Sejarah Penghapusan Paksa Forced Delisting

pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal dan kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiyaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. 70

B. Sejarah Penghapusan Paksa Forced Delisting

Internasionalisasi pasar modal sejalan dengan kecenderungan arus globalisasi ekonomi yang membawa pasar modal satu negara terkait dengan pasar modal negara lain, sehingga pasar modal berbagai negara berlomba-lomba menjadi pasar modal yang efisien. Oleh karena itu diperlukan peraturan pasar modal yang comparable dalam global market.Pada dasarnya perkembangan teknologi, komunikasi dan mobilitas dana- dana telah memberikan kontribusi ekonomi yang saling tergantung dalam kerangka pasar internasional.Di pasar modal saat ini seringkali diperdagangkan surat-surat yang dikeluarkan oleh penerbit asing dan mungkin dioperasikan oleh pelaku-pelaku usaha yang mempunyai kepentingan asing langsung maupun tidak langsung, melakukan bisnis dengan orang-orang yang berada di luar yurisdiksi. Internasionalisasi pasar modal telah menstimulasi produk-produk saham baru berdasarkan saham-saham asing, yang bisa diperdagangkan secara cross boarder. Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Jakarta BEJ juga dapat diperoleh melalui New York Stock Exchange NYSE. 71 Pembaharuan Undang-Undang Pasar Modal merupakan kewajiban, maka peraturan pasar modal Amerika Serikat Securities Act 1933 dan Securities Act 1934 telah menjadi pusat perhatian, beberapa negara mengambil pola peraturan pasar modal Amerika Serikat dalam rangka menciptakan pasar yang efisien, khususnya mengenai pengaturan 70 Ibid hal 4. 71 Bismar,Op.cit, hal 3. Universitas Sumatera Utara prinsip keterbukaan, antara lain Brazil telah mengadopsi peraturan keterbukaan tersebut. Jepang juga telah melakukan perubahan peraturan pasar modalnya yang pada mulanya mengambil pola pengaturan pasar modal di Amerika. 72 Perkembangannya pasar modal di Indonesia tidak terlepas dari masa ketika pada masa abad ke 19 telah terdapat kegiatan jual-beli saham dan obligasi yang dimuat dalam buku Effectengids yang dikeluarkan Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, bahwa jual-beli efek telah berlangsung dari tahun 1880. Sejak tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia.Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke-empat setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. 73 Pada saat perdagangan pertama terdapat 13 anggota bursa yang efektif yaitu : 74 1. Fa.Dunlop Kolf ; 2. Fa.Gijselman Steu ; 3. Fa.Monod Co ; 4. Fa.Adree Witansi Co ; 5. Fa.A.W Deeleman; 6. Fa.H.Jul Joostensz ; 7. Fa.Jeanette Walen ; 8. Fa.Wiekert V.D Linden ; 9. Fa.Walbrink Co ; 10. Wieckert V.D. Linden ; 72 Ibid hal 4. 73 Dikutip dari http:www.bapepam.go.idoldprofilsejarah.htm .“Sejarah Pasar Modal” terakhir diakses tanggal 25 Juli 2014. 74 Ibid. Universitas Sumatera Utara 11. Fa.Vermeys Co ; 12. Fa.Cruyff dan 13. Fa.Gebroeders. Pada masa ini perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah ; 1. Fa.Dunlop Koff ; 2. Fa.Gijselman Steup ; 3. Fa.V.Van Velsen ; 4. Fa.Beaukker Cop dan 5. N.Koster Sedangkan di Semarang yaitu ; 1. Fa.Dunlop Koff ; 2. Fa.Gijselman Steup ; 3. Fa.Monad Co ; 4. Fa.Companien Co dan 5. Fa.P.H Soeters Co. Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda.Penutupan ketiga bursa efek tersebut menggangu likuiditas efek menyulitkan para pemilik efek dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan Universitas Sumatera Utara kerja.Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia.Dengan demikian dapat dikatakan pecahnya perang dunia II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di zaman Hindia Belanda. 75 Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952 Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para pialang efek. Pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-Undang No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa. Peristiwa ini menjadi awal ketika terjadinya penghapusan paksa yang dilakukan oleh lembaga pasar modal. 76 Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan Belanda dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650 . Hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat merosot tajam dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup kembali. 77 Baru pada orde baru kebijakan ekonomi tidak lagi melancarkan konfrontasi terhadap modal asing.Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar negeri guna pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Beberapa hal yang dilakukan adalah mengeluarkan Keputusan Presiden No.52 Tahun 1976 tentang Pendirian Pasar Modal, 75 Ibid. 76 Dikutip dari http:www.id.m.wikipedia.orgwikipasar_modal , “Pasar Modal” diakses terakhir 25 Juli 2014. 77 Ibid. Universitas Sumatera Utara membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal. 78 Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan- perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek. Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya dan PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ. 79 Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada awal periode awal 1987, gairah di pasar modal kembali meningkat.Deregulasi yang pada intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor.Kebijakan ini dikenal dengan kebijakan tiga paket yakni paket kebijaksanaan Desember 1987, paket kebijaksanaan Oktober 1988 dan paket kebijaksanaan Desember 1988. 80 Kemudian baru pada tahun 1990 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor:1548KMK.0131990 yang kemudian diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1199KMK.0101991. Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. 81 78 Ibid. 79 Ibid. 80 Ibid. 81 Ibid. Sehingga memberikan kewenangan kepada badan ini untuk melakukan pengaturan dalam lalu lintas pasar modal. Universitas Sumatera Utara Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda.Pasar modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek berkembang sangat pesat.Banyak perusahaan antri untuk dapat masuk bursa.Para investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatatnya listed di Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa. 82 Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini semakin menumbuhkan kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Kemudian dilengkapi dengan peraturan organik lainnya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. 83 Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand, Filipina, HongKong, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan dan Cina termasuk Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar.Hal ini memberikan guncangan terhadap pasar modal di Indonesia. Sehingga pada akhir 82 Ibid. 83 Ibid. Universitas Sumatera Utara tahun 2007 dan awal tahun 2008 Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia untuk melakukan efisiensi dan efektivitas pasar modal. Regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya kewenanangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas.Amanat yang diberikan dalam Undang-Undang Pasar Modal secara tegas menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan dan penyidikan jika terjadi kejahatan di pasar modal. 84 Banyak perusahaan yang telah dihapus oleh otoritas bursa dimulai dari tahun 2009 sampai dengan 2013 yaitu ; 85 1. PT.Singer Indonesia Tbk. SING 2. PT.Courts Indonesia Tbk. MACO 3. PT.Jasa Angkasa Semesta Tbk. JASS 4. PT.Sara Lee Body Care Indonesia PROD 5. PT.Tunas Arifin Tbk. TALF 6. PT.Bukaka Teknik Utama Tbk. BUKK 7. PT.Sekar Bumi Tbk. SKBM 8. PT.New Century Development Tbk. PTRA 9. PT.Infoasia Teknologi Global Tbk. IATG 10. PT.Aqua Golden Mississippi Tbk. AQUA 11. PT.Dynaplast Tbk. DYNA 84 Ibid. 85 Anisa Nurfitriani,”BEI Catat 20 Perusahaan Yang Di delisting Selama Periode 2009-2013” dikutip dari http:www.wartaekonomi.co.idberita19418bei-catat-20-perusahaan-yang -di-delisting- selama-periode-20092013.html diakses terakhir pada 25 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara 12. PT.Anta Express Tour and Travel Sevice Tbk. ANTA 13. PT.Alfa Retalindo Tbk. ALFA 14. PT.Katarina Utama Tbk. RINA 15. PT.Suryainti Permata Tbk. SIIP 16. PT.Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM 17. PT.Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas Tbk. SAIP 18. PT.Indo Setu Bara Resources Tbk. CPDW 19. PT.Amsteloco Indonesia Tbk. INCF 20. PT.Panasia Filamen Inti Tbk. PAFI 21. PT.Panca Wirasakti Tbk. PWSI Secara umum dimulai dari pasar modal yang ada dimulai pada awal kemerdekaan Indonesia maka perusahaan publik terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI per tanggal 08 April 2014 sebanyak 492 perusahaan yang tercatat yang dibagi menjadi 4 bidang perusahaan ; 86 1. Perusahaan Bidang Pertanian ; 2. Perusahaan Bidang Pertambangan ; 3. Perusahaan Bidang Keuangan dan 4. Perusahaan Bidang Lainnya.

C. Alasan-Alasan Terjadinya Penghapusan Paksa Forced Delisting