JURNAL ILMU INFORMASI, PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN

JURNAL

ILMU INFORMASI, PERPUSTAKAAN, DAN

KEARSIPAN

Diterbitkan oleh

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

Penanggung Jawab

Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Editor Eksekutif

Fuad Gani, M.A

Staf Editor

Dr. Tamara Adriani Susetyo-Salim, M.A Y.Sumaryanto, Dip. Lib, M.Hum.

Indira Irawati, M. A. Purwanto Putra, M. Hum. Kiki Fauziah, M.Hum.

Dewan Redaksi

Dr. Laksmi, M.A Dr. Zulfikar Zen, S.S, M.A. Utami Budi Rahayu Hariyadi, M.Lib. M,Si.

Taufik Asmiyanto, M.Si. Nina Mayesti, M.Hum.

Sekretariat dan Administrasi

Faisal Hazami

Alamat Sekretariat

Gedung VII Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Tel/Fax. (021)7872353 email: jurnaldipi2012@gmail.com

ISSN 1411 - 0253

Redaksi menerima tulisan ilmiah bidang informasi, perpustakaan dan kearsipan. Tulisan akan dimuat dengan pertimbangan yang didasarkan pada keaslian dan relevansinya dengan ilmu informasi, perspustakaan dan kearsipan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Pada bulan yang penuh berkah, bulan suci Ramadhan, tentunya juga atas rahmat dan karunia-Nya di antara berbagai aktivitas, kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan Volume 16 Nomor 1 April Tahun 2015. Berbagai artikel yang dimuat dalam terbitan ini masih dilandasi dengan semangat menyebarkan update dan sarana komunikasiberbagai hasil penelitian atau kajian bidang Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan, dari berbagai kalangan akademisi dan praktisi.

Semoga dengan kembali terbitnya Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan ini, akan memberikan manfaat untuk memperluas wawasan berinformasi masyarakat penggiat dan pengguna Informasi. Jurnal volume 16 akan menyajikan 7 artikel yang memiliki berbagai variasi topik dan cakupan, tulisan pertama dari Madiareni Sulaiman, di bawah bimbingan Arie Nugraha. Tulisan tersebut membahas tentang Kepuasan Pengguna terhadap Fasilitas Auto- Borrowing Machine di Library and Knowledge Center (LKC) Binus University Kampus Anggrek . Penelitian ini membahas kepuasan pengguna terhadap fasilitas auto-borrowing machine di Library and Knowledge Center (LKC). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan observasi. Menggunakan indikator kuesioner untuk mengukur kepuasan pengguna didasarkan kepada lima dimensi kualitas layanan, yakni: bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan perhatian (empathy).

Artikel kedua berjudul Jaringan Komunikasi Organisasi di Perpustakaan Indonesia Raya dalam Rangka Memberikan Layanan Informasi ditulis oleh Fariz Miharja. Tulisan ini membahas mengenai jaringan komunikasi organisasi yang terdapat di Perpustakaan Indonesia Raya dalam rangka menunjang layanan informasi. Jaringan komunikasi organisasi tersebut terbentuk karena pertukaran pesan antar peran atau posisi pegawai. Ia menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya dan dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan dilakukan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Dengan temuandi antaranya bahwa jaringan komunikasi muncul dalam berbagai bentuk tugas. Kemudian, jaringan komunikasi organisasi yang dibangun melalui berbagai nilai.

Tulisan ketiga berjudul, Layanan Arsip di Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi DKI Jakarta ditulis oleh Hening Wahyuni. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tindakan sosial dari para pengelola arsip dalam menentukan bagaimana bentuk layanan arsip. Penelitian yang menggunakan sudut pandang agen dalam mengarahkan struktur dan menampilkan berbagai keterhubungan antara agen dan struktur. Para agen melakukan pegelolalaan terhadap arsip agar informasinya dapat dilayankan kepada masyarakat luas. Kepercayaan masyarakat kepada lembaga ini bisa terlihat dari bagaimana layanan yang diberikan para petugas. Semakin menarik karena beberapa temuannya mengungkapkan bahwa para petugas juga menggunakan ini sebagai bentuk kompetisi untuk suatu ambisi dan mengambil keuntungan pribadi dan kelompok.

Tulisan keempat dari Moh. Safii yang berjudul Mengulas OPAC 2.0 Sebagai Next Generation Library Catalog . Dalam artikel ini akan menjabarkan fitur-fitur dari OPAC 2.0 yang dijadikan sebagai Next Generation Library Catalog, dengan mengutamakan kebutuhan pengguna (user centered ) serta mengedepankan partisipasi pengguna (user participation). Selain itu, artikel ini juga akan menjabarkan contoh dari web yang sudah menerapkan OPAC 2.0, untuk memudahkan pembaca berfikir ulang dalam memanfaatkan OPAC 2.0.

Tulisan kelima dari Amalia Nurma Dewi, yang berjudul Kebutuhan Informasi Komunitas Pertuni Semarang . Tulisan ini berupaya untuk menjelaskan kebutuhan informasi sebuah komunitas tunanetra yang bernama Pertuni, dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara terhadap anggota komunitas Pertuni serta melakukan kajian terhadap berbagai literatur yang berkaitan dengan kebutuhan informasi. Berdasarkan dari pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan hasilnya menunjukan bahwa kebutuhan informasi utama anggota Komunitas Pertuni Semarang berkaitan dengan kebutuhan integrasi sosial, kebutuhan akan hiburan, serta kebutuhan integrasi personal.

Tulisan keenam diambil dari artikel yang ditulis Niko Grataridarga, dengan judul Pemahaman Masyarakat terhadap Informasi: masyarakat kritis cerminan masyarakat informasi . Ia mengulas tentang masyarakat informasi sebagai masyarakat yang menggunakan informasi di dalam seluruh elemen kehidupannya. Di dalam tulisan diulas mengenai pernyataan bahwainformasi menjadi bagian penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat. Masyarakat harus berfikir kritis, sehinggainformasi yang ada dari berbagai media, harus dapat disikapi dengan kritis agar tidak terjebak pada pola masyarakat konsumtif. Untuk mencapai masyarakat Tulisan keenam diambil dari artikel yang ditulis Niko Grataridarga, dengan judul Pemahaman Masyarakat terhadap Informasi: masyarakat kritis cerminan masyarakat informasi . Ia mengulas tentang masyarakat informasi sebagai masyarakat yang menggunakan informasi di dalam seluruh elemen kehidupannya. Di dalam tulisan diulas mengenai pernyataan bahwainformasi menjadi bagian penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat. Masyarakat harus berfikir kritis, sehinggainformasi yang ada dari berbagai media, harus dapat disikapi dengan kritis agar tidak terjebak pada pola masyarakat konsumtif. Untuk mencapai masyarakat

Tulisan terakhir pada edisi ini berjudul Pemanfaatan Layanan Rujukan di Perpustakaan Universitas Mercu Buana , ditulis Muh. Arif Budiyanto, menjelaskan tentang pemanfaatan layanan rujukan di Universitas Mercu Buana Jakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi layanan rujukan di perpustakaan dan pemanfaatannya di perpustakaan UMB. Penelitian deskriptif dengan memaparkan berbagai fakta dan data yang ditemukan di lapangan. Beberapa temuan menunjukkan bahwa Perpustakaan UMB mempunyai 3 jenis layanan rujukan yaitu: (1) layanan informasi (information service), (2) pembelajaran (instructional), dan (3) bimbingan (guidance). Pemanfaatan layanan rujukan antara lain untuk: (1) menambah wawasan baru, (2) memperluas ilmu pengetahuan, (3) menyelesaikan berbagai tugas pekerjaan dan tugas kuliah, (4) melakukan kegiatan penelitian, (5) menyelesaikan tugas akhir (skripsi dan tesis), dan (6) mengetahui informasi terbaru dan mutakhir sesuai bidangnya.

Kami menyadari benar bahwa masih ada berbagai kekurangan dalam jurnal ini, demi peningkatan kualitas Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan kedepannya, kami berharap akan ada kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca agar selalu ada upaya perbaikan dan inovasi untuk jurnal ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada segenap jajaran tim penerbitan Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan atas dedikasi dan kerjasamanya dalam mewujudkan penerbitan edisi ini.

Salam

Redaksi

iii

DAFTAR ISI

1 Kepuasan Pengguna Terhadap Fasilitas Auto-Borrowing Machine

Di Library And Knowledge Center (Lkc) Binus University Kampus Anggrek

Madiareni Sulaiman, Arie Nugraha

11 Jaringan Komunikasi Organisasi Di Perpustakaan Indonesia Raya

Dalam Rangka Memberikan Layanan Informasi

Fariz Miharja

24 Layanan Arsip Di Badan Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Dki

Jakarta

Hening Wahyuni

40 Mengulas Opac 2.0 Sebagai Next Generation Library Catalog

Moh. Safii

Kebutuhan Informasi Komunitas Pertuni Semarang 50

Amalia Nurma Dewi

60 Pemahaman Masyarakat Terhadap Informasi: Masyarakat Kritis

Cerminan Masyarakat Informasi

Niko Grataridarga

70 Pemanfaatan Layanan Rujukan Di Perpustakaan Universitas

Mercubuana

Muh. Arif Budiyanto

Madiareni Sulaiman, Arie Nugraha

KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP FASILITAS AUTO- BORROWING MACHINE DI LIBRARY AND KNOWLEDGE CENTER (LKC) BINUS UNIVERSITY KAMPUS ANGGREK

1 Madiareni Sulaiman 2 , Arie Nugraha

1 Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI, Jakarta Selatan

2 Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia, Depok

e-mail: punyarenie@gmail.com, dicarve@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas kepuasan pengguna terhadap fasilitas auto-borrowing machine di Library and Knowledge Center (LKC) Binus University Kampus Anggrek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei dan observasi. Indikator kuesioner untuk mengukur kepuasan pengguna didasarkan kepada lima dimensi kualitas layanan, yakni: bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan perhatian (empathy). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan perhitungan distribusi frekuensi ke dalam persentase dan important-performance analysis ke dalam diagram kartesius. Hasil penelitian menyatakan bahwa 30 reponden menilai tingkat kinerja layanan fasilitas auto- borrowing machine dikategorikan baik berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi ke dalam persentase. Sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan important-performance analysis didapatkan bahwa sebagian besar indikator berada di kuadran A yang berarti masih perlu diperhatikan kembali kinerja/pelaksanaannya, khususnya dari dimensi daya tanggap (responsiveness) dan perhatian (empathy). Sehingga berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada pihak perpustakaan untuk meningkatkan perhatian mereka dalam kinerja kedua dimensi tersebut.

Kata Kunci:kepuasan pengguna; auto-borrowing machine; kualitas layanan; important-performance analysis

Abstract

This research describes about the user satisfaction on auto-borrowing machine facility at Library and Knowledge Centre (LKC) of Binus University Anggrek. The research uses quantitative approach with survey method and observation. The indicators of questionnaire measuring the user satisfaction, are based on five quality service dimensions, which are: tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy. Data analysis used in this research are frequency distribution calculation converted to percentage and important-performance analysis graphed to cartesius diagram. The result of this research showed that 30 respondents rate the service performance of auto-borrowing machine facility is good, based on percentage calculation. Whereas, the result of research based on important-performance analysis showed that most indicators and attributes are in quadrant A, that means they need more attention for their performance ability, especially on responsiveness and empathy dimension. So, based on those analysis, the librarian needs to improve their attention to both dimension either from the physical side or the human resources that have responsibility for the service.

Keywords: user satisfaction; auto-borrowing machine; service quality; important-performance analysis

Kepuasan Pengguna Terhadap Fasilitas Auto-Borrowing Machine Di Library And Knowledge Center (Lkc) Binus University Kampus Anggrek

Pendahuluan

Dalam beberapa tahun terakhir, layanan Menurut Day (dalam Fandy, 2000), definisi sirkulasi telah mengalami berbagai

kepuasan pengguna adalah respon pengguna perkembangan baik dari segi teknologi

pada evaluasi ketidaksesuaian yang maupun sistem

dirasakan antara harapan sebelumnya keefektifan dan keefisienan layanan

terkait tercapainya

dengan kinerja aktual produk yang terhadap

dirasakan setelah penggunaan. Kotler perkembangan teknologi dan informasi

(1997) memberikan definisi mengenai yang telah menjadi perhatian sejak lama

kepuasan pengguna sebagai kualitas jasa adalah otomasi perpustakaan khususnya

dimana tingkat kondisi yang dirasakan terhadap

seseorang sebagai hasil perbandingan antara Perangkat otomasi perpustakaan yang

produksi atau jasa yang diterima dengan beberapa tahun terakhir mulai diterapkan di

produk atau jasa yang diharapkan orang wilayah Indonesia adalah Radio Frequency

tersebut.

Identification (selanjutnya disingkat RFID). Fungsi dari RFID ini tidak hanya

Dalam perpustakaan, kepuasan pengguna mendeteksi hilangnya bahan pustaka,

dapat dilihat melalui ragam layanan yang namun dapat juga mempercepat kinerja staf

diberikan oleh perpustakaan. Salah satu sehingga meningkatkan kualitas layanan

layanan utama perpustakaan adalah khususnya layanan peminjaman dan

peminjaman buku atau materi lainnya pengembalian

(sirkulasi) (Sulistyo-Basuki, 1993). Layanan pengguna.

penting karena

dari kegiatan Perpustakaan Binus University Kampus

merupakan

bagian

perpustakaan yang melibatkan pengguna Anggrek (Library and Knowledge Center

secara langsung. Menurut Kotler (1997), atau disingkat LKC) telah menggunakan

adapun penilaian terhadap kualitas layanan sistem RFID ini sejak tahun 2008 ke dalam

didasarkan kepada lima komponen yang bentuk auto-borrowing melalui auto-

digunakan sebagai indikator pengukuran borrowing machine . Sistem ini sudah mulai

dan penilaian, yaitu:

disosialisasikan

a. Tangible (bukti fisik) mahasiswa baru, agar mahasiswa dapat

sejak

penerimaan

Penilaian kualitas layanan yang diukur menggunakan mesin perangkat RFID secara

melalui bukti fisik merupakan bentuk mandiri dengan baik dan lancar.

pelayanan yang diberikan perpustakaan Penerapan layanan sirkulasi terotomasi di

dengan menonjolkan tampilan luar atau LKC Binus University Kampus Anggrek

fisik dari layanan perpustakaan seperti bagi mahasiswa tentu perlu dipantau karena

penampilan fisik gedung perpustakaan sifatnya yang mandiri (self-borrowing).

serta prasarana Keberhasilan pelayanan sirkulasi terotomasi

dan

sarana

perpustakaan. Penilaian didasarkan atas dengan

aspek ‘perpustakaan sebagai tempat’, (selanjutnya disingkat ABM) ini dapat

auto-borrowing

machine

yaitu kenyamanan dan pengaturan diukur melalui survei kuesioner untuk

ruangan.

melihat seberapa besar tingkat kepuasan

b. Reliability (kehandalan) pengguna terhadap sistem ini.

Madiareni Sulaiman, Arie Nugraha

Penilaian kehandalan

dapat melakukan peminjaman bahan perpustakaan dilihat dari bagaimana

suatu

pustaka secara mandiri dan juga dapat praktik pelayanan yang diberikan itu

melakukan proses peminjaman dengan lima sesuai dengan harapan pengguna.

buah bahan pustaka sekaligus dalam sekali

c. Responsiveness (daya tanggap) proses. Hal ini memudahkan petugas Kemampuan perpustakaan diukur

perpustakaan dalam kegiatan layanan dengan pemberian pelayanan yang

sirkulasi, khususnya peminjaman sehingga cepat dan tepat kepada pengguna,

petugas perpustakaan dapat memanfaatkan diikuti dengan informasi yang jelas.

waktu mereka dengan melakukan pekerjaan Daya tanggap yang baik dalam suatu

lain dalam pengelolaan perpustakaan layanan

(Shahid S., 2005). Berikut ditampilkan menghindari pengguna untuk tidak

perpustakaan

adalah

fasilitas Auto-Borrowing Machine di bawah menunggu dalam waktu yang lama. Hal

ini.

ini dapat berdampak negatif bagi kualitas layanan perpustakaan.

d. Assurance (jaminan) Jaminan yang dimaksud di sini adalah bentuk layanan yang diberikan pustakawan kepada pengguna harus didasarkan kepada profesionalitas dan etika layanan. Jaminan tersebut dapat berbentuk kemampuan pustakawan untuk melayani dan menguasai layanan.

e. Empathy (perhatian)

Perhatian yang diberikan pustakawan kepada pengguna ditunjukkan melalui upaya dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Upaya ini dapat dilihat dari pemahaman pustakawan terhadap kebutuhan pengguna secara spesifik.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, layanan sirkulasi telah tersentuh oleh layanan terotomasi, dimana sesuai dengan fokus penelitian adalah layanan sirkulasi

Gambar 1. Auto-Borrowing Machine yang berbasis sistem RFID. Dari ragam

( www.rfid-library.com dan komponen yang dimiliki oleh RFID,

www.library.binus.ac.id ) komponen

Auto-Borrowing

Machine

merupakan komponen yang paling sering

Metode Penelitian

berinteraksi langsung dengan pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan Auto-borrowing machine memiliki berbagai

kuantitatif dengan metode survei yang istilah lain seperti self check-out station, self

menggunakan kuesioner sebagai instrumen loan station , dan m-kios. Melalui auto-

pengumpulan data. Objek penelitian ini borrowing machine , pengguna perpustakaan

adalah kepuasan pengguna terhadap fasilitas

Kepuasan Pengguna Terhadap Fasilitas Auto-Borrowing Machine Di Library And Knowledge Center (Lkc) Binus University Kampus Anggrek

otomasi layanan sirkulasi (auto-borrowing

tidak penting yang machine ) secara mandiri di LKC Binus

penting dan

menggambarkan user expectation atau University Kampus Anggrek. Sedangkan

harapan pengguna terhadap fasilitas subjek penelitian adalah mahasiswa Binus

tersebut. Kelima penilaian tersebut diberi University dengan tahun masuk sebagai

bobot senilai:

mahasiswa adalah pada tahun 2009 dan

1. Jawaban sangat penting berbobot 4 menggunakan fasilitas auto-borrowing

2. Jawaban penting berbobot 3 machine sebagai alat peminjaman bahan

3. Jawaban kurang penting berbobot 2 pustaka

4. Jawaban tidak penting berbobot 1 berdasarkan hal tersebut, ditentukan populasi dalam penelitian dengan kriteria

kinerja/penampilan merupakan mahasiswa Binus University

Sedangkan

untuk

(service performance) diberikan penilaian dengan tahun masuk 2009 dan pernah

dengan bobot sebagai berikut: menggunakan fasilitas Auto-Borrowing

1. Jawaban sangat baik berbobot 4 Machine di LKC Binus University Kampus

2. Jawaban baik berbobot 3 Anggrek.

3. Jawaban kurang baik berbobot 2

4. Jawaban tidak baik berbobot 1 Menurut Mantra dan Kasto (1989) dalam Masri Singarimbun (1995) dinyatakan

Melalui hasil penilaian tingkat kepentingan bahwa jumlah minimal untuk perkiraan

(harapan) dan kinerja tersebut diperoleh jumlah sampel adalah sebanyak 30 sampel.

perhitungan tingkat kesesuaian antara Sehingga diputuskan bagi penelitian ini

tingkat kepentingan (harapan) dengan untuk mengambil sampel dengan jumlah 30

pelaksanaannya (kinerja) oleh Library and sampel. Pengambilan sampel

Knowledge Center (LKC) Binus University penelitian dilakukan dengan teknik non-

pada

Kampus Anggrek. Tingkat kesesuaian probability sampling yaituconvenience

merupakan hasil perbandingan skor sampling , yang berarti responden yang

kinerja/pelaksanaan dan skor kepentingan menjadi sampel penelitian dipilih karena

(harapan). Tingkat kesesuaian ini yang berada pada tempat dan waktu yang sama

menentukan prioritas peningkatan faktor- saat penelitian dilakukan (Istijanto, 2006) .

faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna (J. Supranto, 2011).

Bentuk pertanyaan untuk kuesioner adalah bentuk pertanyaan tertutup. Sedangkan,

Hasil perhitungan tingkat kesesuaian untuk menjawab perumusan masalah

dituangkan ke dalam bentuk persentase mengenai sejauh mana tingkat kepuasan

penilaian. Selanjutnya tingkat unsur-unsur pengguna terhadap fasilitas auto-borrowing

(atribut) dibagi menjadi empat bagian besar machine ,

dalam diagram Kartesius. Diagram tersebut performance analysis (John A. Martila and

digunakan

importance-

dapat dilihat sebagai berikut: John C. James, 1977 dalam J. Supranto, 2011) atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja / kepuasan pelanggan . Dalam hal ini, digunakan 4 (empat) skala Likert yang terdiri atas sangat penting, penting, kurang

Madiareni Sulaiman, Arie Nugraha

c. Lokasi ABM

d. Luas ruang ABM

H Prioritas

Pertahankan

e. Kerapian

dan kebersihan

a Utama

Prestasi

lingkungan fasilitas ABM

A B 2. Kehandalan (Reliability)

a C D a. Kejelasan petunjuk penggunaan

Prioritas

Berlebihan

fasilitas ABM

b. Kelancaran proses peminjaman Pelaksanaan (Kinerja Layanan)

Rendah

yang menggunakan fasilitas ABM

c. Durasi waktu peminjaman buku Gambar 2. Diagram kartesius (dalam J.

dengan ABM

Supranto, 2011)

d. Ketepatan waktu jam operasional layanan

perpustakaan untuk

fasilitas ABM

Keterangan:

e. Kemudahan menggunakan feature

A. Menunjukkan faktor atau atribut yang perangkat ABM (seperti card dianggap mempengaruhi kepuasan

scanner, tag reader, dll) pengguna, termasuk unsur-unsur jasa

3. Daya Tanggap (Responsiveness) yang dianggap sangat penting, namun

a. Kecepatan respon saat melakukan manajemen belum melaksanakannya

proses peminjaman dengan ABM sesuai keinginan pengguna. Sehingga

b. Ketanggapan petugas terhadap mengecewakan atau tidak puas.

keluhan dan saran untuk ABM

c. Ketanggapan petugas melayani telah

B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang

pengguna saat terjadi gangguan perpustakaan,

berhasil

dilaksanakan

pada perangkat ABM dipertahankan.

4. Jaminan (Assurance) penting dan sangat memuaskan.

Dianggap

sangat

a. Hasil

dari

rekaman/record

C. Menunjukkan beberapa faktor yang peminjaman buku kurang penting pengaruhnya bagi

b. Kejelasan tampilan peringatan pelanggan,

error saat terjadi kesalahan dalam perpustakaan

Dianggap kurang penting dan kurang

c. Kemampuan petugas menjawab memuaskan.

pertanyaan pengguna mengenai

D. Menunjukkan

petugas untuk penting, akan tetapi pelaksanaannya

pengguna

kurang

d. Kemampuan

berkomunikasi dengan pengguna berlebihan. Dianggap kurang penting

5. Perhatian (Empathy) tapi sangat memuaskan.

a. Interface/tampilan layar ABM

b. Perhatian/kepedulian petugas Adapun kelima indikator kuesioner beserta

untuk membantu setiap pengguna atributnya, dapat diuraikan sebagai berikut:

yang kesulitan menggunakan ABM

1. Bukti Fisik (Tangible)

c. Petugas melayani setiap pengguna

a. Jumlah perangkat ABM dengan sopan dan ramah

b. Kondisi fisik ABM

Kepuasan Pengguna Terhadap Fasilitas Auto-Borrowing Machine Di Library And Knowledge Center (Lkc) Binus University Kampus Anggrek

Sesuai dengan indikator dan atribut fasilitas layanan serta efektifitas waktu kuesioner yang ditunjukkan di atas,

pelayanan.

pembuatan setiap atribut dari kuesioner didasarkan pada literatur-literatur berbentuk

Analisis dan Interpretasi Data

jurnal lain yang membahas mengenai Pendekatan analisis yang digunakan adalah praktik dimensi kualitas layanan pada objek

analisis deskriptif, yakni analisis yang yang diteliti pada jurnal tersebut. Pada

memberikan informasi hanya mengenai data dimensi bukti fisik (tangible), didapatkan

yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji bahwa pengukuran kualitas layanan dapat

hipotesis dan kemudian menarik kesimpulan dilihat melalui jumlah, kondisi fisik, lokasi,

yang digeneralisasikan untuk data yang luas dan kerapian serta kebersihan sesuai

lebih besar atau populasi. Data yang telah yang dijelaskan dalam jurnal yang berjudul

terkumpul dan ditabulasi, pada akhirnya Improved Customer Service Using RFID

akan diinterpretasikan ke dalam narasi dan Technology oleh Patrick Jaska et al. (2010).

kemudian dihitung rata-rata persentase masing-masing

terhadap penggunaan Pada jurnal tersebut dinyatakan bahwa

auto-borrowing machine kualitas layanan internal yang terdiri atas

fasilitas

berdasarkan pernyataan pendapat kepuasan pendesainan ruang kerja serta alat-alat yang

responden.

digunakan untuk melayani pengguna perlu diperhatikan. Sedangkan atribut yang

Selain melihat hasil dari perhitungan dimiliki

persentase, data yang telah terkumpul (reliability) didasarkan pada jurnal yang

oleh dimensi

kehandalan

tersebut juga dianalisis dengan menghitung berjudul Exploring User’s Perception

rata-rata (mean) dari setiap atribut toward Automated Checkout Trolley in

kuesioner, kemudian dimasukkan ke dalam Developing Countries oleh Koh Peik See et

diagram kartesius untuk melihat important- al. Pada jurnal tersebut, ditampilkan butir-

performance dari kualitas layanan yang butir kuesioner yang digunakan untuk

diberikan. Dari hal tersebut, akan muncul mengukur pendapat pengguna pada

gambaran tingkat kepuasan pengguna penggunaan fasilitas troli belanja terotomasi

perpustakaan akan layanan fasilitas auto- di supermarket, yang mana dijadikan

borrowing machine di LKC Binus rujukan kuesioner pada atribut kejelasan

University Kampus Anggrek. Hasil petunjuk, kelancaran proses, durasi waktu,

penelitian dalam mengidentifikasi tingkat dan kemudahan menggunakan fitur tersebut.

kepuasan pengguna terhadap fasilitas Auto- Borrowing Machine dapat dilihat pada

Pada jurnal yang sama dengan dimensi bukti gambar 3 dan 4 berikut ini. fisik (tangible) dan kehandalan (reliability) juga menjadi rujukan pengambilan atribut kuesioner dari dimensi daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), serta perhatian (empathy) karena membahas mengenai kinerja pegawai (employee performance ) yang bertanggung jawab pada

Madiareni Sulaiman, Arie Nugraha

12. Q12 (Ketanggapan petugas terhadap keluhan dan saran untuk auto- borrowing machine)

13. Q13 (Ketanggapan petugas melayani pengguna saat terjadi gangguan pada perangkat auto-borrowing machine)

Jaminan (Assurance)

14. Q14 (Hasil dari rekaman / record peminjaman buku)

Gambar 3. Tingkat kepuasan dalam

15. Q15 (Kejelasan tampilan peringatan diagram kartesius (per atribut)

error saat terjadi kesalahan dalam

Keterangan:

peminjaman)

Bukti Fisik (Tangible)

16. Q16 (Kemampuan petugas menjawab

1. Q1 (Jumlah perangkat auto-borrowing pertanyaan pengguna mengenai auto- machine)

borrowing machine)

2. Q2 (Kondisi fisik auto-borrowing

17. Q17 (Kemampuan petugas untuk machine)

berkomunikasi dengan pengguna)

3. Q3 (Lokasi auto-borrowing machine)

Perhatian (Empathy)

4. Q4 (Luas ruangan auto-borrowing

18. Q18 (Interface / tampilan layar auto- machine)

borrowing machine)

5. Q5 (Kerapian

19. Q19 (Perhatian.kepedulian petugas lingkungan fasilitas autoborrowing

dan

kebersihan

untuk membantu setiap pengguna yang machine)

kesulitan menggunakan auto-borrowing Kehandalan (Reliability)

machine)

6. Q6 (Kejelasan petunjuk penggunaan

20. Q20 (Petugas melayani setiap pengguna fasilitas auto-borrowing machine)

dengan sopan dan ramah)

7. Q7 (Kelancaran proses peminjaman

yang menggunakan fasilitas auto-

Keterangan:

borrowing machine)

8. Q8 (Durasi waktu peminjaman buku dengan auto-borrowing machine)

9. Q9 (Ketepatan waktu jam operasional layanan perpustakaan untuk fasilitas

auto-borrowing machine) C

10. Q10 (Kemudahan menggunakan feature

perangkat autoborrowing machine seperti card scanner, tag reader, touch screen,dll)

Daya Tanggap (Responsiveness) Gambar 4. Tingkat kepuasan dalam

11. Q11 (Kecepatan respon saat melakukan diagram kartesius (per indikator) proses peminjaman dengan auto- borrowing machine)

1. Bukti Fisik (Tangible)

2. Kehandalan (Reliability)

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Kepuasan Pengguna Terhadap Fasilitas Auto-Borrowing Machine Di Library And Knowledge Center (Lkc) Binus University Kampus Anggrek

4. Jaminan (Assurance) jaminan (assurance), dan perhatian

5. Perhatian(Empathy) (empathy) secara keseluruhan dinyatakan ke dalam kategori baik oleh 30 responden. Hal

Sesuai dengan gambar 3 dan 4 di atas, ini membuktikan bahwa tingkat kinerja diperlihatkan penempatan atribut pada

layanan fasilitas auto-borrowing machine di kuadran yang dimiliki oleh kelima dimensi

LKC Binus University Kampus Anggrek kualitas layanan fasilitas auto-borrowing

digolongkan ke dalam pernyataan baik oleh machine . Hal ini menggambarkan tingkat

responden. Sesuai dengan kebermanfaatan kepuasan pengguna

penerapan sistem RFID di kegiatan perbandingan antara harapan dengan kinerja

sesuai

dengan

perpustakaan, keunggulan utama masing- dari fasilitas auto-borrowing machine.

masing komponen sistem RFID adalah adanya peningkatan kualitas pelayanan yang

Hasil penilaian akan kinerja layanan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan harapan pengguna memungkinkan pihak

pengguna.

perpustakaan untuk dapat memfokuskan usaha-usaha perbaikan berdasarkan atribut-

Kedua, berdasarkan important-performance atribut yang dinilai oleh pengguna

analysis , dari keseluruhan atribut yang (responden) sebagai hal yang penting.

menjadi indikator kualitas layanan, Usaha-usaha

umumnya atribut yang paling dominan meningkatkan kepuasan pengguna dalam

terdapat di kuadran A yang berarti perlu melakukan peminjaman mandiri melalui

kembali fasilitas auto-borrowing machine. Untuk

diperhatikan

kinerja/pelaksanaannya oleh pihak memperoleh titik-titik dalam diagram

perpustakaan guna mencapai kepuasan kartesius, diperlukan penghitungan bobot

pengguna sesuai yang diharapkan. terlebih dahulu, untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) dari masing-masing atribut.

Ketiga, terdapat pula dua indikator yang Seperti yang ditunjukkan oleh

berada di kuadran A, yaitu indikator daya gambar 3 dan 4 di atas, dapat disimpulkan

tanggap (responsiveness) dan indikator bahwa terdapat unsur-unsur yang menjadi

perhatian (empathy). Sesuai dengan kriteria faktor dalam mempengaruhi kepuasan

kuadran A, indikator tersebut juga perlu pengguna terhadap layanan mandiri LKC

diperhatikan kembali kinerja oleh pihak Binus University Kampus Anggrek yang

perpustakaan.

terbagi menjadi empat bagian kuadran A, B,

C dan D. Keempat, untuk masing-masing tingkat kesesuaian yang dimiliki oleh atribut, dapat

Kesimpulan

menggambarkan tingkat kepuasan pengguna Berdasarkan uraian dan analisis yang telah

terhadap fasilitas auto-borrowing machine. dikemukakan sebelumnya, maka hasil

Tingkat kesesuaian terbesar berada di atribut penelitian ini dapat disimpulkan pada empat

(Q14) yakni hasil dari rekaman / record bagian besar. Pertama, dimensi kualitas

peminjaman buku sebesar 100%. Sedangkan layanan yang terdiri dari lima dimensi yakni

tingkat kesesuaian terkecil berada di atribut bukti

(Q6) yakni kejelasan petunjuk penggunaan (reliability), daya tanggap (responsiveness),

fisik (tangible),

kehandalan

Madiareni Sulaiman, Arie Nugraha

fasilitas auto-borrowing machine sebesar dapat dengan lancar melakukan kegiatan 81,3%.

peminjaman secara mandiri tanpa dibantu oleh petugas perpustakaan serta pihak

Dari uraian di atas didapatkan hasil dari perpustakaan perlu memperhatikan durasi penelitian bahwa telah tercapainya kepuasan

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengguna terhadap fasilitas layanan auto-

peminjaman buku dengan auto-borrowing

machine agar gangguan durasi seperti tidak University Kampus Anggrek dalam tingkat

borrowing machine di LKC Binus

terbacanya bahan pustaka oleh RFID reader tidak memuaskan sesuai definisi kuadran A

lain tidak akan dengan beberapa catatan bagi pihak

dan

gangguan

memperlambat proses peminjaman oleh perpustakaan untuk meningkatkan serta

Disamping itu, pihak mempertahankan beberapa dimensi kualitas

pengguna.

perlu meningkatkan layanan yang ditampilkan dalam hasil

perpustakaan

petugas untuk penelitian ini untuk diperhatikan lebih lanjut

perhatian/kepedulian

membantu setiap pengguna yang kesulitan tingkat kinerja/pelaksanaannya.

menggunakan auto-borrowing machine agar pengguna yang saat melakukan peminjaman

Saran

masalah saat kegiatan Berdasarkan hasil dari penelitian ini terdapat

mengalami

dengan mudah saran yang terbagi menjadi dua bagian

berlangsung, dapat

menemukan petugas yang sigap membantu besar, yakni bagian fisik layanan fasilitas

mengatasi hal tersebut.

auto-borrowing machine dan bagian sumber daya manusia yang bertanggung jawab

Secara keseluruhan, pihak perpustakaan dalam pelayanan fasilitas auto-borrowing

perlu meningkatkan kualitas layanan machine .

berdasarkan dimensi daya tanggap (responsiveness) dan perhatian (empathy)

Pertama, perpustakaan perlu menambah

dapat terpenuhi jumlah perangkat auto-borrowing machine

agar

pengguna

kebutuhannya sehingga mencapai kepuasan agar pengguna yang menggunakan fasilitas

sesuai yang diharapkan oleh pengguna atas tersebut dapat terlayani dalam waktu yang

dasar tingkat kepentingannya. bersamaan serta memperhatikan kondisi fisik dari auto-borrowing machine agar

Daftar Acuan

pengguna dapat

Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen jasa. menggunakan fasilitas tersebut. Kejelasan

dengan

nyaman

Yogyakarta: Andi Offset petunjuk penggunaan fasilitas auto-

Istijanto. (2006). Riset sumber daya borrowing machine juga perlu menjadi

manusia . Jakarta: Gramedia Pustaka perhatian utama agar pengguna yang kurang

Utama

mengerti akan tata cara penggunaan fasilitas Supranto, J. (2011). Pengukuran tingkat ini bisa menggunakannya dengan baik dan

kepuasan pelanggan: untuk menaikkan lancar sesuai petunjuk yang diberikan.

pangsa pasar . Jakarta: Rineka Cipta Jasca, Patrick. (2010). Improved customer Kedua,

service using RFID technology. The memperhatikan

Review of Business Information Systems . peminjaman yang menggunakan fasilitas

kelancaran

proses

Third Quarter 2010, 14 (3): hlm. 11-18. auto-borrowing machine agar pengguna

Kepuasan Pengguna Terhadap Fasilitas Auto-Borrowing Machine Di Library And Knowledge Center (Lkc)

Binus University Kampus Anggrek

Kotler, Philip. (1997). Manajemen pemasaran jasa jilid I. Jakarta: PT. Prenhallindo

Koh, Peik See. Exploring User’s Perception toward Automated Checkout Trolley in Developing Countries . Proceedings of European Computing Conference.

Singarimbun, Masri & Effendi, Soffian. (1995). Metodologi penelitian survey. Jakarta: LP3ES

Shahid, S. (2005). Use of RFID technology in libraries: a new approach to circulation, tracking, inventorying, and security of library materials. Library Philosophy and Practice . 8 (1)

Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar ilmu perpustakaan . Jakarta: Gramedia Website LKC Binus University. 1 November

www.library.binus.ac.id Website

LibBest-Library

RFID

Management System. 10 November 2011. www.rfid-library.com

Jaringan Komunikasi Organisasi Di Perpustakaan Indonesia Raya Dalam Rangka Memberikan Layanan

Informasi

JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI DI PERPUSTAKAAN INDONESIA RAYA DALAM RANGKA MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI

Fariz Miharja

Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

e-mail: fariz.miharja@ui.ac.id

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai jaringan komunikasi organisasi yang terdapat di Perpustakaan Indonesia Raya dalam rangka memberikan layanan informasi. Jaringan komunikasi organisasi tersebut terbentuk karena adanya pertukaran pesan antar peran atau posisi pegawai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Perpustakaan Indonesia Raya, yang merupakan perpustakaan di bawah lembaga pemerintah dikelola oleh Sekretariat Jenderal Indonesia Raya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa jaringan komunikasi muncul dalam bentuk tugas pembuatan kliping koran, rapat rabuan, dan kunjungan bawahan ke ruang atasan. Melalui proses sosial, jaringan komunikasi organisasi di Perpustakaan tersebut dibangun oleh nilai keterbukaan dan ketulusan. Nilai tersebut muncul berdasarkan kepentingan atasan yang ingin dihormati oleh bawahannya, dan bawahan yang memiliki kepentingan ingin dihargai oleh atasannya berdasarkan peran atau posisinya. Jaringan komunikasi organisasi di perpustakaan tersebut dalam rangka memberikan layanan informasi ditentukan oleh peran Susan sebagai pemimpin pendapat. Peran tersebut menyatukan simpul-simpul jaringan. Kesimpulannya adalah jaringan komunikasi organisasi di Perpustakaan Indonesia Raya dibangun oleh nilai keterbukaan dan ketulusan melalui komunikasi di antara atasan dan bawahan. Adapun saran yang diajukan adalah adanya peningkatan interaksi di antara atasan maupun bawahan, peningkatan ketegasan atasan terhadap bawahan, dan atasan membuat peninjauan ulang terhadap struktur organisasi perpustakaan.

Kata Kunci:Jaringan Komunikasi Organisasi; Kepentingan; Nilai Keterbukaan dan Ketulusan; Proses Sosial.

Abstract

This thesis discusses the organization's communications network contained in the library of Indonesia Raya in order to provide information services. That organizational communication network is formed by the exchange of messages between role and position of employee. This study used a qualitative approach with case study method. Data collection methods that used in this study were interviews, observations, and document analysis. Library of Indonesia Raya, which is a library under a government institution, is administered by the Secretariat General of Indonesia Raya. The research findings indicate that the communication network emerged in the form of newspaper clippings task, Wednesday’s meetings, and visits of subordinates to the superior. Through the social process, organizational communication networks in the library was built by the values of transparency and sincerity. Values are emerging based on the interests of superior who want to be respected by his subordinates, and subordinates who have interest to be appreciated by their superior based on the role or position. Organizational communication networks in the library in order to provide the information specified by Susan's role as an opinion leader. That role brings together the network nodes. The conclusion is an organizational communication network in the library of Indonesia Raya was built by the value of transparency and sincerity through communication between superior and subordinates. The suggestions that can be given are to enhance interaction between superior and subordinates, the assertiveness increased of superior to subordinates, and making a review of the organizational structure of the library.

Keywords: Interest; Openness and Candor value; Organizational communicational network; Social Processes.

Fariz Miharja

Pendahuluan Latar Belakang

Tinjauan Literatur

Jaringan komunikasi organisasi merupakan salah satu kegiatan yang berperan penting

Konsep Jaringan Komunikasi Organisasi

dalam memberikan layanan informasi di Sebagaimana telah diketahui bahwa perpustakaan khusus. Menurut Petter R

pertukaran pesan yang terjadi diantara Monge yang dikutip oleh Morrisan bahwa

sejumlah individu dan kelompok terjadi jaringan komunikasi organisasi adalah

ketika adanya komunikasi sehingga struktur sosial yang diciptakan melalui

menimbulkan suatu keteraturan “siapa komunikasi di antara sejumlah individu dan

berbicara dengan siapa ”. Menurut kelompok. Artinya, ketika seseorang

Danowski (1976) yang dikutip oleh R berkomunikasi dengan orang lain, maka

Wayne Pace (2006: 176) bahwa terdapat terciptalah suatu hubungan (link) yang

tujuh peranan jaringan komunikasi merupakan garis-garis komunikasi dalam

organisasi, yaitu :

organisasi. Kenyataannya adalah kegiatan

1. Klik (Clique)

pertukaran pesan yang terjadi di dalamnya Klik adalah sebuah kelompok individu menciptakan suatu proses sosial dan

yang paling sedikit separuh dari kepentingan yang belum berjalan sesuai

merupakan hubungan dengan harapan sehingga terjadi kekacauan

kontaknya

dengan anggota-anggota lainnya. pada jaringan komunikasi organisasi

2. Jembatan (Bridge)

tersebut. Jembatan adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang

dalam kontak antar jaringan komunikasi organisasi, maka usaha

Mengacu pada pengertian mengenai

menonjol

kelompok, juga menjalin kontak dengan penelitian ini bertujuan untuk mengubah

anggota klik lain.

tingkah laku lama pegawai Perpustakaan

3. Penghubung (Liaison) Indonesia Raya (bukan nama sebenarnya)

Penghubung merupakan seseorang di dalam memberikan layanan informasi.

dalam klik yang berperan sebagai Sesuai dengan hakikat perpustakaan yang

penghubung antara dua klik atau lebih memiliki kegiatan pengadaan, pengolahan,

tetapi ia bukan anggota salah satu dan pelayanan. Namun, ketiga kegiatan

kelompok tersebut. perpustakaan belum berjalan semestinya

4. Penjaga gawang (Gate keepers) dan tidak sebanding dengan jumlah pegawai

Di dalam sebuah anggota klik terdapat yang ada. Adapun Perpustakaan Indonesia

seseorang yang secara strategis Raya merupakan lembaga pemerintah yang

ditempatkan di dalam jaringan agar berada di bawah naungan Sekretariat

dapat melakukan pengendalian atas Jenderal Indonesia Raya. Perpustakaan ini

pesan apa yang akan disebarkan melalui dipilih sebagai lokasi penelitian karena

sistem tersebut.

merupakan perpustakaan milik pemerintah yang memiliki jaringan komunikasi organisasi kompleks yang dibentuk oleh

5. Pemimpin pendapat (Opinion leader) peran atau posisi pegawai di dalamnya

Di dalam sebuah anggota klik, terdapat untuk mendukung tugas menyediakan

seseorang yang dibutuhkan karena layanan informasi.

Jaringan Komunikasi Organisasi Di Perpustakaan Indonesia Raya Dalam Rangka Memberikan Layanan Informasi

memiliki pengaruh yang kuat dalam yang terbentuk. Menurut W Charles pembuatan keputusan.

Redding (1972) yang dikutip dari Andre

6. Kosmopolit (Cosmopolit) Harjana (2007: 202) bahwa terdapat lima Di dalam sebuah anggota klik, terdapat

faktor penting nilai yang membangun seseorang yang bertugas melakukan

jaringan komunikasi organisasi, yaitu : kontak dengan dunia luar yaitu dengan

1. Keterbukaan dan ketulusan (Openness individu-individu di luar organisasi.

and candor )

7. Penyendiri (Isolate) Nilai ini terjadi di antara atasan, Penyendiri adalah mereka yang hanya

bawahan, maupun sesama hirarki yang melakukan sedikit atau sama sekali

dapat menjadi kunci dalam pembuatan tidak mengadakan kontak dengan

keputusan. Kurangnya sifat ini akan anggota kelompok lainnya.

pembokan dalam penyampaian pesan. Ketujuh peranan jaringan komunikasi

menyebabkan

keyakinan, dan tersebut saling mengisi satu sama lain

2. Kepercayaan,

kredibilitas (Trust, confidence, and membentuk suatu struktur hubungan antara

creadibility )

satu individu dengan individu lain di dalam Nilai ini mengacu pada alat yang organisasi. Adapun gambaran yang

pegawai dalam menunjukkan ketujuh peranan jaringan

digunakan

Adapun alat komunikasi tersebut adalah sebagai berikut:

berkomunikasi.

berkomunikasi tersebut adalah tatap muka.

Bridge

3. Partisipasi dalam pembuatan keputusan (Participative decision making)

Klik 1 Nilai ini terlihat apabila pegawai Klik 4

bertemu untuk membicarakan suatu Penghubung

Bridge

keputusan yang menyangkut organisasi, Bridge

misalnya adalah melalui rapat. Gate

(Liaison)

4. Dukungan (Supportiveness) Isolate

Nilai ini sejalan dengan nilai partisipasi Opinion

yang telah dibahas sebelumnya. Nilai Gambar 1 Diagram Jaringan kerja yang menunjukkan

leader

ini diberikan oleh sesama pegawai peranan jaringan komunikasi organisasi

dalam menjalankan tugas.

tinggi (High Dari gambar tersebut, terlihat terdapat

5. Tujuan

kinerja

performance goals ) lingkaran dan arah panah ke kiri dan ke

Nilai ini memperlihatkan kinerja kanan yang menunjukkan kepentingan-

pegawai di dalam suatu organisasi yang kepentingan yang menunjukkan keteraturan

erat dengan komunikasi atasan kepada siapa berbicara dengan siapa. Sedangkan

bawahannya.

lingkaran menunjukkan seseorang yang menempati peran atau posisi tertentu dalam jaringan komunikasi organisasi. Selain

Setelah mengetahui jenis nilai yang terdapat membentuk tujuh peranan, terdapat lima

di dalam jaringan komunikasi organisasi, nilai yang terbentuk akibat arah komunikasi

maka setiap individu yang berperan di

Fariz Miharja

dalam organisasi tersebut diharapkan dapat

2. Nilai apakah yang membangun jaringan mengetahui cara berkomunikasi yang baik

komunikasi dalam rangka memberikan pada kelompok tugas organsiasi dalam

layanan informasi seperti yang rangka memberikan layanan informasi

diinginkan?

untuk meningkatkan

produktifitas

organisasi.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah yakni Jika dikaitkan dengan penelitian mengenai

sesuai dengan latar belakang yang telah jaringan komunikasi organisasi yang telah

dijelaskan sebelumnya, yaitu: dilakukan, terdapat penelitian sebelumnya

1. Untuk memahami peran atau posisi yang mendukung penelitian ini yakni

pegawai dalam mengenai jaringan komunikasi organisasi

komunikasi

membangun jaringan komunikasi berjudul “Audit Jaringan Komunikasi

pegawai Perpustakaan Indonesia Raya Internal : Audit Mini Komunikasi Terhadap

sehingga dapat memberikan layanan Karyawan Radio One Jakarta” yang

informasi seperti yang diinginkan. merupakan karya ilmiah saudari Ainur

2. Untuk mengidentifikasi nilai yang Rafikah yang merupakan seorang alumni

membangun jaringan komunikasi Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi

organisasi dalam pemberian layanan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

informasi tersebut.

Ilmu Politik Universitas Indonesia. Penelitian sebelumnya lebih memfokuskan

Manfaat Penelitian

kepada dinamika kerja karyawan yang Sehubungan dengan tujuan penelitian yang berlangsung

dibahas sebelumnya, hasil penelitian ini informasi kepada audience. Sedangkan,

ketika

pendistribusian

diharapkan dapat memberikan beberapa dalam penelitian ini jaringan komunikasi

manfaat, antara lain :

organisasi akan dipersempit menjadi

1. Manfaat Akademik jaringan komunikasi organisasi yang

Dalam manfaat akademik, diharapkan dibahas dalam ruang lingkup pegawai

dapat memberikan kontribusi pada Perpustakaan Indonesia Raya terkait dengan

pengembangan ilmu perpustakaan dan adanya proses sosial dan kepentingan di

informasi terutama dalam hal jaringan dalamnya beserta nilai yang membangun

organisasi pada jaringan komunikasi dalam

komunikasi

khusus untuk memberikan layanan informasi.

rangka

perpustakaan

menciptakan efektifitas dan efisiensi kerja pegawai dalam memberikan

Pertanyaan Penelitian

layanan informasi.

Berdasarkan latar belakang telah dijelaskan,

2. Manfaat Praktis

maka pertanyaan penelitian yang akan Diharapkan penelitian ini dapat dibahas dalam penelitian ini adalah:

bermanfaat

untuk memberikan

1. Bagaimana peran atau posisi pegawai masukan bagi Perpustakaan Indonesia dalam

Raya untuk meningkatkan produktifitas Indonesia Raya membangun jaringan

organisasi

Perpustakaan

kerja sesuai dengan peran atau komunikasi dalam rangka memberikan

posisinya guna memberikan layanan layanan informasi seperti yang

informasi secara prima. diinginkan?

Jaringan Komunikasi Organisasi Di Perpustakaan Indonesia Raya Dalam Rangka Memberikan Layanan Informasi

berhubungan

dengan penelitian

jaringan komunikasi Penelitian ini merupakan penelitian

Metode Penelitian

mengenai

organisasi.

kualitatif dengan menggunakan metode

2. Observasi

studi kasus. Mengacu pada metode Selain melakukan wawancara, peneliti penelitian

melakukan observasi partisipan dengan sebelumnya, jika dikaitkan dengan informan

melihat interaksi sesama pegawai guna yang digunakan, maka dalam penelitian ini

informasi yang digunakan suatu cara pemilihan sampel

memperkaya

tersembunyi dan tidak terungkap bertujuan (purposive sampling). Kriteria

selama wawancara. pemilihan informan ditentukan berdasarkan

3. Analisis dokumen

lamanya pegawai menjabat dan kapabilitas Setelah data diperoleh melalui pekerjaan yang diterima. Berikut merupakan

wawancara mendalam dan observasi informan yang identitasnya disamarkan.

partisipan,

peneliti melakukan pengecekan terhadap dokumen primer

Nama Jenis

Pekerjaan

dan sekunder terkait dengan penelitian

Samaran Kelamin

yang dilakukan.

Puspa P

Kepala bidang