hasil pemeriksaan spirometri, kuesioner dan lembar observasi sehingga apabila data belum lengkap dapat ditelusuri kembali kepada responden yang
bersangkutan. 2. Data Coding
Proses pengklasifikasian data melalui tahap coding sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data sehingga mempermudah proses pengolahan data
selanjutnya. Data yang akan di coding yaitu: a. Kapasitas vital paru: data responden yang memiliki kapasitas vital
paru yang tidak normal diberi kode 1 dan normal diberi kode 2. b. Kadar debu PM
1,0
: kadar debu yang tidak memenuhi syarat NAB 2 mgm
3
diberi kode 1 dan memenuhi syarat NAB ≤ 2 mgm
3
diberi kode 2.
c. Masa kerja: data repsponden yang 5 tahun diberi kode 1 dan ≤ 5
tahun diberi kode 2. d. Lama paparan: data responden yang 8 jam diberi kode
1 dan ≤ 8 jam diberi kode 2.
e. Penggunaan masker: data observasi pekerja yang tidak menggunakan masker diberi kode 1 dan menggunakan masker yang diberi kode
2. 3. Data Entry
Memasukkan data dari masing-masing responden yang sudah berbentuk kode pada tiap variabel ke software statistik yang digunakan untuk
selanjutnya dilakukan analisis data. 4. Data Cleaning
Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk melihat tidak adanya kesalahan atau ketidaklengkapan pada data sehingga data dapat di
olah dan di analisis.
4.7 Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variabel. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kapasitas vital paru, sedangkan
variabel independen pada penelitian ini adalah adalah lama paparan, masa kerja, suhu udara, kelembaban udara, penggunaan masker, kadar debu PM
1,0
dan PM
2,5.
2. Analisis Bivariat Digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen dalam penelitian. Analisis bivariat ini menggunakan uji chi square. Uji chi square digunakan untuk melihat hubungan antara kadar debu
PM
1,0
, masa kerja, lama paparan dan penggunaan masker dengan kapasitas vital paru. Jika nilai p0,05 maka dinyatakan terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel tersebut.
55
BAB V HASIL
5.1 Gambaran Umum PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon
PT. Indonesia Putra Pratama didirikan tanggal 9 November 2005 berdasarkan akte notaris Sumpayo, SH dan telah diratifikasi oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor C-006682HT.01.01 tahun 2006. Sebagai aktivator dan kontributor dalam membangun infrastruktur dan ekonomi Indonesia,
PT. IPP fokus kepada penambangan batu andesit kelas C dan memiliki izin usaha pertambangan IUP nomor 540Kep.28IUPBPTPM2012 dengan lokasi
pertambangan di Desa Margasari, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Bojonegoro-Cilegon, Provinsi Banten.
Kebutuhan akan batu split yang semakin meningkat sebagai bahan baku pembangunan seperti pembangunan pelabuhan, bandara, gedung, rumah, kantor,
jalan dan lainnya mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi hingga 1.000.000 m
3
baru split per tahun dengan memperhatikan kualitas batu sesuai dengan standar kualitas nasional yang telah ditetapkan. Lokasi pertambangan di
Desa Margasari, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Bojonegoro-Cilegon, Provinsi Banten dengan luas sekitar 152 hektar.
5.1.1 Visi dan Misi PT. Indonesia Putra Pratama
1. Visi Membangun dan mewujudkan infrastuktur dan fasilitas yang berguna
untuk bangsa dan negara. Realizing and development useful facilities and intrastructure for nation and state.
2. Misi