PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS : Survey Pada Siswa SMP Di Kabupaten Purwakarta.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB 1 PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ...Error! Bookmark not defined.

B. Perumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI ...Error! Bookmark not defined.

A. Hasil Belajar ...Error! Bookmark not defined.

1. Belajar dan Hasil Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

B. Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

1. Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2. Indikator Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

C. Kompetensi Guru ...Error! Bookmark not defined.

1. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru ....Error! Bookmark not defined.

2. Kompetensi Pedagogik ...Error! Bookmark not defined.

3. Kompetensi Kepribadian ...Error! Bookmark not defined.

4. Kompetensi Profesional ...Error! Bookmark not defined.

5. Kompetensi Sosial...Error! Bookmark not defined.


(2)

E. Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined.

F. Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Pendekatan ...Error! Bookmark not defined.

2. Metode ...Error! Bookmark not defined.

3. Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.

B. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

C. Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined.

1. Populasi ...Error! Bookmark not defined.

2. Sampel ...Error! Bookmark not defined.

D. Definisi Operasional Variabel ...Error! Bookmark not defined.

E. Analisis Instrumen ...Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

2. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Data Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2. Pengujian Hipotesis...Error! Bookmark not defined.

G. Alur Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

A. HASIL PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2. Pendidikan di Purwakarta ...Error! Bookmark not defined.

3. Gambaran Umum Responden ...Error! Bookmark not defined.

4. Gambaran Sekolah ...Error! Bookmark not defined.

5. Pengujian Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa .. Error! Bookmark not defined.


(3)

3. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Siswa ...Error! Bookmark not defined.

C. Kelemahan Penelitian... 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.

B. Saran...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.


(4)

DAFTAR TABEL

No Tabel

3.1 Populasi Siswa SMP Di Purwakarta ……… 58

3.2 Operasional Variabel ……… 60

4.1 Jumlah Usia Sekolah ……… 72

4.2 Jumlah Usia 10 Tahun Keatas ……… 73

4.3 Jumlah Sekolah Negri Dan Swasta ……… 73

4.4 Sekolah Setingkat SMP ……… 74

4.5 Populasi Siswa SMP ……… 75

4.6 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 76

4.7 Karakteristik Berdasarkan Umur ……… 77

4.8 Skor Motivasi ……… 79

4.9 Gambaran Umum Motivasi ……… 80

4.10 Skor Kompetensi Pedagogik ……… 82

4.11 Skor Kompetensi Profesional ……… 83

4.12 Skor Kompetensi Kepribadian ……… 83

4.13 Skor Kompetensi Sosial ……… 86

4.14 Skor Kompetensi Guru ……… 87

4.15 Gambaran Umum Kompetensi Guru ……… 90

4.16 Nilai Hasil Belajar ……… 91

4.17 Uji Validitas ……… 92

4.18 Uji Reabilitas ……… 94

4.19 Uji t ……… 98

4.20 Uji F ……… 99 Halaman


(5)

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

2.1 Komponen Esensi Pembelajaran ... 51

2.2 Pengaruh Hasil Belajar ... 53

2.3 Paradigma Penelitian ... 54

3.1 Alur Penelitian ... 69

4.1 Karakteristik Berdasarkan Gander ... 77

4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 78

4.3 Histrogram ... 95

4.4 Normal plot ... 96 Halaman


(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu isu penting dalam penyelengaran pendidikan saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Menurut Sujana (2005: 67) “Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik”. Dari sana keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari nilai ujian tengah semester (UTS), nilai ujian akhir semester (UAS), nilai ujian sekolah (US), dan nilai ujian nasional (UN). Siswa dikatakan berhasil jika nilai yang diperolehnya memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh tiap sekolah yang disebut dengan ”KKM” (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Semua sekolah bertanggung jawab kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat mengenai mutu pendidikannya. Jika sekolah mampu menunjukkan citra yang baik melalui mutu pendidikan yang tinggi, maka tingkat kepercayan masyarakat terhadap sekolah tersebut akan meningkat. namun Jika hasil belajar siswa rendah, maka akan menurunkan citra sekolah yang bersangkutan.

Hasil belajar yang dicapai siswa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Syamsudin (1996: 115) ada tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ketiga faktor tersebut, sebagai berukut.


(8)

(1) Raw input ialah siswa dengan segala karakteristiknya seperti IQ, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap, kebiasaan, dan lain-lain; (2) instrumental input ialah masukan instrumental seperti guru, metode, teknik, media, bahan sumber, program, sarana dan prasarana, dan lain-lain; (3) environmemtal input ialah masukan-masukan lingkungan seperti lingkungan sosial, situasi dan keadaan fisik (kampus, sekolah, iklim, letak sekolah, dan sebagainya), kultural, dan lain-lain.

Berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya tergantung dari banyak hal atau tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.Bloom (Budiningsih, 2005: 74) dengan teori taksonomi mengatakan bahwa “ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa yang meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter pengajaran yang meliputi (guru dan fasilitas belajar)”.

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari guru yang tergabung dalam MGMP bidang studi IPS di Purwakarta, bahwa siswa SMP kelas VIII memperoleh nilai ujian akhir semester tahun ajaran 2011/2012 di bawah KKM, mereka mengatakan bahwa memang hasil belajar siswa masih belum sesuai dengan harapan, karena untuk mencapai nilai KKM saja perlu dilaksanakan berbagai macam usaha, seperti mengadakan remedial dan pengayaan, dalam penentuan nilai KKM.

Hasil belajar siswa yang rendah merupakan cerminan nilai US (ujian sekolah) yang akan diperolehnya nanti, dimana nilai ujian sekolah merupakan penentu kelulusan siswa selaian nilai (UN) ujian nasional. Jika tidak ada tindakan dari pihak sekolah, maka akan berdampak bagi peserta


(9)

didik, misalnya kesulitan dalam belajar IPS kemudian tidak lulus Ujian, orang tua akan merasa kecewa dengan hasil belajar anaknya, serta dampak bagi sekolah yakni akan dinilai sebagai lembaga formal yang tidak berhasil mengajar, membimbing dan mendidik siswanya untuk dapat lulus dalam UAS maupun US sehingga mampu memasuki sekolah lanjutan yang diharapkan.

Proses belajar yang baik dan tepat akan menimbulkan motivasi belajar pada siswa, yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Gates (2000:56) bahwa “motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu”.

Motivasi bagi siswa sangatlah penting dalam proses belajar, Hamalik ( 2002: 114) menyatakan bahwa sebagai berikut.

Motivasi sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasan) dan reaksi untuk mencapai tujuan, Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya.

Dari uraian di atas motivasi belajar siswa sangatlah realtif dan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya karena dorongan ingin berprestasi. Siswa yang memiliki motivasi tinggi kemungkinan akan memiliki energi untuk belajar lebih tinggi pula. Namun, motivasi belajar siswa SMP di Purwakarta sekarang ini bisa dikatakan sangat rendah dan tidak setabil.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa SMP, mereka mengaku masuk di kelas dan mengikuti pelajaran karena sebagai


(10)

formalitas kehadiran terhadap mata pelajaran dan mau belajar karena tuntutan dari guru dan orang tua. Diketahui pula bahwa ada beberapa alasan dan motivasi siswa saat mengikuti pelajaran IPS di kelas baik karena alsan intern maupun ekstern. Baik karena motivasi untuk prestasi ataupun yang disebabkan oleh dorongan dan dari pihak luar seperti karena takut kepada guru.

Siswa juga akan merasa termotivasi jika adanya motivasi dan pengaruh dari cara guru menyampaikan materi. Jika menyenangkan, maka siswa akan mengikuti kegiatan belajar dengan suka cita dan akan ada dorongan untuk berprestasi. Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada siswa terkait motivasi siswa mengikuti pelajaran di kelas berdasarkan keinginan sendiri karena menyenangi pelajaran pun ternyata masih ada yang memiliki tujuan dan motif untuk berprestasi tersebut. Dari hasil wawancara tersebut dapat diindikasikan bahwa motivasi belajar siswa rendah.

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan selain faktor motivasi belajar siswa, juga ada faktor lain yang sangat penting yaitu faktor guru, seperti yang ditunjukkan pada data hasil penelitian bahwa salah satu faktor yang menentukan motivasi dan hasil belajar siswa adalah guru.

Berdasarkan UU RI No 14 tahun 2005, menyatakan sebagai berikut.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari sana dapat disimpulkan bahwa Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya


(11)

terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam ”mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas.

Guru juga dianggap sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan siswa. Menurut Rugaiyah (2011:6) menyatakan sebagai berikut.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas untuk mendidik , mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasar dan pendidikan menegah. Eksistensi guru menjadi bagian inheren yang tidak dapat dipisahkan dari satu kesatuan interaksi pedagogis dalam sistem pengelolaan pengajaran pendidikan (sekolah), hal tersebut sejalan dengan cita-cita yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional. Karena itu, sikap profesionalisme dalam dunia pendidikan (sekolah), tidak sekadar dinilai formalitas tetapi harus fungsional dan menjadi prinsip dasar yang melandasai aksi operasionalnya. Tuntutan demikian ini wajar karena dalam dunia modern, khususnya dalam rangka persaingan global, memerlukan sumber daya manusia yang bermutu dan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus.

Seorang guru yang baik adalah mereka yang memenuhi persyaratan kemampuan profesional baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar atau pelatih. Di sinilah letak pentingnya standar mutu profesional guru untuk menjamin proses belajar mengajar dan hasil belajar yang bermutu.

Terkait dengan profesionalisme guru, terutama guru IPS di Purwakarta, ada beberapa permasalahan yang terjadi, misalnya masih banyak


(12)

guru yang belum memenuhi kualifikasi lulusan, masih terdapat guru yang mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikannya, kurang menyadari adanya keterpaduan dalam belajar IPS, bahkan masih ada beberapa guru yang belum memahami secara benar teknik dan metode dalam mengajar.

Hal ini penting untuk diteliti untuk mengetahui secara lebih mendalam pengaruh dari motivasi belajar dan kopetensi guru terhadap hasil belajar siswa. hasil belajar yang rendah merupakan suatu hal yang tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena hal ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan sumber daya manusia, yang pada akhirnya akan menghambat proses pembangunan negara.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan diatas, sehingga judul penelitian adalah “Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS (Survey Terhadap Siswa SMP Di Kabupaten Purwakarta)”.

B. Perumusan Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian adalah : Bagaimana pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS SMP di kabupaten Purwakarta ? Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS?


(13)

2. Apakah ada pengaruh yang positif kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran IPS?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh motivasi belajar dan kopetensi guru terhadap Hasil Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama di kabupaten Purwakarta.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengukur :

1. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama di kabupaten Purwakarta.

2. Pengaruh kopetensi Guru terhadap hasil belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama di kabupaten Purwakarta.

3. Pengaruh motivasi belajar siswa dan kopetensi guru terhadap hasil belajar IPS di Sekolah menengah Pertama di kabupaten Purwakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. 1 Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh anatara motivasi belajar dan kompetensi guru dengan hasil belajar

b. Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Manfaat teoritis


(14)

a.Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai pengaruh motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap kompetensi guru dengan hasil belajar.

b. Sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut khususnya tentang pengaruh motivasi belajar dan kompetensi guru dengan hasil belajar terhadap kepentingan dunia praktis.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data

1. Pendekatan

Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang data-tanya berupa angka-angka atau data-data diangkatkan. Sedangkan meneurut Arikunto peneelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan angka, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya. penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh diteliti kompetensi guru, motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti kompetensi guru, dan motivasi belajar . Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII di kabupaten Purwakarta.

2. Metode

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Survey Explanatory. Metode survei merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan dengan cara meneliti objek penelitian yang diambil dari data sampel secara sekilas. Hal ini dinyatakan oleh Kerlinger (dalam Riduwan, 2004:49) bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, dan hubungan antar variabel sosiologi maupun psikologi”. Sedangkan Explanatory adalah


(16)

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan motivasi belajar, kompetensi guru dan hasil belajar siswa. Data tersebut akan diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh dari guru IPS SMP yang tergabung dalam MGMP IPS SMP di Purwakarta. Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Secara ringkas teknik pengumpulan data tersebut dikemukakan sebagai berikut:

a. Kuesioner (angket)

Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka atau campuran antara keduanya. Pertanyaan tertutup artinya responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan terbuka artinya responden diberikan peluang secara independent dalam menjawab pertanyaan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian dokumen yang terkait dengan variabel dan objek penelitian. Dokumen yang akan dikaji digunakan untuk menambah kelengkapan dari data-data yang telah ada.


(17)

Di samping kajian dokumen, dilakukan telaahan pustaka mengenai: (1) Kompetensi guru; (2) motivasi belajar; (3)hasil belajar. Hasil telaahan pustaka digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan teori, landasan untuk dapat menganalisa data premer, serta untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP di Kabupaten purwakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya:

a. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara memadai.

b. Adanya persetujuan dari pihak PEMDA, DIKNAS. Kepala sekolah dan guru bersangkutan untuk mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.

c. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah permasalahan dalam hasil belajar pada mata pelajaran IPS SMP di Purwakarta d. Belum pernah dilaksanakan penelitian hubungan persepsi sisa terhadap hasil

belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar pada tingkat SMP di purwakarta.


(18)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

yang menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII di kabupaten Purwakarta. Berikut tabel yang menunjukkan populasi siswa SMP kelas VIII DI Purwakarta.

Tabel 3.1

Populasi Siswa SMP kelas VIII DI PURWAKARTA Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nama sekolah Jumlah siswa No Nama sekolah Jumlah

siswa 1 SMPNBABAKAN CIKAO 249 orang 16 SMPN 2 PONDOKSALAM 146 orang

2 SMPN 1 BOJONG 270 orang 17 SMPN 1 PURWAKARTA 277 orang

3 SMPN 2 BOJONG 133 orang 18 SMPN 2 PURWAKARTA 335 orang

4 SMPN 1 BUNGUR SARI 264 orang 19 SMPN 3 PURWAKARTA 381 orang

5 SMPN 1 CAMPAKA 351 orang 20 SMPN 4 PURWAKARTA 358 orang

6 SMPN 2 CAMPAKA 145 orang 21 SMPN 5 PURWAKARTA 339 orang

7 SMPN 1 CIBATU 146 orang 22 SMPN 7 PURWAKARTA 297 orang

8 SMPN 1 DARANGDAN 179 orang 23 SMPN 8 PURWAKARTA 242 orang

9 SMPN 5 DARANGDAN 105 orang 24 SMPN 9 PURWAKARTA 188 orang

10 SMPN 1 JATILUHUR 296 orang 25 SMPN 2 SUKATANI 112 orang

11 SMPN 1 KIARAPEDES 151 orang 26 SMPN 1 TEGAL WARU 229 orang

12 SMPN 1 PASAWAHAN 341 orang 27 SMP DI PURWAKARTA 270 orang

13 SMPN 1 PLERED 286 orang 28 SMPN 2 WANAYASA 168 orang

14 SMPN 2 PLERED 120 orang 29 SMP PASUNDAN PURWAKARTA 79 orang

15 SMPN 1 PONDOKSALAM 191 orang 30 SMP PGRI PURWAKARTA 51 orang

Jumlah total 6699 orang Sumber: Disdikpora kabuapten Purwakarta

2. Sampel

Pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.


(19)

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian dari siswa kelas VIII di semua SMP di kabupaten Purwakarta. Untuk menjawab berapa banyak ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dilakukan teknik sampling. Salah satu teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, yaitu memilih sampel secara acak dari populasi sehingga semua unit analisis mendapat peluang yang sama untuk dipilih, jdengan alasan bahwa populasi siswa SMP di kabupaten purwakarta itu bersifat homogen. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 400 siswa yang merupakan sampel jenuh dari keseluruhan populasi sebanyak 6699 siswa sesuai dengan aturan pengambilan sampel menurut Gay dan Airasian bahwa 400 responden merupakan jumlah sampel jenuh untuk mewakili distribusi normal dari kondisi populasi yang sebenarnya.

Sekolah yang menjadi sampel penelitian sebanyak 10 sekolah yaitu SMPN 2 Bojong, SMPN 1 Darangdan, SMP 1 Kiarapedes, SMPN 2 Plered, SMPN 1 Pondoksalam, SMPN 1 Purwakarta, SMPN 3 Purwakarta, SMPN 5 Purwakarta, SMPN 1 Wanayasa, SMP PGRI Purwakarta, sekolah tersebut dijadikan sebagai sampel karena dari kesepuluh sekolah tersebut memiliki permasalahn dalam hasil belajar pada mata pelajaran IPS, selain itu sekolah yang dijadikan sampel tersebut terdiri dari sekolah yang berkategorikan rengking satu (faporit) yang berlebel SBI dan SN, kemudian rengking dua (menengah) yaitu sekolah yang belum atau masih berlebel RSN dan rengking tiga (bawah), dan aklasan terakhir untuk memudahkan dalam koordinasi karena lokasi kesepuluh sekolah tersebut tidak terlalu berjauhan.


(20)

Alasan pemilihan sampel siswa SMP kelas VIII dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa kelas VIII telah beradaptasi dengan materi IPS lebih banyak dibandingkan tingkat kelas dibawahnya.

b. Siswa kelas VIII telah mencapai usia berpikir tingkat tinggi atau abstrak sesuai dengan tahap berpikir menurut Piaget.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan variabel secara operasional. Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Motivasi belajar

Motivasi belajar menurut Oemar Hamalik (Djamarah, 2002: 114) merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dimana indikator motivasi menurut (Syamsudin, 2004: 40) sebagai berikut: (1) Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk melakukan kegiatan). (2) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu). (3) Persistensinya (ketetapan dan kelekatan) pada tujuan kegiatan. (4)Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan.(5)Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa atau nyawa ) untuk mencapai tujuan.(6)Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang


(21)

dilakukan .(7)Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).(8)Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau negatif). Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasional variabel motivasi belajar

Variabel

Konsep Indikator

Skala

Motivasi belajar (X1)

Motivasi belajar merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

1) Waktu yang digunakan untuk belajar. 2) Lama kegiatan belajar dirumah dalam sehari. 3) Lama kegiatan belajar disekolah.

4) Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian. 5) Melaksanakan jadwal pelajaran yang telah

direncanakan.

6) Berusaha mempelajari materi yang tidak dimengerti.

7) Berusaha membeli buku pelajaran. 8) Mengikuti bimbingan diluar sekolah. 9) Tujuan / cita-cita.

10) Kepuasan terhadap apa yang telah diraih 11) Berusaha belajar dengan keras untuk dapat

bersaing dan memperoleh nilai yang tertinggi. 12) Berusaha mengajak teman untuk belajar. 13) Mempunyai kelompok belajar.

14) Berusaha menghindari hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan belajar.

ordinal

2. kompetensi guru

Berdasarkan UU RI No 14 tahun 2005, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. kemudianberdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007, kompetensi guru terdiri dari : (1)Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.


(22)

(2)Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. (3)Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. (4)Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut:

Tabel 3.3

Operasional variabel kompetensi guru

Variabel

Konsep Indikator skala

kompetensi guru (X2)

Kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensikepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional Moh.Surya (2004: 92)

Indikator Kompetensi guru dilihat dari kompetensi profesional meliputi :

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran IPS.

2) Memahami tujuan pembelajaran.

3)Mengolah materi pelajaran IPS secara kreatif. 4)Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari

berbagai sumber.

5)Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. Indikator kompetensi guru dilihat dari kompetensi pedagogik meliputi :

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intektual.

2) Menggunakan metode pembelajaran secara kreatif.

3) Menata materi pelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.

4) Menggunakan media belajar dan sumber belajar yang relevan.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. 6) Memotivasi siswa dalam pencapaian prestasi. 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan

santun dengan peserta didik.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9) Mengadakan remedial atau pengayaan. 10) Melakukan penelitian kelas.


(23)

Indikator kompetensi guru dilihat dari kompetensi kepribadian meliputi :

1) menggunakan pakaian yang rapi dan sopan ketika mengajar

2) Mengajar tepat waktu

3) Memberikan tugas ketika berhalangan masuk sekolah

4) Menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak merendahkan ketikasedang mengajar

5) Merespon setiap pertanyaan dan ungkapan siswa

6) Mengakui kesalahan apabila melakukan kekeliruan

7) Memberikan motivasi dan nasihat kepada siswa 8) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika

memasuki ruangan kelas

9) Memberikan hukuman yang mendidik ketika siswa melakukan kesalahan

10) Mandiri dalam kehidupan

Indikator kompetensi guru dilihat dari kompetensi sosial meliputi :

1) Memperlakukan siswa sama (tidak ada diskriminasi gender) terhadap siswa

2) Menyapa siswa baik disekolah atau diluar sekolah

3) Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua siswwa

4) Memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja (sesama guru)

5) Memiliki hubungan yamg baik dengan masyarakat

6) Menjadi panutan dimasyarakat dan sekolah 7) Mampu berkomunikasi di media sosial

3. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan keberhasilan peserta didik dalam mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam proses belajar. Muhibbin (2008: 141). Adapun bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut.


(24)

Tabel 3.4

Operasional variabel hasil belajar

Variabel

Konsep Indikator

Skala

hasil belajar (Y)

hasil belajar merupakan keberhasilan peserta didik dalam mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam proses belajar. Muhibbin (2008: 141)

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai UAS yang diperoleh siswa kelas VIII, mata pelajaran IPS semester 1 tahun pelajaran 2011-2012.

Interval

E. Analisis Instrumen

Sebelum instrument digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen terhadap kelompok siswa dari populasi yang bukan merupakan bagian dari sampel penelitian. Uji instrument dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas dengan bantuan program Anates. Apabila instrument telah memenuhi syarat-syarat validitas dan reliabilitas tes, barulah instrumen digunakan dalam kegiatan penelitian. Sementara data pendukung dari hasil angket berupa tanggapan siswa selama kegiatan penelitian dilakukan dikumpulkan melalui penyebaran angket dan digunakan untuk mendukung analisis data penelitian.

Secara rinci penjelasan beberapa uji prasyarat instrumen, diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono: 2009:173). Pengujian instrument pengumpul data dilakukan terhadap 100 orang responden secara acak di luar anggota sampel penelitian.


(25)

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel

dengan taraf nyata α = 0,05. Item soal dinyatakan valid jika memenuhi persyaratan rhitung > rtabel.

Secara teknis operasional uji validitas instrument dilakukan dengan menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa instrument tersebut valid. Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrument validitas, maka item – item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang valid dari seluruh instrument tersebut disusun kembali untuk kemudian disebar kepada responden anggota sampel penelitian.

Lebih jelasnya pada tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen 0.05 t tabel 0,195

No item

T hitung Valid/Tidak Valid

Ket. No item

T hitung Valid/Tidak Valid

Ket. X1.1 .023 Tidak Valid Dibuang X1.32 .374 Valid Dipakai X1.2 .403 Valid Dipakai X1.33 .139 Tidak Valid Dibuang X1.3 .614 Valid Dipakai X1.34 .392 Valid Dipakai X1.4 .059 Tidak Valid Dibuang X1.35 .426 Valid Dipakai X1.5 .004 Tidak Valid Dibuang X1.36 .009 Tidak Valid Dibuang X1.6 .380 Valid Dipakai X1.37 .567 Valid Dipakai X1.7 .003 Tidak Valid Dibuang X1.38 .325 Valid Dibuang X1.8 .061 Tidak Valid Dibuang X1.39 .027 Tidak Valid Dibuang X1.9 .050 Tidak Valid Dibuang X1.40 .070 Tidak Valid Dibuang X1.10 .388 Valid Dipakai X1.41 .030 Tidak Valid Dibuang X1.11 .051 Tidak Valid Dibuang X1.42 .074 Tidak Valid Dibuang X1.12 .073 Tidak Valid Dibuang X1.43 .394 Valid Dipakai X1.13 .361 Valid Dipakai X1.44 .081 Tidak Valid Dibuang X1.14 .351 Valid Dipakai X1.45 .392 Valid Dipakai X1.15 .074 Tidak Valid Dibuang X2.1 .388 Valid Dipakai X1.16 .361 Valid Dipakai X2.2 .437 Valid Dipakai X1.17 .039 Tidak Valid Dibuang X2.3 .586 Valid Dibuang X1.18 .060 Tidak Valid Dibuang X2.4 .540 Valid Dipakai X1.19 -.050 Tidak Valid Dibuang X2.5 .424 Valid Dipakai X1.20 .418 Valid Dipakai X2.6 -.541 Tidak Valid Dibuang


(26)

Tabel Lanjutan 3.5

X1.21 .636 Valid Dipakai X2.7 .413 Valid Dibuang X1.22 .176 Tidak Valid Dibuang X2.8 .511 Valid Dipakai X1.23 .364 Valid Dipakai X2.9 .074 Tidak Valid Dipakai X1.24 .557 Valid Dipakai X2.10 .031 Tidak Valid Dibuang X1.25 .176 Tidak Valid Dibuang X2.11 .608 Valid Dipakai X1.26 .479 Valid Dipakai X2.12 .386 Valid Dibuang X1.27 .176 Tidak Valid Dibuang X2.13 .534 Valid Dipakai X1.28 .321 Valid Dipakai X2.14 .763 Valid Dibuang X1.29 .384 Valid Dipakai X2.15 .691 Valid Dipakai X1.30 -.031 Tidak Valid Dibuang X2.16 .648 Valid Dipakai X1.31 .019 Tidak Valid Dibuang X2.17 .647 Valid Dipakai X2.18 .786 Valid Dipakai X2.41 .456 Valid Dipakai X2.19 .068 Tidak Valid Dipakai X2.42 .664 Valid Dibuang X2.20 .640 Valid Dibuang X2 43 .013 Tidak Valid Dibuang X2.21 .492 Valid Dipakai X2 44 .073 Tidak Valid Dipakai X2.22 .660 Valid Dipakai X2 45 .537 Valid Dibuang X2.23 .657 Valid Dipakai X2 46 .696 Valid Dipakai X2.24 .753 Valid Dipakai X2 47 .528 Valid Dibuang X2.25 .002 Tidak Valid Dipakai X2 48 .644 Valid Dibuang X2.26 .087 Tidak Valid Dipakai X2 49 .024 Tidak Valid Dipakai X2.27 .530 Valid Dipakai X2 50 .028 Tidak Valid Dibuang X2.28 .467 Valid Dibuang X2 51 .550 Valid Dibuang X2.29 .093 Tidak Valid Dipakai X2 52 .657 Valid Dipakai X2.30 .766 Valid Dipakai X2 53 .091 Tidak Valid Dibuang X2.31 .420 Valid Dibuang X2 54 .618 Valid Dibuang X2.32 .071 Tidak Valid Dipakai X2 55 .558 Valid Dipakai X2.33 .764 Valid Dipakai X2 56 .082 Tidak Valid Dibuang X2.34 .754 Valid Dibuang X2 57 .514 Valid Dipakai X2.35 .722 Valid Dipakai X2 58 .099 Tidak Valid Dibuang X2.36 .691 Valid Dipakai

X2.37 .003 Tidak Valid Dibuang X2.38 .016 Tidak Valid Dipakai X2.39 .640 Valid Dipakai X2.40 .089 Tidak Valid Dipakai

Keterangan : X1 dipakai sebanyak 20 item soal X2 dipakai sebanyak 40 item soal

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2009:173) adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Salah satu bentuk pengujian reliabilitas adalah dengan internal consistency dengan teknik KR. 20. Kriteria pengujian reliabilitas


(27)

adalah jika rhit > rtab dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka item pertanyaan tersebut dikatakan reliabel.

Secara teknis operasional uji reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa instrument tersebut reliable. Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan data yang sah. Lebih jelasnya pada tabel 3. 3

Tabel 3.6

Rekapitulasi hasil uji reabilitas instrumen

Variabel Penelitian X1, X2 R tabel Keterangan

Motivasi belajar (X1) Kopetensi guru (X2)

X1 X2

0, 906 0, 943

0, 364 0, 364

Reliabel Reliabel

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknik analisis menggunakan pendekatan statistic parametric jika asumsi-asumsi statistiknya terpenuhi dan apabila asumsi-asumsinya tidak terpenuhi maka data akan dianalisis dengan teknik bebas distribusi atau non parametric. Untuk menentukan terpenuhi tidaknya asumsi-asumsi dilakukan dengan uji normalitas distribusi frekuensi dan uji linieritas regresi.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas data yang akan digunakan dalam menganalisa pengaruh motivasi siswa dan kompetensi guru terhadap hasl belajar siswa. menggunakan uji normalitas dengan cara melihat grafik PP-Plots. Semua butir instrument dalam penelitian ini terletak digaris / mendekati garis diagonal,


(28)

sehingga dapat diartikan bahwa distribusi data butir instrument penelitian ini adalah berdistribusi normal. Dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1

b. Uji Heterokedastisitas

Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada normal Scatterplot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah persamaan regresi memenuhi asumsi heterokedastisitas. Dapat dilihat pada gambar berikut


(29)

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu langkah untuk menentukan sebuah keputusan menolak atau menerima hipotesis. Seluruh pengolahan data dalam pengujian hipotesis menggunakan bantuan SPSS 16 for windows dan Microsoft excel, dengan menggunakan analisis regresi dan alanisis jalur.

a. Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan uji t adalah untuk melihat pengaruh variable-veriabel bebas (independent) terhadap variable terikat (dependen) secara parsial dilakukan dengan uji t ini. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :

ek S

t  1 1

(Gujarati, 2001:78) Dependent variable : Hasil Belajar


(30)

Setelah diperoleh thitung, selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan  disesuaikan, adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus :

ttabel =n-k Dimana :

t = ttabel pada disesuaikan n = banyak sample

k = variable bebas

Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:  Jika t hitung < t tabel ( Ho diterima, Ha ditolak)  Jika t hitung > t tabel ( Ho ditolak, Ha diterima) Kriteria uji t adalah:

1. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),

2. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%.

b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji f)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(31)

F= ) /( ) 1 ( ) 1 /( ) /( ) 1 /( 2 2 k n R k R k n RSS k ESS    

 (Gujarati, 2001:120)

Keterangan :

R2 = koefisien determinasi

k = Parameter (jumlah variable independent)

n = Jumlah observasi

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel.

Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:

 Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima  Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

2. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui seberapa pengaruhnya.

C. Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 (uji koefisien determinasi) merupakan pengujian model yang ingin mengetahui berapa besar persentase sumbangan variable independen terhadap


(32)

naik turunnya variable dependen secara bersama-sama. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai :

R2 =

Untuk mengetahui besarnya kemampuan variable independent dan menjelaskan variabel dependen maka dilakukan uji determinasi dengan rumus

sebagai berikut : R2 = TSS ESS

R2 = 1 1 22 2 Y

Y X b Y X b

 

(Gujarati, 2001:139) Besarnya nilai R2 berkisar diantara nol dan satu (0<R2<1). Jika nilainya semakin mendekati satu maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variable bebas dan variable terikatpun semakin dekat atau erat. Sebaliknya, jika R2 semakin menjauhi angka satu, maka model tersebut dapat dinilai kurang baik karena hubungan antara variable bebas dan variable terikat jauh atau tidak erat.

G. Alur Penelitian

Alur penelitian yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Jumlah kuadrat yang di jelaskan / regresi (ESS)


(33)

Gambar 3.1 Alur penelitian Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi Literatur: kompetensi guru, motivasi belajar, hasil belajar

Penyusunan Instrumen: 1. Angket kompetensi

guru

2. Angket motivasi belajafr

Validasi, Ujicoba, Revisi

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Pembahasa n


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Karena apabila motivasi belajar siswa meningkat maka hasil belajarpun akan meningkat pula, adapun besar pengarunya yaitu sebesar 0.127 menyatakan bahwa setiap ada peningkatan satu (satuan) motivasi belajar siswa maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat sebesar 0.127, atau 12,7%, meskipun pengaruhnya hanya 12,7% % terhadap hasil belajar siswa, tetapi tidak boleh dikesampingkan. Karena hasil penelitian/pendapat para ahli, menunjukkan bahwa motivasi belajar perlu dimiliki untuk meningkatkan hasil belajar siswa

2. kompetensi guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas, karena ketika kompetinsi guru meningkat maka hasil belajar siswapun akan meningkat, begitupun sebaliknya. Adapun besarnya pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa sebesar 0.329. Artinya setiap adanya peningkatan kompetensi guru satu (satuan) kompetensi maka akan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 0.329, atau sebesar 32,9%, pengaruh kompetensi guru lebih besar daripada motivasi siswa karena dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya


(35)

proses pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama, berperan sebagai perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar siswa, pengarah dan pembimbing murid. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan belajar tidak terlepas dari peran guru.

3. Motivasi belajar dan kompetensi guru bersama-sama berpengaruh signifikan secara positif terhadap hasil belajar, artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa dan kompetensi guru maka hasil belajar siswa yang diperoleh akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Jika motivasi belajar siswa dan kompetensi siswa rendah maka hasil belajar siswa akan rendah juga, adapun besar pengarunya yaitu 41,1%, interaksi antara faktor motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa dan kompetensi guru yang berasal dari luar diri siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

B. Saran

Sebagai sumbangsih dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a) Senantiasa berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pendekatan emosional khususnya dalam proses belajar mengajar dengan memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara satu bahan pengajaran yang lalu,


(36)

menjelaskan tujuan dari pembelajaran, dan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

b) Senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kompetensi guru yang dimilikinya dengan mengikuti acara-acara pelatihan, workshop dan seminar pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang dimilikinya.

2. Bagi orang tua siswa

Berperan aktif dalam menumbuhkan semangat belajar siswa agar bisa memberikan hasil belajar yang baik dan akhirnya dapat membanggakan orang tuanya.

3. Bagi sekolah

a) Harus memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan motivasi siswa untuk belajar khususnya mata pelajaran IPS dengan tersedianya fasilitas seperti laboratorium IPS, kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa.

b) Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap guru untuk meningkatkan kompetensi guru yang dimilikinya seperti dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, evaluasi kinerja guru dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru.


(37)

Perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain motivasi belajar siswa dan kompetensi guru. Seperti kecerdasan, sikap ,bakat, minat siswa, latihan, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan fasilitas belajar.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni. (2004). Akselerasi. Jakarta: Grasindo.

Abidin, Muhammad Zainal. (2009). Pentingnya Minat Belajar bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. Dimuat pada:

http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/pentingnya-minat-belajar-bagi-peningkatan-prestasi-belajar-siswa/

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS For Window. Yogyakarta: Graha Ilmu

A.M Sardiman. (1986). Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta : PT raja Grafindo persada

Atkinson and Hilgard (1986). Introduction to Psychology. Wadsworth

Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. (2010). Teori belajar dan pembelajaran, Ar-Ruzz media

Bahri S Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri S Djamarah. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. B., Hamzah Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi

Aksara

Casey fitts hawley. (2007). 201 cara untuk setiap karyawan berkinerja bintang. Jakarta: Erlangga.

Dalyono .(1997). Psikologi pendidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka Cipta, Danim, Sudarwan. (1995). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2000). Kamus Besar Bahasa


(39)

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, syaiful Bahri. (2009). Psikologi belajar. Jakarta :Rineka Cipta

Gujarati, Damodar. (1998). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga

Harahap, Baharuddin. (1982). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.

Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan Malayu S.P. (2002). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Joni, T. Raka. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Kusnadar,S.PD,M.Si. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Liang T. Gie. (2002). Cara Belajar Efisien Jilid 1. Yogyakarta: Liberty.

Lee Joseph Cronbach (1954). Educational psychology. Universitas Michigan. Harcourt, Brace

Mahmud, Zohrah. (1998). Fungsi Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas SDM. Depdikbud.

Maurita. (1998). Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Perbankan dengan Minat Menabung. Bandung: FPIPS UPI.

Mcclelland david C.(1987) Memacu masyarakat berprestasi mempercepat laju pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan motif berprestasi. Jakarta : Intermedia

Muhibin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA Nasution, M. A. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(40)

Nursiah sappaile (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo

Ormrod, J E.(2003). Educational Psychology, developing learners.(4, ed). Merrill; pearson Education .inc

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Purwanto, N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta : Rajawali pers.

Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali pers

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syamsudin, A. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta

Subagio. (2010). Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu. Dimuat pada: http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-mutu.html

Subagio. (2010). Meningkatkan Kualitas Kompetensi Guru. Dimuat pada: http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/meningkatkan-kualitas-kompetensi-guru.html

Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa

Singarimbun, M. dan Efendi, S. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S. Sistem Pendidikan Nasional. (2003). UU RI No 20 Th. 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(41)

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. (1997). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2005). Ekonometri. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suprian, AS. (2005), Evaluasi Pendidikan. Bandung: FPTK-UPI.

Surya, Moh. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Sutikno, sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali. Syah, M. (2004). Psikologi Belajar. Bandung: Grafindo Persada.

Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, A. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Rosda Karya.

Terry, George R. (2006). Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni.

Usman, M. Uzer.(2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: Grafindo Persada.

Wirawan.(2002). Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.

W. S. Winkel. (1983). Psikologi Pendidikan dan evaluasi belajar,Jkrta, Gramedia Yutmini, Sri. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.

Zimmerman. (1992). Positive Accounting Theory, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc.


(42)

(2005). UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.


(1)

Perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain motivasi belajar siswa dan kompetensi guru. Seperti kecerdasan, sikap ,bakat, minat siswa, latihan, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan fasilitas belajar.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni. (2004). Akselerasi. Jakarta: Grasindo.

Abidin, Muhammad Zainal. (2009). Pentingnya Minat Belajar bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. Dimuat pada:

http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/pentingnya-minat-belajar-bagi-peningkatan-prestasi-belajar-siswa/

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS For Window. Yogyakarta: Graha Ilmu

A.M Sardiman. (1986). Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta : PT raja Grafindo persada

Atkinson and Hilgard (1986). Introduction to Psychology. Wadsworth

Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. (2010). Teori belajar dan pembelajaran, Ar-Ruzz media

Bahri S Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri S Djamarah. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. B., Hamzah Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi

Aksara

Casey fitts hawley. (2007). 201 cara untuk setiap karyawan berkinerja bintang. Jakarta: Erlangga.

Dalyono .(1997). Psikologi pendidikan komponen MKDK. Jakarta : Rineka Cipta, Danim, Sudarwan. (1995). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2000). Kamus Besar Bahasa


(3)

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional tentang standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, syaiful Bahri. (2009). Psikologi belajar. Jakarta :Rineka Cipta

Gujarati, Damodar. (1998). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga

Harahap, Baharuddin. (1982). Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh

Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai

Jaya.

Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan Malayu S.P. (2002). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Joni, T. Raka. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Kusnadar,S.PD,M.Si. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Liang T. Gie. (2002). Cara Belajar Efisien Jilid 1. Yogyakarta: Liberty.

Lee Joseph Cronbach (1954). Educational psychology. Universitas Michigan. Harcourt, Brace

Mahmud, Zohrah. (1998). Fungsi Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas SDM. Depdikbud.

Maurita. (1998). Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Perbankan dengan

Minat Menabung. Bandung: FPIPS UPI.

Mcclelland david C.(1987) Memacu masyarakat berprestasi mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan motif berprestasi. Jakarta :

Intermedia

Muhibin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA Nasution, M. A. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

Nursiah sappaile (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo

Ormrod, J E.(2003). Educational Psychology, developing learners.(4, ed). Merrill; pearson Education .inc

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Purwanto, N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:

Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta : Rajawali pers.

Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali pers

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syamsudin, A. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta

Subagio. (2010). Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu. Dimuat pada:

http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-mutu.html

Subagio. (2010). Meningkatkan Kualitas Kompetensi Guru. Dimuat pada:

http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/meningkatkan-kualitas-kompetensi-guru.html

Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis

Profesional. Bandung: Angkasa

Singarimbun, M. dan Efendi, S. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S. Sistem Pendidikan Nasional. (2003). UU RI No 20 Th. 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. (1997). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2005). Ekonometri. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suprian, AS. (2005), Evaluasi Pendidikan. Bandung: FPTK-UPI.

Surya, Moh. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Sutikno, sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali. Syah, M. (2004). Psikologi Belajar. Bandung: Grafindo Persada.

Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, A. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Rosda Karya.

Terry, George R. (2006). Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni.

Usman, M. Uzer.(2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: Grafindo Persada.

Wirawan.(2002). Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.

W. S. Winkel. (1983). Psikologi Pendidikan dan evaluasi belajar,Jkrta, Gramedia Yutmini, Sri. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.

Zimmerman. (1992). Positive Accounting Theory, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc.


(6)

(2005). UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

17 95 104

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Hubungan Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Belajar siswa si SMK YP IPPI Petojo Jakarta Pusat.

0 13 89

“ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo

0 2 14

“ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo Ta

0 5 17

PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

1 2 45

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI MAN 2 KOTA BANDUNG.

0 0 40

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI MAN TEMPEL SLEMAN.

0 1 187