C. Keterbukaan Informasi Fakta Materiel
Para investor, khususnya investor profesional dan investor institusional selalu aktif mengumpulkan berbagai informasi dan memanfaatkannya untuk memahami harga-
harga saham yang ditawarkan dalam pasar perdana maupun para sekunder.Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang mengandung fakta materiel. Pasal 1 butir 7
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal menyatakan:
184
“informasi atau fakta materiel yang dapat diperkirakan dapat mempengaruhi efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut:
“ informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada
bursa efek dan atau keputusan pemodal,calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.”
Selanjutnya Keputusan Bapepam Nomor: Kep-86PM1996 dan Peraturan Nomor X.K1 menyatakan:
185
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
patungan; 2.
Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; 3.
Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya; 4.
Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5.
Produk atau penemuan baru yang berarti; 6.
Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 7.
Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang;
184
Bismar Nasution, Op.cit, hal 75.
185
Ibid hal 75.
Universitas Sumatera Utara
8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material
jumlahnya; 9.
Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva material; 10.
Perselisihan tenaga kerja yang relative penting; 11.
Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan;
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
14. Penggantian walia amanat;
15. Perubahan tahun fiscal perusahaan.
Penentuan fakta materiel dalam Undang-Undang Pasar Modal Indonesia tersebut mirip dengan pendapat pengadilan dalam List v. Fashion Park, Inc, 340 F.2d 457 2d
Cir.1965 yang menyatakan bahwa “fakta materiel adalah meliputi fakta-fakta yang secara rasional dan objektif mempengaruhi nilai saham perusahaan.”Namun, pendapat
pengadilan dalam kasus List berkenaan dengan fakta materiel itu tidak diikuti lagi oleh pengadilan berikutnya.Sekarang ini, pengadilan di Amerika Serikat telah
mengembangkan konsep baru penentuan fakta materiel. Perkembangan penentuan fakta materiel di Amerika Serikat tersebut dapat dilihat dari penentuan pada tiga pendapat
pengadilan yang berkaitan satu sama lain.
186
Pertama, standar penentuan fakta materiel yang disahkan pengadilan melalui SEC v. Texas Gulf Sulphur, 401 F.2d 833 2d.Cir.1968, bahwa standar penentuan fakta
materiel adalah didasarkan pada test “kemungkinanukuran” “probabilitymagnitude”
186
Ibid hal 76.
Universitas Sumatera Utara
fakta meteriel atas informasi yang biasa berpengaruh kuat pada kemungkinan perusahaan di masa mendatang. Dalam hal ini faktor kemungkinan merupakan suatu
elemen dari penentuan fakta meteriel tersebut.
187
Dengan demikian untuk menentukan fakta merupakan materiel menurut test tersebut adalah tergantung pada keseimbangan indikasi kemungkinan bahwa suatu peristiwa
akan terjadi dan antisipasi ukuran dari peristiwa berdasarkan totalitas kegiatan perusahaan. Di samping itu, pengadilan dalam kasus Texas Gulf Sulphur tersebut
membuat kesimpulan bahwa pengetahuan tentang hasil penemuan mungkin penting terhadap investor yang rasional dan mungkin telah mempengaruhi harga saham.
188
Kedua, standar penentuan fakta materiel yang disahkan pengadilan melalui TSC Industries, Inc v Northway, 426 U.S.438 1976. Pengadilan dalam kasus Northway
menyatakan bahwa penentuan fakta materiel dalam kasus ini menggunakan pendekatan “Standar Resonable Shareholder” sejalan dengan pendapat bahwa sesuatu yang
menentukan fakta meteriel sangat tergantung dari tanggapan investor potensil atau pemegang saham institusional yang rasional, sebagaimana dinyatakan dalam Mills v.
Electric Autolite, 396 U.S 375 1970. Menguji sesuatu yang menjadi penentuan fakta materiel adalah ditentukan oleh pertimbangan yang matang untuk kepentingan
pemegang saham rasional.
189
Ketiga, standar penentuan fakta meteriel yang disahkan pengadilan melalui Basic, Inc v. Levinsion, 485 U.S 224 1998, bahwa standar fakta materiel yang ditetapkan
berdasarkan suatu fact-specifik-case-by-case yang bersumber dari keputusan pengadilan dalam kasus Northway dan kasus Texas Gulf Sulphur di muka pengadilan dalam kasus
187
Ibid hal 76.
188
Ibid hal 78.
189
Ibid hal 78.
Universitas Sumatera Utara
Basic berpendapat bahwa suatu penipuan materiel dilihat apakah pernyataan mempengaruhi keputusan investor yang rasional untuk berinvestasi.sebab berdasarkan
fraud-on-the market theory suatu pernyataan dikatakan menyesatkan hanya apabila pernytaan tersebut dapat membelokkan keputusan investor profesional untuk
berinvestasi.
190
Kepercayaan investor rasional terhadap sesuatu informasi yang dapat mempengaruhi harga, termasuk dalam kategori materiel.Berdasarkan ini, fakta materiel mencakup
seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yang dipercaya investor dapat mempengaruhi harga saham.Ukuran penentuan fakta materiel berdasarkan kepercayaan
ini menjadi test, sekaligus memperkaya ketentuan terminolgi fakta materiel.
191
Pendekatan terhadap bebrapa ukuran fakta materiel yang lahir dari penentuan dari pendapat pengadilan melalui ketiga kasus di muka, dapat dipakai sebagai bahan untuk
penentuan fakta meteriel dalam rangka penyempurnaan peraturan prinsip keterbukaan yang berlaku di pasar modal di Indonesia.Pendekatan tersebut penting karena dalam
peraturan pasar modal yang berlaku sekarang di Indonesia disebutkan bahwa fakta materiel ditentukan oleh sesuatu yang dapat mempengaruhi investor untuk melakukan
investasi tanpa membuat kualifikasi bobot investor dan unsur “kepercayaan investor”.
192
Keterbukaan informasi merupakan salah satu karakteristik khusus yang dikenal dalam bidang pasar modal. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
mengamanatkan agar emiten dan atau perusahaan publik senantiasa menjalankan prinsip keterbukaan, yang diimplementasikan melalui penyampaian informasi atau fakta
materiel terkait usaha atau efeknya. Dalam perjalanannya emiten dan atau perusahaan
190
Ibid hal 80.
191
Ibid hal 83.
192
Ibid hal 83.
Universitas Sumatera Utara
publik pasti melakukan bentuk aksi korporasi Corporate Action, baik berupa pembagian deviden, penerbitan saham bonus, dan lain sebagainya.Bapepam LK dan
Bursa Efek telah mengatur agar dalam menjalankan aksi korporasinya emiten dan atau perusahaan publik tetap memperhatikan prinsip keterbukaan guna mencegah adanya
kerugian bagi pemangku kepentingan.
193
Sehingga dalam hal penyampaian informasi yang merupakan fakta materiel sangat diperlukan keterbukaan informasi untuk menjamin kepercayaan investor yang terdiri
dari beberapa jenis-jenis informasi yaitu;
194
1. Keterbukaan informasi bagi pemegang saham tertentu yang diatur dalam peraturan
Bapepam LK No.X.M.1, yang pada pokoknya mengatur direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas
kepemilikannya atas perusahaan tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 10 sepuluh hari sejak terjadinya transaksi. Dan kewajiban tersebut juga berlaku bagi
setiap pihak yang memiliki 5 lima perseratus atau lebih saham disetor. Selanjutnya kedua laporan sebagaimana disebutkan tersebut sekurang-kurangnya
meliputi; a.
Nama, tempat tinggal dan kewarganegaraan; b.
Jumlah saham yang dibeli atau dijual; c.
Harga pembelian dan penjualan persaham; d.
Tanggal transaksi; dan
193
Alexander Lay Dkk, Ikhtisar Ketentuan Pasar Modal, Jakarta: The Indonesia Netherland Legal Reform Program NLRP, 2010, hal 1033.
194
Erlangga Kurniawan, Keterbukaan di Pasar Modal, dikutip dari ercolaw.comindex.php?option=com_contentview=articleid=58:keterbukaan-informasi-di-pasar-
modalcatid=25:the-projectitemid=50 terakhir diakses tanggal 21 Agustus 2014.
Universitas Sumatera Utara
e. Tujuan transaksi.
2. Keterbukaan informasi bagi emiten atau perusahaan publik yang dimohonkan
pernyataan pailit, diatur dalam peraturan Bapepam LK. No.X.K.5, emiten atau perusahaan publik yang gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan untuk
membayar kewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi, maka emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan mengenai hal tersebut
kepada Bapepam dan Bursa Efek dimana efek emiten perusahaan publik tercatat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua sejak emiten atau
perusahaan publik mengalami kegagalan atau mengetahui ketidakmampuan menghindari kegagalan dimaksud. Kemudian laporan tersebut memuat antara lain
rincian mengenai pinjaman termasuk jumlah pokok dan bunga, jangka waktu pinjaman, nama pemberi pinjaman, penggunaan pinjaman dan alasan kegagalan
atau ketidakmampuan menghindari kegagalan. Dan kewajiban administrasi lainnya. 3.
Keterbukaan informasi mengenai biaya penawaran umum diatur dalam surat edaran Bapepam LK No.SE-05BL2006, yang mengatur tentang informasi biaya
dikeluarkan oleh emiten atau dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum, baik pada prospektus maupun laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum
agar diungkapkan rincian masing-masing biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan penawaran umum, baik dalam presentase tertentu dan atau nilai
angka denominasi mata uang, yang antara lain meliputi biaya jasa yaitu, jasa pinjaman, jasa penyelenggaraan, jasa penjualan, jasa profesi penunjang pasar
modal, jasa lembaga penunjang pasar modal dan jasa konsultasi keuangan. Dalam hal terjadi perbedaan informasi dalam prospektus maupun prospektus ringkas
Universitas Sumatera Utara
dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan realisasi penggunaan dana hasil penwaran umum maka waib ditambahkan penjelasan penyebab perbedaan
informasi tersebut. 4.
Aspek keterbukaan informasi a.
Kewajiban pelaporan secara berkala 1
Dasar hukum penyampaian laporan keuangan berkala diatur dalam peraturan nomor X.K.2 yang isinya mencakup laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan tengah tahunan. Dan mengenai laporan keuangan ditentukan sebagai berikut;
a Memenuhi unsur laporan keuangan dan disusun sesuai standard akuntansi
yang berlaku umum. b
Wajib disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama. c
Wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. d
Wajib disertai dengan opini akuntan. e
Wajib disampaikan sebanyak 4 eksemplar dengan minimal 1 bentuk asli. f
Paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal lapooran keuangan tahunan, dengan ketentuan jika batas akhir penyampaian jatuh pada hari
libur maka waib disampaikan pada hari kerja sebelumnya. g
Dalam hal emiten telah menyampaikan laporan tahunan sebelum batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka tidak diwajibkan
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan.
Universitas Sumatera Utara
h Kemudian laporan keuangan tahunan telah ditentukan waktunya paling
lambat akhir bulan kedua pertama setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan akuntan
i Paling lambat akhir bulan ke-2 setelah tanggal laporan keuangan tengah
tahunan, jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelahaan terbatas. j
Paling lambat akhir bulan ke-3 setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. 2
Laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum diatur dalam Peraturan Nomor X.K.4 dengan waktu penyampaian secara berkala setiap 3
bulan, dan penyampaian paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Bentuk dan isi laporan disusun sesuai formulir X.K.4.1. Kemudian mengenai
perubahan penggunaan dana hasil emisi, wajib dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam dan LK harus mendapat persetujuan pemegang saham atau
pemegang obligasi dan wali amanat. Selanjutnya realisasi penggunanaan dana hasil emisi wajib dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam RUPS.
3 Kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik
diatur dalam Peraturan Nomor X.K.6. Laporan tahunan wajib disampaikan sebanyak 4 eksemplar dengan minimal 1 dalam bentuk asli dan laporan
tahunan dalam bentuk asli wajib ditandatangani secara langsung oleh direksi dan komisaris untuk kemudian wajib disampaikan sebanyak 6 eksemplar
dengan minimal 1 dalam bentuk asli dalam hal penyampaiannya sebelum batas tanggal penyampaian LKT. Waktu penyampaian laporan ini paling
Universitas Sumatera Utara
lambat 4 bulan setelah tahun buku terakhir, atau pada saat laporan tahunan tersedia untuk pemegang saham dalam rangka RUPS pada saat panggilan
RUPS. Mengenai isi dan bentuk laporan telah diatur dengan ketentuan sebagai berikut.
a Wajib disajikan dalam bahasa Indonesia,
b Wajib dicetak pada kertas berwarna terang dan berkualitas baik dengan
ukuran 21x30 cm. c
Wajib memuat rincian atas: atas ikhtisar data keuangan penting laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan
pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yangtelah diaudit oleh
akuntan. d
Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris. 4
Tentang jangka waktu waktu penyampaian laporan keuangan secara berkala dan laporan tahunan bagi emiten perusahaan publik yang efeknya tercatat di
bursa efek di Indonesia dan di bursa efek di negara lain diatur dalam Peraturan Nomor X.K.7. Merupakan pengecualian dari Peraturan Nomor
X.K.2 dan Peraturan Nomor X.K.6 mengenai batas waktu penyampaian pelaporan oleh emiten yaitu dengan mengikuti ketentuan otoritas pasar modal
di negara diaman saham emiten dicatatkan dan mengenai substansi informasi yang disampaikan dalam laporan berkala tetap wajib mengikuti ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2 dan Peraturan X.K.6.
Universitas Sumatera Utara
5 Tentang pemeringkatan atas efek bersifat utang diatur dalam Peraturan
Nomor IX.C.11. Kewajiban melakukan pemeringkatan efek bersifat utang oleh emiten pada saat;
a Menerbitkan efek bersifat utang melalui penawaran umum
b Setiap tahun sampai dengan efek bersifat utang jatuh tempo dan dibayar
lunas c
Adanya fakta materiel atau peristiwa penting yang dapat mempengaruhi kemampuan emiten memenuhi kewajiban danatau mempegaruhi resiko
yang dihadapi pemegang efek bersifat utang. 6 Waktu penyampaian ditentukan sebagai berikut :
a Paling lambat 14 hari setelah masa berlaku hasil pemeringkatan efek
kepada Bapepam-LK, wali amanat dan bursa efek, serta mengumumkan dalam 1 surat kabar berbahasa yang berperedaran nasional
b Paling lambat 2 hari kerja sejak diterimanya hasil pemeringkatan baru,
pernyataan dan pendapat lain terkait pemeringkatan karena adanya fakta materiel atau kejadian penting yang dapat mempengaruhi kemampuan
emiten atau mempunyai resiko bagi pemegang efek bersifat hutang, emiten wajib menyampaikan kepada Bapepam-LK, wali amanat dan bursa efek
dan mengumumkannya dalam 1 surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
c Paling lambat 90 hari sebelum efek bersifat utang jatuh tempo, emiten
wajib menyampaikan ke Bapepam-LK, wali amanat dan bursa efek dan mengumumkannya dalam1 surat kabar berbahasa Indonesia yang
Universitas Sumatera Utara
berperedaran nasional, hasil pemeringkatan baru, pernyataan dan pendapat atas efek yang bersifat utang. Emiten wajib menyampaikan ke Bapepam-
LK, wali amanat dan bursa efek dan mengumumkannya dalam 1 surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
d Seluruh bukti pengumuman melalui surat kabar wajib disampaikan ke
Bapepam-LK paling lambat 2 hari kera setelah pengumuman. b.
Kewajiban laporan insidentil 1
Tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik diatur dalam Peraturan No.X.K.1, dengan waktu penyampaian akhir hari kerja
ke 2 setelah keputusan atau terdapatnya informasi atau fakta materiel yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek atau keputusan pemodal. Kemudian
informasi atau efek materiel yang harus diumumkan adalah: a
Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan atau pembentukan usaha patungan
b Pemecahan saham atau pembagian dividen yang luar biasa sifatnya
c Perolehan atau kehilangan kontrak penting
d Produk atau penemuan baru yang berarti
e Perubahan pengendalian atau perubahan manajemen
f Pembelian kembali atau pembayaran efek bersifat utang
g Penjualan tambahan tambahan efek yang materiel jumlahnya
h Perselisihan tenaga kerja
i Tuntutan hukum terhadap perusahaan, direktur danatau komisaris
j Mengajukan penawaran untuk membeli efek perusahaan lain
Universitas Sumatera Utara
k Pergantian wali amanat
l Perubahan tahun fiscal Dan seluruhnya ini harus disampaikan laporan nya.
2 Keterbukaan informasi bagi emiten atau perusahaan publik yang dimohonkan
pailit, hal ini diatur dalam peraturan peraturan nomor X.K.5 dengan waktu pelaporan sesegera mungkin paling lambat akhir hari kerja ke 2 sejak emiten
mengalami kegagalan, mengetahui ketidakmampuan menghindari kegagalan, atau mengetahui adanya permohonan pernyataan pailit. Sementara kondisi
yang mewajibkan keterbukaan informasi adalah kondisi dimana; a
Gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan memenuhi kewajiban pada pihak yang terafiliasi
b Emiten yang diajukan ke pengadilan untuk dimohonkan pernyataan pailit
3 Keterbukaan informasi tentang keterbukaan informasi pemegang saham
tertentu diatur dalam Peraturan Nomor X.M.1. dengan waktu pelaporan paling lambat 10 hari setelah terjadinya transaksi perubahan kepemilikan
saham. Kewajiban pelaporan dilakukan oleh direksi atau komisaris perubahan yang memilki paling sedikit 5 atas saham yang disetor perusahaan
informasi yang disampaikan, meliputi; a
Nama, tempat tinggal dan kewarganegaraan b
Jumlah saham yang dibeli atau dijual c
Harga pembelian dan penjualan per saham d
Tanggal transaksi e
Tujuan dari transaksi
Universitas Sumatera Utara
4 Kewajiban melakukan keterbukaan informasi dalam rangka aksi korporasi
diatur dalam berbagai peraturan yaitu; a
Peraturan Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu b
Peraturan Nomor IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Terlebih Dahulu
c Peraturan Nomor IX.D.5 tentang Saham Bonus
d Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi Dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu e
Peraturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material Dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama
f Peraturan Nomor IX.F.1 tentang Penawaran Tender
g Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan Usaha Atau Peleburan
Usaha Perusahaan Publik Emiten h
Peraturan Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka i
Peraturan Nomor IX.I.1 tentang Rencana Dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
j Peraturan Nomor IX.L.1 tentang Cara Pelaksanaan Kuasi Reorganisasi
k Peraturan Nomor XI.B.2 tentang Pembelian Kembali Saham Yang
Dikeluarkan Oleh Emiten Perusahaan Publik. Terpenuhinya seluruh ketentuan yang termuat didalam laporan keuangan yang
disampaikan oleh perusahaan publik akan menjamin kepercayaan investor terhadap pasar modal yang diberikan untuk mempercepat proses pengikutsertaan masyarakat
dalam pasar modal serta upaya untuk pembiyaan pembangunan nasional.
Universitas Sumatera Utara
D. Keterbukaan dalam hal terjadinya Penghapusan Paksa Forced Delisting