu 4.17 4.17 1.39
SMAS BNKP Karmel 56.82 9.09 6.82
SMAN 1 Mandrehe 30.95 8.33 5.95
SMAN 1 Ulu Moro'o 14.29 7.14 4.76
SMAN 2 Mandrehe 23.40 6.38 10.63
SMAN 2 Lolofitumoi 12.50 0.00 0.0
(57)
Pada setiap sekolah presentase kedudukan mata pelajaran fisika berdasarkan kesulitan, kesukaan dan kegunaan berbeda - beda. Hasilnya menunjukkan bahwa di SMAS BNKP Karmel 56.82% siswa menganggap bahwa pelajaran fisika termasuk pelajaran yang sulit, presentase ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan sekolah – sekolah lainnya. Berbeda dengan SMAN 1 Sirombu, hanya ada 4.17% siswa yang menganggap bahwa fisika itu sulit.
Dilihat juga berdasarkan kesukaan mata pelajaran fisika tidak begitu disukai oleh siswa karena pada awalnya siswa sudah menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sama dengan matematika yang isinya hanya rumus. Fisika sesungguhnya tidak hanya berisi rumus saja melainkan konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal. Hasil yang sangat disayangkan di SMAN 1 Mandrehe Utara dan SMAN 2 Lolofitu Moi hasilnya menunjukkan bahwa 0% artinya seluruh siswa SMAN 1 Mandrehe Utara tidak ada yang menyukai pelajaran fisika. Presentase terbesar atau siswa yang banyak menyukai pelajaran fisika dibandingkan dengan sekolah lainnya adalah di SMAS Arastamar dengan presntasenya sebesar 28.57%. SMAS Arastamar adalah sekolah yang baru didirikan, sekolah ini berdiri pada tahun 2012 dan masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Akan tetapi ini tidak menjadi penghalang bagi siswa mereka bahwa mereka kedepaan hendaknya bisa memanfaatkan pelajaran fisika bagi studi mereka kedepan.
(58)
Perkembangan teknologi yang canggih saat ini tidak lepas dari peran ilmu fisika, namun sayangnya tidak banyak siswa lulusan SMA yang melanjutkan studinya kebidang ilmu fisika. Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Doug Checley hanya ada sedikit siswa yang melajutkan studinya kebidang fisika dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti biologi dan kimia (Doug Checkley 2010). Hal ini hampir sama pada sekolah – sekolah yang ada di Kabupaten Nias Barat, di SMAN 2 Lolofitu Moi bahkan tidak ada siswa yang menganggap pelajaran fisika berguna bagi studi mereka ke depannya. Selain tidak berguna siswa di SMAN 2 Lolofitu Moi juga tidak menyukai fisika sama sekali dengan presentase 0%, akan tetapi mereka tidak beranggapan bahwa fisika itu sulit. Presentase tertinggi berada di SMAN 1 Moro’o yaitu sebesar 14.29% artinya walau hanya sebagian kecil saja tetap ada yang menganggap bahwa pelajaran fisika itu berguna bagi kelanjutan studinya kedepan.
(59)
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa se Kabupaten Nias Barat terahadap mata pelajaran fiska. Dari hasil data dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan, hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat memiliki persepsi positif terhadap fisika. Artinya hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat menerima adanya pelajaran fisika di sekolah. Dibuktikan dengan 85. 57% siswa memilki nilai rata-rata 73% berada pada kelompok B (Baik).
Fisika adalah mata pelajaran tersulit bagi siswa SMA Kabupaten Nias Barat, dengan presentase tertinggi yaitu 25.49 %, selain itu mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang tidak begitu disukai, ini ditunjukkan hanya 9.09% siswa yang menyukai pelajaran fisika. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi awal siswa yang menganggap fisika adalah kumpulan rumus sehingga sulit dihafalkan, metode mengajar yang digunakan oleh guru serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung pembelajaran fisika. Akan tetapi masih ada 6.12% siswa yang merasa studinya kedepan dipengaruhi oleh fisika karena ilmu fisika memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi kedepan.
(60)
B. Saran
1. Bagi Guru dan Calon Guru
Penulis menyarankan agar guru dan calon mata pelajaran fisika, agar lebih peka terhadap persepsi yang telah dimilki oleh siswa baik itu persepsi negative maupun persepsi positif. Ada baiknya setelah guru melakukan proses pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berefleksi tentang pembelajaran yang siswa alami selama mempelajari fisika. Hal ini akan sangat berguna bagi guru untuk mengetahui persepsi siswa yang dapat membantu guru untuk mempertahankan persepsi yang baik dan mengubah persepsi yang buruk secara perlahan. Akan lebih baik lagi jika guru berusaha menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti yang akan melakukam penelitian yang hampir sama seperti yang dilakukan ini ada baiknya jika peneliti selanjutnya mengembangkan tujuan penelitian mengingat penelitian ini hanya mendeskripsikan saja mungkin dapat ditambahi dengan melihat akibat dari persepsi yang terjadi. Ada baiknya juga peneliti selanjutnya melakukan metode wawancara terhadap siswa yang mewakili sampel.
3. Bagi Sekolah
Sekolah lebih meningkatkan kegiatan pemanfaatan fasilitas yang telah tersedia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.
(61)
4. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat
Sebaiknya Dinas Pendidikan setempat memberikan perhatian khusus terhadap sekolah-sekolah yang belum memiliki tenaga pendidik khusus mata pelajaran fisika. Karena ada beberapa sekolah yang bahkan tidak memiliki guru bidang studi fisika. Selain itu juga perlu memperhatikan fasilitas pembelajaran fisika khusunya laboratorium.
(62)
45
DAFTAR PUSTAKA
Chana Jasmina. 2014. Perception of Physics. Diakses tanggal 16 Mei 2016 dari http://sciencegrrl.co.uk/Perceptions-physics/
Doug Checkley, High School Student’s Perceptions of Physics, Thesis, Faculty of
Education, Lethbridge 2010.
J. Grace E, Hubungan Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Tarakanita Magelang Terhadap Pelajaran Fisika Dengan Prestasi Belajar Fisika. Skripsi, Universitas Sanata Dharma, 2008.
Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id. Diakses tanggal 01 Juni 2016.
Ridwa & Sunarto. 2014. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Alfabeta. Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
(63)
46
(64)
47
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
KUESIONER PERSEPSI SISWA TENTANG FISIKA
PENJELASAN DAN PEDOMAN PENGISIANA. Penjelasan
1. Pengisian pernyataan - pernyataan ini bukan merupakan pengerjaan suatu tes jadi tidak mempengaruhi nilai pelajaran Fisika anda
2. Agar betul-betul dapat bermanfaat pernyataan - pernyataan ini hendaknya anda isi dengan jujur
B. Pedoman I
1. Pada tabel di bawah terdapat sejumlah pernyataan tentang persepsi siswa tentang mata pelajaran fisika
2. Jawaban anda mohon ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan 3. Berilah tanda centang (√) yang sesuai dengan pengalaman anda
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju
(65)
48
No Pernyataan STS TS S SS
1
Pelajaran fisika sama dengan matematika karena hanya menghitung
2
Orang yang pandai fisika adalah orang yang hafal rumus-rumus dan dapat
menggunakannya
3 Belajar berarti menambah pengetahuan
4
Peristiwa fisika sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
5
Pelajaran fisika adalah pelajaran yang membosankan
6
Orang yang mempelajari/ mendalami bidang fisika terkesan serius dan terlihat angker
7
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya
8
Pelajaran fisika tidak akan bermanfaat bagi kehidupan saya
9
Belajar fisika merupakan kegiatan yang melelahkan dan tidak berguna
10
Agar dapat berhasil dalam pelajaran fisika yang terpenting adalah menghafalkan rumus-rumus
(66)
49
No Pernyataan STS TS S SS
11
Memecahkan masalah pada soal fisika pada dasarnya mencari rumus yang tepat
12
Guru seharusnya lebih banyak melatih murid memecahkan masalah dan berpikir daripada menambah pengetahuan siswa
13
Ketika menjelang ujian pelajaran fisika, yang terpenting dilakukan adalah menghafalkan contoh-contoh soal yang pernah dibahas dan dijelaskan oleh guru
14
Jika saya lupa suatu rumus tertentu untuk menyelesaikan soal ujian, maka tidak ada lagi hal yang dapat saya lakukan
15
Kemajuan teknologi saat ini sangat dipengaruhi oleh ilmu fisika
16
Studi saya dikemudian hari tidak memerlukan penguasaan tentang fisika
17
Pada saat belajar fisika sedang berlangsung saya menginginkan pelajaran fisika itu cepat selesai/ berakhir
18
Ketika ada soal yang sulit saya merasa tertantang untuk mengerjakan soal tersebut
(67)
50
No Pernyataan STS TS S SS
19
Soal fisika yang sulit membuat saya malas belajar
20
Dalam karir saya kedepan tidak memerlukan penguasaan tentang fisika
21
Orang yang cerdas adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan
22
Pada saat akan belajar fisika saya merasa cemas/ khawatir
23
Pelajaran fisika dapat membuat saya terbebani karena semakin bertambah materinya bertambah pula yang tidak dimengerti dan tidak jelas
24
Keberadaan pelajaran fisika di sekolah membuat saya kurang semangat ke sekolah
25
Pelajaran fisika tidak memiliki sumbangan dalam dunia kerja kedepan
26
Pelajaran fisika dapat membuat seseorang menjadi mementingkan diri sendiri
27
Ilmu fisika dapat bermakna bagi kebaikan masyarakat
28
Tidak ada hal yang menarik perhatian saya dalam pelajaran fisika
(68)
51
No Pernyataan STS TS S SS
29
Pelajaran fisika tidak perlu diberikan di sekolah
30
Hasil ujian dari pelajaran fisika adalah sebuah keberuntungan
31
Tugas utama guru adalah menambah pengetahuan para murid
32
Metode pembelajaran yang dipakai oleh guru saya membuat saya malas mempelajari fisika
33
Fasilitas pembelajaran fisika di sekolah saya lengkap
34
Saya memiliki kemampuan yang baik untuk mempelajari fisika
35
Saya memilki kemampuan untuk mencapai nilai yang tinggi dalam pelajaran fisika
36
Sampai saat ini saya belum melihat hubungan antara fisika yang saya pelajari dengan persitiwa/fenomena di alam atau dalam kehidupan sehari-hari
C. Pedoman II
(69)
52 Matematika
Fisika Biologi Kimia
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Agama
PKN
B. Isilah mata pelajaran tersebut pada setiap tabel yang telah tersedia C. Bacalah petunjuk khusus yang ada pada setiap tabel
1. Dari daftar mata pelajaran yang tersedia di atas urutkanlah mulai dari yang paling sulit ke yang paling mudah
*untuk nomer urutan 1 adalah mata pelajaran yang paling sulit
Tingkat kesulitan
Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6
(70)
53 7
8
2. Dari daftar mata pelajaran yang tersedia di atas urutkanlah mulai dari yang paling saya sukai ke yang paling tidak saya sukai
*untuk nomer urutan 1 adalah mata pelajaran yang paling saya sukai
Tingkat kesukaan
Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Dari daftar mata pelajaran yang tersedia di atas urutkanlah mulai dari yang paling berguna bagi studi saya/ di masa yang akan datang ke mata pelajaran yang tidak berguna bagi studi saya/ di masa yang akan datang
(71)
54
*untuk nomer urutan 1 adalah mata pelajaran yang paling berguna bagi studi saya kedepan
Tingkat kegunaan
Mata Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8
(72)
55
(73)
56
(74)
57
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
66
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
71
(89)
(90)
(91)
74 Lampiran 3d. SMAN 1 Ulu Moro’o
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
79
(97)
(98)
(99)
(100)
(1)
256
(2)
257
(3)
258
(4)
259
(5)
260
(6)
261