BINA KARIER STRUKTURAL FUNGSIONAL
Garti Sri Utami
Kepala Bagian Mutasi Jabatan dan Tenaga Fungsional Nondosen
Biro Kepegawaian
ISI SURAKARTA FEBRUARI 2015
PEMBINAAN KARIR PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL NON DOSEN
(2)
YOUR SITE HERE
9 PROGRAM PERCEPATAN RB MENUJU BIROKRASI
YANG BERSIH DAN MELAYANI
9 PROGRAM PERCEPATAN RB MENUJU BIROKRASI
YANG BERSIH DAN MELAYANI PROFESIONALISME PNS PROFESIONALISME PNS
HAL-HAL YANG
HARUS DILAKUKAN
K/L:
1. Penetapan Standar Kompetensi
Jabatan
2. Peningkatan Kemampuan PNS
Berbasis Kompetensi
3. Sistem Nasional Diklat Berbasis
Kompetensi
4. Penegakan Etika dan Disiplin PNS 5. Sertifikasi Kompetensi PNS
6. Mutasi dan Rotasi Sesuai
Kompetensi secara Periodik
7. Pengukuran Kinerja Individu 8. Penguatan Jabatan Fungsional:
a) Penambahan Jumlah Jabatan
Fungsional
b) Penetapan Pola Karier Jabatan
Fungsional
c) Peningkatan Kemampuan Jabatan
Fungsional
d) Peningkatan Tunjangan Jabatan
Fungsional
HAL-HAL YANG
HARUS DILAKUKAN
K/L:
1. Penetapan Standar Kompetensi
Jabatan
2. Peningkatan Kemampuan PNS
Berbasis Kompetensi
3. Sistem Nasional Diklat Berbasis
Kompetensi
4. Penegakan Etika dan Disiplin PNS 5. Sertifikasi Kompetensi PNS
6. Mutasi dan Rotasi Sesuai
Kompetensi secara Periodik
7. Pengukuran Kinerja Individu 8. Penguatan Jabatan Fungsional:
a) Penambahan Jumlah Jabatan
Fungsional
b) Penetapan Pola Karier Jabatan
Fungsional
c) Peningkatan Kemampuan Jabatan
Fungsional
d) Peningkatan Tunjangan Jabatan
(3)
AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
N
O BIDANG HASIL YANG DIHARAPKAN
1 ORGANISASI Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran
2 TATA LAKSANA Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip
good governance.
3 PERATURAN PER-UU-AN Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
4 SDM APARATUR SDM aparatur yang berintegritas, netral,
kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
5 PENGAWASAN Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN
(4)
AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
N
O BIDANG HASIL YANG DIHARAPKAN
6 AKUNTABILITAS Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi
7 PELAYANAN PUBLIK Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
(5)
1. UU NO. 5 TAHUN 2014 tentang ASN mengatur
berbagai instrumen manajemen SDM yang
menekankan pada pembangunan ASN sebagai PROFESI
memiliki standar pelayanan profesi
Memiliki kode etik dan perilaku profesi Memiliki sistem diklat profesi
Memiliki organ profesi yang independen
5
UNDANG-UNDANG
(6)
TUJUAN UU ASN
melayani masyarakat dan dunia usaha/
investasi.
MENCIPTAKAN
BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
DAN
MELAYANI
kompeten terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban
bersih dari KKN dan
(7)
3 JENIS JABATAN ASN
Jabatan
Administrasi
Fungsional
Jabatan
Jabatan Pimpinan
Tinggi
Administrator (eselon III) KEAHLIAN:
a. Ahli Utama Pimpinan Tinggi Utama (eselon I)
Pengawas (eselon IV) b. Ahli Madya Pimpinan Tinggi Madya
(eselon I) Pelaksana (eselon V,
fungsional umum)
c. Ahli Muda
d. Ahli Pertama Pimpinan Tinggi Pratama (eselon II)
KETERAMPILAN
a. Penyelia b. Mahir c. Terampil d. Pemula
(8)
2. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit,
yaitu berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan (Ketentuan umum UU ASN)
3. Pengaturan mengenai penguatan kompetisi, kompetensi, dan pengembangan karier.
4. Pengembangan Karier (Pasal 69) dilakukan berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
Instansi Pemerintah serta dengan mempertimbangkan integritas
dan moralitas.
(9)
1. Setiap pegawai ASN berhak diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensi (Pasal 86A)
2. Pengembangan kompetensi antara lain melalui pendidikan
dan pelatihan, seminar, kursus, workshop, dan penataran.
3. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir selanjutnya.
4. Setiap instansi wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan masing-masing instansi.
9
(10)
HAK DAN KEWAJIBAN ASN
1. PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas; b. cuti;
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
2. PPPK berhak memperoleh:
a. gaji dan tunjangan; b. cuti;
c. perlindungan; dan
d. pengembangan kompetensi
10
(11)
Sistem Pembinaan Karier PNS Formasi Standar Kompetensi Penilaian Kinerja Disiplin Pegawai Diklat Pegawai Formasi Standar Kompetensi Penilaian Kinerja Disiplin Pegawai Diklat Pegawai Klasifikasi Jabatan Informasi Jabatan
PETA JABATAN Standar
Jabatan Persyaratan Jabatan Evaluasi Jabatan Klasifikasi Jabatan Informasi Jabatan
PETA JABATAN Standar
Jabatan Persyaratan Jabatan Evaluasi Jabatan
KARIER PNS
DALAM
JABATAN
PRESTASI KERJA
SISTEM KARIR
E L E M E N
JABATAN STRUKTURAL
JABATAN FUNGSIONAL
PERSYARATAN
JABATAN
JALUR KARIR
Horizontal
Vertikal
Diagonal
Karier yang dapat dicapai setiap PNS berdasarkan kompetensi, kualifikasi dan keahliannya Prestasi Kerja Pangkat DP3
Prestasi Kerja
Pangkat
(12)
* Jabatan struktural adalah jabatan
yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi
(PP 100/2000 jo PP 13/2002)
Jabatan Karier
Jabatan fungsional adalah jabatan yang
tidak secara tegas disebutkan dalam
struktur organisasi, tetapi dari sudut
fungsinya diperlukan oleh organisasi.
(13)
Peta jabatan ISI
Surakarta
(14)
PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN KARIER
Menerapkan prinsip
the right man
on the right job
secara konsisten
Proses penempatan pegawai dalam
jabatan struktural maupun
fungsional dilaksanakan secara
obyektif dan transparan didasarkan
pada kompetensi dan prestasi kerja.
(15)
JABATAN STRUKTURAL
1. PNS yg akan diangkat dlm jabatan struktural harus
memenuhi persyaratan normatif dan persyaratan obyektif lainnya (Ps 5 PP No. 100 Th 2000 & Ps. 7 PP No. 13 Thn 2002)
2. Prosedur pengangkatan pejabat struktural melalui
mekanisme Baperjakat – Permendiknas No. 2 Th 2006 Fungsi Baperjakat antara lain:
Memberi pertimbangan kepada pejabat yang berwenang dalam menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural.
3. JPT (eselon I dan II) melalui seleksi terbuka (pasal 108 UU ASN)
(16)
UU ASN tidak mengamanatkan pengisian jabatan melalui promosi terbuka untuk jabatan Administrator (eselon III) dan Pengawas (eselon IV), karena merupakan sistem karier tertutup kementerian yang juga sebagai bagian dari pola karier PNS kementerian.
UU ASN tidak mengamanatkan pengisian jabatan melalui promosi terbuka untuk jabatan Administrator (eselon III) dan Pengawas (eselon IV), karena merupakan sistem karier tertutup kementerian yang juga sebagai bagian dari pola karier PNS kementerian.
Dimungkinkan promosi seleksi terbuka jabatan Administrator, Pengawas atau
jabatan strategis lainnya apabila di lingkungan internal instansi tidak terdapat SDM yang memenuhi syarat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, sebagaimana dinyatakan huruf D Permenpan dan RB Nomor 13 Tahun 2014:
Dimungkinkan promosi seleksi terbuka jabatan Administrator, Pengawas atau
jabatan strategis lainnya apabila di lingkungan internal instansi tidak terdapat SDM yang memenuhi syarat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, sebagaimana dinyatakan huruf D Permenpan dan RB Nomor 13 Tahun 2014: PASAL 72:
Promosi pejabat administrasi dan fungsional PNS dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada kementerian
• PENGISIAN JABATAN ADMINISTRATOR (eselon III) • DAN PENGAWAS (eselon IV)
(17)
PERSYARATAN: PS 5 PP No.100 TH 2000 & PS 7 PP No. 13 TH 2002 1. Berstatus PNS
2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 tingkat di bawah jenjang pangkat yg
ditentukan.
3. Memiliki kualifikasi & tingkat pendidikan yang ditentukan;
4. Semua unsur DP3 min. baik dlm 2 thn terakhir;
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan;
6. Sehat jasmani dan rohani; dan
7. Lulus diklatpim yang ditentukan.
senioritas pangkat – usia – pengalaman faktor yang mesti dipertimbangkan
(18)
JENJANG PANGKAT & ESELON
ESEL ON
PANGKAT/GOLONGAN
TERENDAH TERTINGGI
PANGKAT GOL PANGKAT GOL
Ia Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e
Ib Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e
IIa Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama Madya IV/d
IIb Pembina Tk.I IV/b Pembina Utama Muda IV/c
IIIa Pembina IV/a Pembina Tk.I IV/b
IIIb Penata Tk.I III/d Pembina IV/a
IVa Penata III/c Penata Tk.I III/d
IVb Penata Muda Tk.I III/b Penata III/c
(19)
Pasal 72 - PROMOSI PNS
Promosi PNS dilakukan
berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja,kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan
tim penilai kinerja
PNS pada Instansi(20)
•
Ketentuan mengenai pembentukan dan
persyaratan Tim Penilai Kinerja belum
diatur, maka fungsi pertimbangan calon
pejabat dapat dilaksanakan oleh
Baperjakat.
•
Tugas Baperjakat (Pasal 4 PP No. 100 Tahun
2000):
memberikan pertimbangan kepada PJYBW untuk:
a. pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian jab struktural eselon II
ke bawah sesuai dengan kewenangannya
b. kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan struktural,
menunjukkan prestasi luar biasa, menemukan penemuan baru yang
bermanfaat bagi negara; dan
c. perpanjangan BUP PNS yang menduduki jabatan struktural eselon II
(21)
BAPERJAKAT PADA PTN
Contoh: pada Universitas/Institut;
susunan keanggotaan Baperjakat terdiri
atas:
a. KETUA merangkap anggota: PR II
b. SEKRETARIS: KA. BAU/BAUK
c. ANGGOTA: SEMUA PD II FAKULTAS
Penetapan keanggotaan oleh Rektor
Kedudukan di BAU/BAUK
Anggota Baperjakat yang sedang
dipertimbangkan jabatan/pangkatnya, tidak
diikutsertakan dalam rapat Baperjakat
21(22)
KETENTUAN LAINNYA YG PERLU DIPERHATIKAN
1. PS 23 PP No. 99 Th 2000: PNS yg berpangkat lebih
rendah tdk boleh membawahi PNS yg berpangkat lbh tinggi, kecuali PNS tsb menduduki jabfung.
2. CALON YG DIPERTIMBANGKAN UNT PROMOSI JABATAN HRS LEBIH DARI 2 ORANG DG KUALIFIKASI YANG SETARA. 3. Kewajiban Pelantikan & sumpah jabatan (PS 27 UU NO. 8
TH 1974).
PASAL 4(2) PP 100 Th 2000 Jo No.13 Th 2003 - PNS yg diangkat dlm jab strukt WAJIB dilantik & mengucapkn sumpah di hadapan PJYBW. Selambat-lambatnya 30 hari
sejak penetapan Keputusan (Penjelasan Kep KA BKN No. 13 Th 2002).
4. Ps 8 PP No. 100 Th 2000 jo No. 13 Th 2003: PNS yg
menduduki jab strukt tidak dapat menduduki jab rangkap baik dg jab strukt lainnya atau jab fungsional, KECUALI JAKSA, PENELITI, &PECUNDANG (PP NO. 47 TAHUN 2005)
(23)
Keputusan KA BKN No. 13 Tahun 2002 ttg
Juklak Pelaksanaan PP No. 13 Tahun 2002
PNS yg belum mengikuti dan lulus
Diklatpim dapat diangkat sebagai
pej.strukt definitif, namun tetap
diharuskan mengikuti dan lulus
DIKLATPIM sesuai dg kompetensi yg
ditetapkan unt jab tsb (
kebijakan DUK
DIK
).
Promosi jab setingkat lebih tinggi dapat
dilakukan apabila ybs telah 2 tahun dlm
jabstrukt yg pernah dan/atau msh
didudukinya,kecuali jabstrukt yg
menjadi wewenang Presiden.
(24)
Pemberhentian
PNS dapat diberhentikan dari jabstruk karena:
Mengundurkan diri dari jabatan; Mencapai batas usia pensiun; Diberhentikan sebagai PNS;
Diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional;
Cuti di luar tanggungan negara; Tugas belajar lebih dari 6 bulan;
Adanya perampingan organisasi pemerintah;
Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani; atau
Hal-hal lain yang ditentukan dalam per-UU-an yang berlaku.
24
(25)
PNS yg menduduki jabatan struktural dan
pangkatnya masih
satu tingkat di bawah
jenjang pangkat terendah untuk jabatan
itu, dapat dinaikkan pangkatnya
setingkat
lebih tinggi
, apabila:
a.
telah 1 thn dlm pangkat yg dimilikinya;
b.sekurang-kurangnya 1 thn dlm jabatan
struktural yg didudukinya; dan
c.
setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya
bernilai baik dlm 2 thn terakhir.
(26)
Penjelasan Keputusan KA BKN No. 12 TAHUN
2002
mengenai Kenaikan Pangkat Pilihan:
Apabila pej struktural & pangkatnya
masih satu tingkat di bawah jenjang
pangkat terendah untuk jabatan yg
diduduki, maka apabila ybs telah 4
tahun atau lebih dalam pangkatnya
maka ybs dapat diusulkan kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi pada
periode kenaikan pangkat yang
(27)
BAGAIMANA DENGAN KARIER
JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU
s
.d. kondisi Juli Tahun 2014
(28)
JABATAN FUNGSIONAL KEMDIKBUD
JF ANGKA KREDIT:
KEMDIKBUD SEBAGAI PEMBINA 8 JF: DOSEN, GURU,
PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN, PRANATA LAB PENDIDIKAN, PENGAWAS SEKOLAH, PAMONG BELAJAR, PENILIK, PAMONG BUDAYA
KEMDIKBUD SEBAGAI PENGGUNA 17 JF: PENELITI,
PEREKAYASA, PRANATA KOMPUTER, PRANATA HUMAS, PUSTAKAWAN, ARSIPARIS, ANALIS KEPEGAWAIAN, AUDITOR, AUDIWAN, PENERJEMAH, WIDYAISWARA, PENGELOLA PENGADAAN BARANG DAN JASA,
PARAMEDIS (DOKTER, PERAWAT, FISIOTERAPIS, RADIOGRAFER), DOKTER PENDIDIK
JF NONANGKA KREDIT: KAMUS JF DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN MENTERI
(29)
PEMBINA PROFESI PEJABAT FUNGSIONAL ANGKA KREDIT
(30)
30
1. Menetapkan formasi
2. Menetapkan standar kompetensi 3. Pengusulan tunjangan
4. Melakukan sosialisasi
5. Penyusunan kurikulum Diklat 6. Penyelenggaraan Diklat
7. Pengembangan sistem informasi 8. Fasilitasi pelaksanaan
9. Fasilitasi pembentukan organisasi profesi 10.Fasilitasi penyusunan dan penetapan
etika profesi
11.Melakukan monitoring dan evaluasi
UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME JABATAN FUNGSIONAL
(31)
Misal jabfung Arsiparis, Kemdikbud merumuskan
fungsi pembinaan intenal antara lain meliputi:
a.
Penyusunan formasi jabatan arsiparis;
b.
Sosialisasi jabatan arsiparis serta petunjuk
pelaksanaannya;
c.
Pengembangan sistem informasi jabatan arsiparis;
d.Fasilitasi pelaksanaan jabatan arsiparis;
e.
Fasilitasi pembentukan Asosiasi Arsiparis;
f.
Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan jf
arsiparis
g.
Menyusun rencana pengembangan kapasitas dan
(32)
CONTOH: TUGAS PEMBINAAN ARSIPARISANRI-PEMBINA
(Pasal 5 Permenpan PER 3/MPAN/3/2009
KEMDIKBUD-PENGGUNA 1. Penetapan Juknis JF Arsiparis (JFA) Menerapkan pelaksanaan JFA sesuai
ketentuan yang berlaku 2 . Menetapkan Pedoman Formasi JFA
Arsiparis Menyusun Formasi JFA
3. Menetapkan Standar Kompetensi JFA Melaksanakan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi
4. Menetapkan kurikulum diklat
fungsional/teknis dan sertifikasinya Melaksanakan diklat
5. Melakukan monef JFA Melaksanakan monef prestasi kerja 6. Penetapan etika profesi dan kode etik
7. Fasilitasi pembentukan organisasi profesi
Membentuk Forum Arsiparis
(33)
SISTEM KARIER DALAM JABATAN DAN PANGKAT
(34)
28; 50.91%
10; 18.18% 7; 12.73%
5; 9.09%
5; 9.09% PUSTAKAWAN
MADYA MUDA PERTAMA PENYELIA PEL. LANJUTAN totaL = 55
PERLU ANALISIS DATA INDIVIDUAL: 1. TMT JABATAN/PANGKAT
2. LAMA JABATAN YANG PERLU DIWASPADAI YANG TELAH LEBIH DARI 4 TAHUN
3. SANKSI DIBERLAKUKAN YANG TELAH 5 TAHUN (BEBAS SEMENTARA) DAN 6 TAHUN (PEMBERHENTIAN)
4. YANG TELAH KARIER PUNCAK (PENYELIA ATAU UTAMA) BERLAKU ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN PER TAHUN
(35)
1; 7.69% 1; 7.69% 1; 7.69% 8; 61.54% 2; 15.38% ARSIPARIS MADYA MUDA PERTAMA PENYELIA PEL. LAN-JUTAN PELAKSANA Total=13 2; 3.57% 13; 23.21% 16; 28.57% 1; 1.79% 13; 23.21% 11; 19.64%
Pranata Laboratorium Pendidikan
MADYA MUDA PERTAMA PENYELIA PEL. LAN-JUTAN PELAKSANA Total=56
PERLU ANALISIS DATA INDIVIDUAL:
1. TMT JABATAN/PANGKAT
2. LAMA JABATAN YANG PERLU DIWASPADAI YANG TELAH LEBIH DARI 4 TAHUN
3. SANKSI DIBERLAKUKAN YANG TELAH 5 TAHUN
(BEBAS SEMENTARA) DAN 6 TAHUN (PEMBERHENTIAN) 4. YANG TELAH KARIER
PUNCAK (PENYELIA ATAU UTAMA) BERLAKU ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN PER TAHUN
BERLAKU SAMA UNTUK ANALIS KEPEGAWAIAN
(36)
IV/c = 700 ak
IV/b = 550 ak
IV/a = 400 ak
III/d = 300 ak III/c = 200 ak III/b = 150
ak
III/a = 100 ak
Muda Muda
15 0
100
50
JABATAN, PANGKAT DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DAN ARSIPARIS AHLI Pertama Pertama Madya Madya Utama Utama
IV/d = 850 ak
IV/e = 1050 ak 20 0 PERTAMA MUDA MADYA UTAMA
(37)
Muda
Madya IV/c = 700 ak
IV/b = 550 ak
IV/a = 400 ak
III/d = 300 ak III/c = 200 ak III/b = 150
ak
III/a = 100 ak Pertama Muda Muda 15 0 100 50
JABATAN, PANGKAT DAN ANGKA KREDIT PLP & ANALIS KEPEGAWAIAN AHLI
Pertama
Pertama
Madya
(38)
PELAKSANA LANJUTAN
PENYELIA III/d = 300 ak
III/c = 200 ak
III/b = 150 ak III/a = 100 ak II/d = 80 ak
II/c = 60 ak PELAKSANA PELAKSANA LANJUTAN PELAKSANA LANJUTAN 10 0 50 20
JABATAN, PANGKAT DAN ANGKA KREDIT
PUSTAKAWAN, ARSIPARIS, PLP , ANALIS KEPEGAWAIAN TERAMPIL
PELAKSANA
PELAKSANA
PENYELIA
(39)
• Angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat merupakan prestasi kerja pejabat fungsional tertentu.
• Penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang setelah mendpat pertimbangan Tim Penilai Angka Kredit JFT, maka perlu dibentuk TPAK untuk
masing-masing JFT.
• Pada hakikatnya TPAK bertugas membantu pejabat penetap angka kredit.
• Pada JFT seperti PLP dan Pustakawan sudah diatur
keharusan penilaian angka kredit setiap tahun sejalan dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 yaitu kontrak kinerja (SKP).
• Arsiparis dan Analis Kepegawaian sesuai PP Nomor 46 Tahun 2011 maka wajib pula melakukan penilaian angka kredit setiap tahun meskipun belum diatur dalam
masing-masing Peraturan Menpan mengenai Jabfung tersebut,
(40)
40 CONTOH PADA PLP:
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 12
1.Untuk kelancaran penilaian dan penetapan
angka kredit, setiap PLP wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang
dilakukan.
2.Penilaian dan penetapan angka kredit
terhadap setiap kegiatan PLP dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
3.Penilaian dan penetapan angka kredit PLP yang akan dipertimbangkan untuk kenaikan pangkat dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.
(41)
Pasal 29 Permenpan dan RB Nomor 03 Tahun
2010
1. PLP yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan jenjang jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jenjang jabatan/pangkat berikutnya.
2. PLP yang
pada tahun pertama
telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkatdalam masa pangkat yang didudukinya, pada
tahun kedua wajib mengumpulkan
paling rendah 20%
angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkanuntuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan
tugas pokok
.(42)
Pasal 9 Permenpan dan RB Nomor 03 Tahun 2010
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat PLP yang sesuai dengan jenjang jabatannya, untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) atau ayat (2), maka PLP yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan
(43)
di atas Jenjang Jabatan
di atas Jenjang Jabatan
di bawah Jenjang Jabatan
di bawah Jenjang Jabatan
dinilai 80% dari besaran AK
dinilai 80% dari besaran AK
dinilai 100% dari besaran AK
dinilai 100% dari besaran AK
Pasal 10: Ketentuan Angka Kredit (AK)
Jika Melakukan Tugas di atas atau
di bawah Jenjang Jabatan
Pasal 10: Ketentuan Angka Kredit (AK)
Jika Melakukan Tugas di atas atau
di bawah Jenjang Jabatan
(44)
DP3 mulai 2014
SKP
Pelaksanaan tugas unsur utama dan penunjang
60%
ANGKA KREDIT
PERILAKU
40%
PENGA-MATAN
(45)
UNSUR YANG DINILAI Jumlah
4. a. Sasaran Kerja Pegawai(SKP) ... x 60 % b. Perilaku Kerja
1. Orientasi pelayanan2. Integritas BaikBaik 3. Komitmen Baik 4. Disiplin Baik 5. Kerja sama Baik 6. Kepemimpinan
Jumlah
Nilai rata-rata Baik Nilai Perilaku Kerja ...x 40 %
NILAI PRESTASI KERJA ?? (Baik) 5. KEBERATAN DARI PNS YANG DINILAI (APABILA ADA)
Tanggal, ………..
(46)
Usulan Kenaikan Pangkat PNS tidak dapat
diproses apabila :
Pada Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP-3) terdapat unsur yang
bernilai kurang.
Sedang dalam proses atau sedang
menjalani Hukuman Disiplin
berdasarkan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(47)
UNSUR PENUNJANG
1. PENDIDIKAN 2. TUGAS POKOK
3. PENGEMBANGAN PROFESI
Unsur dan Subunsur Kegiatan JFT
Unsur dan Subunsur Kegiatan JFT
UNSUR UTAMA ≥ 80%
UNSUR UTAMA ≥ 80% UNSUR PENUNJANG ≤ 20% UNSUR PENUNJANG ≤ 20%
PENUNJANG TUGAS
UNSUR UTAMA: ≥ 80%
Termasuk/tidak termasuk subunsur Pendidikan Sekolah
(48)
KETENTUAN ANGKA KREDIT UNSUR UTAMA UNTUK KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JFT UNSUR UTAMA ≥80%
PUSTAKAWAN
(PERATURAN BARU)
PLP TIDAK TERMASUK SUBUNSUR PENDIDIKAN SEKOLAH/FORMAL ARSIPARIS
(49)
49
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA III
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA III
NO UNSUR %
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
PELAKSANA PELAKSANA PENYELIA
LANJUTAN
II/c II/d III/a III/b III/c III/d
I UNSUR UTAMA
A.PENDIDIKAN:
1. PENDIDIKAN FORMAL 60 60 60 60 60 60
2. DIKLAT
≥80%
B. PENGELOLAAN
LABORATORIUM - 16 32 72 112 190
C. PENGEMBANGAN PROFESI 2
II UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
≤20% - 4 8 18 28 48
(50)
50
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN SARJANA (S1)/D IV ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN SARJANA (S1)/D IV
N
O UNSUR %
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM
PENDIDIKAN
PERTAMA MUDA MADYA
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c
I UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN FORMAL 100 100 100 100 100 100 100 2. DIKLAT
≥80 %
B.PENGELOLAAN LABORATORIUM - 40 78 116 234 350 468 C.PENGEMBANGAN PROFESI 2 4 6 10 12
II UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
≤20% - 10 20 80 60 90 120 JUMLAH 100% 100 150 200 300 400 550 700
(51)
51
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN PASCASARJANA (S2) ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN PASCASARJANA (S2)
NO UNSUR %
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN PERTAM
A MUDA MADYA
III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c
I UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN FORMAL 150 150 150 150 150 150 2. DIKLAT
≥80%
B. PENGELOLAAN LABORATORIUM - 38 116 194 310 428
C. PENGEMBANGAN
PROFESI 2 4 6 10 12
II UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PRANATA
LABORATORIUM PENDIDIKAN ≤20% - 10 30 50 80 110
(52)
52
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR (S3)
ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL
PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN / PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR (S3)
NO UNSUR PERSENTA
SE
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
MUDA MADYA
III/c III/d IV/a IV/b IV/c
I UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1. PENDIDIKAN FORMAL 200 200 200 200 200
2. DIKLAT
≥80%
B. PENGELOLAAN
LABORATORIUM - 76 154 270 388
C. PENGEMBANGAN
PROFESI 4 6 10 12
II UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG KEGIATAN YANG MENDUKUNG
PELAKSANAAN TUGAS PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
≤20% - 20 40 70 100
(53)
PPENGEMBANGAN KARIER DALAM JABATAN DAN PANGKAT
(54)
BATAS USIA PENSIUN
- TUNJANGAN JABATAN
(55)
TUNJANGAN JABATAN PLP
BERDASARKAN PERPRES NO.21 TAHUN 2013
JENJANG JABATAN BESAR
TUNJANGAN
PLP MADYA Rp.
1.260.000,00,-PLP MUDA Rp.
960.000,00,-PLP PERTAMA Rp.
540.000,00,-PLP PENYELIA Rp.
780.000,00,-PLP PELAKSANA
LANJUTAN Rp. 450.000,00,-PLP PELAKSANA Rp.
(56)
360.000,00,-TUNJANGAN KINERJA
(57)
KETENTUAN BESARAN TUKIN TERTENTU DIATUR DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 107 TAHUN 2013 KETENTUAN BESARAN TUKIN TERTENTU DIATUR DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 107 TAHUN 2013
Bagi CPNS 80%
Pegawai yang dibebaskan dari jabatan
karena tugas belajar 75%
Pegawai yang dibebaskan sementara
dari jabatan fungsional tertentu karena
tidak dapat mengumpulkan angka kredit
50%, dan dapat dibayarkan secara utuh
sejak tanggal keputusan pengangkatan
kembali dalam jabatan fungsional ybs
(58)
PASAL 3 PERPRES NOMOR 88 TAHUN 2013 – TUKIN TIDAK DIBERIKAN BAGI:
1. Pegawai yang tidak mempunyai jabatan tertentu 2. Yang diberhentikan sementara atau nonaktif
3. Yang diberhentikan dari jabatan organik dengan diberikan uang tunggu (belum diberhentikan dari pegawai negeri) 4. Yang dpk/dpb diluar instansi Kemdikbud
5. Yang menjalani cuti diluar tanggungan negara atau MPP 6. Yang diangkat sebagai dosen atau guru
7. PNS pada badan layanan umum (BLU) yang telah
mendapat remunerasi sbgmn diatur dalam PP Nomor 25 Tahun 2005 jo NOmor 74 Tahun 2011 ttg Pengelolaan Keuangan BLU
(59)
TUNJANGAN KINERJA PLP
JENJANG JABATAN
PENETAPAN
KELAS JABATAN - ANRI
KELAS JABATAN (INFAK 2012)
KEMDIKBUD
TUKIN *)
KEMDIKBUD (Rp.) AHLI
MADYA 11
AHLI MUDA 9 9
2.915.000,00,-AHLI
PERTAMA 8 8
2.535.000,00,-PENYELIA 8 7
2.304.000,00,-PELAKSAN A
LANJUTAN
7 6
2.095.000,00,-PELAKSAN
A 6 5
1.904.000,00,-*) PERPRES NO. 88
TAHUN 2013
(60)
Kemdikbud melakukan evaluasi
jabatan untuk memperbaiki kelas
jabatan yang ditetapkan tahun
2012
Untuk sementara kelas jabatan:
JENJANG JFT KELAS JABATANAHLI UTAMA 13
MADYA 11 MUDA 9 PERTAMA 8 TERAMPIL: PENYELIA 8 PEL.
LANJUTAN
7 PELAKSANA 6 PEMULA 5
(61)
PP NOMOR 21 TAHUN 2014
PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
Pasal 2
JFT JENJANG B U P
JFT
PERTAMA MUDA
TERAMPIL 58
MADYA UTAMA
60D
OKTER
DOKTER PENDIDIK
KLINIS PERTAMA, MUDA
WI MUDA, MADYA
DOKTER PENDIDIK KLINIS
PUSTAKAWAN UTAMA
UTAMA
65
(62)
KETENTUAN BESARAN TUKIN TERTENTU DIATUR DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 107 TAHUN 2013
Bagi CPNS 80%
Pegawai yang dibebaskan dari
jabatan karena tugas belajar 75%
Pegawai yang dibebaskan sementara
dari jabatan fungsional tertentu
karena tidak dapat mengumpulkan
angka kredit 50%, dan dapat
dibayarkan secara utuh sejak tanggal
keputusan pengangkatan kembali
(63)
JENJANG JABATAN PEMBEBASAN
SEMENTARA PEMBERHENTIAN
Pelaksana II/b s.d Penyelia III/c
Pertama (III/a) s.d Madya IV/b
5 tahun tidak dapat mengum-pulkan angka kredit yang ditentukan
6 tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan Terampil (Penyelia III/d)
Setiap tahun tidak dapat mengum-pulkan 10 angka kredit dari kegiatan tugas pokok
Tahun berikutnya angka kredit belum terpenuhi Ahli (Madya IV/c)
Setiap tahun tidak dapat mengum-pulkan 20 angka kredit dari kegiatan tugas pokok
Semua jenjang
1. Dijatuhi hukuman disiplin
penurunan pangkat
2. Diberhentikan sementara
sebagai PNS
3. Ditugaskan secara penuh di luar
unit jf.
4. Cuti di luar tanggungan negara 5. Tugas belajar lebih 6 bulan
Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat kecuali penurunan pangkat
Telah mencapai batas usia pensiun PNS
63
SANKSI: PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN
(64)
Implikasi jft yang telah lebih dari 5 tahun
dan kurang dari 6 tahun dalam
jabatan/pangkat terakhir serta PLP yang tidak memenuhi angka kredit pemeliharaan per tahun:
a. dibebaskan sementara dari jabatannya
b. dihentikan tunjangan jabatannya
c. tunjangan kinerjanya diberikan 50%
Dapat diangkat kembali setelah memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan.
SE KEPALA BKN NO. K26-30/V.1-1/99
Tanggal 2 Januri 2015 tentang
Pengangkatan, Pemberhentian Sementera, dan Pemberhentian PNS Dari Jabatan
Fungsional, menegaskan BKN menerapkan ketentuan yang berlaku pada
masing-masing JFT. Dalam hal ini termasuk ketentuan 5 tahun dan 6 tahun tidak
memenuhi angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
(65)
65
PERMASALAHAN JABATAN FUNGSIONAL
1.PNS kurang tertarik menduduki jabatan fungsional;
2.Tunjangan jabatan fungsional dirasakan kurang memadai dibanding dengan jabatan struktural;
3.Kewenangan yang ada pada jabatan struktural di-anggap cukup besar dan memiliki prestis dibanding jabatan fungsional;
4.Diklat penjenjangan jabatan fungsional belum jelas;
5.Masih dipandang sbg jabatan alternatif; 6.Dinamika sekedar utk memperpanjang
BUP;
7.Belum tegasnya komitmen pimpinan dalam mengembangkan jabatan fungsional serta mendayagunakan secara optimal pejabat fungsional sesuai dengan tupoksinya.
(66)
TERIMA
KASIH..
(1)
PP NOMOR 21 TAHUN 2014
PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
Pasal 2
JFT JENJANG B U P
JFT
PERTAMA MUDA
TERAMPIL 58
MADYA UTAMA
60D
OKTER
DOKTER PENDIDIK
KLINIS PERTAMA, MUDA
WI MUDA, MADYA
DOKTER PENDIDIK KLINIS
PUSTAKAWAN UTAMA
UTAMA
65
(2)
KETENTUAN BESARAN TUKIN TERTENTU DIATUR DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 107 TAHUN 2013
Bagi CPNS 80%
Pegawai yang dibebaskan dari
jabatan karena tugas belajar 75%
Pegawai yang dibebaskan sementara
dari jabatan fungsional tertentu
karena tidak dapat mengumpulkan
angka kredit 50%, dan dapat
dibayarkan secara utuh sejak tanggal
keputusan pengangkatan kembali
(3)
JENJANG JABATAN PEMBEBASAN
SEMENTARA PEMBERHENTIAN Pelaksana II/b s.d
Penyelia III/c
Pertama (III/a) s.d Madya IV/b
5 tahun tidak dapat mengum-pulkan angka kredit yang ditentukan
6 tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan
Terampil (Penyelia III/d)
Setiap tahun tidak dapat mengum-pulkan 10 angka kredit dari kegiatan tugas pokok
Tahun berikutnya angka kredit belum terpenuhi Ahli (Madya IV/c)
Setiap tahun tidak dapat mengum-pulkan 20 angka kredit dari kegiatan tugas pokok
Semua jenjang
1. Dijatuhi hukuman disiplin
penurunan pangkat
2. Diberhentikan sementara
sebagai PNS
3. Ditugaskan secara penuh di luar
unit jf.
4. Cuti di luar tanggungan negara 5. Tugas belajar lebih 6 bulan
Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat kecuali penurunan pangkat
Telah mencapai batas usia pensiun PNS
63
SANKSI: PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN
(4)
Implikasi jft yang telah lebih dari 5 tahun
dan kurang dari 6 tahun dalam
jabatan/pangkat terakhir serta PLP yang tidak memenuhi angka kredit pemeliharaan per tahun:
a. dibebaskan sementara dari jabatannya
b. dihentikan tunjangan jabatannya
c. tunjangan kinerjanya diberikan 50%
Dapat diangkat kembali setelah memenuhi angka
kredit yang dipersyaratkan.
SE KEPALA BKN NO. K26-30/V.1-1/99
Tanggal 2 Januri 2015 tentang
Pengangkatan, Pemberhentian Sementera, dan Pemberhentian PNS Dari Jabatan
Fungsional, menegaskan BKN menerapkan ketentuan yang berlaku pada
masing-masing JFT. Dalam hal ini termasuk ketentuan 5 tahun dan 6 tahun tidak
memenuhi angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
(5)
65
PERMASALAHAN JABATAN FUNGSIONAL
1.PNS kurang tertarik menduduki jabatan fungsional;
2.Tunjangan jabatan fungsional dirasakan kurang memadai dibanding dengan jabatan struktural;
3.Kewenangan yang ada pada jabatan struktural di-anggap cukup besar dan memiliki prestis dibanding jabatan fungsional;
4.Diklat penjenjangan jabatan fungsional belum jelas;
5.Masih dipandang sbg jabatan alternatif; 6.Dinamika sekedar utk memperpanjang
BUP;
7.Belum tegasnya komitmen pimpinan dalam mengembangkan jabatan fungsional serta mendayagunakan secara optimal pejabat fungsional sesuai dengan tupoksinya.
(6)