BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN K

PROGRAM D3 TEKNIK KESEHATAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA - 2008

BUKU PEDOM AN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAM ATAN KERJA UNTUK PRAKTEK DAN PRAKTIKUM PROGRAM STUDI TEKNIK KESEHATAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM STUDI TEKNIK KESEHATAN GIGI

Kode Dok. :

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

01/ PP/ K3-01/ 2008

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BUKU PEDOM AN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN

Revisi No. :

KESELAM ATAN KERJA

Tgl. Terbit : 7/ 4/ 2008 Halam an : 1-68

PEDOM AN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAM ATAN KERJA UNTUK PRAKTEK DAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK GIGI PROGRAM STUDI TEKNIK KESEHATAN GIGI DISUSUN OLEH :

 ANNASYIATUL UHUD, SKM., A.Md  KURNIAWATI, A.Md  SONYA HARWASIH, Drg., M.Kes  SRI REDJEKI INDIANI, Drg., M.Kes

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 t ahun 1970 mengenai Kesehat an dan Keselamat an Kerja dan mengingat bahw a di Laborat orium/ Ruang Prakt ikum pada Program St udi Teknik Kesehat an Gigi (PSTKG) beresiko unt uk t erjadinya gangguan kesehat an lingkungan dan keselamat an kerja, sert a dalam upaya meningkat kan perlindungan maupun pelest arian lingkungan dalam segala akt ivit as, maka dibut uhkan t indakan pencegahan.

Barkait an dengan hal t ersebut diat as, maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan Kesehat an dan Keselamat an Kerja (K3) maupun penyediaan sarananya. Pedoman Pelaksanaan K3 ini disusun dan dit ujukan khususnya unt uk kepent ingan dosen, mahasisw a dan karyaw an di lingkungan PSTKG dengan t ujuan unt uk memast ikan komit men PSTKG dalam hal penerapan K3 bisa t erlaksana secara rut in dan berkelanjut an.

Unt uk it u seluruh dosen, mahasisw a dan karyaw an maupun pihak-pihak t erkait diw ajibkan melaksanakan dan ment aat i ket ent uan-ket ent uan st andar K3 yang disyarat kan dalam buku pedoman ini, dengan demikian pencegahan t erhadap hal-hal yang t idak diinginkan dapat dihindari.

At as perhat ian dan kerjasama semua pihak, saya ucapkan t erima kasih.

Surabaya,...................................... Ket ua Program Pendidikan Diploma III

Sonya Harw asih, drg., M .Kes.

KEBIJAKAN K3PSTKG

Sudah menjadi kebijaksanaan KPS D3 agar set iap dosen, mahasisw a dan karyaw an mendapat kan t empat yang aman dan sehat dalam melaksanakan t ugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya sert a mengambil langkah-langkah posit if sehingga seluruh dosen, mahasisw a dan karyaw an t erjamin dan bekerja dengan aman dan sehat .

Secara garis besar, kebijakan ini adalah:

1. M eningkat kan kesadaran dan memberikan pengert ian bahw a kecelakaan it u dapat dicegah.

2. M emberikan pengert ian bahw a t arget ut ama K3PSTKG adalah “ zero accident ” .

3. M engut amakan keselamat an dosen, mahasisw a dan karyaw an dari penggunaan peralat an dan bahan di Laborat orium Teknik Gigi.

4. M enjamin bahw a semua dosen, mahasisw a dan karyaw an t elah menget ahui dan melaksanakan pekerjaannya secara produkt if yait u dengan cara yang aman melalui pet unjuk yang benar, inst ruksi pekerjaan yang t epat , inst ruksi pemakaian peralat an yang t epat , inst ruksi pemakaian bahan yang t epat melalui pengaw asan yang t epat .

5. M enyediakan fasilit as, peralat an, perlengkapan keselamat an kerja yang layak dan memadai sert a menjamin akan digunakan secara t epat .

6. M emast ikan bahw a yang dimint a dan direkom endasikan dalam kebijakan K3 t elah diikut i.

7. M eningkat kan perlindungan dan pelest arian lingkungan dalam segala akt ivit as dan meminimumkan kerusakan yang mungkin t erjadi akibat akt ivit as t ersebut .

Semua dosen, mahasisw a dan karyaw an harus sudah menget ahui akan t anggung jaw abnya masing-masing t ermasuk peduli akan kesehat annya, keselamat annya dan lingkungan dit empat kerja, sehubungan dengan kebijakan diat as.

Surabaya,...................................... Ket ua Program Pendidikan Diploma III

Sonya Harw asih, drg., M .Kes.

DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Hal

Bagan 1.1 Alur K3PSTKG ........................................................................................... 6 Bagan 1.2

Diagram Alur Pengendalian Bahaya Pot ensial ........................................ 7 Bagan 3.1

Prinsip Penerapan SM K3 .......................................................................... 40 Bagan 3.2

St rukt ur Organisasi K3PSTKG ................................................................... 45

vi

DAFTAR LAM PIRAN

Nomor Judul Bagan Hal

Lampiran 1 Pet unjuk Pengguanaan Alat di LabTekGi Lampiran 2

Pet unjuk Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Umum.

Kesehat an kerja (Occupat ional healt h) merupakan bagian dari kesehat an masyarakat yang berkait an dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan fakt or pot ensial yang

mempengaruhi kesehat an pekerja (dalam hal ini Dosen, M ahasisw a dan Karyaw an). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Sepert i halnya masalah kesehat an lingkungan lain, bersifat akut at au khronis (sement ara at au berkelanjut an) dan efeknya mungkin segera t erjadi at au perlu

w akt u lama. Efek t erhadap kesehat an dapat secara langsung maupun t idak langsung. Kesehat an masyarakat kerja perlu diperhat ikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan t ingkat produkt ifit as, kesehat an masyarakat kerja t ersebut dapat t imbul akibat pekerjaanya.

Sasaran kesehat an kerja khususnya adalah para pekerja dan peralat an kerja di lingkungan PSTKG. M elalui usaha kesehat an pencegahan di lingkungan kerja masing-masing dapat dicegah adanya penyakit akibat dampak pencemaran lingkungan maupun akibat akt ivit as dan produk PSTKG t erhadap masyarakat konsumen baik di lingkungan PSTKG maupun masyarakat luas.

Tujuan kesehat an kerja adalah:

1. M emelihara dan meningkat kan derajat kesehat an masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ket ingkat yang set inggi-t ingginya, baik fisik, ment al maupun kesehat an sosial.

2. M encegah t imbulnya gangguan kesehat an masyarakat pekerja yang diakibat kan oleh t indakan/ kondisi lingkungan kerjanya.

3. M emberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek fakt or-fakt or yang membahayakan kesehat an.

4. M enempat kan dan memelihara pekerja di suat u lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

Kesehat an kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliput i, ant ara lain: met ode

bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit at aupun perubahan dari kesehat an seseorang. Pada hakekat nya ilmu kesehat an kerja mempelajari dinamika, akibat dan problemat ika yang dit imbulkan akibat hubungan int erakt if t iga kom ponen ut ama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yait u:

1. Kapasit as kerja: St at us kesehat an kerja, gizi kerja, dan lain-lain.

2. Beban kerja: fisik maupun ment al.

3. Beban t ambahan yang berasal dari lingkungan kerja ant ara lain:bising, panas, debu, parasit , dan lain-lain.

Bila ket iga komponen t ersebut serasi maka bisa dicapai suat u kesehat an kerja yang opt imal. Sebaliknya bila t erdapat ket idakserasian dapat menimbulkan masalah kesehat an kerja berupa penyakit at aupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produkt ifit as kerja.

1.2 Tujuan.

Buku pedoman ini disusun dengan t ujuan unt uk memast ikan agar komit men PSTKG dalam hal penerapan K3 bisa t erlaksana secara rut in dan berkelanjut an.

1.3 Sasaran.

Sasaran kesehat an kerja di lingkungan Laborat orium Teknik Gigi Program St udi Teknik Kesehat an Gigi Fakult as Kedokt eran Gigi Universitas Airlangga adalah Dosen, M ahasisw a dan Karyaw an yang t erlibat langsung dengan peralat an kerja dan m at erial kedokt eran gigi sert a lingkungan sekit arnya. Sasaran yang dit uju dalam penerapan K3PSTKG adalah:

a. M enghindari adanya kecelakaan kerja.

b. M enghindari adanya penyakit akibat kerja.

c. M enyediakan lingkungan kerja yang sehat .

d. M enghindari t erjadinya efek negat if t erhadap lingkungan yang diakibat kan oleh akt ivit as kerja.

1.1 Ruang Lingkup.

Ruang lingkup kegiat an K3PSTKG mencakup kegiat an K3 di ruang dosen dan Laborat orium Teknik Gigi (ruang prakt ikum mahasisw a, lab basah, lab pelayanan). Pedoman K3PSTKG menet apkan persyarat an unt uk SM K3, sehingga PSTKG dapat : Ruang lingkup kegiat an K3PSTKG mencakup kegiat an K3 di ruang dosen dan Laborat orium Teknik Gigi (ruang prakt ikum mahasisw a, lab basah, lab pelayanan). Pedoman K3PSTKG menet apkan persyarat an unt uk SM K3, sehingga PSTKG dapat :

b. M enet apkan SM K3 unt uk mengurangi resiko bagi dosen, mahasisw a dan karyaw an sert a pihak lain yang berkepent ingan yang mungkin mengalami bahaya K3 akibat kegiat annya.

c. M enerapkan, memelihara dan melakukan perbaikan SM K3 secara berkelanjut an. Tingkat penerapannya akan bergant ung pada beberapa fakt or, sepert i kebijakan organisasi K3, sifat kegiat an dan resiko sert a kerumit an dalam pekerjaan.

1.5 Referensi.

Adapun dasar hukum yang t erkait dengan pelaksanaan sist em manajemen K3 ant ara lain:

a. UU No.1 t ahun 1970 t ent ang Kesehat an dan Keselamat an Kerja.

b. UU No.23 t ahun 1992 t ent ang Kesehat an.

c. Undang-undang Nomor 13 t ahun 2003 t ent ang Ket enagakerjaan.

d. Keput usan M ent eri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep-51/ M en/ 1999 Tent ang Nilai Am bang Bat as Fakt or Fisika di t empat kerja.

e. Keput usan M ent eri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep-187/ M en/ 1999 Tent ang Pengendalian Bahan Kim ia Berbahaya di t empat kerja.

f. Perat uran Pemerint ah Nomor 27 t ahun 1999 t ent ang Analisis M engenai Dampak Lingkungan.

g. Surat Edaran Dirjen Binaw as No.SE.05/ BW/ 1997 t ent ang Penggunaan Alat Pelindung Diri.

h. Perat uran M ent eri Tenaga Kerja No: PER.05/ M EN/ 1996 t ent ang Sist em M anajemen Kesehat an dan Keselamat an Kerja.

i. Keput usan Presiden Nomor 22 t ahun 1993 t ent ang Penyakit yang t imbul Akibat hubungan Kerja. j. Keput usan M ent eri Kesehat an Nom or 876/ M enkes/ SK/ IX/ VIII/ 2001 t ent ang Pedoman t eknis analisis dampak lingkungan. k. Keput usan M ent eri kesehat an Nomor 1217/ M enkes/ SK/ IX/ 2001 t ent ang pedoman penanganan dampak radiasi. l. Keput usan M ent eri kesehat an Nomor 315/ M enkes/ SK/ III/ 2003 t ent ang komit e kesehat an dan keselamat an kerja sekt or kesehat an.

1.3 Istilah dan Definisi.

Dalam buku pedoman ini digunakan ist ilah dan definisi sebagai berikut :

1. PSTKG (Program St udi Teknik Kesehat an Gigi) adalah Program Pendidikan Diploma III yang ada di lingkungan Fakult as Kedokt eran Gigi Universit as Airlangga.

2. K3 (Kesehat an dan Keselamat an Kerja) adalah kondisi dan fakt or yang mempengaruhi kesehat an dan keselamat an pegaw ai at au pekerja lain (t ermasuk pekerja sement ara), pengunjung at au orang lain di daerah kerja.

3. Organisasi adalah unit kerja dan/ at au unit kegiat an lainnya di lingkungan PSTKG yang memiliki t ugas dan administ rasinya sendiri.

4. M anajemen puncak adalah seseorang yang memiliki w ew enang dan t anggung jaw ab t ert inggi dalam organisasi.

5. Kinerja K3 adalah hasil yang dapat diukur dari risiko K3 pada suat u manajemen organisasi. Cat at an:

a. Pengukuran kinerja meliput i pengukuran efekt ivit as pengendalian organisasi.

b. Dalam kont eks SM K3, hasil juga dapat diukur t erhadap kebijakan K3, sasaran K3, dan persyarat an kinerja K3 lainnya dari organisasi.

6. SM K3 (Sist em M anajemen K3) adalah bagian dari sist em manajemen organisasi yang digunakan unt uk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3, mengelola risiko K3-

nya sert a menumbuhkembangkan budaya keselamat an kerja. Cat at an:

a. Sist em manajemen adalah rangkaian unsur saling t erkait yang digunakan unt uk menet apkan kebijakan dan sasaran, sert a unt uk mencapai sasaran t ersebut .

b. Sist em manajemen meliput i st rukt ur organisasi, kegiat an perencanaan, (t ermasuk penilaian risiko dan penet apan sasaran), t anggung jaw ab, prakt ek, prosedur, proses dan sumber daya.

7. Perbaikan berkelanjut an adalah proses berulang nt uk meningkat kan SM K3 unt uk mencapai kesempurnaan dalam kinerja k3 secara keseluruhan, konsist en dengan kebijakan organisasi dan kebijakan K3.

8. Risiko adalah gabungan dari kemungkinan t erjadinya bahaya at au paparan dan keparahan luka at au gangguan kesehat an yang dapat disebabkan oleh kejadian at au paparan.

9. Sasaran K3 adalah t ujuan K3, dalam hal kinerja K3, yang dit et apkan organisasi unnt uk dicapai.

10. Prosedur adalah langkah-langkah t ert ent u unt uk melakukan suat u kegiat an at au proses.

11. Insiden adalah perist iw a t erkait pekerjaan yang mengakibat kan at au dapat menimbulkan cedera at au gangguan kesehat an (t anpa memperhat ikan keparahannya) at au kemat ian, at au kejadian yang dapat menimbulkan kemat ian. Cat at an:

a. Kecelakaan adalah insiden yang mengakibat kan cedera, gangguan kesehat an at au kemat ian.

b. Insiden t anpa t erjadi cedera, gangguan kesehat an at au kemat ian disebut pula sebagai “ kejedian nyaris celaka” (near-m iss) at au kejadian berbahaya.

c. Keadaan darurat merupakan jenis t ert ent u dari insiden.

12. Audit adalah proses yang sist emat is, independen dan t erdokument asi unt uk memperoleh bukt i audit dan mengevaluasinya secara obyekt if unt uk menent ukan

sejauh mana krit eria audit t elah dipenuhi. Cat at an:

a. Independen t idak berart i di luar organisasi. Dalam banyak hal, t erut ama pada organisasi yang lebih kecil, independen dapat dit unjukkan dengan ket idakt erlibat an dalam t anggung jaw ab ada kegiat an yang diaudit .

b. Bukt i audit adalah rekaman, pernyat aan t ent ang fakt a at au informasi lain yang relevan dengan krit eria audit dan dapat diverifikasi.

c. Krit eria audit adalah ekumpulan kebijakan, prosedur at au persyarat an.

15 6

K3 PSKG

PENGENDALIAN

PENGENDALIAN

PENGGUNAAN APD :

TEKNIS

ADM INISTRATIF :

a. Gunakan baju lab pada saat m em asuki ruang

1. prakt ek kerja sesuai

prakt ikum .

dengan SOP yang ada.

b. Gunakan m asker pada saat m em asuki lab basah.

2. Pem eliharan alat . c. Gunakan sarung t angan karet pada saat bekerja

Penggant ian alat

dengan bahan kim ia yang bersifat irit at if, m isalnya : at au bahan yang

Ruang

Penggunaan

3. Pendidikan dan lat ihan

cara kerja yang benar processing acrylic, pengadukan bahan t anam .

d. Gunakan sarung t angan kulit pada saat bekerja

t erbuat dari

logam yang

vent ilat ion

sesuai dengan SOP.

dengan alat yang m enghasilkan panas, misalnya : bahan

4. Pem ant auan t em pat

asbes

dipisahkan dari

unt uk

ket ika m elakukan boiling out dan pengecoran logam . dengan

kerja

secara

t erus

bahan

ruangan lain

m engendalikan

m enerus. e. Gunakan kacam at a kerja pada saat melakukan

pekerjaan yang m enghasilkan debu, m isalnya : dari non asbes

yang t erbuat

agar paparan

panas

panas dan

m enggerinda logam dan akrilik.

radiasi t idak

f. Gunakan kacam at a hit am pada saat m elakukan

m enyebar

pekerjaan yang m enghasilkan efek radiasi, m isalnya : m elakukan pengecoran logam .

g. Gunakan face shield pada saat m elakukan pekerjaan yang dapat m engot ori w ajah, m isalnya : melakukan

pem ulasan akrilik .

h. Gunakan ear m uff/ ear plug pada saat bekerja dit em pat yang bisisng, misalnya : m enggerinda

logam at au akrilik.

Bagan 1.1 Alur K3 PSTKG.

Bahaya pot ensial dari bahan dan

peralat an Laborat orium Teknik Gigi

t eknik

pengendalian lebih lanjut

t idak berhasil

administ rat if

pengendalian lebih lanjut

t idak berhasil

Tidak

Pemakaian APD

berhasil

diperlukan pengendalian

lebih lanjut

t idak berhasil

Analisa resiko kuant it at if

Analisa resiko kuant it at if hanya dilakukan jika t erjadi

insiden

Bagan 1.2 Diagram alur pengendalian bahaya pot ensial di Labot orat orium t eknik Gigi.

BAB 2 KESEHATAN DAN KESELAM ATAN KERJA

2.1 Program Pelayanan Kesehatan Kerja.

Sebagaimana pelayanan kesehat an masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehat an masyarakat pekerja di Laborat orium t eknik Kesehat an Gigi dilaksanakan dengan pendekat an menyeluruh (komprehensif) yait u meliput i pelayanan prevent if, promot if, kurat if dan rehabilit at if.

2.1.1 Pelayanan Preventif.

Pelayanan ini diberikan guna mencegah t erjadinya penyakit akibat kerja, penyakit menular dilingkungan kerja dengan mencipt akan kondisi pekerja dan mesin at au t empat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan t idak menyebabkan sakit at au mebahayakan pekerja sert a menjaga pekerja t et ap sehat .

Kegiat annya ant ara lain meliput i:

1. Pemeriksaan kesehat an yang t erdiri at as:

a. Pemeriksaan aw al/ sebelum kerja.

b. Pemeriksaan berkala.

c. Pemeriksaan khusus.

2. Imunisasi.

3. Kesehat an lingkungan kerja.

4. Perlindungan diri t erhadap bahaya dari pekerjaan.

5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.

6. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi).

2.1.2 Pelayanan Promotif.

Peningkat an kesehat an (promot if) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan ment al pekerja senant iasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada t enaga kerja Peningkat an kesehat an (promot if) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan ment al pekerja senant iasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada t enaga kerja

Kegiat annya ant ara lain meliput i:

1. Pendidikan dan penerangan t ent ang kesehat an kerja.

2. Pemeliharaan dan peningkat an kondisi lingkungan kerja yang sehat .

3. Peningkat an st at us kesehat an (bebas penyakit ) pada umumnya.

4. Perbaikan st at us gizi.

5. Konsult asi psikologi.

6. Olah raga dan rekreasi.

2.1.3 Pelayanan Kuratif.

Pelayanan pengobat an t erhadap t enaga kerja yang menderit a sakit akibat kerja dengan pengobat an spesifik berkait an dengan pekerjaannya maupun pengobat an umum nya sert a upaya pengobat an unt uk mencegah meluas penyakit menular dilingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada t enaga kerja yang sudah memperlihat kan gangguan kesehat an/ gejala dini dengan mengobat i penyakit nya supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi at au penularan t erhadap keluarganya at aupun t eman kerjanya.

Kegiat annya ant ara lain meliput i:

1. Pengobat an t erhadap penyakit umum.

2. Pengobat an t erhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

2.1.4 Pelayanan Rehabilitatif.

Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah at au kecelakaan parah yang t elah mengakibat kan cacat , sehingga menyebabkan ket idakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian at au seluruh kemampuan bekerja yang baisanya mampu dilakukan sehari-hari.

Kegiat annya ant ara lain meliput i:

1. Lat ihan dan pendidikan pekerja unt uk dapat menggunakan kemampuannya yang masih ada secara maksimal.

2. Penempat an kembali t enaga kerja yang cacat secara selekt if sesuai kemampuannya.

3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima t enaga kerja yang cacat akibat kerja.

2.3 Bahaya Potensial Di Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi.

Bahaya pot ensial di Laborat orium Teknik Kesehat an Gigi dibagi menjadi lima perant ara diant aranya: Chem ical agent , Physical agent , Biological agent , Psycological agent , Ergonom ical agent / M ecanical agent .

2.2.1 Chemical agent .

Bahan kimia yang berpot ensi menimbulkan bahaya di Laborat orium Teknik Kesehat an Gigi adalah:

1. Gypsum : Kalsium sulfat hemihidrat (CaSO 4 )2H 2 O.

2. Acrylic (polimer dan m onomer): M et hyl m et acrylat e.

3. Ceram ic : Feldspar (K 2 OAl 2 O 3 .6SiO 2 ), Silica (SiO 2 ), Alumina (Al 2 O 3 ).

4. Logam: NiCr, CoCr, Orden (CuAl), Silver alloy, Paladium (Pd), Tit anium (TiAlV), Berilium (Be), Plat inum (Pt ), Cuprum (Cu), Argent um (Ag), dan lain-lain.

5. W ax : Parafin (Ceresin), Get ah karet / get ah resin (resin alami).

6. Bahan t anam: Fosfat bonded invest m en (NH 4 M gPO 4 .6H 2 O), Silica bonded invest men

(SiCOH) 4 +4C 2 H 5 OH).

7. Bahan abrasive: Al 2 O 3 (alum ina Oksida), Kapur/ calcium carbonat (CaCO 2 ), Silica dari

alumina, Besi, cobalt , magnesim, dan lain-lain.

8. Cairan elect rolit (H 2 SO 4 ).

9. Asap dari burn out manual.

2.2.2 Physical agent .

2.2.2.1 Debu. Debu merupakan salah sat u sumber gangguan yang t idak dapat diabaikan. Dalam

kondisi t ert ent u debu merupakan bahaya yang dapat menimbulkan kerugian besar. Tempat kerja yang prosesnya mengeluarkan debu, dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan

kerja, gangguan penglihat an, gangguan fungsi faal paru-paru, bahkan dapat menimbulkan keracunan um um.

Cont oh debu di Laborat orium Teknik Kesehat an Gigi:

 Debu met al: debu hasil gerinda logam: NiCr, CoCr, dan lain-lain.  Debu mineral: bahan abrasive, akrilik, gypsum, debu proses sandblast ing, dan lain-lain.

2.2.2.1.1 Pengontrolan debu dalam ruang kerja:

1. M et ode pencegahan t erhadap t ransmisi ialah:

a. M emakai met ode basah: Lant ai disiram air supaya debu t ak bert erbangan di udara. Pengeboran basah (w et drilling) unt uk mengurangi debu yang ada di udara. Debu jika di semprot dengan uap air akan berflocculasi lalu mengendap.

b. Dengan alat : Scrubber, Elekt ropresipit at or, Vent ilasi umum.

2. Pencegahan t erhadap sumber: diusahakan debu t idak keluar dari sumber yait u dengan pemasangan local exhaust er.

3. Perlindungan diri t erhadap pekerja ant ara lain berupa t ut up hidung at au masker.

2.2.2.2 Kebisingan. Bising dapat diart ikan sebagai suara yang t imbul dari get aran-get aran yang t idak

t erat ur dan periodik, kebisingan merupakan suara yang t idak dikehandaki. M anusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekw ensi ant ara 16-20.000 Hz, dan int ensit as dengan nilai ambang bat as (NAB) 85 dB (A) secara t erus menerus. Int ensit as lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan bat as ini disebut crit ical level of int ensit y. Kebisingan merupakan masalah kesehat an kerja yang t imbul di Laborat orium Teknik Kesehat an Gigi. Sumber kebisingan berasal dari suara mesin gerinda dan suara kompresor pada proses sandblast ing , suara mesin t rimer, dan lain-lain.

2.2.2.2.1 Gangguan Kebisingan di tempat Kerja.

Pengaruh ut ama dari kebisingan t erhadap kesehat an adalah kerusakan pada indera- indera pendengar, yang menyebabkan ket ulian progresif. Gangguan kebisingan dit empat kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Gangguan Fisiologis. Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula t imbul akibat bising. Dengan kat a lain fungsi pendengaran secara fisiologis dapat t erganggu. Pembicaraan at au inst ruksi dalam pekerjaan t idak dapat didengar secara jelas sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pembicara t erpaksa bert eriak-t eriak, selain memerlukan t enaga ekst ra juga menimbulkan kebisingan. Kebisingan juga dapat mengganggu cardiac out put dan t ekanan darah.

2. Gangguan Psikologis. Gangguan fisiologis lama-lama bisa menimbulkan gangguan psikologis. Suara yang t idak dikehendaki dapat menimbulkan st ress, gangguan jiw a, sulit konsent rasi dan berfikir, dan lain-lain.

3. Gangguan Pat ologis Organis. Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya t erhadap alat pendengaran at au t elinga, yang dapat menimbulkan ket ulian yang bersifat sement ara hingga permanent .

2.2.2.2.2 Pengendalian Kebisingan dilingkungan kerja.

1. M enghilangkan t ransmisi kebisingan t erhadap pekerja. Unt uk menghilangkan at au mengurangi t ransmisi kebisingan t erhadap pekerja dapat

dilakukan dengan isolasi t enaga kerja at au mesin yait u dengan menut up at au menyekat mesin at au alat yang yang mengeluarkan bising. Pada dasarnya unt uk menut up mesin- mesin yang bising adalah sebagai berikut :

a. M enut up mesin serapat mungkin.

b. M engolah pint u-pint u dan semua lobang secara akust ik.

c. Bila perlu mengisolasi mesin dari lant ai unt uk mengurangi penjalaran get aran.

2. M enghilangkan kebisingan dari sumber suara. M enghilangkan kebisingan dari sumber suara dapat dilakukan dengan menempat kan perendam dalam sumber get aran.

3. M engadakan perlindungan t erhadap karyaw an. Usaha melindungi karyaw an dari kebisingan dilingkungan kerja dengan memakai alat pelindung t elinga at au personal prot ect ive device yait u berupa ear plugs dan ear m uffs.

2.2.2.3 Getaran. Pemaparan t erhadap get aran pada umumnya berasosiasi dengan pemaparan

t erhadap kebisingan, karena get aran dan kebisingan lebih sering berasal dari sumber yang sama. Get aran dapat diart ikan sebagai gerakan suat u sist em bolak balik, gerakan t ersebut dapat berupa gerakan yang harmonis sederhana dapat pula sangat kompleks yang sifat nya dapat periodik at au random, st eady at au t ransient , kont inyu at au int erm it t ent. Sist em t ersebut dapat berupa gas (udara), cairan (liquid), dan padat (solid). Part ikel-part ikel dari suat u sist em (gas, cair dan padat ) mempunyai karakt erist ik sebagai berikut yait u mempuanyai amplit udo, kecepat an dan percepat an (akselerasi). Get aran dapat menimbulkan gangguan pada jaringan secara mekanik dan gangguan rangsangan resept or syaraf didalam jaringan. Pada efek mekanis, sel-sel jaringan mungkin rusak at au met abolismenya t erganggu. Sedangkan pada rangsangan resept or, gangguan t erjadi mungkin melalui syarap sent ral at au langsung pada sist em aut onom. Kedua mekanisme ini t erjadi secara bersama-sama.

2.2.2.3.1 Pengaruh Getaran terhadap M anusia.

Dampak get aran t erhadap t ubuh manusia sangat t ergant ung pada sifat pemaparan, yait u bagian t ubuh yang kont ak dengan sumber get aran. Bent uk pemaparan dapat dibagi dalam dua kat agori yait u:

1. Pemaparan seluruh t ubuh.

2. Pemaparan yang bersifat segment al yait u hanya bagian t ubuh t ert ent u (m isalnya: lengan dan bahu) yang mengalami kont ak dengan sumber get aran. Dua gejala t erut ama dit emukan sehubungan dengan akibat -akibat get aran mekanis pada lengan adalah kelainan pada peredaran darah dan persyarafan sert a kerusakan pada persendian dan t ulang. Cont oh yang t erjadi di Laborat orium t eknik Kesehat an Gigi:

 Get aran Handpiece saat menggerinda.  Get aran vibrat or saat pengadukan at au pengecoran bahan t anam at au gypsum.

2.2.2.3.2 M engontrol Getaran:

Beberapa cara unt uk mengont rol at au mengurangi get aran adala sebagai berikut :

1. Isolasi sumber get aran. M empergunakan bahan isolat or yang mempunyai kemampuan yang baik unt uk meredam get aran yang dit ransmisikan sumber (mesin) t erhadap isolat or. Isolat or yang baik unt uk meredam get aran t ersebut dari mat erial yang mempunyai frekw ensi resonansi lebih kecil dari frekw ensi sumber, biasanya dipergunakan bahan yang t idak kaku, frekw ensi isolat or akan saling meredam dengan frekw ensi sumber.

2. Damping (meredam get aran). Damping adalah suat u mekanisme unt uk meredam get aran dengan cara menempelkan suat u sist em resonan pada sumbu get aran. Dengan sist em resonan ini get aran dapat dikurangi at au dihilangkan sama sekali. Beberapa cara damping dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Dengan cara int erface damping.

b. Dengan cara penerapan suat u lapisan mat erial: dapat dilakukan dengan mempergunakan bahan yang lunak misalnya asphalt . Asphalt mempunyai

frekw ensi resonansi yang sangat rendah, sehingga dapat meredam get aran yang dit imbulkan oleh mesin.

c. Dengan cara memakai bahan " sandw ich" sebagai penggant i bahan ut ama pada sumber gat aran. Sandw ich m at erial adalah suat u lapisan mat erial yang disisipkan diant ara dua lapisan plat yang dipakai sebagai sist em resonan. Perbedaan frekw ensi resonansi dari dua macam mat erial t ersebut dapat meredam get aran yang dikeluarkan oleh mesin.

3. M engurangi/ menghilangkan gangguan mekanik yang menyebabkan get aran. Gangguan mekanik yang dit imbulkan get aran dapat dikont rol dengan mengurangi pengaruh gesekan pada roda-roda dudukan m esin at au keseimbangan/ pemant apan dudukan mesin dan lain-lain. Seringkali get aran mesin dapat dikurangi dengan cara mengat ur keseimbangan put aran mesin dan lain-lain.

2.2.2.4 Suhu Udara. Suhu t ubuh manusia yang dapat kit a raba/ rasakan t idak hanya didapat dari

met abolisme, t et api juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. M akin t inggi panas lingkungan,

semakin besar pula pengaruhnya t erhadap suhu t ubuh. Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak pula pans t ubuh akan hilang. Dengan kat a lain, t erjadi pert ukaran panas ant ara t ubuh manusia yang didapat dari met abolisme dengan t ekanan panas yang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pert ukaran ini serasi dan seimbang, t idak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehat an kerja. Tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban t ambahan yang harus diperhat ikan dan diperhit ungkan. Beban t ambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja jant ung menjadi bert ambah. Nilai ambang bat as unt uk cuaca (iklim) kerja adalah 21 º -30 º

C suhu basah. Suhu efekt if bagi pekerja di daerah t ropis adalah 22 º -

C. Yang dimaksud dengan t empert ur efekt if adalah suat u beban panas yang dapat dit erima oleh rt ubuh dalam ruangan. Temperat ur efekt if akan memberikan efek yang nyaman bagi orang yang berada diluar ruagan. Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong produkt ifit as ant ara lain dengan air condit ioning di t empat kerja. Kesalahan- kesalahan sering dibuat dengan membuat suhu t erlalu rendah yang berakibat keluhan- keluhan dan kadang diikut i meningkat nya penyakit pernafasan. Sebaiknya diperhat ikan hal- hal sebagaqi berikut :

a. Suhu dist el pada 25 º -26 º C.

b. Penggunaan AC di t empat kerja perlu disert ai pemikiran t ent ang keadaan pengat uran suhu di rumah.

c. Bila perbedaan suhu di dalam dan luar lebih 5 º

C, perlu adanya suat u kamar adapt asi. Cont oh: suhu panas dari kompor, preheat ing furnace, porcelain furnace, pengecoran logam, dan lain-lain.

2.2.2.5 Kelembaban Udara. Kelembaban adalah: banyaknya air yang t erkandung dalam udara, biasa dinyat akan

dalam persent ase. Kelembaban ini berhubungan at au dipengaruhi oleh t emperat ur udara, dan secara bersama-sama ant ara t emperat ur, kelembaban, kecepat an udara bergerak dan radiasi panas dari udara t ersebut akan mempengaruhi keadaan t ubuh manusia pada saat menerima at au melepaskan panas dari t ubunya. Suat u keadaan dengan t emperat ur udara sangat panas dan kelembaban t inggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari t ubuh secara besar-besaran karena sist em peguapan. Pengaruh lain adalah makin cepat nya denyut

jant ung karena makin akt ifnya peredaran darah unt uk memenuhi kebut uhan oksigen, dan t ubuh manusia selalu berusaha unt uk mencapai keseimbangan ant ara panas t ubuh dengan suhu disekit arnya.

2.2.2.6 Pencahayaan. Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihat an. Unt uk melihat manusia

membut uhkan pencahayaan. Oleh sebab it u salah sat u masalah lingkungan di t empat kerja yang harus diperhat ikan adalah pencahayaan. Pencahayaan yang kurang memadai merupakan beban t ambahan bagi pekerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan performance (penampilan) kerja yang akhirnya dapat memberikan pengaruh t erhadap kesehat an dan keselamat an kerja. Hal ini sangat erat kait annya dan mut lak harus ada karena berhubungan dengan fungsi indera penglihat an, yang dapat mempengaruhi produkt ifit as bagi t enaga kerja. Berdasarkan baku m ut u lingkungan kerja, st andar pencahayaan unt uk ruangan yang dipakai unt uk melakukan pekerjaan yang memerlukan ket elit ian adalah 500- 1000 Lux.

2.2.2.7 Radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari alam dan buat an. Dampak radiasi t erhadap

kesehat an t ergant ung pada: lamanya t erpapar, jumlah yang diserap, t ipe dan lebih spesifik lagi adalah panjang gelombang. Pancaran yang paling berbahaya adalah gelom bang pendek,

t ermasuk ionisasi dan radiasi sinar ult raviolet . Akibat radiasi ult raviolet pada umumnya mengenai mat a dan kulit , bila mengenai mat a dapat menyebabkan conjuct ivit is. Cont oh radiasi yang t erjadi di Laborat orium Teknik Kesehat an Gigi: Sinar mesin Light Cure, Pengecoran logam, dan lain-lain.

2.2.3 Biological agent.

Fakt or biologi dapat berupa bakt eri, jamur dan mikroorganisme lain yang dibut uhkan at au dihasilkan dari bahan baku, proses produksi dan proses penyimpanan hasil produksi. Cont oh paparan biologi di Laborat orium Teknik Kesehat an Gigi adalah:

1. Sumber infeksi: t erpapar mikroorganisme (bakt eri, virus, jamur, dan lain-lain.). misalnya:

a. M odel cet akan yang belum didesinfeksi (bila menerima model cet akan dari dokt er gigi harus harus direndam dalam larut an desinfekt an t erlebih dulu sebelum dikerjakan).

b. Repair dent ure: sebelum dent ure direpir harus direndam dalam larut an desinfekt an, karena base akrilik muadah dit umbuhi jamur t erut ama candida albicans .

c. Penyimpanan model harus dit empat yang kering at au t empat yang t ahan kelembaban unt uk menghindari t um buhnya jamur.

d. M odel st one/ gypsum set elah dilepas dari cet akan lebih baik direndam dulu dalam cairan desinfekt an.

2. Bahan irit an: paparan bahan yang bisa menimbulkan irit asi pada kulit ., m isalnya: polim er akrilik, larut an elect ropolishing, dan lain-lain.

2.2.4 Psycological agent .

Psycological agent meliput i: t anggung jaw ab pekerjaan t erhadap orang lain, beban kerja, ket rampilan, dan lain-lain.

Cont oh: perasaan w as-w as saat menunggu hasil set elah proses prakt ikum, dan lain-lain.

2.2.5 Ergonomical agent .

Ergonom i adalah penerapan ilm u-ilmu biologis t ent ang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu t eknik dan t eknologi unt uk mencapai penyesuaian sat u sama lain secara opt imal dari menusia t erhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan efisiensi dan kesejaht eraan kerja. Ergonomi merupakan pert emuan dari berbagai lapangan ilmu sepert i ant ropologi, biomet rika, faal kerja, higeine perusahaan dan kesehat an kerja, perencanaan kerja, riset t erpakai, dan cybernet ika. Namun kekhususan ut amanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliput i t at a kerja dan peralat annya. Ergonom i dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis at au cara- cara t ak langsung, beban kerja dapat diukur dan dinjurkan modifikasi yang sesuai ant ara kapasit as kerja dengan beban kerja dan beban t ambahan. Tujuan ut amanya adalah unt uk menjamin kesehat an kerja dan meningkat kan produkt ivit as.

1. Disain t empat kerja: gambaran dasar unt uk kenyamanan, produkt ifit as dan keamanan.

a. Rancangan dan arus lalulint as.

b. Pencahayaan.

c. Temperat ur, kelembaban dan vent ilasi

d. M obilisasi (akt ifit as kerja).

e. Fasilit as sanit asi dan drainase (t empat pembuangan lim bah cair dan padat ).

2. Proses dan disain perlengkapan: unt uk fungsi dan keamanan.

c. Disain t empat dan alat kerja akan mempengaruhi kenyamanan, keamanan dan produkt ifit as dalam bekerja. M isalnya:

 Posisi duduk pada saat membuat klamer, menekuk kaw at , menggerinda, melakukan sand blast ing, melakukan pemolesan, dan lain-lain.

Gambar 1. A. Posisi pada saat m elakukan sand blast ing, B. Posisi pada saat m elakukan pem olesan dent ure

 Posisi saat melakukan pengepresan, saat mengangkat handpress dan kuvet , saat mengangkat panci, dan lain-lain.

Gambar 2. Posisi pada saat m elakukan pengepresan

3. Fungsi dan t ugas: fungsi dan t ugas orang dengan pekerjaan yang pant as. M isalnya: Karyaw an dibagian pengecoran logam, pengepressan harus punya spesifikasi t ert ent u misalnya berat dan t inggi badan ideal, dan lain-lain.

2.3 Alat Pelindung Diri (APD) .

M enurut hirarki upaya pengendalian diri (cont roling), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki t erakhir dalam melindungi keselamat an dan kesehat an t enaga kerja dari pot ensi bahaya yang kemungkinan t erjadi pada saat melakukan pekerjaan, set elah pengendalian t eknik dan adm inist rat if t idak mungkin lagi dit erapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mut lak digunakan oleh t enaga kerja pada w akt u melakukan pekerjaan dan saat menghadapi pot ensi bahaya karena pekerjaanya, ant ara lain sepert i t opi keselamat an, safet y shoes, sarung t angan, pelindung pernafasan, pakaian pelindung, dan sabuk keselamat an. Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan pot ensi bahaya yang dihadapi sert a sesuai denga bagian t ubuh yang perlu dilindungi.

Sebagaimana t ercant um dalam undang-undang No. 1 t ahun 1970 t ent ang keselamat an kerja, pasal 12 mengat ur mengenai hak dan kew ajiban t enaga kerja unt uk mamakai alat pelindung diri. Pada pasal 14 menyebut kan bahw a pengusaha w ajib menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat pelindung diri yang diw ajibkan pada t enaga kerja yang berada di baw ah pimpinannya dan menyediakan bagi set iap orang lain yang memasuki t empat kerja t ersebut , disert ai dengan pet unjuk yag diperlukan.

Pot ensi bahaya yang kemugkinan t erjadi di t empat kerja, dan yang bisa dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah:

a. Terjat uh, t erpeleset , kejat uhan benda, t erant uk.

b. Terpapar sinar dan gelombang elekt romaknet ik.

c. Kont ak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.

d. Terpapar kebisingan dan get aran.

e. Terhirup gas, uap, debu, m ist , fume, part ikel cair.

f. Kemasukan benda asing, kaki t ert usuk, t erinjak benda t ajam.

Bagian badan yang perlu dilindungi adalah kepala, alat pernafasan, alat pendengaran, alat penglihat an, kulit , kaki maupun t ubuh pada um umnya.

2.3.1 Alat Pelindung M ata (kaca mata pengaman) dan M uka.

1. Fungsi.

Fungsi kaca mat a pengaman adalah unt uk melindungi mat a dari:

a. Percikan bahan bahan korosif.

b. Kemasukan debu at au part ikel-part ikel yang melayang di udara.

c. Lemparan benda-benda kecil.

d. Panas dan pancaran cahaya

e. Pancaran gas at au uap kimia yang dapat menyebabkan irit asi mat a.

f. Radiasi gelom bang elekromaknet ik yang mengion maupun yang t idak mengion

g. Bent uran at au pukulan benda keras at au benda t ajam.

2. Jenis.

M enurut jenis at au bent uknya alat pelindung mat a dibedakan menjadi:

a. Kaca mat a (Spect acles/ Goggles).

Gambar 3. Kacam at a pelindung (Prot ect ive Goggles) digunakan pada saat m enggerinda logam / akrilik

Gambar 4. Kacam at a pelindung (Prot ect ive Goggles) digunakan pada saat m elakukan pengecoran logam

b. Tameng muka (Face Shield).

Gambar 5. Pelindung muka (face shields) yang digunakan pada saat polishing akrilik

3. Spesifikasi.

1. Alat pelindung mat a mempunyai ket ent uan sebagai berikut :

a. Tahan t erhadap api.

b. Tahan t erhadap lemparan at au percikan benda kecil.

c. Lensa t idak boleh mempunyai efek dest orsi.

d. M ampu menahan radiasi gelombang elekt romagnet ik pada panjang gelombang t ert ent u.

2. Alat pelindung muka mempunyai ket ent uan sebagai berikut :

a. Tahan api

b. Terbuat dari bahan :  Gelas at au gelas yang dicampur dengan lam inasi alumunium, yang bila pecah

t idak menimbulkan bagian-bagian yang t ajam.  Plast ik, dengan bahan dasar selulosa aset at , akrilik, policarbonat at au alil

diglikol karbonat .

4. Cara Pemakaian.

a. Kaca mata pengaman.

 Pilihan kaca mat a yang sesuai, sm all, m edium , at au large.  Buka t angkai kaca mat a lekat kan bagian t engah kacamat a pada punggung

hidung.  Tempelkan lensa kaca mat a.  Kait kan t angkai kaca mat a pada daun t elinga.  Usahakan agar mat a dan sekit ar bet ul-bet ul t ert ut up oleh kacamat a.

Gambar 6. Pem akaian kacam ata pelindung (Protect ive Goggles) digunakan pada saat m enggerinda logam / akrilik

Gambar 7. Pem akaian kacam at a pelindung saat menggerinda logam

Gambar 8. Pem akaian kacam at a pelindung (Prot ect ive Goggles) digunakan pada saat m elakukan pengecoran logam

Gambar 9. A,B,C dan D adalah t ahapan m elakukan pengecoran logam

b. Penutup muka (Face Shield)

Penut up muka yang benar adalah yang dapat dikenakan t anpa dipegang dengan t angan pekerja. Biasanya penut up muka ini dirancang menjadi sat u dengan t opi pengaman at au penut up rambut .

 Pilih ukuran penut up muka, sesuai dengan besarnya lingkar kepala (kecil/ sm all, sedang/ m edium ,at au besar/ large).

 Periksa bagian luar dan dalam penut up m uka, apakah sesuai dengan spesifikasinya, apakah t udung dalam keadaaan baik, t idak rusak dan bersih.

 Kendorkan klep pengat ur unt uk mempererat kedudukan t opi pengaman t udung at au penut up rambut .

 Pakai t opi pengaman (t udung at au penut up rambut ), erat kan di kepala sehingga t erasa pas dengan cara mengat ur klep pengat ur.

 At ur posisi penut up muka sehingga menut upi seluruh permukaan w ajah.  Kencangkan kembali klep pengat ur.

Gambar 10. Pem akaian pelindung m uka (face shields) yang digunakan pada saat polishing akrilik

2.3.2 Pelindung pendengaran.

1. Fungsi.

Unt uk melindungi alat pendengaran (t elinga) akibat kebisingan, dan melindungi t elinga dari percikan api at au logam-logam yang panas.

2. Jenis.

Secara umum pelindungi t elinga 2 (dua) jenis, yait u:

a. Sumbat t elinga at au ear plug, yait u alat pelindung t elinga yang cara penggunaannya dimasukkan pada liang t elinga

b. Tut up t elinga at au ear m uff, yait u alat pelindung t elinga yang penggunaanya dit ut upkan pada seluruh daun t elinga.

3. Spesifikasi.

a. Sumbat Telinga atau ear plug.

 Sumbat an t elinga yang baik adalah yang bisa menahan at au mengabsorbsi bunyi at au suara dengan frekuensi t ert ent u saja, sedangkan bunyi at au suara

dengan frekw ensi unt uk pembicaraan (komunikasi) t et ap t idak t erganggu.  Biasanya t erbuat dari karet , plat ik ,lilin at au kapas.

 Harus bisa mereduksi suara frekw ensi t inggi (4000 dba) yang masuk lubang t elinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah int ensit as suara at au

kebisingan di t empat kerja yang dit erima oleh t anaga kerja.

b. Penutup Telinga atau Ear M uff.

 Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) caw an at au cup, dan sebuah sabuk kepala (head band)

 Caw an at au cup berisi cairan at au busa (foam ) yang berfungsi unt uk menyerap suara yang frekw ensinya t inggi

 Pada umumnya t ut up t elinga bisa meriduksi suara frekw ensi 2800-4000 hz sebesar 35-45 dba

 Tut up t eling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang t elinga minimal sebesar x- 85 dba, dimana x adalah int ensit as suara at au kebisingan di t empat

kerja yang dit erima oleh t enaga kerja.

4. Cara Pemakaian.

a. Sumbat Telinga atau Ear Plug.

 Pilih ear plug yang t erbuat dari bahan yang bisa menyesuaikan dengan bent uk t elinga. Biasanya t erbuat dari karet at au plast ik lunak.

 Pilih bent uk dan ukuran yang sesuai dengan bent uk dan ukuran dari seluruh t elinga si pemakai

 Cek sumbat t elinga, apakah secara fisik dalam keadaan baik (t idak rusak) dan bersih.

 Tarik daun t elinga ke belakang, kemudian masukkan sumbat t elinga ke dalam lubang t elinga hingga benar-benar menut up semua lubang t elinga.

 Gerak-gerakkan kepala ke at as, ke baw ah, ke samping, ke kiri dan ke samping kanan, buka dan t ut up mulut , unt uk memast ikan bahw a sumbat t elinga t erpakai

secara sempurna.

b. Penutup Telinga atau Ear M uff.

 Pilih penut up t elinga yang ukurannya sesuai dengan diamet er/ lebar daun t elinga  Past ikan ahw a posisi caw an at au mangkuk penut up benar benar melingkupi

daun t elinga, baik kiri maupun kanan. Bola belum pas (masih ada bagian yang t erbuka), sesuaikan dengan pengat ur panjang dan pendeknya pengikat kepala (head band)

 Gerak-gerakkan kepala, ke at as, ke baw ah, ke samping kiri dan ke samping kanan, buka dan t ut up mulut unt uk memast ikan bahw a sumbat t elinga t erpakai

secara sempurna.

5. Pemeliharaan.

a. Sumbat t elinga yang t elah di selesai digunakan dibersihkan dengan kain lap yang bersih, basah dan hangat .

b. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.

c. Set elah bersih dan kering simpan alam kot aknya.

d. Simpan kot ak t ersebut di at as di almari at au t empat penyimpanan yang lain.

e. Penut up t elinga yang t elah selesai digunakan dibersihkan dengan cara diseka dengan kain lap yang bersih.

f. Set elah bersih simpan kembali di dalam kot aknya.

g. Simpan kot ak di almari at au t empat penyimpanan yang lain.

Gambar 11. Alat pelindung telinga, digunakan pada saat berada diruang bising

2.3.3 Pelindung Pernafasan (Respirator).

1. Fungsi.

Alat pelindung pernafasan berfungsi memeberikan perlindungan organ pernafasan akibat pencemaran udara oleh fakt or kimia sepert i debu, uap, gas, fume, asap, mist , kabut , kekurangan oksigen, dan sebagainya.

2. Jenis.

Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :

a. Respirat or yang berfungsi memurnikan udara (air purifying respirat or).

Gambar 12. Respirat or-Disposible paper m ask unt uk melindungi dari pajanan debu yang t idak

t oksik/ kadar t oksisit asnya rendah, digunakan pada saat prosesing akrilik, mixing bahan t anam , m enggerinda logam / akrilik

b. Respirat or yang berfungsi memasok oksigen at au udara (air supplying respirat or).

3. Spesifikasi.

a. Respirator Yang M emurnikan Udara.

Respirat or jenis ini dipakai bila pekerja t erpajan bahan pencemar di udara (debu, gas, uap, fume, m ist , asap, fog) yang kadar t oksisit asnya rendah. Prinsip kerja respirat or ini adalah membersihkan udara t erkont aminasi dengan cara filt rasi, adsorbsi, at au absorbsi.

M enurut cara kerjanya dibedakan menjadi :

1. Respirat or yang mengandung bahan kimia (cem ical respirat ors).

2. Respirat or dengan kat rid (cart ridge) bahan kimia.

a. Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorpsi bahan pencemar di udara pernafasan.

b. Bahan kimia yang digunakan unt uk mengadsorbsi biasanya karbon akt if at au silika gel.

c. Biasanya penut up sebagian muka dengan sat u at au dua kat rid yang mengandung bahan kim ia t ert ent u.

d. Tidak bisa digunakan unt uk keadaaan darurat .

e. Hanya mampu memurnikan sat u macam at au sat u golongan bahan kim ia (gas, uap) saja.

3. Respirat or dengan kanist er yang berisi bahan kimia.

a. Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorbsi bahan pencemar di udara pernafasan

b. Bahan kimia yang digunakan unt uk mengadsorbsi adalah yang sesuai dengan bahan-bahan kima t ert ent u saja. M isal kanist er unt uk uap asam klorida (hcl dan

asam sulfat (h 2 so 4 ) harus menggunakan kanist er yang berisi soda

c. Bahan kimia kanist er mempuyai bat as w akt u kedaluw arsa. Bat as w akt u kedaluw arsa ini t ergant ung pada isi kanist er, konsent rasi bahan pencemar, dan akifit as pemakainya.

d. Bisa menut up sebagian muka at au seluruh m uka

e. Tidak bisa digunakan dalam keadaaan udara di lingkungan kerja menggandung bahan kim ia gas at au uap t oksik dengan kadar yang cukup t inggi.

f. Sat u t ipe kanist er hanya bisa digunakan unt uk memurniakan udara t erkont aminasi sat u macam at au sat u golongan bahan kimia (gas, uap) saja.

4. Respirat or mekanik (M echanical Respirat or).

a. Digunakan unt uk melindungi si pemakai akibat pemajanan part ikel-part ikel di lingkungan kerja sepert i debu, asap, fume, mist dan fog.

b. Prinsip kerja respirat or ini adalah memurnikan udara t erkont aminasi melalui proses filt rasi memakai bermacam t ipe filt er.

c. Efisiensi filt er t ergant ung kepada ukuran part ikel dan diamet er pori-pori filt er.

5. Respirat or kombinasi filt er dan bahan kim ia.

a. Respirat or jenis ini dilengkapi dengan filt er unt uk menyaring udara t erkont aminasi part ikel (debu) dan akt rid (cat ridge) at au kanist er yan mengandung bahan kimia.

b. Respirat or jenis ini biasanya digunakan oleh pekerja pada w akt u melakukan pengecat an dengan cara semprot (spray paint ing).