Gambaran Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra

kategori plain water sprays yaitu dengan menggunakan air untuk membasahi bahan yang dapat menghasilkan debu sehingga bahan tersebut cenderung tidak menghasilkan debu. Batu pada proses pemecahan dibasahi menggunakan air untuk meminimalisir debu yang dihasilkan. Penyiraman ini dilakukan pada proses pemecahan batu, baik pemecahan primer dan sekunder, yang berlangsung selama proses pemecahan berjalan. Berdasarkan penuturan pekerja dilapangan, penyiraman yang dilakukan cukup efektif untuk meminimaliris debu yang ada dibandingkan ketika tidak dilakukan penyiraman. Hal ini dikaitkan dengan berkurangnya keluhan batuk dan sesak napas yang dialami pekerja saat dilakukannya penyiraman dibandingkan dengan tidak dilakukannya penyiraman. Gambar 5.1 Penyiraman Pada Proses Pemecahan Batu Namun, dari hasil pengamatan diketahui bahwa penyiraman yang dilakukan belum optimal dikarenakan tidak adanya nozzle pada ujung selang yang digunakan untuk penyiraman. Nozzle sangat penting pada sistem penyiraman. Nozzle yang biasa digunakan pada wet dust suppression systems adalah flat-spray nozzles karena dapat menghasilkan butiran air lebih besar sehingga penyiraman lebih optimal. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk menggunakan nozzle pada ujung selang yang digunakan untuk melakukan penyiraman sehingga penyiraman lebih optimal dan dapat lebih meminimalisir debu yang dihasilkan. Gambar 5.2 Gambar 5.3 flat-spray nozzles wet dust suppression systems Sumber: www.osha.gov Sumber: www.osha.gov

5.2 Analisis Univariat

5.2.1 Gambaran Kapasitas Vital Paru KVP Pada Pekerja Pengolahan

Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Kapasitas vital paru pada pekerja dalam penelitian ini diketahui melalui hasil pengukuran spirometri dari Laboratorium Biomed Cilegon. Berikut ini adalah gambaran pengukuran kapasitas vital paru pekerja PT. Indonesia Putra Pratama: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Kapasitas Vital Paru Jumlah Presentase Tidak normal 5 20,8 Normal 19 79,2 Total 24 100 Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh hasil distribusi kapasitas vital paru dari 24 pekerja pengolahan batu split yang memiliki KVP tidak normal sebanyak 5 pekerja 20,8.

5.2.2 Gambaran Kadar Debu PM

1,0 Pada Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Kadar debu PM 1,0 diperoleh dari pengukuran yang dilakukan di area pengolahan batu split. Area pengolahan terdiri dari tiga tempat, yaitu plant 1, plant 2 dan plant 3. Pengukuran kadar debu PM 1,0 dilakukan selama 45 menit dengan menggunakan interval waktu, yaitu siang 10.00-14.00, sore 14.00- 18.00 dan malam 18.00-22.00. Berikut ini adalah gambaran kadar debu PM 1,0 pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama: Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kadar Debu PM 1,0 Pada Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Thaun 2015 Kadar Debu PM 1,0 Jumlah Presentase Tidak memenuhi syarat NAB 2 mgm 3 17 70,8 Memenuhi syarat NAB ≤ 2 mgm 3 7 29,2 24 100 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa 17 pekerja 70,8 dari 24 pekerja pengolahan batu split berada pada lingkungan kerja dengan kadar debu yang tidak memenuhi NAB.

5.2.3 Gambaran Kadar Debu PM

2,5 Pada Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Kadar debu PM 2,5 diperoleh dari pengukuran yang dilakukan di area pengolahan batu split. Area pengolahan terdiri dari tiga tempat, yaitu plant 1, plant 2 dan plant 3. Pengukuran kadar debu PM 1,0 dilakukan selama 45 menit dengan menggunakan interval waktu, yaitu siang 10.00-14.00, sore 14.00- 18.00 dan malam 18.00-22.00. Berikut ini adalah gambaran kadar debu PM 2,5 pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama: Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kadar Debu PM 2,5 Pada Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Thaun 2015 Area pengolahan Kadar debu PM 2,5 mgm 3 Jumlah Pekerja Persentase Plant 1 2,76 9 37,5 Plant 2 2,67 7 29,2 Plant 3 2,16 8 33,3 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa kadar debu PM 2,5 yang ada di plant 1, 2 dan 3 sudah melebihi syarat NAB sehingga berisiko untuk menurunkan kapasitas vital paru. Kadar debu PM 2,5 yang paling tinggi berada pada plant 1 dan pekerja yang terpapar debu paling banyak juga berada pada plant 1. Pengukuran kadar debu PM 2,5 menunjukkan hasil yang homogen sehingga variabel kelembaban udara tidak dapat di analisis lebih lanjut.

5.2.4 Gambaran Suhu Udara Pada Proses Pengolahan Batu Split PT.

Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Suhu udara diperoleh dari pengukuran yang dilakukan di area pengolahan batu split dengan menggunakan alat thermohygrometer. Berikut ini adalah gambaran suhu udara pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama: Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Suhu Udara Pada Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Thaun 2015 Area pengolahan Suhu Udara o C Jumlah Pekerja Persentase Plant 1 36,3 9 37,5 Plant 2 34,3 7 29,2 Plant 3 34,7 8 33,3 Tabel 5.5 menunjukkan bahwa suhu udara di plant 1, 2 dan 3 sudah melebihi syarat kesehatan yang ditentukan sehingga berisiko menurunkan kapasitas vital paru. suhu udara paling tinggi berada pada plant 1 dan pekerja paling banyak terpapar suhu tinggi juga berada di plant 1. Pengukuran suhu udara menunjukkan hasil yang homogen sehingga variabel kelembaban udara tidak dapat di analisis lebih lanjut.

5.2.5 Gambaran Kelembaban Udara Pada Proses Pengolahan Batu Split

PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Kelembaban udara diperoleh dari pengukuran yang dilakukan di area pengolahan batu split dengan menggunakan alat thermohygrometer. Berikut ini adalah gambaran kelembaban udara pada proses pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama: Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kelembaban Udara Pada Proses Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Thaun 2015 Area pengolahan Kelembaban Udara Jumlah Pekerja Persentase Plant 1 57 9 37,5 Plant 2 55 7 29,2 Plant 3 60 8 33,3 Tabel 5.6 menunjukkan bahwa kelembaban udara pada plant 1, 2 dan 3 relatif rendah sehingga tidak berisiko untuk menurunkan kapasitas vital paru. Pengukuran kelembaban udara menunjukkan hasil yang homogen sehingga variabel kelembaban udara tidak dapat di analisis lebih lanjut.

5.2.6 Gambaran Masa Kerja Pada Pekerja Pengolahan Batu Split PT.

Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015 Masa kerja pada pekerja pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon tahun 2015 dikategorikan menjadi lebih dari 5 tahun dan kurang dari 5 tahun. Berikut ini adalah gambaran masa kerja pada pekerja pekerja pengolahan batu split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon tahun 2015: