PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP KEPUTUSAN TAMU UNTUK MENGINAP DI THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA : Survei Pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

(1)

(Survei Pada Tamu Individu yang Menginap

di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh:

YULVINA KUSUMA PUTRI 0807195

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

ABSTRAK

Yulvina Kusuma Putri, 0807195, Pengaruh Brand Personality Terhadap Keputusan Tamu Untuk Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And Spa

(Survei Pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And

Spa). Skripsi 2014, dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S dan Dewi

Pancawati N., S.Pd., MM.

Perkembangan bisnis dewasa ini berkembang pesat seiring dengan perkembangan era globalisasi yang berpengaruh kuat terhadap perekonomian dunia, industri pariwisata adalah salah satu diantaranya. Salah satu akomodasi yang penting dalam industri pariwisata adalah hotel karena merupakan sarana penunjang kegiatan pariwisata. Konsep dari boutique hotel berhasil mengalihkan minat konsumen untuk beralih ke konsep ini. Konsep boutique hotel telah ditetapkan pada beberapa hotel di Kota Bandung diantaranya The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa, The Amaroossa, Scarlet Dago Hotel, Grand Serela Setiabudhi, Asmila Boutique Hotel, Sukajadi Hotel, D’Batoe Boutique Hotel dan lain-lain. Tingkat hunian The Ardjuna Boutique Hotel and Spa terus mengalami penurunan, oleh karena itu Manajemen hotel menggunakan brand personality untuk meningkatkan keputusan menginap tamunya. Brand personality adalah himpunan karakteristik manusia yang terkait dengan merek. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh temuan mengenai brand personality, keputusan menginap dan pengaruh dari

brand personality terhadap keputusan menginap. Objek dalam penelitian ini

adalah tamu individu yang memutuskan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, dan

metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik probability

sampling, serta jumlah sampel 100 responden. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik regresi linear berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20 for windows. Wawancara dan penyebaran angket sebagai teknik pengumpulan data. Temuan penelitian menunjukan bahwa brand personality dengan dimensi sincerity (X1), excitement (X2), competence (X3), sophistication (X4) dan ruggedness (X5) mempunyai pengaruh terhadap

keputusan menginap tamu yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran yang digunakan.


(3)

ABSTRACT

Yulvina Kusuma Putri, 0807195, Effect of Brand Personality To Guest Decision To Stay in The Ardjuna Boutique Hotel and Spa (Survey to individual guest who stay in The Ardjuna Boutique Hotel And Spa). Thesis 2014, Under guidance of Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S and Dewi Pancawati N., S.Pd., MM. The development of business is growing rapidly along with the development of globalization is a powerful influence on the world economy, the tourism industry is one of them. One important property is the tourism industry as a means of supporting tourism activities. The concept of boutique hotels managed to divert the interest of consumers to switch to this concept. The concept of boutique hotels have been established in several hotels in Bandung including The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, The Amaroossa, Scarlet Dago Hotel, Grand Serela Setiabudhi, Asmila Boutique Hotel, Sukajadi Hotel, D’Batoe Boutique Hotel and others. Occupancy rate The Ardjuna Boutique Hotel and Spa continues to decline, therefore the hotel management use brand personality to improve his decision to stay. Brand personality is the set of human characteristics associated with a brand. The purpose of this research are to findings the implementation of brand personality, stay-decision and effect of brand personality toward stay-decision. Objects in this study is the individual guest who staying at The Ardjuna Boutique Hotel and Spa. The type of study is descriptive and verivicative, the method of this study is explanatory survey with probability sampling technique, and using 100 sample of respondents. Data analysis technique using multiple linear regression techniques and using SPSS 20 for windows. Data collection techniques by interviews and distributing questionnaires. The result of this study is indicate that brand personality with sub dimension sincerity (X1), excitement (X2), competence (X3), sophistication (X4) and ruggedness (X5) are influence stay-decision which cosnsist of product choice, brand choice, dealer choice, purchase amount, purchase timing, and payment methode.


(4)

DAFTAR ISI

COVER Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Brand Personality ... 14

2.1.1.1 Brand Personality dalam Hospitality Marketing Mix ... 14

2.1.1.2 Definisi Brand Personality ... 18

2.1.1.3 Dimensi Brand Personality ... 23

2.1.2 Keputusan Menginap ... 24

2.1.2.1 Keputusan Menginap bagian dari Perilaku Konsumen ... 24

2.1.2.2 Konsep Keputusan Menginap ... 25

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Menginap ... 29

2.1.2.4 Dimensi Keputusan Menginap ... 31

2.1.3 Pengaruh Brand Personality Terhadap Keputusan Menginap ... 33

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 34


(5)

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 43

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 50

3.2.4.1 Populasi ... 50

3.2.4.2 Sampel ... 50

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 51

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 53

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 54

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 61

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis ... 62

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ... 64

3.2.7.2 Rancangan Uji Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Tamu The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...70

4.1.1 Profil Perusahaan...70

4.1.1.1 Profil The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...70

4.1.1.2 Sejarah Singkat The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...71

4.1.1.3 Struktur Organisasi The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...72

4.1.1.4 Produk Yang Ditawarkan The Ardjuna Boutique Hotel And Spa..73

4.1.2 Karakteristik Responden ...76

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ....76

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir ...77

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan...78


(6)

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Tinggal dan

Rata-rata Lama Menginap...80

4.1.2.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Tujuan Menginap dan Bersama Siapa Menginap...81

4.1.2.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi, Akan Kembali Menginap dan Akan Merekomendasikan Kepada Orang Lain ...83

4.1.2.7 Alasan Responden Memilih The Ardjuna Boutique Hotel And Spa Berdasarkan Tingkat Kepentingan ...84

4.2 Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...85

4.2.1 Sub Variabel Sincerity ...85

4.2.2 Sub Variabel Excitement...88

4.2.3 Sub Variabel Competence ...91

4.2.4 Sub Variabel Sophistication ...94

4.2.5 Sub Variabel Ruggedness ...96

4.2.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...98

4.3 Pelaksanaan Keputusan Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa ...101

4.3.1 Indikator Pilihan Produk...101

4.3.2 Indikator Pilihan Merek...103

4.3.3 Indikator Pilihan Distribusi ...105

4.3.4 Indikator Waktu Pembelian ...107

4.3.5 Indikator Jumlah Pembelian ...110

4.3.6 Indikator Metode Pembayaran ...111

4.3.7 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And Spa ...114

4.4 Hasil Uji Asumsi Variabel ...116

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ...116

4.4.2 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ...118

4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ...119


(7)

4.4.5 Model Persamaan Regresi Pengaruh Brand Personality Terhadap

Keputusan Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa ...122

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ...124

4.5.1 Temuan yang Bersifat Teoritik...124

4.5.2 Temuan yang Bersifat Empirik ...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...127

5.2 Saran ...128

DAFTAR PUSTAKA ...xvii LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan bisnis dewasa ini berkembang pesat seiring dengan perkembangan era globalisasi yang berpengaruh kuat terhadap perekonomian dunia, industri pariwisata adalah salah satu diantaranya. Kegiatan pariwisata diyakini dapat membawa dampak yang sangat besar terhadap devisa Negara. Kegiatan pariwisata juga bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya pariwisata sebagai bagian dari pembangunan sosial, budaya, ekonomi yang berkelanjutan.

Prospek pariwisata kedepan pun sangat menjanjikan bahkan memberikan peluang yang besar. Pariwisata memainkan peran penting di kawasan Asia-Pasifik dan menjadi kawasan yang mengalami pertumbuhan sektor pariwisata terbesar pada tahun 2013, yaitu 6,5%. Sementara di Asia Tenggara pertumbuhan sektor pariwisatanya lebih tinggi, yaitu 8,7% (Sumber: nasional.sindonews.com diakses pada 18 Januari 2014).

Banyak negara bergantung dari industri pariwisata karena sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Pertumbuhan ekonomi negara pun tak lepas dari kontribusi sektor pariwisata. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh pemerintah atau organisasi non-pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa.

Indonesia merupakan bagian dari Asia Tenggara yang memiliki wilayah paling luas. Wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke menyimpan begitu banyak sumber daya yang luar biasa melimpah. Indonesia akan serius menggarap sektor pariwisata karena kontribusinya yang besar dan merupakan sumber devisa Negara. Di Indonesia sendiri pertumbuhan sektor pariwisata selalu mengalami peningkatan dilihat dari jumlah wisman yang signifikan dari tahun ke


(9)

tahunnya. Berikut ini tabel yang menunjukan perkembangan jumlah wisman yang datang ke Indonesia dari tahun 2010 hingga 2013, yaitu:

TABEL 1.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA TAHUN 2010-2013

TAHUN WISMAN

2010 7.002.944

2011 7.649.731

2012 8.044.462

2013 8.637.275

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 1.1 menunjukan jumlah kunjungan wisman dari tahun 2010-2013 mengalami pertumbuhan yang signifikan tanpa ada fluktuasi, dengan jumlah wisman yang terus meningkat setiap tahunnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan, pada tahun 2014 target kunjungan wisman adalah 9,2 juta orang dan 255 juta pergerakan wisata untuk wisatawan nusantara (wisnus) (Sumber: travel.kompas.com diakses pada 10 Januari 2014).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Berdasarkan pengertian tersebut, kegiatan pariwisata memerlukan akomodasi penunjang yang memadai untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Akomodasi merupakan salah satu usaha pariwisata menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009, yang keberadaannya tidak terpisahkan dari kegiatan pariwisata yang juga merupakan ujung tombak roda perekonomian. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya di bidang akomodasi kepada wisatawan, diperlukan perencanaan yang baik pula untuk peningkatan atau penambahan jumlah akomodasi, peningkatan mutu dan jumlah tenaga kerja pada akomodasi, khususnya tenaga-tenaga profesional di kepariwisataan sesuai dengan peningkatan arus wisatawan yang datang dan penggunaan akomodasi pariwisata.


(10)

Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

potensi wisata dan sumber daya yang cukup baik dilihat dari sarana/prasarana yang tersedia. Hal ini berkolerasi dengan kebutuhan akan akomodasi baik bagi wisman maupun wisnus yang berkunjung ke Jawa Barat. Berikut adalah data yang menunjukan jumlah Hotel dan tamu per hari berdasarkan Provinsi di Pulau Jawa, yaitu:

TABEL 1.2

JUMLAH HOTEL DAN TAMU PER HARI BERDASARKAN PROVINSI DI PULAU JAWA TAHUN 2013

PROVINSI

JUMLAH RATA-RATA TAMU PER HARI

USAHA KAMAR TEMPAT

TIDUR INDONESIA ASING JUMLAH

DKI Jakarta 185 32.297 45.161 16.684 8.462 25.146

Jawa Barat 229 20.894 34.738 15.487 1.917 17.404

Jawa Tengah 166 11.572 18.898 12.876 438 13.314

DI Yogyakarta 61 5.801 9.280 3.466 753 4.219

Jawa Timur 113 12.195 19.804 7.135 1.051 8.186

Banten 43 3.943 5.998 1.935 285 2.220

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 1.2 menunjukan Jawa Barat menempati posisi pertama pada jumlah hotel, sebesar 229 usaha akomodasi, 20.894 kamar dan 34.738 tempat tidur. Dengan rata-rata tamu per hari yang datang ke Jawa Barat sebanyak 17.404 wisatawan.

Letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara Indonesia yaitu DKI Jakarta, menjadi salah satu nilai plus bagi perkembangan pariwisata Jawa Barat. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan untuk Kota Bandung dan sekitarnya. Disamping itu, keragaman daya tarik wisata (DTW) yang dimiliki Kabupaten/Kota di Jawa Barat memberikan alternative pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan yang berkunjung.

Pesatnya perkembangan pariwisata diikuti dengan pertumbuhan akomodasi yang baik pula. Salah satu akomodasi yang penting dalam industri pariwisata adalah hotel karena merupakan sarana penunjang kegiatan pariwisata.


(11)

Hotel menurut Hotel Properties Act dalam Vanessa Gaffar (2007:13), adalah

“Suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”.

Jenis hotel terdiri dari hotel bintang dan non bintang. Klasifikasi hotel bintang terdiri dari hotel bintang satu hingga lima sedangkan hotel non bintang terdiri dari melati satu hingga tiga. Untuk klasifikasi hotel ini ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengemukakan bahwa sebagian besar pangsa pasar dikuasi oleh hotel kelas menengah yakni hotel bintang tiga hingga bintang empat. Data mengenai jumlah hotel berbintang di Kota Bandung yakni sebagai berikut :

TABEL 1.3

JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG KLASIFIKASI HOTEL

JUMLAH HOTEL 2010 2011 2012 2013

Bintang 5 6 7 9 9

Bintang 4 19 22 23 24

Bintang 3 28 28 29 28

Bintang 2 16 18 22 22

Bintang 1 7 9 10 10

Jumlah 77 84 93 93

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2014

Tabel 1.3 menunjukan perkembangan hotel berbintang di Kota Bandung terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2012 hingga tahun 2013 jumlah hotel berbintang di Kota Bandung dengan jumlah yang tetap sebanyak 93, namun terdapat perbedaan pada jumlah hotel bintang 3 dan bintang 4. Pada tahun 2013 jumlah hotel dengan bintang 4 menjadi 24 naik 1 poin dari tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah hotel menjelaskan bahwa kebutuhan akan akomodasi hotel menjadi prioritas utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung.


(12)

Setiap Hotel berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk wisatawan dan memenangkan kompetisi dari pesaingnya. Hal tersebut diikuti dengan bermunculannya hotel-hotel baru di Kota Bandung, baik hotel dengan

local brand maupun international brand yang mengusung keunikannya

masing-masing. Berikut adalah gambar yang menunjukan persaingan antara hotel dengan merek lokal dan merek internasional di Kota Bandung, yaitu:

Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2014

GAMBAR 1.1

PERSAINGAN HOTEL DENGAN MEREK LOKAL DAN HOTEL DENGAN MEREK INTERNASIONAL DI KOTA BANDUNG

Gambar 1.1 menunjukan hotel dengan merek lokal memegang pasar dengan jumlah 92% dari keseluruhan hotel di Kota Bandung. Hotel dengan merek lokal masih menjadi pilihan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung dengan menawarkan atmosphere yang berbeda dan harga yang bersaing bila dibandingkan hotel dengan merek internasional.

Persaingan tersebut memotivasi beberapa hotel untuk berusaha memberikan konsep-konsep yang unik dengan menampilkannya pada visual merek agar dapat bertahan dan unggul dalam persaingan tersebut. Fenomena ini melahirkan inovasi baru mengenai konsep hotel yang akan didirikan agar mampu memasuki pasar dan dapat menarik minat wisatawan untuk beralih dari hotel yang

92% 8%


(13)

sebelumnya telah berdiri. Konsep yang sedang banyak diterapkan oleh hotel baru maupun hotel yang melakukan revitalisasi adalah konsep “Boutique Hotel”.

Boutique hotel merupakan salah satu tipe hotel yang pertama kali

dipopulerkan pada tahun 1980’s di London, New York dan San Fransisco.

Boutique hotel memiliki karakteristik desain bangunan dan interior yang unik, up to date dan bergaya modern life style, tentunya dalam hal ini tidak hanya atmosfer

ruangan tapi juga konsep pelayanan serta fasilitas yang disediakan di desain untuk memberikan kenyamanan bagi tamu hotel yang menginap.

Konsep dari boutique hotel berhasil mengalihkan minat konsumen untuk beralih ke konsep ini. Konsep boutique hotel telah ditetapkan pada beberapa hotel di Kota Bandung. Data boutique hotel di Kota Bandung disajikan sebagai berikut :

TABEL 1.4

HOTEL BERKONSEP BUTIK DI KOTA BANDUNG

NO NAMA HOTEL ALAMAT

1. Geulis Boutique Hotel Jl. Ir.H.Juanda No.129 Bandung

2. Arion Swiss-Bell Hotel Jl. Otto iskandardinata No. 16 Bandung 3. The Ardjuna Boutique and Spa Hotel Jl. Ciumbuleuit No. 152 Bandung

4. Asmila Boutique Hotel Jl. Setiabudhi No. 54 Bandung

5. D’Batoe Boutique Hotel Jl. Pasir Kaliki No. 78 Bandung

6. The Jayakarta Jl. Ir.H.Juanda No. 381 A Bandung 7. The Luxton Jl. Ir.H.Juanda No.18 Bandung

8. Padma Hotel Jl. Ranca Bentang 56-58 Bandung

9. The Silk Dago Boutique Hotel Jl. Ir.H.Juanda No. 392-394 Bandung 10. Horison Boutique Hotel Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 121 Bandung 11. The Palais Dago Hotel Jl. Ir.H.Juanda No. 90 Bandung

12. Grand Serela Setiabudhi Jl. Hegar Manah No. 9-15 Bandung

13. The Amaroossa Jl. Aceh No. 71A Bandung

14. Sukajadi Hotel Jl. Sukajadi No. 176 Bandung Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2014

Berdasarkan Tabel 1.4, boutique hotel terdiri dari Geulis Boutique Hotel, Arion Swiss-Bell Hotel, The Ardjuna Boutique and Spa Hotel, Asmila Boutique Hotel, D’Batoe Boutique Hotel, The Jayakarta, The Luxton, Padma Hotel, The

Silk Dago Boutique Hotel, Horison Boutique Hotel, The Palais Dago Hotel, Grand Serela Setiabudhi, The Amaroossa dan Sukajadi Hotel. Hotel- hotel tersebut memiliki klasifikasi hotel yang berbeda jika diklasifikasikan dalam hotel


(14)

berbintang, yaitu hotel bintang 3 dan hotel bintang 4 tergantung dari banyaknya kamar.

Pertumbuhan boutique hotel terus berkembang, menjadikan para pengusaha jasa akomodasi hotel bersaing untuk memperbaharui produk yang mereka jual dengan melakukan penambahan fasilitas, menempatkan brand

personality yang tepat, peningkatan kualitas pelayanan, serta melakukan berbagai

macam promosi. Biasanya hotel dengan konsep butik selalu menawarkan sesuatu yang lebih kepada tamunya jika dibandingkan dengan menginap di hotel dengan konsep lain pada umumnya.

Berikut data yang menunjukan ranking boutique hotel yang ada di Kota Bandung berdasarkan pengalaman yang didapat oleh tamu selama menginap, yaitu:

TABEL 1.5

BOUTIQUE HOTEL RANKING IN BANDUNG

RANKING HOTEL NAME

EXPERIENCE FROM GUEST

TOTAL REVIEW

EXCELLENT VERY

GOOD AVERAGE POOR TERRIBLE

1 The Amaroossa 95 112 30 10 5 252

2 Grand Serela

Setiabudhi 75 95 25 4 5 204

3 Asmila Boutique

Hotel 14 14 8 1 1 38

4 The Jayakarta

Bandung 9 38 33 3 2 85

5 Sukajadi Hotel 17 69 46 12 7 151

6

The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa

1 11 25 9 4 50

7 D’Batoe Boutique

Hotel 0 7 8 3 1 19

Sumber : Tripadvisor.com, Juni 2014

Posisi ranking dari data Tabel 1.5 ditentukan oleh tingkat popularitas hotel di dalam database tripadvisor.com (sering diakses dan mendapatkan banyak komentar serta penilaian mengenai fasilitas dan pelayanan secara menyeluruh) dan juga ditentukan oleh kalkulasi nilai pengalaman dari para reviewer yang


(15)

pernah menginap di hotel tersebut diantaranya, kualitas pelayanan, nilai dan manfaat yang didapat oleh tamu hotel, kualitas tidur, kebersihan, lokasi, kualitas kamar, fasilitas pendukung seperti spa, dan kualitas sarapan yang diberikan. Hal yang menarik dari data tersebut adalah posisi The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa yang hanya menempati urutan ke-enam, dikalahkan oleh boutique hotel

lainnya. Padahal The Ardjuna Boutique Hotel and Spa telah lama berdiri dibandingkan dengan butik hotel lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat rekomendasi dan hasil kalkulasi rating dari para reviewer masih rendah dari tamu

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa berada di lokasi strategis di kawasan Jl. Ciumbuleuit Bandung yang letaknya berdekatan dengan kawasan wisata belanja di Jl. Cihampelas, Jl. Setiabudhi dan Jl. Dago. Memiliki 77 kamar yang dibagi menjadi 6 tipe kamar yaitu deluxe room, deluxe balcony, deluxe suite,

junior suite, royal suite dan grand royal suite dengan desain mewah berkonsep boutique hotel.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa merupakan sebuah hotel yang

melakukan re-branding pada tahun 2004 dari nama hotelnya yang terdahulu yaitu

Hotel Ardjuna Plaza. Keadaan Hotel Ardjuna Plaza terdahulu dapat dikatakan

kurang menguasai pangsa pasar di Kota Bandung dan tingkat penghunian kamar (TPK) yang rendah menyebabkan manajemen Hotel Ardjuna Plaza memutuskan untuk melakukan re-branding dan mengambil sebuah konsep boutique hotel.

Menurut pemilik hotel (Ir. Indra Ning Pujiarto), faktor penyebab rendahnya tingkat penghunian kamar Hotel Ardjuna Plaza diantaranya adalah pelayanan hotel yang kurang maksimal dalam memahami apa yang tamu hotel inginkan dan butuhkan, fasilitas yang kurang lengkap untuk memenuhi kebutuhan tamu hotel, arsitektur dan interior bangunan yang kurang menimbulkan ketertarikan bagi wisatawan untuk menginap, serta personality yang dimiliki

Hotel Ardjuna Plaza yang kurang kuat.

Namun seluruh kelemahan yang dimiliki oleh Hotel Ardjuna Plaza terdahulu telah dievaluasi dan dilakukan strategi-strategi baru untuk mempertahankan keberadaan hotel tersebut serta untuk meningkatkan jumlah


(16)

occupancy hotel tersebut. Berikut merupakan data occupancy The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, yaitu:

TABEL 1.6

OCCUPANCY THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA TAHUN OCCUPANCY (%) TARGET

2011 79,78 80%

2012 79,20 80%

2013 75,67 80%

Sumber: Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, 2014

Tabel 1.5 menunjukkan occupancy The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dari tahun 2011 hingga 2013 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2013 The Ardjuna Boutique Hotel and Spa mengalami penurunan occupancy sebesar 3,53 poin dan pada tahun 2013 target yang telah ditetapkan oleh Management The Ardjuna Boutique Hotel and Spa sebesar 80% pun tidak tercapai.

Penetapan target occupancy ini, diikuti dengan inovasi dan pengembangan fasilitas di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa seperti salon dan pusat kebugaran yang telah resmi dibuka pada April 2013 dengan harapan dapat memenuhi dan menunjang kenyamanan tamu hotel. Salah satu pemasukan terbesar dari sebuah hotel adalah dari segi penjualan kamar, dimana tingkat occupancy dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan hotel. Oleh sebab itu, keputusan menginap calon tamu merupakan hal yang terpenting bagi sebuah industri hotel. Apabila keputusan menginap calon tamu tinggi pada suatu hotel maka tingkat hunian tamu pada hotel tersebut akan tinggi pula.

Meningkatnya tingkat hunian kamar merupakan tujuan utama dari industri perhotelan yang diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan. Setiap manajemen hotel berusaha memberikan persepsi-persepsi yang baik sebelumnya kepada calon tamu untuk menciptakan keputusan menginap dan menggunakan jasa di hotel tersebut. Banyak aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan menginap oleh tamu. Tamu merupakan aspek terpenting dari industri perhotelan yang selalu ingin memilih hotel terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan serta keinginannya.


(17)

Berikut adalah persentase tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa berdasarkan jenis tamu tahun 2013, yaitu:

Sumber: Front Office Department The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, 2014

GAMBAR 1.2

PERSENTASE TAMU YANG MENGINAP DI THE ARDJUNA BOUTIQUE HOTEL AND SPA BERDASARKAN

JENIS TAMU TAHUN 2013

Berdasarkan Gambar 1.2, tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa terdiri dari tamu grup dan tamu individu. Tamu grup terbagi atas dua kategori yaitu government dan corporate. Sedangkan tamu lainnya berasal dari travel agent. Tamu grup biasanya memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) sedangkan tamu individu biasanya memiliki tujuan untuk berlibur. Persentase tamu individu jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan tamu grup dengan persentase mencapai 61% atau sekitar 16.414 tamu, sedangkan tamu individu hanya 18% atau sekitar 4.932 tamu selama tahun 2013.

Faktor yang dapat mempengaruhi keputusan tamu untuk menginap sangat beragam selain dari segi fasilitas yang ditawarkan, harga, lokasi, pelayanan yang diberikan, brand personality yang disampaikan kepada konsumen memiliki peranan yang sangat penting. Fokus utama The Ardjuna Boutique Hotel and Spa untuk meningkatkan keputusan tamu untuk menginap di hotel ini adalah dengan menyampaikan brand personality hotel dengan baik kepada tamu. Branding dan

personality terkait satu sama lain, dimana sebuah merek tidak dapat dibangun atau

36% ( 9.757)

25% (6.657) 18% (4.932)

21% (5.606)

Government

Corporate

Individual Guest


(18)

bertahan tanpa pengenalan yang tepat di benak calon konsumen, sedangkan

personality di sisi lain tidak dapat bertahan tanpa merek yang kuat. Brand personality memerlukan strategi yang tepat agar produk mendapat tempat

tersendiri di dalam benak konsumen dan dapat bersaing dengan merek lain.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa menginginkan peningkatan jumlah

tamu dari tahun sebelumnya, oleh sebab itu pihak manajemen melakukan beberapa kinerja pemasaran melalui strategi brand personality sebagai hotel butik diantaranya dengan melakukan advertising di radio dan tv local di Bandung, email

blast, blackberry messengger blast, corporate social responsibility (CSR), internet marketing, dan media lainnya. Selain itu The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

juga melakukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan keputusan menginap tamu dan meningkatkan hunian kamar diantaranya dengan malakukan kegiatan

personal selling, direct selling, sales call ke beberapa perusahaan, institusi

pemerintah dan institusi pendidikan, sales promotion, advertising, corporate

sosial responsibility (CSR), flyering, serta kegiatan pemasaran lainnya.

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa merupakan hotel yang melakukan re-branding pada tahun 2004 sebagai butik hotel. Masih banyak diantara wisatawan

masih awam dengan hotel ini, padahal The Ardjuna Boutique Hotel and Spa telah berdiri cukup lama. Oleh karena itu manajemen hotel ingin menyampaikan brand

personality yang kuat, agar konsumen merasa dekat dengan brand The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dan memutuskan untuk menginap di hotel tersebut.

Menurut Aaker dalam Xuan Tran, Camille Dauchez dan Anna-Milena Szemik, (2013: 331) brand personality adalah “the set of human characteristics associated with a brand” artinya "himpunan karakteristik manusia yang terkait dengan merek". Sedangkan menurut Ferrandi and Valette (2010:8) brand

personality sebagai seluruh sifat kepribadian yang digunakan untuk mencirikan

seseorang dan memiliki asosiasi dengan merek. Brand personality yang dilakukan

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa ini berkaitan dengan cara yang dilakukan

manajemen agar dapat memberikan kesan positif kepada calon tamu serta merefleksikan karakteristik dirinya terhadap merek hotel sehingga terjadi kedekatan yang erat antara merek dengan calon tamu.


(19)

Keberhasilan strategi brand personality dapat diukur melalui dimensi sincerity atau ketulusan, excitement atau kegembiraan, competence atau kemampuan, sophistication atau keduniawian dan ruggedness atau ketangguhan. (Aaker dalam Xuan Tran, Camille Dauchez dan Anna-Milena Szemik (2013:331).

Sincerity tertuang dalam kejujuran dalam kualitas yang ditawarkan dengan

kenyataan, keaslian produk, dan keidentikan merek dengan sifat-sifat yang sederhana, seperti ceria, berjiwa muda dan bersahabat. Dimana The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa yang merupakan hotel bintang 4 dengan konsep butik

hotel yang berada di tengah perkotaan dengan fasilitas yang lengkap mulai dari fasilitas standart, hingga fasilitas yang tidak dimiliki hotel sekelas bintang 4 lainnya seperti salon, pusat kebugaran, spa dan karaoke.

Excitement tertuang dalam karakter unik dan imajinasi yang tinggi dalam

melakukan perbedaan dan inovasi. The Ardjuna Boutique Hotel and Spa menawarkan desain interior hotel yang mengusung kesan mewah, elegan dan modern di setiap sudut hotel. Setiap kamar di desain dengan arsitektur bergaya minimalis dan berkesan mewah. Dengan sentuhan kayu-kayu pada dinding dan dan lantai kamar, kolam renang dengan tema hutan mini, executive music room (karaoke), executive lounge, music lounge dan lobby lounge yang menyediakan 2500 jenis wine.

Competence yaitu mengacu kepada keamanan, kemudahan, kemampuan

untuk dapat diandalkan dan dipercaya oleh pelanggan. The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dilengkapi dengan fasilitas CCTV di setiap sudut hotel kecuali kamar, security check dilakukan dari satu pintu masuk, petugas security pun bertugas 24 jam, letak hotel pun mudah untuk dijangkau karena letaknya yang stategis berada di pusat kota dengan lingkungan sekitar hotel yang aman, asri, ramah lingkungan dan udara yang sejuk. Kemudahan lain yang dapat dinikmati tamu yaitu kemudahan online booking di www.theardjunahotels.com, fasilitas

room service yang dilakukan 24 jam, pick up service, valet car parking, wake up service, free internet access disemua area, laundry and dry clean dan drug store.

Sophistication dimana karakteristik yang berkaitan dengan eksklusifitas


(20)

yang mempesona yang ditawarkan pada pelanggan. The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa sebagai hotel bintang 4 dengan konsep butik hotel memiliki arsitektur

dan desain interior hotel yang unik dan berbeda dengan hotel lainnya dengan mengusung kesan mewah, elegan dan modern di setiap sudut hotel.

Ruggedness dimana karakteristik yang tangguh dan dikaitkan dengan

kinerja karyawan yang mampu memenuhi segala keinginan, kebutuhan dan keluhan yang tamu sampaikan. Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel and Spa selalu terbuka dalam menerima masukan dan keluhan yang tamu sampaikan. Dengan memberikan comment card kepada tamu yang menginap, diharapkan dapat memenuhi keinginan dan memperbaiki kekurangan yang dilakukan pihak hotel.

Berdasarkan uraian di atas untuk menilai adanya pengaruh brand

personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa terhadap keputusan untuk

menginap, maka dirasakan perlu untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Brand Personality Terhadap Keputusan Tamu Untuk Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa(Survei pada Tamu Individu yang Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tanggapan Tamu akan Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Bagaimana Keputusan Tamu untuk Menginap di The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa.

3. Bagaimana Pengaruh Brand Personality terhadap Keputusan Tamu untuk

Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai:


(21)

1. Tanggapan Tamu akan Brand Personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Keputusan Tamu untuk Menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

3. Pengaruh Brand Personality terhadap Keputusan Tamu untuk Menginap di

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baik secara teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen pemasaran pariwisata terfokus pada

brand personality terhadap keputusan menginap di dalam industri hotel

serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran. Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak lain, untuk mengetahui perkembangan dan fenomena kepariwisataan terutama di dalam industri perhotelan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi pihak Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel and Spa mengenai pengaruh brand personality The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dalam meningkatkan keputusan menginap tamu. Sehingga dapat menjadi bahan masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan serta mempertahankan eksistensi didalam usaha industri perhotelan. Penelitian ini juga dapat menjadi pengetahuan dan motivasi bagi kemajuan di industri perhotelan, khususnya yang ada di Bandung. Dan juga sebagai masukan bagi Dinas Pariwisata Kota Bandung dan PHRI.


(22)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya

pengaruh brand personality terhadap keputusan menginap. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variable adalah brand

personality (X) yang terdiri dari sincerity, excitement, competence, sophistication

dan ruggedness. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variable ialah keputusan menginap tamu di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa (Y) yang terdiri dari pilihan produk, pilihan merek, pilihan distribusi, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran.

Menurut Sugiyono (2012:39), independent variable atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya dependent variable (terikat).

Penelitian ini dilakukan di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa dengan unit analisis penelitian ini adalah tamu individu yang menginap di The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa. Berdasarkan waktu penelitian yang kurang dari satu

tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method.

Cross sectional menurut Husein Umar (2008:45) yaitu: “metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun tertentu (tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”. Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh brand personality terhadap keputusan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tujuan penelitian dan variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2010:11)

menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk


(23)

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran secara keseluruhan mengenai brand personality terhadap keputusan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

Adapun penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2009:8)

“Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan. Dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”. Dalam penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, mengenai pengaruh brand personality terhadap keputusan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif maka metode yang digunakan adalah explanatory survey. Menurut Ker

Linger dalam Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Utama dan Mahadewi (2012: 45) operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi), konsep yang dapat diamati atau dapat diobservasi merupakan hal yang sangat penting. Variabel adalah unsur dari objek yang diteliti, merupakan ciri yang melekat pada objek penelitian tersebut (Utama dan Mahadewi, 2012:34).

Dalam penelitian ini, variabel yang dioperasionalisasikan adalah brand


(24)

sebagai variabel dependent. Secara lengkap operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

VARIAB EL/S UB VARIAB EL

KONSEP VARIAB EL/S UB

VARIAB EL

INDIKATOR UKURAN SKALA NO. ITEM

Brand Personality

(X)

Brand personality is “the set of human characteristics associated with a brand”. Aaker dalam Xuan Tran, Camille Dauchez and Anna-Milena Szemik (2013: 330)

Sincerity (X1)

Ketulusan yang tertanam dalam sebuah merek.

Down-to-earth

 Tingkat keserdehanaan sikap karyawan ketika melayani tamu

Ordinal A.1

Honest

 Tingkat kejujuran karyawan ketika menyampaikan produk hotel

Ordinal A.2

Sincere

 Tingkat ketulusan karyawan ketika melayani tamu

Ordinal A.3

Wholesome  Tingkat kenyamanan

hotel Ordinal A.4

Original

 Tingkat keaslian produk yang dimiliki hotel

Ordinal A.5

Cheerful

 Tingkat kemampuan karyawan dapat menyenangkan tamu

Ordinal A.6

Friendly

Tingkat keramahan karyawan ketika melayani tamu

Ordinal A.7

Excitement (X2)

Kegembiraan yang tertanam dalam sebuah merek.

Cool

 Tingkat kemampuan menampilkan diri sebagai hotel yang mengagumkan

Ordinal B.1

Imaginative  Tingkat keimajinatifan

produk hotel Ordinal B.2

Unique  Tingkat keunikan

produk hotel Ordinal B.3

Up-to-date  Tingkat keuptodatean

produk hotel Ordinal B.4

Independent

 Tingkat kemampuan menampilkan konsep tersendiri dibanding hotel lain

Ordinal B.5

Contemporary

 Tingkat kemampuan menampilkan sebagai hotel yang bergaya masa kini

Ordinal B.6

Competence (X3)

Kemampuan yang tertanam dalam sebuah merek.

Reliable

 Tingkat kehandalan karyawan ketika


(25)

Hard work ing

 Tingkat kemampuan karyawan memberikan kepuasan kepada tamu

Ordinal C.2

Intelligent

 Tingkat kemampuan karyawan

menampilkan diri sebagai karyawan cerdas dan inovatif

Ordinal C.3

Successful

 Tingkat kemampuan karyawan memenuhi harapan tamu

Ordinal C.4

Leader

 Tingkat kemampuan menampilkan diri sebagai hotel yang terbaik

Ordinal C.5

Confident

 Tingkat kemampuan karyawan

menampilkan diri sebagai karyawan yang yakin memenuhi keinginan tamu

Ordinal C.6

Sophistication (X4)

Keduniawian yang tertanam dalam sebuah merek

Upper class

 Tingkat kemampuan menampilkan sebagai hotel yang eksklusif

Ordinal D.1

Good look ing  Tingkat kenyamanan

hotel saat menginap Ordinal D.2

Charming

 Tingkat kemampuan karyawan dalam berpenampilan

Ordinal D.3

Feminine

 Tingkat keanggunan karyawan ketika melayani tamu

Ordinal D.4

Smooth

 Tingkat ketenangan lingkungan disekitar hotel

Ordinal D.5

Ruggedness (X5)

Ketangguhan yang tertanam dalam sebuah merek

Outdoorsy  Tingkat kemenarikan

fasilitas outdoor Ordinal E.1

Tough

 Tingkat kesesuaian hotel dalam memenuhi kebutuhan tamu

Ordinal E.2 VARIAB EL/S UB

VARIAB EL

KONSEP VARIAB EL/S UB

VARIAB EL

INDIKATOR UKURAN SKALA NO. ITEM Keputusan

Menginap (Y)

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar benar memilih suatu produk untuk dibeli. Kotler & Keller (2012:161)

Pilihan Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk

Kenyamanan  Tingkat kenyamanan

kamar yang tersedia Ordinal F.1

Variasi

 Tingkat variasi jenis kamar yang tersedia dibandingkan dengan akomodasi lainnya


(26)

tujuan lain. Kotler dan Keller

(2012:161) Fasilitas

 Tingkat daya tarik fasilitas lain selain kamar

Ordinal F.3

Pilihan Merek

Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Kotler dan Keller (2012:161)

Citra

Tingkat citra The Ardjuna Boutique Hotel sebagai Boutique Hotel

Ordinal G.1

Pilihan Distribusi

Konsumen harus mengambil keputusan tentang dealer mana yang akan digunakan. Kotler dan Keller (2012:161)

Kemudahan akses

 Tingkat kemudahan akses menuju The Ardjuna Boutique Hotel

and Spa

Ordinal H.1

Kesrategisan lokasi

 Tingkat kestrategisan lokasi The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa

Ordinal H.2

Ketersediaan saluran reservasi

 Tingkat ketersediaan saluran reservasi yang beragam

Ordinal H.3

Waktu Pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat berbeda-beda, misalnya ada yang membeli satu bulan sekali dan mungkin satu tahun sekali. Kotler dan Keller (2012:161)

Ketertarikan tamu menginap pada saat

week day

 Tingkat ketertarikan tamu menginap pada saat week day

Ordinal I.1

Ketertarikan tamu menginap pada saat

week end

 Tingkat ketertarikan tamu menginap pada saat week end

Ordinal I.2

Ketertarikan tamu menginap pada saat

holiday

 Tingkat ketertarikan tamu menginap pada saat holiday

Ordinal I.3

Ketertarikan tamu menginap pada saat ada promosi

 Tingkat ketertarikan tamu menginap pada saat ada promosi

Ordinal I.4

Jumlah Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Kotler dan Keller (2012:161)

Lamanya menginap (length of stay) dalam satu kali menginap

 Tingkat lamanya menginap (length of

stay) dalam satu kali

menginap

Ordinal J.1

Frekuensi tamu menginap dalam satu bulan

 Tingkat frekuensi tamu menginap dalam satu bulan

Ordinal J.2

Metode Pembayaran

Konsumen dapat memilih metode mana yang akan digunakan saat melakukan pembayaran. Kotler dan Keller

Keragaman metode pembayaran

 Tingkat keragaman

metode pembayaran Ordinal K.1

Kemudahan melakukan pembayaran

 Tingkat kemudahan


(27)

(2012:161) Ketertarikan tamu melakukan pembayaran melalui tunai

 Tingkat ketertarikan tamu melakukan pembayaran melalui tunai

Ordinal K.3

Ketertarikan tamu melakukan pembayaran melalui

debit/credit card

 Tingkat ketertarikan tamu melakukan pembayaran melalui

debit/credit card

Ordinal K.4

Sumber : Dari berbagai literatur dan pengolahan data, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh, Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Husein Umar (2009:42) menjelaskan bahwa:

1. Data Primer

”Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik

individu atau perseorang seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”. Dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung.

2. Data Sekunder

“Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram”.

Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan data dalam tabel 3.2 berikut:


(28)

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

NO JENIS DATA SUMBER DATA

DATA SEKUNDER

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Mancanegara ke Indonesia Badan Pusat Statistik 2014 2. Jumlah Akomodasi dan Rata-rata

Tamu di Pulau Jawa Badan Pusat Statistik 2014 3. Jumlah Hotel Berbintang di Kota

Bandung

Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung 2013

4. Persaingan Hotel Lokal dan Hotel Internasional di Kota Bandung

Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung 2014

5. Boutique Hotel Ranking in Bandung Tripadvisor.com 2014

6. Room occupancy The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa

Management The Ardjuna Boutique Hotel and Spa 2014

7. Klasifikasi Tamu Yang Menginap di

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa

Front Office Department The

Ardjuna Boutique Hotel and

Spa 2014 DATA PRIMER

9. Karakteristik Tamu

Tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa

10.

Tanggapan Tamu mengenai Brand

Personality The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa

Tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa

11.

Tanggapan Responden terhadap Keputusan menginap The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa

Tamu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa

Sumber: Hasil pengolahan data, 2014

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Dalam mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Populasi bukan hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang


(29)

ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek itu.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tamu individu yang memutuskan menginap di The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa pada tahun 2013 sebanyak 4.932. (Sumber: The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, 2014)

3.2.4.2 Sampel

Dalam suatu penelitian, tidak mungkin untuk meneliti semua populasi karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu, peneliti dapat mengambil sebagian objek populasi yang disebut sampel.

Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari tamu individu The Ardjuna Boutique Hotel and Spa. Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan, maka dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:59) yaitu sebagai berikut:

Rumus : n = N 1+ Ne2 Keterangan

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir

Perhitungan Rumus Slovin : n = Sampel

N = 4.932 e = 10% n = N

1+ Ne2 n = 4.932 1+ 4.932 * 0.12 n = 4.932 = 98 50,32


(30)

Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kelonggaran sebesar 10% maka diperoleh ukuran sampel (n) di

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa minimal sebesar 98 responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:81), ”Teknik sampel adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value)”.

Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling (Sugiyono, 2011:117). Probability sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling

meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidental, purposive

sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah systematic random

sampling untuk populasi bergerak (mobile sampling) yang termasuk ke dalam nonprobability sampling.

Sugiyono (2011:84) mengemukakan bahwa “metode pengambilan acak

sistematis adalah metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan jarak

atau interval tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diuraikan”. Dengan

demikian tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population

target) merupakan syarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dan metode acak sistematis.

Adapun langkah-langkah dalam tekik pengambilan sampel ini adalah dilakukan sebagai berikut.

1. Menentukan tamu yang akan dijadikan objek penelitian yaitu tamu individu yang menginap di The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point pada objek yang akan diteliti, dalam penelitian ini adalah lobby The Ardjuna Boutique Hotel and

Spa.


(31)

4. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang akan diambil.

5. Pada hari yang ditentukan pada check point, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara membagikan kuesioner.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:37) menjelaskan bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu:

1. Wawancara

Sugiyono (2010:194) mengemukakan bahwa ”Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada Departemen

Sales and Marketing dan Manager Front Office The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu The Ardjuna Boutique Hotel and Spa, khususnya mengenai brand personality yang dilaksanakan.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner tertutup dimana telah disediakan jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan persepsi masing-masing. Keuntungan dari


(32)

kuesioner adalah tidak memerlukan hadirnya peneliti, dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, menurut apa yang responden rasakan, dan menurut waktu kesenggangan responden, dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian ini adalah tamu

The Ardjuna Boutique Hotel and Spa.

4. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data juga dilakukan dengan studi literatur yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku atau jurnal, home

page atau website guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan

teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian dan variabel yang diteliti yaitu brand personality dan keputusan menginap.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian, data adalah hal yang terpenting karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti juga fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successiveinterval (MSI). Pengujian validitas dan realibilitas pada penelitian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:145) yang dimaksud dengan validitas

adalah ”Suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah.


(33)

   

 

2 2

2

 

2

n XY X Y

r

n X X n Y Y

 

 

 

Menurut Sugiyono (2010:172) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Setelah data diubah menjadi data interval, maka dapat dilakukan pengujian validitas. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dari suatu instrumen adalah rumus korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

(Sugiyono, 2011: 183) Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi:

TABEL 3.3

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,5999 Sedang

0,60 – 0,7999 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2010:184)


(34)

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan tingkat signifikansi. Berikut ini keputusan pengujian validitas

instrumen:

1. Jika tingkat signifikansi < 0,05 (level of significant 5%) maka instrumen dikatakan valid.

2. Jika tingkat siginfikansi > 0,05 (level of significant 5%) maka instrumen dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for

windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh hasil pengujian dari item pertanyaan yang diajukan peneliti

sebagai berikut.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

NO. PERTANYAAN SIG KETERANGAN

BRAND PERSONALITY (X)

Sincerity (X1)

A1. Keserdehanaan sikap karyawan ketika

melayani tamu 0.000 Valid

A2. Kejujuran karyawan ketika menyampaikan

produk hotel 0.001 Valid

A3. Ketulusan karyawan ketika melayani tamu 0.017 Valid A4. Kemampuan karyawan memberikan apa yang

tamu harapkan 0.081 Tidak Valid

A5. Kenyamanan hotel 0.013 Valid

A6. Keaslian produk yang dimiliki hotel 0.000 Valid A7. Kemampuan karyawan dapat menyenangkan

tamu 0.001 Valid

A8. Keramahan karyawan ketika melayani tamu 0.000 Valid

Excitement (X2)

B1. Kemenarikan interior dan eksterior hotel 0.453 Tidak Valid B2. Kemampuan semangat karyawan saat melayani

tamu 0.086 Tidak Valid

B3. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang mengagumkan 0.007 Valid

B4. Keimajinatifan produk hotel 0.001 Valid


(35)

B6. Keuptodatean produk hotel 0.002 Valid B7. Kemampuan menampilkan konsep tersendiri

dibanding hotel lain 0.000 Valid

B8. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

bergaya masa kini 0.000 Valid

Competence (X3)

C1. Kehandalan karyawan ketika melayani tamu 0.031 Valid C2. Kemampuan karyawan memberikan kepuasan

kepada tamu 0.019 Valid

C3. Keamanan hotel 0.371 Tidak Valid

C4. Kemampuan karyawan menampilkan diri

sebagai karyawan cerdas dan inovatif 0.003 Valid C5. Kemampuan karyawan dalam bekerjasama

dengan baik 0.061 Tidak Valid

C6. Kemampuan karyawan memenuhi harapan

tamu 0.000 Valid

C7. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang terbaik 0.010 Valid

C8.

Kemampuan karyawan menampilkan diri sebagai karyawan yang yakin memenuhi keinginan tamu

0.001 Valid

Sophistication (X4)

D1. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

eksklusif 0.000 Valid

D2. Kenyamanan hotel saat menginap 0.002 Valid D3. Kemampuan karyawan dalam berpenampilan 0.000 Valid D4. Keanggunan karyawan ketika melayani tamu 0.003 Valid D5. Ketenangan lingkungan disekitar hotel 0.000 Valid

Ruggedness (X5)

E1. Kemenarikan fasilitas outdoor 0.000 Valid E2. Kesesuaian hotel dalam memenuhi kebutuhan

tamu 0.000 Valid

KEPUTUSAN MENGINAP (Y) Pilihan Produk (Y1)

F1. Kenyamanan kamar yang tersedia 0.000 Valid F2. Variasi jenis kamar yang tersedia dibandingkan

dengan akomodasi lainnya 0.024 Valid

F3. Daya tarik fasilitas lain selain kamar 0.012 Valid

Pilihan Merek (Y2)

G1. Citra The Ardjuna Boutique Hotel sebagai


(36)

Pilihan Distribusi (Y3)

H1. Kemudahan akses menuju The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa 0.016 Valid

H2. Kestrategisan lokasi The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa 0.030 Valid

H3. Ketersediaan saluran reservasi yang beragam 0.000 Valid

Waktu Pembelian (Y4)

I1. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekday 0.000 Valid I2. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekend 0.000 Valid I3. Ketertarikan tamu menginap pada saat holiday 0.000 Valid I4. Ketertarikan tamu menginap pada saat ada

promosi 0.000 Valid

Jumlah Pembelian (Y5)

J1. Lamanya menginap (length of stay) dalam satu

kali kunjungan 0.000 Valid

J2. Frekuensi tamu menginap dalam satu bulan 0.014 Valid

Metode Pembayaran (Y6)

K1. Keragaman metode pembayaran 0.033 Valid

K2. Kemudahan melakukan pembayaran 0.013 Valid K3.

Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui tunai 0.000 Valid

K4. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui debit/credit card 0.000 Valid

K5. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran di

muka (DP) 0.914 Tidak Valid

Sumber : Hasil pengolahan data, 2014

Berdasarkan hasil pengujian validitas menggunakan SPSS 20 for windows, dari seluruh item pertanyaan terdapat enam item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid yaitu item pertanyaan nomor A.4 dengan tingkat signifikansi 0.081, nomor B.1 dengan tingkat signifikansi 0.453, nomor B.2 dengan tingkat signifikansi 0.086, nomor C.3 dengan tingkat signifikansi 0.371, nomor C.5 dengan tingkat signifikansi 0.061 dan K.5 dengan tingkat signifikansi 0.914. Ke-enam item pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid karena tingkat signifikansi melebihi dari 0,05. Dengan demikian seluruh instrumen pertanyaan diuji kembali dengan tidak mengikutsertakan ketiga item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, maka diperoleh hasil sebagai berikut.


(37)

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

NO. PERTANYAAN SIG KETERANGAN

BRAND PERSONALITY (X) Sincerity (X1)

A1. Keserdehanaan sikap karyawan ketika

melayani tamu 0.000 Valid

A2. Kejujuran karyawan ketika menyampaikan

produk hotel 0.001 Valid

A3. Ketulusan karyawan ketika melayani tamu 0.017 Valid

A5. Kenyamanan hotel 0.013 Valid

A6. Keaslian produk yang dimiliki hotel 0.000 Valid A7. Kemampuan karyawan dapat menyenangkan

tamu 0.001 Valid

A8. Keramahan karyawan ketika melayani tamu 0.000 Valid

Excitement (X2)

B3. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang mengagumkan 0.007 Valid

B4. Keimajinatifan produk hotel 0.001 Valid

B5. Keunikan produk hotel 0.010 Valid

B6. Keuptodatean produk hotel 0.002 Valid

B7. Kemampuan menampilkan konsep tersendiri

dibanding hotel lain 0.000 Valid

B8. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

bergaya masa kini 0.000 Valid

Competence (X3)

C1. Kehandalan karyawan ketika melayani tamu 0.031 Valid C2. Kemampuan karyawan memberikan kepuasan

kepada tamu 0.019 Valid

C4. Kemampuan karyawan menampilkan diri

sebagai karyawan cerdas dan inovatif 0.003 Valid C6. Kemampuan karyawan memenuhi harapan

tamu 0.000 Valid

C7. Kemampuan menampilkan diri sebagai hotel

yang terbaik 0.010 Valid

C8.

Kemampuan karyawan menampilkan diri sebagai karyawan yang yakin memenuhi keinginan tamu

0.001 Valid

Sophistication (X4)

D1. Kemampuan menampilkan sebagai hotel yang

eksklusif 0.000 Valid

D2. Kenyamanan hotel saat menginap 0.002 Valid D3. Kemampuan karyawan dalam berpenampilan 0.000 Valid D4. Keanggunan karyawan ketika melayani tamu 0.003 Valid


(38)

D5. Ketenangan lingkungan disekitar hotel 0.000 Valid

Ruggedness (X5)

E1. Kemenarikan fasilitas outdoor 0.000 Valid E2. Kesesuaian hotel dalam memenuhi kebutuhan

tamu 0.000 Valid

KEPUTUSAN MENGINAP (Y) Pilihan Produk (Y1)

F1. Kenyamanan kamar yang tersedia 0.000 Valid F2. Variasi jenis kamar yang tersedia dibandingkan

dengan akomodasi lainnya 0.024 Valid

F3. Daya tarik fasilitas lain selain kamar 0.012 Valid

Pilihan Merek (Y2)

G1. Citra The Ardjuna Boutique Hotel sebagai

Boutique Hotel 0.000 Valid

Pilihan Distribusi (Y3)

H1. Kemudahan akses menuju The Ardjuna

Boutique Hotel and Spa 0.016 Valid

H2. Kestrategisan lokasi The Ardjuna Boutique

Hotel and Spa 0.030 Valid

H3. Ketersediaan saluran reservasi yang beragam 0.000 Valid

Waktu Pembelian (Y4)

I1. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekday 0.000 Valid I2. Ketertarikan tamu menginap pada saat weekend 0.000 Valid I3. Ketertarikan tamu menginap pada saat holiday 0.000 Valid I4. Ketertarikan tamu menginap pada saat ada

promosi 0.000 Valid

Jumlah Pembelian (Y5)

J1. Lamanya menginap (length of stay) dalam satu

kali kunjungan 0.000 Valid

J2. Frekuensi tamu menginap dalam satu bulan 0.014 Valid

Metode Pembayaran (Y6)

K1. Keragaman metode pembayaran 0.033 Valid

K2. Kemudahan melakukan pembayaran 0.013 Valid K3. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui tunai 0.000 Valid

K4. Ketertarikan tamu melakukan pembayaran

melalui debit/credit card 0.000 Valid


(39)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Menurut Sugiyono (2011:183)

“Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama

atau konsisten”. Dalam pandangan positifistik, suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach

alpha, yaitu:

{ } { ∑ }

(Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi, 2008:171) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= varians total

∑ = jumlah varians butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

∑ ∑

(Husein Umar, 2008:172)

n = jumlah sampel

= jumlah varians

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika Koefisien


(1)

140

terdapat tanggapan yang negatif dari responden. Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel And Spa perlu melihat dan mengevaluasi hal-hal yang dianggap sebagai pembeda dari boutique hotel lainnya agar dapat dijadikan keunggulan sehingga dapat bersaing dengan kompetitornya, misalnya dari interior ruangan atau public area hotel, fasilitas-fasilitas yang ada di, desain interior kamar, dan lain-lain.

c. Sub-variabel Competence merupakan kemampuan untuk dapat diandalkan, dapat memberikan kepuasan kepada tamu, memenuhi harapan dan keinginan tamu, serta menjadi yang terbaik. Hal-hal tersebut diwakilkan dengan enam pertanyaan, yang masing-masing pertanyaan masih menyatakan buruk. Padahal hal-hal tersebut merupakan hal yang tamu harapkan dan juga merupakan faktor yang dinilai oleh responden. Variabel ini perlu ditingkatkan karena merupakan variabel yang mendapatkan poin terendah. Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel And Spa sebaiknya perlu memperhatikan dan mengevaluasi kembali hal-hal yang mendapat tanggapan negatif tersebut. Karyawan harus lebih peka ketika menghadapi tamu, membantu dengan sepenuh hati agar tamu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

d. Sub-Variabel Sophistication merupakan karakter yang upper class, glamorous, good looking, charming, feminine dan smooth yang bersifat keduniawian dan dipilih karena memiliki prestige yang tinggi. Dari lima pernyataan yang diajukan, kelimanya masih terdapat responden yang menyatakan buruk. Manajemen The Ardjuna Boutique Hotel And Spa perlu mengadakan perubahan, sebagai boutique hotel sudah sepatutnya hotel mengedepankan gaya interior dan ekterior yang modern dan up-to-date.

e. Sub-Variabel Ruggedness menggambarkan kepribadian yang keras dan tangguh yang dapat bertahan menjaga eksistensinya terutama mampu bersaing dengan pesaingnya. Dari dua pernyataan yang diajukan keduanya masih mendapatkan tanggapan yang buruk dari responden.


(2)

141

Perlu dilakukan perubahan-perubahan yang mengarah kepada kepuasan tamu yaitu dengan menambahkan fasilitas-fasilitas outdoor dan arena bermain untuk anak serta penambahan area parkir. Selain itu hotel juga perlu membuat strategi-strategi yang dapat menjaga eksistensi The Ardjuna Boutique Hotel And Spa agar tidak kalah saing dengan butik-butik hotel yang baru berdiri.

2. Indikator dari keputusan menginap dengan penilaian yang rendah adalah pilihan merek, hal ini dikarenakan merek The Ardjuna Boutique Hotel And Spa belum dikenal oleh masyarakat luas. Setiap merek memiliki perbedaan dan keunggulannya masing-masing. Dalam hal ini The Ardjuna Boutique Hotel And Spa harus mengetahui serta mempelajari bagaimana tamu memilih sebuah merek. The Ardjuna Boutique Hotel And Spa diharapkan dapat membuat mereknya dikenal oleh para tamu, hal ini dapat dilakukan misalnya melalui komunikasi marketing seperti promosi, advertising, corporate social responsibility, dll.

3. Brand personality merupakan salah satu strategi yang dipilih The Ardjuna Boutique Hotel And Spa untuk meningkatkan keputusan menginap tamunya. Dalam penelitian ini brand personality yang terdiri dari sincerity, excitement, competence, sophistication dan ruggedness menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi terhadap keputusan menginap tamu. Tetapi apabila dilihat dari pengujian secara parsial dimensi excitement, sophistication dan ruggednesss tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menginap tamu The Ardjuna Boutique Hotel And Spa. Manajemen hotel diharapkan mampu membuat produk yang lebih inovatif dibanding hotel pesaing lainnya baik pesaing dari kategori hotel bintang-4 maupun hotel dengan konsep butik. Apabila sincerity dan competence sudah terbentuk dengan baik maka diharapkan hal ini akan lebih menarik tamu agar memutuskan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And Spa.

4. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Salah satunya yaitu dalam pengkajian teori brand personality dan keputusan


(3)

142

menginap. Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih luas mengenai brand personality terutama dari sub-variabelnya agar dapat mengukur efektifitas dari brand personality itu sendiri. Keputusan menginap merupakan adaptasi dari keputusan pembelian, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji teori-teori lainnya yang berhubungan dengan keputusan menginap agar lebih variatif dan lebih efektif dalam pengujiannya. Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya meneliti variabel yang dapat mempengaruhi keputusan menginap di The Ardjuna Boutique Hotel And Spa dengan jenis tamu yang lebih spesifik misalnya tamu bisnis.


(4)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, Jennifer. L. (1997). Dimensions of Brand Personality. Journal of Marketing Research.

Alastair M. Morrison. (2010). Hospitality & Travel Marketing. Usa: Delmar Cengage Learning.

Ali Sorayaei, Marjan Hasanzadeh,. (2012), Journal of Basic and Applied Sciences.

Ambroise L., Ferrandi J.M., Merunka D., Valette-Florence P. et De Barnier V. (2005). How well does Brand Personality Predict Brand Choice? A Measurement Scale and Analysis using Binary Regression Models, Advances in Consumer Research (ACR) (6th Edition).

Close, Angelina., (2010), International Journal of Brand Personality. Djaslim Saladin, 2003, Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya. Husein Umar. 2008. Metode Riset Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hoyer D Wayne dan Macinnis. J Deborah. (2012). Consumer Behavior (6th

edition) South-Western: Cengage Learning.

Ivens Björn, Prof. Dr., Prof. Dr. Brigitte Müller., Prof. Dr. Susanne Rässler., Prof. Dr. Sandra Praxmarer. 2011. Brand Personalities and Consumer-brand Relationships as Elements of Successful Brand Management. University of Bamberg Press Bamberg. Jerman.

Kapferer, Jean Noel. (2008). The New Strategic Brand Management, Creating and Sustaining Brand Equity Long Term. London and Philadelphia: Kogan-Page.

Knapp, E Duane. 2001. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Terjemahan: Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Benjamin Molan. Edisi Milenium. PT. Indeks. Jakarta.

--- & Gary Armstrong. (2012). Principles of Marketing (14th Edition). New Jersey: Pearson Education.


(5)

xviii

--- & Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management (14th Edition). London: Pearson Education.

Markovic, Suzana., Sanja Raspor., (2010), Measuring Perceived Service Quality Using servqual: A Case Study of the Croatian Hotel Industry.

Olfa Bouhlel, Nabil Mzoughi, Dorsaf Hadiji, Ichrak Ben., (2011), International Journal of Business and Management.

Prof. Dr. Muhammad Ehsan Malik and Basharat Naeem,. (2012), Journal of Basic and Applied Scientific Research-Aaker’s Brand Personality Framework: A Critical Commentary

Reid, Robert D. & David C. Bojanic. 2006. Hospitality Marketing Management, 4th edition. New Jersey. John Wiley & Sons Inc.

Richard M.S. Wilson, C. G. (2006). Strategic Marketing Management: Planning, Implementation and Control. Oxford, England: Elsevier Butterworth-Heinemann.

Sabrina, Yana Anggi., Khoiriyah Siti., (2011). Pengaruh Brand Personality Pada Brand Trust, Brand Attachment, Brand Commitment dan Brand Loyalty. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

Santoso, Singgih. (2005) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

---. (2012) Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2010. Consumer Behavior, New Jersey: Perason Prestice Hall.

Sian, Lim Tau., Hema Subramonian., Lisa Tung., Wong Heng San., Karen Ho Kai Hui., Toney Thomas Kulampalil,. (2009), Fundamentals Of Hospitality And Tourism Management

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

---. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV ALFABETA.

---. (2011). Manajemen & Strategi Merek. Yogyakarta: PT. Andi Offset.


(6)

xix

Suharsimi, Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara.

Utama I.G.B.Rai dan Mahadewi N.M Eka. (2012). Metodelogi Penelitian Pariwisata & Perhotelan. Edisi pertama. Yogyakarta: PT. Andi Offset. Vanessa Gaffar. 2007. CRM dan MPR Hotel (Customer Relationship Management

and Marketing Public Relations). Bandung: Alfabeta.

Xuan Tran, Camille Dauchez and Anna-Milena Szemik,. (2013), Journal of Vacation Marketing- Hotel Brand Personality and Brand Quality

Website :

http://www.bps.go.id/tourism http://www.nasional.sindonews.com http://www.travel.kompas.com http://www.tripadvisor.com


Dokumen yang terkait

PENGARUH PROGRAM GREEN HOTEL TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP TAMU DI THE ROYALE KRAKATAU HOTEL KOTA CILEGON BANTEN.

1 15 59

PENGARUH WEBSITE ATTRIBUTE TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI AMAROOSSA HOTEL BANDUNG: Survei pada tamu individu yang menginap di Amaroossa Hotel.

2 6 55

PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN TAMU UNTUK MENGINAP DI ASTON TROPICANA HOTEL BANDUNG : Survei Pada Tamu Individu yang Menginap di Aston Tropicana Hotel Bandung.

0 2 76

UPAYA MENINGKATKAN KEPUASAN TAMU YANG MENGINAP DI GRAND SERITI BOUTIQUE HOTEL BANDUNG MELALUI PROGRAM SERVICE RECOVERY :Survei Pada Tamu Individu Grand Seriti Boutique Hotel Bandung.

0 1 73

UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGINAP TAMU AMAROOSSA HOTEL MELALUI STRATEGI BRAND POSITIONING :Survei terhadap tamu yang menginap di Amaroossa Hotel.

2 6 71

PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI THE MAJESTY HOTEL BANDUNG :Survei terhadap tamu individual yang menginap di The Majesty Hotel Bandung.

5 8 71

PENGARUH PUBLIC RELATIONS TERHADAP KEPUTUSAN TAMU BISNIS UNTUK MENGINAP DI HOTEL GRAND AQUILA BANDUNG : Survei pada Tamu Bisnis yang Menginap di Hotel Grand Aquila Bandung.

0 0 69

BRAND IMAGE HOTEL LINGGA SEBAGAI ISLAMIC HOTEL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP :Survey pada tamu yang menginap di Hotel Lingga.

0 0 64

PENGARUH STRATEGI PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN TAMU UNTUK MENGINAP DI SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG:Survei pada Tamu Bisnis yang Menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung.

0 2 53

Lack of Coordination Among Nine Front Office Staff Members at The Ardjuna Boutique Hotel and Spa Bandung.

0 0 21