Saran Pengertian dan Dasar Hukum Penghapusan Paksa Forced Delisting.

B. Saran

1. Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia harus lebih bersinergi dalam upaya pencegahan kerugian yang akan dialami oleh investor akibat dilakukannya penghapusan paksa forced delisting. Peningkatan pemberian sanksi yang ketat harus dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan melalui Bursa Efek Indonesia terhadap emiten yang mengalami masalah keuangan dan hukum yang dapat memberikan efek kepada emiten dan menjadi penilaian kepada investor. Pengurangan masa suspensi selama 2 dua tahun terhadap emiten yang mengalami masalah sehingga dapat memberikan kesempatan kepada investor untuk menentukan langkah dan kebijakan investasinya. 2. Penegakan prinsip good corporate governance harus dituangkan dalam seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia yang menjadi sistem pengawaasan yang saling mengawasi secara internal. Adanya pemberianreward terhadap emiten yang melakukan pelaksanaan prinsip GCG dengan baik dan melakukan promosi dan menjalankan kerja sama dengan media massa, universitas-universitas terkemuka di Indonesia dan upaya pemanfaatan teknologi yang saling membantu dalam upaya peningkatan pasar modal yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara BAB II PENGHAPUSAN PAKSA FORCED DELISTING DALAM PERATURAN PERATURAN PASAR MODAL INDONESIA

A. Pengertian dan Dasar Hukum Penghapusan Paksa Forced Delisting.

1. Pengertian penghapusan paksa forced delisting Istilah dari pengahapusan paksa dalam pasar modal secara umum telah dikenal dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan para perusahaan publik.Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek 28 Pasar modal yang pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financialassetshutang pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi melalui pasar sekunder. . Yang didalam nya melakukan transaksi bursa dan dalam Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah kontrak yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjaman Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga efek. 29 28 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 29 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Rineka Cipta,2001 hal 5. Sehingga pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dengan persuhaan dalam hal ini disebut dengan nama emiten perusahaan yang go public.Dalam hal ini banyak para pemodal Universitas Sumatera Utara meminta instrument pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada hakikatnya dapat memaksimumkan penghasilan. 30 Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum di pasar modal. 31 Penawaran umum ini meliputi penawaran Efek oleh emiten yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia atau kepada warga Negara Indonesia dengan menggunakan media massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 seratus pihak atau telah dijual kepada lebih dari 50 lima puluh pihak dalam batas nilai serta batas waktu tertentu. Penawaran Efek di wilayah Republik Indonesia meliputi penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten dalam negeri atau asing, baik kepada pemodal Indonesia maupun asing yang dilakukan di wilayah Republik Indonesia melalui pemenuhan prinsip keterbukaan. 32 Secara umum perkembangan pasar modal memperlihatkan bahwa perusahaan akan mencari tambahan dana dari masyarakat melalui pasar modal, maka perusahaan tersebut harus melakukan suatu proses go public. Pada hakikatnya perusahaan yang “go public” adalah perusahaan yang membuka diri terhadap keikutsertaan masyarakat dalam suatu perusahaan yang pada awalnya bersifat tertutup, baik dengan cara pemilikan maupun dengan penetapan kebijakan pengelolaan perusahaannya. 33 Untuk dapat memasarkan saham yang akan dilakukan dalam penawaran umum, sebelumnya perusahaan harus mengajukan pernyataan pendaftaran go public kepada Bapepam. Nantinya Bapepam akan menanggapi dalam waktu 45 empat puluh lima 30 Ibid. 31 Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 32 Penjelasan Pasal 1 Angka 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 33 Sumantoro, Pengantar tentang Pasar Modal di Indonesia, Cetakan Pertama, Jakarta:Ghalia Indonesia 1990, hal 9. Universitas Sumatera Utara hari. Jika dalam 45 hari tersebut tidak ada tanggapan yang disampaikan oleh Bapepam, maka pendafaran dinyatakan efektif. 34 a. Penawaran efek yang bersifat utang yang jatuh temponya tidak lebih dari setahun; Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 70 menyatakan berikut ini : 1.Yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan tersebut telah efektif. 2.Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 tidak berlaku bagi pihak yang melakukan : b. Penerbitan sertifikat deposito; c. Penerbitan polis asuransi; d. Penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin Pemerintah ; atau e. Penawaran efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam. Dan pasal 74 dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga dijelaskan bahwa : 1. Pernyataan pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 keempat puluh lima sejak diterimanya pernytaan pendaftaran secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh Bapepam. 2. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Bapepam dapat meminta perubahan dan atau tambahan informasi dari emiten atau perusahaan publik. Secara umum dapat dilihat bahwa bagi perusahan yang akan melakukan go public harus memenuhi syarat-syarat yaitu : 35 a. Emiten berkedudukan di Indonesia b. Pemegang saham minimal 300 orang c. Modal disetor penuh sekurang-kurangnya tiga milliar rupiah d. Setelah diaudit, selama dua tahun buku terakhir berturut-turut memperoleh laba 34 Pandji Anaroga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta 2001, hal 50. 35 Ibid . Universitas Sumatera Utara e. Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik untuk dua tahun terkahir berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa pengecualiaan dua tahun terakhir f. Untuk perbankan harus memenuhi kriteria sebagai bank sehat dan memenuhi kecukupan modal sesuai ketentuan Bank Indonesia. Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan terbuka atau perusahaan publik.Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut merupakan sudah milik masyarakat pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.Besarnya kepemilikan tergantung dari besarnya presentase saham yang dimilki oleh investor. Secara mudah dikenali oleh masyarakat, karena di belakang nama perusahaan ditambahkan istilah “Tbk” terbuka, sedangkan dalam bahasa Inggris ditambahkan istilah “Plc” Public Listed Company. Kegiatan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana disebut dengan IPO Initial Public Offering.Dalam rangka IPO, ada yang disebut prospektus, yaitu salah satu media informasi yang digunakan untuk penyebaran informasi yang digunakan untuk penyebaran informasi ke masyarakat. 36 a. Kewajiban untuk memenuhi disclosure requirements Perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal akan mengalami perubahan yang fundamental. Status perusahaan tertutup akan berubah menjadi perusahaan terbuka dengan segala konsekuensinya. Perusahaan tersebut akan mempunyai status baru yaitu perusahaan publik. Perbedaan mendasar antara perusahaan publik dengan perusahaan bukan publik dapat dilihat dari berbagai asepek antara lain : b. Jumlah pemegang saham relatif besar 36 Ibid hal 46. Universitas Sumatera Utara c. Kewajiban menyampaikan laporan baik regular maupun insidentil kepada Bapepam maupun masyarakat d. Tuntutan terhadap pemisahan antara pemilik dan manajemen e. Terjadinya turn over kepemilikan saham yang tinggi f. Tindakan manajemen perusahaan publik akan selalu menjadi perhatian publik. 37 Otoritas bursa yang dipegang oleh Bursa Efek sebagai proses pencatatan saham dalam bursa atau listing di bursa saham. Namun dalam perkembangan pasar modal terdapat juga ketika terjadinya penghapusan yang dilakukan terhadap saham yang tercatat di bursa saham yang disebut dengan delisting yaitu tindakan mengeluarkan suatu saham yang tercatat di bursa efek karena memenuhi kriteria yang ditentukan oleh manajemen bursa efek forced delisting sehingga tidak dapat diperdagangkan lagi di bursa efek tersebut. 38 Merujuk pada Peraturan Nomor I-I Tentang Pengahapusan Pencatatan delisting dan Pencatatan Kembali relisting saham di bursa yang termuat dalam Keputusan Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-308BEJ07-2004. Penghapusan paksa forced delisting adalah ketika dilakukan delisting saham oleh bursa yaitu ketika bursa menghapus pencatatan saham perusahaan tercatat sesuai dengan ketentuan peraturan ini apabila perusahaan tercatat mengalami sekurang kurangnya satu kondisi dibawah ini : 39 a. Mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau 37 Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Jakarta:Mitra Wacana Media,2008,hal 87. 38 Mukti, Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik dalam Penghapusan Pencatatan Delisitng Saham pada Kegiatan Di Pasar Modal, Resipitory USU,2008 hal 42. 39 Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta, Peraturan Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan Delisting dan Pencatatn Kembali Relisting Saham di Bursa,2004. Universitas Sumatera Utara secara hukum atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai. b. Saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar regular dan tunai, hanya diperdagangkan di pasar negoisasi sekurang kurangnya selama 24 dua puluh empat bulan terakhir. Secara umum penghapusan paksa forced delisting hampir sama hasilnya dengan proses go private yaitu membuat perusahaan yang pada awalnya merupakan perusahaan yang sifatnya terbuka menjadi tertutup dan tidak lagi dapat diperdagangkan di bursa saham. Dalam Black’s Law Dictionary go private adalah sebuah proses berakhirnya status perusahaan terbuka dikarenakan diakusisi oleh pemegang saham tunggal atau sebuah kelompok kecil. 40 Di Indonesia istilah go private sendiri lebih dikenal dengan istilah delisting karena perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melakukan penghapusan pencatatan saham dari bursa sehingga perusahaannya tidak lagi menjadi perusahaan terbuka. Padahal delisting merupakan sebuah tahapan yang harus dilakukan oleh perusahaan terbuka untuk menjadi perusahaan tertutup go private. 41 2. Dasar Hukum Penghapusan Paksa forced delisting Pengahapusan paksa di dalam pasar modal secara khusus tidak terdapat dalam satu peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur namun dalam praktiknya terdapat beberapa dasar hukum yang dapat dijadikan acuan atau pijakan bagi 40 Black’s Law Dictionary, hal 69. 41 Hamud, M.Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta:PT. Tatanusa,2006, hal.306. Universitas Sumatera Utara perusahaan dalam melakukan go private yang dapat dilihat dari beberapa peraturan yaitu ; 42 a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Secara umum dalam pengaturan Undang-Undang tentang Pasar Modal banyak dimuatkan mengenai kewenangan dari Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dalam melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal yang dilakukan Bapepam seperti yang termuat dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Badan Pengawas Pasar Modal yang bertanggung jawab pada Menteri. Secara umum pembinaan, pengaturan dan pengawasan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 43 Sehingga melalui hal ini Bapepam diberikan wewenang yaitu Memberi izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek. 44 Di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, badan pengawas pasar modal diberikan juga kewenangan dalam melakukan pemeriksaan terhadap setiap emiten atau perusahaan publik dan mengumumkan hasil pemeriksaan dan melakukan pembekuan atau pembatalan pencatatan suatu efek pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas tertentu untuk jangka waktu 42 M. Indra Tri Juniadi, Kajian Rutin Divisi Capties : Go Private, Jurnal Business Law Society Faculty of Law University of Indonesia, http:www.blsfhui.org.main?p=1204 diakses terakhir 23 Juli 2014. 43 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 44 Pasal 5a angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara tertentu guna melindungi kepentingan pemodal. 45 Dalam prosesnya di pasar modal juga dapat menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal. 46 Mengingat pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memilki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien.Untuk itu, secara operasional Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya- upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan, dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan dan pengenaan sanksi. Pasar modal yang menjadi pasar penawaran yang menjual kepercayaan kepada publik berdasarkan pasal 5 huruf o Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga memberikan kewenangan kepada Bapepam untuk memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang ini atau aturan pelaksanaannya dan juga melakukan hal-hal yang diberikan Undang-undang ini. 47 Bapepam juga dapat memberikan sanksi administratif atas pelanggaran Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan atau peraturan 45 Pasal 5j Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 46 Pasal 5n Undang-Unang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 47 Penjelasan pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam 48 . Dalam hal ini sanksi administratif ini dapat berupa : 49 1 Peringatan tertulis; 2 Denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu; 3 Pembatasan kegiatan usaha; 4 Pembekuan kegiatan usaha; 5 Pencabutan izin usaha; 6 Pembatalan persetujuan; 7 Pembatalan pendaftaran. Pembatasan atau pembekuan kegiatan usaha yang dilakukan oleh badan pengawas pasar modal atau Bapepam merupakan bentuk suspensi atau bahkan melakukan penghapusan paksa forced delisting yang dilakukan otoritas bursa yang memiliki kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan. b. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Secara umum dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memberikan secara tidak langsung dan secara terperinci mengenai pengaturan tentang penghapusan paksa di pasar modal. Didalam peraturan ini banyak dimuatkan dalam Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT dinyatakan bahwa untuk melakukan go private diperlukan persetujuan dari seluruh pemegang saham baik pemegang saham utama 48 Pasal 102 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 49 Pasal 102 angka2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara maupun mayoritas. Selain itu dalam Pasal 21 ayat 2 huruf g Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapat persetujuan menteri pada ayat 1 salah satunya meliputi status perseroan yang tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya. Persyaratan go public dengan cara membeli saham kembali juga diatur dalam Pasal 37 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas yang berhubungan dengan perlindungan modal dan kekayaan perseroan. Selain hal ini diberikan perlindungan juga perlindungan bagi pemegang saham yang merasa dirugikan dengan adanya go private yang diatur dalam Pasal 61 ayat 1 yaitu setiap pemegang saham berhak mengaajukan gugatan terhadap Perseoran ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, danatau Dewan Komisaris, dan Pasal 62 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yakni setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseoran yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa : 1 Perubahan anggaran dasar; 2 Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan; atau 3 Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan. Universitas Sumatera Utara c. Keputusan Bapepam No.Kep-32PM2000 Peraturan No.IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Dalam benturan kepentingan tertentu dapat dilihat bahwa terdapat hal yang menjadi transaksi di dalam bursa saham yang menurut Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam menjadi transaksi yang harus menjadi perhatian yaitu ketika transaksi ketika seorang direktur, komisaris, pemegang saham utama atau pihak terafiiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama mempunyai benturan kepentingan maka transaksi dimaksud harus terlebih dahulu harus disetujui oleh para pemegang saham independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS sebagaimana di atur dalam peraturan ini dan hal ini harus disampaikan dan ditegaskan melalui notaris. 50 1 Uraian mengenai transaksi sekurang-kurangnya; Sehingga salinan informasi yang telah disampaikan melalui Rapat Pemegang Saham harus disampaikan kepada Bapepam dan salinan informasi yang harus diungkapkan harus meliputi : a Kekayaan atau jasa yang bersangkutan; b Nilai transaksi yang bersangkutan; c Nama pihak-pihak yang mengadakan transaksi dan hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan dan d Sifat dari benturan kepentingan pihak-pihak yang bersangkutan dalam transaksi tersebut. 50 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.E1 angka 2 Transaksi Yang Mempunyai Benturan Kepentingan, Kep-32PM2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Kepentingan. Universitas Sumatera Utara 2 Ringkasan laporan independen yang ditunjuk; 3 Tanggal, waktu dan tempat diselenggarakannya rapat umum pemegang saham dan rapat pemegang saham selanjutnya yang direncanakan dan akan diselenggarakan jika korum kehadiran pemegang saham independen yang disyaratkan tidak diperoleh dalam rapat pertama pernyataan tentang persyaratan pemberian suara dalam rencana transaksi tersebut dan pemberian suara setuju yang disyaratkan dalam setiap rapat sesuai dengan peraturan ini; 4 Penjelasan pertimbangan dan alasan dilakukannya transaksi tersebut, dibandingkan dengan apabila dilakukan transaksi sejenis yang tidak mengandung benturan kepentingan; 5 Rencana perusahaan, data perusahaan dan informasi lain yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam angka 7 peraturan ini; 6 Pernyataan komisaris dan direktur yang menyatakan bahwa semua informasi material telah diungkapkan dan informasi tersebut tidak menyesatkan dan 7 Ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen jika dianggap perlu oleh Bapepam. 51 Transaksi material yang mengenai perubahan kegiatan usaha utama atau pengambilalihan perusahaan terbuka terdapat benturan kepentingan, maka perusahaan tersebut disamping harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam angka 6 Peraturan ini juga harus memenuhi keterbukaan informasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.E.2. tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama atau Peraturan Nomor IX.H.I tentang 51 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.E1 angka 6 Transaksi Yang Mempunyai Benturan Kepentingan, Kep-32PM2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Kepentingan. Universitas Sumatera Utara Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. 52 Sehingga dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang pasar modal, Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini termaksuk kepada pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut dan dapat dilakukan penghapusan paksa forced delisting karena telah melanggar peraturan dan dapat diberikan sanksi oleh badan pengawas pasar modal atau Bapepam melalui Bursa Efek Indonesia. 53 d. Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-04PM2002 Peraturan No.IX.F.I tentang Penawaran Tender. Penawaran tender yang merupakan penawaran yang dilakukan melalui media massa untuk memperoleh efek yang bersifat ekuitas dengan cara pembelian atau pertukaran efek dengan efek lainnya. 54 52 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.E1 angka 7 Transaksi Yang Mempunyai Benturan Kepentingan, Kep-32PM2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Kepentingan. 53 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.E1 angka 13 Transaksi Yang Mempunyai Benturan Kepentingan, Kep-32PM2000 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Kepentingan. 54 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.F1 angka 1 huruf d Penawaran Tender, Kep- 04PM2002 tentang Penawaran Tender. Dan jika direksi atau komisaris dari perusahaan sasaran mengetahui atau mempunyai alasan yang cukup bahwa informasi yang dimuat dalam pernyataan penawaran tender tidak benar atau mengandung informasi yang menyesatkan, maka perusahaan sasaran yang bersangkutan wajib membuat pernyataan mengadung informasi yang sebagaimana disyaratkan oleh peraturan IX.F.3. Pernyataan yang dimaksud wajib diumumkam dalam sekurang-kurangnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia, salah satu di antaranya mempunyai peredaran nasional, selambat-lambatnya 15 lima Universitas Sumatera Utara belas hari sebelum berakhirnya penawaran tender. 55 e. Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-1 tentang Penghapusan Pencatatan Saham delisting dan Pencatatan Kembali relisting saham di Bursa. Dan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan ini dikanakan sanksi berdasarkan peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal dan memberikan kewenangan kepada Bapepam untuk Melakukan penghapusan paksa forced delisting. Ketentuan mengenai penghapusan pencatatan delisting adalah penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa sehingga efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di bursa. 56 Selain penghapusan secara sukarela voluntary delisting terdapat juga pengaturan mengenai penghapusan saham yang dilakukan oleh bursa yang dikenal dengan penghapusan paksa forced delisting yaitu ketika bursa menghapus pencatatan saham perusahaan tercatat sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Hal ini terjadi apabila perusahaan tercatat mengalami sekurang-kurangnya satu kondisi yaitu mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif, terhadap keberlangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap keberlangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka dan perusahaan tercatat tidak menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai. Selain itu saham juga dapat di Penghapusan ini secara umum dibagi menjadi dua bentuk penghapusan di dalam pasar modal. 55 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor IX.F1 angka 10 Penawaran Tender, Kep-04PM2002 tentang Penawaran Tender. 56 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor I-14 Defenisi Penghapusan Pencatatan delisting, Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308BEJ07-2004 tentang Penghapusan Pencatatan delisting dan Pencatatan Kembali relisting Saham di Bursa. Universitas Sumatera Utara hapus dari pasar modal oleh otoritas bursa ketika saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan tunai, hanya diperdagangkan di pasar negoisasi sekuarang-kurangnya selam 24 dua puluh empat bulan terakhir. 57 f. Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor III-G tentang Suspensi dan Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa. Peraturan bursa efek yang baru dikeluarkan pada tahun 2011 yang menggantikan peraturan tentang sanksi di pasar modal juga sekaligus menggantikan Peraturan tentang Pembekuan dan Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa. Dalam hal ini sanksi sebagaimana yang diatur dalam Peraturan III-F dapat berupa teguran tertulis, peringatan tertulis, denda sebanyak-banyaknya Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah; larangan sementara melakukan aktivitas perdagangan di bursa suspensi bagi anggota bursa efek; pencabutan persetujuan memperdagangkan efek tertentu; hingga pencabutan persetujuan keanggotaan bursa efek. 58 Lebih lanjut mengenai sanksi suspensi yang tertuang dalam peraturan ini dapat dilakukan oleh bursa dalam beberapa kondisi seperti Brokerage Office System tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana yang dtetapkan dalam peraturan tentang keanggotaan bursa kemudian tidak lagi mempunyai sarana dan prasarana perangkat remote trading anggota bursa efek, modal sendiri ekuitas negatif berdasarkan laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan atau laporan keuangan 57 Keputusan Bapepam Peraturan Nomor III.3 Delisting saham oleh bursa, Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308BEJ07-2004 tentang Penghapusan Pencatatan delisting dan Pencatatan Kembali relisting Saham di Bursa. 58 Peraturan Bursa Efek Nomor III-G tentang Suspensi dan Penghapusan Keanggotaan Bursa. Universitas Sumatera Utara triwulan, serta laporan keuangan auditan tahunan yang mendapat opini adverse atau disclaimer. 59 g. Surat Edaran Bursa Efek Indonesia Nomor SE-008BEJ08-2004 tentang Perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek suspensi Perusahaan Tercatat. 60 Dalam rangka menjamin terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien maka bursa dapat melakukan penghentian sementara perdagangan suspensi atau efek perusahaan tercatat yang terjadi ketika ; 61 1 Laporan keuangan auditan perusahaan tercatat memperoleh sebanyak 2 dua kali berturut-turut opini disclaimer tidak memberikan pendapat atau sebanyak 1 satu kali opini wajar adverse. 2 Perusahaan tercatat dimohonkan pailit oleh krediturnya atau secara sukarela mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU. 3 Perusahaan tidak melakukan keterbukaan informasi, dimana perusahaan tercatat memiliki keterangan penting yang relevanmengalami peristiwa penting yang menurut pertimbangan bursa secara material dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal sebagaimana yang diwajibkan oleh Peraturan Nomor I-E tentang kewajiban Penyampaian Informasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. 4 Terjadi kenaikanpenurunan harga yang signifikan danatau adanya pola transaksi yang tidak wajar atas perusahaan efek tercatat. Penghentian sementara perdagangan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memberikan 59 Mashud Toarik, BEI Terbitkan Lima Aturan Baru Keanggotaan Bursa,dikutip dari http:www.ulasanfinansial.wordpress.com diakses pada tanggal 23 Juli 2014. 61 Surat Edaran Nomor : SE-008BEJ082004 tentang Penghentian Sementara Perdagangan Efek Suspensi Perusahaan Tercatat. Universitas Sumatera Utara waktu yang menandai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang atas kewajaran harga saham tersebut berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya. Suspensi akan dibuka setelah pengumuman pencabutan suspensi diumumkan di bursa. Selain peraturan perundang-undangan diatas terdapat juga Peraturan Pemerintah yang menjadi landasan hukum pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal. Dalam hal ini memberikan kewenangan kepada badan pengawas pasar modal Bapepam untuk melakukan pemeriksaan yaitu serangkaian kegiataan mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lain yang dilakukan oleh pemeriksa untuk membuktikan dan atau tidak adanya pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di pasar modal. 62 Tujuan pemeriksaan ini dilakukan adalah untuk membuktikan ada atau tidaknya pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di pasar modal. 63 a. Adanya laporan, atas pemberitahuan atau pengaduan dari pihak tentang adanya pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; Pemeriksaan yang dilakukan ketika terdapat hal-hal sebagai berikut ; b. Tidak dipenuhinya kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak yang memperoleh perizinan, persetujuan atau pendaftaran Bapepam atau pihak lain yang dipersyaratkan untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam; atau 62 Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal. 63 Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara c. Terdapatnya petunjuk tentang terjadinya pelanggaran atas peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal. 64 Pemeriksaan yang dilakukan ini agar kegiatan di bidang pasar modal dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien serta agar masyarakat pemodal dapat terlindungi dari praktik yang merugikan dan tidak sejalan dengan ketentuan perundang- undangan di bidang pasar modal.Bapepam mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal. 65 Selain peraturan di atas dapat dilihat ketika Indonesia yang pada awalnya menerapkan sistem pengawasan terhadap sektor jasa keuangan dilakukan oleh beberapa institusi, berubah menjadi sistem pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan oleh satu institusi, yaitu Otoritas Jasa Keuangan OJK.OJK yang terbentuk dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku sejak tanggal 22 November 2011. Sehingga terjadi pengalihan wewenang yang selama ini berada pada lembaga badan pengawas pasar modal kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK yang juga menjadi dasar hukum yang memberlakukan adanya proses penghapusan paksa forced delisting. Sehinggan peraturan pemerintah ini juga menjadi landasan hukum dari badan pengawas pasar modal untuk melakukan penghapusan paksa forced delisting. 66 64 Pasal 2 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal. 65 Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal. 66 Bismar Nasution, Sosialisasi Kepada Otoritas Jasa Keuangan Peralihan Fungsi Pengawasan Industri Keuangan, Ruang Balai Citra Convention Hall Tiara Medan, Jumat 29 November 2013. Universitas Sumatera Utara Didalam pembentukan OJK merupakan bentuk atau model “single-regulator supervision” dimana control atas sektor keuangan diserahkan pada satu otoritas tunggal yang terpisah dari bank sentral. Otoritas jasa keuangan ini bertanggung jawab atas semua pasar dan intermediaries financial, dan mengemban tugas untuk mewujudkan semua sasaran regulasi stabilitas,tranparansi dan perlindungan investor. 67 a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; Mengikuti trend yang serupa diberbagai negara, OJK dibentuk dan dilandasi oleh prinsip-prinsip tata kelola governance yang baik. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menentukan, bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan ; b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil dan c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. 68 Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka OJK memiliki kewenangan regulasi dan supervisi atas pasar modal, perbankan dan aktivitas keuangan non-bank. Bank Indonesia akan memfokuskan pada macro prudential regulation, kebijakan moneter, sistem pembayaran dan foreign exchange. 69 67 Ibid hal 2. 68 Ibid hal 3. 69 Ibid hal 3. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menentukan bahwa OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan dalam di dalam sektor jasa keuangan. Selanjutnya pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menentukan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan Universitas Sumatera Utara pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal dan kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiyaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. 70

B. Sejarah Penghapusan Paksa Forced Delisting