Alasan-Alasan Terjadinya Penghapusan Paksa Forced Delisting

12. PT.Anta Express Tour and Travel Sevice Tbk. ANTA 13. PT.Alfa Retalindo Tbk. ALFA 14. PT.Katarina Utama Tbk. RINA 15. PT.Suryainti Permata Tbk. SIIP 16. PT.Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM 17. PT.Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. SAIP 18. PT.Indo Setu Bara Resources Tbk. CPDW 19. PT.Amsteloco Indonesia Tbk. INCF 20. PT.Panasia Filamen Inti Tbk. PAFI 21. PT.Panca Wirasakti Tbk. PWSI Secara umum dimulai dari pasar modal yang ada dimulai pada awal kemerdekaan Indonesia maka perusahaan publik terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI per tanggal 08 April 2014 sebanyak 492 perusahaan yang tercatat yang dibagi menjadi 4 bidang perusahaan ; 86 1. Perusahaan Bidang Pertanian ; 2. Perusahaan Bidang Pertambangan ; 3. Perusahaan Bidang Keuangan dan 4. Perusahaan Bidang Lainnya.

C. Alasan-Alasan Terjadinya Penghapusan Paksa Forced Delisting

Fenomena penghapusan paksa forced delisting yang terjadi di pasar modal merupakan keharusan yang terjadi di pasar modal dalam rangka menciptakan pasar 86 Dikutip dari http:www.id.m.wikipedia.orgwiki , Daftar Perusahaan Yang Tercatat Di Di Bursa Efek Indonesia” diakses terakhir 25 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara modal yang harus memenuhi prinsip keterbukaan.Pentingnya prinsip keterbukaan dalam pasar modal, juga telah ditekankan oleh hasil studi International Federation of Stock Exchanges FIBV pada tahun 1998.Disebutkan bahwa dalam rangka menuju milenium ketiga orientasi pengembangan pasar modal dunia adalah menciptakan pasar modal- pasar modal yang likuid dan efisien. Untuk mewujudkan kondisi yang demikian, pasar modal dimana-mana cenderung meningkatkan hal-hal yang antara lain dengan keterbukaan. 87 Perkembangannya suatu pasar modal sangat bergantung pada kemampuan lembaga- lembaga yang ada di pasar modal untuk memberikan keamanan investasi dan kualitas pelayanan yang tinggi.Keamanan dan kualitas jasa yang tinggi diperlukan untuk menarik sumber daya domestik agar terlibat di pasar modal dan juga merupakan tuntutan dari investor internasional. Hasil riset International Organization of Securitiess Comission IOSCO mengungkapkan bahwa pasar modal yang mengembangkan sistem yang aman dan efisien terbukti lebih menarik bagi investor domestik maupun asing. 88 Secara mendasar menurut peraturan perundang-undangan yang dimuat dalam pasar modal khususnya Keputusan Diresksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep- 308BEJ07-2004 tentang Penghapusan Pencatatan Delisting dan Pencatatan Kembali Relisting Saham di Bursa terdapat dua alasan mendasar yang menyebabkan saham di delisting oleh otoritas bursa yaitu ; 89 1. Mengalami kondisi, atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara 87 Bismar,Op.cit. hal 22. 88 Bismar,Op.Cit. hal 23. 89 Peraturan III.3 Keputusan Direksi PT.Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-308BEJ072004 tentang Penghapusan Pencatatan Kembali Delisting dan Pencatatan Kembali Relisting di Bursa Saham. Universitas Sumatera Utara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai ; 2. Saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negoisasi sekurang-kurangnya selama 24 dua puluh empat bulan terakhir. Secara umum dalam lalu lintas perdagangan saham di pasar modal terdapat juga alasan-alasan yang membuat otoritas bursa untuk menghapus secara paksa perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal seperti yang masalah yang menimpa PT.Central Proteinaprima Tbk. CPRO yang sedang terbelit ancaman gagal bayar default atas obligasi yang diterbitkan anak usahanya yaitu Blue Ocean Resources Pte Ltd. BOR senilai US 325 juta. 90 Terdapat juga alasan seperti menurut Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia AEI Airlangga Hartanto alasan penghapusan paksa forced delisting juga dapat dilakukan jika perusahaan tercatat di BEI membahayakan pemegang saham minoritas maka otoritas pasar modal harus segera mengambil tindakan. Hal ini menimpa pada perusahaan seperti PT. Davomas Tbk. DAVO dan PT.Katarina Utama RINA.Sejalan dengan hal ini Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hosen menambahkan bahwa kedua perusahaan ini tidak menunjukkan going concern di pasar modal. Sehingga masalah hutang juga merupakan permasalahan yang lazim menjadi alasan dilakukannya penghapusanpaksa forced delisting di pasar modal. 91 90 Veri Nurhansyah Tragistina, “Emiten Terancam Delisting, Ini Penyebab Emiten Harus Delisting Paksa”, dikutip dari http:www.investasi.kontan.co.idnews , diakses terakhir 25 Juli 2014. 91 Dikutip dari http:www.investor.co.idhome , “AEI Setuju Saham DAVO dan RINA dihapus”, diakses terakhir 25 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara Didalam prosesnya kedua emiten juga dinilai tidak memilki itikad baik dalam menjalankan usahanya sebagai perusahaan publik. PT.Davomas Tbk. DAVO bahkan sulit untuk dihubungi BEI untuk mengetahui kelanjutan perusahaan sedangkan seperti perusahaan PT.Katarina Utama Tbk. RINA bahkan perusahaan publik yang tidak jelas struktur pemegang sahamnya. Bahkan sebelumnya terdapat masalah bahwa dugaan manajemen yang seluruh ekspatriat asal Malaysia menyelewengkan perolehan dana IPO, penggelembungan aset serta manipulasi laporan keuangan auditan pada tahun 2009 yaitu ketika dilakukan IPO mendapat perolehan dana sebesar Rp.33,6 Miliar dan manajemen perusahaan diduga menggelapkan sebesar Rp.29,6 Miliar. 92 Penyampaian informasi yang merupakan yang menjadi fakta material merupakan kewajiban mendasar yang harus dipenuhi oleh masing-masing emiten dan sekaligus menjadi dasar penilaian dari Otoritas Pasar Modal dalam mengambil keputusan untuk melakukan penghapusan paksa forced delisting. Ini merupakan menjadi hal yang merupakan pelaksanaan prinsip keterbukaan. Keterbukaan wajib terus berlangsung selama perusahaan go publik. Prinsip keterbukaan itu dilaksanakan melalui Hal ini juga menjadi alasan untuk melakukan penghapusan paksa oleh otoritas pasar modal. Secara mendasar kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal terhadap Bapepam untuk melakukan penghapusan paksa forced delisting merupakan terbatas pada peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya dan hal ini merupakan menjadi alasan utama dalam melakukan penghapusan paksa forced delisting. 92 Ibid. Universitas Sumatera Utara penyampaian laporan keuangan secara berkala, laporan mengenai fakta material yang baru, larangan insider trading dan laraangan manipulasi pasar merupakan hal yang menjadi hal-hal yang tidak dapat dilanggar oleh emiten. 93 Laporan keuangan secara berkala berkala penting bagi investor, mengingat laporan ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan lain-lain. Berdasarkan laporan-laporan tersebut dapat disusun evaluasi untuk cash flow yang akan datang dan selanjutnya membuat estimasi nilai saham. Laporan keuangan harus mengandung informasi yang akurat dan dapat diperkirakan predictability sehingga menjamin uang itu bergerak itu bergerak kepada mereka yang bisa menggunakannya lebih efektif. 94 Namun pelaksanaan laporan keuangan secara berkala di pasar modal Indonesia belum memadai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih banyak emiten yang terlambat dan belum menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam.Keterlambatan atas penyampaian laporan tersebut merupakan pelanggaran prinsip keterbukaan.Pelanggaran tersebut diancam dengan sanksi administratif yang dapat berujung pada penghapusan paksa di pasar modal. 95 Keterbukaan mengenai adanya fakta material baru merupakan bagian yang menjadi penilaian untuk otoritas pasar modal dalam melakukan penghapusan paksa forced delisting. Peristiwa- peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham harus segera dilaporkan paling lambat 2 dua hari kerja, peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham seperti kebakaran pemogokan, dan penutupan perusahaan. Seperti PT.Inti Indorayon Utama, ditutup karena pencemaran lingkungan hidup. 93 Bismar, Op.Cit. hal 152. 94 Ibid. hal 153. 95 Ibid. hal 153. Universitas Sumatera Utara Peristiwa-peristiwa lainnya berkenaan dengan tender offer, merjer atau peleburan consolidation dan akusisi merjer dan akusisi perusahaan merupakan topik yang penting dalam bisnis. 96 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal bahwa merjer dan akusisi harus diinformasikan kepada investor karena tindakan tersebut merupakan termasuk fakta material. Walaupun peraturan kewajiban prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia telah menentukan merjer sebagai informasi material namun dalam praktek peraturan tidak dapat menjelaskan apa yang menjadi ukuran atau standar merjer dikatakan sebagai informasi material dan hal ini tergantung dari bobot materaialitas informasi tersebut. 97 Bagian lain yang menjadi larangan yang tidak dapat dilakukan oleh emiten di pasar modal yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu mengenai larangan melakukan insider trading. Insider trading bertentangan dengan prinsip keterbukaan, karena yang bersangkutan membeli atau menjual saham berdasarkan informasi dari “orang dalam” yang tidak publik sifatnya. Tindakan tersebut merugikan pihak lain yang tidak menerima informasi yang sama pada waktu yang sama, sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dipegangnya. PT Argo Pantes merupakan peristiwa insider trading pertama yang terjadi di Indonesia. 98 Pelanggaran dalam insider tradingsecara khusus dimuat dalam Pasal 95, 96 dan Pasal 97 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang memuat tentang para pihak yang merupakan insider trading dan Pasal 98 dan Pasal 99 96 Ibid.hal 157. 97 Ibid.hal 158. 98 Ibid.hal 159. Universitas Sumatera Utara yangmemuat kewenangan Bapepam untuk menetapkan transaksi efek yang dilarang sehingga hal ini menjadikan ketika terjadinya insider trading menjadi alasan untuk melakukan penghapusan paksa di pasar modal. Peristiwa yang sering terjadi di dalam pasar modal yang sangat memerlukan pengawasan dalam kegiatan pasar modal yaitu terdapatnya manipulasi pasar.Peristiwa ini merupakan praktek manipulasi pasar yang ditujukan pada distorsi terhadap kekuatan bebas atas persediaan dan permintaan supply and demand.Pada umumnya, setiap manipulasi menggunakan restriksi artifisial pada “floating supply of stock”, yang diikuti oleh beberapa faktor untuk merangsang publik pada permintaan saham dalam bentuk artifisial atau penciptaan penampilan palsu atas kegiatan perdagangan yang sebenarnya. 99 Rancana pertama dari praktek manipulasi adalah melakukan restriksi artifisial dalam persediaan saham dengan mengakuisisi saham secara substansial dalam controlled account. Kegiatan merangsang permintaan saham yang disengaja dengan pengendalian persediaan saham.Selanjutnya, melakukan penjualan atas persediaan saham.Selanjutnya, melakukan penjualan atas persediaan saham yang dibeli, sejalan dengan harga saham yang membumbung harga manipulasi. 100 99 Ibid.hal 169. 100 Ibid. hal 169. Di Indonesia, larangan manipulasi pasar diatur dalam Pasal 91 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa: “Setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya di penjelasan di Pasal 91 tersebut menyatakan bahwa masyarakat pemodal sangat memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan penawaran beli efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam efek. Sehubungan dengan itu, ketentuan ini melarang adanya tindakan yang dapat menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek yang antara lain : 1. Melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan; atau 2. Melakukan penawaran jual atau beli efek pada harga efek tertentu, dimana pihak tersbut juga telah bersekongkol dengan pihak yang lain yang melakukan penawaran beli atau penawaran jual efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama. 101 Manipulasi yang dilakukan emiten merupakan salah satu bentuk pelanggaran dalam pasar modal yang dapat mengakibatkan emiten akan mendapatkan sanksi dari otoritas bursa saham yang dalam hal ini dapat melakukan penghapusan paksa forced delisting yang dapat dilakukan oleh otoritas bursa saham. Secara umum alasan yang dapat menyebabkan emiten dihapus secara paksa oleh otoritas bursa saham juga dapat dilakukan ketika perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham mengalami masalah kepailitan yang ditetapkan oleh pengadilan yang dapat menjadi masalah yang dapat mempengaruhi keuputusan investor dalam melakukan inve stasi di pasar modal. Permasalahan kepailitan yang dialami oleh perusahaan merupakan ketika terjadi sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang pengurusan dn pemberesannya 101 Ibid. hal 169. Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh curator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 102 Utang yang dilakukan oleh perusaahaan merupakan kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun tidak langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontijen, yang akan timbul karena perjanjian atau undang- undang dan wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapatkan pemenuhannya untuk dari harta kekayaan debitor. Secara umum masalah kepailtan ini berhubungan dengan utang yang dilakukan oleh perusahaan publik yang tidak dapat dihindari dan merupakan bagian kegiatan yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan. 103

D. Proses Terjadinya Penghapusan Paksa Forced Delisting