1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan pemilik perusahaan untuk melakukan penanggulangan cemaran udara yang dihasilkan selama proses
pengolahan dan dapat memperhatikan kesehatan pekerja dan lingkungan.
1.5.2 Bagi Pekerja
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari aktivitas pekerjaannya.
1.5.3 Bagi peneliti
Aplikasi teori dan keterampilan ilmu kesehatan masyarakat dan mengembangkan ilmu Kesehatan Lingkungan serta dapat dijadikan bahan acuan
untuk penelitian selanjutnya.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini tertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kapasitas vital paru pada pekerja pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon tahun 2015. Sasaran penelitian ini adalah pekerja yang
beraktivitas langsung dengan proses pengolahan batu split yang berada di wilayah tersebut dengan jumlah sampel sebanyak 24 orang.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner dan
lembar observasi untuk mengetahui data karakteristik pekerja. Alat-alat yang digunakan adalah spirometer untuk mengetahui kapasitas vital paru, alat
pengukur suhu dan kelembaban udara, yaitu thermohygrometer digital HTC-2 dari laboratorium HEN FKIK UIN Jakarta, alat pengukur debu yaitu
Environmental Particulate Air Monitor EPAM 5000 Primer dari laboratorium OHS FKIK UIN Jakarta.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitas Vital Paru
Paru-paru mempunyai fungsi untuk melakukan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari
jaringan, memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolisme dan hasil proses yang berupa karbon dioksida dapat dikeluarkan dari dalam tubuh Pearce,
2008. Kapasitas vital paru adalah total jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dengan kuat setelah inspirasi maksimum. Kapasitas vital paru
didapatkan dari penambahan tidak volume TV, volume cadangan inspirasi VCI dan volume cadangan ekspirasi. Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang setelah mengisi paru secara maksimum dan dikeluarkan sebanyak- banyaknya adalah 4.600 ml Tarwoto, 2009.
Pengukuran KVP dapat memberikan informasi yang berguna mengenai kekuatan otot-otot pernapasan dan aspek fungsi paru lainnya. Besarnya
penyimpangan atau penurunan nilai yang di dapat dari pemerikasaan dapat menentukan paru seseorang dalam keadaan normal atau tidak PDPI, 2013.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.25MENXII2008 Tentang Pedoman Diagnosis Dan Penilaian Cacat
Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja, penurunan kapasitas vital paru mengakibatkan: