Analisis Cara Bermain Pada Anak Usia Dini.

(1)

ANALISIS CARA BERMAIN PADA ANAK USIA DINI

(Studi Kasus Pada Anak Kelompok A di TK Gelatik Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh Aya Sofia

1009933

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

ANALISIS CARA BERMAIN PADA ANAK USIA DINI

(Studi Kasus Pada Anak Kelompok A di TK Gelatik Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh Aya Sofia

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

©[email protected] 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari, 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

ANALISIS CARA BERMAIN PADA ANAK USIA DINI

(Studi Kasus Pada Anak Kelompok A di TK Gelatik Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Aya Sofia 1009933

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak kelompok A TK Gelatik Bandung. Secara lebih rinci penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas anak bermain, faktor-faktor yang mendorong aktivitas anak bermain, pandangan guru mengenai aktivitas bermain anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data yang digunakan berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok A TK Gelatik Bandung yang berjumlah tujuh orang. Teknik pengumpulan data digunakan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas bermain yang dilakukan siswa kelompok A TK Gelatik Bandung dilakukan dengan cara bermain bebas dan spontan, bermain fantasi dan imajinasi, bermain terpimpin, dan bermain pasif/hiburan. Faktor-faktor yang mendorong anak melakukan aktivitas bermain di sekolah didukung oleh fasilitas melalui alat permainan di luar dan di dalam kelas, serta kurikulum. Pandangan guru terhadap bermain anak usia dini memiliki perbedaan setiap individunya. Adapun rekomendasi dalam penelitian ini adalah guru di harapkan dapat memberikan alat permainan dengan jenis yang berbeda setiap harinya agar anak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, dan dapat memilih mainan sendiri tanpa saran dari guru. Serta pihak sekolah untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, di harapkan dapat lebih memperhatikan fasilitas di sekolah seperti alat permainan di luar dan alat permainan di dalam kelas guna untuk menunjang kegiatan bermain anak di sekolah serta untuk kebutuhan dan perkembangan anak agar sesuai dengan tingkat perkembangannya.


(6)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

ANALYSIS HOW TO PLAY IN EARLY CHILDHOOD (Case study in A group of TK Gelatik Bandung School Year 2014/2015)

Aya Sofia 1009933

Purpose of this research is to analyze playing activities that has done by A group of TK Gelatik Bandung. In more detail, this research is to know how to play, factors that motivated to play, teacher view about children’s play. Method used in this research is case study. Data collected by observation, interview, documentation study. Object in this research are seven children of A group in TK Gelatik Bandung. Data collection techniques are through observation, interview, and documentation of study. The result showed that the activities of play in A group TK Gelatik Bandung done with free playing and spontaneity, playing of fantasy and imagination, guided play, and passive play/entertainment. Factors that motivated children to do play activities in school are supported by many facilities of indoor and outdoor tools, also curriculum. Teacher view according to early children play have and differences in each individual. There is also recommendation in this research, expected to provide teachers with the tools play a different kind every day for children to gain experience and new knowledge, and can choose their own toys without the advice of a teacher. As well as the school to produce better quality, is expected to pay more attention in school facilities such as a game outside and plaything in the classroom in order to support the children's playground at the school as well as to the needs and development of the child to match the level of development.


(7)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMAKASIH...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

E. Struktur Organisasi Penulisan...5

BAB II KAJIAN TEORI A. Karakteristik Anak Usia Dini...6

B. Bermain...8

1. Definisi Bermain...8

2. Karakteristik Bermain...10

3. Fungsi dan Manfaat Bermain...14

4. Prinsip-Prinsip Bermain...18

5. Tahapan dan Perkembangan Bermain...19

6. Jenis Permainan...20

7. Kategori Bermain...21

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...23

B. Desain Penelitian...23

C. Penjelasan Istilah...24

D. Lokasi dan Subjek Penelitian...25

E. Instrumen Penelitian...26

F. Teknik Pengumpulan Data...26

G. Teknis analisis Data...29 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan


(8)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Bagaimana anak melakukan aktivitas bermain di TK Gelatik...31 B. Faktor-faktor apa yang mendorong anak melakukan aktivitas bermain di TK Gelatik...36 C. Bagaimana pandangan guru mengenai bermain di TK Gelatik...46 BAB V

A. Kesimpulan...53 B. Rekomendasi...54 DAFTAR PUSTAKA...55 LAMPIRAN


(9)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini


(10)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Suatu kegiatan yang sangat digemari oleh anak TK adalah kegiatan bermain. Walaupun kegiatan ini sering kali harus menggunakan alat permainan, tetapi hampir semua kegiatan bermain anak juga bisa dilakukan tanpa menggunakan alat permainan. Selain itu, bermain pada usia ini merupakan usia ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat (Novan A. Wiyani dan Barnawi,2012:32).

Frobel (Mayke, 1995:4) menganggap bermain sangat penting dalam belajar. Dari pengalaman Frobel sebagai guru, ia menyadari bahwa kegiatan bermain yang dinikmati anak dan mainan yang paling disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan kapasitas serta pengetahuan anak. Dengan demikian karena dunia anak adalah dunia bermain, maka wajar saja jika dalam aktivitas mereka sehari-hari lebih banyak mainnya ketimbang belajarnya. Tetapi sebenarnya dari bermain itulah mereka belajar (Ahmad, 2011:4).

Menurut Solehuddin (1997:80) manfaat bermain bagi anak bukan hanya hiburan relaksasi, melainkan mengembangkan otot-otot besar anak, mengembangkan keterampilan sosial, mengembangkan aspek emosi anak, serta mengembangkan keterampilan intelektual anak. Dari segi intelektual, bermain dapat membuat anak menyerap informasi baru dan kemudian memanipulasinya sehingga cocok dengan apa-apa yang telah diketahuinya. Melalui bermain seorang anak dapat mempraktekan dan meningkatkan pemikirannya serta mengembangkan kreativitasnya.

Menurut Maxim 1985 (Solehuddin, 1997:79) ada banyak hal yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain, sehingga dari cara bermain anak tersebut sangat berpengaruh bagi perkembangan fisik, intelektual, sosial, dan emosional. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Ismail (2006) melalui kegiatan bermain anak terangsang untuk merangsang perkembangan emosi, sosial, fisiknya. Bahkan setiap anak memiliki irama dalam bermain yang berlainan


(11)

2

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disesuaikan dengan perkembangan anak. Semakin besar fantasi yang bisa dikembangkan oleh anak dari sebuah mainan, akan lebih lama mainan itu menarik bagi anak.

Sejalan dengan pendapat tersebut, ada banyak hal yang diperoleh anak melalui bermain, seperti yang diungkapkan oleh Mayke (1995:13) anak dapat merasakan berbagai pengalaman emosi seperti senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga, marah, suka, dan sebagainya. Hal tersebut memberikan penekanan bahwa melalui bermain pula, anak memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah pembendaharaan kata, serta dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan ketika sedang bermain.Sebab, dengan bermain anak-anak akan bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Sehingga melalui bermain, anak memperoleh penalaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan berbagai macam bentuk permainan, anak dirangsang untuk berkembang secara umum, baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial.

Berdasarkan banyaknya yang diperoleh anak dalam kegiatan bermain, menurut Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 1999) ada penggolongan dalam kegiatan bermain anak yang sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak yaitu bermain secara soliter, bermain secara paralel, bermain secara asosiatif, bahkan bermain secara kooperatif. Dan dari penggolongan kegiatan bermain tersebut muncullah kegiatan bermain yang berdasarkan pada kegemaran anak seperti, bermain bebas dan spontan, bermain pura-pura, bermain dengan cara membangun atau menyusun, serta bertanding atau olahraga.

Berdasarkan hasil observasipada TK Gelatik di kota Bandung, pada tanggal 10 desember 2014, peneliti menemukan beberapa hal unik dari cara bermain anak-anak di TK Gelatik yaitu cara bermain yangsangat berbedadari setiap individunya, mereka melakukan hal-hal unik yang luar biasa yang tidak terpikirkan oleh orang dewasa misalnya ketika anak hendak bertanya tentang tugas yang diberikan oleh guru mengenai lembar kerja siswa, salah satu orang anak laki-lakimenari-nari sambil bernyanyi dan membawa buku tugasnya untuk diperlihatkan kepada guru dan hal ini ia lakukan dari bangku tempat ia duduk sampai ditempat duduk guru, sehingga guru pun tertawa melihat tingkah laku salah satu siswanya tersebut. Walaupun begitu siswa tersebut tetap mengerjakan tugasnya sampai dengan selesai.


(12)

3

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu salah satu fenomena yang terjadi dikelas kelompok A di TK Gelatik Bandung adalahmereka menirukan gerakan-gerakan yang aneh namun bisa membuat orang dewasa menjadi tertawa karena ulahnya. Misalnya saja ketika hendak mengambil alat-alat permainan didalam kelas, semua anak-anak meniru cara bermain temannya yang lain secara bersama-sama. Seperti menirukan suara dan cara mengendarai sepeda motor yang sedang berjalan (ngeng ngeng ngeng), anak-anak mengulanginya secara terus-menerus mulai berjalan dari bangkunya hingga menuju tempat dimana alat-alat permainan tersebut di simpan pada loker tempat mainan, dan hal ini anak lakukan sampai kembali ke bangkunya sambil membawa alat permainan.

Berhubungan dengan fenomena di atas, banyak sekali yang akan ditemukan peneliti ketika hendak melakukan penelitian, dan fenomena lainnya adalah ada anak yang bermain dengan dunianya sendiri atau bermain imajinatif, hal ini dapat ditunjukan oleh salah satu anak laki-laki pada kelompok A, dimana ia bermain sendirian tanpa peduli ada orang yang sedang belajar ataupun bermain, ia sangat sibuk dengan mainannya sendiri. Sehingga dari kejadian-kejadian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa tanpa kita sadari ternyata anak belajar sambil bermain, dan cara bermain anak itulah yang membuat diri mereka sendiri menjadi menyenangkan dan dilakukan tanpa paksaan dari orang lain. Selain itu peneliti semakin yakin bahwa bermainnya anak adalah belajar, sehingga hal apa saja yang mereka lakukan ketika bermain, maka pada saat itu juga mereka memperoleh pengetahuan baru untuk dirinya.

Beberapa pemaparan diatas menunjukan bahwa kegiatan bermain sangatlah penting dalam setiap aktivitas anak. Sehingga untuk mengetahui cara bermain anak yang dapat mengembangkan aspek perkembangan pada diri anak, maka berdasarkan permasalahan tersebut penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana mengarahkan cara bermain anak yang sesuai tingkat usianya. Oleh karena itu, dari penelitian ini, peneliti mengangkat judul : Analisis Cara Bermain Pada Anak Usia Dini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anak melakukan aktivitas bermain di TK Gelatik Bandung ?

2. Faktor-faktor apa yang mendorong anak melakukan aktivitas bermain di TK Gelatik Bandung?


(13)

4

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana pandangan guru mengenai aktivitas bermain anak di TK Gelatik Bandung? C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai cara bermain anak usia dini pada TK Gelatik di kota Bandung.Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana anak melakukan aktivitas bermain di TK Gelatik Bandung. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mendorong anak melakukan aktivitas bermain di

TK Gelatik Bandung.

3. Untuk mengetahui pandangan guru mengenai aktivitas bermain anak di TK Gelatik Bandung. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak sebagai berikut : 1. Pendidik

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi pendidik dalam memahami cara bermain anak yang sesuai dengan usianya ketika pendidik memberikan kegiatan pembelajaran didalam kelas.

2. Untuk Lembaga Taman Kanak-kanak

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan bagi lembaga pendidikan dalam memberikan kontribusi mengenai kegiatan-kegiatan melalui alat permainan yang seuai dengan tingkat perkembangan anak, sehingga perkembangan anak dapat tercapai dengan baik 3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu referensi dan bahan masukan untuk mengadakan penelitian yang terkait dengan cara bermainanak dan sebagai informasi untuk bahan penelitian lanjutan dengan masalah yang berbeda.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini di bagi kedalam lima BAB yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut: (1) BAB I Pendahuluan, (2) BAB II


(14)

5

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kajian Teori, (3) BAB III Metodologi Penelitian, (4) BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan (5) BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi.

Adapun pada BAB I akan membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang di angkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.

Pada BAB II akan membahas mengenai kajian-kajian pustaka mengenai konsep cara bermain anak usia dini.

Pada BAB III akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian studi kasus yang terdiri atas metode penelitian, teknik pengumpulan data, intrumen penelitian dan analisisdata.

BAB IV akan membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang di dapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis selama berada di tempat penelitian.

BAB V membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang di lakukan oleh penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian lebih lanjut.


(15)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang tertuang pada pertanyaan penelitian, metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Disamping itu karena peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh dan didapatkan oleh pengamatan peneliti itu sendiri secara natural. Sehingga data yang didapatkan tidak dibuat-buat atau hasil dari manipulasi. Senada dengan yang diungkapkan metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya, dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Leedy & Ormrod, 2005; Patton, 2001; Saunders, Lewis & Thornhill, 2007; dalam Samiaji, 2010).

Metodepenelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan dan situasi, atau material (Fraenkel dan Wallen, Suharsaputra, dalam Tina 2010). Artinya dalam penelitian kualitatif merupakan hasil dari pengamatan dari kegiatan atau situasi tertentu yang disertai kualitas hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dan tidak terlepas dari material.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini berfokus pada analisis cara bermain anak pada siswa kelompok A di TK Gelatik Bandung. Untuk menunjang penelitian kualitatif maka digunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam serta menyeluruh. Definisi yang lebih teknis dikemukakan Surachrnad (Risye,2014:31) yang menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, dimana tujuannya adalah untuk memperkembangkan


(16)

24

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

Penelitian studi kasus menurut Yin 2012 (Risye,2014:31) studi kasus adalah pencarian pengetahuan secara empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber bukti digunakan. Selain itu menurut Mulyana (2010:201) studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial.

Dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini dapat dilakukan secara natural dengan melihat fenomena yang terjadi adapun keuntungan yang dapat diperoleh melalui studi kasus menurut Lincoln dan Guba (Mulyana,2010:201) mengungkapkan studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti, menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari, sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan responden, memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan(trust-whortiness), memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas, terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

C. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah :

Bermain adalah Kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak (Diana, 2012 : 91).

Anak usia dini adalah yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian


(17)

25

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak. Usia ini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentan pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia (Novan A. Wiyani dan Barnawi, 2012: 32).

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Gelatik. Sekolah ini beralamat di jalan Sawo No.9 Kecamatan Bandung Wetan di kota Bandung. Dan pemilihan subjek dilakukan dengan cara teknik puposive sampling, yaitu teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu. Yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel. (Cholid & Abu, 2009:116). Selain itu pemilihan subjek ini didasari atas rekomendasi guru yang lebih memahami cara bermain anak yang lebih aktif dibandingkan kelas yang lain.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil hanya tujuh orang subjek, karena dalam penelitian studi kasus, sifat khas dari studi kasus (case studi) adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus diarahkan untuk mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan, serta faktor-faktor penting terkait dan menunjang kondisi perkembangan tersebut.

Teknik pengambilan sampel sumber data dilakukan dengan mengkhususkan pada tujuh subjek pada kelompok A, subjek yang dipilih berdasarkan hasil observasi di TK Gelatik di dasari oleh karakteristik anakyang berusia 4-5 tahun.

Adapun alasan dari pemilihan TK Gelatik sebagai tempat penelitian dikarenakan anak-anak dikelas A pada TK Gelatik lebih aktif bermain dari pada anak kelas B, di sekolah ini penerapan disiplin dan tanggung jawab sangatlah terlihat pada diri anak, namun hal ini menjadi tantangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai cara bermain anak pada kelas A yang lebih aktif dari kelas lain. Oleh karena itu hal ini dapat


(18)

26

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan dan pengolahan data, dan penelitian ini berlangsung sampai dengan terkumpulnya data dan hasil penelitian mengenai cara bermain anak usia dini khususnya pada kelompok A di TK Gelatik Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (Siti,2013:31) mengungkapkan bahwa instrument utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri, dalam penelitian kualitatif manusia merupakan instrument yang tepat karena segala sesuatu dalam penelitian berlangsung maka akan terjadi benyak kemungkinan (dinamis). Artinya pada penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri, karena dalam penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif tidak digunakan instrument standar. Walaupun disiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi dalam pelaksanaannya dikembangkan dan disesuaikan dengan kenyataan dan diperdalam kembali dengan hasil penglihatan, pendengaran, persepsi serta penghayatan dari peneliti itu sendiri.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara, studi dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap kegiatan sementara berlangsung. Menurut Nawawi & Martini yang dikutif Risye (2014). Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku atau cara bermain subjek ketika pada saat pembelajaran dalam kelas maupun waktu istirahat yang digunakan subjek untuk bermain.

Menurut Marshall (Sugiyono, 2010:64) menyatakan bahwa “Though observation the researcher learn behaviour and the meaning tho those behavior”.


(19)

27

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui observasi peneliti belajar mengenai perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Senada dengan pendapat diatas Patton dalam Poerwandari 1998 (Risye,2014:35) mengungkapkan tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Adapun peralatan yang digunakan peneliti ketika observasi adalah kamera, perekam video, serta catatan lapangan.

Penelitian ini dilakukan di TK Gelatik Bandung menggunakan teknik observasi, adapun cara yang digunakan hanya mengamati aktivitas anak bermain didalam kelas dari awal kegiatan pembelajaran hingga pembelajaran berakhir, observasi ini dimulai pada pukul 10.00-12.00. Pada penelitian ini yang menjadi sasaran peneliti sebagai subjek utama terdiri dari tujuh orang anak. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan yang disertai denganpencatatan tentang aktivitas bermain anak kelompok A, dengan fokus pada perilaku pada tujuh subjek tersebut.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan, harapan dan keinginan, dari individu atau responden. Dengan cara melalui pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk komunikasi verbal dan yang bersifat terbuka atau tertutup yang sengaja diajukan kepada responden oleh peneliti.

Menurut Samiaji (2012:45) Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi dan konteks. Senada dengan pendapat di atas Moleong (2000:135) mengungkapkan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.


(20)

28

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara ini dilakukan kepada kepala sekolah, serta guru kelas disekolah TK Gelatik Bandung. Wawancara dilakukan setelah penelitian akhir berlangsung yaitu pada tanggal 19 desember. Akan tetapi untuk melengkapi data yang masih kurang peneliti sampai akhir bulan desember sampai saat penulisan laporan masih sering datang ke tempat penelitian guna untuk melengkapi data penelitian.

Wawancara pada penelitian ini hanya dilakukan terhadap dua orang subjek yaitu kepala sekolah dan guru kelas pada TK Gelatik dan fokus wawancara mengenai cara bermain anak usia dini pada kelompok A di TK Gelatik yang berhubungan dengan cara bermain sensomotor, bermain peran, bermain pembangunan, serta mengenai tahapan-tahapan bermain anak. Wawancara ini menggunakan pedoman wawancara dan tidak menggunakan alat perekam suara, karena narasumber ingin menulis atau mencatat sendiri hasil wawancara. Adapun hasil wawancara berupa catatan jawaban dari setiap pertanyaan yang ditulis sendiri oleh kepala sekolah dan guru dari TK Gelatik.

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mempelajari dan meneliti catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dan tekhniknya data diperoleh langsung dari tempat penelitian. Menurut Riduwan (Risye, 2014:35), mengatakan bahwa dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara merekam aktivitas anak menggunakan alat bantu kamera. Studi dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi data/informasi mengenai pelaksanaan, dan untuk melengkapi data tersebut. Peneliti memulai observasi mengenai cara bermain anak kelas A di TK Gelatik Bandung tersebut dari tanggal 12 desember 2014.


(21)

29

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini merupakan tahap pengecekan ulang data-data dan informasi yang telah diperoleh dilapangan. Pengecekan dilakukan dengan cara penyusunan kembali data-data yang telah diperoleh melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 19 desember 2014 setelah semua data terkumpul dan cukup untuk dianalisis.Data yang telah berhasil dihimpun kemudian dianalisis. Pada prinsipnya, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus dari awal hingga akhir penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dan triangulasi data yang disusun secara sistematis dengan cara melakukan pengorganisasian data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih data yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan analisis data terdapat tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

1. Reduksi data

Reduksi data adalah merangkum data dan memilah-milah data yang penting yaitu hasil observasi, hasil wawancara dan hasil dokumentasi, dicari pola dan temanya. Data tersebut adalah data yang telah didapatkan dari lapangan selama melakukan penelitian.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya yaitu penyajian data, Sugiyono (2009:95) menyebutkan bahwa penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori.


(22)

30

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ketiga dalam analisis data adalah penarikan simpulan dan verifikasi. Peneliti melakukan interpretasi terhadap data yang telah disusun dan disajikan dan selanjutnya membuat simpulan sebagai tahap akhir dari proses analisis data.


(23)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis cara bermain pada anak usia dini di TK Gelatik, ada tiga hal yang dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian di TK Gelatik Bandung terhadap anak kelompok A bagaimana anak bermain yaitu, pertama dengan cara bermain bebas dan spontan yaitu semua anak dapat terlibat aktif dalam kegiatan bermain yang dilakukannya dan anak fleksibel untuk memilih jenis mainan yang akan dilakukan tanpa aturan dalam bermain, kedua bermain Fantasi dan Imajinasi yaitu permainan ini dilakukan anak dengan cara bermain peran atau sosiodrama atau pada saat bermain sendirian, ketiga bermain terpimpin merupakan kegiatan bermain yang didampingi dan atau di arahkan oleh guru, dan dalam kegiatan bermain guru sebagai pengendali aktivitas bermain anak,keempat bermain pasif/hiburan yaitu merupakan kegiatan yang aktivitasnya hanya menonton saja dan tidak ikut bermain, hal ini dapat dilihat oleh satu anak kelompok A.

2. Faktor-faktor yang mendorong anak bermain di TK Gelatik Bandung lebih pada faktor Fasilitas seperti alat permainan di luar kelas yang dimiliki sekolah yaitu ayunan, jungkitan, tangga jerapah, tangga majemuk dan alat permainan di dalam kelas yang dimiliki sekolah yang terlihat pada saat penelitian yaitu puzzle, pola menjahit, buku cerita bergambar dan plastisin, serta Kurikulum yang menuntut anak agar menjadi anak yang membangun dan menemukan jati dirinya melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 Desember 2014 terhadap kepala sekolah dan guru kelas di TK Gelatik Bandung, mereka mengungkapkan pandangannya mengenai bermain anak pada kelompok A, dengan cara bermain sensorimotor yang dilakukan anak, cara bermain peran setiap anak laki-laki dan perempuan, cara bermain pembangunan yang dilakukan secara bebas sesuai minat


(24)

54

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak, tahapan-tahapan bermain anak di TK Gelatik, hingga manfaat bermain menurut pendapatnya, permainan yang sering digunakan anak dan alat permainan yang dimiliki sekolah, serta peran serta guru terhadap kegiatan bermain anak di TK Gelatik B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan anak usia dini, khususnya mengenai cara bermain anak. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan bagi :

1. Bagi guru, diharapkan dapat lebih mengembangkan kembali kegiatan bermain di dalam kelas sehingga anak akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru jika diberikan alat permainan dengan jenis yang berbeda setiap harinya. Disamping itujuga agar anak dapat menemukan alat permainan apa saja yang mereka sukai tanpa ada unsur paksaan dari luar, sehingga dapat membuat mereka merasa aman dan nyaman tanpa beban ketika menggunakannya, dan hal ini dapat membantu mengasah semua aspek perkembangan anak yang akan dikembangkan. Dan dampak positifnya dapat membuat anak memiliki inisiatif sendiri ketika ingin menggunakan alat permainan apa saja yang akan mereka mainkan di kelas tanpa harus di sarankan oleh guru. Serta setiap permainan yang anak mainkan dapat menyenangkan.

2. Bagi sekolah, untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, di harapkandapat lebih memperhatikan fasilitas di sekolah sepertialat permainan di luardan alat permainandi dalam kelas guna untuk menunjang kegiatan bermain anak di sekolah serta untuk kebutuhan dan perkembangan anak agar sesuai dengan tingkat perkembangannya.


(25)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Bermain. Bandung: Rizqi Press.

Ade H (2014) Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Lasy. FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Diana, Mutiah (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Cetakan ke 1.

Diana, Mutiah (2012). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Cetakan ke 2

Hurlock, Elizebeth B. (1978). Perkembangan anak jilid (1). Jakarta : Erlangga. Alih bahasa : Meitasari Tjandrasa, Muslichah Zarkasih.

Hurlock, E.B. (1995) Perkembangan Anak. Sixth Edition. Yogyakarta: Erlangga.

Ismail, Andang. (2006). Education Games. Yogyakarta : Pilar Media. Kamus Bahasa Indonesia. (2003). Kamus Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Kurikulum TK Gelatik Tahun Pelajaran 2014-2015.

Kavrika Deswitarini. (2013) Implementasi arisan kata di tk baiturrahman pusdikku tni ad-bandung. FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Mayke Sugianto (1995) BERMAIN, MAINAN DAN PERMAINAN. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman kanak-kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran Di taman Kanak-kanak. Jakarta : Renika Cipta.

Muammar US (2013) KARAKTERISTIK UMUM ANAK USIA DINI. [Online] Tersedia : http://mumhh.blogspot.com/2013/05/karakteristik-umum-anak-usia-dini.html [15januari2015].


(26)

56

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong , L. J. (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Martha Christianti. Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melaluiMenjahit Untuk Anak Usia Dini. [online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Martha%20Christianti,% 20M.Pd./MENJAHIT%20UNTUK%20ANAK%20USIA%20DINI.pdf [15januari2015].

Novan A Wiyani. dan Barnawi. (2012). “Format PAUD”. Jogjakarta: Ar-Ruzz Mediata

Rita Mariyana, dkk. (2010) Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Solehuddin, M (1997). Konsep Dasar Paud Prasekolah. Bandung : Departemen Pendidikan Dan keudayaan FIP Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Bintang Pustaka Abadi.

Risye A (2014) Penerapan Metode Permainan Oray-Orayan Untuk membantu Anak Yang Pemalu. FIP UPI : Tidak diterbitkan.

Samiaji, S (2012) PENELITIAN KUALITATIF dasar-dasar. Jakarta : PT Indeks

Siti M (2013). Penerapan Program Perlibatan Orang Tua Siswa Pembelajaran. FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. IKAPI: CV ALFABETA.

Stewing, J.W. (1980). Children and Literature. Chicago : Mc.Nally College Publishing Company.

Tina Dahlan (2010) Gamessains kreatif & Menyenangkan untuk meningkatkan potensi dan kecerdasan anak. Bandung : Penerbit ruang kata imprint kawan Pustaka.

Tedjasaputra, M. S. (2001). Bermain, mainan, dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo.


(27)

57

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Toto Ruhimat & Tim Pengembang MKDP Kurikulum & pembelajaran. (2009) Kurikulum Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpen FIP UPI. Yusuf, Syamsyu. (2009) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zhafar. (2011) Prinsip-prinsip Bermain Anak. [online]. Tersedia : Zhafarishop.blogspot.com/.../prinsip-prinsip-perkmbangan-anak.html.


(1)

30

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ketiga dalam analisis data adalah penarikan simpulan dan verifikasi. Peneliti melakukan interpretasi terhadap data yang telah disusun dan disajikan dan selanjutnya membuat simpulan sebagai tahap akhir dari proses analisis data.


(2)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis cara bermain pada anak usia dini di TK Gelatik, ada tiga hal yang dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian di TK Gelatik Bandung terhadap anak kelompok A bagaimana anak bermain yaitu, pertama dengan cara bermain bebas dan spontan yaitu semua anak dapat terlibat aktif dalam kegiatan bermain yang dilakukannya dan anak fleksibel untuk memilih jenis mainan yang akan dilakukan tanpa aturan dalam bermain, kedua bermain Fantasi dan Imajinasi yaitu permainan ini dilakukan anak dengan cara bermain peran atau sosiodrama atau pada saat bermain sendirian, ketiga bermain terpimpin merupakan kegiatan bermain yang didampingi dan atau di arahkan oleh guru, dan dalam kegiatan bermain guru sebagai pengendali aktivitas bermain anak,keempat bermain pasif/hiburan yaitu merupakan kegiatan yang aktivitasnya hanya menonton saja dan tidak ikut bermain, hal ini dapat dilihat oleh satu anak kelompok A.

2. Faktor-faktor yang mendorong anak bermain di TK Gelatik Bandung lebih pada faktor Fasilitas seperti alat permainan di luar kelas yang dimiliki sekolah yaitu ayunan, jungkitan, tangga jerapah, tangga majemuk dan alat permainan di dalam kelas yang dimiliki sekolah yang terlihat pada saat penelitian yaitu puzzle, pola menjahit, buku cerita bergambar dan plastisin, serta Kurikulum yang menuntut anak agar menjadi anak yang membangun dan menemukan jati dirinya melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 Desember 2014 terhadap kepala sekolah dan guru kelas di TK Gelatik Bandung, mereka mengungkapkan pandangannya mengenai bermain anak pada kelompok A, dengan cara bermain sensorimotor yang dilakukan anak, cara bermain peran setiap anak laki-laki dan perempuan, cara bermain pembangunan yang dilakukan secara bebas sesuai minat


(3)

54

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak, tahapan-tahapan bermain anak di TK Gelatik, hingga manfaat bermain menurut pendapatnya, permainan yang sering digunakan anak dan alat permainan yang dimiliki sekolah, serta peran serta guru terhadap kegiatan bermain anak di TK Gelatik

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan anak usia dini, khususnya mengenai cara bermain anak. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan bagi :

1. Bagi guru, diharapkan dapat lebih mengembangkan kembali kegiatan bermain di dalam kelas sehingga anak akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru jika diberikan alat permainan dengan jenis yang berbeda setiap harinya. Disamping itujuga agar anak dapat menemukan alat permainan apa saja yang mereka sukai tanpa ada unsur paksaan dari luar, sehingga dapat membuat mereka merasa aman dan nyaman tanpa beban ketika menggunakannya, dan hal ini dapat membantu mengasah semua aspek perkembangan anak yang akan dikembangkan. Dan dampak positifnya dapat membuat anak memiliki inisiatif sendiri ketika ingin menggunakan alat permainan apa saja yang akan mereka mainkan di kelas tanpa harus di sarankan oleh guru. Serta setiap permainan yang anak mainkan dapat menyenangkan.

2. Bagi sekolah, untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, di harapkandapat lebih memperhatikan fasilitas di sekolah sepertialat permainan di luardan alat permainandi dalam kelas guna untuk menunjang kegiatan bermain anak di sekolah serta untuk kebutuhan dan perkembangan anak agar sesuai dengan tingkat perkembangannya.


(4)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2009). Bermain. Bandung: Rizqi Press.

Ade H (2014) Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Bermain Lasy. FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Diana, Mutiah (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Cetakan ke 1.

Diana, Mutiah (2012). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Cetakan ke 2

Hurlock, Elizebeth B. (1978). Perkembangan anak jilid (1). Jakarta : Erlangga. Alih bahasa : Meitasari Tjandrasa, Muslichah Zarkasih.

Hurlock, E.B. (1995) Perkembangan Anak. Sixth Edition. Yogyakarta: Erlangga.

Ismail, Andang. (2006). Education Games. Yogyakarta : Pilar Media. Kamus Bahasa Indonesia. (2003). Kamus Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Kurikulum TK Gelatik Tahun Pelajaran 2014-2015.

Kavrika Deswitarini. (2013) Implementasi arisan kata di tk baiturrahman pusdikku tni ad-bandung. FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Mayke Sugianto (1995) BERMAIN, MAINAN DAN PERMAINAN. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman kanak-kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran Di taman Kanak-kanak. Jakarta : Renika Cipta.

Muammar US (2013) KARAKTERISTIK UMUM ANAK USIA DINI. [Online] Tersedia : http://mumhh.blogspot.com/2013/05/karakteristik-umum-anak-usia-dini.html [15januari2015].


(5)

56

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong , L. J. (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Martha Christianti. Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melaluiMenjahit Untuk Anak Usia Dini. [online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Martha%20Christianti,% 20M.Pd./MENJAHIT%20UNTUK%20ANAK%20USIA%20DINI.pdf [15januari2015].

Novan A Wiyani. dan Barnawi. (2012). “Format PAUD”. Jogjakarta: Ar-Ruzz Mediata

Rita Mariyana, dkk. (2010) Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Solehuddin, M (1997). Konsep Dasar Paud Prasekolah. Bandung : Departemen Pendidikan Dan keudayaan FIP Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Bintang Pustaka Abadi.

Risye A (2014) Penerapan Metode Permainan Oray-Orayan Untuk membantu Anak Yang Pemalu. FIP UPI : Tidak diterbitkan.

Samiaji, S (2012) PENELITIAN KUALITATIF dasar-dasar. Jakarta : PT Indeks

Siti M (2013). Penerapan Program Perlibatan Orang Tua Siswa Pembelajaran. FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. IKAPI: CV ALFABETA.

Stewing, J.W. (1980). Children and Literature. Chicago : Mc.Nally College Publishing Company.

Tina Dahlan (2010) Gamessains kreatif & Menyenangkan untuk meningkatkan potensi dan kecerdasan anak. Bandung : Penerbit ruang kata imprint kawan Pustaka.

Tedjasaputra, M. S. (2001). Bermain, mainan, dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo.


(6)

Aya Sofia, 2014

Analisis cara bermain pada anak usia dini

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Toto Ruhimat & Tim Pengembang MKDP Kurikulum & pembelajaran. (2009) Kurikulum Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpen FIP UPI. Yusuf, Syamsyu. (2009) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zhafar. (2011) Prinsip-prinsip Bermain Anak. [online]. Tersedia : Zhafarishop.blogspot.com/.../prinsip-prinsip-perkmbangan-anak.html.