Pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada petani di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Yogyakarta.
viii ABSTRAK
PENGARUH LUAS LAHAN, BIAYA PRODUKSI DAN JUMLAH PUPUK TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI PADA PETANI DI DESA SUMBERAGUNG, KECAMATAN MOYUDAN, YOGYAKARTA
Efalina Windia Samder Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada petani di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Yogyakarta.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para petani di Desa Sumberagung yang berjumlah 103 petani. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling dengan jumlah 30 sampel. Analisis data dengan menggunakan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) luas lahan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi sebesar 1,211 (Sig = 0,000 < 0,05), (2) biaya produksi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi (Sig = 0,198 > 0,05), (3) jumlah pupuk memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi sebesar 4,666 (Sig = 0,002 < 0,005) dan (4) sebesar 72,9% perubahan atau variasi variabel hasil produksi padi (Y) dipengaruhi oleh luas lahan (X1), biaya produksi (X2) dan jumlah pupuk (X3),
sedangkan sisanya diberikan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
(2)
ix ABSTRACT
THE IMPACT OF LAND AREA, COST PRODUCTION AND AMOUNT OF FERTILIZER FOR RICE PRODUCTION OF FARMERS IN SUMBERAGUNG VILLAGE, MOYUDAN DISTRICT, YOGYAKARTA
Efalina Windia Samder Sanata Dharma University
2012
The aims of this research is to determine how much and significant the impact of land area, cost production and amount of fertilizer for rice production of farmers in Sumberagung village, Moyudan District, Yogyakarta.
The research is a quantitative descriptive research. The population of this research are 103 farmers in Sumberagung Village. Techniques sampling of the research is accidental sampling with 30 samples. Data analysis is regression.
The results of this research show that: (1) land area provides significant
influence on rice production for 1,211 (Sig = 0,000 < 0,05), (2) there isn’t any
significant influence towards cost production rice production (Sig = 0,198 > 0,05), (3) amount of fertilizer provides significant influence on rice production for 4,666 (Sig = 0,002 < 0,05) and (4) 72,9 % change or variation in output variabel are affected by land area, cost production and the amount of fertilizer, while the rest is supplied by other variables.
(3)
i
PENGARUH LUAS LAHAN, BIAYA PRODUKSI DAN
JUMLAH PUPUK TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI
PADA PETANI DI DESA SUMBERAGUNG, KECAMATAN
MOYUDAN, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Efalina Windia Samder NIM : 081324029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
(7)
v
Motto
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.( Matius 7:7)
Jangan tunda sampai besok, apa yang bisa
dikerjakan hari ini, dan jadi diri sendiri,cari
jati diri dan dapatkan hidup yang mandiri.
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 November 2012 Penulis
(9)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Efalina Windia Samder Nomor Mahasiswa : 081324029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH LUAS LAHAN, BIAYA PRODUKSI DAN JUMLAH PUPUK TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI PADA PETANI DI DESA SUMBERAGUNG, KECAMATAN MOYUDAN, YOGYAKARTA.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasinkannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 30 November2012
Yang menyatakan
(10)
viii ABSTRAK
PENGARUH LUAS LAHAN, BIAYA PRODUKSI DAN JUMLAH PUPUK TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI PADA PETANI DI DESA SUMBERAGUNG, KECAMATAN MOYUDAN, YOGYAKARTA
Efalina Windia Samder Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada petani di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Yogyakarta.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para petani di Desa Sumberagung yang berjumlah 103 petani. Pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling dengan jumlah 30 sampel. Analisis data dengan menggunakan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) luas lahan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi sebesar 1,211 (Sig = 0,000 < 0,05), (2) biaya produksi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi (Sig = 0,198 > 0,05), (3) jumlah pupuk memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil produksi padi sebesar 4,666 (Sig = 0,002 < 0,005) dan (4) sebesar 72,9% perubahan atau variasi variabel hasil produksi padi (Y) dipengaruhi oleh luas lahan (X1), biaya produksi (X2) dan jumlah pupuk (X3),
sedangkan sisanya diberikan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
(11)
ix ABSTRACT
THE IMPACT OF LAND AREA, COST PRODUCTION AND AMOUNT OF FERTILIZER FOR RICE PRODUCTION OF FARMERS IN SUMBERAGUNG VILLAGE, MOYUDAN DISTRICT, YOGYAKARTA
Efalina Windia Samder Sanata Dharma University
2012
The aims of this research is to determine how much and significant the impact of land area, cost production and amount of fertilizer for rice production of farmers in Sumberagung village, Moyudan District, Yogyakarta.
The research is a quantitative descriptive research. The population of this research are 103 farmers in Sumberagung Village. Techniques sampling of the research is accidental sampling with 30 samples. Data analysis is regression.
The results of this research show that: (1) land area provides significant influence on rice production for 1,211 (Sig = 0,000 < 0,05), (2) there isn’t any significant influence towards cost production rice production (Sig = 0,198 > 0,05), (3) amount of fertilizer provides significant influence on rice production for 4,666 (Sig = 0,002 < 0,05) and (4) 72,9 % change or variation in output variabel are affected by land area, cost production and the amount of fertilizer, while the rest is supplied by other variables.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Luas Lahan, Biaya Produksi dan Jumlah Pupuk Terhadap Hasil Produksi Padi Pada Petani Di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi.
Skripsi ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
(13)
xi
serta masukan dengan penuh perhatian dan kesabaran kepada penulis dalam menyusun skripsi.
5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran kepada penulis dalam menuyusun skripsi.
6. Sekretariat Prodi pendidikan Ekonomi (terutama Mbak Titin) yang telah membantu dan memberikan informasi dan pelayanan yang baik kepada penulis.
7. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas buku-buku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapakku Alm. Albertus Samderubun dan Mamaku tersayang Susana Saniyem, terimakasih atas semangat dan doa yang tidak pernah berhenti yang telah diberikan kepada penulis.
9. Kakak-kakakku tersayang, mbak Yani, mbak Wickha dan mas Evan, terimakasih untuk semangat dan doanya.
10.Adik-adikku tersayang, putri dan ara, terimakasih untuk doanya.
11.Untuk Yudi terimakasih atas doa, semangat dan bantuannya selama penulis menyusun skripsi.
12.Untuk keluarga besar Eyang Soekarto, terimakasih untuk doanya.
13.Teman-temanku, Rista, mbak Desti, Nana, Ayu, Anita dan Yayuk terimkasih atas semangatnya.
(14)
xii
15.Dan semua orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,Terimakasih TUHAN MEMBERKATI.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan, keluasan ilmu, wawasan serta pengalaman. oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca, penulis harapkan demi kesempurnaan karya-karya di masa mendatang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 30 November 2012
(15)
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... HALAMAN PENGESAHAN .. ...
HALAMAN PERSEMBAHAN ... HALAMAN MOTTO ... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ABSTRAK ... ABSTRAC... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ...
B. Batasan Masalah ....……...…….………..
C. Rumusan Masalah ...……….... D. Tujuan Penelitian ...……….. E. Manfaat Penelitian ... F. Definisi Operasiona ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Hasil Produksi ...………...
1. Pengertian Hasil Produksi ... i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xiii xvi xvii xviii 1 1 5 5 6 6 7 8 8 8
(16)
xiv
2. Faktor-Faktor Produksi ... 3. Fungsi Produksi ... 4. Produksi Padi ... B. Produk ...………... C. Biaya Produksi ...…………... D. Pupuk ...………... E. Luas lahan ...………... F. Kerangka Berpikir ... G. Hipotesis ... BAB III METODE PENELITIAN ... A. Jenis Penelitian ... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... C. Subjek dan Objek Penelitian ... D. Populasi dan Sampel ... 1. Populasi ... 2. Sampel ... E. Teknik Pengambilan Sampel ... F. Sumber Data ... G. Teknik Pengumpulan Data ... H. Definisi Operasi Variabel Penelitian ... 1. Variabel Luas Lahan ... 2. Variabel Biaya Produksi ... 3. Variabel Jumlah Pupuk ... 4. Variabel Hasil Produksi ... I. Uji Prasyarat ... 1. Uji Normalitas ... 2. Uji Linieritas ... J. Uji Asumsi Klasik ... 1. Uji Multikolinearitas ... 2. Uji Heteroskedastisitas ... 3. Uji Autokorelasi ...
8 10 11 12 14 16 18 18 20 21 21 21 22 22 22 22 23 23 23 25 25 25 25 26 26 26 27 28 28 30 30
(17)
xv
K. Analisis Regresi Berganda ... L. Uji Model (Uji F) ... M. Uji Hipotesis (Uji T) ... BAB IV GAMBARAN UMUM ... A. Desa Sumberagung ... B. Prasarana dan Sarana Ekonomi ... C. Kesenian dan Kebudayaan ... D. Kesejahteraan Sosial ... E. Kesehatan ... F. Ketenagakerjaan ... G. Pendidikan ... H. Pertanian ... BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... A. Karakteristik Responden ... B. Deskripsi Data ... C. Analisis Data ... D. Pembahasan ... BAB VI PENUTUP ...
A. Simpulan ... B. Keterbatasan ... C. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 32 33 34 36 36 38 38 38 39 39 40 41 43 43 44 47 57 64 63 66 67 69 72
(18)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel III.1. Kisi-kisi Wawancara... Tabel III.2. Uji Statistik Durbin-Watson ... Tabel IV.1. Data Jumlah Penduduk Desa Sumberagung ... Tabel IV.2. Data Pekerjaan Penduduk Desa Sumberagung ... Tabel V.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Tabel V.2. Deskripsi Luas Lahan Responden ... Tabel V.3. Deskripsi Biaya Produksi Responden ... Tabel V.4. Deskripsi Data Jumlah Pupuk Responden ... Tabel V.5. Deskripsi Data Hasil Produksi Responden ... Tabel V.6. Uji Normalitas ... Tabel V.7. Uji Liniearitas ... Tabel V.8. Uji Multikoliniearitas ... Tabel V.9. Uji Heterokedestisitas ... Tabel V.10.Uji Autokorelasi ... Tabel V.11.Uji Regresi Linear Berganda ... Tabel V.12.Uji F ... 24 32 36 39 43 44 45 45 46 48 50 50 51 52 53 56
(19)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Kerangka Berpikir ... Gambar III.1. Statistik Durbin-Watson ...
20 32
(20)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... Lampiran 2. Rekapitulasi Data Responden ... Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ... Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... Lampiran 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 7. Sutar Ijin Penelitian Bappeda ... Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian Desa Sumberagung ...
72 74 76 79 81 83 84 85
(21)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ketahun menyebabkan jumlah kebutuhan pangan menjadi semakin meningkat. Khususnya pada bahan pangan pokok yaitu beras. Beras merupakan bahan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk Indonesia dan menyumbang lebih dari 50% kebutuhan kalori serta hampir 50% kebutuhan protein (Amang, 1995, dalam Triyanto, 2006). Salah satu cara untuk meningkatkan peran masyarakat guna menjaga ketersediaan padi pada tingkat daerah dan pedesaan adalah dengan tetap menanam padi dan meningkatkan hasil produksinya agar kebutuhan pangan tercukupi.
Petani berperan penting dalam memproduksi beras karena lewat petani lah kita dapat menikmati beras. Petani dalam memproduksi beras dibantu oleh beberapa faktor-faktor produksi yaitu modal, tanah dan tenaga kerja (Gilarso, 2003). Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, membuat petani berupaya agar hasil produksinya tetap berjalan dan dapat bersaing dipasaran, sehingga ada yang berubah pada faktor tenaga kerja dalam proses produksinya, banyak petani yang menggunakan alat bajak modern yaitu hand tractor karena lebih efisien, menghemat tenaga kerja dan meringankan biaya produksi yang secara tidak langsung dengan
(22)
mengurangi tenaga kerja, petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar tenaga kerja. Selain alat produksi yang berubah, ada juga penggunaan pupuk, pada saat ini lebih banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik dengan alasan lebih mudah menggunakannya dan dapat mempercepat masa tanam dibandingkan dengan menggunakan pupuk organik yang masa tanamnya tidak secepat jika menggunakan pupuk anorganik.
Desa Sumberagung merupakan desa yang luas wilayahnya dikelilingi oleh area persawahan dan sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian dengan luas wilayah 820.05 Ha dan luas area sawah 441,85 Ha. Petani di desa Sumberagung memiliki hasil produksi terutama pada produksi padi yaitu 5.566,6 ton dengan 2 musim tanam dalam 1 tahun, selain itu adapula hasil produksi pangan lainnya seperti ketela pohon sebanyak 2.25 ton dan ubi jalar 1.10 ton, lombok 1.5 ton.
(Sumber : Monografi Kelurahan Sumberagung 2011).
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap hasil produksi petani yaitu luas lahan padi karena luas lahan padi sangat mempengaruhi produksi beras. Apabila luas lahan padi semakin luas maka produksi beras akan semakin meningkat. Sebaliknya apabila luas lahan padi semakin sempit maka produksi beras akan semakin sedikit. Lahan (land) sebagai salah satu faktor dari hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Dalam pertanian, faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini
(23)
terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto, 1989:89).
Kemudian faktor lain adalah biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk memperoleh output (Sumarsono, 2007:151). Besar atau kecilnya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi yang akan dihasilkan. Jika jumlah hasil produksi (output) yang dihasilkan tinggi maka semakin banyak biaya produksi yang diperlukan oleh perusahaan atau kewirausahaan, begitu juga sebaliknya (Gilarso, 2003). biaya produksi merupakan faktor yang penting dalam usaha karena merupakan modal sebagai sarana dalam menjalankan produksi untuk memperoleh hasil produksi.
Selain faktor biaya produksi terdapat juga faktor yang lain yaitu penggunaan pupuk. Hasil produksi padi pada dasarnya merupakan tingkat penerapan teknologinya, dan salah satunya adalah pemupukan. Menurut Djoyohadikusumo (1981) dalam Taufiq (2002), bahwa peningkatan produksi pangan sangat tergantung sekali dari 4 sarana pokok, yaitu tanah, sumber daya air, pupuk, dan energi. Pupuk merupakan bahan yang dapat menimbulkan unsur hara pada tanaman. Pupuk sangat dibutuhkan dalam tanaman karena ketersediaan unsur hara ditanah tidak selamanya cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Pupuk selain untuk berfungsi menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan tanaman agar hasil produksi yang diperoleh maksimal. Penggunaan jumlah pupuk yang
(24)
sesuai dengan teknis yang disesuaikan oleh luas lahan dan tingkat kesuburan tanah maka produktivitas padi tidak akan mengalami penurunan dalam hasil produksi padi. Tetapi pada saat ini karena petani yang selalu ingin memperoleh hasil produksi padi yang semakin meningkat dan berkembangnya teknologi membuat semua menjadi lebih dipermudah pada saat ini ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Yang termasuk pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari kotoran hewan, sisa-sisa tanaman dan kompos sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang dihasilkan oleh pabrik. banyak petani yang saat ini berpaling menggunakan pupuk anorganik karena pupuk anorganik dapat mempercepat masa tanam, tidak terlalu sulit dalam penggunaannya sedangkan pupuk organik memiliki kelemahan yaitu tanaman dapat dengan mudah terkena hama dan proses masa tanamnya tidak secepat dengan menggunakan pupuk organik.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan sebuah penelitian dengan topik “Pengaruh Luas Lahan, Biaya Produksi dan Jumlah Pupuk Terhadap Hasil Produksi Padi Pada Petani di Desa Sumberagung, Kec. Moyudan, Kab. Yogyakarta”.
(25)
B. Batasan Masalah
Batasan masalah yang penulis lakukan dalam skripsi ini untuk mengetahui bagaimana Pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi padi pada pada masyarakat petani di Desa Sumberagung, kontribusi ini tidak hanya mencakup pada luas lahan saja tetapi juga dilihat dari biaya produksi yang dikeluarkan atau digunakan oleh petani terhadap hasil produksi padi. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan pupuk terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung. Penelitian ini hanya meneliti petani yang berada di Desa Sumberagung.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh antara luas lahan terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung?
2. Apakah ada pengaruh antara biaya produksi terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung?
3. Apakah ada pengaruh antara jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung?
4. Apakah ada pengaruh antara luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi yang pada masyarakat petani di Desa Sumberagung?
(26)
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung.
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung.
4. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada masyarakat petani di Desa Sumberagung.
E. Manfaat penelitian 1. Bagi petani
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna bagi para petani dalam peningkatan hasil produksi padi. 2. Bagi peneliti
Sebagai wahana untuk menerapkan teori pada waktu kuliah dengan praktek dalam dunia usaha.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan referensi terhadap penelitian-penelitian selanjutnya dengan menggunakan variabel yang berbeda.
(27)
F. Definisi Operasional
Definisi operasional ini bertujuan untuk mengetahui variabel apa saja yang akan diteliti dan sebagai ukuran atau batasan dalam penelitian. Adapun batasan pengertian adalah sebagai berikut:
1. Luas lahan
Luas lahan yaitu luas area pertanian yang dikelola oleh petani dalam memproduksi tanaman padi dengan satuan m2.
2. Biaya produksi
Biaya produksi yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk menghasilkan padi dengan satuan rupiah.
3. Jumlah pupuk
Jumlah pupuk yaitu jumlah pupuk yang digunakan oleh petani untuk menyuburkan lahan pertanian yang dikelolanya dengan satuan kg.
4. Hasil produksi
Total hasil produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani dalam suatu area pertanian tertentu dengan satuan kg.
(28)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Produksi
1. Pengertian hasil produksi
Hasil produksi didefinisikan sebagai berapa (tambahan) jumlah produk yang akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dipakai sebagai input (Gilarso, 2003). Produksi adalah hubungan antara faktor-faktor produksi yang disebut input dengan hasil produksi yang disebut output (Sudarsono, 1984). Dari input yang tersedia setiap perusahaan termasuk didalamnya sektor pertanian, ingin memperoleh hasil maksimun sesuai dengan tingkat teknologi yang ada pada saat itu. Dalam usaha tani pada setiap akhir panen petani akan menghitung berap hasil bruto produksinya yaitu luas lahan dikalikan hasil persatuan luas. Secara umum setiap petani menginginkan hasil panen yang lenih besar lagi dari hasil panen sebelumnya (Mubyarto, 1989). 2. Faktor – faktor produksi
Dalam prosess produksi diperlukan kombinasi dari berbagai faktor produksi yang masing-masing ada hasilnya dan ada biayanya. perusahaan yang menginginkan laba harus berusaha mencapai kombinasi faktor produksi yang paling efisien dan ekonomis. Kombinasi dengan biaya terendah akan tercapai bila perbandingan harga faktor-faktor produksi tersebut.
(29)
Faktor produksi selain tenaga kerja manusia mencakup sumber
daya alam “tanah”, sarana produksi “modal” dan untuk pengusaha “laba” (Gilarso, 2003).
a. Tanah
Pada faktor produksi tanah (lahan tanah atau beberapa sumber alam lain) adalah bahwa penawarannya sangat inelastis karena dibatasi oleh alam.betapa pun naik atau turunnya harga tanah, luas tanah (total) tidak akan bertambah karena luas tanah yang tersedia hanya itu saja.
Rente tanah atau juga disebut sewa tanah (rent) adalah harga atau balas jasa yang harus dibayar untuk menggunakan lahan (atau sumber-sumber daya lain) yang supplay totalnya tetap, tak dapat ditambah. Karena tanah dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan (sebagai tanah pertanian, sebagai tempat pemukiman penduduk, dan sebagainya).
b. Modal
Modal sebagai faktor produksi menunjuk pada segala sarana dan prasarana (selain manusia dan pemberi alam) yang dihasilkan untuk digunakan sebagai “input” dalam proses produksi. Modal terbagi menjadi dua macam, yaitu modal dalam arti barang-barang yang sering disebut sebagai modal konkret dan modal modal (uang) untuk membeli/membiayai barang-barang modal tersebut.
(30)
c. Laba
Laba (profit) merupakan balas jasa untuk suatu jenis sumber daya manusia yang sangat tertentu, yaitu kegiatan suatu usaha yang mengorganisir produksi, mengkombinasi faktor-faktor produksi dan menanggung resikonya. Yang menjadi pendapatan
bagi pengusaha (kewirausahaan) adalah “sisa” (residual) setelah jumlah penerimaan total dikurangi dengan seluruh biaya produksi.
Perusahaan yang menginginkan laba harus berusaha mencapai kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien dan ekonomis. Kombinasi dengan biaya terendah akan tercapai bila perbandingan antara produk marginal masing-masing faktor produksi sama dengan perbandingan harga faktor-faktor produksi tersebut.
3. Fungsi produksi
Menurut Gilarso (2003:232) Fungsi produksi menunjukan hubungan teknis antara besarnya hasil/output (maksimal) yang dapat dipeoleh dari bermacam-macam jumlah dan kombinasi input faktor produksi tertentu, dengan tingkat peerkembangan teknologi tertentu. Fungsi produksi menunjukan bagaimana permintaan individu akan output atau hasil produksi menjadi permintaan produsen akan input faktor-faktor produksi.
Menurut Mubyarto (1989:69) mengatakan bahwa fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukan hubungan antara hasil produksi
(31)
fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). dalam produksi pertanian misalnya produksi padi maka produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga kerja.
Fungsi produksi merupakan keterkaitan antara faktor-faktor produksi dan capaian tingkat produksi yang dihasilkan, dimana faktor produksi sering disebut dengan istilah input dan jumlah produksi disebut dengan output. (Sukirno, 2000).
4. Produksi Padi
Dalam bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga kerja. Seorang produsen yang rasionil tentunya akan mengombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa untuk mencapai usaha tani yang efisien (Mubyarto,1989).
Menurut Maulana (1995) dalam Triyanto (2006), tujuan perusahaan dalam memproduksi adalah mengubah masukan menjadi keluaran. Dalam bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga kerja.
Salsinha (2005), menyimpulkan bahwa, produksi dan efisiensi produksi usahatani padi sawah dipengaruhi oleh faktor luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja.
(32)
B. Produk
Kotler dan Amstrong (1997:347) mendefinisikan “ Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan pada pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan”.
Definisi produk menurut Stanton yang dikutip oleh Dharmesta (2001:97) adalah sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk kemasan , warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa produk ini hanya meliputi atribut fisik saja, akan tetapi juga mencakup tentang sifat-sifat non fisik. Produk atau barang dapat digolongkan yaitu (Dharmesta, 2011:79) :
1. Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi. Pembelinya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi pembeli barang konsumsi ini adalah konsumen akhir. Bukan pembeli industri, karena barang-barang hanya dipakai sendiri tidak diproses lagi. Daam hal ini konsumsi dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Barang Konvinien, adalah baranga yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pada setiap waktu, misalnya : roko, sabun, dan pasta gigi.
(33)
b. Barang Shoping, adalah barang yang harys dibeli dengan mencari dahulu dan didalam membelinya harus mempertimbangkan sebaik-baiknya, misalnya dengan membandingkan mutu, harga, dan kemasan. Yang termasuk barang shopping adalah tekstil dan perabot rumah tangga. c. Barang Spesial, adalah barang yang mempunyai ciri khas dan
hanya dapat dibeli ditempat tertentu saja. Misalnya : barang spesial antara lain barang antik ditotko seni tertentu.
2.Barang Industri
Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Jadi pembeli barang indistri adalah perusahaan, lembaga atau organisasi, termasuk organisasi non laba. Barang industri dibedakan menjadi lima golongan yaitu bahan baku, komponen barang setengah jadi, perlengkapan operasi, instalasi dan peralatan ekstra.
Penggolongan barang kedalam barang konsumsi dan barang industri sangat penting dalam penyusunan program pemasaran. Hal ini dikarenakan setiap golongan barang akan dijual kepasar yang berlainan dan memerlukan cara-cara pemasaran yang berbeda.
(Kotler, 2000:18) atribut-atribut produk dapat diuraikan sebagai berikut :
(34)
a. Desain, adalah bentuk atau corak produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen untuk dapat menyumbangkan kegunaan dan manfaat.
b. Kualitas, adalah merupakan tingkat mutu atau kemampuan suatu produk untuk melaksankan fungsinya termasuk umur pakai, keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki.
c. Merek, adalah nama, istilah, tanda, rancangan atau kombinasi dan hal-ha tersebut yang dimaksudkan untuk barang dan jasa dari seseorang dan kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
d. Keragaman, perusahaan biasanya memproduksi lebih dari satu jenis produk sehingga dapat membuka peluang bagi konsumen untuk memilih salah satu produk yang ditawarkan. e. Kemasan, merupakan segala kegiatan merancang, dan
memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan yang dimaksud merupakan kemasan tambahan, yaitu bungkus yang melindungi suatu produk.
C. Baiaya Produksi
Biaya Produksi (Production Cost) perusahaan adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang akan diproduksi (Sumarsono, 2007:151).
(35)
Menurut Gilarso 2003, Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku.
Dalam menganalisis biaya produksi dibedakan menjadi dua jangka waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Biaya jangka pendek adalah jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Sedangkan biaya perubahan. (Sukirno, 2005:209).
Pada periode perencanaan jangka panjang, semua input (faktor produksi) dapat diubah skalanya (variabel) dan semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Proses produksi dapat ditingkatkan kegiatannya, dengan memperbesar produksinya dan produsen dapat merubah baik biaya variabel faktor produksi maupun biaya tetap produksi.
Total Cost atau biaya total (TC) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang. Biaya total suatu perusahaan dalam jangka penddek tergantung pada ukuran perusahaan dan pada tingkat output yang diproduksi. Total cost didapat dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Total Fixed Cost (TFC) adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya ini adalah biaya yang bessar atau kecilnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Total variabel Cost atau biaya berubah rata-rata (TVC) adalah biaya yang dikeluarkan
(36)
apabila berproduksi dan besar atau kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak jumlah barang yang akan diproduksi maka biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya.
Average Fixed Cost (AVC) atau biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap total (TFC) dibagi dengan jumlah barang yang diproduksi (Q). Average variabel cost atau biaya berubah rata-rata adalah biaya berubah total (TVC) dibagi dengan jumlah barang yang diproduksi (Q). Average Cost atau biaya total rata-rata (AC) adalah biaya yang dapat dihitung dengan biaya total (TC) dibagi dengan sejumlah barang yang diproduksi (Q). Marginal Cost atau biaya marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi.
D. Pupuk
Menurut Djoyohadikusumo (1981) dalam Taufiq (2002), bahwa peningkatan produksi pangan sangat tergantung sekali dari 4 sarana pokok, yaitu tanah,sumber daya air, pupuk, dan energi. Berdasarkan peranannya dalam menyediakan nutrisi dan memperbaiki sifat tanah maka penggunaan pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan nitrogen, kinerja fisiologi dan hasil tanaman padi sawah (Iqbal, 2008).
penggunaan pupuk pada tingkat produktivitas usaha tani padi pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tingkat penerapan teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah pemupukan. Pedoman tingkat penggunaan pupuk per satuan luas secara teknis telah dikeluarkan oleh Dinas Pertanian.
(37)
Dengan penggunaan pupuk yang tidak sesuai dosis tersebut maka produtivitas per satuan lahan dapat menjadi berkurang. Ada berbagai jenis pupuk yang digunakan sebagai faktor produksi oleh masyarakat petani, yaitu sebagai berikut :
1. Pupuk Organik
pupuk organik adalah pupuk alami. Golongan yang termasuk pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang dapat digunakan apabila telah dikeringkan dan proses pelapukannya telah sempurna. Sedangkan pupuk hijau berasal dari tanaman berpolong dan kacang-kacangan. Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan tanaman yang telah mengalami penguraian. Penggunaan pupuk organik biasanya untuk mengimbangi penggunaan pupuk anorganik dan berfungsi sebagai penambah unsur hara dan sekaligus memperbaiki struktur tanah. Adapun penggunaannya adalah pada waktu pengolahan tanah, yaitu dengan cara dihamparkan atau disebar dipermukaan tanah dibajak atau dicangkul sehingga pupuk organik tercampur dengan tanah.
2. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik atau hasil industri dan mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Berdasarkan jumlah jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk
(38)
anorganik ini dibagi dalam beberapa golongan seperti pupuk tunggal, pupuk nitrogen, pupuk posfat, pupuk kalium, pupuk NPK,
E. Luas Lahan
Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar. Dalam pertanian, faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor yang lain (Mubyarto, 1989:89).
Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani dalam usaha penanaman padi sawah, dengan tidak mempertimbangkan status kepemilikannya dalam satuan hektar (Mudakir, 2007).
(Sigit, 2006), menyimpulkan bahwa, nilai kesetimbangan produksi-konsumsi mengalami penurunan karena faktor berkurangnya lahan sawah sehingga produksi padi menurun.
Lains (1988) dalam Joko Triyanto (2006), menunjukkan selama 1971-1986 kenaikan luas lahan berkontribusi 41,3% terhadap pertumbuhan produksi. Luas lahan sangat mempengaruhi produksi, karena apabila luas lahan semakin luas maka penawaran beras akan semakin besar, sebaliknya apabila luas lahan semakin sempit maka produksi padi akan semakin sedikit.
F. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di
(39)
identifikasikan sebagai masalah riset. (Sugiyono, 1999:45). Dengan melihat dari beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap hasil produksi petani seperti luas lahan, merupakan faktor yang paling penting dalam memproduksi usaha tani karena semakin tinggi luas lahan yang digunakan dalam proses produksi maka hasil produksi yang diperoleh juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Dan biaya produksi yang dikeluarkan atau digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi (input) dalam menghasilkan hasil produksi (output). selain biaya produksi, penggunaan pupuk juga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil produksi petani karena penggunaan pupuk yang sesuai dengan teknis pemberian pupuk maka dalam proses masa tanam tidak mengalami penurunan dalam hasil produksi.
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Gambar II.1. Kerangka Berpikir Luas lahan
XІ
Biaya produksi XЇ
Hasil Produksi (Y)
(40)
Kerangka berfikir di atas menunjukan bahwa variabel dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu variabel dependen (variabel tidak bebas/terikat) yaitu hasil produksi pada petani di Desa Sumberagung dan variabel independen (variabel bebas) yaitu luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban praduga yang dianggap besar kemungkinan untuk menjadi jawaban yang benar. Hipotesis adalah jawaban sementara atas atas suatu persoalan yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan, percobaan, atau praktek. Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Diduga ada pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi petani pada masyarakat petani di Desa Sumberagung, Kec.Moyudan, Yogyakarta. 2. Diduga ada pengaruh biaya produksi terhadap hasil produksi petani
pada masyarakat petani di Desa Sumberagung, Kec.Moyudan, Yogyakarta.
3. Diduga ada pengaruh jumlah pupuk terhadap hasil produksi petani pada masyarakat petani di Desa Sumberagung, Kec.Moyudan, Yogyakarta.
4. Diduga ada pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi petani pada masyarakat petani di Desa Sumberagung, Kec.Moyudan, Yogyakararta.
(41)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang hanya melakukan penelitian terhadap objek tertentu yang terbatas pada usaha mengungkapkan masalah dan keadaan sebagaimana adanya. sehingga hasil kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu (Herman Wasito dkk, 1996:8). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh Luas Lahan, Biaya Produksi dan Jumlah Pupuk terhadap Hasil Produksi Padi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sumberagung Kecamatan Moyudan dikarenakan sebagian besar penduduk di Desa Sumberagung bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar wilayah di desa ini adalah area persawahan yang ditanamkan padi, sehingga penelitian ini sangat penting untuk mengetahui hasil produksi yang diperoleh dan kualitas beras yang dihasilkan oleh para petani mampu bersaing dipasaran dan selain dikonsumsi sendiri. Dan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi petani pada petani di Desa Sumberagung, Moyudan, Yogyakarta.
(42)
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek
Subjek dalam penelitian ini mengacu pada para petani yang berada di Desa Sumberagung, Kec. Moyudan, Yogyakarta.
2. Objek
Objek dalam penelitian ini adalah Luas lahan, Biaya Produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada petani di Desa Sumberagung, Kec. Moyudan, Yogyakarta.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu (indrianto dan Supomo, 2002:115). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat petani yang berada di Desa sumberagung dengan jumlah 103 petani.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono: 2000). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 petani yang berada di Desa Sumberagung, Kec.Moyudan, karena 30 adalah jumlah sampel yang pada umumnya sebagai batas minimal untuk sebuah sampel yang data untuk residunya berdistribusi normal.
(43)
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. maka peneliti hanya menggunakan jumlah data yang didapat pada saat pengumpulan data dilakukan dari responden yang ditemui peneliti sesuai dengan karakteristik responden yang akan diteliti.
F. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
“Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) berupa opini subjek
(individu/orang) secara individual atau kelompok, dikumpulkan untuk
mejawab pertanyaan peneliti” (Indrianto dan Supomo, 1999:152). Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara oleh
responden. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 30 responden.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara (indrianto, 2002:146). Dengan teknik wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
(44)
dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan masyarakat petani di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Yogyakarta. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah luas lahan, biaya produksi, jumlah pupuk dan hasil produksi.
Tabel III. 1 Kisi-kisi wawancara yang diperlukan
No. Variabel Indikator
1 Luas Lahan Luas lahan sawah yang
dimilki petani dilihat dari m2.
2 Biaya produksi Biaya tenaga kerja, biaya pestisida, biaya solar, biaya benih padi.
3 Penggunaan pupuk banyaknya pupuk yang
digunakan oleh petani pada saat masa tanam, sesuai dengan luas lahan
4 Hasil produksi jumlah hasil padi yang diperoleh dalam satu kali masa tanam.
(45)
1. Variabel Luas Lahan
Luas lahan sawah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi usaha tani dalam memperoleh hasil produksi fisik karena apabila luas lahan semakin luas maka produksi padi akan semakin besar, sebaliknya apabila luas lahan semakin sempit maka produksi padi akan semakin sedikit. Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas area pertanian yang dikelola oleh petani dalam memproduksi tanaman padi.
2. Variabel Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi banyaknya pengeluaran yang dilakukan oleh petani untuk memperoleh faktor-faktor produksi sebagai input yang akan digunakan untuk memperoleh output. Dalam hal ini berapa biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam menjalankan usahataninya. biaya-biaya yang digunakan untuk memperoleh output yaitu biaya tenaga kerja, biaya pupuk, biaya benih padi, biaya pektisida (jika diperlukan), dan biaya solar. Biaya yang di maksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk menghasilkan padi.
3. Variabel jumlah Pupuk
Penggunaan pupuk merupakan hal yang dapat menimbulkan unsur hara pada tanaman. Pupuk sangat dibutuhkan dalam tanaman karena ketersediaan unsur hara ditanah tidak selamanya cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan penggunaan pupuk yang
(46)
sesuai dosis yang disesuaikan dengan luas lahan dan tingkat kesuburan tanah maka produtivitas padi tidak akan mengalami penurunan terhadap hasil produksi. Dalam hal ini berapa banyak pupuk yang digunakan oleh petani pada saat masa tanam sesuai dengan luas lahan yang mereka gunakan untuk memproduksi padi. Jumlah pupuk yang dimaksud dalam penelitan ini adalah jumlah pupuk yang digunakan oleh petani untuk menyuburkan lahan pertanian yang dikelolanya.
4. Hasil Produksi
Hasil produksi didefinisikan sebagai berapa (tambahan) jumlah produk yang akan dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan sebagai input untuk memperoleh output. Dalam usahtani hasil produksi yang di peroleh berupa hasil produksi fisik. Hasil produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Total hasil produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani dalam suatu area pertanian tertentu.
I. Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan 5%, Jika signifikansi > 0,05 maka regresi yang
(47)
digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002):
X S
X Fmaksimum
D o n
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
0
F = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
XSn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya suatu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pengujian linieritas dilakukan dengan menggunakan rumus (Sudjana, 1996):
S
S
G TG
F 2
2
(48)
Kriteria pengujian linieritas yaitu dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Distribusi Fhitung menggunakan derajat
kebebasan pembilang = (k-2) dan derajat kebebasan penyebut = (n-k). apabila diperoleh Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka
hubungan kedua variabel tersebut dikatakan liniear.
Dalam pengujiannya menggunakan rentang data (range) dapat diketahui dengan mengurangi data yang terbesar dengan data yang terkecil yang ada pada kelompok tersebut. Rumus menghitung rentang data tersebut adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009) :
R = Xt – Xr
Keterangan : R = rentang
Xt = data terbesar dalam kelompok
Xr = data terkecil dalam kelompok
J. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Multikolinearitas suatu masalah yang sering muncul dalam ekonomi karena In economics, everything depends on everything else (Kuncoro, 2007).
(49)
Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas salah satunya dengan Variance Inflation Factor dan Tolerance, jika terdapat sejumlah k variabel independen tidak termasuk konstanta di dalam sebuah model, maka varian dari koefisien regresi parsial dapat ditulis sebagai berikut (Widarjono, 2009):
R2j merupakan R2 yang diperoleh dari regresi auxiliary antara
variabel independen dengan variabel independen sisanya (k-1), sedangkan VIF adalah Variance Inflation Factor. Ketika R2j
mendekati satu atau dengan kata lain kolinieritas antar variabel independen maka VIF akan naik dan mendekati tak terhingga jika nilainya R2j = 1.
VIF dapat digunakan untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dalam model regresi berganda. Jika nilai VIF semakin membesar maka diduga ada multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada multikolinearitas karena nilai R2j
melebihi dari 0,90.
Selain VIF juga digunakan nilai tolerance untuk mendeteksi multikolinearitas dalam model regresi berganda, nilai tolerance (TOL) dapat dicari menggunakan rumus (Widarjono, 2009):
(50)
Jika R2j = 0 berarti tidak ada kolinearitas antara variabel
independen, maka nilai TOL = 1 dan sebaliknya juka R2j = 1 berarti
ada kolinearitas antar variabel independen maka nilai TOL = 0.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya (Kuncoro, 2007). Untuk mengetahui adanya gejala ini maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji glejser, dengan persamaan regresi (Gujarti, 2003):
|Ut| = α + ßXt + vt
Dengan hasil persamaan regresi diatas dapat diketahui jika variabel independen (X1, X2, X3) yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependent nilai Absolut (AbsUt). Dapat dilihat dari nilai probabilitas dengan signifikansinya 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, masalah ini sering ditemukan apabila kita menggunakan data runtut waktu. Hal ini disebabkan
(51)
karena gangguan pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya, masalah autokorelasirelatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda (Kuncoro, 2007).
Cara untuk mendeteksi masalah autokorelasi, salah satunya menggunakan uji Durbin-Watson (d2). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka Durbin-Watson mengembangkan distribusi probabilitas yang berbeda. Durbin-Watson telah berhasil mengembangkan uji statistik yang disebut uji statistik d, sehingga berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas
(dU) sehingga jika nilai d terletak di luar nilai kritis maka ada
tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel 3.1 atau dengan menggunakan gambar 3.2 (Widarjono, 2009).
Gambar III.1. Statistik Durbin-Watson
Autokorelasi Ragu-Ragu Tidak Ada Ragu-Ragu Autokorelasi Positif Autokorelasi Negatif
(52)
Tabel III.2. Uji Statistik Durbin-Watson d
Nilai Statistik d Hasil
0 < d < dL
dL≤ d ≤ dU
dU≤ d ≤ 4 – dU
4 – dU≤ d ≤ 4 – dL
4 – dL≤ d ≤ 4
Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/ negatif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif
K. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda yang digunakan untuk mencari pengaruh antara luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi padi pada petani di Desa Sumberagung yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik dalam regresi berganda. Langkah dalam analisis regresi berganda adalah dengan menentukan persamaan garis regresi berganda dengan rumus sebagai berikut:
Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y = hasil produksi X1 = luas lahan
X2 = biaya produksi
X3 = jumlah pupuk
βo = Bilangan Konstant
(53)
L. Uji Model (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah model variabel X1, X2, X3
(luas lahan, biaya produksi, jumlah pupuk) dapat digunakan untuk mengukur variabel Y (hasil produksi). Langkah-langkah yang digunakan dalam uji ini (Santoso, 2000) adalah sebagai berikut :
1) Menentukan formulasi Ho dan Ha
Ho = Model X1, X2, X3 (Luas Lahan, Biaya Produksi, Jumah
Pupuk) tidak dapat digunakan untuk mengukur variabel Y (Hasil Produksi)
Ha = Model X1, X2, X3 (Luas Lahan, Biaya Produksi, Jumlah
Pupuk) dapat digunakan untuk mengukur variabel Y (Hasil Produksi)
Taraf nyata α = 95 persen.
Derajat kebebasan F tabel (α , k, n-k -1). Dimana, α = 0,05.
k = Jumlah variabel bebas. n = Jumlah sampel.
2) Menentukan kriteria pengujian. Ho diterima apabila F hitung < F tabel. Ho ditolak apabila F hitung > F tabel.
(54)
M. Uji Hipotesis (Uji T)
Uji T-test merupakan statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif yang datanya berupa interval atau rasio (Sugiyono, 2007 : 95). Rumus T-test adalah sebagai berikut :
Keterangan :
t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung X = Rata-rata
ʯ
o= Nilai yang dihipotesiskanS = Simpangan baku
n = Jumlah anggota sampel Hipotesis :
a. Ho = tidak ada pengaruh antara Luas Lahan terhadap Hasil Produksi Ha = ada pengaruh antara Luas Lahan petani terhadap Hasil Produksi
b. Ho = tidak ada pengaruh antara Biaya Produksi padi terhadap Hasil Produksi
Ha = ada pengaruh antara Biaya Produksi padi terhadap Hasil Produksi
c. Ho = tidak ada pengaruh antara jumlah pupuk terhadap hasil produksi
(55)
d. Ho = Tidak ada pengaruh antara luas lahan, biaya produksi dan penggunaan pupuk terhadap hasil produksi
Ha = ada pengaruh antara luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi
Kriteria :
t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
(56)
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Desa Sumberagung
Sumberagung adalah sebuah desa yang berada dikecamatan Moyudan. Kecamatan Moyudan memiliki 4 desa yaitu Desa Sumberarum, Desa Sumberrahayu, Desa Sumberagung dan Desa Sumbersari. Desa Sumberagung merupakan salah satu dari empat desa yang berada di kecamatan moyudan dengan luas desa 820.05 Hektar, yang sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian. batas wilayah Desa Sumberagung sebelah utara Desa Sendangrejo, sebelah selatan Desa Sumberrahayu, sebelah barat Desa Sumberarum dan sebelah timur Desa Sidorejo. jumlah penduduk di Desa Sumberagung adalah 12.449 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 3.562 KK. Desa Sumberagung memiliki 21 pedukuhan dengan jumlah penduduk yang berbeda-beda, sebagai berikut :
Tabel IV.I. Data Jumlah Penduduk Desa Sumberagung No. Pedukuhan Jumlah penduduk
1 Ngento- ento 433 jiwa
2 Nulisan 562 jiwa
3 Ponggok 730 jiwa
4 Kedungbanteng 711 jiwa
5 Kaliduren II 458 jiwa
6 Kaliduren III 522 jiwa
(57)
No. Pedukuhan Jumlah Penduduk
8 Karang 326 jiwa
9 Mergan 452 jiwa
10 Gatak 618 jiwa
11 Malangan 878 jiwa
12 Gedongan 360 jiwa
13 Celungan 786 jiwa
14 Kaliurang 585 jiwa
15 Kruwet 682 jiwa
16 Sumberan 706 jiwa
17 Kaliduren 1 691 jiwa
18 Pendulan 509 jiwa
19 Pajangan 789 jiwa
20 Pucanganom 528 jiwa
21 Tugenen 587 jiwa
Jumlah 12449 jiwa
Sumber : Monografi Desa Sumberagung,2012
Berdasarkan tabel IV.1. diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling tinggi yaitu pedukuhan Malangan dengan jumlah penduduk 878 jiwa, hal ini dikarenakan daerah pedukuhan malangan berbeda dengan pedukuhan lain di Desa Sumberagung. Pedukuhan malangan dekat dengan jalan besar, dekat dengan pertokoan dan swalayan, dan area persawahan di pedukuhan malangan tidak terlalu banyak dan luas, dengan letak yang sangat strategis dan dekat dengan keramaian sehingga banyak penduduk yang memilih untuk bertempat tinggal di Pedukuhan Malangan.
(58)
B. Prasarana dan Sarana Ekonomi
Sebagian besar penduduk Desa Sumberagung bekerja disektor pertanian, sehingga prasarana ekonomi berupa jalan sangat mutlak diperlukan. Kondisi jalan sebagai lalulintas perekonomian khususnya didaerah persawahan banyak yang rusak sehingga hal ini sangat menghambat arus perekonomian yang ada. Selain itu, faktor lain yang sangat berpengaruh adalah irigasi. Sarana irigasi kondisi sudah cukup baik, namun dimusim kemarau debit air yang sampai diwilayah sumberagung berkurang sehingga mempengaruhi terhadap hasil panen disamping serangan hama tikus yang merusak tanaman padi.
Dibidang perdagangan desa sumberagung mempunyai kios desa yang jumlahnya 25 unit.
C. Kesenian dan Kebudayaan
Desa Sumberagung mempunyai potensi akan seni dan budaya, penduduknya sangat antusias dalam seni hal ini ditunjukan dengan adanya berbagai kelompok kesenian seperti : Ketoprak, Karawitan, Jatilan, Grup Band, Campur Sari, dan ada pula yang bergerak dibidang seni tari.
D. Kesejahteraan Sosial
Sebagian besar penduduk di Desa Sumberagung bekerja di bidang pertanian sehingga masalah kesejahteraan sosial menjadi suatu kendala di
(59)
Desa Sumberagung, dan dari data yang ada sekitar 15% penduduk di Desa Sumberagung tergolong ekonomi lemah.
E. Kesehatan
Terdapat sarana dan prasarana di Desa Sumberagung yaitu ada 1 Rumah sakit bersalin, 1 Poliklinik / Balai Pelayanan Masyarakat, 1 Laboratorium, 1 Apotik, 5 Dokter Praktek (Umum), 1 Dokter Praktek (Gigi), dan 9 Bidan Praktek.
F. Ketenagakerjaan
Desa Sumberagung memiliki penduduk dengan berbagai macam pencaharian, ada yang bekerja dibidang pertanian, pertukangan, pegawai negeri sipil (PNS), adapula yang bekerja dibidang TNI dan POLRI, Pegawai swasta dan Pedagang, dan lainnya. Dengan data yang diperoleh sebagai berikut :
IV.2. Tabel Data Pekerjaan PendudukDesa Sumberagung Jenis Pekerjaan Jumlah
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1.748 jiwa
TNI dan POLRI 196 jiwa
Pegawai Swasta 516 jiwa
Petani 1.456 jiwa
Pertukangan 399 jiwa
Pedagang 356 jiwa
Lainnya 1.012 jiwa
(60)
Berdasarkan Tabel IV.2. menunjukan bahwa jumlah tenaga kerja yang paling tinggi yaitu jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), hal ini dikarenakan banyak penduduk di Desa Sumberagung menempuh pendidikan dari tingkat SMA hingga perguruan tinggi.
G. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di Desa Sumberagung bervariasi hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan, sebagai berikut :
1. Lulusan Pendidikan Umum :
a. Taman Kanak-kanak 355 orang b. Sekolah Dasar 1.344 orang
c. SLTP 1.287 orang
d. SLTA 1.908 orang
e. D1 – D3 169 orang
f. S1 – S3 205 orang
2. Lulusan Pendidikan Khusus :
a. Pondok Pesantren 33 orang
b. Madrasah 136 orang
c. Pendidikan Keagamaan 106 orang d. Sekolah Luar Biasa 8 orang e. Khusus Keterampilan 84 orang 3. Jumlah Tenaga Pendidik 251 orang
(61)
4. Jumlah Siswa yang terdapat didesa Sumberagung 5.411 orang 5. Jumlah Sekolah :
a. TK 5 buah
b. SD 9 buah
c. SMP 2 buah
d. SMK 3 buah
e. Madrasah 3 buah
f. Pondok Pesantren 1 buah
H. Pertanian
Desa Sumberagung memiliki luas sawah 441,85 Ha, sebagian besar penduduk di Desa Sumberagung bekerja sebagai petani, pendapatan petani yang tidak menentu karena sesuai dari hasil produksi yang mereka hasilkan menjadi satu kendala untuk menuju kesejahteraan sosial di desa sumberagung karena sebagian besar penduduk di Desa Sumberagung bermata pencaharian sebagai petani.
Tetapi Pertanian di Desa Sumberagung memiliki hasil produksi yang cukup tinggi terutama pada produksi padi yaitu 5.566,6 ton dengan 2 musim tanam dalam 1 tahun, hal ini dikarenakan sebagian luas desa ini adalah area persawahan yang ditanamkan padi dengan luas lahan 441.85 Ha, selain itu adapula hasil produksi pangan lainnya seperti ketela pohon sebanyak 2.25 ton dan ubi jalar 1.10 ton, lombok 1.5 ton.
(62)
Petani dalam memproduksi padi di Desa Sumberagung saat ini sudah berubah, banyak petani yang menggunakan alat pembajak sawah dengan alat modern yaitu hand traktor. para petani sudah tidak menggunakan cangkul, kerbau maupun sapi dalam membajak sawah, karena petani harus mengikuti pekembangan teknologi jika ingin dapat bersaing dipasaran. Hampir sebagian besar petani didesa sumberagung menggunakan hand traktor dalam membajak sawah, hanya beberapa petani yang masih menggunakan cangkul maupun kerbau dalam membajak sawah.
Hasil produksi padi di Desa Sumberagung cukup tinggi yaitu 5.566,6 ton dikarenakan wilayah desa sumberagung yang sebagian besar adalah area persawahan dan pekerjaan penduduknya yang sebagian besar bekerja disektor pertanian. Petani di Desa Sumberagung dalam menghasilkan produksinya dipengaruhi dari berbagai faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, biaya produksi dan penggunaan pupuk. Luas lahan sawah di desa Sumberagung sangat beragam, biaya ang digunakan para petani juga berbeda-beda sesuai dengan tingkat kebutuhannya, dan jika dilihat dari penggunaan pupuk, para petani menggunakan pupuk sesuai dengan dosis yang sudah dianjurkan oleh dinas pertanian, dalam menggunakan pupuk lebih banyak yang menggunkan pupuk anorganik karena lebih mudah dalam penggunaannya dan dapat mempercepat masa produksi.
(63)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012 dengan teknik wawancara kepada 30 petani yang berada di Desa Sumberagung. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh data tentang karakteristik responden pada masyarakat petani yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan,Yogyakarta.
Analisis karakteristik responden digunakan untuk memberikan gambaran petani, apakah dari luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk memberikan pengaruh terhadap hasil produksi. Seperti yang tertera dibawah ini :
1. Karakteristik responden berdasarkan Luas Lahan
Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel V.1. :
Tabel V.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin n %
1. Laki-laki 26 87
2. Perempuan 4 13
Jumlah 30 100 %
(64)
Tabel V.1. menunjukan bahwa petani lebih banyak berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan dalam setiap harinya pekerjaan petani merupakan pekerjaan yang berat seperti membersihkan area sawah dengan menggunakan alat berat, memberikan pupuk dan penyemprotan pektsida jika terdapat banyak hama, membajak sawah jika saat masa tanam benih padi dan selalu membersihkan area persawahan seperti mencabuti rumput dan tanaman liar lainnya yang tumbuh di area sawah. Dengan melihat pekerjaan petani yang sangat berat sehingga membutuhkan tenaga kerja yang banyak maka pekerjaan petani lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Hal ini yang membuat lebih banyak petani yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
B. Deskripsi Data 1. Luas Lahan
Tabel V.2. Deskripsi Luas Lahan Responden
No. Luas Lahan (m2) n % keterangan
1. 1220 m2– 1123 m2 5 16 Luas
2. 1122 m2– 1025 m2 14 47 Cukup Luas 3. 1024 m2 - 928 m2 11 37 Kurang Luas
Jumlah 30 100%
Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel V.2. menunjukan bahwa dari 30 responden yang memiliki luas lahan paling tinggi adalah responden dengan luas lahan 1122 – 1025 m2, Hal ini dikarenakan luas lahan yang mereka miliki adalah peninggalan dari orang tua atau turun temurun, tetapi ada juga petani yang memang benar-benar ingin memperluas lahannya
(65)
agar hasil produksi yang akan diperoleh semakin banyak, dismping itu juga desa sumberagung sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh area persawahan sehingga banyak petani yang mempunyai lahan sawah yang luas karena terdapat banyak lahan area sawah.
2. Biaya Produksi
Tabel V.3. Deskripsi Biaya Produksi Responden
No. Biaya Produksi n % Keterangan
1. Rp 450.000 – Rp 349.000 5 17 Tinggi 2. Rp 348.999 – Rp 247.999 16 53 Sedang 3. Rp 247.998 – Rp 147.000 9 30 Rendah
Jumlah 30 100
Sumber : Hasil Wawancara Responden, 2012
Berdasarkan tabel V.3. dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang menggunaka biaya produksi padi paling tinggi adalah responden dengan biaya produksi padi Rp 348.999 – Rp 247.999, Hal ini dikarenakan biaya produksi yang digunakan oleh petani sesuai dengan luas area sawah dan sesuai dengan kebutuhan seperti membeli benih padi, biaya penyemprotan pestisida jika terdapat hama dan biaya tenaga kerja, dan biaya lain seperti solar untuk bahan bakar jika petani menggunakan hand tractor.
3. Penggunaan Pupuk
Tabel V.4 Deskripsi Data Jumlah Pupuk responden
No. Penggunaan pupuk n % Keterangan
1. 87 kg – 78 kg 6 15 Banyak
2. 77 kg – 68 kg 16 50 Cukup Banyak
3. 67 kg – 59 kg 8 35 Sedikit
Jumlah 30 100%
(66)
Berdasarkan Tabel V.4 dapat dilihat bahwa yang menggunakan pupuk yang paling tinggi adalah responden dengan penggunaan jumlah pupuk 77kg-68 kg. Hal tersebut dikarena pupuk yang digunakan oleh petani berdasarkan luas lahan yang mereka miliki dan para petani memberikan pupuk kepada tanaman padi dengan secukupnya karena jika terlalu banyak menggunakan pupuk maka akan mempengaruhi tanaman padi menjadi tidak produktif, begitu pula sebaliknya. Petani dalam memberikan pupuk pada tanaman padi sebanyak dua kali dalam proses produksi masa tanam padi.
4. Hasil Produksi
Tabel V.5 Deskripsi Data Hasil Produksi Responden
No. Hasil produksi n % Keterangan
1. 912 kg – 738 kg 5 16 Banyak
2. 737 kg – 563 kg 17 57 Cukup Banyak
3. 562 kg – 389 kg 8 27 Sedikit
Jumlah 30 100%
Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel V.5. dapat dilihat bahwa yang responden yang paling tinggi dalam memperoleh hasil produksi adalah responden yang hasil produksinya 737 kg – 563 kg. Hal tersebut dikarenakan dari luas lahan yang digunakan petani dalam menanam padi, tidak terjadi gagal panen,tidak terkena hama dan faktor-faktor produksi berjalan dengan baik sehingga hasil produksi yang diperoleh sesuai dengan luas lahan yang mereka miliki.
(67)
C. Analisis Data 1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal. rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan 5%. Jika signifikansi > 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal.
1) Setelah di analisis dengan teknik analisi Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS, data variabel pendapatan diperoleh asymptotic sig (2tailed) = 0,862. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 maka probabilitas (ρ) lebih besar 0,05. Berarti dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel Luas lahan (X1) tidak menyimpang dari
distribusi normal.
2) Setelah di analisis dengan teknik analisi Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS, data variabel Hasil Produksi diperoleh asymptotic sig (2tailed) = 0,039. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 maka probabilitas (ρ) lebih besar 0,05. Berarti dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel biaya produksi (X2) tidak menyimpang
(68)
3) Setelah di analisis dengan teknik analisi Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS, data variabel Jumlah Pupuk diperoleh asymptotic sig (2tailed) =0,165. Jika dibandingkan dengan
taraf signifikansi 0,05 maka probabilitas (ρ) lebih besar 0,05.
Berarti dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel jumlah pupuk (X3) tidak menyimpang
dari distribusi normal.
4) Setelah di analisis dengan teknik analisi Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS, data variabel hasil produksi diperoleh asymptotic sig (2tailed) =0,919. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 maka probabilitas (ρ) lebih besar 0,05. Berarti dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel hasil produksi (Y) tidak menyimpang dari distribusi normal.
Tabel V.6. Uji Normalitas
No. variabel Asym sig
(2taileed)
Taraf sig
kesimpulan
1 Luas Lahan 0,862 0,05 normal
2 Biaya Produksi 0,039 0,05 normal
3 Jumlah Pupuk 0,165 0,05 normal
4 Hasil Produksi 0,919 0,05 normal
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2012 b. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya suatu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Kriteria pengujian linieritas yaitu dengan membandingkan nilai Fhitung
(69)
dengan Ftabel. Distribusi Fhitung menggunakan derajat kebebasan
pembilang = (k-2) dan derajat kebebasan penyebut = (n-k). apabila diperoleh Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka hubungan kedua
variabel tersebut dikatakan linier. Linierity yng diperoleh dan dibandingkan dengan alpha sebesar 5% atau 0,05, jika nilai signifikan pada linierity lebih kecil dari taraf signifikan berarti kedua variabel terdapat hubungan yang lnier.
1) Hubungan antara variabel luas lahan dengan hasil produksi setelah dianalisis menggunakan bantuan SPSS, menunjukan bahwa nilai signifikan pada linearity sebesar 0,010 < 0,05 , dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai hubungan tidak liniear.
2) Hubungan antara variabel biaya produksi dengan hasil produksi setelah dianalisis menggunakan bantuan SPSS, menunjukan bahwa nilai signifikan pada linearity sebesar 0,003 > 0,05 , dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai hubungan yang liniear.
3) Hubungan antara variabel jumlah pupuk dengan hasil produksi setelah dianalisis menggunakan bantuan SPSS, menunjukan bahwa nilai signifikan pada linearity sebesar 0,001 < 0,05 , dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai hubungan yang liniear.
(70)
Tabel V.7. Uji Linieritas
No. variabel Linearity α Kesimpulan
1 Luas lahan*hasil
produksi 0,010 0,05 Tidak Linier
2 Biaya
produksi*hasil produksi
0,000 0,05 Linier
3 Jumlah pupuk*hasil produksi
0,000 0,05 Linier
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2012
D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas
Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas salah satunya dengan Variance Inflation Factor dan Tolerance, Jika nilai VIF semakin membesar maka diduga ada multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada multikolinearitas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan bantuan SPSS, sebagai berikut :
Tabel V.8. Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
Luas Lahan (X1)
.463 2.162 Biaya Produksi (X2)
.527 1.899 Jumlah Pupuk (X3)
.639 1.565 Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2012
(71)
Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai toleransi dari ketiga variabel luas lahan (0,463), biaya produksi (0,527), jumlah pupuk (0,639) lebih besar dari 0,1 sedangkan nialai VIF variabel luas lahan (2,162), biaya produksi (1,899), penggunaan pupuk (1,565) ketiga nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah Multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mengetahui adanya adanya gejala ini maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji Glejser. Uji heterokedastisitas dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel V.9. Hasil Uji Heterokedesitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.045 .128 15.952 .000
Luas Lahan .000 .000 .273 1.946 .062 Biaya Produksi .021 .031 .119 .675 .506 Jumlah Pupuk .007 .003 .550 2.747 .011 a. Dependent Variable: AbSut
Sumber : Hasil Olah Data Primer,2012
Dari hasil output di atas diketahui bahwa nilai signifikan variabel Luas Lahan (X1) sebesar 0,062 , Biaya Produksi (X2) sebesar
(72)
maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Cara untuk mendeteksi masalah autokorelasi, salah satunya menggunakan uji Durbin-Watson (d2). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka Durbin-Watson mengembangkan distribusi probabilitas yang berbeda. dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel V.10. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .870a .757 .729 83.213 1.074
a. Predictors: (Constant), Jumlah Pupuk, Biaya Produksi, Luas Lahan b. Dependent Variable: Hasil Produksi
Sumber: hasil olah data primer, 2012
Dari hasil output di atas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.074 dengan melihat tabel DW pada signifikan 0,05 dengan n=30 (jumlah data) dan K = 3 untuk dL=1,1624 dan nilai du = 1,6510,
sedangkan nilai 4-du dan 4-dL masing-masing 1.2138 dan 1,6498.
Karena nilai statistik hitung d terletak antara du dan 4-du maka dapat
dikatakan bahwa 0 < d < dL mengandung arti Menolak hipotesis nol;
ada autokorelasi positif. Jadi dapat disimpulkan tidak memiliki masalah autokorelasi.
(73)
E. Analisis Regresi Berganda
Regresi liniear berganda untuk mencari pengaruh antara luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk terhadap hail produksi. Berdasarkan hasil output dengan menggunakan SPSS versi 17, maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel V.11. Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -892.653 210.768 -4.235 .000 Luas Lahan 1.211 .253 .682 4.796 .000 Biaya Produksi -39.539 29.906 -.176 -1.322 .198 Jumlah Pupuk 4.666 1.376 .410 3.390 .002 a. Dependent Variable: Hasil Produksi
Sumber : Hasil Olah Data Primer,2012
Y= 892.654 +1.211 X1– 39.539 X2+ 4,666 X3
Adjusted R2 = 0,729 Keterangan :
Y = Hasil Produksi Padi X1 = Luas Lahan
X2 = Biaya Produksi
(74)
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada tabel Adjusted R square, dapat dilihat pada lampiran 4. diketahui bahwa nilai Adjusted R square sebesar 0,729 (72,9%) hasil produksi dapat dijelaskan oleh luas lahan, biaya produksi dan jumlah pupuk, sedangkan sisanya 28,1% dijelaskan oleh variabel lain.
Berdasarkan tabel V.11. diatas dapat diketahui bahwa koefisien korelasi constanta bertanda negatif sebesar 892,653 dengan probabilitas sebesar 0,002. Probabilitas constanta 0,000 tersebut lebih kecil dari tingkat
signifikan α = 5% (0,05) dan koefisien korelasinya bertanda negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa constanta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hasil produksi padi pada tingkat signifikansi 5% (0,05). Koefisien korelasi constanta sebesar 892,653 mengandung arti bahwa apabila constanta bertambah sebesar satu satuan maka hasil produksi padi akan berkurang sebesar 892,653 satuan satuan.
Koefisien korelasi luas lahan bertanda positif 1,211 dengan probabilitas sebesar 0,000. Probabilitas luas lahan 0,000 tersebut lebih
kecil dari tingkat signifikan α = 5% (0,05) dan koefisien korelasinya bertanda positif sehingga dapat disimpulkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil produksi padi pada tingkat signifikansi 5% (0,05). Koefisien korelasi luas lahan sebesar 1,211 mengandung arti bahwa apabila luas lahan bertambah sebesar satu satuan maka hasil produksi padi meningkat sebesar 1,211 satu satuan.
(75)
Koefisien korelasi biaya produksi bertanda negatif sebesar 39,539 dengan probabilitas sebesar 0,198. Probabilitas biaya produksi 0,198 tersebut lebih besar dari tingkat signifikan α = 5% (0,05) dan koefisien korelasinya bertanda negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya produksi tidak memberikan pengaruh terhadap hasil produksi padi.
Koefisien korelasi jumlah pupuk bertanda positif sebesar 4,666 dengan probabilitas sebesar 0,002. Probabilitas jumlah pupuk 0,002 tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan α = 5% (0,05) dan koefisien korelasinya bertanda positif sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil produksi padi pada tingkat signifikansi 5% (0,05). Koefisien korelasi jumlah pupuk sebesar 4,666 mengandung arti bahwa apabila jumlah pupuk bertambah sebesar satu satuan maka hasil produksi padi akan bertambah sebesar 4,666 satu satuan hitung.
F. Uji Model (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah model variabel Luas Lahan (X1), Biaya Produksi (X2), jumlah pupuk (X3)dapat digunakan
untuk memprediksi variabel Y (hasil produksi). Hasil uji F dengan SPSS versi 17 dapat dilihat sebagai berikut:
(76)
Tabel V.12. Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 560023.261 3 186674.420 26.959 .000a
Residual 180033.406 26 6924.362 Total 740056.667 29
a. Predictors: (Constant), Jumlah Pupuk, Biaya Produksi, Luas Lahan b. Dependent Variable: Hasil Produksi
Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2012
Output SPSS menunjukan p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan Fhitung sebesar 26.959 > Ftabel 2.975 artinya signifikan (df1=k-1,
dan df2= n-k), k adalah jumlah variabel dependen dan independen, n adalah jumlah sampel (Df1= 4-1=3, df2=30-4=26). Signifikan disini berarti Ho ditolak, artinya luas lahan, biaya produksi, jumlah pupuk dapat digunakan untuk mengukur variabel Y (hasil produksi).
G. Uji Signifikansi (t-test)
Uji Signifikansi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.
Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel V.11 nilai interpretasi nilai signifikan masing-masing variabel. pada output SPSS dapat dilihat pada kolom t-hitung yaitu luas lahan (X1) sebesar 4.796, biaya produksi
(1)
(2)
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Regresi Linear
Berganda
(3)
1 JumlahPupuk, BiayaProduksi,
LuasLahana
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .870a .757 .729 83.213
a. Predictors: (Constant), Jumlah Pupuk, Biaya Produksi, Luas Lahan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 560023.261 3 186674.420 26.959 .000a
Residual 180033.406 26 6924.362
Total 740056.667 29
a. Predictors: (Constant), Jumlah Pupuk, Biaya Produksi, Luas Lahan b. Dependent Variable: Hasil Produksi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -892.653 210.768 -4.235 .000
Luas Lahan 1.211 .253 .682 4.796 .000
Biaya Produksi -39.539 29.906 -.176 -1.322 .198
Jumlah Pupuk 4.666 1.376 .410 3.390 .002
(4)
(5)
(6)