PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI: Penelitian Eksperimen Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD Nege

(1)

OVERPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI

(Eksperimen Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD Negeri 2 Parakanlima Kelas V

Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia.

oleh

RINA AGUSTINA NIM. 0903412

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS PURWAKARTA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

OVERPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI (Eksperimen Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD Negeri 2 Parakanlima Kelas V

Tahun Ajaran 2012-2013) Oleh

RINA AGUSTINA NIM 0903412

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Endang Hidayat, M.Pd NIP. 19560912 198403 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Acep Ruswan, M.Pd NIP. 19590604 198603 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD

Dra.Puji Rahayu, M.Pd. NIP. 19600601 198611 2 001


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI

(Penelitian Eksperimen Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa SD Negeri 2 Parakanlima Kelas V Tahun

Ajaran 2012-2013) Rina Agustina

0903412 ABSTRAK

Penelitian yang ini dilaksanakan di SDN 2 Parakanlima, kelas V semester II tahun ajaran 2012/2013 bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan membaca karangan narasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. desain ini terdiri dari dua kelompok penelitian, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing jumlah sampel sebanyak 23 siswa kelas eksperimen dan 19 siswa kelas kontrol.

Instrumen penelitian berupa tes obyektif sebanyak 10 soal dengan 4 pilihan. Validitas tes dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Koefisien reliabilitas tes = 0,55 ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman Brown.

Hasil penelitian dengan penghitungan hasil tes, diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 8,43 sedangkan dikelas control sebanyak 8,00. Pada hasil rata-rata postes kelas eksperimen menunjukan peningkatan sebesar 9,26 setelah diberi perlakuan model pembelajran kooperatif tipe CIRC, sedangkan hasil rata-rata kelas kontrol menjadi 8,36 setelah diberi perlakuan dengan model konvensional.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan penghitungan U-tes dengan rumus Mann-Whitney menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel dengan penghitungan thitung =-1,88 dan ttabel= -1,96 pada taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1 diperoleh -1,96. Sehingga hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Dengan demikian, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam membaca karangan narasi siswa kelas V SDN 2 Parakanlima.


(4)

i

Rina Agustina, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning) 1. Pengertian Pembelajaran ... 8

2. Model Pembelajaran ... 8

3. Pembelajaran Kooperatif ... 9

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ... 11

C. Membaca ... 13

D. Jenis-jenis Karangan ... 15

E. Karangan Narasi ... 15

1. Pengertian Narasi ... 15

2. Ciri-ciri Karangan Narasi ... 16

3. Kemampuan membaca Karangan Narasi ... 16

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dalam Membaca karangan Narasi ... 17

F. Kerangka berpikir ... 17

G. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

B. Desain dan Variabel Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional ... 22

D. Instrumen Penelitian ... 23

E. Prosedur Penelitian ... 24


(5)

ii

Rina Agustina, 2013

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan Hasil dan Temuan Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Rekomendasi dan Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 56 RIWAYAT HIDUP


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mills (Suprijono, 2012: 45) model pembelajaran adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Sejalan dengan hal itu, Suprijono (2012: 46) mengemukakan bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Model pembelajaran sejatinya dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya model pembelajaran seyogianya dilakukan dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan utama yang berbeda.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia, sebagaimana diuraikan dalam Kurikulum Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Indihadi (2008:178) mengungkapkan bahwa “Pengajaran Bahasa Indonesia pada

hakikatnya belajar berkomunikasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan”.

Dalam pelaksanaannya Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran seperti bermain peran, berdialog dengan topik tertentu, menulis karangan, membaca karangan dan sebagainya, yang dikemas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berupa empat keterampilan yaitu


(7)

terampil mendengarkan, terampil berbicara, terampil membaca, terampil menulis, serta terampil berapresiasi sastra.

Setiap keterampilan erat sekali berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pemikirannya.

Membaca merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang, tidak hanya untuk meraih keberhasilan bersekolah melainkan sepanjang hayatnya. Membaca perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak, baik sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, masyarakat, orang tua dan pemerintah. Membaca mempunyai manfaat yang sangat besar, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal. Kemampuan membaca anak sejak dini akan menolong perkembangan membaca siswa. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya pernah didapatkan.

Siswa sejatinya membiasakan membaca karena diri sendiri bukan atas dasar paksaan dari pihak lain. Semakin banyak membaca semakin banyak informasi yang akan diperoleh. Kemampuan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran. Kemampuan membaca sangat penting bagi siswa karena banyak kegiatan belajar adalah membaca. Berbagai mata pelajaran dapat dikuasai apabila siswa terbiasa membaca. Para guru Sekolah Dasar (SD) bertanggung jawab untuk memberikan kemampuan membaca yang memadai kepada para siswa. Sebagian meneruskan pelajaran ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk itu, mereka harus dibekali kemampuan membaca yang memungkinkan mereka memperoleh dan memahami informasi. Tujuan utama pembelajaran membaca adalah memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Hal ini mendorong terciptanya kerjasama antara guru dan siswa dalam pembelajaran membaca.

Kemampuan membaca di SD masih rendah, karena masih banyak siswa yang malas untuk membaca. Siswa harus lebih banyak dihadapkan dengan berbagai ragam bacaan yang bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan


(8)

kebiasaan membaca. Guru sejatinya memberi materi bacaan yang menarik dan menantang, sehingga siswa termotivasi dan membangun semangat siswa untuk membaca dengan sungguh-sungguh. Bacaan yang dipilih hendaknya dari berbagai sumber misalnya buku teks, buku cerita, majalah, surat kabar dan karya sastra anak.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD saat ini masih bersifat satu arah atau berpusat kepada guru dan siswa masih terlihat pasif, sehingga merasa cepat bosan dalam proses belajar atau lebih dikenal sebagai model pembelajaran konvensional. Hal itu disebabkan karena guru masih belum dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik dan kurang bervariasi dalam proses mengajar. Guru selama ini hanya menggunakan model pembelajaran yang monoton, karena tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk menggunakan model pembelajaran lainnya. Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila terjadi interaksi dua arah antara guru dengan siswa sudah dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan motivasi siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru biasanya hanya menggunakan model pembelajaran konvensional yang biasa disebut ceramah. Hal ini dikarenakan model pembelajaran konvensional dianggap lebih efektif dari segi waktu dan masih kurangnya pemahaman guru tentang pemilihan model yang tepat dalam pembelajaran. Model pembelajaran konvensional berupa penyampaian materi secara lisan. Hal tersebut cenderung membuat siswa kurang berminat terhadap pembelajaran terutama Bahasa Indonesia dan menyebabkan kemampuan membaca siswa rendah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Guru hendaknya memilih model pembelajaran yang tepat dan bervariasi sesuai dengan pokok bahasan.

Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam mengajar adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative l.earning).

„Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar‟ (Sugianto 2010:37).


(9)

Selanjutnya Suprijono (2012:54) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif cocok digunakan secara efektif di semua tingkat kelas dan semua mata pelajaran.

Berangkat dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif, interaksi dan sosialisasi antarsiswa akan terjalin, dan dapat melatih siswa dalam menghargai dan menerima pendapat dari teman.

Ada banyak tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dapat digunakan dalam pengajaran membaca dan menulis . Menurut Slavin (2008) Pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling efektif dalam pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa.

Pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan komposisi terpadu antara membaca dan menulis secara kooperatif-kelompok. Dalam CIRC siswa dituntut untuk menguasai pikiran utama dari suatu wacana, menemukan isi dalam cerita yang di baca, dan kemampuan membaca dan menulis lainnya secara bersama-sama. Siswa dibagi kelompok oleh guru, kemudian menyelesaikan masalah yang terdapat dari bacaan tersebut secara bersama-sama.

Dalam pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat menggunakan model pembelajaran CIRC, yaitu guru memberikan sebuah cerita yang berbentuk karangan narasi atau novel. Tujuan utama menggunakan pendekatan tipe CIRC dalam pembelajaran membaca adalah membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah.

Pembelajaran CIRC diharapkan dapat meningkatkan cara siswa berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi sesama teman. Membaca karangan narasi bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada orang lain atau para pembaca. Narasi dapat menambah ilmu pengetahuan melalui jalan cerita, bagaimana suatu peristiwa itu berlangsung.


(10)

Menurut Gorys Keraf (2010:136) membaca karangan narasi bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada orang lain atau para pembaca. Narasi dapat menambah ilmu pengetahuan melalui jalan cerita, bagaimana suatu peristiwa itu berlangsung. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Dengan menggunakan pembelajaran CIRC siswa dapat latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, menuliskan kembali isi cerita, memahami unsure intrinsik sebuah cerita dan memberikan tanggapan terhadap isi bacaan yang telah dibaca secara berkelompok. Pada kenyataannya kemampuan membaca siswa di SD masih rendah atau kurang diminati siswa karena siswa merasa cepat bosan dengan apa yang dibacanya. Guru dapat memberi contoh bentuk karangan narasi dari novel atau cerita yang membuat siswa tertarik untuk membaca, sehingga siswa menjadi mengerti tentang karangan narasi.

Banyak kalangan seperti guru yang menganggap bahwa membaca itu telah berakhir ketika siswa telah mampu membaca. Padahal guru mempunyai peran penting dalam meningkatkan minat dan kebiasaan siswa dalam membaca. Dengan menggunakan model pembelajaran tipe CIRC diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 2

Parakanlima”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, masalah penelitian ini difokuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil kemampuan membaca karangan narasi di kelas eksperimen

dan kelas kontrol?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa SD kelas V?

3. Bagaimana aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC?


(11)

Pokok bahasan yang dipilih sebagai bahan ajar dalam penelitian ini adalah membaca cerita anak dengan topik lingkungan, terpilihnya topik ini dikarenakan topik ini cukup kaya akan pemahaman siswa dalam membaca karangan narasi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan membaca karangan narasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa SD kelas V.

3. Untuk Mengetahui aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka menunjang kualitas hasil belajar siswa, guru, Kepala Sekolah, dan bagi kelembagaan UPI. 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas serta kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,meningkatkan profesonalisme sebagai seorang guru.

2. Bagi Guru

Dapat menjadi suatu masukan untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca karangan narasi siswa melalui pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe CIRC. Hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif atau pilihan dalam pengajaran di SD, khususnya dalam pengajaran keterampilan membaca karangan narasi.

3. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan membaca karangan narasi. 4. Bagi Kelembagaan UPI


(12)

Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya referensi tentang penelitian Non-PTK untuk di tindak lanjuti pada penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Pada laporan penelitian ini, diawali dengan bab pendahuluan, dan diakhiri dengan bab kesimpulan. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan, yang berisikan: a) latar belakang masalah, b) identifikasi dan rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, dan e) sistematika penulisan.

Bab II merupakan kajian teoritik yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif dan membaca karangan narasi.

Bab III merupakan metode penelitian, yang berisikan: a) lokasi dan subyek penelitian, b) desain dan metode yang di gunakan, c) menetapkan sumber data dan jenis data, d) teknik pengumpulan data, e) menetapkan instrumen penelitian, f) tahapan penelitian, dan g) analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, dan Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasi.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar ini mengambil lokasi SD Negeri 2 Parakanlima kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

a. Kualifikasi guru-guru yang bertugas rata-rata sudah berkualifikasi D2 dan S1 sehingga diharapkan dapat membantu peneliti dalam memberikan arahan dan masukan-masukan yang bersifat membangun.

b. SDN 2 Parakanlima merupakan salah satu SD yang memiliki kelas V sebanyak dua rombongan belajar, yaitu kelas VA dan VB, sehingga memudahkan peneliti untuk menentukan ke dua kelas tersebut sebagai kelas kontrol (KK) dan kelas Eksperimen (KE).

2. Populasi

Arikunto (2010: 173) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. sejalan dengan hal itu Sudjana dan Ibrahim (2007: 84), mengungkapkan bahwa “Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen” Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri 2 Parakanlima yang merupakan kelas tinggi yang mendapatkan pelajaran membaca pemahaman.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. (Sugiyono, 2009: 81). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi, tetapi


(14)

berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan peneliti. Adapun yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen, dan kelas VB sebagai kelas kontrol.

B. Desain dan Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan desain

“Nonequvalent Control Group Design” yaitu suatu kelompok subyek sebagai

kelompok eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol, dan pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peneliti (Sugiyono, 2009: 79).

Kelompok eksperimen menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC, yaitu membaca, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal dan evaluasi berupa tes. Sebelum diberi perlakuan model Cooperative Learning tipe CIRC, akan dilakukan pretes membaca pemahaman, terhadap kelas eksperimen maupun terhadap kelas kontrol. Setelah dilakukan pretes, kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan penerapan model Cooperative Learning tipe CIRC sebagaimana tersebut di atas, sementara itu kelompok kontrol tidak diperlakukan sama seperti kelompok eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau mengikuti standar yang berlaku di sekolah tersebut. Setelah diberi perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen kemudian dilakukan tes ulang terhadap materi membaca pemahaman yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan terikat yang dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Variabel bebas : model Cooperate Learning tipe CIRC

2. Variabel terikat : membaca karangan narasi

Gambaran dari desain penelitian ini dapat dinyatakan dalam tabel sebagai berikut: O1

X O2


(15)

Keterangan:

OІ dan OЈ = Pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen OЇ dan OЉ = Postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X = Penggunaan model Cooperative Learning tipe CIRC pada kelas eksperimen

Pengaruh penggunaan model Cooperative Learning tipe CIRC adalah (OЇ - OІ) – (OЉ - OЈ). (Sugiyono, 2009:79).

Y = Kemampuan membaca karangan narasi C. Definisi Operasional Penelitian

Selanjutnya untuk menghindari kesalahpahaman dalam istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan, yaitu:

a) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok. CIRC adalah suatu model dalam pembelajaran kooperatif yang digunakan bagi guru unuk mengajar siswa.

Di dalam model pembelajaran CIRC terdapat komponen-komponen yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih kreatif, karena siswa bersama kelompoknya bertukar pendapat untuk menyelesaikan materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran ekspositori, di mana guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian siswa mengerjakan latihan, dan siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila tidak mengerti, dan siswa belajar secara sendiri-sendiri.

b) Kemampuan Membaca Karangan Narasi

Kemampuan membaca karangan narasi diharapkan siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita, menjawab pertanyaan isi


(16)

teks bacaan, memahami isi karangan, latar cerita, ide pokok, dan membuat kesimpulan atas bacaan yang telah di baca.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes

Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Tes ini berupa tes perolehan hasil membaca pemahaman siswa. Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pada penelitian ini, tes diberikan untuk mengukur pencapaian pemahaman siswa terhadap isi teks bacaan yang telah dibaca.

Tes yang digunakan adalah posttest, yaitu tes yang diberikan setelah perlakuan diberikan. Tipe tes yang akan diberikan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja, partisipasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.

“Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.” (Arikunto, 2010: 199). Dari pengertian tersebut observasi sebagai alat pengumpul data memusatkan perhatian pada objek yang diteliti dengan menggunakan seluruh indra. Pada proses pengamatan, peneliti menggunakan observasi sistematis, dimana pengamat mengamati objek penelitian dengan menggunakan pedoman pengamatan observasi atau sistem tanda (sign system), yang berisi daftar jenis kegiatan yang akan diamati. Observator (pengamat) tinggal memberikan tanda pada kolom tempat kegiatan atau peristiwa tersebut muncul.


(17)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan; (3) tahap refleksi dan evaluasi. Tahapan-tahapan di atas terperinci sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merecanakan pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan.

b. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.

c. Menentukan dan memilih sampel dari populasi yang telah ditentukan. d. Menyusun instrumen penelitian.

e. Menyusun instrumen evaluasi berupa tes objektif.

f. Melakukan uji coba instrumen evaluasi yang akan digunakan agar diketahui kualitasnya. Uji coba instrumen evaluasi diberikan kepada siswa yang bukan merupakan sampel penelitian tetapi dalam populasi yang sama, dan mempunyai kemampuan yang setara dengan siswa yang dijadikan sampel penelitian.

g. Analisis kualitas atau kriteria instrumen evaluasi, dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran 22 soal yang akan diujikan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas pelaksanaan pretest, perlakuan dan pelaksanaan postes, yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pretes

Pretes dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap teks membaca pemahaman yang akan diujikan dengan tes berjumlah 10 soal. Pretes dilakukan di ke dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu di kelas kontrol dan di kelas eksperimen.


(18)

b. Perlakuan

Perlakukan dilaksanakan selama 1 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan terlampir dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun (lihat lampiran).

Kelas VA sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran membaca karangan narasi menggunakan model Cooperative Learning, sedangkan kelas VB sebagai kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran membaca sebagaimana biasanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. c. Pelaksanaan postes

Postes dilaksanakan untuk menguji pengetahuan siswa terhadap teks membaca karangan narasi setelah diberikan perlakuan tertentu dengan tes berjumlah 10 soal, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hasil postes tersebut selanjutnya dibandigkan dengan hasil pretes di kedua kelas yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian data-data hasil pretes dan postes diolah dalam pengolahan data.

d. Tahap evaluasi

Pada tahap ini, data pretes dan postes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dikumpulkan untuk diolah kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas dan pengujian hipotesis penelitian.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal. Uji coba instrumen dilakukan di SD Negeri 4 Tajursindang yang terletak di kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta.


(19)

1. Uji Validitas

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011:173).”

Agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang valid, maka instrumen penelitiannya pun harus valid. Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen suatu penelitian yang digunakan pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji validitas isi dari soal yang dibuat, yaitu validitas yang menunjukan bahwa soal tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran khusus tertentu sesuai dengan materi isi pelajaran yang diberikan.

Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yang dikemukakan oleh Person. Adapun rumus validitas yang digunakan yaitu dengan angka kasar, sebagai berikut (Akdon dan Hadi, 2005:144):

    

 

2 . 2

 

2 .

2

.

          









n

n

r

hitung n

Keterangan:

rhitung : Koefisiensi korelasi antara X dengan Y

ΣXi : Jumlah skor item

ƩYi : Jumlah skor total (Seluruh item)

n : Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

2 1 1 r n r thitung    Dimana :

t = Nilai t hitung

r = Koefisiensi korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden


(20)

Tabel 3.1

Interpretasi koefisien korelasi Product Moment

Nilai Interpretasi

0,800 < rXY 1,000 Sangat tinggi 0,600 < rXY 0,800 Tinggi 0,400 < rXY 0,600 Cukup 0,200 < rXY0,400 Rendah 0,000 < rXY 0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2011: 75)

Hasil analisis uji validitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada peserta didik kelas V SDN 4 Tajursindang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tingkat Validitas Instrumen Tes Membaca Karangan Narasi Nomor Item Soal Nilai Interpretasi

1 0,566 cukup

2 0,000 -

3 0,363 rendah

4 0,000 -

5 0,000 -

6 0,333 rendah

7 0,544 cukup

8 0,399 rendah

9 0,000 -

10 0,866 Sangat tinggi

11 0,635 tinggi

12 -0,090 -

13 0,303 rendah

14 0,635 tinggi

15 0,303 rendah

16 0,732 tinggi

17 0,693 tinggi

18 0,866 Sangat tinggi

19 0,544 cukup

20 0,866 Sangat tinggi

21 0,633 tinggi


(21)

Dari 22 soal yang telah diuji coba terdapat tiga soal dengan validitas sangat tinggi lima soal dengan validitas tinggi, tiga soal dengan validitas cukup, lima soal validitas rendah dan enam soal tidak teruji validitasnya karena memiliki nilai negatif dan nol. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian adalah soal dengan tingkat validitas cukup, tinggi dan sangat tinggi. Perhitungan validitas tes kemampuan membaca karangan narasi secara lengkap tersaji dalam lampiran 4 halaman 72.

2. Uji Reliabilitas

Ruseffendi (2010:158) mengungkapkan bahwa reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu.

Reliabilitas merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan. Setelah dihitung validitasnya, maka soal akan di uji reliabilitasnya. Adapun dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan metode Belah Dua (Split Half Method) Spearman Brown (Akdon dan Hadi, 2005: 148) dengan rumus:

b b 11

r 1

2.r r

 

Keterangan:

r11 : Koefisien reliabilitas rb : Korelasi Product moment

Selanjutnya mencari rtabel apabila diketahui α = 0,05 dan dk = n-2 lalu bandingkan dengan rhitung dengan kaidah keputusan:

Jika r11> rtabel berarti Reliabel atau Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel. Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown diperoleh indeks reliabilitas tiap item soal yang dirincikan melalui tabel dibawah ini dan data selengkapnya dimasukan kedalam lampiran 4 halaman 91.


(22)

Tabel 3.3

Hasil Uji Coba Reliabilitas Nomor

Item Soal

Reliabilitas hitung (rhitung)

Reliabilitas

tabel (rtabel) Keputusan

1 0,701 0,55 Reliabel

2 ,000 0,55 Tidak Reliabel

3 0,532 0,55 Tidak Reliabel

4 0,000 0,55 Tidak Reliabel

5 0,000 0,55 Tidak Reliabel

6 0,499 0,55 Tidak Reliabel

7 0,701 0,55 Reliabel

8 0,570 0,55 Reliabel

9 0,000 0,55 Tidak Reliabel

10 0,928 0,55 Reliabel

11 0,776 0,55 Reliabel

12 -0,197 0,55 Tidak Reliabel

13 0,465 0,55 Tidak Reliabel

14 0,776 0,55 Reliabel

15 0,465 0,55 Tidak Reliabel

16 0,845 0,55 Reliabel

17 0,818 0,55 Reliabel

18 0,960 0,55 Reliabel

19 0,704 0,55 Reliabel

20 0,928 0,55 Reliabel

21 0,776 0,55 Reliabel

22 0,000 0,55 Tidak Reliabel

Hasil pengujian reliabilitas 22 item soal tes kemampuan membaca karangan narasi diperoleh nilai uji reliabilitas dengan rumus α = 0,55, maka dari 22 soal kemampuan membaca karangan narasi yang telah diuji coba reliabilitasnya didapat 12 soal yang reliabel, dan 10 soal yang tidak reliabel. Perhitungan uji reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91.

3. Indeks kesukaran Soal

Indeks kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Menurut Arikunto (2007: 207) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa


(23)

untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauan (Arikunto, 2009:207).

Taraf kesukaran digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat kesukaran setiap butir soal (Arikunto, 2009: 208), dengan menggunakan rumus:

JS B p

Keterangan:

P = Taraf Kesukaran

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh peserta tes

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Taraf Kesukaran Kriteria

0,0 – 0,3 sukar

0,30 – 0,70 Sedang 0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009: 210)

Hasil uji tingkat kesukaran soal terinci disajikan pada di bawah ini: Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 0,80 mudah

2 1,00 mudah

3 0,93 mudah

4 1,00 mudah

5 1,00 mudah

6 0,86 mudah

7 0,93 mudah

8 0,86 mudah

9 1,00 mudah

10 0,86 mudah

11 0,93 mudah


(24)

13 0,93 mudah

14 0,93 mudah

15 0,93 mudah

16 0,86 mudah

17 0,60 mudah

18 0,86 mudah

19 0,93 mudah

20 0,86 mudah

21 0,93 mudah

22 1,00 mudah

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berisi tentang teknik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian yang menggunakan metode quasi eksperimen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali beberapa teori yang relevan untuk dijadikan acuan dalam penyusunan model pembelajaran yang menjadi bahan uji coba. teori-teori yang dipelajari tentunya berbagai teori yang berkaitan dengan model pembelajaran yang hendak dijadikan uji coba, yaitu model pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja, partisipasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.


(25)

A. Analisis Data

Perolehan data hasil tes selanjutnya diolah dengan teknik pengolahan kuantitatif dari hasil pretes dan postes untuk kemudian diteliti dan ditabulasikan, guna mengetahui rata-rata, standar deviasi, dan varians. Setelah itu dilakukan uji normalisasi, homogenitas dan uji hipotesis.

Uji normalitas mengindikasikan kenormalan data dalam penyebarannya pada tiap sampel, sedangkan uji homogenitas mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Apabila data terbukti normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji-t, jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka selanjutnya data dihitung dengan uji-t1, namun apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan dapat langsung dilanjutkan dengan penghitungan statistika non-parametrik tanpa harus dihitung uji homogennya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam penelitian ini digunakan Uji Liliefors untuk menguji normalitas sebab instrumen tes yang digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal, dengan rumus sebagai berikut:

 

S

 

F

L

o z  z

Dimana:

L0 = Liliefors

F(z) = Proporsi Kumulatif S(z) = Frekuensi Kumulatif

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors sebab instrumen tes yang digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal.

Adapun langkah-langkah penghitungan normalitas data dengan menggunakan Liliefors adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel dengan kolom nilai (x), z, F(x), S(x), dan |F(x)-S(x)|. b. Menentukan Z-score dengan rumus:


(26)

SD X

  

z

Keterangan : z : skor z

xi : batas atas kelas interval

� : nilai rata – rata SD: standar deviasi

Ruseffendi (Suci, 2012:59) c. Menentukan luas daerah z atau proporsi kumulatif F(x) dengan cara :

Z tabel + 0,5 (untuk Zscore positif) dan 0,5 – Z tabel (untuk Zscore negatif). d. Menentukan S(x) dengan rumus:

Subjek) (Banyak

Data Nomor (x)

s

N

e. Menentukan nilai |F(x)-S(x)|.

f. Cari nilai |F(x)-S(x)| terbesar sebagai penguji normalitas.

g. Bandingkan |F(x)-S(x)| dengan nilai kuantil liliefors pada tabel, dengan taraf signifikansi =0,05 dan nilai N yang sesuai.

2. Uiji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal, pengolahan data dapat dilanjutkan dengan menguji homogenitas. Uji homogenitas mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Namun apabila salah satu data dari populasi tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dapat dilanjutkan dengan perhitungan statistik non-parametrik. Uji homogenitas sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

S

S

F

kecil besar

hitung 2

2 


(27)

keterangan:

S

besar

2

: variansi terbesar

S

kecil

2

: variansi terkecil

Sama seperti uji normalitas, dalam uji homogenitas suatu data dikatakan homogen jika thitung < ttabel.

3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Jika populasi berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik parametrik dengan rumus uji-t. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 229):

Hipotesis nol : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen (tidak ada pengaruh).

H0 : 1 = 2 (Tidak berbeda)

Hipotesis Alternatif : Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen

H1 : 1 ≠2 (berbeda). Tolak H0 dan Terima H1 : │ th │ > tb

Jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda (n1≠n2) dan kedua populasi homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan rumus uji-t polled varian, yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 274):

   

           

n

n

n

n

s

n

s

n

X

X

i t 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1

Sedangkan jika varian tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan rumus separated varian, yaitu sebagai berikut :

= �1− �2

12

�1+ 22


(28)

Populasi tidak selalu berdistribusi normal, Jika populasi tidak berdistribusi normal maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji non parametrik, yaitu uji Mann withney, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat.

b. Hitung U1 dan U2, dengan cara:

U1 = n1n2 +

n1(n1+1)

2 n1 – R1 U12 = n1n2 + n2(n2+1)

2 n1 – R2 Keterangan :

n1 : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 R1 : Jumlah peringkat 1 R2 : Jumlah peringkat 2

Sugiyono (2010:153)

c. Jika n1 dan n2 kurang dari sama dengan 20 maka hipotesis dapat langsung diuji dengan melihat tabel uji Mann Withney U-Test. Jika n1 dan n2 lebih besar dari 20, maka digunakan rumus Z sebagai berikut, Ruseffendi (Suci, 2012: 62):

12 1 . 2 1 Z 2 1 2 1 2 1    

n

n

n

n

n

n

U

Nilai U yang digunakan pada rumus z di atas dipilih dari nilai U yang terkecil dari hasil penghitungan sebelumnya yaitu U1 atau U2. Kemudian menetapkan taraf signifikansi, dan membandingkan hasil dari Zhitung dengan Ztabel. Jika Zhitung < Ztabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.


(29)

1. Analisis Data Indeks Gain

Perhitungan data indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan membaca pemahaman kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil skor pretes dan postes siswa dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Skor pretes dan postes siswa kelas eksperimen dianalisis dengan cara membandingkan dengan skor pretes dan postes siswa kelas kontrol. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut, Meltzer (Putri, 2006: 79):

S

S

S

S

pretes maks

pretes postes

g

  

Keterangan:

g = Indeks Gain Spretes = Skor pretes Spostes = Skor postes Smaks = Skor maksimal

Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Meltzer (Putri, 2006: 79) adalah : g < 0,3 : rendah

0,3 < g < 0,7 : sedang 0,7 > g : tinggi

Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Analisis Data Non Tes

a) Analisis data lembar observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dikelompokkan fokus pertanyaan untuk mempermudah pembacaan dan penafsiran data. Kemudian dideskripsikan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai aktivitas siswa


(30)

selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan

Membaca Karangan Narasi” ini meneliti apakah ada pengaruh atau tidak dari

model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap kemampuan membaca karangan narasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil kemampuan membaca karangan narasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari perbedaan rata-rata hasil pretes dan postes. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu pada pretes rata-rata kelas eksperimen sebesar 8,43 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 8,00. Perolehan rata-rata postes, kelas eksperimen memperoleh peningkatan sebesar 0,83 sedangkan rata rata kelas kontrol memperoleh peningkatan 0,36. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 9,26, sedangkan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 8,36.

2. Tidak terdapat pengaruh kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas V sekolah dasar yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan peserta didik yang tidak memperoleh pembelajaran tanpa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, terlihat dari hasil analisis uji perbedaan rata-rata postes pada lampiran 7 halaman 112 dengan Zhitung > Ztabel (H1 ditolak), yaitu -1,88 > -1,96.

3. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC menunjukan aktivitas positif, dilihat dari hasil observasi aktivitas belajar siswa ketika pembelajaran di kelas eksperimen, hal ini dilihat dari perolehan persentase dengan aspek yang dinilai adalah aspek kerjasama 69,6 % yang muncul dan 30,4% yang tidak muncul, aspek perhatian 65,2% muncul dan 34,8% tidak muncul, aspek partisipasi dalam memberikan pendapat 69,6 % muncul dan 30,4% tidak


(32)

muncul, dan aspek keaktifan dalam bertanya diperoleh 69,6 % muncul dan 30,4% tidak muncul.

B. Rekomendasi dan Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis ingin memberikan rekomendasi dan saran kepada rekan sejawat, guru dan pihak lain yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan membaca karangan narasi harus mampu menjadi motivasi bagi guru untuk menggali potensi yang dimiliki guna memilih model pembelajaran yang tepat, khususnya dalam pembelajaran membaca karangan narasi.

2. Para guru hendaknya mampu bereksperimen dalam mengembangkan model pembelajaran yang ada, guna mengetahui pengaruh model pembelajaran yang dipilih ataupun untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

3. Hendaknya para peneliti yang akan meneliti pengaruh suatu model pembelajaran membaca buku-buku yang relevan dan meninjau hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Adapun saran yang membangun dari para pembaca akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Heriawan, Adang, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian dan Teoretis Praktis. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Hernawan, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press. Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia. Kutanto. (2007). Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Erlangga.

Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Darussalam: Ghalia Indonesia.

Putri, Hafiziani Eka. (2006). Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi Matematik Siswa SMP. Tesis Pada UPI: Tidak Diterbitkan.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta :Bumi Aksara. Ramdhani, S.(2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung. Resmini dkk. (2006). Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung:

UPIPRESS

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran.. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.


(34)

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2007). Model Pembelajran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Umri. (2008). Bahasa Indonesia Untuk SD kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wulansuci, A. (2012). Pengaruh pendekatan Matematika Realistik. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.


(1)

Rina Agustina, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Data Indeks Gain

Perhitungan data indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan membaca pemahaman kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil skor pretes dan postes siswa dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Skor pretes dan postes siswa kelas eksperimen dianalisis dengan cara membandingkan dengan skor pretes dan postes siswa kelas kontrol. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut, Meltzer (Putri, 2006: 79):

S

S

S

S

pretes maks pretes postes g    Keterangan:

g = Indeks Gain Spretes = Skor pretes

Spostes = Skor postes

Smaks = Skor maksimal

Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Meltzer (Putri, 2006: 79) adalah : g < 0,3 : rendah

0,3 < g < 0,7 : sedang 0,7 > g : tinggi

Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Analisis Data Non Tes

a) Analisis data lembar observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dikelompokkan fokus pertanyaan untuk mempermudah pembacaan dan penafsiran data. Kemudian dideskripsikan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai aktivitas siswa


(2)

selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.


(3)

Rina Agustina, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi” ini meneliti apakah ada pengaruh atau tidak dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap kemampuan membaca karangan narasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil kemampuan membaca karangan narasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari perbedaan rata-rata hasil pretes dan postes. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu pada pretes rata-rata kelas eksperimen sebesar 8,43 sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 8,00. Perolehan rata-rata postes, kelas eksperimen memperoleh peningkatan sebesar 0,83 sedangkan rata rata kelas kontrol memperoleh peningkatan 0,36. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 9,26, sedangkan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 8,36.

2. Tidak terdapat pengaruh kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas V sekolah dasar yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan peserta didik yang tidak memperoleh pembelajaran tanpa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, terlihat dari hasil analisis uji perbedaan rata-rata postes pada lampiran 7 halaman 112 dengan Zhitung > Ztabel (H1 ditolak), yaitu -1,88 > -1,96.

3. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC menunjukan aktivitas positif, dilihat dari hasil observasi aktivitas belajar siswa ketika pembelajaran di kelas eksperimen, hal ini dilihat dari perolehan persentase dengan aspek yang dinilai adalah aspek kerjasama 69,6 % yang muncul dan 30,4% yang tidak muncul, aspek perhatian 65,2% muncul dan 34,8% tidak muncul, aspek partisipasi dalam memberikan pendapat 69,6 % muncul dan 30,4% tidak


(4)

muncul, dan aspek keaktifan dalam bertanya diperoleh 69,6 % muncul dan 30,4% tidak muncul.

B. Rekomendasi dan Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis ingin memberikan rekomendasi dan saran kepada rekan sejawat, guru dan pihak lain yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC terhadap kemampuan membaca karangan narasi harus mampu menjadi motivasi bagi guru untuk menggali potensi yang dimiliki guna memilih model pembelajaran yang tepat, khususnya dalam pembelajaran membaca karangan narasi.

2. Para guru hendaknya mampu bereksperimen dalam mengembangkan model pembelajaran yang ada, guna mengetahui pengaruh model pembelajaran yang dipilih ataupun untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

3. Hendaknya para peneliti yang akan meneliti pengaruh suatu model pembelajaran membaca buku-buku yang relevan dan meninjau hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Adapun saran yang membangun dari para pembaca akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.


(5)

Rina Agustina, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Heriawan, Adang, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian dan Teoretis Praktis. Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Hernawan, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press. Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia. Kutanto. (2007). Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Erlangga.

Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Darussalam: Ghalia Indonesia.

Putri, Hafiziani Eka. (2006). Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi Matematik Siswa SMP. Tesis Pada UPI: Tidak Diterbitkan.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta :Bumi Aksara. Ramdhani, S.(2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung. Resmini dkk. (2006). Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung:

UPIPRESS

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran.. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.


(6)

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2007). Model Pembelajran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Umri. (2008). Bahasa Indonesia Untuk SD kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wulansuci, A. (2012). Pengaruh pendekatan Matematika Realistik. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V Di MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012/2013

0 5 186

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 0 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB.

2 8 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Pada

0 0 18

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB.

0 3 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF.

0 1 6

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB - repository UPI S ARB 1006877 Title

0 0 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN

2 7 10