ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEVIDEN KAS DI BURSA EFEK JAKARTA

(1)

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEVIDEN KAS DI BURSA EFEK JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh :

TEGUH KHALIFATULLAH F1204115

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kepada ALLAH SWT dan rasa terimakasih kepada

Rosulullah SAW, Kupersembahkan karya ini untuk :

·

Ayah dan Mama Tercinta.

·

Adik-Adikku Tercinta.

·

Denis yang telah menghiasi hari-hariku menjadi penuh makna dan

inspirasi untuk jadi yang lebih baik.

·

Sahabat-sahabatku angkatan 2004 FE UNS.


(3)

(4)

commit to user

MOTTO

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu sudah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.

(QS-AL Baqaroh; 6-7 )

Kesuksesan seseorang bukan karena kepintaran otaknya, tapi karena pertolongan-Nya dan keyakinan diri dari dalam otaknya.

(orang bijak)

Butuh tenaga besae, pemikiran besar, jiwa besar untuk menempatkan kita agar menjadi orang besar. (Mario teguh)


(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kepada ALLAH SWT dan rasa terimakasih kepada

Rosulullah SAW, Kupersembahkan karya ini untuk :

·

Ayah dan Mama Tercinta.

·

Adik-Adikku Tercinta.

·

Denis yang telah menghiasi hari-hariku menjadi penuh makna dan

inspirasi untuk jadi yang lebih baik.

·

Sahabat-sahabatku angkatan 2004 FE UNS.


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik, dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEVIDEN KAS DI BURSA EFEK JAKARTA”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai derajad sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajement Fakultas Ekonomi Sebelas Maret. Sehubungan dengan terselesaikannya skripsi ini, Penulis menyampaikan pengharhaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas karunia-nya dan segala Keagungan-nya.

2. Ayah dan mama Tercinta ,atas doa, kasih sayang, pengorbanan, dan cinta tulus dalam memberikan dorongan bagi penulis untuk tetap maju menggapai kesuksesan dalam hidup ini.

3. Adik-adikku tersayang yang selalu menyemangati, berbagi, dan menjaga dalam suka maupun duka.

4. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo , M.Com, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitar Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Heru Agustanto SE, ME. Selaku Dosen Pembimbing Skrisi yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan, arahan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Untuk Denis, yang selalu membrikan dukungan agar Skripsi ini dapat segera diselesaikan.Trimakasih Atas semua dukungan nya.


(7)

commit to user

7. Buat Gusti dan Andi, Trimakasih atas dukungan, bantuan dan sarannya dalam penulisan skripsi ini.

8. Anak Ekonomi angkatan 2004, kalianlah keluargaku yang paling berharga. Tetap semangat dan tetap jaga tali silaturahmi.

9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih sebesar-besarnya dari hati yang terdalam.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan mamfaat bagi pengembangan keilmuan dilingkungan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.

Surakarta, Februari 2011


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

ABSTRAK...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II TELAAH PUSTAKA...6

A. Pasar Modal...6

B. Saham...9

C. Deviden...9

D. Kerangka Pemikiran...21


(9)

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN...26

A. Desain Penelitian...26

B. Populasi, Sample dan Tehnik Sampling...26

C. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel...27

D. Sumber Data...29

E. Metode Penganbilan Data...29

F. Teknik Analisis Data...29

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...34

A. Deskripsi Sample...34.

B. Deskripsi Data...34

C. Uji Asumsi Klasik...37

D. Model Regresi...42

E. Hasil Pengujian Hipotesis...45

F. Pembahasan...48

BAB V PENUTUP...49

A. Kesimpilan...49

B. Keterbatasan...50

C. Saran...51 DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

IV.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian...34

IV.2 Hasil Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov test………38

IV.3 Hasil Uji Multikolinearitas………...40

IV.4 Hasil Uji Autokorelasi………41


(11)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN II.1 Kerangka Pemikiran...21


(12)

commit to user

ABSTRAKSI

TEGUH KHALIFATULLAH F1204115

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEVIDEN KAS DI BURSA EFEK JAKARTA

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris apakah faktor-faktor seperti Return Of Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Debt To Total Assets (DTA), dan Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh baik

secara simultan maupun parsial terhadap Cash Dividend. Hipotesis yang diajukan

yaitu diduga Return Of Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Debt To

Total Assets (DTA), dan Earning Per Share (EPS) secara Simultan dan parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Cash Dividend pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel-variabel tersebut diatas adalah model regresi linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya terdaftar dan membagikan Cash Dividend di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada periode 2005-2008. Pengambilan sample

dilakukan dengan menggunakan metode Study Documenter dari Indonesian

Capital Market Directory tahun 2007-2009 dan JSX tahun 2005-2008. Untuk

kepentingan analisis maka digunakan pooling data (data pooled) selama 4 tahun dari perusahaan sample. Dimana dengan menggunakan metode tersebut terpilih 40 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sample. Data pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan pada tahun 2005-2008 .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Varibel Independent seperti Earning Per- Share, Debt To Total Assets, Return Of Investment, Current Ratio, dan Cash Ratio secara Simultan berpengaruh positif terhadap Variabel Dependent

yaitu Cash Dividend. Sedangkan secara Parsial Variabel yang berpengaruh

hanyalah Variabel Earning Per-Share dan Current Ratio . Variabel yang

berpengaruh dominan terhadap Cash Dividend dapat dilihat dari Variabel yang

memiliki nilai beta terbesar dan terkecil. Dari hasil analisis regresi, Varibel

Earning Per-Share memiliki koefisien beta terbesar dan Current Ratio memiliki

koefisien terkecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa Earning Per-Share dan

Current Ratio menjadi Variabel yang dominan pengaruhnya terhadap Cash

Dividend dibandingkan dengan Variabel lainnya.

Kata Kunci : Analisis EPS, DTA, ROI, Current Ratio, Cash Ratio, dan Cash Dividend


(13)

(14)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan pasar modal sangatlah dibutuhkan dalam perkembangan suatu perusahaan dan dalam membangun perekonomian suatu negara. Lembaga pasar modal merupakan sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana keberbagai sektor yang membutuhkan dana untuk kelangsungan operasi perusahaan. Tujuan utama investor menanamkan dananya di pasar modal adalah untuk

menerima dividend ( bagian laba setelah pajak yang dibagikan ) dan capital

gain ( kenaikan harga saham ). Keduanya haruslah lebih besar atau paling

tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki stock holder. Hal

seperti inilah yang memotifasi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Sedangkan bagi para penerbit (issuers atau emiten ) melalui pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha mereka.

Bagi investor, untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan, maka investor harus melakukan analisis terhadap nilai saham terlebih dahulu untuk membuat keputusan yang lebih tepat. Karena dengan keputusan yang tepat sedikitnya dapat meminimalkan resiko, mengingat investasi saham di pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila di bandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas adalah adanya


(15)

commit to user

ketidakpastian akan kwalitas produk yang ditawarkan walaupun menjanjikan tingkat keuntungan yang relatif besar, hal ini dikarenakan sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan dalam bidang politik, ekonomi, moneter, undang- undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi di dalam industri dan perusahaan itu sendiri, perubahan-perubahan itu dapat berdampak negatif maupun positif.

Menurut Jogiyanto (2000:88), salah satu analisis yang sering digunakan untuk menemukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental (Fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company analysis).

Selain dari faktor-faktor fundamental dan perusahaan, faktor external juga mempengaruhi investor dalam menanamkan dananya. Salah satu faktor eksternal yang juga mempengaruhi investor adalah tingkat suku bunga. Naiknya suku bunga berjangka akibat kebijakan moneter menyebabkan para pemodal mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan.

Bertitik tolak dari Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh manajement dan kepentingan investor yang didasarkan pada kinerja keuangan maka berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat diidentifikasi

variable-variabel yang mungkin berpengaruh terhadap pendapatan Dividen,terutama

deviden tunai (cash dividend).

Sebagaimana hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sunarto dan Andi kartika yang menunjukkan bahwa variabel-variabel yang


(16)

commit to user

berpengaruh terhadap kebijakan dividend terdiri dari : profitabilitas, stabilitas

dividend dan earning , likuiditas, investasi, dan pembiayaan. Sementara berdasarkan laporan keuangan, variabel – variabel tersebut yang diidentifikasikan sebagai berikut : (1) profitabilitas (diukur diukur dengan laba

bersih setelah pajak), (2) likuiditas (diukur dari cash ratio dan current ratio),

(3) investasi (diukur dari jumlah yang ditanamkan dari aktiva tetap operasi), (4) pembiayaan (terutama dana yang diperoleh dari utang jangka panjang plus utang jangka pendek) yang diukur dengan rasio leverage. Sementara earning dapat dilihat dari earning pershare (EPS), sedangkan dividend (terutama cash dividend) merupakan tujuan yang diinginkan oleh investor dalam rangka memperoleh pendapatan dalam bentuk dividen dari hasil investasinya.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEVIDEN KAS DI BURSA EFEK JAKARTA”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh ROI, cash ratio, current ratio, DTA,dan EPS secara

simultan dan parsial terhadap pendapatan deviden kas (cash dividend) di bursa efek jakarta?


(17)

commit to user

2. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap deviden kas

(cash dividend) di bursa efek jakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis variabel independent seperti DTA, EPS, ROI, Current

Ratio, dan Cash Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap deviden kas ( Cash Dividend) di Bursa Efek Jakarta.

2. Untuk menganalisis variabel independent seperti DTA, EPS, ROI, Current

Ratio, dan Cash Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

deviden kas (Cash Dividend) di Bursa Efek Jakarta.

3. Untuk menganalisis faktor-faktor mana yang berpengaruh signifikan dan

dominan terhadap deviden kas (Cash Dividend) di Bursa Efek Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi manajemen perusahaan: Dapat dijadikan pertimbangan dalam

penentuan kebijakan deviden. Perhitungan kwantitatif diharapkan dapat menunjukkan hubungan atau pengaruh faktor-faktor fundamental seperti

ROI, cash ratio, current ratio, debt to total assets dan earning per share

terhadap kebijakan deviden. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya deviden yang dibayarkan terutama dalam bentuk deviden kas bagi perusahaan yang sahamnya terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEJ periode 1999-2000.


(18)

commit to user

2. Bagi akademis : Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembayaran deviden perlembar saham sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang deviden.

3. Bagi investor : Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk

pengambilan keputusan investasi di pasar modal (khususnya instrumen saham). Dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembayaran deviden per lembar saham diharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan deviden (terutama deviden kas) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa.


(19)

commit to user

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. PASAR MODAL

Pasar Modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjual belikan produk berupa dana yang bersifat abstrak, sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di Bursa Efek (Tandelilin,2001: 25).

Sedangkan menurut R. Agus Sartono (1990:309), pasar modal adalah sarana pembentukan modal serta akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana untuk menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

Pasar Modal menunjuk pada pengertian abstrak tentang aktifitas jual-beli surat berharga. Secara fisik, pasar menunjuk pada sebuah tempat bertemunya pialang yang mewakili kepentingan investor. Berdasarkan tempat fisiknya, pasar modal dibagi menjadi dua (Tim Danareksa,1987), yaitu :

1) Bursa Utama

Merupakan tempat bertemunya pialang untuk melakukan transaksi surat berharga. Bursa utama berbentuk sebuah gedung yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk melakukan berbagai transaksi efek. Saat ini Indonesia memiliki dua bursa utama, yaitu : Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.


(20)

commit to user

Keotin (1996:105) mendefinisikan bursa pararel sebagai “Suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir diluar Bursa Efek Indonesia dalam bentuk pasar sekunder, diatur dan diselenggarakan oleh perantara perdagangan uang dan efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam”.

Ada perbedaan antara Over The Counter (OTC) diluar negeri dengan bursa pararel di Indonesia. Perbedaan utama adalah di OTC transaksi bisa terjadi dimana saja (dalam artian kantor pialang), sedangkan bursa pararel transaksi bisa terjadi pada suatu tempat tertentu. Tempat ini merupakan pusat informasi bagi semua pialang yang ingin menjual atau memiliki surat berharga di bursa pararel.

Salah satu faktor untuk dapat berkembangnya pasar modal adalah adanya lembaga penunjang, yang berfungsi sebagai pendukung beroperasinya pasar modal. Lembaga penunjang pasar modal terdiri dari :

a) Penjamin Emisi (Underwriter)

Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran perdana kepada masyarakat bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban membeli sisa efek yang dijual.

b) Penanggung (guarantor)

Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk menjamin bahwa pokok pinjaman dan bunganya akan dibayar tepat waktu oleh emiten kepada pemegang obligasi.


(21)

commit to user

c) Wali Amanat (trustee)

Adalah pihak yang mewakili kepentingan obligasi dalam hubungannya dengan perusahaan emiten, agar manajer perusahaan emiten tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan pemegang obligasi.

d) Perantara Perdagangan Efek (Pialang atau bloker)

Adalah pihak yang melakukan jual-beli efek untuk kepentingan pihak lain (investor), atas jasanya ini pialang memperoleh komisi.

e) Pedagang Efek( Dealer)

Adalah pihak yang melakukan jual-beli efek atas namanya sendiri, segala resiko atas aktivitasnya tersebut menjadi tanggungannya sendiri. Pedagang efek di pasar modal Indonesia dapat berfungsi ganda. Selain berfungsi sebagai pedagang seperti yang telah diuraikan, pedagang efek diperbolehkan untuk bertindak sebagai perantara perdagangan efek

f) Perusahaan Surat Berharga (securities company)

Adalah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan saham-saham yang tercatat di bursa efek.

g) Perusahaan Pengelola Dana

Adalah perusahaan yang memberikan jasa pengolahan dana yang di percayakan pemodal, dengan menerima komisi atas jasanya.

h) Kantor Administrasi Efek

Adalah biro jasa yang membantu emiten maupun pemodal dalam rangka penerbitan dan pemilikan saham.


(22)

commit to user

B. SAHAM

Menurut Suad (2001:285), menyebutkan bahwa ”saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas”. Wujud dari saham itu sendiri adalah selembar kertas yang menunjukkan bahwa pemiliknya mempunyai hak atas sebagian kekayaan dari perusahaan yang menerbitkannya. Keuntungan yang diperoleh dari saham bisa berupa

keuntungan dari deviden dan capital gain. Deviden adalah keuntungan yang

diberikan perusahaan kepada pemegang saham atas laba yang diperolehnya.

Sedangkan capital gain adalah selisih antara harga beli dengan harga jual

saham.

C. DEVIDEN

Deviden merupakan bentuk distribusi laba yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimilikinya. Bagi seorang investor, deviden merupakan komponen

return disamping capital gain. Besar kecilnya laba yang diperoleh serta

proporsi laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Dalam membagikan deviden, perusahaan mempertimbangkan proporsi pembagianya kepada para pemegang saham dalam re-investasi dalam pemegang saham.

Robert Ang (1997) menyatakan bahwa Devidend merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Deviden ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari


(23)

commit to user

laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari Earning After Tax (EAT)

dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan

saham baru seperti rights dan warran. Keputusan mengenai jumlah laba yang

ditahan dan deviden yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sawidji Widoadmodjo (1996) juga menyatakan bahwa deviden adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam bentuk deviden tunai (cash devidend) dan deviden saham (stock devidend). Deviden tunai (cash devidend) merupakan deviden yang dibayar oleh emitenn kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya (devidend per share). Sedangkan deviden saham (stock devidend) merupakan deviden yang dibayar atau dibegi dalam bentuk saham yang diperhitungkn untuk setiap lembarnya.

Kebijakan deviden adalah suatu keputusan untuk memutuskan besarnya bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan deviden ini sangat penting bagi perusahaan, karena pembayaran deviden mungkin mempengaruhi nilai perusahaan dan laba ditahan merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan. Pembagian deviden mengandung informasi tentang prospek perusahaan. Adanya perubahan deviden menunjukkan perkiraan manajemen terhadap keuntungan yang akan dicapai dimasa yang akan datang. Kenaikan deviden


(24)

commit to user

memberikan informasi bahwa perusahaan mempunyai prospek yang bagus sehingga sering diikuti kenaikan harga saham. Sebaliknya, penurunan atau kenaikan deviden dibawah kenaikan normal biasanya menyebabkan harga saham turun karena hal itu diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit dimasa yang akan datang.

Ronowati Tjandra (2005) menyatakan bahwa deviden merupakan bentuk distribusi laba yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimilikinya. Bagi seorang investor, Deviden merupakan komponen Return disamping capital gain. Besar kecilnya deviden akan sangat bergantung pada besar kecilnya laba yang diperoleh serta proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

I. Jenis-jenis Deviden

Menurut Kieso (2001) deviden dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Deviden Kas (Cash Dividend)

Adalah deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai (cash). Deviden kas merupakan benduk deviden yang paling umum yang dibagikan oleh perusahaan. Bila perusahaan memutuskan untuk membagikan deviden dalam bentuk kas,maka perusahaan harus mempertimbangkan seluruh uang kas yang ada, apakah jumlah uang kas yang ada dalam perusahaan mencukupi untuk pembagian deviden tersebut atau tidak.


(25)

commit to user

2. Deviden Properti (Property Dividend)

Selain dalam bentuk kas, deviden juga dapat dalam bentuk aktiva

selain kas yang disebut Dividen property. Aktiva lain yang dibagikan

bisa berbentuk surat berharga yang dimiliki perusahaan, barang dagangan, serta aktiva-aktiva lainnya.

3. Deviden Utang (Scrip Dividend)

Terkadang saldo kas yang ada dalam perusahaan tidak mencukupi untuk pembagian deviden akan tetapi laba yang dibagikan saldonya mencukupi untuk pembagian deviden tersebut. Jika terjadi demikian, maka pimpinan perusahaan akan mengeluarkan deviden utang, yaitu janji tertulis untuk membayar sejumlah tertentu di waktu yang akan datang.

4. Deviden Likuidasi (Likuidity Dividend)

Merupakan pembayaran kembali dari hak-hak pemegang saham, yaitu pembayaran kembali modal yang disentor atau ditahan. Pembagian deviden dalam bentuk ini biasanya berasal selain dari lab ditahan sehuingga harus diperlakukan berbeda dengan yang berasal dari laba ditahan.

5. Deviden Saham (Stock Dividend)

Merupakan pembayaran deviden dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada pemegang saham tanpa diminta


(26)

commit to user

pembayaran dan jumlah yang sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Pembagian deviden dalam bentuk saham sendiri ini menunjukkan penyusunan kembali struktur modal perusahaan, sedangkan property kepentingan pemegang saham tetap tidak berubah. Robert Ang (1997) juga mengatakan bahwa deviden tunai (Cash Dividend) merupakan dividend yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan deviden saham (stock dividend) merupakan deviden yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai dari devidend tunai sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, Sedangkan dimana Vd adalah nilai suatu deviden saham per lembar saham (value of stock dividend per share).

II. Kebijakan Deviden

Teori kebijakan deviden

Menurut Brigham (2004) menyebutkan ada 6 teori dari preferensi investor, yaitu

· Devidend irrelevance theory, adalah suatu teori yang menyatakan

bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa nilai suatu

perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya deviden payout ratio

(DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan resiko bisnis. Dengan demikian kebijakan deviden sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.


(27)

commit to user

· Bird-In-The-Hand Theory, sependapat dengan Gordon dan Linther

yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika devidend

payout ratio (DPR) rendah. Hl ini dikarenakan investor lebih suka menerima deviden daripada capital gains.

· Tax preference theory, adalah suatu teory yang menyatakan bahwa

karena adanya pajak terhadap keuntungan deviden dan capital gains

maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat

menunda pembayaran pajak.

· Rational Devidend theory, adalah suatu kebijakan yang dibayarkan

kepada para pemegang saham. Bila mana terdapat dana dari laba yang tidak digunakan dalam investasi modal, maka dana terebut dibagikan sebagai deviden atau dengan jalan lain kebijakan deviden merupakan proses akhir dari proses investasi modal, sehingga deviden akan dibayarkan dari sisa dana yang digunakan dalam investasi, pembagian deviden akan dipengaruhi oleh :

1. Kesempatan investasi

2. Struktur modal perusahaan

3. Kemampuan untuk menghasilkan sumber dana internal

· Clientee effect theory, Setiap investor melakukan semacam

perhitungan secara implicit dimana mereka menimbang keunggulan penerimaan deviden atas kelemahan pajak. Oleh karena itu, sejumlah investor tertentu lebih memilih deviden yang lebih tinggi dan yang


(28)

commit to user

lainnya lebih memilih deviden yang lebih rendah, pandangan ini

disebut clientee effect. Pengaruh ini merupakan kecendrungan suatu

perusahaan untuk menarik kelompok invetor yang menyukai kebijakan devidenya. Klientee/kelompok dari pemegang saham yang berbeda menyukai kebijakan yang berbeda pula.

· Signalling theory, menyatakan bahwa suatu kenaikan yang lebih tinggi

dari pada yang diperkirakan merupakan “isyarat” bagi investor bahwa manajemen perusahaan memperkirakan peningkatan laba dimasa yang akan datang. Para manejer hanya akan menaikkan deviden bila mana laba dimasa yang akan datang diharapkan akan meningkat. Oleh karenanya, kenaikan deviden mengandung informasi/memberikan sinyal yang baik mengenai profitabilitas perusahaan dimana selanjutnya para investor akan menyesuaikan harga saham.

Faktof- faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden :

Menurut Keown, Martin, Petty, and scott jr (2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan devidend, yaitu :

· Pembatasan Hukum : pembatasan hukum tertentu mungkin membatasi

jumlah deviden yang perusahaan boleh bayarkan. Meski pembatasan hukum secara sepesifik berbeda-beda tiap negara, pada umumnya perusahaan tidak boleh membayar deviden (1) jika kewajiban perusahaan melebihi aktivanya, (2) jika jumlah devidennya melebihi


(29)

commit to user

jumlah akumulasi keuntungan (retained earning/laba ditahan), (3) jika deviden di bayarkan dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan.

· Posisi Likuiditas : berlawanan dengan opini umum, fakta bahwa

perusahaan yang menunjukan jumlah besar laba yang ditahan dalam neraca tidaklah mengidentifikasikan bahwa kas yang tersedia untuk di bayarkan berupa deviden. Posisi terkini perusahaan dalam asset cair,termasuk adalah hal yang berdiri sendiri dari akun yang ditahan. Secara historis, sebuah perusahaan dengan laba ditahan yang cukup besar telah berhasil menghasilkan kas dari operasi. Tetapi dana ini biasanya diinvestasikan ulang dalam perusahaan dalam jangka waktu yang singkat ataupun untuk membayar utang yang jatuh tempo. Dengan demikian, perusahaan mungkin saja secara extrim sangat menguntungkan dan masih saja sangat menyedihkan secara kas. Karena deviden dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk deviden yang akan dibayarkan. Oleh karena itu posisi likuiditas perusahaan menaggung langsung kemampuan untuk membayar deviden.

· Kekosongan atau kekurangan terhadap sumber pembiayaan lainnya :

perusahaan boleh menahan keuntungan untuk investasi atau membayar deviden dan mengeluarkan utang baru atau sekuritas ekuitas untuk membiayai investasi. Untuk banyak perusahaan kecil dan baru, opsi kedua ini tidaklah realistis. Perusahaan ini tidak memiliki akses terhadap pasar modal, maka mereka harus mengandalkan lebih pada


(30)

commit to user

dana yang dihasilkan internal. Sebagai konsekuensinya deviden payout rasio pada umumnya lebih kecil untuk perusahaan yang kecil atau baru didirikan dibandingkan yang besar, perusahaan yang dimiliki publik.

· Kemampuan memprediksi laba : deviden payout ratio perusahaan

tergantung pada banyak hal atas kemampuan memprediksi keuntungan perusahaan selama selangwaktu. Jika laba berfluktuasi secara signifikan, manajemen tidak dapat mengandalkan dana yang dihasilkan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Ketika keuntungan direalisasikan, perusahaan boleh menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahw uang itu tersedia ketika di butuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan trend laba yang stabil akan secara tipikal membayar porsi yang lebih besar dari laba untuk deviden. Perusahaan ini memiliki lebih sedikit kekhawatiran tentang ketersediaan akan keuntungan untuk memenuhi permintaan modal pada masa akan datang.

· Kontrol kepemilikan : Untuk banyak perusahaan besar, kontrol atas

kepemilikan atas saham bukanlah suatu isu. Namun untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah, mempertahankan kontrol hak pilih merupakan prioritas utama. Jika kehadiran pemegang saham tidaklah mampu berpartisipasi dalam penawaran baru, mengeluarkan saham baru menjadi kurang menarik, dalam hal ini, kontrol dari pemegang saham sekarang jadi terdilusi. Pemilik mungkin lebih menyukai bahwa manajemen membiayai investasi baru dengan utang dan melalui


(31)

commit to user

keuntungan dari pada mengeluarkan saham baru. Pertumbuhan perusahaan ini kemudian dibatasi dengan jumlah dari modal utang yang tersedia dan oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

· Inflasi : Dalam periode inflasi, idealnya, ketika aktiva tetap menjadi

aus dan using, dana yang dihasilkan dari depresiasi diinginkan untuk membiayai penggantian. Ketika biaya yang sama untuk peralatan terus meningkat, dana depresiasi menjadi tidak cukup. Hal ini meminta penahanan keuntungan yang lebih besar, yang mana berdampak bahwa deviden menjadi terpengaruh secara terbalik.

Kebijakan alternatif pembayaran deviden

Menurut Brigham (2004),beberapa kebijakan elternatif pembayaran dividend :

· Kebijakan residual deviden : kebijakan ini menetapkan perusahaan

seharusnya mengambil empat langkah ketika mengambil keputusan atas rasio pembayaran deviden yaitu (a) menentukan anggaran barang yang optimal, (b) menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk membiayai anggaran tersebut (c) sedapat mungkin menggunakan laba ditahan untuk memenuhi komponen penyertaan modal, (d) membayar deviden dengan hanya lebih banyak laba yang tersedia daripada yang diperlukan untuk mendukung anggaran yang optimal.

· Deviden yang konstan atau naik secara bertahap : menetapkan suatu


(32)

commit to user

berusaha untuk menaikkan deviden sebesar target tersebut tiap tahun. Alasan yang mendorong perusahaan untuk menggunakan kebijakan ini adalah (a) dengan adanya gagasan bahwa deviden merupakan sinyal atas profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang, maka kebijakan pembagian deviden yang berubah-ubah akan mengakibatkan pengembalian atas sekuritas yang dipersyaratkan infestor lebih tinggi dan harga saham lebih rendah daripada yang akan ditumbuhkan jika menggunakan kebijakan yang mantap dan, (b) sebagian besar pemegang saham menggunakan deviden untuk konsumsi saat ini, mereka akan dirugikan harus menjual sebagian saham untuk mendapatkan uang tunai jika perusahaan mengurangi deviden, maka mereka akan cemas jika terjadi pengurangan deviden.

· Rasio pembagian deviden yang konstan : Perusahaan menetapkan rasio

yang tetap terhadap keuntungan. Beberapapun keuntungannya yang diperoleh perusahaan. Persentase keuntungan yang dibagi akan selalu sama, namun laba perusahaan umumnya selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, kebijakan deviden perlu diperhitungkan bahwa jumlah deviden akan turut berubah. Apabila perusahaan mengurangi deviden untuk mempertahankan rasio pembagian deviden agar tetap konstan, harga saham akan turun karena investor mengartikan penurunan deviden tersebut sebagai akibat pemikiran manajemen bahwa terjadi penurunan laba yang sifatnya permanen, sebenarnya kondisi ini dapat berubah ubah. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan suatu


(33)

commit to user

target rasio pembagian deviden berdasarkan seperangkat persyaratan yang paling memungkinkan.

· Deviden yang tetap kecil tetapi ditambah pembayaran extra :

menetapkan pembagian yang tetap kecil ditambah pembayaran extra pada akhir tahun apabila perusahaan mengalami lonjakan keuntungan. Tujuan manajemen mengambil kebijakan ini adalah untuk menghindarkan konotasi deviden permanen, akan tetapi hal ini akan menyebabkan investor tidak dapat mengestimasi deviden yang akan diperoleh dan menjadi ragu-ragu untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut.

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Hubungan Return on Investment (ROI) dan Cash Dividend.

ROI merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi.

CASH

DIVIDEND

Return Of Investment

Cash Ratio

Current Ratio

Debt To Total Assets


(34)

commit to user

Semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik,

karena tingkat kembalian investasi (investment) semakin besar. Seperti diuraika sebelumnya, bahwa return yang diterima investor dapat berupa

pendapatan deviden atau capital gain . Dengan demikian meningkatnya ROI

juga akan meningkatkan pendapatan deviden (terutama cash dividend).

Sebagaimana lazimnya pengukuran ROI didapat dari earning after tax

(EAT) dan total investasi aktiva operasi. Besarnya EAT di peroleh dari laporan laba rugi, sedangkan total investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aktiva tetap (bersih) yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan neraca (sisi aktiva/asset).

Hubungan Cash Ratio dan Cash Dividend

Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas,seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki

perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan perusahan

untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya. Dengan

meningkatnya cash ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor

untuk membayar deviden tunai (cash dividend) yang di harapkan oleh investor..

Hubungan current ratio dan cash dividend

Current ratio juga merupakan salah satu ukuran ratio likuditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets)


(35)

commit to user

dengan hutang/ kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current

ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhui kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kewajiban membayar

membayar deviden kas yang terutang). Sebagaimana cash ratio, maka

tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap

kemampuan perusahaan membayar deviden yang dijanjikan.

Kedua ratio likuiditas tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dipisahkannya

kedua ratio likuiditas ke dalam cash ratio dan current ratio dimaksudkan

untuk mengetahui mana yang lebih berpengaruh terhadap deviden kas perlembar saham (cash deviden per share). Partington (1989) tidak dilihat dari ratio likuiditas nya, tetapi didasarkan pada penting tidaknya manajemen mempertimbangkan likuiditas dalam kebijakan deviden, sehingga tidak dapat

ditemukan bagaimana hubungan antara besarnya current ratio dengan cash

devidend.

Hubungan Debt to Total Asset dan Cash dividend.

Debt to Total Assets merupakan ratio antara total hutang (total debts) baik hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term debt ) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets).


(36)

commit to user

Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka untuk

menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar Ratio DTA

menunjukkan besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya utang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya ratio DTA (dimana beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar maka profitabilitas (earning after tax) semakin berkurang (karena sebagian dibayarkan untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham (deviden) juga semakin berkurang (menurun).

Hubungan Earning Per Share dan Cash Dividend

Pendapatan perlembar saham (earning per-share) merupakan total

keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya. Total keuntungan tersebut diukur dari ratio antara laba bersih setelah pajak (earning after tax-EAT) terhadap jumlah lemar saham yang beredar (outstanding share). Laba bersih yang diperhitungkan tersebut setelah dikurangi dengan deviden untuk para pemegang saham prioritas/minoritas (preffered stock).

Semakin besar earning after tax maka pendapatan deviden kas per

lembar saham (cash deviden per share) yang akan diterima oleh para pemegang saham (common stock) juga semakin besar. Hal tersebut dengan


(37)

commit to user

asumsi jika deviden bagi para pemegang saham minoritas dan jumlah saham yang beredar (saham biasa) relatif tetap.

E. HIPOTESIS

Ada beberapa hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini, yaitu :

Berdasar dari sumber yang ada baik dari teori dan penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis

H1 : Diduga Return Of Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Debt To

Total Assets (DTA), Earning Per Share (EPS) secara simultan dan parsial mempengaruhi Cash Dividend di Bursa Efek Jakarta.

H2 : Diduga Cash Ratio merupakan variabel yang paling berpengaruh

terhadap pembagian Cash Dividend, dikarenakan keadaan keuangan

internal perusahaan yang sangat memungkinkan akan mempengaruhi pembagian laba perusahaan termasuk Cash Dividend .


(38)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan pada data sekunder berupa laporan keuangan

yang terdapat pada indonesian capital market directory (ICMD) pada tahun

2005-2008.

B. POPULASI,SAMPLE DAN TEKNIK SAMPLING

Populasi adalah keseluruhan kelompok, peristiwa atau suatu ketertarikan yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI yang melaporkan laporan keuangannya dengan lengkap dari tahun 2005-2008. Sample adalah subset dari populasi yang dalam penelitian

ini ditentukan dengan metode purposive sampling dengan berdasarkan pada

beberapa kriteria yang digunakan antara lain :

Memiliki laporan keuangan lengkap yang berisi data-data keuangan yang diperlukan selama periode tertentu.

1. Tersedianya data tentang earning per share (EPS),current ratio,cash

ratio,debt to total assets (DTA),return of investment (ROI) dan cash

dividend.


(39)

commit to user

3. Perusahaan memiliki informasi keuangan yang dibutuhkan sebagai

variable peelitian.

C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

Berdasarkan pada permasalahan penelitian dan pengembangan hipotesis, maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat didefinisikan dan di ukur sebagai berikut :

1. Return Of Investment (ROI), Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dari total investasi yang di gunakan oleh perusahaan.

ROI =

Investasi Total

EAT

EAT = Earning After Tax (Laba bersih setela pajak).

2. Cash Ratio, Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

melalui sejumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan.

Cash Ratio =

Pendek Jangka

Utang

Ekuivalen

Kas+

3. Curret Ratio, Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui jumlah aktiva


(40)

commit to user Current Ratio =

Pendek Jangka

Utang

Lancar Aktiva

4. Debt To Total Assets (DTA), Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi total utang dari total aktiva yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi total utang dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.

DTA =

Aset Total

Hutang Total

5. Earning Per Share (EPS), Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan per lembar saham yang dihitung dari total keuntungn (EAT) terhadap jumlah lembar saham yang beredar.

EPS = Saham Bersih Laba Jumlah EAT

6. Cash Dividend, Merupakan jumlah deviden yang di bayarkan secara tunai oleh perusahaan kepada setiap pemegang saham.

Cash Deviden =

Saham Bersih Laba Jumlah Kas Deviden Total

D. SUMBER DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan yang termuat dalam ICMD dan JSX statistic tahun 2005-2008. Data yang dikumpulkan mencakup :


(41)

commit to user

2. Data tentang earning per share (EPS), current ratio, cash ratio, debt to

total assets (DTA), return of investment (ROI) dan cash dividend.

3. Perusahaan yang aktif terdaftar di BEI tahun 2005-2008.

E. METODE PENGAMBILAN DATA

Pengambilan data sample penelitian ini dilaukan dengan metode

penggabungan atau pooling data. Yaitu penggabungan time series dan cross

sectional. Pooling data dilakukan dengan cara menjumlah perusahaan yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan untuk memungkinkan diperolehnya jumlah sample yang lebih besar. Jumlah sample yang lebih banyak diharapkan bisa meningkatkan power of test penelitian ini.

F. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Uji asumsi klasik

· Multikolinieritas

Multikolinieritas menunjukkan keadaan dimana suatu atau lebih variable independent terdapat korelasi (hubungan) dengan variable independent lainnya. Ada tidaknya multikolinieritas dalam sebuah model dapat dilihat dari tolerance value (TOL) atau Variance Inflation Factor (VIF).

TOL adalah suatu jumlah yang menunjukkan bahwa variabel bebas tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya dalam suatu persamaan regresi. Batas dari TOL adalah 0,1 sehingga jika TOL berada dibawah 0,1 maka terjadi multikolinieritas. VIF adalah suatu


(42)

commit to user

jumlah yang menunjukkan bahwa variabel bebas dapat di jelaskan oleh variabel lain dalam suatu persamaan regresi, batas VIF adalah 10 apabila VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas.

· Otokorelasi

Otokorelasi adalah korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti time series) atau yang tersusun dalam ruang (seperti cross sectional). Uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya otokoresasi dalam suatu persamaan adalah uji ”Durbin-Watson”. Dalam uji Durbin-Watson nilai d berkisar antara 0 sampai 4 dan dalam uji adalah:

1. Apabila d hitung < dĻ. Atau d hitung > (4-dµ), maka terjadi oto

korelasi.

2. Jika dµ < d hitung atau (4-dµ),maka terjadi korelasi.

3. Jika dĻ < d hitung atau (4-dµ)<d hitung <(4-dĻ),maka inkoklusif

atau ragu ragu.

· Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas adalah korelasi dimana faktor pengganggu bervarian atau tidak. Salah satu metode untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji ”Glejser”, langkah-langkah dalam uji Gletser adalah sebagai berikut :

1. Melakukan regresi dari variabel dependen terhadap variabel


(43)

commit to user

2. Mengabsolutkan nilai residu yang telah didapat.

3. Nilai absolute tersebut diregresi (sebagai variabel dependen)

terhadap variabel independen.

4. Membandingkan probaility signifikansi dengan tingkat signifikansi

yang telah ditentukan (0,05). Jika probailitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika probability signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Identifikasi Persamaan.

Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan simultan dan parsial. Dalam situasi ini, terdapat dua cara pengaruh variabel ; Satu variabel yang mempengaruhi variabel lain dan kemudian variabel tersebut dipengaruhi variabel lain. Misalnya variabel X tergantung pada variabel Y.

3. Uji normalitas data

Distribusi normal merupakan distribusi dari variabel random yang kontinyu dan merupakan distribusi simetris. Mungkin suatu variabel mempunyai karakteristik data yang tidak normal yang mengurangi ketepatan pengujian hipotesis atau bias signifikansi, untuk hal tersebut maka dilakukan uji normalitas. Untuk jenis kuantitatif dapat digunakan uji sample Kolmogorov Smirnov, yang merupakan salah satu uji kebaikan kesesuaian (goodnes of fit).


(44)

commit to user

Uji ini memiliki tahap pengujian :

· Hipotesis

H0 : Databerdistribusi normal.

H1 : Data tidak berdistribusi normal

· Menentukan tingkat signifikansi (α =5%)

· Ketentuan :

Daerah kritis = H0 ditolak jika sig,<α

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan dalam suatu penelitian, bila ingin membandingkan dua kelompok, apakah ada perbedaan antara dua kelompok tersebut. Uji –t sample independen digunakan untuk mengnalisis dan menguji hipotesis yang diajukan. Uji –t untuk sample independen merupakan prosedur Uji-t untuk sample bebas dengan membandingkan rata-rata dua lelompok kasus.

Uji ini memiliki tahap pengujian :

· Hipotesis.

H0 : Varian grup sampel 1 identik dengan varian grup sampel 2

H1 : Varian grup Sampel 1 tidak identik dengan varian grup sampel 2

· Statistik Uji : Uji f

· Menentukan tingkat signifikansi (α=5%)

· Ketentuan :


(45)

commit to user

5. Selisih uji rata-rata

Uji ini memiliki tahapan pengujian :

· Hipotesis :

H0 : Rata-rata grup sampel 1identik dengan rata-rata sampel 2

H1 : Rata-rata grup sampel 1 tidak identik dengan rata-rata sampel 2

· Statistik Uji : Uji-t

· Menentukan tingkat signifikansi (α=5%)


(46)

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI SAMPLE

Sampel penelitian ini sebanyak 160 perusahaan yang listing di BEI selama 4 tahun dari periode 2005-2008 yang dilakukan secara pooling data.

B. DESKRIPSI DATA

Variabel-variabel dan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan data laporan keuangan perusahaan yang ada dalam ICMD dan JSX statistik.

Hasil perhitungan untuk masing-masing variabel dengan menggunakan

program komputer Statistical Package For Social Science (SPSS) 11.Dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Statistic Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CASHDEV 160 .00 11.88 4.3529 2.1480

DTA 160 .02 1.15 .3383 .2188

EPS 160 1.00 10663.00 721.8056 1399.7784

ROI 160 .00 .62 8.737E-02 8.633E-02

CR 160 .52 518.00 7.4327 44.7389

CASH 160 .01 7.98 .6300 .9349

Valid N (listwise) 160

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Data statistik selama empat tahun dari tahun 2005-2008 menunjukkan rasio pembayaran dividend terendah sebesar 0.00 , deviden tertinggi sebesar 11.88 dengan rata- rata 4.35, deviden terendah sebesar 0.00 diberikan oleh PT


(47)

commit to user

Anta Express Tour&Travel pada tahun 2005, sedangkan rasio pembayaran dividend tertinggi sebesar 11.88 diberikan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pada tahun 2005.

Data statistik Debt To Total Assets selama tahun penelitian dari tahun

2005-2008 menunjukkan persentase terendah sebesar 0.02 pada tahun 2005 yang dimiliki oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, sedangkan persentase tetinggi sebesar 1,15 pada tahun 2006 yang dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk. Dan nilai rata-rata persentase variable sebesar 0,3883..Debt To Total Assets merupakan Rasio antara total hutang (Total Debts) baik hutang

jangka pendek maupun jangka panjang ( long term debt) terhadap total aktiva

( total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed

assets) dan aktiva lainnya (other assets).

Data Statistik Earning Per-Share merupakan total keuntungan yang

diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya. Dari data Statistik selama tahun penelitian dari tahun 2005-2008 menunjukkan persentase variabel terendah sebesar RP 1,00 yang dimiliki oleh PT Aneka Tambang tbk pada tahun 2006, sedangkan nilai tertinggi Rp 10663,00 dimiliki oleh PT National Nicel Indonesia Tbk pada tahun 2007. Nilai rata-rata variable EPS sebesar Rp.721,88.

Data Statistik Return Of Investment merupakan ukuran efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memenfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik , karena tingkat kembalian investasi semakin


(48)

commit to user

besar. Dari data statistik selama tahun penelitian dari tahun 2005-2008 menunjukkan nilai persentase variabel terendah sebesar 0.00 yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2008, sedangkan nilai tertinggi sebesar 0.62 dimiliki oleh PT International Nicel Indonesia Tbk pada tahun 2007. dan persentase rata-rata variabel ROI sebesar 0,87

Data Statistik Current Ratio merupakan ukuran dari ratio likuiditas yang dihitung dengan membagi aktiva lancer dengan hutang kewajiban lancer. Dari data statistik selama tahun penelitian dari tahun 2005-2008 menunjukkan nilai persentase variabel terendah sebesar 0,50 yang dimiiki oleh PT Semen Gresik Tbk pada tahun 2006, dan nilai tertinggi sebesar 5.18 yang dimiiki oleh PT.Adira Dinamika FinanceTbk pada tahun 2006. Dan persentase rata-rata variabel Current Ratio Sebesar 7.43

Data Statistik Cash Ratio merupakan ukuran dari ratio likuiditas

(liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Dari data statistic selama tahun penelitian dari tahun 2005-2008 menunjukkan nilai persentase variabel terendah sebesar 0.01 yang dimiliki oleh PT Semen Gresik pada tahun 2006, dan nilai tertinggi sebesar 7,98 yang dimiliki oleh PT Bumi Recourses Tbk pada tahun 2007. persentase rata-tata variabel Cash Ratio sebesar 0,63.


(49)

commit to user

C. UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

Data yang ada dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diambil dari ICMD dengan tahun penelitian dari tahun 2005-2008.

Variabel-variabel yang digunakan diantaranya Cash Dividend, Debt To Total Assets (DTA), Earning Per-Share(EPS), Current Ratio, Cash Ratio, dan Return Of Investment (ROI). Pengujian normalitas dilakukan

dengan Metode STEPWISE dan metode Durbin-Watson. Dalam

pengujian ini juga dilakukan outlier terhadap beberapa data yang menyimpang yang di khawatirkan dapat mengganggu distribusi data secara normal, Kriteria pengujian yang dilakukan adalah dengan membandingkan nilai sig. Atau signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan. Data berdistribusi normal jika sig. > 0,05. Hasil pengujian untuk variabel dalam penelitian ini adalah pada

tabel 4.2 berikut ini:

Hasil uji One Sample kolmogorov – smigrov Test Sebelum Transformasi

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Setelah Transformasi

DTA EPS ROI

CUREN T_RATI O CASH_RA TIO CASH_DEVI DEN

N 160 160 160 160 160 160

Normal Parameters(a,b)

Mean

,3383 721,805

6 ,0874 7,4327 ,6300 1772,7435

Std. Deviation

,21885 1399,77

837 ,08633

44,7389

4 ,93492 12708,96771 Most Extreme

Differences

Absolute

,096 ,327 ,188 ,454 ,254 ,445

Positive ,096 ,327 ,188 ,454 ,203 ,430

Negative -,074 -,303 -,166 -,439 -,254 -,445

Kolmogorov-Smirnov Z 1,215 4,140 2,376 5,738 3,208 5,623


(50)

commit to user

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

160 -3.81842E-09 1.7911061 .073 .073 -.067 .918 .368 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Berdasarkan tabel diatas, sebelum Transformasi hanya variabel

DTA yang normal, sedangkan variabel lain seperti EPS,ROI, Current

Ratio,Cash Ratio dan Cash Dividend tidak normal. Maka dilakukan

Tranformasi, Tranformasi dilakukan pada variabel dependen yaitu Cash

Dividend. Setelah melakukan transformasi pada Cash Dividen dengan

tujuan menguragi jarak besaran antara nilai pembagian Cash Dividend

yang dibagikan tiap perusahaan. Setelah Tranformasi, variabel dependen dan independen telah berdistribusi normal. Dapat dilihat semua variabel berdistribusi Normal dengan nilai asymp.sig > 0,05 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel variabel seperti Cash Dividend, Debt To Total Assets (DTA), Return Of Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Cash Ratio berdistribusi Normal.

2. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah variabel bebas ditemukan adanya korelasi . Untuk asumsi ini dapat


(51)

commit to user

dilihat dari nilai toleransi dan variance inflation faktor dengan kriteria apabila nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10,0 berarti tidak ada multikoliniaritas antara variabel independen.Hasil pengujian multikoliniaritas adalah sebagai berikut

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikoliniaritas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan DTA 0.811 1.233 Tidak terjadi

multikolinearitas EPS 0.670 1.493 Tidak terjadi

multikolinearitas ROI 0.644 1.553 Tidak terjadi

multikolinearitas Current Ratio 0.983 1.018 Tidak terjadi

multikolinearitas Cash Ratio 0.826 1.211 Tidak terjadi

multikolinearitas Sumber :Data sekunder yang sudah diolah.

Berdsarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10,0 dengn demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala multikolinearitas antara variabel independent.

3. Uji Autokorelasi

Auto korelasi yaitu korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data runtun waktu) atau ( seperti dalam lintas sektoral), Salah satu cara untuk mendeteksi adanya


(52)

commit to user

korelasi serial dalam model regresi adalah dengan uji step wise, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Nilai Dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Nilai Diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c. Nilai Diantara +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

Variabel DW Kesimpulan DTA, EPS, ROI, CURRENT

RATIO Dan CASH RATIO

1,832 Tidak terjadi Autokorelasi Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan pengujian terhadap gejala auto korelasi, diperoleh nilai Durbin-watson sebesar 1,832. Karena nilai DurbinWatson dibawah 2 maka dapat disimpulkan terjadi auto korelasi positif pada model regresi yang digunakan.

4. Uji Heteroskedastisitas

Penelitian ini menggunakan uji glejser untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas. Hasil uji glejser untuk semua variabel bebas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

-2.56E-15 .380 .000 1.000 .000 .732 .000 .000 1.000 .000 .000 .000 .000 1.000 .000 2.083 .000 .000 1.000 .000 .003 .000 .000 1.000 .000 .170 .000 .000 1.000 (Constant) DTA EPS ROI CR CASH Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts t Sig.

Dependent Variable: RES a.


(53)

commit to user

Sumber: Data sekunder yang sudah diolah.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua variabel independent memiliki nilai sifnifikansi lebih besar dari 0.05 yang berarti

bahwa dalam model regresi yang dihasilkan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uji asumsi klasik yang telah dilakukan yaitu bahwa tidak terdapat penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskdastisitas. Dengan demikian persamaan regresi yang dihasilkan sudah memenuhi asumsi klasik yang disyaratkan

D. MODEL REGRESI

Berdasarkan pada hasil pengujian dari data sekunder yang telah diolah , maka persamaan regresi yang terbentuk sebagai berikut:

Tabel.4.6 Regression

ANOVAb

223.510 5 44.702 13.496 .000a

510.082 154 3.312

733.591 159 Regression

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), CASH, CR, EPS, DTA, ROI a.

Dependent Variable: CASHDEV b.


(54)

commit to user

Coefficientsa

3.650 .380 9.595 .000

.509 .732 .052 .695 .488 .811 1.233 7.493E-04 .000 .488 5.948 .000 .670 1.493 1.029 2.083 .041 .494 .622 .644 1.553 -9.59E-03 .003 -.200 -2.946 .004 .983 1.018 -4.50E-02 .170 -.020 -.265 .792 .826 1.211 (Constant) DTA EPS ROI CR CASH Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: CASHDEV a.

R² = 0.305 Adj. R² = 0.282

Dari persamaan regresi yang terbentuk , maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta yang diperoleh sebesar 3.650 menyatakan apabila semua

variabel independen bernilai nol, maka persentase Cash Dividend akan

sebesar 3.65.

2. Koefisien regresi DTA diperoleh sebesar 0,509 dengan kesalahan prediksi

sebesar 0.488. . Hal ini menunjukkan bahwa DTA tidak mempengaruhi

pembagian Cash Dividennd

3. Koefisien regresi EPS diperoleh sebesar 7.49 dengan kesalahan prediksi

sebesar 0.000.. Hal ini menunjukkan bahwa EPS signifikan berpengaruh

positif pada pembagian Cash Dividend. Apabila EPS naik sebesar 1%

maka dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan diikuti oleh kenaikan pada pembayaran Cash Dividend sebesar 7.49.


(55)

commit to user

4. Koefisien regresi ROI diperoleh sebesar 1.02 dengan kesalahan prediksi

sebesar 0.622. Hal ini menunjukkan bahwa ROI tidak mempengaruhi

pembagian Cash Dividennd.

5. Koefisien regresi Current Ratio diperoleh sebesar -9.59 dengan kesalahan

prediksi sebesar 0,004.. Hal ini menunjukkan bahwa Current Ratio

signifikan berpengaruh negatif pada Cash Dividend. Apabila Current

Ratio naik sebesar 1% maka dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka akan diikuti oleh penurunan Cash Dividend sebesar -9.59.

6. Koefisien regresi Cash Ratio diperoleh sebesar -4.500 dengan kesalahan

prediksi sebesar 0.792. hal ini juga menunjukkan bahwa Cash Ratio tidak mempengaruhi pembagian Cash Dividend.

E. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

membuktikan adanya pengaruh variabel-variabel independen seperti DTA,

ROI ,Current Ratio, Cash Ratio Dan EPS terhadap Cash Dividend. Pengujian ini dilakukan secara keseluruhan baik secara parsial maupun simultan dengan

menggunakan uji regresi linier berganda, dengan α = 5%.

Pengujian Secara Simultan

Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji-f dengan kriteria α= 5%. Hasil pengujian menunjukkan nilai F-hitung sebesar 13.496 dengan kesalahan prediksi sebesar 0.000. Berdasarkan dari hasil pengujian ini


(56)

commit to user

dapat disimpulkan bahwa variabel seperti EPS, ROI ,DTA, Current Ratio dan

Cash Ratio memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Cash Dividend.

Pengujian secara Parsial

1. DTA (Debt To Total Assets )

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt To Total Assets

terhadap Cash Dividend. Hasil pengujian menunjukkan nilai t-hitung

sebesar 0.695 dengan tingkat kesalahan sebesar 0.488. maka dapat disimpulkan bahwa persentasa kesalahan prediksi melebihi batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.05%. dengan kesalahan prediksi sebesar

0.488%. maka dapat disimpulkan bahwa Debt To Total Assets tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap Cash Dividend.

2. EPS ( Earning Per Share )

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share

terhadap Cash Dividend. Hasil pengujian Menunjukkan nilai t-hitung sebesar 5.948 dengan kesalahan prediksi sebesar 0.000%. Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa persentase kesalahan prediksi jauh dibawah batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.05%. Dengan kesalahan prediksi sebesar 0.000% maka dapat disimpulkan bahwa

Earning Per –Share memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Cash

Dividend. Apabila EPS mengalami kenaikan maka akan diikuti dengan


(57)

commit to user

3. ROI ( Return Of Investment)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return Of Investment

terhadap Cash Dividend. Hasil pengujian Menunjukkan nilai t-hitung

sebesar 0.494 dengan kesalahan prediksi sebesar 0,622 maka dapat dimengerti bahwa persentase kesalahan prediksi dibawah batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.05%. Dengan kesalahan prediksi sebesar

0,622% maka dapat disimpulkan bahwa Return Of Investmen tidak

mempunyai pengaruh terhadap Cash Dividend.

4. Current Ratio

Pengujian bermaksud untuk mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap Cash Dividend. Dari hasil pengujian Menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar -2.946 dengan kesalahan prediksi sebesar 0,004. maka dapat di simpulkan bahwa persentase kesalahan prediksi sebesar 0,004 maka dapat

disimpulkan bahwa Cash Ratio mempunyai pengaruh signifikan negatif

terhadap Cash Dividend. Apabila Current Ratio mengalami kenaikan,

maka akan diikuti dengan penurunan Cash Dividend. Hal ini dikarenakan pengaruh yang negatif dari Current Ratio.

5. Cash Ratio

Pengujian bermaksud untuk mengetahui pengaruh Cast Ratio terhadap

Cash Dividend. Dari hasil pengujian Menunjukkan bahwa nilai t-hitung


(58)

commit to user

-0.265 dengan kesalahan prediksi sebesar 0.792. maka dapat di simpulkan bahwa persentase kesalahan prediksi sebesar 0.792 maka dapat

disimpulkan bahwa Cash Ratio sama sekali tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Cash Dividend.

6. Dari hasil pengujian secara parsial diatas , dapat dilihat bahwa hanya

variabel EPS (Earning Per Share) dan Current ratio yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Variabel- variabel lain

seperti DTA, ROI dan Cash Ratio tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Cash Dividend . Hal ini dapat disebabkan oleh

distribusi atau penyebaran data yang tidak rata dari variabel-variabel tersebut selama tahun penelitian atau adanya event-event tertentu selama tahun penelitian yang dapat merubah pola dan proporsi dari Cash Dividend dari variabel variabel tersebut.

F. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel EPS, DTA,

ROI, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Cash Dividend. Pengujian

secara simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap Cash Dividend. Dimana pada Bird in The Hand Theory mengatakan bahwa para pemegang saham lebih menyukai dividend yang tinggi karena memiliki kepastian yang tinggi

dibandingkan dengan capital gain. Kebijakan devidend tidak ditentukan oleh


(59)

commit to user

sehingga besar kecilnya devidend sangat bergantung para pemegang saham. Karena pemegang saham memiliki kecenderungan lebih menyukai devidend yang dibagikan dalam jumlah yang relatif besar karena memiliki tingkat kepastian yang tinggi dibandingkan dengan yang masih dalam bentuk laba ditahan.

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan hanya variabel EPS dan

Current Ratio yang memiliki pengaruh signifikan positif dan negatif terhadap Cash Dividend .Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sunarto dan Andi Kartika (2000) yang menyatakan bahwa Earning

Per-Share terhadap Cash Dividend adalah positif. Semakin besar Earning yang

diberikan kepada pemilik modal, maka semakin besar minat investor untuk menanamkan modalnya sehingga dalam hal ini perusahaan dapat tertolong dalam hal modal. Dimana akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan akibatnya pada pendapatan yang akan meningkat sehingga dapat memberikan

Devidend kas yang lebih besar dari sebelumnya. Sebaliknya, bila Earning

yang dibagikan kepada investor sedikit maka akan berdampak pada minat penanaman modal yang akan berbias pada kebutuhan modal perusahaan. Dan mungkin akan mempengaruhi Cash Dividend yang akan dibagikan.

Sedangkan pada Current Ratio yang mempunyai pengaruh negatif

terhadap Cash Dividend. Mungkin disebabkan oleh kebijakan perusahaan

yang mengutamakan pembayaran hutang jangka pendek dan hutang deviden

yang berimbas pada pengurangan Cash Dividend. Hal ini menjadi referensi


(60)

commit to user

perusahaan membayar hutang jangka pendek, hutang devidend dan pembagian Cash Dividend itu sendiri.

Hasil pengujian parsial yang dilakukan pada variabel DTA menunjukkan

bahwa total assets tidak memiliki pengaruh pada Devidend kas. Begitu juga

pengujian yang dilakukan pada Variabel seperti ROI, dan Cash Ratio yang

juga tidak berdampak atau tidak mempengaruhi akan putusan pembagian devidend perusahaan.

Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel-variabel independend tersebut diatas mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Cash Dividend. Dan secara parsial hanya Variabel EPS dan Current

Ratio yang mempunyai pengaruh signifikan positif dan negatif terhadap Cash


(61)

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) , Debt To Total Assets (DTA) , Return Of Investment (ROI), Current

Ratio dan Cash Ratio terhadap Cash Dividend baik secara Simultan maupun

Parsial Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variable-variabel

independent seperti EPS, DTA, ROI, Current Ratio dan Cash Ratio

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Cash Dividend.

2. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variable

Earning Per-Share (EPS) dan Current Ratio yang memiliki pengaruh

signifikan positif dan negatif terhadap Cash Dividend. Earning Per-Share mempunyai pengaruh positif terhadap kenaikan Cash Dividend, sedangkan

Current Ratio mempunyai pengaruh terbalik (pengaruh Negatif) terhadap

Cash Dividend, dimana semakin besar Current Ratio maka akan

menurunkan Cash Dividend. Tetapi tidak menemukan kendala pada

pembagian Cash Dividend.

3. Nilai koefisien Adj. Determinasi 0.282, menunjukkan bahwa variabel

independen menjelaskan sebesar 28% terhadap variabel dependen yaitu Cash Dividend.


(62)

commit to user

B. KETERBATASAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut :

1. Minimnya variabel yang digunakan dalam kaitannya dengan keputusan

pembagian Cash Dividend.

2. Jumlah sampel yang digunakan sangat terbatas karena hanya sebgian kecil

yang memenuhi kriteria dan syarat dari teknik pengambilan sample.

3. Tidak setiap tahun Perusahaan sample membagikan Earning ataupun

Cash Dividend.

4. Tahun pengamatan yang terbatas dalam penelitian ini hanya 4 tahun.

C. SARAN

1. Bagi para Investor dan Calon investor yang ingin menginvestasikan

dananya dalam bentuk saham harus lebih memperhatikan arah dan faktor-faktor intern keuangan lain yang terdapat pada laporan keuangan tahunan perusahaan.Diantaranya kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang dan jangka pendek nya, struktur modal dan pembayaran devidend yang terhutang. Sehingga anda dapat memprediksi seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membagikan deviden, Khususnya Cash Dividend.

2. Para emiten harus memperkuat kontrol internal terhadap manajement


(63)

commit to user

investor oleh manajemen perusahaan yaitu dengan memonitoring setiap kebijakan yang diambil para manajer perusahaan.

3. Para rekan Mahasiswa, yang ingin mengetahui Cash Dividend diharapkan

penelitian ini berguna sebagai referensi ilmu ekonomi khususnya Dividend dan Cash Dividend.

4. Bagi penelitian selanjutnya, kesimpulan diatas memberikan bukti empiris

yang bisa digunakan sebagai arah penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi cash dividend. Akan lebih menarik jika dipertimbangkan

penambahan tahun pengamatan atau periode penelitian dan pemilihan variabel lain, mengingat masih ada beberapa faktor lain yang diduga secara signifikan mempengaruhi cash dividend.


(1)

commit to user

-0.265 dengan kesalahan prediksi sebesar 0.792. maka dapat di simpulkan bahwa persentase kesalahan prediksi sebesar 0.792 maka dapat disimpulkan bahwa Cash Ratio sama sekali tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Cash Dividend.

6. Dari hasil pengujian secara parsial diatas , dapat dilihat bahwa hanya variabel EPS (Earning Per Share) dan Current ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Variabel- variabel lain seperti DTA, ROI dan Cash Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Cash Dividend . Hal ini dapat disebabkan oleh distribusi atau penyebaran data yang tidak rata dari variabel-variabel tersebut selama tahun penelitian atau adanya event-event tertentu selama tahun penelitian yang dapat merubah pola dan proporsi dari Cash Dividend

dari variabel variabel tersebut.

F. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel EPS, DTA, ROI, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Cash Dividend. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap Cash Dividend. Dimana pada

Bird in The Hand Theory mengatakan bahwa para pemegang saham lebih menyukai dividend yang tinggi karena memiliki kepastian yang tinggi dibandingkan dengan capital gain. Kebijakan devidend tidak ditentukan oleh manajement, melainkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


(2)

sehingga besar kecilnya devidend sangat bergantung para pemegang saham. Karena pemegang saham memiliki kecenderungan lebih menyukai devidend yang dibagikan dalam jumlah yang relatif besar karena memiliki tingkat kepastian yang tinggi dibandingkan dengan yang masih dalam bentuk laba ditahan.

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan hanya variabel EPS dan

Current Ratio yang memiliki pengaruh signifikan positif dan negatif terhadap

Cash Dividend .Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sunarto dan Andi Kartika (2000) yang menyatakan bahwa Earning

Per-Share terhadap Cash Dividend adalah positif. Semakin besar Earning yang diberikan kepada pemilik modal, maka semakin besar minat investor untuk menanamkan modalnya sehingga dalam hal ini perusahaan dapat tertolong dalam hal modal. Dimana akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan akibatnya pada pendapatan yang akan meningkat sehingga dapat memberikan Devidend kas yang lebih besar dari sebelumnya. Sebaliknya, bila Earning

yang dibagikan kepada investor sedikit maka akan berdampak pada minat penanaman modal yang akan berbias pada kebutuhan modal perusahaan. Dan mungkin akan mempengaruhi Cash Dividend yang akan dibagikan.

Sedangkan pada Current Ratio yang mempunyai pengaruh negatif

terhadap Cash Dividend. Mungkin disebabkan oleh kebijakan perusahaan yang mengutamakan pembayaran hutang jangka pendek dan hutang deviden yang berimbas pada pengurangan Cash Dividend. Hal ini menjadi referensi


(3)

commit to user

perusahaan membayar hutang jangka pendek, hutang devidend dan pembagian

Cash Dividend itu sendiri.

Hasil pengujian parsial yang dilakukan pada variabel DTA menunjukkan bahwa total assets tidak memiliki pengaruh pada Devidend kas. Begitu juga pengujian yang dilakukan pada Variabel seperti ROI, dan Cash Ratio yang juga tidak berdampak atau tidak mempengaruhi akan putusan pembagian devidend perusahaan.

Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel-variabel independend tersebut diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Cash Dividend. Dan secara parsial hanya Variabel EPS dan Current Ratio yang mempunyai pengaruh signifikan positif dan negatif terhadap Cash Dividend.


(4)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) , Debt To Total Assets (DTA) , Return Of Investment (ROI), Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Cash Dividend baik secara Simultan maupun Parsial Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variable-variabel independent seperti EPS, DTA, ROI, Current Ratio dan Cash Ratio

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Cash Dividend.

2. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variable

Earning Per-Share (EPS) dan Current Ratio yang memiliki pengaruh signifikan positif dan negatif terhadap Cash Dividend. Earning Per-Share

mempunyai pengaruh positif terhadap kenaikan Cash Dividend, sedangkan

Current Ratio mempunyai pengaruh terbalik (pengaruh Negatif) terhadap

Cash Dividend, dimana semakin besar Current Ratio maka akan

menurunkan Cash Dividend. Tetapi tidak menemukan kendala pada

pembagian Cash Dividend.

3. Nilai koefisien Adj. Determinasi 0.282, menunjukkan bahwa variabel independen menjelaskan sebesar 28% terhadap variabel dependen yaitu


(5)

commit to user

B. KETERBATASAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut : 1. Minimnya variabel yang digunakan dalam kaitannya dengan keputusan

pembagian Cash Dividend.

2. Jumlah sampel yang digunakan sangat terbatas karena hanya sebgian kecil yang memenuhi kriteria dan syarat dari teknik pengambilan sample.

3. Tidak setiap tahun Perusahaan sample membagikan Earning ataupun

Cash Dividend.

4. Tahun pengamatan yang terbatas dalam penelitian ini hanya 4 tahun.

C. SARAN

1. Bagi para Investor dan Calon investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam bentuk saham harus lebih memperhatikan arah dan faktor-faktor intern keuangan lain yang terdapat pada laporan keuangan tahunan perusahaan.Diantaranya kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang dan jangka pendek nya, struktur modal dan pembayaran devidend yang terhutang. Sehingga anda dapat memprediksi seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membagikan deviden, Khususnya

Cash Dividend.

2. Para emiten harus memperkuat kontrol internal terhadap manajement perusahaan untuk menghindari tindakan-tindakan yang merugikan para


(6)

investor oleh manajemen perusahaan yaitu dengan memonitoring setiap kebijakan yang diambil para manajer perusahaan.

3. Para rekan Mahasiswa, yang ingin mengetahui Cash Dividend diharapkan penelitian ini berguna sebagai referensi ilmu ekonomi khususnya Dividend

dan Cash Dividend.

4. Bagi penelitian selanjutnya, kesimpulan diatas memberikan bukti empiris yang bisa digunakan sebagai arah penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend. Akan lebih menarik jika dipertimbangkan penambahan tahun pengamatan atau periode penelitian dan pemilihan variabel lain, mengingat masih ada beberapa faktor lain yang diduga secara signifikan mempengaruhi cash dividend.