PENGARUH INOVASI PRODUK DAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN.

(1)

No. 527/UN40.7.D1/LT/2013

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

(Survei terhadap konsumen Keripik Singkong Maicih Inti Sinergi di Kota Bandung

)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Program Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh:

Dria Nugraha Sugianto 0703744

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN DISTRIBUSI

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

(Survei Terhadap Konsumen Keripik Singkong Maicih Inti Sinergi di Kota

Bandung)

Oleh :

Dria Nugraha Sugianto 0703744

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Manajemen Bisnis

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis © Dria Nugraha Sugianto

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “Pengaruh Inovasi Produk dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya Saya sendiri, dan Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada Saya apabila kemudian adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya Saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya Saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang Membuat Pernyataan


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH INOVASI PRODUK DAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Survei terhadap Konsumen

Keripik Singkong Maicih Inti Sinergi di Kota Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Lli Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM. NIP. 19690404 199903 1 001

Pembimbing II

Lisnawati, S.Pd, MM. NIP. 19850112 201012 2 005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Pendidikan Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM. NIP. 19600412 198603 1 002 NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis

Ada Pada Penulis

Dria Nugraha Sugianto NIM. 0703744


(5)

"Alhamdulilah, wa syukurilah. Terimakasih atas segala

pertolonganMu Ya Alloh, Terimakasih atas segala kemudahan

dan kebaikan yang senantiasa mengalir pada kami dan jutaan

syukur serta kata terimakasih, takkan mampu menunjukkan

rasa terimakasih atas nikmat Alloh yang tak terhingga.

Terimakasih atas segalanya Ya Alloh..

Tak ada pohon yang mampu berdiri tegar tanpa akar

penopang yang kuat. Begitu pula dalam kehidupan seseorang,

tak ada seorang pun yang mampu berdiri tangguh melewati

kuatnya badai ujian , tanpa dukungan, dorongan dan doa

orang tuanya. terima kasih sebanyak-banyaknya saya

sampaikan pada kedua penyokong terhebat, yang dengan

kesabarannnya akhirnya saya mampu menyelesaikan

pendidikan S1 ini.. Hatur nuhun Mama, hatur nuhun Bapak,

Semoga Alloh selalu melindungi kalian berdua..

Hidup adalah perjuangan, dan menjalani kehidupan

ibarat menapaki anak tangga terjal dengan puncak kesuksesan

sebagai tujuan akhirnya.. Sedangkan bekalnya adalah ilmu,

usaha, doa dan kesabaran.. Sang bijak pernah berkata,

"winners never quit, and quitters never winner" seorang

pemenang tak pernah putus asa, dan seorang yang putus asa


(6)

tak pernah menang. "if fall seven time, and stand up eight

time", jika terjatuh tujuh kali maka bangkitlah delapan kali,

"Never give up on a dream just because of the time, it will take

to accomplish it the time will pass away" Jangan menyerah

pada impian, hanya karena waktu yang dibutuhkan untuk

mencapainya, (karena) waktu akan terlewati pula. Teruslah

tapaki terjalnya kehidupan, san raihlah puncaknya. Semoga

Alloh selalu bersama kita.


(7)

Skripsi ini diuji pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013 Waktu : 09.10 s.d 10.10

Tempat : Auditorium FPEB

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

2. Sekretaris : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, M.S

NIP. 196001221 198403 1 003 : 2. Drs. Ajang Mulyadi, M.M. NIP. 196111021 98603 1 002 4.Penguji I : Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si.

NIP. 19590515 198601 1 001 5. Penguji II : Hj. Sumiyati, SE., M.Si.

NIP. 19600915 198803 1 003 6. Penguji III : Drs. Girang Razati, M.Si.


(8)

ABSTRAK

Dria Nugraha Sugianto, 0703744, Pengaruh Inovasi Produk dan Distribusi terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Survei terhadap konsumen keripik Maicih Inti Sinergi di Kota Bandung), dibawah bimbingan Dr. Lili Adi Wibowo., S. Sos., S.Pd., MM. dan Lisnawati, S.Pd, MM.

Di masa perkembangan industri yang semakin kompleks, industri makanan dan minuman mampu dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk pada saat krisis perekonomian. Pertumbuhan industri makanan dan minuman menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Setiap tahun selalu ada ribuan merek makanan dan minuman baru memasuki pasar. Dengan munculnya ribuan merek makanan dan minuman di pasaran setiap produsen harus berusaha agar keputusan pembelian konsumen jatuh pada produk yang di produksinya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan senantiasa melakukan inovasi terhadap produk.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inovasi produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen keripik singkong PT Maicih Inti Sinergi, Untuk mengetahui produk dan sistem distribusi hasil inovasi yang dilakukan oleh PT Maicih Inti Sinergi, serta Untuk Mengetahui gambaran Keputusan Pembelian Konsumen PT Maicih Inti Sinergi.

Objek yang diteliti adalah Konsumen Keripik Maicih di Kota Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Inovasi Produk (X1) dan Distribusi (X2) tehadap keputusan

pembelian (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatorysurvey dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 71 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa inovasi produk dan distribusi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian. Inovasi yang paling berperan dalam keputusan pembelian adalah inovasi dalam kualitas kerenyahan keripik. Faktor lain yang juga mempengaruhi keputusan konsumen adalah distribusi produk di supermarket, swalayan, dan toko yang memudahkan konsumen untuk membeli produk Maicih.


(9)

Dria Nugraha Sugianto, 2013

ABSTRACT

Dria Nugraha Sugianto, 0703744, Product Innovation and Distribution Influence on Consumer Purchase Decision (Survey of consumer chips Maicih Inti Sinergi in Bandung), under the guidance of Dr. Lili Adi Wibowo., S. Sos., S.Pd., MM. and Lisnawati, S.Pd, MM.

In this era, where development of industry are getting complex, the food and beverage industry is able to survive under any circumstances, including in the economy crisis. The growth of the food and beverage industry psositively growth from year to year. Every year there are thousands of new food and beverage brands entering the market. With these conditions food and beverage producer should try to make the consumer buying their product. One of the things that can be done is by constantly innovating the product.

The purpose of this study was to determine how much the product innovation and distribution influence to the consumer purchasing decision of cassava chips made by PT Maicih Inti Sinergi. This study also means to determine the distribution of the product and system innovation made by PT Maicih Inti Sinergi, and also to determine the Buying Decision of Keripik Maicih.

The object on this study is Consumer Chips Maicih in Bandung. The independent variable in this study is the Product Innovation (X1) and Distribution (X2). While the dependent variable is purchase decision (Y). This is descriptive verification research , and the method used is explanatory survey with simple random samplingtechnique with a sample of 71 respondents. The data analysis technique used is multiple linear regression with SPSS 20.0

Based on the study can be concluded that product innovation and distribution jointly affect the purchasing decision. The Greatest factor in Innovation that affect the purchase decision is the innovation in quality crispy chips. Other factors that also affect consumer decisions is the distribution of products in the supermarket and other stores that so that Maicih consumers easily can buy the product.


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Rumusan Masalah ... 15

1.4 Tujuan Penelitian ... 16

1.5 Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Konsep Inovasi Produk dan Distribusi ... 18

2.1.1.1.1 Konsep Produk ... 18

2.1.1.1.2 Definisi Inovasi Produk ... 26

2.1.1.1.3 Dimensi Inovasi Produk... 29

2.1.2 Konsep Distribusi ... 35

2.1.2.1 Saluran Distribusi ... 35

2.1.2.2 Sistem Distribusi ... 37

2.1.2.3 Fungsi Saluran Distribusi ... 38

2.1.2 Dimensi Distribusi ... 39

2.1.3 Konsep Keputusan Pembelian Konsumen ... 43


(11)

2.1.3.2 Peran Konsumen dalam Pembelian... 44

2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 45

2.1.3.4 Tahap-tahap Keputusan Pembelian ... 50

2.1.3.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 52

2.1.3.6 Definisi Keputusan Pembelian Konsumen ... 53

2.1.3.7 Dimensi Keputusan Pembelian Konsumen ... 55

2.1.4 Pengaruh Inovasi Produk dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian ... 57

2.1.5 Orsinalitas Penelitian ... 58

2.2 Kerangka Pemikiran ... 60

2.3 Hipotesis ... 65

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... . 67

3.2 Metode Penelitian ... . 68

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... . 68

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... . 70

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... . 76

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... . 78

3.2.4.1 Populasi ... . 78

3.2.4.2 Sampel ... 80

3.2.4.3 Teknik Sampling ... . 82

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... . 84

3.2.6 Pengujian Hasil Validitas dan Reliabilitas ... . 85

3.2.6.1 Hasil PengujianValiditas ... . 85

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... . 91

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Hipotesis ... . 94

3.2.7.1 Teknik Analisis Data ... . 94

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Deskritif ... . 95

3.2.7.3 Analisis Verifikatif dengan Menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda ... . 96


(12)

3.2.7.4 Uji Normalitas ... . 97

3.2.7.5 Koefisien Determinasi ... 103

3.2.7.6 Pengujian Hipotesis ... 104

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... . 107

4.1.1 Profil PT Maicih Inti Sinergi ... . 107

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... . 107

4.1.1.2 Logo Perusahaan ... . 109

4.1.1.3 Struktur Organisasi ... . 111

4.1.1.4 Deskripsi Tugas ... . 112

4.1.1.5 Visi dan Misi ... ... . 113

4.1.1.6 Produk Keripik Maicih ... ... . 113

4.1.2 Karakteristik Responden Keripik Maicih ... ... . 117

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... . 118

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... ... . 119

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... . 121

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... ... . 123

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... ... . 124

4.1.2.6.Pengalaman Responden mengkonsumsi Keripik Maicih ... 126

4.1.2.7 Pengalaman Responden Berdasarkan Jangka Waktu Konsumsi 127 4.1.2.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Ukuran keripik Maicih . . 128

4.1.2.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Level Kepedasan ... . . 130

4.1.2.10 Pengalaman Responden Berdasarkan Tempat Membeli ... . 131

4.1.2.11 Pengalaman Responden Berdasarkan Follower Twiter dan Facebook ... ... . 133

4.1.2.12 Pengalaman Responden Berdasarkan Informasi ... ... . 135

4.1.2.13 Pengalaman Responden Berdasarkan Merek Keripik selain Keripik Maicih ... ... . 137 4.1.2.14 Pengalaman Responden Berdasarkan Kualitas Keripik


(13)

Maicih dibandingkan keripik lain ... ... . 139

4.2 Hasil Penelitian ... 142

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Inovasi Produk Keripik Maich ... ... . 142

4.2.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Keripik Maicih ... ... . 142

4.2.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Merek Keripik Maicih ... .. . 144

4.2.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Kemasan Keripik Maicih... . 146

4.2.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Pelabelan Keripik Maicih... ... . 149

4.2.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Garansi Keripik Maicih ... . . 151

4.2.1.6 Rekapitulasi Dimensi Inovasi Produk ... ... . 154

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Saluran Distribusi Keripik Maicih ... ... . 158

4.2.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Saluran Distribusi Produk Inovasi Keripik Maicih ... ... . 158

4.2.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Distribusi Keripik Maicih ... ... . 160

4.2.2.3 Rekapitulasi Dimensi Distribusi ... ... . 163

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Produk Keripik Maicih ... ... . 166

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Produk Keripik Maicih ... ... . 166

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Merek ... ... . 168

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Penyalur ... ... . 170

4.3.4 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Pembelian ... ... . 172

4.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Metode Pembayaran ... ... . 173

4.3.6 Rekapitulasi Dimensi Keputusan Pembelian ... ... . 174

4.4 Hasil Pengujian Statistik ... ... . 178


(14)

4.4.1.1 Uji Normalitas ... ... . 178

4.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... ... . 180

4.4.1.3 Uji Autokolerasi ... . 182

4.5.1.4 Uji Linearitas ... ... . 184

4.4.2 Pengujian Hipotesis Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... ... . 185

4.4.3 Pengujian Hipotesis Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian ... ... . 185

4.5 Analisis Linear Berganda ... ... . 185

4.5.1 Uji Signifikasi (Uji F) ... ... . 187

4.5.2 Uji Signifikasi (Uji T) ... ... . 188

4.5.3 Koefisinsi Determinasi ... ... 190

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... ... . 195

4.6.1 Gambaran Inovasi Produk ... ... . 195

4.6.2 Gambaran Distribusi ... . 197

4.6.3 Gambaran Pengaruh Inovasi Produk dan Distribusi terhadap Keputusan Pembelian ... ... . 198

4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... ... . 199

4.7.1 Implikasi Temuan Teoritis ... ... . 199

4.7.1.1 Implikasi Teoritis yang Berhubungan dengan Inovasi Produk ... ... . 200

4.7.1.2 Implikasi Teoritis yang Berhubungan dengan Inovasi Distribusi ... ... . 201

4.7.2 Implikasi Temuan Empiris ... ... . 203

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... ... . 207

5.2 Rekomendasi ... ... . 208

DAFTAR PUSTAKA ... ... . 211


(15)

DAFTAR TABEL

No.

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Industri Makanan dan Minuman Tahum 2006-2013 ... 3

1.2 Pertumbuhan Industri Tahun 2009-2011 ... 4

1.3 Industri Makanan dan Minuman Tahum 2009-2011 ... 5

1.4 Industri Makanan Tahun 2011 ... 6

1.5 Produk Industry Makanan ... 9

1.6 Data Omzet Penjualan Keripik PT Maichi Inti Sinergi... ... 10

1.7 Pertimbangan Konsumen dalam memutuskan Membeli Keripik Maicih ... 13

2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Para Ahli ... 54

2.2 Orisinalitas Penelitian ... 59

3.1 Operasional Variabel ... 71

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 78

3. 3 Populasi Konsumen Keripik Maicih Yang Berada Di Beberapa Tempat Di Kota Bandung Dan Sekitarnya ... 79

3.4 Penyebaran Proporsi sampel pada setiap hari untuk Konsumen Keripik Maicih Yang Berada Di Beberapa Tempat Di Kota Bandung Dan Sekitarnya ... 84

3.5 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 87

3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Inovasi Produk dan Distribusi .... 88

3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 90

3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 93

3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi ... 103


(16)

4.1 Produk PT Maicih Inti Sinergi ... 114

No. Tabel Judul Tabel Hal 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 118

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 120

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 121

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pekerjaan ... 123

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 125

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Konsumsi ... 127

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran ... 129

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Level Kepedasan ... 130

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Membeli ... 132

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Keikutsertaan sebagai Follower Twiter dan Facebook ... 133

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 135

4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Merek Keripik Maicih ... 137

4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Keripik Maicih Dibandingkan Keripik yang lain ... 140

4.15 Tanggapan Responden terhadap Kualitas ... 143

4.16 Tanggapan Responden terhadap Merek ... 145

4.17 Tanggapan Responden terhadap Kemasan ... 147

4.18 Tanggapan Responden terhadap Pelabelan ... 150

4.19 Tanggapan Responden terhadap Garansi ... 152

4.20 Rekapitulasi Skor Variabel Inovasi Produk ... 154

4.21 Tanggapan Responden terhadap Saluran Distribusi ... 159

4.22 Tanggapan Responden terhadap Fungsi Distribusi ... 161

4.23 Rekapitulasi Skor Variabel Distribusi ... 163


(17)

4.25 Tanggapan Responden terhadap Pilihan Merek ... 169

4.26 Tanggapan Responden terhadap Pilihan Penyalur ... 170

4.27 Tanggapan Responden terhadap Waktu Pembayaran ... 172

No. Tabel Judul Tabel Hal 4.28 Tanggapan Responden terhadap Metode Pembayaran ... 173

4.29 Rekapitulasi Skor Variabel Keputusan Pembelian ... 175

4.30 One Sampel Kolmoorov-Simirnov Test ... 180

4.31 Uji Kolerasi Sperman’s Rho ... 182

4.32 Model Summary ... 183

4.33 Uji Linearitas ... 184

4.34 Koefisien Regresi ... 186

4.35 Output Anova ... 187

4.36 Output Koefisien Regresi ... 188

4.37 Model Summary Inovasi Produk ... 191


(18)

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar Judul Gambar Hal

2.1 Saluran Pemasaran Konsumen ... 38

2.2 Sistem Distribusi Inovasi PT Maicin Inti Sinergi ... 41

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 45

2.4 Model Lima Tahapan Proses Pembelian Konsumen ... 50

2.5 Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ... 52

2.6 Model Perilaku Konsumen ... 53

2.7 Kerangka Pemikiran ... 64

2.8 Paradigma Penelitian ... 65

4.1 Logo Perusahaan... 110

4.2 Struktur Organisasi PT Maicih Inti Sinergi... 111

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 119

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia... 121

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 122

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 124

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 126

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jangka Waktu Konsumsi.. 128

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Ukuran... 129

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Level Kepedasan... 131

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Membeli... 133

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Follower Twiter dan Facebook... 134

4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi... 136

4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Merek ... 139

4.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Keripik Maicih dibandingkan keripik lain... 141


(19)

4.16 Hasil Kontinum Inovasi Produk... 158

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Judul Gambar Hal 4.17 Hasil Kontinum Distribusi... 165

4.18 Hasil Kontinum Keputusan Pembelian... 177

4.19 Output Kurva Normal Probability-Plot... 179


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pra Penelitian Lampiran 2 dan 3 Kuesioner

Lampiran 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Hasil Regresi Berganda

Lampiran 6 Uji Normalitas Lampiran 7 Uji Linearlitas

Lampiran 8 Tabel Dubrin Watson Lampiran 9 Distribusi T

Lampiran 10 Nilai Rtabel Lampiran 11 Ftabel dan Ttabel

Lampiran 12 Rekapitulasi Bimbingan Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan persaingan diantara berbagai perusahaan menjadi semakin ketat baik pada tingkat domestik maupun pada tingkat internasional. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu memenangkan persaingan di bisnis global. Untuk mencapai hal itu pemasar harus menerapkan konsep pemasaran modern yang berorientasi pasar atau pelanggan karena mereka merupakan ujung tombak keberhasilan pemasaran.

Realitas tersebut pada tatanan aktivitas bisnis telah merubah paradigma aspek pemasaran yang menjadi tolak ukur saat ini tidak hanya 3C (Corporates, Competitors, Customers), tetapi terdapat satu aspek yang secara signifikan harus diperhitungkan yaitu perubahan (Changes). Dengan terjadinya perubahan maka strategi pemasaran tidak hanya berdasarkan pada konsep pemasaran secara konvensional saja tetapi harus bersifat fleksibilitas, serta visibilitas pada strategi pemasaran yang dilakukan pelaku bisnis dengan mempertimbangkan setiap realitas yang terjadi, maupun fenomena mendatang.


(22)

Seiring perkembangan tersebut masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan dalam mengkonsumsi kebutuhannya sehari-hari. Dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan industri semakin tinggi dan kompleks. Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah jenis industri makanan dan minuman. Industri ini mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk ketika krisis perekonomian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri makanan dan minuman dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan yang positif. Walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun-tahun tertentu, namun penurunan tersebut tidak begitu besar. Hal ini terbukti dengan angka pertumbuhan industri makanan dan minuman lima tahun ke belakang. Pada tahun 2009, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 12.0%, 10,0% di tahun 2010, 9,19% di tahun 2011, 10,0% di tahun 2012, dan diperkirakan sekitar 8-10% pada tahun 2013.

Industri makanan dan minuman merupakan industri yang potensial. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengemukakan pertumbuhan industri makanan nasional mencapai 10% di tahun 2010 (www.bisnis.com). Berikut disajikan data pertumbuhan industri makanan dan minuman lima tahun ke belakang pada table 1.1 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman.


(23)

3

TABEL 1.1

PERTUMBUHAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

Tahun Pertumbuhan

2009 12,0%

2010 10,0%

2011 9,19%

2012 10,0%

2013 8-10%

Sumber: GAPMMI, diolah Kememperin 2013

Krisis keuangan Eropa dan Amerika Serikat dinilai tidak akan berdampak besar bagi ekonomi Indonesia. Ada perbedaan antara ekonomi Indonesia dengan Eropa dan Amerika Serikat. Kondisi Amerika Serikat dan Eropa dengan Indonesia berbanding terbalik karena jumlah ekonomi menengah ke atas di Indonesia meningkat, sedangkan di Amerika Serikat dan Eropa menurun. (VIVA news.com). Selain itu, pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada triwulan III 2011 tumbuh 6,5 %. Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan III tahun 2011 yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan meningkat 3,5 % jika dibandingkan triwulan sebelumnya. (Berita Resmi Statistik, BPS No.72/11/Th.XIV.7 November 2011).

Pertumbuhan PDB pada tahun 2011 ini didukung oleh peranan sektor Industri nonmigas yang mengalami pertumbuhan. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan pertumbuhan industri dalam kurun waktu tiga tahun terakhir:


(24)

TABEL 1.2

PERTUMBUHAN INDUSTRI 2009 - 2011 TRIWULAN I

Uraian

Pertumbuhan (persen) 2009 2010 Tw I

(y-o-y) 2010

2011 Tw I (y-o-y) Makanan, Minuman, &

Tembakau

11,22 0,60 2,73 4,01

Tekstil, Barang Kulit, & Alas Kaki

0,60 0,13 1,74 10,39

Barang Kayu & Hasil Hutan (1,38) (2,73) (3,50) (0,40) Kertas & Barang Cetakan 6,34 (0,84) 1,64 4,24 Pupuk, Kimia, & Barang

dari Karet

1,64 4,45 4,67 (0,07)

Semen & Bahan Galian Non Logam

(0,51) 8,03 2,16 4,26

Logam Dasar, Besi dan Baja (4,26) (0,06) 2,56 18,22 Alat Angkut, Mesin, &

Peralatan

(2,87) 10,67 10,35 8,84

Barang Lainnya 3,19 (1,39) 2,98 1,14 Total Industri Non Migas 2,56 4,31 5,09 5,75 Ekonomi 4,58 5,59 6,10 6,46

Sumber : BPS, diolah Kemenperin 2011

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat secara kumulatif, sampai dengan triwulan I/2011 pertumbuhan Industri yang dapat dicapai sebesar 5,75 %. Pertumbuhan ini didukung oleh kinerja beberapa cabang Industri yang semakin membaik. Salah satu sektor Industri yang pertumbuhannya cukup membaik adalah Industri Makanan, Minuman dan Tembakau yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,01 %. Sedangkan untuk Industri Makanan dan Minuman sendiri diperkirakan akan terus tumbuh. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga produk dan volume permintaan yang juga bertambah. Hal tersebut dapat dilihat pada total nilai pasar Industri Makanan dan Minuman yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berikut dapat dilihat total nilai


(25)

5

pasar Industri Makanan dan Minuman di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir:

TABEL 1.3

INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA TAHUN 2009-2011

Tahun 2009 2010 2011

Total Penjualan (Rp triliun)

550 600 660

Sumber : Majalah SWA 01/XXVII/6-9 Januari 2011

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat omset industri makanan dan minuman (mamin) dapat mencapai angka lebih dari 500 triliun dan angka ini terus naik tiap tahunnya dimana kenaikannya mencapai Rp. 50 triliun per tahun. Hal ini membuktikan bahwa industri mamin mempunyai peluang pasar yang sangat besar bagi perusahaan yang ingin masuk dalam industri ini.

Setiap tahun selalu ada ribuan merek mamin baru memasuki pasar. Merek-merek itu bisa jadi merupakan produk baru yang mulai dikembangkan, bisa pula berasal dari produk lama yang direvitalisasi. Salah satu industri mamin yang berpotensi besar untuk terus tumbuh adalah industri makanan. Beberapa jenis makanan bersaing ketat memperbutkan pasar industri makanan. Berikut Tabel 1.4 menunjukan prospek jenis-jenis makanan dalam industri makanan di Indonesia.


(26)

TABEL 1.4

INDUSTRI MAKANAN TAHUN 2012

FOOD Rank

Contribution %

Value Growth %

Tea 13 1,7 9,5

Instant Noodles 1 11,5 7,4

Stock Soup 10 2,1 7,4

Powder Milk 2 9,8 6,1

Snack 9 2,4 6,1

SCM 6 3,6 5,8

Biscuit 3 6,1 5,3

Baby Cereal 20 0,6 3,9 Energy Drink 11 1,9 3,8

Sumber: Nielsen, Food-Indonesia Grocery/September 2012

Berdasarkan Tabel 1.4 terdapat beberapa jenis makanan yang mendominasi industri makanan, diantaranya ialah instant noodles (mie instan) yang memiliki kontribusi sebesar 11,5 % dan powder milk (susu bubuk) dengan kontribusi sebesar 9,8 %. Sedangkan makanan ringan atau snack berkontribusi sebesar 2,4 %. Makanan ringan atau snack masih kalah jauh dengan mie instan dalam industri makanan, tapi jika dilihat dari value growth atau pertumbuhannya, snack memiliki prospek yang cukup bagus. Pertumbuhan snack tidak kalah jauh dari pertumbuhan mie instan. Snack mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 %, sedangkan mie instan berhasil tumbuh sebesar 7,4 %. Dengan total nilai pasar makanan dan minuman yang mencapai lebih dari 600 triliun serta didukung angka pertumbuhan yang besar, snack memiliki prospek yang sangat baik di industri makanan.

Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing, semua kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Selayaknya, masalah ini mendapat perhatian serius dari manajemen perusahaan. Semua kegiatan marketing tanpa didukung dengan produk yang memiliki nilai jual


(27)

7

yang bersaing untuk merebut konsumen, tentu tidak akan dapat melanggengkan eksistensi perusahaan.

Di tengah maraknya persaingan bisnis, khususnya industri makanan dan minuman bukan hal yang mudah bagi pebisnis untuk dapat merebut pasar. Dilihat dari pelayanan terhadap konsumen, para pelanggan sudah dapat memilih produk yang baik untuk dikonsumsi. Para konsumen juga lebih berhati-hati dalam memilih produk konsumsinya agar terhindar dari produk yang tidak layak dikonsumsi. Untuk itu, para produsen khususnya makanan ringan harus lebih memperhatikan kualitas produknya baik dari segi kemasan, rasa, maupun kadar gizinya.

Kelangsungan hidup perusahaan sangat bergantung kepada pelanggan. Salah satu upaya mempertahankan pelanggan adalah melalui pemahaman perilaku konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen secara mendalam, marketer dapat menyusun strategi dan program pemasaran secara tepat untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada secara optimal. Dalam pandangan Ali Hasan (2009, 129), “Perilaku konsumen merupakan respon psikologis yang kompleks, yang muncul dalam bentuk perilaku-tindakan yang khas secara perseorangan yang langsung terlibat dalam usaha memeperoleh dan menggunakan produk, serta menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk, termasuk dalam melakukan pembelian ulang”.

Agar keputusan pembelian konsumen jatuh kepada produk yang ditawarkan perusahaan, manajemen dapat melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan sehingga tetap eksis. Menurut (Ciptono, Fandy dkk,


(28)

2008:395), “Inovasi dapat dilakukan dengan cara memunculkan produk baru, dalam pengertian baru bagi pasar (new to market) atau baru bagi perusahaan (new to the farm). Baru bagi pasar dalam arti belum ada perusahaan yang memproduksi atau memasarkan produk tersebut sebelumnya. Baru bagi perusahaan dalam arti produk tersebut sudah diproduksi atau dipasarkan perusahaan sebelumnya, tetapi perusahaan ini belum memasarkannya”. Kotler (2002:450) menambahkan bahwa inovasi produk merupakan unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau inovasi lainnya.

Pebisnis yang tidak respek terhadap upaya inovasi, dapat dipastikan eksistensinya hanya tinggal menunggu waktu. Kenyataan ini dapat kita cermati di sekitar kita terutama yang bergerak dalam bidang bisnis keripik singkong. Keripik singkong bukan hal baru dikalangan masyarakat Jawa khususnya. Cemilan yang sudah berada sejak nenek moyang secara turun temurun ini, kurang mendapat perhatian serius di negerinya sendiri. Terlebih dengan maraknya cemilan impor yang memiliki gengsi tinggi di kalangan masyarakat modern seperti hotdog, kebab, potato chips, donat, burger, atau pizza. Baru setelah dilakukan upaya inovasi oleh beberapa pebisnis, keripik singkong mulai mendapat apresiasi dari masyarakat secara regional, nasional, bahkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang sudah mulai mengenal cemilan ini.

Dibawah ini terdapat data mengenai produk makanan ringan yang banyak diminati konsumen.


(29)

9

TABLE 1.5

PRODUK INDUSTRI MAKANAN

No. Nama makanan Presentase

1. Potato chip 25%

2. Pizza 22%

3. Keripik Singkong 20%

4. Burger 14%

5. Hotdog 10%

6. Donat 9%

(Sumber: @Icihers, 2013)

Berdasarkan Tabel 1.5 produk industri makanan menunjukkan bahwa keripik singkong merupakan industri makanan yang banyak diminati konsumen, meskipun presentasenya berada di bawah potato chip dan pizza, namun keripik singkong lebih diminati daripada hotdog, burger dan donat. Kondisi ini tentu akan lebih baik, apabila perusahaan keripik singkong melakukan berbagai kreativitas sebagai bentuk inovasi agar produknya lebih diminati konsumen.

Sejalan dengan konsep tersebut, perusahaan PT Maicih Inti Sinergi selalu melakukan berbagai terobosan baru dengan melalukan inovasi terhadap produk keripik singkongnya. Perusahaan sangat terbuka menerima masukan dari para pelanggannya untuk menciptakan rasa yang sesuai dengan selera yang diinginkan konsumen. Tidak heran, pangsa pasar Keripik Maicih sudah merambah ke berbagai kalangan mulai anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua. Sangatlah wajar, apabila perusahaan melakukan inovasi produk sebagai langkah merebut pasar dari para pesaingnya.

Omzet penjualan keripik singkong produksi PT Maicih Inti Sinergi menunjukkan peningkatan yang sangat fantastis pada dua tahun pertama sejak


(30)

pendiriannya sehingga konsumennya merambah ke semua kalangan usia, khususnya remaja hanya dalam hitungan bulan. Memasuki tahun ketiga (2012) dan keempat (2013) omzet penjualan mengalami pluktuasi. Perkembangan omzet penjualan tersebut sebagai berikut:

TABEL 1.6

DATA OMZET PENJUALAN KERIPIK PT MAICIH INTI SINERGI TAHUN 2010- 2012

Bulan Tahun 2010

(Rp)

Tahun 2011 (Rp)

Tahun 2012 (Rp)

Tahun (2013) (Rp)

Januari - 15.000.000,00 949,021,757.00 2.217.600,00 Pebruari - 15.000.000,00 2,155,214,535.00 1.596.300,00 Maret - 30.000.000,00 2,782,706,515.00 1.781.100,00 April - 220.000.000,00 1,745,925,812.00 1.670.600,00 Mei - 1.000.000.000,00 1,665,294,903.00 2.213.000,00 Juni 5.000.000,00 4.000.000.000,00 1,983,896,481.00 1.152.200,00

Juli 7.000.000,00 4.000.000.000,00 2,214,726,852.00 - Agustus 10.000.000,00 4.000.000.000,00 1,555,822,587.00 - September 11.000.000,00 4.000.000.000,00 1,521,511,315.00 - Oktober 15.000.000,00 4.000.000.000,00 1,721,031,854.00 - Nopember 15.000.000,00 4.000.000.000,00 1,371,715,901.00 - Desember 15.000.000,00 4.000.000.000,00 1,668,833,601.00 -

Rata-rata 11,142,857.14 2,440,000,000.00 1,777,975,176.08 1.771.800,00 Sumber: PT Maicih Inti Sinergi 2013

Melihat data dari Tabel 1.6 tentang omzet penjualan Keripik Maicih tahun 2010 s.d Semester 1 2013. Perkembangan omzet penjualan tampak meningkat sejak dimulainya produksi pada bulan Juni 2010 (lima juta rupiah), hingga sampai bulan Juni 2011(empat miliar rupiah). Keadaan ini stabil hingga akhir tahun 2011. Pada awal tahun 2012 omzet penjualan menurun secara drastis hingga menyentuh angka di bawah 1 miliar. Pada bulan Februari 2012 omzet kembali naik dan mengalami naik turun hingga semester 1 2013. Secara umum rata-rata omzet per tahun mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan penurunan pada tahun 2012 dan 2013.


(31)

11

Dengan menurunnya omzet pada dua tahun terakhir (2012-2013), perusahaan keripik PT Maicih Inti Sinergi dengan sendirinya tergeser oleh para pesaingnya. Sebagaimana data yang dikutip Prasetiyo, dalam journal berjudul Peluang Bisnis Keripik Singkong Pedas (April, 2012), bahwa “omzet penjualan Keripik Maicih hingga akhir bulan Desember 2011 perbulannya mencapai Rp 4 miliar, Karuhun Rp 3 miliar, Kribo asal Bekasi yang mulai masuk pasar Oktober 2011 lalu mencapai puluhan juta rupiah”. Merujuk kepada data tersebut, Keripik Maicih pada tahun 2012 posisinya tergeser oleh keripik singkong Karuhun.

Penurunan omzet penjualan tahun 2012 dibandingkan dengan 2010 dan 2011, dan pluktuasinya omzet penjualan pada tahun 2012-2013, mengakibatkan perusahaan tidak dapat mengungguli pesaingnya. Realitas ini menjadi masalah yang serius bagi perusahaan dan sangat menarik untuk dilakukan penelitian.

Secara teoritis, tingkat keberhasilan yang dicapai perusahaan tidak akan terlepas dari kepiawaian perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran yang meliputi penentuan produk yang akan dijual dengan memperhatikan kebutuhan konsumen, penentuan harga yang sebanding dengan nilai yang ditawarkan, pendistribusian produk ke pasaran, dan strategi mengomunikasikan produk kepada masyarakat. Dua unsur utama yang menjadi pusat perhatian manajemen PT Maicih Inti Sinergi dalam meningkatkan keberhasilan perusahaannya, yakni melakukan inovasi produk dan system distribusi.

Untuk itu, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengapa cemilan keripik singkong ini mengalami penurunan omzet dan pluktuatifnya omzet pada tahun terakhir. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran secara


(32)

lebih riil tentang bentuk inovasi produk dan distribusi yang dilakukan pebisnis keripik singkong PT Maicih Inti Sinergi. Disamping itu, peneliti ingin mengetahui seberapa besar inovasi tersebut mempengaruhi keputusan pembelian konsumennya.

Sebagai upaya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam rangka meningkatkan omzet penjualan, PT Maicih Inti Sinergi tidak hanya melakukan inovasi terhadap keripik singkong, tetapi juga menambah varian produknya berupa basreng, gurilem, seblak, dan seblak keju. Empat bulan setelah keripik singkong dipasarkan, tepatnya bulan Oktober 2010, panganan tradisional basreng (baso tahu goreng) dengan hahan dasarnya baso ikan mulai dipasarkan. Pada bulan Maret 2011 menyusul varian produk yang dinamakan gurilem. Ketika louncing pertamanya di Braga Café dan Craft Bandung taggal 18 Maret 2011 diwarnai antrian Ichihers sepanjang 1,5 km. Varian produk berikutnya adalah seblak. Panganan tradisional berbahan kerupuk diluncurkan pada 7 Mei 2011 di hotel Majahouse Bandung. Sejalan dengan rencana “go international”, PT Maicih mencari varian produk baru yang sekiranya diterima masyarakat di luar Indonesia, maka munculah seblak keju yang diluncurkan bulan Februari 2012 (Nurhilman, 2012: 216-225).

Selain melakukan sentuhan inovasi dan menambah varian produk, manajemen PT Maicih Inti Sinergi juga melakukan inovasi distribusi yang semula bergantung kepada system “jendral”, kini dikembangkan pula system “reseller” untuk lebih mempercepat dan memperluas pendistribusian produk. Kegiatan lain sebagai upaya promosi dilakukan dengan cara mengisi kegiatan dalam berbagai


(33)

13

seminar bisnis sebagai nara sumber, talk show di beberapa stasiun televisi swasta nasional, dan lain-lain. Namun dalam realitasnya, upaya-upaya tersebut masih belum mampu meningkatkan omzet secara signifikan yang pada tahun terakhir ini cenderung menurun dibanding dua tahun sebelumnya.

Dalam penelitian pendahuluan yang dilakukan terhadap 157 konsumen keripik singkong di kota Bandung, diketahui bahwa yang menjadi pertimbangan mereka ketika memilih keripik singkong adalah sebagai berikut:

TABEL 1.7

PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM MEMUTUSKAN PEMBELIAN KERIPIK MAICIH

PT MAICIH INTI SINERGI

No. Pertimbangan Konsumen dalam Memilih Keripik Jumlah Pemilih

1. Kualitas Rasa dan Kerenyahan 90 Orang 2. Label menjelaskan bahan dan kehalalan 36 Orang 3. Kemasan menarik dan mudah dibuka 21 Orang 4. Mereknya yang khas 18 Orang 5. Ada garansi bila produk cacat 6 Orang 6. Mudah didapat 5 Orang

Jumlah 157 Orang

Sumber: Prapenelitian 2013

Berdasarkan Tabel 1.7 di atas, diketahui bahwa jumlah konsumen yang memutuskan pembeliannya dengan mempertimbangkan unsur kualitas sebanyak 90 orang (57%), pelabelan sebanyak 36 orang (23%), pengemasan sebanyak 21 orang (12%), merek sebanyak 18 orang (11%), garansi sebanyak 6 orang (4%),dan layanan sebanyak 5 orang (3%). Dengan demikian, unsur kualitas produk paling banyak diperhatikan konsumen dalam memutuskan pembelian, disusul pelabelan, kemasan, merek, garansi, dan layanan.


(34)

Mencermati konsep teoritis dan praktis dihubungkan dengan realitas di lapangan tentang hubungan inovasi produk dengan omzet penjualan, serta menurunnya kemampuan perusahaan menguasai pasar keripik singkong, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Inovasi Produk dan Distribusi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Survei terhadap konsumen keripik Singkong Maicih Inti Sinergi di kota bandung)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di muka, fenomena persaingan industri makanan ringan secara langsung berimbas kepada perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar produknya dibeli pelanggan. Pesaing tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Cemilan impor seperti hotdog, kebab, potatot chips, donat, dan pizza merupakan cemilan yang memiliki gengsi tinggi di kalangan masyarakat modern. Oleh karena itu, perusahaan cemilan dalam negeri seperti keripik singkong harus berupaya keras agar mendapat tempat di negrinya sendiri.

Pelaku bisnis industri makanan ringan seperti keripik singkong membutuhkan strategi untuk mempengaruhi keputusan konsumen agar produknya menjadi pilihan mereka.Salah satu strategi yang dapat diterapkan manajemen perusahaan adalah dengan melakukan inovasi, baik terhadap produk maupun sistem distribusi.

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka tema sentral penelitian sebagai berikut:


(35)

15

Di tengah persaingan industri makanan ringan saat ini, banyak perusahaan yang selalu melakukan berbagai upaya mempertahankan eksistensinya. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Maicih Inti Sinergi yang bergerak di bidang produk makanan ringan keripik singkong. Meskipun pada dua tahun pertama berdirinya perusahaan mengalami kemajuan yang cukup pesat, namun memasuki tahun ketiga (2012) mengalami penurunan yang cukup drastis. Tidak menutup kemungkinan kondisi ini akan terus memburuk apabila perusahaan tidak melakukan berbagai upaya. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan perusahaan ini, khususnya dengan melakukan inovasi produk yang meliputi kualitas, merek, pengemasan, dan pelabelan. Sedangkan inovasi distribusi difokuskan kepada sistem saluran serta fungsi saluran itu sendiri. Sejauh mana inovasi yang dilakukan perusahaan ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, maka perlu dilakukan penelitian. Dengan demikian, hasil penelitian dapat dijadikan solusi bagi perusahaan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapainya.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan inovasi produk dan distribusi yang dilakukan oleh PT Maicih Inti Sinergi.

2. Bagaimana gambaran tingkat Keputusan Pembelian Konsumen terhadap produk PT Maicih Sinergi.


(36)

3. Bagaimana pengaruh inovasi produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen keripik singkong PT Maicih Inti Sinergi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Untuk mengetahui gambaran inovasi produk dan sistem distribusi hasil inovasi yang dilakukan oleh PT Maicih Inti Sinergi.

2. Untuk Mengetahui gambaran tingkat Keputusan Pembelian Konsumen PT Maicih Inti Sinergi.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inovasi produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen keripik singkong PT Maicih Inti Sinergi.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pengaruh inovasi produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen, sehingga


(37)

17

diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori pemasaran.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis yaitu untuk memberikan masukan kepada PT. Maicih Inti Sinergi untuk dijadikan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan inovasi produk dan distribusi terhadap upaya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai inovasi produk dan distribusi terhadap upaya mempengaruhi keputusan pembelian konsumen mengingat masih banyak yang belum terungkap dalam penelitian ini.


(38)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh inovasi produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen. Objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah inovasi produk yang terdiri dari Kualitas, Merek, Pengemasan, Pelabelan, dan Kemasan serta Distribusi terdiri dari Saluran Distribusi dan fungsi Distribusi, sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah keputusan pembelian.

Penelitian ini dilakukan terhadap para konsumen keripik Maicih yang berada di beberapa tempat di Kota Bandung.

Dari ketiga objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh inovasi produk dan distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen keripik singkong Maicih di Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah cross sectionalmethod. Menurut Husein Umar (2008:45), pendekatan cross sectional adalah “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot atau cross sectional. (Maholtra 2009:101)


(39)

68

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan jenis variabel yang diteliti maka penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers Travens dalam Husein Umar (2008:21) ”Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh inovasi produk yang terdiri dari Kualitas, Merek, Pengemasan, Pelabelan, dan garansi serta distribusi yang terdiri dari Saluran Distribusi dan fungsi Distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen.

Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Maholtra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara variable independen dengan dependen”. Jadi, penelitian verifikatif dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh inovasi produk yang terdiri dari Kualitas, Merek, Pengemasan, Pelabelan, dan Garansi serta distribusi yang terdiri dari Saluran Distribusi dan fungsi Distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:


(40)

Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peniliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan dari penelitian adalah jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra 2009:98).

Menurut David A.Aaker (2004:762) metode survei adalah, “a method of data collection, such as a telephone or personal interview, a mail survey or any combination thereof”. Metode pengumpulan data, seperti melalui telepon atau wawancara, survey melalui surat atau kombinasi diantaranya. Sedangkan menurut Maholtra (2009:194) “metode survey adalah koesioner berstruktur yang diberikan pada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang spesifik.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.


(41)

70

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat yaitu:

Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada unit tes.

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian.

Dalam suatu Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi inovasi produk (X1) yang terdiri dari Kualitas , Merek ,Pengemasan, dan Pelabelan, serta distribusi (X2) yang terdiri dari Saluran Distribusi dan fungsi Distribusi dengan keputusan pembelian konsumen(Y). Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:


(42)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala No.

Item

Inovasi Produk (X1)

`“An innovation strategy is not a financial plan in the business strategy and innovation strategy are closely linked and in some business, the innovation strategy is embedded within the business

strategy”. Cooper (2009:3)

 Kualitas

1.Terpenuhinya Inovasi kerenyahaan produk baru sesuai keinginan konsumen 2. Terpenuhnya Inovasi kepedasan produk baru sesuai kebutuhan

konsumen 3.Terpenuhinya Inovasi kepuasan konsumen terhadap nilai produk baru.  Merek

1. Logo merek produk baru menunjukkan identitas produk. 2. Logo merek produk baru menunjukkan identitas produk 3. Merek produk baru membangun kualitas pencitraan produk.

4. Merek produk baru membangun pencitraan prestise konsumen.

Tingkat Inovasi kerenyahan produk baru sesuai keinginan konsumen.

Tingkat pilihan Inovasi kepedasan produk baru sesuai kebutuhan konsumen. Tingkat Inovasi kesesuaian nilai produk baru dengan harapan konsumen. Tingkat kemampuan logo merek produk baru Maicih sebagai pembeda dari produk pesaing. Tingkat kemampuan logo merek produk baru Maicih sebagai pembeda dengan produk pesaing. Tingkat kemampuan merek produk baru Maicih dalam meyakinkan konsumen atas kualitas produk. Tingkat kemampuan merek produk baru Maicih memberikan prestise/kebanggan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5 6 7


(43)

72

kepada konsumen.  Pengemasan

1.Kemasan baru alumunium foil melindungi keutuhan fisik produk.

2. Kemasan baru alumunium foil memiliki daya tahan terhadap benturan. 3. Variasi kemasan baru alumunium foil menjadikan

penampilan produk lebih menarik. 4. Kombinasi warna baru alumunium foil kemasan menjadi daya tarik produk.

5.Kemasan produk baru alumunium foil mudah dibuka.

Tingkat kemampuan kemasan baru

“alumunium foil” melindungi keutuhan fisik produk.

Tingkat ketahanan bahan kemasan baru

“alumunium foil” terhadadap benturan Tingkat variasi kemasan baru ”alumunium foil” sebagai daya tarik produk. Tingkat kemampuan kombinasi warna kemasan baru “alumunium foil” menciptakan daya tarik produk. Tingkat kemudahan konsumen dalam membuka kemasan baru “alumunium

foil”. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 8 9 10 11 12

 Pelabelan

1. Label baru alumunium foil menjelaskaan Informasi

kandungan bahan produk.

2. Label baru alumunium foil menjelaskan halal tidaknya produk dikonsumsi

Tingkat kejelasan label baru alumunium foil menginformasikan kandungan bahan produk.

Tingkat kejelasan label baru alumunium foil dalam

menginformasikan halal/tidaknya produk Ordinal Ordinal 13 14


(44)

Distribusi Produk (X2) Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi Kotler dan Keller (2009:106)

3. Label baru alumunium foil menjelaskan tenggat waktu layak konsumsi. 4.Label baru alumunium foil menunjukkan kelas produk  Garansi

1. Melayani Tukar Produk atas produk yang rusak.

2. Melayani ganti uang atas produk yang rusak  Saluran

Distribusi 1. Dengan saluran

distribusi“system

reseller”, penyaluran produk Maicih semakin luas

2. Dengan saluran distribusi baru

“system

reseller”, produk Maicih mudah didapat.  Fungsi Distribusi 1. Information Sistem distribusi “reseller” lebih informatif.

untuk dikonsumsi. Tingkat kejelasan label baru alumunium foil menginformasikan tenggat waktu kelayakan produk dikonsumsi. Tingkat kejelasan label baru menginformasikan kelas atau level Kepedasan produk. Tingkat pelayanan produk baru yang cacat dengan tukar produk.

Tingkat pelayanan produk baru yang cacat dengan uang kembali

Tingkat efektivitas saluran distribusi , “ system reseller”, dalam penyebaran produk Maicih..

Tingkat kemudahan konsumen

mendapatkan produk Maicih dengan system reseller”. Tingkat kemampuan sistem distribusi “reseller” menginformasikan produk. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 15 16 17 18 19 20 21


(45)

74 2. Promotion Sistem distribusi “reseller” lebih persuasif. 3. Payment Sistem distribusi “reseller” lebih memudahkan pembayaran tagihan. Tingkat kemampuan sistem distribusi

“reseller” dalam mempengaruhi konsumen.

Tingkat pelayanan system distribusi

“reseller” dalam memfasilitasi pembayaran tagihan konsumen. Ordinal Ordinal 22 23 Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah tahap proses

keputusan di mana

konsumen secara aktual melakukan pembelian produk Kotler & Amstrong (2009:227)

 Pilihan produk 1.Pertimbangan kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian. 2.Pertimbangan kemaan produk mempengaruhi keputusan pembelian 3.Pertimbangan kebutuhan produk mempengaruhi keputusan pembelian

 Pilihan Merek 1.Pertimbangan ketertarikan merek mempengaruhi keputusan pembelian Tingkat pertimbangan pembelian berdasarkan kualitas produk (kerenyahan, Keripik) Tingkat pertimbangan pembelian berdasarkan kemasan produk Tingkat pertimbangan pembelian sesuai kebutuhan akan makanan ringan/snack Tingkat pertimbangan pembelian berdasarkan ketertarikan terhadap merek. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 24 25 26 27


(46)

2. Pertimbangan kepercayaan terhadap merek mempengaruhi keputusan pembelian 3. Pertimbanga n popularitas merek mempengaru hi keputusan pembelian  Pilihan penyalur

1.Pertimbangan penyalur

mempengaruhi keputusan pembelian  Pilihan waktu

pembelian 1.Pertimbangan waktu dalam mempengaruhi keputusan Pembelian  Metode pembayaran 1.Pertimbangan cara pembayaran dalam mempengaruhi keputusan pembelian Tingkat pertimbangan pembelian berdasarkan kepercayaan terhadap merek Tingkat Pertimbangan pembelian berdasarkan popularitas merek Tingkat pertimbangan penyalur dalam mempengaruhi keputusan pembelian Tingkat pertimbangan waktu sesuai

kebutuhan dalam mempengaruhi keputusan pembelian Tingkat Kemudahan cara pembayaran dalam melakukan keputusan pembelian Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 28 29 30 31 32


(47)

76

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Riduwan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.

Menurut Ruth McNeil (2005:56) data primer memiliki ciri:

1. Pengumpulan informasi langsung dari responden menggunakan metodologi yang sesuai

2. Ditugaskan secara langsung oleh peneliti. Sedangkan implikasinya:

a. Customized. Data disesuaikan dengan kebutuhan peneliti

b. Syndicated. Data diperoleh peneliti dengan melibatkan data penelitian terdahulu

c. Omnibus. Data diperoleh dari sebuah lembaga penelitian dalam kurun waktu tertentu.

3. Data diperoleh langsung dari objek penelitian, akan tetapi tidak dipublikasikan.

Sedangkan data sekunder memiliki ciri-ciri:

1. Sumber data diterbitkan atau diakses oleh pihak lain (publik, swasta, pemerintah, perusahaan)

2. Tidak ada informasi langsung dari responden yang bersangkutan

3. Sumber data diperoleh dari media seperti internet, kecuali web resmi perusahaan.


(48)

Maholtra (2009:120-121) mengungkapkan definisi-definisi data primer dan sekunder, antara lain:

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada konsumen Keripik Maicih di Kota Bandung.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan maksud bukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

c. Untuk penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada pelanggan Keripik Maicih di KonsumenMaicih Bandung sebagai Responden. Sedangkan sumber data sekunder diantaranya diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, internet dan sumber informasi lainnya. Lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut ini.


(49)

78

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Kategori Data

Tingkat pertumbuhan industri Makanan dan

Minuman 2009

Sumber: GAPMMI, diolah Kememperin dan dari beberapa sumber di internet dan majalah

Sekunder

Pertumbuhan Industri 2009-2011 Triwulan 1

BPS, diolah kemenperin Sekunder

Tingkat Pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia

2009-2011

Majalah SWA 01/XXVII/6-9 Januari 2011 Sekunder

Industri Makanan Indonesia

Nielsen, Food Indonesia Grocery/September 2012

Sekunder

Produk Industri Makanan Konsumen Sekunder Data Omzet Penjualan

Keripik PT Maicih Inti Sinergi

Sumber : PT Maicih Inti Sinergi Sekunder

ImplementasiInovasi Keripik Maicih pada Tahun

2007-2011

Sumber: diolah dari beberapa sumber di majalah dan internet

Sekunder

Pertimbangan Konsumen dalam memutuskan pembelian keripik Maicih

Sinergi.

Konsumen Sekunder

Tanggapan Konsumen tentang Inovasi Produk

Konsumen Primer

Tanggapan Konsumen tentang Distribusi

Konsumen Primer

Tanggapan Konsumen tentang Keputusan

Pembelian

Konsumen Primer

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013

3.2.4 Populasi, Sampel dan Tekhnik Sampling

3.2.4.1 Populasi

Dalam mengumpulkan data dan menganalisis suatu data, langkah yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi merupakan sekelompok objek yang yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut


(50)

Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Husein Umar (2008:137) “Populasi adalah kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel”.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah konsumen keripik singkong Maicih yang berada di beberapa pengecer di Kota Bandung dan sekitarnya dengan jumlah rata-rata 246 orang per minggu (hasil pra penelitian Maret 2013). Jumlah tersebut diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut:

TABEL 3.3

POPULASI KONSUMEN KERIPIK MAICIH YANG BERADA DI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA BANDUNG PADA TANGGAL 11-17 MARET 2013

No. Hari Tempat Ritel Jumlah

pembeli

Total Pembeli

1. Senin

Gasibu 8

27 Jl. Riau 6

Dipatiukur 5 Borma Setiabudhi 4 Outlet Husain 4

2 Selasa

Gasibu 8

31 Jl. Riau 7

Dipatiukur 5 Borma Setiabudhi 5 Outlet Husain 6

3. Rabu

Gasibu 10

28 Jl. Riau 5

Dipatiukur 7 Borma Setiabudhi 3 Outlet Husain 3


(51)

80

Sumber: Pra Penelitian 2013

3.2.4.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Salah satu syarat dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:

No. Hari Tempat Ritel Jumlah

pembeli

Total Pembeli

4. Kamis

Gasibu 7

29

Jl. Riau 9 Dipatiukur 4 Borma Setiabudhi 6 Outlet Husain 3

5. Jumat

Gasibu 9

32 Jl. Riau 8

Dipatiukur 6 Borma Setiabudhi 5 Outlet Husain 4

6. Sabtu

Gasibu 17

55 Jl. Riau 14

Dipatiukur 9 Borma Setiabudhi 7 Outlet Husain 8

7. Minggu

Gasibu 10

44 Jl. Riau 12

Dipatiukur 10 Borma Setiabudhi 7

Outlet Husain 5


(52)

1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia.

Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Seperti pendapat Sugiyono (2012:81), yang

menyatakan bahwa :

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:


(53)

82

2

1 Ne

N n

 

Keterangan:

n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir

(e0,1)

Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

N = 246 e = 0.1

Maka : n = 246 1 + 246.0,12 n = 246 3,46

n = 71,0982= 71 (hasil pembulatan)

Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 71 orang.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2012:81), bahwa: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111), menambahkan bahwa teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh


(54)

sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling, yakni teknik penentuan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

1. Menentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah konsumen yang membeli Keripik Maicih di Kota Bandung.

2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point (

)

pembulatan 3 check point, antara lain Gerai Gentayangan Gazibu, Outlet Husein Sastranegara, dan Borma Setiabudhi di Kota Bandung.

3. Menentukan waktu yang digunakan untuk menentukan sampling yaitu pada peneliti adalah pukul 15.00 – 20.00 (rentang waktu kepadatan pengunjung Konsumen Keripik Maicih di Kota Bandung).

4. Penyebaran angket dilakukan pada hari Senin-Minggu pada checkpoint. 5. Melakukan wawancara melalui social media ; facebook dan twitter dan

berhadapan langsung dengan para responden.

6. Menentukan jumlah sampel pada Konsumen keripik Maicih di Kota Bandung yang akan mengisi angket, untuk menghitung jumlah sampel yang digunakan, maka dilakukan perhitungan jumlah sampel pada setiap Konsumen keripik Maicih di Kota Bandung seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut


(55)

84

TABEL 3.4

PENYEBARAN PROPORSI SAMPEL PADA SETIAP HARI UNTUK POPULASI KONSUMEN KERIPIK MAICIH YANG BERADA DI BEBERAPA

TEMPAT DI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA

No. Hari Jumlah

pembeli

Sampel Jumlah

1. Senin 27 27/246x71=7,79 8

2. Selasa 31 31/246x71=8,94 9

3. Rabu 28 28/246x71=8,08 8

4. Kamis 29 29/246x71=8,36 8

5. Jumat 32 32/246x71=9,23 9

6. Sabtu 55 55/246x71=15,87 16

7. Minggu 44 44/246x71=12,69 13

Jumlah 246 71

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi:

1. Observasi tidak terstruktur tentang perusahaan seperti melalui majalah bisnis, tabloid tentang marketing dan internet.

2. Wawancara, sebagai cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan langsung dari sumber yang bersangkutan.

3. Angket, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai data primer. Angket yang digunakan dan disebarkan pada responden merupakan angket tertutup yaitu angket dengan item-item pertanyaan angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Dengan menggunakan angket tertutup sebagai teknik pengumpulan data akan mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga dapat menghemat waktu.


(56)

4. Studi Literatur yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah atau jurnal, home page/web site guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Hasil Pengujian Reliabilitas

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Akuratnya data tergantung dari instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu validitas dan reliabilitas.

Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan anatara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:


(57)

86

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥ rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel).

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product for Service Solution) 20 for windows. Besarnya

koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.5 dibawah ini:

 

  )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy

X

Y

2 X


(58)

TABEL 3.5

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2 1

2 r n r t

 

 (Sugiyono 2012:248)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α = 0,05.

2. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapat nilai rtabel sebesar 0,374.


(1)

208 dibandingkan dengan indikator lainnya. Begitu pula pada fungsi informasi saluran

distribusi merupakan indikator yang mendapatkan skor paling tinggi disusul fungsi

pembayaran dan fungsi promosi. Ketiga fungsi ini menunjukkan bahwa saluran

distribusi yang dikembangkan mampu menjalankan fungsinya sehingga

mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Inovasi Produk dan Distribusi PT. Maicih Inti Sinergi Bandung dipengaruhi secara

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan tingkat pengaruh yang

cukup tinggi atau cukup kuat. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi

(KD) inovasi produk berpengaruh sebesar 52,6% terhadap keputusan pembelian

dan sisanya 47,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor atau variabel lain diluar variabel

yang diteliti, sedangkan koefisiensi determinasi (KD) distribusi (46%)

mempengaruhi keputusan pembelian dan sisanya 54% dipengaruhi oleh

faktor-faktor atau variabel lain di luar variabel yang diteliti. Dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi inovasi produk dan distribusi maka akan semakin tinggi pula

keputusan pembelian.

5.2 Rekomendasi

Adapun saran untuk meningkatkan keputusan pembelian, pihak perusahaan PT.

Maicih Inti Sinergi Bandung sebaiknya harus terus berusaha melakukan perbaikan dalam

melakukan inovasi produk dan distribusi dengan baik, sehingga tingkat keputusan

pembelian dapat terus meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis

merekomendasian hal-hal berikut:

1. Inovasi Produk merupakan suatu proses untuk mencari dan menarik calon pembeli


(2)

Dria Nugraha Sugianto, 2013

memberikan pengaruh terkecil pada inovasi produk yaitu indikator merek baru

keripik Maicih memberikan kebanggan/Prestise. Oleh karena itu, perusahaan harus

menciptakan merek-merek baru yang dapat memberikan nilai kebanggan/prestise

dan dapat menarik untuk para calon pembeli untuk membeli keripik Maicih di

bandingkan dengan keripik lainnya.

2. Distribusi merupakan suatu proses untuk mendapatkan Konsumen yang dibutuhkan

oleh perusahaan, dalam proses inilah keputusan para pelanggan/pembeli untuk

memutuskan apa akan membeli keripik Maicih atau tidak. Berdasarkan tanggapan

responden indikator hasil inovasi distribusi produk maicih dengan menyalurkan

produk ke ritel memberikan pengaruh terkecil. Oleh karena itu perusahaan harus

selalu memberikan informasi tentang sistem distribusi kepada para

pembeli/pelanggan sehingga mereka mengetahui bahwa perusahaan tidak hanya

menyalurkan produk Maicih melalui ritel gentayangan, tetapi juga melalui

swalayan, toko atau outlet, dan pasar tradisional.

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa inovasi produk dan distribusi

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian dalam suatu perusahaan, dalam

hal ini pemimpin perlu mengetahui hasil penjualan yang dilakukan oleh jendral dan

tim jendral yang menjual atau menawarkan produk maicih di lapangan. Oleh karena

itu, perusahaan perlu mengetahui tingkat keputusan pembelian yang sudah dicapai.

Hal ini diperlukan agar dapat mengetahui apakah jendral dan tim jendral telah

melakukan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Pada

umumnya inovasi produk dan distribusi ini dilakukan antara lain bertujuan untuk


(3)

210 bisa membuat perusahaan bisa tetap bersaing dengan perusahaan lain yang


(4)

Dria Nugraha Sugianto, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. David. 2008. Manajemen Ekuitas Merek. Alih bahasa oleh Aris Ananda. Jakarta: Mitra Utama.

Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Asep, Hermawan, 2006, “Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif”, Jakarta: Grasindo.

Belohlavek, Peter. 2008. Market Cybernetics Unicist Marketing Mix 2nd Edition. London: Blue Eagle Group.

Boonlertvanich, Kawee. 2009. Consumer Buying and Decision Making Behavior of a Digital Camera in Thailand. 27, (3), 1-23. Institute of International Studides, Ramkhamhaeng University, Bangkok, Thailand.

Cravens, D and Piercy, N. 2009. Strategic marketing Nineth Edition. Singapore:McGraw-Hill Companies, inc.

Don Sexton. Marketing 101; How To Use The Most Powerful Ideas In Marketing To Get More Customers And Keep Them. John wiley & sons, Inc.

Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung

Griffin, Ricky W. dan Elbert, Ronald J. 2007. Bisnis. PT Indeks.

Hasan, Ali. 2009. Marketing. Yogyakarta: Medpress (anggota IKAPI).

Husain Umar. 2008, Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Prentice Hall. Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2008. Principles of Marketing. Prentice Hall

Kotler, Philip and Kevin Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, Jakarta: Erlangga

_______________________. 2012. Marketing Management, Edisi 14. England: Pearson Education Limited

Kurtz, David L. 2010. Contmporary Marketing, Canada: Nelson Education, Ltd.

Lundahl, David. 2011. Breakthrough Food Product Innovation. America: TNQ Book and Journal

Nurhilman, Reja.2012. Revolusi Pedas Sang Presiden Maicih. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Priyatno, Dwi.2012. Cara Kilat Belajar SPSS 20. Yogyakarta: CV Andi Offset


(5)

212

Poedjiadi, Anna. 2001. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Riduwan dan Sunarto, 2010. Statistika untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi.

Saladin, Djaslim. 2005. Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran. Bandung: Linda Karya. Schiffman, Leon G. Leslie Lazar Kanuk. 2007. Consumer Behavior; Ninth Edition. Pearson

Prentice Hall.

Sekaran, Uma. 2009. Reserch Methods For-Business. A Skill Building Approach. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, edisi ketiga. Yogyakarta: Andi.

Website

http://www.baratamedia.com/read/2012/12/24/2239/pertumbuhan-industri-makanan-dan-minuman-stagnan-di-angka-8

http://www.kemenperin.go.id/artikel/2783/Pertumbuhan-Industri-2011-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi-

http://archive.bisnis.com/articles/pasar-makanan-and-minuman-diprediksi-tumbuh-10-percent

http://industri.tigaem.net/12/559-Industri-Makanan-Dan-Minuman-Di-Indonesia.html

http://beranda.miti.or.id/?p=624

http://coecoesm.wordpress.com/2011/11/30/pengolahan-produk-dan-pengembangan-produk baru/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html

www.maicih.co.id


(6)

Dria Nugraha Sugianto, 2013

Majalah

Majalah SWA 01/XXVII/6-9 Januari 2011