Jadi Kau Tak Merasa Bersalah Studi Kasus

Ka t a Pe n ga n t a r

Ak u a da la h Ak u ….

Sungguh m enyedihkan m em baca berbagai kasus yang m elibat kan korban dari kelom pok LBGT ( lesbian, bisexual, gay dan t ranssexual) . Di sat u sisi m ungkin kit a m elihat t idak ada bedanya kasus kekerasan yang dialam i para waria dengan kasus kekerasan yang dialam i oleh m asyarakat m iskin kot a. Jika para pedagang kaki lim a dikej ar- kej ar oleh t ram t ib karena m engganggu m asyarakat , dem ikian pula waria dikej ar dan dit angkap karena alasan yang sam a. Lalu m engapa kekerasan t erhadap LGBT perlu diangkat dan dibedakan dari kekerasan lainnya?

Kekerasan t erhadap kaum LGBT berbeda karena seringkali aparat negara m elakukan t indak kekerasan j ust ru karena perbedaan orient asi sek sual kaum ini. Proses ident ifikasi dir i dar i kaum LGBT bukanlah hal yang m udah dilakukan, um um nya proses ident ifikasi dir i dan pilihan orient asi seksual m erupakan proses seum ur hidup dengan berbagai penolakan keluarga hingga lingkungan, bahkan penolakan diri sendir i. Penolakan lingkungan t erhadap kaum LGBT dij ewant ahkan m elalui ber bagai j ust ifikasi m oral dan agam a. Mulai dari kat a “ m enyim pang” hingga “ sesat ” m uncul m enghakim i kaum ini.

Mem baca kasus- kasus kekerasan t erhadap kaum LGBT j elas m em perlihat kan bahwa negara sudah m asuk dalam ranah privat kaum ini karena m em aksa m ereka unt uk m eninggalkan ident ifikasi diri yang dianggap “ m enyim pang” it u dem i sebuah “ m oral publik” yang konsepnya m enggunakan pandangan m ayorit as t erhadap m inorit as. Padahal proses ident ifikasi diri dan pencarian j at i diri seorang m anusia m erupakan sebuah ranah privat yang t idak dapat diint ervensi oleh siapa pun, bahkan orang- orang t erdekat nya. Dalam proses pengident ifikasian diri inilah harga diri dan m art abat ( dignit y) seorang m anusia m elekat . Mart abat m anusia adalah hal yang paling hakiki sebagai m anusia. Dalam konvensi int ernasional dan UUD 1945 am andem en besert a UU HAM t elah j uga m enyat akan bahwa m art abat m anusia adalah kebebasan pribadi dan haruslah dilindungi t anpa diskrim inasi.

Mem baca kasus- kasus kekerasan t erhadap kaum LGBT dan perat uran yang t erbent uk di beberapa daerah di I ndonesia j elas m em perlihat kan bahwa aparat negara m elakukan diskrim inasi dan t indak kekerasan t erhadap kaum ini karena perbedaan orient asi seksual m ereka yang dianggap akan m enyebabkan m asalah ket ert iban um um . Negara secara j elas gagal m em bedakan subyek dan obyek hukum Mem baca kasus- kasus kekerasan t erhadap kaum LGBT dan perat uran yang t erbent uk di beberapa daerah di I ndonesia j elas m em perlihat kan bahwa aparat negara m elakukan diskrim inasi dan t indak kekerasan t erhadap kaum ini karena perbedaan orient asi seksual m ereka yang dianggap akan m enyebabkan m asalah ket ert iban um um . Negara secara j elas gagal m em bedakan subyek dan obyek hukum

Tidak dapat dipungkiri perbedaan orient asi seksual dari kaum ini dij adikan alasan bagi aparat negara unt uk m enolak m engakui m ereka sebagai m anusia dan warga negara biasa dan disam akan dengan krim inal.

Dalam buku ini, proses m enj adi AKU t ernyat a t elah dirusak oleh negara. Proses m enj adi AKU t elah dit ent ukan oleh lingkungan at as nam a m oral publik, ket ert iban um um , dan agam a. Proses m enj adi AKU t idak lagi m erupakan bagian proses DI RI m enj adi MANUSI A, t api dalam negara ini, proses m enj adi AKU adalah proses yang dilakukan dan dit ent ukan oleh NEGARA. Bahkan di negara ini, proses m enj adi MANUSI A harus at as ij in NEGARA.

Ka pa n a k u bisa m e n j a di a k u ( dir ik u se n dir i) ?

Jakart a, 23 Juli 2008

Renat a Arianingt yas Program Manager Cit izenship & Equalit y Yayasan Tifa

Ka t a Pe n ga n t a r

( Rat na B Munt i at au Eva Sundari)

Ka t a Pe n ga n t a r

Sem boyan I ndonesia, “ Bhinneka Tunggal I ka,” m em beri kesan negara keanekaragam an, di m ana perbedaan- perbedaan ant ar orang dihorm at i sebagai sesuat u yang m enyum bang ke kesej aht eraan m asyarakat . Dibandingkan banyak negara- negara lain, I ndonesia adalah sebuah negara di m ana gaya- gaya hidup segala m acam diakui dan dihorm at i. Tet api, t erwuj udnya sem boyan ini sebagai realit as belum t ercapai di I ndonesia.

Buku ini m erupakan sat u langkah yang m enunj ukkan bahw a suat u j enis diskrim inasi dan kekerasan m asih ada di I ndonesia, yait u t erhadap orang lesbian, gay, biseksual, t ransgender ( F t o M, M t o F) , dan int erseks ( LGBTI ) . Buku ini berharga karena m enyat ukan st udi- st udi kasus dengan kerangka hak azasi m anusia. Buku ini dengan t elit i m endokum ent asikan berbagai kasus- kasus diskrim inasi dan kekerasan t erhadap orang LGBTI , dan m enggunakan kerangka hak azasi m anusia unt uk m encari solusi.

Konsep hak azasi m anusia unt uk orang LGBTI m ungkin dianggap aneh oleh banyak para pem baca buku ini, t et api sebet ulnya konsep ini sudah lam a ada. Hak azasi m anusia diut am akan sej ak aw al pergerakan LGBTI di I ndonesia. I ni khususnya t erj adi sej ak Lam bda I ndonesia didirikan t ahun 1982, dan usaha- usaha pent ing Dédé Oet om o dan orang- orang lain sej ak w akt u it u, m elalui GAYa Nusant ara, Arus Pelangi, dan banyak kelom pok, organisasi, dan yayasan lain. Sej ak pert am a kali saya m engunj ungi I ndonesia t ahun 1992, saya t erkesan oleh kom it m ent orang LGBTI di

I ndonesia t erhadap hak azasi m anusianya, dan cara- cara kreat if yang dipakai olehnya unt uk m em perkuat hak- hak t ersebut . Buku ini m erupakan kont ribusi pent ing dalam m elanj ut kan perj uangan it u.

Di negara saya, yait u Am erika Serikat , t ahun- t ahun 2000- 2008 diwarnai kepresidenan di m ana agam a dipakai oleh negara unt uk m em isahkan bagian- bagian w arga negara dari hak azasinya. Buku ini j uga pent ing karena m enj elaskan bagaim ana kesalahfaham an t ent ang I slam digunakan di I ndonesia unt uk m enolak hak azasi m anusia kepada kaum LGBTI . Di Am erika Serikat , saya selalu berusaha unt uk m em perbaiki kesalahfaham an t erhadap I slam dengan m enj elaskan bagaim ana kom unit as- kom unit as I slam di I ndonesia sangat beraneka ragam . Ada banyak cara m enj adi orang I slam yang baik dan t aat , dan j uga banyak perdebat an ant ara kaum

I slam yang sehat dan pent ing, sepert i halnya dengan sem ua agam a lain. Menj adi bahaya kalau suat u pandangan at au kelom pok m endapat dukungan eksklusif dari I slam yang sehat dan pent ing, sepert i halnya dengan sem ua agam a lain. Menj adi bahaya kalau suat u pandangan at au kelom pok m endapat dukungan eksklusif dari

Saya m engaj ak Anda m enikm at i buku ini sebagai sum ber pengert ian dan ide- ide, bukan hanya t erhadap orang LGBTI m elainkan sem ua orang I ndonesia. Har apan saya adalah I ndonesia t et ap m enj adi nusant ara t oleransi dan keanekaragam an, sebuah negara yang m em beri keset araan kepada warganya, dan m enj adi cont oh pent ing unt uk seluruh dunia.

- Tom Boellst orff Associat e Professor, Depart m ent of Ant hropology, Universit y of California, I rvine Edit or- in- Chief, Am erican Ant hropologist Aut hor, The Gay Archipelago: Sexualit y and Nat ion in I ndonesia ( Princet on Universit y

Press, 2005) and A Coincidence of Desires: Ant hropology, Queer St udies, I ndonesia ( Duke Universit y Press, 2007)

I n de k s Sin gk a t a n

APB Arus Pelangi Banyum as ARM

Aliansi Rakyat Miskin BAP

Berit a Acar a Pem eriksaan Bint alkesos

Dinas Pem binaan Ment al dan Kesehat an Sosial CAT

Konvensi Ant i Penyiksaan CEDAW

Konvensi Pem berant asan Diskrim inasi t erhadap Perem puan CRC

Konvensi t ent ang Hak- hak Anak Depdagri Depart em en Dalam Negeri DI - TI I

Darul I slam / Tent ara I slam I ndonesia DKI

Daerah Khusus I bukot a DPR

Dew an Perw akilan Rakyat DPRD

Dew an Perw akilan Rakyat ( t ingkat ) Daerah DUHAM

Deklarasi Um um Hak- hak Asasi Manusia Ekosob

[ Hak- hak] ekonom i, sosial dan budaya FKWI

Forum Kom unikasi Waria I ndonesia FPI

Front Pem bela I slam GPK

( 1) Gerakan Pem uda Ka’bah ( 2) Gerom bolan Pengacau Keam anan

HAM Hak- hak Asasi Manusia HI V/ AI DS

Hum an I m m unodeficiency Virus/ Acquired I m m une Deficiency Syndrom e

I CCPR I nt ernat ional Covenant on Civil and Polit ical Right s/ Perj anj ian I nt ernasional t ent ang Hak- hak Sipil dan Polit ik

I CSECR I nt ernat ional Covenant on Social, Econom ic and Cult ural Right s/ Perj anj ian I nt ernasional t ent ang Hak- hak Sosial, Ekonom i dan Budaya

I DAHO I nt ernat ional Day against Hom ophobia/ Hari I nt ernasional Melaw an Hom ofobia

KADI Kom it e Ant i Diskrim inasi I ndonesia KAMMI

Kesat uan Aksi Mahasisw a Muslim I ndonesia Kom nas HAM Kom isi Nasional Hak Asasi Manusia KPPI

Kelom pok Persiapan Penegakan Syariat I slam KP3

Kesat uan Pelaksana Pengam anan Pelabuhan KTP

Kart u Tanda Penduduk KUHP Kit ab Undang- undang Hukum Pidana LBH

Lem baga Bant uan Hukum LGBTI

Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan I nt erseksual

LPHAM Lem baga Pem bela Hak Asasi Manusia LSM Lem baga Swadaya Masyarakat MA Mahkam ah Agung MK Mahkam ah Konst it usi

MOU Mem orandum of Underst anding ( kesepakat an resm i) MUI

Maj elis Ulam a I ndonesia NAD

Nanggroe Aceh Darussalam ODHA

Orang Dengan HI V/ AI DS Pansus

Panit ia Khusus PBB Perserikat an Bangsa- Bangsa Perda perat uran daerah Persam i Perkem ahan Sabt u- Minggu PBHI

Perhim punan Bant uan Hukum dan HAM I ndonesia PKBI

Perkum pulan Keluarga Berencana I ndonesia PKK

Perlindungan Kelom pok Khusus PLU

People Like Us PN Pengadilan Negeri PPDGJ

Pedom an Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiw a

PSK Pekerj a Seks Kom ersial RI S

Republik I ndonesia Serikat RSCM

Rum ah Sakit Cipt o Mangunkusum o RSUD

Rum ah sakit um um daerah RUU PDRE

Rancangan Undang- undang Penghapusan Diskrim inasi berdasarkan Ras dan Et nis

Sat pol PP Sat uan Polisi Pam ong Praj a Sudin PPC

Sub Dinas Penyant unan Penyandang Cacat Sudin RTS

Sub Dinas Rehabilit asi Tuna Sosial STKI P

Sekolah Tinggi Keguruan dan I lm u Pendidikan Tibum Ket ert iban Um um TKP

Tem pat Kej adian Perkara TNI

Tent ara Nasional I ndonesia TPU

Tem pat Pem akam an Um um UU Undang- undang UUD Undang- undang Dasar/ Konst it usi VER

visum et repert um ; laporan hasil pem eriksaan kedokt eran unt uk kepent ingan peradilan

WH Wilayat ul Hisbah / Polisi Syariat WI B

w akt u I ndonesia bagian barat WI TA w akt u I ndonesia bagian t engah WNI

warga negara I ndonesia

BAB I PEN D AH ULUAN

Penghorm at an hak- hak m anusia ( hum an right s) t am paknya sudah dit erim a sebagai bagian dari pikiran bangsa I ndonesia. Banyak kalangan m asyarakat m enj alankan berbagai akt ivit as yang berkait an dengan isu hak- hak m anusia sepert i diskusi, sem inar, lokakarya, pelat ihan, dem onst rasi m enunt ut hak dan m engaj ukan gugat an pelanggaran hak- hak m anusia ( hum an right s violat ion) sert a m erekom endasikan perbaikan kondisi hak- hak m anusia.

Negara Republik I ndonesia ( RI ) j uga sudah m enj adi salah sat u dari Negara- negara pesert a ( st at e part ies) karena sudah m enandat angani dan m erat ifikasi sebagian perj anj ian int ernasional hak- hak m anusia ( int ernat ional hum an right s t reat ies) yang ut am a sebagai bagian dari hukum dan kebij akan nasionalnya. Dengan dem ikian, RI t erikat secara hukum dan kebij akan dalam m enunaikan kewaj iban ( obligat ion) unt uk m enghorm at i ( t o respect ) , m elindungi ( t o prot ect ) , dan m em enuhi ( t o fulfill) hak- hak m anusia. Sat u kew aj iban t am bahan adalah m em prom osikan ( t o prom ot e) hak- hak m anusia supaya dapat diket ahui oleh publik.

Selain it u, di pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 39/ 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia disebut kan secara rinci m engenai penghorm at an t erhadap hak- hak m anusia. Bahkan, RI berusaha m engakom odasi kebut uhan keadilan bagi korban yang m enderit a karena suat u kej ahat an serius ( serious crim e) –kej ahat an t erhadap kem anusiaan ( crim es against hum anit y) dan genosida ( genocide) –m elalui UU No. 26/ 2000 t ent ang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Sej ak RI berdiri sebagai negara konst it usional, hak- hak m anusia sudah diakom odasi dalam Pasal 28 UUD 1945. Lebih lengkap lagi adalah Konst it usi RI S dan UUD 1950. Tet api at uran t ent ang hak- hak m anusia m engalam i kem unduran sesudah dekrit presiden yang m engem balikan UUD 1945 pada 5 Juli 1959. Terlebih lagi ket ika Orde Baru berdiri dan beroperasi sej ak akhir 1965 dengan kepem im pinan rezim ot orit er yang m em ang berw at ak m enindas hak- hak m anusia.

Kendat i dem ikian, t et ap t um buh upaya m em perj uangkan hak- hak m anusia dari kalangan m asyarakat di hadapan rezim Orde Baru. Pada 1966, berdiri sebuah organisasi di Jakart a bernam a Lem baga Pem bela Hak Asasi Manusia ( LPHAM) . Pada 1970, j uga m uncul t unt ut an dari kalangan m ahasiswa di Bandung yang m enyuarakan hak- hak sipil. Dalam hak- hak m anusia yang lebih khusus, m uncul Lem baga Bant uan Hukum ( LBH) pada 1970 yang m engalam i perkem bangan di baw ah Yayasan LBH I ndonesia ( YLBHI ) . Belakangan hadir pula beberapa organisasi sepert i Perhim punan Bant uan Hukum dan Hak Asasi Manusia I ndonesia ( PBHI ) pada 1996, Kom isi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan ( Kont raS) pada 1998 dan

I m parsial ( The I ndonesian Hum an Right s Monit or) pada 2002. Perj uangan hak- hak m anusia di berbagai daerah j uga dit andai

dengan kem unculan sej um lah organisasi at au lem baga yang berkait an dengan advokasi hak- hak m anusia. Dan pada 10 Desem ber set iap t ahunnya, dirayakan sebagai hari hak- hak m anusia m elalui kegiat an kam panye, paw ai, at au dem onst rasi t urun ke j alan oleh berbagai kalangan m asyarakat baik di Jakart a m aupun di daerah. Media sosialisasi t ent ang isu hak- hak m anusia pun dapat diakses m elalui sit us int ernet dari banyak organisasi at au banyak lem baga.

Rezim Orde Baru di baw ah kepem im pinan Soehart o t ak bisa sepenuhnya dapat m em bendung perkem bangan w acana hak- hak Rezim Orde Baru di baw ah kepem im pinan Soehart o t ak bisa sepenuhnya dapat m em bendung perkem bangan w acana hak- hak

Unt uk m engakom odasi t ekanan ini, rezim Soehart o m engeluarkan keput usannya m em bent uk Kom isi Nasional Hak Asasi Manusia ( Kom nas HAM) pada 1992. Di baw ah rezim Soehart o j uga t elah dirat ifikasi beberapa perj anj ian int ernasional hak- hak m anusia, sepert i CEDAW ( Konvensi Penghapusan Segala Bent uk Diskrim inasi Terhadap Perem puan) dan CRC ( Konvensi Hak Anak) .

Seiring t um bangnya rezim Soehart o, pada m asa Presiden RI Burhanuddin Jusuf Habibie dikeluarkan dan diberlakukan UU HAM sej ak 1999 sert a rat ifikasi CAT ( Konvensi Melaw an Penyiksaan) dan CERD ( Konvensi Penghapusan Diskrim inasi Rasial) . Sem ent ara yang berkait an dengan kekerasan t erhadap perem puan ( violence against w om en) , dibent uk Kom isi Nasional Ant i Kekerasan t erhadap Perem puan ( Kom nas Perem puan) set elah kerusuhan Mei 1998. Pada m asa Presiden Abdurahm an Wahid, dibent uklah sat u kem ent erian negara yait u m ent eri negara hak asasi m anusia. Unt uk m encegah halangan at as kebebasan pers, dibubarkanlah Depart em en Penerangan. Presiden Abdurahm an Wahid j uga m em isahkan fungsi dan t ugas TNI dan Polri, t erm asuk m em bubarkan Bakorst anas sert a m ekanism e Lit sus. Dengan am andem en UUD 1945, kekuasaan kehakim an dipisahkan secara t egas dengan kekuasaan pem erint ah, sehingga depart em en kehakim an bergant i nam a m enj adi Depart em en Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Depkum ham ) . Dan pada m asa Presiden Susilo Bam bang Yudhoyono, dirat ifikasi dua kovenan unt uk m elengkapi em pat perj anj ian int ernasional yang sudah dirat ifikasi, yait u I CCPR ( Kovenan I nt ernasional t ent ang Hak- Hak Sipil dan Polit ik) Seiring t um bangnya rezim Soehart o, pada m asa Presiden RI Burhanuddin Jusuf Habibie dikeluarkan dan diberlakukan UU HAM sej ak 1999 sert a rat ifikasi CAT ( Konvensi Melaw an Penyiksaan) dan CERD ( Konvensi Penghapusan Diskrim inasi Rasial) . Sem ent ara yang berkait an dengan kekerasan t erhadap perem puan ( violence against w om en) , dibent uk Kom isi Nasional Ant i Kekerasan t erhadap Perem puan ( Kom nas Perem puan) set elah kerusuhan Mei 1998. Pada m asa Presiden Abdurahm an Wahid, dibent uklah sat u kem ent erian negara yait u m ent eri negara hak asasi m anusia. Unt uk m encegah halangan at as kebebasan pers, dibubarkanlah Depart em en Penerangan. Presiden Abdurahm an Wahid j uga m em isahkan fungsi dan t ugas TNI dan Polri, t erm asuk m em bubarkan Bakorst anas sert a m ekanism e Lit sus. Dengan am andem en UUD 1945, kekuasaan kehakim an dipisahkan secara t egas dengan kekuasaan pem erint ah, sehingga depart em en kehakim an bergant i nam a m enj adi Depart em en Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Depkum ham ) . Dan pada m asa Presiden Susilo Bam bang Yudhoyono, dirat ifikasi dua kovenan unt uk m elengkapi em pat perj anj ian int ernasional yang sudah dirat ifikasi, yait u I CCPR ( Kovenan I nt ernasional t ent ang Hak- Hak Sipil dan Polit ik)

Wacana hak- hak m anusia t erus m eluas dengan rat usan j udul buku dit erbit kan at au dipublikasikan dan beredar di m ana- m ana. Begit u pula m edia m assa, banyak m engelola program khusus t ent ang hak- hak m anusia, t erm asuk pengelolaan sit us int ernet oleh banyak organisasi at au lem baga yang berhubungan dengan isu hak- hak m anusia. Berbagai diskusi, sem inar, paw ai, dan unj uk rasa m em perj uangkan pelaksanaan kew aj iban negara at as hak- hak m anusia j uga m arak. Pendek kat a, w acana hak- hak m anusia sudah m enyebar di t engah- t engah m asyarakat .

Pert anyaannya, m engapa t et ap saj a t erj adi pelanggaran at au pengingkaran hak- hak m anusia? Banyak perist iw a pelanggaran serius hak- hak m anusia sepert i banyak berlangsung di m arkas- m arkas kepolisian, dan secara lokal di Aceh, Poso, dan Papua. Pelanggaran serius ini t erm asuk diberlakukannya hukum an cam buk dan hukum an m at i ( deat h penalt y) . Bahkan dari serangkaian kasus sengket a lahan j ust ru berefek kepada pelanggaran hak- hak m anusia yang berat ( gross violat ion of hum an right s) .

Pada dasarnya seluruh pelanggaran hak- hak m anusia harus senant iasa diingat dan m enj adi pelaj aran unt uk m em perbaiki supaya hak- hak m anusia lebih dihorm at i, dapat dilindungi, dan dipenuhi sebagai pelaksanaan kew aj iban Negara. Sebaliknya, m ereka yang m enj adi korban dan prihat in at as berbagai perist iw a pelanggaran it u unt uk am bil bagian dalam m enggugat t anggung j aw ab negara ( st at e responsibilit y) .

Tidak t erkecuali dengan pelanggaran hak orang- orang dengan orient asi seksual berbeda, sepert i lesbian, gay, biseksual, t ransgender, int erseksual ( LGBTI ) . Pelanggaran hak- hak kelom pok

LGBTI ini seringkali dibiarkan saj a t erj adi. Bent uk pelanggaran haknya berm acam - m acam . Nam un di dalam buku ini penulis hanya akan m em bat asi pada t indakan st igm at isasi, diskrim inasi dan kekerasan. Pem bat asan it u lebih disebabkan karena ket iga t indakan it u dinilai oleh penulis sebagai pelanggaran hak- hak pokok yang dialam i oleh sebagian besar kelom pok LGBTI , baik di I ndonesia, m aupun di sebagian besar negara di dunia. Ket iga t indakan it u kem udian m enim bulkan pelanggaran hak- hak kelom pok LGBTI yang lebih kom pleks, baik yang dilakukan oleh pem erint ah m aupun m asyarakat . Pada akhirnya sem ua pelanggaran hak- hak kelom pok LGBTI it u akan m em pengaruhi seluruh sendi kehidupan individu- individu LGBTI it u sendiri.

Di dalam kont eks Negara RI , sebagian besar individu LGBTI yang hidup di I ndonesia m erupakan warga Negara I ndonesia ( WNI ) yang sah. Sesuai dengan hukum hak- hak m anusia

I nt ernasional, Pem erint ah RI harus t aat kepada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ( DUHAM) dan sem ua kovenan int ernasional t ent ang hak- hak m anusia yang t elah dirat ifikasi oleh pem erint ah RI . Beberapa kewaj iban pokok dari pem erint ah adalah m engakui, m em prom osikan, m em enuhi, dan m elindungi hak- hak w arga negaranya sert a m enghukum set iap pelaku pelanggaran hak sesuai dengan hukum hak- hak m anusia int ernasional. Dan dikarenakan orang- orang LGBTI j uga banyak yang m enj adi WNI , m aka pem erint ah RI t idak dapat m em biarkan pelanggaran hak orang- orang LGBTI t erj adi di I ndonesia at as dasar apapun. Kem udian pem erint ah RI harus m erum uskan produk hukum unt uk m enj erat dan m enghukum sem ua pelaku pelanggaran hak- hak m anusia, t erm asuk j uga pelanggaran hak- hak kelom pok LGBTI .

Buku ini t erdiri at as em pat bagian, t erm asuk bab I yang m erupakan bagian pendahuluan yang t elah diuraikan di at as. Bab I I m engurai beberapa hal t erkait dengan diskrim inasi t erhadap kelom pok LGBTI secara um um . Unt uk m em aham i ket erpinggiran perm asalahan LGBTI , pada bab I I I dipaparkan sej um lah t est im oni dari para LGBTI yang m engalam i diskrim inasi. Di dalam Bab t erkahir, yait u Bab I V, dipaparkan sebuah analisa dan rekom endasi.

BAB I I

D I SKRI M I N ASI SI STEM I K TERH AD AP LGBTI

- M e lih a t Pa r a digm a di D a la m M a sya r a k a t -

Ke bij a k a n D isk r im in a t if

Kalau m elihat ket ent uan dalam UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang HAM 1 dij elaskan bahw a perlindungan, pem aj uan, penegakan, dan

pem enuhan HAM adalah t anggung j aw ab pem erint ah. Hal it u j uga m eliput i langkah im plem ent asi yang efekt if dalam bidang hukum , polit ik, ekonom i, sosial, budaya, dan pert ahanan keam anan negara

dan bidang lain 2 . Di dalam UUD 1945 3 dij elaskan bahwa set iap warga negara

I ndonesia ( WNI ) 4 m em punyai hak yang sam a. Pem erint ah m em punyai

1 Pasal 8 j o Pasal 71 UU No 39 Tahun 1999 t ent ang HAM. 2 Pasal 72 UU No 39 Tahun 1999 t ent ang HAM.

3 Pasal 28 C UUD 1945 ayat 2: Set iap orang berhak unt uk m em aj ukan dir inya dalam

m em perj uangkan haknya secara kolekt if unt uk m em bangun m asyarakat , bangsa, dan negaranya.

Pasal 28 D ayat 1: Set iap orang berhak at as pengakuan, j am inan, perlindungan, dan kepast ian hukum yang adil sert a perlakuan yang sam a di hadapan hukum .

Pasal 28 H ayat 2: Set iap orang m endapat kem udahan dan perlakuan khusus unt uk m em peroleh kesem pat an dan m anfaat yang sam a guna m encapai persam aan dan keadilan.

Pasal 28 I ayat 1: Hak unt uk hidup, hak unt uk t idak disiksa, hak kem erdekaan pikiran dan hat i nurani, hak beragam a, hak unt uk t idak diperbudak, hak unt uk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum , dan hak unt uk t idak dit unt ut at as dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi m anusia yang t idak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

t anggung j aw ab unt uk m em enuhi sem ua hak WNI . Hal ini j uga sesuai dengan kovenan int ernasional t ent ang Hak- Hak Ekonom i, Sosial dan Budaya ( Ekosob) sert a kovenan int ernasional t ent ang Hak- Hak Sipil

dan Polit ik ( Sipol) . 5

I ronis m em ang. Di sat u sisi pem erint ah t erlihat get ol ingin m enegakkan hak- hak m anusia. Tapi dalam w akt u bersam aan, pem erint ah m em buat kebij akan- kebij akan diskrim inat if. Apabila m encerm at i sej um lah perat uran at aupun kebij akan pem erint ah, seringkali bert ent angan dengan UUD 1945 dan kovenan int ernasional t ersebut .

Beberapa produk hukum di t ingkat nasional m aupun daerah yang m endiskrim inasikan kelom pok LGBTI secara langsung adalah sebagai berikut :

1. Perda Provinsi Sum at era Selat an No. 13 Tahun 2002 t ent ang Pem berant asan Maksiat di Provinsi Sum at era Selat an. Perda ini m engkrim inalisasikan kelom pok LGBTI dengan m engkat egorikan kelom pok LGBTI sebagai bagian dari perbuat an pelacuran.

Ayat 2: Set iap orang berhak bebas at as perlakuan yang bersifat diskrim inat if at as dasar apa pun dan berhak m endapat kan perlindungan t erhadap perlakuan yang diskrim inat if it u.

Ayat 4: Perlindungan, pem aj uan, penegakan, dan pem enuhan hak asasi m anusia adalah t anggung j aw ab negara, t erut am a pem erint ah.

Ayat 5: Unt uk m enegakkan dan m elindungi hak asasi m anusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang dem okrat is, m aka pelaksanaan hak asasi m anusia dij am in, diat ur, dan dit uangkan dalam perat uran perundang- undangan.

Pasal 28 J ayat 1: Set iap orang waj ib m enghorm at i hak asasi m anusia orang lain dalam t ert ib kehidupan berm asyarakat , berbangsa dan bernegara.

4 Sehingga sem ua WNI dengan orient asi seksual berbeda harus diart ikan dan dipaham i oleh pem erint ah dan m asyarakat I ndonesia sebagai kelom pok

m asyarakat yang j uga diat ur di dalam UUD 1945. 5 Kovenan Ekosob sudah dirat ifikasi m elalui UU No. 11 Tahun 2005 dan kovenan Sipol dirat ifikasi m elalui UU No. 12 Tahun 2005.

2. Perda Kot a Palem bang No. 2 Tahun 2004 t ent ang Pem berant asan Pelacuran. Perda ini m engkrim inalisasikan kelom pok LGBTI dengan m engkat egorikan kelom pok LGBTI

sebagai bagian dari perbuat an pelacuran 6 . Pem da Kot a Palem bang t am paknya t idak m engert i m engenai perbedaan

pelacuran dengan orient asi seksual dan asas hukum yang berlaku di I ndonesia.

3. UU No. 1 Tahun 1974 t ent ang Perkaw inan. Perat uran ini hanya m enyat akan bahw a perkaw inan yang sah adalah perkaw inan yang dilakukan oleh dua orang het eroseksual.

4. Perda DKI Jakart a No. 8 Tahun 2007 t ent ang Ket ert iban Um um ( Tibum ) . Perda ini m engkrim inalisasikan pekerj aan- pekerj aan inform al yang dilakukan oleh m asyarakat m iskin kot a. Sehingga kelom pok LGBTI di Jakart a yang m em punyai pekerj aan inform al yang dikrim inalisasikan oleh perda it u akan m engalam i dam pak langsung dari diberlakukannya perda Tibum ini.

5. UU No. 23 Tahun 2006 t ent ang Adm inist rasi Kependudukan dan PP No. 37 Tahun 2007 t ent ang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006. Kedua perat uran it u hanya m engakui ident it as t ransseksual ( w aria yang t elah berhasil m elakukan upaya perubahan kelam in) yang j um lahnya j auh lebih sedikit dibandingkan dengan t ransgender ( waria yang belum , sedang at au t idak m elakukan upaya perubahan kelam in) .

6 Perda ini disahkan pada 7 Januari 2004 dan dit andat angani Walikot a Palem bang Eddy Sant ana Put ra. Pasal 8 ayat 1 Perda ini m enyebut kan: Pelacuran adalah

perbuat an yang dilakukan set iap orang dan at au sekelom pok orang dengan sadar, bert uj uan m encari kepuasan syahwat di luar ikat an pernikahan yang sah dengan at au t anpa m enerim a im balan, baik berupa uang m aupun bent uk lainnya.

Pasal 8 ayat 2: Term asuk dalam perbuat an pelacuran adalah: a. hom oseks. b. lesbian. c. sodom i. d. pelecehan seksual, dan e. perbuat an porno lainnya.

Selain beberapa perat uran di at as, ada j uga beberapa kebij akan pem erint ah lainnya yang j uga m elanggar hak- hak kelom pok LGBTI di

I ndonesia. Salah sat u cont ohnya adalah Kebij akan Depart em en Sosial m elalui Dinas Pem binaan Ment al dan Kesehat an Sosial ( Bint alkesos) DKI Jakart a yang m em asukan kelom pok w aria ke dalam kat egori penyandang cacat . Mem ang kebij akan t ersebut t idak t ert ulis, m elainkan suat u kesalahan t eknis yang akhirnya m enj adi suat u kebiasaan. Dinas Bint alkesos DKI Jakart a m em asukkan w aria ke dalam kew enangan Sub Dinas Penyant unan Penyandang Cacat ( Sudin PPC) .

Ket ika dikonfirm asikan kepada pihak Dinas Sosial 7 , m ereka m engat akan bahw a hal it u bisa t erj adi karena pada aw alnya m ereka

t idak m em punyai dana unt uk m em buat program pem binaan t erhadap kelom pok w aria. Maka digunakanlah dana dari program pem binaan penyandang cacat . Sudah t ent u hal t ersebut langsung m enim bulkan opini publik yang negat if dan m asyarakat pun sem akin percaya bahw a kelom pok w aria m em ang m erupakan kelom pok penyandang cacat .

Keadaan t ersebut m enj adi sem akin parah ket ika Pem erint ah bersifat pasif dengan m elakukan pem biaran t erhadap kesalahan Dinas Bint alkesos dan t idak m engeluarkan kebij akan at au propaganda konst rukt if apapun unt uk m elakukan count er t erhadap st igm a t erhadap kelom pok LGBTI yang ada di dalam m asyarakat .

Keadaan di at as sedikit berubah pada saat ini. Dengan upaya yang gigih dari kelom pok w aria di Jakart a, akhirnya pada Juni 2008 secara resm i Dinas Bint alkesos DKI Jakart a m enyat akan bahwa Sub

7 Pada t anggal 14 Juni 2006 diadakan pert em uan konsolidasi ant ara Arus Pelangi dan YSS dengan berbagai inst ansi pem er int ah yang diadakan di kant or Dirj en Hukum dan HAM. Pert em uan ini

m er upakan t indak lanj ut dar i audiensi dengan Dir j en Hukum dan HAM pada t anggal 17 Mei 2006.

Dinas yang berw enang m enangani w aria yang t erj erat razia di j alanan adalah Sub Dinas Rehabilit asi Tuna Sosial ( Sudin RTS) .

Perda- perda it u m em ang harus segera diharm onisasikan dengan perat uran yang lebih t inggi. Jika t idak, m aka besar kem ungkinan akan t erj adi penangkapan t erhadap kelom pok LGBTI . Kalau ini t erj adi, usaha pem enuhan dan perlindungan HAM di I ndonesia pada um um nya akan m engalam i degradasi. Juga akan t im bul berbagai bent uk penyelewengan dan korupsi at au t indakan sew enang- w enang berdasarkan perda oleh aparat pem da, pem kab, at au pem kot .

Pem erint ah sepert inya kurang bersem angat m engeluarkan kelom pok LGBTI ini dari penderit aan m ereka. Kubangan diskrim inasi dan int oleransi m asih t erus m enj adi konst ruksi sosial dan pandangan dom inan m asyarakat t erhadap kelom pok LGBTI . Pem erint ah m ungkin khaw at ir akan berhadapan dengan konst ruksi sosial pandangan het eroseksual yang m endom inasi pola pikir m asyarakat . Biasanya, m asyarakat m elakukan st igm at isasi t erhadap m ereka dengan m enggunakan j ust ifikasi dokt rin dan t eks- t eks suci keagam aan. Oleh t afsir agam a koservat if, kelom pok LGBTI dianggap sam pah m asyarakat , m enyebarkan penyakit m enular, t idak norm al, t idak alam iah, sum ber dat angnya m alapet aka, dan penyandang cacat m ent al. Parahnya lagi, pem erint ah t urut m elegit im asi hal it u dengan m engeluarkan beberapa kebij akan yang diskrim inat if t erhadap kelom pok m arginal t ersebut .

Pe r k e m ba n ga n I n t e r n a sion a l m e n ge n a i LGBTI

Di t ingkat int ernasional, kelom pok LGBTI sudah lam a dikeluarkan dari kat egori penyandang cacat m ent al. Pada 1973, Asosiasi Psikiat er Am erika t elah m enyet uj ui pent ingnya m et ode Di t ingkat int ernasional, kelom pok LGBTI sudah lam a dikeluarkan dari kat egori penyandang cacat m ent al. Pada 1973, Asosiasi Psikiat er Am erika t elah m enyet uj ui pent ingnya m et ode

Meskipun kelom pok LGBTI sudah lam a dikeluarkan dari kat egori penyandang cacat m ent al, nam un secara um um di t ingkat int ernasional kelom pok LGBTI at au kelom pok m asyarakat dengan orient asi seksual berbeda belum diakui secara resm i sebagai sebuah kelom pok sosial. Hal it u t erbukt i dengan t idak adanya produk hukum int ernasional yang m engadopsi t erm inologi LGBTI at aupun orang dengan orient asi seksual berbeda. Lebih j auh lagi, belum ada sat upun produk hukum int ernasional yang m engakui keberadaan kelom pok LGBTI ini sert a m engat ur hal- hal yang berkait an dengan kelom pok LGBTI secara khusus.

Apabila kit a m engacu kepada definisi kelom pok sosial yang diberikan oleh Robert Bierst edt 8 , kelom pok LGBTI seharusnya t elah

diakui sebagai kelom pok sosial. Karena selam a ini kelom pok m asyarakat dengan orient asi seksual berbeda ini t elah berbaur, berint eraksi, dan m em bent uk kelom pok at aupun kom unit as at as dasar

8 Robert Bierst edt m enyat akan bahwa kelom pok sosial adalah kelom pok yang

anggot anya m em ilik i kesadaran j enis dan berhubungan sat u dengan yang lainnya, t et api t idak t erikat dalam ikat an organisasi. ( ht t p: / / id.w ikipedia.org/ w iki/ kelom pok_sosial) anggot anya m em ilik i kesadaran j enis dan berhubungan sat u dengan yang lainnya, t et api t idak t erikat dalam ikat an organisasi. ( ht t p: / / id.w ikipedia.org/ w iki/ kelom pok_sosial)

Belum adanya pengakuan t erhadap kelom pok LGBTI di t ingkat int ernasional ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yait u st igm a t erhadap kelom pok LGBTI yang dipengaruhi oleh dokt rin agam a t elah m erasuki pikiran m asyarakat dunia; sert a belum adanya ikt ikad bersam a yang dibangun oleh Negara- negara anggot a PBB unt uk m engakui dan m engat ur pem enuhan hak- hak kelom pok LGBTI secara khusus.

Nam un belum adanya pengakuan t erhadap kelom pok LGBTI ini t idak m enyurut kan sem angat para akt ivis LGBTI dan j uga akt ivis HAM unt uk m em perj uangkan pengakuan bagi kelom pok LGBTI dan perlindungan t erhadap m ereka dari segala bent uk diskrim inasi. Lam bat laun upaya- upaya yang dilakukan oleh para akt ivis it u m em buahkan hasil. Pada 26- 29 Juli 2006 diadakan sebuah Konferensi

I nt ernasional t ent ang Hak- Hak LGBTI di Mont real, Kanada. Konferensi ini diakhiri dengan pem bacaan Deklarasi Mont real oleh seorang pet enis lesbian kelas dunia, Mart ina Navrat ilova. Deklarasi Mont real ini m erupakan langkah aw al yang dihasilkan oleh para pej uang hak- hak LGBTI di dunia, dim ana unt uk pert am a kalinya t erm inologi LGBTI digunakan di dalam sebuah deklarasi I nt ernasional. Walaupun bukan m erupakan dokum en resm i PBB at aupun produk hukum resm i

I nt ernasional, nam un ada beberapa hal pent ing yang diat ur di dalam deklarasi Mont real ini, yait u desakan kepada Negara- negara di dunia unt uk m engakui, m em enuhi, dan m elindungi hak- hak LGBTI sert a desakan agar sem ua Negara dan PBB m engakui dan m em prom osikan t anggal 17 Mei set iap t ahunnya sebagai Hari I nt ernasional Melawan Hom ophobia ( I DAHO/ I nt ernat ional Day against Hom ophobia) .

Nam un dem ikian di kancah polit ik PBB, hom ofobia m asih sangat kent al dan negara- negara yang m endukung pengakuan hak- hak berdasarkan orient asi seksual, ident it as gender dan ekspresi gender, m asih m enj adi m inorit as. Melihat sit uasi dem ikian dua buah lem baga int ernasional yang berbasis di Jenew a ( Sw iss) , yait u The I nt ernat ional Com m ission of Jurist s dan The I nt ernat ional Service for Hum an Right s, m engam bil inisiat if m enem puh langkah alt ernat if, yait u m enyaring hak- hak apa saj a yang sudah m elekat pada kaum LGBTI berdasarkan kovenan- kovenan int ernasional yang sudah m enj adi dokum en resm i PBB. Menj elang akhir 2006, t epat nya 6 sam pai dengan 9 Nopem ber 2006, 29 orang ahli hukum HAM I nt ernasional berkum pul di Yogyakart a unt uk m erum uskan sekum pulan prinsip yang pat ut dipat uhi oleh suat u Negara t erkait dengan orient asi seksual dan ident it as gender seseorang. Sekum pulan prinsip it u – t epat nya ada 29 prinsip – yang dinam akan Yogyakart a Principles1 . Walaupun bukan m erupakan dokum en resm i PBB, nam un perum usan Yogyakart a Principles harus dilihat sebagai sebuah kem aj uan yang signifikan bagi upaya pem enuhan dan perlindungan hak- hak LGBTI di dunia. Apalagi sekum pulan prinsip t ersebut dirum uskan di sebuah Negara yang sam pai dengan saat ini belum m engakui ident it as sosial dan polit ik kelom pok LGBTI . Hal t ersebut m enandakan keseriusan dari para perum us – sekaligus penandat angan – unt uk t erus m engkam panyekan pent ingnya upaya m enghilangkan segala bent uk diskrim inasi berbasiskan orient asi seksual dan ident it as gender, sert a pem enuhan dan perlindungan hak- hak LGBTI di negara- negara yang belum m engakom odasi hak- hak LGBTI . Karena sem angat non- diskrim inasi sert a, m aka Yogyakart a Principles ini berhasil dirum uskan.

1 ht t p: / / www.yogyakart aprinciples.org/

Yogyakart a Principles sangat berguna bagi Negara- Negara yang t elah m erat ifikasi Kovenan I nt ernasional Tent ang Hak- Hak Sipil dan Polit ik sert a Kovenan I nt ernasional Tent ang Hak- Hak Ekonom i, Sosial, dan Budaya. Hal it u disebabkan karena sem ua prinsip yang dirum uskan dalam Yogyakart a Principles t erkait dengan hak- hak sipil dan polit ik sert a hak- hak ekonom i, sosial, dan budaya dan j uga berlaku ke pada kelom pok m asyarakat yang m em punyai orient asi seksual dan ident it as gender berbeda. Selain it u diat ur pula kew aj iban- kew aj iban negara dem i m em enuhi hak- hak kelom pok m asyarakat yang m em punyai orient asi seksual dan ident it as gender yang berbeda t ersebut .

Walaupun kelom pok LGBTI belum diakui sebagai sebuah kelom pok sosial di t ingkat I nt ernasional, nam un Deklarasi Mont real dan Yogyakart a Principles dapat dij adikan sebagai dasar pem ikiran bagi Negara- negara di dunia m aupun PBB unt uk segera m elakukan affirm at ive act ion unt uk m engakui keberadaan kelom pok LGBTI . Salah sat u affirm at ive act ion yang dapat dilakukan adalah m erum uskan suat u produk hukum khusus yang m engat ur t ent ang pengakuan, pem enuhan, dan perlindungan hak- hak LGBTI .

Pe m a h a m a n D isk r im in a si

Di I ndonesia kelom pok LGBTI m enj adi salah sat u kelom pok m asyarakat yang t erus m endapat kan diskrim inasi m ult idim ensional. Diskrim inasi di sini dapat diart ikan sebagai pelayanan dan/ at au perlakuan yang t idak adil t erhadap individu t ert ent u, di m ana pelayanan/ perlakuan berbeda ini dibuat berdasarkan karakt erist ik yang diw akili oleh individu t ersebut , sepert i karakt erist ik kelam in, orient asi seksual, ras, agam a dan kepercayaan, aliran polit ik, kondisi Di I ndonesia kelom pok LGBTI m enj adi salah sat u kelom pok m asyarakat yang t erus m endapat kan diskrim inasi m ult idim ensional. Diskrim inasi di sini dapat diart ikan sebagai pelayanan dan/ at au perlakuan yang t idak adil t erhadap individu t ert ent u, di m ana pelayanan/ perlakuan berbeda ini dibuat berdasarkan karakt erist ik yang diw akili oleh individu t ersebut , sepert i karakt erist ik kelam in, orient asi seksual, ras, agam a dan kepercayaan, aliran polit ik, kondisi

Secara um um diskrim inasi dapat dibagi m enj adi dua j enis, yait u diskrim inasi langsung, yait u diskrim inasi yang t erj adi pada saat hukum , perat uran at au kebij akan j elas- j elas m enyebut kan karakt erist ik t ert ent u, sepert i j enis kelam in, orient asi seksual, ras, dan sebagainya, dan m engham bat adanya peluang yang sam a bagi individu- individu yang m em punyai karakt erist ik yang disebut kan di dalam hukum , perat uran, at aupun kebij akan t ersebut . Bent uk diskrim inasi yang kedua adalah diskrim inasi t idak langsung, yait u diskrim inasi yang t erj adi pada saat perat uran yang bersifat net ral

m enj adi diskrim inat if saat dit erapkan di lapangan 9 . Pada dasarnya sem ua diskrim inasi t erhadap kelom pok LGBTI

disebabkan oleh st igm a sosial yang dihasilkan dari dokt rin dan pem aham an agam a yang konservat if. Beberapa cont oh diskrim inasi yang sering dihadapi kelom pok LGBTI di I ndonesia adalah sebagai berikut :

1. Diskrim inasi sosial, cont ohnya adalah st igm at isasi, cem oohan, pelecehan, dan pengucilan, t idak adanya kesem pat an yang sam a unt uk m engenyam pendidikan form al, dan kekerasan fisik m aupun psikis; cont ohnya m elem par bat u kerikil ke seorang waria.

2. Diskrim inasi hukum cont ohnya adalah kebij akan Negara yang m elanggar hak- hak LGBTI dan perlakuan hukum yang berbeda sebagaim ana t elah dikem ukakan di bagian sebelum nya di dalam buku ini.

9 ht t p: / / id.w ikipedia.org/ w iki/ diskrim inasi

3. Diskrim inasi polit ik, cont ohnya adalah kesem pat an berbeda dalam w ilayah polit ik prakt is dan pencekalan at au t idak adanya ket erwakilan polit ik dari kelom pok LGBTI .

4. Diskrim inasi ekonom i, cont ohnya adalah pelanggaran hak at as pekerj aan di sekt or form al.

5. Diskrim inasi kebudayaan, cont ohnya adalah upaya penghapusan dan penghilangan nilai- nilai budaya yang ram ah t erhadap kelom pok LGBTI . Cont ohnya, selam a dasawarsa 70- 80an budaya Bissu di Sulaw esi Selat an ham pir m usnah diberant as oleh kelom pok I slam garis keras, DI - TI I .

Berdasarkan uraian Bab I dan Bab I I ini, ada t iga pokok persoalan yang hendak diaj ukan di dalam buku ini. Pert am a, persoalan st igm a, diskrim inasi, dan kekerasan fisik at aupun psikis t erhadap kaum LGBTI , baik yang dilakukan oleh pihak keluarga, m asyarakat , at aupun negara. Kedua, adanya ket idak- harm onisan perat uran perundang- undangan di sat u sisi yang t idak m em perbolehkan diskrim inasi dan kebij akan lainnya yang sangat diskrim inat if. Ket iga, kem ungkinan m encipt akan pendekat an kom prehensif unt uk m em buat ideologi, ekonom i, sosial, polit ik, hukum dan hak- hak m anusia, sert a budaya yang berperspekt if LGBTI .

Unt uk dapat m ewuj udkan keadilan dan t idak m enindas kelom pok m inorit as sert a m engem bangkan budaya t oleransi bisa dit em puh m elalui pendidikan. Pendidikan m erupakan proses penyadaran krit is bagi harkat kem anusiaan, m encerahkan, dan m em bebaskan m anusia dari segala bent uk ket ert indasan. Supaya pendidikan bisa m enj adi unit sosial yang m em bebaskan, m aka seharusnya prakt ik- prakt ik pendidikan m engacu pada eksist ensi m anusia it u sendiri dan Unt uk dapat m ewuj udkan keadilan dan t idak m enindas kelom pok m inorit as sert a m engem bangkan budaya t oleransi bisa dit em puh m elalui pendidikan. Pendidikan m erupakan proses penyadaran krit is bagi harkat kem anusiaan, m encerahkan, dan m em bebaskan m anusia dari segala bent uk ket ert indasan. Supaya pendidikan bisa m enj adi unit sosial yang m em bebaskan, m aka seharusnya prakt ik- prakt ik pendidikan m engacu pada eksist ensi m anusia it u sendiri dan

Di banyak negara lain diskrim inasi sudah diakui sebagai perm asalahan yang harus dit angani secara khusus karena t idak m ungkin negara m em buat undang- undang yang bisa m engat ur segala bent uk diskrim inasi dalam kehidupan m asyarakat . Banyak bent uk diskrim inasi sangat subt il dan subyekt if sehingga t idak layak diberant as dengan peradilan. Oleh karena it u banyak pem erint ah m em bent uk beberapa lem baga negara sepert i Kom isi Ant i Diskrim inasi

dan Kom isi Om budsm an 2 . Sem ua lem baga pelayanan m asyarakat , lem baga negara

m aupun privat , diw aj ibkan m em bent uk prosedur pengaduan int ernal, m isalnya t iap rum ah sakit harus ada kom it e et hik, dll. Pengaduan m engenai diskrim inasi dan/ at au pelayanan buruk yang berasal dari rum ah sakit it u dit anggapi oleh kom it e et hika it u, m ediasi, langkah disipliner dan gant i rugi sej auh m ungkin diselesaikan di sana. Hanya j ika seorang t idak m erasa puas dengan penanganan pengaduannya baru dia bisa m engadu ke kom isi- kom isi negara at au ke pengadilan. Peran ut am a kom isi- kom isi t ersebut adalah m ediasi ant ara pihak- pihak yang berselisih; seringkali m ereka j uga berfungsi sebagai ‘w asit ’ karena m ereka dianggap kom pet en di bidang m asalah diskrim inasi.

2 I st ilah Om budsm an berasal dari bahasa Sw edia, yang berart i seorang yang m ew akili rakyat kecil t erhadap pem erint ah/ keraj aan. Jam an sekarang Om budsm an

diart ikan lem baga yang m engawasi kinerj a pem erint ah dalam kewaj ibannya unt uk m elayani kepent ingan m asyarakat .

BAB I I I

POTRET KEKERASAN TERH AD AP LGBTI

- M e n gu n gk a p Fa k t a Ke k e r a sa n di I n don e sia -

Selam a ini pem erint ah t idak pernah m em priorit askan pem enuhan dan perlindungan hak- hak kelom pok LGBTI . Mereka t idak saj a m endapat kan diskrim inasi dalam bent uk pengusiran, cem oohan, dan pengucilan, t api j uga m engalam i berbagai t indak kekerasan fisik sepert i pelecehan seksual, pem ukulan, penganiayaan dan bahkan pem bunuhan.

Pem erint ah yang seharusnya m em berikan perlindungan “ lebih” kepada m ereka sesuai am anat Pasal 5 ayat 3 UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia, j ust ru m enj adi akt or kekerasan, baik secara t idak langsung m elalui perat uran perundang- undangan yang diskrim inat if m aupun secara langsung. Kekerasan oleh negara ini kem udian m enular ke m asyarakat . Organisasi sosial keagam aan dan anggot a m asyarakat lainnya seolah m endapat kan ’’lam pu hij au’’ unt uk m elakukan t indakan serupa.

Unt uk lebih j elas t ent ang kenyat aan it u, berikut ini diungkapkan kisah para LGBTI yang m engalam i berbagai t indak diskrim inasi, baik dilakukan negara, organisasi kem asyarakat an, m aupun anggot a m asyarakat lainnya. Dat a- dat a ini diperoleh dari hasil invest igasi yang dij alankan oleh Tim I nvest igasi Arus Pelangi. Tim ini dibent uk set elah diselenggarakannya Pelat ihan I nvest igasi Berperspekt if LGBT, 29- 31 Okt ober 2007 di Jakart a. Anggot a Tim I nvest igasi t ersebar di berbagai t em pat di selurah I ndonesia.

1 . Pe r be r a n t a sa n Kom u n it a s Bissu ( Su la w e si Se la t a n ) Tr a disi Bissu Te r a n ca m Sya r ia t

Dari sekian banyak w aria, Fit ri Pabent e barangkali nasibnya sangat berunt ung. Keluarga, m asyarakat , dan t em an- t em ann sekolahnya t idak ada yang m em perm asalahkan kew ariaannya. Bahkan, w aria kelahiran Wat am pone, 1 Okt ober 1963 ini m endapat kepercayaan m enj adi seorang bissu.

Fit ri m erasa ’’berbeda’’ sej ak kelas 5 SD. Unt ungnya pihak keluarganya yang sangat agam i bisa m enerim a ’’keperbedaannya’’. Bukt inya, sem ua kebut uhan sekolahnya dibiayai hingga perguruan t inggi. ’’I bu saya m alah bilang kalau dari ket urunan kakek ada yang w aria,” kat a dia.

Meski kedua orangt uanya bisa m enerim a, keduanya berpesan agar Fit ri selalu berbuat baik, j uj ur dan m engenakan busana yang sopan. Tidak lupa raj in m enj alankan ibadah. Meski w aria, Fit ri t idak pernah pakai rukuk kalau salat . Soal ibadah m em ang dia m em posisikan dirinya sebagaim ana laki- laki. ’’Saya baru dandan kalau ada acara- acara waria saj a. Di luar it u saya t et ap berpakaian secara biasa saj a, t erkadang m em akai kebaya,” cerit a dia.

Diakui Fit ri, didikan keislam an orangt ua kepada anaknya m em ang kuat . Nam un unt ungnya orangt ua dia t erm asuk golongan yang berpikir m oderat . Tidak m em perm asalahkan kew ariaan sebagaim ana sebagian keluarga m uslim lainnya. Waria j uga t idak dilaknat . Nam un ya it u t adi, Fit ri dit unt ut unt uk selalu berbuat baik. ’’Di lingkungan Fit ri, yang dim aksud w aria it u bukan orient aasi seksual. Tapi, lebih kepada organisasi,” kat a anak pert am a dari sem bilan bersaudara ini.

Tidak adanya diskrim inasi inilah yang m em buat perj alanan hidup Fit ri relat if t idak ada persoalan berart i. Masa sekolahnya yang dihabiskan di Wat am pone lancar- lancar saj a, bahkan sukses hingga j enj ang D- 1 dan S- 1. Anak pasangan Purn. TNI Alm . Ant ak P. dan alm arhum ah Sit i Zaenab ini berhasil gelar Sarj ana Sast ra I ndonesia dari STKI P Muham m adiyah Bone.

Riw ayat pendidikan yang cukup baik it ulah yang m em buat dirinya didaulat m enj adi ket ua ini dan it u. Di ant aranya adalah ket ua Forum Kom unikasi Waria se- I ndonesia Tim ur, ket ua Lem baga Seni Budaya Arung Palapa, Kom it e Seni Tradisional di DK Bone dan BKKI , sert a anggot a Lem baga Adat Bone. Kini, Fit ri diberikan am anat m enj adi pengelola obj ek w isat a Kerat on Rum ah Adat Dinas Kebudayaan dan Pariw isat a Bone dan m enj adi ket ua Bissu se- Sulaw esi Selat an.

Bissu adalah senim an yang j uga pendet a agam a Bugis kuno ( Sulaw esi Selat an) pra I slam yang m akin berkurang personilnya. Um um nya m ereka adalah pria yang bersifat kew anit aan ( calabai/ w aria) dan dalam kehidupan keseharian selalu t am pil sebagai w anit a. Walaupun bissu digolongkan sebagai w aria, m ereka bukan waria biasa. Unt uk m enj adi bissu, seorang waria harus dit asbihkan ( irebba) t erlebih dulu. Mereka m em iliki kesakt ian dan peran dalam upacara- upacara rit ual. Mereka j uga m em iliki kedudukan dalam m asyarakat sebagai penj aga pusaka keram at ( araj ang) di ist ana yang dipercayai dihuni oleh roh- roh nenek m oyang. Tradisi cross- dressing ( lelaki yang berperan sebagai perem puan) dalam m asyarakat Bugis sudah berlangsung sej ak rat usan t ahun lalu. Bagaim ana Fit ri bisa m enj adi bissu?

Pada 1980, set elah m enyelesaikan st udi S- 1, Fit ri m encoba m enelusuri j ej ak bissu t erlebih dulu. Hal it u dilakukan karena sekit ar

1950 hingga 1965, m elet us pem beront akan Darul I slam / Tent ara I slam

I ndonesia ( DI / TI I ) yang berusaha keras m enghapuskan dan m elarang sem ua yang dianggap m usyrik at au m enyekut ukan Tuhan bagi um at

I slam . Jum lah bissu t erus m enyusut t erut am a set elah perist iw a t ragis yang dialam i para bissu selam a Orde Lam a dan Orde Baru.

Gerom bolan Pengacau Keam anan ( GPK) Kahar Muzakkar m enganggap kegiat an para bissu t erm asuk m enyem bah berhala. Karena it u kegiat an, alat - alat upacara dan para pelakunya diberant as. Ribuan perlengkapan upacara dibakar at au dit enggelam kan ke laut . Banyak sanro ( dukun) dan bissu dibunuh at au dipaksa m enj adi pria yang harus bekerj a keras. Penderit aan ini m asih berlanj ut pada m asa Orde Lam a dan Orde Baru. Gerakan pem bant aian besar- besaran it u diberi nam a Operasi Toba ( Operasi Taubat ) yang dilancarkan pada m asa rezim Orba ant ara 1965- 1967, bersam aan dengan pem bant aian m assal G30S/ PKI .

“ Bissu yang t ert angkap harus m em ilih ant ara m at i dibunuh at au m asuk agam a t ert ent u secara benar sert a harus bersikap sebagai pria norm al, bukan sebagai w aria. Para bissu bersem bunyi dari ancam an m aut yang m em burunya set iap saat ” .

Masyarakat t idak peduli akan nasib m ereka karena sebagian dari m ereka m em ang m endukung gerakan Operasi Toba t ersebut . Sebagian m asyarakat yang bersim pat i kepada para bissu hanya t inggal diam t anpa bisa berbuat apa- apa.