Analisis sikap konsumen terhadap kebijakan pemberian kredit bank syariah.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT BANK SYARIAH

Studi Kasus Pada Bank Indonesia Syariah, Yogyakarta

Putri Sarida Dewi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui karakteristik respondens Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta, (2) untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut pembiayaan Bank Rakyat Indonesia Syariah.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan

wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah Multuattrubute Attutude Model.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) karakteristik responden : berjenis kelamin laki-laki, usia antara 31-40 tahun, pendidikan terakhir SLTA, pegawai swasta, pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 perbulan lama mengambil kredit adalah 2 tahun (2) sikap responden terhadap kebijakan kredit BRI Syariah sangat baik.


(2)

(3)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN

PEMBERIAN KREDIT BANK SYARIAH

Studi Kasus pada Nasabah Pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia Syariah, Yogyakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

PUTRI SARIDA DEWI NIM : 022214144

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT BANK SYARIAH

Studi Kasus Pada Bank Indonesia Syariah, Yogyakarta

Putri Sarida Dewi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui karakteristik respondens Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta, (2) untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut pembiayaan Bank Rakyat Indonesia Syariah.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan

wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah Multuattrubute Attutude Model.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) karakteristik responden : berjenis

kelamin laki-laki, usia antara 31-40 tahun, pendidikan terakhir SLTA, pegawai swasta, pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 perbulan lama mengambil kredit adalah 2 tahun (2) sikap responden terhadap kebijakan kredit BRI Syariah sangat baik.


(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Dalam perjalanan selanjutnya bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit.

Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat adalah meyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang disebut dengan alokasi dana atau kredit pada bank konvensional dan disebut dengan pembiayaan pada bank syariah.

Di Indonesia ada 2 macam sistem perbankan yang berlaku yaitu : (1) Bank dengan sistem konvensional dan (2) Bank dengan sistem syariah atau disebut dengan Bank Syariah. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam. Di bank ini, jasa yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan hukum Islam. Yang dimaksud dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang beroperasi mengikuti suruhan dan menjauhi larangan yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadist yaitu menjauhi praktik-praktik yang mengandung unsur riba dan mengikuti praktik-praktik-praktik-praktik usaha yang dilakukan oleh jaman Rosulullah yaitu bentuk-bentuk usaha yang telah


(19)

ada sebelumnya sebagaimana yang diperingatkan dalam Surat Al-Baqarah

ayat 275 s.d. 281 dan Surat Al-Imran ayat 130 s.d. 131.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 275 berbunyi :

“Orang-orang yang makan (mengambul) ruba tudak dapat berduru melaunkan sepertu berdurunya orang yang kemasukan syautan lentaran (tekanan) penyakut gula“.

Dan pada surat Al-Imran ayat 130yang berbunyi :

“Hau orang-orang beruman, janganlah kamu memakan ruba dengan berlupat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.

Adanya bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Syariah. Keunggulan bank syariah terletak pada bagi hasil yang melandasi sistem operasionalnya.

Keberadaan perbankan syariah telah mendapat tempat tersendiri di dunia perbankan di Indonesia. Undang-undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang disempurnakan dalam revisi Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, mengakui keberadaan bank syariah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil.

Adopsi perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional bukanlah semata-mata mengakomodasi kepentingan penduduk Indonesia yang kebetulan sebagian besar adalah muslim. Namun lebih kepada adanya faktor


(20)

keunggulan atau manfaat lebih dari perbankan syariah dalam menjembatani perekonomian.

Dalam Bank konvensional maupun Bank Syariah ada istilah kebijakan kredit. Kebijakan kredit ini merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat volume piutang. Kebijakan kredit selain menetapkan standar-standar peminjam kredit yang memenuhi syarat, juga menetapkan syarat pembayaran dan pemberian kredit . Dengan semakin besar proporsi kredit yang dikeluarkan maka memperbesar pula jumlah investasi dalam piutang, makin besar jumlah piutang, berarti juga memperbesar “profutabulutas” jika piutang

tersebut dapat dibayarkan. Jadi jelaslah bahwa bank harus tepat dalam menentukan kebijakan kredit sehingga peminjam kredit dapat menerima dan memanfaatkan kemudahan kredit setidaknya kecil resikonya bagi bank.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan pemberian kredit yang diberikan oleh bank Syariah. Dengan diketahui sikap konsumen, maka bank semakin mempunyai arah dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dalam perkreditan. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mencapai tujuan bank. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT BANK SYARIAH ”


(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan: 1. Bagaimanakah karakteristik responden pembiayaan Bank Syariah ?

2. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap kebijakan kredit Bank Syariah?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah sebagai berikut: a. Konsumen

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen (orang yang sedang mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia pada bulan Februari 2003 sampai dengan bulan Januari2007.

b. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil untuk penelitian sebanyak 100 responden.

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai maksud dan tujuan , yaitu: 1. Untuk mengetahui karakteristik nasabah pembiayaan Bank Syariah

2. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan pemberian kredit Bank Syariah.

E. Manfaat Penelitian


(22)

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap wacana atau referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Bagi pihak perusahaan / Bank Syariah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam perkreditan bank syariah.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang kebijakan pemberian kredit pada bank Syariah.

F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menguraikan pengertian pemasaran, konsep pemasaran, perilaku konsumen, sikap konsumen, pengertian bank, kebijakan kredit, pengertian bank syariah, sistem bagi hasil, dan macam-macam pembiayaan.


(23)

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dikumpulkan, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta dalam pemberian kredit..

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan peneliti kepada responden.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan penulis sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan menguraikan teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Teori-teori yang dijadikan landasan penelitian ini adalah pengertian pemasaran, konsep pemasaran, perilaku konsumen, sikap konsumen, pengertian bank, kebijakan pemberian kredit, pengertian bank syariah, sistem bagi hasil dan pembiayaan-pembiayaan di bank syariah. Penulis juga akan menjelaskan tentang pengertian bank, bank syariah, pembiayaan, tujuan, peranan, sistem bagi hasil dan fungsi pembiayaan serta macam-macam pembiayaan. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan konsep-konsep diatas sebagai berikut.

A. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling penting bagi dunia usaha dalam mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan, menang dalam bersaing dan untuk mendapatkan laba setinggi-tingginya. Dengan adanya pemasaran bagi konsumen sendiri juga dapat dengan bebas menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Untuk memahami arti pemasaran secara lebih jelas, dibawah ini penulis sajikan definisi-definisi mengenai pemasaran.


(25)

1. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2004:7 )

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak-pihak lain.

2. Pengertian pemasaran menurut Basu Swastha ( 2002:10)

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

B. Konsep Pemasaran

1. Menurut Basu Swastha (2002:17)

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

2. Menurut Philip Kotler (2004:21)

Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.


(26)

Jadi dapat disimpulkan konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang mengatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang telah terpilih secara lebih efektif dari para pesaing merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Faktor pemuas kebutuhan konsumen sangat penting untuk tercapainya salah satu tujuan perusahaan. Dalam konsep pemasaran terdapat 3 unsur penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran ( Basu Swastha 2002:18), yaitu:

1. Orientasi konsumen

Untuk memenuhi kepuasan yang harus diperhatikan dalam orientasi pada konsumen adalah :

a) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

b) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

c) Menentukan produk dan program pemasarannya.

d) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.

e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik.


(27)

2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.

3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen

Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut, peusahaan dapat menyediakan atau menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.

C. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen mempunyai peran dalam membentuk perilaku seseorang, sehingga sering digunakan untuk menilai efektifitas kegiatan pemasaran. Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu definisi dari perilaku konsumen tersebut. Adapaun definisi dari perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

1. Menurut Basu Swasta dan T Hani Handoko (1997 :10)

“ Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.”


(28)

2. Menurut Amirullah (2002:3):

“ Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengarui oleh faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan menggunakan barang-barang yang diinginkannya.

D. Sikap

Sikap mempunyai peranan yang paling penting dalam pemasaran sehingga menjadi titik pusat perhatian dalam pemasaran. Seseorang memiliki sikap dalam memberikan penilaian terhadap objek atau produk yang dihadapinya. Menurut Syaifuddin (1988:9) sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berupa respon positif maupun respon negatif, sedangkan menurut Engel (1994:5) sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.

Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan orang berespon secara konsisten terhadap suatu objek, gagasan ataupun alternatif.

Sikap konsumen didasarkan pada pandangan terhadap produk dan proses belajar, baik dari pengalaman atau dari yang lainnya. Dalam pemasaran, perlu dipelajari keadaan jiwa dan cara berpikir dari sikap seseorang yang kemudian diharapkan dapat digunakan dalam menentukan perilaku seseorang.


(29)

1. Karakteristik Sikap

Sikap mempunyai karakteristik penting, (Syaifuddin, 1988: 9) yaitu : 1) Sikap mempunyai arah

Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak menyetujui, mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu objek. Seseorang mempunyai sikap mendukung terhadap suatu objek. Seseorang berarti mempunyai sikap yang terarah positif terhadap sikap mendukung. Begitu juga sebaliknya jika seseorang yang tidak mendukung sikap berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif terhadap objek yang bersangkutan.

2) Sikap mempunyai intensitas

Intensitas atau kekuatan sikap pada setiap orang belum tentu sama. Dua orang yang sama-sama mempunyai sikap terhadap sesuatu, mungkin tidak sama intensitasnya dalam arti yang satu bersikap positif sedangkan yang lain bersikap negatif.

3) Sikap mempunyai keluasan

Keluasan sikap menunjukkan pada luas tidaknya cakupan aspek obyek sikap yang disetujui atau tidak oleh seseorang. Seseorang dapat mempunyai sikap positif terhadap semua aspek yang ada pada obyek sikap.

4) Sikap mempunyai konsistensi

Konsistensi sikap ditujukan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subyek dengan responnya terhadap obyek


(30)

sikap. Konsistensi sikap juga ditunjukkan oleh tidak adanya kebimbangan dalam bersikap.

5) Sikap mempunyai spontanitas

Sikap dikatakan mempunyai spontanitas bila sikap dinyatakan tanpa perlu mengadakan pengungkapan atau desakan agar subyek menyatakan sikapnya. Hal ini tampak dengan pernyataan saja atau dengan peralatan terhadap indikator sikap dimana subjek mempunyai kesempatan untuk menyatakan sikap.

2. Komponen Sikap

Sikap mempunyai tiga komponen, yaitu : komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen perilaku (Thomas C. Kinner dan James R. Taylor, 1998:304 ) adalah :

1) Komponen kognitif

Komponen kognitif adalah komponen yang mencakup keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap produk seperti daya tarik produk atau jasa, kecepatan dan lain sebagainya.

2) Komponen Afektif

Komponen Afektif merupakan perasaan atau tanggapan seseorang terhadap suatu produk atau jasa misalnya produk itu bagus atau produk itu jelek.

3) Komponen Perilaku

Komponen perilaku adalah komponen yang merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap suatu obyek melalui tingkah lakunya.


(31)

E. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998, pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

F. Kebijakan Kredit

Sebelum membahas tentang kebijakan kredit, perlu diketahui bahwa penyaluran dana dalam Bank Konvensional disebut dengan kredit,sedangkan dalam Bank Syariah sendiri istilah kredit dikenal dengan pembiayaan. Dalam kredit ada istilah bunga sedangkan dalam pembiayaan sendiri disebut dengan bagi hasil.

Istilah kredit berasal dari Yunani (credere) yang berarti kepercayan

(truth/fauth). Untuk menunjang kegiatan perkreditan agar berjalan lancar,

maka diperlukan suatu peraturan-peraturan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan perkreditan itu berlangsung. Rangkaian peraturan ini disebut dengan kebijakan kredit ( Muljono, 1987:17 ).

Menurut Muljono ( 1987:18) dalam menetapkan kebijakan kredit, ada 3 asas yang perlu diperhatikan, yaitu :

1) Asas likuiditas

Asas likuiditas adalah asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuidasi.


(32)

2) Asas Solvabilitas

Dalam mengatur kebijakan kredit, bank harus pandai-pandai mengatur penanaman dana, karena usaha pokok perbankan adalah menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit.

3) Asas rentabilitas

Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan.

Tujuan penetapan kebijakan kredit menurut Muljono (1987:19) adalah :

(1) Untuk penyediaan sarana penjagaan atau pengamanan terhadap aset bank dan dana yang disimpan oleh nasabah, maksudnya agar dana yang telah disimpan ke bank tersebut dapat dikembangkan sehingga dapat memperoleh laba yang optimal.

(2) Sebagai dasar pedoman kerja dalam menghadapi perkembangan perekonomian khususnya yang menyangkut kegiatan perbankan, maksudnya sebagai unit perekonomian sudah tentu tidak dapat melepaskan diri dari setiap perkembangan yang terjadi pada kegiatan perekonomian disekelilingnya.

(3) Sebagai pedoman bagi para pejabat kredit bank yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya, maksudnya agar dalam mengelola perkreditan dapat dilakukan secara tepat guna dan tepat arah.


(33)

G. Pengertian Bank Syariah

Tim Pengembangan Perbankan Syariah (2003:5) mendefinisikan Syariah menurut bahasa Arab yang berarti “ jalan menuju air “. Dalam konteks agama, syariah berarti jalan yang membawa seseorang menuju kehidupan yang lebih baik.

Dalam bukunya, Muhamad mengemukakan bahwa Bank Syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Quran dan hadist Nabi (Muhamad 2004:1). Bank Syariah sebagaimana halnya dengan bank konvensional, perlu memperhatikan aspek-aspek manajemen dalam hal penggunaan dana, yaitu dalam mengumpulkan dana ataupun dalam menyalurkan dana. (Muhamad 2002:249)

H. Sistem Bagi Hasil Bank Syariah 1) Pengertian sistem bagi hasil

Menurut Muhamad (2004:3) pengertian sistem bagi hasil yaitu pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan atau diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah.

2) Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah

Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi. Prinsip bagi hasil seperti yang dikutip dari www.syariahmandiri.co.id adalah :


(34)

a) Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

b) Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

c) Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil

d) Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak

I. Proses Administrasi Pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya akan berjalan baik, jika proses administrasi dilakukan dengan tertib. Untuk itu, ada beberapa tahap administrasi yang harus dilalui dalam proses pembiayaan di bank di bank syariah ( Muhammad 2005:48) yaitu :

(1) Penerimaan keputusan

Penerimaan keputusan ini dapat diperoleh dari kantor pusat, kantor wilayah atau kantor cabang yang bersangkutan.

(2) Penerusan kepada nasabah pemohon (a) Macam keputusan

Ditolak atau Disetujui

(b) Penyampaian kepada nasabah

Atas permohonan yang ditolak, keputusan ini diberitahukan kepada pemohonnya. Sedangkan bagi nasabah yang


(35)

permohonannya disetujui, maka tahap selanjutnya dibuatkan surat persetujuan yang memuat berbagai persyaratan.

(3) Penandatanganan akad

Apabila atas surat persetujuan tersebut nasabah pemohon menyanggupinya, maka pemohon melakukan penandatanganan akad dihadapan pejabat atau petugas bank.

J. Jaminan atau Agunan

1). Pengertian Jaminan atau Agunan

Menurut Undang-undang perbankan tahun 1998 pasal 1 tentang perbankan, agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah atau debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

2) Kegunaan dari jaminan ( Suyatno, 2003:88)

(1) Memberikan hak dan kekuasaan pada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan tersebut bila debitur melakukan cedera janji, yaitu tidak membayar kembali hutangnya yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

(2) Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usahanya atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian dapat diperkecil.


(36)

(3) Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank

K. Pelayanan Pelanggan

Dalam pelaksanaannya, bank meyadari besarnya persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan semakin meningkat dewasa ini. Pelayanan atau servuce telah menjadi kunci bagi keberhasilan dalam memenangkan

persaingan bagi masing-masing bank. Oleh sebab itu harus diterapkan kualitas pelayanan yang menjadi modal utama sebuah bank untuk diterima dalam masyarakat.

Pada prinsipnya pemberian pelayanan yang unggul dapat dilihat dari tiga kunci (Tjiptono,1997:128). Pertama, kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kedua, pengembangan database yang lebih akurat daripada pesaing (mencakup data kebutuhan dan keinginan setiap segmen pelanggan dan perubahan kondisi persaingan). Ketiga, pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka strategik.

Tentunya pemberian pelayanan harus dapat dikelola dengan baik agar dapat menumbuhkan loyalitas terhadap pelanggan yang dalam hal ini adalah nasabah.


(37)

L. Pembiayaan-pembiayaan Dalam Bank Syariah

Penyaluran dana dalam Bank Konvensional dikenal dengan istilah pinjaman atau kredit, sedangkan pada Bank Syariah dikenal dengan istilah pembiayaan, namun pada prinsipnya adalah sama yaitu penyaluran dana dari bank kepada masyarakat.

a) Pengertian Pembiayaan

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau kegiatan pembiayaan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),

pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual

beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau

pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ujarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang


(38)

b) Macam-macam pembiayaan

Menurut Perwataatmaja dan Antonio (1992:21) ada tujuh macam pembiayaan, yaitu :

1) Pembiayaan Mudharabah

praktik-praktik investasi atas dasar bagi hasil Al Mudharabah yaitu

suatu perjanjian usaha antar pemilik modal dengan pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah.

(a) Landasan dasar syariah dari investasi bagi hasil Al Mudharabah

sama dengan landasan dasar tabungan dan deposito Mudharabah.

Dalam Surat Al Muzammul ayat 20 yang artinya :

“ Dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah.”

(b) Tatacara bagi hasil usaha nasabah penerima pembiayaan investasi

Al Mudharabah dengan Bank Syariah :

(1) Bank menyediakan 100 % pembiayaan suatu proyek usaha. (2) Pengusaha mengelola proyek usaha tanpa campur tangan bank

namun bank mempunyai hak untuk tindak lanjut dan pengawasan.

(3) Bank dan pengusaha sepakat melalui negoisasi tentang porsi bagian untung masing-masing.


(39)

(4) Apabila terjadi kerugian bank akan menanggung kerugian sebesar pembiayaan yang disediakan sedang pengusaha menanggung kerugian tenaga, waktu, managerual skull serta

kehilangan nisbah keuntungan bagi hail yang akan diperolehnya.

2) Pembiayaan Musyarakah

(a) Praktik-praktik investasi atas dasar bagi hasil Al Musyarakah yaitu

suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan, atau menggugurkan haknya dalam manajemen proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masing-masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama. Manakala terjadi kerugian, kewajiban hanya terbatas sampai batas modal masing-masing.

(b) Landasan syariah dari investasi bagi hasil Al Musyarakah terdapat

dalam Al Quran dan Hadist. (1) Al Quran

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi itu sebagian mereka berbuat kezaliman kepada sebagian yang lain kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. (QS. AsShad :24).


(40)

(3) Hadist

Dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh bahwa Risulullah telah bersabda : “ Allah telah berkata :’ Saya menyertai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati yang lain, seandainya berkhianat maka saya keluar dari penyertaan tersebut’.” (HR.Abu Daud, menurut Hakim Hadist ini Shahih)

(4) Tatacara bagi hasil usaha nasabah penerima pembiayaan investasi Al Musyarakah dengan Bank Syariah :

i. Bank dapat memberikan fasilitas pembiayaan suatu proyek yang dianggap feasuble berdasarkan prinsip Al Musyarakah.

ii. Dalam skema pembiayaan ini bank dengan nasabah atau nasabah-nasabahnya menyetujui untuk memberikan kontribusi pembiayaan sesuai dengan proporsi yang telah disepakati bersama.

iii. Semua pihak termasuk bank mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam manajemen perusahaan. Demikian juga semua pihak berhak untuk menggugurkan hak tersebut. iv. Semua pihak melalui suatu negosiasi menyetujui nisbah

pembiayaan keuntungan usaha. Besarnya nisbah pembiayaan ini tidak semestinya harus sesuai dengan besarnya penyertaan modal masing-masing.


(41)

v. Seandainya terjadi kerugian dalam usaha maka masing-masing tidak bertanggung jawab kecuali sebatas besar penyertaan modalnya.

3) Pembiayaan Murabahah

(a) Praktik-praktik pembiayaan perdagangan atas dasar Al Murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran

ditangguhkan. Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi.

(b) Landasan syariah pembiayaan Al Murabahah terdapat dalam Al

Quran dan Hadist. (1) Al Quran

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba“.(QS : Al Baqarah :275)

(2) Hadist

Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rosululloh bersabda , “Tiga hal didalamnya terdapat keberkatan : jual beli sacara tangguh, mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan unutk dijual.”(H.R. Ibnu Majah)

(1) Syarat-syarat Murabahah


(42)

(b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

(c) Kontrak harus bebas dari riba.

(d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli jika terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

(e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang.

4) Pembiayaan Al Bau Butsaman Ajul

(a) Praktik-praktik pembiayaan perdagangan atas dasar Al Bau Butsaman Ajul artinya pembelian barang dengan pembayaran

cicilan. Pembiayaan Al Bau Butsaman Ajul adalah pembiayaan

yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal.

(b) Landasan syariah pembiayaan Al Bau Butsaman Ajul terdapat

dalam Al Quran dan Hadist. (1) Al Quran

“ Hai orang-orang beriman janganlah kamu makan hak sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” (QS.An Nusa: 29).


(43)

(2) Hadist

Dari Suhaib r.a. bahwa Rosululloh saw bersabda tiga perkara didalamnya terdapat keberkatan: jual beli sacara tangguh,

mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk

keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(H.R. Ibnu Majah) (3) Bentuk dan sifat pembiayaan Al Bai Bitsaman Ajil yang

dilakukan oleh Bank Syariah :

(a)Bank mengangkat nasabah sebagai agen bank

(b)Nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelian barang modal atas nama bank

(c)Bank menjual barang modal tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bank.

(d)Nasabah membeli barang modal tersebut dan pembayarannya dilakukan secara mencicil untuk jangka waktu yang telah disetui bersama.

5) Pembiayaan Ijarah

(a) Praktik-praktik pembiayaan pengadaan barang atas dasar Al Ijarah adalah pemberian kesempatan kepada penyewa untuk

mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama. (b) Landasan syariah dari pembiayaan ujarah terdapat dalam Al


(44)

(1) Al Quran

“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata ; Wahai Bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja dengan kita karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja adalah yang kuat dan dapat dipercaya ”.

( Al Qashash)

(2) Sunnah

Dari Ibnu umar r.a. bahwa Rosullah SAW telah bersabda : Berikanlah upah (sewa) buruh itu sebelum kering keringatnya. (HR.Ibn Majah)

6) Pembiayaan Bau Takjuru

i) Praktik-praktik pembiayaan pengadaan barang atas dasar bau takjuru atau sewa beli adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri

dengan penjualan. Pembayaran sewa dalam kontrak ini telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur.

ii) Landasan syariah dari pembiayaan pengadaan barang atas dasar bau takjuru pada dasarnya sama dengan Al Ijarah.

7) Pembiayaan Al Qardhul Hasan

i) Praktik-praktik pemberian pinjaman tunai atas dasar Al Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar


(45)

kewajiban sosial semata dimana peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.

ii) Landasan syariah pemberian pinjaman tunai Al Qardhul Hasan :

(1) Al Quran

“ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. “(QS. Al Baqarah:24)

(2) Dari Ibnu Mas’ud r.a Rosulullah saw bersabda : “ Tidakkah seorang muslim meminjamkan dua kali kecuali sama baginya dengan memberi sekali”. (Hadist terdapat dalam sahih Ibnu Hibban).

iii) Bentuk dan sifat pemberian tunai Al Qardhul Hasan yang dilakukan oleh Bank Syariah.

Pada dasarnya pinjaman Al Qardhul Hasan diberikan kepada : (1) Mereka yang memerlukan pinjaman konsumtif jangka

pendek untuk tujuan-tujuan yang sangat urgent.

(2) Para pengusaha (kecil) yang kekurangan dana tapi mempunyai prospek bisnis yang sangat baik.


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu suatu penelitian terhadap suatu objek yang populasinya tidak terbatas yaitu pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang sikap konsumen terhadap kebijkan pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta. Kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada bank syariah tersebut yang diteliti, jadi tidak bisa berlaku untuk bank lain atau objek lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta Jl. KH Ahmad Dahlan No 89 Yogyakarta. Waktu : Bulan Februari 2007 s/d Maret 2007

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah responden yang mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta pada Februari 2003 sampai Januari 2007.


(47)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap kebijakan pemberian kredit yang ditawarkan Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta, yaitu meliputi sistem yang digunakan dan kemudahan yang diberikan.

D. Data Yang dikumpulkan 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner mengenai sikap responden terhadap pemberian kredit yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia SyariahYogyakarta.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari studi pustaka dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup dalam arti bahwa pihak peneliti telah menyediakan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan.


(48)

2. Intervuew, yaitu metode pengumpulan data melalui wawancara yang

langsung ditujukan pada pihak bank syariah sehubungan dengan kegiatan pemberian kredit.

F. Definisi Operasional

1. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang baik buruk yang dirasakan oleh peminjam mengenai kebijakan kredit pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta.

2. Konsumen

Yang dimaksud konsumen dalam penelitian ini adalah orang yang mengambil kredit Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta pada bulan Februari 2003 sampai bulan Januari 2007.

3. Kebijakan Kredit

Kebijakan kredit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prosedur atau syarat dalam pengajuan kredit yang ditentukan oleh Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta.

4. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.


(49)

G. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi , yaitu peminjam yang sedang mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta pada Februari 2003 sampai Januari 2007.

2. Sampel yaitu sebagian atau wakil dari keseluruhan peminjam yang sedang atau telah mengambil kredit sebanyak 100 orang sampel dengan rumus Budiyuwono (1996:155).

2 ) 1 (     − = E Z x p p n Keterangan :

n = jumlah sampel

p = kemungkinan terbesar sukses Z = standar error

E = kesalahan yang dapat diterima

Agar lebih jelas perhitungan dijabarkan sebagai berikut :

Sebagai contoh atribut yang diharapkan kemungkinan terbesar sukses 50% = 0,5 , standar kesalahan 10%, dengan tingkat kepercayaan 95% = 1,96, sehingga diperoleh :

2 1 , 0 96 , 1 ) 5 , 0 1 ( 5 , 0     − = x n

n = 0,25 x 384,16 = 96,04


(50)

Hasil dari perhitungan tersebut 96,04 dan dibulatkan menjadi 100 untuk memudakan peneliti dalam pembagian kuesioner.

3. Metode Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik convenuence samplung, yaitu pemilihan unit sampel dilaksanakan

dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya (Simamora, 2004:207). Dalam penelitian ini ditetapkan syarat bahwa konsumen adalah orang yang sedang mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta sebanyak 100 orang yang perhitungnnya telah dijabarkan di halaman sebelumnya. Responden tersebut diharapkan dapat mewakili karakteristik dari populasi. Peneliti menetapkan sebanyak 100 orang responden yang dapat dikatakan representatif untuk dilakukan dalam penelitian.

H. Teknik Pengukuran Data

Untuk mengukur tanggapan peminjam terhadap jasa kredit yang ditawarkan, penulis menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu peminjam yang sedang atau telah mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta. Kuesioner yang diberikan bersifat tertutup dan alternatif jawaban yang disediakan adalah :

1. Sangat Setuju 2. Setuju

3. Ragu-ragu 4. Tidak Setuju


(51)

5. Sangat Tidak Setuju

Karena data tersebut masih dalam bentuk data kualitatif maka pengukuran harus dikuantitatifkan dengan langkah skoring, dengan menggunakan Skala Likert, maka skor terhadap alternatif jawaban responden setiap item pertanyaan sebagai berikut :

Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas yaitu tingkat ketepatan pengunaan alat pengukur terhadap suatu gejala untuk menguji tingkat validitas masing-masing item pada kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi “Product Moment” yang

rumusnya sebagai berikut (Husein Umar, 2005:133)

rXY =

[

][

]

− − 2 2 2

2 ( ) ( )

) )( ( Y Y N X X N Y X XY N


(52)

Keterangan :

rXY : koefisien korelasi product moment

X : Nilai atau skor dari variabel Y : Nilai atau skor dari total variabel XY : Jumlah hasil kali antara x dan y

N : Banyaknya sampel yang diuji coba

Untuk menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak valid maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan valid.

Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran pada subjek yang sama, atau suatu instrument cukup reluable

atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik Alpha Cronbach.

Rumus AlphaCronbach sebagai berikut (Husein Umar 2003:96) :

Rii =

      −      

2

2 1 1 t b k k σ σ


(53)

Keterangan :

Rii : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan

2

t

σ : varian total

2

b

σ : jumlah varian butir

Sedangkan untuk mencari varian total ( 2

t

σ ), jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian dijumlahkan.

Rumus Varian yang digunakan :

n n ) ( 2 2 2 Σ Χ Σ Χ = σ dimana :

n : jumlah responden

X : nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Untuk menentukan apakah instrument itu reluable atau tidak

digunakan ketentuan sebagai berikut :

Jika r hitung > r tabel, maka instrument dikatakan reluabel.


(54)

J. Metode Analisis Data 1. Analisis Persentase

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah mengenai karakteristik responden. Hal-hal yang akan dianalisis yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, lama mengambil kredit, dan faktor utama mengambil kredit. Persentase ini akan dihitung dengan rumus:

N nx

p =

Keterangan :

P : Jumlah persentase Nx : Jumlah yang diambil N : Jumlah total

2. Analisis dengan Multuattrubut Attutude Model

Dalam menyelesaikan masalah kedua yaitu bagaimana sikap konsumen terhadap pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta digunakan analisis Multuattrubute Attutude Model. (Engel,

1994 : 353). Rumus yang digunakan adalah: Ab =

= − n u Xu Iu Wu 1 Keterangan :

Ab : Sikap responden secara keseluruhan terhadap suatu objek Wi : Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i Xi : Nilai belief rata-rata konsumen pada atribut i


(55)

Ii : Nilai ideal rata-rata konsumen pada atribut i n : Jumlah atribut yang dipertimbangkan

Langkah-langkah yang dilakukan guna mengukur sikap konsumen terhadap pemberian kredit Bank Tabungan Syariah adalah :

a. Menentukan urutan atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan pengambilan kredit.

b. Menentukan Wi (bobot rata-rata atribut) dengan rumus : nilai masing-masing atribut

Wi = __________________________ X 100 jumlah nilai atribut

c. Menentukan skala sikap dalam bentuk skor mulai dari angka 1 sampai 5 seperti berikut ini :

Sikap Skor

Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

d. Menghitung Ideal dan beluef untuk masing-masing atribut

(1) Ideal : suatu kondisi yang diharapkan konsumen

terhadap atribut

Nilai udeal = skor x ∑ absolut responden udeal


(56)

Nilai rata-rata udeal = …… onden jumlahresp uIdeal jumlahNula =

(2) Beluef : suatu kondisi yang dipercaya konsumen

terhadap atribut

Nilai beluef = skor x ∑absolut responden beluef

masing-masing atribut Nilai belief rata-rata= ……

onden jumlahresp

uBeluef jumlahNula

e. Memasukkan data selisih beluef rata-rata dan udeal rata-rata ke

dalam tabel berikut :

Atribut Ideal (Ii) Belief (Xi) Selisih

| Ii-Xi | Urutan Bobot

Atribut I Ii1 Xi1 X Atribut II Ii2 Xi2 X Atribut III Ii3 Xi3 X Atribut IV Ii4 Xi4 X

f. Menghitung secara keseluruhan sikap konsumen dengan memasukkan data yang telah dihitung ke dalam rumus

Multuattrubute Attutude Model (Engel 1994:353)

g Menghitung Skala Sikap dengan rumus yang diadaptasi dari rumus Multuattrubute Attutude Model (Engel 1994:353) :

(1) Menghitung selisih minimum nilai sikap konsumen | Iu - X u| x Wu = AbSB


(57)

| 5 – 5 | x 100 = 0 Keterangan :

AbSB= Selisih minimum nilai sikap konsumen yang

mengindikasikan kebijakan kredit Sangat Baik (SB)

Iu = Nilai Ideal tertinggi seandainya semua responden

menjawab Sangat Setuju yang diberi skor 5.

Xi = Nilai beluef tertinggi seandainya semuan responden

menjawab Sangat Setuju yang diberi skor 5. Wi = Bobot keseluruhan atribut konsumen

(2) Menghitung selisih maksimum nilai sikap konsumen | Iu – Xu | x Wu = AbSTB

| 5 – 1 | x 100 = 400

Keterangan :

AbSTB = Selisih maksimum nilai sikap konsumen yang

mengindikasikan kebijakan kredit Sangat Tidak Baik (STB)

Ii = Nilai Ideal Tertinggi seandainya semua

responden menjawab Sangat Setuju (SS) yang diberi skor 5.


(58)

Xi = Nilai beluef terendah seandainya semua

responden menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) yang diberi skor 1.

Wi = Bobot keseluruhan atribut untuk konsumen. h. Menentukan Interval dalam Skala Sikap

Interval tersebut digunakan untuk mengartikan nilai sikap konsumen (Ab) yang masih bersifat kuantitatif menjadi kualitatif. Interval dalam Skala Sikap dapat digambarkan sebagai berikut :

0 80 160 240 320 400

Keterangan :

0 - <80 = Sangat Baik 80 - <160 =Baik

160 - <240 = Ragu-ragu 240 – <320 = Tidak Baik

320-<400 = Sangat Tidak Baik

Apabila skala semakin ke kiri atau mendekati nol maka sikap setiap konsumen atau nasabah secara keseluruhan semakin baik. Sebaliknya jika skala sikap konsumen atau nasabah pembiayaan


(59)

semakin ke kanan atau mendekati 400 maka sikap konsumen atau nasabah pembiayaan secara keseluruhan sangat tidak baik.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan oleh Raden Aria Wiraatmaja di Purwokerto Jawa Tengah dengan Hulp-en Spaarbank der

Islandsche Besruurs Abtenaren ( Bank bantuan dan simpanan milik kaum

priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi)). Berdirinya tanggal 16 Desember 1895 yang selanjutnya dipringati sebagai hari lahirnya BRI.

Pada periode setelah kemerdekan RI pemerintah mengeluarkan peraturan No.1 Tahun 1945 yang menyebutkan “Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia :. Dengan adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948 kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan mulai aktif kembali setelah perjanjian Renvulle pada tahun1949 yang kemudian berubah nama

menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada masa itu melalui PERPU NO.41 Tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan leburan dari BRI, Bank Tani Nelayan, dan Nederlandsche

Maatschappuj (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres)

No 09 Tahun 1965 BKTN di integrasi ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia urusan Tani Koperasi dan Nelayan.


(60)

Setelah berjalan selama sebulan keluarlah Penpres no. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI) . Dalam ketentuan baru ini Bank Indonesia urusan Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural, sedang NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II bidang ekspor impor.

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan dan UU No. 13 Tahun 1968 tentang UU Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan UU No.21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok Ban Rakyat Indonesia sebagai bank umum. Berdasarkan UU Perbankan No 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No.21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (persero) yang kepemilikan sepenuhnya ada di pemerintah sejak 1 Agustus 1992.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang berdiri sejak 1895 yang didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang masih tetap konsisten. Fokus dengan pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Seiring dengan perkembangan di dunia perbankan yang semakin pesat Bank Rakyat Indonesia memiliki dua unit usaha dengan sistem bunga dan sistem bagi hasil.


(61)

Dengan adanya perkembangan di dunia perbankan maka bank rakyat Indonesia membuka unit syariah di beberapa daerah termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 2003 dibukalah kantor unit kas kegiatan perbankan dengan sistem operasinya berdasarkan syariah, adapun lokasinya di Jalan KHA. Dahlan No 89 Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, DIY 55224, Telp (0274) 411221.

B. Landasan Hukum Bank Rakyat Indonesia Syariah

a. UU No. 7 Tahun 1992, yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 b. UU No.23 Tahun 1997 tentang Bank Indonesia

c. PBI no. 4/ PBI/ 2002, tanggal 27 Maret 2002 tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum konvensional.

d. RUPS luar biasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) tanggal 7 Desember 2001

e. SK DIR BRI No. Kep : S.75 DIR/ PPP/ 12/ 2001, tanggal 7 Desember 2001.

C. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah 1. Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah

Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah melaksanakan perbankan syariah secara kaffah.


(62)

2. Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah

a. Pemberdayaan ekonomi ummat dengan melaksanakan bisnis perbankan syariah yang mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah.

b Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

D. Struktur Organisasi dan Tugas Karyawan Bank Rakyat Indonesia Syariah

a. Struktur Organisasi

Tujuan perusahaan akan tercapai jika ada kerjasama dan pembagian tugas yang jelas antar bagian dalam perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan gambaran secara skematis tentang pola tugas, wewenang, tanggung jawab, serta keterkaitan hubungan antar bagian di dalam perusahaan. Adapun struktur Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah sebagai berikut :


(63)

(64)

Berikut adalah nama-nama yang mengisi formasi jabatan di Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Yogyakarta :

1) Pemimpin Cabang : Muhammad Khudori 2) Ass Manajer Operasional : Sukartidjo, SE 3) Account Officer : Riyanto, SE 4) Funding Officer : Marsana, SE 5) SPV. Adm. Pembiayaan

(1) Adm. Pembiayaan : Yuniati, B. Sc (2) Portofolio : Dian Samto, SH

6) Fungsi Aku/Lap

(1) F. Arsip/verifikasi : Lasiyah Oktaviani, SE (2) F. Laporan : Lasiyah Oktaviani, SE (3) F. !F&Poska : Lasiyah Oktaviani, SE (4) F. Operator : Sukemi

7) SPV Pelayanan

(1) Fungsi Teller : Ulfah Dwi A, SE (2) F. Unit Pelayanan Nasabah : Arief Wijaya, S. Hut (3) F. Payment Point : M. Budiono, SE 8) Fungsi Entry Data : Arief Wijaya, S. Hut 9) SPV Pelayanan Interen

(1) F Sekretariat : Joko Trianggono, SE (2)F SDM : Joko Trianggono, SE (3) Logistik : Joko Trianggono, SE


(65)

(4) Satpam : Supardi, Anang TW, Sukarman, Purnanto (5) Sopir : Nanang Wahyu S

(6) Pramubakti : Rahmat

b. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1). Tugas dan Tanggung jawab Pimpinan Cabang adalah :

(1) Membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja dibawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

(2) Memfungsikan semua unit kerja dibawahnya dan pekerja binaannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan startegi yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabah.

(3) Melaksanakan koordinasi dengan instansi atau pihak terkait atas pelaksanaan usaha kanca syariah dan unit kerja dibawahnya untuk menjamin pelayanan perbankan yang tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(4) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka mendukung bisnis kanca.

2) Tugas dan Tanggung Jawab Asisten Manajer Operasional

(1) Memastikan bahwa tidak terjadi transaksi (kecuali ATM) dalam kurun waktu setelah close system pada hari kerja sebelumnya

sampai dengan awal hari kerja berikutnya guna menjamin tidak terjadi transaksi illegal.


(66)

(2) Mengesahkan dalam sistem dan menandatangani bukti kas atas transaksi tunai, kliring, pemindahbukuan yang ada dalam batas wewenangnya guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi yang dilakukan.

(3) Memelihara dan kerjakan register serta penyimpanan surat berharga serta kuitansi payment pount untuk memastikan

keamanannya.

3) Tugas dan Tanggung Jawab Account Offucer/ Pemasaran Pembiayaan :

(1) Membuat Rencana Pemasaran Tahunan pembiayaan atas sektor yang dikelolanya guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan. (2) Mempersiapkan dan melaksanakan rencana tas account yang

menjadi tanggung jawabnya dan menetapkan prioritas pembinaan atas account yang dikelolanya untuk mencapai portofolio pembiayaan yang berkembang, sehat dan menguntungkan.

(3) Mengelola account yang sesuai batas-batas yang ditetapkan untuk mencapai pendapatan yang optimal bagi Kanca Syariah.

4) Tugas dan Tanggung Jawab Fundung Offucer / Pemasaran Dana

(1) Menyusun Rencana pemasaran Tahunan berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pemimpin Cabang sebagai pedoman kerjanya.

(2) Menyusun rencana kerja tiga bulanan dan bulanan berdasarkan rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan oleh atasannya sebagai pedoman kerja untuk digunakan sebagai bahan evaluasi


(67)

hasil penjualan yang dicapai setiap akhir bulan, triwulan, dan tahunan.

5) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Administrasi Pembiayaan (1) Tugas dan Tanggung Jawab Administrasi Pembiayaan

a) Menerima, meneliti, dan mencatat setiap permohonan pembiayaan sesuai dengan Pasar Sasaran, Kriteria Risiko Diterima serta Kriteria Nasabah Dilayani guna menjamin pembiayaan yang sehat, menghasilkan dan menguntungkan.

b) Menyiapkan dan mengisi Formulir Pengawasan/ Koordinator Administrasi Pembiayaan atas setiap permohonan pembiayaan dalam rangka monitoring penyelesaian pemberian pembiayaan oleh pejabat pembiayaan ini.

(2) Tugas dan Wewenang Fungsi Portofolio

a) Memelihara dan kerjakan data portofolio pembiayaan. b) Menyajikan informasi pembiayaan yang diperlukan oleh

Pejabat Lini Pembiayaan.

6) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Pelayanan (1) Teller

(a) Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada nasabah dapat berjalan baik dan memuaskan.


(68)

(b) Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan tanda setorannya guna memastikan kebenaran transaksi dan keaslian uang yang diterima.

(2) Unit Pelayanan Nasabah

(a) Memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah mengenai produk Syariah BRI guna menunjang pemasaran produk Syariah BRI.

(b) Memberikan informasi saldo simpanan, transfer maupun pembiayaan bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah. (3) Payment Point

(a) Melayani aplikasi pembukuan rekening simpanan bagi calon nasabah BRI guna menunjang bisnis BRI dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

(b) Meneliti kelengkapan persyaratan pembukaan rekening simpanan untuk mengamankan pihak perbankan.

7) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Pelayanan Interen (1) Sekretariat

Tugas dan Tanggung Jawab kesekretaritan yaitu mengatur lalu lintas komunikasi dalam rangka menjaga efektifitas komunikasi Kantor Cabang Nasabah.


(69)

(2) Sumber Daya Manusia

Tugas dan Tanggung Jawab bagian Sumber Daya Manusia adalah mengkoordinasi pembagian kerja sopir, pramubakti, satpam, secara efektif dan efisien untuk memperlancar operasioanal Kantor Cabang Syariah.

(3) Logistik

Tugas dan Tanggung Jawab bagian logistik adalah memenuhi kebutuhan logistik kepada pekerja sesuai kebutuhan untuk kelancaran Kantor Cabang Syariah.

8) Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor Akuntansi/ Laporan (1) Verifikasi/ Arsip

Tugas dan Tanggung Jawab bagian verifikasi/ Arsip yaitu meneliti kebenaran dokumen sumber dengan pembukuan serta kebenaran sistem komputer pembukuan atas setiap transaksi keuangan yang terjadi di Kanca.

(2) Laporan

Tugas dan Tanggung Jawab bagian Laporan yaitu menyiapkan laporan-laporan yang diperlukan baik oleh intern maupun ekstern BRI Syariah.

(3) 1F dan Pos Terbuka ( Rekonsiliasi)

Tugas dan Tanggung Jawab bagian 1F dan Pos Terbuka ( Rekonsiliasi) yaitu memelihara nota-nota masuk dan nota keluar dengan benar dan sesuai ketentuan yang berlaku.


(70)

(4) Operator

Tugas dan Tanggung Jawab bagian Operator yaitu melakukan open dan close system terhadap sistem komputer

Kantor Cabang.

E. Produk-Produk Bank Rakyat Indonesia Syariah 1. Produk penghimpun/ Pengerahan Dana Masyarakat

a. Produk Penghimpun Dana dengan akad Giro Wa’diah

Giro Wadi’ah adalah sarana penyimpanan dana dengan pengelolaan berdasarkan prinsip al-wa’diah dengan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek atau bilyet giro. b. Produk penghimpun Dana dengan Akad Mudharabah

a) Tabungan Mudharabah

Merupakan simpanan pihak ketiga atau mayarakat pada bank yang dapat diambil sesuai dengan ketentuan dan syarat yang telah ditentukan oleh Bank dengan mendapatkan bagi hasil atas keuntungan bank sesuai dengan kesepakatan bersama. Setoran pertama minimal Rp 25.000,00 dan nisbah 46:54 (nasabah:bank) b) Deposito Mudharabah

Merupakan simpanan pihak ketiga atau masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai jangka waktu deposito yang telah disepakati antara nasabah dengan bank,yang mana bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan


(71)

bersama. Setoran pertama minimal Rp 2.500.000,00 dengan nisbah bagi hasil:

1) Deposito 1-2 bulan, nisbah bagi hasil 58 : 42 2) Deposito 3 bulan, nisbah bagi hasil 59 : 41 3) Deposito 6 bulan, nisbah bagi hasil 60 : 40 4) Deposito 7-24 bulan, nisbah bagi hasil 58 :42 c. Tabungan Haji

Tabungan haji ini diperuntukkan bagi nasabah yang akan melaksanakan haji, dimana bank akan mendaftarkan nasabah jika simpanannya telah mencapai Rp 20.000.000,00.

2 Produk pembiayaan/ Penyaluran Dana Masyarakat

Pembiayaan adalah fasilitas penyediaan dana dari bank untuk memenuhi kebutuhan umat baik yang bersifat produktif maupun konsumtif.

a. Pembiayaan dengan akad jual beli

Jual atau beli adalah proses pemindahan hak milik barang/ asset dengan mempergunakan uang sebagai media tukar, yang terdiri dari :

(a)Ba’I al Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Ba’I al

Murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia

beli dan menetukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.


(72)

(b) Ba’I as-salam adalah proses jual beli, pembayarannya dilakukan

dimuka sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari.

(c) Ba’I al-Istushna adalah akad jual beli antara pemesan dengan

pemerima pesanan dengan spesifikasi (jenis, macam, ukuran, dan jumlah) sedangkan harga barang pesanan dan pembayaran disepakati di awal akad (di muka, cicilan, dibelakang).

b. Pembiayaan dengan akad al-Ijarah

Al-Ijarah adalah pemindahan hak guna atas barang atau jasa

melalui pembayaran upah, sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

c. Pembiayaan dengan akad Syurkah

(a) Pembiayaan al-Musyarakah adalah akad yang terjadi diantara

para pemilik modal (mitra musyarakah) yang menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.

(b) Pembiayaan al- Mudharabah adalah perjanjian antara bank

dengan pengusaha dimana bank membiayai keseluruahn usaha yang dikelola pihak pengusaha sedang pihak bank tidak ikut campur dalam usaha tersebut, baik dalam bentuk manajemen maupun dalam segi pemasaran. Adapun proporsi bagi hasilnya sesuai dengan kesepakatan bersama.


(73)

(74)

3. Jasa Perbankan

a. Al-Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai

pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan. Wakalah dalam implikasi perbankan terjadi apabila

nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakilkan dirinya dalam melakukan pekerjaaan jasa tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso dan transfer uang.

b. Al-Kafalah adalah jamina yang diberikan oleh penaggung kepada

pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab

seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan.

c. Al- Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang

kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam praktek perbankan syariah fasilitas huwalah lazimnya untuk membantu

suppluer mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan usahanya.

Bank mendapat ganti biaya atau jasa pemindahan piutang.

d. Ar-Rahn adalah semacam jaminan hutang atau gadai. Rahn bertujuan

untuk memberi jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

e. As-Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta


(75)

F. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan di Bank Rakyat Indonesia Syariah Yogyakarta

1. Persyaratan untuk Pegawai Berpenghasilan tetap

a. Surat Perjanjian Kerjasama antara BRI Syariah dengan instansi yang bersangkutan (formulir dari BRI Syariah).

b. Kolektif minimal 5 orang

c. Asli SK pertama, terakhir, TASPEN beserta fotocopy 2 lembar.

d. Surat Permohonan Pembiayaan (formulir dari BRI Syariah)

e. Foto copy KTP, Surat Nikah, Kartu Keluarga (suami istri) 2 lembar, sharung dana sendiri minimal 30%

f. Slip gaji bulanan, NPWP (Pembiayaan 100juta atau lebih) g. Foto suami istri (4x6) 2 lembar

h. Memiliki agunan atau jaminan dan foto copy 2 lembar disertai denah

rumah dan lokasi agunan. 2. Persyaratan Untuk Wiraswasta

a. Memiliki usaha yang sudah jalan minimal selama 2 tahun

b. Memiliki agunan/jaminan serta foto copy 2 lembar disertai denah

rumah dan lokasi agunan.

c. Sharung dana sendiri minimal 30%

d. Surat Permohonan Pembiayaan (formulir dari BRI Syariah) e. Surat Keterangan Usaha (pembiayaan Rp 50-99 juta)

f. Foto copy KTP, Surat Nikah, Kartu Keluarga (suami istri) 2 lembar


(76)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis atau mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan pemberian kredit Bank Syariah yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau kuesioer terhadap responden yaitu sebanyak 100 orang sebagai sampel.

Kuesioner yang diberikan kepada responden dalam penelitian ini dibagi kedalam dua bagian, yaitu :

Bagian pertama berisi karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan, lama mengambil angsuran kredit serta faktor utama mengambil kredit.

Bagian kedua berisi tentang sikap konsumen secara keseluruhan terhadap atribut-atribut Bank Syariah Indonesia.

1. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dimaksudkan untuk menyelidiki kevalidan dan keandalan instrumen atau angket yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas masing-masing instrumen.


(77)

a. Instrumen Ideal

Tabel V.1

Uji Validitas Instrumen Ideal

Butir r hitung t tabel Keterangan SBH_I1 0.487 0.1965 Valid SBH_I2 0.509 0.1965 Valid PAP_I1 0.603 0.1965 Valid PAP_I2 0.684 0.1965 Valid PAP_I3 0.663 0.1965 Valid JAM_I1 0.618 0.1965 Valid JAM_I2 0.608 0.1965 Valid JAM_I3 0.595 0.1965 Valid PEL_I1 0.603 0.1965 Valid PEL_I2 0.596 0.1965 Valid PEL_I3 0.622 0.1965 Valid PEL_I4 0.593 0.1965 Valid

Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah, jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengujian validitas yang dirangkum seperti Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa r hitung seluruh butir pernyataan > r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan udeal adalah valid.

Hasil uji reliabilitas dengan metode Alpha Croncbac, diperoleh nilai Alpha sebesar 0,8357 yang nilainya > r tabel (0,1965) sehingga dapat


(78)

b. Instrumen Beluef

Tabel V.2

Uji Validitas Instrumen Beluef

Butir r hitung t tabel Keterangan SBH_B1 0.534 0.1965 Valid SBH_B2 0.525 0.1965 Valid PAP_B1 0.448 0.1965 Valid PAP_B2 0.485 0.1965 Valid PAP_B3 0.494 0.1965 Valid JAM_B1 0.569 0.1965 Valid JAM_B2 0.667 0.1965 Valid JAM_B3 0.664 0.1965 Valid PEL_B1 0.541 0.1965 Valid PEL_B2 0.492 0.1965 Valid PEL_B3 0.616 0.1965 Valid PEL_B4 0.572 0.1965 Valid

Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah, jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengujian validitas yang dirangkum seperti Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa r hitung seluruh butir pernyataan > r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan beluef adalah valid.

Hasil uji reliabilitas dengan metode Alpha Croncbach, diperoleh nilai Alpha sebesar 0,7926 yang nilainya > r tabel (0,1965) sehingga dapat


(79)

B. Analisis Data

1. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, lama mengambil kredit dan faktor utama mengambil kredit. a. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin dapat dibedakan menjadi pria dan wanita. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ditampilkan pada Tabel V.3 di bawah ini.

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 65 65.0%

Wanita 35 35.0%

Jumlah 100 100.0%

Sumber : Data Prumer yang duolah tahun 2007

Dari Tabel V.3 menunjukkan bahwa dari 100 responden, responden pria sebanyak 65 orang atau sebesar 65% dan wanita sebanyak 35 orang atau sebesar 35%. Jadi sebagian besar responden adalah pria.

b. Usia Responden

Berdasarkan usia responden, terdiri atas 4 kelompok, yaitu 20 – 30 tahun, 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun dan lebih dari 50 tahun. Hasil analisis data karekateristik responden berdasarkan usia data seperti ditunjukkan pada Tabel V.4 berikut:


(80)

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase

20 – 30 tahun 22 22.0%

31 – 40 tahun 40 40.0%

41 – 50 tahun 33 33.0%

> 50 tahun 5 5.0%

Total 100 100.0%

Sumber : Data Prumer yang duolah tahun 2007

Berdasarkan Tabel V.4 dapat diketahui bahwa dari 100 responden penelitian, responden penelitian yang berusia 20 – 30 sebanyak 22 orang atau 22%, yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 40 orang atau 40%, yang berusia 41 – 50 tahun sebanyak 33 orang atau 33% dan yang mempunyai usia lebih dari 50 tahun sebanyak 5 orang atau 5%. Jadi sebagian besar responden berdasarkan usia adalah berusia 31 – 40 tahun.

c. Pendidikan Terakhir Responden

Berdasarkan pendidikan terakhir responden, terdiri atas 4 kelompok, yaitu SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi. Hasil analisis data karekateristik responden berdasarkan pendidikan terakhir data seperti ditunjukkan pada Tabel V.5 berikut:

Tabel V.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan terakhir Jumlah Persentase

SD 23 23.0%

SLTP 12 12.0%

SLTA 37 37.0%

Perguruan tinggi 28 28.0%

Total 100 100.0%


(81)

Berdasarkan Tabel V.5 dapat diketahui bahwa dari 100 responden penelitian, responden penelitian dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 23 orang atau 23%, dengan pendidikan terakhir SLTP sebanyak 12 orang atau 12%, dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 37 orang atau 37% dan yang mempunyai pendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 28 orang atau 28%. Jadi pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah SLTA.

d. Pekerjaan Responden

Berdasarkan pekerjaan responden, terdiri atas 4 kelompok, yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta dan lain-lain. Hasil analisis data karekateristik responden berdasarkan pekerjaan data seperti ditunjukkan pada Tabel V.6 berikut:

Tabel V.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase Pegawai negeri 15 15.0% Pegawai swasta 43 43.0%

Wiraswasta 24 24.0%

Lain-lain 18 18.0%

Total 100 100.0%

Sumber : Data Prumer yang duolah tahun 2007

Berdasarkan Tabel V.6 dapat diketahui bahwa dari 100 responden, responden penelitian yang berprofesi sebagai pegawai negeri sebanyak 15 orang atau 15%, pegawai swasta sebanyak 43 orang atau 43%, wiraswasta sebanyak 24 orang atau 24% dan mempunyai pekerjaan lain-lain selain pegawai negeri, pegawai


(82)

swasta, wiraswasta sebanyak 18 orang atau 18%. Jadi sebagian besar responden adalah berprofesi sebagai pegawai swasta.

e. Penghasilan Responden

Berdasarkan penghasilan responden, terdiri atas 4 kelompok, yaitu kurang dari Rp.1.000.0000, Rp. 1.000.000 – Rp.2.000.000, Rp 2.001.000 – Rp 3.000.000 dan lebih dari Rp.3.000.0000. Hasil analisis data ini berdasarkan penghasilan dapat ditunjukkan pada Tabel V.7 berikut:

Tabel V.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Jumlah Persentase < Rp.1.000.000 50 50.0% Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 41 41.0% Rp.2.001.000 – Rp.3.000.000 6 6.0% > Rp.3.000.000 3 3.0%

Total 100 100.0%

Sumber : Data Prumer yang duolah tahun 2007

Dari Tabel V.7 menunjukkan bahwa dari 100 orang responden penelitian, responden yang mempunyai penghasilan kurang dari Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 50 orang atau 50%, yang mempunyai penghasilan Rp 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebanyak 41 orang atau 41% yang mempunyai penghasilan Rp 2.001.000 – Rp 3.000.000 sebanyak 6 orang atau 6% dan yang mempunyai penghasilan lebih dari Rp.3.000.000 sebanyak 3 orang atau atau 3%. Jadi, sebagian responden adalah responden dengan tingkat penghasilan kurang dari Rp 1.000.000.


(1)

Correlations (Uji Validitas Ideal)

Correlations

1 .660** .185 .171 .246* .249* .188 .078 .178 .215* .188 .214* .487** . .000 .066 .088 .014 .012 .061 .441 .077 .032 .061 .033 .000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .660** 1 .266** .262** .217* .171 .123 .069 .213* .232* .255* .239* .509** .000 . .008 .009 .030 .089 .222 .493 .033 .020 .010 .017 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .185 .266** 1 .634** .606** .292** .328** .309** .275** .139 .144 .169 .603** .066 .008 . .000 .000 .003 .001 .002 .006 .167 .154 .092 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .171 .262** .634** 1 .660** .322** .303** .391** .331** .290** .278** .259** .684** .088 .009 .000 . .000 .001 .002 .000 .001 .003 .005 .009 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .246* .217* .606** .660** 1 .302** .324** .304** .310** .266** .256* .272** .663** .014 .030 .000 .000 . .002 .001 .002 .002 .007 .010 .006 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .249* .171 .292** .322** .302** 1 .695** .636** .175 .164 .182 .151 .618** .012 .089 .003 .001 .002 . .000 .000 .082 .103 .070 .135 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .188 .123 .328** .303** .324** .695** 1 .665** .127 .115 .199* .142 .608** .061 .222 .001 .002 .001 .000 . .000 .208 .254 .048 .158 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .078 .069 .309** .391** .304** .636** .665** 1 .246* .122 .165 .154 .595** .441 .493 .002 .000 .002 .000 .000 . .014 .228 .100 .126 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .178 .213* .275** .331** .310** .175 .127 .246* 1 .514** .571** .514** .603** .077 .033 .006 .001 .002 .082 .208 .014 . .000 .000 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .215* .232* .139 .290** .266** .164 .115 .122 .514** 1 .669** .582** .596** .032 .020 .167 .003 .007 .103 .254 .228 .000 . .000 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .188 .255* .144 .278** .256* .182 .199* .165 .571** .669** 1 .636** .622** .061 .010 .154 .005 .010 .070 .048 .100 .000 .000 . .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .214* .239* .169 .259** .272** .151 .142 .154 .514** .582** .636** 1 .593** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation SBH_I1 SBH_I2 PAP_I1 PAP_I2 PAP_I3 JAM_I1 JAM_I2 JAM_I3 PEL_I1 PEL_I2 PEL_I3 PEL_I4 SBH_ I1 SBH_ I2 PAP_ I1 PAP_ I2 PAP_ I3 JAM _I1 JAM _I2 JAM _I3 PEL_ I1 PEL_ I2 PEL_ I3 PEL_ I4 SUM _I


(2)

Reliability (Uji Reliabilitas Ideal)

**** Method e (space saver) will be used for this analysis ****

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L

P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if

Item

Deleted Deleted Correlation

Deleted

SBH_Ie 45.0900 28.022e .3822 .83e4

SBH_I2 45.e000 27.4242 .3906 .83e6

PAP_Ie 45.0300 26.9e83 .5089 .8224

PAP_I2 45.0400 25.8772 .5964 .8e52

PAP_I3 45.0000 26.e8e8 .5729 .8e73

JAM_Ie 44.9800 26.6663 .522e .82e3

JAM_I2 45.e200 25.9855 .4895 .8245

JAM_I3 45.0600 26.4206 .4826 .8246

PEL_Ie 45.0e00 27.2423 .5e74 .8223

PEL_I2 45.e200 26.3289 .4823 .8247

PEL_I3 45.0000 26.909e .534e .8208

PEL_I4 44.9900 26.8989 .4943 .8235

Reliability Coefficients

N of Cases = e00.0 N of Items = e2

Alpha = .8357


(3)

Correlations (Uji Validitas Belief)

Correlations

1 .723** .093 .148 .326** .207* .308** .300** .103 .102 .143 .116 .534** . .000 .359 .141 .001 .039 .002 .002 .306 .315 .157 .248 .000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .723** 1 .210* .167 .294** .182 .272** .181 .092 .143 .150 .125 .525** .000 . .036 .097 .003 .070 .006 .071 .362 .157 .136 .215 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .093 .210* 1 .415** .424** .249* .208* .235* .123 .037 .043 .181 .448** .359 .036 . .000 .000 .013 .038 .019 .222 .714 .674 .071 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .148 .167 .415** 1 .318** .396** .233* .436** -.045 .047 .120 .115 .485** .141 .097 .000 . .001 .000 .019 .000 .659 .641 .234 .256 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .326** .294** .424** .318** 1 .300** .245* .277** .038 -.038 .083 .081 .494** .001 .003 .000 .001 . .002 .014 .005 .704 .708 .411 .424 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .207* .182 .249* .396** .300** 1 .630** .660** .000 -.032 .079 .044 .569** .039 .070 .013 .000 .002 . .000 .000 1.000 .751 .434 .663 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .308** .272** .208* .233* .245* .630** 1 .617** .202* .216* .252* .145 .667** .002 .006 .038 .019 .014 .000 . .000 .044 .031 .012 .149 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .300** .181 .235* .436** .277** .660** .617** 1 .185 .039 .192 .230* .664** .002 .071 .019 .000 .005 .000 .000 . .065 .702 .055 .021 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .103 .092 .123 -.045 .038 .000 .202* .185 1 .546** .717** .540** .541** .306 .362 .222 .659 .704 1.000 .044 .065 . .000 .000 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .102 .143 .037 .047 -.038 -.032 .216* .039 .546** 1 .596** .524** .492** .315 .157 .714 .641 .708 .751 .031 .702 .000 . .000 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .143 .150 .043 .120 .083 .079 .252* .192 .717** .596** 1 .599** .616** .157 .136 .674 .234 .411 .434 .012 .055 .000 .000 . .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 .116 .125 .181 .115 .081 .044 .145 .230* .540** .524** .599** 1 .572** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation SBH_B1 SBH_B2 PAP_B1 PAP_B2 PAP_B3 JAM_B1 JAM_B2 JAM_B3 PEL_B1 PEL_B2 PEL_B3 PEL_B4 SBH_ B1 SBH_ B2 PAP_ B1 PAP_ B2 PAP_ B3 JAM _B1 JAM _B2 JAM _B3 PEL_ B1 PEL_ B2 PEL_ B3 PEL_ B4 SUM _B


(4)

Reliability (Uji Reliabilitas Belief)

****** Method e (space saver) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L

P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if

Item

Deleted Deleted Correlation

Deleted

SBH_Be 45.2700 2e.4ee2 .4204 .7792

SBH_B2 45.2200 2e.3653 .4049 .7807

PAP_Be 45.0800 22.5592 .3552 .7852

PAP_B2 45.e700 2e.8597 .3708 .7836

PAP_B3 45.ee00 2e.4726 .3626 .7850

JAM_Be 45.3300 20.6678 .4397 .7775

JAM_B2 45.2500 e9.9470 .5595 .7644

JAM_B3 45.e500 20.2500 .564e .7647

PEL_Be 45.2500 2e.e59e .4e83 .7794

PEL_B2 45.2300 2e.5324 .3635 .7848

PEL_B3 45.2800 20.547e .505e .7706

PEL_B4 45.2900 20.6524 .4426 .7772

Reliability Coefficients

N of Cases = e00.0 N of Items = e2

Alpha = .7926


(5)

(6)