Tanggung Jawab Emiten Terhadap Investor dalam hal terjadinya Forced Delisting.

BAB IV PERLINDUNGAN INVESTOR DALAM HAL TERJADINYA FORCED DELISTING DI PASAR MODAL

A. Tanggung Jawab Emiten Terhadap Investor dalam hal terjadinya Forced Delisting.

Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam merupakan palang pintunya hukum pasar modal.Lembaga ini merupakan benteng sekaligus ujung tombak dalam melakukan law enforcement dari kaidah-kaidah hukum pasar modal. Karena itu apakah pasar modal akan menjadi lebih baik, lebih aman, adil dan tertib atau sebaliknya semakin kacau, penuh trik-trik dan tipu muslihat dari para aktor pasar modal dan spekulan yang beringas dan penuh nafsu. Peristiwa penghapusan paksa forced delisting merupakan peristiwa hukum yang memberikan akibat hukum yang ditimbulkan dari berbagai pihak yang dapat memberikan pengaruh hukum.Pada faktanya, semua perlindungan yang diberikan oleh hukum belum sepenuhnya menjamin kemanan investor dalam berinvestasi di dunia pasar modal.Khususnya perlindungan mengenai likuiditas perusahaan yang terdaftar di dalam bursa.Serangkaian kasus yang telah terjadi menunjukkan bahwa perlindungan kepada investor belum diberikan secara maksimal. Investor pasti merasa dirugikan karena dana yang mereka tanamkan dengan membeli saham perusahaan yang ditawarkan di bursa ternyata membawa kerugian bagi mereka. Kita mengetahaui bahwa berinvestasi di pasar modal khususnya saham mengandung resiko yang tinggi high Universitas Sumatera Utara risk.Akibat adanya high risk tersebut, maka hukum dituntut memberi jaminan dan keamanan pada investor saham dalam bertransaksi di dunia pasar modal. Keamanan dalam melakukan transaksi yang dijamin oleh otoritas bursa memberikan kenyamanan bagi investor dalam melakukan transaksi sehingga dana yang digunakan akan memberikan keamanan untuk diinvestasikan di pasar modal. Sebagai contoh, Saham RINA yang baru saja di delisting dari Bursa akibat penggelapan dana IPO. Hal ini menunjukkan pengawasan terhadap emiten masih dirasa kurang ketat dan akibatnya banyak investor yang dirugikan akibat delisting emiten yang terjadi dalam bursa. “Adapun yang mendasari keputusan delisting tersebut adalah karena RINA tidak membukukan pendapatan dan hanya beban usaha dan beban administrasi bank 2010. Saham RINA telah dihentikan sementara perdagangan saham sejak 1 September 2010.” 204 Peristiwa ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi BEI sebab proses listing ternyata tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut dijamin likuiditasnya. Peranan hukum pun mulai dipertanyakan dalam hal perlindungan hukum bagi para investor saham, sebab emiten yang telah di delisting dari bursa tidak memiliki kewajian untuk membeli kembali saham dari investor.Hal ini amat disayangkan karena nasib para investor yang telah membeli saham dari perusahaan yang telah di delisting tidak dapat mereka peroleh kembali.Proses delisting ternyata sudah menjadi jalan keluar bagi 204 Markus Tampubolon,2013.Perlindungan Hukum Bagi Investor Saham Terhadap Terjadinya Forced Delisting Emiten Dalam Kegiatan Pasar Modal.Tesis Magister pada FH UGM Yogyakarta: Etd Gajah Mada University, hal 5. Universitas Sumatera Utara perusahaan yang memang tidak beritikad baik untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut. 205 Perusahaan publik yang merupakan emiten yang melakukan listing di bursa saham memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dari publik dan ketika hal ini tidak terjadi maka seharusnya perusahaan publik ini memberikan pertanggungjawaban kepada emiten yaitu dengan mengupayakan tender offer.sehingga tidak selamanya penghapusan pencatatan saham delisting dari bursa tidak selalu merugikan pemegang saham publik. Sepanjang ada tender offer dari pemegang saham pendiri atau investor luar.Dalam kondisi tertentu delisting justru menguntungkan pemegang saham publik, karena sahamnya dibeli dengan harga tinggi. 206 Proses pemegang saham dapat mendapatkan keuntungan dari capital gainatau deviden . Capital gain hanya dapat diraih jika saham dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang harus dibayar investor saat membelinya.Dengan di delisting , investor kehilangan tempat yang terorganisir yang memudahkan jual-beli saham.Ini berarti investor dapat mengalami kesulitan menemukan pihak yang berminat membeli sahamnya, artinya likuidaitas saham terganggu.Kemudian, harga saham tersebut cenderung turun sebab criteria delisiting kebanyakan berkaitan dengan buruknya kinerja atau kondisi keuangan emiten yang mengemisikan saham tersebut.Padahal kondisi keuangan emiten adalah faktor penting yang diperhatikan setiap calon pembeli saham.Tidak ada yang tertarik menjadi pemegang saham perusahaan yang tidak memiliki prospek cerah. Inilah sebabnya saham yang akan di delisting akan sulit 205 Ibid. 206 Haykel Widiasmoko,”Analisis Delisting: Penerapan Delisting di PT Bursa Efek di Jakarta dan Akibat Hukum Suatu Perusahaan Yang Terkena Sanksi Delisting.” Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok 1999, Hal 58. Universitas Sumatera Utara dihargai tinggi oleh pasar. Investor akan menderita kerugian jika ia membeli saham tersebut saat emiten sedang tidak populer sehingga harga pasarnya sedang tinggi jadi jelasalah capital gain yang diharpakan investor sangat sulit diraih jika saham mengalami delisting. 207 Emiten adalah pihak yang melakukan emisi efek melakukan penawaran umum go public, yaitu sebuah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Dalam melakukan kegiatan emisi efek, emiten tidak bisa langsung bergerak sendiri di pasar modal, melainkan harus menggandeng perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek. Kelak, jika efek tersebut telah diperdagangkan di bursa efek, emiten juga tetap harus bekerja sama dengan perusahaan efek sebagai perantara perdagangan efek. Dengan kata lain, emiten dapat pula disebut sebagai “produsen” efek. 208 Terdapat empat kewajiban yang dilakukan oleh emiten di pasar modal yang salah satunya merupakan menjaga hubungan baik dengan investor.Yaitu merupakan upaya untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor kepada perusahaan, emiten perlu terus-menerus membina hubungan baik dengan pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat emiten memerlukan tambahan dana, emiten tidak mengalami kendala komunikasi, karena hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Dengan begitu calon investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya kepada kinerja perusahaan. Hubungan baik 207 Fendi Sanjaya,Pemberian Sanksi Penghentian Sementara Perdagangan Suspensi Saham Terhadap Emiten Tinjauan Kasus: Suspensi Saham PT Katarina Utama Tbk. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok 2008,hal 22. 208 Ibid hal 23. Universitas Sumatera Utara akan menimbulkan rasa memiliki kepada pemegang saham dan calon investor, sementara di lain pihak, emiten dapat memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh investor berupa pemberian informasi yang berkaitan dengan kondisi emiten. Untuk itu emiten perlu membentuk sekretaris perusahaan corporate secretary yang mempunyai tugas: 209 1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan perundang-undangan di pasar modal. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang diperlukan oleh pemodal yang berkaitan dengan kondisi emiten. 3. Memberikan masukan kepada direksi emiten untuk mematuhi ketentuan UU dan peraturan pelaksananya. 4. Sebagai penghubung atau contact person antara emiten dengan Bapepam kepada masyarakat. Sehingga sudah sepantasnya emiten tetap berkewajiban menjalin hubungan dengan investor ketika telah terjadi penghapusan paksa yang dilakukan oleh pasar modal yang memungkinkan investor tetap dapat mendapatkan uang dari hasil penjualan saham yang dilakukan oleh perusahaan tercatat sebelumnya setelah dilakukan penghapusan paksa forced delisting. Perusahaan publik atau emiten terutama yang kepemilikan sahamnya kecil dan tidak likuid harus berusaha untuk menghindarkan diri dari sanksi delisting. Pertimbangan itu muncul karena jika emiten tercoret dari bursa, yang rugi bukan hanya investor akan tetapi emiten itu sendiri juga merasakan dampaknya. Oleh karena itu, emiten yang 209 Ibid. Universitas Sumatera Utara hendak masuk ke Bursa atau Go Public jangan hanya bertujuan untuk memperoleh dana segar dalam jumlah besar tetapi tidak mengetahui kodisi sahamnya di bursa, lebih baik emiten tersebut tetap memantau kinerja sahamnya di bursa sehingga harga saham pun dapat meningkat. Salah satu usaha yang umum dilakukan adalah dengan cara memecah saham atau bisa juga dengan membagikan aglo saham saham bonus. 210 Menurut Heosen yang merupakan direktur penilaian BEI pada dasarnya perusahaan yang akan mengalami gagal bayar default obligasi harus mencantumkannya di laporan keuangan kepada BEI. BEI juga menelaah berapa banyak investor yang menyerap obligasi perseroan. Sehingga akan memberikan penilaian baik dan buruk yang dilakukan oleh investor dalam melakukan langkah investasinya. 211 Ancaman PT Bursa Efek Indonesia BEI yang akan melakukan penghapusan saham secara paksa forced delisting terhadap PT Davomas Abadi Tbk DAVO lantaran belum membayar denda keterlambatan melaporkan keuangan. Pasalnya, Davomas merupakan emiten produsen cokelat ini sempat mencatatkan saham yang likuid, namun kini kinerjanya terus terpuruk dalam dua tahun terakhir akibat mengalami kerugian. 212 Menurut pengamat pasar modal dari FE Universitas Pancasila Dr.Agus S.Irfani ancaman delisting Davomas bisa saja dikarenakan adanya modus kesengajaan perseroan agar mereka di delisting dari bursa. Alasannya, dengan demikian Davomas bisa mudah “cuci tangan” dari denda dan utang gagal bayar. Indikasi ini mungkin saja terjadi dan ujungnya uang investor dibawa kabur.Kendati demikian, Agus melihat indikasi tersebut 210 Ibid hal 63. 211 Dikutip dari httpwww.neraca.co.idarticle16849cuci-tangan-ala-davomas-mulai-terungkap. Hal 3 diakses terkahir 19 September 2014 . 212 Ibid hal 1. Universitas Sumatera Utara cukup lemah.Pasalnya perusahaan yang menggunakan modus tersebut sebelum menyatakan pailit agar kemudian di delistingdan hal ini yang tidak dilakukan Davomas.Oleh karenanya, Agus meyakini di delisting nya Davomas lebih dikarenakan keterlambatan Davomas dalam membuat laporan keuangan. Hal itu sesuai dengan aturan dimana perusahaan yang dalam jangka waktu dua tahun terlambat terus akan di delisting. Karena tujuan delisting itu untuk menyelamatkan investor dan arena itu telah sesuai aturan. 213 Meski demikian, Agus tetap menyatakan adanya aksi “cuci tangan” Davomas bisa terjadi melalui kesengajaan perseroan menyalahi aturan agar bisa di delisting dan lepas tanggung jawab.Maka dari itu, pengawasan Bapepam-LK harus lebih ketat lagi. Karena kalau terjadi aksi curang ini, tentu saja akan menjadi Yurisprudensi bagi perusahaan- perusahaan lain. Terlebih Bapepam-LK dalam melakukan pengawasan masih sering teledor. 214 Menurut Managing Director Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, tidak ada itikad baik yang dilakukan Davomas soal keterlambatan laporan keuangan untuk berniat memperbaiki dari internal perusahaan. Oleh karena itu, dengan cara men- delisting-kan diri, perseroan akan meraup untung dari penjualan saham investor, Davomas yang sulit dihubungi otoritas bursa. Jadi memang tidak ada itikad baik sehingga kalau mau di delisting maka akan di delisting. Selain itu, perseroan juga melakukan wanprestasi karena tidak ada niat memperbaiki internal perusahaan. Terakhir akibat ulah Davomas maka akan berpengaruh buruk terhadap iklim pasar modal. 215 213 Ibid hal 1. 214 Ibid hal 2. 215 Ibid hal 2. Universitas Sumatera Utara Seharusnya dalam melakukan kegiatan investasi dalam pasar modal ketika akan mengalami delisting seperti yang dialami Davomas harus mengikuti jejak dua emiten, seperti Danone Aqua dan PT HM Sempoerna Tbk yang menurut Agus dinilai tidak merusak iklim pasar modal. Aqua melakukan go private karena saham mayotitasnya dibeli oleh Danone daari Perancis, sedangkan HM Sempoerna Tbk meski dibei oleh Philip Morris International tapi saham nya tetap diperdagankan di BEI. 216 Topik informasi berkenaan dengan resiko investasi merupakan informasi utama yang diperlukan para pelaku pasar modal, seperti pialang, penasehat investasi, investor Melakukan investasi merupakan kegiatan yang penuh dengan resiko yang terjadi dalam pasar modal. Penghapuasan paksa merupakan peristwa yang dapat timbul dan terjadi ketika kegiatan investasi dan perusahaan yang menjalankan good corporate governanceseharusnya menjalankan prinsip-prinsip seperti keterbukaan, keadilan, akuntabilitas dan pertanggungjawaban. Penghapusan paksa forced delisting yang dialami emiten tidaklah dengan serta merta menghentikan kegiatan perusahaan hanya saja menghentikan lalu lintas perdagangan saham di bursa efek sehingga sangat diperlukan komunikasi dan itikad baik untuk melakukan penyelesaian dengan investor untuk tetap menjaga nama baik perusahaan dalam melakukan kegiatan investasi dan tidak memberikan efek buruk bagi perusahaan dalam melakukan usaha yang langsung berhubungan dengan publik. B. Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Hal Terjadinya Forced Delisting Dikaitkan Dengan Prinsip Keterbukaan. 216 Ibid hal 3. Universitas Sumatera Utara dan lain-lain.Karena informasi ini dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham. Berdasarkan informasi ini pelaku pasar modal, khususnya investor dapat menyadari apakah ia siap menerima resiko atas investasinya atau menghindari resiko tersebut. 217 Konteks risiko pasar, risiko tersebut berkenaan dengan hubungan antara harga dari ikatan dan pergerakan harga saham dalam pasar.Hubungan-hubungan tersebut berfungsi dengan berkembanganya ikatan-ikatan dan tingkatan saham.Informasi yang berkaitan dengan risiko pasar ini apabila dilihat secara akademis saat ini, dibagi dalam dua bentuk.Pertama, risiko sistemik systematic risk dan kedua, risiko yang tidak sistematik unsystematic risk-unique risk. 218 Resiko pasar dalam bentuk resiko sistemik tidak dapat diprediksi, dikontrol dan dikurangi seperti terjadinya kejadian-kejadian politik, maka resiko tidak sistemik merupakan resiko dari saham sendiri atau sektor-sektor dari pasar yang dapat diversifikasi. Seperti resiko saham yang diversifikasi dari pertumbuhan saham growth stock dan pendapatan saham income stock.Dalam risiko tersebut juga dianggap termasuk mengenai likuiditas danmarketability.Pergerakan harga saham dalam kaitannya dengan resiko pasar dalam bentuk resiko tidak sistemik merupakan resiko yang sering muncul dalam pasar modal.Apalagi dalam jenis resiko ini termasuk di dalamnya masalah likuiditas, yang berhubungan dengan resiko mata uang dan devaluasi. 219 217 Bismar Nasution, Op.Cit., hal 226. 218 Ibid hal 228. 219 Ibid hal 228. Universitas Sumatera Utara Pengaturan yang memadai mengenai standar audit dalam rangka due diligence, misalnya menghindarkan resiko penipuan berdasarkan audit dengan cara penetapan standar audit terhadap akuntan, agar dalam melakukan audit bertindak sebagai seorang yang profesional yang pantas dan tidak melakukan audit yang buruk serta tidak membuat kekeliruan. Untuk keperluan mengatasi resiko tersebut dapat dilihat dalam rancangan Statement of Auditing Standards SAS yang memfokuskan secara spesifik “faktor-faktor resiko penipuan” fraud risk factors yang harus diperiksa auditor selama melakukan audit. Para auditor harus menghubungkan faktor-faktor pada presentasi keuangan dan mengerti industri dan bisnis yang terkandung dalam pekerjaan audit untuk menjadi bahan pertimbangan pernytaan data keuangan. 220 Faktor-faktor resiko penipuan tersebut meliputi, pertama, kemampuan karakteristik manajemen untuk menekan pencapaian tujuan, model operasi, sikap yang berhubungan dengan control-kontrol internal, laporan keuangan dan control-kontrol pelaksanaan, kompensasi insentif, dan pengalihan dari personalia manajemen. Kedua, kondisi-kondisi industri, keadaan ekonomi dan pengaturan lingkungan perusahaan, pelaksanaan penciptaan insentif untuk perbuatan penipuan, seperti seringnya melakukan pergantian produk, pengembangan kebutuhan-kebutuhan pasar modal, saat dari pengakuan pendapatan, tekanan-tekanan kompetitif. Ketiga,karakteristik operasi dan stabilitas dan keuangan, kemunduran-kemunduran posisi keuntungan, resiko transaksi-transaksi yang menunjukkan masalah-masalah akunting yang sulit, dan “hockey stick” hasil-hasil keuangan. Keempat, keadaan aset yang mudah terpengaruh untuk disesatkan, serta nilai, permintaan, keadaan, dan ukuran dari aset serta kemampuan untuk mengganti 220 Ibid hal 229. Universitas Sumatera Utara aset.Kelima, hubungan kerja karyawan dan tekanan-tekanan untuk pemberhentian, akses ke aset-aset, tekanan keuangan, perubahan dalam tingkah laku. Keenam, lingkungan kontrol dalam struktur organisasional, pengawasan fungsi, sistem akunting, pemisahan tugas, monitoring control internal, kewenangan dan pembuktian transaksi, usaha perlindungan dan penolakan. 221 Secara umum peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan tidak mengatur semua faktor-faktor resiko investasi untuk disampaikan kepada investor, keadaan mana perlu diperbaiki.Informasi resiko yang harus dibuat peraturannya, misalnya resiko politik, resiko kredit, dan resiko pasar. Selanjutnya, perlu diatur resiko penipuan atas audit oleh akuntan Statement of Auditing Standards sebagaiamana diterapkan di pasar modal Amerika Serikat itu dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengaturan resiko tersebut. 222 Untuk bisa membuat corporate governance berfungsi diperlukan aturan yang mengikat yang bersifat reward-punishment yang sedemikian rupa, sehingga berdampak pada tegaknya accountability; fairness;transparency; dan keterbukaan ataupun kerahasiaan, sehingga mengarahkan direksi perusahaan, manajer, karyawan, serta Undang-Undang no 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal secara mendasar telah memberikan landasan hukum dilakukannya prinsip keterbukaan dalam rangka upaya menjalankan good corporate governance oleh karenanya penyempurnaan terhadap hal- hal yang menjadi permasalahan dalam pasar modal haruslah merupakan tanggung jawab seluruh elemen yang ada di pasar modal. 221 Ibid hal 230. 222 Ibid hal 231 . Universitas Sumatera Utara pelaku-pelaku Good Corporate Governance laiinnya pemerintah dan masyarakat berperan sesuai dengan normatifnya. 223 Code of conduct tidak dapat diharapkan diikuti dengan sukarela oleh pelaku corporate governance karena code of conduct tidak mempunyai sanksi. Pelanggaran hanya diberi “sanksi” moral berupa rasa malu, yang tidak bisa diharapkan berlaku pada semua orang.Malu bisa tidak menjadi penghalang bagi semua individu.Oleh karena itu, mengharapkan code of conduct berfungsi, khususnya dalam konteks masyarakat yang “kurang mempunyai rasa malu” atau tingkat opportunism behaviour-nya tinggi, maka wajar jika efektivitas code of conduct diragukan. 224 It would be interesting to know how much attitude and behavior are affected by having a written constitution and legal code. Code of conduct bisa berfungsi jika yang terkait melaksanakan etika.Code of conduct menjadi efektif setelah diikuti dengan aturan yang ditegakkan dan dilaksanakan dengan adil. Aturan yang menyertai code of conduct tersebut akan tidak diperlukan lagi bila sudah otomatis dilaksanakan dan sudah menjadi semacam kebiasaan. Menyetir code of conduct dan aturan penegakan perilaku negatif corporate governance di Jerman, bisa diikuti dari tulisan Charkam berikut : 225 Memfungsikan unsur-unsur corporate goveranance baik di dalam maupun di luar perusahaan terdapat pilihan-pilihan untuk dikerjakan, salah satunya adalah dengan membuat suatu rancangan code of conduct yang diikuti dengan aturan-aturan yang mengikat. Tersedianya code of conduct belum bisa menjamin berfungsinya mekanisme 223 Adrian Sutedi, Op.Cit., hal 179 . 224 Ibid hal 179. 225 Ibid hal 180 . Universitas Sumatera Utara good corporate governance. Masih diperlukan aturan yang mempunyai kekuatan hukum, yang mengandung bentuk sanksi yang akan dikenakan jika tidak dilaksanakan umumnya tidak ada reward khusus. Aturan yang dibuat seharusnya juga memperhatikan unsur-unsur norma, belief,value, budaya perusahaan dan budaya lingkungan usaha di mana corporate governance akan difungsikan. 226 Pelaksanaan GCG, BEI berusaha untuk menjadi yang terdepan di industri pasar modal. Dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip iniversal GCG, BEI mencoba untuk merealisasikannya ke dalam semua kegiatan yang dilakukan perusahaan. BEI senantiasa berupaya untuk menegakkan tranparansi, antara lain dengan segera menyebarluaskan setiap informasi yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan maupun informasi material lainnya yang perlu diketahui oleh publik, melalui website, media massa, laporan berkala, bulletin, surat edaran maupun media lainnya. Dalam menjaga akuntabilitas, BEI memberikan laporan tiga bulanan kepada para pemegang saham dan laporan bulanan kepada BAPEPAM.Dengan demikian, pemegang saham dapat secara Pelaksanaan prinsip keterbukaan ketika hal terjadinya penghapusan paksa forced delisting merupakan bagian dari menjalankan proses code of conduct yang secara pasti harus dijalankan oleh masing –masing emiten dalam upaya menjaga aktivitas dari kegiatan perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan masyarakat luas. Perlindungan yang menjamin terhadap investor yang menanamkan modal di perusahaan melalui aktivitas di bursa saham adalah tanggung jawab bersama antara perusahaan emiten dan bursa efek yang saling bersinergi dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan dan upaya peningktan ekonomi dari negara. 226 Ibid hal 180 . Universitas Sumatera Utara teratur memantau setiap kebijakan yang telah di ambil BEI.Sebagai pengelola bursa, BEI mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan perdagangan efek secara teratur, wajar, dan efeisien.Oleh sebab itu, BEI selalu berusaha untuk menjalankan perusahaan secara hati-hati agar kondisi tersebut dapat terwujud sehingga kepentingan pemegang saham dapat dipenuhi secara optimal tanpa harus mengorbankan kepentingan stakeholders. 227 Bursa yang kompetitif dibangun di atas fondasi kepercayaan dari emiten dan anggota bursa, pemodal serta pelaku pasar modal lainnya. Melalui proses yang berkesinambungan, BEI melakukan landasan penegakan hukum sebagai dasar tumbuhnya kepercayaan terhadap pasar modal di Indoensia. Perkembangan yang terjadi di pasar modal, baik domestik maupun internasional, berlangsung sangat dinamis.Untuk mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam tempo tinggi ini.BEI secara terus-menerus melakukan penyempurnaan atas peraturan-peraturan yang berlaku, guna meningkatkan kualitas penegakan hukum, baik yang menyangkut emiten maupun anggota bursa. 228 Secara umum berkaitan dengan emiten, terdapat sejumlah ketentuan yang dimuat peraturan pencatatan yang diberlukan sejak tahun 2000, yang dipandang tidak tepat lagi untuk diterapkan dalam upaya melindungi kepentingan pemodal dan emiten.Karena itu, pada tahun 2004 BEI telah mengeluarkan serangkaian peraturan pencatatan baru untuk meningkatkan perlindungan terhadap pemodal melalui peningkatan kualitas serta 227 Laporan tahunan Jakarta Stock Exchange annual report, 2004 hal 47 . 228 Ibidhal 19 . Universitas Sumatera Utara kuantitas efek yang dicatatkan dan diperdagangkan di BEI. Peraturan-peraturan yang diberlakukan efektif sejak tanggal 19 Juli 2004 ini mencakup : 229 1. Peraturan pencatatan Nomor I-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. 2. Peraturan pencatatan Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi. 3. Peraturan pencatatan Nomor I-H tentang sanksi. 4. Peraturan pencatatan Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan delisting dan pencatatan kembali relisting saham di bursa. Lebih spesifik lagi, peraturan-peraturan tersebut di atas juga disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui perbaikan standar kualitas informasi emiten.Di samping penyempurnaan peraturan pencatatan, BEI juga melakukan penyempurnaan atas peraturan yang mengatur perdagangan efek yaitu penambahan atas peraturan harga minimum saham.Untuk meyakinkan bahwa emieten memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di BEI, secara berkala dan teratur BEI melakukan pemantauan dan pemenuhan kewwajiban keterbukaan informasi emiten, baik yang bersifat rutin maupun insidentil.Dengan demikian, kepentingan pemodal terlindingi.Hasil pemantauan emiten ini digunakanoleh BEI sebagai dasar untuk menyelenggarakan dengar pendapat bersama emiten, sebagai komitmen BEI untuk meyakinkan bahwa kepatuhan emiten terhadap peraturan BEI serta ketentuan pasar modal lainnnya dapat tercapai secara optimal. 230 Sebagai pasar yang menjual kepercayaan kepada para investor maka sangat diperlukan pentingnya kesadaran untuk memahami keterbukaan di pasar 229 Ibid hal 20 . 230 Ibid hal 20. Universitas Sumatera Utara modal.sehingga tingkat kepatuhan dari emiten terhdap peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas bursa merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor. Kendati tingkat kepatuhan emiten telah mengalami perbaikan, sebagai akibat dari penegakan hukum yang konsisten, sejumlah sanksi telah diterapkan selama tahun 2004 misalnya BEI telah memberikan sanksi surat peringatan kepada 84 emiten yang belum melaksanakan paparan publik serta 40 emiten yang terlambat membayar biaya pencatatan tahunan. BEI juga memberikan sanksi teguran kepada 6 enam emiten dikarenakan pelanggaran dalam hal keterbukaan informasi. 231 BEI menyadari bahwa tuntutan pemodal terhadap emiten tidak lagi hanya sebatas pada kinerja keuangan, namun juga kualitas pengeloalaan usaha emiten sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Sesuai dengan dinamika ini sejak tahun 2000 BEI telah mewajibkan emiten untuk membentuk sekretaris perusahaan, komisaris independen dan komite audit. Sehingga di tahun 2004, pelaksanaan GCG oleh emiten telah menunjukkan prestasi yang baik dimana seluruh emiten yang tercatat di BEJ telah memiliki sekretaris perusahaan, 98,18 emiten telah membentuk komite audit, dan 99,07 emiten telah mengangkat komisaris independen. Untuk kepentingan di masa yang akan datang BEI berencana untuk lebih meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG di kalangan emiten, salah satunya adalah dengan mewajibkan emiten untuk memiliki sekurang-kurangnya 1 Satu orang direktur tidak terafiliasi dalam jajaran direksinya. 232 231 Ibid hal 21. 232 Ibidhal 22 . Universitas Sumatera Utara Terlepas dari kegiatan-kegiatan pembinaan dan pemantauan atas emiten, untuk menjaga kepercayaan pemodal atas efek yang dicatat dan diperdagangkan di BEI, maka selama tahun 2004 BEI telah melakukan penghapusan pencatatan forced delisting atas 5 lima emiten dan memberikan persetujuan untuk penghapusan pencatatan voluntary delisting atas 6 enam emiten.Forced delisting dikenakan karena adanya keraguan atas kelangsungan usaha perseroan dari emiten yang terkait.Sedangkan persetujuan atas permintaan voluntary delisting diberikan dengan pertimbangan untuk mengakomodasi rencana emiten untuk melakukan restrukturisasi korporasi. Persetujuan atas voluntary delisting baru akan diberikan setelah ada kepastian bahwa kepentingan pemodal publik telah terlindungi melalui jaminan pembelian kembeli oleh emiten di atas harga minimum yang telah ditetapkan oleh BEI. 233 Pemantauan atas anggota bursa dan emiten tidak terlepas dari pengawasan pasar yang diterapkan oleh BEI yaitu terciptanya suatu perdagangan yang teratur, wajar dan Sama hal nya dengan pemantauan atas emiten, sebagai upaya penegakan hukum berjalan konsisten, BEI juga melakukan pemantauan berkala atas anggota bursa. Peningkatan penegakan peraturan terhadap anggota bursa tidak akan terlepas dari pengenaan sanksi yang didasarkan atas adanya pelanggaran-pelanggataran yang ditemukan. Yang banyak mencakup seperti; penymapaian pelaporan MKBD yang terlambat atau tidak benar, kelalaian untuk menyampaikan tindak lanjut hasil temuan pemerikasaan. Satuan Pemeriksa Anggota Bursa SPAB, susunan komposisi direksi yang kurang dari persyaratan yang ditentukan , serta belum dilakukannya pemisahan fingsi dalam kegiatan operasional perusahaan. 233 Ibidhal 22 . Universitas Sumatera Utara efisien, melalui suatu mekanisme pengeloalaan resiko yang dapat diandalkan. Prinsip ini menjadi landasan BEI untuk melaksanakan suatu pengawasan pasar yag bersifat preventif, sehingga BEI dapat menjadi senantiasa menjaga kepercayaan para pelaku pasar. Sistem pengawasan yang digunakan oleh BEI adalah Security Market Automated Research Training and Surveilance SMARTS.Dengan sistem ini, BEI dapat mendeteksi adanya pola-pola transaksi yang tidak wajar secara cepat, sehingga BEI dapat segera mengambil tindakan yang sesuai.Langkah-langkah tindakan yang diambil oleh BEI dapat berupa konfirmasi permintaan informasi kepada emiten, mengirimkan penyebaran informasi secara internal kepada para pelaku pasar dan melakukan suspensi untuk melakukan cooling down. 234 1. mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal; Perlindungan hukum yang dapat diberikan ketika terjadi peristiwa hukum yang berkaitan dengan penghapusan paksa forced delisting hanya diberikan secara terbatas, namun ketentuan BAPEPAM yang menentukan tentang pembentukan sekretaris perusahaan yang menyatakan bahwa ; “Dalam rangka perkembangan pasar modal di Indonesia serta untuk meningkatkan pelayanan emiten atau perusahaan publik kepada masyarakat pemodal, maka kepada setiap emiten atau perusahaan publik wajib membentuk fungsi sekretaris perusahaan corporate secretary yang antara lain bertugas antara lain bertugas; 2. memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan konidisi emiten atas perusahaan publik. 3. memberikan masukan kepada direksi emiten atau perusahaan publik untuk mematuhi emiten untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. sebagai penghubung atau contact person antara emiten atau perusahaan publik dengan BAPEPAM dan masyarakat. 5. fungsi sekrearis perusahaan dapat dirangkap oleh direktur emiten atau perusahaan publik. 235 234 Ibid hal 24. 235 Bismar Nasution, Op.Cit., hal 286. Universitas Sumatera Utara Perlindungan hukum yang dimuat dalam peraturan perundang-undangan mengenai pasar modal ketika terjadi penghapusan paksa forced delisting di pasar modal merupakan perlindiungan yang bersifat prventif, dan setelah terjadi penghapusan paksa maka akan cenderung akan lepas komunikasi antara emiten dengan investor. Sehingga ketentuan di atas tidak secara tegas untuk dapat melindungi kepentingan investor namun hanya sekedar berfungsi melayani pertanyaan atau membagikan siaran pers ke berbagai pihak yang intinya untuk tidak merugikan investor. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan