PEMANFAATAN SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KESADARAN SEJARAH SISWA : Penelitian Naturalistik Inkuiri di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

(1)

KESADARAN SEJARAH SISWA

(Penelitian Naturalistik Inkuiri di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh: Luqmanul Hakim

1302694

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

(3)

(4)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah lokal memungkinkan peserta didik akan lebih mempunyai ketertarikan dalam belajar dan dapat mengembangkan kesadaran sejarah mereka. Rumusan masalah yang peneliti angkat adalah pertama bagaimana perencanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU, kedua bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU, ketiga bagaimana pemahaman siswa mengenai sejarah lokal PGRS-PARAKU, keempat kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU. Metode penelitian yang digunakan adalah naturalistic inquiri dengan informan guru sejarah dan siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1 Anjongan. Teknik pengumpulan datanya observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan model analisis interaktif terdiri dari reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Validitas dengan member check, dan expert opinion. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa proses perencanaan guru dalam memanfaatkan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar telah cukup baik, guru mempersiapkan silabus pembelajaran serta menyusun RPP yang sistematis, guru juga mempersiapkan beberapa sumber yang berkaitan dengan materi. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara sistematis sesuai dengan RPP yang telah disusun, di awal pembelajaran guru membukanya dengan baik dan memberikan umpan balik kepada siswa untuk bertanya di akhir kagiatan pembelajaran, guru juga menghubungkan sejarah lokal tersebut dengan sejarah nasional Indonesia. Hasil dari pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU bisa dikatakan cukup baik, mereka mampu menjelaskan bagaimana proses masuknya PGRS-PARAKU di Kalimantan Barat, alasan mengapa pula PGRS-PARAKU kemudian menjadi incaran pemerintah Indonesia pada saat itu. Adapun kendala yang dihadapi yaitu kurangnya sumber baik tertulis maupun sumber berupa peninggalan, dan kurang bervariasinya metode pembelajaran yang guru gunakan.

Kata kunci: Pemanfaatan sejarah PGRS-PARAKU, kesadaran sejarah, sejarah lokal, sumber belajar.


(5)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The background of this research is lack of delivery history lesson that talks about the environment in around of students’ residence. Learning of local history allow students will more interest in learning and develop of their’s awareness history. Problems formulation of this research are first how PGRS-PARAKU local history lesson planning, second how the implementation of PGRS-PARAKU local history learning, third how students' understanding about PGRS-PARAKU local history,

fourth obstacles encountered in learning of PGRS-PARAKU local history. The method was used this research is naturalistic inquiry with teachers and students of XI IPS 2 class in SMAN 1 Anjongan as informants. Techniques of data collection are observation, interview, and documentation. Data was analyzed with interactive analysis model which consists of reduction, presentation, and conclusion. The validation with members check and experts judgement. The conclusion of this research is planning process of teachers in utilizing PGRS-PARAKU local history as a learning resource has been good, the teachers prepare the syllabus of learning and develop the implementation of lesson plans systematically, the teachers also prepare several sources related to the history lesson. Learning implementation is carried out systematically in accordance with implementation of lesson plans that had been developed, in the early learning teacher opened it well and provide feedback to the students to ask in the end of learning activities, the teachers also connects local history with Indonesia's national history. The results show that PGRS-PARAKU local history is good, they can explain how the process of entry PGRS-PARAKU in West Kalimantan, that reason why PGRS-PARAKU became the target of Indonesian government at that time. The constraints faced is lack of resources either in writing or in heritage resources, and less varied teaching methods that teachers used.

Key words: Utilization PGRS-PARAKU history, awareness history, local history, learning resources.


(6)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

MOTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang. ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

1. Manfaat Teoris ... 11

2. Manfaat Praktis ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II: KAJIAN PUSTAKA... 14

A. Pembelajaran Sejarah Lokal ... 14

1. Pembelajaran Sejarah ... 14

2. Pengertian Sejarah Lokal ... 17

3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Sejarah Lokal ... 21

B. Pemberontakan PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat ... 22


(7)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penumpasan Pemberontakan PGRS/PARAKU ... 28

C. Sumber Belajar... 33

D. Kesadaran Sejarah ... 38

E. Penelitian Terdahulu... 42

F. Kerangka Pemikiran ... 45

BAB III: METODE PENELITIAN ... 47

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 47

B. Metode Penelitian ... 48

C. Instrumen Penelitian ... 50

D. Verifikasi Data... 51

1. Member Check... 51

2. Expert Opinion ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Pengumpulan Data dengan Observasi ... 53

2. Pengumpulan Data dengan Wawancara ... 54

3. Pengumpulan Data dengan Dokumentasi ... 55

F. Teknik Analisis Data ... 55

1. Pengumpulan Data ... 56

2. Reduksi Data ... 56

3. Display Data... 56

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan ... 57

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 58

1. Latar Belakang Sekolah ... 58

2. Visi dan Misi Sekolah ... 59

3. Kondisi Tenaga Pengajar ... 60

4. Kondisi Fisik Sekolah ... 60


(8)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

1. Perencanaan Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU.... 64

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU .... 66

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU ... 77

4. Kendala dan Solusi dalam Pemanfaatan Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU ... 80

C. Pembahasan Hasil Temuan ... 83

1. Perencanaan Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU.... 83

2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU .... 89

3. Hasil Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU ... 95

4. Kendala dan Solusi dalam Pemanfaatan Pembelajaran Sejarah Lokal PGRS-PARAKU ... 98

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(9)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu modal utama untuk mencapai titik kesuksesan dalam menghadapi era globalisasi seperti pada saat ini. Pemerintah menciptakan berbagai kebijakan dalam pendidikan sebagai sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Pendidikan sejarah merupakan media pendidikan yang signifikan untuk memperkenalkan kepada peserta didik tentang bangsanya di masa lampau. Melalui pelajaran sejarah peserta didik dapat melakukan kajian mengenai apa dan bila, mengapa, bagaimana, serta akibat apa yang timbul dari jawaban masyarakat bangsa di masa lampau tersebut terhadap tantangan yang mereka hadapi serta dampaknya bagi kehidupan pada masa sesudah peristiwa itu dan masa kini. Tindakan apa yang dilakukan para pelaku sejarah yang tidak mampu mencapai tujuan sehingga dapat dianggap sebagai suatu kesalahan atau bahkan kegagalan, perbuatan apa yang mereka lakukan yang mampu mencapai tujuan sehingga dianggap sebagai suatu keberhasilan dan memberikan dampak positif bagi kehidupan kebangsaan sesudahnya maupun masa kini (Hasan, 2012, hlm.34).

Pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki siswa sebelumnya atau lingkungan sosialnya tidak dijadikan bahan belajar di kelas, sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah yang pasif. Kekurangcermatan pemilihan strategi pembelajaran akan berakibat fatal bagi pencapaian tujuan (Widja, 1989, hlm. 91).


(10)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran sejarah bukan hanya untuk menanamkan pemahaman masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan adanya perkembangan masyarakat kebangsaan dan cinta tanah air, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan antar bangsa di dunia; melainkan ditekankan pada kegiatan yang dapat memberikan pengalaman untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kecintaan pada bangsanya.

Menurut Barnadib (1973, hlm.45) menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman dalam sejarah bukan hanya untuk diketahui, tetapi diharapkan dapat dipakai untuk memperbaiki usaha-usaha dimasa mendatang. Hal senada juga disampaikan oleh Seixas (2000, hlm.21):

“Quite simply, it is the power of the story of the past do define who we are in the present, our relations with others, relations in civil society-nation and state, right and wrong, good and bad- and broad parameters for action in the future (Cukup sederhana, sejarah adalah kekuatan cerita masa lalu yang menentukan siapa kita di masa sekarang, hubungan kita dengan orang lain, hubungan di masyarakat sipil - bangsa dan negara , benar dan salah , baik dan buruk- dan parameter yang luas untuk tindakan

di masa depan)”.

Posisi mata pelajaran sejarah sangat strategis dalam menciptakan kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Sejarah merupakan gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah telalu itu (Gazalba, 1981, hlm.13). Tujuan pembelajaran sejarah di SMA antara lain (Permendiknas No.22 Tahun 2006):

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan;

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan;


(11)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau;

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga kini dan masa yang akan datang;

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

Pembelajaran sejarah di sekolah pada umumnya masih banyak mengandalkan buku teks sebagai sumber belajar, sementara itu lingkungan di sekitar siswa kurang optimal untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah. Berbagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah perlu kiranya digunakan untuk menarik minat belajar para siswa dan mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri mereka, salah satunya dengan menjadikan sejarah lokal sebagai sumber belajar. Guru sejarah diharapkan dapat melaksanakan studi-studi sejarah lokal secara sederhana yang akan menyumbang perkembangan studi sejarah pada umumnya di Indonesia, agar murid dalam perkembangannya bisa mengetahui apa saja yang menjadi sejarah penting di lingkungannya. Peserta didik diharapkan mengetahui serta menghayati dengan baik perkembangan masyarakat dari masa lampau sampai masa kini yang terjadi di lingkungan sendiri. Sebagaimana menurut Mulyana & Gunawan (2007, hlm.1-2) yang menyatakan bahwa:

“Pembelajaran sejarah di sekolah sebaiknya lebih mudah dipahami oleh

siswa. Dalam pembelajaran sejarah hendaknya siswa dapat melihat langsung kehidupan yang nyata, bukan materi pembelajaran yang jauh dari realitas kehidupan siswa. Bahkan pembelajaran sejarah yang baik dapat bersumber pada kehidupan siswa. Kedekatan emosional siswa dengan lingkungannya merupakan sumber belajar yang berharga bagi terjadinya proses belajar di kelas. Pemahaman belajar sejarah yang demikian, hanya dapat dilakukan manakala pengajaran sejarah tidak hanya menekankan pada rentetan waktu dan peristiwa belaka, tetapi


(12)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sejarah yang demikian itu dapat memberikan makna bagi

siswa”.

Widja (1989, hlm.85-95) dalam tulisan menyebutkan banyak keluhan tentang pembelajaran sejarah baik yang bersifat substantif maupun metodologis, Ia menjelaskan secara substantif materi pembelajaran di SD, SLTP, maupun SMU banyak pengulangan dan membosankan. Sementara itu, Gutierrez (2000, hlm.356) mengemukakan bahwa pembelajaran sejarah sering terlalu banyak berkisah tentang perkembangan yang jauh dari lingkungan diri siswa dan kelompoknya. Douch dan Mahoney (dalam Supardan, 2004, hlm. 84) memberikan komentar yang sejalan dengan pemikiran tersebut, bahwa dalam mengatasi persoalan materi sejarah (nasional), perlu diadakan pembelajaran sejarah lokal yang bercerita kehidupan sekitar siswa. Pembelajaran sejarah lokal ini lebih mudah dihayati karena membawa siswa ke situasi riil yang pernah dialami di lingkungannya. Sejarah lokal dapat membawa langsung siswa mengenal peran dalam masyarakatnya.

Pembelajaran sejarah lokal sangat mendukung prinsip pembangunan kemampuan peserta didik untuk berfikir aktif, kreatif, dan struktural konseptual serta dapat mengembangkan kesadaran sejarah siswa. Hampir semua prinsip dalam rangka pembelajaran siswa aktif sangat relevan dengan kegiatan pembelajaran yang bermuatan sejarah lokal. Sesuai dengan sifatnya materi serta sumber sejarah lokal, maka peserta didik akan terdorong mengembangkan keterampilan-keterampilan khusus seperti: mengobservasi, teknik bertanya atau melakukan wawancara, mengumpulkan dan menyeleksi sumber, mengadakan klasifikasi serta mengidentifikasi konsep, bahkan membuat generalisasi, kesemuanya itu mendorong bagi perkembangan proses balajar bersifat discovery inquery (Widja, 1989, hlm. 113).

Oleh karena itu dengan mengenali aspek kesejarahan dari peristiwa lokal maka peserta didik memiliki kebanggaan pada wilayahnya sendiri tanpa harus kehilangan semangat menghormati kebudayaannya dan sejarah milik masyarakat


(13)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain. Pembelajaran sejarah lokal memungkinkan peserta didik akan lebih mempunyai ketertarikan dalam belajar. Hal ini disebabkan materi belajar sejarah lokal diperoleh dari sekitar kehidupan peserta didik yang diperoleh lingkungan dan masyarakat setempat.

Pengintegrasian sejarah lokal dalam tulisan ini adalah pemuatan sejarah dalam lingkup yang terbatas meliputi suatu lokasi tertentu. Untuk mengembangkan muatan sejarah lokal dengan baik perlu kiranya tetap menggunakan pendekatan-pendekatan yang berlaku dalam sejarah nasional yaitu faktual, prosesual, pemecahan masalah, dan tematis. Perlunya pemuatan sejarah lokal karena untuk mengetahui kesatuan yang lebih besar dan bagian yang lebih kecilpun harus dimengerti dengan baik. Seringkali hal-hal yang ada ditingkat nasional baru bisa dimengerti dengan baik, apabila kita mengerti dengan baik perkembangan ditingkat lokal. Sebagimana menurut Hasan (2012, hlm. 6) bahwa pemilihan peristiwa itu harus dimulai dari peristiwa yang paling dekat dengan lingkungan peserta didik, meluas hingga ke peristiwa yang bersifat nasional.

Sementara itu menurut Mulyana & Gunawan (2007, hlm. 1) menyatakan bahwa:

“Belajar sejarah pada dasarnya belajar tentang kehidupan masyarakat.

Berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, politik, budaya, ekonomi dan aspek-aspek kehidupan lainnya dapat dipelajari dalam sejarah. Ciri penting mempelajari masyarakat sebagai fokus kajian sejarah adalah melihat masyarakat sebagai sesuatu yang berubah dalam konteks waktu. Selain aspek waktu, dalam mempelajari kehidupan masyarakat, sejarah melihat pula aspek keruangan di mana kehidupan manusia itu dikaji. Aspek keruangan dapat dilihat dalam konteks yang lebih luas, misalnya sejarah nasional ataupun juga pada aspek yang lebih kecil, misalnya

sejarah lokal”.

Suatu catatan penting adalah materi sejarah lokal harus pula disajikan tidak dalam perspektif ilmu sejarah tetapi dalam persepektif pendidikan. Oleh karena itu keterkaitan dan penafsiran materi sejarah lokal jangan sampai menimbulkan konflik dengan kepentingan sejarah nasional dan upaya membangun rasa


(14)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persatuan, perasaan kebangsaan, dan kerjasama antar daerah dalam membangun kehidupan kebangsaan yang sehat, cinta damai, toleransi, penuh dinamika, kemampuan berkompetisi dan berkomunikasi (Hasan, 2012, hlm. 124).

Melalui pembelajaran sejarah lokal yang dijadikan sebagai sumber belajar pada materi peristiwa PGRS-PARAKU ini diharapkan dapat mengembangkan kesadaran sejarah para siswa serta dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat bagi mereka untuk menghadapi kehidupan di masa kini dan merancang demi kehidupan di masa yang akan datang. Ini tentunya sesuai dengan makna pembelajaran sejarah yang sesungguhnya. Sejarah PGRS-PARAKU ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan nasionalisme dan pengembangkan kesadaran sejarah, hal ini dikarenakan peristiwanya yang sangat berhubungan dengan munculnya berbagai paham di Indonesia, serta perjuangan-perjuangan dalam mempertahankan keutuhan NKRI.

Widja (1989, hlm. 127) menyatakan bahwa suatu hal yang tidak bisa dilupakan dalam pengajaran sejarah lokal ialah bahwa kegiatan ini tidak lain daripada suatu proses belajar dengan menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber belajar yang berasal dari lingkungan masyarakat di sekitar sekolah atau lingkungan tempat tinggal murid.

Adapun beberapa buku yang sebelumnya telah membahas mengenai PGRS-PARAKU ini adalah tulisan dari Usman & Isnawita (2009) yang berjudul

Ancaman Negeri Jiran: Dari Ganyang Malaysia Sampai Konflik Ambalat”. Serta buku dari Nurcahyani (2002) yang berjudul “Pemberontakan PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat”. Kedua buku tersebut memaparkan penjelasan mengenai

konflik Indonesia-Malaysia yang terjadi di Kalimantan Barat, dan konflik pemerintahan Indonesia dengan PGRS-PARAKU. Buku tersebut tentunya mengkaji peristiwa PGRS-PARAKU secara kesejarahan sebagai bagian dari ilmu, namun tulisan yang dibuat oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan untuk kepentingan pendidikan di sekolah dengan tidak terlepas dari berbagai sumber buku yang sebelumnya pernah ditulis.


(15)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejarah lokal mengenai PGRS-PARAKU ini diharapkan dapat memunculkan sesuatu yang berarti untuk dipelajari bagi siswa, karena sudah memang seharusnya apa yang menjadi materi di dalam pembelajaran sejarah memiliki nilai-nilai yang terkandung dan penting bagi siswa, termasuk dalam mengembangkan kesadaran sejarah. Hal ini seperti yang disampaikan Sjamsuddin (2007, hlm. 285-286), yang menyatakan bahwa manusia harus mampu mengambil nilai-nilai pelajaran yang terkandung dalam sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dan inspirasi bagi semua tindakan yang diambilnya pada masa-masa mendatang.

Upaya pengembangan kesadaran sejarah perlu kiranya diberikan kepada siswa melalui pembelajaran sejarah lokal yang dijadikan sebagai sumber belajar. Ayatrohaedi (2012, hlm. 22) yang menyatakan bahwa pelajaran sejarah merupakan ruang yang sangat penting bagi pengembangan kesadaran sejarah di sekolah. Kesadaran sejarah siswa perlu dibangun agar sejarah yang ada tidak begitu saja dilupakan dan terhapus oleh zaman. Kesadaran sejarah juga penting artinya karena bukan hanya mempersoalkan asal-usul yang memperkuat perasaan yang dapat mempertajam pandangan ke dalam dan ke luar kesatuan sosialnya, tetapi ia juga penting untuk memperkuat dorongan mencapai cita-cita bersama setelah belajar pengalaman di masa lampau.

Kesadaran sejarah yang ditunjang oleh pengetahuan masa lampau yang obyektif akan menimbulkan empati anak bangsa terhadap bangsanya dengan cara

‘relive’ dan ‘rethink’ terhadap tindakan-tindakan manusia pada masa lampau (Hughes, 1964, hlm.1). Untuk selanjutnya, empati ini akan membangkitan keingintahuan anak bangsa untuk menggali lebih dalam perjalanan bangsanya di masa lampau dalam rangka untuk menemukan jawaban dari mengapa segala sesuatu menjadi seperti apa yang terlihat pada masa kini. Anak bangsa yang memiliki kesadaran sejarah akan mencari jawabannya dengan belajar sejarah. Dengan demikian, kesadaran sejarah tidak lain daripada kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakekat sejarah bagi masa kini


(16)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan bagi masa yang akan datang, menyadari dasar pokok bagi berfungsinya makna sejarah dalam proses pendidikan.

Beberapa pendidik sejarah (Wineburg, 2000, hlm. 310; Lowenthal, 2000, hlm. 74; Boix-Mansila, 2000, hlm. 391), menyadari manusia dalam sejarah pada hakekatnya merupakan proses pengungkapan dan pandangannya tentang hari ke depan, terdapat kait mengait antara masa lampau dengan kini, dan inilah yang merupakan bagian kesadaran sejarah. Sejalan dengan hal tersebut, Wiriaatmadja (2002, hlm x-xi) menyatakan bahwa kesadaran sejarah berupa pemahaman mengenai kontinuitas dan perubahan yang bedaya guna untuk menyelesaikan permasalahan saat ini dan mempersiapkan masa depan sehingga dapat memberikan rasa optimis terhadap penyelesaian masalah bangsa.

Kesadaran sejarah yang dikembangkan melalui pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU ini diharapkan mampu untuk memberikan pegangan bagi siswa bahwa betapa pentingnya mempelajari sejarah lokal yang ada di lingkungannya serta dapat menumbuhkan persatuan di dalam masyarakat karena memiliki pengalaman yang sama. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Budhisantoso (2012, hlm. 22) bahwa kesadaran sejarah baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat luas diarahkan kepada penghayatan nilai luhur, khususnya nilai-nilai perjuangan yang mempersatukan masyarakat Indonesia yang majemuk sebagai satu bangsa. Sementara itu Kartodirdjo (1989, hlm. 1-7) menyatakan bahwa:

“Kesadaran sejarah pada manusia sangat penting artinya bagi

pembinaan budaya bangsa. Kesadaran sejarah dalam konteks ini bukan hanya sekedar memperluas pengetahuan, melainkan harus diarahkan pula kepada kesadaran penghayatan nilai-nilai budaya yang relevan dengan usaha pengembangan kebudayaan itu sendiri. Kesadaran sejarah dalam konteks pembinaan budaya bangsa dalam pembangkitan kesadaran bahwa bangsa itu merupakan suatu kesatuan sosial yang terwujud melalui suatu proses sejarah, yang akhirnya mempersatukan sejumlah nasion kecil dalam suatu nasion besar yaitu bangsa. Dengan demikian indikator-indikator kesadaran sejarah tersebut dapat dirumuskan mencakup: menghayati makna dan hakekat sejarah bagi


(17)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masa kini dan masa yang akan datang; mengenal diri sendiri dan bangsanya; membudayakan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa; dan

menjaga peninggalan sejarah bangsa”.

Pemanfaatan sejarah lokal PGRS/ PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XII IPS 2 SMA Negeri 1 Kecamatan Anjongan adalah upaya guru untuk melestarikan sejarah lokal serta mengembangkan kesadaran sejarah siswa dan menumbuhkan rasa kecintaan siswa terhadap bangsanya. Berbagai sumber belajar dapat kita gunakan untuk menarik minat belajar siswa serta memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran salah satunya adalah sejarah pemberontakan PGRS/PARAKU. Berdasarkan pengamatan peneliti, Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki berbagai sejarah lokal yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Untuk itu peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU ini.

Kecamatan Anjongan merupakan sebuah daerah yang menjadi salah satu jalur penghubung antara Kalimantan Barat dan perbatasan dengan Malaysia, sehingga segala yang berhubungan dengan masa lalu termasuk pembelajaran sejarah lokal perlu disampaikan kepada siswa sebagai generasi penerus agar mereka sadar dan memahami masa lalu di lingkungan sekitarnya. SMA Negeri 1 Anjongan merupakan salah satu sekolah menengah atas yang di dalam pembelajaran sejarahnya telah menerapkan pembelajaran sejarah lokal sebagai salah satu sumber belajar dalam pelajaran sejarah di sekolah, hal ini dikarenakan guru mata pelajaran sejarah juga merupakan lulusan pendidikan sejarah yang memahami arti pentingnya menyampaikan sejarah lokal kepada siswa dalam pembelajaran sejarah di sekolah.

Adanya berbagai persoalan tersebut di atas, maka penulis terdorong untuk

membuat sebuah penelitian mengenai “Pemanfaatan Sejarah Lokal PGRS- PARAKU sebagai Sumber Belajar untuk Mengembangkan Kesadaran Sejarah

Siswa” yang dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten


(18)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka pentinglah kiranya memanfaatkan sejarah lokal sebagai sumber belajar dalam upaya mengembangkan kesadaran sejarah siswa. Hal ini diperlukan agar siswa selalu terdorong untuk mengetahui secara mendalam mengenai sejarah lokal yang ada di lingkungan sekitarnya. Kalimantan Barat sebagai salah satu provinsi yang memiliki sejarah lokal sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu sumber belajar demi pengembangan kesadaran sejarah. Maka, fokus dalam penelitian ini adalah mengenai pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan deskripsi latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah?

3. Bagaimanakah hasil-hasil pembelajaran sejarah sejarah lokal PGRS-PARAKU di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

4. Kendala apakah yang dihadapi dalam upaya pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah?


(19)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Tujuan Penelitian

Dengan mendasarkan pada permasalah penelitian yang ada, maka tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan antara lain untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Perencanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

3. Hasil pembelajaran sejarah sejarah lokal PGRS-PARAKU di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

4. Kendala yang dihadapi dalam upaya pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan Kabupaten Mempawah.

E.Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, peneliti juga berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran terutama tentang konsep-konsep yang berkenaan dengan bagaimana pengembangan kesadaran sejarah siswa melalui pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah.


(20)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah pengalaman dalam hal meneliti dan hasilnya dapat dijadikan bekal kelak ketika manjadi guru pendidikan sejarah.

b. Bagi Guru

Memberikan kontribusi nyata bagi guru sejarah dalam merancang dan menggunakan sejarah lokal sebagai sumber belajar sejarah di sekolah. c. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan yang berarti dalam setiap proses pembelajaran, sehingga dapat memotivasi belajar siswa agar lebih aktif dalam merespon pelajaran, dan mutu dari sekolah yang bersangkutan dapat menjadi lebih baik.

d. Bagi Penelitian Berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan bagi penelitian selanjutnya terutama yang berkenaan dengan pembelajaran sejarah lokal di sekolah yang dijadikan sebagai sumber belajar serta penelitian yang berhubungan dengan pengembangan kesadaran sejarah bagi siswa. Sehingga penelitian berikutnya diharapkan bisa lebih baik lagi.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan tesis ini terdiri dari 5 bab. Bab pertama dalam penulisan tesis ini berjudul pendahuluan, pada bab ini terbagi atas beberapa bagian yakni dimulai dengan latar belakang penelitian, yaitu berupa alasan rasional dan esensisal mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat judul penelitian, dalam latar belakang ini juga disampaikan harapan dan permasalahan yang ada di lapangan. Pada bagian selanjutnya dalam bab ini juga dikemukakan pengenalan masalah atau inventarisasi masalah melalui


(21)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi masalah, tujuannya yakni untuk menentukan batasan permasalahan sehingga dapat terjadi pemfokusan teori. Kemudian pada bab ini dirumuskan rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk berbagai pertanyaan, selanjutnya dimuat pula tujuan dari penelitian ini yang menyajikan hasil yang ingin dicapai. Manfaat penelitian merupakan bagian selanjutnya yang ada di bab pertama ini, manfaat penelitian ini ditujukan baik bagi peneliti, bagi siswa, maupun terhadap kebijakan-kebijakan yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini. Serta di bagian akhir bab pendahuluan ini yaitu dipaparkan struktur organisasi tesis mulai dari bab pertama hingga bab terakhir.

Bab kedua berjudul kajian pustaka, kajian pustaka mempunyai peranan yang sangat penting bagi penulisan tesis ini. Kajian pustaka ini berisi tentang konsep-konsep, teori-teori, dalil-dali mengenai bidang yang akan dikaji. Dalam penelitian ini peneliti mengguunakan berbagai teori seperti pembelajaran sejarah, sejarah lokal, tujuan dan manfaat pembelajaran sejarah lokal, sejarah PGRS-PARAKU, sumber belajar, dan teori mengenai tentang kesadaran sejarah. Dalam kajian pustaka peneliti membandingkan dan mengontraskan kedudukan masing-masing teori dengan masalah yang sedang diteliti. Pada bab ini juga dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang tentunya menunjang bagi penelitian yang akan dilakukan, serta di bagian akhir bab ini juga dipaparkan mengenai paradigma penelitian.

Bab ketiga dalam tesis ini berjudul metode penelitian, di dalamnya terdapat berbagai komponen. Komponen yang pertama dibahasa dalam bab ini yaitu mengenai lokasi dan subjek penelitian, selanjutnya dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan naturalistik inkuiri. Selanjutnya dipaparkan pula instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab keempat yang berjudul hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini terdiri dari dual hal utama yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan


(22)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Selanjutnya dipaparkan pembahasan dan analisis temuan, pembahasan merupakan refleksi terhadap teori yang dikembangkan peneliti atau peneliti sebelumnya.

Bab terakhir atau bab kelima dari tesis ini yakni simpulan dan saran, yakni menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ditulis dengan naratif dan deskriptif tentang jawaban dari rumusan masalah yang diajukan peneliti, disajikan dengan sederhana akan tetapi mampu menjawab persoalan-persoalan di lapangan. Selanjutnya dibuat pula saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak, baik kepada sekolah, guru, maupun kepada peneliti berikutnya yang berniat melakukan penelitian serupa.


(23)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang utama dalam sebuah penelitian. Dengan adanya metode penelitian, peneliti akan mampu memecahkan masalah yang ditelitinya. Pada bab ini, penulis menjabarkan komponen-komponen metodologi penelitian yang meliputi: subjek dan lokasi, metode, instrumen, verifikasi data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data penelitian. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

A.Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian ini akan menghasilkan informasi data yang ditarik dan dikembangkan secara purposive. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru mata pelajaran sejarah dan siswa kelas XI IPS 2 yang terlibat dalam proses pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah. Guru sejarah yang dipilih sebagai subjek penelitian hanya 1 yakni yang mengajar di kelas XI IPS 2, ia merupakan guru lulusan pendidikan sejarah dan selalu memanfaatkan sejarah lokal sebagai salah satu sumber belajar di dalam kelas. Dipilihnya siswa kelas XI IPS 2 sebagai subjek penelitian berdasarkan hasil pra-observasi peneliti di SMA Negeri 1 Anjongan, siswa kelas XI IPS 2 merupakan salah satu kelas favorit dikarenakan selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi situasi sosial (social situation). Situasi sosial di dalam penelitian ini adalah tempat (place) yaitu sekolah, aktivitas (activity) yaitu kegiatan belajar mengajar, serta pelaku (actors) yaitu guru sejarah dan beberapa orang peserta didik yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu (sample purposive).

Lokasi penelitian ini ditetapkan di SMA Negeri 1 Anjongan yang terletak di Jalan Raya Anjongan Kilometer 62, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat. Aspek pelakunya adalah guru sejarah dan


(24)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa kelas XI IPS 2 yang terlibat dalam proses pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk mengembang-kan kesadaran sejarah..

Pertimbangan-pertimbangan ditetapkannya SMA Negeri 1 Anjongan menjadi lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dasar pertimbangan memilih SMA Negeri 1 Anjongan menjadi lokasi penelitian adalah berdasarkan kenyataan di lapangan, guru sejarah telah melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai salah satu sumber belajar dalam pembelajaran sejarah di kelas, namun belum ada yang melakukan penelitian.

2. Anjongan merupakan sebuah wilayah yang menjadi salah satu jalur ke negara Malaysia yang sangat berhubungan dengan sejarah lokal PGRS-PARAKU.

3. Guru mata pelajaran sejarah merupakan lulusan pendidikan sejarah, sehingga sesuai dengan bidang yang diajar.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

naturalic inquiry. Bogdan dan Taylor (1993, hlm. 30) menyatakan bahwa metode kualitatif akan menunjuk kepada prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu secara holistik (utuh) jadi pokok kajian, baik sebuah organisasi atau individu, tidak akan diredusir (disederhanakan) menjadi variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang telah direncanakan sebelumnya, akan tetapi akan dilihat sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,


(25)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian (Moleong, 2007, hlm. 44).

Lincoln dan Guba (1985, hlm. 39) mengemukakan bahwa ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai suatu keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Hal ini didasarkan atas beberapa asumsi: Pertama, tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat. Kedua, konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya. Ketiga, sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa latar alamiah dipandangnya sebagai suatu kenyataan yang utuh. Peneliti ketika melakukan penelitiaannya harus masuk ke dalam konteksnya. Dalam penelitian ini yang menjadi konteksnya adalah pembelajaran sejarah lokal, maka peneliti harus masuk ke dalam kelas melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran unsurnya meliputi guru, siswa dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Semuanya merupakan satu kesatuaan karena saling mempengaruhi.

Desain penelitian kualitatif ini bersifat alamiah dimana peneliti tidak berusaha memanipulasi setting penelitian, kondisi/situasi objek yang diteliti benar-benar merupakan kejadian, komunitas, interaksi yang terjadi secara alamiah, hal ini dikarenakan metode kualitatif berusaha memahami fenomena-fenomena dalam kejadian alami yang wajar. Sejalan dengan ungkapan di atas, Bogdan dan Biklen (1982, hlm. 3) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif untuk pendidikan sesuai dengan karakteristik masalah yang dikaji. Lebih lanjut Bogdan


(26)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Biklen (1982, hlm. 27-29), secara operasional mengemukakan lima karateristik utama dari penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut :

1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and researcher is the key instrument.

2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words or picture rather than number.

3. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or productss.

4. Qualitative research tend to analyze their data inductively 5. ”Meaning” is of essential to the qualitative approach.

Berdasarkan karakteristik metode kualitatif di atas, mengisyaratkan bahwa sangat berperannya peneliti dalam implementasinya, data yang dikumpulkan cenderung dalam bentuk kata-kata, lebih menekankan proses dari pada hasil, analisis induktif dengan mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati, serta mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial. Menurut Lincoln dan Guba (1985, hlm. 28) naturalistik merupakan pendekatan yang berorientasi pada penemuan yang memanimalisir manipulasi penelitian atas objek penelitian/studi.

Pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah telah masuk dalam perencanaan pembelajaran khususnya materi sejarah lokal tentang munculnya berbagai faham di Indonesia, namun belum pernah dilakukan sebuah penelitian. Oleh karena itu, pendekatan kualitatif dengan mertode Naturalistik Inquiry sangat tepat untuk diaplikasikan dalam penelitian ini dengan membiarkan kegiatan pembelajaran berjalan apa adanya dengan alami tanpa adanya perlakuan atau intervensi dari peneliti.

C.Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuan di


(27)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan. Fungsi peneliti dalam penelitian kualitatif menurut Nasution (2003, hlm. 223) dinyatakan bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu di kembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Selain instrumen utama, di dalam penelitian ini juga menggunakan beberapa instrumen pendukung diantaranya adalah panduan observasi, panduan wawancara dan studi dokumentasi. Untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data, maka diperlukan beberapa alat bantu, yaitu:

1) Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua pengamatan dan percakapan dengan sumber data atau informan. Buku catatan ini digunakan selama peneliti melakukan pengamatan di kelas dan mewawancarai informan di SMA Pasundan 1 Tasikmalaya, terutama peserta didik Kelas XI IPS 1, guru sejarah, dan kepala sekolah.

2) Tape Recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan selama peneliti mewawancarai informan atau sumber data. 3) Camera digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran sejarah di

kelas, juga dapat digunakan untuk mengambil gambar pada saat kegiatan pembelajaran sejarah di SMA Pasundan 1 Tasikmalaya. Pengambilan gambar dilakukan ketika observasi berlangsung dan dengan adanya kegiatan alat penelitian ini maka keabsahan penelitian lebih terjamin, karena betul-betul melakukan pengumpulan data.


(28)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang berhasil dikumpulkan tidak selamanya mengandung unsur kebenaran dan sesuai dengan fokus penelitian. Bisa jadi masih ada kekurangan dan kesalahan dalam data. Untuk itu diperlukan pemeriksaan keabsahan data agar data benar-benar valid/absah. Verifikasi data merupakan suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data. Teknik verifikasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Member Check

Member Check yaitu mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan dengan cara mengkonfirmasi dengan sumber data. Apabila data-data tersebut sesuai dengan penafsiran subjek penelitian maka data-data tersebut kredibel/dapat dipercaya, namun apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh subjek penelitian, maka penelitian perlu dilakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan kebenaran data-data tentang pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa dengan guru sejarah dan siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan sebagai subjek penelitian.

2. Expert Opinion

Expert Opinion merupakan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian kepada pakar/ahli yang profesional di bidangnya, yaitu para pembimbing dalam penelitian ini. Menurut Syamsuddin, A.R dan Damaianti (2006, hlm. 242) expert opinion adalah pakar atau ahli memeriksa semua tahapan penelitian dan akan memberi pendapat atau judgement terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian. Perbaikan, modifikasi, ataupun perubahan yang dilakukan berdasarkan opini pakar akan memberikan validasi penelitian dan dapat meningkatkan derajat kepercayaan. Dalam penelitian ini, sebagai pembimbing adalah Dr. Agus Mulyana, M.Hum yang akan memberikan arahan


(29)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan masukan terhadap masalah-masalah yang muncul pada saat penelitian nantinya. Perbaikan, modifikasi ataupun perubahan dilakukan berdasarkan arahan atau opini dari pembimbing tersebut, proses ini berlangsung selama penelitian dan proses penulisan tesis.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada

natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer. Teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi (Sugiyono, 2007, hlm. 309). Teknik pengumpulan data penelitian tentang pemanfaatan sejarah lokal sebagai sumber belajar ini dilakukan melalui beberapa teknik seperti: observasi (pengamatan), wawancara (komunikasi langsung), dan dokumentasi.

1. Pengumpulan Data dengan Observasi (Pengamatan)

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2007:145). Lincoln dan Guba dalam Moleong (2007, hlm.175-175) menyatakan bahwa manfaat pengamatan (observasi) adalah sebagai berikut:

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman langsung... Kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri... Ketiga, memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Kelima, memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan.

Mengenai jenis pengamatan (observasi), Moleong (2007, hlm. 176) menyatakan bahwa pengamatan terbagi atas dua macam, yaitu pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup. Pada pengamatan terbuka, subjek menyadari


(30)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan yang dilakukannya ada orang yang mengamatinya (dalam hal ini adalah peneliti) sehingga dengan sukarela ia akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pengamat untuk melakukan pengamatan. Sebaliknya pengamatan tertutup biasanya subyek tidak mengetahui ada pengamat yang mengamati terhadap kegiatan yang dilakukannya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan pengamatan terbuka yang memungkinkan untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.

Melalui pengamatan secara langsung (observasi) dilakukan peneliti sebagai observer terhadap suatu proses pembelajaran sejarah lokal melalui pemanfaatan Sejarah PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar di SMA Negeri 1 Anjongan sekaligus sebagai aplikasi dari sebuah desain pembelajaran yang telah disusun oleh guru sejarah dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran proses pembelajaran sejarah lokal tersebut yang sebenarnya. Pengamatan terhadap proses pembelajaran ini jika diuraikan diharapkan akan mendapakan gambaran tentang desain pembelajaran sejarah lokal dengan pemanfaatan sejarah lokal sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa, tahapan/langkah-langkah pembelajaran, hasil-hasil yang dicapai dalam pembelajaran tersebut dan kendala-kendala yang dihadapi guru sejarah dalam pemanfaatan sejarah lokal tersebut. Selanjutnya pengamatan juga diarahkan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan prinsip siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered). Dengan demikian, pengamatan ini dilakukan peneliti dapat menghilangkan keraguan sekaligus lebih meyakinkan bagi peneliti tentang keadaan yang sebenarnya.

2. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Nawawi (2005, hlm. 76) menyatakan bahwa teknik komunikasi langsung (wawancara) adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara tatap muka dengan sumber data. Teknik wawancara ini digunakan untuk mendialogkan dan menggali informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, baik wawancara terstruktur dengan bantuan


(31)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pedoman wawancara maupun yang tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah dan problematika yang dihadapi dalam pendidikan sejarah. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk memperoleh data dari beberapa informan kunci untuk melengkapi data tersebut diatas dengan pertanyaan yang bersifat menggali pengetahuan informan. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan kepada:

a. Guru Sejarah, Ferri Natawardani, S.Pd (FN), yaitu untuk memperoleh data seputar perencanaan guru dalam pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar dalam mengembangkan kesadaran sejarah siswa, pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal dalam mengembangkan kesadaran siswa dengan memanfaatkan sejarah lokal PGRS-PARAKU serta berbagai kendala yang dihadapi oleh guru dalam pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran sejarah.

b. Siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan, yaitu untuk memperoleh data tentang sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar dalam mengembangkan kesadaran sejarah siswa dan sejauh mana pemahaman mereka mengenai materi tersebut.

3. Pengumpulan Data dengan Dokumentasi

Lincon dan Guba (1985, hlm. 276-277) mengemukakan bahwa dokumentasi dan catatan digunakan dalam pengumpulan data didasarkan pada beberapa hal yakni:

a. Dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena mudah diperoleh dan relative lebih murah.

b. Merupakan informasi yang mantap baik dalam pengertian merefleksikan situasi secara akurat maupun dapat analisis ulang tanpa melalui perubahan di dalamnya.

c. Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya.

d. Keduanya merupakan sumber yang resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan kenyataan yang formal.


(32)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan non kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atau perlakuan peneliti.

Menurut Nawawi (2005, hlm.133) teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil (hukum) dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dengan demikian dalam teknik dokumentasi sumber informasinya berupa bahan-bahan yang tertulis atau tercatat. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti dalam hal ini menggunakan teknik dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto, buku-buku mengenai sejarah PGRS-PARAKU di Kalimantan Barat, buku-buku pelajaran sejarah, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lain-lain.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum turun ke lapangan, selama penelitian di lapangan, dan setelah selesai penelitian di lapangan. Dalam hal ini Sugiyono (2007, hlm. 336) menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Miles dan Huberman (2007, hlm. 337) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data mencapai titik jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Penjaringan data yang diperlukan data yang diperlukan dalam pengumpulan data masih bersifat data kasar yang muncul dari catatan tertulis. Artinya ketika peneliti turun ke lapangan, peneliti mencari data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, tidak melihat apakah data itu sudah sesuai dengan apa yang peneliti teliti atau belum, melainkan semua data yang diperoleh


(33)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diambil. Data yang diperoleh dari proses penjaringan data ini, selanjutnya akan direduksi, diverifikasi, dan disimpulkan sesuai dengan proses analisis data model interaktif (Sugiyono, 2005, hlm. 91).

2. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian ini berlangsung dalam proses reduksi data ini peneliti mulai memilih mana data yang valid atau tidak, diharapkan supaya hasil akhir dari penelitian akan memperoleh data yang valid dan reduksi data ini terus-menerus berlangsung sampai akhir penelitian (Sugiyono, 2005, 91-92).

3. Display Data (Penyajian Data)

Diartikan sebagai seperangkat informasi yang terorganisir, yang memungkinkan ditariknya kesimpulan data atau pengambilan tindakan, yang merupakan bagian sekunder yang harus ada pada analisis ini. Penyajian data dalam penelitian ini mencakup ringkasan-ringkasan terstruktur dari kerangka-kerangka pikir lainnya (Sugiyono, 2005, hlm. 92).

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Miles dan Huberman (1984, hlm 24) menyebutkan bahwa verifikasi dan penarikan kesimpulan didefinisikan sebagai penarikan artinya dari data yang terambil dengan melibatkan pemahaman peneliti banyak taktik yang digunakan dalam proses ini, antara lain menggunakan perbandingan baik secara luas maupun khusus, pencatatan plog dan tema, pengelompokan, penggunaan muktamar untuk taktik penegasan seperti triangulasi, pencapaian-pencapaian kasus-kasus negatif, pengadaan tindak lanjut, hal-hal yang di luar dugaan, serta pemeriksaan hasil-hasil dengan responden-responden.


(34)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2 : Analisis Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman, 1984, hlm 24. Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data


(35)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil peneltitian dan pembahasan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa, peneliti menarik beberapa kesimpulan dan merumuskan beberapa rekomendasi dengan tidak terlepas dari fokus masalah yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan-kesimpulan dan rekomendasi dapat peneliti paparkan sebagai berikut:

A.Kesimpulan

Berdasarkan paparan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi serta merujuk pada hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa harus direncanakan dan dipersiapkan dengan matang, perencanaan ini juga harus direncanakan jauh sebelum hari pelaksanaannya, sehingga hal-hal pokok yang memang perlu dipersiapkan dapat tersusun dengan baik. Melalui pembelajaran sejarah lokal ini, pengembangan kesadaran sejarah siswa merupakan salah satu tujuan utama yang diharapkan ada dalam setiap individu siswa. Perencanaan yang akan dipersiapkan oleh guru perlu ada kesesuaian antara silabus pembelajarannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan yang telah dilakukan oleh guru sudah cukup baik, namun masih terdapat sedikit kekeliruan dalam menetapkan kompetensi dasar (KD) dan di dalam menentukan indikator pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Anjongan telah berjalan cukup efisien. Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan secara sistematis sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya oleh guru, sehingga apa yang menjadi


(36)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar sejarah dapat disesuaikan dengan materi yang sudah terdapat atau termuat dalam silabus ataupun kurikulum. Namun dalam melaksanakan sebuah proses pembelajaran perlu kiranya untuk menggunakan berbagai metode, hal ini diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar lebih tinggi lagi. Dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah, guru juga harus bisa melakukan interaksi yang baik dengan siswa agar pembelajaran berlangsung aktif dan menyenangkan.

3. Hasil pembelajaran sejarah lokal PGRS-PARAKU di kelas XI IPS 2 pada hakekatnya sudah cukup baik. Melalui pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU ini, ketertarikan siswa untuk menggali berbagai peristiwa yang pernah terjadi di daerahnya dan mempelajari sejarah lokal lebih tinggi lagi, dari lingkungan sekolah diharapkan siswa bisa mendapatkan secara langsung motivasi dari guru untuk mempelajari sejarah lokal, karena pengetahuan dan wawasan siswa juga bisa didapatkan dari peristiwa lingkungan sekitar, tidak hanya itu siswa sebagai generasi penerus bangsa juga harus memiliki kesadaran sejarah baik lokal maupun nasional, rasa nasionalisme dan jiwa patriotisme yang tinggi.

4. Kendala yang dihadapi dalam upaya pemanfaatan sejarah lokal PGRS-PARAKU sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah siswa di kelas XI IPS 2 diantaranya adalah dalam pembelajaran sejarah lokal sumber sejarah merupakan permasalahan yang sering dijumpai dan menjadi permasalahan yang utama, untuk itu guru harus mampu mencari solusi dalam mengatasi kendala tersebut seperti memanfaatkan sumber dari internet. Sejarah lokal terkadang bisa menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam mempelajarinya, untuk itu guru juga harus mampu mengatasinya dengan mengemas pembelajaran semenarik mungkin agar kebosanan tersebut tidak dirasakan oleh siswa. Penerapan reward dan punishment juga perlu dilakukan untuk menarik perhatian siswa hal ini tentunya akan membuat mereka rajin untuk mendengarkan, mencatat, serta membaca.


(1)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. (1985). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Abdullah, Taufik. (1990), Sejarah Lokal di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Abdullah, Taufik. (1992), Sejarah Lokal di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Agustiah & Irwan. (1995). Katalogus Pameran Khusus Koleksi Hasil

Penumpasan Gerombolan PGRS/PARAKU. Pontianak: Museum Negeri

Provinsi Kalimantan Barat.

Ahonen, S. (2005). Historical Consciousness: a Viable Paradigm for History Education. Journal of Curriculum Studies.http://www.tandf.co.uk/journals. Anderson, B. (2008). Imagined Communities. Yogyakarta: INSIST PRESS.

Ayatrohaedi. (2012). Pemikiran tentang pembinaan kesadaran sejarah. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Barnadib, Imam. (1973). Dasar-Dasar Metode Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit FIP-IKIP Yogyakarta.

Barnawi & Arifin, M. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Berkhofer, R.F. (1971). Behavioral Approach to Historical Analysis. English : Free Press.

Bogdan & Biklen. (1982). Qualitative Research For An Introduction The Teory and Method. London.

Bogdan, R & Taylor, SJ. (1993). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Diterjemahkan oleh A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Boix-Mansilla, Veronica. (2000). Historical Understanding: Beyond the Past and into the Present, dalam: Stearns, Peter N. Seixas, Peter. and Wineburg, Sam. (2000). Knowing, Teaching, and Learning History: National and


(2)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Budhisantoso, S. (2012). Kesadaran Sejarah dalam Pengembangan Kebudayaan Nasional Indonesia, dalam: Ayatrohaedi. (2012). Pemikiran tentang pembinaan kesadaran sejarah. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Cassirer. E. (1987). Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang Manusia (Edisi Terjemehan oleh Alois Nugroho). Jakarta: Renika Citra.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Gazalba, Sidi. (1966). Pengantar Sedjarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata. Gazalba, Sidi. (1981). Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara. Guinsburg, Thomas N. (1972). The Dimensions of History. Rand, McNally. Gottschalk, L. (1950). Understanding History. New York: Alfred A. Knopf. Gutierrez, Christine. (2000). Making Connections: The Interdiciplinary

Community of Teaching and Learnig, dalam: Stearns, Peter N. Seixas,

Peter. and Wineburg, Sam. (2000). Knowing, Teaching, and Learning

History: National and International Perspectives. New York: New York

University Press.

Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Hasan, S.H. (2012). Pendidikan Sejarah Indonesia: Isu dalam Ide dan

Pembelajaran. Bandung: Rizqi Press.

Hughes, Stuart. (1964). History as Art and as Science. New York.

Ibrahim, Yusuf M. (1986). Pengertian Sejarah, Beberapa Perbahasan Mengenai Teori dan Kaedah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Isbani. (1987). Media Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Isjoni. (2007). Pembelajaran Sejarah pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Johnson, E. B. (2008). Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC.

Kamarga, H. (2007). KTSP dan Materi Sejarah Lokal. Bandung: Historia Utama Press.


(3)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartodirdjo, Sartono. (1970). Lembaran Sejarah Beberapa Masalah Teori dan Metodelogi Sejarah Indonesia. Yogyakarta: seksi Penelitian Djurusan Sedjarah Fakultas sastra dan Kebudayaan University Gadjah Mada.

Kartodirdjo, Sartono. (1982). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia.

Kartodirjo, Sartono. (1987). Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Kartodirdjo, Sartono. (1989). Fungsi Sejarah dalam Pembangunan Nasional. Dalam Historika No,1 Tahun I. Surakarta: Program Pasca Sarjana Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta KPK Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kochhar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah: Teaching of History. Jakarta: Grasindo.

Korem 121/Alambhana Wanawwai. (1993). Peranan ABRI dan Masyarakat

dalam Penumpasan Gerakan PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat.

Pontianak: Komando Daerah Militer VI Tanjungpura, Komando Resort Militer 121.

Lincon, S & Guba, G.E. (1985). Naturalistic Inquiry. London : Sage Publication. Lowenthal, David. (2000). Dilemmas and Delights of Learning History, dalam

dalam: Stearns, Peter N. Seixas, Peter. and Wineburg, Sam. (2000). Knowing, Teaching, and Learning History: National and International Perspectives. New York: New York University Press.

Lowith. (1950). Meaning in History: the Theological Implications of The Philosophy of History. London: Cambridge University Press.

Madjied, M. Dien. (2007). Penulisan Sejarah Lokal dari Aspek Kebudayaan dalam Mulyana, Agus dan Gunawan, Restu. (2007). Sejarah Lokal: Penulisan dan Pembelajaran Sejarah. Bandung: Salamina Press (Hal. 125-138).

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(4)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Miles, Matthew B. and Huberman, A Michael. (1984). Qualitative Data Analysis.

Beverly Hills: Sage Publ.

Mulyana, R. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Mulyana, Agus & Gunawan, Restu (Ed). (2007). Sejarah Lokal Penulisan dan

Pembelajaran di Sekolah. Bandung: Salamina Press.

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M (2007). KTSP: Pembelajaran berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurcahyani, L. (2002). Pemberontakan PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat. Pontianak: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya. Malang: Universitas Negeri Malang.

Permendiknas Nomor 22/Tahun 2006, tentang “Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Mengengah”. Jakarta: Depdiknas: 2006.

Rohani, A & Armadi, A. (1991). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sjamsuddin, H. (2007). Model Pendekatan Praktis Dalam Pembelajaran Sejarah. Makalah di Pekanbaru-Riau.

Soedjatmoko. (l985). Etika Pembebasan, Pilihan Karangan Tentang Agama, Kebudayaan, Sosial dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Soedjatmoko. (1995a). Kesadaran Sejarah dalam Pembangunan dalam (1995a) Dimensi Manusia dalam Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Soedjatmoko. (1995b). Sejarawan Indonesia dan Zamannya dalam (1995b) Historiografi Indonesia: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.


(5)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soemadi. (1972). PGRS-PARAKU dan Subversi Komunis Internasional di Asia Tenggara (Suatu Tindjauan Internasional dengan Melihat dari Sudut Kalimantan Barat). Pontianak: Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Pontianak.

Soemadi. (1974). Peranan Kalimantan Barat dalam Menghadapi Subversi

Komunis Asia Tenggara. Pontianak: Yayasan Tanjungpura.

Stearns, Peter N. Seixas, Peter. and Wineburg, Sam. (2000). Knowing, Teaching,

and Learning History: National and International Perspectives. New

York: New York University Press.

Sudjana, N. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarwo. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Medyatama Sarana Perkasa.Sumiati & Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Sumaatmadja, Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suntralingam, R. (1985). Pengenalan Kepada Sejarah. Kuala Lumpur: Merican

and Sons. Sdn. Bhd.

Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Deskriptif-Analitik Terhadap Kreativitas Guru Di SMA Kota Madya Bandung). (Tesis). Sekolah Pascasarjana UPI.

Supardan, Dadang. (2004). Pembelajaran Sejarah Berbasis Pendeketan Multikultural dan Perspektif Sejarah Lokal, Nasional, Global untuk Integrasi Bangsa. Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suparlan, P. (2002). Suku Bangsa dan Hubungan Antar Suku Bangsa. Jakarta:

YPKIK.

Supriatna. N. (2007). Kontruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.


(6)

Luqmanul Hakim, 2015

PEMANFAATAM SEJARAH LOKAL PGRS-PARAKU SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENGEMBANGKAN KESAD ARAN SEJARAH SISWA (PENELITIAN NATURALISTIK INKUIRI D I KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutopo, H.B. (2006). Metodologi Penelitian Kuallitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suyanto & Djihad, A. (2012). Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Syamsuddin, AR & Damaianti. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wasino. (2009). Pokok-Pokok Pikiran untuk Penulisan Sejarah Lokal. Makalah Sarasehan Koordinasi dan Curah Pendapat Penguatan Sejarah Lokal untuk Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. Patra Jasa Semarang, 24 Maret 2009.

Widja, I. G. (1989). Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Winataputra, U. S. et all (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wineburg, Sam. (2000). Making Historical Sense, dalam: Stearns, Peter N. Seixas, Peter. and Wineburg, Sam. (2000). Knowing, Teaching, and

Learning History: National and International Perspectiv es. New York:

New York University Press.

Wiriaatmadja, R. (1992). Peranan Pengajaran Sejarah Nasional Indonesia dalam Pembentukan Identitas Bangsa (Upaya Peraihan Nilai-Nilai Integralistik dalam Proses Sosialisasi dan Enkulturasi Berbangsa di Kalangan Siswa SMK 1 Penabur di Bandung). Disertasi. Bandung: IKIP Bandung.

Wiriaatmadja, R. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia: Perspektif Lokal, Nasional, dan Global. Bandung: Historia Utama.

Zuldafrial. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Pontianak: STAIN Pontianak


Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN SEJARAH PABRIK GULA RENDENG SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN 2014 2015

1 27 133

PENGARUH PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2011 2012

0 6 113

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER SEJARAH LOKAL DAERAH SEKITAR KOTA TEGAL TERHADAP KESADARAN SEJARAH SISWA SMA NEGERI SE KOTA TEGAL

2 23 149

Pemanfaatan Situs Sejarah Klenteng Hian Thian Siang Tee Sebagai Sumber Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Welahan Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2010 2011

2 14 139

PEMANFAATAN SITUS SEJARAH JAMBANSARI CIAMIS SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL :Penelitian Naturalistic Inquiry di SMP Negeri 2 Ciamis.

4 15 44

PEMANFAATAN MUSEUM KERATON KASEPUHAN DAN KANOMAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA :Penelitian Naturalistik Inkuiri di Madrasah Aliyah Ash Shiddiqiyah Kabupaten Cirebon.

1 2 52

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI LAWATAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2015/2016.

0 0 20

PEMANFAATAN SITUS ASTANA GEDE SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN KESADARAN SEJARAH LOKAL MAHASISWA - repository UPI T SEJ 1402967 Title

0 0 4

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KESADARAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 1 14

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 RAWALO

0 0 15