171342591 TESIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU

MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU (Studi Kasus di SMP Negeri Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal) TESIS

Diajukan Kepada Pengelola Program Pasca Sarjana Magister Manajemen STIE Bank BPD Jateng untuk memenuhi syarat guna Memperoleh derajat S-2 Magister Manajemen

Oleh : TITIN FARIDAH NIM : 2.M1.11254 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA STIE BANK BPD JATENG SEMARANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU

(Studi Kasus di SMP Negeri Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal)

TESIS

Oleh : TITIN FARIDAH NIM : 2.M1.11254

Disetujui untuk dipertahankan dihadapkan Dewan Penguji Magister Manajemen STIE Bank BPD Jateng

Semarang, 23 April 2013

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Hardhani Widiastuti, Psi.,MM ) (Muliawan Hamdani, SE.,MSi)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa

: Titin Faridah

Judul Tesis : Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru (Studi Kasus di SMP Negeri Komwil 05 Kabupaten

Program Studi

: Magister Manajemen

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji

Pada hari Sabtu, 27 April 2013 dan dinyatakan lulus serta memenuhi syarat untuk

diterima

Susunan Dewan Penguji

TIM PENGUJI TANDA TANGAN

1. Dr. Hardhani Widiastuti, Psi., MM. ...............................................

2. Sri Imaningati, SE.,M.Si, Akt. ...............................................

3. Yanuar Rachmansyah D, SE., M.Si ...............................................

Mengesahkan, Ketua Program Studi Magister Manajemen

(Yanuar Rachmansyah, D, SE.,MSi) NIDN. 0620016901

MOTTO

Untuk menjadi besar atau kecil sama mudahnya. Soalnya adalah senang, kesenangan ditambah ilmu dan keterampilan akan membuat rencana kita lebih

cepat terwujud. Senang adalah cahaya, senang adalah “rangkaian interaksi yang merubah energi menjadi CAHAYA (Quantum)”. Untuk menjadi tentor yang baik dan menyenangkan, senangilah sebagai tentor maka kesenangan yang lain

akan muncul dengan sendirinya

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan pada:

1. Suami dan anakku (Ihfazhillah) tercinta yang telah memberikan semangat dalam hidupku.

2. Teman – teman dan sahabat ku

3. Almamater Magister Manajemen STIE BPD Semarang

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis telah menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru (Studi Kasus di SMP Negeri Komwil 05 Kabupaten

Tega) ”.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusun Tesis ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu dengan senang hati penulis bersedia menerima segala kritik serta saran – saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan tesis ini.

Penyusunan Tesis ini, penulis banyak menerima bimbingan dan batuan dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Djoko Sudantoko, S.Sos., MM., selaku Ketua STIE BPD Semarang

2. Bapak Yanuar Rachmansyah, D, SE., Msi., selaku Direktur Magister Manajemen STIE BPD Semarang.

3. Ibu Dr. Hardhani Widiastuti, Psi., MM., selaku dosen pembimbing I yang telah memberi petunjuk dan arahan kepada penulis sehingga tesis ini selesai.

4. Bapak Muliawan Hamdani, SE., MSi., selaku dosen pembimbing II yang telah memberi petunjuk dan arahan kepada penulis sehingga tesis ini selesai.

5. Bapak/ibu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian kepada penulis.

6. Bapak Ketua Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal .

7. Suami dan anakku tercinta.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya.

Besar harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Semarang, 18 April 2013 Penulis

(Titin Faridah)

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Titin Faridah Nim : 2.M1.11254

Menyatakan bahwa TESIS dengan judul :

Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Manajerial Kepala

Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru

(Studi Kasus di SMP Negeri Komwil 05 Kabupaten Tegal)

Adalah hasil karya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana maupun Master di STIE Bank BPD Jateng atau Perguruan Tinggi lain dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Saya mengakui bahwa karya tulis ini dapat dihasilkan berkat bimbingan dan dukungan penuh dari Pembimbing I dan Pembimbing II yaitu :

1. Dr. Hardhani Widiastuti, Psi., MM.

2. Muliawan Hamdani, SE., MSi Apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan pernyataan,

saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Semarang, 13 April 2013

(Titin Faridah)

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis “pengaruh motivasi kerja dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap disiplin kerja

guru SMP (Studi Kasus di SMP Negeri Komwil 05 Kabupaten Tegal) ”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP di Komisariat wilayah (komwil) 05 Tarub sebanyak 344 guru. berdasarkan penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin di atas diperoleh sampel sebanyak 77 orang. Teknik pengambilan sampling yang digunakan melalui metode purposive sampling . Data yang digunakan adalah data primer dengan cara mengirimkan kuesioner kepada responden. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi linear berganda

Adapun hasil analisis regresi linier berganda menunjukan F hitung sebesar 110,351 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan berdasarkan analisis koefisien

determinasi untuk persamaan regresi diperoleh koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,749, artinya pengaruh variabel Motivasi kerja, dan Kompetensi Manajerial

Kepala Sekolah terhadap disiplin kerja sebesar 74,9% sedangkan sisanya sebesar 25,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi kerja dan kompetensi manajerial Kepala Sekolah Secara simultan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru di SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal.

Kata Kunci : Motivasi Kerja, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan

Disiplin Kerja Guru.

ABSTRACT

The purpose of this study w as to examine and to analyze “ The Influence of Job Motivation and P rincipal’s Managerial Competence toward Junior High School T eachers’ Job Discipline (case study at State Junior High School of Territorial Commissariat 05 Tarub of Tegal regency) ”.

The population of this research were all teachers in Territorial Commissariat 05 Tarub as many 344 teachers. Based on the sample decision with using Slovin formula, 77 teachers were taken as the samples. Technique for taking the samples used purposive sampling. Data used in this research was primary data by sending questionnaire to the respondents. Hypothesis testing in this research used double linear regression analysis.

The result of double linear regression analysis showed F result as many 110, 351 with significance level as many 0,000, it was less than 0,05. It meant that Ho was rejected and Ha was accepted. Based on determination coefficient

analysis for regression formula, it showed determination coeffcient (R 2 ) as many 0,749. It meant that job motivation, principal’s managerial competence toward

job discipline as many 74,9 % and the rest as many 25,1 % influenced by other variables out of this research.

Based on the result of the research, it can be concluded that job motivation dan principal’s managerial competence simultaneously giving positive

influence toward teachers’ job discipline at State Junior High School territorial commissariat 05 Tarub of Tegal regency.

Key words : Job Motivation, P rincipal’s Managerial Competence and Teachers’ Job Discipline.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SURAT IJIN PENELITIAN......................................................... 110 Lampiran 2. OUTPUT SPSS UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS.......... 111 Lamipran 3. OUTPUT SPSS UJI ASUMSI KLASIK....................................... 118 Lampiran 4. OUTPUT ANALISIS REGRESI BERGANDA........................... 120 Lampiran 5. KUESIONER................................................................................ 122 Lampiran 6. Tabulasi Data................................................................................. 129

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis........................................................... 68 Gambar 3.1.Hubungan Variabel Dalam Penelitian.............................................. 79

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memberikan wewenang yang sangat besar pada daerah ( otonomi daerah ), manajemen pendidikan dan kurikulum ikut juga bergeser yang semula bersifat sentralistik menjadi desentralisasi. (Sukmadinata Syaodih Nana : 2010 : 23)

Perubahan kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi menekankan bahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat (top government) ke pemerintah daerah (regional government) yang berpusat di pemerintah kota dan Kabupaten. Seiring dengan diberlakukan otonomi daerah, maka telah terjadi paradigma dalam pengelolaan pendidikan yang antara lain memunculkan suatu model dalam manajemen pendidikan yaitu “school based management“. Model manajemen ini pada dasarnya memberikan peluang yang sangat besar (otonomi) kepala sekolah untuk mengelola dirinya sesuai dengan kondisi yang ada serta memberikan kesempatan kepada masyarakat selaku salah satu stakeholders untuk ikut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. (Mulyasa : 2011 : 1)

Untuk dapat mencapai hasil yang optimal, efektif dan efisien dalam menangani berbagai permasalahan pendidikan, pemerintah daerah tidak mungkin dapat bekerja secara sendirian karena masih ada pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap bidang pendidikan tersebut, seperti halnya orang tua siswa sekolah itu sendiri, dan institusi sosial lain seperti dunia usaha atau dunia Untuk dapat mencapai hasil yang optimal, efektif dan efisien dalam menangani berbagai permasalahan pendidikan, pemerintah daerah tidak mungkin dapat bekerja secara sendirian karena masih ada pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap bidang pendidikan tersebut, seperti halnya orang tua siswa sekolah itu sendiri, dan institusi sosial lain seperti dunia usaha atau dunia

Persaingan dalam dunia pendidikan secara global telah menuntut sekolah untuk selalu melakukan pembenahan pada berbagai bidang. Sekolah harus adaptif, adoptif dan antisipatif terhadap perkembangan yang ada dalam dunia pendidikan. Adaptif berarti sekolah harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Adoptif mengandung arti mengambil sebagian dari laju perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan. Antisipatif mengandung pengertian adanya kemampuan sekolah untuk melakukan dan mempersiapkan respons atau tanggapan atas suatu gejala perkembangan pendidikan. Tidak kalah pentingnya adalah sekolah perlu melakukan upaya terus menerus untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan. Sekolah harus mengatur pengelolaan sekolah sesuai dengan perkembangan dunia di sekelilingnya baik dunia industri, dunia usaha maupun dunia tehnologi. Sekolah harus mau mengambil manfaat ilmu pengetahuan yang datang dari luar sekolah agar bisa bersaing dengan laju perkembangan tehnologi yang ada. Sekolah harus mampu mambuat prediksi peluang masa depan serta mengantisipasi hal - hal positif maupun negatif yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Keberhasilan atau kegagalan pendidikan di sekolah sangat bergantung pada disiplin kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas karena tiga figur tersebut

merupakan kunci yang menentukan serta menggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolah yang lain. Baik buruknya komponen sekolah yang lain sangat di tentukan oleh kualitas guru, kepala sekolah, dan pengawas. Kualitas guru dan kepala sekolah bisa dilihat dari tingkat disiplin kerjanya dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam keseharian. Disiplin guru baru bisa dikatakan baik jika mereka menjalan tugas dan fungsinya secara baik dan benar. Tugas dan fungsi guru akan dapat dilaksanakan dengan baik jika kepala sekolah mampu memberi motivasi kepada guru dan staf karyawan tata usaha atau para bawahannya, dan kepala sekolah mempunyai kompetensi manajerial yang baik sehingga tujuan sekolah yang sudah diprogramkan bisa tercapai.

Dengan demikian, kompetensi manajerial kepala sekolah sangat berperan dalam meningkatkan disiplin kerja guru, dan memegang peranan penting dalam memberdayakan segala potensi yang ada disekolah guna tercapai tujuan yang telah diprogramkan sehingga sekolah dapat menghasilkan kelulusan siswa yang berkualitas.

Dengan kompetensi manajerial kepala sekolah yang baik dan efektif, diharapkan semangat dan gairah kerja guru serta staf karyawan tata usaha akan meningkat, dan memberikan motivasi bagi mereka dalam bertugas. Pada gilirannya akan meningkat pula disiplin kerja guru dan karyawan sehingga akan terhindar dari tindakan tindakan yang merugikan.

Disamping hal tersebut, munculnya motivasi kerja yang baik dan guru akan melahirkan disiplin kerja yang baik yang dalam hal ini akan tercermin dalam kesungguhan meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dikelas. Guru yang

motivasi kerjanya tinggi akan melaksanakan tugas pokoknya dengan baik dan akan senantiasa menggunakan prosedur pembelajaran yang sesuai ketentuan secara optimal, baik pada saat sedang dikunjungi kepala sekolah ataupun pada saat tidak sedang disupervisi oleh kepala sekolah / pengawas karena akan kenaikan golongan. Tetapi, mereka selalu bekerja penuh semangat dengan persiapam mengajar yang lengkap, melaksaanakan, dan menilai hasil proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja atau motivasi kerja yang tinggi, serta disiplin dalam proses pembelajaran. Bagi seorang guru, persoalan yang dihadapkan kepadanya adalah bagaimana menciptakan suatu situasi dimana guru mampu memotivasi diri sehingga guru bisa memusatkan seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mencapai hasil yang telah diprogramkan sehingga tujuan individu dan sekolah dapat tercapai.

Dengan demikian, motivasi kerja, dan kompetensi manajerial kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam menegakkan disiplin kerja guru. Motivasi kerja bagi guru baik yang bersumber dari dalam dirinya (instrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) sangat penting sebagai pendorong dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan pokoknya dan tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepadanya. Kepala sekolah harus mengaktualisasikan fungsi kompetensi manajerial secara nyata dan obyektif dalam mengelola seluruh aktivitas sekolah yang dipimpinnya serta kepala sekolah harus memiliki kompetensi manajerial yang baik dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi, misi Dengan demikian, motivasi kerja, dan kompetensi manajerial kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam menegakkan disiplin kerja guru. Motivasi kerja bagi guru baik yang bersumber dari dalam dirinya (instrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) sangat penting sebagai pendorong dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan pokoknya dan tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepadanya. Kepala sekolah harus mengaktualisasikan fungsi kompetensi manajerial secara nyata dan obyektif dalam mengelola seluruh aktivitas sekolah yang dipimpinnya serta kepala sekolah harus memiliki kompetensi manajerial yang baik dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi, misi

Sekolah sebagai suatu organisasi yang menaungi para guru, memperlakukan motivasi kerja mereka. Motivasi kerja yang dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan dari luar diri guru untuk melaksanakan tugas secara keseluruhan serta disiplin berdasarkan tanggung jawab masing masing. Bagi guru SMP, tugas dan tanggung jawab tersebut terlihat pada aktivitas pada proses pembelajaran di dalam kelas dan administrasi sekolah yang harus dikerjakan. Kedisiplinan seorang guru bisa dilihat dari kehadirannya, pelaksanaan tugasnya setiap hari dan program tindak lanjut yang harus dilakukan.

Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum berhasil menjalankan program-program pembelajaran secara baik yang disebabkan oleh tidak disiplinnya guru dalam melaksanakan tugas sehingga tujuan belum bisa tercapai secara maksimal. Gejala itu terlihat di Komwil 05 Tarub Kab. Tegal. Pada wilayah tersebut, diduga masih banyak guru SMP Negeri yang melakukan pelanggaran disiplin dalam kerja, tanpa mereka sadari akibatnya bagi peserta didik. Masih banyak guru yang tidak masuk kantor karena berbagai macam alasan yang tidak penting dan tidak masuk akal yang antara lain yaitu ada kepentingan keluarga, sakit, bahkan tidak masuk tanpa keterangan yang jelas. Masih banyak guru yang berkeliaran di tempat umum pada saat jam kerja dengan alasan berbelanja atau beli lauk pauk untuk kepentingan keluarganya dan tidak sedikit pula guru yang berangkat ke kantor tidak tepat waktu. Gejala tersebut bisa Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum berhasil menjalankan program-program pembelajaran secara baik yang disebabkan oleh tidak disiplinnya guru dalam melaksanakan tugas sehingga tujuan belum bisa tercapai secara maksimal. Gejala itu terlihat di Komwil 05 Tarub Kab. Tegal. Pada wilayah tersebut, diduga masih banyak guru SMP Negeri yang melakukan pelanggaran disiplin dalam kerja, tanpa mereka sadari akibatnya bagi peserta didik. Masih banyak guru yang tidak masuk kantor karena berbagai macam alasan yang tidak penting dan tidak masuk akal yang antara lain yaitu ada kepentingan keluarga, sakit, bahkan tidak masuk tanpa keterangan yang jelas. Masih banyak guru yang berkeliaran di tempat umum pada saat jam kerja dengan alasan berbelanja atau beli lauk pauk untuk kepentingan keluarganya dan tidak sedikit pula guru yang berangkat ke kantor tidak tepat waktu. Gejala tersebut bisa

Padahal, dalam dunia pendidikan kehadiran seorang guru di dalam kelas sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Jika seorang guru tidak bisa hadir dalam jadwal yang telah ditentukan, hal itu maka akan berakibat negatif bagi murid bahkan bisa berakibat fatal. Dengan ketidakhadiran seorang guru, maka proses belajar mengajar tidak kondusif, kelas tersebut akan tertinggal materinya dari kelas yang lain, siswa tidak bisa memahami materi yang dipelajari, dan siswa akan ribut di dalam kelas sehingga mengganggu kelas yang dekat dengan kelas tersebut dan bahkan tidak jarang terjadi perkelahian antar siswa dalam kelas karena ketidakhadiran seorang guru.

Secara eksplisit dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas antara lain adalah kompetensi guru, metode pembelajaran yang dipakai, kurikulum, sarana dan prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan alam, (psiko) sosial dan budaya (Depdikbud, 1994). Dapat diartikan disini bahwa lingkungan sosial pembelajaran di kelas maupun di sekolah (kantor, guru dan staf tata usaha) mempunyai pengaruh baik langsung maupun tak langsung terhadap proses KBM.

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat dilihat bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah memiliki hubungan yang positif dan berkontribusi terhadap disiplin kerja guru. Pada Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal memiliki 8 SMP Negeri dan 8 SMP Swasta. Sementara kenyataan yang penulis lihat dan temui dilapangan guru-guru SMP di Komwl 05 Tarub Kabupaten Tegal, bahwa disiplin kerja guru menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Guru dilapangan masih banyak yang tidak memiliki persiapan dalam pengajaran (tidak membuat perangkat pembelajaran);

b. Guru dilapangan masih menunjukkan kelemahan dalam memilih dan mengembangkan bahan pengajaran;

c. Guru dilapangan masih menunjukkan kelemahan dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan;

d. Guru dilapangan masih menunjukkan kelemahan dalam hal menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;

e. Guru dalam melaksanakan evaluasi hampir tidak pernah melakukan analisis soal yang akan diujikan.

f. Guru dalam lapangan masih banyak yang meninggalkan tugas tanpa keterangan yang jelas. Sementara dalam hal kompetensi manajerial kepala sekolah SMP di Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal menunjukkan adanya gejala-gejala sebagai berikut:

1. Kepala sekolah belum dapat memperlihatkan keteladanan dalam sikap dan tindakan;

2. Kepala sekolah belum dapat melakukan kerjasama yang baik dengan anggota sekolah lainnya.

3. Kepala sekolah belum mampu merencanakan (menyusun program) pengembangan sekolah dengan melibatkan unsur-unsur sekolah lainnya seperti guru, siswa-siswi, pegawai non pendidikan, sarana dan prasarana, dan lain-lain.

4. Kepala sekolah belum dapat menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimilki dan dihadapi oleh sekolah;

5. Kepala sekolah belum mampu memanfaatkan serta mendayagunakan sarana- prasarana yang ada.

6. Kepala sekolah belum mampu untuk melakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut. Melihat kenyataan di atas maka kepala sekolah yang memiliki kompetensi manajerial yang baik dan guru yang mempunyai tujuan dan kemampuan yang baik sangat diharapkan, agar disiplin kerja guru bisa terlaksana dengan baik sehingga tujuan dan program-program sekolah dapat tercapai, seperti yang diungkapkan oleh Helman Fachri Peri Irawan (2010) dalam penelitiannya bahwa salah ada 3 faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja pegawai adalah 1) tujuan dan kemampuan pegawai 2) teladan pimpinan 3) balas jasa dan kesejahteraan.

Begitu pula menurut Wayan Gede Supartha : 2011 : 107, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dapat dilakukan melalui peningkatan disiplin tenaga kerja serta peningkatan Begitu pula menurut Wayan Gede Supartha : 2011 : 107, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dapat dilakukan melalui peningkatan disiplin tenaga kerja serta peningkatan

Lain halnya menurut Afriene Syara Munandar, 2011 , dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Gaya kepemimpian memiliki pengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang dan konsep pemikiran diatas, maka penting

untuk dilakukan penelitian mengenai : “ Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Manajerial Kepala sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri se Komwil 05 Tarub di Kabupaten Tegal ”.

1.2. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal ?

2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal ?

3. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja dan kompetensi manajerial kepala sekolah secara simultan terhadap Disiplin Kerja Guru SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal ?

1.3. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk menganalisis :

1. pengaruh motivasi kerja guru terhadap disiplin kerja guru SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal.

2. pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal.

3. pengaruh simultan motivasi kerja dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal.

1.4. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis.

a. Untuk memperluas wawasan pengetahuan terkait dengan bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia dalam bidang pendidikan.

b. Melalui penelitian ini kesesuaian antara teori Manajemen Sumber Daya Manusia dan prakteknya bisa diketahui.

c. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih bagi kajian terkait dengan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah SMP Negeri se Komwil 05 Tarub Kabupaten Tegal bahwa kemampuan yang dimiliki seorang kepala sekolah benar benar sangat mendukung pencapaian tujuan sekolah.

b. Sebagai masukan bagi guru bahwa keberhasilan program kerja yang telah ditentukan tidak hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah namun juga menjadi tanggung jawab guru sehingga perlu adanya peningkatan disiplin kerja guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Telaah pustaka.

2.1.1. Pengertian disiplin kerja guru

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia no 53 tahun 2010 yang mengatur tentang disiplin kerja guru dan pegawai negeri sipil lainnya, diterangkan bahwa disiplin kerja guru sebagai pegawai negeri sipil adalah kesanggupan pegawai negeri sipil atau guru untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan dan /atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan guru sebagai PNS yang tidak mentaati kewajiban dan atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan didalam maupu diluar jam kerja. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada guru sebagai PNS karena melanggar peraturan disiplin PNS.

Sedangkan menurut pendapat T. Hani Handoko (2001 : 108) disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar – standar organisasional.

Adapun Menurut Hasibuan (2003 : 193) kedisiplinan adalah: “Keadaan dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan disiplin kerja guru adalah suatu usaha dari manajemen organisasi sekolah untuk menerapkan Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan disiplin kerja guru adalah suatu usaha dari manajemen organisasi sekolah untuk menerapkan

Berdasarkan uraian diatas maka disiplin kerja guru yang perlu diperhatikan adalah : (a). Disiplin terhadap tugas kedinasan yang meliputi mentaati peraturan kerja,

menyiapkan kelengkapan mengajar, dan melaksanakan tugas tugas pokok.

(b). Disiplin terhadap waktu yang meliputi menepati waktu tugas, memanfaatkan waktu dengan baik, dan menyelesaikan tugas secara tepat waktu. (c).Disiplin terhadap suasana kerja yang meliputi

memanfaatkan lingkungan sekolah, menjalin hubungan yang baik, dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

(d). Disiplin di dalam melayani masyarakat yang meliputi melayani peserta didik, melayani orang tua siswa, dan melayani masyarakat sekitar. (e). Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku yang meliputi, Memperhatikan sikap, memperhatikan tingkah laku, dan memperhatikan harga diri. (T. Aritonang Keke : 2005 : 4)

2.1.1.1. Faktor- faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin kerja guru yang dilakukan dengan efektif akan mempercepat tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan, sehingga dalam setiap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan akan berjalan

Dengan baik. Ngalim Purwanto ( 1998 : 107 ) menyatakan bahwa faktor faktor yang akan dapat mempengaruhi disiplin kerja guru adalah sebagai berikut:

a) adanya tingkat kehidupan yang layak,

b) adanya perasaan terlindungi ketenteraman bekerja,

c) adanya kondisi-kondisi kerja yang menyenangkan,

d) perlakuan adil dari atasan,

e) pengakuan dan penghargaan. Menurut Gouzali Saydam (1996 : 202) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu organisasi sekolah, faktor – faktor tersebut antara lain : 1). besar kecilnya pembentukan kompetensi. 2). ada tidaknya keteladanan pimpinan kepala sekolah dalam organisasi. 3). ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. 4). keberanian kepala sekolah dalam pengambilan keputusan, 5). ada tidaknya pengawasan kepala sekolah, 6). ada tidaknya perhatian kepada para guru dan staf karyawan. 7).diciptakannya kebebasan – kebebasan yang mendukung tegaknya disiplin kerja.

Sedangkan m enurut As’ad (2003:79), berbagai masalah yang menyebabkan terjadinya perilaku guru tidak disiplin atau bermasalah adalah:

1) masalah dengan kepandaian dan pengetahuan tentang pekerjaan.

2) masalah emosional.

3) masalah motivasi.

4) masalah fisik.

5) masalah keluarga.

6) masalah yang disebabkan oleh grup kerja.

7) masalah dengan kebijakan pengakuan hasil kerja dalam sekolah

8) masalah dengan lingkungan masyarakat dan nilai-nilainya.

9) masalah dengan suasana kerja dan pekerjaan itu sendiri. Guru yang bermasalah perlu mendapatkan tindakan pendisiplinan,

menurut Ivancevich (2001: 582), ada 4 kategori, yaitu:

1) Mereka yang kualitas atau kuantitas kerjanya tidak memuaskan karena kurangnya kemampuan, pelatihan dan motivasi.

2) Mereka yang bermasalah dengan masalah pribadi di luar kerja sehingga mulai mempengaruhi dalam kerja.

3) Mereka yang melanggar hukum, melakukan penganiayaan terhadap siswa atau rekan kerja serta penyalah gunaan sarana dan prasarana sekolah.

4) Mereka yang sering kali melanggar peraturan dan tidak menghiraukan peringatan kepala sekolah. Seseorang akan termotivasi jika ada keinginan untuk mengejar sesuatu dalam keadaan tertentu, sehingga keadaan inilah yang menciptakan motivasi terhadap guru tersebut. Maka diperlukan peran kepala sekolah sebagai orang yang memberikan motivasi kepada bawahannya agar selalu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan selalu mematuhi peraturan yang berlaku di dalam kantor.

Menurut Nitisemito (1996 : 214) faktor yang mempengaruhi kedisiplinan ada lima yaitu : 1). Tujuan dan kemampuan.

Tujuan yang ingin dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal dan cukup menantang bagi kemampuan guru. Hal ini berarti bahwa tujuan yang dibebankan kepada guru harus sesuai dengan kemampuan agar bersungguh sungguh mengerjakan. 2). Keteladanan kepala sekolah sebagai pemimpin.

Keteladanan kepala sekolah sebagai pemimpin sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan guru karena kepala sekolah dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Seorang kepala sekolah harus memberi contoh yang baik , berdisiplin baik, jujur, adil, dan sesuai antara kata dengan perbuatan sehingga guru akan termotivasi untuk mencontoh dan lebih semangat bekerja menjalankan tugas dan fungsinya dalam pembelajaran. 3). Kesejahteraan.

Kesejahteraan juga mempengaruhi kedisiplinan guru karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan seorang guru terhadap pekerjaannya. Jika kecintaan itu terbangun semakin baik maka kedisiplinan mereka akan menjadi semakin baik pula juga kesejahteraan akam menjadikan motivasi guru bertambah tinggi untuk lebih giat lagi bekerja

4). Ancaman. Ancaman berperan penting dalam memelihara dan mempertahankan kedisiplinan guru karena dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka guru akan semakin takut untuk melanggar peraturan, sikap dan perilaku indisipliner. 5). Ketegasan.

Ketegasan kepala sekolah dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan guru. Kepala sekolah harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap guru yang tidak disiplin sesuai dengan sanki hukuman yang ditetapkan.

Menuruti Fadillah Helmy Avin (1996 : 37) disiplin kerja seorang guru dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1). Faktor Kepribadian.

Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sisem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan disiplin. Nilai nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan atau ditanamkan oleh orang tua, guru,dan masyarakat akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi penerapan disiplin di tempat kerja. Sistem nilai akan terlihat dari sikap seseorang. Sikap tersebut diharapkan akan tercermin dalam perilaku.

Perubahan sikap kedalam perilaku terdapat tiga tindakan menurut Kelman dalam Brigham (1994 : 42) yaitu : a). Disiplin karena Kepatuhan.

Kepatuhan terhadap aturan aturan yang didasarkan atas dasar perasaan takut. Disiplin kerja dalam tingkat ini dilakukan semata mata untuk Kepatuhan terhadap aturan aturan yang didasarkan atas dasar perasaan takut. Disiplin kerja dalam tingkat ini dilakukan semata mata untuk

Kepatuhan aturan yang didasarkan pada identifikasi adalah perasaan kekaguman atau penghargaan pada pemimpin atau kepala sekolah. Pemimpin yang kharismatik adalah figur yang dihormati, dihargai, dan sebagai pusat identifikasi. Guru dan Karyawan tata usaha yang menunjukan disiplin kerja terhadap aturan aturan organisasi bukan disebabkan karena menghormati aturan tersebut tetapi lebih disebabkan keseganan pada atasannya atau kepala sekolah. Guru merasa tidak enak jika tidak mentaati peraturan. Penghormatan dan penghargaan guru dan karyawan tata usaha pada kepala sekolah dapat disebabkan karena kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai kualitas profesional yang tinggi di bidangnya. Jika pusat identifikasi tidak ada maka disiplin kerja akan menurun dan pelanggaran akan meningkat frekuensinya. Penghormatan dan penghargaan pada seorang pemimpin / kepala sekolah bisa menjadi pendorong (motivasi) bagi guru untuk bekerja secara disiplin.

c). Disiplin karena internalisasi. Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karena guru dan karyawan mempunyai sistem nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai- nilai kedisiplinan. Disiplin itu sudah tertanam pada diri sesorang, sudah teradat motivasi untuk bekerja secara baik. Dalam taraf ini orang dikatagorikan telah mempunyai disiplin diri. Misalnya walaupun dalam situasi yang sepi ditengah malam hari ketika ada lampu merah , si sopir tetap berhenti. Walaupun tergeletak uang diatas meja dan si majikan sedang pergi, si pembantu tidak mengambil uang. Walaupun tidak ada supervisi kepala sekolah guru tetap mengajar dengan menggunakan prinsip PAIKEM.

2). Faktor lingkungan. Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang terus menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin atau kepala sekolah yang merupakan agen perubahan perlu memperhatikan prinsip prinsip konsisten, adil, bersikap positif, dan terbuka.

Konsisten adalah memperlakukan aturan secara konsisten dari waktu ke waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah sistem aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh guru dan karyawan tat usaha dengan tidak membeda-bedakan. Bersikap positif dalam hal ini adalah setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya dicari fakta dan dibuktikan terlebih dahulu. Selama fakta dan bukti belum ditemukan, tidak ada alasan bagi kepala sekolah atau pemimpin untuk menerapkan tindakan Konsisten adalah memperlakukan aturan secara konsisten dari waktu ke waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah sistem aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh guru dan karyawan tat usaha dengan tidak membeda-bedakan. Bersikap positif dalam hal ini adalah setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya dicari fakta dan dibuktikan terlebih dahulu. Selama fakta dan bukti belum ditemukan, tidak ada alasan bagi kepala sekolah atau pemimpin untuk menerapkan tindakan

2.1.1.2. Indikator disiplin Kerja Guru.

Menurut Fadillah Helmy Avin :2007:34 indikator indikator disiplin kerja guru adalah sebagai berikut : (a). Disiplin kerja tidak semata mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mecuri curi waktu.

(b). Upaya dalam metaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut, atau terpaksa, (c). Komitmen dan loyal terhadap organisasi yaitu tercermin dari bagaimana sikap dalam bekerja. Sedangkan menurut T. Aritonang Keke (2005 : 4), pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan suatu organisasi yang di dalamnya termasuk juga organisasi sekolah diantaranya ialah :

(1). tujuan dan kemampuan, (2). teladan pimpinan (Kepala Sekolah),

(3). balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ), (4). keadilan,

(5). waskat ( pengawasan melekat ), (6). sanksi hukuman, (7). ketegasan dan, (8). hubungan kemanusian. Menurut Dede Hasan (2002 : 66), mengemukakan indikator disiplin kerja

antara lain : (1). melaksanakan dan menyelesaikan tugas pada waktunya. (2). bekerja dengan penu kreatif dan inisiatif. (3). bekerja dengan jujur, penuh semangat dan tanggung jawab. (4). datang dan pulang tepat waktunya. (5). bertingkah lakulah sopan. Sedangkan menurut Dirjen Dikdasmen, (1996: 10-17) dimensi dan

indikator disiplin kerja guru adalah sebagai berikut :

1. kehadiran.

2. pelaksanaan tugas (kegiatan)

3. program tindak lanjut Menurut Yusuf, (file:///D:/JURNATERBARU/disiplin-kerja guru dan motivasi.htmli) dimensi dan indikator disiplin kerja guru terdiri dari:

1) Sikap terhadap pekerjaan, dengan indikator :

a). bangga terhadap pekerjaan b). semangat kerja (motivasi kerja) a). bangga terhadap pekerjaan b). semangat kerja (motivasi kerja)

2) kompensasi, dengan indikator :

a). gaji b). tunjangan dan asuransi

c). penghargaan (reward) d). jaminan keamanan

3) sarana dan prasarana, dengan indikator :

a). media ajar b). perlengkapan dan alat ajar c). perpustakaan dan laboratorium

4) kebijakan organisasi, dengan indikator :

a). tata tertib b). kepemimpinan atasan c). pengambilan kebijakan Adapun dimensi dan indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah yang dikemukaan Dirjen Dikdasmen, (1996: 10-17). dimensi dan indikator disiplin kerja guru meliputi : kehadiran, pelaksanaan tugas (kegiatan), program tindak lanjut

2.1.1.3. Bentuk-bentuk disiplin kerja guru.

Ada 2 bentuk disiplin kerja yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif. (Yusuf : file:///D:/JURNATERBARU/disiplin-kerja guru dan motivasi.htmli )

1) Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk memberi motivasi dan menggerakan guru mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang digariskan oleh sekolah. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi motivasi dan menggerakkan guru berdisiplin diri, bekerja lebih semangat dan tidak melakukan pelanggaran.

Dengan cara preventif, guru dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan sekolah. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula guru harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan- peraturan yang ada dalam organisasi sekolah. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik maka diharapkan akan lebih mudah mendorong dan menggerakkan disiplin kerja guru karena guru mempunyai motivasi kerja yang timbul dari dalam dirinya yang disebabkan karena suasana kerja yang nyaman.

2) Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya memberi motivasi dan menggerakkan guru dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada sekolah.

Pada disiplin korektif, guru yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki guru pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan Pada disiplin korektif, guru yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki guru pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan

Ditegaskan oleh Fadillah Helmy Avin (2007 : 35) , ada dua macam disiplin kerja seorang guru yaitu : (1). disiplin diri ( self dicipline ). Disiplin diri menurut Jasin ( 1989 : 35 ) merupakan disiplin kerja yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi, yang berarti mengakui dan menerima nilai nilai yang ada diluar dirinya. Guru merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur diri sendiri untuk kepentingan organisasi sekolah. Ia merasa perlu untuk memotivasi diri untuk bekerja secara baik dalam organisasi sekolah.

Disiplin diri merupakan hasil proses belajar dari dalam keluarga dan masyarakat. Penanaman nilai-nilai yang menjunjung disiplin, baik yang ditanam oleh orang tua, guru, ataupun masyarakat, merupakan bekal positif bagi tumbuh dan berkembangnya disiplin diri. Disiplin diri sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi sekolah. Melalui disiplin diri seorang guru atau pegawai selain menghargai dirinya sendiri juga menghargai orang lain.

(2). disiplin kelompok. Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual semata. Selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa didalam kelompok kerja terdapat standar ukuran prestasi yang telah ditentukan. Disiplin kelompok akan menghasilkan kinerja yang optimal (2). disiplin kelompok. Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual semata. Selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa didalam kelompok kerja terdapat standar ukuran prestasi yang telah ditentukan. Disiplin kelompok akan menghasilkan kinerja yang optimal

Sedangkan menurut Spriegel Disiplin terdiri dari tiga jenis yakni disiplin positif, disiplin negatif , dan disiplin murid ”. Pendapat lain menyatakan bahwa ”Jenis-jenis disiplin terdiri dari disiplin kelas dan disiplin pribadi”. (Endriani Eni

2.1.1.4. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja

Tujuan utama pengenaan sanksi disiplin kerja bagi para guru yang melanggar norma-norma pegawai negeri sipil khususnya tenaga kependidikan adalah untuk memperbaiki dan para guru yang melakukan pelanggaran disiplin. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah atau pengawas yang menghukum wajib mengadakan penelitian terlebih dahulu dengan metode dan teknik yang memiliki validitas dan tingkat reliabilitas yang tinggi atas tindakan dan praduga pelanggaran disiplin. Sanksi yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga dapat diterima dan dirasakan adil. Termasuk pelanggaran disiplin adalah setiap pola perilaku untuk memberbanyak, mengedarkan, mempertontonkan, menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan Tujuan utama pengenaan sanksi disiplin kerja bagi para guru yang melanggar norma-norma pegawai negeri sipil khususnya tenaga kependidikan adalah untuk memperbaiki dan para guru yang melakukan pelanggaran disiplin. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah atau pengawas yang menghukum wajib mengadakan penelitian terlebih dahulu dengan metode dan teknik yang memiliki validitas dan tingkat reliabilitas yang tinggi atas tindakan dan praduga pelanggaran disiplin. Sanksi yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga dapat diterima dan dirasakan adil. Termasuk pelanggaran disiplin adalah setiap pola perilaku untuk memberbanyak, mengedarkan, mempertontonkan, menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan

Secara rinci sanksi dan hukuman bagi Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam PP No : 53 Tahun 2010 adalah sebagai berikut ;

1) Peraturan disiplin PNS adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan

dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati dan larangan dilanggar oleh PNS. 2). Kewajiban harus ditaati oleh setiap PNS ada sebanyak 17 butir sebagaimana

disebutkan dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

3) Larangan yang tidak boleh dilanggar setiap PNS ada 15 butir sebagai

tersebut dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

4) Tujuan hukuman disiplin PNS adalah untuk memperbaiki dan mendidik

PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Oleh sebab itu, setiap pejabat yang berwenang wajib memeriksa terlebih dahulu dengan seksama PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.

5) Setiap ucapan, tindakan atau perbuatan PNS yang melanggar wajib dan

larangan PNS adalah pelanggaran disiplin.

6) Tingkat hukuman disiplin adalah:

a) hukuman disiplin ringan;

b) hukuman disiplin sedang;

c) hukuman disiplin berat.

7) Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang

menghukum wajib memeriksa lebih dahulu PNS yang disangka melakukan menghukum wajib memeriksa lebih dahulu PNS yang disangka melakukan

8) Untuk jenis hukuman disiplin tertentu, PNS dapat mengajukan keberatan

kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.

9) Hukuman yang dijatuhkan Presiden tidak dapat diajukan keberatan.

10) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat yang berwenang tidak dapat

diajukan keberatan, kecuali hukuman disiplin:

a) pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.

b) pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

11) Badan Pertimbangan Kepegawaian mempunyai tugas:

a) memeriksa dan mengambil keputusan mengenai keberatan yang

diajukan oleh PNS yang berpangkat Pembina (IV/a) ke bawah tentang hukuman disiplin: (1) pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.

(2) pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

b) memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai usul penjatuhan

hukuman disiplin PNS golongan ruang IV/b ke atas sepanjang mengenai:

(1) pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri;

(2) pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

(3) pembebasan Jabatan Eselon I oleh pejabat yang berwenang.

2.1.1.5 . Pembinaan disiplin kerja Guru.

Telah dikemukakan bahwa pembinaan disiplin tenaga guru dapat dikembangkan dengan cara kepemimpinan yang dapat dijadikan panutan atau teladan bagi para bawahan. Di depan selalu memberikan teladan, di tengah selalu membangkitkan semangat dan kegairah kerja, dan di belakang selalu ber- tindak sebagai motivator sesuai semboyan Ki Hajar Dewantoro “Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani sebagaimana sering dijadikan prinsip seorang guru. (Yusuf Subang : 2012) file:///D:/JURNAL%20TERBARU/disiplinkerjaguru%20dan%20motivasi html.

Ada beberapa tugas yang harus dijalankan oleh kepala sekolah agar sekolah bisa berjalan secara baik antara lain :

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26