Post 4e9124c32d4c964d

(1)

ANGKATAN 2007

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SRI SUMIYATI

NIM : 12107048

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2010


(2)

ii

http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :[email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama

: Sri Sumiyati

NIM

: 12107048

Jurusan

: Tarbiyah

Program studi

: Pendidikan Agama Islam

Judul

: INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET

SEBAGAI SUMBE BELAJAR PENGARUHNYA

TERHADAP

PRESTASI

AKADEMIK

MAHASISWA

PAI

STAIN

SALATIGA

ANGKATAN 2007

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 21 Januari 2010

Pembimbing

Drs. Djoko sutopo

NIP. 19560603 198703 1 002


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudari : Sri Sumiyati dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107048

yang berjudul:

Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa

telah dimunaqosahkan

dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri

Salatiga, pada hari Sabtu, tanggal 13 Maret 2010, dan telah di terima sebagian dari

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Salatiga, 13 Maret 2010

26 Rabiul Awal 1431H

Panitia Ujian

Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Dr. Imam Sutomo, M. Ag

Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag

NIP. 19580827 198303 1 002

NIP. 19660215 199103 1 001

Penguji I

Penguji II

Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd.

Yedi Efriadi, M.Ag.

NIP. 19670112 199203 1 005

NIP. 19720721 200112 1 002

Pembimbing

Drs. Djoko Sutopo


(4)

iv

Jl. Tentara Pelajar 2 Telp. (0298) 32370 Fax. (0298) 323433, 323433 Salatiga 50712 http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :[email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN





Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Sri Sumiyati

NIM

: 12107048

Jurusan

: Tarbiyah

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang

lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 21 Januari 2010

Yang menyatakan,

Sri Sumiyati

NIM

12107048


(5)

v





“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan”

Hidup adalah “pilihan” yang artinya sebuah aktifitas yang

dihadapkan pada prilaku memilih

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ayahanda (Hadi Suparman) dan ibunda

(Giyanti)

yang telah membesarkan dan

membimbing

terimakasih atas Do’anya,

dan

saya hanya bisa ucapkan :

Adinda

(

Novi, Siti dan Ahmad

) yang telah

meberikan motivasi, serta curahan kasih

sayangnya.

Seseorang yang setia menunggu ku, buat

Mas

Husni Mubarrok

terima kasih atas kasih

sayangnya serta motivasinya.

Semua

teman

PAI Transfer angkatan 2007

yang telah memberikan dukungan dan

semangat serta motivasi, saya ucapkan

terimakasih.


(6)

vi

Puji syukur selalau saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayahnya pada penulis,

sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halanagan

apapun. Sholawat serta salam semoga selalau terlimpahkan kepada suri

tauladan kita, uswah kita, Nabi Muhammad SAW yang telah

menyelamatkan kita dari zaman kekafiran menuju zaman yang penuh

kedamaian yaitu diinul islam.

Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai

pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah.

Adapun judul skripsi ini adalah

Intensitas Penggunaan Internet sebagai

Sumber Belajar Pengaruhnya Terhadap Prestasi Mahasiswa

studi kasus

pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materiil.

Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1.

Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

2.

Fatchurrohman, M.Pd selaku ketua progdi PAI STAIN Salatiga yang

telah merestui penulisan skripsi ini.


(7)

vii

telah memberikan layanan serta bantuan pada saya.

5.

Semua teman-teman PAI transfer angkatan 2007

6.

Perpustakaan STAIN Salatiga beserta karyawan-karyawan yang telah

membantu saya meminjamkan buku.

7.

Teman-teman KKN di kecamatan Sawangan.

8.

Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga

dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan

kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik

yang bersifat membangun sebagai perbaikan dalam penulisan mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya demikemajuan ilmu pengetahuan di

masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin.

Salatiga, 21 Januari 2010


(8)

viii

Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa PAI STAIN Salatiga Angkatan 2007. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Drs. Djoko Sutopo.

Kata kunci: Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar.

Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka

keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan

oleh factor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan

mahasiswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus,

sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan

keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat

mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan

dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Penelitian ini

merupakan upaya untuk mengembangkan bagaimana intensitas penggunaan

internet sebagai sumber belajar, bagaimana prestasi akademik mahasiswa,

bagaimana dampak penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi

akademik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan

pendekatan kuantitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif,

karena metode ini dianggap tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk

menggambarkan kondisi factual penyelenggaraan pendidikan atau hal-hal lain

yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Sedangkan pengumpulan data di

lakukan dengan angket, observasi, dan kajian kepustakaan. Sempel sebanyak 22

responden dari 219 mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007. Analisis

datanya menggunakan dua pendekatan yaitu analisis personal dan analisis

korelasi.

Berdasarkan analisis data, dapat disimpulakan sebagai berikut,Bahwa

intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN

Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Kategori tinggi

sebesar 31.81% kategori sedang sebesar 40.90%dan kategori rendah sebesar

27.27%. Bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori

yaitu kategori B, C dan D. Kategori B terdapat 27.27%, kategori C terdapat 50%

dan kategori D terdapat 22.72%. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa

prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga adalah kategori C. Berdasarkan

analisis lanjut untuk mencari jawaban dari hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh positif antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar

dengan prestasi belajar. Penulis mendapatkan kesimpulan bahwa hipotesis

tersebut dapat diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan

korelasi product moment yaitu hasil r

xy

adalah 0.615.


(9)

ix

HALAMAN JUDUL………

...

…..

i

PERSETUJUAN P

EMBIMBING………

ii

PENGESAHAN KELULUSAN

………

..

iii

PERNTATAAN K

EASLIAN TULISAN……….

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

………

v

KATA

PENAGNTAR………..

vi

ABSTRAK………

viii

DAFTAR ISI……….…………

ix

DAFTAR TABEL……….

xii

DAFTAR LAMPIRAN………

xi

BAB I : PENDAHULUAN

A.

Latar B

elakang Masalah………..

1

B.

R

umusan Masalah………..

5

C.

Tujuan

Penelitian………

5

D.

Hipotesis Penelitian………

6

E.

Kegunaan

Penelitian………..…………

6

F.

Definisi

Operasional………..

7

G.

Metode P

enelitian……….

15

1.

Lokasi dan Waktu penelitian

………

15


(10)

x

ulisan Skripsi………

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A.

Internet sebagai Sumber Belajar

………

23

1.

Pengertian Internet

………

. 23

2.

Internet dalam

Kegiatan Belajar ……….

. 25

3.

Pengertian Sumber Belajar………...

………

29

B.

Teori-

teori Belajar………

32

1.

Pengertian Belajar

……….

32

2.

Prinsip-

prinsip Belajar………

38

3.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi Belajar………

40

C.

Prestasi Belajar (Akademik

) ………..

46

1.

Pengertian Prestasi Belajar (Akadem………

46

2.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

(Akademik)

………..

50

3.

Fungsi Prestasi

Belajar (Akademik)……….

51

D.

Hubungan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar

dengan prestasi ak

ademik mahasiswa………. 52


(11)

xi

1.

Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga ………

.

55

2.

Letak Geografis……….………

62

3.

Organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

………...………

63

4.

Jumlah Mahasiswa

……….

64

5.

Jurusan

dan Program Studi………

65

6.

Sarana dan Prasarana……….. 6

6

7.

Fasilitas Internet

……….

67

B.

Penyajian Data……..………

70

1.

Daftar Nama Respo

nden………

70

2.

Data Hasil Angket tentang Intensitas penggunaan Internet sebagai

sumber belajar

……….

71

3.

Data tentang

Prestasi Akademik………

72

BAB IV : ANALISIS DATA

A.

Analisis

Pendahuluan………

73

B.

Analisis

uji Hipotesis………

……..………….

81

BAB V : PENUTUP

A.

Kesimpulan………

86

B.

Saran-

saran………

87


(12)

xii

………

Tabel III Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Mahasiswa

PAI STAIN

Salatiga………

71

Tabel IV Daftar Skor Tentang Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber

Belajar

………...

... 73

Tabel V

Klasifikasi Nilai Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber

Belajar………...

.. 75

Tabel VI Perbandingan Frekuensi Nominasi Nilai Intensitas Penggunaan

Internet Sebagai Sumber Belajar

………

77

Tabel VII Klasifikasi Nilai Prestasi Belajar Mahasiswa Pai Stain Salatiga... 78

Tabel VIII

Perbandingan Frekuensi Nominasi Nilai Prestasi……...

... 80

Tabel IX Tabel Kerja Product Moment Pengaruh Penggunaan Internet Sebagai

Sumber Belajar Dan Prestasi

Mahasiswa Pai Stain Salatiga……

.. 81

Tabel X Nilai Product Moment

………

83


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kehidupan manusia. Untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi. Banyak hal yang dapat menjadi faktor terjadinya tujuan pendidikan, termasuk dalam proses pendidikan. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 25).

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Oleh kerena itu, dibutuhkan suatu keaktifan pada diri individu khususnya mahasiswa yang dicetak sebagai agen perubahan dan pembaharuan. Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik.


(14)

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keaktifan mahasiswa dalam menggunakan sumber belajar.

Proses belajar mengajar dapat terjadi di mana saja, di masyarakat, di sekolah, atau di organisasi. Proses belajar memang secara khusus dibahas melalui teknologi instruksional (pembelajaran). Sebagai unit terkacil dalam dunia pendidikan, proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang mendukung atau yang menghambat. Teknologi pendidikan tidak hanya diterapkan untuk belajar formal di sekolah, tetapi dapat diterapkan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar di masyarakat, atau bidang pendidikan luar sekolah. Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya.

Pembaharuan teori belajar melalui pergeseran-pergeseran yang terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan dua hal yang sejalan dan saling memperkuat. Teknologi komputer telah menawarkan peluang-peluang baru dalam proses belajar dan mengajar, baik di ruang kelas, belajar jarak jauh, maupun belajar mandiri. Komputer dapat secara efektif digunakan untuk mengembangkan higher-order thingking skiils yang terdiri dari kemampuan mendefinisikan masalah, menilai suatu informasi, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang relevan (Tam M., 2000 : 2). Perangkat teknologi lainnya yang diharapkan dapat digunakan dalam upaya mengembangkan


(15)

lingkungan belajar yang lebih produktif adalah vidio discs, multimedia, e-mail, dan internet.

Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam komputer tersebut. Sementara itu, internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, peranti lunak. Seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat, membuka peluang yang lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan informasi, sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya sendiri.

Pemanfaatan internet di dunia ini berkembang sangat cepat karena beberapa hal, antara lain: menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari; tersedianya fasilitas jaringan (internet infrastructure) dan koneksi internet (internet connection); tersedianya peranti lunak pembelajaran (management course tools); keterampilan jumlah orang yang mengoperasikan atau menggunakan internet dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan internet tersebut (Soekarwati, 2002 : 2).

Menurut Schenck, belajar akan terjadi lebih optimal bila dilakukan aligment antara teknologi yang digunakan dan pemprosesan informasi di otak (Schenck, www.ciconline.org). Oleh karena itu, untuk menjamin terjadinya pemanfaatan media pembelajaran yang optima,


(16)

perancang pembelajaran bantuan teknologi haruslah secara cermat memperhitungkan lebih dahulu bagaimana proses belajar terjadi pada setiap individu. Pembelajaran berbantu komputer diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan beragam opsi yang mampu menstimulasi untuk menggunakan potensi kognitifnya secara oktimal. Pemanfaatan teknologi atau media pembelajaran yang tidak tepat, hampir pasti tidak akan menghasilkan sebuah lingkungan belajar yang produktif, yang menjamin terjadinya batter learning.

Judul tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji karena dari beberapa mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga menggunakan fasilitas Internet untuk mengakses berbagai Informasi. Dan sebagai bahan untuk mencari referensi untuk pembuatan makalah maupun penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA ANGKATAN 2007”.


(17)

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami masalah yang berkaitan dengan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, sebagai berikut:

1. Bagaimana intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007?

2. Bagaimana prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007?

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini diarahkan pada usaha-usaha untuk mengetahui:

1. Intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salaitga angkatan 2007,

2. Prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007, 3. Adanya hubungan yang positif antara penggunaan internet sebagai

sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.


(18)

D. Hipotesis Penelitian

Sebagai arahan dalam penelitiaan ini, perlu adanya hipotesis agar data yang dikumpulkan relevan. Secara definitif, Sutrisno Hadi memberikan batasan sebagai berikut: “hipotesa adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkanya” (Sutrisno Hadi, 1983 : 63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa. Artinya “semakin tinggi intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar, maka semakin tinggi pula prestasi yang dicapai”.

E. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Memberi gambaran nyata tentang intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.

2. Memberi gambaran nyata tentang prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.


(19)

3. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan teknologi informasi sehingga dapat memperbaiki kemampuan dalam mengajar.

4. Bagi para mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong mahasiswa menjadi lebih kritis dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.

F. Definisi Operasional

1. Internet Sebagai Sumber Belajar

Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam komputer tersebut. Sementara itu internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, dan peranti lunak seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat telah membuka peluang yang lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan dan informasi sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya sendiri.

Menurut Schenck belajar akan terjadi lebih optimal bila dilakukan aligment antara teknologi yang digunakan dan pemprosesan informasi di otak (Schenck, www.ciconline.org). Oleh karena itu, untuk menjamin terjadinya pemanfaatan media pembelajaran yang


(20)

optima, perancang pembelajaran bantuan teknologi haruslah secara cermat memperhitungkan lebih dahulu bagaimana proses belajar terjadi pada setiap individu. Pembelajaran berbantu komputer diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan beragam opsi yang mampu menstimulasi untuk menggunakan potensi kognitifnya secara oktimal. Pemanfaatan teknologi atau media pembelajaran yang tidak tepat hampir pasti tidak akan menghasilkan sebuah lingkungan belajar yang produktif yang menjamin terjadinya batter learning.

Dengan demikian, penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat dipandang sebagai respons mahasiswa yang menekankan pada kemandirian mahasiswa dalam proses belajar. Indikator intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagai variabel X adalah:frekuensi penggunaan, lama penggunaan, materi yang dikaji (akademik / non akademik).

Untuk dapat memaksimalkan dalam penggunaan internet sebagai sumber belajar, maka diperlukan peran serta guru (dosen) yang aktif dalam motivasi dan menumbuhkan semangat belajar mahasiswa, karena dengan adanya motivasi yang baik dari diri mahasiswa dapat dijadikan pendorong terhadap aktivitas belajar dan kemampun daya serap mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik mereka.


(21)

2. Teori Belajar

Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Karena tanpa belajar manusia tidak mendapat pengetahuan yang dibutuhkannya. Dalam proses belajar mengajar guru segagai pendidik harus senantiasa menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan siswanya menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman terhadap isi materi pelajaran yang dipelajari. Proses belajar mengajar ini tidak lain tujuannya adalah agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang dicita-citakan.

Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organisms behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Witting dalam bukunya, Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organisms behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar


(22)

ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman (Muhibbin Syah, 2004 : 90).

Banyak sekali teori belajar, secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu: teori disiplin mental, teori behaviorisme, teori cognitive-gestalt-field.

a) Teori Disiplin Mental

Menurut psikologi daya atau faculty psychology, individu memiliki sejumlah daya-da, yaitu: daya mengenal, mengingat, menganggap, mengkhayal, berfikir, merasakan, berbuat. Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk ulangan-ulangan. Teori lain disiplin mental adalah herbartisme. Seorang psikologi jerman menyebut teori herbart sebagai teori Vostellungen. Vostellungen dapat diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran “vorstellungen may be translate to mean presentation, mental states, or ideas. According to herbartian pschologist, mental states constitute a nonspatial, mental reality that is experienced fisthand and stored in the subconscious mind”. Menurut Jean Jacques Rousseau anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Belajar adalah


(23)

mengusahakan tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.

b) Teori Behaviorisme

Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari satu hubungan antara perangsang jawaban atau stimulus respons. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon sebanyak-banyaknya. Program pengajaran dari sekinner adalah programmed instruction, dengan menggunakan media buku atau mesin pengajaran.

c) Teori Cognitive-Gestalt-Field

Belajar Gestalt menekankan pemahaman atau instight. Dalam belajar siswa harus memahami makna hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Belajar adalah mencari dan mendapatkan pragnanz, menemukan keteraturan, keharmonisan dari sesuatu.

2. Prestasi Akademik Mahasiswa

Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan


(24)

proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran.

Prestasi adalah merupakan hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan (W.J.S Purwadarmito, 2006 :193). Belajar adalah suatu proses dari diri seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2001 : 28). Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penggunaan sumber belajar.

Adapun prestasi akademik mahasiswa dapat dipilih dengan skala sebagai berikut:

a. Skala 85-100 dengan angka 4.0 nilai A b. Skala 70-84 dengan angka 3.0-3.9 nilai B c. Skala 63-69 dengan angka 2.3-2.9 nilai C d. Skala 45-62 dengan angka 1.0-2.2 nilai D

e. Skala 0-44 dengan angka 0.0 nilai E (STAIN Salatiga Press, 2007/2008 : 70-71).


(25)

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa, yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar materi-materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2004 : 132).

Oleh karenanya prestasi mempunyai hubungan dan memiliki keterkaitan terhadap beberapa aspek dan faktor di atas. Maka penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagai salah satu faktor pendekatan belajar diharapkan dapat menunjang keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang diterapkan.

Dalam hal ini, yang penulis maksud dengan prestasi akademik adalah nilai yang dicapai oleh siswa (mahasiswa) dalam belajar yang ditandai dengan adanya kemampuan yang berupa pengetahuan, pemahaman, analisas, sintesis, evaluasi, dan aplikasi (Sardiman, 2007 : 23). Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa dari prestasi mahasiswa sebagai variabel Y adalah:nilai HSS mahasiswa (IP Komulatif).


(26)

Dengan demikian dapat dipahami bahwa baik atau tidaknya prestasi mahasiswa sangat dipengaruhi oleh penerapan dari metode yang dipergunakan oleh dosen di kampus serta penggunaan sumber belajar mahasiswa. Selain itu penggunaan metode atau sumber belajar yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Sehingga menimbulkan minat atau motivasi belajar yang baik dari diri mahasiswa, kemudian dengan adanya motivasi yang baik maka akan melahirkan aktivitas yang baik dan aktivitas belajar yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik.

Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

KORELASI

RESPONDEN

Keterangan:

Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber

Belajar

1. Frekuensi penggunaan 2. Lama penggunaan 3. Materi yang dikaji

a. Akademik b. Non Akademik

Prestasi Akademik Mahasiswa I P Komolatif semester yang sudah ditempuh (nilai yang diambil dari HSS)


(27)

: Korelasi/ saling berhubungan

: Pengambilan data penelitian

Dari bagan diatas dapat dipahami bahwa ada hubungan antara variabel intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar (variabel X) dengan variabel prestasi akademik mahasiswa (variabel Y). Dimana variabel X dapat mempengaruhi variabel Y, dan sebaliknya variabel Y dipengaruhi oleh variabel X. Intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar siswa akan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa PAI. Untuk mengetahui adanya hubungan dan adanya pengaruh antara variabel X dan variabel Y, maka dilakukan penelitian terhadap responden. Dalam hal ini yang menjadi responden adalah mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun tempat atau lokasi yang akan penulis teliti adalah di STAIN Salatiga. Lokasi ini sengaja dipilih dengan alasan bahwa lokasi ini ditemukan adanya permasalahan yaitu berupa penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007, serta penulis berkeyakinan di lokasi ini cukup tersedia berbagai data dan sumber data yang


(28)

diperlukan untuk keperluan penelitian ini. Penelitian ini diagendakan akan memakan waktu 2 (dua) bulan yang yerbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses pengumpulan laporan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian dan sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari padanya (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007 : 250). Adapun yang menjadi populasi dalam dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007 yang berjumlah 219 mahasiswa, sedangkan dalam penelitian jumlah sampel penulis berpedoman pada pendapat suharsimi arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat di ambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari (waktu, tenaga, dana), sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002 : 112).


(29)

TABEL I

JUMLAH POPULASI DAN SAMPEL TERHADAP MAHASISWA PAI ANGKATAN 2007

Populasi Sampel Kls

Laki-laki

Perempuan Jumlah % Laki-laki

Perempuan Jumlah

A 16 19 35 10 2 2 4

B 16 18 34 10 2 2 4

C 10 24 34 10 1 2 3

D 12 22 34 10 1 2 3

E 21 13 34 10 2 1 3

TA 8 15 23 10 1 1 2

T B 10 15 25 10 1 2 3

93 126 219 10 12 22

Berdaraskan data di atas, maka penulis menetapkan sebagai subjek penelitian yaitu 10% dari 219 mahasiswa dengan hitungan 10/100 x 219 = 21,9 mahasiswa dibulatkan menjadi 22 mahasiswa. Jadi, jumlah sampel seluruhnya sebanyak 22 mahasiswa. Dilihat dari penentuan 22 orang


(30)

tersebut dilakukan dengan prinsip random yaitu mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data

a. Angket

Angket atau questionnaire adalah daftar pernyataan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Responden ditentukan berdasarkan sampel (S. Nasution, 1996 : 128). Angket pada umumya meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap. Metode ini digunakan untuk mengolah data tentang intensitas menggunakan internet sebagai sumber belajar.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis (Suharsimi Arikunto, 2002 : 158). Metode ini digunakan untuk menyelidiki hal-hal yang ditunjukkan kepada penguraian dan penjelasan apa yang telah didapat mahasiswa selama mengikuti perkuliahan (prestasi akademik) diambil dari HSS.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yang dimaksudkan untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian yang dilaksanakan, dengan cara mencari konsep-konsep yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.


(31)

Untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian, maka digunakan rujukan seperti buku-buku, serta bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

4. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis mengunakan analisis deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, dengan teknik prosentase untuk mengetahui gejala yang muncul.

a. Analisis Awal

Pada tahap ini digunakan perhitungan awal dari data yang dipisahkan melalui prosentase dan analisis tiap-tiap item.

Rumus:

% 100 × =

N F P

Keterangan : P = Prosentase. F = Frekuensi.

N =Jumlah total sampel.

b. Analisis Lanjutan

Dalam penentuan subjek penelitian, peneliti membagi menjadi dua yaitu: pertama, efektivitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dan kedua, prestasi akademik.


(32)

Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa, maka penulis menggunakan analisis product moment (suharsimi Arokunto, Edisi Revisi VI. 275 : 2007).

Rumus:

N. ∑XY – (∑X) (∑Y)

{(

N.∑X² – (∑X)²

)(

N.∑Y² – (∑Y)²

)}

Keterangan :

r

xy = Koefesien korelasi antara x dan y.

X = Variabel Intensitas penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar

Y = Variabel prestasi Akademik N = Jumlah responden.

X² = Hasil kuadrat variabel x. Y² = Hasil kuadrat variabel y. XY = Produk x-y.

∑ = Jumlah


(33)

H. Sistematika Penulisan

sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum akan dibahas dalam skripsi ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Dari pendahuluan ini terdiri dari delapan sub pokok bahasan, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II. Kajian pustaka

Dalam kajian pustaka mengkaji tentang internet sebagai sumber belajar, teori belajar, prestasi belajar mahasiswa dan hubungan antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber balajar dengan prestasi akademik mahasiswa.

Bab III. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis melaporkan hasil penelitian yang meliputi lokasi, gambaran umum, jurusan dan program, subjek penelitian atau mahasiswa, serta fasilitas internet di kampus STAIN Salatiga serta penyajian data meliputi daftar responden, hasil jawaban angket dan klasifikasi nilai prestasi belajar mahasiswa.


(34)

Bab IV. Analisis Data

Pada bab ini penulis melakukan analisis terhadap data dengan menggunakan analisis pendahuluan bertujuan untuk mengetahui nilai intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar. selanjutnya analisis uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product moment.

Bab V. Penutup

Sebagai akhir dari penelitian, maka dalam bab ini mencantumkan kesimpulan, saran dan penutup.


(35)

23 A. Internet Sebagai Sumber Belajar

1. Pengertian Internet

Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam komputer tersebut. Sementara itu internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, dan peranti lunak seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat telah membuka peluang yang lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan dan informasi sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya sendiri.

Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers,

that enables people throughout the world to connect with each other.

Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.

Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa rangkaian (www.wikipedia.com). Jaringan internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan


(36)

komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global (www.jurnal-kopertis) .

Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi

(usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang

terdistribusi (World Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file

(Telnet, FTP), serta berbagai layanan lainnya (www.andhika.com) .

Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti Commerce,

e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang

berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.


(37)

2. Internet dalam Kegiatan Belajar

Fred S Keller, teknolog pendidikan era tahun 1960-an mengkritik penerapan metode-metode pembelajaran konvensional yang kurang menarik perharian peserta didik. Menurut dia, peserta didik harus diberi akses yang lebih luas dalam menentukan apa yang ingin mereka pelajari sesuai minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Dikatakannya pula bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di kelas. Siswa harus diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar (www.kompas.com) .

Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk Digital Library. Sudah banyak pengalaman tentang kemanfaatan internet dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat juga dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak tugas akhir dan thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya (www.jurnal-kopertis 4.org).

Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia


(38)

dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date.

Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.

Agar dapat dipergunakan untuk mengakses internet, diperlukan juga perangkat lunak sesuai dengan keperluan . Tapi kedua itu mempunyai kerugian tersendiri, kalau telepon selular, kerugiannya adalah: menghabiskan pulsa , dan membuat baterai lemah. Dan kalau di laptop atau komputer, kerugiannya : membayar tagihannya mahal, karena terlalu lama memakai layanan internet.


(39)

Menurut penulis internet mempunyai banyak manfaat, yaitu : a. Menambah ilmu pengetahuan yang luas

b. Melatih untuk belajar teknologi

c. Untuk mendapatkan teman dari seluruh pelosok dunia d. Bisa mengetahui kejadian aneh yang terjadi di seluruh dunia e. Bisa melihat video dan gambar kejadihan aneh yang terjadi di

pelosok dunia.

Adapun kelemahan penggunaan internet, di antaranya : a. Terdapat gambar atau video porno

b. Instalnya lama, jadi kita membayarnya mahal

c. Kalau kita ketagihan internet, prestasi kita akan menurun d. Banyak layanan yang menipu

Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian (www.pendidikan.net).

Ada beberapa manfaat internet bagi pendidikan di Indonesia, yaitu: akses ke perpustakaan, akses ke pakar, perkuliahan online, layanan informasi akademik, menyediakan fasilitas mesin pencari data, menyediakan fasilitas diskusi, dan fasilitas kerjasama (www.jurnal-kopertis4.org).


(40)

Oleh karena itu, Soekartawi menyatakan bahwa internet pada dasarnya memberikan manfaat antara lain Soekowati (http://www.wordpress.com).

1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari

perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.


(41)

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

a) Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

b) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.

c) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.

d) Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa.

e) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.

f) Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembe lajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.

3. Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa


(42)

interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.

Menurut Association for Educational Communications and

Technology sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang

dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning

resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah

dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan b. Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources

by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus

didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah media massa.

Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian "dapat" di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah sebenarnya penerima pesan informasi melalui


(43)

media massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting ialah "The

communicator is a social organization capable or reproducing the message and sending it simultaneously to large number of people who are spartially separated”. Adapun bentuk media massa, secara garis besar, ada

dua jenis, yaitu : media cetak (surat kabar dan majalah, termasuk buku-buku) dan media elektronik (televisi dan radio, termasuk internet) (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html)

Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti Commerce,

e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang

berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.

Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tugas-tugas akhir.

Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam pembelajaran hendaknya memberi dorongan serta menciptakan kondisi


(44)

agar mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru melalui pemanfaatan teknologi internet.

B. Teori Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa guru, buku, sesama teman, televisi, radio, audio visual, dan lingkungan. Proses belajar akan baik apabila ada tiga faktor utama yaitu guru, siswa dan bahan pelajaran. Belajar adalah suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kebiasaan, sikap yang semuanya diperoleh dapat disimpan dan dilaksanakan (Afifudin, 1986 : 109). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kebiasaan dan sikap yang semuanya diperoleh disimpan dan dilaksanakan.

Adapun definisi belajar menurut para tokoh diantaranya yaitu:(Cholijah Hasan, 1994 : 85-86).

a. Menurut Gagne (1977), berpendapat bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tersebut”.


(45)

b. Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Teories of learning

(1975)” mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kelelahan, pengaruh obat, kematangan, dan keadaan seseorang.

c. Morgan, dalam bukunya Intruction Psychology mengemukakan

belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadiannya yang relatif menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

d. Witherington, dalam buku “Educational Psychology” mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. Dari uraian definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah:

1) Proses tingkah laku mengarah kepada yang lebih baik dari pada sebelumnya.

2) Belajar ini terjadi melalui proses latihan dan pengalaman.

3) Tingkah laku mengalami perubahan dalam aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.


(46)

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Az-Zumar ayat 9:

ö

è

%

ö

y

δ

È

θ

tG

ó

¡o

t

⎦⎪

Ï%©!

$#

t

βθ

ç

Η

s

>

ô

èt

ƒ

t

⎦⎪

Ï%©!

$#u

ρ

Ÿ

ω

t

βθ

ß

ϑ

n

=

ô

èt

ƒ

3

$y

ϑ

¯

Ρ

Î

)

ã

©

.

x‹tGt

ƒ

(#

θ

ä

9

'

ρ

é

&

É

=

t7

ø

9

F

{

$#

∩®∪

Katakanlah:apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Az-zumar ayat 9) ( Al-Qur’an dan terjemah, 1999 :

747).

Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang permanen kearah yang lebih baik sebagai akibat latihan serta interaksi yang di alaminya.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11

Ì

χ

Î

)

©!$#

Ÿ

ω

ç

Éi

ã

ƒ

$t

Β

B

Θ

ö

θ

s

)

Î

/

4

©

®

Lym

(#

ρ

ç

Éi

ã

ƒ

$t

Β

ö

Ν

Í

κ

Å

¦

à

Ρ

r'

Î

/

3

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri merekas sendiri (Ar-Ra’d : 11).

Banyak sekali teori belajar, secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu: teori disiplin mental, teori behaviorisme, teori cognitive-gestalt-field (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004 : 167-171). a) Teori Disiplin Mental

Menurut psikologi daya atau faculty psychology, individu memiliki sejumlah daya-daya, antara lain: daya mengenal, mengingat,


(47)

menganggap, mengkhayal, berfikir, merasakan, berbuat. Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk ulangan-ulangan. Teori lain disiplin mental adalah herbartisme. Seorang psikolog Jerman menyebut teori Herbart sebagai teori Vostellungen. Vostellungen dapat diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran vorstellungen may be translate to mean presentation, mental

states, or ideas. According to herbartian psychologist, mental states constitute a nonspatial, mental reality that is experienced firsthand and stored in the subconscious mind”. Menurut Jean Jacques Rousseau anak

memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Belajar adalah mengusahakan tanggapan sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.

b) Teori Behaviorisme

Teori ini disebut behavior karena sangat menekankan prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori ini bersifat molekular karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari satu hubungan antara perangsang jawaban atau stimulus respons. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon sebanyak-banyaknya. Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu prilaku atau respons terhadap sesuatu. Skinner mengembangkan program pengajaran dengan berpegang kepada teori di


(48)

atas. Program pengajaran dari Skinner adalah programmed instruction, dengan menggunakan media buku atau mesin pengajaran. Pengembangan lebih lanjut dari pengajaran berprogram dari Skinner ini adalah Computer Assisted Instruction (CAI) atau pengajaran dengan menggunakan computer.

c) Teori Cognitive-Gestalt-Field

Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus-respons. Prilaku juga penting sebagai indikator, tetapi lebih penting adalah berfikir. Dalam kaitannya berfikir ini, bahwa pada manusia terbentuk struktur mental atau organisasi mental. Pengetahuan terbentuk melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru tersebut diinterpretasikan oleh struktur yang ada tersebut. Menurut Gestalt belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada-kepada bagian-bagian. Belajar Gestalt menekankan pemahaman atau instight. Dalam belajar siswa harus memahami makna hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Belajar adalah mencari dan mendapatkan pragnanz, menemukan keteraturan, keharmonisan dari sesuatu.

Untuk menentukan pragnanz diperlukan adanya pemahaman atau

insight. Ada enam ciri dari belajar pemahaman ini menurut Ernets

Hilgard, yaitu: pemahaman dipengaruhi oleh pengetahuan dasar, pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu, pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi, pemahaman didahului


(49)

oleh usaha coba-coba, belajar dengan pemahaman dapat diulangi, suatu pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain.

Belajar merupakan proses psikologis yang terjadi dalam diri seseorang yang sukar untuk diketahui, maka timbul berbagai teori tentang belajar.

Terdapat beberapa teori tentang belajar, diantaranya:

(a). Teori belajar berdasarkan Faculy Psychologi (ilmu jiwa), (Oemar Hamalik, 1990 : 21).

Menurut ilmu jiwa, manusia memiliki daya, seperti daya berfikir, mengingat, perasa, mengenal, keinginan, fantasi dan sebagainya. Daya-daya dapat berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan bahan dan disertai dengan cara-cara tertentu. Jika melihat dari teori ilmu jiwa daya, maka belajar dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu agar berkembang sehingga kita dapat berfikir, mengingat, dan sebagainya dengan cara menghafal dan memecahkan soal-soal.

(b). Teori Association Psychologi (teori asosiasi), (Oemar Hamalik, 1990 : 23).

Yang dimaksud teori asosiasi ini adalah bahwa keseluruhan merupakan jumlah dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Asosiasi biasanya terbentuk berkat adanya hubungan antara perangsang-perangsang dan reaksi-reaksi yang disebut hubungan stimulus response. Sehingga belajar dapat diartikan membentuk


(50)

hubungan stimulus response dan melatih hubungan-hubungan itu agar bertalian erat.

(c). Teori Gestalt (Keseluruhan), (Ngalim Purwanto, 1988 : 105). Teori ini sering juga disebut field theory, belajar menurut Gestalt bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi antara stimulus response yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Menurut Gestalt belajar terjadi jika ada pengertian (insight). Insight muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul kejelasan. Sehingga akan terlihat bahwa terdapat hubungan antara unsur satu dengan unsur yang lain. Kemudian dipahami sangkut pautnya sehingga dimengerti maknanya.

2. Prinsip-Prinsip Belajar

Guru dalam melaksanakan tugas mengajar harus memahami dalam hal melaksanakan prinsip-prinsip mengajar, begitu juga dengan siswa juga harus melaksanakan prinsip-prinsip belajar, karena tanpa prinsip manusia akan tidak berhasil. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

b. Belajar memerlukan bimbingan dari guru, yaitu guru pelajaran itu sendiri.

c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari dan dikuasai.


(51)

d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya.

e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.

f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.

g. Belajar dapat dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan dalam bidang praktik sehari-hari (Abu Ahmadi, 1991 : 16).

Sedangkan Slameto mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif meningkatkan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan instruksional.

b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi tertentu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

d. Belajar itu proses countinue, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

e. Belajar merupakan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.


(52)

g. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Lebih lanjut Slameto mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 1991 : 54-72).

a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; 2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, serta kesiapan.

b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluarga, meliputi; cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan;

2) Faktor sekolah, meliputi; metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, serta tugas rumah; dan


(53)

3) Faktor masyarakat, meliputi; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.

Muh User Usman dan Lilies Setiyawati (1993 : 54) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya:

a. Faktor Jasmaniah (fisiologi) yang termasuk faktor ini adalah: seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna. Sehingga menyebabkan kelainan pada tingkah laku.

b. Faktor Psikologis, beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar diantaranya, adalah :

1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensi yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.

2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seprti kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penguasaan diri. Menurut Sumadi menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya (Sardiman Suryabrata, 1990 : 253).

1. Ada sifat igin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju.

3. Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.


(54)

4. Adanya keiginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. 5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam belajar. 6. Adanya hukuman atau ganjaran dari akhir belajar.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis

Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tumbuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan- kecakapan baru (Sardiman Suryabrata, 1990 : 10).

Sedangkan menurut Slameto, faktor eksternal belajar yang merupakan faktor dari luar dapat dikelompokkan menjadi :

(a) Faktor yang berasal dari keluarga, meliputi: Cara mendidik keluarga, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

(b)Faktor yang berasal dari sekolah, yang perlu diperhatikan dalam lingkungan sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa antara lain: Metode pengajaran, kurikulum, disiplin kampus, keadaan gedung , interaksi dosen dengan mahasiswa, alat pelajaran.

(c) Faktor yang berasal dari masyarakat; selain keluarga dan sekolah, masyarakat juga mempunyai peranan penting dalam


(55)

mempengaruhi belajar. Pengaruh tersebut terjadi karena mahasiswa berada dalam sebuah lingkungan masyarakat. Hal-hal yang mempengaruhi belajar mahasiswa antara lain: Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1991 : 62-74).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada hakikatnya tidak jauh berbeda, baik itu dibagi menjadi dua bagian maupun tiga bagian. Abu Ahmadi dan Widodo serta Slameto hanya menekankan pada segi yang berkaitan dengan diri mahasiswa, semantara Muhibbin Syah lebih menekankan pada aspek interaksi belajar mengajar. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa (mahasiswa) meliputi:

1) Faktor Internal

a. Aspek Fisiologis / Biologis: Kematangan, Kesehatan.

Aspek fisiologi / biologis merupakan aspek yang bersifat bawaan yaitu berasal dalam diri anak. Kematangan seseorang akan sangat membantu dalam kelancaran proses belajar, begitu juga dengan kesehatan, karena kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta.

b. Aspek Psikologis; Intelegensi / kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi.


(56)

(1)Intelegensi / Kecerdasan; Perkembangan kecerdasan ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya. Menurut Slameto tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Oleh karena itu, intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar, karena otaklah yang menjalankan proses-proses kagnitif sedangkan kecerdasan mendasari proses-proses kognitif.

(2)Bakat; bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan pendapat (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,1998 : 78) bakat adalah potensi / kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya dan tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Jadi, bakat dapat menentukan tinggi rendahnya prestasi individu.

(3)Minat; secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 2004 : 136). Menurut Sardiman, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila


(57)

seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan dengan keinginan-keinginannya sendiri (Sardiman Suryabrata, 2007 : 76). Seorang siswa yang mempunyai minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan terlihat dari pemusatan perhatian yang intensif memungkinkan siswa giat belajar, sehingga akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

(4)Motivasi; motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan (Wasty Soemanto, 1998 : 212). Oleh sebab itu, motivasi dalam belajar merupakan faktor yang sangat penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa melakukan belajar. Menurut Muhibbin, motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu; motivasi intrinsik dan motivasi ekstinsik.

2) Faktor Eksternal a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial; lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, teman sekelas dan lingkungan sosial siswa yaitu keluarga, masyarakat, tetangga juga teman-teman sepermainannya.


(58)

Faktor yang termasuk dalam lingkungan ini adalah gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar a. Pendekatan Tinggi

Pendekatan belajar siswa dengan pendekatan tinggi yaitu

speculative dan achieving

b. Pendekatan Sedang

Pendekatan siswa dengan pendekatan sedang yaitu analytical dan deep.

c. Pendekatan Rendah

Pendekatan belajar siswa dengan pendekatan rendah yaitu

reproductive dan surface.

Menurut Ngalim Purwanto bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdapat dua macam yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri disebut faktor individu dan faktor yang ada di luar individu disebut faktor social (Wasty Soemanto, 1998 : 106).

C. Prestasi Belajar (Akademik) Mahasiswa 1. Pengertian Prestasi Belajar


(59)

Setiap individu pasti memiliki cita-cita dari setiap proses kehidupan, karena cita-cita memberikan arah kemana akan melangkah. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar harus jelas kemana akan dibawa dan di laksanakan, yaitu bahwa proses dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan menghasilkan produk manusia yang berkualitas dan berprestasi. Untuk mengukur tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat dari kemampuan dan ketrampilan siswa serta perubahan tingkah laku setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran.

Prestasi adalah merupakan hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Belajar adalah suatu proses dari diri seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan


(60)

lingkungan (Oemar Hamalik, 2001 : 28). Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penggunaan sumber belajar.

Menurut Zainal Arifin, prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, separti yang dikemukakan oleh Crinbach, bergantunglah kepada ahli dan versinya masing-masing namun diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar b. Untuk keperluan diagnosa

c. Untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan d. Untuk keperluan seleksi

e. Untuk keperluan penempatan/kejuruan f. Untuk menentukan isi kurikulum

g. Untuk menentukan kebijakan sekolah (Zainal Arifin, 1988 : 4). Berdasarkan uraian di atas bahwa seseorang yang berprestasi dan berilmu tentu mempunyai keutamaan tersendiri disbanding dengan orang yang tidak berprestasi.


(61)

$p

κ

š

r'¯

t

ƒ

t

⎦⎪

Ï%©!

$#

(#

þ

θ

ã

Ζ

t

Β

#u

#sŒ

Î

)

Ÿ

≅Š

Ï

%

ö

Ν

ä

3

s

9

(#

θ

ß

s

¡

¡xs?

†Î

û

Ä

§

Î

=≈

yfy

ϑ

ø

9

$#

(#

θ

ß

s|¡

ø

ù$$sù

Ë

x|¡

ø

t

ƒ

ª!$#

ö

Ν

ä

3

s

9

(

#sŒ

Î

)u

ρ

Ÿ

≅Š

Ï

%

(#

ρ

â

à

±

Σ

$#

(#

ρ

â

à

±

Σ

$$sù

Æ

ìsù

ö

t

ƒ

ª!$#

t

⎦⎪

Ï%©!

$#

(#

θ

ã

Ζ

t

Β

#u

ö

Ν

ä

Ï

Β

t

⎦⎪

Ï%©!

$#u

ρ

(#

θ

è

?

ρ

é

&

z

Ο

ù

=

Ï

è

ø

9

$#

;

M

y_u‘yŠ

4

ª!$#u

ρ

$y

ϑ

Î

/

t

βθ

è

=

y

ϑ

÷

ès?

×

Î

7yz

∩⊇⊇∪

Artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan

kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S Al-Mujadalah:

11).

Menurut Zuser Usman, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya. Sedangkan kata prestasi yang langsung disambungkan dengan kata belajar, menurut Morgan adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman dan latihan (Ngalim Purwanto, 2002 : 84).

Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak


(62)

dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran.

Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka, dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Belajar merupakan tingkah laku untuk mencapai tujuan dan tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang (Bustalim, 2004 : 3).

Adapun prestasi akademik mahasiswa dapat dipilih dengan skala sebagai berikut:

a. Skala 85-100 dengan angka 4.0 nilai A b. Skala 70-84 dengan angka 3.0-3.9 nilai B c. Skala 63-69 dengan angka 2.3-2.9 nilai C d. Skala 45-62 dengan angka 1.0-2.2 nilai D

e. Skala 0-44 dengan angka 0.0 nilai E (STAIN Salatiga Press, 2007/2008 : 70-71).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Muhibbin Syah (2004 : 132), mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi (hasil) belajar, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.


(63)

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Menurut (Abu Ahmadi dan Widodo, 1998 : 130-131), terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Faktor internal, meliputi faktor jasmani (fisiologis), faktor psikologis dan faktor kematangan fisik maupun psikis.

2. Faktor eksternal, meliputi faktor sosial, faktor budaya dan faktor lingkungan.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam kehidupan manusia dapat memberikan kepuasan tertentu. Untuk prestasi belajar memiliki banyak fungsi, antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan,

asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(1)

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, dapat disimpulakan sebagai berikut:

1. Bahwa intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Kategori tinggi sebesar 31.81% kategori sedang sebesar 40.90%dan kategori rendah sebesar 27.27%.

2. Bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori B, C dan D. Kategori B terdapat 27.27%, kategori C terdapat 50% dan kategori D terdapat 22.72%. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga adalah kategori C.

3. Berdasarkan analisis lanjut untuk mencari jawaban dari hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi belajar. Dengan demikian, ternyata rxy > r tabel yaitu 0.615 >0.423 dan 0.537 maka hipotesis nihil

Ho ditolak, berarti hipotesis yang penulis ajukan Ha dapat diterima kebenarannya. Artinya, dalam hal ini menunjukkan adanya pengaruh intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga. Akan tetapi dalam penelitian ini terjadinya korelasi karena terlalu sedikit sampel yang di ambil dan


(2)

87

secara kebetulan responden yang di ambil banyak yang IP(nilai akademiknya) rendah.

4. Untuk mewujudkan agar mahasiswa mendapat prestasi yang optimal, maka perlu adanya sumber belajar yang mendukung kepada adanya keinginan dan dorongan untuk belajar, sehingga mahasiswa tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, demi perbaikan dan kesempurnaan untuk memajukan serta meningkatkan pemanfaan sumber belajar maka: 1. Bagi lembaga STAIN Salatiga, sebaiknya menambah fasilitas yaitu

komputer yang digunakan untuk internet dan menambahkan waktu penggunaan internet.

2. Bagi dosen, sebaiknya memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk meningkatkan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar agar mempunyai pengetahuan yang luas.

3. Bagi mahasiswa, sebaiknya memiliki keterampilan dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar serta memiliki motivasi tersendiri untuk meningkatkan penggunaan internet sebagai sumber belajar.


(3)

88

C. Kata Penutup

Dengan mengharap ridho Allah SWT, penulis panjatkan puji syukur Alhamdulillahirobbil Alamin karena berkat Rahmat serta Pertolongan-Nya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Skripsi ini dapat terwujud juga karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan harapan semoga amal kebaikanya diterima dan dibalas di sisi Allah SWT dengan balasan yang lebih baik, Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi kebaikan penulis.

Penulis juga berharap agar skripsi ini memberi manfaat bagi para pembaca dan tentunya bagi pihak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa selalu bersama dan meridhoi setiap amal dan niat baik kita, serta senantiasa melindungi dan memberi petunjuk setiap langkah-langkah kita, Amin.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin, et, al, Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar,

Sekitar Manusia dalam Situasi Proses Belajar Mengajar, Harapan Massa, Solo,

1981.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

Andhika, (2005), Apa itu Internet ? (www.andhika.com), diambil 25 April 2009.

Anonim, (2005), Kamus Istilah Internet.(www.wikipedia.com), diambil 24 April 2009.

Anonim, (2005). Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia. www.jurnal-kopertis4.org, diambil 24 April 2009.

Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksiona, (prinsip, Teknik, prosedur), CV Remadja Karya, 1988.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2007.

Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga Tahun Akademik 2007 / 2008.

Bustalim, Analisis Prestasi Belajar Remedial, Bandung, 2004.

Departemen AgamaRI, Al-Qur”An dan Terjemah, Kitab Al Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang, 1999.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid 1 fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2001.

Hamalik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1990.


(5)

Hasan, Chalijah, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas, Surabaya, 1994.

Mangkoesapoetro, Arif A., (2004), Pemanfaatan Media Massa

Sebagai SumberPembelajaran IPS Di Tingkat Persekolahan,

(http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html), diambil 27 April 2009.

Marsell Ruben Payong, (2005), Good Bye Teacher, (www.kompas.com), Diambil 24 April 2009.

Nasution, S., Metode Research(Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 1996.

Purwadarmito, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia cetakan ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2006.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1987.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaliasi Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bndung, 2002.

Rechdalle, Philip, (2005), Internet dan Pendidikan, (www.pendidikan.net), Diambil 24 April 2009.

Sardiman, Interaksi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

Schenck, J., Building Memory Bank, http//www.ciconline.org, diambil 27 April 2009.

Slameto, Westy, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.

Soekarwati, Prospek Pembelajaran Melalui Internet, Makalah disampaikan pada Seminar e-learning yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002 PT Rajawali Press, Jakarta, 2002, (http://www.wordpress.com, 16/05/2009)

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1998. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1990.


(6)

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.

Syaodih, Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.

Tam. M., Constructivism, instructional Design, and Tecnilogy:

Implication for Transforming Distance Learning, Educational Technology,

volume 3, Number 2,2000.

Usman, Muh User, Lilies Setiyawati, Upaya Optimalisasi Belajar