PENERAPAN PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN : Peneletian Tindakan Kelas di SDN 3 Cikidang kelas VB Semester II Kecamatan Lemba
PENERAPAN PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN
(Peneletian Tindakan Kelas di SDN 3 Cikidang kelas VB Semester II Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Jurusan Pedagogik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Adita Meiliana Indrawati Gunawan NIM 1003292
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN
oleh
Adita Meiliana Indrawati Gunawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Adita Meiliana Indrawati Gunawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian
(3)
(4)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Hasil Penelitian... 5
E. Hipotesis Tindakan... 6
F. Definisi Operasional... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9 A. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted Individualized)... 9
1. Pengertian Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted Individualized)... 9
2. Unsur-unsur Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted Individualized)... 11
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted Individualized)... 12
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted Individualized)... 13
B. Pembelajaran Matematika ... 14
1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD... 14
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika... 17
3. Ruang Lingkup Matematika di SD... 18
4. Pecahan dalam Pembelajaran Matematika di SD... 18
C. Pemahaman Matematis... 21
D. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis dalam Materi Perkalian dan Pembagian Pecahan... 18
E. Penitian yang Relavan... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 26
A. Metode dan Model Penelitian... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29
(5)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian... 29
E. Instrumen Penelitian... 37
F. Analisis dan Interpretasi Data... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42
A. Deskripsi Hasil Penelitian... 42
1. Siklus I... 42
a. Perencanaan... 42
b. Pelaksanaan... 44
c. Hasil Pemahaman Matematis... 48
d. Rekomendasi... ... 51
2. Siklus II... 53
a. Perencanaan... .. 53
b. Pelaksanaan... ... 55
c. Hasil Pemahaman Matematis... 59
d. Rekomendasi... ... 62
3. Siklus III... 63
a. Perencanaan... ... 63
b. Pelaksanaan... 65
c. Hasil Pemahaman Matematis... 69
d. Rekomendasi... ... 73
B. Pembahasan... 74
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 79
A. Simpulan... 79
B. Rekomendasi... ... 81
DAFTAR PUSTAKA... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 84
(6)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pemaparan Prosedur Penelitian... 36 3.2 Kriteria Keberhasilan Belajar... 40
(7)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Alur PTK adaptasi Model Kemmis dan Taggart... 28 4.1 Hasil Berdasarkan Indikator Pemahaman
Matematis Siklus I ... 49 4.2 Perbandingan Rata-rata antara prasiklus dan siklus
I... 50 4.3 Perbandingan Presentase Lulus dan Tidak Lulus
antara prasiklus dengan siklus I... 50 4.4 Presentase Ketuntasan Belajar Siklus I... 51 4.5 Hasil Berdasarkan Indikator Pemahaman
Matematis Siklus II ... 60 4.6 Perbandingan Rata-rata antara siklus I dan siklus
II... 60 4.7 Perbandingan Presentase Lulus dan Tidak Lulus
antara siklus I dengan siklus II... 61 4.8 Presentase Ketuntasan Belajar Siklus II... 61 4.9 Hasil Berdasarkan Indikator Pemahaman
Matematis Siklus III ... 70 4.10 Perbandingan Rata-rata antara siklus II dan siklus
III... 71 4.11 Perbandingan Presentase Lulus dan Tidak Lulus
antara siklus II dengan siklus III... 71 4.12 Presentase Ketuntasan Belajar Siklus III... 72 4.13 Peningkatan Berdasarkan Indikator Pemahaman
Matematis dari Siklus I sampai Siklus III... 72 4.14 Presentase Lulus dan Tidak Lulus dari Siklus I
sampai Siklus III... 73 4.15 Rata-rata dari siklus I sampai siklus III... 73
(8)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A... 84
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 85
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 92
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 104
4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru... 116
5. Lembar Catatan Lapangan... 118
Lampiran B... 119
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I... 120
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II... 132
3. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III... 148
Lampiran C... 164
1. Lembar Kerja Kelompok Siklus I... 165
2. Lembar Kerja Individu Siklus I... 168
3. Lembar Kerja Kelompok Siklus II... 172
4. Lembar Kerja Individu Siklus II... 175
5. Lembar Kerja Kelompok Siklus III... 179
6. Lembar Kerja Individu Siklus III... 182
Lampiran D... 186
1. Daftar Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kemampuan... 187
2. Hasil Peningkatan dari Siklus I sampai Siklus III... 188
3. Hasil Nilai Siklus I... 189
4. Rekapitulasi Berdasarkan Indikator Pemahaman Matematis Siklus I... 190
5. Hasil Nilai Siklus II... 192
6. Rekapitulasi Berdasarkan Indikator Pemahaman Matematis Siklus II... 193
7. Hasil Nilai Siklus III... 195
8. Rekapitulasi Berdasarkan Indikator Pemahaman Matematis Siklus III... 196
Lampiran D... 198
1. Dokumentasi... 199
(9)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZED) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN
(Penelitian Tindakan Kelas Di SDN 3 Cikidang Kelas VB Semester II Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Adita Meiliana Indrawati Gunawan
Penelitian ini berkenaan dengan penerapan model Cooperative Learning tipe
Team Assisted Individualized (TAI) untuk meningkatkan pemahaman matematis
pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan. Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tujuan yang hendak dicapai adalah agar dapat meningkatkan pemahaman matematis dengan penerapan model Cooperative Learning tipe TAI, adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan model TAI untuk meningkatkan pemahahaman matematis pada materi perkalian dan pembagian pecahan (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan model TAI untuk meningkatkan pemahahaman matematis pada materi perkalian dan pembagian pecahan dan (3) mendeskripsikan peningkatan pemahaman matematis siswa pada materi perkalian dan pembagian pecahan dengan menerapkan model TAI. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model yang diadaptasi dari Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan tes dan non tes. Hasil pada penelitian ini adalah diperolehnya hasil peningkatan pemahaman matematis siswa pada setiap siklusnya dengan menerapkan model TAI. Siklus I rata-rata yang diperoleh adalah 71,25, siklus II yaitu 87,3 dan siklus III yaitu 93,45. Dari hasil data tersebut menunjukkan rata-rata siswa mengalami peningkatan dimana rata-rata tersebut termasuk peningkatan pemahaman matematis siswa. Selain itu, dengan menerapkan model tersebut siswa lebih sering membantu teman-temannya dalam masalah pelajaran yang tidak dikuasai temannya. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran model TAI untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa.
(10)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF TAI (TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZED) FROM COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL COMPREHENSION IN
MULTIPLICATION AND DIVISION FRACTION
(Class Action Research at SDN 3 Cikidang, The District of Lembang West Bandung Regency in the fifth grade on the second semester)
By
Adita Meiliana Indrawati Gunawan
This research is aimed to improve student’s mathematical comprehension by using Team Assisted Individualized (TAI) in SDN 3 Cikidang, The District of Lembang West Bandung Regency. There are three specifics aim of it : (1) to describe a mathematics lesson plan by using TAI to improve mathematical comprehension in multiplication and division fraction, (2) to describe the implementation of mathematics learning by using TAI to improve mathematical comprehension in multiplication and division fraction and (3) to describe the improvement of mathematical comprehension in multiplication and division fraction by using TAI. Method’s research used in this researsh was Classroom Action Reseach (CAR) by Kemmis and Taggart’s design in three cycles. Data was collected by test and non-test. The result showed that there was an increase of student’s mathematical comprehension score averages of the first cycle 71,25 to the second cycle 87,3 to the third cycle 93,45. By virtue of that result, teacher can use TAI to improve student’s mathematical comprehension.
(11)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Dengan kata lain pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki agar berkembang sesuai dengan tugas pekembangannya. Pendidikan juga merupakan proses perubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya sekedar mengembangkan intelektual semata, akan tetapi menekankan pula pada proses hubungan sosial terhadap sesama teman sebaya maupun yang lebih tua agar menjadi dewasa dan mengetahui status serta perannya di masyarakat.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
megembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengalaman diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No.20 Tahun 2003)
Pendidikan terus berkembang sejalan dengan perubahan kurikulum yang berlaku. Dalam ayat (1) pasal 37 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum SD yang termasuk pada pendidikan dasar wajib memuat 10 mata pelajaran yang salah satunya adalah Matematika.
(12)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedala tiga bidang yaitu aljabar, analisi dan geometri. (James dalam Ruseffendi, dkk. 1996 hlm. 27).
(13)
3
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fungsi dari marematika adalah mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, pecahan dan statistik. Tujuan umum pendidikan matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan nyata yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif dan dapat menyelesaikan masalah.
Dalam belajar matematika, peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan pemahaman matematis. Pemahaman matematis sangat penting, karena kemampuan pemahaman matematis yang diperoleh ketika belajar matematika secara bermakna dapat menumbuhkan kemampuan pemahaman matematis dan gagasan-gagasan matematis lainnya seperti: menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menduga, membandingkan dan menjelaskan. Berpikir secara matematis dan menumbuhkan gagasan matematis inilah yang diperlukan untuk meraih manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari sekaligus untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis, sehingga secara terus menerus pemahaman ini akan berperan dalam meningkatkan pemecahan masalah matematisnya.
Berdasarkan pengalaman di lapangan yang didapatkan oleh peneliti ketika melaksanakan praktik mengajar di kelas VB SDN 3 Cikidang, hasil belajar siswa masih sangat jauh dari yang diharapkan dan juga standar yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sesuai KKM yang telah ditentukan sekolah dari 24 siswa hanya 41% atau sebanyak 12 siswa yang telah memahami perkalian dan pembagian pecahan sedangkan 59% atau sebanyak 17 siswa belum memahami perkalian dan pembagian pecahan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman matematis yang dimiliki oleh siswa masih kurang terhadap materi Pecahan.
(14)
4
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kesulitan yang dihadapi siswa mengenai perkalian dan pembagian pecahan adalah (1) siswa tidak dapat melakukan perkalian bilangan asli sehingga sulit untuk mengalikan bilangan pecahan; (2) siswa mengalikan pecahan seperti penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu; (3) siswa membagi pecahan seperti penjumlahan dan pengurangan pecahan; (4) ada pula siswa yang bisa menjawab dengan benar tetapi tidak mengetahui alasan mengapa mengerjakannya seperti itu. Maka dari kesulitan-kesulitan yang telah diuraikan tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum dipahaminya.
Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kurang berhasilnya pemahaman matematis siswa, salah satunya adalah objek dasar matematika itu abstrak. Selain itu cara guru menyampaikan cenderung menggunakan cara yang mekanistik dan konvensional yaitu dengan memberikan aturan secara langsung untuk dihapal, diingat, diterapkan dan berpusat pada guru sehingga siswa pasif selama mengikuti proses pembelajaran di kelas, kegiatan pembelajarannya umumnya berbentuk ceramah, siswa umumnya bersifat pasif karena harus mendengarkan uraian guru mengajar dan juga cara pembelajarannya kompetisi sehingga memberi kesan pembelajarannya itu individualistis. Hal tersebut menyebabkan kurang menariknya penyampaian pembelajaran oleh guru sehingga memberikan kesan pembelajaran matematika sangat menjenuhkan dan sulit untuk dipelajari.
Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri dan kondisi siswa di kelas. Model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar agar bisa mendukung pengembangan pengetahuan, sikap, moral serta keterampilan siswa sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Dengan melihat tujuan pembelajaran matematika, maka peneliti berasumsi bahwa pada pembelajaran matematika sangat cocok menggunakan model
(15)
5
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cooperative learning tipe TAI (Team Assisted Individualization). Pembelajaran
kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah peserta didik secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok – kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelempok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Tipe ini cocok digunakan untuk pembelajaran matematika karena dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kepribadian nyata di masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas dan kajian literatur, penulis melakukan PTK dengan judul “ Penerapan Model Cooperative Learning Tipe TAI (Team
Assisted Individualized) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian dan Pembagian Pecahan.”
B. Rumusan Masalah
Secara umum, permasalahan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan
kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah cara menerapkan model Cooperative Learning TAI (Team Assisted Individualized) untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas V B SDN Cikidang pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan?”. Permasalahan di atas secara khusus dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted
(16)
6
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
VB SDN 3 Cikidang Kec. Lembang materi Perkalian dan Pembagian Pecahan?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model TAI
(Team Assisted Individualized) untuk meningkatkan pemahaman matematis
kelas VB SDN 3 Cikidang Kec. Lembang pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan?
3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman matematis siswa kelas VB SDN 3 Cikidang dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe TAI (Team
Assisted Individualized pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian umum ini untuk mendeskripsikan penerapan model Cooperative Learning tipe TAI untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas V B SDN Cikidang pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted
Individualized )untuk meningkatkan pemahaman matematis kelas VB SDN
3 Cikidang Kec. Lembang pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan? 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan
menerapkan model Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted
Individualized) untuk meningkatkan pemahaman matematis pada materi
Perkalian dan Pembagian Pecahan
3. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman matematis siswa kelas VB SDN 3 Cikidang pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted
Individualized)
(17)
7
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
1. Bagi siswa, penerapan model Cooperative Learning tipe TAI dapat meningkatkan pemahaman matematis pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa agar siswa lebih aktif, termotivasi untuk belajar, menumbuhkan rasa ingin tahu dan percaya diri.
2. Bagi guru, melalui penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk memberikan informasi dalam membuat perencanaan dan pembelajaran matematika yang membuat siswa aktif, dan menyenangkan dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe TAI (Team Assisted Individualized), memberikan informasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran matematika di kelas V dengan model
Cooperative Learning Tipe TAI (Team Assisted Individualized) sehingga
dapat dijadikan alternatif untuk pembelajaran.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas sekolah.
4. Peneliti yang selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran untuk menerapkan model Cooperative Learning Tipe TAI (Team Assisted
Individualized) dalam mata pelajaran yang berbeda.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil penelitian dapat dirumuskan
hipotesis tindakan, “ jika model Cooperative Learning tipe Team Assisted
Individualized (TAI) diterapkan dengan tepat dalam pembelajaran matematika
materi Perkalian dan Pembagian Pecahan, maka pemahaman matematis siswa
kelas VB SDN 3 Cikidang akan meningkat.” F. Definisi Operasional
(18)
8
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model Cooperative
Learning tipe TAI (Team Asissted Individualized) untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut.
1. Model TAI (Team Asissted Individualized)
TAI merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Pengembangan TAI dapat mendukung praktik-praktik di ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas dan pengajaran terprogram. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif; selain itu juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi siswa dengan belajar kelompok. Langkah-langkahnya adalah:
a. Guru menyiapkan materi atau bahan ajar dan lembar kerja yang akan diselesaikan oleh kelompok.
b. Guru memberikan pretes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test)
c. Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen
Teaching Group)
d. Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan pretes atau nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams)
e. Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab yang mengarah kepada pemahaman siswa (mengadopsi komponen Student Creative)
f. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara
(19)
9
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen team
study)
g. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulasan/review oleh guru. (Mengadopsi komponen student creative)
h. Guru memberikan postest untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
i. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi unsur skor tim dan rekognisi tim).
j. Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
2. Pemahaman Matematis
Pemahaman matematis merupakan upaya menyerap pengertian dari konsep/ teori yang akan dipahami, kemudian kemampuan pemahaman ini ditunjukkan ketika konsep/ teori tersebut yang dipahami pada keadaan atau situasi-situasi lainnya. Pemahaman matematis yang penulis pakai adalah menurut Pollatsek dimana dalam kemampuan pemahaman matematis tersebut terdapat dua indikator. Pertama adalah pemahaman komputasional, dapat menerapkan rumus atau aturan pada perhitungan rutin atau sederhana, atau mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja. Pemahaman ini setara dengan pemahaman mekanikal dan pemahaman instrumental. Kedua pemahaman fungsional, mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan, pemahaman ini setara dengan pemahaman rasional dan pemahaman relasional. Yang mengacu pada hasil pembelajaran siswa yang berupa tes. Adapun pemahaman matematis yang dimaksud adalah pemahaman tentang materi Perkalian dan Pembagian Pecahansebagai berikut:
(20)
10
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Perkalian pada bilangan asli dengan pecahan biasa 2) Perkalian pada bilangan asli denga pecahan campuran 3) Perkalian pada pecahan biasa dengan pecahan biasa 4) Perkalian pada pecahan biasa dengan pecahan campuran 5) Perkalian pada pecahan campuran dengan pecahan campuran b. Pembagian
1) Pembagian bilangan asli yang menghasilkan pecahan 2) Pembagian bilangan asli dengan pecahan
(21)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Model Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart tahun 1998. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu metode penelitian yang dilakukan oleh guru, untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar/peneliti itu sendiri, yang dampaknya untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas sehingga diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas dan menghasilkan peningkatan yang diharapkan oleh peneliti tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model siklus Kemmis Taggart (Hermawan, dkk, 2007, hlm. 127). Langkah-langkah penelitian yang ditempuah pada setiap siklus dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan peralatan belajar, materi pembelajaran dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Pelaksanaan (Acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses pembelajaran cooperative learning tipe TAI dengan materi Perkalian dan Pembagian Pecahan
3. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh
(22)
27
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasikan untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan selanjutnya pada tahap berikutnya.
Langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut :
(23)
28
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Observasi
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart (2009) Perencanaan
Refleksi I
Pelaksanaan Observasi
Perencanaan
Refleksi II
Pelaksanaan Observasi
Perencanaan
Refleksi III
Pelaksanaan Observasi
(24)
29
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Waktu Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada Semester Genap Tahun 2013/2014 pada tanggal 25 April 2014 sampai 26 Mei 2014.
Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi sasaran penelitian di Sekolah Dasar tersebut, karena sekolah tersebut merupakan tempat dimana peneliti melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP). Selain itu, di sekolah tersebut, khususnya di kelas VB banyak ditemukan masalah pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VB Semester II SDN 3 Cikidang tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 24 orang, terdiri dari 8 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sampai tig siklus. Satu siklus terdiri dari delapan langkah yang akan diuraikan pada tiap siklusnya sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah SDN 3 Cikidang untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.
(25)
30
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Membuat kesepakatan dengan guru atau teman sejawat sebagai observer dengan menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh observer.
2. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan
1) Menyusun RPP siklus pertama mengenai perkalian pecahan dengan menerapkan model cooperative learning tipe TAI. RPP siklus pertama dirancang untuk satu kali pertemuan.
2) Merancang Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru yang sesuai dengan pembelajaran dengan cooperative learning tipe TAI dan observasi aktivitas siswa yang berhubungan dengan kondisi siswa selama kegiatan pembelajaran b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TAI 1) Kegiatan awal
a) Memberikan lembar observasi kepada observer
b) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru mempersiapkan bahan ajar, media, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya.
c) Apersepsi: Guru menjelaskan sekilas mengenai materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai pecahan
d) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan inti
a) Guru menyiapkan materi atau bahan ajar dan lembar kerja yang akan diselesaikan oleh kelompok.
b) Guru memberikan pretes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test)
(26)
31
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching
Group)
d) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan pretes atau nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams)
e) Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab yang mengarah kepada pemahaman siswa (mengadopsi komponen Student Creative)
f) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen team study) g) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulasan/review oleh guru. (Mengadopsi komponen student creative)
h) Guru memberikan postest untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
3) Kegiatan akhir
a) Guru melakukan tanya jawab beserta siswa
b) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran Matematika yang menerapkan model cooperative learning tipe TAI
2) Mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 3) Observer mengisi lembar observasi.
(27)
32
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti sebagai pelaksana tindakan berdiskusi dengan para observer yang telah mengisi lembar observer. Diskusi membahas tentang kekurangan dalam pelaksanaan yang kemudian pada siklus II kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I tidak akan terulangi.
2. Pelaksanaan Siklus 2
a. Perencanaan tindakan
1) Menyusun RPP siklus II mengenai Perkalian Pecahan 2) Menyiapkan LKS
3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru yang sesuai dengan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TAI dan lembar observasi aktivitas siswa mengenai kondisi siswa selama kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TAI 1) Kegiatan awal
a) Memberikan lembar observasi kepada observer
b) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru mempersiapkan bahan ajar, media, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya.
c) Apersepsi: Guru membahas sekilas mengenai materi sebelumnya yang telah diberikan pada siklus I.
d) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Kegiatan inti
a) Guru menyiapkan materi atau bahan ajar dan lembar kerja yang akan diselesaikan oleh kelompok.
(28)
33
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Guru memberikan pretes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test)
c) Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching
Group)
d) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan pretes atau nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams)
e) Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab yang mengarah kepada pemahaman siswa (mengadopsi komponen Student Creative)
f) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen team study) g) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulasan/review oleh guru. (Mengadopsi komponen student creative)
h) Guru memberikan postest untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
3) Kegiatan akhir
a) Guru melakukan tanya jawab beserta siswa
b) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran Matematika dengan menerapkan model pembelajaran
cooperative learning tipe TAI
(29)
34
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.
d. Tahap Refleksi
Peneliti sebagai pelaksana tindakan berdiskusi dengan para observer yang telah mengisi lembar observer. Diskusi membahas tentang kekurangan dalam pelaksanaan yang kemudian pada siklus II kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I tidak akan terulangi.
3. Pelaksanaan Siklus 3
a. Perencanaan tindakan
1) Menyusun RPP siklus III menganai Pembagian Pecahan 2) Menyiapkan LKS
3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru yang sesuai dengan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TAI dan lembar observasi aktivitas siswa mengenai kondisi siswa selama kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TAI 3) Kegiatan awal
a) Memberikan lembar observasi kepada observer
b) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru mempersiapkan bahan ajar, media, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya.
(30)
35
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Apersepsi: Guru membahas sekilas mengenai materi sebelumnya yang telah diberikan pada siklus II.
d) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4) Kegiatan inti
a) Guru menyiapkan materi atau bahan ajar dan lembar kerja yang akan diselesaikan oleh kelompok.
b) Guru memberikan pretes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test)
c) Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching
Group)
d) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan pretes atau nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams)
e) Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab yang mengarah kepada pemahaman siswa (mengadopsi komponen Student Creative)
f) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen team study) g) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulasan/review oleh guru. (Mengadopsi komponen student creative)
h) Guru memberikan postest untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
3) Kegiatan akhir
a) Guru melakukan tanya jawab beserta siswa
b) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.
(31)
36
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Tahap Pengamatan
1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran Matematika dengan menerapkan model pembelajaran
cooperative learning tipe TAI
2) Observer mengisi lembar observasi
3) Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada lembar observasi.
d. Tahap Refleksi
Peneliti sebagai pelaksana tindakan berdiskusi dengan para observer yang telah mengisi lembar observer. Diskusi membahas tentang pelaksanaan siklus III.
Berikut pemaparan prosedur penelitian yang dilaksanakan dari siklus I sampai siklus III.
Tabel 3.1
Pemaparan Prosedur Penelitian
No Kegiatan
Bulan April
2014 Bulan Mei 2014
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Perencanaan Siklus I
a Menyusun RPP √
b Menyusun materi/bahan ajar √ c Mempersiapkan instrumen
pembelajaran √
d Menyusun lembar observasi √ e Mempersiapkan alat-alat
dokumentasi √
f Menjelaskan pengamatan proses
(32)
37
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 Pelaksanaan siklus I a Pelaksanaan tindakan dengan
penerapan model TAI √
3 Analisis Hasil Penelitian Siklus
I
a Analisi hasil data penelitian
siklus I √
No Kegiatan
Bulan April
2014 Bulan Mei 2014
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Perencanaan Siklus II
a Menyusun RPP √
b Menyusun materi/bahan ajar √ c Mempersiapkan instrumen
pembelajaran √
d Menyusun lembar observasi √ e Mempersiapkan alat-alat
dokumentasi
f Menjelaskan pengamatan proses
pembelajaran kepada observer √
2 Pelaksanaan siklus II a Pelaksanaan tindakan dengan
penerapan model TAI √
3 Analisis Hasil Penelitian Siklus
II
a Analisi hasil data penelitian
siklus II √
No Kegiatan
Bulan April
2014 Bulan Mei 2014
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Perencanaan Siklus III
a Menyusun RPP √
b Menyusun materi/bahan ajar √ c Mempersiapkan instrumen
pembelajaran √
d Menyusun lembar observasi √ e Mempersiapkan alat-alat
dokumentasi √
f Menjelaskan pengamatan proses
pembelajaran kepada observer √
(33)
38
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a Pelaksanaan tindakan dengan
penerapan model TAI √
3 Nalisis Hasil Penelitian Siklus
III
a Analisi hasil data penelitian
siklus III √
E. Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data, maka diperlukan instrumen yang tepat agar data penelitian dapat dinilai dan diolah dengan baik. Data pada penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini untuk memberikan bukti dokumen penelitian yaitu RPP, yang telah dipelajari mengacu pada kurikulum KTSP. RPP yang dibuat oleh peneliti sama dengan RPP yang dibuat oleh guru pada umumnya ketika akan mengajar, perbedaannya hanya terletak pada kegiatan inti. Kegiatan inti yang dibuat mengacu pada sintaks pada model Team Assisted Individualized (TAI).
2. Instrumen Tes
Pengertian tes menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Sedangkan menurut Arikunto (2008: 53), tes merupakan “Alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui pengrtahuan, kemampuan, bakat dan kepribadian seseorang dengan memperhatikan aturan-aturan yang telah ditentukan.
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa lembar pretest dan postes yang dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
(34)
39
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Pedoman Observasi
Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010: 86) , maka observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran matematika pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan. Lihat lampiran
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau paparan tentang latar kelas dan aktivitas pembelajaran. Catatan lapangan merupakan catatan temuan penelitian selama proses belajar mengajar. Lihat lampiran
F. Analisis dan Interprestasi Data
Data yang telah diperoleh dalam penelitian, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, studi dokumentasi dan gabungan ketiganya atau triangulasi. (Sugiyono, 2010, hlm. 293).
Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran yaitu respon siswa terhadap penerapan model TAI (Team Assisted Individualized) dalam pembelajaran matematika. Data tersebut berasal dari hasil, observasi, serta catatan lapangan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan
(35)
40
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dalam pembelajaran. Data ini berasal dari soal yang diberikan. Soal tersebut berdasarkan indikator-indikatot materi yang tentu saja interpretasi dari indikator pemahaman matematis. Nilai KKM yang telah ditetapkan oleh SDN 3 Cikidang yaitu 70. Adapun analisis yang dilakukan terhadap tes tertulis yaitu mencari nilai, rata-rata, dan presentase kelulusan.
1. Hasil Tes a. Batas Kelulusan
Nilai tes yang diperoleh dari tes setelah mengikuti siklus. Batas kelulusan disesuaikan dengan KKM yang telah ditentukan oleh pihak SDN 3 Cikidang. Nilai KKM mata pelajaran Matematika di kelas VB yaitu sebesar 70.
b. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai rata-rata kelas yaitu menurut Sudjana (2013, hlm. 109) sebagai berikut ini:
∑
Dengan :
X = Rata-rata (mean)
∑ = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya subjek (jumlah siswa)
c. Presentase Ketuntasan
Depdikbud (dalam Trianto, 2013, hlm. 241) menyatakan bahwa:
„Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.‟
Trianto (2013, hlm. 241) menjelaskan bahwa berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketentusan belajar ditetapkan oleh sekolah yang berupa KKM.
(36)
41
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KKM mata pelajaran Matematika di kelas VB SDN 3 Cikidang yaitu sebesar 65. Untuk mencari persentase ketuntasan kelas digunakan rumus:
Adapun kriteria keberhasilan belajar siswa dalam persen yang diungkapkan Aqib dalam Dwiandini (2013, hlm. 30) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa
Tingkat Keberhasilan Kriteria
≥ 80% Sangat tinggi
60-70% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
≤ 20% Sangat Rendah
2. Hasil Non Tes
Data hasil pada lembar observasi dikaji pada setiap selesai pertemuan. Pengkajian data ini dimaksudkan untuk memperbaiki penampilan mengajar guru dengan cara mendeskripsikan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru. Sehingga pada pertemuan berikutnya kesalahan-kesalahan yang memungkinkan terjadi terminimalisasi.
Adapun analisis data yang dimungkinkan digunakan oleh peneliti yaitu model Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337-345) meliputi:
a. Data Reduksi
Reduksi data merupakan langkah yang dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
(37)
42
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cukup banyak sehingga peneliti perlu merangkum, memilih, dan memfokuskan pada hal-hal pokok.
b. Data Display
Setelah data dirangkum dan dipilih melalui reduksi data, peneliti menyajikannya dalam bentuk tabel dan grafik. Hal tersebut dimaksudkan agar data tersusun dan terorganisasikan sehingga lebih mudah dipahami.
c. Conclusion/drawing/verification
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam menganalisi data yaitu dengan menarik kesimpulan dari data-data yang telah diorganisasikan. Kesimpulan ini merupakan temuan-temuan yang didapatkan dari lapangan.
(38)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan model cooperative learning tipe TAI (Team Assisted Individualized) untuk meningkatkan pemahaman matematis dalam materi perkalian dan pembagian pecahan, maka dapat disimpulkan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematis siswa kelas VB SDN 3 Cikidang dapat meningkat dengan penerapan model cooperative learning tipe TAI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan untuk meningkatkan pemahaman matematis dengan menerapkan model
cooperative learning tipe TAI disusun di setiap siklus yang memuat
langkah-langkah sebagai berikut: (a) Teams. Guru membentuk kelompok secara heterogen menurut kemampuan siswa. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa; (b) Placement Test. Guru melihat tes akhir siswa disiklus sebelumnya; (c) Student Creative. Guru memberikan pertanyaan mengenai Perkalian dan Pembagian Pecahan; (d) Team study. Guru lebih intensif dalam membimbing siswa melalui berkeliling ke setiap kelompok untuk memastika proses diskusi berjalan dengan lancar; (e) Team score and Team Recognition. Guru membimbing siswa untuk melapurkan hasil diskusi dan menetapkan kelompok terbaik; (f) Teaching Group. Guru memberikan materi secara singkat mengenai Perkalian dan Pembagian Pecahan; (g) Fact Test. Guru memberikan postes kepada siswa dan mengawasinya; (h) Whole-Class Units. Guru memberikan kesempatan
(39)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada siswa apabila masih ada materi yang tidak dimengerti. Perencanaan pada setiap siklus pada umumnya sama, tetapi ada beberapa
(40)
80
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada materi pembelajaran yang berbeda-beda serta tergantung dari hasil observasi dan refleksi dari setiap siklus siklus sebelumnya sehingga perencanaan yang dibuat untuk siklus selanjutnya menjadi lebih baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada materi perkalian dan pembagian untuk meningkatkan pemahaman matematis dengan penerapan model cooperative learning tipe TAI (Team Assisted Individualized) berjalan dengan baik. Langkah pembelajaran dengan model TAI ini yaitu (1) Guru menyiapkan materi atau bahan ajar, (2) Guru memberikan pre-tes (jika diperlukan) kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa, (3) Guru membentuk kelompok kecil yang setiap kelompok 4-5 siswa, (4) Guru memberikan materi secara singkat, (5) guru melakukan tanya jawab yang mengarah kepada pemahaman siswa, (6) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS, (7) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya (8) Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu, (9) Guru menetapkan kelompok terbaik. Aktivitas siswa saat pembelajaran terlihat aktif dan saling membantu antara siswa dengan siswa yang sekelompok. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Suasana pembelajaran di kelas pun meningkat menjadi lebih baik karena siswa senang berkerja kelompok dan tidak berpusat kepada guru sehingga siswa merasa nyaman. Dengan model ini pun guru lebih mudah dalam mengelola kelas dan siswa pun lebih mudah memahami materi karena terbantu oleh temannya.
3. Pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TAI. Hal ini dapat dilihat dari hasil postes siswa yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Selain itu, kemampuan pemahaman matematis siswa dari setiap siklusnya mengalami peningkatan. Untuk siklus I rata-rata yang diperoleh adalah
(41)
81
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71,25. Untuk siklus II rata-rata yang diperoleh adalah 87,3. Untuk siklus III rata-rata yang diperoleh adalah 93,45.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka rekomendasi yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru SD, penerapan model cooperative learning tipe TAI (Team
Assisted Individualized) perlu dijadikan model alternatif dalam upaya
meningkatkan pemahaman matematis siswa di kelas. Hanya saja ketika guru menggunakan model ini, guru harus lebih memantau kegiatan kelompok siswa dimana siswa yang berkemampuan tinggi membantu teman-teman sekelompoknya yang masih tidak mengerti pada materi tersebut. Dengan menerapakan model ini, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa secara optimal melalui pengawasan yang intensif.
2. Bagi peneliti, dalam mengaplikasikan model cooperative learning tipe TAI hendaknya lebih memperhatikan tahapan-tahapan model TAI sehingga siswa bisa melaksanakannya dengan baik. Namun demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penerapan model cooperative learning tipe TAI untuk pokok bahasan dan mata pelajaran lainnya.
(42)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adha.(2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Pada Mata Pelajaran Pkn. Jurnal Vol 1 no 2
Anonim. (2010). Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI. Http:// matematika cerdas wordpress.com. Diakses 17 Maret @21.44 WIB
Ariani, Sri Retno Dwi dkk.(2008). Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif
TAI Dilengkapi Modul Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar: Journal of Varia Pendidikan, Vol 20 no 1
Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung. CV Yrama Widya Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP Kelas V SD. Jakarta : Depdiknas.
Huda. Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset
John, (2007). Elementary and Middle School Mathematics. Erlangga Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta. Universitas Terbuka Kurniawan, Rudy.(2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematis Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Sejilah Menngah Kejuruan (Disertasi). UPI
Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang. FMIPA.UNP
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktek. Bandung. Nusa Media
Sumarmo.(2013). Evaluasi Dalam Pembelajaran Matematika. Kumpulan
Makalah Berfikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajaran. Bandung,
FPMIPA UPI halaman 24.
Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Kencana: Jakarta Soenardjo, RJ. (2007). Matematika 5 untuk Kelas 5 SDMI. Jakarta : Pusat PErbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (2002). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakaraya
(43)
83
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tandililing,Edy. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis
Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text (Disertasi). UPI
Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep,
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahyudi, Heru. 2010. Model Pembelajaran TAI. http:// Model pembelajaran
TAI.com. diakses 17 maret @19.00 WIB.
Waryuman, Devi. 2010. Penerapan Metode pembelajaran TAI untuk
meningkatkan Hail belajar Siswa pada Mata Pelajaran TI dan Komunikasi. UPI
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005).Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya
(1)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan model cooperative learning tipe TAI (Team Assisted Individualized) untuk meningkatkan pemahaman matematis dalam materi perkalian dan pembagian pecahan, maka dapat disimpulkan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematis siswa kelas VB SDN 3 Cikidang dapat meningkat dengan penerapan model cooperative learning tipe TAI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran pada materi Perkalian dan Pembagian Pecahan untuk meningkatkan pemahaman matematis dengan menerapkan model
cooperative learning tipe TAI disusun di setiap siklus yang memuat
langkah-langkah sebagai berikut: (a) Teams. Guru membentuk kelompok secara heterogen menurut kemampuan siswa. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa; (b) Placement Test. Guru melihat tes akhir siswa disiklus sebelumnya; (c) Student Creative. Guru memberikan pertanyaan mengenai Perkalian dan Pembagian Pecahan; (d) Team study. Guru lebih intensif dalam membimbing siswa melalui berkeliling ke setiap kelompok untuk memastika proses diskusi berjalan dengan lancar; (e) Team score and Team Recognition. Guru membimbing siswa untuk melapurkan hasil diskusi dan menetapkan kelompok terbaik; (f) Teaching Group. Guru memberikan materi secara singkat mengenai Perkalian dan Pembagian Pecahan; (g) Fact Test. Guru memberikan postes kepada siswa dan mengawasinya; (h) Whole-Class Units. Guru memberikan kesempatan
(2)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada siswa apabila masih ada materi yang tidak dimengerti. Perencanaan pada setiap siklus pada umumnya sama, tetapi ada beberapa
(3)
80
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada materi pembelajaran yang berbeda-beda serta tergantung dari hasil observasi dan refleksi dari setiap siklus siklus sebelumnya sehingga perencanaan yang dibuat untuk siklus selanjutnya menjadi lebih baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada materi perkalian dan pembagian untuk meningkatkan pemahaman matematis dengan penerapan model cooperative learning tipe TAI (Team Assisted Individualized) berjalan dengan baik. Langkah pembelajaran dengan model TAI ini yaitu (1) Guru menyiapkan materi atau bahan ajar, (2) Guru memberikan pre-tes (jika diperlukan) kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa, (3) Guru membentuk kelompok kecil yang setiap kelompok 4-5 siswa, (4) Guru memberikan materi secara singkat, (5) guru melakukan tanya jawab yang mengarah kepada pemahaman siswa, (6) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS, (7) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya (8) Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu, (9) Guru menetapkan kelompok terbaik. Aktivitas siswa saat pembelajaran terlihat aktif dan saling membantu antara siswa dengan siswa yang sekelompok. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Suasana pembelajaran di kelas pun meningkat menjadi lebih baik karena siswa senang berkerja kelompok dan tidak berpusat kepada guru sehingga siswa merasa nyaman. Dengan model ini pun guru lebih mudah dalam mengelola kelas dan siswa pun lebih mudah memahami materi karena terbantu oleh temannya.
3. Pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TAI. Hal ini dapat dilihat dari hasil postes siswa yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Selain itu, kemampuan pemahaman matematis siswa dari setiap siklusnya mengalami peningkatan. Untuk siklus I rata-rata yang diperoleh adalah
(4)
81
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71,25. Untuk siklus II rata-rata yang diperoleh adalah 87,3. Untuk siklus III rata-rata yang diperoleh adalah 93,45.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka rekomendasi yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru SD, penerapan model cooperative learning tipe TAI (Team
Assisted Individualized) perlu dijadikan model alternatif dalam upaya
meningkatkan pemahaman matematis siswa di kelas. Hanya saja ketika guru menggunakan model ini, guru harus lebih memantau kegiatan kelompok siswa dimana siswa yang berkemampuan tinggi membantu teman-teman sekelompoknya yang masih tidak mengerti pada materi tersebut. Dengan menerapakan model ini, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa secara optimal melalui pengawasan yang intensif.
2. Bagi peneliti, dalam mengaplikasikan model cooperative learning tipe TAI hendaknya lebih memperhatikan tahapan-tahapan model TAI sehingga siswa bisa melaksanakannya dengan baik. Namun demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penerapan model cooperative learning tipe TAI untuk pokok bahasan dan mata pelajaran lainnya.
(5)
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adha.(2012). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Pada Mata Pelajaran Pkn. Jurnal Vol 1 no 2
Anonim. (2010). Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI. Http:// matematika cerdas wordpress.com. Diakses 17 Maret @21.44 WIB
Ariani, Sri Retno Dwi dkk.(2008). Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif
TAI Dilengkapi Modul Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar: Journal of Varia Pendidikan, Vol 20 no 1
Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung. CV Yrama Widya Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP Kelas V SD. Jakarta : Depdiknas.
Huda. Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset
John, (2007). Elementary and Middle School Mathematics. Erlangga Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta. Universitas Terbuka Kurniawan, Rudy.(2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematis Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Sejilah Menngah Kejuruan (Disertasi). UPI
Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang. FMIPA.UNP
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktek. Bandung. Nusa Media
Sumarmo.(2013). Evaluasi Dalam Pembelajaran Matematika. Kumpulan
Makalah Berfikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajaran. Bandung,
FPMIPA UPI halaman 24.
Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Kencana: Jakarta Soenardjo, RJ. (2007). Matematika 5 untuk Kelas 5 SDMI. Jakarta : Pusat PErbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (2002). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakaraya
(6)
83
Adita Meiliana Indrawati Gunawan, 2014
Penerapan Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Tai (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematis Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Pecahan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tandililing,Edy. (2011). Peningkatan Pemahaman dan Komunikasi Matematis
Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Strategi PQ4R dan Bacaan Refutation Text (Disertasi). UPI
Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep,
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahyudi, Heru. 2010. Model Pembelajaran TAI. http:// Model pembelajaran
TAI.com. diakses 17 maret @19.00 WIB.
Waryuman, Devi. 2010. Penerapan Metode pembelajaran TAI untuk
meningkatkan Hail belajar Siswa pada Mata Pelajaran TI dan Komunikasi. UPI
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005).Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya