Pengertian dan Konsep Keterbukaan Dalam Pasar Modal Di Indonesia

BAB III PRINSIP KETERBUKAAN DI PASAR DALAM FORCED DELISTING

A. Pengertian dan Konsep Keterbukaan Dalam Pasar Modal Di Indonesia

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti di pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. 123 Didalam pasar modal secara umum prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada undang- undang pasar modal yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu tepat seluruh informasi materiel mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. 124 Menjalankan tata kelola perusahaan yang baik atau lazim disebut good corporate governance merupakan bagian yang penting dijalakan dalam menjalankan kegiatan yang memiliki hubungan dengan masyarakat umum.Corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji para pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan, dan lain sebagainya.Pemahaman tentang praktik corporate governance terus berevolusi dari waktu ke waktu.Kajian atas corporate governance mulai disinggung pertama kalinya Berle dan Means pada tahun 1932 ketika membuat sebuah buku yang 123 Bismar Nasution,Op.Cit. hal 1. 124 Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara menganalisis terpisahnya kepemilikan saham ownership dan control. Pemisahan tersebut berimplikasi pada timbulnya konflik kepentingan antara para pemegang saham dengan pihak manajemen dalam struktur kepemilikan perusahaan yang tersebar dispersed ownership. 125 Pada akhir tahun 1980-an mulai banyak kesimpulan yang menyebutkan struktur kepemilkan dalam bentuk dispersed ownership akan memberikan dampak bagi buruknya manajemen. Untuk pertama kalinya, usaha untuk melembagakan corporate governance dilakukan oleh Bank Of England dan London Stock Exchange pada tahun 1992 dengan membentuk Cadbury Committee Komite Cadbury, yang bertugas untuk menyusun corporate governance code yang menjadi acuan utama benchmark di banyak negara. 126 Komite Cadbury mendefenisikan corporate governance sebagai sebuah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders.Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya. 127 Corporate governance menurut OECD adalah sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate 125 Indra Surya Ivan Yustiavadana, Penerapan Good Corporate Governance Jakarta: Kencana,2006 hal 24. 126 Ibid. 127 Ibid. Universitas Sumatera Utara governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus menfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien. 128 Menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN Nomor Kep- 117M-MBU2002 corporate governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan dan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. 129 Defenisi lain juga diberikan oleh Price Waterhouse Coopers tentang corporate governance yang merupakan terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai proses, kebijakan- kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien efektif dalam mengelola resiko dan bertanggungjawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholders. 130 Dalam rangka economy recovery pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund IMF memperkenalkan dan mengintroduksir konsep good corporate governance GCG sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham stakeholders dan kreditor agar dapat memperoleh kembali investasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank ADB 128 Ibid. 129 Ibid. 130 Ibid. Universitas Sumatera Utara menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia adalah mekanisme pengawasan dewan komisaris board of director dan komite audit audit committee suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham dan pengeloalaan perusahaan yang belum profesional. Dengan demikian, penerapan konsep GCG di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahtraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders. 131 Good corporate governance secara defenitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah value added untuk semua stakeholder.Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar akurat dan tepat pada waktunya dan kedua kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan disclousure secara akurat dan tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaaan kepemilikan dan stakeholder.Secara singkat ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility.Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan dan prinsip GCG ini dapat menjadi penghambat constrain aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan. 132 Unsur-unsur GCG secara umum merupakan terdiri dari beberapa hal-hal sebagai berikut ; 131 Adrian Sutedi, Good Corporate Governance,Jakarta:Sinar Grafika,2011,hal 1. 132 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1. Fairness keadilan, menjamin perlindungan hak para pemegang saham dan menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor. 2. Transparancy transparansi, mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. 3. Accountability akuntabilitas, menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris. 4. Responsibility pertanggungjawaban, memastikan dipatuhinya peraturan-peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai-nilai sosial. 133 Keterbukaan transparancy adalah bagian penting yang menjamin terselenggaranya Good Corporate Governance.Dalam strategi pengembangan umum pasar modal yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Bepepam disadari salah satu penyebab rentannya perusahaan-perusahaan di Indonesia terhadap gejolak perekonomian adalah lemahnya penerapan Good Corporate Governance dalam pengelolaan perusahaan.Kondisi tersebut ditandai dengan standar laporan yang minimal tentang kinerja keuangan perusahaan, khususnya tentan kewajiban utang-piutang, tidak ada direktur independen dan diragukannya independensi auditor. 134 Pada mulanya pengaturan pasar modal di Amerika Serikat tersebut dilatarbelakangi pemikiran perlunya anti fraud melalui prinsip keterbukaan yang berasal dari doktrin Franklin Delano Roosevelt, Presiden Amerika Serikat, saat pasar modal mengalami kejatuhan pada Oktober 1929. Presiden Roosevelt menyampaikan pesan kepada 133 Ibid. 134 Ibid. Universitas Sumatera Utara Mahkamah Agung dan kongres mengenai suatu filosofi yang mendasar dalam proposal securities laws dengan doktrin perubahan peraturan kuno caveat emptor menjadi caveat vendor. Doktrin ini telah menjadi filosofi dan sekaligus tujuan utama Securities Act 1933, yang mengatur penyediaan informasi fakta materiel dan untuk mencegah perbuatan curang dalam penjualan saham. Filosofi pengaturan Securities Act 1933 yang selanjutnya diperluas pengaturannya oleh Securities Exchange Act 1934 mengenai kewajiban prinsip keterbukaan dan anti fraud dalam pembelian dan penjualan saham di pasar modal pada saat lahirnya adalah untuk menanggapi jatuhnya pasar modal Oktober 1929 yang mengakibatkan krisis keuangan dan great depression, yang pada mulanya kejadian ini berasal dari gagalnya bank dan pialang yang meminjamkan uang untuk membeli saham pada masa great depression. 135 Terdapat tiga fungsi dari prinsip keterbukaan di dalam pasar modal yaitu yang pertama berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.Tidak adanya keterbukaan dalam pasar modal membuat investor tidak percaya terhadap mekanisme pasar.Sebab prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi karena melalui keterbukaan bisa terbentuk suatu penilaian judgment terhadap investasi, sehingga investor secara optimal dapat menentukan piihan terhadap portofolio mereka.Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi makin tinggi.Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketutupan informasi dapat 135 Bismar Nasution,Op.cit., hal 6. Universitas Sumatera Utara menimbulkan ketidakpastian bagi investor, dan konsekuensinya menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal. 136 Kedua, prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien.Filosofi ini didasarkan pada konstruksi pemberian informasi secara penuh sehingga menciptkan pasar modal yang efisien, yaitu harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia. Dengan demikian prinsip keterbukaan dapat berperan dalam meningkatkan supply informasi yang benar, agar dapat ditetapkan harga pasar yang akurat. Hal menjadi penting karena berkaitan dengan pasar modal sebagai lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan informasi.Tanpa informasi peserta tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan.Kalau inforasi mengenai saham sedikit, maka investor yang melakukan informasi relatif kecil. Bisa juga terjadi bahwa suatu saham yang kualitasnya baik akan mempunyai harga yang rendah dari semestinya. Hal ini dapat teradi apabila informasi mengenai saham tersebut tidak tersedia secara luas dan akurat. Dengan perkataan lain, informasi saham yang mutunya rendah dapat mengakibatkan harga saham itu menjadi lebih rendah dari semestinya. Karena itu untuk menjual saham pada pasar primer dan pasar sekunder, manajemen perusahaan harus menjaga pasar. Artinya semua informasi yang relevan mengenai apa yang ada dan akan ada harus dikemukakan. Jika tidak mereka akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya. 137 Ketiga, prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan fraud. Sangat baik untuk dipahami ungkapan yang pernah diungkapkan Barry A.K. Rider : “sun light is the best disinfectant and electric light the best policeman”. Dengan perkataan lain, Rider 136 Ibid hal 8. 137 Ibid hal 9. Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa “more disclousure will inevitably discourage wrongdoing and abuse”. Selanjutnya dia menyatakan bahwa dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu dibuktikan, tetapi lebih banyak bergantung pada informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa informasi itu disampaikan. Fungsi prinsip keterbukaan untuk mencegah terjadinya penipuan ini adalah pendapat yang paling tua. 138 Prinsip keterbukaan telah menjadi fokus sentral dari pasar modal dan undang- undang pasar modal Indonesia juga mengatur pelaksanaan prinsip keterbukaan sehingga investor dan pelaku-pelaku bursa lainnya mempunyai informasi yang cukup dan akurat untuk pengambilan keputusan. Namun disadari bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan berbagai pengaturan pelaksanaannya belum memuat secara cukup ketentuan-ketentuan prinsip keterbukaan. 139 Substansi Undang-Undang Pasar Modal Indonesia banyak hal mirip dengan Securities Act 1933 dan Securities Exchange Act 1934 yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam Undang-Undang Pasar Modal Indonesia, misalnya antara lain istilah “disclosure” diterjemahkan “keterbukaan”, “prospectus” diterjemahkan “prospektus”, “insider trading” diterjemahkan “perdagangan orang dalam”, “insider” diterjemahkan “orang dalam”, “materiel fact” diterjemahkan “fakta materiel”, dan “misleading” diterjemahkan “menyesatkan”. 140 Transparansi merpakan terjemahan dari Transparency atau Transparan.Kata tersebut diciptakan dari dua kata yaitu trans yang memberikan arti perpindahan pergerakan movement dan parent yang berarti layak visible. 141 138 Ibid. 139 Ibid hal 10. 140 Ibid. 141 Richard W.Oliver, “what is transparency ?”,Singapore: McGraw-Hill 2004, hal 3. Menurut Oxford Universitas Sumatera Utara English Dictionary menyebutkan transparent mempunyai arti yaitu “having the property of transmitting light, so as to render bodies lying beyond completely visible”. Konsep ini memberikan arti bahwa transaparan merupakan sebuah informasi yang dimilikinya dan diteruskan kepada pihak lain merupakan sebuah informasi menadi lebih baik. Artinya informasi tersebut harus disampaikan kepada pihak lain karena informasi tersebut sangat berguna untuk membuat pemilik informasi menjadi lebih layak dan bagus. Dalam kehidupan nyata maskudnya bahwa informasi yang dimilki perusahaan tidak baik bila tidak dimiliki hanya agen direksi dan manager karena stakeholder akan merasa dirugikan. Informasi ini juga memberikan keuntungan kepada pihak lain ketika diketahui karena pihak lain dapat melihat secara nyata posisi perusahaan. Konsep keterbukaan di pasar modal harus dijalankan oleh perusahaan ketika suatu perusahaan yang bermaksud go public, maka konsep keterbukaan itu harus dimaluai ketika dalam periode pra pencatatan pernyataan pendaftaran dan masa tunggu sebelum pernytaan pendaftaran menadi efektif, periode setelah pernyataan pendafaran menjadi efektif berkenaan dengan perdagangan saham di pasar primer dan pasar sekunder. Berikutnya membahas pertanggung-jawaban hukum pelanggaran prinsip keterbukaan sesudah perusahaan listing di bursa efek. 142 Pelaksanaan prinsip keterbukaan sebelum pernyataan pendafataran menjadi efektif merupakan seharusnya sudah dilaksanakan ketika pelaksanaan prinsip keterbukaan yang paling awal, sehingga mekanisme pasar modal sudah dimulai pada saat perusahaan memasuki tahap pra-pencatatan pernyataan pendaftaran.Dalam pernyataan pendaftaran Registration Statement, yang wajib diserahkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal 142 Bismar Nasution, Op.cit., hal 91. Universitas Sumatera Utara Bapepam terdiri dari prospektus awal preliminary prospectus dan dokumen- dokumen pendukung. Prospektus awal tersebut mirip dengan dokumen yang terdapat di Amerika Serikat yang disebut dengan red herring, atau tombstone, yaitu suatu dokumen yang isinya memberikan informasi terbatas mengenai nama emiten, judul, jumlah saham yang ditawarkan, harga penawaran, dan dimana prospectus bisa diperoleh, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor 134 SEC. 143 Praktek yang terjadi di pasar modal di Indonesia fungsi prospektus awal dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada calon investor memperoleh informasi segera setelah pernyataan pendaftaran diterima oleh Bapepam.Dalam konteks ini muncul suatu persoalan, yaitu apakah perlu dibuat suatu ketentuan bagi emiten untuk memberitahukan kapan dan dimana calon investor bisa memperoleh prospektus awal.Misalnya membuat ketentuan yang mengatur adanya prospektus awal. Dalam perkataan lain, perlu dibuat yang dapat mengambil alih fungsi prospektus ringkas menjadi prospektus awal. Oleh karena itu Bapepam perlu mempertimbangkan, apakah masih perlu diterapakan pemakaian prospektus ringkas. Usul ini didasarkan pada, pertama walaupun prospektus belum memuat informasi tentang harga penawaran dan informasi lain yang berhubungan dengan harga, tetapi kandungan prospektus awal lebih rinci dibandingkan dengan prospektus ringkas. Kedua, waktu yang tersedia bagi calon investor untuk melakukan kajian tentang prospek perusahaan menjadi lebih panjang.Ketiga, melalui prospektus awal emiten dapat melakukan kegiatan marketing yang lebih interaktif dan dialogis secara lebih dini.Keempat, Bapepam bisa 143 Ibid, hal 92. Universitas Sumatera Utara menggunakan prospektus awal untuk memacu kontrol sosial atas kualitas keterbukaan emiten. 144 Perkembangan di pasar modal di Indonesia dapat dilihat bahwa informasi penting lainnya yang dapat dipahami perkembangan peraturan pasar modal di negara maju, adalah bahwa penegakan hukum prinsip keterbukaan itu harus sejalan dengan yang diinginkan hukum pasar modal, dan penegakannya juga harus sesuai dengan hukum lain yang di luar hukum pasar modal. Hukum lain yang berkaitan dengan kegiatan pasar modal yaitu hukum yang mengatur masalah-masalah klausula sosial social clause, antara lain masalah perlindungan tenaga kerja, perlindungan konsumen, perlindungan lingkungan hidup dan masalah status hak atas tanah yang berkaitan dengan informasi penting dan relevan bagi perusahaan. Misalnya di Amerika Serikat masalah klausula perlindungan lingkungan hidup secara tegas diterapkan.Perusahaan atau emiten harus memuat masalah klausula perlindungan lingkungan hidup yang dipersyaratkan hukum, walaupun hukum tersebut bukan hukum pasar modal.Misalnya ketentuan mengenai kewajiban dan tanggung jawab perusahaan untuk melakukan keterbukaan yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan environmental disclousure. 145 Terjadinya permasalahan yang terdapat dalam prospektus awal yang tidak melakukan prinsip keterbukaan dan melakukan pelanggaran terhadap hal-hal diatas dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan penanaman modal.Sehingga untuk menjamin adanya perlindungan bagi para pemilik modal makan menjalankan prinsip keterbukaan ini merupakan kewajiban yang harusnya menjadi persyaratan dalam menjaga kepercayaan investor. 144 Ibid, hal 93. 145 Ibid, hal 94. Universitas Sumatera Utara Masalah lainnya, berkenaan dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan sebelum pernyataan pendaftaran menjadi efektif adalah standar due diligence menyangkut tanggung jawab lembaga dan profesi penunjang pasar modal, sebagaimana diatur dalam Pasal 80 Undang-Undang Pasar Modal Indonesia. Ketentuan pasal 80 tersebut sama dengan ketentuan yang berlaku di pasar modal Amerika Serikat. Section 11 Securities Exchange Act 1933 mengatur bahwa akuntan auditor, penjamin emisi, emiten, orang- orang yang menandatangani pernyataan pendaftaran, dan tenaga ahli yang mempersiapkan bagian laporan dari pernyataan pendaftaran baik bersama-sama atau sendiri-sendiri bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari informasi menyesatkan atau palsu yang disajikan dalam pernyataan pendaftaran penawaran umum perdana.Tanggung jawab bersama dan sendiri menempatkan resiko kerugian kepada para peserta yang terlibat dalam penyusunan pernyataan pendaftaran. 146 Tanggung jawab bersama atau sendiri dari pihak emiten atau konsultan atau eksekutif perusahaan, penjamin emisi, akuntan publik, konsultan hukum atau pihak lain atas informasi yang menyesatkan yang disajikan dalam pernyataan pendaftaran, dapat dicermati dalam Escott v. BarChris Construction Corp,283F.Supp 643 S.D.N.Y. 1968. Pada kasus BarChris Construction Corp BarChris tersebut eksekutif perusahaan, penjamin emisi, akuntan publik dan konsultan hukum, yang menyusun pendaftaran perusahaan BarChris Construction, digugat oleh Escott beserta 60 orang pemegang saham debenture lainnya, berdasarkan tuduhan melakukan misrepresentation atau omission pada pernytaan pendaftaran. 147 146 Ibid, hal 115. 147 Ibid hal 115. Universitas Sumatera Utara Peristiwa yang sampai pada pengadilan ini memberikan kesimpulan bahwa para penggugat menyatakan bahwa mereka telah melakukan due diligence atas fakta yang disampaikan dalam pernytaan pendaftaran.Namun demikian pengadilan menyatakan semua tergugat terbukti bersalah.Dalam perkara ini hakim berpendapat, bahwa banyak pernytaan yang salah dan disembunyikan yang sifatnya materiel dalam pernyataan pendaftaran, oleh karena itu hakim tidak dapat menetapkan pembelaan due diligence para tergugat. 148 Apabila pengadilan berpendapat tidak dapat menetapkan pembelaan due diligence terhadap para tergugat atau terbukti bersalah dalam pekerjaan mereka untuk menyiapkan pernyataan pendaftaran emiten, maka para tergugat harus bertanggung jawab atas kesalahan dalam pernyataan pendaftaran.Sebaliknya, apabila kesalahan atas gugatan kepada mereka tidak terbukti, maka mereka dapat melakukan pembelaan due diligence due diligence defence. 149 Sejalan dengan hal ini konsep pembelaan due diligence sudah diatur dalam Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Pasar Modal Indonesia.Ketentuan pembelaan due diligence tersebut, memberikan jaminan lepas dari tanggung jawab hukum bagi penjamin emisi dan para profesi bertindak secara profesional dan telah mengambil langkah-langkah yang cukup untuk memastikan, bahwa pernyataan pendaftaran telah benar dan tidak ada fakta materiel yang mereka ketahui tidak dimuat dalam pernyataan pendaftaran. 150 Sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam pernyataan pendaftaran terdiri dari lembaga dan profesi penunjang pasar modal, seperti penjamin emisi underwriter, akuntan, konsultan hukum, penilai, notaris, dan profesi lain yang ditetapkan dengan 148 Ibid hal 116. 149 Ibid hal 116. 150 Ibid hal 116. Universitas Sumatera Utara peraturan pemerintah. Oleh karena itu, lembaga dan profesi penunjang pasar modal harus melaksanakan prinsip keterbukaan dengan mengungkapkan segala informasi yang mengandung fakta meteriel dari emiten. 151 1. Opini akuntan Pelaksanaan prinsip keterbukaan juga menyangkut hal-hal yang meliputi aspek keuangan, maka terlihat beberapa masalah seperti yang disampaikan I Putu Gede Ary Suta bahwa terdapat enam permasalahan dalam evaluasi keuangan ; Dalam beberapa hal, opini akuntan publik masih belum sepenuhnya mengacu pada standard auditing PSA 29.Misalnya penempatan paragraf yang tidak sesuai dengan aturan yng ditentukan, atau kesalahan dalam pemuatan pernyataan tentang pengaruh perubahan metode penyusutan yang sifatnya substansial. 2. Accounting policy Pemahaman tentang accounting policy masih belum memuaskan.Accounting policy yang diungkapkan masih belum lengkap, sebab hal-hal penting masih sering terlupakan, seperti prinsip konsolidasi, penggabungan usaha, amortization of goodwill atau intangible assets lainny. 3. Konsistensi penerapan standar akuntansi Salah satu ciri dari praktik akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan go public adalah adanya perubahan penerapan standar dari yang tidak diterima umum unacceptable kepada yang lebih diterima umum acceptable. Perubahan ini mempengaruhi konsistensi yang harus diungkapkan, namun keadaan ini sering tidak terungkap dan diabaikan. 4. Perubahan penerapan standar akuntansi Pengaruh atas perubahan standard akuntansi perlakuannya masih belum seragam. Terhadap permasalahan yang sama, sebagian akuntan tidak melakukan penyesuaian laporan keuangan yang lalu, sebagian lainnya melakukan penyesuaian laporannya terdahulu. Hal ini perlu mendapat perhatian para akuntan agar terdapat keseragaman penerapan standar akuntansi. 5. Cakupan catatan atas laporan keuangan Catatan dalam laporan keuangan masih dibuat sekenanya saja, misalnya dinyatakan sebagai berikut “ Utang bank pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sebesar Rp. 12 miliar”. Dengan demikian tidak ada tambahan manfaat dari informasi yang diberikan dalam catatan tersebut. 6. Pemilihan alternatif standar yang agresif. Masih ditemukan bahwa dalam pemilihan penerapan standar akuntansi, akuntan publik cenderung untuk memilih alternatif yang paling menguntungkan perusahaan, bukan didasarkan kriteria objektif. 152 151 Ibid hal 117. 152 Ibid hal 123. Universitas Sumatera Utara Konsep keterbukaan di pasar modal juga dilaksanakan di dalam perdagangan saham di pasar perdana.Masalah yang muncul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan pada perdagangan saham di pasar perdana adalah terpusat dalam penyampaian informasi penawaran saham melalui prospektus, dan selanjutnya adalah berkenaan dengan pengaturan hukum mengenai prospektus.Prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta materiel.Begitupun tuntutan yang berkaitan dengan keakuratan informasi prospektus masih tetap muncul. 153 1. Informasi belum bersifat siap pakai. Dalam banyak hal informasi yang disaikan dalam prospektus merupakan informasi yang masih memerlukan interpretasi dan analisis agar bisa menjadi informasi yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan. Misalnya mengenai laporan keuangan, investor perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menganalisis antar pos-pos dalam laporan keuangan itu sendiri, perkembangan perusahaan dari tahun ketahun, maupun membandingkannya dengan perusahaan sejenis yang lain. Alasan tuntutan adalah karena sulitnya memperoleh informasi dalam prospektus yang mengandung nilai akurat yang tinggi.I Putu Gede Ary Suta saat menjadi ketua Bapepam mengatakan, bahwa investor sebelum mengambil keputusan investasi harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan informasi emiten yang terdapat dalam prospektus. Mengenai hal-hal tersebut ia menyatakan : 2. Informasi yang banyak yang bersifat kualitatif. Data yang diungkapkan dalam prospektus banyak yang bersifat kualitatif yang tentunya akan banyak berpengaruh terhadap jalannya perusahaan di masa yang akan datang. Misalnya informasi tentang manajemen perusahaan, rencana-rencana yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang dan sebagainya. Tentunya dalam mengambil keputusan investasi pemodal diharuskan untuk melakukan pertimbangan tertentu sehingga analisis yang dilakukan lebih menghasilkan kesimpulan yang tepat. 3. Informasi yang bersifat kuantitatif dibuat berdasarkan taksiran. Dalam banyak hal informasi yang bersifat kuantitatif yang diungkapkan dalam prospektus dibuat berdasarkan taksiran atau metode-metode penilaian sehingga dalam membaca prospektus sangat diperlukan pertimbangan untuk mengambil keputusan, apakah informasi-informasi tersebut relevan dan dapat diandalkan. 153 Ibid hal 133. Universitas Sumatera Utara 4. Informasi yang disajikan banyak bersifat historica. Prospektus lebih banyak memuat data dan informasi masa lalu perusahaan daripada mengunkapkan tentang proyeksi perusahaan mendatang. Berdasarkan data historis yang ada pemodal harus membuat perkiraan dan proyeksi tentang kondisi perusahaan di masa mendatang. 5. Kondisi makro ekonomi jauh berbeda antara saat prospektus dibuat dengan kondisi sebenarnya yang terjadi setelah perusahaan go public. Perlu dipertimbangkan oleh pemodal mengenai asumsi kondisi makro ekonomi yang perubahannya sangat cepat, sehingga dalam melakukan analisis perlu menganalisis fenomena ekonomi secara global, misalnya mengenai kondisi moneter, perdagangan, kebijakan- kebijakan negara lain dan sebagainya. 154 Sehingga dalam perdagangan pasar perdana maka sangat diperlukan adanya prinsip keterbukaan. Sebetulnya tuntutan atas tidak keakuratan informasi dalam prospektus tidak akan terjadi, bila pembuatan prospektus tidak akan terjadi, bila pembuatan prospektus dilakukan dengan sesuai dengan Pasal 81 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Oleh karena ketentuan tersebut telah menetapkan prospektus harus memuat keterangan yang benar tentang fakta materiel. 155 Prospektus yang tepat sangat memberikan gambaran yang benar terhadap keadaan yang memuat tentang informasi yang terdapat dalam perdagangan saham di dalam kegiatan di lantai bursa.Prospektus yang menggambarkan fakta materiel yang benar sangat penting bagi investor. Menurut Edward G.Eisert, bahwa prospektus bertujuan untuk menyediakan informasi penting tentang perusahaan yang akan melakukan pendaftaran. Penyediaaan informasi yang demikian itu membantu para investor dalam membuat keputusan untuk membeli saham yang ditawarkan. 156 Fungsi prospektus sangat vital bagi setiap investor karena prospektus memberikan pengetahuan yang cukup dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan untuk membeli suatu saham, maka bentuk atau isi dan saat 154 Ibid hal 135. 155 Ibid hal 135. 156 Ibid hal 135. Universitas Sumatera Utara penyampaian prospektus kepada calon investor memerlukan pengaturan yang cukup sehingga dapat bermanfaat sebagai salah satu cara untuk melindungi investor dari penjualan yang curang fraudulent sales. 157 Selain mengenai prospektus dalam pengelolaan perdagangan saham di pasar perdana terdapat juga masalah lain yaitu masalah proyeksi emiten. Masalah ini cukup mengkhawatirkan karena dalam prospektus terkadang jarang memuat masalah proyeksi emiten.Informasi proyeksi yang digambarkan emiten dalam prospektus merupakan informasi yang lebih bannyak bersifat historikal, yaitu informasi yang cenderung lebih banyak memuat data dan informasi masa lalu perusahaan daripada mengungkapkan proyeksi perusahaan di masa mendatang. 158 Prinsip keterbukaan pada perdagangan pasar saham di pasar sekunder merupakan bagian dari pelaksanaan yang terpenting dalam melakukan kegiatan di pasar modal sebagai bagian dari menjaga kepercayaan investor di pasar modal.Kegaitan ini berkangsung secara berkelanjutan selama perusahaan tersebut tercatat di pasar modal. Warran E. Buffet pimpinan Berkshire Hathaway, Inc menytakan, bahwa seorang investor yang pintar intelligent investor dalam peradagangan saham akan memperoleh yang lebih baik di pasar sekunder dibandingkan membeli saham di pasar perdana. Dikatakannya, pasar perdana diatur oleh controlling stockholders dan perusahaan yang biasanya memilih waktu melakukan penawaran. Apabila pasar sedang tidak baik unfavorable, mereka akan menangguhkan penawarannya. Dapat dipahami di sini 157 Ibid hal 136. 158 Ibid hal 137. Universitas Sumatera Utara penjual tidak melakukan tawar-menawar, tetapi sesungguhnya yang menjadi motif controlling stockholders menjual saham dalam keadaan yang menguntugkan. 159 Fenomena pada pasar perdana, dapat dilihat bahwa pasar yang efisien sesungguhnya terdapat pada pasar sekunder.Oleh sebab itu, keterbukaan pada pasar sekunder ini sangat dominan dan crucial dalam menentukan harga saham. 160 Secara umum keterbukaan di pasar sekunder merupakan kegiatan dan prinsip yang dilakasanakan di pasar modal.keterbukaan wajib berlangsung selama perusahaan go public. Prinsip keterbukaan itu dilaksanakan melalui penyampaian laporan keuangan secara berkala, laporan mengenai fakta materiel yang baru, larangan insider trading, dan larangan manipulasi pasar. Sehingga adanya keterbukaan memberikan jaminan dalam kegiatan investor untuk melalakukan pembelian saham yang ada dalam pasar modal. 161 Penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, khususnya untuk perusahaan terbuka perlu dilakukan, antara lain penyederhanaan proses dan tata cara Rapat Umum Pemegang Saham, mengakomodasi hak pemegang saham untuk mengajukan materi dan agenda RUPS, penggunaan hak pemegang saham secara langsung maupun dengan proxy. Di samping itu, perlu pula pengungkapan beasarnya gaji anggota dewan komisaris dan direksi, governance structures, dan kebijakan dalam laporan tahunan perusahaan terbuka, dan pembentukan Komite audit yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan manajemen pelaporan, dan hal-hal yang berkaitan dengan audit perusahaan. 162 159 Ibid hal 151. 160 Ibid hal 152. 161 Ibid hal 152. 162 Adrian Sutedi, Op.cit, hal 81. Universitas Sumatera Utara Mengingat konsep corporate governance belum memasyarakat di dalam dunia usaha di Indonesia, dipandang perlu untuk mensosialisasikan corporate governance tersebut kepada para pelaku pasar modal regulator dan Self Regulatory Organization SROs.Sosialisasi ini diperlukan guna memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai corporate governance kepada pihak-pihak tersebut. 163 1. Mendorong emiten menyusun laporan keuangannya sesuai dengan PSAK, dan International Accounting StandardsIAS; Sehingga memberikan jaminan yang baik oleh pasar modal terhadap para investor dalam melakukan kegiatan di pasar saham. Peningkatan prinsip GCG khususnya prinsip keterbukaan di dalam pasar modal juga dilakukan upaya-upaya terhadap emiten yaitu adanya upaya menyusun Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan bagi 22 sektor industri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengungkapan disclousure laporan keuangan emiten dilakukan bersama-sama antara BEJ, Ikatan Akuntan Indonesia dan Asosiasi Emiten Indonesia, penyusunan pedoman tersebut diharapkan akan dapat mendorong terciptanya good governance bagi emiten, yaitu dengan cara : 2. Mendorong emiten untuk lebih meningkatkan kualitas informasi laporan kuangannya. Misalnya dalam penyajian transaksi pada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. 164 Menjalankan prinsip keterbukaan juga diperlukan penyusunan peraturan baru di bidang pencatatan efek kewajiban penyampaian informasi, suspensi, delisting, dan relisting, diharapkan dapat meningkatkan corporate governance emiten, yaitu melalui : 163 Ibid hal 81. 164 Ibid hal 82. Universitas Sumatera Utara 1. Penetapan kriteria presentase saham yang dimilki oleh selain 5 lima pemegang saham terbesar dimiliki oleh publik akan mendorong emiten untuk meningkatkan keterbukaannya. Semakin tinggi presentasi tersebut, maka semakin besar perhatian publik kepada emiten, sehingga emiten dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas keterbukaannya. 2. Penetapan jangka waktu penyampaian laporan keuangan yang diaudit, dari 120 hari menjadi 90 hari. Hal ini mendorong emiten untuk meningkatkan dan membenahi sistem informasi akuntansinya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan good governance. 3. Emiten diwajibkan untuk menyampaikan informasi-informasi, antara lain, yaitu bila : a. Menandatangani atau membatalkan kontrak penjualan atau pembelian senilai 10 atau lebih dari nilai penjualan tahun terakhir; b. Menandatangani kontrak untuk penjamininan utang senilai 20 atau lebih dari modal disetor; c. Meminjam atau meminjamkan uang sebesar 10 atau lebih dari nilai total aktiva pada laporan keuangan terakhir. 165 Diwajibkan emiten menyampaiakan informasi tersebut, diharapkan kualitas kualitas keterbukaan informasi emiten akan menjadi lebih baik, yang pada akhirnya akan terbentuk good governance. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM beserta peraturan pelaksanaanya memberikan perlindungan kepada pemegang saham publik secara lebih besar. Hal ini dapat dilihat pada prinsip 165 Ibid hal 83. Universitas Sumatera Utara tranpasaransi atau keterbukaan, wajar dan efisien dalam UUPM beserta aturan-aturan pelaksananya. 166 Terdapat juga pengaturan tentang prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh pemegang saham yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dalam bidang pasar modal khususnya yang berkaitan dengan hak-hak dasar pemegang saham yaitu 167 1. Memperoleh metode yang aman dalam pendaftaran kepemilikan dan pengalihan sahamnya. a. Pasal 48 dan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya dalam Peraturan No. VI.B.1, memungkinkan pemegang saham memperoleh kenyamanan dan keamanan dalam mendaftarkan sahamnya dengan memperbolehkan perusahaan melimpahkan kewenangan pengadministrasian, pemindahan kepemilikan, penyerahan atau penerimaan efek kepada Biro Administrasi Efek BAE. 1. Angka 11 peraturan No.IX.J.1 diatur mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang mensyaratkan bahwa pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang menerimanya. 2. Peraturan No. VI.B.1 menetapkan bahwa dalam hal pengadministrasian, pemindahan kepemilikan, penyerahan atau penerimaan efek kepada BAE dilakukan oleh BAE, emiten dan BAE bertanggung jawab baik sendiri maupun bersama-sama kepada pemegang efek atas kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaiannya dalam melaksanakan tugasnya. 166 Ibid hal 102. 167 Ibid hal 102. Universitas Sumatera Utara a. Mendapatkan informasi yang relevan tentang perseroan secara tepat waktu dan mudah. 1 Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88, dan Pasal 89 Undang-Undang Pasar Modal mengatur kewaiban bagi emiten atau perusahaan publik untuk memberikan informasi kepada publik termasuk kepada pemegang saham mengenai keadaan perseroan baik secara berkala, ataupun insidentil dalam hal teradi peristiwa materill yang menyangkut perusahaan. 2 Peraturan IX.J.1 angka 13 mengatur bahwa laporan tahunan dan perhitungan tahunan harus disetujui oleh RUPS dan perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan labarugi. 3 Peraturan X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik mengatur bahwa setiap perusahaan publik atau emiten harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin atau paling lambat akhir hari kerja kedua setelah keputusan atau terjadinya informasi atau fakta materiil yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek, perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Yang termaksuk informasi atau fakta meteriil antara lain adalah penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, pembentukan usaha patungan, pembelian atau penjualan aktiva yang meteriil, dan perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen. 4 Peraturan X.K.2 tentang kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Setiap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan Universitas Sumatera Utara laporan keuangan secara berkala baik secara tahunan maupun tengah tahunan kepada Bapepam dengan ketentuan bahwa laporan keuangan tersebut wajib diumumkan kepada publik. 5 Peraturan X.K.5 tentang keterbukaan informasi bagi emiten atau perusahaan publik yang dimohonkan pernyataan pailit. b. Berpartisipasi dalam RUPS dan menggunakan hak suara. 1 Peraturan No.IX.E.1 tentang benturan kepentingan transaksi tertentu, Peraturan IX.G.1 tentang penggabungan atau peleburan usaha perusahaan publik atau emiten; dan peraturan IX.J.1 diatur bahwa pemegang saham berhak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam menggunakan hak suara dalam RUPS serta mendapatkan informasi mengenai tata cara RUPS termasuk penggunaan hak suara. 2 Peraturan No.IX.I.1 tentang rencana dan pelaksanaan RUPS diatur bahwa perusahaan diwajibkan untuk memberi kesempatan kepada pemegang saham untuk berpartisipasi dan menggunakan hak suara dalam RUPS serta informasi tentang tata cara RUPS termasuk prosedur, tata cara, dan agenda rapat. c. Pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi dan mendapat informasi secara layak serta tepat waktu terhadap keputusan perusahaan yang menyangkut perubahan fundamental perusahaan. 1 Peraturan No.IX.J.1 mengatur bahwa pemegang saham berhak mendapatkan informasi dan berpartisipasi memberikan suaranya dalam RUPS dalam hal-hal yang menyangkut perubahan fundamental perusahaan Universitas Sumatera Utara seperti penambahan modal, transaksi yang mempunyai benturan kepentingan. RUPS juga diperlukan dalam rangka mengalihkan atau menjadikan jaminan utang atas seluruh atas sebagian besar kekayaan perseroan atau melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pembubaran, dan kepailitan perseroan. Disamping itu, dalam hal memutuskan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dalam RUPS harus dihadiri oleh pemegang saham independen sekurang- kurangnya ½ dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimilki oleh pemegang saham independen serta keputusan diambil dengan persetujuan dari pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ pemegang saham independen yang hadir. 2 Peraturan No.IX.G.1 tentang penggabungan atau peleburan usaha perusahaan publik atau emiten, angka 3 huruf a mengatur bahwa direksi dan komisaris perusahaan publik atau emiten yang akan melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perseroan, masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan tetap terpenuhinya hak-hak pemegang saham publik dan karyawan. Pernytaan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang berisi rancangan penggabungan usaha atau peleburan usaha wajib diumumkan ringkasannya kepada masyarakat. Angka 3 huruf c mengatur bahwa penggabungan usaha atau peleburan usaha mendapat persetujuan dari RUPS. Direksi perseroan setelah memperoleh persetujuan komisaris wajib melakukan penjajakan kelayakan Universitas Sumatera Utara penggabungan atau peleburan perusahaan. Ketentuan ini seharusnya dilaksanakan oleh direksi semata-mata untuk kepentingan perusahaan atau pemegang saham. Dalam angka 4 huruf b peraturan ini juga diatur menyangkut penyelesaian hak-hak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui adanya penggabungan atau peleburan usaha. 3 Peraturan No.IX.E.1 tentang benturan kepentingan transaksi tertentu. Dalam peraturan ini diatur bahwa transaksi tertentu yang mempunyai benturan kepentingan wajib mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen. Pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam RUPS termasuk mengetahui prosedur dan tata cara RUPS dan mendapatkan informasi tentang rencana transaksi yang mempunyai benturan kepentingan harus pula disetujui oleh pemegang saham di dalam RUPS, dengan terlebih dahulu mengumumkan informasi rencana transaksi, kewajaran transaksi serta laporan keuangan perusahaan yang akan diakusisi, menerima penyertaan atau divestasi yang telah diaudit selam 2 tahun terakhir. Dari peraturan ini komisaris diharapkan memenuhi tugas untuk memantau dan me-manage potensial konflik antara manajemen, komisaris dan pemegang saham utama, termasuk terhadap penyalahgunaan aset perusahaan dan penyalahgunaan transaksi. d. Perlindungan pemegang saham dari setiap pihak yang karena kepemilikan atau kedudukannya mengendalikan perusahaan. 1 Dalam Pasal 87 Undang-Undang Pasar Modal diatur bahwa direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik wajib melaporkan Universitas Sumatera Utara kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa pihak yang memiliki sekurang- kurangnya 5 saham emiten atau perusahaan publik wajib melaporkan kepada Bapepam. 2 Pembelian saham oleh pihak tertentu melalui bursa efek, sehingga kepemilikannya mencapai 20 atau lebih dari seluruh saham perusahaan wajib dilakukan melalui penawaran tender. Lebih lanjut, 11 peraturan tersebut menegaskan jika direksi atau komisaris dari perusahaan sasaran mengetahui atau mempunyai alasan yang cukup bahwa informasi yang dimuat dalam pernyataan penawaran tender tidak benar atau menyesatkan, maka yang bersangkutan wajib membuat pernyataan yang mengandung keberatan atau bantahan informasi tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan No.IX.F.3 tentang pedoman bentuk dan isi pernyataan perusahaan sasaran dan pihak lainnya sehubungan dengan penawaran tender, dan kewajiban untuk mengumumkannya. Untuk melindungi kepentingan pemegang saham , dalam ketentuan tersebut diatur bahwa harga penawaran tender harus lebih tinggi dari harga penawaran tertinggi yang pernah diajukannya dalam waktu 180 hari atau harga tertinggi efek tersebut di bursa efek dalam waktu 90 hari sejak pengumuman tender. Dalam peraturan ini juga diatur mengenai kewajiban mengungkapkan kepemilikan saham oleh pemegang saham yang mengakibatkan pengendalian. e. Perlindungan pemegang saham dari transaksi perdagangan orang dalam. Universitas Sumatera Utara Pasal 95 sampai dengan Pasal 99 Undang-Undang Pasar Modal beserta peraturan pelakasanya jelas mengatur tentang transaksi perdagangan orang dalam yang pada intinya dilarang. Bapepam selaku otoritas pasar modal Indonesia telah menerbitkan serangkaian peraturan yang memilki korelasi yang kuat dengan corporate governance. Usaha yang telah dilakukan Bapepam dalam rangka meningkatkan corporate governance antara lain dan perbaikan peraturan berupa; 168 1. Peraturan yang mensayaratkan perusahaan publik untuk mempunyai direktur independen dan komisaris independen; 2. Pengaturan mengenai metode pemungutan suara di antara para pemegang saham perusahaan public pada saat melaksanakan RUPS 3. Pengaturan komprehensif tentang pertanggungjawaban direksi dan Komite audit independen berkaitan dengan laporan keuangan dan pengenaan sanksi bagi yang melanggarnya; 4. Pengaturan mengenai disclosure atau keterbukaan terhadap transaksi pihak-pihak yang berkaitan. Sehingga keberadaan organ tambahan dalam perusahaan terbuka merupakan bentuk konkret dari pelaksanaan prinsip keterbukaan. Fungsi utama dari komite audit membantu dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan yang intensif terhadap kinerja perusahaan. Auditing yang dilakukan komite audit meliputi tidak hanya laporan keuangan perusahaan,, termasuk memeriksa ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan, risiko-risiko yang dialami perusahaan dalam manajemen, 168 Indra Surya Ivan Yustiavadana, Op.cit, hal 119. Universitas Sumatera Utara menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan dan sebagainya. Untuk menindaklanjuti peraturan IX.I.5 ini, Bapepam mengeluarkan Surat Edaran Nomor :IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. 169 Pentingnya prinsip keterbukaan dalam pasar modal, juga telah ditekankan oleh hasil studi International Federation Of Stock Exchanges FIBV pada tahun 1998. Disebutkan dalam rangka menuju milenium ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adalah menciptakan pasar modal-pasar modal yang likuid dan efisien. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, pasar modal dimana-mana cenderung meningkatkan hal- hal yang antara lain terkait dengan keterbukaan. Perlu diingat, berkembangnya suatu pasar modal sangat tergantung pada kemampuan lembaga-lembaga yang ada di pasar modal tersebut untuk memberikan keamanan investasi dan kualitas yang tinggi.Keamanan dan kualitas jasa yang tinggi diperlukan untuk memberikan keamanan investasi dan kualitas pelayanan tinggi.Keamanan dan kualitas jasa yang tinggi diperlukan untuk menarik sumber daya domestik untuk terlibat di pasar modal dan juga merupakan tuntutan dari investor internasional. Hasil riset International Organization Of Securities Comissions IOSCO, mengungkapkan bahwa pasar modal yang mengembangkan sistem yang aman dan efisien terbukti lebih menarik bagi investor domestik maupun asing.

B. Tujuan Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal