saluran pernafasan. Debu yang terhirup dalam konsentrasi dan jangka waktu yang cukup lama akan membahayakan. Akibat penghirupan debu, yang langsung
dirasakan adalah sesak, bersin, dan batuk karena adanya gangguan pada saluran pernapasan. Paparan debu untuk beberapa tahun pada kadar yang rendah tetapi
diatas batas limit paparan menunjukkan efek toksik yang jelas. Tetapi hal ini tergantung pada pertahanan tubuh dari masing-masing pekerja Sirait, 2010.
Khumaidah 2009 menjelaskan bahwa masa kerja mempunyai kecenderungan sebagai faktor risiko terjadinya penurunan kapasitas vital paru seperti obstruksi
saluran pernapasan pada pekerja industri yang berdebu sejak mulai mempunyai masa kerja 5 tahun.
2.5.2 Lama Paparan
Lama paparan adalah waktu yang dihabiskan seseorang berada dalam lingkungan kerja dalam waktu sehari Mengkidi, 2006. Lamanya seseorang
bekerja pada umumnya berkisar 6 – 8 jam dalam sehari, apabila waktu kerja
diperpanjang maka akan menimbulkan ketidakefisienan yang tinggi bahkan menimbulkan penyakit diakibatkan lamanya seseorang terpapar polutan seperti
debu yang berada di lingkungan kerja. Bila pekerja terpapar cukup lama oleh debu yang diatas NAB kemungkinan besar akan timbul gangguan saluran
pernapasan Suma’mur, 1996. Namun, menurut Harrington dan Gill 2003, penurunan kapasitas paru tidak hanya disebabkan oleh faktor pekerjaan maupun
lingkungan kerja, namun ada sejumlah faktor non-pekerjaan yang dapat menjadi faktor yang mempengaruhi, yaitu lain usia, kelamin, ukuran paru, ras, tinggi
badan, dan kebiasaan merokok.
Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Asna 2013, ditemukan bahwa adanya hubungan antara lama paparan dengan penurunan kapasitas vital paru.
Hal ini membuktikan bahwa lama paparan berpengaruh negatif bagi seseorang yang bekerja karena semakin lama terpapar, bahaya yang ditimbulkan oleh
tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan terutama saluran pernapasan. Mengkidi 2006 juga menjelaskan, lama paparan berkaitan dengan jumlah
jam kerja yang dihabiskan pekerja di area kerja. Semakin lama pekerja menghabiskan waktu untuk bekerja di area kerjanya, maka semakin lama pula
paparan debu di terimanya, sehingga untuk terjadinya gangguan fungsi paru juga akan lebih besar, tetapi hal itu juga tergantung dari konsentrasi debu yang
ada di area kerja dan mekanisme clearance dari masing-masing individu, kadar partikel debu dan kerentanan individu
2.5.3 Riwayat Penyakit
Guyton Hall dalam Anugrah 2014 menyatakan bahwa keadaan seperti tuberkulosis, emfisema, asma, kanker paru dan pleuritis fibrosa semuanya dapat
menurunkan kapasitas vital paru. Riwayat penyakit meliputi antara lain permulaan timbul gejala-gejala, gejala sewaktu penyakit dini, perkembangan
penyakit selanjutnya, hubungan dengan pekerjaan, dll Suma’mur, 1996.
2.5.4 Riwayat Pekerjaan
Riwayat kerja dapat digunakan untuk mengetahui adanya kemungkinan bahwa salah satu faktor di tempat kerja atau dalam pekerjaan dapat
mengakibatkan penyakit seperti adanya debu yang dihasilkan oleh penanganan, penghancuran, penggerin
daan, tumbukan cepat dan peledakan Suma’mur, 1996. Riwayat pekerjaan dapat menggambarkan apakah pekerja pernah terpapar
dengan pekerjaan berdebu, hobi, pekerjaan pertama, pekerjaan pada musim- musim tertentu, dll Ikhsan, 2002.
2.5.5 Penggunaan Masker
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan Suma’mur, 1996. Alat
pelindung diri APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tenaga kerja
dari bahaya di tempat kerja Nedved, 1991. Sebagai usaha terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja, APD haruslah enak dipakai, tidak mengganggu kerja
dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya Nedved, 1991. Pekerja yang aktivitas pekerjaannya banyak terpapar oleh partikel debu
memerlukan alat pelindung diri berupa masker untuk mereduksi jumlah partikel yang kemungkinan dapat terhirup. Pekerja yang taat menggunakan masker saat
bekerja akan meminimalkan jumlah paparan partikel yang dapat terhirup Budiono, 2007.
Suma’mur 1996 menjelaskan, penggunaan alat pelindung diri masker berkaitan dengan banyaknya partikulat yang tertimbun di dalam organ paru
akibat pencemaran yang dapat mengurangi kemampuan fungsi paru, dengan menggunakan alat pelindung diri masker maka dapat mencegah menumpuknya
partikulat pencemar dalam organ paru sehingga akan mengurangi terjadinya penurunan fungsi paru.
Adapun masker yang tepat bagi tenaga kerja yang berada pada lingkungan kerja dengan paparan debu berkonsentrasi tinggi adalah OSHA, 2007: