sejalan dengan Harrington dan Gill 2003, yang menjelaskan bahwa penurunan kapasitas paru tidak hanya disebabkan oleh faktor pekerjaan maupun lingkungan
kerja, namun ada sejumlah faktor non-pekerjaan yang dapat menjadi faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kebiasaan merokok.
6.6 Hubungan Penggunaan Masker Dan KVP Pada Pekerja Pengolahan
Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,
peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan Suma’mur, 1996. Alat
pelindung diri APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tenaga kerja dari bahaya
di tempat kerja Nedved, 1991. Pekerja yang aktivitas pekerjaannya banyak terpapar oleh partikel debu memerlukan alat pelindung diri berupa masker untuk
mereduksi jumlah partikel yang kemungkinan dapat terhirup. Pekerja yang taat menggunakan masker saat bekerja akan meminimalkan jumlah paparan partikel
yang dapat terhirup Budiono, 2007. Berdasarkan
analisis univariat
diketahui bahwa
pekerja yang
menggunakan masker lebih banyak jumlahnya 54,2 dibanding dengan pekerja yang tidak menggunakan masker 45,8. Berdasarkan analisis bivariat,
didapatkan nilai p sebesar 0,01 yaitu kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan masker dengan KVP.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2012 yang menyatakan bahwa adanya hubungan penggunaan masker dengan gangguan
fungsi paru KVP dibawah normal pada pekerja di PT. KS. Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyana 2012 pada
pekerja tambang batubara PT. Indominco Mandiri Kalimantan Timur yaitu adanya
hubungan penggunaan masker dengan gangguan fungsi paru KVP dibawah normal.
Menurut Suma’mur 1996, penggunaan alat pelindung diri masker berkaitan dengan banyaknya partikulat yang tertimbun di dalam organ paru akibat
pencemaran yang dapat mengurangi kemampuan fungsi paru, dengan menggunakan alat pelindung diri masker maka dapat mencegah menumpuknya
partikulat pencemar dalam organ paru sehingga akan mengurangi terjadinya penurunan fungsi paru.
Nedved 1991 menjelaskan bahwa APD haruslah enak dipakai, tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, masih banyaknya pekerja yang tidak menggunakan masker saat bekerja terjadi karena keengganan dari pekerja untuk
mengunakan masker meskipun sudah diimbau oleh perusahaan untuk menggunakan masker saat berada di lingkungan kerja. Selain itu, menurut pekerja
masker yang disediakan kurang nyaman untuk dipakai dan mengganggu komunikasi antar pekerja. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan melakukan
pengawasan terhadap pekerja mengenai penggunaan masker selama bekerja. Berdasarkan teori, APD harus diperiksa, dibersihkan dan dirawat oleh
pekerja secara berkala sehingga dapat dibuang, diganti dan atau didekontaminasi jika dianggap perlu. Elemen dasar dari setiap program manajemen untuk APD
harus di evaluasi secara mendalam mengenai peralatan yang dibutuhkan untuk melindungi pekerja terhadap bahaya di tempat kerja. Evaluasi harus digunakan
untuk menetapkan prosedur operasi standar untuk personil, kemudian melatih pekerja pada keterbatasan pelindung dari APD, dan pada penggunaan dan
pemeliharaan yang tepat. Menggunakan APD membutuhkan kesadaran bahaya dan pelatihan pada bagian pengguna. Pekerja harus menyadari bahwa peralatan
tidak menghilangkan bahaya. Jika peralatan gagal, paparan akan terjadi. Untuk mengurangi kemungkinan kegagalan, peralatan harus dipasang dengan benar dan
dipelihara dalam kondisi bersih dan berguna OSHA, 2015. Untuk melakukan kegiatan pengawasan inspeksi, penggantian, dll
diperlukan seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut. PT. Indonesia Putra Pratama belum mempunyai pekerja yang bertugas untuk mengawasi penggunaan
APD terutama masker. Maka dari itu, perusahaan perlu menunjuk pekerja sebagai penanggung jawab atau pengawas terhadap penggunaan masker dan APD lainnya
dengan sebelumnya memberikan pelatihan mengenai penggunaan dan pemeliharaan yang baik dan benar sehingga masker atau APD lainnya digunakan
dengan tepat dan meminimalisir pekerja dari bahaya kerja. Pada penelitian ini, peneliti tidak meneliti tentang kesesuaian jenis masker
yang digunakan pekerja saat berada di lingkungan kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesesuaian jenis masker yang
digunakan di lingkungan kerja karena bisa jadi efektifitas masker sangat berpengaruh terhadap jenis masker yang digunakan.
86
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pekerja pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1. Gambaran KVP pada pekerja pengolahan batu split PT. Indonesia Putra
Pratama Cilegon tahun 2015 yang memiliki KVP tidak normal sebanyak 5 pekerja 20,8 dan 19 pekerja 79,2 memiliki KVP normal.
2. Gambaran kadar debu PM
1,0
pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon tahun 2015 yang tidak memenuhi NAB
sebanyak 17 pekerja 70,8 dan 7 pekerja 29,2 memenuhi NAB. 3. Gambaran kadar debu PM
2,5
pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon tahun 2015 memiliki rata-rata sebesar 2,53
mgm
3
dengan nilai terendah sebesar 2,42 mgm
3
dan nilai tertinggi sebesar 2,65 mgm
3
. 4. Gambaran suhu udara pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra
Pratama Cilegon tahun 2015 memiliki nilai terendah sebesar 34,3
o
C dan nilai tertinggi sebesar 36,3
o
C. 5. Gambaran kelembaban udara pada proses pengolahan batu split PT.
Indonesia Putra Pratama Cilegon tahun 2015 memiliki nilai terendah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 60.