Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma Negeri 11 Bandung).
ix
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMAKASIH v
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 8
1.3.1 Tujuan Penulisan 8
1.3.2 Manfaat Penulisan 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
10
2.1 Kajian Pustaka 10
2.1.1 Konsep Belajar 10
2.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme 12
2. 1.3 Model Pembelajaran 13
2.1.3.1 Pembelajaran 13
2.1.3.2 Model Pembelajaran 14
2.1.4 Model Pembelajaran Cooperative Learning 14 2.1.4.1 Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning 15 2.1.4.2 Unsur-Unsur Dasar dalam Cooperative Learning 16 2.1.5 Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group
Investigation
19
2.1.6 Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share
20
2.1.7 Tujuan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 21
(2)
x
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
2.1.8.1 Indikator Hasil Belajar 25
2.1.9 Penelitian Terdahulu 26
2.2 Kerangka Pemikiran 28
2.3 Hipotesis 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
3.1 Objek dan Subjek Penelitian 31
3.2 Metode Penelitian 31
3.3 Desain Penelitian 32
3.4 Operasional Variabel 33
3.5 Skenario Penelitian 36
3.6 Skema Penelitian 38
3.7 Instrumen Penelitian 39
3.8 Uji Instrumen Penelitian 39
3.8.1 Uji Validitas 39
3.8.2 Uji Reabilitas 42
3.9 Analisis Butir Soal 44
3.9.1 Tingkat Kesukaran 44
3.9.2 Daya Pembeda 45
3.10 Teknik Analisis Data 47
3.10.1 Uji Normalitas 47
3.10.2 Uji Homogenitas 48
3.11 Uji Hipotesis 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51
4.1 Hasil Penelitian 51
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 51
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 52
4.1.3 Hasil Analisis Data 54
4.1.3.1 Uji Normalitas 54
4.1.3.2 Uji Homogenitas 55
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis 57
(3)
xi
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
LAMPIRAN
4.1.4.2 Uji Hipotesis Kedua 58
4.1.4.3 Uji Hipotesis Ketiga 60
4.1.4.4 Uji Hipotesis Keempat 61
4.1.5 Pembahasan Hasil Penelitian 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
5.1 Kesimpulann 66
5.2 Saran 66
(4)
xii
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Tahun
Ajaran 2014/2015 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 26
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 32
Tabel 3.2 Operasional Variabel 33
Tabel 3.3 Skenario Penelitian 36
Tabel 3.4 Kriteria Uji Validitas 40
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dengan Anates 41
Tabel 3.6 Kriteria Uji Reliabilitas 43
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran 44
Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran 45
Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda Soal 46
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda dengan Anates 47 Tabel 4.1 Jumlah Seluruh Siswa SMA Negeri 11 Bandung 52
Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Penelitian 53
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Test 55 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Group
Investigation
56
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Think Pair and Share
56
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Pertama 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kedua 58
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Ketiga 60
(5)
xiii
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 29
Gambar 3.1 Skema Penelitian 38
Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen Think Pair and Share
58 Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Pre Test dan Post Test pada kelas
(6)
1
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci pembangunan nasional suatu bangsa. Pembangunan ekonomi suatu bangsa bisa terjadi dengan adanya transformasi sosial dalam suatu bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah upaya untuk membina kaum generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas melalui pendidikan yang berkualitas pula. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pendidikan itu adalah upaya yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Dalam Dictionary of Education (Ihsan, 1995:4) menyebutkan bahwa Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
Pengertian pendidikan juga diungkapkan pula oleh Driyarkara (Ihsan, 1995:4) yang mengatakan bahwa “Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda.”
Kedua pengertian pendidikan diatas sangatlah jelas bahwa pendidikan ditargetkan khususnya kepada manusia muda, begitupun di Indonesia yang berusaha meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa melalui upaya pendidikan yang upaya pertama kali mulai ditekankan kepada kaum generasi muda. Dalam upaya untuk memenuhi tujuan tersebut Indonesia berusaha menjalankan pendidikan sebaik mungkin menggunakan Sistem Pendidikan Nasional yang ditetapkan pemerintah melalui Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional merupakan usaha sadar untuk menyiapkan
(7)
2
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
peserta didik (generasi muda) melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Segala upaya sadar yang dilakukan pemerintah ini adalah tidak lain untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita, seperti yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan secara umum yaitu untuk membentuk manusia beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan tangguh, serta bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani.
Keberhasilan tujuan pendidikan atas cita-cita bangsa tersebut dapat menunjukkan sejauh mana pembangunan bangsa telah dicapai. Hal itu juga menunjukkan bahwa bagaimana mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan standar mutu nasional, salah satunya mengenai SNP. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Mutu pendidikan berkaitan dengan penilaian sejauh mana suatu produk memenuhi kriteria atau standar tertentu melalui pengukuran konkret ataupun pengamatan kualitatif. Mutu pendidikan dalam arti luas ditentukan oleh tingkat keberhasilan keseluruhan upaya pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, mutu pendidikan ditentukan sejauh mana tercapainya upaya pendidikan diukur dari tujuan pendidikan sebagaimana dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang sistem pendidikan nasional.
(8)
3
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
Untuk melihat perbandingan mutu pendidikan Indonesia yang telah berhasil dicapai sejauh ini dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia ikut berperan-serta dalam survey PIRLS, PISA, dan TIMSS. Hasil studi tersebut berupa informasi tentang profil pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi siswa di Indonesia di antara bangsa-bangsa di dunia. Baik itu PIRLS, PISA, dan TIMSS merupakan studi internasional yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Development). PIRLS (Progres in International Reading Literacy Study) adalah survei kemampuan membaca yang dirancang untuk mengetahui kemampuan membaca yang dirancang untuk mengetahui kemampuan anak sekolah dasar dalam memahami beragam bacaan dengan cara melibatkan anak-anak itu dalam proses membaca. Studi yang lainnya adalah TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) merupakan studi internasional untuk kelas IV dan VIII dalam bidang matematikan dan IPA yang diselenggarakan setiap empat tahun. Sedangkan studi yang lain juga adalah PISA (Programme for International Study Assessment) adalah bertujuan meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun (kelas IX SMP dan kelas X SMA) dalam membaca (reading literacy), matematika (Mathematics literacy), dan IPA (scientific literacy).
Hasil studi internasional PISA pada tahun 2012 kembali menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. Hal tersebut terus terjadi bahkan sejak Indonesia mengikuti studi PISA sejak tahun 2000. Pada tahun 2006 diketahui Indonesia menduduki peringkat 48 dari 57 negara yang mengikuti studi tersebut secara keseluruhan dengan skor rata-rata nilai literasi membaca adalah 393, studi literasi matematika dan IPA dengan peringkat sama yaitu 50 dari 57 negara peserta dengan skor rata-rata literasi matematika 391 dan literasi IPA 395.
(9)
4
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
Sebagaimana tercermin dari hasil studi PISA tersebut, yang memperlihatkan ada sesuatu yang salah dalam sistem persekolahan dan kebijakan pendidikan Indonesia. Beberapa diantara masalah yang dimaksudkan adalah ujian nasional, perubahan kurikulum dari waktu ke waktu, program sekolah unggulan (sekolah bertaraf internasional), kompetisi dalam berbagai Olimpiade, penambahan jam belajar, serta sertifikasi dan ujian kompetensi guru yang dianggap telah gagal dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Salah satu masalah yang dimaksudkan sebelumnya adalah mencakup masalah perubahan kurikulum dimana kurikulum terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah adalah Kurikulum 2013, hal ini seperti diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa penetapan kurikulum yang baru ini adalah sebagai kebijakan pemerintah akibat dari sistem pendidikan Indonesia yang harus direformasi karena sistem yang ada selama ini tidak menjawab kebutuhan zaman.
Kunci perubahan dalam pendidikan serta membangun sumber daya manusia berkualitas sepenuhnya ada di tangan guru karena guru berperan langsung dalam berinteraksi dengan siswa, terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Namun kenyataan yang seringkali didapatkan adalah pada saat berlangsungnya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), suasana kelas cenderung teacher-centered atau berfokus pada pendidik. Hal ini tentu saja menyebabkan peserta didik menjadi pasif, padahal apabila kita berpacu pada Kurikulum 2013 adalah bahwa peserta didik yang dituntut untuk lebih aktif. Meskipun demikian pada kenyataannya para pendidik lebih suka menerapkan model tersebut, hal ini disebabkan karena model tersebut tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi yang lain.
Para pendidik seharusnya dapat menggunakan berbagai macam model dan metode pembelajaran dalam upaya mencapai hasil belajar siswa secara
(10)
5
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
optimal. Baik model maupun metode pembelajaran yang dipilih harus mampu melibatkan partisipasi siswa secara aktif, sehingga suasana kelas yang cenderung teacher-centered atau berfokus pada pendidik bisa dikurangi. Dalam penerapan model maupun metode pembelajaran yang dipilih oleh pendidik sebaiknya harus mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki baik oleh para peserta didik maupun pendidiknya. Selain itu juga pendidik harus membuat perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis penugasan serta batas akhir pengumpulan suatu tugas. Dengan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi serta kondisi siswa maka akan dapat meningkatkan partisipasi aktif semua peserta didik dalam suatu kelas.
Berikut merupakan data rata-rata nilai Ujian Tengah Semester (UTS) siswa semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung
Tabel 1.1
Rata-Rata Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2014/2015
Kelas
Jumlah Siswa (Orang)
Rata-Rata Nilai
Jumlah Siswa Dibawah
KKM (Orang)
Persentase Dibawah KKM (%)
KKM Kriteria
Kelas X
X IIS 1 39 66.10 27 69.23 75 Dibawah KKM
X IIS 2 38 63.26 29 76.31 75 Dibawah KKM
X IIS 3 38 72.47 19 50 75 Dibawah KKM
Berdasarkan tabel 1.1 rata-rata nilai siswa diatas, dengan menggunakan acuan standar kelulusan kompetensi yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran ekonomi adalah sebesar 75, dan bisa dilihat dari data yang ada didalam tabel bahwa rata-rata nilai siswa setiap kelas pada kelas X IIS mendapat angka rata-rata nilai dibawah standar, baik itu kelas X IIS 1, kelas X IIS 2, dan kelas X IIS 3 dimana angka rata-rata nilai
(11)
6
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
secara berurutan adalah sebesar 66,10; 63,26; dan 72,47. Tabel 1.1 diatas juga menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tidak lulus atau tidak mencapai standar kelulusan kompetensi pada masing-masing kelas adalah melebihi setengah dari jumlah keseluruhan siswa dikelas tersebut, seperti pada kelas X IIS 1 dimana persentase jumlah siswa dibawah KKM adalah sebesar 69,23% dengan rincian jumlah siswa keseluruhan adalah 39 siswa, sedangkan jumlah siswa yang nilainya dibawah KKM adalah sejumlah 27 siswa, begitu juga pada kelas X IIS 2 dengan persentase jumlah siswa dengan nilai dibawah KKM adalah sebesar 76.31% dengan rincian jumlah seluruh siswa adalah 38 siswa, sedangkan jumlah siswa yang dibawah nilai KKM adalah 29 siswa dan terakhir adalah kelas X IIS 3 dengan persentase jumlah siswa dengan nilai dibawah KKM adalah sebesar 50% dengan rincian jumlah seluruh siswa adalah 38 siswa, dan jumlah siswa yang dibawah nilai KKM adalah 19 siswa.
Data nilai yang telah diungkapkan sebelumnya, terlihat bahwa nilai kelas X IIS baik itu kelas X IIS 1, X IIS 2, dan juga X IIS 3 memperoleh angka dibawah nilai standar kelulusan yang telah ditetapkan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran pada saat proses KBM berlangsung adalah monoton, dimana lebih terpaku pada metode ceramah yang menyebabkan siswa menjadi pasif atau cenderung hanya menerima materi yang diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, penggunaan metode dan teknik pembelajaran yang bervariasi sebaiknya diterapkan lebih sering pada saat berlangsungnya proses KBM, dimana pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang tepat bisa menarik perhatian siswa menjadi lebih aktif dalam penerimaan materi pelajaran yang sedang dibahas. Salah satu contoh model pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada saat proses KBM berlangsung adalah Cooperative Learning teknik Think Pair and Share dan juga teknik Group Investigation. Seperti yang diungkapkan Caliber (Isjoni, 2010:22) bahwa :
(12)
7
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
Bila dibandingkan dengan pembelajaran lainnya Cooperative Learning memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dapat dilihat dari aspek siswa, memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah suatu pandangan kelompok.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara anggota kelompok dan juga persaingan yang sehat didalamnya mampu membantu siswa untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan baik. Proses pengembangan kepribadian yang demikian juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih termotivasi dalam belajar sehingga akan berdampak terhadap prestasi dan hasil belajar siswa. Hal tersebut yang mendorong penulis memilih teknik Group Investigation dan teknik Think Pair and Share karena kedua teknik tersebut memiliki keunggulan dalam pelaksanaan proses pembelajaran mudah untuk diterapkan oleh guru dan siswa, dimana guru hanya menjadi fasilitator dan mengarahkan siswa pada tahap-tahap pembelajaran kedua teknik tersebut. Seperti pada teknik Group Investigation siswa hanya dibentuk kedalam beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang, siswa melakukan diskusi dan investigasi dan menampilkan laporan dalam bentuk presentasi didepan kelas. Begitupun dengan teknik Think Pair and Share dimana siswa hanya betukar pikiran dan melakukan diskusi dengan teman sebangkunya (2 orang), kemudian mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas.
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan tersebut dengan mengadakan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARATIF
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TEKNIK THINK PAIR AND SHARE DENGAN TEKNIK GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA”
(13)
8
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS)?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation?
4. Apakah terdapat perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation?
1.3Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS). 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS)
(14)
9
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation.
4. Untuk mengetahui perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation.
1.3.2 Manfaat Penulisan
1.3.2.1Secara Teoritis
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa sumbangan pemikiran ataupun bahan kajian lebih lanjut terutama yang berhubungan dengan pengembangan model pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan Teknik Think Pair and Share (TPS) dan Teknik Group Investigation.
1.3.2.2Secara Praktis
1. Bagi pendidik, sebagai alternatif model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dan Teknik Group Investigation khususnya bagi pendidik mata pelajaran ekonomi agar dapat memperbaiki pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi.
2. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami mata pelajaran ekonomi dan dalam menyelesaikan soal-soal tes yang berhubungan dengan mata pelajaran ekonomi.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan kontribusi khususnya pada mata pelajaran ekonomi, sehingga dapat menjadi suatu kebanggan bagi sekolah.
(15)
10
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
(16)
31
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata peleajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan Teknik Think Pair and Share (TPS) dan model Cooperative Learning dengan Teknik Group Investigation.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas X di SMA Negeri 11 Bandung pada tahun pelajaran 2014/2015. Dan kemudian ketiga kelas terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas X IIS 1 yang diberikan perlakuan Group Investigation dan X IIS 2 yang diberikan perlakuan Think Pair and Share, sedangkan kelas kontrol adalah kelas X IIS 3 yang akan diberikan perlakuan menggunakan metode konvensional (metode ceramah).
3.2 Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperrimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol). Dalam metode eksperimen semu, keberhasilan dan keefektifan model pembelajaran yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan setelah diberikan perlakuan (post-test).
(17)
32
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
3.3 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:116) “Desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan mengapa metode tersebut digunakan dalam penelitian.” Adapun jenis desain kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Equivalent Control-Group Design.
Gambaran Non Equivalent Control-Group Design dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Group Pre Test Treatment Post Test
Kelas Eksperimen 1 01 Pre-test (tes awal sebelum perlakuan) X1 (perlakuan dengan menggunakan model Cooperative Learning dengan Teknik Think Pair
and Share [TPS])
04 Post-test (tes awal setelah perlakuan) Kelas Eksperimen 2 02 Pre-test (tes awal sebelum perlakuan) X2 (perlakuan dengan menggunakan model Cooperative Learning dengan Teknik Group Investigation) 05 Post-test (tes awal setelah perlakuan)
Kelas Kontrol 03 Pre-test (tes awal sebelum - (metode ceramah) 06 Post-test (tes awal setelah perlakuan)
(18)
33
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
perlakuan)
3.4 Operasional Variabel
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian, atau dengan kata lain akan selalu ada dalam setiap penelitian. Kerlinger (dalam Arikunto, 2010:159) menyebut
“Variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.”
Hadi (dalam Arikunto, 2010: 159) mendefinisikan “Variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi : laki-laki – perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.”
Pada dasarnya operasional variabel dikelompokkan dalam beberapa konsep, seperti : konsep teoritis, empiris, dan analisis. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum, sedangkan konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep teoritis, dan konsep analisis adalah penjabaran dari konsep teoritis yaitu merupakan darimana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasional dari penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel Konsep Teoritis Konsep
Empiris
Konsep Analisis
Model
Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share
Model pembelajaran Cooperative Learning Teknik
Suatu metode yang dapat memacu keaktifan dan
Penerapaan Model Pembelajaran
Cooperative Learning Teknik Think Pair and
(19)
34
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
(X1) Think Pair and
Share adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain
dan adanya
partisipasi dari siswa.
kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran ekonomi.
Share adalah : Pembelajaran
berlangsung
diawali dengan pemberian materi oleh guru dan meminta siswa untuk memahami materi tersebut (think).
Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangkunya dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing (pair). Tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusi didepan kelas (share). Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation (X2) Model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group
Investigation adalah suatu model Model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation dapat memacu
Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Learning
Teknik Group
Investigation adalah: Siswa
dikelompokkan menjadi beberapa
(20)
35
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
pembelajaran yang membagi peserta didik kedalam
kelompok-kelompok kecil, dimana peserta didik dapat menggabungkan, mempresentasikan serta
mengikhtisarkan hasil diskusi.
keaktifan dan kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran ekonomi.
kelompok dan diberikan tugas yang berbeda-beda tiap kelompoknya. Setiap kelompok
melakukan investigasi (investigation) dengan pembagian tugas setiap anggota kelompok untuk
mengumpulkan informasi,
menganalisis data dan mengambil kesimpulan serta menyiapkan
laporan.
Setiap perwakilan kelompok
mempresentasikan laporan.
Hasil Belajar (Y)
Kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar yang dinyatakan
dengan nilai
Hasil belajar diperoleh dari Pre-Test dan Post-Test pada akhir pembelajaran yang
Diperoleh dari perbedaan (gain) hasil Pre-Test dan Post-Test yang diperoleh siswa pada mata pelajaran ekonomi antar kelas eksperimen setelah
(21)
36
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
(Nana Sudjana, 2001: 22)
dilakukan secara individu untuk melihat peningkatan atau perbaikan secara individu. pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning Teknik Think Pair and
Share dan Teknik
Group Invesstigation.
3.5 Skenario Penelitian
Skenario adalah urutan cerita atau rencana kegiatan yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kepentingan agar suatu peristiwa terjadi sesuai dengan keinginan dan terccapai tujuan yang diharapkan. Skenario penelitian yang disusun oleh penulis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Skenario Penelitian Pre
Test
Perlakuan Post
Test
Pertemuan 1 Pertemuan 2
K el as E kspe ri m en 1 ( T ekni k Think Pai
r and S
hare
)
Soal Terlampir
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
Soal Terlampir
2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
2. Siswa diminta untuk
berpikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
(22)
37
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
5. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pada pembiacaraan pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapan para siswa.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pada pembiacaraan pokok
permasalahan dan
menambah materi yang belum diungkapan para siswa.
6. Guru memberi kesimpulan.
6. Guru memberi
kesimpulan. K el as E kspe ri m en 2 ( T ekni k G roup I nve a ti gat ion ) Soal Terlampir
1. Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok heterogen
1. Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok heterogen
Soal Terlampir
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua kelompok masing-masing untuk satu nateri tugas, sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.
3. Guru memanggil ketua kelompok masing-masing untuk satu nateri tugas, sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
4. Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara
masing-masing kelompok
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara
masing-masing kelompok
menyampaikan hasil pembahasan kelompok 6. Guru memberikan
penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7. Evaluasi 7. Evaluasi
Ke las K ontrol (Ce ra mah
) Soal
Terlampir
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Soal Terlampir
2. Guru memberikan materi kepada siswa melalui ceramah
2. Guru memberikan materi kepada siswa melalui ceramah
(23)
38
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa supaya siswa berperan aktif
didalam penyampaian materi
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa supaya siswa berperan aktif didalam penyampaian materi 4. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti 5. Guru memberikan
kesimpulan
5. Guru memberikan kesimpulan
(24)
39
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii 3.6 Skema Penelitian
Skema merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu “schema” dan didalam Kamus Besar bahasa Indonesia kata skema merupakan padanan dari kata bagan, rangka-rangka atau rancangan. Skema penelitian menunjukkan rangkaian kegiatan-kegiatan penelitian yang direncanakan secara keseluruhan, berikut adalah skema penelitian yang digunakan oleh penulis adalah:
Dibandingkan
Dibandingkan (3)
Dibandingkan Dibandingkan (1)
Dibandingkan (2)
Dibandingkan Pre Test Pre Test
Pre Test Post Test
Post Test Post Test
Gain-T
Group Eksperimen
Kontrol Ceramah Ekperimen 2
Group Investigation Eksperimen 1 Think Pair and
Share
Gain-T Gain-T
(25)
40
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
3.7 Instrumen Penelitian
“Instrumen merupakan alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode tertentu” (Arikunto, 2010:192). Prosedur yang ditempuh
dalam pengadaan instrumen yang baik adalah (Arikunto, 2010:209) :
1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel.
2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.
3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang diperlukan.
4. Uji coba, baik dalam skala kecil ataupun besar.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran, dan sebagainya.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
3.8 Uji Instrumen Penelitian
3.8.1 Uji Validitas
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur dan dapat
(26)
41
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pengujian validitas dalam suatu penelitian adalah wajib dilakukan karena sangat menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kusnendi (2008:93)
bahwa “Persoalan kualitas pengukuran, yaitu unidomensionalitas,
validitas dan reabilitas merupakan hal yang amat kritis dalam
penelitian berbasis pendekataan kuantitatif.”
Dari penjelasan diatas, untuk menguji validitas tersebut penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan menggunakan Product moment atau Pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation) yaitu dengan rumus :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } (Arikunto, 2006:170)
Keterangan :
=
Koefisien Korelasi ∑ = Jumlah Skor X ∑ = jumlah Skor Y∑ = Jumlah skor total (seluruh item) = jumlah responden
Kriteria untuk koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Uji Validitas
Nilai rxy Validitas
< 0,20 Validitas sangat rendah
0,20 – 0,399 Validitas Rendah
0,40 – 0,699 Validitas sedang atau cukup
0,70 – 0,899 Validitas Tinggi
(27)
42
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, maka digunakan distribusi tabel t (ttabel) dengan menggunakan rumus uji t yaitu sebagai berikut :
√ (Arikunto, 2006: 172) Keterangan :
n = jumlah data r = koefisien korelasi
Instrumen akan dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan
menggunakan tingkat signifikansi α=0,05.
Instrumen yang diuji dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal tentang materi Bab 5 yaitu Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Uji Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Anates Software pilihan ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dengan Anates No
Soal Korelasi Signifikan Korelasi Validitas
1 0,468 Signifikan valid
2 0,599 Sangat Signifikan valid
3 0,598 Sangat Signifikan valid
4 0,485 Signifikan valid
5 0,591 Sangat Signifikan valid
6 0,534 Signifikan valid
7 0,586 Sangat Signifikan valid
8 0,474 Signifikan valid
9 0,555 Sangat Signifikan valid
10 0,6 Sangat Signifikan valid
11 0,461 Signifikan valid
12 0,548 Signifikan valid
(28)
43
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
14 0,56 Sangat Signifikan valid
15 0,661 Sangat Signifikan valid
16 0,485 Signifikan valid
17 0,471 Signifikan valid
18 0,538 Signifikan valid
19 0,461 Signifikan valid
20 0,464 Signifikan valid
Sumber : Hasil Pengolahan Anates
3.8.2 Uji Reliabilitas
Menurut suharsimi Arikunto (2010:221) reliabel mempunyai arti dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Sedangkan menurut Sugiyono
“Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama.”
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Sama seperti uji validitas, uji reliabilitas juga penting dilakukan dengan tujuan untuk menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian dalam menjelaskan permasalahan yang diteliti.
Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan Teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :
1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
(29)
44
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi produk moment (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation) dengan rumus sebagai berikut :
∑
∑
∑
√{ ∑
∑
} { ∑
∑
}
Keterangan :
=
Koefisien Korelasi ∑ = Jumlah Skor X ∑ = jumlah Skor Y∑ = Jumlah skor total (seluruh item) = jumlah responden
3. Menghitung indeks reliabeilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :
⁄ ⁄
⁄ ⁄ (Arikunto, 2006:180)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
⁄ ⁄
=
rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara duabelahan instrumen
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:167) kriterianya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria Uji Reliabilitas Koefisian Reliabilitas Keterangan
0,81 – 1,000 Sangat Tinggi
(30)
45
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
0,41 – 0,600 Cukup
0,21 – 0,400 Rendah
Uji Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Anates Software pilihan ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah instrumen dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.91 yang artinya semua instrumen soal dalam penelitian ini merupakan yang dapat dipercaya.
3.9Analisis Butir Soal
3.9.1 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Suharsimi Arikunto, 2006:128). Untuk menghitung tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal yang akan diujikan kemudian digunakan rumus berikut:
(Arikunto, 2009:208) Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu JS = jumlah seluruh peserta tes
Tolok ukur yang digunakan untuk interpretasi nilai tingkat kesukaran tiap butir soalnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran
Soal Kriteria
TK < 0,30 Sukar
(31)
46
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
TK > 0,70 Mudah
Sumber : Arikunto, 2009:208
Instrumen yang diuji dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal tentang materi Bab 5 yaitu Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Anates Software pilihan ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
No Soal
Jumlah
Betul Tingkat Kesukaran
1 19 Sedang
2 13 Sedang
3 10 Sedang
4 15 Sedang
5 20 Sedang
6 14 Sedang
7 13 Sedang
8 13 Sedang
9 19 Sedang
10 9 Sukar
11 15 Sedang
12 16 Sedang
13 17 Sedang
14 116 Sedang
15 13 Sedang
16 18 Sedang
17 11 Sedang
18 6 Sukar
19 15 Sedang
20 8 Sukar
Sumber : Hasil Pengolahan Anates
Hasil pengujian instrumen diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 soal dengan klasifikasi sukar dan 17 soal dengan klasifikasi sedang. Komposisi item soal tersebut memperlihatkan distribusi tingkat
(32)
47
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
kesukaran soal yang cukup baik, hal ini sebagaimana yang dinyatakan
oleh Arikunto (2007:207) bahwa “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.” Maka bila dilihat dari
hasil pengujian tingkat kesukaran soal diatas dapat disimpulkan bahwa soal tersebut layak untuk diberikan sebagai Pre Test dan Post Test.
3.9.2 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai atau siswa berkemampuan rendah (Suharsimi Arikunto, 2009:211).
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut :
(Arikunto, 2009:213) Keterangan :
DP = Daya Pembeda
JA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menajawab soal dengan benar
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi perserta kelompok bawah yang menjawab benar
(33)
48
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
Dalam menentukan bagus tidaknya kualitas sebuah soal dalam daya pembeda terdapat klasifikasi kriteria daya pembeda, seperti berikut:
Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda Soal
Interval Kriteria
DP < 0,20 Jelek (Poor)
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup (Saticfactory)
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (Good)
DP ≥ 0,70 Baik Sekali (Excellent)
DP (-) Semuanya tidak baik
Sumber : Arikunto, 2009:218
Instrumen yang diuji dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal tentang materi Bab 5 yaitu Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Uji tingkat daya pembeda soal dalam penelitian ini menggunakan Anates Software pilihan ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda dengan Anates
No Soal
Kel. Atas
Kel.
Bawah Beda
Daya
Pembeda Keterangan
1 7 2 5 0.56 Baik
2 7 1 6 0.67 Baik
3 7 0 7 0.78 Baik Sekali
4 7 1 6 0.67 Baik
5 8 2 6 0.67 Baik
6 8 2 6 0.67 Baik
7 8 2 6 0.67 Baik
8 7 1 6 0.67 Baik
9 8 3 5 0.56 Baik
10 6 1 5 0.56 Baik
11 6 1 5 0.56 Baik
12 8 1 7 0.78 Baik Sekali
(34)
49
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
14 8 2 6 0.67 Baik
15 7 0 7 0.78 Baik Sekali
16 8 1 7 0.78 Baik Sekali
17 7 1 6 0.67 Baik
18 5 1 4 0.44 Baik
19 8 2 6 0.67 Baik
20 5 1 4 0.44 Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Anates
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalias digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan statistik uji sebagai berikut :
i k
i
i i
e e o
1
2 2
) (
Keterangan :
2
= Harga chi-kuadrat oi = Frekuensi observasi
ei = Frekuensi harapan.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0: Data yang akan diuji berdistribusi normal.
H1: Data yang akan diuji tidak berdistribusi normal.
Apabila
2
hitung <2tabel dengan = 0,05 dan db = k-3 (k =
(35)
50
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
3.10.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Disamping pengujian terhadapa normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. (Arikunto, 2010:363)
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas varians adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Lavene dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.
3.11 Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu selisih nilai pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independent). Pengujian dua arah ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan, kearah positif (+) atau negatif (-).
Adapun yang dibandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test pada kelas eksperimen yang
(36)
51
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation.
Berikut kriteria pengujian untuk uji hipotesis :
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2 Keterangan :
µ1 = skor gain kelompok eksperimen dengan model
pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share
µ2 = skor gain kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation.
jika dibandingkan dengan t tabel, maka :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) digunakan rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2006:126) Hipotesis dalam penelitian ini disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (H0). Supaya tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang diuji secara statistik adalah dinyatakan sebagai berikut :
(37)
52
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
H0 : µ1 = µ2
HA : µ1 ≠ µ2 Keterangan :
H0 = Hipotesis Nihil HA = Hipotesis Alternatif
Jika dibandingkan dengan ttabel, maka :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
(38)
66
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) .
2. Terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation (GI).
3. Tidak terdapat perbedaan hasil Post Test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation (GI).
4. Tidak terdapat perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation (GI).
1.2Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru, disarankan untuk bisa menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning baik itu teknik Think Pair and Share maupun teknik Group Investigation karena dapat membantu siswa untuk lebih memahami berbagai materi pelajaran, karena dengan diskusi diharapkan siswa menjadi lebih mudah untuk saling bertukar pikiran dan saling
(39)
67
Ismi Indriyarti, 2015
Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
mengemukakan pendapat yang pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
2. Bagi sekolah, diharapkan untuk mengikutsertakan tenaga pendidik disekolah tersebut untuk mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka maupun diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan terutama pengajaran dan pembelajaran, sehingga pengetahuan dan inovasi-inovasi guru dalam pembelajaran semakin berkembang dan meningkat.
3. Bagi peneliti, agar diadakan penelitian lanjutan dengan cakupan bahasan yang lebih luas, baik materi maupun teknik-teknik pembelajaran Cooperative Learning lainnya yang memungkinkan untuk memberikan pengetahuan dan referensi kepada para pembaca.
(1)
14 8 2 6 0.67 Baik
15 7 0 7 0.78 Baik Sekali
16 8 1 7 0.78 Baik Sekali
17 7 1 6 0.67 Baik
18 5 1 4 0.44 Baik
19 8 2 6 0.67 Baik
20 5 1 4 0.44 Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Anates
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalias digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan statistik uji sebagai berikut :
i k i i i e e o
1 2 2 ) ( Keterangan : 2 = Harga chi-kuadrat
oi = Frekuensi observasi
ei = Frekuensi harapan.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : H0: Data yang akan diuji berdistribusi normal.
H1: Data yang akan diuji tidak berdistribusi normal.
Apabila
2
hitung <2tabel dengan = 0,05 dan db = k-3 (k =
(2)
3.10.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Disamping pengujian terhadapa normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. (Arikunto, 2010:363)
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas varians adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Lavene dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.
3.11 Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu selisih nilai pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independent). Pengujian dua arah ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan, kearah positif (+) atau negatif (-).
Adapun yang dibandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test pada kelas eksperimen yang
(3)
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation.
Berikut kriteria pengujian untuk uji hipotesis : H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2 Keterangan :
µ1 = skor gain kelompok eksperimen dengan model
pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share
µ2 = skor gain kelompok eksperimen dengan model
pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation.
jika dibandingkan dengan t tabel, maka :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) digunakan rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2006:126)
Hipotesis dalam penelitian ini disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (H0). Supaya tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang diuji secara statistik adalah dinyatakan sebagai berikut :
(4)
H0 : µ1 = µ2 HA : µ1 ≠ µ2 Keterangan :
H0 = Hipotesis Nihil
HA = Hipotesis Alternatif
Jika dibandingkan dengan ttabel, maka :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) .
2. Terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation (GI).
3. Tidak terdapat perbedaan hasil Post Test pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang
menggunakan Teknik Group Investigation (GI).
4. Tidak terdapat perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group Investigation (GI).
1.2Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru, disarankan untuk bisa menerapkan model pembelajaran
Cooperative Learning baik itu teknik Think Pair and Share maupun teknik Group Investigation karena dapat membantu siswa untuk lebih memahami berbagai materi pelajaran, karena dengan diskusi diharapkan siswa menjadi lebih mudah untuk saling bertukar pikiran dan saling
(6)
mengemukakan pendapat yang pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
2. Bagi sekolah, diharapkan untuk mengikutsertakan tenaga pendidik
disekolah tersebut untuk mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka maupun diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan terutama pengajaran dan pembelajaran, sehingga pengetahuan dan inovasi-inovasi guru dalam pembelajaran semakin berkembang dan meningkat.
3. Bagi peneliti, agar diadakan penelitian lanjutan dengan cakupan bahasan yang lebih luas, baik materi maupun teknik-teknik pembelajaran Cooperative Learning lainnya yang memungkinkan untuk memberikan pengetahuan dan referensi kepada para pembaca.